KERAJAAN SUNDA
Ketua Tim Peneliti: Prof.Dr. Hj. Nina Herlina Lubis, M.S. (sejarawan) Anggota: Etty Saringendianty, Dra., M.Hum (arkeolog) DR. Undang Ahmad Darsa, M.Hum (filolog) Miftahul Falah, S.S., M.Hum (sejarawan) Budimansyah , S.T. (arsitek)
SAMBUTAN BUPATI PURWAKARTA
Sampurasun. Setiap manusia lahir, tumbuh dan berkembang menapakkan jejak sejarah yang memiliki konstribusi terhadap pembentukan peradaban kehidupan. Sunda merupakan wilayah, ruh dan jalan yang telah menorehkan laku lampah dalam tinta kehidupan peradaban Nusantara. Pemahaman sejarah tentang Sunda baik dilihat dari sisi ajaran atau keyakinan yang melahirkan pranata kehidupan sosial dalam sistem ketatanegaraan dari masa ke masa selama ini dipahami lebih banyak pada aspek yang bersifat mitologi yang cukup kuat mengakar dalam keyakinan generasinya. Siliwangi sebagai simbol keadiluhungan orang Sunda telah lahir membentuk sistem ajaran budaya politik dan budaya sosial dalam kehidupan masyarakat Sunda. Sedangkan sosok Siliwangi itu sendiri sampai saat ini masyarakat belum bisa mengidentifikasi secara faktual karena lemahnya penelitian yang dilakukan oleh elit Sunda itu sendiri. Semua kebutuhan dalam menapaki masa depan orang Sunda untuk melakukan kontemplasi tentang sejarah dan peradaban leluhur sehingga diharapkan mampu melakukan pencerahan terhadap tata pikir dan tata sikap bagi generasi muda untuk menorehkan sejarah baru dalam percaturan kebangsaan bahkan percaturan tata dunia baru. Penelitian yang didasarkan pada nilai-nilai objektivitas merupakan keharusan agar sejarah keSundaan menjadi nalar rasional yang bersifat akademik yang dapat dijadikan pedoman bagi tesis intelektual. Penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Nina Herlina Lubis, M.S. dan kawan-kawan dari Yayasan Masyarakat Sejarawan ii
Indonesia Cabang Jawa Barat bekerjasama dengan MGMP Sejarah Kabupaten Purwakarta adalah sebuah ikhtiar akademik menjelmakan sejarah peradaban Sunda
dalam
tekstualisasi
yang
bisa
dipertanggungjawabkan,
sehingga
memberikan kontribusi bagi khazanah tentang kejayaan Kerajaan Nusantara. Tekstualisasi sejarah akademik merupakan salah satu rujukan bagi kita sebagai orang Sunda untuk melakukan perenungan terhadap peradaban leluhur kita, baik yang mengalami keunggulan maupun yang mengalami kegagalan. Konsepsi akademik lahir dan berkembang dari khazanah intelektual yang merupakan tonggak pemikiran terstruktur yang sistem bekerjanya dibatasi oleh ruang gerak dan waktu. Sebagai makhluk yang memiliki kekayaan kita memiliki dimensi rasa yang merasakan seluruh energi pada masa lalu melalui kekuatan intuisi yang bersifat subjektif. Intuisi tentang sejarah keberadaban leluhur Sunda dapat juga kita rasakan melalui getaran batin yang kita miliki dengan upaya tirakat yang diajarkan oleh leluhur kita. Ruh keSundaan sebagai nilai dan sistem keyakinan akan tetap hidup dalam relung hati Sunda yang memiliki spirit untuk menghadirkan seluruh nilai itu dalam watak kekinian, sehingga ruh Pajajaran tetap ada dalam dinamika kehidupan orang Jawa Barat dan Banten pada saat ini. Menata kehidupan masa depan dengan menghilangkan jejak masa lalu adalah sebuah kesia-siaan karena kita akan menapaki sebuah masa bangkong dikongkorong kujang, ka cai mawa cameti. Seluruh kegundahan itu tercermin dalam sebuah lirik yang saya tulis dalam bahasa Sunda:
iii
Gandrung Lembur Panineungan Ki Belang Depa Nyérangkeun Incu Turun Muru Pulang Galunggung Kungsi Nangtukeun Naga Opat Puluh Rupa Séba Raga Séba Rasa…
Kanekes Kalakay Poé… Béwara Terah Ki Sunda Teu Karérét Teu Karampa Leungit Tinggaleun Bukuna Élmu Tangtu Teu Tinemu… Bagja Teu Pernah Karampa
Peuting Leungiteun Impian Beurang Dahan Ngarangrangan Nangtung Tunggul Teu Sirungan Ngampar Tangkal Teu Akaran Leungiteun Tujuh Tampian Suci Ilang Dangiang
Lamping Gawir Tumbal Éndah Ngahiang Nunda Kamelang
iv
Muru Alas Ngababakan Ngampar Lemah Sajajaran Suling Nalikeun Pépéling Kacapi Simpay Kawening
Sibungsu Manggih Canoli Tarawangsa Mawa Béja Sérén Taun Mendak Bulan Sancang Nyanding Kalarangan Gumuruh Lururung Tujuh Ajeg Lembur Pangauban
Kerinduan kita pada masa lalu, sesungguhnya harapan kita untuk membangun masa depan.
