Fun | Rilex | Low Budget
Edisi Des 2011 - Jan 2012
kepulauan seribu
Keindahan di Atas dan Bawah Laut
komunitas
backpacker jempol
PROFIL
NENDY YUNIZAR
EE R F ne i gaz a M
Daftar Isi
Dari Redaksi Salam Ransel! Kepulauan Seribu. Namanya sudah sering kita dengar. Sudah banyak orang pula yang kesana. Tapi gak ada salahnya juga kan kesana lagi. Atau bagi yang belum, wah, kemana aja?? Hehehe.
29
Edisi kali ini Backpackin membahas dua titik di Kepulauan Seribu yang menarik buat kemping. Kenapa hanya dua? Karena halamannya gak cukup, bowkk! Pulau-pulau lain akan dibahas di edisi lain pula : )
13 23 GALERI 23 SUNSET KEPULAUAN SERIBU
ORDINAT 3 KEPULAUAN SERIBU
Keindahan Di Atas dan Bawah Laut Sekaligus
PANDU 9 MENUJU KEPULAUAN SERIBU
CATPER 13 ESCAPE TO SEMAK DAUN ISLAND 1
BACKPACKIN
| DES 2011 - JAN 2012
BULOK 25 MEUGANG KOMUNITAS 29 BACKPACKER JEMPOL
PROFIL 33 NENDY YUNIZAR RESENSI 37 SERDADU KUMBANG Sumbawa Barat di Layar Lebar
Oh ya, Backpackin bulan ini (Desember 2011) sudah genap berusia 2 tahun. Horee! Semoga bisa terus lebih baik kedepannya. Saran dan kripik (eh, kritik) teman-teman selalu ditunggu! Selamat Natal! Selamat Tahun Baru! Selamat berlibur!
TIPS 39 KODE ETIK NGE-TRIP AKSESORI 43 UNDERWATER CAMERA KULINER 45 DODOL RUMPUT LAUT KONTRIBUTOR 47 BM EDISI 12 INTERAKSI 48 MULES, MAAK! EDISI DEPAN 49 PARE
PIMPINAN UMUM Khemal Nugroho
[email protected] PIMPINAN REDAKSI Ambar Arum
[email protected] EDITOR Muhammad Iqbal TIM REDAKSI Annisa M.F. Harahap TIM ARTISTIK Galih Permadi Kibar Desain Salman WEBMASTER Kurniawan Aji Saputra WEBSITE www.backpackinmagazine.com EMAIL
[email protected] Redaksi menerima saran, kritik, dan artikel dari BM Readers yang bisa dikirim melalui alamat email kami. Foto cover : Ma'mur Sudrajat DES 2011 - JAN 2012
|
BACKPACKIN
2
ORDINAT
KEPULAUAN SERIBU Keindahan Di Atas dan Bawah Laut Sekaligus
Membicarakan Kepulauan Seribu tentu tak akan ada habisnya. Luasnya saja 11,8 kilometer persegi. Pulaunya bejibun. Mungkin dulu saking malasnya menghitung, orang-orang dengan santainya menyebut disana terdapat seribu pulau, alias Kepulauan Seribu. Padahal ternyata, berdasarkan catatan Taman Nasional Kepulauan Seribu, kawasan yang terletak di 45 kilometer sebelah utara Jakarta ini hanya memiliki 78 pulau dengan tinggi permukaan sekitar dua-tiga mdpl saja. Sejak 2001, Kepulauan Seribu yang tadinya merupakan bagian dari Kotamadya Jakarta Utara, dinaikkan statusnya menjadi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dengan dua kecamatan yaitu Kepulauan Seribu Utara dan Kepulauan Seribu Selatan. Khusus untuk edisi ini, Backpackin akan membahas dua titik pulau di Kepulauan Seribu, masing-masing cocok untuk kemping, snorkeling dan lompat ke pulau-pulau disekelilingnya. Keduanya berada di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Oleh: Ambar Arum Foto: Erlangga Mahardika. Ma'mur Sudrajat, Niko Wazir, Niko TujuhLangit
Pemandangan dari Pulau Pari, Kepulauan Seribu
ORDINAT Pulau Tidung – Payung – Pari – Karang Beras Pilihan tempat untuk kemping : Tidung Kecil dan Karang Beras Sekarang semua orang sudah pasti kenal dengan Pulau Tidung. Pulau ini semakin populer sejak dibangun jembatan yang menghubungkan Pulau Tidung Besar dengan Pulau Tidung Kecil. Tidak banyak upaya promosi yang dilakukan, umumnya masyarakat tahu tentang keindahan pulau ini dari catatan-catatan perjalanan di blog dan facebook. Efeknya ajaib! Setiap akhir pekan, ribuan orang datang ke pulau yang memiliki luas 109 ha ini. Bahkan pernah menembus angka 3.000 pengunjung! Ramainya pulau ini jelas menguntungkan bagi ekonomi para penduduk. Sebagian rumah mereka direlakan untuk menjadi homestay, sepedapun mereka sewakan. Namun sayang, peningkatan
pendapatan ekonomi masyarakat Tidung berbanding terbalik dengan pemeliharaan alamnya. Bisa dilihat dimana-mana, bagaimana sampah tergeletak begitu saja, bagaimana karang semakin banyak yang mati, bagaimana jembatan semakin bobrok. Aktivitas penduduk berpusat di Pulau Tidung Besar. Mulai dari rumah tinggal, sekolah, kantor lurah, hingga tempat ibadah, semua ada di pulau ini. Sementara itu Tidung Kecil masih berupa hutan dimana terdapat kuburan tua didalamnya. Anak-anak pulau tersebut bercerita bahwa konon itu adalah kuburan Kapten Hitam, pejuang yang dianggap sesepuh di pulau ini. Kadang masih ada beberapa penduduk yang datang dan berdoa di kuburan tersebut.
Pulau Payung Disini ada penduduk tapi tidak banyak, mereka umumnya para nelayan. Ini bukan pulau wisata. Terdapat villa pribadi yang bisa disewa. Umumnya orang tidak singgah di pulau ini, melainkan hanya snorkeling di sekitaran pulau ini.
Pulau Pari Pulau ini berpenduduk, namun desas desusnya akan dipindahkan, karena mau fokus untuk jadi pulau wisata. Pesisirnya indah, ada jembatan yang bagus.
5
BACKPACKIN
| DES 2011 - JAN 2012
Pulau Karang Beras Pasirnya bercampur dengan karang yang hancur membentuk butiran beras, sehingga disebut Pulau Karang Beras. Pulau ini ideal untuk tempat kemping.
Pulau Semak Daun – Air – Karya – Panggang – Kotok Pilihan tempat untuk kemping : Semak Daun Pulau Semak Daun adalah pulau milik pribadi yang hanya dijaga oleh beberapa orang. Disitu terdapat warung sederhana yang hanya menjual kopi, teh, kelapa, mie instan, dan sejenisnya. Juga ada toilet dengan air payau yang harus kita timba sendiri. Tidak ada ojek kapal yang langsung kesini, sehingga harus carter kapal kecil. Pulau Air Pulau ini unik. Bentuknya panjang, dan tengah-tengahnya dibelah oleh si pemilik pulau, Ponco Sutowo, seorang pengusaha. Tidak sembarang orang boleh turun di pulau ini, kecuali yang sudah punya hubungan dekat dengan penjaga atau pemilik pulau tersebut. Sebelah timur pulau ini bagus untuk snorkeling.
Titik ini dipilih oleh Backpackin karena memiliki banyak spot snorkeling yang menarik. Sementara pulau Tidung lebih banyak pemandagan pulau yang indah. Snorkeling bisa dilakukan di dekat Pulau Pramuka, Pulau Air, juga di soft coral dekat Pulau Panggang.
Umumnya pengemudi kapal yang kita carter untuk snorkeling dan keliling pulau sudah tahu spot mana saja yang menarik. Di soft coral, kita dapat menemui lebih banyak ikan, dan banyak bulu babi pula. Ikan-ikan tersebut akan ramai menghampiri kalau kita membawa makanan seperti roti atau kue untuk mereka makan.
Pulau Karya Tidak begitu istimewa, pulau ini berfungsi sebagai kantor dan rumah dinas pegawai teknis Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Juga ada kantor Polres dan Koramil. Umumnya pengunjung kesini hanya untuk transit makan siang. Sering banyak yang snorkeling di sebelah selatan pulau ini.
Pulau Panggang Adalah pulau dengan penduduk terpadat. Saking padatnya, berpuluh tahun silam, sebagian mengungsi ke Pulau Pramuka yang dulunya sepi hingga jadi ramai seperti sekarang. Kita bisa beli ikan disini langsung dari nelayan atau rentenirnya.
Pulau Kotok Terdapat dua pulau, yaitu Kotok Besar dan Kotok Kecil. Di Kotok Kecil terdapat resort milik pribadi yang tertutup, alias tidak dapat disinggahi. Sementara Kotok Besar juga milik pribadi, namun oleh pemiliknya digunakan untuk rehabilitasi Elang Bondol yang dikelola oleh Jakarta Animal Aid Network.
PANDU Menuju Kepulauan Seribu
Jalur paling populer menuju Kepulauan Seribu adalah dengan kapal ojek Muara Angke atau kapal cepat dari Marina Ancol. Namun kapasitas kapal dari Marina Ancol yang terbatas, ditambah lagi harus bayar tiket masuk Ancol terlebih dahulu membuat kebanyakan orang lebih memilih kapal ojek Muara Angke.
Kisaran harga (update 2011) Jangan ragu untuk menawar :) Sewa Kapal: 1 hari sekitar Rp 350.000,00 2 hari sekitar Rp 600.000,00 Sewa alat snorkeling (google, fin dan livefest): 1 hari sekitar Rp 35.000,00 2 hari sekitar Rp 50.000,00 Catatan: Untuk kemping sebenarnya tidak ada biaya resmi. Namun sering ada pungutan dari penduduk setempat. Pulau Semak Daun dikenakan Rp 10.000,00 per orang. Pulau Tidung seiklhasnya.
REHABILITASI ELANG BONDOL Burung yang menjadi simbol kota Jakarta ini kini nyaris punah dan kondisinya mengenaskan. Banyak terjadi perdagangan burung ilegal, tak terkecuali Elang Bondol (Haliastur indus) ini. Jakarta Animal Aid Network inisiatif melakukan program Rehabilitasi Elang Bondol di Pulau Kotok Besar sejak tahun 2004. “Ini adalah program rehabilitasi, bukan penangkaran. Disini kami tidak dengan sengaja mengembangbiakkan Elang Bondol. Yah kalau ada yang kawin terus beranak, tidak kami cegah juga, hehehe,” begitu penegasan dari penjaga pulau ini. Burung-burung yang ada disini umumnya didapat dari hasil sitaan pasar gelap atau milik pribadi. Biasanya burung-burung tersebut sudah dalam kondisi mengenaskan, bulu primer di sayapnya dipatahkan supaya tidak dapat terbang jauh. Mereka juga memiliki ketergantungan makanan yang tidak wajar karena terbiasa dipelihara oleh manusia. Program ini bertujuan untuk mempersiapkan Elang-elang tersebut hidup di alam liar. Mereka dilatih berburu dan mencari makan sendiri. Bila sudah siap, maka Elang tersebut akan dilepas di pulau yang jauh dari habitat manusia.
Ke Semak Daun
Ke Tidung
Menuju Semak Daun harus transit di Pulau Pramuka, kemudian carter kapal khusus.
Dari Marina Ancol: Hanya terdapat 1 kapal kapasitas 30 orang (KM Kerapu). Harga Rp 30.000,00 + asuransi Rp 2.000,00. Berangkat antara pk 08.00-08.30 dari Marina Ancol. Pk 13.00-14.00 dari Pulau Tidung.
Dari Marina Ancol: Hanya terdapat 4 kapal dengan kapasitas masingmasing 30 orang (KM Kerapu & KM Lumba-lumba). Harga Rp 30.000,00 + asuransi Rp 2.000,00. Berangkat antara pk 08.00-08.30 dari Marina Ancol. Pk 13.00-14.00 dari Pulau Pramuka. Dari Muara Angke: Ada banyak kapal menuju Pramuka dengan kapasitas mencapai 100 orang. Harga Rp 30.000,00 + asuransi Rp 2.000,00. Berangkat antara pk 07.00-08.00 dari Muara Angke. Pk 12.00-13.00 dari Pulau Pramuka.
Dari Muara Angke: Ada banyak kapal menuju Tidung dengan kapasitas mencapai 100 orang. Harga Rp 30.000,00 + asuransi Rp 2.000,00. Berangkat antara pk 07.00-08.00 dari Muara Angke. Pk 12.00-13.00 dari Pulau Tidung.
Nomor Kontak Sewa kapal dan alat snorkeling: Pak Sarwan 0858 8026 8196
Jembatan Cinta, Pulau Tidung (Foto oleh: Niko TujuhLangit)
CATPER
Escape to Semak Daun Island Tiba di Pom Bensin Muara Angke pagi-pagi benar, rombongan kami sejumlah 11 orang dari Jakarta, Banjar dan Purwokerto, siap berangkat! Untung kapal yang bernama KM Dolphin ini tidak terlalu sesak. Kami duduk di dekat bagian belakang kapal. Oleh: Ma'mur Sudrajat Foto: Ma'mur Sudrajat, Niko Wazir
Dermaga Pulau Semak Daun
13
BACKPACKIN
| DES 2011 - JAN 2012
DES 2011 - JAN 2012
|
BACKPACKIN
14
Bertemu Nemo Setelah berganti kostum untuk snorkeling kami langsung meluncur ke Pulau Air dengan perahu sewaan itu. Pak Abu yang bertugas mengendalikan mesin akan mengarahkan kami meluncur keliling pulau. Sedangkan yang satunya lagi (lupa namanya), bapak yang usianya sekitar 50-an tahun, bertugas menjaga perahu.
Aku lihat penumpang yang lain memejamkan mata. Ternyata trik ini cukup ampuh supaya kita tak mabuk saat perjalanan.
Halo Pulau Pramuka!
Awalnya aku coba tetap terjaga di dalam kapal. Ingin menikmati pemandangan laut yang luas tanpa batas. Namun jalannya kapal yang penuh dengan goncangan akibat gelombang air laut membuat perut ini mual. Aku pun mabok. Aku lihat penumpang yang lain memejamkan mata. Ternyata trik ini cukup ampuh supaya kita tak mabuk saat perjalanan. Tiba di Pulau Pramuka, kami disambut oleh seorang ibu yang menawarkan menu makan siang. Sebenarnya bukan orang ini yang kami tunggu, melainkan Pak Sarwan, empunya perahu motor yang sudah kami pesan. Lokasi warung si ibu terletak di pinggir pantai bagian belakang pulau. Menikmati menu makan siang yang sederhana ditemani dengan hembusan 15
BACKPACKIN
| DES 2011 - JAN 2012
Tibalah kami di spot snorkeling sekitar Pulau Air. Tampak juga banyak perahu yang menurunkan para penikmat snorkeling turun dari perahu, seperti adegan saat penyelamatan penumpang kapal yang mau karam, oleh sekoci kecil, dan orang-orang yang mengapung dipermukaan air. Pak Tua itu menurunkan jangkar sederhana kedasar laut. Sedangkan Pak Abu mebagikan peralatan snorkeling. Setelah semua peralatan snorkeling aku pakai, kini saatnya masuk kedalam air laut. Awalnya ragu-ragu masuk kedalam air, karena aku tidak bisa berenang. Bagaimana ini harus memulainya, pikirku. Tapi aku pikir lagi, masa aku harus membatalkan snorkeling karena ketakutan ini, rasanya rugi sudah jauhjauh ke sini kalau tidak snorkeling. Melihat semuanya masuk satu per satu kedalam air akhirnya aku
angin pantai memang sensasi yang jarang aku temui. Nasi putih, tumis kangkung, menu ikan, juga tempe goreng plus sambal membuat kami kenyang. Setelah itu kami menuju ke panangkaran penyu sisik (Eretmochelys imbricata). Tempatnya memang tak terlalu besar. Namun banyak penyu dipenangkaran itu. Selain penyu kecil atau disebut tukik, juga ada penyu yang berukuran besar namun kondisi tubuhnya sudah tidak normal lagi alias cacat. Ada yang tak memiliki kaki/sirip depan, juga ada bagian pungkuknya yang bengkok. Katanya penyu ini tak akan dilepaskan ke laut lepas karena dikhawatirkan tak akan bisa selamat di laut bebas. Sekumpulan tukik
Membelah Pulau Air DES 2011 - JAN 2012
|
BACKPACKIN
16
Awalnya takut, habis itu ketagihan
menceburkan diri juga. Dengan lifevest yang dipakai akhirnya bisa mengapung juga. Apa yang tadi diragukan akhirnya sirna. Awalnya memang sulit bernapas dengan mulut, namun lama kelamaan bisa berdaptasi juga. Subhanallah. Begitu indahnya coral itu. Dengan ikan-ikan kecil yang hilir mudik diantara karang-karang yang begitu harmonis membentuk komunitas di dalam laut. Namun sayang dibalik keindahan itu tampak juga karang yang rusak. Hal itu tampak dari beberapa karang yang tampak runtuh. Pak Abu mengantarkan kami ke spot snokeling yang lain. Kali ini ke soft coral, letaknya tak jauh dari Pulau Panggang. Di spot ini atas saran Pak Abu kami bisa memberi makan ikan-ikan dengan biskuit atau roti sehingga ikanikan kecil akan mendekati kami. Betul saja. Ikan-ikan mendekati kami saat kami meremah biskuit. Tak lama kemudian Pak Abu menunjukan bulu babi yang banyak durinya itu, dan sangat aku hindari mendekati apalagi memegangnya, namun Pak Abu dengan pede-nya memegang hewan berduri itu tanpa rasa takut. 17
BACKPACKIN
| DES 2011 - JAN 2012
Nemoo!
Dulunya pulau ini tak berpenghuni, belakangan dari cerita yang aku dengar, pulau ini sudah menjadi pulau pribadi. Tapi masyarakat masih bisa menikmati pulau itu.
