KERANGKA ACUAN Bisnis Syariah dan Implementasinya di Indonesia
Deskripsi Dinamika roda ekonomi yang didominasi oleh kapitalisme dan liberalisme sudah menjadi bagian integral dari perkembangan ekonomi Indonesia dan dunia. Meskipun begitu, ada fenomena anti klimaks yang menarik dimana praktek-praktek ekonomi yang berlandasakan aspek spiritual berkembang pesat di belahan dunia bagian Timur. Praktek bisnis model ini tak dapat dipungkiri mulai dilirik secara masif oleh dunia Barat. Hal ini ditandai dengan semakin berkembanganya praktek-praktek bisnis syariah baik di Timur maupun Barat yang menganut aspek spiritual dalam melakukan praktek bisnisnya. Di Indonesia sendiri, perbankan syariah muncul diawal dekade 90-an dan kini mulai menjadi trend setter bagi dunia perbankan dan bisnis di Indonesia. Hampir semua bank-bank besar memiliki unit usaha syariah sebagai langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan pasar yang mulai menggandrungi produk berlandaskan syariah. Perkembangan ini diikuti pula oleh entitas finansial maupun non-finansial lainnya seperti asuransi dan reasuransi syariah, gadai syariah, pasar modal syariah, perhotelan, butik, swalayan dan sebagainya. Kita patut mensyukuri perkembangan pesat bisnis syariah di Indonesia, khususnya perbankan syariah, yang berdasarkan data Bank Indonesia (BI), pertumbuhan rata-rata perbankan syariah dalam lima tahun terakhir adalah sebesar 40,2% per tahun, lebih tinggi dibanding bank konvensional yang 16,7% per tahun. Bahkan untuk tahun 2012 ini aset bank syariah mencapai Rp. 148,537 triliun, dengan jumlah nasabah 10 juta orang. Namun di sisi lain, seringkali perusahaan mengklaim dirinya sebagai perusahaan syariah, walaupun belum 100% mengikuti syariah dan/atau belum 100% melakukan pencatatan akunting secara syariah, dengan tujuan untuk mendapatkan market share yang menguntungkan dari mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam. Lepas dari variasi produk syariah yang tidak lebih dari sekedar “berganti nama” dari konvensional menjadi syariah, penyelewengan di bisnis syariah lainnya terjadi karena pengetahuan sumber daya manusia yang minim akan pengetahuan syariah.
Secara konsep, unsur-unsur yang menyebabkan suatu bisnis menjadi tidak syariah adalah apabila didalamnya terdapat unsur Gharar (berisiko tinggi), Maysir (judi) dan Riba. Sebagai sebuah model bisnis yang sedang berkembang, bisnis syariah pun harus memiliki konsep bisnis yang sesuai dengan nilai-nilai dasar syariah yaitu Jujur, Adil, Amanah, dan Ihsan (pelayanan prima). Dimana nilai-nilai dasar syariah ini diturunkan menjadi asas Good Corporate Governance bisnis syariah yang sejalan dengan asas Good Corporate Governance yang berlaku umum dalam dunia usaha yaitu TARIF: Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi serta Kewajaran/Kesetaraan (fairness). Melanjuti peluncuran Pedoman Umum Good Governance Bisnis Syariah oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) pada tahun 2011, kajian Ramadhan kali ini bertujuan untuk membahas secara komprehensif mengenai prinsip dasar bisnis berbasis syariah dan implementasinya di Indonesia yang tidak hanya selayaknya sesuai dengan prinsip syariah, tetapi juga Pedoman Good Governance Bisnis Syariah (GGBS) di Indonesia.
Tujuan 1. Menelaah prinsip dan konsep dasar bisnis syariah 2. Mengkaji bisnis dalam perspektif syariah dan konvensional 3. Mengkaji penerapan bisnis syariah sebagai bagian dari clean and good corporate governance (Bisnis syariah = good corporate governance)? 4. Sharing implementasi dan tantangan praktik bisnis syariah dan penerapan good corporate governance bisnis syariah 5. Mempererat tali silaturahim antar anggota LKDI dan masyarakat dunia usaha pada umumnya
Sesi
Materi Pembahasan
Pembukaan dan Pengarahan
Sub-bahasan
Perkembangan dan prospek
Metode
Pemaparan Materi
bisnis syariah di Indonesia
Prinsip dan Konsep Bisnis Syariah
Muliaman D. Hadad (Dewan Gubernur Bank
Implementasi bisnis syariah,
1.
Pembicara
Indonesia, Ketua
khususnya perbankan syariah,
Masyarakat Ekonomi
di Indonesia
Syariah (MES)
Prinsip dan konsep bisnis syariah Perbedaan dasar bisnis syariah dan bisnis konvensional Etika dan pedoman perilaku bisnis syariah Organ dan kepemilikan entitas bisnis syariah Analisa umum pelaksanaan dan penyelewengan bisnis syariah (sektor finansial dan
Pemaparan materi
Muhammad Syafii Antonio (Komite Ahli Pengembangan Perbankan Syariah Bank Indonesia)
non-finansial) Klaim: Perusahaan berbasis syariah vs. syarat utama bisnis syariah yang harus dipenuhi
2.
Good Corporate Governance Bisnis Syariah
Prinsip dan asas Good
Pemaparan materi
Corporate Governance bisnis
Binhadi (Ketua penyusun
syariah
Pedoman Good
Good Corporate Governace
Governance Bisnis
bisnis syariah dan
Syariah, Anggota
konvensional
KNKG, Anggota Badan Pengawas LKDI)
Transparansi dan etika bisnis syariah Pedoman Umum Good Corporate Governance bisnis syariah
3.
Implementasi Bisnis Syariah di Praktik implementasi bisnis Indonesia
Diskusi Panel
Yuslam Fauzi
syariah: manajemen,
(Direktur Utama Bank
pencatatan keuangan, organ
Syariah Mandiri, Ketua
dan kepemilikan entitas
Asosiasi Bank Syariah
Tantangan dan peluang bisnis syariah: kultur perusahaan, kemampuan sumber daya manusia, paradigma masyarakat, dan komponen pendukung lainnya Fokus pengembangan bisnis syariah ke depan
Indonesia - Asbisindo) Michael Tjoajadi (Direktur Utama PT. Schroders Investment Management Indonesia) Riyanto Sofyan (Komisaris Utama PT. Sofyan Hotels Tbk., Pemilik Hotel Sofyan)
Kesimpulan Moderator
Adiwarman A. Karim
Penutupan
Irwan Habsjah (Ketua LKDI)
Moderator: Adiwarman A. Karim, Wakil Ketua Dewan Komite Kerja Pasar Modal Syariah & Ketua II Islam Keuangan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN)