E D IS I
SE D JA R A H
PUBLIKASI S E D J A R A H
RESMI
M U I T E R
M IL IT E P PUSSEM
K E S A T U A N
SC
TUDJUAN SEDJARAH MlLITER KESATUAN: '*
*
S u a n 2nADmPU,an b3han2 PenSaIaman dan P e rtu m b u h a n
A D u n M X —
a f dP e n g a 'a m a n u ig u n a x a
dal am pengembangan AD.
★
kesafuan2
sebagai bahan2 p « i w *
Meninggikan moril, menumbuhkan kebanggaan dan awanan serta men'ini m * i f n
anirgofa AD.
/si
dan P ^ tu m b u h a n
b o 1e h
k u t i
ifPnah «epan-
semanga' ,!e5a' ua” dari s e tia p
P>
asai
di s e b u t k
an
sumber.
!
0
1
PRADJURIT MENGABDI Gumpalan Perang Kemerdekaan Bataljon Y a
* '* '* ™ f
■ D i o la h
o lch :
If
.
/t / } " V ? /
S
Kapten Soeharto
.
Kapten Soepangkat
A /
^ -y
v
‘ y*, ' v *W 'ti*
f
,
Kapten Iclidar Kapten B. Soemitro Kapten Muh. Jassin Radik Djarwadi h-
• k
• O E D i a n sun
o le h :
K‘ O L E K S I H O R
Ij t "" 11 , 1. .
G IE
""•*— 7~ ■ 3 s '5 ’ . 0 9
Radik Djarwadi
£O l ' t .
P U B L IK A S I R E S M I PUSAT S E D JA R A H M IL IT E R
■“
^
Dipersembahkan kepada
:
almarhum
Major Abdullah dan
kawan2 seperdjoangan jang telah mendahului kita
s e r t a
Angkaian
Daraf
d' a n
Negara & Bangsa Indonesia FA Tang^w^
S J
KATA PENGANTAR Pd. Kepala Kantor Pusat Sedjarah Militer Angkatan Darat Sedjarah Kesatuan Bataljon Y merupakan jang pertama dipublisir oleh Pusat Sedjarah Militer dalam rangka penulisan Sedjarah Militer Kesatuan jaaigr akan ber-turut2 dikeluarkan. Naskah Bataljon Y merupa kan pertama pula jang sampai kepada Pussem dengan lengkap. Sedjarah ini adalah hasil usaha dari beberapa ang-gota dan bekas anggota Bataljon Y. Penulisaunja menguraikan pertumbuhan Bataljon Y sesudah proklamasi kemerdekaan negara R. I. dan pula baktinja didalam revolusi nasional kita. Kita dapat menarik peladjaran jang berguna dari sedjarah Batal jon Y, untuk menghadapi persoalan2 serupa jang mungkin timbul dikem udian hari. Sedjarah ini ketjuali mengancjung segi2 militer, djuga mengandung segi politis dan psychologis. Disini terlihat bagaimana keti'ga segi dihadapi, masing 2 tidak berdiri sendiri, tetapi satu sama lain terdjaltn. Tindakan2 politik membawa akibat didalam bidang militer, dan sebaliknja tindakan dibidang militer membawa pengaruh jang tak terduga2 dibidang politik. M aka sedjarah kesatuan ini tidak hanja berguna bagi anggota 2 tentara, tetapi djuga bagi para politisi, untuk dapat digunakan sebagai tjermin dalam menentukan kebidjaksanaan kita. Kurang kerdja-sama antara pimpinan politik dan militer, tak akan mentjapai tudjuan. Dalam usaha Pussem mengadakan publikasi sedjarah militer raaka berturut2 akan dikeluarkan edisi sedjarah militer kesatuan. Agar dapat terselenggaranja denga.n mfemuaskan m aka sangat diharapkan bantuan para Komandan2 Kesatuan mengenai bahan2 sedjarah Kesatu an m a s in g 2 kepada Pusat Sedjarah Militer. S e k i a n.
Bandung, 17 Agustu^ 1959. R. M O ERM A N SLAMET Major Inf. — Nrp. 1006n.
PE N D JE L A SA N tentang penulisan Sedjarah Militer Kesatuan Usaha Pusat Sedjarah Militer m ulai direalisir setapak demi setapak dalam menumbuhkan dan mengembangkan dajaguna sedjarah m i liter bagi AD. Sungguh mendjadi tudjuan penjusunan sedjarah m iliter kita dapat mentjapai m utu jang sebenam ja untuk dapat digunakan sebagai bahan perentjanaan dan peladjaran, serta peninggian dan penjempum aan pengetahuan militer. W alaupun masih djauh keadaan jang se benamja, kita harus mengarahkan dan mengusahakan untuk mentjapai tudjuan tersebut. Sedjarah m iliter adalah pengetahuan jang memuat p e n g a la m a n 2 tentang Kemiliteran. Pengalaman2 dari pertumbuhan setiap kesatuan merupakan sumber utama. U ntuk dapat menggali kefeemuanja kita harus menjusun sedjarah m iliter dai? setiap kesatuan. Bila ini dapat terlaksana, nistjaja A D akan m em punjai dokumentasi pengalaman-pengalaman. jang konkrit, lengkap, dan continu sehingga akan berguna bagi A D da lam peninggian esprit de corps & moril, menumbuhkan kebanggaan & tjin ta kepada tanah air, sebagai bahan 2 pertimbangan untuk pendidikan & latihan, penelitian & pengembangan, pembentukan doktrin, pembuatan penetapan & perentjanaan, dsb. Perlu ditegaskan, bahwa terdapat perbedaan antara rivvajat kesatuan dan sedjarah m iliter Kesatuan. Jang pertama hanja memuat pe>rtumbuhan2 dari sesuatu kesatuan setjara chronologis. Ada.pun jang kedua m em uat pertumbuhan 2 beserta pengalaman 2 kesatuan ja n g diolah baik adm inistratif m aupun operatif. Ini berarti kenjataan2 a.tau kegiatan kesatuan itu dianalisa dan kemudian (lisintetis m endjadi tjatatan jang efektif dalam perumusan keaimpulan analisa dari pertumbuhan dan pengalaman kosatuan. Djadi bila telah tersusun sesuatu sedjarah m iliter kesatuan, m aka akan dapat ditarik peladjaran 2 dari pengalaman 2 ke satuan itu bagi setiap kesatuan lainnja dan setiap pendjabat AD. Bahan2 pengalaman dari kesatuan itu akan berguna sebagai bahan pertimbangan bagi setiap pendjabat dalam waktu membuab rentjana 2' untuk kesatuan• n ja atau tugas2 tertentu. D juga bagi setiap pendjabat jan g dipindahkan ftour of duty) ke kesatuan lain jang telah mempunjai sedjarah militer tinggal ia mempeladjarinja, sehingga djangan sampai mengulangi kesalahan/kegagalan 2 jang pem ah dialami oleh kesatuan itu dan akan mendjadi bahan pertimbangan jang berdajaguna untuk tugasnja jang baru. M erupakan tugas jang berat bagi Biro Sedjarah A D untuk mengum pulkan dan menjusun sedjarah militer kesatuan jang resmi dari AX) dan dapat dipertanggung djawabkan. Mengumpulkan bahan sedjarah m i liter dari kesatuan masing 2 jang telah tersusun adalah mudah, tetapi bila Biro sedjarah A D berkewadjiban untuk m elandjutkan penelitian apakah penjusunannja telah mCmenuhi prinsip Historiografi m iliter tentang
sedjarah jang objektif, bukanlah pekerdjaan jang mudah. Biro sedjarah AD belum mampu mengerdjakan karena masih kekurangan at as pendjabat 2 jang niemenuhi sjarat 2 minimal baik kw antitatif maupun kwalitatif. Maka adalah kewacljiban setiap kesatuan untiik menjusun sedjarah ke satuan masing2. Apakah bermutu riwajat kesatuan atau sedja rah mi liter kesatuan tergantung dari kemampuan masing2. Bila m anfaat sedjarah mUiter kesatuan telah dijakini oleh setiap pendjabat AD, pasti akan mendjadi usaha jang bukan secunder dari setiap kesatuan untuk segera mewudjudkan sedjarah kesatuan jang bermutu sedjarah militer, dan ini akan memudahkan bagi Pusat Sedjarah Militer untuk mengadakan penelitian-penelitian lebih landjut. Hal jang menggembirakan bahvva dari sekian banjaknja diantara kita ada jang°radjin memelihara pertumbuhan kesatuannja dengan tjukup len»kap°jang naskahnja sampai kepada kami. Usaha ini liarus kita kemban-kan, sehingga Pusat Sedjarah Militer melandjutkan publikasinia. Matjam2 edisi sedjarah militer jang sedang berdjalan baru meliputi madialah sedjarah militer, dan Biografi militer & pedjuang Indonesia, kemudian kini ditambah lagi dengan Sedjarah Militer Kesatuan. Nomor pertama dari edisi Sedjarah Militer Kesatuan m emuat Gumnalan nerang kemerdekaan pradjurit mengabdi Bataljon Y. W alaupun m utu huku belum sampai jang kita harapkan, tetapi tjara penulisan ini sudah dan harus mendjadi tjontoh kita sekalian dalam AD. Sedjarah ket Bataljon Y adalah hasil tjatatan bersama selama mengabdikan s a tu a n ^ ^ dan revolusi sebagai pradjurit kemerdekaan. Dari H bersama mereka mengadakan pengolahan antara Kapten Soe* Kapten Soepangkat, Kapten Ichdar, Kapten B. Soemitro, K ap i l h Jassin dan sdr. Radik Djarwadi, untuk mendapatkan bidang Len U i dan menarik peladjaran dari setiap pengalaman. N iat merepersuaan^ ^sada-ran sebagai termasuk pelaksana revolusi untuk mePban-kan pengalaman 2 mereka jang pernah dialami dan djiw a keT u r ita n Indonesia kepada sedjarah perang kemerdekaan dan genepra Jk iU jgjjg- akan datang. Adapun buku ini disusun oleh sdr. Radik rv^rwadi jang telah mengikuti Bataljon Y sedjak revolusi kemerdekaan, n^ipai bertugas keluar Djawa, hingga kembali ke D jaw a Timur, dan kini sudah mengundurkan diri tidak aktif lagi. Nam un demikian tetap kam i hargakan °atas penjusunan untuk pengabadian pertumbuhan B a taljon Y. Achirnja m u d a h 2 a n penulisan sedjarah kesatuan m i akan berguna bagi AD dam djuga dapat digunakan sebagai penerangan diluar AP untuk mengenalkan djasa 2 suatu kesatuan terhadap negara dan bangsa serta dapat menumbuhkan semangat pertahanan nasional. S e k ia n . Bandung, n A.
Apustus 1009.
SOENGKOW O
Kapten Inf. - Nrp. 30S27
Asisten Kepala Pussem.
SAMBUTAN KOLONEL SOEDIRMAN Untuk memenuhi harapan para pengasuh pradjurit mengabdi Bataljon Y______ Disamping saja pandjatkan pudji sjukur kehadirat Illahi, perlu pula disampaikan hormat saja kepada para rekan Pcrwira pada uinumnja, jang telah mendiskusikan bahan 2 untuknja, dan kepada sdr. Radii: Djarwadl pada chususnja, jang telah sanggup mcnghimpun mendjadi buku ini, suatu hasil usaha jan g positif, jang pasti aka a berguna bagi masjarakat, terutam a m asjarakat Indonesia dimasa datang. Sesuai dengan titelnja, m aka telah memadailah isi dari padanja, karena siapapun jang m em batjanja dengan teliti, pasti akan dapat menarik beberapa peladjaran dari sedjarah perdjoangan kita pada waktu jang selam. N am un akan lebih bermanfaat lagi kiranja, kalau ada peminat lain, chususnja jan g m empunjai hubungan erat dengan peristi\va2 didalamnja, untuk mengadakan inabeschouwingi untuk menelaah soal demi soal penting. U m pam a soal2 bertalian dengan : Peristiwa 9 Nopember, suatu peristiwa persengketaan bersendjata antara Bataljon X V II dengan Brigade IV, semasa diambang pemulihan kedaulatan. — Peristiwa M alik di D jaw a Timur, jang djuga membawa korban jang tidak ketjil, jang m alahan sampai sekarang sebagai akibat karenanja masih ada anak2 kita jang meringkuk di Nusakambangan. — Peristiwa Sulawesi Selatan/Peristiwa Kahar, jan g sampai seka rang masih merupakan lembaran hitam bagi sedjarah Bangsa. Begitu pula akan tidak ketjil gunanja bagi kita, kalau diadakan nabesehouwing bagi gerakan 2 m iliter jang penting, jang tersebut dalam buku ini. Meskipun kiranja tid ak mendjadi harapan dari para Pengasuh buku ini, namun didalam menulis sambutan ini, sesudah saja membuka 2 halaman demi halaman dari naskah ini, meskipun setjara sekilas-lintas saja tidak dapat berlalu begitu sadja tanpa mengenangkan almarhum Major Abdullah, jang bukan sadja sebagai seorang Komandan dari ke satuan ini, tetapi jang lebih kena kalau dikatakan sebasrai • aprotfinite vader dari segenap keluarga Bataljon. Y. I
Kebetulan, saja dekat benar dengan almarhum beserta kesatuannja, semendjak alm arhum sebagai collega, w aktu mengganti Bataljon saja di Rem bang, dizain an Madiun affair tahun 1948, sampai habis penjerahan kedaulatan, jang kemudian saja baru bertemu lagi dengan ke satuan ini pada tahun 1956, tetapi sudah tanpa M ajor Abdullah. K alau k ita menglkuti pertumbuhan dari kesatuan ini, kemudian m em batja betapa gerakannja diw aktu clash ke II, chususnja aktivitetn ja didaerah Pandakan dan sekitannja, ibarat sebagai roda gila (Vlieg-
Wiel), tidak mengherankan kalau sesudah keluar dari hutan gerilja, Bataljou ini diberi stempel sebagai kesatuan jang bengal, sebagai BataJjon Pemberontak. Nam un sesudah saja ketemu kembali pada tahim 1956, berkat sifat2 kepeminlpirtan almai'hum, jang masih terasa meliputi Kesatuannja, m aka BataJjon Y merupakan suatu Kesatuan ja.ng dapat dibanggakan, atau se-tidak2nja tidak dapat dikatakan mengetjewakan. Sebagaimana diakui oleh Penghimpun buku ini, almarhum me. mang hampirZ sebagai seorang jang buta-huruf. Tetapi karena berkat adfat2 Kepemimpinan jang ada pada almarhum, almarhum dapat menipergunakan Perwira2 muda, jang ada di Kesatuan tersebut, sebagai otak Bataljon, sehinyga terdjalin disana pcrpaduan jang harmonis an. tara djhca dengan intclek, merupakaji dua unsur jang memang diperlukan bagi memimpin setiap organisasi. ^ S e k i a n.
Djakarta :
t Sjawal 1377. ------------ 1 Sawal 188!).
S O E D IR M A N Kolonel Inf. - Nrp. 10101.
I.
TUMBUH DALAM REVOLUSI
Setelah Proklam asi Kemerdekaan R. I. dinjatakan kepada dunia dan disiarkan keseluruh pendjuru Tanah Air, m aka tergugahlah potensi nasio.nal jang selama itu itiada pernah terduga, sekalipun oleh para pem im pin revolusi sendiri. Kekuatan rakjat, jan g mendjadi kekuatan pokok dalam revolusi, bergerak bagaikan m engam uknja raksasa. Dalam kebangkitan jan g m erata guna menjusun barisan 2 teratur, m aka untuk kesekian kalinja para pemuda m untjul kembali sebagai inti dan pelopor pergolakan. Seluruh negeri diliputi oleh situasi revolusioner. Perlutjutan Lerhadap tentara Djepang m ulai ter.djadi disetiap tempat. A m arah dan dendam, sebagai segi destruktif dari setiap revolusi, menguasai keadaan di-mana2. D alam babak pertama, tudjuan utam a ialah menguasai dan mengambil-alih kekuasaan dari tangan Djepang ketangan Republik In donesia. Tidak djarang arus revolusi menabrak haluan2 jang bukan seharusnja, sehingga tidak sedikit m enim bulkan insiden di-mana2. Pada hakekatnja, setiap revolusi bukan sadja hanja berupa pemindahan-kekuasaan dengan paksa, akan tetapi djuga meletakkan dasar 2 baru disegala lapangan kehidupan, baik ja n g bersifat m ateriil m aupun spirituil. Dengan demiklan dapatlah dikatakan, bahwa anasir 2 jang bersifat destruktif ada lah sewadjarnja, sebagai tindakan riil atas sistim dan kekuatan lama. Setiap warga negara Indonesia sudah dapat m embajangkan, bahwa perdjoangan bersendjata jan g dahsjat akan terdjadi, m engingat adan ja usaha2 kaum imperialis Belanda untuk kembali m enantjapkan kekuasaannja di Indonesia. Itu pulalah sebabnja, m engapa dimasa jang sangat singkat telah lahir kesatuan 2 bersendjata. K alau w aktu kesatuan 2 itu lahir, tidak m emiliki pim pinan jang teratur, m aka dalam pertum buhannja dirasakan perlu adanja suatu organisasi pusat jang mampu memberikan pimpinan. Terbentuklah kemudian Badam2 Perdjoangan Bersendjata seba gai organisasi kelasjkaran. Pemerintah. sendiri telah menjusun suatu ke kuatan bersendjata dibawah Kementerian Keam anan (Per.tahanan) de ngan nam a Badan Keamanan Rakjat-~(-B.aCR.jrn
ax uen0an .,aiek 2 Surabaja” jang- dengan semangat heroismenia m e c u n a ia k K M te p a d a s* m ,h
k e m « m p u .» % e r t. Z
S
te!;h
' ^
f
ka berkoiban demi kepentingan Negara. TYH i B K R Sl‘labaja dibentl,k Pada tanggal 10 September 19-15 D d alanm ja terdapat pasukan 2 jang dipimpin oleh pemuda 2 IC Sumo' du^djo B. Ianomo, Soelaeman Goenrt, Lastirah, R. P. Abdul L a ti^ M o g o d '
* ? ? ? * - EKR * * sebassi '“ t,m •«**. «•* «U'
dipastikaii kekuatan persendjataannja, lagi pula tatkala itu masih dirasakan sekali akan kekurangan tenaga jang pemah mendapat latihan kemihteran. Pasukan 2 revolusi ini, berdasarkain pengalaman, mendjadi kuat karena adanja rasa solidaritet jang kokoh diantara anggota 2nia karena masmg 2 telah memahami tudjuan dari pada revolusi, sebagai manaianotelah dirumuskan dalam Undang 2 Dasar Republik Indonesia tahun 1945° Sebagai langkah pertama untuk memperbaiki organisasi ketentaraan, m aka pada tanggal 5. Oktobei^JLajS, P r e s i^ a R. I. telah mengeluarkan dekrit untuk m ^ ro b a h ^ K R juendjadLT KR, j a t a U ^ t a r a T c ^ S i an Rakjat. -Hal ini dengan sendirinja telah pula menimbulkalT p e r ^ h ~ ' an2 dikalangan BICR Laut jang berobali pula nam anja mendjadi t i p Laut. Perobahan2 segera dilaksanakan. Dalam kesibukan menjiisun i-T satuan2 itu, maka sebuah pasukan TKR Laut berdiri sendiri d om a Pemuda Penerbang Amgkatan Laut (P. P. a L ) lla~ ini didirikan pada tanggal 10 Oktober 1945 dan sebagian b e s a r T i d ^ atas bekas pegawai dan murid 2 teknik penerbangan dimasa -pendud^ 1 Djepang. Pasukan ini dipimpin oleh Sdr. Suharto, bekas Guru T i ! Penerbangan di Surabaja masa Djepang. eJuiik Fihak im perials ternjata tidak berdiam diri dalam men°-l kesemuanja itu. Dengan segala daja-upaja mereka berusaha untuk ^ ngembalikan kekuasaan Belanda atas wilajah Republik Indonesia F'jTkInggeris ternjata berusaha menolong Sekutunja Belanda, untuk ken b ^ i memeras rakjat Indonesia. R akjat Indonesia jang telah banjak b ^ dari sedjarahnja, siap sedia untiik menghadapi segala kemungkinan3^ 1" dah tak perlu disangsikan lagi, bahwa perdjoangan bersendjara ak gera berkobar, karena fihak imperialis tidak segan2 untuk men>w SG' kan kekuatan bersendjatanja dalam memaltsakan keliendaknja n§^ Una' Peristiwa2 bersendjata antara kesatuan2 kita dengan t Pendudukan Inggeiis ,di Surabaja serta kesanggupan fihak Pen-md*1 ar& tuk membela lcehormatan negerinja, telah memperbesar kejakinan & kekuatan diri sendiri. Akan tetapi, imperialis adalah bukan imr, -• C3Jl djika tidak meniperkosa hak 2 azasi manusia atau memperkosa h k 5>la^ S merdekaan setiap bangsa jang akan didjadjahnja. 8 ke‘ Disamping perdjoangan bersendjata untuk mentjapai ICemerd Indonesia, Pemerintah R. I. telah pula melakukan perdjoangan d h v i 1311 diplomas!. Perundingan2 antara Indonesia — Belanda jan - dii t S dengan perantaraan fihak Inggeris, untuk mentjari penjelesai ' pertikaian, ternjata tidak berhasil, karena fihak Belanda ^ dalain tap nieme-
gang teguh pendtrian kolotnja. U ntuk m enundjukkan kepada dunia bahw a Pemerlntah Indonesia bersedia menempuh djalan damai, m axa kita telah memberikan konsesi2 kepada Tentara Pendudukan. Sebagian besar dikalangan pemuda jang bergerak dilapangan perdjoangan bersendjata telah menduga dari semula, bahwa konsesi2 jang ber-kali2 diberikan oleh Pemerintali R. I. suatu ketika pasti akan dipergunakan sebagai pangkalan konsolidasi untuk m enghantjurkan kekuatan bersendjata kita. H al ini kemudian terbukti setelah fihak Inggeris mengeluarkan sebuah ultim atum ja n g ditandatarigani oleh D. M. E. C. Mansergh, jang memerintahkan pada pemuda untuk bertekuk-lutut dan menjerahkan sendjata mereka. U ltim atum Tentara Pendudukan Inggeris ini dianggap sebagai suatu penghinaan atas m artabat bangsa Indonesia dan menjebabkan timbulnja kemarahan jan g me-luap2. Tantangan Inggeris ini diterim a seba gai suatu keharusan jan g tak dapat dielakkan lagi, sebagai konsekwensi proldamasi kemerdekaan. Dengan dem ikian meledaklah perang kemer dekaan dengan dahsjatnja jang berarti pula terputusnja sebuah matarantai imperialisme di Asia jan g tak m ungkin disambungkan lagi. D unia terkedjut mendengar perlawanan jan g patriotik dari rakjat Surabaja iterhadap Imperialisme Inggeris. Perlawanan 1'akjat Surabaja, jang dim ulai pada tanggal 10 Nopember 1945 bukan sadja mempiuijui arti simbolik dal am tiap dada rak jat Surabaja, balikan telah menggugahkan semangat heroisme setiap bangsa Indonesia jang didalam tubuhnja m asih mengalir darah ketjintaan terhadap Negara dan Bangsanja. Sungguhpun kekuatan peralatan perang tatk ala itu tidak ■ seimbang, nam un sedjarah telah membuktikan, bahwa tak ada kekuasaan didunia ini jang dapat m enaklukkan djiw a jan g telah sadar akan hak 2 bangsanja. Kota Surabaja dipertahankan dengan sembojan „Tanah kubela dengan darah”, suatu sembojan jang bila didengar oleh telinga djam an sekarang, terlalu mengerikan. Sembojan itu tennjata bukan hanja m erupakan suatu slogan belaka, akan tetapi benar 2 telah ditunaikan. Pengorbanan, baik harta m aupun djiwa, telah diberikan dengan tulusichlas umtuk kemerdekaan nasional jang sedjati. Dumia merasa kagum m elihat perlawanan total jang heroik dn.i-i pcmudu 2 dan ra k ja t Indonesia dalam membela negaranja, Setelah pcrdjoangan sebulan lam anja, dengan m em inta korban jang tidak sedikit dikedua belah fihak, kota Surabaja ac h im ja dapat diduduki oleh Inggeris — Belanda. D alam suasana perlawanan jang demkianlah, m aka pasukan ber sendjata dari B K R L aut (kemudian mendjadi T K R Laut) jan g dipim pin oleh Sdr. Abdullah, m endjalankan tugasnja dengan penuh rasa tanggungdjavvab. Pasukan Abdullah jang tidak begitu besar djumlahnja itu, ka~ rena tindakan 2 jang tepat serta kegigihannja dalam pertempuran, di S urabaja mendapat djulukan „Badjak L aut”. Sungguhpun penggunaan istilah itu sebenam ja kurang tepat, nam un dikala itu nam a „Badjak L a u t” itu mendjadi kebanggaan jang dapat memberikan dorongan sema n g a t kepada setiap anggotanja. Bukan nam a itu sadja ja n g mendjadi ke banggaan, akan tetapi peranan jang pem ail mereka lakukan itulah jang
mendjadi kebanggaannja. Dari pcng*alanian iniiah. kemudian dapat ditai ik suatu kesimpulan. bahwa untuk merobentuk suatu rasa solidaritct jang" kokoh diantaia kawan. scperdjoan^an dan iintuk mengisi djiwa porlawanan jangr tetap, diperlukan adanja suatu ikatan kata jan- dapat membentuk kesatuan sikap seluruh ang-gota. Setelah pada bulan Desember 1945 tentara Inggeris dan Belanda berliasil menduduki kola Surabaja, m aka dengan perasaan sedih pemuda 2 terpaksa meninggalkan kota. Peristiwa ini merupakan suatu kedjadian permidaan jang pahit dan getir jang harus ditanggung pemuda 2 se bagai akibat daripada perdjoangan kemerdekaan. Penderitaan-penderitaan jaJig lebih hebat masih akan menjusul, nannui kesemuanja itu diterima oleh rakjat Indonesia dengan segala keichlasan. Sekalipun pemuda 2 telah meninggalkan kola Surabaja, akan tetapi dalam setiap dada pe muda masih tetap berkobar semangat serta tekad untuk merebut kem bali kota Surabaja. Tjita2 itu Udak pernah mendjadi kenjataan. Usaha ber-kali2 telah dilakukan, namun belum pernah mentjapai hasil jang gemilang. Bila kita perhatikan itulisan Djenderal A.H. Nasution (seltarang Letnan Djenderal) dalam bukunja „Tjatatan politik militer Indonesia” m aka menurut pendapat beliau sebab2nja ialah karena tidak adanja °-aris politik militer jang djelas dan tegas, djuga karena susunan organisasi bersendjata dari ber-bagai2 kelasjkaran diwaktu menjerang kedudukan musuh sebeliun menembak sudah ber-teriak2 menantajig, jang akibatnia hanjalah memperbesar korban manusia. Sera-ngan pada kedudukan m'usuh sebelum dimulai sudah digembor-gemborkan melalui tjoron°- radio atau pers, sehingga musuh dengan sotjara gratis dapat mengetahui rentjana kita. Pasukan 2 jang mengundurkan diri dari Surabaja menempati pajigkalan2 di Gresik, Modjokerto, dan Sidoardjo. Pasukan TICR Laut diantaranja pasukan pemuda Abdullah, memilih djurusan Selatan jakn i kota Sidohardjo. Dalam waktu mundur ini didjumpai pasukan „L” (Liar) Corps Armada P.P.A.L. dll. Kesempatan beristirahat, ini — setelah m undur dari Surabaja __ dipergunakan untuk meagadakan konsolidasi dan reorganisasi T K R Laut' aelilnnfjii Irtrmimm suatu krliuatun ,-m dan m einpuiijai pimpinan jftng torpusat. Konsolidasi dan reorganisasi ini dilakukan dalam waktu jang sangat singkat, sehingga pada tanggal 1 D januari 1946 segala sesuatunja telah berdjalan sebaguimana jang diharapkan. Sebagai Koman dan T KR Laut diangkat sdr. Sutrisno dengan pangkat Kolonel Laut dan bermarkas di Tanggulangin — Sidohardjo dan ditetapkan sebagai Pan°-kalan V II. Setelah konsolidasi' dan reorganisasi ini, anaka susunan T K R Laut jan g tcrgabuiig dalam Pangkalan V II adalah sebagai berikut : Bataljon I Pangkalan V II T KR Barisan 1 Bn I Pangk. V II TKR Barisan 2 Bn I Pangk. V II TKR Barisan 3 Bn I Pangk. V II T KR Barisan 4 Bn I Pangk.V II TKR
Laut, K m d : K. Atmodjo, Major Laut. Laut, Kind: T i s i ’ Kapten Laut Laut, Kmd: Lastirah ’ Kapten Laut Laut, Kmd: Abdullah ’ Kapten L aut’ Laut, Km d: M o g o d Kapten L a u t’
B arisan 5 B n I Pangk. V II T K R B arisan 6 Bn I P angk. V I I T K R
Laut, K m d: Laut, K m d:
Soetikno ,Kapten Laut. B. Isnomo,Kapten Laut.
T ak la m a kem udian tersusun pula Barisan 7 Bn I Pangk. V II jang dipim pin oleh Letna.n I L a u t Basso A li ja n g terdiri dari petjahan Barisam2 : 1 dan 3, sebagai akibat suatu perselisihan. Dis ampin g itu terdapat p ula beberapa kesatuan jan g termasuk Pangkalan v n . A ntara lain : Polisi Tentara L a u t : K m d: Let. Kol. Peoki B agian Geni Pionir : K m d: Letnan I Soekir. Bagian Pendidikan dan Artileri : Bagian Penerangan
Kepala : Let. Kol. Abd. L atif Raden Pandji. : Kepala: Kapten P ak NitL
Selain daripada itu terdapat pula tokoh2 jan g duduk dalam Staf Pangkalan V II, antara lain: Let. Kol. Sarm in Partosoegondo sebagai W a k il Panglim a Pangkalan V II, Let. Kol. Mochtar, Let. Kol. P. Lampali, Kapten Teopoering, M ajor Soedirdjo, Let. Kol. Tweege, seorang wanita! Corps H I T KRL, dibawah pim pinan Kapten Markaaan, Kapten Toeloee dan Letnan I Mottjr, jang semula menduduki daerah Wates-Modjokcrto dan m em iliki kekuatan sendjata jang 1uni aj an, kemudian menggabungkan diri pula pada Pangkalan V II. Pasukan P.P.A.L., dibawah pimpinan Soeharto (pasukan hii da lam pertumbuhannja erat sekali hubungannja dengan Bataljon In f 705 sekarang), dalam gerakm undum ja dari Surabaja m enudju ke Sidohardjo untuk kemudian m emilih Tretes sebagai tem pat kedudukannja. Pasukan u u berkekuatan 150 orang dan bersendjata lengkap. Pasukan ini masih tetap mei-upakan kesatuan jang berdiri sendiri. Pada tanggal 24 D januari 1946 Pemerintali R. I. mengambil kepu-
mcMnm rai (Am>-Uaton
acnesiaj. 1 K R Laut berobah mendjadi A L R I
n. x z z k ’z
L
*
t
*•>
l
r jak
langsung berada dibawah Kementerian Pertahanan w* ^ ^ tr a tif pun m engalam i perobahan. Sdr. Suharto jan g s e l a m a T ^ P ? A I" pim pinan PPA L, atas permintaan sendiri, sesuai d e ^ k a S gabim gkan diri dalam A L R I Bagian Bangunan di ef 1Ja> meng" penggantm ja diangkat Letnan I Soewarlan Dibawah k .
Suasana perdjoangan kemerdekaan sedjak m a n itu setapak demi sctapak memasuki kedjadian2 baru. Sebagian dari arek2 Surabaja jang tergabung dalam ALRT Pangkalan V II tetap bertahan .didaerah Sidohardjo dan sekitamja. Organisasi pasukan2 sudah mulai teratur. Dalam ivaktu Jang lama pert ah an an disebelah utara kota Sidohardjo dapat dipertahankan. Pengharapan untuk merebut kembali kota Surabaja masih tetap menjala disetiap dada patriot Indonesia. Serangan sotjara besar2an m a sih tetap di-nanti2 kan, namun komando untuk itu tak pernah ada setjara teratur, karena tak adanja garis strategi dan taktik perdjoangan jang djelas. Pemerintah R.I. lebih banjak menitikberatkan pada perdjoangan diplomasl, dengan membuka perundingan terhadap fihak Belanda. Selaln daripada itu dikalangan kaum politik mulai timbul berbagai pendapat terhadap arah revolusi dan tjara 2 untuk mentjapai kemerdekaan. Hal ini nienimbulkan persengketaan jang pada m ulanja hanja terbatas pada })erdebatan2 dalam sidang KNIP, akan tetapi kemudian m emuntjak dan meletus mendjadi ,,Peristiwa 3 D ju li” * ) jang terkenal itu. Sebagai unggota Angkatan Perang jang tidak menganut sesuatu aliran politik, n a k a kita hanja bersedia mengabdikan diri pada negara dan taat pada ]>erintah fihak atasan. Berhubung dengan peristiwa itu maka untuk selama 2 minggu, heberapa pasukan dari ATjR I Pangkalan V II diperintahkan berangkat ]:e Jogjakarta untuk turut menenteramkan suasana diibu kota revolusi jang gcntiaig itu. Diantara pasukan2 jang diberangkatkan itu terdapat pula sedjumlah pasukan jang dipimpin oleh Kapten Abdullah. Sementara itu didal&m pasukan. 0032 dladakan lagi reorganisasi jang berlangsun,g dalam bulan Agustus 1946 di Batu — Malang. Selesad dengan reorganisasi ini, m aka sebagian dari pasukan itu dikirim kan kekota Banjuwamgi dibawah pdmpinan Letnan. I Soelaeman, sedangkan seba gian dari pasukan 0032 itu, dibawah pimpinan Letnan I I Soeparto, di perintahkan untuk pindah ke Dukuh — Bangil. Mendjelang akan diadakannja perundingan antara Indonesia — Belanda di Linggardjati, m aka sebagian dari pasukan Kapten Abdullah dikirimkan ke Tjirebon untuk melakukan tugas pengawalan. Pasu kan ini dipimpin sendiri oleh Kapten Abdullah. Dengan dibukanja perundingan itu, m aka diadakanlah suatu gent.jatan sendjata, jang sesungguhnja oleh para pemuda dirasakan san gat berat, karena pengalaman telah membuktikan, bahwa fihak imperialia tidak segan 2 untuk me-robek2 segala sesuatu jang pernah disetudjuinja. Tampak dengan djelas perbedaan antara kepentingan-kepentingan politlk dengan diplomasi dan strategi militer.
*) ,.Peristiwa 3 Djuli" adalah usaha dari scgolongan knum politik jang ditokohi oleh Tan Malaka, Mr. Moh. Yaniin dll,, untuk merebut pimpinan Pemerintah. Antara lain dengan mentjulik St. Sjahrir jang pada waktu itu mendjabat Perdaiia Menterl R. I.
K ali inipun terdjadi seperti jang telah diduga semula. Ketika perundingan tidak m entjapai hasil jan g diharapkan, dengan seketika fih a k Belanda -melakukan penjerbuan setjara besar2an terhadap pertahanan2 ki;ta antara Modjokerto dan Sidohardjo. Kesemuanja itu menundjukkan, bahwa ta k m ungkin sesuatu perdjoangan 1 politik dapat menguntungkan fih ak k ita bila tidak didukimg oleh kekuatan riil didalam bidang kem iliteran. Bukanlali sudah ditegaskan oleh ahli2 militer, ahli2 teori dilapangan. kemiliteran, bahwa perang itu adalah kelandjutan daripada perdjoangan politik? Perang adalah tjara lain im tuk m e n t j a p a i t u d juan politik. Pengertian ini dengan tepat telah dipergrnakan oleh fihak Belanda. A kib atnja iauah bahwa tatkala Persetudjuan L iaggardjati ditandatangani, kita bukan sadja harus mengorbankan daerah Modjokerto dan Sido hardjo, akan tetapi djuga tjita2 revolusi m ulai ditawar2. P e r s e t u d j u a n itu ditandatangani' pada tanggal 23 Maret 1947, setelah fih ak Belanda menembus beberapa pertahanan R. I., dan. menguasai daerah 2 jang subur. Mereka telah mentjapai perbatasan. sungai Brantas - Porong. De ngan demtkian mereka telah berhasil untuk menguasai delta Brantas jang terkenal sebagai penghasil beras jang kaja. Rasa tidak puas terhadap politik diplomasi berketjamuk dimanamana, terutam a sekali dikalangan kaum politik. Bahkan dikalangan Angkatan Perang R. I. pun tim bul berbagai reaksi ja n g pada pokoknja merasa ketjewa terhadap kebidjaksanaan politik Pemerintah R. I. ter hadap Belanda, jakn i berundimg dan memberi konsesi. Sebagai akibat dari kesemuanja iitu, m aka para pemuda jan g berasal dari Surabaja, terdesak keluar dari keresidena/n Surabaja, sehingga harapan untuk merebut kembali kota Surabaja m endjadi semakin ketjil. Persendjataan fihak lawan nam paknja sem akin modern, sedangkan kita. tidak mengalami perobahan. Pasukan 2 jang mengundurkam diri dari Surabaja, mengalami penderitaam jang semakin hebat, sebagai akibait dari kekuranganj materiilKeadaam demikian in i diterim a dengan ketabahan hati oleh anggota 2 angkatan bersendjata. Sungguhpun demikian insiden ketjil2an tidak da pat dihiindarkan, sehingga m au tidak m au mempunjai pengaruh pula dalam kehidupan moril anggota 2 pasukan. Tidak sedikit diantara pasukan2 jang berasal dari Surabaja berpakaian tjompang-tjamping, sedang kan ada pasukan 2 jang keadaannja serba tjukup. H al ini dapat diibaratkan sebagai suatu „demonstrasL” dari kelemahan organisasi angkatan bersendjata Republik Indonesia. Pertahanan kita kini mengalami perobahan dan pindah kearah selatan, m embudjur d a ii tim ur kebarat dengan perbatasan sungai Brantas. F ihak Belanda menjusun pos2nja disebelah utara Brantas, sedangkan fih ak k ita berada disebelah selatajnnja dam dipisahkan oleh sungai jang luas. A L R I Pangkalan V II mendapat tugas pertahanan m ulai dari Gempol m em budjur ketim ur hingga kem uara sungai Brantas. Staf ope ras! P angkalan V II berkedudukan di TjangkringmaJang dan berada diba-
wah pimpinan Let. Kol. Abd. Latif Radeh Pandji. Daerah sebelah barat djalan kota Gempol dibebankan pada T RI Divisi V II dari Malang. Se, lain daripada itu, da lain beberapa bagian pertahanan jang pandjang membudjur itu, ditempatkan pasukan2 dari Badan2 Kelasjkaran, seperti Pesindo, Hizbullah, B.P.R.I. dll. Markas Pangkalan V II jang semula berkedudukan di Tanggulangin, dipindahkan kekota Lawang. Selama .dalam mendjalankan tugas mempertaliankan kota Sido hardjo serta Tuiangan tidak sedikiit dari anggota2 pasukan Kapten Ab dullah jang gugur dan mereka dimakamkam di Taman Bahagia Sidohar djo dan Maka.n Pahlawaa Porcng. Selain daripada itu Letnan I Soewarlan Komandan Pasukan 0032 telah gugur, sebagai akibat ketjelakaan kereta-api, dalam mendjalankan tugasnja. Setelah dipentimbamgkan masak2. m aka Letnan I I Soeharto diangkat sebagai penggantinja, berdasar'rcan pertimbaagan, bahwa perwira tersebut telah pernah memimipin pasukan tersebut, lagipula Letnan Soeharto itu merupakam tokoh jang bersedjarah dalam pertumbuhan Pasukan 0032 dan sangat diitjintai oleh anak2 buah pasukan 0032. Selama dalam keadaan gentjatan sendjata, m aka waktu ini dipergunakan untuk mengrdakan konsolidasi lagi, karena penjampumaan pasukan 2 bersendjata merupakan suatu kebutuhan jang urgent sekali, sebagai akibat mengundurkan diri dari Sidohardjo. Konsolidasi ini selesai dilaksanakam pada bulan Maret 1947 dengan menghasilkan kesatuan 2 sebagai b e rik u ;: T.
IL
III.