Beli ikan di Pulau Panggang
Bintang laut biru
Rupanya kelamaan di dalam air membuat badan ini mulai kedinginan. Aku langsung menuju ke atas perahu. Tak lama di atas perahu Pak Abu menunjukan kepada kami bintang laut cantik berwarna biru. Juga dia menunjukan ikan Nemo, alias ikan badut. Kami memasukan ikan tersebut kedalam botol yang telah diisi air laut. Satu per satu dari kami menikmati keindahan si Nemo itu, dan melepaskannya kembali ke laut lepas. Hari menjelang sore, tujuan camping kami adalah Pulau Semak Daun. Sebelum menuju sana, kami mampir
dahulu di Pulau Panggang untuk membeli ikan sebagai menu utama makan malam. Sampai di Pulau Semak Daun kami menuju spot camping. Setelah meminta izin kepada penjaga pulau itu untuk berkemah, Pak Abu meninggalkan kami di pulau ini. Dulunya pulau ini tak berpenghuni, belakangan dari cerita yang aku dengar, pulau ini sudah menjadi pulau pribadi. Tapi masyarakat masih bisa menikmati pulau itu. Beberapa tahun kedepan tampaknya pulau ini akan mengikuti peradaban. Hal ini tampak adanya buldoser disalah satu sisi pantai dalam rangka pengerjaan kabel untuk menyalurkan listrik ke pulau tersebut. Tampaknya keinginan untuk menikmati sunset tidak bakal terwujud karena langit mendung seharian. Hal yang menjengkelkan lainnya adalah tidak ada air tawar, akhirnya aku tak mandi sama sekali. Setelah makan malam dengan ikan bakar dan sup baso sosis, kami menikmati cahaya lampu pulau yang lain. Tampak didepan kami cahaya sedikit terang diawan yang aku pikir itu adalah cahaya dari gemerlapnya cahaya kota Jakarta yang dipantulkan di awan. DES 2011 - JAN 2012
|
B A C K P A C K IN
18
CATPER Kami mulai beraksi dengan kamera kami membidik secercah cahaya itu dan juga mencoba membuat huruf dengan teknik bulb. Spaghette Keesokan harinya, akhirnya aku bisa bangun subuh-subuh, sehingga tak ketinggalan sunrise. Walau agak berat membuka mata karena tengah malam tidurnya agak sedikit terganggu akibat gerimis yang turun membasahi aku yang tidur di alam terbuka beratapkan langit. Bangkit dari tidur, aku memulai pagi ini dengan sholat subuh. Setelah itu kejutan datang menghampiri kami, langit tampak cerah, bertaburan bintang-bintang. Aku mencoba teknik bulb lagi, namun kali ini aku menahan shutter cukup lama –sekitar 15 menit-, sehingga diharapkan dapat menangkap efek bintang yang bergerak. Tak lama kemudian cahaya temaram fajar (twilight saga) menandakan akan adanya sunrise. Aku masih membidik dengan teknik bulb. Hari mulai cerah, matahari mulai meninggi. Saatnya sarapan. Menu untuk sarapan kali ini adalah spaghetti. Teman-teman memasak, sebagian membereskan tenda, sedangkan aku kebagian nyupir alias nyuci piring yang kotor. Fiuh… Tikar telah direntangkan diatas pasir putih, spaghetti telah matang! Namun yang tampak aneh adalah keberadaan pete bakar disamping makanan Italia itu. Jadilah spaghette alias spaghetti-pete. Perpaduan yang aneh, makanan Italia yang lembut dimulut dan sensasi aroma pete yang hmmm..... Soal rasa tak usah ditanya, intinya seru! kamipun beres-beres, perahu motor yang menjemput kami telah sampai. Semua barang telah dirapihkan 19
BACKPACKIN
| DES 2011 - JAN 2012
Memburu Sunrise
Smack Down Island in fish eye lens didalam ransel. Setelah berpamitan dengan penjaga pulau itu, kami segera bergegas menuju dermaga. Pak Tua dan Pak Abu sudah menunggu untuk mengantarkan kami menuju Pulau Kotok Besar. Kami akan melihat elang bondol.
kisah tragis sang elang di tangan orang yang tak bertanggung jawab sampai-sampai harus memotong sayap sang elang
Bolos Kelas Rehabilitasi Elang Perjalanan menuju Pulau Kotok Besar tempat penangkaran elang bondol sekitar 30 menit. Menurut cerita pulau ini adalah pulau khusus untuk rehabilitasi elang, namun dibuka untuk umum. Dari jauh pulau ini tampak besar dibandingkan Pulau Semak Daun, dengan sangkar besar yang berada di pantai dan langsung menembus kedalam air laut. Selidik punya selidik, sangkar berbentuk kubus ini adalah tempat pelatihan elang untuk menangkap ikan. Perahu motor merapat ke dermaga. Tampak ketika kami melangkahkan kaki menuju gapura Pulau Kotok Besar, ada tulisan besar, "Program Elang". Juga tampak elang dengan warna bulu kepala dan dadanya yang putih, sedangkan sayap dari bulu punggung
Spagetti - Pete
DES 2011 - JAN 2012
Pulau Kotok Besar
|
BACKPACKIN
3
CATPER
Lihat ikan di Nusa Keramba hingga ekornya berwarna cokelat. Penjaga disana antusias menjelaskan mengenai elang itu. Mulai dari penyelamatan elang, mengisolasi elang yang liar dan diduga terjangkit penyakit yang dapat menular pada manusia, juga kisah tragis sang elang di tangan orang yang tak bertanggung jawab sampai-sampai harus memotong sayap sang elang. Diceritakan juga tentang pelatihan elang disitu, seperti pelatihan terbang hingga cara menangkap mangsa seperti ikan di dalam air. Rehabilitasi elang ini merupakan program JAAN alias Jakarta Animal Aid Network. Jenuh juga mendengarkannya. Aku mulai mengundurkan diri dari kuliah tentang elang itu. Jelajah sisi lain pulau itu. Tampak beberapa rumah yang telah lama tidak dihuni lagi dengan puingpuing yang terbengkalai, juga bertebaran rambu-rambu yang menandakan area isolasi yang tidak boleh dimasuki pengunjung. Hal ini dilakukan untuk menghindari penularan penyakit dari 21
BACKPACKIN
| DES 2011 - JAN 2012
hewan kepada manusia. Kini waktunya menuju Pulau Pramuka. Sebelum sampai di Pulau Pramuka, Pak Abu menawarkan kami untuk singgah menikmati penangkaran hiu di Pulau Nusa Keramba. Kami sempat tidak mau karena khawatir ketinggalan kapal yang ke Muara Angke, namun ajakan Pak Abu sulit juga untuk ditolak. Akhirnya kami memutuskan singgah di Pulau Nusa Keramba namun hanya 15 menit saja. Sebenarnya ini bukan pulau, namun laut yang dangkal dan telah ada rumah apung diatasnya dan juga ada beberapa kolam (mungkin tepatnya keramba besar) yang berisi ikan laut. Mulai dari hiu, ikan Nemo dan Dori, dan ikan-ikan lainya. Kemudian kami kembali ke Pulau Pramuka, dan kembali ke Angke, lalu ke rumah. Selesai sudah petualangan kami. Beruntung semuanya berjalan lancar dan cuaca yang bersahabat walaupun memasuki musim hujan. Selesai sudah petualangan kami, goodbye Pramuka!