Cag. Salam Baktos, Kang Dedi Mulyadi
v
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’aalamiin. Puji syukur ke hadirat Illahi rabbi, bahwa pada akhirnya kami dapat menyelesaikan buku Sejarah Kerajaan Sunda ini, meskipun masih jauh dari sempurna. Sampai hari ini, penelitian tentang Kerajaan Sunda tetap dilakukan para pakar, baik sejarawan, arkeolog maupun filolog. Namun penelitian tersebut dilakukan secara fragmentaris berjalan sendiri-sendiri. Oleh karena itulah, kami mencoba melaksanakan penelitian gabungan yang bersifat mutidimensi, yaitu dari kaca mata ilmu sejarah, arkeologi, filologi, dan arsitektur. Peran arkeolog yaitu untuk membantu sejarawan dalam menganalisis temuan-temuan arkeologis terkait Kerajaan Sunda, filolog membantu sejarawan dalam membaca sumber-sumber sejarah terkait Kerajaan Sunda dalam bentuk naskah, dan arsitek membantu sejarawan dalam membuat pemetaan rekonstruksi lokasi-lokasi situs tinggalan Kerajaan Sunda. Membuat penulisan hasil penelitian tentang Kerajaan Sunda, tidaklah mudah, terutama karena terbatasnya sumber-sumber primer sehingga proses koroborasi, yaitu pendukungan satu data dengan data lain dari sumber-sumber sejarah yang tidak berkait kepentingan, tidak mudah dilakukan. Namun, dengan bantuan ilmu-ilmu arkeologi, filologi dan arsitektur, kami berusaha melakukan rekonstruksi imaginatif historis. Metode sejarah kritis yang kami pergunakan memaksa kami hanya memilih sumber-sumber yang memiliki kredibilitas tinggi sehingga naskah-naskah yang meski memiliki kelengkapan data, tidak kami
vi
pergunakan karena kredibilitasnya tidak dapat kami pertanggungjawabkan secara akademis. Penelitian ini kami lakukan dengan dana yang sepenuhnya ditanggung oleh Bapak DR. H. Deddy Mulyadi, Bupati Purwakarta. Oleh karena itu, sudah selayaknya, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beliau, yang tanpa pamrih, mendukung penelitian ini. Semoga amal budi baik Bapak Bupati mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amiin Ya Robbal ‘alamiin. Ucapan terima kasih kami sampaikan pula kepada para informan di Bogor dan di Ciamis, yang telah membantu memberikan informasi terkait Kerajaan Sunda. Ucapan terima kasih kami sampikan juga kepada berbagai pihak terkait yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Akhirulkata, kami persembahkan buku yang masih jauh dari sempurna ini, semoga dapat memenuhi keingintahuan para pembaca dan kami tunggu sumbang saran pemikiran serta koreksi untuk penelitian lebih lanjut.
Ketua Tim Peneliti
vii
DAFTAR ISI Hlm SAMBUTAN BUPATI PURWAKARTA ....................................................
ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
v
DAFTAR FOTO ...........................................................................................
vii
BAB I
PENDAHULUAN ..........................................................................
1
BAB II
SUMBER-SUMBER SEJARAH TERTULIS...............................
10
A.Prasasti
..............................................................................
a. Prasasti yang berasal dari Tatar Sunda
...........................
12
..................
26
................................................................................
28
b. Prasasti yang berasal dari Luar Tatar Sunda B.Naskah
12
C.Berita Asing
.......................................................................
51
BAB III TINGGALAN ARKEOLOGIS A.Candi
...................................................................................
B.Punden Berundak dan Altar
................................................
56 75
C. Artefak dan Temuan Lain .................................................... 151 BAB IV KERATON, KEKUASAAN, DAN BIROKRASI ....................... 160 A. Keraton Pakuan Pajajaran .......................................................... 160 B. Keraton Galuh Pakuan ............................................................... 211 C. Konsep Pembagian Kekuasaan .................................................. 252 D. Birokrasi ..................................................................................... 257 BAB V
RAJA-RAJA SUNDA, PRABU SILIWANGI, AGAMA DAN BUDAYA
.................... 263
A. Daftar Raja-Raja ........................................................................ 263 B. Prabu Siliwangi
.................................................................. 275
a. Siapakah Prabu Siliwangi .......................................................... 275 b. Kehidupan Prabu Siliwangi ....................................................... 278 C. Agama dan Budaya .................................................................... 285
BAB VI REKONSTRUKSI KERAJAAN SUNDA .................................. 288 viii
A. Akhir Kerajaan Sunda ................................................................ 297 B. Akhir Kerajaan Galuh ................................................................ 303 DAFTAR SUMBER ...................................................................................... 302 LAMPIRAN ................................................................................................... 311
DAFTAR FOTO
ix
Hlm. Foto 1
: Prasasti Rakryan Juru Pangambat (Kebon Kopi II) .....................
13
Foto 2
: Prasasti Sanghyang Tapak I dan Sanghyang Tapak II ..................
16
Foto 3
: Prasasti Rumatak, Kabupaten Tasikmalaya .................................
19
Foto 4
: Sketsa Prasasti Huludayeuh .........................................................
20
Foto 5
: Prasasti Batu Tulis Tahun 1920 ....................................................
21
Foto 6
: Prasasti Batu Tulis Tahun 2013 .....................................................
21
Foto 7
: Salah Satu Bangunan di Padaleman Kabuyutan Ciburuy, Bayongbong, Garut ......................................................................
28
Foto 8
: Benda Alat Tulis Kuno dari Kabuyutan Ciburuy .........................
29
Foto 9
: Jalan Menuju Lokasi Kabuyutan Ciburuy ....................................
30
Foto 10
: Beberapa Kropak dan Bundelan Naskah Sunda Kuno ................
32
Foto 11
: Naskah Carita Parahyangan ..........................................................
34
Foto 12
: Naskah Fragmen Carita Parahyangan .........................................
39
Foto 13
: Naskah Carita Ratu Pakuan .........................................................
40
Foto 14
: Naskah Bujangga Manik ..............................................................
42
Foto 15
: Naskah Sang Hyang Hayu ............................................................
45
Foto 16
: Naskah Sang Hyang Raga Dewata ...............................................
46
Foto 17
: Naskah Kropak 421 .......................................................................
47
Foto 18
: Naskah Perjanjian Kerajaan Sunda dengan Portugis dan Padrao ....................................................................................
53
Foto 19
: Candi Jiwa dari Berbagai Perspektif ............................................
58
Foto 20
: Sumur Kuna dan Lempengan Batu Besar di Candi Segaran II .....
59
Foto 21
: Aneka Manik-Manik dan Bahan serta Lelehan Kaca ...................
60
Foto 22
: Pecahan Gerabah Arikamedu ........................................................
60
Foto 23
: Rangka dan Bekal Kubur ..............................................................
61
Foto 24
: Candi Blandongan dari Berbagai Perspektif ................................
62
Foto 25
: Votive Tablet Terakota ..................................................................