Bataljon Major Lastirah terdiri. atas : a. Pasukan Letnan I Sahadi; b. Pasukan Letnan I Djokosoedarmo; c. Pasukan Kapten Markasan. BataJjon Major Isnomo terdiri atas : a. Pasukan Kapten Jusuf; b. Pasukan Kapten Ismail; c. Pasukan Letnan I Achmad.
\
Bataljon Kapten Abdullah terdiri atas : a. Pasukan Kapten Kaswadi; b. Pasukan Letnan I Basso Ali; c. Pasukan Lotnan I Soeharto.
Kolonel Raden Soetrisno tetap mendjabat Panglim a Pangkalan V II dan sicsuman Stafnja tidak banjak mengalami perobahan.. Dfengap Dekrit Presiden tanggal 5 Mei 1947, orgamisasi angkatan bersendjata mengalami perobahan integral. Seluruh pasukan bersendjata, jaik jang resmi maupun kelasjkaran disatukan dalam Tentara NasionaJ Indonesia (T NI). Hal ini mcmpumjai arti jang penitingsekalibagipem'mngunam Angkatan Perang R. I. Mulai terkikislah kini pasukanfi beroendjata jang mendjadi pendukung dari sesuaitu golongan politik. Pctensi kesendjataan dapat dtpersatukan dan merupakan suatu kekuatan jang , kompak.
\
Perobahan seljara integral it u dengan sendirinja membawa pula peroba.han2 dalam A L R I. Sedjak bulan D juni 1947 Pasukan 0032 jang sermila langsung berada dibawah Kementerian Pertahanan, diserahkan kepada Komando Pangkalan V II dan digabungkan kedalam pasukan K apten Abdullah, karena ketika itu pasukan tersebut setjara taktis ber* ada dibaw ah komando Bataljon „Pelopor” jang dipim pin oleh K apten Abdullah. Setelah mengalami reorganisasi ini, m aka sebagian dari anggota2 Pasukan 0032 ini tetap bertugas di Banjuw angi, sedangkan jang laimnja bertugas didaerah2 pertahanan Pangkalan V II. Persetudjuan Linggardjati ternjajta tidak membawa hasil2 jang diharapkam dan hal ini memang telah diduga sedjak semula, karena pe ngalam an sedjak abad ke -16 telah menundjukkan, bahwa fihak Belan da senantiasa m elanggar persetudjuan 2 jang telah mereka buat sendiri. Tepat pada tanggal 21 D juli J,Q4J_ Jiha-k-Belanda memulai agresinja ja n g pertam a kewilaiah -Republik Indonesia^- Penjerhuan ja n g dilakukand-ari berbagai djurusan itu dimaksudkan untuk m elum puhkan kekuatan 2 bersendjata kita. Dalam w aktu singkat mereka berhasil menduduki sebagian besar dari w ilajah R. I., setelah mengalami perlawanan sengjt dibeberapa tempat. Bagi d a e r a h J D ^ v ^ T n n u r , agresi Belanda kesatu itu telah mengakibatkan hilamgnja karesidenaiv-Madura, Besuki dan sebagian besar..ke-. residenan Malang. Peristiwa agresi Belanda in f'iin tu k kesekian kalinja telah menundjukkan perbenturannja aotara kepentingan 2 strategi m ili ter dan politik diplomasi pemerintah. Dalam penjerbuannja itu, fihak Belanda telah pula menembus pertr’n anan2 A L R I. Setelah mengadakan. perlawanan, pasukan k ita mengundurkan diri dan terbagi atas, beberapa bagian. Lalu-lintas besar disingkiri dan menempati daerah2 diluar kota. Beberapa kali dilakukan serangan pengadangan dan pertempuran 2 terutam a sekali berkobar disebelah utara kota Lawang. Pasukan jang membawa meriam mengundurkan diri kedjurusan Pasuruan Tosari dan membuka beberapa kali pertempuran disekiitar W arungdawa untuk aehim ja meninggalkan medan dan menudju ke N angkadjadjar. Meriam setelah dirusak terpaksa ditinggalkan disebelah selatan Puspo, karena ta k ada djalan lain lagi un tuk menjelamatkannja. Pasukan 2 jang bergerak kearah Nangkadjadjar berkumpul disebe lah selatan kota Malang. Pasukan jang berada disekitar Lawaung seba gian menerobos ke Pudjon dengan melalui lereng Ardjimo, sedangkan sebagian lagi tetap bentahan didaerah pendudukam, untuk m elakukan kegiatan 2 jan g kelak merupakan dasar kemenaingan dalam perang gerilja. M arkas Bataljon dipindahltan ke Blitar. Pasukan2 jan g berada di daerah pendudukan setjara beraituran menerima kontak dari m arkas bataljonnja, bahkan telah beberapa kali dilakukan penggantian pasukan. D alam pertempuran jang dilakukan disekitar Law ang itu, A L R I telah kehilangan seoramg pemimpimnja jang terkenal dan tjakap serta bidjaksana. Kepala Staf Siasait, Letnan Kolonel Ra,den P andji Abdul
Latif, telah gugur sebagai kesuma bangsa. Djabatannja di Pangkalan V II itu telah dipegangnja sedjalc lama dan selania itu bellau dipandang sebagai seorang penvira menengah jang tjakap dalam mendjalankan tugasnja sei'ta senantiasa menundjukkan rasa tanggungdjawab jang penuh. Disamping itu almarluim mendjabat pula sebagai pimpinan Pendidikan A L R I se-Djawa Timur jang berkedudukan di Lawang. Selain daripada beliau telah pula banjak anggota A L R I Pangkalan V II jang gugur dalam menimaikan kcwadjibannja bagi Nusa dan Bangsa. D jika pertempuran2 disekitar Lawang telah membawa banjak korban, maika nasib Pasukan 0032 jang berada dikota Banjuwangi telah meninggalkan kesan2 jamg mengharukan sekali. Pasukan 2 jang berada dibawah pimpinan Lts. Soelaiman, bukan sadja mengalami korban jang besar, akan tetapi kesadaran jang telah mereka tundjukkan selama men djalankan tugasnja, sangat mengharukan sekali. Suatu kesadaran jang patut dimiliki oleh setiap orang jang menamakan dirinja patriot bang sa Jang sanggup memikul segala bebam tanggungdjawab aitas tortjapainja revolusi nasional. Pasukan2 pengawal pantai itu, telah mengadakan perlawanam jang seru sekali, sehingga sukar ditembus oleh musuh. Namun achirnja fihak Belanda berhasil untuk mengepung mereka sehingga kesempatan untuk meloloskan diri mendjadi terutup. sama sekali. Kesatu an 2 lainnja ternjata telah menitnggalkan daerah malapetaka itu tanpa memberitahukan kepada Pasukan 0032. Sungguhpun demikian pasukan Lts. Soelaiman melandjutkan pertempurarmja sampai peluru terachir. Seorang demi seorang achirnja dapat ditawan fihak Belanda. 21 orang berhasil ditangkap Belanda untuk kemudian mengalami penganiajaan jang meliwati batas perikemanusiaan. Dengan bertelandjang-bulat me reka disuruh memakao uang kertas O.R.I. untuk kemudian dipukuli. Pada sore hai’inja dengan bertelandjang bulat, mereka diikat be-renteng2 dan digiring kesuatu tempat dengan maita tertutup. Setelah tutup mata dibuka, mengertilah para anggota pasukan, bahwa mereka akan ditembak mati. Pada kesempatan terachir imi Lts. Soelaiman masih sehipat untuk menjatakam protes atas keputusan tersebut jang menundjukkan rasa tanggungdjawabnja jang besar terhadap anak2 buahnja, Akan te tapi apakah artinja suatu protes bagi tentara sewaan Belanda. Dalam keadaan tak berdaja maka keduapululisatu orang jang terikat itu ditembak dan djatuh ber'tindih2an. Setelah diduga bahwa semuanja telah mati, m aka djenazahnja dibiarkan tetap terguling diatas pasir jang te lah mendjadi saksi bisu dari pembunuhan kedjam tersebut. Namun atas perlindungan Tuhan Jang Maha Esa 4 orang diantara ke - 21 orang jang ditembak itu, tem jata hanja mengalami luka 2 dan berhasil meninggal kan tempat jang mengerikan itu. Atas bantuan Ibu Rutji, luka2 jang diderita ke - 4 orang itu dapat sembuh kembali, seliingga dapat melandjutkan perdjoangan mereka. Dengan peramtaraam ini disampaiikan penghargaan jam-g tak ternilai besamja kepada Ibu Rutji, seorang Bidan di Banjuwangi serta pembamtu 2nja, jang telah banjak menjelamatkan djiwa anggota 2 tentara jang menderita luka parah. Ham pir setiap pedjoang mengenal Ibu R utji se-
h agai seorang Ibu jang berani dalam membantu m enjelam atkan dan ■merawat anggota tentara jan g lukaparah. D alam keadaan ja n g penuh kesulitam, sukar diketem ukan seorang Ibu ja n g m em iliki keberanian jang dem ikian tingginja, dengan mempertaruhkan djiwamja sendiri. D em ikianlah salah satu pembunuhan dari sekion banjak pembunuhan ja.ng dilakukan oleh serdadu 2 Belanda dalam usahanja untuk menghamtjurkan tentara revolusi. Didalam korban kekedjaman itu term asuk djuga Lts. Soelainian. • Setelah keadaan mengidzinkan, m aka dalpm tahun 1950 rangka djenazah para korban, para pahlawan itu, digali kembali dan m akam nja diperbaiki. Sebagai tanda penghormatan serta penghargaan bagi para pahlawan jang telah gugur itu l didirikanlah sebuah monumcn peringatan jang berbentuk kapal. Monumen inilah jang menjim pan rangka para pahlawan dari Pasukan 0032 jang djuga mendjadi anggota dari Batal jon. ,,Pelopor”. D jik a kita menengok sedjenak momimeu tersebut, m aka terkenanglah dalatVi ingatam kita wadjah kaw an 2 seperdjoangan, sahabat2 jan g akrab, sedjak dari Surabaja, saudara2 seperdjalanan dalam men elan pahit-getirnja revolusi. Sungguh tepat sekali a pa jan g telah dilukiskan dalam sjairnja oleh Chairil Anwar : ................. kam i tulang tulang jang berseraknm, adalah kepunjaanmu .............. ’’ Pahlawan2 re volusi a,dal ah kepunjaan bangsanja. „Bangsa jang besar adalah bangsa ja.ng dapat m enghargai pahlawannja ...............” , demikianlah Presiden/ Painglima Tertinggi Sukarno dalam salah satu amanatnja. Selama pertempuran berlangsung dengan sengitnja didaerah pen dudukan jan g merupakan pengalaman baru bagi pasukan 2 kita, m aka Pemerintah Ft. I. berusaha menjelesailtan persengketaan bersendjata itu dengan djalan damai, jaknr berunding. Sebagaimana biasa, m aka sebelumnja diadakan dahulu gentjatan sendjata untuk kemudian baru diadakan penmdingain 2 kembali. Dalam pada itu, pasukan2 A L R I jang telah mengundurkan diri ke kota Blitar, telah mengadakan perobahan 2 dengan mendjelmakan diri mendjadi Tentara L aut Republik Indonesia (T LRI) dan Kolonel Sutrisno, komandan lam a Pangkalan V II, tetap mendjadi Komandan T L R I itu. Somendjak reorganisasi itu, m aka kesatiian2 T L R I ditugaskan dalam pertahanan S.T.C. I l l jang meliputi daerah2 Batu, Pudjon, Buhilawang, Krebet, Gonda.nglegi, Turen dan Tumpeng. Bertalian dengan reorganisasi itu, m aka didalam pasukan Abdul lah terdjadi pula perobahan2. Pada tanggal 1 Agustus 1947 dibentuklah sebuah Depot Bataljon T L R I Divisi I di Blitar jang terdiri atas pasukan B ataljon ,,Pelopor , Pasukan 0032, Pasiikan .,Beruang IVTerang”, sedangkan pim pinannja berada ditaingaoi Major Abdullah. Depot Bataljon itu, ber-sania2 dengan Bataljon I I I T L R I Divisi I, bertugas didaerah Pudjon ja n g komando taktisnja berada dibawah C.O.G. I l l Major Manan U saha jan g dilakukan Pemerintah dilapangan politik diplomasi, berdjalan terus, sedangkan Sidamg U m um Perserikatan Bangsa2 telah beberapa k ali m em bitjarakan masalah sengketa Indonesia. — Belanda.
Sebagai salah satu hasilnja, PP.B telah mcmberikan djana2 baiknja de ngan mengirimkan sebuah komisi jang tcrdiri atas tiiga negara, janr; lebih dikenal lagi dengan 'nania ,,I\omisi Tiga Negara” (K.T.N.). Negara2 jang duduk dalam komisi itu adalah Amerika Serikat. Belgia dan Australia jang masiaig2 diwakili oleh : Frank Grnliam, Van Zeeland dan H. Kirby. Komisi ini ternjata tidak membawa hasil jang memuaskan, ae. hingga dlkalangan umum telah menimbulkan kesan jang kurang baik. Setelah mengalami bcr-bagai2 kesulitan, achirnja peri;ndingan2 telah menghasiikan „Perdjandjiam Renville”. Untuk kesekian kalinja kepentingam2 revoiusi dikorbankan. Sebagai salah satu konsekwensi dari hasil perundingan itu jang sangat menjedihkan ialah : pasukan 2 kita jang beropcrasi didaerah pendudukan harus ditarik kedaerah Republik Indonesia. Betapa pula pahitnja kedjadian itu. namun perintah berhidjrah itu ditaati oleh pasukaTi2 kita. Eeberapa peristiwa jang mengharukan tertjatat, ketika pasukan2 kantong menilnggalkan kedudukan2nja. R akjat dalam daerah kantong jang ditinggalkan itu menamgis ketika mendengar balnva para pedjoang akan meninggalkan kamtongnja. Dalam pikirannja jang sederhana itu. mereka mengamggap bahwa tindakan penarikan itu merupakan suatu kekalalian. Ber-dujun21ah pasukan kita menudju kedaerah R. I. jang m a sih dikuasai kita, dengan bajangan2 bahwa Perdjandjian Renville akan segera dilaksanakan, agaknja tidak pernah mendjadi keniataan. Pada niasa itulah penderitaan2 jang tidak terhingga, dirasakan oleh setiap pedjoa,ng bersendjata. Makanan serba kurang, pakaian tjompang-tjampiirg. Karena tak tahan akan penrteritaan2 itu. maka sebagian dari pasukan 2 kantong itu, atas tanggungdjawab sendiri, kembali ke daerah pendudukan untuk melakukam gerakan2 dibawah tanah. Untuk melakukan sesuatu gerakan didaerah pendudukan itu, bukanlah suatu pekerdjaaji jang mudah. Selain daripada harus menghadapi tekanan kuat dari fihak Belanda, tidak sedikit pula diamtara rakjat dibeberapa daerah jang tidak menaruh simpati lagi pada tentara kita. Oleh karena itu, pekerdjaan utam a dari gerakan itu ialah mengembalikan kepertjajaan rakjat atas perdjoangan kemerdekaan. Aksi2 bersendjata hampir tidak pernah didjalatnkan. Dari pasukan Major Abdullah banjak pula jang kembali ke-daerah2 jang pernah mereka duduki. Pada mulamja satu seksi jang dipim pin oleh Letnan I Muliamad J a sin tetap tinggal didaerahnja untuk ke mudian diikuti lagi oleh setengah seksi bersendjata jang dipimpin oleh Letnam I I Ichdar dan Letnan I I Soemitro. Persiapan2 jang telah dilaku kan oleh ketiga perwira itu, kemudian akan diketahui m anfaatnja dan kegunaannja setelah perang gerilja dilakukan. PekerdjaaJi utama jang mereka lakukan ialah menjusun suatu organisasi pemuda jang intinja terdiri dari amggota2 pasukan bersendjata. Disetiap desa para pemuda dibangkitkan sema
ni^asi itu bernama ..Persatuan Pemuda Republik Indonesia” (P.P-R-I.). Pada. mulaJija organisasi ini hanja terdapat disekitar Lawang Su <01 e jo, akan tetapi setelah pekerdjaan organisasi di-intensifkan, m aka organi sasi ini rmilai dari Lawang meluas hingga menjusun lereng gunung Penanggungan. Perluasan kedjurusan tim ur telah berhasil mentjapai daei-ah2 Bangil dan sebelah selatan Pasuruan. Kemudian daerah ini terkenal dengan nam a „Segi-tiga Ardjuna Timur”. Usaha2 demikian merupakan djawaban jang djitu terhadap negara boneka „Djawa Timur” tjiptaan van Mook, untuk melawan pemerintah Republik Indonesia. Sementara itu dikalangan T LRI Divisi I telah diadakan reformasi, sehingga menjebabkan di-non-aktifkannja Kolonel Soetrisno dari djabatan Paiaglima. Sedjak tanggal 1 Maret 1948, Letnan Kolonel Lampali ditundjuk sebagai Pendjabat Panglima, jang tidak lama kemudian di, ganti oleh Kolonel R. Sootopo. Dari hari kehari suasana politik didalam negeri mendjadi bertambah genting. Pertentangan pendapat dalam berbagai hal semakin hebat. Angkatan Perang R. I., sebagai anak revolusi tidak luput pula dari pe. ngaruh .2 jang melingkungi dirinja, sehingga mau tidak mau pertentang an 2 mulai merembes pula kedalam tubuh pasukan 2 bersendjata. Beberapa golangan mulai mengadakan rapat diber-bagai2 tempat dengan maksud mengadakan koreksi terhadap timdakain pemerintah R.I. jang achir 2 ini. Fihak Pemerintah berusaha untuk meredakan suasana sebagai ak bat ,,perang propaganda” partai2. Namun suasana sudah de mikian gentingnja, sehingga sukar untuk menghindarkan terdjadi
K o m a n d a n B a ta ljo n ............ K om andan K om pi I .......... K o m a n d a n K o m p i I I .......... K o m a n d a n K o m p i I I I .......... K e p a la S t a f B a ta ljo n ............
M a jo r K a p te n K a p te n K a p te n K a p te n
A b d u lla h S u k a tm a m d a n L ts. Z. L . M a la d a . S u h a rto n o d a n L ts. M u s ta r i. T i . s i d a n L td . S u h a rto . F . J . T u n ib e la k a .
S e te la h B a ta ljo n X V I I te rb e n tn k , m a k a p im p in a n B a ta ljo n segera m e n tjip ta k a in s u a tu sim b o o l ja n g d a p a t m e m b e r ik a n JLkatam^xljiwa—-hSLgi p a r a a n g g otofljay-gebagai p e n g a la n ia n ia n g p e m a h m e re k a l'a s a .k ^ Simbool b a ta ljo n it u b e rb e n tu k K e p u la u a n In d o n e s ia d e n g a n d ilin g k a r i oleh nm ta-ran,tai. D ite n g a h sebelah a ta s te rd apa t, se b u a h b ijntang bersegi-lim a m e n jin a r i K e p u la u a n In d o n e s ia. T jit a ja n g te r k a n d u n g d a la m la m b a n g te rse b u t a d a la h ..m enudjn-peF saE uan In d o n esia” . S e m in g g u setelah. p e n ju s u n a n B a ta ljo n X V I I d i B lit a r selesai dila k s a n a k a n , m a k a b a ta ljo n it u segera d ip e r in t a h k a n ke R e m b a n g u n tu k t u r u t se rta d a la m p e m u lih a n k e a m a n a n d a e r a h 2 ja n g te la h di.d ud uki pas u k a n 2 p e m b e ro n ta k d a r i M a d iu n . D e n g a n m e n g g u n a k a n kereta-api d a n se te lah s in g g a h bebei-apa h a r i di B od jo n e g o ro u n t u k m e n g a d a k a n persiapan2 , m a k a d ib e r a n g k a tk a n la h B a ta ljo n X V I I ke R e m b a n g d e n g a n mela lu i D ja tir o to . B e b e ra p a h a r i k e m u d ia n d ila k u k a n tim bam g- terim a d e n g a n B a t a l jo n S u do no d a r i B rig a d e I D iv is i I d i R e m b a n g . P e m e r in ta h M ilite r seg e ra d isu sun . U s a h a p e n g a m a n a n d id ja la n k a n s e tja r a in te n s if a g a r suas a n a segera m e n d ja d i s ta b il k e m b a li. K e a d a a n b e ra n g su r- a n g su r m e n d ja d i re d a k e m b a li, te r u ta m a s e k a li se te lah A m ir — H a r jo n o d k k tertangk a p d i K la m b u K a b u p a te n P a ti. S u a s a n a te la h p u lih d a n r a k ja t d a p a t m e n d ja la n k a n t u g a s n ja de n g a n ten an g seperti se d iak ala. P e m e r in ta h a n b e r d ja la n d e n g a n la n t ja r t a n p a m e n d ju m p a i k e s u lita n 2 ja n g p rin s ip iil, b e r k a t a d a n ja k e r d ja s a m a j a n g e r a t a n ta r a b e rb a g a i golongam .dengan te n ta ra . D i- m a n a 2 diusaliak a n a g a r s u a s a n a persaxidaraan a n ta r a te n ta r a d a n r a k ja t d a p a t ditum buhkan. W a k t u b e r d ja la n te ru s; k e a d a a n berobah-obah. S e m e n d ja k a w al b u la n D esem be r p a n ta i R e m b a n g - se tiap h a r i d iin ta i o leh ka.pa!2 penemp u r B e la n d a . S e g a la gerak-gerik m e re k a s a n g a t m e n tju r ig a k a n , se h in g g a t im b u lla h d u g a a n b a h w a t a k la m a la g i f ih a k B e la n d a akan. m el u n i j u r k a n a g r e s in ja ja n g kedua. Persiapam 2 u n tu k m e n g h a d a p i se g a la k e m u n g k in a n te la h diselenggarakam . P a d a t a n g g a l IS D e se m b e r 194S se b ag ian pas u k a n 2 ja n g b e rad a d ik o ta R e m b an g ' d ip in ,d a h k a n k e s e la ta n d e n g a n mem ilih pos d i S u la n g — M a n tin g a n . A p a ja n g te la h d id u g a se m ula, k e m u d ia n m e n d ja d ila h k e n ja ta a n . P a d a n ia la m hairi ta n g g a l 18 D esem ber 1948 f ih a k B e la n d a m u la i m e lu n tju r . k a n sei'angain 2 s e tja r a besar 2 an, d a n p a d a m a la m i t u d ju g a te r d ja d ila li p e r te m p u r a n d id a la m kota. K e d u d u k a n k it a d e n g a n f ih a k B e la n d a han ja d ib a ta s i oleh se buah s im g a i d ik o ta -R e m b a n g . M u s u li ja n g b e rg e ra k d a r i a r a h b a r a t te rp a k s a m e n g h e n tik a n g e r a k a n 2 n ja h ingig a d ja m 04.00 p a g i.
GAMB. 1
£ S K £ 2 £SBS8a f f i K
fyfriC iC fyC U A i(/L
tens**'...?.... S t y & Pakardjaan:
$m 3
v\
a t * .$k&-
%n. O M X .J ............. .. r»
Sebagai tanda tarima kaiih atas dj«i* nja iila m i bardjoang bard»mping»n dangan kami didalam mampartahankan Kamardakaan Nu«a dan Bangja^
Ditampat: ( t ^ l r .5 " I
—
' T. N. I. Bataljon XVII
Jffi3 £ 23££S
Ojcwo Timur-SL
keDadaPh»nn?rs‘* an •'1‘nS perrmh dikeluarkan Bataljon XYIX CrUt'J3 nllpfrorir f ,1 li•»*\ *»>m r-am»i il/or, 1^^ 1«• g^ tak adalah lamb an- '■ jilw .r.5.atusn jang pernah iiendjadi ke-1 baagg&annji
*f
S e te la h g e la n g g a n g d itin g g a lk a n oleh p a s u k a n 2 k it a b a r u la h m e r e k a d a p a t m e la n d ju tk a n g e r a k a n 2 n ja . S e d ju m la h p a s u k a n b e r k u m p u l d i S u la n g u n tu k m e n ju s u n p e r ta h a n a n dise b e la h s e la ta n d je m b a ta n S u la n g . P a d a ta n g g a l 19 D e se m b e r d ja m 11.00 s ia n g , p e rte m p u r a n berlangs u n g di-tepi 2 s u n g a i. D je m b a ta n te la h k it a h a n tju r k a n . T a t k a la it u f i hak m u s u h b e lu m m e n tja p a i S u la n g . P a d a d ja m 15.00 sore, K o m a n d a a B a ta ljo n m e n g a m b il k e p u tu s a n u n t u k m e m e r in ta lik a n d u a k o m p i d a r i B n X V I I ke Lawang- — T retes sed a in g k an d u a k o m p i la in n ja b e rg e ra k k e a r a h T u b a n . D e n g a n d e m ik ia n K a b u p a te n R e m b a n g te la h d itin g g a lk a n oleh B n . X V I I .
II.
PERANG
GERILJA
Dalam agresi militer jang .pertama, fihak Belanda beihasii merebut daerah2 jang tjukup luas dari kekuasaan Republik Indonesia. Mereka berhasil menguasai kota2 sadja, sedangkan didusun masih men djadi perebutan antara tentara Belanda dengan .pasukanZ kita jan g t0.lah mengundurkan diri keluar kota dengan penuisatan2 tertcntu. U s;u ha fihak Belanda untuk menstabilisasikan pemerintahan tidak selalu berhasil karena sebagian besar dari tenaga pamongpradja telah mening^ galkan kota2 dan mengungsi kepegunungan. Selain daripada itu mereka mengalami pula kesulitan2 dalam usaha mereka itu, karena tentara R .i kerapkali melakukan serangan2 terhadap kedudukan Belanda. Pasukan 2 kita bertekad untuk melandjutkan perdjoangan, karena rakjat tetap berdiri dibelakang mereka. Tjita 2 revolusi masih tetap menjala dalam dada setiap peradjurit. Hubungan dengan daerah2 jang dikuasai Ri- sudah mulai pulih. Akan tetapi perdjoangan dilapangan politik sering berdja lan pada arah jang bertentangan dengan. kepentingan kemiliteran. P emerintah R.I. telah menandalangani perdjandjian „Renville” jan g mengakibatkan ditariknja pasukan2 R.I. jang berada didaerah pendudukan Belanda. Mereka terpaksa ,,berhidjrah” ke daerah2 jang masih dikuasai oleh R.I. Perintah ini diterima dengan perasaan sedih dan rakjat merasa dilmggalkan oleh tentaranja. Situasi didaerah pendudukan Belanda men djadi berobah. Ki.ni mereka leluasa untuk memperkuat kedudukan me reka di-desa‘2 dengan menjusun pemerintahan desa. Pega\vai2 jang kurang teguh Imannja, banjak jang telah kembali kekota untuk kemudian bekerdja pada djawatan 2 Belainda. Namun itidak sedikit pula jang lebih suka mengungsi kedaerah2 jang masih dikuasai R.I. daripada bekerdja sama dengan filiak Belanda. Dengan tidak adanja lagi pedjoang2 Republikein jang aktif didae rah pendudukan' Belanda, maka mereka lebih leluasa lagi untuk mendjalankan propaganda palsu mereka. Politik memetjah-belah dari van Mook mulai l ja ankan dengan mendiirikami beberapa ,,negara boneka” dan Djawa Timur-pun tidak ketinggalan. J
tentara kantong di-Djawa—Barat telah -mengakfbatkan
Belanda m e n d j a J L ^ ^ serangan dibidang
Hantaman fihak B e L , hi Ft t
m ilitem j a> mereka m ulai m eluntjurkan
,
ekM ° mi
dilakukan terhadap R h
d disegala lapangan itu ternjata sangat mempe-
n^ ar ’ ' , l‘asana politik didaerah R .I. semakin panas, akibat perbedaan a n a am hal menjelesaikan revolusi. Hal ini ternjata telah pula mempengaiuhi angkatan bersendjata kita. Sebagian dari pasukan2 beisen ja a 1 ut hanjut dalam pergolakan politik atau mendjadi penjokong dan sa a i satu aliran politik dan ada pula jang tetap bersikap netral dalam menghadapi pertentangan itu. Disamping itu terdapat pula pasukan 2 jang tidak dapat melihat kesemuanja itu dan’ lebih baik me. niilih djalan menjusup kembali kedaerah pendudukan guna monjuaun
k e k u a t a n b aru. T in d a k a n ja n g te r a c h ir in i s e b e n a rn ja b e r le n ta n g a n d e n g ail isi n a s k a h ..R e n v ille ” . A k a n te ta p i djang-anlah d ilu p a k a n b a h w a m e r e k a a d a la h te n ta r a re vo lusi ja n g d a la m d ir in ja b e rg e lo ra liero isnie n a s i o n a l . D id a la m h a ti p e r a d ju r it 2 re v o lu si it u te r'ta n a m k e ja k in a n , b a h w a tid a k m ung-kin f ih a k im p o r ia lis m e B e la n d a a k a n m e n g h a d ia h k a n k e d a u la ta ii s e s u a tu n e g e ri te r d ja d ja h , b ila tid a k d ip a k sa . D ia n t a r a p a s u k a n 2 ja n g m e n ju s u p k e m b a li ke-daerali2 penduduka n B e la n d a te r d a p a t p u la p a s u k a n d a r i M a jo r A b d u lla h . P e n ju s u p a n itu d ip im p in oleh L ts. S u k ir m a n , L ts. M u h a m a d J a s in , L td . Ie h d a r d an L td. B. S u m itr o ip e rw ir a 2 itu k in i te la h m e n d ja d i K a p te n , le r k e tju a li Sukirm a n ja n g te la h k e m b a li k e m a s ja r a k a t). D a e ra h 2 ja n g m e re k a p ilih a d a la h te m p a t2 ja n g p e rn a h d ik e n a l ia la h : L a w a n g — W o n ored jo — P a s u r u a n ; P a s u ru a n B a n g il — G e m p o l - - P o r o n g ; Porong; — P a n d a a n -~~Tretes — L a w ansr. ja n g mer u p a k a n d a e ra h s e g itig a . D a e r a h s e g itig a ani m e r u p a x a n tirat-nadi p e rh u b u n g a n k o ta ipropinsi d e n g a n d a e ra h D i a w a T im u r Sohit.-m U engan d ik u a s a in ja d a e ra h in i oleh pedjoang?. R.. T .m e m p u n ja i a rti p 'MV'11**' se k a li. K e g ia ta n g e r a k a n d id a la m w ila ja h in i m e m b a w a p e n g a ru h ke"■ danevahS”" di D ja w a T im u r S e la ta n , b a ik d a la m segi m ilite r, sosial, ekon o m i m a u p u n p o litik . H a l in i to la h d ifa h a m i oleh f ih a k B e la n d a d a n m e r e k a s a d a r a k a n b a h a ja ja n g m e n g a n tja m , d jik a d a e ra h s e g itig a A rdjun a T im u r d a p a t d'ikuasai oleh p e d jo an g 2 R . I. O le h k a r e n a it u f ih a k B e la n d a te la h m e n g in te n s ifk a n p a tr o li 2 n ja, s e h in g g a b a g i o r g a n is a s i 2 d i b a w a h ta n a h , biidang k e r d ja n ja se-olah 2 m e n d ja d i s e m p it se k a li, k a re n a h a m p ir 2 t a k d a p a t b e rn a fa s s a m a sekali. K e a d a a n ja n g k r it ik in i kad a n g 2 m e n je b a b k a n d ia n ta r a a n a k b u a h n ja berputus-asa, u n tu k k e m u d i a n b e rs ik a p p a sif. A k a n te ta p i jam-g' p a lin g tje la k a ia la h d jik a a d a ja ils ’ berm iain m a t a d e n g a n f ih a k miusuh ja n g m e n je b a b k a n te r b o n g k a r n ja b e b e ra p a p e k e rd ja a n ja n g te la h selesai a t a u ja n g se d a n g d ip e rs ia p k a n . P e n g a la m a n p a h it selalu m e m b e ri p e la d ja r a n u n tu k le b ili m e m p e r tin g g i kew aspadaa/n. S u n g g u h p u n teka.nan2 f ih a k B e la n d a s e m a k in h e b at, n a m u n g e r a k a n d ib a w a h ta n a h t e m ja t a s e m a k in h a r i s e m a k in b e r ta m b a h b e ra n i d a la m m e n d ja la n k a n p e r a n a n n ja . P e r d jo a n g a n m e re k a in i te r n ja t a mend a p a t b a n tu a n ja n g tid a k s e d ik it d a r i r a k ja t. T a n p a b a n tu a n r a k ja t, p e rd jo a n g a n ja n g p e n u h lcesulitan in i ta k n u u n g k in d a p a t b e rta h a n l a m a . O le h k a r e n a itu , d a la m t a r a f p e r ta m a p e k e r d ja a n d ititdk- beratkan p a d a m e m b a n ig k itk a n ra s a k e k e lu a rg a a n a n t a r a p e d jo a n g 2 d e n g a n rakj a t di-desa 2 , te r u ta m a sek ali d e n g a n p a r a p e m u d a n ja j a n g m e ru p a k a n te n a g a p e n g g e ra k ja n g m a s ih .segar. K e p e r tja ja a n r a k ja t p a d a p e m e r in t a h R . I. ,dan te n ta r a n ja h a ru s dikem b alikajn . P e n g e r tia n b a h w a k e m e r d e k a a n a d a la h h a k se tiap b a n g s a m u la i d it a n a m k a n d e n g a n pendje/ la s a n 2 ja n g elem enter. K e s e m u a n ja itu m e n je b ab k an . d ir a s a k a n p e rlu n ja s u a tu o rg a n is a s i ja n g d a p a t m e n ju s u n s u a tu k e k u a ta n ja n g te rd iri d a ri te n ta r a d a n p e m u d a. D ib e n tu k la h k e m u d ia n „ P e r s a tu a n P e m u d a Repub lik In d o n e s ia ” (P .P .R .I.) ja n g disusum a ta s d a s a r p e n g e rtia n sebag-ai b e r ik u t :
1.
M erupakan organisasi jan g m enjatupadukan rakjat dengan para pedjoang bersendjata, jan g dipandang sebagai sjarat m utlak bagi kemerdekaan revolusi nasional. 2. Organisasi' berkewadjiban membimbing dan mempertinggi ke sadaran nasional jang berarti telah m em bangkitkan patriotisme jan g meluas. 3. Kesadaran nasional jang tinggi dapat mcmberi kem ungkinan untuk meinpersatukan berbagai golongan m asjarakat, menudju keaa'ah tertjapainja kemerdekaan nasional sedjati. 4. T urut aktif m emperbaiki/menjusun kehidupan perekonomian rakjat dengan setjara ikut didalanmja. 5. Perkembangan m asjarakat mcmberikan kemungkinan/kejakinan bahwa pedjoang kemerdekaan adalah merupakan suatu kekuatan jan g tidak m ungkin dibendung lagi. Memperkokoh perlcembangan dengan mendorong perkembangan adalah kewadjiban sutji. D em ikianlah pedoman kerdja P.P.R.I. Organisasi ini kemudian dibubarkan setelah kekuatan Bn X V II memasuki daerah pendudukan, sesudah agresi Belaaida II. M anfaat dari pekerdjaan P.P.R.I. ini sangat terasa sekali dalam perang gerilja. Di-mana2 T.N.I. disambut oleh pemuda setjara hangat dan mereka berebutan unituk mcmbawakan perbekalan tentara. Akan tetapi berlainan sekali dengan pengalaman pasukan2 T N I lainnja diberbagai daerah. Bila mereka memasuki daerah jang lam a mereka diterima dengaai kentongan sebagai tanda „siap”. Dalam sekedjap m ata sadja pasukan2 T N I di-kedjar2 oleh serdadu2 Belanda. D alam keadaan sedem ikian adalah tidak tepat untuk membuka pertempuran, karena hanja akan menimbulkan kerugian difihak kita sadja. Tepat pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda untuk kedua kalin ja telah melakukan agresinja terhadap R. I. Ibukota revolusi, Jog ja karta diserbu oleh pasukan 2 pajung dan ta k lam a kemudian djatuh ketangan musuh. Dengan tjepatnja pasukan 2 Belanda dapat menguasai kota2 R. I. Orang dinegeri Belanda me-mudji2 kepintaran D jenderal Spoor. Mereka mengira bahwa setelah menduduki seluruh kota, perdjo angan bangsa Indonesia untuk m entjapai kemerdekaan, telah berhasil mereka tumpas. Mereka lupa bahwa revolusi di Indonesia itu, bukanlah revolusi para pemimpin sadja, akan tetapi m erupakan revolusi nasional, revolusi rakjat. H am pir ,disetiap kota, fihak T N I menghindari pertempuran be sar dalam kotanja. Mereka m eninggalkan kota2 untuk menjusun kekuatan baru guna kemudian m elakukan serangan 2 pembalasan terha dap kedudukan2 Belanda. Perang gerilja djangka-pandjang telah dibajan gkan oleh para perwira TNI. Setiap gerakan diperhitungkan dengan hati2 sekali m engingat persediaan peralatan jan g sangat terbatas. P a ra peradjurit T N I sangat berbesar hati m elihat Panglim a Besar Sudirm an ja n g seda>ng sakit, m eninggalkan Ibukota untuk m elandjiitkan perl a w a n a n bersama anak2 buahnja. Tauladan jan g p atiio tik ini tidak se-
d ikit memberi semangat pada peradjurit2 T N I diseluruh pelosok Tanah Air. T idak sedikit jang merasa terharu, ketika mendcngar bahwa, sung guhpun dalam keadaan sakit, Panglim a Besar tetap memimpin perdjoa ngan kemerdekaan anak 2 buahnja. K etika Agresi I I Belanda ini berlangsung, Bataljon X V II tengali bertugas didaerah kabupaten Rembang. Setelah membuka pertempuran beberapa kali, Kmd. Bn. kemudian m emerintahkan membagi pasukannja, masing2 m enudju ke Law ang dan Tuban untuk m elakukan perang gerilja. A gak n ja keputusan ini didasarkan pada pertimbangan, bahwa perang' gerilja dapat didjalankan dan bertahan lam a kalau pasukan 2 telah mengenal baik daerah operasinja, dan telah ada rasa kekeluargaan anta ra rakjat dan tentara. Dengan dikeluarkannja pcrintah itu, m aka masing 2 kom pi m enudju keposnja jang baru.
Perdjalanan he Ardjuua Timur D ua kom pi dari Bn X V II diperintalikam untuk bergerak kedaerah segitiga A rdjuna Timur, dibawah pimpinan Kapten Hartono dan Letnan Suharto. Pasukan berdjalan kaki dari Sulang - -M antingan menudju kekota Blora. Tanpa berhenti, terkctjuali untuk melepaskan lelah sebentar, siang dan m alam mereka m elandjutkan perdjalanan dengan melalui Randublatung, menerobos hutan djati untuk achirnja tiba di Ngawi. D ari sini perdjalanan dilandjutkan dengan kereta-api m ilik paberik gula „Geneng” ke Paron. Suatu kebetulan, balnva tatkala pasukan tiba ada kereta-api jang akan bciangkat ke ^Iadiun dan terus kc Kediri selling" ga pasukan2 itu dapat diangkut dengan kereta-api itu. Pada wa'ktu per djalanan ini Bn X V il lebih dikenal lagi dengan nam a Bn „Abdullah”. Setibaoija dikota Kediri terdjadilah suaitu peristiwa jang tidak terduga. H am pir bersamaan dengan m asuknja dua kompi dari Bn X V H kekota Kediri, masulc pula pasukan 2 Belanda. Timbullah du-aan seolah2 tentara Belanda itu mendjadi ekor kita. Tidaklah m engherankan, bahwa tatkala pertempuran di-tcpi2 kota tengah berkobar dengan sengitnja, pernah dilantjarkan suatu k am panje bahwa Bataljon X V II mendjadi pandu m asuknja Belanda kekota Kediri. A kan tetapi, setiap orang jang dapat mengetahui situasi pcperangan dikala itu tidak akan m em punjai fikiran jang dem ikian. Tatkala kota Kediri telah didudulu musuli, Kertosono dam Djombang masih berada dibawah kekuasaan kita. H al ini ternjata dengan perdjalanan satu seksi pasukan dari Bn X V II, jakni setelah dari Kediri m elakukan suatu gerakan m cmutar ke N gandjuk, Kertosono, Djombamg dan terns ke Wanasalam. Pasukan ini pada tanggal 20 Desember 1948 berada di Kertosono dan masih sempat untuk tu ru t m enum pang dalam tangki mimjak m enudju ke Djombang. faebaliknja, beisamaan dengan m asuknja pasukan 2 Belanda ke kota Kediri, paberik gula Ngadiredjo telah ditempati oleh sebagian pa sukan musuli. D jadi lebih logis lagi kalau dikatakan, bahwa pasukan2 m usuh m emasuki kota Kediri dari arah selatan dengan menjusur sungai Brantas dari Ngadiredjo, Ngadiluwih atau meliwati Kendal. D ugaan ini
lebih diperkuat lagi dengan kenjataan berkobarnja pertempuran, jang dimulai disekitar Kantor Keresidenan Kediri. D jalan Madjenang ada lah tempat perlawanan didalam kota. Fihak musuh berhasil menduduki Pasar Pelabuhan dan Kantor Keresidenan, sedangkan kita berada dim uka pendjara Madjennng, kesemuanja ini ditepi sungai Brantas. Djalannja pertempuran difihak kita sangat katjau-balau. karena tidak adanja suatu persiapan sama sekali. Dalam pertempuran ini beberapa anggauta Bn X V II gugur dalam mendjalankan tugasnja. Untuk menghinclarkan kesalahfahaman, sungguhpun masih kelihatan sangat lesu, disore hari itu djuga, diperintahkan untuk meneruskan perdjalanan dengan menerobos djalan jang menudju ke Purwosari, sebelah selatan paberik gula. Selandjutnja pasukan menjusup kedaerah Ngantang, Pudjon untuk kemudian beristirahat beberapa hari di Wanasalam. Setelah anggota2 pasukan tampak segar kembali, perdjalanan dilandjutkan melalui lereng2 gunung Andjas, jakni sebuah lembah antara Welirang dan Ardjima. Dalam mcndaki gunung ini telah terdjadi peristiwa jang menjedihkan sekali, jakni dengan meninggalnja seorang kawan seperdjoangan karena tak kuat menahan udara dingin. Bukan dingin karena udara tinggi, akan tetapi djuga karena hudjan lebat jang tak henti2nja. Pasukan jang membawa peralatan perarig berat, telah menempuh perdjalanan djauh dengan berpakaian tjompang-tjamping ti dak bersepatu, selalu kekurangan makan, telah tjukup melemahkan tenaga. Ini adalah tentara revolusi dan kekuatannja terletak pada djiwa jang dinjalai oleli api kemerdekaan. Dengan menjatakan salut dan penghargaan tinggi pada kawan jang meninggal dunia itu, pasukan achirnja tiba ditempat Jang ditudju. Tak ada hati jang tak merasa lega, bukan sadja karena telah tiba ditempat tudjuan, akan tetapi karena sambutan rakjat jang sangat menakdjubkan. Pasukan tidak di/terima dengan kentongan sebagai tanda ,,siap”, akan tetapi sebaliknja, kita d'iterima dengan terharu oleh rakjat. Kesemuanja ini adalah hasil daripada usaha gerakan dibawah tanah. Pemuda 2 desa, dengan tubuhnja jang kokoh kuait, mengerumuni kita dan menanjakan mengenai nasib dari Republik kita. Mengenai ini didjawab dengan pasti, bahwa Republik pasti menang dalam perdjoangannja. Akan tetapi setiap hidung tak pertjaja, bahwa Bung Karno, jang pernah berdjandji akan me.mimpin sendiri peperangan gerilja, telah ditangkap didalam istana. Sajang, kenjataan tak dapat dibantah.
Perdjalanan kedaerah Bengawan Solo Utara. Dua kompi lainnja dari Bn X V II, dibawah pimpinan Lts. Z. L. Malada dan Lts. Sukatman, menudju ke Djatiroto. Djatiroto merupakan suaitu tempat jang mendjadi tttiktemu dan titi'ksim.pang diari djiurusan Tuban, Bodjonegoro, Tjepu, Blora dan Rembang. Dengan demikian D ja tiroto merupakan pusat perhubungan bagi daerah 2 pedalaman jang da pat memantjarkan berita2 komando dengan tjepat. Seluruh pasukan
m enem pati daerah2 sebelah utara Bengawan Solo. Itu pulalah sebabnja mengapa. daerah itu diberi nam a „Daerah operasi Bengawan Solo U tara”. G una m elantjarkan pelaksanaan komando, m aka daerah itu dibagi atas beberapa sektor, jakni : Srktor A :
m eliputi daerah Kewedanaan Djatiroto, m andan Sektom ja Lts. Ipin Sugeng;
dengan Ko-
Selrfor B :
meliputi daerah Kewedanaan Sektom ja Ltd. MustarL;
Tuban,
dengan
Kmd.
Seklor C :
meliputi daerah Kewedanaan Tuban, Sektornja Lts. Sukatm an;
dengan
Kmd.
Sel-tor D :
meliputi daerah Kewedanaan Djodjogan dengan Kmd. Sektornja Ltd. Salim.
Lts Z. L. M alada bertindak selaku Komandan Daerah Operasi Be ngaw an Solo Utara, sedangkan Lts. Suprapto diangkat sebagai wakilnja. Pasukan ini m elakukan kewadjibannja selama perang gerilja hingga tertjapai gentjatan sendjata. Pengalam an jang dapat ditarik sebagai pengetahuan baru pada um um nja sam a dan akan diuraikan kelak.
Muntjulnja gerakan dibawah tariah. Ketika kekuatan Tentara Belanda dipersatukan untuk m engada kan agresi kedua, sangat terasa sekali oleh pasukan 2 jang m elakukan gerakan dibawah tanah, bahwa patroli 2 musuh sangat berkurang sekali. Pos2 ICNIIi diganti oleh polisi atau dikosongkan. Ketika agresi kedua Belanda diluntjurkan, para kolaborator bergembira sekali m elihat kemadjuan2 jang ditjapai oleh pasukan2 Belanda. Mereka sama sekali ti dak memperhitungkan kemungkinan adanja serangan mendadak dari fihak kita. Pasukan2 jang m elakukan gerakan dibawah tanah telah mengetahui nilai bertempur dari anggota 2 polisi kakitangan Belanda itu. Dengan tak tik serangan pendadakan dilaikuikanlah penjergapan terha dap kedudukan 2 musuh. Pasukan2 dari Bataljon Abdullah jang telah lam a melakukan ge rakan dibawah tanah dengan mendapat bantuan dari para pemuda m u lai melakukan serangan2 terbuka. H al ini merupakan suatu kedjadian jan g pertama selama itu didaerah pendudukan. Dalam serangan ini pasukan2 kita telah berhasil untuk menduduki dan m elutjuti pos2 : Trawas, Prigen, Plintahan, Pandaan, Sukoredjo, Purwosari, Bangil dan lain2. 85 P u tju k sendjata serta sedjumlah obait2an berhasil di.rampas dari fihak musuh. Betapa besam ja n ila i atau anti daripada hasil rampasan ketika itu. agaknja tak perlu lagi diuraikan disini. Ja n g lebih penting lagi ialah, bahwa kita ternjata masih flanggup untuk melamdjutkan perdjoallgSJl kita.. Kemenibngan2 itu segera dikum andangkan keseluruh daerah, ja n g disam but dengan penuh antusiasme oleh m asjarakat. Semangat para pedjoang' kemerdekaan semakin bergelora. Sebaliknja ja n g terdjadi di kalangan musuh. Mereka mengimsjafi anti daripada sendjata2 jang telah djatuh ditangan kita. D ipandang dari segi moril, kemenangan2 itu sa-
K O LE K S I S O E
H O K
G I E
ngat menguntungkan pedjoang 2 kita. Goiongan 2 jang; seinula bersikap ragu2, mendjadi aktif kembali. Setiap golongan masjaraka.t mulai menjingsingkan lengan badjtinja. untuk turut membantu menjelenggarakan segala sestiatu jang dibutuhkan oleh fihak tentara. Dalam suasana sedemikian itu, pasukan jang dipimpin oleh Kap ten Hartono dan Ltd. Soeharto, tiba di daerah Ardjuna. Timur. Setibanja didaerah itu, beberapa hari kemudian diadakanlah perundingan guna menjusun rentjana kerdja selandjutnja. Perundingan itu mentjapai hasil2 sebagai berikut : Sesuai dengan prinsip2 perang gerilja, diri atas dua kompi, di-petjah2. Disamping itu bagian daerah jang akan ditetapkan sebagai Pembagian daerah serta. susunan komandonja
maka pasukan jang ter akan diadakan pula pemdaerah operas! masing 2. adalah sebagai berikut :
a.
Pasukan Sumitro disorahi daerah operasi jang meliputi daerali2 La warng, Punvodadi, Purwosari dan Wonoredjo;
I).
Daerah2 Sukoredjo, Bangil dan Wonokerto mendjadi daerah operasi pasukan Guzaimi;
c.
Pasukan Iehdar dan Hartono mendapat Tretes, Pandaan, Bangil, Gempol dan Porong, sebagai daei'ah operasinja (setelah Kapten Hartono gugur, pimpinan kemudian dipegang sendiri oleh Iclid a r); Seluruh daerah ,,segitiga Ardjuna Timur” berada dibawah pim pinan Suharto dan Mull. Jasin.
d.
Beruhubimg dengan terbaginja. pasukan2 dari Bataljon X V II antara kabupaten Tuban dan Lawang, maka Komando Bataljon dalam mendja lankan tugasnja bersifat mobil. Perhubungan antara pasukan2 jang ber ada didaerah Tuban dan Lawang itu senantiasa dapat didjalankan me. lalui kota Sui’abaja.
Mabuk kemenangan. Setelah pembagian pimpinan daerah selesai dilakukan, m aka pasukan2 mulai mendjalankan operasi2. Serangan umum dilakukan sekali sedangkan serangan 2 lainnja ber-kali2 dilakukan dengan mentjapai hasil jang memuaskan. Pos2 serta. perumahan2 Belanda jang dapat diduduki disekitar Tretes menghasilkan sedjumlah besar bahan pakaian, obat2a.n dan bahan peledak. Disamping itu penjargapan2 jang dilakukan oleh pasukan2 kita sering menghasilkan sendjata2 modern. Kemampuan bertempur pasuka,n2 kita semakin hari bertambah besar. Setiap kali mendapat tambahan sendjata berarti ham s menambah tenaga pula, sehingga djumlah anggota. semakin bertambah besar. Kemenangan2 jang terus-menerus menimbulkan suatu kegembiraan jang ber-lebih2an, bahkan sudah mendekati pada kemabulcan atas segala k e m e n a n g a n . Taktik gerilja ja.ng telah mendatangkan banjak ke-
m enangan itu nm lai diabaikan. Karena djum lah pasukan semakin besar, tim bullah kem udian keinginan. untuk merebut kota Tretes, dengan tjara memblokade djalan perhubungan untuk kemudian m eluntjurkan serangan2 terhadap kedudukan musuh dikota Tretes. Segera disusun suatu rentjana serangan. Setelah dipertimbangkan. ditobah, achirnja tibalah pada ketetapannja, bahwa serangan akan dila kukan pada tanggal 11 Pebruari 1949. Perintah jan g diberika.n kepada pasukan adalah sebagai bcrikut : a.
M em utuskan djalan2 perhubungan musuh dan mentjegah datangnja balabantuan musuh;
b.
M emusnahkan semua bangiman m iliter dan perumahan2 lain n ja m ilik Belanda fsesuaL dengan primsip jan g ditetapkan oleh Komando D ja w a ); Merebut dan menduduki pos2 musuh.
c.
T udjuan dari serangan ini adalah antara lain untuk mengimbangi kemenangan Bataljon Tjipto jang telah berlmsil untuk menduduki Tra. was jang hanja diduduki oleh polisi. Saat jang dinanti-nantikan telah tiba. Serangan terhadan Tretes m ulai dilakukan pada djam 05.00 pagi. Pertempuran berlangsung dengan sengit. H ingga djarn 10.00 pagi pasukan 2 kita telah berhasil untuk men duduki sebagian besar kedudukan musuh. Pasukan tcrdekat kita telah m entjapai djarak 50 meter dari pasukan induk musuh. Sementara itu para pemuda jan g sengadja dikeruhkan untuk turul serta dalam pertemp u ra n itu, telah berhasil untuk membumihanguskan objek 2 penting m u suh, ternjata dengan kepulan2 asap jang memenuhi kota Tretes. D engan demikian berariti, bahwa pemuda 2 telah berhasil untuk ,,m enjelam atkan” bahain2 jang dibutuhkan fihak tentara. Usaha pasukan kita untuk merebut lfcdudukan 2 musuh kerapkali mengalami kegagalan. Setelah pesawat2 pemburu Belanda m ulai melakukan serangan terhadap kedudukan kita, m aka harapan untuk melandjutkan serangan, mendjadi hilang. Perintah m undur segera diberikan. Pada m alam harinja komando memutuskan untuk m elandjutkan serangan. Pasukan2 jang diliputi oleh suasana kemenangain, berangkat pada m alam itu, u.ntuk menduduki suatu tem pat antara Prigen — Pandaan, dengan tiigas pengadangan terhadap setiap kendaraan musuh jang liwat. ! i Semendjak dim ulai pengadangan setjara terbuka pada tanggal 7 Pebruari hingga tanggal 15 Pebruari 1949, pasukan2 k ita sepamdjang hari terns terlibat dalam pertempura.n2 sengit. Tank2 musuh jang menjerang kedifdukan 2 kita, berhasil untuk dihentikan, karena k ita telah m enggali lobang2 besar dibeberapa tempat. Dengan berkelompok pasu kan m em buat lobang guna m elindungi diri terhadap sasaran sendjata berat. Pada m alam hari tidak pernah terdjadi pentempuran, karena fi~ hak m usuh dikala itu senantiasa mengundurlian diri. Dengan demikian, m ak a pasukan 2 gerilja pada m alam hari dapat menguasai seluruh front,
sehingga dengan leluasa dapat membuat rintangan 2 baru didjalan raya. Kerapkali didjumpai majat2 musuh jang ditinggalkan karena tak sempat dibawa mundur. Pada tanggal 16 Pebruari 1910 pag'i mendjelang subuh, dengan tiba2 sekali terdengar rentetan tembakan jang mengedjutkan. Dari segala pendjuru fihak musuh bergerak dan berusaha untuk menjempitkan kedu dukan kita. Dibeberapa bagian desa setjara terpentjar, perlawanan dilakukan setjara ketji!2an. Pasukan2 kita segera menggabungkan diri dengan induknja. Namun tidak semuanja dapat berpusat. Scbagian dari pasukan berada dibawah pimpinan Kapten Hartono, scbagian lagi jang terpentjar menjembunjikan diri dan scbagian lagi dengan kekuatan satu sekst dibawah pimpinan Lts. Ichdar mengambil keputusan untuk me ngadakan perlawanan. Untuk m elakukan, perlawanan itu, dipilihnja sebuah desa jang dipandang mentjukupi sjarat 2 gima dapat bertahan sepandjang hari. Desa inilah jang akan melukiskan sedjarah pahit selama Bn X V II melakukan perang gerilja, ialah desa Madulegi. Segera setelah pertempuran berlangsung, seluruli kekuatan m u suh dipusatkan dan diarahkan ke Madulegi. Kedudukan Lts. Ichdar dihudjani oleh tembakan 2 mortir dan meriam, disamping tembakan 2 sendjata ringan. Beberapa djam kemudian Lts. Ichdar mendapat luka parah, sehingga pimpinan diambil-alih oleh Sunarjo, seorang pemudapeladjar. la memimpin pasukan itu hingga mendjelang sore hari. Sungguh sajang, pada saat mendjelang berachimja pertempuran, Sunarjo terkena tembakan dan gugur selcetika itu djuga. Sementara itu Kap ten Hartono telah gugur pula dalam memimpin pasukannja. Pasukannja berhasil untuk meloloskan diri dari kepungan musuh. Setelah fihak musuh mengundurkan diri setelah tak berhasil untuk melumpuhkan kekuatan pokok kita, maka pasukan keluar dari Madulegi dengan membawa kawan2 jang luka 2. Suasana setelah per tempuran berachir, sangat menjedihkan sekali. Tidak sedikit dari anggota 2 pasukan jang gugur dan tidak sedikit pula rakjat jang meninggal akibat sasaran peluru. Belum lagi terhitung kerugian harta benda. Tidak sedikit jang diminta oleh revolusi. Pradjurit jang gugur dan hartabenda jang hantjur. Tjita2 revolusi adalah untuk kebahagiaan 1’akjat seluruhnja. M em bangunkan orde nasional, menghantjurkan orde kolonial. Tidak ada suatu revolusi jang tidak meminta korban, baik harta, benda maupun djiwa. Kerugian jang diderita fihak musuh tidak dapat diketahui dengan pasti. Setelah tertjapai igentjiatan sendjata, dalam suatu pembitjaraan, fihak Belanda mengatakan, bahwa mereka telah menderita korban jang .tidak sedikit, dikarenakaji kesalahan taktik. Dalam pengakuannja itu fihak Belanda mengatakan, bahwa ke salahan taktik jang telah mereka lakukan ialah, karena rapatnja pengepungan jang mereka lakukan, sedangkan desa Madulegi hanja seluas beberapa ratus meter persegi sadja. Oleh sebab itu, sasaran2 tembakan diterima oleh pasukan Belanda sendiri, jang berarti menambah djumlah korban dikalangan mereka sendiri. Tidak sedikit korban jang djatuh dikarenakan tembakan mereka sendiri. Masing2 pasukan musuh jang
m elakukan pengepungan itu mengira, bahwa tem bakan 2 gentjar berasal dari fihak kita. Mereka menduga bahwa kekuatan kita di Madulegl itu besar sekali. Itu pulalah sebabnja mengapa desa tersebut keesokan harinja diserang oleh tig a buah pesawat pemburu selama seliari penuh. Mereka tidak mengetahui bahwa pada w aktu itu desa Madulegi telah dikosongkan. Peristiwa di Madulegi ini menjebabkan kita m engadakan korcksi serta pembenaran terhadap tak tik perang gerilja kita. K ita harus incngakui ltesalahan besar jang telah kita lakukan karena m engabaikan prinsip2 dalam perang gerilja. Setelah kesalalian2 itu disadari m aka dapatlah ditarik kesimpulan lununi setjara gains besarnja guna mendja1auk an perang gerilja dalam daerah „segitiga A rdjuna T im ur" sebagai berikut : , 1.
Setia.p anggota pasukan harus m enjim pan rahasia dan menjem bunjikan diri atau berpakaian setjara rakjat biasa, bilam ana tidak sedang bertugas;
2.
Setiap serangan diperhitungkan dengan teliti dan mempunjai kejakinan akan m entjapai hasil jang memuaskan. Menjerang dengan tiba 2 dan menghilang se-tjepat2n ja setelah m entjapai hasil;
3.
Mengintensifkan pongadangan 2 dengan randjau terhadap konvoi2 musuh, atas perhitungan jang teliti dan dasarS im bangan kekuatan;
4.
Setiap orang jan g bekerdja pada fihak musuh, harus b e m s a h a untuk m erugikan musuh. M isalnja m entjuri pelum dan b a h a n 2 amunisi lainnja;
5.
Pasukan senantiasa bergerak dari desa lccdesa agar sukar diketahui dengan pasti kedudukan basis kekuatan gerilja Gerakan dari pasukan bersendjata j ang meluas, akan mempunjai ar.ti propaganda djuga;
6.
Berusaha m ehim puhkan objek 2 perekonomian jang vitaal ba gi musuh. Terutama onderneming2: membakar dan m c r u s a k tanam an 2 tebu, mengorganisasikan pemogokan buruh atau jang berupa sabotase;
7.
Menjusun pos pongJuibung diKctiap desa.
Setelah kita mengadakan perobahan garis tak tik perang gerilja itu, m aka kita (telah m entjatat banjak sekali kem adjuan diham pir scgala lapangan. Hal ini m enjebabkan' senantiasa berobalinja situasi, sehingga kita teipaksa untuk menimdjau kembali ta k tik kita sesuai dengan perkembangan jan g timbul. Dari pengalamain jang diperoleh selama pc** r p g gerilja dan kemadjuan2nja, m aka analisa jan g disusun oleh Panglim a Tentara & Territorium D jaw a bahwa pada satu saat kekuatan m iliter Republik Indonesia akan melebihi kekuatan musuh dan mampti m engusirnja, telah tam pak ta;nda2 kebenarannja.
GAMB. 3 K E G IA T A N U M U M P A S U K A N G E R IL J A
y
Kgcmpl-'y oy
,
/
W |angs(,rl ^
. ^ untj.
kcnduru^n/^
RembanJ
y7 Prigdn A
\
KurU"3 .
Ojombo- ‘j i Ilcbu'K i^^SuKotfjdjo Gd.
^
r
P«i
\
£ Kluniurga,,
Sudon
^yTjajjang Seniul
/ D avvuhanscngon
;S* A.Saboiaso dan Itampanje pclltik ke SidcordJ.i. Sosarcn sabotoso o»>Jernci'itn$J $ula. Ei.Saboiese Rjbnl« Texh'cl Pteret. C.Sabobse ben
——
P. '■ //“
-/f~
• >‘*
= Serangan malam dalain
'r t "
kct&.
K o s p i.
Sutiorcdjo
£—^ =: Sercngan k.a. otd’j peh^fi^al k.o*
—fK— = Serangar. pada pniroli bermotot* atau konvoi.
10 h»T>
=■ P o s 2 m u s u h jv j d id t'c Ju k f n i a u d ilu - i ju t i.
DikaJa gerilja tengah menghebat datang lagi angin politik baru da ri Bangka. Pada um um nja kaiun gerilja sangat gusar mcnerima „trace” baru dari B angka itu. Sekali lagi ter.djadi perbenturan panel an gan antara kau m politik dengan pemuda jan g bergerak dilapangan bersendjata.
Peranan pasukan bagi pekerdjaan propaganda. Sebagai sebuah kesatuan jang menjusup kedaerah pendudukan m usuh jang sudah mempunjai pemerinta-han sipil sempuma, m aka tin dakan dari kesatuan itu terhadap bangsa Indonesia jang bekerdja pa da fih ak lawan, harus diperhitungkan dengan benar2. Suatu langkah salah, dapat m engakibatkan hal 2 jang sangat m em bahajakan kedudir kan pasukan, bahkan dapat m em bahajakan perdjoangan s e l a n d j u t n j a . G una m enghindarkan hal2 jang tidak diharapkan itu, maka ditctapkanlah sebagai dasar tindakan seperti berikut: kita harus dapat m e n g o r g a n i sasikan segala kekuatan kaum Republikein, baik jang bekerdja pada musuh m aupun tidak. Setiap orang diandjurkan untuk m embantu pcrdjoangan R. I. atau berusaha untuk merugikan musuh m enurut batas2 jang m ungkin dilaksanakan. Golongan2 bimbang jang tidak m embantu m u suh, lebih baik dibiarkan sadja, dinetralisasikan. Bila golongan2 ini memperlihatkan tanda2 membantu musuh, m aka segera diambil tindakan-. Guna m elaksanakan garis 2 jang di^etapkan itu, tidaklah tjukup dengan hanja memberi penerangan, m engadakan rapat atau memasang plakaat sadja, sebagai tja ra jan g lazim dilakukan. Propaganda jang paling djitu a g a k n ja adalah berupa tindakan njafta. Terhadap orang2 jang bekerdja pada djawatan2 Belanda, kita tidak terlalu gegabah mengambil tindakan, sebelum segala s e s u a t u n j a diselidiki dengan, seksama. Setiap orang diberi kesempatan untuk mem* buktikan bahwa mereka dapat berbuat sesuatu jang m erugikan musuh, sehingga dengan demikian mereka membantu perdjoangan RopubliRTerhadap mereka jang dengan terang2an m elakukan p e n g c h ia n a t a n , kita dengan tegas mengambil tindakan 2 tanpa ampun. Berkat adamja garis tak tik ja:ng telah ditctapkan dan b e r s if a t sa ngat elastis itu, m aka pengorganisasiain >tenaga2 pedjoang ja n g b e k e r d j a pada musuh, dapat berdjalan sesuai dengan rentjana. Seorang b a b u p u n berusaha merug’tkan musuh, meski se-ketj.il2njapun. Dengan demikian lnereka telah membantu perdjoangan kita. Peranan jan g dilakukan babu2 dan djongos2 di-tangsi2 Belanda, adalah besar sekali. Pada saat2 tertentu pasukan 2 gerilja menerima peluiru2 atau bahan 2 peledak lain n ja dari mereka. Dengan bam tuan mereka pula, kerapkali pa sultan gerilja dapat meloloskan diri dari ke.pungan musuh atau k ita berhasil untuk m e n j e r gap musuh sebelum mereka tib a ditem pat tudjuan. Para pegawad kereta-apipun tidak sedikit memberi b a n tu a n ,kepa da pasukan gerilja dengam memberikam ketorangam. tentang r o m b o n g a n 2 m usuh ja n g ,dipindahkan dari satu tem pat .ketempait lain. Dengan demi kian k ita dapat m engadakan pengiadangan atau pemasaingan r a n d j a u (bom-tarik). K aupi gerilja dapat mengetahui kekuafcam dan tud juan Pe'
mindahan2 tentara musuh. Kemudian ternjata, bahwa gerakan pengadangam dengan randjau itulah jang sangat ditakuti oleh fihak lawan, kare na senantiasa dapat menimbulkan korban dam kerugian. besar, sehingga kaum gerilja lebih mengintensifkan lagi gerakam2 sedemikian. Beberapa kali telah dilakukan serangam pengadangan jang meirpunjai nilai politik, jakni penjerangan terhadap kom.plotan kolaborator politik „Negara Djawa Timur” jang sedang dalam perdjalanan dari Su rabaja ke Djember. Serangan ihi, sungguhpun tidak mentjapai hasil jang diharapkan, .telah dapat mengatjau-balaukan formasi pengawalan. Sera ngan jang dilakukan didesa Sajangan antara Bangil — Pasunia«, berha sil menimbulkan panik dikalamgam musuh. Disamping serangan2 jang berhasil, adakalanja pasukan gerilja terdjebak dalam pengepungan musuh, sehingga djatuh beberapa korban dikalangan kita. Penjeramgan di Gummggangsir jang dipimpim oleh Lts. Ichdar suatu ketika torlibat dalam pertempuran di-tepi2 djalan keretaapi. Dalam keadaan sedemikiain itu, maka ,,sipenjergap kena sergap”. Sepuluh orang dari fihak kita telah gugur data dua oramg tertawan. Setelah dilakukan pcnjelidikan, kenmdiain ternjata bahwa kesalalian terletak pa da kelengahan kiita terhadap pengintaian pada patroli musuh. Para pegawai Rum ah Sakit (C. B. Z.) Surabaja, mulai dari mantri 2nja sampai beberapa oraaig dokter, telah pula bauijak berdjasa dalam menolong sedjtimlah besar djiwa anggota 2 pasukan gerilja, jang- telah mereka lakukan setjara sukarela. Selain dairipada itu, sebagian besar dari supir 2 taksi dan oplet merupakan penghubumg2 jang .tjekatam sekali dan merupakan pula „dinas amgkutan” Icita jamg tidak resmi. Oxgamisasi gerilja setjara luas memang belum tersusun. Akan te tapi tanpa suatu orgamisasi jang ditentukan oleh morma2 keorganisasian pekerdjaan gerilja, segala sesuatunja telah berdjalan dengan lantjar, seolah2 tersusun suatu organisasi jang rapi. Sungguh suatu keadaan jang dilahirkan oleh keharusan sedjarah ! Hubungan2 satu sama lainnja, sarnbung-bersambung semakin luas dan merupakan ramtai memandjang, melingkar lebair. Bi!a kiita berhasil untuk menduduki pos musuh dam melutjuti sendjata mereka, kita djarang sekali mendjatuhkam hukuman tembak-mati, terketjuali bila mereka melakukan perlawanan atau keadaan .dengan mendadak berobah jang dapait niembahajakan kedudukan kita. Musuh jang telah berhasil ditawa.n, segera dikumpulkan umituk diberi pendjelasan2 sekadarnja. Kemudian terhadap mereka diadjukam tawaran : ikut bergerilja atau tetap ti'nggal ! Pertanjaan sedemiki&n memang sangat menjulitkan mereka. Naimm kenjaitaam ialah, bahwa'tidak sedikit diamtara meraka jang dengan terus terang menjaftakan ingin .tetap tinggal dalam tangsi, sedamgkan sebagiam lagi menjatakan imgin turuit dengan pasukan2 gerilja. Tidak sedikit diantara anggota2 polisi jang pernah melaku kan pengchianatan, akan tetapi setelah mereka mendjadi anggota pasukan gerilja kita, mereka merupakan anggota2 jang baik. Pernah sebelas orang K N IL berhasil kita tawan dan mereka mendapat .perlakuan jang baik, tanpa perbedaan dalam perawatan. Sebalikmja, ketika pasukan2 gerilja
m enjergap ang-gota2 K N IL jang m elakukan perlawanan, mereka tanpa am pun dibinasakan dalam suatu perkelahian jang tidak seimbang. Kemenam gan demi kemenangan serta sikap kita jan g mcmykai batas 2 tertentu, sangat berkumandang, bukan sadja dikalangan anggota2 Polisi Eelanda akan tetapi djuga dikalangan K N IL . K e m e n a n g a n 2 ja n g ditjapai oleh pasukan 2 gerilja itu, dipergunakan dengan s e - b a ik 2 n ja guna m entjapai kpumggulan moril. Setjara tidak langsung pasukan telah m elakukan pekerdjaan propaganda jang sangat berhasil. Anggota2 Po lisi atau K N IL jamg pem ah berhatiapam dengan gerilja, pada um uninja m enjatakan kesediaan mereka untuk membaintu kaum gerilja. Organisasi perang gerilja maki,n lam a m akin bertambah luas. Pekerujaan chusus untuk mengorganisasikain kekuatan dikalangan K N IL, diurus lamgsung oleh M ajor Abdullah. A kan tetapi sungguh disajangkan sekali bahwa tjatatanlinja Udak pernah didjum pai kembali, setelah beliau gugur. Sebaliknja, fihak lawainpun tidak berdiam diri. Setiap kesempatan jang ada bagi mereka dipergunakan untuk merusakkan atau meruntuhkan keteguhan moi-.il angigota2 pasukan gerilja. Bila mereka telah berhasil untuk m em ukul pasukain2 gerilja, m aka mereka biasamja dengan segera melumtjurkan suatu propaganda. Seoagai tjontoh timpamanja dapat dikem ukakan disini peristiwa jang teiah dialam i oleh Lts. Ichdar beserta pasukannja. Suatu ketika p a s u k a n n ja menderita kea-uglam jang tid ak sedikit akibat suatu sergapan m u s u h di Gununggangsir. Dengan sangat ter-gesa2 fih ak musuh segera menjebarkan plakat keseluruh .pelosok desa. Akan tetapi djiw a pedjoang2 Republik ticlak seempuk jang dikira; semamgat mereka tidak mudah dilunturkan. Begitu plakat2 dipasang, begitu ditjopoti oleh para pemuda. Propagan da jan g diluntjm-kan oleh fihak Belanda itu berbunji sebagai ber ikut : , , Serdadoe-serdadoe dari Pasoekan Ichdar. Toeam2 terantjam dalam b a h a j a !
18 Ju li 1949.
Toean2 poeaija pim pinan soedah bimbang, sendjata2 m endja di toea dan peloeroeh2 ham pir habis, rakjat menentang pada toean 2 , dan keterangan 2 .fata mendjadi tam bah baik dan djaring k ita jang mengekliingu toean 2 senantiasa teroes mendekati toean 2 Penghabisan toean2 so e d a h d e k a t d e n g a n pelahan2 te t a p i soenggoeh,
g
se p e r U « u h a r , k e d ja d ia n d i G o e n o e n g g a n g s ir se p o e lo e h o -
n
'lan
/i/l d p d !■&})'& i i j d .
toean korban dJ*wa kena k ita poenja metraleur O e n to c k a p a to e a n b e r d jo e a n g s e s o e n g g o e h n ja ,
sekarajLg negara Indonesia akan lekas berdaulat ? Mengapa toean2 tidak ikoet membantoe pembangoenan dan tidak masoek mendjadi tentara federaal ? Sekarang soedah dibentoek bataljon ke I tferoetama mengam bil tentara T.N.I. Soedah beratoes jang masoek asram anja ja n g ada di Djem bei, Bondowoso dan Amboeloe ditem pat 2 m ana mereka sam a sekolah oentoek mendjadi tentara federaal jan g terpeladjar.
Beberapa Let. Kol.2, majoi'2, kapten2 dan lnin 2 onderopsir serta beratoes2 anak boeahnja sama menjerahkan diri dengan anak bini sebagai biasa. Kita mengetahoei bahwa kebanjakan dari toean2 terpaiksa ikoet berdjoeang dan mereka in gin lekas perdjoeangain dihentikan. Djangan takoet pada kita ! K ita tidak akan membikin soesah pa da toean2 asal sadja toean2 menjeralikan diri pada kita poenja post militer di Kedjapanan, Balcmgtani, atau Porong. Simpenlali sendjata toean, dan datanglali memberi tahoe dan keselamatan toean terdjaga. D jika toean2 tidak datang awaslah pada kita, nasib toean ampir temponja. Toean2 dapat tempo sampai 15 Augustus. Commandain Eskadron S Vechtwagens, ttd. B a k k e r Disamping memasang plakat2 tersebut, fihak Belandapun berusa ha untuk mempengaruhi pimpinan pasukan gerilja dengan mendjandjikan hal2 jang tidak masuk diakaJ. Commandan Eskadron 8 Vechtwagens, dengan perantaraan seorang pemuda tani, telah mengirimkan seputjuk surat pada Lts. Ichdar. Pemuda tani itu kebetulan sekali adalah seorang anggota-aktif dari pasukan gerilja, sehingga surat itu dengan mudah da pat disampaikan kepada fihak gerilja. Surat tersebut berbunji sebagai berikut : 18 Ju li 1949 Letnan Ichdar. Beberapa minggoe jang achir ini, oentoek toean ada rasa berat. Keterangan2 ldta senantiasa membikin soesali toean, dan sebentar lagi kita akan bertindak, ketjoeali toean seperti baroe2 ini beratoes2 opsir T.N.I. tinggi sampai rendah menjeralikan diri, dan mengerahkan tenaganja tida oentoek keroesakan, tetapi -oentoek pembangoenan negara toean. Sekarang soedah dibentoek bataljon ke I dari tentara federaal ambil dari T.N.I. Boelan moeka akan dimoelaikan cursus opsir, dim ana toean sekarang masih bisa memadjoekan diri oentoek mengikoeti cursus terseboet. Dim ana cursus .toean akan mendapat didikan tentang sendjata modem, tactiek dan bekerdja dengan segala alat 2 perang technisch. D jika toean tidak mengikoeti cursus itoe, lain orang akan masoelc lebih doeloe dan toean tetap mendjadi tentara geril ja jang ta k terpeladjar dan nasib toean dibelakang hari gelap, sebab penghabisan, toean akan korban djiwa seperti sepoeloeh anak boeah toean jang pagi tadi telah terlentang di Goenoenggangsir. Djangan sangsi.
Menjei-ahlah toean, dan dengan sendjata2nja sekalian. Berilah kam i kabar dim ana da:i bilam ana (kapan) saja dapat mendjoempai toean. Saja pegang tegoeh ini kesanggoepan, sebagai opsir terhadap opsir. Djendral Soedirman soedah memberi tahoe bahwa mereka, d jik a mereka m endjalankan kw adjibannja menjerahkan diri tak oesah maloe. Pertjajalah kepada perdjandjian. Insjaflah negara federaal akan lekas mendjadi alasan. Datanglah kepada atasan dan kemoekakanlah oentoek mendjaga hakhak Indonesia, agar soepaja negara baroc dengan damni dapat berdiri dengan soeboer. D jik a keadaan soedah damai, baroe Belanda akan porgi dari sini. D janganlah sangsi kami memberi tempo sampai tanggal 15 Augustus 1949, d jika toean tidak datang, kita poenja p a so e k a n akan memboeroe toean, tidak dengan mcngaso hingga toean ter* tangkap. Commandan Eskadron 8 Vechtwagens, ttd. B a k k e r Karena berhasil dalam menjergap pasukan gerilja itu fih a k Be landa berusaha untuk memberi tekanan moril se-hebat2nja pada pasukan2 gerilja. A dakalanja hal sematjam itu dapat m enim bulkan k e - ra «u 2 an dikalangan pasukan sendiri, terutama sekaJi bila tidak dim iliki pandangan jang luas. Pada saat2 tertentu, dikala sefihak tengah m e n - a la m i kekalahan (menderita pukulan), m aka intimidasi, dan disamping itu djan d j ;2 jang m uluk, soring mendatangkan hasil. T n ip u n termasuk dalam tugas propaganda. ..
Namuf- blla kita perhatikan selebaran tersebut diatas, didalam nja
n^kL 3 u r 1 Pr°j?®ganda seba« ai seharusnja, m elainkan meru pakan suatu Upu-mushhat, penghinaan dan antjam an. Bahkan d a la m banjak hal, s^enjusun selebaran terw but tidak mengetahui unsur jang dihutuhkan untuk memberi tekanan moril jan g menentukan. A palagi surat selebaran itu ditudjukan kepada suatu tentara jan g m endukung tjita 2 luhur dari bangsanja. Per-tama 2 tidak nam pak adanja kesanggupan untulc m endjalin kepentingan tudjuan m iliter dan politik. Bila sekiiranja pasukan gerilja. itu bukan suatu tentara revolusi jan g m em iliki tjita 2 luhur u n tu k menegakkan kemerdekaan bahgsa dan negaranja, akan tetapi merupakan suatu tentara upahan jan g tidak berdjiwa, m aka nistjaja akan gontjanglah kepertjajaannja dengan adanja d jan d ji 2 jan g m uluk 2 itu jang dihubungkan dengan kepentingan hidup pribadi. Oleh karena pasukan gerilja m erupakan tentara pedjoang ke merdekaan ja n g mengerti tudjuan dan arti perdjoangatonja, m aka s e le baran sem atjam itu tidak m ungkin dapat menembus benteng k e j a k i n a ^ i
peradjurit2 gerilja. Perdjoangan demikian tidak akan pernah kalah selam a tudjuan politik, ideologi jang diperdjoangkan masih djelas dan tegas dalam membela pendirian 2nja. Fihak gerilja ternjata tidak melajani selebaran tersebut dengan plakat 2 jang berisi slogan atau pendirian politik, melainkan diambil ke putusan untuk memberi djawaban dengan tijndakan2 . Sepuluh hari setelah intimidasi Belanda itu diterima, pasukan ge rilja telah berhasil untuk menduduki sebuah pos musuh dipabrik es Teguhan, tanpa perlawanan. Pasukan2 gerilja dengan menjamar sebagai KN1L jang sedang mendjalankan tugas patroli, dengan tenangnja menudju ltearah pos musuh tanpa menimbulkan suatu ketjurigaan difilwk musuh. Setelah kita mendekati mereka, barulah dilakukan suatu penjergapan dan kita berhasil untuk mcnawan serdadu2 Belanda serta merampas sendjata serta perlengkapan mereka. Komandan pos Belanda serts wakilnja, karena berusaha untuk melakukaln perlawanan, seketikai ilu djuga ditembak mati, sedangkan jang lainnja dibiarkan tetap hidup. K e pada mereka diberi kesempatan untuk menundjukkan djandjinja guna menjokong perdjoangan pasukan gerilja. Anggota2 pasukan gerilja te lah insjaf akan tugas ja'ng mereka hadapi. Sebagai pasukan gerilja me reka merupakan. pula barisan propaganda jang tidak langsung. Tjara-2 penjergapan sedemikian itu sesungguhnja sudah soring di lakukan, namun agaknja fihak musuh lengah djuga. Kemenangan gerilja ini melebihi kekalahan jang baru sadja diderita. Berita kemenangan ini segera dikumandangkan keseluruh pasukan dan rakjat. Tindakan sematjam ini menambah kepertjajaan rakjat terhadap pasukan gerilja. Pasukan 2 jang baru mendapat kemenangan itu, mentjeriterakan pengalamannja pada pasukan lainnja. Tjara 2 demikian itu sering menimbulkan perangsang untuk berbuat sesuatu jan.g tidak kalah dengan hasil kemena ngan tersebut. Pakaian lengkap dengan tanda pangkat dari musuh sebagai hasil rampasan, dipakai oleh anggota 2 pasukan gerilja, djuga sendjata 2nja. Dengan penuh kebanggaan mereka memakai pakaian tersebut sebagai hasil kemenangan. Disepandjang djalan desa jang mereka lalui, rakjat menjampaikan salam atas kemenangan jang telah ditjapai oleh kaum ge rilja. Terutama sekali para pemuda, ingin sekali mendengarkan tjara2 jang- dipergunakan untuk menjerang fihak musuli dan sebagainja. Bahkan tidak djarang, rakjat atas kemauan sendiri mengadakan selamatan, dengan doa agar sendjata 2 jang baru diperoleh dari fihak musuh .djangan sampai djatuh kembali ketangan musuh. D ari segi ini dapatlah dilihat, bahwa gerakan pasukan jang tepat, selalu merupakan barisan propagan da jang sangat baik. R akjat tidak di-andjur2kan dalam rapat untuk membantu pasukan gerilja. Nam un terdorong oleh rasa, bangga dan ke pertjajaan jjada kekuatan pedjoang 2 Republik, setjara spontaan mereka dengan ichlas membantu perdjoangan kita. Tjara sedemikian ini dapat menjebabkan adanja imbangan kekuatan dalam tiap desa atau daerah. Desa2 jang semula belum dapat diduduki karena banjaknja pendudult
ja n g bitnbang atau diduga ada tenaga musuii jang ditanam disana untuk m engintai gerak-gerik kita, lambat-laun memberi sokongan jang sepen u h n ja kepada pasukan gerilja. Desa2 jang masih asing, pada m ulanja h anja dilewati sadja, ke* m udian singgah sebentar untuk berkenalan dengan penduduk. Achirnja, setelah sering berdjum pa dan mendengar/mengerti keadaan p e d jo a n g 2 Republik, mereka m em inta pasukan gerilja tinggal didesanja. D ari desa ja n g tidak dipertjaja achirnja m endjadi desa sarang gerilja dan mendjadi pangkalan gerilja. D alam suatu perang gerilja, disamping pekerdjaan penerangan jan g lain 2 , peranan propaganda dari pasukan adalah m enentukan sekali. Oleh karena itu, seorang pemimpin gerilja selain m em iliki pengetahuan m iliter harus pula m emiliki pandangan politik ja n g tjuku p luas. Ia ha ras mengerti situasi peperangan setjara um um dan situasi politik jang paling hangat. K ita mem amg telah banjak sekali mendapat pengalaman selama perang gerilja. A kan tetapi m aksud dari tulisan ini h anja sekedar nienjad jik an pex-isti\va2 jang dapat digunakan seperlunja untuk selandjutn ja ditarik kesimjpulan2 jan g dapat didjadLkan pengetahuan baru. Sementara itu tim bul djuga pertanjaan, ukuran apakali ja n g dipcrgunakan pemerintah untuk memberi bintang gerilja pada seseorang. De ngan penilaian jang bagaimana, pengorbaman seseorang dapat diamigcrahi suatu Bintang Gerilja? Sangat subjektif sekali untuk m e nentuk an siapa si „Bintang G e iilja . Dengan perasaan jang tulus dan penuh ke" hormatan, kam i harus menjebut beberapa nam a terkemuka selama pe* rang gerilja. Mereka itu adalah :
1. 2.