GALERI
Kirimkan foto koleksi kamu ke redaksi Backpackin Magazine melalui email kami
[email protected] 23
BACKPACKIN
| DES 2011 - JAN 2012
DES 2011 - JAN 2012
|
BACKPACKIN
24
BULOK
Aceh, selalu jalankan tradisi meugang Ada satu kebiasaan unik yang selalu dipegang masyarakat Aceh walaupun shock culture akibat Tsunami kemarin berefek cukup parah. Namanya meugang, yaitu kebiasaan berkumpul pada satu hari menjelang lebaran haji atau satu hari menjelang puasa Ramadhan.
25
BACKPACKIN
| DES 2011 - JAN 2012
Oleh: Muhammad Iqbal Foto: Istimewa
DES 2011 - JAN 2012
|
BACKPACKIN
26
Semiskin-miskinnya orang Aceh, pasti akan mengusahakan tradisi meugang terlaksana
Meugang diwarnai dengan kesibukan mencari daging sapi. Di beberapa mesjid, daging sapi dibagibagikan.
27
BACKPACKIN
| DES 2011 - JAN 2012
Semiskin-miskinnya orang Aceh, pasti akan mengusahakan tradisi meugang terlaksana. Agak berat bagi mereka yang miskin memang, karena dalam tradisi tersebut, masakan berbahan daging sapi lazimnya ada di atas meja. Tapi pasti mereka akan mengusahakannya dengan sangat. Karena permintaan yang drastis pada beberapa hari tersebut, maka harga daging lokal naik bisa sampai dua kali lipatnya. Misal pada hari biasa harga daging berkisar di angka 55.000, saat meugang, 100.000 pun dibeli. Dalam keadaan tersebut, produsen daging sapi dari luar Aceh pastinya tergiur dengan harga tersebut. Tapi sayangnya, hanya daging sapi Aceh yang diminati. Sapi Aceh memiliki kadar lemak yang rendah. Jelas karena asupan pakan yang diberikan berbeda dengan
fedloter yang sangat komersil. Sapisapi di Aceh dilepas begitu saja. Tidak ada asupan konsentrat ini itu dengan komposisi sekian persen seperti yang fedloter lakukan. Hasilnya, kadar lemak sapi rendah sehingga rasanya lebih nikmat. Terutama di kampung-kampung, sapi dibebaskan berkeliaran begitu saja tanpa ada yang menjaga. Saat umur saya 7 tahun, kami sekeluarga pulang kampung ke Pante Raja, sebuah kampung di bilangan Aceh Piddie. Saya ingat betul keadaan waktu itu. Pemandangan yang wajar kalau kita sedang bersantaisantai di teras depan rumah kemudian ada sapi yang lewat. Sapi yang lewat berikutnya meninggalkan bekas di jalan yang pastinya akan membuat seorang lelaki yang hendak bertamu ke rumah kekasihnya turun derajat kepercayaan dirinya kalau tidak hati-hati melangkah. Tabiat sapi tersebut sudah biasa. Kembali ke meugang. Kebiasaan ini betul-betul sudah mendarah daging bagi orang yang besar di Aceh. Ketika mereka bepergian ke luar Aceh di hari meugang, sebisa mungkin mereka akan berkumpul dengan sesama orang Aceh kemudian merayakan meugang bersama sambil menghabiskan rendang yang dipegangnya. Tradisi ini sangat bagus untuk memperkuat ukhuwah. Seperti tradisi-tradisi Aceh lainnya, meugang juga dibuat oleh tetua-tetua kami dulu berdasarkan nilai-nilai islam. Tradisi seperti ini baik selama tidak disalahartikan menjadi suatu kewajiban yang ketika ditinggalkan maka dosa akan melekat. DES 2011 - JAN 2012
|
BACKPACKIN
28
KOMUNITAS
BACKPACKER JEMPOL Jempol menghadang, tumpangan datang. Oleh: Ambar Arum Foto: Dok. Backpacker Jempol
29
BACKPACKIN
| DES 2011 - JAN 2012
DES 2011 - JAN 2012
|
BACKPACKIN
30
KOMUNITAS Beberapa tahun silam, tepatnya tahun 2009, sekumpulan bocah yang baru turun dari Gunung Merbabu hendak mencari kendaraan untuk mengantar mereka pulang ke Jogja. Kebanyakan nonton film barat, jempol mereka pun iseng, menengadah ke jalan, berharap dapat tumpangan. Bukan sulap bukan sihir, sebuah mobil berhenti di depan mereka, menyediakan tumpangan. Sepertinya, si pemilik mobil juga kebanyakan nonton film barat. Kejadian diatas sama sekali tidak direkayasa. Bukan adegan di film ataupun iklan. Sejak itu, mereka yang berada di tempat kejadian perkara kala itu, kerap membanggakan jempol mereka, dan kemudian diteguhkan dengan berdirinya komunitas yang diberi nama Backpacker Jempol. Pamer jempol di jalan pun jadi kebiasaan yang selalu mereka lakukan saat melancong kemanapun. Raja Ampat adalah tempat yang paling mereka dambakan bisa dikunjungi, sampai kebawa mimpi plus ngiler-ngiler. Selain Raja Ampat dan titik-titik lain di Indonesia, para jempolers ini juga sangat ingin bisa keliling dunia, sekaligus menguji kesaktian jempol mereka, apakah bisa seberuntung kemarin itu. Senada dengan para pelancong se-Indonesia pada umumnya, Backpacker Jempol percaya bahwa Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat jempolan. Keberagaman alam dan masyarakatnya bikin semua orang mengacungkan jempol. Namun jempol langsung dibalik ketika bicara tentang pengelolaan daerah wisata. Hal sepele saja belum dibenahi, seperti pengadaan tong sampah yang layak dan cukup. 31
BACKPACKIN
| DES 2011 - JAN 2012