63
Hlm. x
Foto 26
: Prasasti Bata II dari Reruntuhan Candi Segaran V Bagain Depan (Recto) Fragmen Prasasti Terakota ......................
64
Foto 27
: Inskripsi Emas I dari Candi Segaran V ..........................................
64
Foto 28
: Prasasti Emas II dari Candi Segaran V dan Inskripsi Emas III dari Candi Segaran II ...................................................................
65
Foto 29
: Arca terbuat dari Bahan Stuko ......................................................
66
Foto 30
: Arca Wisnu Cibuaya ....................................................................
67
Foto 31
: Candi Lemah Duwur Lanang ........................................................
68
Foto 32
: Candi Lemah Duwur Wadon ........................................................
69
Foto 33
: Candi Bojongmenje Setelah Rekonstruksi ...................................
70
Foto 34
: Candi Cangkuang, Garut ..............................................................
70
Foto 35
: Yoni di Rereuntuhan Candi Indhiang ...........................................
71
Foto 36
: Candi Rajagwesi, Banjar, Ciamis .................................................
72
Foto 37
: Altar-Altar Candi Pananjung dan Arca Nadi serta Yoni di Pananjung (Pangandaran) ........................................................
73
Foto 38
: Arca Nandi dari Candi Ronggeng ................................................... 74
Foto 39
: Situs Susukan, Kec. Ciawigebang, Kuningan ..............................
75
Foto 40
: Situs Ciarca, Kuningan ................................................................
75
Foto 41
: Lingkungan Alam Lebak Cibedug dilihat dari Sisi Barat ............
76
Foto 42
: Situs Megalitik Lebak Cibedug dan Tangga Masuk Situs ............
77
Foto 43
: Sketsa Punden Berundak Lebak Cibedug ....................................
78
Foto 44
: Situs Megalit Gunung Padang, Cianjur ........................................
81
Foto 45
: Teras Teratas Bangunan Teras Berundak Gunung Tampomas, Cimalaka, Sumedang ....................................................................
Foto 46
82
: Sandung, Bangunan Teras Berundak Gunung Tampomas, Cimalaka, Sumedang ...................................................................
82
Foto 47
: Salah Satu Teras Berundak Gunung Tampomas ..........................
83
Foto 48
: Lingga pada Makam Lembu Agung dan Makam Prabu Haji Putih di Darmaraja, Sumedang .....................
84
Hlm. xi
Foto 49
: Dugaan Lokasi Kerajaan Tembong Agung ..................................
Foto 50
: Makam Prabu Tajimalela dan Salah Menhir
85
di Situs Gunung Lingga, Sumedang .............................................
86
Foto 51
: Lokasi dan Lingkungan Geografi Gunung Bitung .......................
87
Foto 52
: Empat Undakan Pertama Menuju Puncak Gunung Bitung ..........
88
Foto 53
: Puncak Gunung Bitung (Undakan Kelima-Ketujuh) ....................
88
Foto 54
: Makam Kyai Puter Jagat (Pengawal Raden Panglurah) ...............
89
Foto 55
: Cungkup dan Makam Kyai Batara Babar Buana dan Kyai Jamparing Jagat, Murid Raden Panglurah ..........................
89
Foto 56
: Sisa-Sisa Batu Bekas Struktur Batu di Teras Ketujuh ................
90
Foto 57
: Batu Patapaan Petilasan R. Panglurah dan Kyai Jaga Lawang .....
91
Foto 58
: Cikahuripan di Gunung Bitung ....................................................
91
Foto 59
: Peta Lokasi Gunung Bitung ..........................................................
92
Foto 60
: Batu Tegak dan Ritual Mandi di Situ Sanghyang ........................
96
Foto 61
: Tinggalan Arkeologis Kerajaan Talaga ........................................
96
Foto 62
: Pintu Masuk dan Bangunan Utama Situs Pajajar, Rajagaluh ........