Sastrosandjojo alm arlium dari Sukoredjo; Pak K ajah aiinarhu.ni dari Dajuredjo ja n g gugur ketika fihak musuh menjergap rum ahnja jan g sedang ditempati pasukan gerilja; 3. P ak Tinab dari Padjaran; 4. M ak D arah dari Gambiram; 5. Notoatmodjo dari Djatiroto; 6. Kertowongso dulu Petinggi Baudjeng; sebagai orang 2 jang dengan penuh rasa tanggungdjaw ab dan keberanian menjokong pasukan gerilja. Dengan ichlas mereka telah m enjerahkan harta mereka untuk kepenti-ngan Republik. Mereka telah m em buktikan pengorbanan mereka, dengan satu harapan: asal Republik Indonesia te* tap berdiri tegak. Penghargaan kita semakin tak djub karena mereka b u k a n lah orang 2 tei peladjar jang mengerti perhitungan 2 atau teori 2 revolusi. Merekapun bukan orang 2 jang sering m engem ukakan teori2 perang kemer* dekaan jan g setelah perang kemerdekaan memanggil, tetap bersembunji didalam kota. Mereka adalah kaum tani jang sederhana baik dalam tja ra berfikir m aupun dalam hidupnja. Sekali mereka m engatakan menjokong pedjoang2 Republik, ia akan tetap memberi sokongannja, sungguhpun adjal sering m engantjam . A langkah tinggi kesadaran nasional mereka. • Sebaliknja, a l a n g k a h berbedanja dengan beberapa gelintir pemim pin jan g telah „ m e n g a b d i
pada Tanah A ir” dengan meng-korup uang negara, meianggar uang pudjak jang didapat dari keringat rakjat. Betapa rendah moril pemimpin sematjam ini. Mnngkinkah pemimpiin2 sematjam ini dapat menghargai „tulang 2 berserakan dan m ajat jang bergelimpangan” selama berlangsung perang kemerdekaan ? Guna dapat membeiiilcan gambaran betapa tadjam nja pandangan kaum gerilja pada keadaan jang- akan dilalui, diterakan dibawah ini tjatatan2 jang disitat dari dokumen ,,Djaja Gerilja”, sebuah kumpulan dari surat2 perintah, analisa politik dan militer, tjatatan kronologis selama gerilja dalam daerah „Segitiga Ardjuna Timur”. Kumpulan ,,Djaja Ge rilja” adalah hasil djerih pajah Kapten Suharto.
PEROBAHAN- GARIS TAKTIK PERANG GERILJA.
Djanuari - Pebruari 1949. I.
II.
Gerakan serentak. Menjusun suatu kekuatan- jang merupakan penjalupaduan antara tentara dengan rakjat. Maksud ini dapat tertjapai djika ki ta berhasil membangkitkan nasionalisme jang non kompromis da lam seluruh wilajah, jang oleh sebab itu djuga sekaligus merupa kan hantaman terhadap berdirinja Negara Djawa Timur model van Moolc. Kesadaran bahwa hak bagi setiap bangsa untuk mcnentukan nasibnja sendiri merupakan hak jang tidak boleh diganggugugat dan ditawar 2 , akan membangkitkan suatu heroisme dan patriotisme jang nieluas. Dengan demikian m aka gerakan serentak akan dapat dikerdjakan. Tmbangan kekuatan kedudukan musuli dan kita menundjuKkan : M u s u h : 1. Kekuatan tenaga dan sendjata pada pos2 musuh menundjukkan, baliwa mereka mampu mempertahankan kedudukannja djika diserang dengan kekuatan ringan. 2. Perlalulintasan djalan memberi kemimgkinan pada musuh un tuk saling memberiikan bantuan djika diserang. Segala sesuatu jang mengenai bantuan dapat diselenggarakan setjara tjepat. 3. DjaJan raja Surabaja — Malang- adalah garis perhubungan penting bagi musuli, oleh sebab itu ia memasang djaringan 2 pos jang rapat bertali-temali. •1. Tehnis anateriil serba mentjuikupi.
Pihak kita : 1.
2. 3.
Guna melakukan serangan2 mendadak dan mengliilang dengan tjepat, m aka penjatuan seluruh pasukan tidak begitu diperlukan. Tetapi koordiinasi masih tetap dibutuhkan. Kekuatan menjerang sangat ringan. Persediaan amunisi dan -kwaliitet sendjata memaksa kita untuk berbuat pada batas2 jang mungkin.
KEDUDUKAN DETASEMEN KEAMANAN MUSUH
B • © ©
— = —
Pem usaian te n o ga m iliter te ta p . P o s militer t-idak -te ta p Pos I.V .G . Pos m ilit e r t id a k te ta p t p o l'S * te tap . Pos pohai.
—
P e n d ja g a perkebunan.
° ®
b e m io to r ,
_ pa*ro|, intensif «*m * = S k a id:
10 K m ----- * =
pen g a w a l
ke re ta a p i
P e n u n d ju k *iu n g a i
4.
U saha un tuk m em utuskan hubungan lalu-lintas antara pos satu dan la in n ja h anja bersifat sementara..
Kesimpulan: Berhubung dengan im bangan kekuatan jan.fr demikian m aka dapat difaliam i atas perhitungan 2 jang: pasti, d jik a kita tidak m en tjap a i kem enangan total dalam w a k tu ja n g pendek. Pengalam an k ita menjatalcan, bahw a serangan besar 2 an tanpa djam inan kem enangan dan tudjuan strategi ja n g djelas selalu m erugikan dan dapat m enggontjangkan kehidupan m asarakat. Sepandjang peng alam an dan im bangan tersebut dapat disimpul beberapa hal jang perlu diperha.tikan : 1. Serangan besar2an ja n g bersifat lokal m udah mendapat pukulan ipembalasan dari pihak musuh. 2. Kemenangan2 ja n g bersifat strategis dan m ateriil tak dapat dipastikan. 3. Koordinasi ja n g belum sem purna mendjadi scbagian sebab gagalnja rentjana 2 ja n g telah ditetapkan. 4. Gerakan m alam terus-menerus sering m enim bulkan bahaja bagi pasukan; karena m akin diperapalnja djaringan patroli musuh, kurang difah am inja keadaan daernh dan kekuatan djasm ani ja n g m akin berkurang. 5. Serangan pada objek ja n g tetap dapat m enggontjangkan keam anan dan hidup perekonomian rakjat. M enggontjangkan susunan perekonomian rakjat, keam anan dan pemerintahan p a da w aktu sekarang belum dapat dipertanggim gdjaw abkan ber hubung kem am puan untuk mengkonsolidasi kemenangan be lum memungkinka.n.
Pebruari - Maret 1949. I. Menudjti perdjoangan bertahan lama. M engingat perkembangan2 ja n g tim bul selama w aktu singka.t, m enundjukkan adanja gedjala 2 baru ja n g m em butuhkan analisa tepat sebagai pegangan kejakinan bahwa kem enangan pasti dipihak pedjoang kemerdekaan. Adapun beberapa faktor pertimbangan adalah jan g be'rikut :
1.
Situasi uinum : Keadaan siUiasi politik imternasional, perdjoangan kita di P.B.B. dan sokongan dari beberapa negara Asia; situasi politik da lam negeri Belanda sendiri berhubung tim b uln ja tentangan ter hadap agresi Spoor; kekuatan pembelandjaan selama perang; terbatasnja tenaga angkatan perang Belanda, m erupakan masalah2 jan g m em bahajakan kedudukan Belanda.
2.
Tenaga: Dengan benar2 dim engertinja tudjuan revolusi kita', ialah re volusi nasional jan g djuga berwatak revolusi sosial, ma.ka te naga m ilitant jan g sedia m adju kedepan m erupakan sumber ja n g tidak akan pernah kering.
^
3.
Materiil dan ekonomi : Kekuatan materiil dan ekonomi kaum gerilja jan g terpokok adalah pada bantuan massa; m embentuk usaha 2 ja n g produktif (kooperasi d ll.); dan merongrongi kepunjaan musuh atau berupa perampasan.
4. Mori l :
Bahw a perdjoangan kemerdekaan bagaim anapun djuga m em punjai kekuatan teguh jan g berakar disegenap lapisan masarakat, oleh sebab itu tidak akan dapat mengaJami kegontjangan jang bersifat umum. Sungguhpun dalam daerah jan g telah distabilisir oleh Negara D ja w a T im ur k ita m em punjai kemampuan untuk mengetok pintu nurani m anusianja sebagai suatu bangsa. Berhubung dengan faktor2 tersebut diatas m ak a dengan tan pa ragir2 kita m ejakini bahwa kemenangan pasti dipihak kita. Te tapi oleh sebab keadaan dewasa ini belum m entjapai suatu titik perimbanga.n dengan musuh, m a k a untuk m entjapai titikrobah tersebut memerlukan w aktu jan g lama. Djelasnja hingga samjpai pada kemenangan, perang gerilja liarus didjalankan dalam djangka pandjang.
Gerilja setjara ntobil. Tjara2 gerilja ja n g statis harus dirobah, didinamisir, dengan tja ra m engadakan gerakan bersifat mobil jamg dilakukan oleh pa sukan, dan memasuki daerah jang luas. Dengan tja ra dem ikian memberi kem ungkinan dilakukannja operasi tid ak tetap tetapi luas. Disam ping itu djuga m em punjai beberapa segi keuntangan lagi, ialah : 1. Sukar ditjari oleh musuh, pos2 dan pemusatan tenaga kita. Sifatnja mendjadi defensif jang agresif. 2. Pasukan2 jang bergerak dalam daerah jang l u a s m e m p u n j a i segi propaganda djuga, disamping itu dapat menjelami penghidupan rakjat, kebiasaan dll, jang memperkaja pengaJaman dan oleh sebab itu dapat bertindak dengan tepat dalam segala keadaan. 3.
Mempertinggi pengetahuan dalam memperhitungkan kemungkinan 2 untuk beroperasi.
4.
Gerakan. mobil djuga mengisi saat2 kekosongan jang bisa me nim bulkan kesepian djiwa. Memasuki daerah2 baru selalu menim bulkan kegembiraan baru jan g dapat memberi kesegaran moril bagi anggota.
5.
Pribadi pim pinan dan anggota m udah dikontrol dan d ik e t a h u i kwalitetnja.
6.
Menghapuskan gerombolan liar jan g bersifat rampolc, dan golongan jan g merusak usaha" persatuan antara tentara dan rakjat.
7.
Memberikan fikiran2 untuk m enim bulkan inisiatif d i k a l a n g a n jnassa dalam menjusun perbaikan ekonomi dan organisasi desa<
HI. Memperhitungkan sasaran : 1.
2. 3.
4. 5.
6.
Menjerang musuh dengan memperhitungkan kemenangan jang pasti, mengingat kekuatan anggota, sendjata dan keadaan dae rah. Berusaha memperoleh kemenangan materiil. Infiltrasi pada kedudukan musuh sesuai dengan keadaan lawan sedaerali2 . K untji jang utama adalah mengetahui kelemahan lawan. Memimpin sabotase dalam objek jang dipandang militer strategis dan ekonomis sangat penting. Serangan 2 supaja dilakukan bukan sadja jang merugikan lawain dalam segi kemiliteran tetapi djuga dalam bidang perekotnomian dan segala sesuatu jang dapat nieninjbulkan demoralisasi dipihak lawan. Dengan demikian m aka gerakan gerilja akan bersifat dinamis dan effektif.
IV. O r g a n i s a s i / P e m e r i n t a h a n . Dalam lcehidupan organisasi gerilja harus didjauhkan adanja sifat 2 birokrasi, supaja dapat ditimbulkan suasana persaudaraan dan saling menghormati. Sementara itu, tindakan 2 jang berbau kolonial harus segera dienjahkan. D juga sikap dan lagak-lagu jang per nah diwariskan oleh fasisme Dje.pa.ng supaja segera diberantas. Mengingat kekuatan persendjataan kita jang djauh belum mentjukupi, maka maksud untuk mengenjahkan Negara Djawa Timur setjara militer sudah tentu tidak dapat dilakukan. TJsaha2 jang dapat didjalankan adalah menarik keuntungan dari kelemahan2 Negara Djawa Timur dan menipergunakan sebagai kekuatan kita; terlihat tiga djalan jang dapat dipergunakan sebagai kekuatan kita : 1. Perdjoangan bersendjata dengaai tudjuan mengobah situasi pcperangan djadi pasif adalah penting sekali, jang lebih landjut akan menggont ja ngkan djalannja Pemerintahan Negara D jaw a Timur. 2. Mengembalikan kepertjajaan rakjat pada Republik dan mem bawa kearah perdjoangan jang aktif untuk perdjoangan djangka pandjang. 3. Mendorong Negara Djawa Timur sebagai suatu kekuatan po litik untuk bertindak jang merugikan kepentingan Belanda.
Pendjelasan ajat 3. Berhubung dengan mengganasnja tindakan pasukan2 K L / K N IL jang mengadakan patroli dengan membunuh dan membakari rumah rakjat, kita berusaha agar melalui Negara Djawa Timur perbuatan2 teror tadi dapait dipertanggung-djawabkan. Sungguhpun Negara Djawa Timur tidak mendapat sokongan sebagian besar rakjat, namun sebagai faktor kekuatan politik ia tjukup dapat merugikan Republik. D jika rakjat menuntut pertanggungan dja-
wab perbuatan teror K L /K N 1L adaJah merupakan konfrontasi langsung antara ra k ja t dengan Negara D jaw a Timur.
M aret - April 1949. Perbaikan Rentjana Kerdja. Kerdjasama jang- harmonis antara Tentara dengan massa menund jukkan betapa tinggi effeknja. D alam ber-sama2 berdjalan memikul beban perdjoangan jang penuh dengan kesulitan 2 , telah menumbuhkan rasa kekeluargaan dan saling mengerti jan g dalam. Keadaan ja n g menggem birakan ini adalah tepat sekali djika diperkokoh sehingga mentjip" takan suasana iang lebih stabil. Keadaan ja n g lebih kokoh akan besar sekali artinja bagi perdjoangan djangka pandjang, karena akan dapat menahan setiap badai jan g menga.muk. Kem ungkinan akan d a t a n g n j a genting masih selalu ada, djika tidak diperkokoh kedudukan kita akan m udah mengalami kegontjajigan sewaktu suasana mendjadi gentingr oleh sebab itu sebblumnja kita harus sudah mendirikan benteng 2 perta hanan seperlunja. Benteng jan g diperlukan ialah perbaikan pekerdjaan disegala lapangan.
Urgensi program. I. Konsolidasi dan stabilisasi daerah jang telah kita kttasai. 1.
2.
3.
4.
II.
Lebih mempererat hubungan tentara dengan rakjat, d e n g a n tjara asimilasi anggota 2 kedalam m asarakat dan mempertebal sifat kekeluargaan. Disam ping itu perlu menjelami adat dan tjara hidup se-hari2 . Ik u t memperbinggi taraf penghidupan didesa. Mengusahakan, membuka dan m endjaga sumber 2 perekonominn di-masing 2 desa. Menjusun hasi!2 kekuatan ekonomi dalam daerah kita. Mendjaga keamanan dan tata tertib dalam daerah2 ja n g telah kita kuasai, dengan tja ra membersihkan anasir 2 jan g me* ngatjaukan ketenteraman rakjat. M em banlu rakjat dalam menjusun Dewan 2 Desa sebagai langkali peitam a menudju kearah pemorintahan jang demokratis. dalam m ana rakjat ikut menentukan djalannja pemerintahan desa.
5.
Mengadakan penerangan jang intensif untuk memelihara persatuan dun memperdalam pengertian. atas tjita 2 p e r d j o a n g a n kemerdekaan.
8.
Memperhatikan dan mengatur kesehatan rakjat
Mendinamisir tenaga bersendjata kearah efelctivitet 1.
2,
o 4.
5.
Asimilasi anggot.a2 tentara.
pmiktm Jjersendjaln. SeJeksi tcnaga2 bersendjata. Membimbing- dam m emupuk pemuda2 agar dapat mempergunakan sendjata dan se-waktu2 dapat ditarik kearah perdjoa' ngan sendjata, Ik u t mempersoalkan masalah2 kem asarakatan didesa (sep©1’^ pengangguran dan penempatan tenaga 2 kerdja).
III.
Infiltrasi dilingkungan musuh. Gerakan ini ditudjukan untitk menimbulkan stagnasi dida lam instansi/Djawatan2 jang bekerdja untuk kepentingan tenaga perang Belanda. 1.
2. 3.
Berhubungan dengan golongan Republiken jang bekerdja pada Dja\vatan2 musuh dan memberikan petundjuk tentang soal2 jang harus dikerdjakan, untuk kepentingan perdjoangan ke merdekaan. Berusaha menempatkan tenaga2 kedalam Djawatan2 musuh untuk memimpin sabotase, pemogokan dll. Berhubungan dan mempengaruhi anggota tenaga perang Belan. da seperti K N IL dan Polisi, dengan beiiisaha menarik keuntungnn se-besai^nja dari setiap hubungan jang dilakukan.
Mei - Djuni - Djuli 1949. I. E x p a n s i
Daerah.
Dinamisasi perdjoangan rakjat telah tanipak djelas mendekatt sjarat2 total. Garis2 perdjoangan jang kita tetapkan telah menghasilkan persatuan jang erat antarn tentara dan rakjat; setiap bagian dari organisasi gerilja sangat stabi'l dan eicktif. Keadnaa jang memuaskan ini (stabilitetnja) membawa kita kearah pandangan jang lebih m adju lagi. Kita berpendapat bahwa daerali ini tolah tjukup 2 sjarat 2nja untuk kita- tinggalkan menudju ke-daerah2 jang baru. Daerah2 jang telah stabil ini kita pergunakan sebagai pangkalan kekuatan, sebagai terugval basis jang kuat — dalam organisasi massa maupun pembelaan — . Dan dari daerah ini pula kita mementjar.kan pasukan 2 menudju ke-tempat2 baru, menjusun pangkalan2 baru pula. Untuk membea-ikan gambaran jang- djeJas pada seg'cnap ain.ggota tentang sjarat a.paikah jang kita pandang sebagai alasan untuk melakukan expansi. Bahwa kita telah tjukup kuat terbukti : 1.
Patroli jang intensif dari tentara Belanda ke-desa2 tidak menggon tjangkan ketenteraman. Berkat salimg mendjundjung tinggi antara kepentingan gerilja dan rakjat, didapatkan suatu homogene massa jang sepenuhnja mendukung perdjoangan.
2.
Berkat garis2 jang kita tetapkan bagi para pamong djika. mengliadapi alat2 pemerintahan Belanda, m aka rakjat merasa mendapat perlindungan dan mendapat seorang- pamong jang penuh tanggung djawab. Petinggi biasanja adalah centraal-figuur didesa.
3.
Kepentingan perdjoangan jang mengenai' perlengkapan dan- perbekalan gerilja, diusahakan oleh rakjait dengan penuh keirelaan. Kekatjauan sebagai akibat2 pertempuran dapat segera padam, hingga masarakat desa dalam waktu jang singkat normal kembali. R akjat telah ikut aktif dalam perdjoangan menu rut saluran2 organi sasi jang- telah kita tentukaai.
4. 5.
GAMB. 5
1 * S i M a l ik ke S i d o a r d j o . 2 . 51 M uchcin d an A L R I p a su k a n " 0 " k e f PflSUr|jarl 3 .51 P o n o r i . 4 .51 E d y
S u la r s o
r ke
5 . 51 R o h a r d jo k e s c k f t a r 6 .51 E n u s
R o d it ig
I S e la ta n
S in g o s o r i
t im u r .
Low ang .
Ke s e k it a r
Lsvvong.
A r a h ge ra ka n.
^
Sarong gerilja.
. . ,,
6.
Gerakan pasukan gerilja jang ber-likn2 di-tengah2 masarakat setjara leluasa didukung penuh (djuga dalaan keadaan jang sangat kritik) dalam penghidupan dan ger-akannja.
7.
Massa aksi se-waktu2 dapat digerakkan setjara serentak.
Rentjana expansi tadi mengingat: 1. 2. 3.
Memperluas daerah operasi. Memperkuat posisi gerilja di-tengah2 masarakat. Mengurangi pemakaian perbelcalan didaerah terugval basis.
4.
Mentjai-i kontak dengan kesatuan 2 lain.
5.
Kontrole m asarakat atas ad a nja aliran2
dalaan
perdjoangan.
(Untuk rentjana2 expansi harap melihat peta) II. Menghadapi trace baru. Bahwa terudjutnja trace baru akan menimbulkan rasa lcetjewa pada tiap putra Indonesia jang dengan sungguh2 memperdjoangkan kemerdekaan atas dasar Proklamasi 17 Agustus 45; bajangan ini tak dapat disangkal lagi djika masing2 orang memberikan pandangannja sendiri. Masing2 pendirian diadjukan* dan njata telah timbul berbagai pendapat jang bisa memperuntjing keadaan atau mendjadikan pei-petjahan diantara kita. Tetapi persetudjuan tersebut telah mendjadi kenjataan, tiap2 penolakan jang tidak meliputi seluruh rakjat akan sia2 belaka. Soal jang terpenting dewasa ini ialah mentjari djalan se-baik2nja dalam menghadapi pelaksanaan persetudjuan. Pada um unm ja kita telah menjusun kekuatan jang kokoh dalam masarakat, jang memang kita tudjukan untuk menghadapi setiap kemungkinan jang timbul. Sekarang situasi baru telah timbul, kita melihat beberapa persoalan jang- berikut : 1. 2.
Kekuatan gerilja sebagai faktor jang penting dalam menduduki posisi kemenangan. Diplomasi negara sebagai struktur jang .konstruktif, mentjari penjelesaian setjara damai dalam waktu jarng pendek.
U ntuk menghadapi situasi' baru ini su,dah tenitu kita sangat memerlukan pandangan2 jang riil untuk mempertimbang-kan keadaan mendatang, terutama sekali kemungkinan2 djika menghadapi perdjoangan d]angka pandjang. Maiahan pada um unm ja kita ketahui tendens perpetjahan telah m ulai tampak. Oleh sebab itu adalah penting sekali mengetahui beberapa masalah jang b e rik u t: 1. 2.
3.
Bagaimanakah djiwa rakjat um um nja dan sampai dimanakah „weerbaarheid” rakjat didalam menghadapi penderitaan jang memuntjak. Sampai dimanakah pengaruh kita dikaJangan rakjat dan
4. 5.
B a g a im a n a k a h
sikap kaw an2 bersendjata la in n ja
B a g a im a n a k a h k e k u a ta n m a te riil k ita
disekitar kita.
u n tu k m e n d u k u n g perdjoa
n g a n lebih lan djut.
Sekalipun persetudjuan telah tertjapai dan clja'an n u m id ju pelaksanaan boleh dikatakan selesai, bagi kita tetap berpandangan tidak niela s a gembira. Segala sesuatu dalam praktek masih dapat menemui handicap jan g tidak terduga, dan karena itu masih nam pak adanja kegelapan dan kekuatiran. Berkcnaan dengan hal2 tersebut diatas, m aka dibawah diterakan beberapa pokok pendirian jang dapat dipergunakan sebagai pedoman, ialah : 1. Menjokong pendirian Kolonel Sungkono dengan mempertahankan kantong2 jang kini telah diduduki. 2. Mempergiat gerakan gerilja sebagai faktor penting dalam menduduki posisi kemenangan. 3. W aspada untuk menghadapi segala kemungkinan.
Instruksi bekerdja Pemerintahan Militer daerah sektor I. Bataljon XVII „A” Divisi I. Pentlahuluun : I. U ntuk memclihara hierarchie Negara jang dapat menanggung djawab adanja keam anan dan ketertiban. II. Negara dalam keadaan bahaja/perang, pemerintahan jang lazim didjalankan, ialah ..Pemerintahan M iliter”. II I. Dengan demikian organisasi Territorial Sector I Bataljon X V II " A ” Div. I bertugas kewadjiban untuk : a. Mengawasi dan mengkoordineer keamanan dan keter tiban dalam daerah2 jang telah dikuasai/diduduki bersama2 dengan kesatuan2 Tentara jang berada dalam daerah tersebut. b. Mengatur dan mengkoordineer segala aliran dalam masjarakat dengan mendinamiseer organisasi massa jan g sederadjat dengan keadaan daerah. c. Mentjapai dan memperkembangkan posisi dan potensi k ita dalani m enjempnrnakan organisasi, materieel dan inoreel untuk meng'hadapi segala kemungknian. d. Dem ikian tadi ditudjukan untuk mentjapai k e m e n a n g a n dan memp'jrkuat perdjoangan pada dewasa ini, berdasarkan kedju ijuran dan inisiatif. Sttsnnan Pem erintahan Militer. I.
Sesuai dengan keadaan daerah, m engingat akan adanja Pe* m erintahan M iliter jang harus totaliter, m aka dalam m e n g e m udikan, Pemerintahan daerah Sector I Bat. X V II ”A ” D iv .1 tersusun sebagai b e r ik u t: a. Pim pinan Sector I Bat. X V II ”A ” Div. I - Com m andant Bataljon X V II ”A ” Div. I.
dipegang o le h
i). Pimpinan Pemerintahan Militer dipegang oleh Cdt. Territoriaal. c. Tiap distrik dipimpin oleh C.D.M. d. Tiap2 Onder Distrik dipimpin oleh C.O.D.M. e. Tiap2 daerah expansi dipimpin oleh Coordinator O.D.M. Sesuai dengan keadaan daerah, maka staf2 Territoriaal C.D.M. dan C.O.D.M. disusun sebagai dibawah ini : a. Masjarakat. b. Perekonomian/Sosial. c. Penerangan. d. Pertahanan. III.
Untuk melaksanakan Pemerintahan Militer jang stabil dan totaliter, m aka staf2 tersebut diatas bertugas kewadjiban : a .
M a .s ja r a k a t
:
Menjelenggarakan pemerintahan civiel dan mengcordineer tatatertib dalam segala lapisan masjarakat jang dapat totaliteer keknasaan Commandant Territoriaal, C.D.M. dan C.O.D.M. b. Perekonomian/Sosial, 1. Menjelenggarakan djaminan iintuk tentara mobil dan tentai’a perdjoangan jang perlu. didjamin. Dalam pada itu perlu ada hubungan jang erat dengan Commandant/Sie didalam daerahnja. 2. Mengurus perekonomian umum dalam daerahnja.' 3. Mengadakan: a. Badan pengusaha sen,diri. b. Badan pengusaha setjara collectief (gotongrojong) dsb-nja. c. Mengadakan matjam2 front pembelaan Perdjoangan setjara teratur. c. P e ,n e r a n g a n. 1. Operasi politik luar dan dalam. 2.
M engadakan penerangan i-imtnn.
3. M engadakan propaganda setiap w a k tu organisasi membutiihkan.
4. Menjelenggarakan ,pendidikan jang constructief. d. Pertahanan/PembeJaan. 1. Mengorganiseer tenaga Pemuda. 2. M enjelenggarakan kader desa. 3. M enjelenggarakan pendjagaan keamanan. M engadakan badan perhubungan/penjelidikan.
M aka dalam hal ini organisasi pemuda didesa/kelurahan diadakan susunan : *
\
IV.
V.
*
1. 2. 3. 4. 5
Pim pinan um um . Secretariaat. Pim pinan pembelaan, sam pai regu. Bahagian perhubungan. Bahagian penjelidikan, dan selandjutnja bila dipandang perlu, mennrut keadaan/kebutuhan daerah masing2.
P e r i n g a t a n. a. A gar supaja rakjat akan tetap merasakan Pemerintahan Rep. Ind., selama adanja ketertiban um um dapat terdjamin. M aka dari itu apabila ada kedjadian/kekatjauan dalam kalangan m asjarakat, anggota dari staf Pemerintahan Mi" liter tersebut diatas harus dapat mengatasinja. b. Tiap2 anggota staf Pemerintahan M iliter haras mempunjai inisiatief dan penuh tanggung djawab, segala sesuatu pekerdjaan jan g m enudju perbaikan dan kedjudjuran, djangan selalu menunggu2 instruksi dari pihak atasan. c. Pelihara terus hierarchie Negara dan Ketentaraan. S e 1 e s a LDikeluarkan ditempat. Pada tgl. 1 - D juni - 1949. Comd. Territoriaal.
Agustus
1949.
Pendjelasan Intern Menghadapi "Cease fire”. 1. Dalam menghadapi pelaksanaan cease fire adalah penting sekali adanja djam inan pemeliharaan persatuan; persatuan dalam A.P.R.I., persatuan dalam pemerintahan Militer, persatuan putjuk pimpinan Ne gara — Tentara, persatuan Pemerintah — Tentara dan Rakjat. Hanja dengan persatuan bisa mengatasi segala m at jam bahaja dan kesulitan. Perlu kita usahakan perbaikan potensi dan posisi, penjempumaan organisasi, materiaal dan moreel untuk menghadapi segala kemung kinan. Cease fire harus tidak merugikan kedudukan kita, tidak mengurangi atau menekan perkembangan posisi dan potensi jang selama ini kita usahakan, m alahan semua kesempatan mesti kita pergunakan untuk memperkuat kedudukan kita. Sesuai dengan pcndirian tersebut, usul2 kita jang sebagian besar telah mendapat tempat dalam peraturan pelaksanaan, mengandung sjarat2 jang tidak menjimpang. Jang terpenting ialah : a. Tidak menghidjrahkan A.P.R.I. (jang djelas ada A.P.R.I. waktu ini ialah di Djawa, Sumatra ,dan Kalim antan). Dan A.P.R.I. mendjamin keamanan dalam daerah kekuasaannja. b. U ntuk kemungkinan perkembangan, m aka dengan pasal 8 dari Manual oleh Central Joint Board dan Local Joint Committee diusahakan : — Adamja satu Pusat ditiap Karesidenan (ibu kota darurat). — M em indahkan buiten-posten Belanda Ke-kota2, sehingga kantong kita bisa kom p akt dalam arti adm inistrasi, keam anan dan supply.
—
Idem dengan persetudjuan kita dengan sangkut.
„Negara”
jang ter-
2. Adanja persetudjuan antara kedua belah fihak untuk menaruh soal pertahanan sebagai atjara kesatu dalam K.M.B., supaja pada achir Agustus 1949 bisa dimulai principieel penarikan Tentara Belanda dari Indonesia seluruhnja (terutama dengan menipergunakan draft kita) jang dalam azasnja merupakan pelaksanaan dari l a dan lb tersebut diatas. 3. Ditegaskan pada tiga document bahwa : a. Memaklumkan cease fire order. b. Pernjataan telah ditjapainja persesuaiaji antara kedua belah pihak. c. Peraturan umum tentang pelaksanaan. D alam a ditegaskan bahwa pelaksanaan hanjalah sesudah ada perintah melalui djalan liierarchie, dan permakluman dikeluarkan pada tanggal 3 Agustus 1949 djam 20.00 4. Beruhubung soal2 ketentaraan dalam cease fire ini m aka dalam I.I.C. .dapat ketentuan antara lain :
a. T.N.I. mendjadi kern Angkatan Perang; Nasional dari R.I.S. nanti (K L dan K N IL adalah tentara asing jang akan ditarik dari In donesia sesudah penjerahan kedaulatan). b. Pihak B.F.O. m enundjang pendirian2 kita dalam cease fire (Pasnndan mengingini supaja Tentara Belanda segera ditarik ke garnizoensplaatsen). c. Pemerintah sipil didaerah-daerah kekuasaan T.N.I. (dalam „Negara” tersebut; geubordineerd kepada T.N.I. Tindakan berturut.turut. 1. P u tju k pim pinan A.P.R.I. m engirim kan utusan kepada P im p in a n Divisi untuk pendjelasan dan pesan-pesan. 2. R apat Central Joint-Board untuk m em bitjarakan langkah2 anta ra lain : ’ a. Susunan Local Joint Board Committees (berhubung d j u m l a h anggota U.N.C.I. terbatas, m aka sangat m ungkin bahwa ditiap Divisi tju m a bisa 2 panitya jang bekerdja setjara praktis, berhubung keadaan daerahf tetapi tidak mengurangi kesatuan dan komando Divisi. D alam sentral dan lokal terus diadjukan sjarat-sjarat tehnis untuk m em ungkinkan pelaksanaan dan tertjapainja kea m anan langsung : A danja satu pusat (ibukota darurat) buat tiap Karesidenan (jang bisa memenuhi sjarat2 administrasi, supply dan lain2 hanjalah kota kabupaten paling sedikitnja). -
Perluasan kantong2 (penarikan buitenposten Belanda) phase gewijs, supaja kantong2 kita kom pak sebagai ketjam atan, kewadanaan dst.
-
K ita m e n g a d a k a n kantor2 penghubung p a d a kota2 ja n g p e n tin g (Bandung, Surabaja, B a n d ja r m a s in d sb )
”
c r : r r y Af ' HL dan sipu kita tah B e S " Pin
m
sla “
mendJadi * " « “'«*•»
n
^
Rep” blik Indonesia dari ..Pemerin-
kOnS0M M
IndoneKe-
Sementara itu K.M.B. (15 - 8 - l
SURAT - PERINTAH P r o g r a m
:
Menghadapi ,,Cease-fire” untuk para Pamong-Pradja (Territoriaal).
M e n g i n g a t
: 1. Guna memperoleh keuntungan' dalam menentukan daerah keamanan T.N.I. 2. Menundjukkan ketaatan dalam mendukung per djoangan Negara Republik Indonesia.
Memerintahkan ]. Menjatakan momen aksi menghadapi tingkatan perdjoangan pada dewasa ini, dengan mengadjak seluruh Pamong-Pradja untuk membalik haluan dalam pekerdjaan sehari2 dan memperkuat atau tunduk adanja pemerintahan darurat. Dengan arti singkat memutuskan perhubungan dengan pemerintahan Recomba. 2. Koordinator O.D.M. bertugas mengkoordineer dan membentuk pemerintahan jang bei'tanggung djawab akan adanja keamanan dan ketertiban didaerahnja masing2. 3. Mengadakan penerangan jang intensif supaja dalam hal tersebut diatas seluruh Iapisan rakjat tjukup mempunjai dasar2 pengertian dalam merobah sikap/tjara berdjoang sesuai dengan fatT sal2 permakluman perintah penglientian tembak-menembak. 4. Instruksi2 lain akan segera menjusul. DITEMPAT
tgl. 5 - S - 1949
Cdt. Sector I.
P e r i n t a h - H a r i a n. No. 5 9 / L .
M e n g i n g a t I. t II.
III.
T ingkatan perdjoangan politik N egara pada dewasa ini, dan selandjutnja akan terlaksananja perintah cease-fire. Pertanggungan djawab keamanan terhadap d a e r a h 2 jan g telah diduduki dipihak T.N.I. ataupun tentara Belanda. Juridis kita harus dapat bertanggung djawab melalui djalan hierarchie adanja keamanan dalam daerah ter sebut.
M e m e 'r in t a h k a n I.
:
II.
Pada pasukan2 ja n g sedang bergerak m obil dari Cie Ichdar dan Cie Sumitro harus menduduki terugvalbasis jang ditentukan m enurut ,peta terlampir. Pasukan2 tertentu harus telah mendu.duki daei’ah ter-
III.
Perintah dan peraturan2 lain segera akan menjusul.
sebut paling lam bat tanggal 10 Augustus 1949.
S u p a j a
d i p e r i n t a h k a n : I.
II.
Mengusahakan perbaikain potensi dan posisi, p e n je m purnaan organisasi materieel dan moreel u n tu k nieng" hadapi segala kem ungkinan. Penerangan pada ra k ja t ja n g sesuai dengan kepentingan tingkait perdjoangan dewasa ini.
S e 1 e s a i.D item pat pada tanggal 8 A u g u stu s Com m andant Operatie.
GAMB.7
P c r te la a n
t
Kegiat&n dan h a s i l pasukan selama perang1 g e r i l j a * )
b u la n Th 48 - 49
k e ru g i an k i t a
h a s
i 1
M e n jo r a n g cv A k a
tw
lk
th
sd
tn g
3d
7
-
-
-
-
114
128
-
-
1 J u u ir l
13
1
5
-
1
43
6
4
-
2 F c b ru a r l
ai
10
6
-
4
155
7
7
3
3 M art
16
-
-
-
-
30
20
3
2
4 A p r il
24
2
3
1
4
32
20
4
2
S Mel
22
3
-
-
4
89
1
4
3
6 D ju n i
21
-
2
1 .'
9
21
8
1
1
7 D ju li
33
21
6
2
2
67
18
5
2
S Auguetue
6
2
-
-
-
lb
7
2
1
217
39
22
4
24
566
215
30
14
19 Dea«mJb«r
D ju m la h :
Ke te ra n g a n :
.
lest
=* k o n ta k dengan musuh b e r s i f a t pertem puran.
tv Ik th »d tn g
= tew »s. = lu k a . = te rta w a n . m ( e n d ja la d a ri k e rm a tjaa 2 ukuran. c tenaga.
cv
a con vooi.
ks
* k e re ta a p i- a ta u fo rm a «i pengawal k e r e ta a p t .
+)Bahan d a r i " D ja ja G e r ilja " .T id a k t»rma»uk Tubtn. t » n t » n j karb»u muiuli d id a p a t d a r i psgaw ai HumaH dan p » k e rd ja 2 dalam ta n g a i m utuh.