Sementara ini, jempol-jempol mereka telah melanglang buana ke banyak tempat. Mulai dari gununggunung, pantai, pulau, hingga wisata kota dan kuliner. Gunung-gunung macam Rinjani, Merbabu, Sindoro, Merapi, Ungaran, dan Lawu sudah mereka daki. Pantai dan pulau seperti Sempu, Tidung, Karimun Jawa, dan Gili Trawangan sudah mereka sambangi. Tidak lupa beberapa kota seperti Solo, Malang, Bali, Jakarta, Magelang, dan Semarang. Tentunya tahun depan daftar ini akan terus bertambah. Berdomisili di Jogja dan Solo, komunitas ini terbuka untuk siapa saja. Temukan saja mereka di facebook, cling! Gabung deh. Siapkan jempol kamu
Backpacker Jempol percaya bahwa Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat jempolan kalau bertemu mereka. Konon, desas desus yang beredar, tahun depan jempol mereka akan menyentuh Thailand. Semoga di Thailand jempol kalian berhasil memanggil tumpangan ya, kawan. Kalau gak dapet, main adu ayam pakai jempol aja :) DES 2011 - JAN 2012
|
BACKPACKIN
32
PROFIL
Model dan presenter Paradiso ini lagi girang banget. Sudah menang jadi Miss Scuba Indonesia, awal Desember 2011 kemarin dia dinobatkan jadi 1st runner up Miss Scuba International! Walau super sibuk, Nendy Yunizar masih semangat banget jawab pertanyaan dari Backpackin. Saking semangatnya, gak semua obrolan Nendy muat masuk sini. Versi lengkapnya, langsung aja ke : www.backpackinmagazine.com ya!
Selamat ya udah jadi 1st runner up Miss Scuba International 2011! Gimana pengalaman di Malaysia kemarin? Cerita sedikit dong..
NENDY YUNIZAR: Kekayaan Laut Kita Itu Maha Dahsyat! Foto: Istimewa
Thank you for the felicitation. Aku sampe sekarang masih speechless loh bisa dapet 1st runner-up di tingkat internasional. Pengalaman aku di Malaysia kemarin benar-benar pengalaman pertama di dunia global, dan ini bukan hanya sekedar summer camp or something like that, this is a competition, and I was there as a representative from my country! Semuanya benar-benar amazing buat aku! Dari kenal teman-teman dari Hongkong, China, Thailand, dan yang pasti Malaysia. Ada yang bisa bahasa Inggris dan ada yang ga bisa sama sekali. Jadi komunikasinya pake body language haha! Pernah snorkeling atau diving di pulau 1000? Gimana menurut kamu spot disana? Aku pernah ke sana untuk syuting program aku. Aku stay di Pulau Pramuka, dan waktu itu snorkeling di situ sekalian menjadi volunteer untuk transplantasi karang. Transplantasi karang ini dilakukan oleh warga sekitar, dia seorang nelayan. Dia bilang karena dia merasa bersalah, dulunya dia suka merusak
karang, memotong karang untuk kemudian dijual. Jadi aksi ini dilakukan untuk menjaga lingkungan sekaligus menebus kesalahannya. Itu benarbenar menyentuh banget. Aku juga sedikit snorkeling di lokasi yang karangkarangnya masih asli, memang tidak sebagus di timur Indonesia, tapi cukup bagus. Karena waktu tidak mencukupi, jadi aku hanya sempat snorkeling di situ saja. Padahal tadinya udah planning mau ke Pulau Macan, katanya di sana bagus banget masih belum terlalu terjamah. Benarkah itu? Mudah-mudahan suatu saat aku bisa ke sana.
Transplantasi karang ini dilakukan oleh warga sekitar, dia seorang nelayan. Dia bilang karena dia merasa bersalah, dulunya dia suka merusak karang, memotong karang untuk kemudian dijual.
DES 2011 - JAN 2012
|
BACKPACKIN
34
PROFIL Gimana menurut Nendy tentang potensi spot snorkeling di Indonesia, kekurangan dan kelebihannya? Kekayaan laut kita itu benar-benar maha dahsyat. Kendalanya cuma infrastruktur. Entah karena pemerintah kurang mendukung secara penuh atau memang karakter individunya yang kurang aware. Bukan hanya masalah aksesibilitas dan transportasi, melainkan service. Semua disangkut pautkan sama nilai komersil yang tinggi sehingga kerap kali tidak mencapai nilai wisata yang diharapkan para wisatawan. Apalagi diving terkenal wisata mahal, bukan? Jadi kita ga perlu menunggu atau menyalahkan orang lain maupun pemerintah, mari kita mulai dari diri kita sendiri aja dulu. Bersikap lebih ramah terhadap lingkungan jadi tidak terlalu membutuhkan biaya mahal yang kerap dijadikan alasan untuk mengkomersilkan sebuah lokasi diving atau wisata lainnya.
Terakhir, kasih tips dong buat tementemen yang mau diving tapi masih raguragu. Takut tenggelam misalnya xixixiii.. Hihi ini mah aku banget dong ya dulu. Sahabatku bilang : You will never know until you try. Setiap aku takut melakukan ini itu, aku selalu ingat kata-kata itu. And I believe, I'm here because I can. Jadikan air itu sebagai "buddy" kita. Apalagi kita tahu kan 70% bagian dari bumi ini terdiri dari air dan air merupakan salah satu sumber kehidupan. Di dalam sana sudah menunggu keindahan kehidupan laut yang ga ada duanya. Jadi jangan buangbuang kesempatan. Percaya sama diri sendiri dan Tuhan :)
Paling suka ngeliat apa kalo lagi diving? Ada terumbu atau hewan favorit gitu misalnya?
