BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat membuat manusia menginginkan kebutuhannya terpenuhi secara cepat, praktis dan efisien. Salah satu kebutuhan manusia adalah kebutuhan untuk mendapatkan informasi. Informasi dapat diperoleh dari berbagai media, salah satunya komputer. Perusahaan maupun instansi dalam semua bidang, termasuk bidang kesehatan mulai menggunakan komputer untuk menyimpan data. Pada awalnya penggunaan komputer hanya sebatas pada software yang ada pada komputer itu sendiri, namun sekarang sistem informasi mulai marak digunakan karena lebih praktis dan dapat dibuat sesuai kebutuhan. Pada tanggal 1 Januari 2016 Pemerintah Republik Indonesia telah menyatakan bahwa di Indonesia mulai melaksanakan program AEC. Asean Economic Community (AEC) adalah sebuah komunitas negaranegara di kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN demi terwujudnya ekonomi yang terintegrasi. Hal tersebut mengharuskan seluruh sektor di Indonesia baik pertanian, kesehatan, pendidikan, perekonomian, dan sebagainya untuk dapat bersaing dengan seluruh negara yang tergabung di AEC. Fokus AEC bagi perekam medis dan informasi kesehatan adalah perubahan dari rekam medis dan informasi kesehatan manual menjadi elektronik. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang merupakan sumber informasi kesehatan bagi ibu hamil, melahirkan, nifas, bayi baru lahir dan balita hendaknya juga tidak lagi manual melainkan elektronik. Rumah Sakit Kesehatan Ibu dan Anak Yogyakarta masih manual dalam penyimpanan data rekam medis dan informasi kesehatan pasien. Data tersebut disimpan di dalam map folder rekam medis masing-masing pasien. Jika map rekam medis pasien hilang, maka informasi mengenai pasien tersebut hilang. Selain itu juga ditemukan adanya redundan data. Dengan adanya sistem informasi maka masalah tersebut dapat terhindarkan.
1
2
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 284 tahun 2004 tentang Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) menyatakan bahwa buku KIA merupakan satu-satunya alat yang digunakan untuk mencatat segala pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu dan anak sejak ibu hamil, melahirkan, masa nifas, sampai anak berusia enam tahun. Buku KIA dijadikan sebagai pedoman mengenai informasi yang dibutuhkan bagi ibu sampai anak berusia enam tahun pula. Buku KIA juga merupakan alat komunikasi antara ibu dan anak dengan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan, sehingga pelayanan dapat diberikan secara berkesinambungan serta menghindari adanya faktor resiko yang membahayakan ibu maupun anak. Pentingnya buku KIA bagi ibu dan anak namun tidak jarang ditemui ibu-ibu yang sedang hamil lupa untuk membawa buku KIA ketika kontrol rutin, bahkan juga tidak hanya satu dua saja yang kehilangan buku KIA. Sehingga, riwayat pencatatan yang dimiliki ibu maupun anak akan hilang, karena buku KIA merupakan satu-satunya pencatatan segala hal yang berkaitan dengan ibu hamil dan anak secara lengkap. Dengan hilangnnya buku KIA sehigga catatan dan tindakan selanjutnya dimungkinkan tidak berkesinambungan dengan riwayatnya. Penggunaan buku KIA secara manual dapat memungkinkan kehilangan buku sehingga data pemeriksaan selama kehamilan hilang ataupun rusak, buku dapat rusak dikarenakan frekuensi penggunaan yang relatif sering karena harus dibawa kemanapun saat kontrol. Hal itu dapat mengurangi, merusak atau menghilangkan informasi yang ada pada buku KIA. Di dalam buku KIA terdapat cacatan mengenai keterangan lahir dan catatan imunisasi anak yang sangat penting bagi anak karena menurut Peraturan
Walikota
Yogyakarta
Nomor
34
tahun
2014
tentang
Pemanfaatan Buku Kesehatan Ibu dan Anak, menjelaskan bahwa buku KIA berfungsi sebagai syarat administrasi dalam pengurusan akta kelahiran dengan melampirkan catatan mengenai keterangan lahir anak. Serta catatan imunisasi anak yang berfungsi sebagai syarat administrasi bagi anak ketika anak hendak masuk sekolah dasar di wilayah Yogyakarta.
3
Di lain sisi pentingnya data pasien, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menyatakan bahwa pengguna internet di Indonesia hingga saat ini telah mencapai 82 juta orang. Dengan capaian tersebut, Indonesia berada pada peringkat ke-8 di dunia. Hal tersebut tentunya mendukung dengan adanya sistem informasi yang dapat tersambung dengan internet. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis berinisiatif untuk membuat sistem informasi kesehatan ibu dan anak berbasis web. Pembuatan sistem buku KIA versi elektronik dengan basis web bukan berarti menggantikan peran buku KIA secara total melainkan sebagai pendamping buku KIA. Hal tersebut dikarenakan cakupan wilayah yang sempit, hanya sebatas pasien yang berkunjung ke RSKIA BhaktI ibu Yogyakarta. Dengan kata lain, buku KIA masih tetap digunakan dengan didampingi sistem informasi kesehatan ibu dan anak ini. Dengan sistem tersebut si ibu dapat mengakses data pemeriksaan pribadinya dan memperoleh informasi seputar kehamilan maupun perawatan anak baru lahir. Perancangan sistem ini merupakan perancangan yang cukup besar sehingga melibatkan empat orang dalam perancangannya. Perancangan ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu perancangan basis data, perancangan antarmuka input, dan pelaporan. B. Rumusan Ide Perancangan Banyaknya pengguna internet memungkinkan aplikasi ini dapat berkembang. Adanya buku KIA versi elektronik berbasis web untuk memudahkan pengguna dan menjaga isi dari buku KIA tersebut.