Perintah Gentjatan Sendjata. Perang gerilja jang dilakukan oleh T.N.I. dan rakjat seluruhnja telah mentjapai kemadjuan jang pesat dihampir segala lapangan, se hingga semakin hari kekuatan Republik Indonesia semakin bertambah besar. Setiap orang jang pernah mengikuti perang gerilja itu, pasti merasakan betapa besar kemenangan2 jang telah ditjapai. Organisasi pemerintahan didaerah jang semula ditinggalknn, te lah dipulihkan dan roda pemerintahan berdjalan dengan lantjar. Kesem uanja itu menundjukkan kegagalan siasat jang telah ditempuh fihak Belanda guna menghantjurkan Republik dengan T.N.I.-nja. Berbedaan dengan pendapat umumnja para gerilja jang menjatakan bahwa kemenangan hanja dapat ditjapai dengan djalan militer, ka um politikus jang ditawan di Bangka, telah memulai perundingan2 dengan fihak Belanda. Perundingan2 itu pada umumnja tidak diterima dengan rasa gembira oleh para peradjurit jang' sedang melakukan perang gerilja, tidak lain karena mereka masih dapat merasakan pengalaman2 pahit jang telah ditundjukkan oleh sedjarah. Setiap hasil pe rundingan biasanja merugikan fihak Republik. Dikaia perundingan2 itu tengah berlangsung, fihak gerilja telah berhasil untuk menemukan suatu tjara berperang jang dapat mengubah keadaan menudju kekemenangan achir. Betapa tidak puasnja kaum ge rilja atas djalan berun.ding jang ditempuh oleh para politikus itu, dapat dilihat dengan djelas dalam nota Panglim a Djawa, jang menasiliatkan ,,agar djangan lagi mengutamakan perdjoangan diplomasi seperti Linggardjati dan Renville, melainkan mengutamakan perdjoangan I’akjat jang dipimpin oleh T.N.I. dan dibantu oleh diplomasi”. Selandjutnja dinjatakan pula bahwa ,,dua kali persetudjuan politik dengan annex gen tjatan sendjata dan dua kali perang kolonial tjukup kiranja sebagai peladjaran jang mahal untuk mendapat kejakinan seterusnja, bahwa djalan2 jang sudah adalah salah dan perlu siasat baru atns dasar jang tegas dan pelaksanaan jang tepat ..................”, Pernjataan ini dengan to g a s menggambarkan pentjerminan pikiran jang hidup dikalangan pe radjurit perang gerilja. Namun para politikus meneruskan djalan diplo masi jang kemudian terkenal dengan „Trace Baru”, jakni dengan be berapa pokok sebagai berikut : 1. Pengembalian Sukarno — Hatta. ke Jogjakarta. 2. 3. 4.
Cease -fire. Sintese R. I. — B. F. O. lewat konperensi Antar - Indonesia. K. M. B. penjerahan kedaulatan tanpa Irian Barat kepada r , i. — B. F. O. sama dengan R. I. S. Ketjemasan dikalangan Pimpinan Angkatan Perang R. I. mulai timbul, melihat kemungkinan2 jang suram sebagai akibat daripada dja lan jang ditetapkan oleh para politikus kita. Hal ini misalnja dapat diliia t dalam sebuah tulisan Djenderal Major (sekarang Letnan Djenderal) A. H. Nasution, dalam „Bahan2 guna. menjelaraskan pribadi T.N.I. kepada pribadi 1945” jang mengatakan :
....................... H al ini sudah lebih dulu dichaw atirkan oleh piinpinan T.N.I., seperti dapat difaham i dari radiogram2 P an g lim a Besar 1949, nota saja pada bulan Mei 1949 ke B angka serta permohonan berhenti D jendral Sudirm an dan saja tanggal 1 Agustus 1949. Teta pi tentara adalah alat politik, dan sebagai peradjurit haruslah m elaksanakan keputusan2 politik berupa perdjandjian2 internasional dan undang2 N egara dengan ichlas dan taat ........................... N ota Mei 1949 ja n g dim aksudkan dalam tulisan tersebut diatas ialah m engenai gam baran hal situasi perang gerilja ja n g tengah beilang.sung dan perspektif selandjutnja. Nota ini m em bajangkan betapa kon trasnja pandangan Pim pinan2 T.N.I. dengan pemimpin2 politik kita. Keadaan sem atjam ini bukan sekali ini sadja, akan tetapi telah berlangsung sedjak para politikus m enem puh djalan diplomasi. Sebuah studi guna m em berikan penilaian atas peristiwa2 sedjarah tersebut, m emang belum pernah dituliskan. Oleh sebab itu baiklah dilew atkan sadja nilai2 apa ja n g terkandung dalam suatu pendirian bagi kepentingan revolusi nasional kita. Sudah tentu d jik a garis politik ja n g d id jalankan lain daripada ja n g telah ditetapkan, m aka sudah pasti akan lain pula djalannja revolusi ja n g telah dilalui. Sungguhpun dem ikian, ada satu hal ja n g perlu diperhatikan, ialab bahwa, b agaim ana djuga, tidaklah m ungkin untuk m engadakan sua tu perundingan dalajn arti ja n g sebenarnja tanpa suatu kekuatan jan g m endukungnja. A p a pula ja n g akan terdjadi, d jika seandainja para perwira T .N .I. m enuruti tau ladan ja n g diberikan oleh para pem im pin politik kita, un tu k „tid ak m eneruskan perlaw anan sebagai ja n g sudah direntjanakan dan m enunggu perkem bangan sadja” ? A pakah ja n g akan terdjadi d jik a D jenderal S udirm an dengan perwira2 tinggi lainnja tid ak meneruskan pei’law anan dengan perang gerilja ? M eskipun kaum gerilja belum berhasil untuk m engusir tentara Belanda dari kedudukan2 ja n g telah mereka tjapai, namun. peranan pe ran g ge rilja sangat besar dalam menentukan d ja la n n ja revolusi. A g a k n ja gam baran ja n g diberikan oleh Djenderal M ajor T. B. S im a tu p a n g dalam b u k u n ja „Pelopor dalam perang, Pelopor dalam dam a i” tentang saling pengaruh-mempengaruhi djalan perundingan dengan k e k u atan m iliter masing2, sungguh tepat. A n tara lain beliau menulis se bagai berikut : ........... Perundingan antara dua negara m em bajangkan pernubHk dan p i ? ' 511,31" antara negara2 itu. Perundingan diantaraa Rekedua mPmh ^ Jang dladakan sesudah serangan Belanda jang / >h l.i' • a ,n ,<eu/Jua)i militer ipada w a k tu itu. Belanda m D U k ti tid ak Jrtam pu m e n g h a ntju rk an T .N .I. tetapi sebaliknja T .N .I. le rb u k tl d ju g a belum berhasil m engusir Belanda kepantai a ta u untuk m enem patkan Belanda kedalam ke d ud ukan ja n g njata2 terdjepit. S e kiranja Belanda berhasil m e n g h a n tju rk a n T.N.I., m a k a tid a k aka n ada perundingan dalam a r ti sebenarnja, sebab .da la m h al itu Belanda m enentukan segala sesuatu. P a lin g tin g g i pe ru n d in g an akan bersifat seperti perundingan2 a n ta ra Belanda dan
B.F.O. S e kiranja T .N .I. berhasil m engusir Belanda kelaut, m aka d ju g a tid ak akan d iad ak an perundingan. D alam keadaan jan g dihadapi, m ak a kedua fih a k harus berunding dan keduanja mentjoba u n tu k m e nje lam atkan kepentingan2nja. ja n g pokok didalam per undingan itu ........................” D e m ik ian ja n g d ik a ta k a n D jenderal M ajo r T. B. Sim atupang da la m b u k u n ja itu. A k a n tetap i siapakah ja n g berhasil m enjelam atkan kepentingan2 pokok d alam perundingan itu ? F ih a k B elandakah atau k ita ? H al ini terletak pada tja r a k ita m enilai hasil2 ja n g telah d itjap a i dalam K.M .B. itu, bagi kepentingan revolusi sebagai ja n g ditegaskan dalam Undang2 D asar 1945. D ari penilaian2 ja n g pernah diutjapkan, terdapat k a ta sepakat „bah\va revolusi belum selesai -dan harus d ilan d ju tkan ” . Keretaapi revolusi h a n ja berhenti sedjenak disetasiun K.M .B. Perdjalanan m asih akan dilan d ju tk an . K ap an kereta api itu akan berangkat, tergantung dari k ita sem ua karena itu m erupakan soal k ita bersama. Trace B a ru dari B a n g k a m u la i dilaksanakan. P ad a tan g g a l 29 D ju n i 1949 tentara Belanda m e n ing g alkan Jo g ja k a rta dan pem erintahan Republik dipulihkan. Sukarno - H a tta kem bali ke Jogja. Sem entara itu pasukan2 ge rilja m asih terus bertempur diseluruh pelosok T anah Air. P ad a tang g a l 3 A gustus 1949 d jam 02.00 perintah ge ntjatan sendjata dium um kan oleh P a n g lim a T ertinggi A .P .R .I. dan W .T.M. Belanda, Lovink, u n tu k tentara Belanda. D engan ad an ja perin tah gentjatan sendjata itu, m a k a k egiatan ge rilja dihentikan seluruhnja, m enaati perintah P a n g lim a T ertinggi A .P .R .I. Perundingan2 ja n g
bersifat teknis
segera dilakukan, diberbagai
k ota. Sesuatu pasukan ja n g telah m enduduki sesuatu tem pat selama pe rang gerilja, m ulai m engadakan h ubungan dengan pos2 m usuh terdekat. D idirikanlah k e m u d ia n pos k o n ta k u n tu k k e p e n tin g a n keduabelah fih a k . B a ta ljo n X V II ja n g m elakukan perang gerilja didua K a b u p a te n ,
m endirikan pos2 kontaknja di : 1. W onoredjo 2. Baudjeng 3. D ja n ti 4. D jenu 5. Semanding
— — — — —
Lawang. Bangil. Sukoredjo. T am bakbaja Tuban. Rengel Tuban.
D alam m enghadapi gentjatan sendjata, garis2 perdjoangan jan g kita tetapkan, pada u m um n ja berdjalan sangat m em uaskan, sehingga ta tk ala perintah gentjatan sendjata dim aklum kan, pasukan2 T .N .I. te lah m enduduki posisi ja n g m enguntungkan. D isam ping itu pem erinta han m iliter telah dapait berdjalan dengan baik h an ja disana sini d iada kan reformasi kembali. Susunan pem erintahan sipil d jug a telah terlaksana, sehingga praktis Pem erintah R .I. telah ber.djalan, sekalipun dalam daerah ja n g dinam akan „N egara D ja w a T im u r”. s
Orang2 ja n g pada m u la n ja h an ja m endjadi penonton belaka dan bim bang dalam menghadapi perdjoangan ja n g penuh kesulitan, dengan
serta-merta m em ihak pada Republik. Tak ada nnilut jan g tak bcrkata sebagai pedjoang, sedungkan kaum tani didesa jang merupakan pedjoang dalam arti sesungguhnja, tidak pernah diberi penghargaan ja n g w adjar atas segala peranan jan g pernah mereka lakukan. D u a
p e r i s t i w a .
G entjatan sendjata telah berdjalan tanpa terdjadi sesuatu jang merugikan. Keadaan demikian ternjata tidak berdjahm lama. D engan tiba2 sekali fih ak Belanda telah m elanggar perdjandjian ja n g p e r n a h mereka. lakukan. „ Satu peleton dari Bn. X V II jang tengah bcrpatroli d i K e d j a p a n a n disergap dan 14 orang d i a n t a r a n j a ditangkap oleh Belanda. K etika pciistiwa ini terdjadi, tidak dilakukan p e r la w a n a n karc-na f i h a k E e la n d a telah m elakukan suatu penipuan b e la k a . Disam ping itu f i h a k B e la n d a tei us-meneius m elakukan p e n g g e r e b e k a n J d i- k a m p iin g 2 jan g b c r d e k a t a n dengan kedudukan pasukan gerilja. Beberapa kali peiwira2 T.N.I. (M a han dan sedjumlah dokumen diranipas ol<>h fihak musuh. Kesemuanja itu telah mengakibatk.m tcr.djadin:a. suasana tegang dikalangan pasukan gerilja. Rasa bentji atas perbuatan tju ra n g fihak Belanda itu. m ulai menggelora didada setiap pedjoan- Disana-sini tim* bul keinginan untuk m em m tut balas atat kelitjikan llelanda ja n g dilakukan terhadap kawan2 seperdjoangan mereka jam- ditangkap s e r ta penghinaan2 jan g telah dilakukan terhadap perwira2 T N I A c h ir n ja ltemarahan tak dapat dibendung lagi, sehingga terdjadilah peristiwa jan g menggemparkan. r Sebagian dari pasukan Bataljon X V II , .. AV11 tejdh nieniergap dua patiomusuh disekitar D janti dan Ketaniren"T il, , . . . , . f seorangpun dari f ilia l musuh jan g dapat meloloskan diri. Perisfiwn ,„• i , ngan nam a ..Tretes affair”. itW a lni kemudian d.kenal de-
h
Dalam menghadapi keadaan inno■ ,. n ja m enjalahkan sadja pada anggota2° uasul tentulah *|ak seharUS sampai dimana suasana kedjiwaan an^o0ta 2 He:"Jakn-'a d,fahan11’ volusi. Perasaan solidaritet terhadan ■ &c l“ 3a, subagai tentara i e‘ saan nasionalnja sangat kuat, se h in jre a^iu ? ^ aWan sang'at tebaL Pera' tu ..disiplin” jang mampu un'uk , ''Sln8'g ‘ln» ’ tak ada sl,a' hr.kekatnja, revolusi itu sendiri m e S a f " 1 k menegakkan wibawa serta mn-fnH u suatu perdjoangan. untuk
rijfldi tfp tw w W ain k ,
‘
a,
n a tio n a l, adalah .sswadjam'ia diika hanfri/u
belR kehormatan pandji2 bangsa
01eh karena itu> bila ter'
endahkan T.N.I. sebagai suatu tentara t
a«i-
nasionaln^a untuk me
A chirnja peristiwa perlutjutan sendjata dapat diselesaikan deng^n ikut tjam pu rn ja K.T.N. Baik fihak k ita m aupun Belanda berhasil untuk melokalisasikan insiden, sehingga tidak menerbitkan p e r t e m p u r a n ja n g leb.h luas lagi ja n g dapat mengganggu djalann ja .perundingan2 V°‘
Betapa pula besarnja insiden dengan fihak Belanda, namun bagi kesemuanja itu merupakan peristiwa biasa sadja, karena berlangsung dengan fihak lawan. Lain halnja dengan peristiwa 9 Nopember 1949, da lam mana Bataljon X V II terlibat dalam suatu insiden bersendjata dengan Brigade IV dibawah pimpinan Letnan Kolonel Dr. Sudjono. Insiden ini terdjadi akibat salah faham tentang „daerah pertanggungan djawab” bagi masing2 kesatuan, sebagaimana jang telah ditentukan. Sebagaimana diketahui, ketika itu Kabupaten Pasuruan jang termasuk dalam Karesidenan Malang, seharusnja berada dibawah tanggungdjawab Brigade IV. Akan tetapi bila ditilik lebih mendalam lagi, maka akan ternjatalah, bahwa jang dinamakan ,,sebab” itu adalah pula ,,aki bat”. Mengenai daerah ..pertanggungan djawab” hanjalah merupakan sa tu masalah dan merupakan soal jang dapat dipetjahkan bersama. Tidak adanja kesanggupan untuk mentjari djalan pemetjahan, se-mata2 ada lah disebabkan oleh suasana jang membentuknja dan oleh tjara berfikir lama seperti jang biasa terdjadi dikala awal revolusi. Suasana pem ikiran jang demikian hampir merupakan tjiri umum sedjak permulaan revolusi hingga sekitar selesainja perang gerilja. Bahwa situasi telah berobah saraa sekali, kurang difahami dan bahwa keadaan2 baru memerlukan tjara berfikir jang baru pula, belum terasa kepentingannja. Disamping itu sering pula diketahui, • bahwa kebanjakan dari penvira dan peradjurit kita tidak berfikir dalam rangka national, tidak dalam rangka keseluruhan. Akibatnja ialah bahwa segala pertimbangan mem. berat pada soal2 jang dihadapi sendiri. Kesempitan tjara berfikir demikian membawa kearah tindakan jang tidak segan2 memikul konsekwensi berat lebih djauh. Tjiri lain jang tampak pada kita ialah dalam tjara memandang setiap persoalan. Masing2 berangkat dari pangkalan jang berbeda, dari pangkalannja sendiri. Disatu fihak memegang pendirian sebagai kesatuan jang lebih berhak menduduki daerah2 jang pemah mendjadi sarang selama pe rang gerilja dan semasa gerakan dibawah tanah. Sedang fihak lainnja datang dengan membawa „tugas” sebagai jang telah dibebankan oleh perintah atasannja. Jang satu mendasarkan atas kenjataan2 dalam tin dakan selama perdjoangan sengit sedang memanggil, sedangkan jang lainnja dalam kebalikannja. Peristiwa ini telah tjukup dikenal sedjak diawal revolusi dan merupakan unsur2 jang sukar sekali dihindarkan dalam setiap kantjah pergolakan. Kadang2 dalam suatu keadaan ter tentu, manusia terpaksa bertindak diluar kehendaknja, pribadi2 telah tenggelam dalam arus menderas. Bukan diluar kehendaknja setjara sadar, melainkan sebagai pribadi telah tak mampu untuk melawan segi2 tertentu dalam kantjah revolusi. Dalam peristiwa 9 Nopember 1949 itu, timbul sementara anggapan dengan mentjari latar belakang politiknja. Ada jang menduga-duga, bahwa peristiwa itu merupakan „ekor” daripada „Kawi Pact” jang per nah diusahakan oleh sementara, perwira2 di Kawi Selatan. Sudah tentu
aari"-kaan demikian salah benar, karena Bn. X V II tidak pernah „mengatak an ja" terhadap usaha jang demikian. Unsur politik dalam peris tiw a tersebut setetespun tidak didjumpai. Oleh karena itu dirasakan perlu sekali untuk sekadar menerangkan sebab-musabab Bn. Abdullah tid£,k dapat menjetudjui adanja* ,,Kawi Pact” itu. Ketika gerakan pengamanan ke Madiun telah mendekati penjele saian, m aka di Blitar oleh beberapa perwira telah diselenggarakan suau i pertemuan jang diliadliri oleh wakil2 dari berbagai kesatuan, de ngan. maksud menumbuhkan kerdjasama dalam usaha menjusupkan pa sukan kedaerah pendudukan Belanda. Kegelisahan dikalangan kesatuan2 bersendjata, setelah meledaknja peristiwa Madiun itu, m akin terasa jang m akin mendorong berbagai kesatuan untuk segera kembali kepangkalan2 gerilja (daerah kantong). Tindakan2 para perwira itu dapat dipandang sebagai pentjerminan dari fikiran anak buah jang- pada um um nja sudah tidak sabar lagi untuk merasakan penderitaan lahir dan b a th in .B a g i mereka jang turut merasakan kehidupan didaerah „pedalaman” dikala itu, tidak sukar untuk membajangkan betap.a katjaunja tata-hidup disegala lapangan. Dalam pertemuan jang se-mata2 bersifat m iliter itu, tam pak hadlir : A. Djarkasi dari Mobrig, Ism an dari T R IP Brigade X V II, Budijono dari Bataljon Samodra, Markadi dari Kompi Markadi, W orang dari Bn. ,,B” K RU „X ”, Abdullah dari Bn. X V II dan Djenal Alim in dari Brigade X III. Beberapa prinsip tentang strategi dan taktik telah mendapat kata sepakat. Selandjutnja disusun suatu Badan Pim pinan jang diberi kuasa -untuk memimpin kesatuan ini. Badan tersebut diberi nam a „Gerakan Pembela Proklamasi”, disingkat ,,G.P.P.” Kemudian ternjata bahwa badan pimpinan ini praktis tidak berdjalan sampai terdjadinja agresi Belanda n . Setelah gerilja, diadakan lagi usaha2 untuk memberi wibawa pa da pimpinan. GPP itu. Beberapa kali diselenggarakan pertemuan dan da lam. pertemuan2 itu tak seorangpun dari Bn. X V II pernah hadlir. Agakn ia pertemuan itu telah berhasil untuk merentjanakan suatu konferensi jang mengundang berbagai kesatuan. Dalam bulan Djanuari 1949 utusan2 telah berkumpul di- Kalitapak (Kawi selatan) untuk mengadakan. diskusi besar. Akan tetapi rapat ini telah memperlihatkan suatu arah jang dituntun oleh suatu aliran .poli tik dan tidak bersifat militer se-mata2 seperti sediakala ketika GPP dilahirkan. Jang memberikan prasaran dalam rapa't ini ham pir seluruhnja terdiri dari tokoh2 politik. Melihat gelagat jang demikian, maka utusan dari Bn. X V II meninggalkan sidang jang kemudian disusul pula oleh utusan dari Corps Mahasiswa. Dalam rapat ini kemudian berdengung istilah „Kawi Pact . Semendjak itu Bn. X V II tidak pernah menundjuk kan perhatiannja lagi pada pertemuan2 jang diselenggarakan oleh G PP itu, karena Bn. X V II terlalu sibuk dengan operasi2 jang dihadapinja.
Demikian clucUik perkara jang sebenarnja. Oleh karena itu, untuk menghubungkan Peristiwa 9 Nopember 1949 itu dengan ,,Ka\vi Pact" adalah sebuah prasangka dan prasangka adalah bukan kenjataan. Dalam insiden bersendjata tersebut jang berlangsung bebei'apa hari itu, tak ada satu fihakpun jang meVasa bersjukur ketjuali Belanda. Ia tertawa lebar melihat kedjadian ini jang berlangsung antara pasukan TNI sendiri dan berusaha keras agar pertempuran2 berlangsung lebih seru lagi. Belanda berusaha untuk mendekati keduabelah fihak jang tengah berselisih itu, dengan meng-hasut2. Kita nierasa sedih melihat kenjataan ini. Hendaknja pengalaman2 pahit jang merugikan itu, tjukup mendjadi tauladan, bahwa tjara demikian bukanlah suatu tjara un tuk mentjapai penjelesaian jang se-baik2nja. Setelah keduabelah fihak dapat menguasai kembali dirinja de ngan menempatkan masalahnja pada kedudukan jang sewadjarnja, achirnja tertjapailah penjelesaian jang dapat diterima oleh keduabelah fihak. Tentara Nasional Indonesia memang bukanlah serdadu upahan jang berdisiplin mali. Ia mempunjai ukuran2nja sendiri dalam menilai harga disiplin sesuai dengan dinam iknja tentara revolusi. Ini adalah suatu perlumbuhan wadjar dan merupakan unsur kuat dalam djiwa peradjurit jang malahan harus'dipupuk sebagai suatu tradisi dalam T.N.I. Setiap pertimbangan jang mengabaikan segi2 chusus dalam TNI jang dibentuk oleh pertumbuhannja selama revolusi, adalah suatu fikiran jang harus dikoreksi. Sementara itu keadaan ber-angsur2 berobah, pasukan2 K .L./K N IL telah mulai melepaskan tanggungdjawab keamanan dan menjerahkan tanggungdjawab itu sepenuhnja ketangan TNI. Setelah beberapa bulan,. pasukan2 dari Bn. X V II jang berada dalam wilajah segitiga Ardjuna Timur ditarik ke Tuban, untuk dipersatukan dengan jang lainnja. Disamping itu dilakukan konsolidasi dan Bn. X V II mendjadi satu Batal jon menurut formasi jang telah ditetapkan. Konsolidasi ini pada hakekatnja adalah rasionalisasi dan akibat dari tindakan ini kemudian telah menimbulkan berbagai kesulitan Ne gara jang menelan beratus djuta rupiah dari anggaran belandja negara. Pada saat inilah muntjul utjapan sinis : Peradjurit2 kembali kemasjarakat dengan djiwa jang masih menjala, tetapi dengan pengharapan jang hampa”. Inikah jang diminta oleh revolusi jang belum selesai ?
III. KONSOLIDASI DAN AKlliATN.JA D alam bulan. D januari 1950, Bataljon X V II jang- selama perang gerilja bertugas di A rdjuna Timur, setjara kesclitruliannja d itarik ke Kabupaten Tuban dan disatukan dengan kompi2 lainnja. Betapa pula beratnja untuk meninggalkan daerah bekas sarang gerilja beserta rakja tn ja jang telah banjak berdjasa dalam mcnicnuhi kebutuhan2 pasukan2 gerilja, namtin sebagai anggota tentara harus ta a t pada perintah atasan. Sebagaimana semula, Bataljon X V II tcrm asuk dalam Brigade I Divisi I dengan Kolonel Sudirm an sebagai Panglim a Divisinja. Telah diterangkan terdahulu, bahwa Bn. X V II mendjadi besar dikarenakan adan ja tam bahan tenaga berupa pemuda2, .polisi jan g menjerah atau penggabungan anggota2 tentara jang terpisah dengan induk p a s u k a n n j a atau m ungkin sebagai Bataljon jan g telah hantjur. P ara pemuda jang pernah memberi bantuan setjara a k tif pada gerilja tidak m nngkin di' biurkan begitu sadja. Mereka sudah selajaknja m endapat p e n g a k u a n se bagai pedjoang. N am un pendirian kita itu tidak dapat dipisahkan de ngan. penjelesaian setjara integral. Reorganisasi jan g didjalankan, sesuai dengan formasi jan g telah ditetapkan, telah m emaksa untuk n ie n ia dakan sedjumlah besar anggota. Keadaan dem ikian m em ang logis, ka* rena suatu organisasi ketentaraan ta k m ungkin m em punjai anggota ja n g djauh lebih besar daripada djumlah jang telah ditetapkan. P e n j u s u n a n ini sudah tentu mengalami banjak kesulitan, karena ban jakn ja m a s a l a l i 2 ke tjil ja n g harus dipertimbangkan dengan masak2. A ch irn ja Bataljon X V II tersusun sebagai berikut :
,
Kom andan Bataljon X V II .................... Kepala Staf Bn. X V II ......... .......... Kmd. Kompi Senapan I/ X V II .......... Kmd. Kompi Senapan I I / X V I I ........ Kmd. Kom pi Senapan I I I / X V I I ........ Kmd. Kompi Senapan IV / X V II ....... Kmd. Kompi Senapan V /X V II .........
M ajor Abdullah; Kapten F. J. Tumbelaka; L e tn a n I Z. L. M a la d a ; Letnan I Ichdar; Letnan I B. Soemitro; Letnan I M. Jasin; Letnan I Kaswadi.
Semendjak perang gerilja dihentikan dan kem udian disusul de ngan peiundingan di Den Haag jang menghasilkan Persetudjuan K.M-B" telah teib ajang kemungkinan akan m untjulnja berbagai kesulitan. S£telah Pengakuan Kedaulatan dengan terbentuknja R.I.S., m a k a dengan sendirinja Angkatan Perang R, I, mendjadi Angkatan Perang R.I.S., d* dalam m am te r p M w g pula h o lm anggota2 K N IL ja n g pernah me™'1' suhi T.N.I. Kedjadian ini dirasakan sebagai suatu kenjataan ja n g pahit, apa lagi bila diingat, bahwa pasukan2 T.N.I. jang baru keluar dari meda” gerilja terns mengalami rasionalisasi sesuai dengan xnosi ja n g p e r n a h dit<^ rim a oleh K N IP pada tanggal 12 Desember 1949, sedangkan pada ang^ gota2 K N IL diberi kesempatan uijtuk memasuki A P R IS . T idak sedik^ dari para patriot ja n g mengundurkan diri atau m em ang tersingkii". keifl
bali kekampung halamannja dengan djasmaninja jang telah rusak ataupun tidak. Mereka kembali kemasjarakat karena katanja revolusi ber sendjata telah berachir dan para pedjoang dibutuhkan tenaganja untuk pcmbangunan. Sebaliknja para bekas ICNIL, bagaikan ular2 jang belum habis bisanja, memasuki perumalian R.I.S. Memang demikianlah kenjataannja. Membangun N e g a ra ! Alangkah indahnja perkataan itu. Membrmgun, membangun, dan pedjoang2 setiap waktu bersedia untuk mengalilikan pengabdiannja pada pembangunan. Akan tetapi „bagaimana”, „di. mana”, „siapa jang m cngatur”, „objeknja apa”, „untuk siapa”, merupakan pcrtanjaan2 jang tidak pernah terdjawab. Didalam rapat orang menggemborkan pembangunan, tetapi disetiap pintu kantor ditulisi huruf2 segede gadjah „T1DAK ADA LO W O N G A N ”. Didalam rapat2 orang mengheningkan tjipta untuk para palilawan dan pedjoang jang telah gugur, akan tetapi didalam m asjarakat pedjoang2 dilupakan dan dibiarkan liidup tanpa pekerdjaan. Pedjoang2 kembali kemasjarakat dengan perasaan masjgul, seolah2 kehilangan arah dalam perdjalanan hidupnja. Pangkalan jang akan ditudju sebagai dasar hidup dalam masjarakat, tidak pernah dike tahui. Mereka adalah golongan massa pedjoang jang ketika memanggul sendjata tidak pernah memikirkan „aku” harus mendjadi apa djika re volusi bersendjata berhenti. D juga tidak pernah terlintas, ,„aku” harus mentjari kekajaan agar kelak mendjadi orang kaja. Mereka adalah mas sa pedjoang jang- nasibnja .sudah diserahkan pada pemimpin2 revolusi. D jika para pemimpin revolusi sendiri tak dapat memberi penilaian sewadjarnja atas segala peranan jang pernah didjalankan, apa gunanja menjerahkan kepertjajaan atas djalannja revolusi terhadap pemimpin jang demikian? Massa pedjoang melihat banjak kenjataan jang bertentangan dalam azasnja dengan garis2 revolusi jang pernah diperdjoangkan. Ini semua merupfikan kenjataan pahit, merupakan puntjak kegetiran selama perang kemerdekaan. Bondongan massa pedjoang jang be-ribu2 tidak mengenai masa peralihan untuk mempersiapkan diri kem bali kedalam masjarakat. Sebagai golongan tenaga jang memiliki kealilian dalam suatu kedjuruan, maka tenaga2 pedjoang acliirnja meru pakan tenaga kerdja jang murah. Hal sedemikian itu sangat memerosotkan nilai pedjoang dan tidak dapat diterima oleh kebanjakan para pedjoang. Kota2 di Indonesia jang sudah penuh sesak setelah selesai perang kemerdekaan penduduknja semakin bertambah terus-menerus sesuai de ngan proses urbanisasi jang sedang berdjalan, oleh karena desa sudah tidak dapat lagi memberikan lapangan hidup. Setiap tahun djumlah penduduk senantiasa bertambah, sedangkan tanah selamanja tidak per nah bertambah. Lambat-laun hidup bertani didesa merupakan peker djaan jang tidak dapat mendjamin kebutuhan sekeluarga. Kaum tani djuga berbontlong2 meninggalkan desa dan menudju kota dengan peng* harapan mendapat pekerdjaan. Akan tetapi pekerdjaan mentjangkul dikota tidak ada. Setelah sudah sekian lam a tidak mendapatkan lapangan pekerdjaan dan sesudah bekal dari desa ludes, m aka achirnja
m an usia ja n g m engalir dari desa inipun mendjadi tenaga kerdja jang p aling berani bersaing se-murah2nja. Pekerdjaan jan g membutuhkan tenaga m anusia. sangat terbatas sekali, akan tetapi persediaan tenaga selalu bertambah, sehingga achirnja m engakibatkan te rd jadinja pengangguran massaal. Pengangguran massaal jan g terus-menerus bertambah, lambat-laun m entjapai puntjaknja dengan tim bulnja kaum gelandangan. K aum gelandangan ini. m embutuhkan pula tem pat bernaung, akan teta pi mereka tidak m am pu untuk m embajar sewa rum ah. Satu djalan jang m ungkin mereka lakukan, ialah mencmpati gerbong2 kereta-api, menempel di-gedung2 pemerintah, kolong; djembatan atau m endirikan gubuk2 di-tanah2 ja n g kosong. Rumah2 liar ini kemudian dibongkar. Sua-‘ sana kota jan g sedemikian itu kemudian menim bulkan berbagai akibat dalam kehidupan m asjarakat jang biasa disebut krisis moral, krisis wibaw a dan lain2nja. Pedjoang2 ja n g kembali kemasjarakat, tidak terhindar pula dari keadaan um um dalam m asjarakat itu. Kepada mereka soring dilcmparkan tuduhan sebagai golongan2 pcmalas, tidak suka bertani dan tidak suka turut serta dalam menjelenggarakan pembangunan dsb.-nja. Bagaim ana harus bertani kalau kaum tani sendiri pergi kekota untuk men* tja r i lapangan pekerdjaan? Para pedjoang jang kembali k e m a s j a r a k a t itu, dapat diunipam akan sebuah perahu ja n g kehilangan podoman. Ke* desa berarti bertani tanpa tanah jang hasilnja berada dibawah m ini m um hidup, kekota berarti bersaing mendjadi tenaga kerdja jan g mural' ja n g lam bat laun dapat terdesak kearah penggelandangan. Tak ada seorang pedjoangpun jang rela melihat keadaan ja n g demikian. A la sja rr k a t jang penuh kepintjangan. Disamping kemelaratan um um jan g mem untjak, disaksikan pula segolongan ketjil ja n g hidup mewah. Sebagai seorang pedjoang jang insjaf akan tudjuan daripada revolusi m e l a w a n imperialisme, bukan hanja untuk memberi kenikm atan pada sedikit m a im si a sadja, tidak sanggup menerima kepintjangan2 ja n g sem akin bar) semakin menjolok. Selasn daripada itu terdapat pula hal2 lain ja n g sangat m e n ja k it' Dibeberapa daerah, tidak sedikit diantara m treka jang ditangkap lalu ditahan karena dituduh m elakukan kedjahatan2 ataupun pelanggaran2. Pada um um nja mereka dibebaskan kem* Iwli karena tidak ada bukti. Sikap pendjabat keam anan ja n g meman? soring kurang bidjaksana, — sebagian besar terdiri dari orang2 jan£ pernah memusuhi Republik — , bertindak dan b e rfik ir. m enurut tradisi kolonial. Kedjadian2 sematjam atulah ja n g m em aksa p ara pedjoang jang kembali kem asjarakat itu pada suatu pemilihan. Berdiam diri te* tapi selalu didakwa, ditahan, didakwa, ditahan dsb.-nja, atau m elam pi' af-kan rasa ketidakpuasannja itu sebagai suatu protes. Situasi deniiki" an pada um um nja terdjadi pada achir' tahun 194.9, 1950 dan aw al 1951' k a n h a ti para pedjoang itu.
P ara bekas anggota Bataljon X V II pun tid a k lu p u t dari situ»sl jan g demikian. Bahkan banjak jang m em ilih djalan memprotes kepin" tjangan um um tersebut .dengaoi perdjoangan bersendjata. A pakah Pel-' bi;atan sem atjam itu m erupakan suatu perdjoangan a ta u kedjahatafl-
terletak dalam tjara kita menindjau persoalan itu. Hukum jang berlakti, memang- menjalahkan mereka, akan tetapi tidak semua orang jang mengerti hukum menjalahkan mereka. Golongan2 politik tertentu berusa ha untuk menarik keuntungan dari keadaan ini. Para bekas pedjoang bersendjata memperdjoangkan pendirian baru. Hampir seluruh bekas anggota Bataljon X V II tersangkut dalam gera-kan bersendjata jang di lakukan di daerah2 bekas sarang gerilja. Terdjadilah suatu tragedi- Pa ri. bekas pedjoang bersendjata jang pernah menegakkan kekuasaan Re publik Indonesia, diburu-buru oleh kebanjakan bekas pendjilat2 Belan da dalam kekuasaan pemerintah Republik Indonesia. Dalam menjelesaikan masalah2 jang mendjadi akibat dari suatu kebidjaksanaan politik, orang hanja memandangnja dari segi hukumn ja sadja. Tak mau dipertimbangkan apa sebenarnja jang mendjadi sumber dari terdjadinja keadaan jang menjedihkan itu. Suatu tjara ber fikir kolot jang melihat segala akibat sebagai sumber persoalan, sedangkan sumber jang sebenarnja tidak pernah dipegang, diselesaikan. D ja lan keluar dari kesulitan ini dapat dilihat dalam tulisan Letnan Djende ral A. H. Nasution jang berkepala : „Tjatatan2 sedjarah politik militer”. Suatu pengakuan jang merupakan penjesalan atas rasiohalisasi tanpa suatu peralihan, telah dinjatakan dengan terus terang oleh beliau sebagai berikut ........................ Memang banjak jang menjesalkan mengapa dilakukan demobilisasi terhadap ber-puluh2 ribu bekas bersendjata se djak 1950. Memang kita sesalkan hal itu, bukanlah mengenai pemberhentian dari badan bersendjata, melainkan tentang tjaranja mereka dipulihkan begitu sadja lcedalam masjarakat se-olah2 ha^ bis perdjoangan revolusi, dan mereka tidak dialihkan setjara teratur oleh pemerintah kedjurusan lapangan jang lain jang masih sangat memerlukan mereka. Memang T NI dapat berbuat lain daripada melaksanakan keputusan2 KMB dan konferensi R I -BFO dan Undang2 R IS jang bersangkutan, jang kesemuanja merupa kan ketenitiian2 politik jang djadi akibat politik negara, sebagai mana diputuskan oleh bapak2 politikus kita..................... ” Pengakuan jang merupakan penjesalan sebagaimana jang diutjapkan diatas, patut disambut dengan penuh pengertian. Berbeda de ngan kebanjakan politikus kita, m aka utjapan tersebut merupakan tauladan, bahwa suatu koreksi atas segala. tindakan jang pernah diambil adalah perlu, guna menghindarkan kedjadian2 jang sama dikelak kemu dian hari. Djedjak kaum politisi jang suka bersitegang mempertahankan fikiran2-nja, meskipun sudah djelas membawa akibat buruk, harus segera ditinggalkan. Segala akibat buruk jang menimpa p aia pedjoang bekas bersendjata, djuga merupakan suatu bukti bagi kaum politisi jang menentukan tanpa memperhitungkan kemungkinan2 dari suatu ke bidjaksanaan politik jang didjalankan. Bahkan lebih menjedihkan lagi ialah tjara mereka berbuat .dalam mengatasi berbagai masalali sebagai akibat politik mereka jang gagal itu. Djalan keluar jang tepat tidak
p e r n a h d it u n d ju k k a n , s u a tu d ja la n k e lu a r jang- d a p a t d ite r im a oleh fik i r a n se h at. D e w a s a in i m a s a la h n ja te la h s e m a k in m e n d a la m ja n g beis a n g k u t- p a u t dengan. p e n je le s a ia n revolusi s e tja r a k e s e lu ru h a n n ja . Se k a r a n g s u d a h s e m a k in d je las , b a h w a soal2 p o k o k isi revolusi, tid a k m en d a p a t p e n je le s a ia n . P im p in a n ja n g p e rn a h d ib e ri k e p e r tja ja a n , tid a k m a m p u m e m b a w a k it a k e p a d a t u d ju a n sem ula. S e g a la ja n g p e rn a h dic h a w a t ir k a n o leh p a r a p e d jo a n g , m e n d ja d i k e n ja ta a n . K e a d a a n b uk an b e r ta m b a h b a ik , b a h k a n s e b a lik n ja . A g a k n ja k in i te la h tib a s a a tn ja pa r a pedjoang' ja n g p e rn a h m e m e g a n g p e ra n a n se lam a revolusi, ta m p il k e m b a li m e n d ja la n k a n p e r a n a n n ja , g u n a m e n g e m b a lik a n d jiw a ’*15 d alam s e g a la la p a n g a n k e h id u p a n . K ita s e d ja la n de n gan a p a ja n g p e rn ah diu t ja p k a n oleh L e tn a n D je n d e r a l A. H . N a s u tio n , ja k n i : ............................ F e r lu la h b e rsa tu ie g u h a ta s p e n d u k u n g 2 kem erde k a a n ja n g te rk e n a l d a r i m a s a p e rd jo a n g a n ke m e rd e k aa n ja n g lalu , te r k e n a l b a ik p a d a p u n tja k n asional, m a u p u n p a d a daerah2 b a h k a n b u k a n s a d ja d a r ip a d a p e rd jo a n g a n g e r ilja m e la in k a n d ju g a d a r ip a d a p e d jo an g 2 d ilu a r negeri, d id ae rah p e n d u d u k a n dan se b a g a in ja , ja n g konsekw en m e m be la dan m e n d u k u n g kem erde k a a n In d o n e s ia, ja n g p a tr io t se djati b a ik ja n g m a s ih d a la m alat2 n e g a r a m a u p u n ja n g berad a d a la m m a s ja r a k a t u n iu m , m crekala h ja n g b e r k e w a d jib a n m e w u d ju d k a n tjita 2 ’45 itu , k a re n a pribadi2 m e re k a la h ja n g m e n e n tu k a n p rib ad i negara d a n n e g a ra ad a la h a la t revolusi ’45. K a re n a itu ta k m u n g k in k it a p asif a ta u berd is ip lin m a t i s e tja r a K N IL d ahulu, m en ghadapi saat2 ja n g m e n e n tu k a n in i b a g i k e se lam atan p erdjoang an ’45, ja itu d a la m men je le s a ik a n revolusi ja n g m asih le rb e n g k a la i........................ ” T e r n ja ta sekali, b a h w a te n a g a d an fik ir a n pedjoang2 m a sih sa n g a t d ib u tu h k a n u n tu k m e la n d ju tk a n revolusi A gu stus 1945, karena m e re k a m e m ilik i d jiw a ja n g d in am is ja n g h aru s d ite m p a tk a n sesuai dcn g a n k e b u tu h a n 2 ja n g m e m a n g g il. G aris2 g u n a m enjelesaikan d a n memp e rs a tu k a n k e m b a li te naga2 bekas pedjoang bersendjata scbagian su d a h d ila k s a n a k a n . D ja la n te rb a ik u n tu k m e n tja p ai itu, a g a k n ja ialah : —
O is a h k a im ja undang2 veteran kem erdekaan ja n g m e n e n tukan pen.d a fta ra n k e m b a li sem ua veteran, ja n g d ila k u k a n k e tja m a ta n dem i k e g a m a ta n ojnh B O D M , dengan b an tua n p e m im p in perdjoangan daerah. U n dan g2 in i m ene ntukan siapa ja n g d a p a t d ia n g g a p seba g a i veteraai serta tid a k m em perbolchkan siapap un u n tu k m e n g ad a k a n organisasi ex pedjoang. J a n g diperbolehkan h a n ja satu o rg a n isa si veteran n asional ja n g dem okratis, terdiri atas p e ndaftaran tersebut. U nd ang 2 veteran itu h e n da k n ja m e ngha ruskan d jaw ata n 2 pem erin ta h d a n perusahaan2 m e n d ah u lu k an penerim aan veteran2 dan ltala u p erlu dengan m e n g ad akan latih an2 ja n g diselenggarakan oleh badan2 itu sendiri.