97
Foto 63
: Lingkungan dan Batu Pangcalikan/Altar di Situs Karangkamulyan ............................................................. 102
Foto 64
: Sanghyang Bedil di Situs Karangkamulyan ................................. 103
Foto 65
: “Makam” Adipati Panaekan di Situs Karangkamulyan ............... 103
Foto 66
: Panyandaan di Situs Karangkamulyan ......................................... 106
Foto 67
: Sipatahunan di Situs Karangkamulyan ........................................ 107
Foto 68
: Panyabungan Ayam di Situs Karangkamulyan ........................... 108
Foto 69
: Kawasan Hutan Lindung dan Sketsa Bangunan Punden Berundak Gunung Padang ................. 112
Foto 70
: Kolam dan Cikahuripan di Situs Gunung Padang, Ciamis .......... 113
Foto 71
: Jalan Masuk (Tangga) ke Punden Berundak Situs Gunung Padang, Ciamis ...................................................... 114
Foto 72
: Teras Teratasdan Batu Pangcalikan Situs Gunung Padang, Ciamis ....................................................... 115 Hlm. xii
Foto 73
: Makam Pengikut Eyang Galuh .................................................... 115
Foto 74
: Situasi Kompleks Situs Astana Gede, Kawali .............................. 118
Foto 75
: Sketsa Kompleks Situs Gunung Susuru ....................................... 121
Foto 76
: Sungai Cimuntur dan Sungai Cilueur ........................................... 121
Foto 77
: Pintu Masuk Situs Bojong Susuru ................................................ 122
Foto 78
: Undakan Situs Bojong Susuru ....................................................... 123
Foto 79
: Batu Patapaan 3 di Situs Bojong Susuru ...................................... 124
Foto 80
: Batu Patapaan 2 di Situs Bojong Susuru ...................................... 126
Foto 81
: Batu Patapaan 1 di Situs Bojong Susuru ...................................... 127
Foto 82
: Strukutr Bangunan Situs Gunung Susuru .................................... 128
Foto 83
: Lingkungan Setiap Teras Situs Gunung Susuru ........................... 129
Foto 84
: Gua Kemuning di Situs Gunung Susuru ....................................... 130
Foto 85
: Petilasan Patapaan Prabu Dimuntur (Batu Patapaan 2) di Situs Gunung Susuru ................................................................ 131
Foto 86
: Pintu Masuk Patilasan Sanghyang Cipta Permana Prabu Di Galuh ................................. 132
Foto 87
: Denah Komplek Situs Cimaragas ................................................ 133
Foto 88
: Tinggalan Arkeologis di Kompleks Situs Cimaragas .................. 135
Foto 89
: Makam Sanghyang Cipta Permana Prabu Di Galuh ..................... 137
Foto 90
: Batu Endog; Tempat Persemedian Cipta Permana di Galuh Salawe .................................................. 138
Foto 91
: Makam Adipati Panaekan di Patilasan Sanghyang Cipta Permana Prabu Di Galuh ................................. 140
Foto 92
: Batu Bergores di Kuta Kalambu .................................................. 144
Foto 93
: Makom (Patilasan) Eyang Haji Sukma Sejati Jaya Sampurna ..... 144
Foto 94
: Mulut dan Bagian Dalam Gua Sanghyang .................................... 145
Foto 95
: Jalan Menuju Kuta Tandingan dari Arah Udug-Udug ................ 146
Foto 96
: Keraton Ghaib Prabu Siliwangi di Kuta Masigit ......................... 148
Foto 97
: Eyang Kuwu Aris/Kuwu Arif Gede ............................................. 149
Hlm. xiii
Foto 98
: Eyang Daratan, Lautan ................................................................. 150
Foto 99
: Syeikh Hasan Mukalar ................................................................. 150
Foto 100 : Eyang Bagus Mascan Rayuda ...................................................... 150 Foto 101 : Peta Lokasi Keraton Pakuan Pajajaran Menurut Pleyte (1910) .... 161 Foto 102 : Peta Lokasi Keraton Pakwan Pajajaran berdasarkan Laporan Ekspedisi VOC ............................................................... 173