Aku suka penyu! Liat penyu rasanya tenang banget dan penyu itu ngajarin kita untuk mandiri dan tenang. 35
BACKPACKIN
| DES 2011 - JAN 2012
Hal yang paling aku cari kalau lagi diving adalah ketenangan sih sebenernya. Aku ga suka kalo diving tapi rusuh. Kalo udah tenang, ngeliat apapun itu pasti bahagianya bisa berlebihan. Apalagi kalo lagi nyari macro stuff. Aku suka penyu! Liat penyu rasanya tenang banget dan penyu itu ngajarin kita untuk mandiri dan tenang. Berenang sendiri tanpa rasa takut dan tidak menggangu sekitar. DES 2011 - JAN 2012
|
BACKPACKIN
36
RESENSI
Serdadu Kumbang :
Sumbawa Barat di Layar Lebar Serdadu kumbang, siapa tak kenal film itu? Film yang di produksi oleh Alenia Pictures ini bercerita tentang pendidikan, persahabatan dan cita-cita. Amek (tokoh utama) adalah seorang bocah bibir sumbing yang bercita-cita menjadi presenter TV, tapi ia tidak pernah putus asa dengan kekurangannya. Amek dan dua orang temannya, Acan dan Umbe, sangat usil sehingga sering mendapat hukuman dari gurunya. Walaupun begitu, Minun kakaknya sangat sayang padanya. Oleh: Ayu N Surya Minun gadis pintar yang slalu menjadi Foto: Istimewa juara kelas, berbeda dengan Amek yang pernah tidak lulus Ujian Nasional (UN). Amek dan Minun tinggal bersama Ibunya di Desa Mantar, Sumbawa Barat. Diluar desa yang indah itu terdapat pohon dipinggir tebing, anakanak memercayainya sebagai 'pohon cita-cita.' Banyak botol tergantung yang didalamnya terdapat secarik kertas berisi cita-cita. Persoalan UN yang pelik mengacaukan desa itu. Minun meninggal dunia, terjatuh dari atas 'pohon cita-cita' saat mengambil botol pengharapannya, ia kecewa karena ia dan juga seluruh siswa di desa itu tidak lulus UN.
Produser: Ari Sihasale Produksi: Alenia Pictures Durasi: 105 menit Pemain: Ririn Ekawati, Titi Sjuman, Putu Wijaya, Asrul Dahlan, Lukman Sardi, Surya Saputra Sutradara: Ari Sihasale Penulis: Jeremias Nyangoen
37
BACKPACKIN
| DES 2011 - JAN 2012
Film yang berlokasi diperbukitan dekat Pelabuhan Pototano, Sumbawa Barat ini menggambarkan pemandangan alam Indonesia yang sangat indah dengan banyak kuda sebagai ciri khas Sumbawa. Sajian alam di film ini sangat memanjakan mata penonton. Di antara film-film Indonesia lain yang dibuat akhir-akhir ini, Serdadu Kumbang tentunya memberi harapan bahwa pembuat film Indonesia pun bisa sekaligus memasarkan pariwisata beberapa daerah di Indonesia yang belum terjamah.
Film yang berlokasi diperbukitan dekat Pelabuhan Pototano, Sumbawa Barat ini menggambarkan pemandangan alam Indonesia yang sangat indah dengan banyak kuda sebagai ciri khas Sumbawa.
TIPS
kode etik nge-trip Menunggu Janjian di satu meeting point adalah hal yang biasa dilakukan jika mengikuti trip dengan peserta dari berbagai belahan kota. Jangan biarkan teman yang lain terlalu lama menunggu kita, karena mengakibatkan berubahnya seluruh itinerary yang sudah disusun. Paling tidak berilah kabar jika terpaksa datang terlambat. Jangan biarkan teman-teman kita menunggu terlalu lama apalagi sampai berjam-jam.
BATAL IKUT Tidak membatalkan keikutsertaan disaat-saat terakhir, karena ini sangat mempengaruhi jumlah share biaya yang akan ditanggung rekan-rekan yang lain (apalagi jika tripnya mengharuskan membayarkan DP terlebih dahulu untuk penginapan, sewa kapal atau yang lainnya). Sebisa mungkin carilah pengganti jika kita memang benar-benar akan batal. Jika tidak dapat pengganti, ikutlah share paling tidak biaya yang digunakan untuk share yang sudah di bayarkan untuk DP.
39
BACKPACKIN
| DES 2011 - JAN 2012
Berawal dari keluhan seorang teman yang mengutarakan kejengkelannya mengatur suatu trip, saya jadi terpikirkan untuk menulis semacam “kode etik” ngetrip bareng-bareng. Oleh: Ika Rangan Foto: Istimewa
Komplain! Seringkali masih ada teman yang complain. Acaranya gak asik, tempatnya gak bagus, transportasinya gak enak dan teman-temannya. Ini adalah trip bersama yang kebetulan saja ada satu orang teman yang bersedia membantu untuk menjadi team leader-nya. Semua biaya kita share bersama tanpa ada yang mendapatkan keuntungan, jadi mengapa hanya biaya saja kita “share” bersama? Tentu kita juga harus berbagi semua kebahagiaan dan semua penderitaan dalam trip bukan? Kelak semua cerita sedih dan gembira itu menjadi bagian yang tidak dapat kita lupakan.
Saling Memahami “Gak cocok acaranya nih mo misah aja ah”, hal yang normal dirasakan jika kita bepergian bersama-sama. Tidak mudah menyatukan sedemikian banyak keinginan dari masingmasing peserta. Disinilah dituntut kebesaran hati kita untuk bisa memahami satu dengan yang lainnya, ingat kita “jalan bareng” bukan ikut paket tour.