C. Keaslian 1.
Rokhman dan Munfarida (2016) melakukan perancangan dengan judul “Chldren Growth Information System with SMS Gateway Feature”. Yang membedakan perancangan yang dilakukan Rokhman dan Munfarida adalah adanya fitur SMS dalam sistem tersebut, sedangkan pada perancangan ini tidak menggunakan fitur SMS. Persamaan perancangan ini terletak pada objek perancangan. Objek perancangan yang dilalukan oleh Rokhman dan Munfarida adalah KMS (Kartu
4
Menuju Sehat), sementara KMS merupakan
salah satu output dari
perancangan ini. 2.
Santoso (2016) melakukan pengembangan prototype rekam medis elektronik di Klinik Keluarga Korpagama UGM. Prototype tersebut dibuat dengan basis web untuk merubah sistem sebelumnya yang masih manual. Persamaan perancangan terletak pada pemanfaatan sistem informasi berbasis web di bidang kesehatan khususnya data sosial dan data medis pasien. Perbedaan perancangan terletak pada objek perancangan dimana Santoso (2016) merancang untuk jenis klinik dengan pasien umum, sementara perancang hanya berfokus pada pasien ibu dan anak saja.
3.
Prasetyo (2016) membuat rekam medis elektronik berbasis tablet pc guna menduung pelayanan kesehatan ibu dan anak di rumah sakit. Hasil dari perancangan tersebut yaitu pencatatan medis pelayanan ibu dan anak difokuskan pada pencatatan riwayat kehamilan, pembuatan grafik perkembangann jain, pembuatan grafik KMS. Persamaan perancangan terletak pada hasil dari sistem tersebut yaitu semua pencatatan dan grafik KMS. Perbedaan perancangan terletak pada basis pembuatan sistem dimana perancang menggunakan basis web sementara Prasetyo (2016) menggunakan basis tablet PC.
4.
Putra (2015) membuat sistem informasi dokter keluarga dengan berbasis web. Persamaan dengan perancang yaitu sama-sama memanfaatkan teknologi sistem informasi berbasis web dalam pendaftaran, pencatatan data pasien, dan laporan. Selain itu juga sama dalam penggunaan framework codeigniter dengan bahasa pemrograman PHP dan basisdata MySQL. Perbedaan dengan penulis yaitu objek yang digunakan. Catatan kesehatan pasien umum sebagai objek perancangan Putra (2015) sementara perancang berfokus hanya pada pasien ibu dan anak.
D. Tujuan Perancangan Terbentuknya sistem informasi pelaporan ibu dan anak dengan versi web.
5
E. Batasan Perancangan Perancangan sistem ini merupakan kegiatan yang cukup besar sehingga melibatkan empat orang dalam pembuatannya. Pembuatan ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu pembuatan basis data, pembuatan User Interface dan pembuatan laporan. Pembuatan sistem ini dilakukan penulis dan penulis lain dibantu dengan dua orang mahasiswa dari Universitas Diponegoro jurusan ilmu komputer dan Universitas Gadjah Mada program studi komputer dan sistem informasi. Pembuatan basis data dibuat oleh penulis dan penulis lain. Pembuatan antarmuka input dibuat oleh penulis lain. Sementara laporan dan antarmuka output dibuat oleh penulis. Laporan tersebut berupa tampilan penggunaan dari sisi pasien yang mengakses informasi kesehatannya beserta laporan yang dibuat rumah sakit untuk dilaporkan, baik untuk keperluan laporan internal maupun eksternal. Dua orang mahasiswa ilmu komputer dan komsi tersebut membantu dalam pembuatan kode sistem. Sementara penulis lebih berfokus pada query yang digunakan untuk pemanggilan data dan tampilan laporan untuk pengguna. F. Manfaat Rancangan 1. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit Hasil perancangan ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi rumah sakit dalam hal pengembangan sistem informasi. b. Bagi Peneliti Hasil perancangan ini diharapkan mampu meningkatkan wawasan dan
ilmu
pengetahuan
mengenai
rekam
medis
dengan
mamanfaatkan teknologi informasi. c. Bagi Pasien sebagai Pengguna Sistem Hasil perancangan ini diharapkan dapat membantu pemantauan kesehatan ibu dan anaknya selama kehamilan, kelahiran, nifas, dan hingga anak berumur 6 tahun.
6
2. Manfaat teoritis a. Bagi Institusi Pendidikan Hasil perancangan ini dapat dijadikan sebagai acuan dan metode pembelajaran bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pendidikan dalam bidang rekam medis dengan memanfaatkan tekhnologi informasi. b. Bagi Peneliti Lain Hasil perancangan ini diharapkan dapat menjadi referensi, masukan, dan bahan evaluasi bagi peneliti lain yang akan melakukan atau mengembangkan perancangan yang mempunyai tema yang serupa.