F ik ir a n in i sekarang sudah m u la i direalisasikan dan d jik a dalam p e la k s a n a a n n ja tid a k m e n jim p a n g dari garis semula, m a k a te rlihat ada-
n ja suatu perm ulaan ja n g m cnggem birakan. Dengan telah tersusunnja Legiun Veteran Kemerdekaan, m aka pemerintah telah berhasil untuk m empersatukan sem ua tenaga bekas bersendjata dan m embawanja kearah perbaikan. D ja la n ja n g ditem puh m erupakan perbaikan dari segala kesalahan, ja n g ternjata telah m enim bulkan akibat ber-larut2 dan menelan anggaran belandja ja n g tidak sedikit. Setelah U ndang2 Veteran disahkan, m asalali lain ja n g djuga berliubungan dengan itu, harus pula d ifikirkan. D alam konggres nasional vete ran telah diam bil suatu resolusi agar diusahakan pembentukan suatu panitya pengatjara pembela veteran ja n g telah m elakukan tindak-pidanu., atas biaja pemerintah. H in g g a kini belum ada ketegasan berapa sebcn a rn ja djum lah kau m veteran kemerdekaan ja n g masih m eringkuk d a lam pendjara, jan g m asih ditahan atau ja n g telah didjatuhi hukum an. Sesungguhnja, sebagian besar dari segala tindakan itu adalah rentetan dari pada masalah2 politik, oleh karena itu perlu adanja pertim bangan lain terhadap mereka. P anitya pengatjara pembela veteran hendaknja dapat bekerdja tan p a merasa chaw atir dan m elakukan penjelidikan mengenai djum lah veteran kemerdekaan ja n g m asih dalam tahanan (kadang2 diantaranja ada jang sudah ber-tahun2 la m a n ja ditahan) dan berdasarkan alasan2 apa mereka itu ditahan. D em ikian pula hendaknja dikerdjakan mengenai mereka jan g telah d idjatuhi hukum an. B ila penjelidikan2 itu telah dilakukan, m ak a perlu dipertim bang kan hal kem ungkinan m em intakan amnesti. Pem erintah hendaknja berusaha agar anggota2 veteran jang m eringkuk dalam pendjara karena m endjadi korban politik, dapat dibebaskan kem bali. P o litik keam anan ja n g telah didjalankan pemerintah di Sulawesi Selatan terhadap Usman Balo dan di K alim antan terhadap Ibnu H adjar, m enundjukkan kcniungkinan, bahwa pengam punan pada veteran kemerdekaan ja n g m elakukan tindak-pidana, adalah tidak m enjim pang dari garisnja. M engingat djasanja, keadaan uraum ketika para bekas pasukan bersendjata baru dirasionalisasikan serta m engingat pula tin g k a t pem ikiran dsb.-nja, 'm ak a pengam punan perlu dilakukan. Dengan demikian, m aka tenaga2 bekas bersendjata dari golongan pedjoang 1945, dapat m ulai disalurkan kearah pem bangunan sebagai ja n g dikehendaki oleh panggilan negara.
IV.
E K SPEPISI KE INDONESIA TIMUR
Sesuai dengan Perdjandjian m aka pada tanggal 27 De sember 1949, fihak Belanda mengakui kedaulatan Indonesia. Pengakuan kedaulatan itu diterim a oleh Kabinet R.I.S. dengan Drs. H atta sebagai Perdana Menterinja. Kabinet R.I.S. pertama ini terbentuk pada tanggal 19 Desember 1949, — dua hari setelah pengangkatan B ung Karno seba gai Presiden R.I.S. p e rta m a— , dan berbentuk sebuah nasional zakcn ka* binet. Pengakuan kedaulatan atas w ilajah Indonesia ini m eiiputi bekas w ilajah Nederlands Indie terketjuali Ilia n Barat, ja n g tetap mendjadi daerah sengketa Indonesia— Belanda. Dengan pengakuan kedaulatan itu, m aka tanggungdjaw ab keamanan di Indonesia beralih pula dari tangan Belanda kepada R.I.S. Inti daripada kekuatan A .P.R.I.S. itu adalah T.N.I. suatu tentara jang terbentuk selama revolusi kemerdekaan. D i' sam ping itu bekas K N IL tetap mendapat kesempatan untuk m e m a s u k i, A P R IS . Diberbagai tempat dilangsungkanlah pelantikan bekas K N IL m endjadi A P R IS . A P R IS inilah jan g bertanggungdjawab langaung atas keam anan seluruh Indonesia. Disebagian Tanah Air, ialah di Indonesia Timur, kekuatan A n g k a tan Perang R.I.S. masih sangat terbatas, sedangkan para anggota bekas K N IL diberbagai daerah m enundjukkan sikap jan g m entjurigakan. Ba ru dibeberapa kota sadja T N I menempatkan pos2nja, itupun dengan ke* kuatan jang djauh daripada m entjukupi. Kechawatiran jang sedjak lam a dibajangkan, seperti. ja n g telah terdjadi dengan pemberontakan Westerling, merupakan peristiwa2 jang memberi tauladan kepada T N I agar tetap siap-vvaspada dalam menghadapi segala kemungkinan. Kechawatiran itu mendjadi kenjntaan dengan meletusnja pemberontakan Andi Azis pada tanggal 5 A pril 1950 dikota Makassar. Kapten Andi Abdul Azis beserta anak2 buahnja, sebagai be kas K N IL , setelah dilantik mendjadi A PR IS, telah memberontalc terha dap pemerintah R IS. Sungguhpun pada m ulanja pemerintah R IS mem' beri kesempatan untuk menjelesaikan sega'la peristiwa dongan djalan ja n g se-baik2nja, nam un A n d i Azis tetap membangkang. Baru setelah P anglim a Tertinggi A P R IS m engutjapkan am anatnja dan m entjap A n d i Azis sebagai pemberontak, ia m enjatakan kesanggupannja u n tu k m®’ menuhi panggilan Menteii Pertahanan R IS di D jakarta. D alam k o t e r a n g a n jan g pernah diberikan pada pers, Andi Azis menghendaki : 1. 2.
3-
'Idtlip bevdiflnju Negara Indonesia Timur ,(N.I.T.); Agar tanggungdjaw ab keamanan seluruh N.I.T. d is e r a h k a f l pada A P R IS jang berasal dari pasukan K N IL dan m e n o i a v kedatangan pasukan jan g berasal dari T N I; Presiden Soekarno dan Perdana Menteri H a tta su.paja mela rang pembubaran N IT dengan tindakan kekerasan.
.Mengenai pemberontakan Andi Abdul Azis itu dapat dikisahkan Mebagai berikut : ■ Dalam suatu serangan jang mendadak sekali, Andi Azis telah melutjuti pasukan A P R IS lainnja dan menahan beberapa penvira, antara lain Overste A. J. Mokoginta, Panglima Territorium Indonesia Timur. Nannm tak lama kemudian Overste A. ,T. .'Uokoginta segera dibebaskan kembali oleh Andi Azis. Sementara itu, Bataljon Worang ' jang sedianja akan mendarat kekota Makassar, telah diantjam oleh Kapten Andi Azis akan menenggelam kan kapal jang mereka tumpangi, bila sekiranja mereka berani un tuk mendaratkan pasukannja. Melihat keadaan itu, maka Bataljon Worang telah menunda pendaratannja. , Dengan terdjadinja pemberontakan itu, maka pimpinan Angkatan Perang R.I.S. telah menjiapkan suatu ekspedisi ke Indonesia Timur dan sebagai Panglima Operasi telah ditundjuk Kolonel Kawiiarang. Da lam pasukan ekspedisi itu termasuk puia Bn. X V II jang baru sadja mcnjelesaikan konsolidasi untuk kesekian kalinja. Pasukan dari Djawa Ti mur berada dibawah pimpinan Overste S. Sukawati. Persiapan2 jang dilakukan oleh Bn. X V II selesai dilaksanakan pada tanggal 10 April dan setelah diadakan pemeriksaan oleh Knid. Bn. X V II, Major Abdullah, m a lt a seluruh bataljon meninggalkan kota Tuban menudju Surabaja dan mempersiapkan pasukan di Tandjung Perak guna menantikan perintah berangkat se-waktu2. Pada tanggal 18 April, Kolonel Kawilarang berkenan memcriksa setjara teliti keadaan Bn. X V II, di Tandjung Perak. Setelah segala persiapan dan perlengkapan2 jang dibutuhkan untuk operasi selesai dilak sanakan, m aka seluruh pasukan diperintahkan untuk naik kekapal. Ba,gi Bn. X V II disediakan kapal ..Kaimana". Menurut pendjelasan Pangli m a Divisi I Djawa Timur, Kolonel Sungkono, perintah pengiriman eks pedisi ke Indonesia Timur itu berlaku untuk 6 bulan lamanja. Bila djangka waktu itu telah dilampaui, maka akan diadakan penggantian pasukan. Para peradjurit jang akan melakukan perintah operasi itu, dengan penuh kejakinan telah menerima perintah dan pendjelasan2 jang telah diberikan oleh atasannja. Saat jang di-nanti2kan achirnja tiba pada tanggal 21 April 1950. Pada djam 17.30 hari itu, kapal „Kaimana” jang memuat Bn. X V II niembongkar sauh dan meninggalkan pelabuhan Tandjung Perak. Per istiwa ini adalah untuk pertama kalinja bagi Bn. X V II meninggalkan pulau Djawa, sehingga tidaklah mengherankan, kalau terdjadi hal2 jang mengharukan. Keluarga jang mengantarkan, serasa berat sekali untuk melepaskan tiang rumah tangganja. Bukankah mereka baru sa dja pulang dari menunaikan perang gerilja ? Bukankah mereka djuga manusia jang membutuhkan hidup berbahagia dilingkungan keluurgan ja ? Kesemuanja itu memang merupakan persoalan2 biasa bagi setiap manusia, akan tetapi peradjurit sebagai pedjoang terdepan dalam mompertahankan, menjelamatkan Tanah Airnja- dari setiap gangguan, ha rus berani mengorbankan kepentingan pribadi dikala tugas memanggil.
P e rad jurit T N I bukanlah serdadu2 upahan, mereka adalah patriot2. Sungguhpun peradjurit2 ini dengan penuh keinsjafan m enerim a kewadjibannja, nam un agaknja tidaklah bidjaksana kalau m ereka diperlakukan kurang seimbang dengan pengorbanan mereka. Peradjuritpun ma* nusia djuga ja n g m em punjai hati, perasaan, djug a m em punjai airmata. Ia p u n dapat menangis, sekalipun tangisnja itu m ungkin tanpa airmata. B u kan kah selama revolusi sudah terlalu banjak airm ata ja n g ditumpahkan ? K ita m enjaksikan, bahkan kitapun telah sam a merasakan betapa tersajatnja hati para keluarga ketika kapal telah m ulai bergerak m eninggalkan pelabuhan. A kan tetapi peradjurit harus dapat membentuk dunianja sendiriPeradjurit ja n g sedang m emikul tugas kevvadjiban, tidaklah' pada temp atn ja untuk h an ju t dalam alam perasaan. I a harus dapat memusatkan perhatiannja pada tugas jang sedang dihadapi. D un ia perasaan ha* rus dikalahkan dan memindahkan pemusatan pikiran pada beban jang dipikulkan. M arilah segala sesuatu dipertjajakan pada k e s a n g g u p a n negara. K apal ,,K aim ana” jan g membawa pasukan ekspedisi dari BnX V II dengan tenang mengarungi lautan m enudju ketem pat jan g ditentukan. Pada tanggal 22 April 1950 didalam ruangan m akan kapal „Kai* m an a” dilangsungkan rapat antara para perwira dan bintara ja n g di p im pin sendiri oleh Kmd. Bn. X V II. Didjelaskan oleh M ajor Abdullah m engenai garis besar i-entjana pendaratan serta perlunja m e n g e n a l adat-istiadat rakjat/penduduk jang akan didatangi. D itekankan pula oleh Kmd. Bn. X V II agar tentara memegang teguJi disiplin dalam me* m elihara ketertiban umum. Sebagaimana jan g telah ditentukan, m aka seluruli kap al ekspe disi ke Indonesia Timur, akan bertemu Uipulau De Bril, K apal ,,K ai l'll ana”’ tiba dipulau itu w aktu m alam hari. Dari kodjauhan tam pak lam* pu gemerlapan, m enundjukkan bahwa ditempat tersebut ada p u la ' sebuah kapal ekspedisi. A gak nja kawan2 seperdjoangan dari D ja w a Tengah, Brigade „M ataram ”. Pada m alam hari tanggal 24 April 1950 djam 23.40, atas perin tah Kom andan Operasi, Kolonel Kawilarang, diadakan suatu rapat rahasia diatas kapal korvet „Hang Tuah”, diantara para kom andan Pa' sukan guna menentukan rentjana2 terachir. Suasana rapatV diliputi oleh penuh kesungguhan karena saat ini adalah saat jan g m e n e n t u k a n sekali mengenai berhasil atau gagalnja segnli) opprasi jn n y aka n didjaiPflHm, Bilk,' i l l M Hlllllll pCltuulaan jang baik m erupakan ibu kerne* nangan ? D alam rapat tersebut, Kolonel K aw ilarang tela.h m e n g u r a ikan pokok2 perintahnja sebagai berikut : „Para kom andan pasukan dan para perwira staf la in n ja Pada m alam ini kita semua telah sampai ditem pat tudjuan, ja k n * tem pat ketentuan untuk berkumpul bagi semua pasukan operasiSelam at b e rd ju m p a! Sekarang akan saja sampaika.n pada para kom andan PasU kan semua hal2 seperti berikut ini :
1. Hari D adalah tanggal 26 April 1950 djam H. 06.00. Sekarang masih tanggal 24 April 1950 djam 23.50. sebentar lagi akan mendjadi tanggal 25 April 1950 djam H. 01.00. Kita masih tjukup mempunjai waktu, dan tidak perlu tergesa2. 2. Keadaan lawan sedikit berobah. Ternjata Kapten Andi Abdul Azis sudah tunduk pada perintah Menteri Pertahanan kita. Pasukannja sudah dikonsinjir, sendjata jang dirampas sudah dikembalikan pada TNI. Dan para tawanan djuga sudah dilepaskan semua. Kapten Andi Abdul Azis sendiri sudah berada di Djakarta. Pasukan2 K N IL dan I\L diseluruh Sulawesi Selatan djuga sudah dikonsinjir. 3. Bataljon Worang sudah berhasil mendarat dengan selamat disebelah selatan Djeneponto dan terus bergerak masuk ke kota Makassar dengan tidak mendjumpai perlawanan. Sekarang Bataljon itu saja serahi tugas keamanan dan persiapan untuk penerimaan pasukan2 lainnja dikota MakRssar. 4. Bei-hubung dengan itu, maka perlu saja akan adakan peroba han sedikit pada rentjana pendaratan pasukan operasi. Perobahan2 itu adalah sbb. : a.
b.
c.
Brigade ,,Mataram” dengan dua bataljonnja tidak djadi mendarat di Bonthain, tetapi terus masuk kota Makassar. Kemudian menempatkannja dikota Makassar, Sungguminasa dan Maros. Komandan Brigade ,,Mataram” mendjadi Komandan Sektor Makassar jang meliputi daerah kotapradja Makassar dan daerah2 pantai disebelah barat Dje neponto sampai kegunung Lompobatang, lalu digaris keutara lurus sampai kesebelah timur Pantjana, kemudian membelok kebarat sampai disebelah selatan Pantjana. Sebagai gantinja, pendaratan di Bonthain dilakukan oleh Bataljon Abdullah, kemudian membentuk Sub Sektor I I I dari Sektor Timur. Chusus untuk kota Makassar akan ditetapkan sebuah IC M. K. oleh Panglima Operasi.
5. Bataljon M attalatta tetap mendarat menurut rentjana semula di Pantjana lalu terus menudju ke Pare-Pare jang berdaerah mulai .dari pantai disebelah utara kota Pare-Pare k.l. 20 km. ke tim ur lurus sampai disebelah timur kota Sinrang k.l. 5 km., dari tempat ini keselatan sampai kesudut perbatasan Makas sar dan Sektor Timur. 6. Pasukan Brigade „18’’ dengan Bataljon2nja dibawah pimpinan Letnan Koloriel Warouw mendarat di Bone dan terus membentuk Sektor Timur jang terdiri atas 3 Sub Sektor sbb. : a.
Sub Sektor I diutara dengan Major Magenda sebagai komandannja.
b.
Sub Sektor I I ditengah dengan M ajor W achnm n sebaga
c.
komandannja. Sub Sektor I I I diselatan dengan M ajor Abdullah sebaga' komandannja.
Tentang pim pinan pasukan Brigade „18” D jaw a T innn tei^ dapat kesulitan, karena ternjata ada 2 orang Letnan Kol° n®. jan g masing2 ditundjuk sebagai komandan pasukan2 c ai D jaw a Timur. Setelah dirundingkan'dengan masak2 dan cc' ngan keinsjafan dari masing2, m aka kemudian t e r d a p a t Pc^ njelesaian jang memuaskan. Let. Kol Suprapto Sukawati we megang pim pinan pasukan2 dari D jaw a T im ur dan akan m en djadi Komandan Sektor Timur setelah selesai m e n d a r a t . 7. M u n g k in k ita akan m endapat bantuan dari P em erintah M eskipun dem ikian, k ita harus tetap aw as dan w aspada, <J n g a n sam pai k ita m asuk perangkap.
8. Diseluruh N IT berlaku pemerintalian militer. P e m e r in t a h P " sat di D jakarta memesan, supaja kita sebagai tentara dJa ngan terlalu mendalam ikut m entjam puri p e m e r in t a h a n sip Sedapat m ungkin pemerintahan sipil harus tetap berdjato0 dan bekerdja terus sebagaimana mestinja. 9. Kami peringatkan sekali lagi, agar ditjam kan b e n a r 2 , wa kita djangan sampai ikut tjam pur dengan politik.
ba'1
10. Masing2 sektor dan sub sektor djangan sampai membenttjk organisasi territorial lebih dulu, seperti KDM, K O D M dsb.'^J3Usaha ini hanja akan memperlemah pasukan kita, s e b a b kit* harus memperbantukan beberapa perwira dan bintara unt'llv tugas itu. Pasukan2 kita harus tetap utuh dan mobil sekaliD jik a tugas pokok sudah selesai, m aka k ita harus pula *v'er'1 perhatikan pulau2 lain. M ungkin kompi2 akan d i p e r i n t a h k a 11 ber-ekspedisi k e - p u la u 2 diseluruh Indonesia Timur, agar Ke' kuasaan pemerintah kita belul2 terasa di-tempat2 itu. 11. U ntuk lantjarnja gerakan pasukan, dengan ini saja perboleh kan masing2 komandan sektor m elakukan p e n d a f t a r a n ke° ' daraan2 seperti truk, mobil, sepeda motor, bus dsb. S a ja Pe' san, supaja administrasi pendaftaran kendaraan itu dikerdja' kan dengan se-baik2nja, djangan saniDai memberi keseinP1tan kepada jang tidak suka kepada k ita untuk m e m b i k i n P*° paganda bohong dengaji m enundjukkan kesalahan2 kita. # a' rap hal ini diperhatikan. 12. Beberapa hari jang telah lam pau terdapat berita, bahwa p a s u k a ^ K N IL dan orang2 reaksioner lainnja telah m eninggalkan kassar ketempat lain di Sulawesi untuk pergi ltedjurusan tl mur, m ungkin ke Ambon. 13. H arap diperhatikan tentang kem ungkinan adanja
s a b o ta s e -
14. Terhadap pasukan2 gerilja, supaja bersikap hati2 dan Per1^ kebidjaksanaan. Tetapi selaku alat negara, d jik a mereka
dak tunduk atas perintah tentara kita. maka mereka kita anggap sebagai pengatjau dan perhi diambil tindakan. 15. Sikap kita terhadap rakjat harus sopan-santun dan ramah-tamah. Merekalah jang mengingini akan kedatangan kita. Djanganlah se-kali2 anakbuah kita mengambil barang milik rak jat. Hal ini hanja akan merugikan nama baik dan kepertjajaan tentara kita. Djangan se-kali2 rakjat merasa ketjewa, ka rena kesalahan2 ketjil ini. Hukumlah anakbuah jang berani berbuat demikian itu, setimpal dengan kesalahannja.
*
16. K ita harus selalu slap sedia, awas dan waspada, walaupun ti dak ada pertempuran. Ini menurut pengalaman kita semua, tidak segan2 kita mengakui bahwa banjak kelalaian diantara anakbuah kita, dan djuga begitu halnja dengan kita para per wira sckalian. Sekali lagi saja peringatkan hal itu. 17. W aktu jang kita pakai waktu federal (waktu Makassar, ppn.) > Supaja semua djam dipersamakan. 18. Bah an makanan untuk Sektor akan dikirim melalui Makassar. 19. Sektor Makafesar supaja memperhatikan tentang djembatan2, djangan sampai diliantjurkan oleh lawan. Perlu pendjagaan keras di-djembatan2 itu. 20. Lapangan terbang Mandai harus segera diduduki oleh tentara dari Brigade ..Mataram”, selandjutnja. urusan penerbangan militer harus segera dibuka dan hubungan dengan Djakarta untuk kepentingan kita, Angkatan Perang dan Pemerintah RIS, harus segera dimulai. Hal ini dikerdjakan oleh tenagaS A U R IS jang nanti diperbantukan pada Sektor Makassar. 21. Sikap kita terhadap K N IL dan KL harus seperti jang termaksud didalam persetudjuan KMB. 22. Chusus untuk mengadili tawanan militer dapat dibentuk oleh komandan sektor suatu ,,-krrjgsraad te velde” atau mahkamah tentara darurat untuk pengadilan tentara. 23. Mulai tanggal 26 April 1950 djam 05.00 sampai dengan djam 11.00 akan diadakan penembakan dari udara terhadap kendaraan jang melanggar pengumuman kita disana. 24. Dan saja peringatkan sekali lagi pada para perwira ! K ita merupakan satu team. Maksud kita adalah supaja team kita itu menang, bukan orang A atau pasukan B. Dapat nama harum. Saja kira sudah tjukup djelas tentang apa jang saja uraikan ini, sekarang marilah kita segera ber-siap2 untuk melaksanakan tugas kita bersama................................................... ”, demikianlah isi perintah Komandan Operasi Kolonel Kawila rang, jang didengarkan dengan penuh minat oleh seluruh kbi. mandan jang hadlir.
Bagi Bataljon X V II atau lebih dikenal lagi dengan nama Batal jon ,.Abdullah”, sudahlah djelas ditentukan dalam perintah tersebut diatas, bahwa bataljon ini akan mendarat di Bonthain. Berhubung dengan itu, m aka perdjalanan dengan kapal segera dilandjutkan.
Pada tanggal 26 April 1950 djam 05.00 pagi setibanja ditempat ja n g d itudju sekotji2 diturunkan guna m engangkut pasukan2 jang a kan m elakukan pendaratan pertama. Satu kompi pasukan senapan te lah siap untuk m elakukan kew adjibannja dan diperiksa sekali lagi, kalau2 ada jan g kurang sempurna. Rasa tegang meliputi anggota2 pasu kan dan segala perhatian ditudjukan pada kem ungkinan2 jan g akan tim bul. M ungkinkah ada perlawanan dari fih ak m usuh ? Dengan her baria pasukan jan g akan didaratkan itu, m enudju kesekotjinja m a s in g 2 . Sendjata2 mesin ditem patkan arah sasaran djika se-waktu2 menghadapi perlawanan. Dalam pendaratan pertama ini turut serta M ajor A b d u lla h , agar dapat m em im pin setjara langsung. Mem ang telah mendjadi ketaiasaan bagi M ajor Abdullah, bahwa setiap kali m elakukan tugas2 jang sulit dan berbahaja, ia selalu menjertai bawahannja. Setelah segala sesuatu selesai, m aka sekotji2 ja n g m em uat peradjurit2 ekspedisi pertama itu, bertolaklah. Komandan B ataljon te la h m emutuskan, bahwa pendaratan pertam a tidak akan dilakukan dikota Bonthain, melainkan disuatu tempat antara Djeneponto dan B o n th a in Maksud daripada Major Abdullah itu ialah, bahwa satu kompi dari Pa" sukannja itu, nantinja dapat m elindungi pendaratan dikota B o n th a in Sungguhpun situasi telah berobah, jak n i bahwa pasukan2 KNIL. dan KL telah dikonsinjir, namun kita harus tetap waspada dalam m e n g h a d a p i segala kemungkinan. Sementara itu sekotji terus ladju kemuka, mendekati tem pat tudjuan. Sepandjang pantai diliputi oleh kabut tebal, sehingga p e n g lih a tan mendjadi remang2. Siapakah kiranja jan g -'akan „m enjam but” Pe" radjurit2 kita itu diseberang sana ? H udjan pelurukah ? P e r t a n j a a n sem atjam ini senantiasa timbul-tenggelam dalam hati para p e r a d j u r i t jan g akan m elakukan pendaratan itu. Saat k ritik datang m e n d je la n g dikala sekotji semakin mendekati pantai, dan m ulai merapat. Dengan perasaan tegang pasukan meninggalkan sekotjinja. Pasukan telah nail4 kedarat seluruhnja tanpa mendjumpai perlawanan sedikitpun, bahkan rakjat m enjam but kedatangan pasukan ekspedisi itu dengan g e m b ira U tjapan2 selamat diberikan pada peradjurit2 itu dan m erupakan dorongan moril jan g besar sekali artinja. K o m p i ekspedisi in i kem udian m e n u d ju k eko ta D jeneponto dan terus m e n d u d u k in ja , sedangkan sebagian la g i setjara m o b il b e r g e r a K ke B o nth ain.
Sementara itu, kapal ,,Kaimana” jang tetap m enunggu d i n a i k ' kannja lagi sekotji jang telah mengangkut peradjurit2 itu, segera m®* land,jutkan perdjalanannja kekota Bonthain. D item pat inipun p e n d a r a " tan dapat dilakukan dengan sempurna tanpa diletuskannja sebutir pe' lurupun. Disinipun rakjat m enjambut kedatangan pasukan2 e k s p e d is i it u . H ari itu pcnuh kesibukan dan .setiap paaultan m endjalankan tug&s njn. sosiini (Icngflll {J0l'ihlah2 jang telah diberikan.
piigukan m ulai dilaksanakan pada keesokan guna inenduduki seluruh Kabupaten Bonthain, dengan penempatan bagai berikut :
Kompi I/ X V II menudju ke Malakadji; Kompi I I / X V II menudju ke Bulukuniba; Kompi II I / X V I I menudju. ke Djeneponto; Kompi IV /X V II t e t a p di Bonthain; Kompi V /X V II . t e t a p di Bonthain; Kompi Markas berkedudukan di Bonthain dan Staf Bn. X V II berkedudukan di Bonthain pula. Segera. setelah penempatan seluruh kompi2 selesai dilaksanakan, m aka diadakanlah patrcli2 keseluruh pelosok guna mengenai keadaan dae_ iah dan masjarakatnja, agar kerdjasama antara rakjat dan A PRIS dapat terbina dengan. se-baik2nja. Rapat atau pertemuan2 dengan instansi pe merintah sipil, partai2l organisasi2 massa dan kesatuan-kesatuan geril ja segera diadakan. Dalam setiap pertemuan itu senantiasa diutarakan sedjarah perdjoangan kemerdekaan, kewadjiban seseorang- sebagai warga neg:ara jang: telah merdeka serta pendjelasan2 mengenai maksud
Pada tanggal 4 Mei 1950, oleh K om andan Bn. X V II, jakn i Ko- . m ando Sub Sektor I I I diselenggarakan rapat dengan instansi pemerin tah sipil dan kesatuan2 gerilja, ja n g langsung dipim pin oleh Komandan Bn. X V II. D alam rapat tersebut antara lain didjelaskan hal2 seperti berikut : , a.
Tugas A P R IS (T N I) ke Sulawesi Selatan se-mata2 .adalah u n tu k mendjaga keam anan dan ketertiban iim um , agar rak jat dapat terdjam in ketenteramannja, U ntuk m elaksanakan tugas tersebut, perlu adanja kerdjasam a ja n g erat dengan segala lapisan m a s j a r a k a t dalam daerah ini. Kerdjasam a jan g erat dapat m enim bulkan saling mengerti diantara kj£a semua. A P R IS se-ltali2 tidak bermaksud untuk m engadakan tindakan kekerasan.* D alam menghadapi setiap persoalan, diusahakan agar da pat diselesaikan m enurut saluran2 jang telah ditentukan. A P R IS mengadjak seluruh rakjat, sdr.2 seperdjoangan guna bersama melandjutkan perdjoangan sebagaimana jang k ita tjita2kan. T jara men tjapai segala tjita2 i£u liendaknja disesuaikan dengan taraf Per' djoangan sekarang dan djanganlah bertindak sendiri2. Sungguhpun sekarang k ita sebagai Angkatan Perang R IS , namun dalam djiw a k ita tetap sebagai Tentara Nasional Indonesia j all° m endukung tjita2 nasional. ' *
b.
Pada m asa ini, perlu sekali adanja kesatuan dalam segala tindakan dan perlu ditjegah tindakan jang menuruti kehendak masing2 g°' longan, karena dengan tja ra dem ikian akan m enim bulkan keka' tjauan atau salah fah am diantara k ita sendiri. Segala salah fahain dapat menjebabkan perpetjahan. U ntuk m engatur sem ua kerdja* sam a diantara kita, perlu sekali adanja organisasi. , ^ H ingga k in i m asih terlihat belum adanja organisasi ja n g baik. B&' n jak orang jang mengatakan sebagai anggota pasukan gerilja taJ*' pa m em punjai, surat keterangan jang seharusnja. Keadaan jang m ikian, d jik a tems-menerus berlangsung akan m entjem arkan nam*1 baik pasukan2 gerilja sendiri. Oleh sebab itu m ak a diharapl«in agar diadakan kontrole terhadap -tiap2 anak buah pasukan geril3a dan susunan organisasinja hendaknjaj dirobah. Kesemuanja in i sC' m ata2 adalah untuk mentjegah kemtmgkinan2 buruk sebagai a k ib ^ tidak adanja organisasi jang teratur. M enurut pengalam an hal inl pasti dapat dikerdjakan, sebftb T N I sendii’i adalah bekas pasuk»n gerilja. ’ t c
U ntuk iflolalfjjanftkfli) porintii)] KomiuuUm Operasi Indonesia Tiniu^ ruaka bagi daerah Bonthain perlu dibentuk Sub Sektor I I I . hal ini Kom andan Bn. X V II bertindak sebagai K om andan Sub tor I I I . Berhubung dengan telah terbentuknja Sub S e k t o r ,111, lVl£1 ^ kepada seluruh kesatuan2 bersendjata ja n g berada dalam Kab^P ten Bonthain diinstruksikan agar : 1. Segera m engirim kan dislokasi tenaga dan sendjata; r 2. M enjediakan tenaga untuk ber-sama2 duduk dalam staf S ngan komando Sub Sektor III.
. Dengan adanja instruksi tersebut, maka seluruh kesatuan2 ber sendjata dalam Kabupaten Bonthain taktis dibawah Komando Sub Sek tor III. Seb'uian lam anja Bataljon X V II menduduki daerah Kabupaten Bonthain. Selama sebulan itu kita selalu dapat memberikan bimbingan kearah' kerdjasama jang erat antara A PR IS dan rakjat sehingga tidak banjak mendjumpai kesukaran2. Keamanan dan ketertiban selalu da pat terdjamin se-baik2nja. Selama berada di Bonthain, Bn. X V II per nah sekali mengambil bagian dalam pertempuran dikota Makassar ke tika terdjadi insi.den dengan pasukan KL. Pasukan jang merupakan satuan bantuan itu, dipegang langsung oleh Major Abdullah. I Pasukan2 Bn. X V II berusaha dengan sekviat tenaga, agar setiap tindakan didjaga benar supaja tidak terdjadi kesalah-fahaman jang da pat m engakibatkan turunnja kepertjajaari rakjat pada APRIS, sesuai dengan pesan2 jang telah diberikan oleh Panglima Operasi Indonesia' Timur. Berkat usaha jang sungguh2, maka hubungan2 dengan rakjat tetap berlangsung sebagai semula, sampai saat Bn. XVII,meninggalkan Bonthain untuk melakukan perintah. operasi ke Maluku Selatan.
V,
O P E R A S I M A LU K U S ELA TAIV .
S em endjak P en gak uan K edaulatan terhadap Indonesia oleh fih ak B elanda, tid ak sedikit terdjadi peristiwaS ja n g m enggem parkan, bahkan m e m b a h a ja k a n kedudukan negara. Mula3 terdjadi P eristiw a ,,A P R A " dengan W esterling-nja u n tu k kem udian disusul lagi dengan P eristiw a ,,M A K A S S A R ” a tau Peristiw a „A ndi Abdul A zis” dengan segala rentetann ja . B aru sadja peristiw a ini m endekati penjelesaiannja terdjadi lag i suatu peristiw a ja n g m erupakan suatu pukulan ja n g lebih keras lagi terhadap p e m erintah RTS dalam segi p o litiknja, ja k n i p e ristiw a P ro k lam asi ,,R e p u b lik M a lu k u Selatan" oleh Soum okil dkk. B ila kesem ua pe ristiw a terse b u t diatas dip erh atik an sungguh#, m aka gerakan reaksioner itu m em beri p e tu n d ju k bahw a satu sam a lainD ja m em p unjai tu d ju a n ja n g sam a, ja k n i tid ak m enghendaki adanja suatu pem erintahan R epublik ja n g d e m okratis. Oleh karena itu adalah tepat, kalau pem erintah m e n tja p ge ra k an s itu sebagai pem berontakan. /Sebagaim ana pernah didjelaskan oleh P a n g lim a Operasi K olonel {Cawilarang, m aka tugas pasukan ekspedisi ke Indonesia T im ur itu a ka n d ilan d ju tkan kekepulauan lainnja. D em ikian p ula lia ln ja ja n g berlaku bagi B ataljon X V II. Setelah sebulan Ia m an ja bertugas di B o nthain, pada tanggal 21 Mei 1950, m aka Bn X V I I m endapat p e rin ta h u n tu k m eninggalkan Sulawesi Selatan dan tu ru t m engam bil bagian dalam operasi M aluku Selatan. B ataljon X V II, taktia berada dibaw ah lcomandc Komandan Operasi Pasukan Sunda. K etjil, ja k n i Overste Kosasili. Dengan adanja perintah baru itu, m a k a seluruh kom pi2 ja n g se dang bertugas diberbagai tem pat, segera d ita rik kem bali u n tu k tu r u t mempersiapkan diri, m enunggu keberangkatan kepoa ja n g baru. D engan penuh rasa tanggungdjaw ab pasukan2 m enerim a p e rin ta h u n tu k beroperasi di M aluku Selatan. Oleh K om ando Operasi P aaukan S unda jCetjil ditetapkan, bahw a u n tu k m elakukan operasi ke M a lu k u Selatan, t e r le b ih dahulu harus disusun suatu persiapan ja n g dapat d ip e rg u n a k a n sebagai pangkalan penjerangan. Pada tanggal 23 Mei 1950, Bn X V I I ber-sama2 dengan B a ta ljo n gukendro dan S ta f K o m a n d o Pasukan Sunda K e tjil m ulai diberangkatketem pat tudjuan . T u d ju a n pertam a ialah m enduduki T im o r Kupang. u n tu k kem udian disini m enjusun ke k uatan p e rta m a dengan meug irim ka n kom pi2 kepulau lain. Setelah dua hari dua m alam dalam perdjalanan, a c h irn ja p a su k a n tiba ditem pat tud juan tanpa m engalam i ham batan. P a d a pagi h a ri tan g g a l g5 Mei 1950 djam 05.00 pasukan2 m ulai m engindjakltan k a k in ja di T im or jCupang. Sungguhpun daerah ini djauh terpisah dari te m pa t ibu revoj Ugi, nam un penduduk disini ternjata tidak d ja u h dari tjita2 revolu3i. j^e re k a m em ang telah lam a ingin m elihat w a d jah p a ra p e ra d ju rit ja n g (jilahirkan oleh revolusi, ja n g dikenal dengan nam a T N I. T idak he ran ftg a k n ia kalau ra k ja t meng-elu2kan kedatangan pasukan kita. M e re ka ber-sorak2 m enjam paikan selam at datang dalam rasa dan b a h asan ja
sendiri. • P a ra p e rad ju rit merasakan dengan penuli keharuan betapa be sar k e g e m biraan m ereka dapat menjaksikan TNI. sebagai suatu keb a n g g a a n nasional S u n g g u h p u n ketik a itu Timor K upang masili diduduki oleh pasukan2 K N IL , n am un tidak dialam i sesuatu kesukaran dalam mendjalan kan p e m in da han pertanggungandjaw ab keamanan daerah. Setelah em pat hari berada di Timor Kupang, m aka Kompi2 ke m ud ian m e la n d ju tk a n perdjalanan ketem pat jan g telah ditentukan. D engan m e nggunak an kapal pengangkut L. S. T. I I (Pelilsaan), pada ta n g g a l 29 Mei 1950 djam 18.00, dua kompi dari Bn X V II menudju kepos2 ja n g telah ditetapkan. Keeaolcan harinja kapal telah tiba ditempat tu d ju a n p ertam a, ja k n i pelabuhan Kndeh Flores. Djam 12.30 Kompi I I I Bn X V I I, dibaw ah pim pinan Lts Sumitro (sekarang Kapten) naik ke k o ta ja n g m eru pak an pasukan A P R IS pertama dikota tersebut, sehing g a tid a k la h m engherankan kalau rakjat m enjam butnja dengan penuli kegem biraan. Selesai dengan pendaratan Kompi I I I itu, maka kapal melandjut kan p e rd ja la n a n n ja ketudjuan jan g .kedua. Perdjalanan kedua ini d im u la i kira2 djam 21.00. Dengan demikian kapal telah mulai memasuki w ila ja h „R e publik M alu k u Selatan'’ jang telah diproklamasilcan oleh S o u m o kil cs. It u pulalah sebabnja mengapa pendaratan dikepulauan A ru d ila k u k a n sangat liati2 sekali. Keterangan2 mengenai keadaan daerah tersebut sam a sekali tak dimiliki, sehingga tugas kompi itu dihadapi dengan sam ar2. Sam pai dim ana kekuatan pasukan2 RMS dikepulauan itu, tid a k dilcetahui sam a sekali. Satu2nja jang mendjadi pegangan keja k in a n peradjurit2 k ita ialah : kejakinan akan kekuatan diri sendiri dapat m e ngatasi segala keadaan sulit jang m ungkin timbul. Setelah kap al m endekati pulau W amar, m aka dalam djarak kira2 tig a m il, dibuanglah sauh. Satu regu pasukan dengan menggunakan se k otji d ip e rintah k an m enudju kepantai guna melakukan penjelidikan2. R egu penjelidik itu menudju kesebuah pulau disebelah tim u r p u la u W am ar, karena disana tam pak sebuah rumah. Setelah naik kedarat, m a k a dengan hati2 sekali regu penjelidik mendekati rumah tersebut tan p a sesuatu halangan. Didalam rum ah itu didapati seorang laki2, ja n g kem udian te rnjata bernama Pak Wongso dan bekerdja se bagai p en djaga kebun m ilik orang Australia. R egu penjelidik kita itu dengan segera mengadjukan pertanjaan2 m engenai keadaan kepulauan tersebut, terutam a sekali jang berkenaan dengan ke k uatan m iliter/tenaga bersendjata di Dobo. Dengan penuh kesungguhan, semua pertanjaan didjawab oleh Pak Wongso jang ke m ud ian te rn ja ta tidak banjak m enjim pang dari kenjataennja. D ik a ta k a n n ja bah w a disana tid ak terdapat tenaga K N IL jang ada hanjalah anggota2 polisi ja n g m em iliki persendjataan jang tidak lengkap. Jang m endjadi K epala Daerah adalah seseorang keturunan Maluku jang ber n a m a M anup uty. Sebagian besar dari pegawai2 negeri terdiri dari orang2 auku M aluku, sedaugkan pedagang2 pada um um nja terdiri dari orang2 Tionghoa.