DES 2011 - JAN 2012
|
BACKPACKIN
40
HAPPY 2ND ANNIVERSARY keep on BACKPACKIN! WWW.BACKPACKINMAGAZINE.COM
AKSESORIS
TG-310 • Waterproof to 3m**, shockproof to 1.5m*** and freezeproof to -10°C • 3.6x wide optical zoom (28-102mm*) • Dual Image Stabilisation • Eye-Fi Card compatibility • 3D photo shooting mode • 720p HD Movie and HDMI Control
TG-610 • Waterproof to 5m**, shockproof to 1.5m*** and freezeproof to -10°C • 5x wide optical zoom (28-140mm*) • Dual Image Stabilisation • Eye-Fi Card compatibility • 3D photo shooting mode • 720p HD Movie and HDMI Control
Berikut Backpackin tampilkan beberapa pilihan kamera underwater merek Olympus. Merek ini cukup rajin mengembangkan produk underwater nya (kamera underwater tanpa case) ketimbang merek lain. Selain tahan air, kamera-kamera ini juga tahan banting dan tahan tekanan. Cocok buat kalian yang suka ceroboh ketika berpetualang. Malah lebih canggih lagi, salah satu dari kamera ini ada GPS nya! Tinggal gigit jari aja pas liat harganya. Tanpa bermaksud promosi, cuma kasih tau aja. Foto-foto underwater di Backpackin edisi kali ini dihasilkan dari Foto: www.olympus.co.uk kamera merek ini lho.
Mau main-main di pantai, snorkeling, ataupun diving, jangan ketinggalan kamera dong! Ada beberapa pilihan, kamu bisa pakai kamera pocket biasa dengan case underwater-nya, atau langsung beli kamera underwater sekalian biar gak repot.
43
BACKPACKIN
| DES 2011 - JAN 2012
TG-810 • Waterproof to 10m**, shockproof to 2m***, crushproof to 100kg**** and freezeproof to -10°C • 5x wide optical zoom (28-140mm*) • GPS & Electronic Compass • Eye-Fi Card compatibility • 3D photo shooting mode • 720p HD Movie and HDMI Control
Sedikit tips ringkas merawat kamera underwater : Setelah digunakan di air laut, bilas dengan air tawar. Kalau sudah dirumah, rendam 5-10 menit dengan air tawar. Hal ini untuk membersihkan partikel-partikel di air laut yang lama-lama dapat merusak badan kamera.
DES 2011 - JAN 2012
|
BACKPACKIN
44
PENGANAN
Dodol Rumput Laut Selain menawarkan keindahan alamnya, Pulau Seribu juga memiliki panganan khas yang patut dicoba, yaitu dodol rumput laut, atau lebih dikenal sebagai tangkue oleh warga sekitar. Rumput laut sendiri merupakan tumbuhan laut jenis alga atau ganggang . Jenisnya beragam. Wujud paling umum yg kerap ditemui adalah rumpu laut berbentuk seperti ranting daun bercabang-cabang.Tanaman ini tumbuh di dasar samudera yang dapat ditembus cahaya matahari.
Dalam pembuatan dodol, rumput laut dicuci dulu, direndam beberapa hari, lalu ditiriskan. Setelah itu direbus dalam larutan gula. Perebusan dilakukan hingga keseluruhan rumput laut hancur. Proses penghancuran ini dapat menggunakan blender, kemudian dimasukkan kembali dalan larutan gula. Setelah itu adonan dimasak sampai tidak lengket atau kesat lagi. Untuk menghasilkan dodol dengan tekstur yang agak kenyal, adonan diberi campuran seperti tepung. Agar tampil menarik, adonan ditambah pasta pandan atau bahan alami Oleh: Gita Paramitha lainnya yang menghasilkan warna sesuai Foto: Ma'mur Sudrajat selera. Adonan kemudian siap dituang ke dalam cetakan sampai mengering. Selanjutnya hasil cetakan diiris-iris dan dijemur hingga kering di bawah matahari. Dodol kini siap dikemas. Dibalik cita rasanya yang segar, rumput laut juga menyimpan beberapa manfaat terkait gizi. Tanaman yang sejak ribuan tahun lalu telah dimanfaatkan bangsa Jepang dan Cina ini diantaranya berkhasiat sebagai antikanker, antioksidan, menurunkan tekanan darah (hipertensi), dan menyerap kelebihan garam dalam tubuh. Disamping itu, kandungan serat yang sangat tinggi juga membuat rumput laut efektif sebagai makanan diet. Tak hanya di Pulau Seribu, rumput laut juga telah banyak dimanfaatkan sebagai makanan dan obat tradisional di perairan Sulawesi Selatan dan Tenggara, Pulau Seram, Bali, Lombok, dan Kepulauan Riau.
KONTRIBUTOR
1
INTERAKSI
! k k a a m , s Mule 2
3
4
1. Ayu N Surya Langsung nulis resensi setelah kagum dengan Sumbawa di film Serdadu Kumbang. 2. Erlangga Mahardika Bocah tengil penggila pantai. Gak mungkin bahas Kepulauan Seribu tanpa dia! 3. Gita Paramitha Cantik. Tinggal di Bogor. Masih single. Hobinya nulis. Ada yang mau kenalan? 4. Ika Rangan Dia cuma punya satu alasan kalau diajak pergi tapi lagi males atau gak bisa: ‘kantor lagi closing.’ 5. Ma’mur Sudrajat Jadi kerajingan ngebolang gara-gara punya kamera DSLR baru. Ciyehh! 6. Niko TujuhLangit Gak nanggung-nanggung kalo motret. Alatnya lengkap. Hasilnya juga ajib! 7. Niko Wazir Kegantengan cowok yang satu ini bisa dilihat dari hasil jepretannya disini.
5 47
BACKPACKIN
| DES 2011 - JAN 2012
6
7
Nikmatnya jalan-jalan kadang suka terganggu dengan hal sepele. Masalah makanan misalnya. Seperti dua teman kita dibawah ini :D
Ines Pamungkas Waktu jalan-jalan sekeluarga ke Man ado, kami coba makan paniki (kelelawar) yang dimasak rica-rica. Gak cuma pedes di mulut, tapi juga panas di perut, cuy! Rawit disana kan khas banget. Jadi semaleman gue sama nyokap gak bisa tidur, mul es terus, dan besoknya seharian jalan-jalan jadi gari ng karena perut masih mules. Arghh!!
Khemal Nugroho g baik hati Waktu ke Semarang, teman gue yan rang lagi seka g yan es ped membawakan kripik bikin nagih. get, ban k ena a any ngetren itu loh. Ras dibawa jalan pas i Tap tan. nge keri Gue makan sampe aksi, alhasil gue ke Gedong Songo, perut mulai bere en gue baik gak bisa jauh-jauh dari WC! Gokil tem bangett!
DES 2011 - JAN 2012
|
B A C K P A C K IN
48
EDISI DEPAN
PARE DESA BAHASA
Explore Indonesia