Foto 103 : Lokasi Keraton Pakwan Pajajaran, Rekonstruksi Peta dari Penelitian Hasanah (2004) ............................................................ 174 Foto 104 : Gang Amil dan Pintu Masuk Istana Batutulis .............................. 175 Foto 105 : Lingkungan Gang Amil dan Rumah Tempat Penemuan Menhir .. 176 Foto 106 : Lokasi Keraton Pakwan Pajajaran, khususnya Komplek Sri Bima Menurut Saleh Danasasmita ........................................................ 177 Foto 107 : Peta Sebaran Situs di Bogor ......................................................... 178 Foto 108 : Alun-alun Empang ....................................................................... 179 Foto 109 : Kompleks Makam Mbah Kutadani ............................................... 180 Foto 110 : Prasasti Batutulis, Bogor .............................................................. 181 Foto 111 : Menhir (Lingga) dan Batu Datar di dalam Cungkup Prasasti Batutulis ........................................... 183 Foto 112 : Menhir di Luar Cungkup Prasasti Batutulis ................................. 183 Foto 113 : Arca Purwakalih di Jln. Batutulis ................................................ 184 Foto 114 : Batu Congkrang ............................................................................ 185 Foto 115 : Kawasan Balekambang ................................................................. 186 Foto 116 : Situs Ranggapati ........................................................................... 187 Foto 117 : Cikahuripan di Kompleks Kebun Raya Bogor ............................. 188 Foto 118 : Kompleks Makam Ratu Pakuan (Kebun Raya Bogor) ................. 189 Foto 119 : Makam Mbah Jepra; Ibu Ratu Galuh; Mbah Bahlul ..................... 189 Foto 120 : Kompleks Makam Mbah Dalem Batutulis ................................... 191 Foto 121 : Peta Bekas Benteng Parit Keraton Pakuan Pajajaran ................... 192 Foto 122 : Sisa Parit Sebelah Selatan ............................................................ 192 Hlm. xiv
Foto 123 : Sisa Parit Sebelah Utara ............................................................... 193 Foto 124 : Lukisan Bukit Badigul Karya Pelukis Belanda pada Pertengahan Abad ke-19 ...................................................... 195 Foto 125 : Bukit Badigul Tahun 1973 dan Tahun 2003 ................................. 196 Foto 126 : Rancamaya Tahun 2013; Real Estate Rancamaya dan Lapangan Golf Rancamaya .......................................................... 196 Foto 127 : Mahkota Binokasih ....................................................................... 200 Foto 128 : Pintu Masuk dan Bangunan Utama Situs Pajajar ......................... 204 Foto 129 : Watu Gilang di Kota Banten Lama, Serang ................................. 205 Foto 130 : Analisis Lokasi Perdagangan Bojong Neros dan Kawasan Militer Keraton Pakwan Pajajaran .............................. 206 Foto 131 : Peta Lokasi Lima Keraton Pajajaran ............................................ 207 Foto 132 : Lawang Saketeng, sekarang menjadi pasar ................................. 209 Foto 133 : Kawasan Stasiun Batutulis ........................................................... 210 Foto 134 : Tulisan pada Bagian Muka Prasasti Kawali I .............................. 212 Foto 135 : Tulisan pada Bagian Tepian Prasasti Kawali I ............................. 213 Foto 136 : Batu Bergores di Kompleks Situs Astana Gede, Kawali ............. 214 Foto 137 : Pembagian Zona Komplek Keraton Surawisesa .......................... 216 Foto 138 : Situasi Kompleka Situs Astana Gede, Kawali .............................. 217 Foto 139 : Parit Samping dan Pertemuan Parit Situs Astana Gede ............... 219 Foto 140 : Komplek Keraton Surawisesa ...................................................... 220 Foto 141 : Lahan tertinggi Situs Astana Gede, Kawali .................................. 221 Foto 142 : Lahan yang diperkirakan area Mayadatar ................................... 221 Foto 143 : Cikawali ......................................................................................... 222 Foto 144 : Lahan yang Diperkirakan Area Balekambang ............................. 222 Foto 145 : Lahan yang diperkirakan area Sunialaya atau Sunyalaya ............. 223 Foto 146 : Lahan yang diperkirakan area Ganggang Hotapih ...................... 224 Foto 147 : Lahan yang diperkirakan area Sanghyang Sumur Bandung ......... 224 Foto 148 : Lahan yang diperkirakan area Sanghyang Wano Datar ............... 225 Foto 149 : Lahan yang diperkirakan area Bumi Beunang Ngukir .................. 225 Hlm. xv