Perlu a g a k n ja diterangkan disini, bahw a P ak W ongso teiah dua p u lu h ta h u n tin g g a l tlipu lau tersebut, ja n g m e n urut ke terangannja bern a m a p ulau Babi. I a berasal dari pulau D jaw a. Dengan keterangan2 jaD g sedikit itu regu penjelidilc segera kembali keatas kap al u n tu k m em berikan laporan m engenai hasil pekerd ja a n n ja . K om andan K om pi ja n g m em im pin pasukan in i adalah Lts Ic hd ar (sekarang Kapten). Dengan m enggunakan bahan penjelidikan ja n g sedikit itu dan tanpa suatu bahan bandingan, m a k a seteluii dipertim b an g k a n beberapa saat lam anja, diam billah keputusan bahwa pendaratan akan dilakuk an langsung kepelabuhan Dobo. P ad a tanggal 3 D ju n i 1950 djam 19.30 d im ulailah pendaratan dengan m enggunakan motor-boot. Ja n g dipergunakan adalah k ap a l L.S.TI I , sebuah k ap al ja n g chusus dibangun u n tu k m e lakukan pendaratan. Disetiap tem pat kapal tersebut dapat m erapat kepantai. Bahw a ditem pat ini telah m ulai m asuk hasutan2 dari kom plotan RM S , ternjata dari sikap rakjat, ja n g m alahan pada bersem bunji ketika pasukan niulai m asuk kota. In i adalah se-mata2 hasil Herdja kepala pemerintahan didaerah tersebut, ja n g sebelum kedatangan pasukan2 A P R IS , dengan ra d jin n ja m engandjurkan kepada r a k ja t u n tu k m enentang setiap ke d atan g a n A P R IS . Sebelum pasukan2 A P R IS m em asuki ko ta Dobo telah diadakan persiapan2 untuk m elaw an kedatangan A P R IS dengan kekua tan sendjata. H al ini ternjata dengan telah di-m iliterisasikannja sed ju m la h anggota kepolisian dite m p at tersebut. B a h k a n m ereka telah m em persiapkan diri u n tu k m elandjutkan perlaw anan se tjara gerilja terhadap A P R IS . Oleh sebab itu, bersam aan dengan pendaratan p a s u k a n 2 A P R IS , kepala pem erintahan di Dobo beserta beberapa anggota polisi, telah m elarikan diri taDpa m emberikan perlaw anan terlebih dahulu. Pada m alam itu d jug a pendaratan dapat d ilakukan dengan baik u n tu k kem udian dengan segera m angadakan pendjagaan2 diseluruh kotaSetelah pendaratan dikepulauan A ru itu selesai dilaksanakan, m aka kapal L.S.T. I I (P elikaan), segera kem bali ke Timor K upang. Keeijokan h a rin ja terus diadakan patroli2 keseluruh pelosok dan bersam aan dengan itu dilakukan pula penerangan2 pada ra k jat, s e p e r t i ja n g pernah dikerdjakan di Sulawesi Selatan. Berkat k e gia tan jang ta k konal lelah itu, maka (in)am waktu singkat r a k ja t te lah dapat diiflsjafkau kembali dan dapat m engerti m engenai tud juan d a r i p a d a k® datangan A P R IS dikepulauan itu. Dengan dem ikian p r o p a g a n d a R ^ 1^ ja n g sem ula sudah m ulai meresap dikalangan penduduk m e n d j a d i ter sapu 'bersih, terketjuali pada beberapa orang ja n g tu r u t m e l a r i k a n w1 bersam a kepala Daerah. Sem entara itu penjelidikan2 terus dilakuk an dan patroli2 la n k an dengan lebib intensif lagi. A ch irn ja pada tanggal 24 D ju n i 1 kep ala pem erintahan ja n g m elarikan d iri bersam a beberapa ° ia pen gikutn ja, telah dapat ditangkap.
Kepala pemerintahan jang menamakan dirinja sebagai „Komisaris pemerintah RM S" untuk pulau2 Aru, ternjata adalah se orang jan g mendjadi korban dari suatu tjara berfikir statis jang tak dapat mengikuti perkembangan tjepat sebagai akibat revolusi. Hal ini dapat dinjatakan dalam suratnja jang ditudjukan kepada Komandan Kompi I I Bn X V II, Lts Ichdar, di Dobo. Setelah Manuputy, „Komisaria pemerintah R M S ” untuk pulau2 Aru dapat ditangkap, maka untuk se mentara tugas persiapan telah dapat diselesaikan dengan baik.
Sementara itu, bersamaan dengan keberangkatan dua kompi ke Endeh. dan Dobo, nialca dua kompi lainnja beserta kompi markaa dan staf Bataljon X V II, menudju ke Atambua dengan kendaraan bermotor. Atam bua adalah sebuah kota jang berbatasan Timor dengan djadjahan Portugal. Ditem pat ini, seperti djuga di Flores, segera setelah dilakukan pendaratan, diadalcan timbang-terima dengan pasukan2 K N IL. Sesuai dengan perintah penempatan pasukan dari komando Pasu kan Sunda Ketjil, maka perintah dilaksanakan dengan hasil sebagai b e rik u t: ' . S taf Komando Pasukan Sunda Ketjil berkedudukan di K upang; Seluruh Bn Sukendro menempati kota Kupang dan sekitarnja; S taf Bataljon X V II bertempat di Atambua Kompi Markas Kompi I Kom pi IV kepulauan Aru Kompi I I Flores Kompi I I I Bagi Bn X V II, setelah selesainja penempatan kompi2nja seperti tersebut diatas, berarti telah menjelesaikan babak pertama dari tugas operasinja di M aluku Selatan. I
Arti k epu lauan Aru bagi operasi Maluku Selatan. Kepulauan A ru adalah sebuah daerah diudjung tim ur dari kekuasaan pemerintah R IS jang berbatasan dengan Irian Barat jang ma sih dikuasai oleh kolonial Belanda. Penduduk jang tinggal didaerah ini, pada vvaktu A P R IS masuk, belum memiliki kesadaran nasional jang tjukup, sehingga belum dapat membedakan masalah2 politik jang dihadapi. Itu pula sebabnja mengapa mereka dengan mudah dapat dipergunakan oleh lawan untuk menghantam kita setjara pdlitis maupun militer. \Politis karena ia atas hasutan komplotan reaksioner menolak kekuasaan R IS atas kepulauan tersebut. Militer, dengan didjadikannja k e p u lau an ''A ru sebagai batu lontjatan antara daerah2 R IS ke Irian B arat atau sebaliknja dari Irian Barat kewilajah RIS. Oleh sebab itu, m enduduki kepulauan tersebut dengan se-tjepat2nja, mempunjai segi strategis ja n g pentlng artinja. Apalagi setelah pasukan2 dapat menjusuri setiap pulau ketjil2 jang ber-puluh2 djum lahnja itu, jang merupa-
\
G A M B .9
E X P E D I S I INDONESIA TIMUR
W a h a j is
o
6-8-50
Makatiandol
Surabaja'
*.
A ta m b u a
5-5^-^Ku^ang
* *— - > = Djalan gerakan
---- * —
kembali
e, . o Skala: 1-
*
300 Km
kan bendungan bagi setiap usaha infiltrasi fihak lawan. Disamping itu, kedatangan A P R IS ke-daerah2 tersebut bukannja tidak membawa pengaruh, bahkan dapat membawa pengaruh penggugalian atas kesadaran nasional. Bertam bah djelaslah kemudian bagi rakjat mengenai perkembangan perdjoangan kemerdekaan dan perlunja suatu bangsa merebut kem erdekaannja dari tangan setiap pendjadjali. H al ini sangat penting a rtin ja bagi suatu pertahanan nasional. Hubungan antar-pulau selama itu memang sangat sulit, karena hanja dipergunakan alat2 jang sangat prim itif. Kadang2 memang sa ngat memalukan, bahwa didalam zaman modern sekarang ini, masih ada suatu angkatan perang jan g mendjalankan ■ patroli diperbatasan tanahairnja dengan hanja menggunakan perahu2 jang dipindjam dari rakjat, djustru ja n g dihadapinja adalah musuh jan g masih tetap bernafsu untuk menerkam Indonesia. Kapal2 bermotor jang dipergunakan A P R IS sangat terbatas sekali dan tidak dapat m entjukupi kepentingan seluruhnja. Selain daripada itu, kepulauan Aru menghasilkan m utiara jang dapat m endatangkankekajaan bagi negara, berupa devisen. Disamping hasil2 hutan, kepulauan Aru mempunjai pula hasil2 laut lainnja jang penting, sehingga bila di-eksploitasikan akan merupakan sumber eko nomi jan g besar. Dengan tindjauan singkat ini, makin djelaslah betapa besar dan penting arti kepulauan A ru bagi kepentingan operasi selandjutnja. Itu pulalah sebabnja mengapa kepulauan Aru terlebih dahulu diduduki dengan se-tjepat2nja, tanpa lebih dulu menunggu djatuhnja kota Ambon jang didjadikan sarang kaum pemberontak Soumokil cs. Bersamaan dengan didudukinja kepulauan A ru oleh Bataljon X V II, dipulau Buru sedang dilakukan persiapan2 untuk mengadakan serangan jang m enentukaa terhadap kota Ambon.
D ua p e rtim b a n g a n un tu k m e n g a d a k a n operasi te rh a d a p „Republik Maluku Selatan ” Pelaksanaan komando operasi ke M aluku Selatan, oleh pimpinan Angkatan Perang R IS diserahkan kepada Komandan Pasukan Ekspedisi Indonesia Timur, jak n i Kolonel Kawilarang. Komando kemudian me njusun suatu rentjana garis2 besar untuk melakukan gerakan operasi itu. D alam rantjangan tersebut ditjantum kan dua buah pertimbangan jang m erupakan dua prinsip jang harus dipilih salah satu. Adapun ke
Pendapat kedua : K ita m eriduduki terlebih dabulu pulau Ceram dan kepulauan sek ita r n ja u n tu k kem udian setelah selesai seluruhnja, baru m engadakan serangan kek ota A m bon. P en dap at kedua ini pada h a k e k a trf^ m erupakan kebalikan daripada pendapat p e rta m a tersebut diatas.
P e r h itu n g a n a ta s p e n d a p a t p e rta m a . Keuntungant
t
1.
K ita aka n lebih tjepat memperoleh' kem enangan ja n g bersifat politis, karena sarang pem erintahannja k ita rebut, sehingga dengan sendirinja m ereka tidak dapat lagi m engadakan p r o p a g a n da kedunia internasional, bahkan berarti pula terpu tusn ja hubungan dengan dunia luar, sebab pem antjar radionja d ap at kita kuasai.
2.
U n tu k persiapan "dan pelaksanaan ger'&kan operasi ja n g hanja m erebut kota Am bon, tidak m em butuhkan w aktu pandjangD ju g a pasukan ja n g diperlukan tidak terlalu banjak.
Kerugian : 1.
M usuh akan dapat m elarikan diri kepulau Ceram. B ila musub berhasil m elarikan diri ke Ceram, m aka akan su litlah u n t u k m em basm i mereka, karena ruang bergerak sangat luas, ditam bali ‘ la g i bahw a isi h u tan n ja m erupakan gudang bahan m ak an an jang tidak usah dichaw atirkan akan m endjadi kering. H u ta n di C eram adalah h utan sagu.
2.
D jik a fih ak musuh berhasil untuk m elarikan diri ke Ceram , m a k a dapatlah dipastikan bahwa m ereka akan m eneruskan perla w anan dengan bergerilja. Peperangan gerilja dalam h u ta n beiukar dem ikian m em butuhkan w aktu lama, m ungkin b e r - t a h u n 2 , u n tu k m elakukan pembersihan. Lagi pula d jika d jum lah p a s u k a n ja n g diperlukan untuk itu bertam bah beaar, dan w a k tu n ja bertam bah lama, m aka ini berarti pula bertam bah besarnja d ju m l& b biaja u n tu k keperluan itu.
3.
K em ungkinan besar sekali bahw a fih ak m usuh d ap at lebih berhasil u n tu k m enguasai ra k ja t u ntu k kem udian didjadikan sumber bantuan tenaga guna m elaw an kita. v
P e r h itu n g a n a ta s p e n d a p a t k e d u a . *
'
Keuntungan » 1.
D jik a Ceram terlebih dahulu k ita kuasai sepenuhnja dan disana ditem patkan pasukan2 ja n g k u at di tem pat2 ja n g m u n g k in diper' gun ak an u n tu k m endaratkan pasukan2- p e larian dari AmboP>
toaka setelah serangan penghantjuran terhadap Ambon dila kukan, ini berarti bahwa kekuatan musuh dapat dimusnahkan seluruhnja karena tidak akan dapat melarikan diri ke Ceram. 2.
Dengan demikian, m aka waktu penjelesaian gerakan operaai akan lebih tjepat dan lebih mudah diperhitungkan untuk inendapat hasil gerakan jang mejakinkan kesempurnaannja.
3.
Pengaruh musuh pada masjarakat dan kerusakan2 bangunan akan dapat dibatasi sampai sekitar Ambon sadja.
4.
Pem belandjaan dari penjelesaian gerakan operasi tidak terlalu banjak.
K c ru g ian:
D alam usaha untuk menguasai Ceram terlebih dahulu, maka se rangan penghantjuran terhadap sarang RMS akan tertunda sementara, jg. berarti memberi kesempatan pada musuh untuk melakukan hubungan2 dan propaganda kedunia internasional. Hal ini dapat merugikan lcedudukan politis R IS dalam merebut pendapat umum didunia internasional.
P a n d a n g an dan kesimpulan. Setelah mempertimbangkan untung dan ruginja, serta ditindjau dari segala segi ja n g berhubungan dengan itu, maka achirnja Panglima Operasi m engambil keputusan untuk melaksanakan pendapat pertama, ja k n i setjara langsung melakukan serangan terhadap sarang R. M. S. Dengan m elaksanakan tjara pertama ini, maka berarti pula meuerima konsekwensi sebagaimana jang telah dikemukakan diatas. Bila kita mengingat bahwa perang itu adalah tjara lain untuk mentjapai tudjuan politik, m aka keputusan untuk menjerang langsung sarang RMS di Am bon dengan menerima segala konsekwen^inja, adalah logis. Dengan memberikan kesempatan kepada RMS untuk menipu dunia ctengan omong kosongnja, akan sangat merugikan kedudukan Republik Indo nesia Serikat. Apalagi kalau diingat, bahwa waktu itu perdjoangan untuk mengembalikan Irian Barat kewilajah Indonesia memerlukan se kali sokongan dunia. A kan tetapi, bila diperhitungkan atas pertimbangan militer sem ata2, m ungkin dengan ditempuhnja djalan pertama itu dapat mendatangkan kerugian. Memang, bagi Angkatan Perang R.I.S. sangatlah sulit u n tu k m elakukan gerakan operasi jang sempurna, mengingatsanga^ terbatasnja alat2 perhubungan laut jang seharusnja dipergunakan. Bagi sesuatu angkatan perang jang telah memiliki peralatan modern dan lengkap, dapatlah dipastikan, bahwa bersamaan dengan diluntjurkannja serangan terhadap sarang RMS di Ambon, maka kepulauan2 3ang ada disekitarnja djuga akan diduduki. Dengan demikian dapatlah ditjegah pelarian2 dari Ambon, baik sesudah maupun sebelum Ambon diserang, m enudju ke-pulau2 jang berada disekitarnja, terutama Ceram.
Pengangkutan pasukan2 T N I dilakukan dengan m enjew a kapal2 m ilik Belanda, ialah K.P.M ., sedangkan tidak diketahui dengan pasti apak a h perusahaan perkapalan Belanda itu ada hubungan kepentingan dengan kom plotan RM S . A kan tetapi, apakah m aksud seraula dari K P M u n t u k m enolak pengangkutan T N I ja n g akan m elakukan tugas o p e r a s i ke M aluku Selatan ? T ingkah laku K P M itu m em beri p e tu n d ju k bahwa m ereka m em punjai kepentingan ja n g djalin-berdjalin dengan pemberonta k R M S itu. Situasi operasi dikala itu m em ang agak m endekati pertim bangan pertam a jan g telah dikem ukakan diatas tadi. Sebelum pasukan2 T NI ja n g dipersiapkan di Buru dan kem udian m endarat di A m bon untuk m enjerang' kedudukan2 m usuh, sebagian dari K N IL ja n g m enggabungkan diri dengan RM S, ternjata telah m e larik an diri ke Ceram. P a s u k a n 2 T N I ja n g m enduduki Ceram B a ra t sangat ke tjil (dari B a taljo n P^loupesi), sehingga m udah diterobos. B ataljon X V II sendiri pada b u l a n Agustus baru berhasil m enduduki Geser, ja k n i sebuah k o ta dalam pulau ketjil (C eram laut) ja n g ra p a t dengan Ceram Timur. Pada mulan ja Geser m emang diduduki oleh pasukan2 dari RM S, akan te ta p i se belum Bn X V II m endarat, m ereka sudah m engundurknn diri ke C eram , tanpa m elakukan perlawananK arena k ita sudah berani menerim a segala konsekwensi dari tja ra ja n g pertam a, m a k a setelah Am bon berhasil k ita duduki, Rewadjiban se landjutnja ialah m enjerang Ceram, sebuah pulau ja n g luas dan k a ja alcan h u tan sagu.
B a ta ljo n XVII m e n u d ju ke C eram . Setelah dislokasi persiapan selesai dilaksanakan, m ak a oleh Ko mando B ataljon X V I I segera disusun suatu re n tjan a gerakan o p e r a s i terhadap pulau Ceram. Sebelum kegiatan operasi dipusatkan ke Ceram, terlebih dahulu diadakan «gerakan berantai u n tu k m enduduki p a l a u 2 jan g m em andjang, m ulai dari A ru ke Cei'am. P u lau Kai dan G o ro n g ditetapkan sebagai saaaran-antara. K esulitan u ta m a ja n g dihadapi oleh B n X V II adalah tid ak s e im bangnja kekuatan tenaga operatif dengan daerah ja n g h a tus d ik u a s a iOleh sebab itu, penem patan pasukan-pasukan dipertim bang kan dengan masak2 sekali, agar dapat tertjapai efisiensi ja n g tinggi. D i - d a e r a h 2 ja n g telah dapat diduduki, kita uclalu memberi kesem patan k e p a d a rakjat untuk tu ru t m engam bil bagian dalam pendjagaau k e a m a n a n K ita senantiasa berusaha keras u n tu k m em berikan w i b a w a - p a d a kekuasaan pem erintah setempat, memberi latihan dan pengertian2 pada pemuda2 u n tu k kem udian m endjadi pem bantu2 u ta m a dalam pendjagaan daerahnja. Dengan dem ikian, m aka di-tempat2 tertentu k ita da p at m em perketjil djum lah pasukan ja n g dib utu hk an sam pai satu regu dengan m aksim um satu peleton. B ila keadaan sudah tju k u p baik. m a k a kegiatan k ita alihkan pada m asalah territorial. T jara ini a d a l a h ja n g p aling tepat untuk m engum pulkan ke k uatan m enudju kepulau
Ceram. D isam plng itu, komando bataljon harus menarik paaukan2nja jang berada dipulau Flores dan Atam bua. Sebelum segala persiapan terudjud, Kompi I I Bn X V I I ja n g menduduki kepulauan Aru, telah berhasil untuk mengorganisasikan suatu gerakan massa dipulau Kai. Mula2 pemuda2 jaDg berasal dari Kai ja n g sedjak diproklam asikannja RM S tinggal di A ru karena dilarang kem bali ke K ai oleh orang RMS, dikirim kan kedaerah asalnja. Sebetumnja mereka telah diberi pendjelasan tentang tjara2 untuk me lakukan tindakan di Kai. Setibanja ditempat tudjuan, para pemuda itu segera m engadakan gerakan bersamn dengan pemuka2 ra k ja t lainnja. Gerakan tersebut telah berhasil untuk mengambil-alih pemerin tahan di Kai pada tanggul 23 Djuli 1950. Kemudian mereka niengirimkan sebuah delegasi kekepulauan Aru di Dobo. Bersama rombongan delegasi itu, riibawa pula bekas Kepala pemerintahnn kepulauan Kai, seorang Belanda (w aktu itu bukan warganegara Indonesia) bernama Mr Larive. D ua hari kemudian rombongan tersebut tiba di Dobo de ngan m enggunakan motorboot BO 91. Setelah rombongan delegasi itu 3 hari berada di Dobo, datanglali pula rom bongan pertam a dari Bn X V II jang ditarik dari Flores dan A tam bua dengan menggunakan kapal LST II. Turut serta dklam rom bongan pertam a ini Komandan Pasukan Sunda Ketjil, Overste. Kosasih. Segera dilaporkan mengenai perkembangan gerakan pemuda dan rakjat di Kai. Pergolakan rakjat Kai memang sangat menarik perhatian kita. Setelah tjuku p dipeladjari dan dipertimbanglcan masak2, maka achirnja diambil keputusan untuk mengirimkan sebuah pasukan kekepulauan Kai. Keputusan tersebut diambil berdasarkan alasan : — mentjegah kemungkinan gerakan pemuda Kai sukar dikendalikan atau berobali mendjadi anarchis; — memberi kepuasan atas pengharapan rakjat agar T NI di tem pat disana. ^ersam aan dengan dilakukannja operasi ke M aluku Selatan, dalam lingkungan organisasi T & T V II/In do n esia Timur diadakan penjempurnaan. Berhubung dengan itu, maka Bn X V II jang semula termasuk Brigade I Divisi I/D jaw a Timur, kini mendjadi Bataljon organik T T V II dan ditetapkan mendjadi Bataljon 711. Perobahan2 dilakukan dalam bulan D ju li 1950. Sedjak bulan itu, Bataljon Abdullah bukan lagi bernam a Bataljon X V II, melainkan Bataljon 711 jang termasuk dalam TT V tl / Indonesia Timur. Sesuai dengan keputusan untuk mengatasi keadaan dikepulauan Kai, m aka pada tanggal 30 D ju li 1950 sepasukan dari Bn 711 menudju ke Kai dengan memilih Tual sebagai pokok pangkalan. Setelah masjarakat Tual kembali dalam suasana tenteram, maka achirnja kota ini ditetapkan sebagai-daerah guna mcmpersiapkan semua pasukan jang akan m elakukan gerakan operasi kepulau Ceram. Semcntara dilakukan Penarikan pasukan2 dari Flores dan Atambua, m aka serangan terhadap sasaran2 jang telah ditetapkan, terus dilandjutkan. Beberapa pulau jan g harus ditjapai. untuk menudju ke Ceram, harus diduduki terlebih dahulu.
P engangkutan pasukan2 T N I d ilakuk an dengan m enjew a kapal2 m ilik Belanda, ialah K .P.M ., sedangkan tidak d ike tahui dengan pasti apak a h perusahaan perkapalan Belanda itu ada hubungan kepentingan dengan kom plotan RM S. A kan tetapi, apakali m aksud sem ula dari K P M untuk m enolak pengangkutan T N I ja n g akan m e lakukan tugas operasi Ue M aluku S e latan ? T ingkah lak u K P M itu m em beri p e tu n d ju k bahwa m ereka m em punjai kepentingan ja n g djalin-berdjalin dengan pemberonta k R M S itu. Situasi operasi dikala itu m em ang agak m endekati pertim bangan pertam a ja n g telah dikem ukakan diataa tadi. Sebelum pasukan2 TNI ja n g dipersiapkan di B uru dan kem udian m endarat di A m bon untuk menjerarig' kedudukan2 m usuh, sebagian dari K N IL ja n g m enggabungkan^ diri dengan R M S , te rn jata telah m elarikan diri ke Ceram. Pasukan2 T N I ja n g m enduduki Ceram B arat sangat ke tjil (dari B a taljo n Peloupesl), sehingga m udah diterobos. B ataljon X V I I sendiri pada bulan A gustus baru berhasil m enduduki Geser, ja k n i sebuah k o ta dalam pulau k e tjil (C eram laut) ja n g rapat dengan Ceram T im ur. P ad a mulan ja Geser m em ang diduduki oleh pasukan2 dari RM S, akan ’tetapi se> belum Bn X V I I m endarat, m ereka sudah m engundurkan diri lte Ceram, tanpa m elakukan perlawananKarena k ita sudah berani m enerim a segala konsekwensi dari tja ra ja n g pertam a, m aka setelah Am bon berhasil k ita duduki, kewad jib an selandjutnja ialah m enjerang Ceram, sebuah pulau ja n g luas dan k a ja akan h utan sagu.
B a ta ljo n XVI! m en ud ju k e C eram . Setelah dislokasi persiapan selesai dilaksanakan, m a k a oleh Ko m ando B ataljon X V I I segera disusun suatu re n tjan a gerakan operasi terhadap p ulau Ceram. Sebelum kegiatan operasi dipusatkan ke Ceram, terlebih dahulu diadakan 'gerakan berantai u n tu k m enduduki p a la u 2 ja n g m em andjang, m ulai dari A ru ke Ceram. P u lau K ai dan Gorong ditetapkan sebagai sasaran-antara. K esulitan utam a ja n g dihadapi oleh B n X V II adalah tid ak seimb angnja kekuatan tenaga operatif dengan daerah ja n g h a tu s dikuasaiOleh sebab it,u, poncroj/atail pasukan-pasukan d ipertim bangkan dengan masak2 sekali, agar dapat tertjapai efislensi ja n g tinggi. D i- d a e r a h 2 ja n g telah dapat diduduki, k ita selalu m emberi kesem patan kepada r a k ja t u ntu k tu ru t m engam bil bagian dalam pendjagaan k e a m a n a n K ita senantiasa berusaha keras u n tu k m em berikan wibaw a-pada kekuasaan pem erintah setempat, m emberi latihan dan pengertian2 pada pemuda2 u n tu k kem udian m endjadi pem bantu2 u ta m a dalam pendja* gaan daerahnja. Dengan dem ikian, m aka di-tempat2 te rte n tu k ita da p at m em perketjil djum lah pasukan ja n g d ib utu hk an sam pai satl1 regu dengan m aksim um satu peleton. B ila keadaan sudah tju k u p baik. m ak a kegiatan k ita alihkan pada m asalah territorial. T jara ini adalah ja n g p aling tepat u n tu k m engum pulkan ke k uatan m e n ud ju ke p ul»u
•
Ceram. Disam ping itu, komando bataljon harus menarik pasukan2nja jang berada dipulau Flores dan Atambua. Sebelum segala persiapan terudjud, Kompi I I Bn X V II jang menduduki kepulauan Aru, telah berhasil untuk mengorganisasikan suatu gerakan massa dipulau Kai. Mula2 pemuda2 jang berasal dari Kai jan g sedjak diproklam asikannja RM S tinggal di A ru karena dilarang kembali ke K ai oleh orang RMS, dikirimkan kedaerah asalnja. Sebelumnja mereka telah diberi pendjelasan tentang tjara2 untuk me lakukan tindakan di Kai. Setibanja ditempat tudjuan, para pemuda itu segera mengadakan gerakan bersama dengan pemuka2 rak jat lainnja. Gerakan tersebut telah berhasil untuk mengambil-aUh pemerin tahan di Kai pada tanggal 23 Djuli 1050. Kemudian mereka meugirimkan sebuah delegasi kei:epu!auan A ru di Dobo. Ber&ama rombongan delegasi itu, dibawa pula bekas Kepala pemerintahan kepulauan Kai, seorang Belanda (w aktu itu bukan warganegara Indonesia) bernama Mr Larive. D ua hari kemudian rombongan tersebut tiba di Dobo de ngan m enggunakan motorboot BO 91. Setelah rombongan delegasi itu 3 hari berada di Dobo, datanglah pula rombongan pertam a dari Bn X V II jang ditarik dari Flores dan Atam bua dengan menggunakan kapal LST II. Turut serta dalam rom bongan pertam a ini Komandan Pasukan Sunda Ketjil, Overste Kosasih. Segera dilaporkan mengenai perkembangan gerakan pemuda dan rakjat di Kai. Pergolakan rakjat Kai memang sangat m enarik perhatian kita. Setelah tjukup dipeladjari dan dipertimbangkan masak2, maka achirnja diambil keputusan untuk mengirimkan sebuah pasukan kekepulauan Kai. ICeputusan tersebut diambil berdasarltan alasan: — mentjegah kemungkinan gerakan pemuda Kai sukar dikendalikan atau berobali mendjadi anarchis; — mem’oeri kepuasan atas pengharapan rakjat agar T N I di tem pat disana. ^ersam aan dengan dilakukannja operasi ke M aluku Selatan, dalam lingkungan organisasi T & T V II/In d o n e sia Timur diadakan penjempurnaan. Berhubung dengan itu, m aka Bn X V II jang semula termasuk Brigade 1 Divisi I/D jaw a Timur, kini mendjadi Bataljon organik T T V II dan ditetapkan m endjadi Bataljon 711. Perobahan2 dilakukan dalam bulan D ju li 1950. Sedjak bulan itu, Bataljon Abdullah bukan lagi ber nam a B ataljob X V II, melainkan Bataljon 711 jang termasuk dalam TT V tl/In d o n e s ia Timur. Sesuai dengan keputusan untuk mengatasi keadaan dikepulauan Kai, m aka pada tanggal 30 D juli 1950 sepasukan dari Bn 711 menudju ke Kai dengan memilih Tual sebagai polcok pangkalan. Setelah m asja rakat Tual kem bali dalam suasana tenteratn, m aka achirnja kota ini ditetapkan sebagai-daerah guna mcmpersiapkan semua pasukan jang akan m elakukan gerakan operasi kepulau Ceram. Sementara dilakukan Penarikan pasukan2 dari Flores dan Atambua, m aka serangan terhadap s&saran2 ja n g telah ditetapkan, terus dilandjutkan. Beberapa pulau jan g barus ditjapai. un tuk menudju ke Ceram, harus diduduki terlebih dahulu.
Dalam hal -ini pulau G o r o n g dan k o ta G eser m end jad i tu d ju aD- K o t a G eser sendiri m em an g su d ah d iren tja n a k a n dari se m u la u » t u lt d id jad ikan p an gk alan p en jeran gan k e C eram . D engan
k e k u a ta n
s a tu
korrfpi j a n g
d ip im p in
o le h M a jo r k i sasaran te rse b u t. K e s u lita n 2 j a n g d ir a s a k a n a e k a li ia la h k a r e n a k u r a o g n j a a la t2 p e rh u b u n g a n . U n tu k k e p e n tin g a n o p e ra si. B n 711 h a n ja m e m ili* 4* 2 b u a h k a p a l H ig g in s ja k n i D . O . 27 d a n B. O . 23 j a n g d i d a p a t k a n s e la m a m e n g a d a k a n o perasi. A n d a ik a n k e d u a a la t p e n g a n g k u t a n t e r s e b u t t a k a d a d a n tid a k d ik ir im d a r i K o m a n d o O p e ra s i In d o n e s ia T in u> r > a p a k a h ja n g a k a n te r d ja d i d a la m g e r a k a n p a s u k a n e k s p e d is i ini- T e n t u a k a n lebih m e n je d ih k a n lag i.
A bdullah, p a s u k a n k it a b e r g e ra k k e a r a h u ta r a g u n a
s e n d iri
m
e
n
d
u
d
u
S a tu p e ie to n p a s u k a n d ib a w a h p im p in a n I^td I p in S tig e n ff P e r n a h m e n g a la m i s u a tu p e r is tiw a j a n g t a k m u n g k in d a p a t d i l u p a k a n . D e n g a n m e n g g u n a k a n p e r atm la ja r , d a la m p e r d ja la n a n k e G e se r, k a r e n a a n g in m elaw an a r a h s a n g a t k e n tja n g , m a k a p e r a h u it u t e r b a w a U e araU la in . P a su k a n ini untuk' b e b e ra p a h a r i d ia n g g a p h ila n g . K o m a n d o B a t a lj o n su d a h g e lisa h d a n tid a k ta h u k e m a n a m e re k a h a r u s d itja ri- A l a t 2 j a n g d ip e rlu k a n tid a k m e n tju k u p i, b a h k a n tid a k te rs e d ia s a m a s e k a l i . M u d j u r s e k a li p a s u k a n it u t id a k te ru s d ib a w a a r u s k e d a e r a h s e n g k e t a i r j a n B arat, a k a n te ta p i t e r n ja t a te r d a m p a r di p u la u K u r . D ip u la u in i m e r e k a d is a m b u t d e n g a n m e r ia h o leh r a k j a t j a n g t e r n ja t a m e m a n g t e l a h la m a m e n d e n g a r n a m a T N I d a n te la h la m a p u la in g in m e n j a k s i k a n w a d ja h d a r i p e r a d ju r it2 T N I. S e m e n ta r a itu , s a tu k o m p i p a s u k a n j a n g m e n g a d a k a n g e r a k a n o p e ra si a n ta r- p u la u , d a la m w a k t u s ln g k a t te la h m e n t ja p a i t u d j u a n n j a . S e te la h m e la m p a u i p u la u G o ro n g , m a k a p a d a ta n g g a l 6 A g u s t u s 1950 Geser te la h d a p a t d id u d u k i ta n p a m e n d a p a t p e r la w a n a n . M u s u h t e r n ja t a te la h m e la r ik a n d ir i se b e lu m p a s u k a n 2 A P R I S it u m e n d a r a t. A g a k n j a f ih a k m u s u h b e n d a k m e m u s a tk a n p e r la w a n a n n ja d i C e r a m . D e n g a n dit ja p a in ja k o ta G eser, m a k a t e r tja p a ila h p u la k o ta ja n g a k a n d id j a d ik a n p a n g k a la n s e r a n g a n k e C e ra m . K o m a n d o O p e ra s i s e g e ra d ip in d a h k a n ke G eser, d ju g a s e lu r u h k o m p i2 ja n g a k a n b e r tu g a s o p e r a s i k e C e r a m . U n t u k d a p a t m e n e n tu k a n p e r m u la a n g e r a k a n o p e ra s i, p e r lu s e k a li m e n je s u a ik a n k e k u a t a n d e n g a n d a e ra h j a n g a k a n d id u d u k i. F a s u k a n 2 k it a tid a k d a p a t m e m u la i g e r a k a n n ja d e n g a n m e la lu i d a r a t a n d a n t e r u s k e p e d a la m a n , k a r e n a b a n ja k te r d a p a t h u tn n b e lu k a r j a n g h a n j a d a p a t d ila lu i d e n g a n p e tu n d ju k s e o ra n g p e n u n d ju k d ja la n j a n g a h li . D is a m p i n g it u d ja la n 2 ll& nja d a p a t d ila lu i d e n g a n m e n g in g a t m u s im . B i l a g e r a k a n d ila k u k a n d e n g a n m e n ju s u r p a n ta i d e n g a n b e r d ja la n k a k i, m a k a g e r a k a n . a k a n s a n g a t la m b a t, se bab d jik a a ir p a s a n g , m a k a p a s u k a n t a k d a p a t m e la n d ju t k a n p e r d ja la n a n n ja . S e la in d a r ip a d a i t u f a k t o r s e r a n g a n m a la r ia h a r u s p u la d ip e r h a tik a n , k a r e n a in i d a p a t m e n g a k ib a t k a n r u s a k n j a k e u t u h a n k e k u a t a n te n a g a o p e r a tif. D e sa2 k e b a n ja k a n t e r le t a k d it e p i p a n t a i ; in i m u n g k in s e k a li b e r h u b u n g a n e r a t d e n g a n m a t a p e n t j a h a r i a n p o k o k p e n d u d u k C e r a m . L a g i p u l a desa2 it u t e r d ir i d a r i k e lo m p o k 2
k e tjil ja n g h a n ja d id ia m i oleh beberapa ratus orang sadja. D ja rak ja n g satu d e n g an la in n ja sang at berdjauhan. A c h irn ja IComando Cperasi m e n g a m b il k e p u tu san bahw a g e ra k a n operasi akan dilakuk an m elalui la u t. B ila d ila k u k a n gerak an m elalui laut, m ak a satu2nja kesukaran ja n g d ih ad ap i ia la h alat2 perhubungan antar-pantai. Kom ando h anja m e m ilik i d u a m otorboot, lagi pula sudah tua. K e m ungkinan u n tu k m e n d a p a tk a n tam b ah an m otorboot tidak ada lagi. Tidak ada djalan lain la g i d a rip a d a m e m p e rgun ak an perahu2 penangkap ilian (kole-kole). K e k u r a n g a n alat2 perh ub ungan ini kem udian te rn ja ta telah mengaltib a tk a n b a n ja k sekali kesukaran2 ja n g kadang2 m em baw a m akin ban ja k n ja korban. S e te lah segala se suatunja selesai dipersiapkan dikota Geser, m aka * p a d a ta n g g a l 24 A g u stus 1950 d im ulailah seluruh gerakan. D jalan ge r a k a n b e r tja b a n g dua. Satu pasukan m eujusur p antai uta ra dengan sasaran p o k o k m erebut k o ta B ula dan W ahai. Pasukan la in n ja dengan m e n ju s u r p a n ta i selatan m e m p unjai sasaran pokok m erebut kcjta Teh u ru . D is a m p in g sasaran2 ja n g telah ditentukan itu, dengan sendirinja h a ru s p u la m e rebut kota2/^e3H2 ja n g bertebaran disepandjang pantai. B e ta p a b e rat dan s u litn ja tugas ja n g dihadapi oleh pasukan2 k ita sudah d a p a t d ib a ja n g k a n . S u a tu A n g k a ta n Perang dizam an modern m engada k a n operasi p e nged jaran m enjusur p antai dengan h a n ja m enggunakan perahu2 k e tjil ja n g d ap at m em uat 5 a 6 orang serta harus m endajung sendiri. B ila a k a n m e lak ukan pendaratan dipantai, m ereka sudah din a n tik a n oleh senapan mesin dan alat2 sendjata m odern lainnja. Belum la g i p e ra h u m erapat, k ita sudah dihudjani oleh peluru2. Setiap kali d ila k u k a n p e n da ratan dibutuhk an ketabahan, ke jakin an akan kem ena n g a n dan se m an g at ja n g tetap ber-kobar2. B ila pasukan2 k ita berhasil m em asuki desa atau kota, ja n g did ju m p a i h a n ja la h ru m ah ? r a k ja t ja n g kosong. M ereka tidak m au men e m u i k ita a k ib a t hasutan2 dari kom plotan2 RM S. K aum pem berontak m e m b eri ke terangan2 ja n g salah kepada r a k ja t dan m ereka dihasut se rta di-takut2i. B a h k a n kejakinan agam apun dipergunakan se b ag a i. b a h an u n tu k m en ghasut ra k ja t. A k ib a tn ja ialah bahw a r a k ja t tidak b e rani dan ta k u t m enem ui pasukan-pasukan T NI. H u b u n g an 2 dengan kom ando operasi dilakuk an dengan m emper g u n a k a n pesaw at s. c. r. A n d aik ata k ita tidak m e m ilik i alat tersebut, n is tja ja h u b u n g a n a n ta ra pasukan satu dengan la in n ja dan dengan K o m an do O perasi p asti terputus. U n tu k m e m p ertje p at geraltan2 operasi, k e n ja ta a n n ja m em ang ti d a k d a p a t m en g g an tun g k an sad ja pada dipergunakannja motorboot. D a la m p ra k te k n ja , m otorboot h an ja dipergunakan u n tu k m engangkut bahan2 m a k a n a n a ta u m em baw a peradjurit2 ja n g lu k a guna dibawa ke m b a li ke Geser. Sedjak dim ulain ja gerakan, m aka kota2 p antai utara te lah d a p a t diduduki, sehingga pada tanggal 2 September 1950 kota B u la sudah d a p at ditjap ai. Sedangkan gerakan m elalui p antai selatan te lah berhasil u n tu k m enduduki kota K ilm u ri pada tanggal 9 Sep tem ber 1950. 1
K e m a d ju a n o p e ra s i p a n ta i u ta r a . S e te la h k o ta B u la s e b a g a i- tu d ju a n p o k o k p e r t a m a t e r t ja p a i, m a k a k e k u a ta n p a s u k a n ja n g te la h m u la i le lah , d ip u lih k a n . S e - tid a k 2 n ja u n t u k s e m e n ta ra w a k tu . P e rs ia p a n 2 u n t u k m e la k u k a n g e r a k a n a selarcd ju tn ja d itin d ja u k e m b a li d a n d ip e r tim b a n g k a n le b ih m a s a k lag i. B a h a n 2 m e n g e n a i s itu a s i d a e ra h - tu d ju a n s e la n d ju tn ja s e d a p a t n iu n g k in d ik u m p u lk a n u n tu k d id ja d ik a n b a h a n b a n d i n g a n / p e r t i m b a n g a n . S e te la h b e r is tir a h a t b e b e ra p a s a a t d a n k e k u a ta n t a m p a k p u lih , m a k a s e te la h persiapan2 la in n ja m e n tju k u p i, d ia m b illa h k e p u tu s a n u n t u k m e n je r a n g desa K obi g u n a k e m u d ia n d id u d u k i. D u a p eleton p a s u 'm n m e n in g g a lk a n B u la m e n u d j u K o b i d e n g a n m e n u m p a n g m o to rb o o t D .O . 27 d a n B.O. 23. P a d a ta n g g a l 18 S e p te m ber 1V50 K o b i d a p a t d id u d u k i ta n p a m e n d a p a t p e rla w a n a n j a ^ g b e r a r t i. G e ro m b olan R M S m e la r ik a n d ir i k e d ju r u s a n se la ta n , m e n u d j u S e ty d an H a n e o d en g an m e la lu i d ja la n rim b a . S e te lah s e lu ru h d e s a d a p a t dikuasai,. p a s u k a n k it a segera m e n g a d a k a n g e r a k a n p e m b e r s i h a n d is e k i ta r te m p a t itu . P a tr o li in te n s if segera d id ja la n k a n a g a r fih a lc la w a n tid a k b e rk e se m p a tan u n tu k m e n g a d a k a n in filtr a s i k e d a la m d e sa. G e ra k a n p e n g e d ja ra n k e p e d alam a n tid a k d id ja la n k a n , m e n g in g a t k e k u a t a n p a s u k a n k ita . L a g i p u la s a s a ra n p o k o k ja n g d ite ta p k a n o le h K o m a n d o O perasi b elum d a p a t d itja p a i. B e r k a t a d a n ja p a tro li j a n g terus-m enerus, fih a k m u su h tid a k berani -untuk m e n d e k ati desa d a n t e t a p b e rad a d ip edalam an, d isa ran g n ja. ‘U sah a p e n g a m a n a n d is e k ita r desa K obi b e r d ja la n te r u s , se d a n g persiapan u n tu k g e rak an s e la n d ju tn ja d ila k u k a n d e n g an p e n u h t je r m a t . Setelah segala sesuatu di K o b i b e rd ja la n d e n gan la n tja r , m a k a s a tu peleton p asu k an k it a d ip e rin ta h k a n u n tu k b e rg e ra k ke d e s a P a s a b a r i. P ad a tanggal 30 S eptem ber 1950 P asah a ri d a p a t d id u d u k i t a n p a mend ju m p ai p e rlaw an an ja n g b e rarti. U sa h a p e n g a m a n a n s e p e rti j a n g b iasa d ilak uk an dikota/desa ja n g telah diduduki, segera d ila k u k a n . S e la m a ' d ilak u k an patroli2 tid a k ada tanda2 ja n g m e n u n d ju k k a n b a h w a f ih a k m usuh akan m e lak u k an serangan pem balasan te rh a d a p k e d u d u k a n k it a di Pasahari. L ag i p ula, b ila m e n ilik p engalam an2 ja n g s u d a h 2 fih a k m usuh h am pir ta k pe rn ah m e lak u k an serangan p e m b a lasa n . A k a n tetapi, berbeda dengan pengalam an2 ja n g la lu , f ih a k la w a n di P asahari telah m engadakan persiapan2 ja n g s e m p u rn a u n t u k m e n g ad ak an serangan pem balasan. P ad a ta n g g a l 10 Oktofoer 1950 d ja m 05.00 pagi tiba2 sekali Iccdudukun2 k ita d ih u d ja n i oleh te m b a k a n 2 gentja r. Desa Pasahari ja n g san g at k e tjil itu d ik e p u n g r a p a t o ie h kekuatn n law an sebesar ku ranglebili aatu peleton, d e n g a n dtbant.u o le h p a sukan A lifu ru ja n g bersendjatakan panab, k u ran g le b ih s e b a n ja k 100 o ra n g . P ertem pu ran didalam k o ta in i sudah tid a k m engenai b a ta s g a r is a n ta r a m usu h dengan kaw an lagi. P e rg ulatan seru te rd jad i. T em bak-m enem b a k se tjara ber-ganti2 te rd jad i d a ri sudut2 rumata, d a r i b a lik 2 pohon dan setiap kelengahan berarti d ja tu h n ja korban.