Foto 150 : Lahan yang diperkirakan area Bumi Beunang Ngareka ............... 226 Foto 151 : Lahan yang diperkirakan area Bumi Bubut ................................... 226 Foto 152 : Lahan yang diperkirakan area Limas Kumureb ........................... 227 Foto 153 : Lahan yang diperkirakan area Badawang Sarat ........................... 227 Foto 154 : Lahan yang diperkirakan area Bumi Tepep ................................... 228 Foto 155 : Lahan yang diperkirakan area Hanjung Meru dan Alun-alun Dalem Timur ........................................................ 229 Foto 156 : Lahan yang diperkirakan area Tumpang Sanga ........................... 229 Foto 157 : Lahan yang diperkirakan area Pangencayan ................................ 230 Foto 158 : Lahan yang diperkirakan area Ruang Terbuka ............................. 230 Foto 159 : Lahan yang diperkirakan Alun-alun Surawisesa ......................... 231 Foto 160 : Prasasti Kawali IV (Batu Panyandungan) ..................................... 232 Foto 161 : Prasasti Kawali V (Batu Panyandaan) .......................................... 233 Foto 162 : Batu Pangeunteungan .................................................................. 234 Foto 163 : Batu Jungjung atau Batu Kursi ...................................................... 235 Foto 164 : Prasasti Kawali II (Nampak Depan dan Samping) ...................... 236 Foto 165 : Prasasti Kawali VI ketika Ditemukan .......................................... 237 Foto 166 : Prasasti Kawali VI Tahun 2013 .................................................... 238 Foto 167 : Prasasti Kawali III (Batu Tapak) ................................................... 239 Foto 168 : Teras tertinggi dari Punden Berundak Astana Gede, Kawali ........ 241 Foto 169 : Makam Pangeran Usman ............................................................. 242 Foto 170 : Makam Adipati Singacala ............................................................ 243 Foto 171 : Makam Eyang Cakrakusuma ......................................................... 244 Foto 172 : Beberapa Makam di Area Makam Situs Astana Gede ................. 247 Foto 173 : Serakan batuan di Situs Astana Gede, Kawali .............................. 248 Foto 174 : Peta Refleksi Konsep Tri Tangtu di Buana………………………. 254
xvi
BAB I PENDAHULUAN
Pada abad pertama Masehi, India meluaskan pengaruhnya melalui jalur perdagangan internasional melalui Selat Malaka hingga ke Cina. Karena pengaruh cuaca, angin yang bertiup berganti arah setiap enam bulan sekali di Khatulistiwa, membawa perahu dagang mereka ke Selatan, hingga terdampar di Pulau Jawa bagian Barat yang disebut Tatar Sunda. Akibatnya, pengaruh budaya India pun masuk ke wilayah ini. Pengaruh ini terefleksikan dalam agama Hindu dan Budha yang melahirkan tradisi berbagai unsur budaya, termasuk budaya politik dalam bentuk kerajaan. Dua kerajaan bercorak Hindu penting di Tatar Sunda yang mewarnai sejarah Indonesia adalah Kerajaan Tarumanagara dan Kerajaan Sunda. Kerajaan Tarumanagara merupakan kerajaan pertama di Jawa yang mendapat sentuhan budaya India pada awal abad ke-5 hingga abad ke-7 dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda hingga abad ke-16. Yang menarik, Kerajaan Sunda, meskipun eksis begitu lama, sekitar delapan abad, namun kurang dikenal secara mendalam dalam percaturan sejarah Nusantara. Dalam teks naskah lontar Fragmen Carita Parahiyangan (dalam kropak 406), bahwa di wilayah bagian barat Pulau Jawa pernah ada dua buah kerajaan yang selalu bersaing, yaitu Kerajaan Galuh dan Kerajaan Sunda; atau yang sering pula dikenal dengan sebutan ibukotanya masing-masing, yaitu Galuh Pakwan dan Pakwan Pajajaran. Kedua kerajaan itu kadang-kadang bermusuhan, tetapi acap kali pula dipersatukan di bawah seorang maharaja. Apabila kedua
1