K e d u d u k a n k ita sem akin terdesak dan perlaw anan sem akin kendur. S u n g g u h p u n d e m ik ia n p e rte m p u ran berlangsung terus. Sam pai djam 11.00 p e rte m p u r a n belum d ju g a reda. Pasukan2 R M S m asih tetap b e rp e n g h a ra p a n u n tu k m em usnahkan seluruh kekuatan kita. K etika p e rk e la h ia n ja n g m e n e n tu k a n sedang taerlangsung, ariggota2 pasu k a n k ita , de ngan sisa k e k u atan ja n g m asih ada, tetap bertem pur d engan m a ti2 a n . Tiba2 sekali terdengarlah letusan2 sendjata dari arali lu a r desa. A g a k n ja tem bakan2 itu dilepaskan oleh satu regu pasukan k ita ja n g p a d a m a la m h a rin ja dip erintahkan u n tu k m endjauhi desa d a la m d ja r a k 6 1cm. P asu k an itu, ja n g m enjang ka bahw a kaw an2nja te lah d a p a t d ih a n tju r k a n oleh fihak m usuh, dengan tidak segan2 lagi m e m u n ta h k a n p e lu r u n ja ke arah desa. Setelah terdengar tem bakan ja n g m e n g a ra h kek ota, m a k a situasi pertem puran m endjadi berobah. Sisa2 d ari p a su k a n k ita ja n g berada didalam desa, segera merob ah t a k tik n ja , defensif ke ofensif. Perlaw anan ja n g semula sudah m e n d e k ati putus-asa, tiba2 berbalik hendak m engadakan pukulan pemb a lasan ja n g m en en tukan. D isam ping itu, regu pasukan k ita jan g b erada d ilu a r desa, terus m endesak ltedalam. F ih ak gerombolan ja n g m e lih a t b e ro b a h n ja situasi pertem puran, kehilangan penghaiapan. Tan p a d ifik ir leb ih la m a lagi, m ereka dengan segera m eninggalkan medan p e rte m p u ra n , m a s u k kehutan. M a ja t ltaw an2nja ja n g bergelimjiangan, d itin g g a lk a n d id alam desa. Pasukan k ita ja n g sudah kelelahan itu segera m e ng e djat- sisa2 gerom bolan hingga pinggir desa. S u a s a n a ja n g sang at m e n j e d i h k a n terasa benar. Tidak sedikit kaw an2 ja o g telah g u g u r dalam .m enunaikan tugas. Belum lagi terd a p at k aw an 2 ja n g b e rlu m u ran darah akibat luka parah. K em anapun k ita b e rd ja la n , m a ja t2 law an lah ja n g k ita djum pai. Betapa tidak me n je d ih k a n d jik a m e lih at w a d ja h kawan2 ja n g gugur, sedangkan beberapa d jam ja n g la lu m ereka m asih segar-bugar dan bersenda-gurau ? S e m b ilan orang telah gugur sebagai pahlaw an, sebagai pedjoang revolusi d an sebagai k u su m a b a n g s a .' D elapan orang m enderita luka b e rat d a n rin g an . D e n g a n 'tu lu s ichlas m ereka telah menet.eskan darahnja, d a ra h pengab dian. D ian tara ja n g m enderita luka parah terdapat p u la L ts Ic h d a r. U n tu k m e n g h in d a rk an pandangan ja n g m engerikan, m aka sebagian d a ri p a su k a n dip e rintahk an u ntu k m enjingkirkan m ajat2 musuh. K aw an2 ja n g m enderita lu k a segera m endapat peraw atan seperlunja, n a m u n p e ra w a ta n ja n g sepadan belum dapat diberikan. Ja n g gugur segera d ira w a t sem estinja. A k a n tetapi karena segala sesuatu jan g d ib u tu h k a n tid a k tersedia, m aka dengan perasaan sedih masing2- m a jat d itu tu p i d engan selim ut2. M e lih a t ke adaan ja n g sangat m engharukan sekali, m aka sukarlah u n tu k m e m e lih a ra lceteguhan m oril pasukan. Anggota2 pasukan pada u m u m n ja sudah m erasa gelisah, karena kem ungkinan u n tu k m endapat serangan lagi, m asih tetap ada. M ereka m enginginkan supaja k ita se-
g e ra m e n in g g a lk a n de$a. S u asan a d e m iltia n in i d is e b a ^ l k a re n a p im p in a n p a s u k a n b e lu m d ju g a d ik e te m u k a n . S e te la b d iu s a b a a n ment ja r i k o m a n d a n , a c h ir n ja ia d ik e te m u k a n d a la m k e a d a a n ® . ®telah s e m u a n ja b e rk u m p u l, a p a k a h ja n g a k a n d ila k u k a n s e la n d j11 J • Bag a im a n a k a h deingan k a w a n 2 ja n g g u g u r d a n lu k a - lu k a ? m e re k a h aru s d itin g g a lk a n ? T id a k ! A c h ir n ja se m u a b e r ik r a r id a la m h a tin ja m asing2 u n tu k te ta p m e m p e r ta h a n k a n desa b io ? ? ® ®n g n jn p a s u k a a b a n tu a n . P e s a w a t radio ja n g su dab b e r a n ta k a n segera d i t j ° ^ a * S e te lah ber-kali2 d itjo b a, a c h ir n ja k e r u s a k a n n ja d a p a t d id ju m p a i u n t u k k e m u d ian d ip e rbaiki. H u b u n g a n segera d ia d a k a n d e n g an K o rn a o ° P ^ a s iK om ando O perasi a k a n segera m e n g ir im k a n p a s u k a n b a n t u a n ja n g a k a n d ip im p in sendiri oleh K a p te n F .J. T u m b e lak a. N am u n , s u n g g u h p u n kesediaan b a n tu a n s u d ah ada, in i b e r a rti b a h w a k it a h a r u s m e n u n g g u 16 d ja m la m a n ja sebelum p a s u k a n itu tib a di F a s a h a r i , s e d a n g k a n kaw an2 ja n g m e n d e rita lu k a h a ru s segera m e n d a p a t p e r a w a t a n ja n g sem purna. K aw a n 2 ja n g lu k a 2 itu te rp a k sa d ih a n ta r k a n den|>a n p e ra h u Ice Geser, s e tid a k 2 n ja m e re k a h a ru s d ia n g k u t' ke p os ja .° S te r d e k a t dengan k o ta itu . D e n g a n p erasaan ja n g sa n g a t te r te k a n k a m z se m ua m e n jak sik a n m e re k a d itu r u n k a n ke ata s kole2. K a m i s e m u a m e le p a s k a n m ereka dengan doa sem oga d a p a t tib a de n gan s e l a m a t d it e m p a t tud ju a n dan d a p a t segera s e m b u h kem bali. P a s u k a n ja n g m asih tin g g a l, sam b il m e n u n g g u d je n a z a h , h a ru s p u la m e n g a d a k a n p atroli2 g u n a m enghadapi se g ala k e m u n g k in a n , se d an g k a n k e k u a ta n ja n g ada sudah sem akin k e tjil. S e te la h d ip e rtim b a n g k a n m asak2 b a h w a djenazah2 h aru s segera d ik e b u m ik a n , m a k a diam billa h k e p u tu s a n u n tu k m elak san ak an n ja. K in i p a s u k a n d ib a d a p k a n la g i p ad a kesukaran2 lain. A lat2 u n tu k m e n tja n g k u l tid a k a d a. A p a ja n g harus d e k e rd ja k a n u n tu k m e m b e ri.p e n g h o rm a ta n te ra c h ir p a d a k a w a n 2 ja n g telah KUgur ? K a m i se m ua m e m ilik i topi b a d ja .d a n s a n g k u r . D e n gan alat2 iniiah k a m i k e m u d i a n m e m b u a t lobang2. K e m a u a n m e m a n g keras, a k a n tetapi tenaga k a m i sudah habis. M e akipun p e k e r d ja a n d i la k u k a n dengan penuli k e s u n g g u h a n , n a m u n k e m a d ju a n s a n g a t ke - . t j il-
„
P ada m a la m h a r i n j a . s e k i r a d j a m 01.00 pasukan, b a n t u a n te la h tiba. M ereka telah b e r t e m u d e n g a n k o le 2 ja n g m e n g a n g k u t a n g g o ta 2 j a n g l u k a 2 dim alam h ari, t e n g a h 10 m ang-ambing oleh §felom bang2 laut. S uatu p e r t e m u a n ja n g sa n g a t m en gharu kan sekali. S e m u a d a p a t m enjaksikan be tap a b e ra t u n tu k m enderita sak it d ia ta s lcole2 ja n g setiap saat dapat te rb a lik a k ib a t gelom bang2 besar.
Seteluh pasuKon haotuftn mendarat, m e re k a m e m a n d a n g i k a m i' ja n g telah k u ju p itu , dengan perasaan p e n uh so lid arite t. K e m u d ia n se g ala pekerdjaan dapat diselesaikan dengan tje p a t dan d je n a z a h 2 d ike b um ikan dengan su atu p e n g h o rm a ta n 1m ilite r te rach ir. M u d a h 2 a n pen gorbanan m ereka itu tid a k sia2 b e la k a d an m e m b a w a k e d ja ja a n T anah A ir. Sem oga arw a h m e re k a d ila p a n g k a n d ja la n n ja . A m in '■
P a s a h a ri te lah dikuasai sepenuhnja. Pem bersihan kepedalaman, m e m u ta r i desa d ila k u k a n dengan terus-menerus. K ini ja n g m endjadi tu d ju a n se ran g an ia la h k o ta W ah a i. P enjerangan terhadap ko ta W ahai in i segera d ila k u k a n , dengan m aksud agar fih a k law an tid ak m endapat k e s e m p atan u n tu k m engkonsolidasi k e k uatan n ja. M usuh ja n g terusm enerus k ita kedjar, m em ang k ita tid ak beri kesem patan u n tu k m e n ju s u n d iri kem b ali. D isam p in g itu, u n tu k m eninggikan kem bali m oril p a su k a n ja n g sudah ta m p a k gojah, pasukan2 ban tuan ja n g se-tidak2nja lebih segar, te lah m em be rik an pcngaruh m oril ja n g besar. D engan m e re b ut W a h a i dan m em beri p u k u la n p e n g h an tju ra n pada ke k uatan lawan, se m an g at a n g g o ta p a s u k a n d ih arapk an akan pulih. D e n g a n k e k u a ta n d ua peleton, dibantu oleh tem bakan2 m o rtir W a h a i d ir e n tja n a k a n dalam w a k tu ’ sing kat dapat k ita duduki. A k a n te ta p i k e s u lita n u n tu k m e la k sa n a k a n n ja terletak lagi dalam alat2 pe n g a n g k u ta n . A c h ir n ja d id ap atk an djalan keluar. Satu peleton sendjata b e rat a k a n m e n g g u n a k a n m otorboot, sedangkan peleton satu n ja lagi a k a n m e n u m p a n g diatas perahu ja n g berpuluh-puluh d jum lahnja, digandeng-gandeng satu sam a la in n ja u n tu k kem udian diseret oleh m otor boot tersebut. D e m ik ia n la h d ikala itu, kalau A n g k atan Perang R IS aka n m e la k u k a n pendaratan. O leh K om and o O perasi telah d irentjanakan, bahw a pendaratan akan d ila k u k a q did ua tem pat, ja k n i disebelah tim u r dan barat kota W ahai. Masing'- dengan k e k u a ta n satu peleton. Setelah tiba ditem pat tudjuan, r e n tja n a tersebut te rn ja ta tak dapat dilaksanakan karena gelom bang sa n g a t besar. S e tiap k a li diadak an pertjobaan u n tu k m erapat, perahu dipukul k e m b ali oleh gelom bang, m en djau hi p antai. H a l ini disebabkan oleh alat2 p e n d a ra ta n ja n g serba p rim itif. M alam ja n g lem bam itu tu ru t m e m p e rsu lit usaha p en daratan. A chirnja, karena pertjobaan pendaratan didua te m p a t m e n g alam i kegagalan, m ak a kom andan pasukan men g a m b il k e p u tu sa n u n tu k m e ndarat disebelah tim u r W ahai. G erakan p a su k a n d an g an sendirinja m engalam i p ula perobahan. Satu peleton d ip e rin ta h k a n u n tu k m enjusur pantai, sedangkan peleton satu n ja lagi d ip e rin ta h k a n u n tu k m e m u tari/m e lin g kari b uk it M ilinani, m em utar keselatan, terus m e n je ran g W ahai dari arah selatan. T a tk a la fa d ja r m ulai m enjingsing, kedua pasukan itu telah ber hasil u n tu k m endelcati k o ta W ah a i tanpa diketahui oleh pengawal m usuh. M otorboot ja n g telah m endaratkan pasukan, segera m elaku k a n tu g a s n ja ja n g kedua. D engan hilir-m udik d im uka k o ta W ahai, m a k a segera dilepaskan tem bakan2 m ortir dari atas m otorboot B. O. 29l B e rsa m a a n deifgan itu, penjerangan terhadap kota segera dilantja r k a n .
•
'
« D e n g an tje p a tn ja seluruh pasukan berhasil m em asuki kota, se h in g g a p e rte m p u ra n didalam kota segera berkobar. Sungguhpun fihak la w a n berusah a u n tu k m em pertahankan kedudukannja, akan tetapi kare n a p a su k a n k ita d ju g a tid ak m emberi kesem patan bernafas kepada m usuh, m a k a p e rlaw an an gerom bolan R M S ta m p ak n ja sangat pajah.
S u n g g u h p u n W a h a i d ip e rta h a n k a n oleh dua peleton m uauh dan dibantu oleh p a s u k a n p a n ah A lifu ru , a c h irn ja m ereka m e larikan d iri pontangp a n tin g . S e luruh k o ta segera d ikuasai oleh pasukan2 T N I. Musuh m e n g u n d u rk a n diri kearah selatan, diduga m enudju ke Roho. Gerakan p e n g e d jaran dan pem bersihan segera dilakukan. D alam gerakan penged ja ra n itu, k ita telah berhasil u n tu k m enjergap m usuh ja n g sedang b e ris tira h a t d ib u k it M ilin an i. Setelah k o ta W a h a i diduduki, m aka pendudukan tem pat2 lainnja b e rd jalan dengan la n tja r tan p a m endapat perlaw anan ja n g berarti. K o ta W a h a i did ud u k i p ada tang g a l 13 Oktober 1950. P asukan operasi dari k o ta la in n ja segera didatangkan. Geralcan2 * operasi kem udian d ila n d ju tk a n ke O pin, Besi, Saw ai, Horale, sehingga dalam bulan Desem ber L ab u h an telah d ap at ditjap ai. Pertem puran didalam kota L a b u h a n te rd jad i sekali, akan tetapi serangan m usuh itu d ap at dielakk a n sek e tika itu djuga. S e luruh k o ta dan tem pat2 penting dipantai u ta ra Ceram tim ur te la h d a p a t did ud u k i seluruh nja oleh B ataljon 711. Gerom bolan RM S sam a sekali tid a k berkesem patan u n tu k beristirahat. D em ikian pula k ita . U sah a p asu k an k ita dipantai u ta ra dialihkan pada pengedjaran dan pem bersihan kedaerah pedalam an. Penjelidikan2 segera dilakukan u n tu k m e n em u kan p em usatan tenaga lawan. A ch irn ja tem pat pemusata n k e k u a ta n la w a n itu dapat diketem ukan djuga, ja k n i di Roho, dim a n a fih a k m usu h sedang m em persiapkan suatu serangan pembalasan, b a h k a n k e k u a ta n n ja p u n telah m ulai disusun. Setelah diperoleh tju k u p bahan dan disaring seperlunja, m aka p ad a ta n g g a l 8 Nopem ber 1950 dim ulailah gerakan terhadap Roho. Tigs, talet.on pasu/c&u bSFkUmpul di Sawai u n tu k selandjutnja dengan berdjalan kuki m enudju Roho. Oleh karena djalan h utan la in n ja tidak diketem ukan, m aka serangan terpaksa dilakukan dari satu arah sadja. K e k u a ta n musuh ja n g sedang disusun di Roho itu, terdiri atas satu k o m p i baret hidjau K N IL , 300 orang pasukan panah dan satu detasemen polisi jang sudah dim iliterisasikan oleh RM S. K e tik a pasukan2 T N I m endekati Roho, hari telah m ulai siang. Oleh k are n a gerom bolan R M S sedang sibuk m engatur m akan an siangi m aka pendjagaan m ereka sang at lengah, sehingga kedatangan pasukan dari Bn 711 itu tidak m ereka ketahui, sedangkan pasukan k ita sendiri m engalam i -kesulitan ja n g ta k terhingga dalam m endekati kelompokanmereka, dikarenakan h utan belukar ja n g sukar diterobos. A g a k n ja m ereka tid ak mendugu sam a sekali, bahw a B n 711 de ngan tje p a t auHau dapat m elakukan pengedjaran kedaerah pedalam an. T em bakan2 ja n g dilepaskan oleh tiga peleton Bn 711, tid ak memberi kesem patan pada m ereka u n tu k m enjusun perlaw anan ja n g sempurna, su n gguh pu n ke k uatan m ereka m entjukupi. M ereka l4ri tunggang-langg an g sam bil m e njelam atkan sendjata dan barang2 mereka. D alam suasana p a n ik itu, fih a k m usuh h an ja in g a t pada m en je lam atkan diri
sadja tan p a m enghiraukan lain2nja. Sebagian besar dari perlengkapan m ereka ditinggalkan. Sedjum lah em patpuluh p utjuk sendjata berhasil k ita ram pas, term asuk 4 p u tju k sendjata mesin. Sebagian dari korban2 m ereka ta k sem pat dibawa. Gerombolan RM S jan g disergap di Soho itu, sebagian terdiri dari pelarian dari kota W ahai, Tehuru dan Amahai. K o ta Tehuru diduduki oleh Bn 711 jan g bertugas menjusur pantai se latan, sedangkan A m ah ai diduduki oleh Bataljon 714 jan g djuga dikenal sebagai B n Peloupesi. Pada bulan Desember 1950 penjusuran pantai utara telah men tja p a i L abuhan. K ekuatan tenaga operasi telah tidak mengidjinkan lag i u n tu k m e lan d jutk an gerakan. Dalam bulan itu gerakan terhenti.
K e m a d ju a n o perasi pantai selatan. (M ajor Abdullah gugur). G erakan operasi ja n g dilakukan dengan menjusur pantai selatan, h in g g a tan g g a l 9 September 1950 telah mentjapai Kilmuri. Keesokan h a rin ja Tiaho telah dapat diduduki. Dari sini pasukan mulai dipetjah. Sebagian m enudju ke Benu dan Werinam, sedangkan sebagian lagi, ialah detasemen M arkas Bataljon menudju kearah barat-laut, karena kearah in ilah diduga fih ak lawan akan melarikan diri. P asu k an ja n g bergerak kearah selatan, tidak mendjumpai per law an an sedikitpun djuga. A gaknja fihak musuh telah mundur ked ju ru san u ta ra dan bertemu dengan detasemen M arkas Bataljon 711 di B alakao. D iduga bahw a kekuatan musuh berdjumlah satu peleton dan d ip e rk uat oleh 50 orang polisi. D a la m pertem puran ja n g segera berkobar, pasukan kita ternjata lebih ung g u l dan dapat m enghantjurkan perlawanan musuh, sehingga m ereka m un d ur dalam keadaan katjau-balau. Dua orang berhasil ditan g k ap, delapanbelas orang menjerah dan duapuluh p u tju k sendjata d ap at diram pas. Setelah pertempuran ini berachir, m aka gerakan dila n d ju tk a n ke Polim , Laha dan Laim. U ntuk m entjapai stabilitet ke am anan, m a k a dilakuk an lah gerakan pembersihan, sambil mempersiapk a n d iri u n tu k m e lakukan serangan terhadap Tehuru. Sebelum nja dilakukan serangan terhadap Tehuru, m aka Lafa terus diduduki terlebih dahulu. Berdasarkan penjelidikan, Lafa dipertah an k an oleh gerombolan R.M.S. sebanjak satu peleton lebih dari „baret h id ja u ” K N IL dan polisi, sedangkan kekuatan Bn 711 jang di p e rin ta h k an u n tu k merebut Lafa terdiri atas 2 peleton pasukan dan detasemen M arkas B n 711. Satu peleton dengan berdjalan kaki menjuaur p a n ta i dan berada dibawah pim pinan Lts Malada, sedangkan satu peleton la g i m enjusur pantai dengan perahu kole-kole, berdampingan dengan ja n g berdjalan kaki. Detasemen Markas Bataljon 711, dibawah p im p in an L td Saleh A rifin, menggunakan motorboot D.O. 27; Major A b d ullah sendiri tu ru t dalam pasukan itu. Ketjepatan m adju dari
fO l
GAMB.iO
pasukan2 tidaklah sama. D ua beleton pasukan jang setjara berdampingan m enjusur pantai, tidak dapat meDjamai ketjepatan pasukan jan g menggunakan motorboot. Pada djam 02.00 detasemen markas telah tiba dipos terdepan fihak musuh. Pendaratan segera dilakukan untuk kemudian berkobarlah pertem puran jang sengit ditepi pantai negeri Angus. D ua peleton pasukan jan g berdjalan kaki, dengan ter-gesa2 menjusul kearah terdjadinja pertem puran. Pertem puran pertama terhenti sedjenak guna menjelamatkan djenazah Major Abdullah jang telah gugur, sesaat se telah pertem puran petjah. Pendaratan pertama jan g dilakukan oleh detasemen m arkas hanja berdjarak 6 meter dari kedydukan musuh. Setelah djenazah M a jo r 'Abdullah dapat diselamatkan, m aka per tempuran segera dilandjutkan lagi oleh pasukan2 Bn 711, karena dua peleton ja n g dipim pin oleh Lts Malada dan Ltd Edy Sularso telah tiba dimedan pertem puran. Detasemen markas jang telah m enjelam atkan djenazah' M ajor Abdullah serta 3 orang peradjurit lainnja ja n g luka berat, segera mengambil bagian lagi dalam perebutan Lafa. H am pir se lama dua djam pasukan Bn 711 bergulat dengan serunja melawan pasukan2 baret hidjau K N IL . jan g sudah terkenal memiliki dajatem pur jan g tinggi. A ch irnja fihak musuh terdesak mundur dan m eninggalkan kedudukannja. D iduga mereka melarikan diri ke Hatumete. Pengedjaran ke Hatum ete dilakukan untuk beberapa hari lam&nja, akan tetapi tidak didjum pai lagi perlawanan. Dalam pendaratan pertama pada tanggal 25 September 1950 dinegeri Angus itu, terketjuali Major Abdullah, telah menjebabkan pula gugurnja djurum udi motorboot, ketika dalam mendjalaokan tugasnja. Semua peradjurit jan g menderita luka dapat diselamatkan dan ber-sama2 dengan djenazali Major Abdullah diangkut ke Geser. Dikota Geser inilah djenazah Major Abdullah dikebum ikan dengan menerima penghorm atan m iliter jang terachir. Hingga sekarang m akam Major A bdullah masih tetap di Geser. Pernah diusahakan u n tu k mem indahkan djenazahnja ke M akam Pahlawan jang Iebih sepadan lagi, l>er-sama2 dengan pahlaw an lainnja, akan tetapi penduduk Geser toerasa keberatan. Pada um nm nja mereka meoganggap m akam M ajor Abdullah itu sebagai lam bang dari seorang pengabdi Tanah A ir jan g Patut didjadikan tauladan. Dengan gug urnja M ajor Abdullah, terasa sekali, se-olah2 kehila* ugan tiang dalam gerakan2 operasi selandjutnja. Anggota2 pasukan Pada m u lan ja tam pak lesu. Mereka bersedih hati dalam mengenangkan Pem im pinnja ja n g pernah membawa mereka ke-djalan 2 jang ben&r se lam a perdjoangan jang penuh kesulitan dan m arabahaja itu. Bagi anggota 2 pasukan ja n g lama, beliau dianggap sebagai kaw an seperdjoangan, kaw an seperdjalanan semendjak dari Surabaja. M ajor A bdullah d itjintai oleh anak buahnja karena sikap kepem im pinannja ja n g tegas 3g. dapat didjadikan tauladan dari seorang warga jang penuh keberanian
u n tu k m enanggungdjaw ab semua akibat dari pim pinannja, baik dimedan pertem puran m aupun dalam kehidupan se-bari2. M ajor A bdullah adalah kom andan kam i, djuga pem im pin kam i, akan tetapi beliau adalab djuga kaw an kam i. Dengan gug urnja M ajor Abdullah, m aka Tentara Nasional Indo nesia kehilangan seorang perw ira menengah ja n g m endjundjung tinggi kehorm atan T N I. Tugas operasi M aluku Selatan telah m em inta banjak korban dari pedjoang2 revolusi. A kan tetapi, sudahkah kemerdekaan k ita sebagaim ana ja n g diinginkan oleh pedjoang 2 ja n g telah m e n d a h u l u i k ita ?
Dengan gugurnja M ajor Abdullah, m aka pim pinan B ataljon 711 dipegang oleh Kapten F. J. Tumbelaka, bekas Kepala S ta f Bn 7 il. D ibaw ah pim pinan jan g baru itu, m aka operasi dilandjutkan ke Tehuru, sesuai dengan rentjana jan g telah ditetapkan. Pada tanggal 18 Oktober 1950 tiga peleton dari K om pi I m elan d jutkan serangannja terhadap Tehuru. Gerombolan RM S ja n g mempertahankan Tehuru terdiri atas 2 peleton baret hidjau K N IL , satu detasemen polisi dan kuranglebih 100 orang pasukan A lifuru. Pendaratan langsung ditudjukan kekota Tehuru. Belum lag i berkobar sesuatu pertempuran, fihak musuh telah m elarikan diri, setelah melepaskan beberapa tembakan. Kota Tehuru segera diduduki. R a k ja t ja n g pada m ulanja mengungsi keluar kota, beberapa h ari kem udian kem bali lagi kedalam kota. Gerakan pengedjaran d iland jutkan ke H aja, u n tu k kem udian membelok kearah barat m enudju Tamaela. P a s u k a n 2 k ita jang berpatroli disekitar Tamaela telah berhasil u n tu k m engada kan kontak kengan B n 714 jan g djuga dikenal sebagai Bataljon.Peloupesi, jang menduduki Am abai. ■ Dengan te rtjapainja sasaran serangan sebagaimana ja n g direntjanakan semula, m aka operasi di Ceram Timur telah m entjapai babak terachir. Kekuatan- Bataljon 711 jang ditjurahkan untuk m e n e g a k k a n kekuasaan Republik Indonesia, telah tiba pada batasnja.
Sam pai p a d a b a ta s k e k u ata n . Bataljon 711 meninggalkan Surabaja untuk m engikuti Divisi Ekspedisi, sedjak bulan A pril 1950. Sedjak saat itu, seluruh k e k u a t a n terus-menerus ditjurahkan pada garis 2 terdepan dalam tugas p e n g a m a nan. Hingga bulan Pebruari 1951 Bn 711 masih belum m e n i n g g a l k a n pos 2n ja jan g sudah ditjapai. Bagaim anapun besarnja keinsjafan berkorban, nam un te n tu ada pula batasnja. Djasm ani manusia tak dapat dipergunakan terus-mene rus u ntu k m em ikul beban ja n g berat, tanpa berhenti. D em ikian Pula h alnja dengan para anggota Bataljon 7 1, sudah m ulai m e m p e r l i h a t k a n
Kem udian Djepang sudah me-lirilt2 pula ke Thailand. Ini adalah suatu peristiwa ja n g istimewa. Sudah sedjak lama Thailand dan IndoChina bertengkar mengenai persoalan perbatasan sungai Mekong. Tentu sadja D jepang senang mendapat kesempatan akan mengail dida lam air keruh. Di-andjur2kannja fihak Thailand supaja mereka bertindak terhadap Indo-China, djadi terhadap Djepang sendiri dengan suatu maksud tertentu tentunja. PasukanS Thailand menjerbu Cambodja di Indo-China dan terdjadilah beberapa pertempuran tak teratur. Kemudian datanglah D jepang sebagai pendamai (!). Tokio mengusulkan m endjadi' perantara antara kedua fihak itu dan tertjapailah persetudjuan pada bulan D ja nuari serta Pebruari 1941. Meskipun Vichy sendiri memprotes tindakan Djepang itu, namun Indo-China terpaksa menjerahkan kira 2 25.000 mil persegi tanah berhutan kepada Thailand. Karena Thailand sekarang berhutang budi ke pada Djepang m aka terpaksalah ia mendjadi sekutu tak berdaja dalam suasana K em akm uran bersama. B arulah D jepang m ulai bertindak dengan sungguh? sekarang. Tekanan kepada Indo-China diperkuat dan dibangunnja 3 buah pang kalan terbang pouting di T onkin; kemudian mulailah perembesan se tjara dam ai di Thailand. KiraS bulan April 1941 datanglah dari Djepang dinegeri tersebut, 1000 orang setiap minggunja. Ini ^adalah hampir presis m irip dengan teknik perembesan Djerman di Balkan pada saat i&ng. bersam aan dan djadilah Bangkok suatu pemerintahan boneka dari pada Djepang.
(2)
1941 Kesempatan Djepang.
Pada tanggal 10 Mei 1940 Djerman mulai serangannja terhadap negara E rop a B arat dan dalam tiga bulan Perantjis maupun Nederland dapat ditaklukkan. U n tuk Asia berarti Perantjis tidak lagi merupakan kekuatan ja n g besar. (a )
Mengapa Djepang tidak mempergunakan kesempatan ini? Karena: perdjaudjian persahabatan Djerman-Rusia bisa diartikan pemberian kesempatan pada Rusia untuk aktif menjokong Tiongkok dalam perangnja m elaw an Djepang.
(*•)
him punan m in jak jan g begitu vital bagi kapalS perangnja belum tju k u p u n tu k memberi kebebasan bergerak pada angkatan lautnja apabila terdjadi pemutusan hubungan dengan A.S.
(c )
sungguhpun semua kapalS perang Inggris jang besar ditarik kem bali dari perairan Asia, tetapi perimbangan kekuatan tetap dipelihara dengan memindahkan kapal2 perang A.S. dari lautan A tla n tik ke L autan Teduh. In i mungkin karena pada waktu itu angkatan L a u t Inggris masih bisa mengatasi kesulitan di Lautan A tlan tik , L aut U tara dan Laut Tengah.
Pada bulan September 1940 Djepang mengadakan perdjandjian ngan D jerm an dan Ita lia jan g memastikan Djepang ikut berperang Pabila A.S. m enjatakan perang pada,Djerman.
Sepandjang tataun 1940 kalangan tentara D jepang mendesak pada pem erin tah n ja u n tu k m em pergunakan kesempatan ja n g baik guna me rebut M a la ja dan Indonesia. Perdana Menteri Konoje tidak ja k in atas kebenarsin p erhitungannja para djecdral. D itam bah pula kemenangan R A P didalam ..Battle of B ritain” m enggontjangkan kalangan angkatan la u t D jepang. K ekuatan udara bisa djadi sangat berbakaja untuk gerakan 2 pendaratan terutam a apabila djauh dari pangkalan. P a d a perm ulaan tahun 1941 D jepang m endorongkan djasa*b a ik n ja pada Thailand dan Indo-China ja n g pada w a ktu itu menemui ketegangan didalam hubungannja satu sam a lain. Kesem patan ini dipergu n ak a n oleh D jepang u n tu k m endapatkan pangkalan bagi sendjatau d aran ja. D ja ra k Saigon — Singapore ada 900 km. Dengan ini m aka tiap gerakan apabila terhadap Singapore dapat diberi lindungan dari udaraD alam bulan M aret 194i pemerintah m engirim kan m enteri luar negeri M atsuoka ke E ropa u n tu k melihat keadaan dengan m a ta kepala sendiri dengan m aksud "kemudian m engadakan keputusan acbir. Perundingan antara Djepang dan H india Belanda pada p e r m u la a n tahun 1940 u n tu k m endapatkan m in jak menemui kegagalan.
Keadaan dibenua Eropa berobah kearah keuntungan Djermon: (a)
K ekuatan A ngkatan L aut Inggris turun.
(b)
Kapal3 selam m engantjam garis2 perbekalan pulau Inggris.
(c)
Saluran Suez dalam antjam an dari tiga' djurusan. In i semua sangat m engikat kapal2 Inggris hingga perlu A m erika menolong' n ja dengan m engurangi kekuatan Pacific Fleet.
(d)
Pada tanggal 2L Ju n i 1941 D jerm an m enjerang Rusia dan men* dapatkan kemenangan jan g gilang gem ilang. Dengan ltedjadiaP itu bahaja U dara untuk D jepang hilang. Se-konjong2 dalam bulan Ju li 1941 pem erintah A.S. memperkuat embargonja terhadap Djepang antara lain m injak. In i adalah alasa® bagi Djepang untuk membuka permusuhan.
(3)
Kebutuhan minjak dari Djepang dan akibat embargo Amerika.
Dalam tahun 1634 djum lah pem akaian bahan bakar kira* 20.000.00® barrel. Dari djum lah ini kirag hanja 15% didapatkan dari teritoriumnj® sendiri. K ira‘S 17.000.000 barrel harus didapatkan dari luar (1 barrel 151 36 gallon = 163.6 liter), Berikut m enggam barkan pemakaian D jepang pada saat s e b e W ,n P. D J. I I petjah. D jum lah pemakaian dalam 1937 dua kali lebih besftr dari 1934. D ari m anakah harus ditiapatkannja ?
Tahun
Pemakaian penduduk
1937
34.000.000' 25.000.000 24.000.000
1938 1939
Pemakaian militer 7.000.000 21.000.000 16.000.000
Vjutei**
4 1 1oo.oo0
Tahun
Djepang & Formosa
Sachalin
1937 1938 1939
2.487.000 2.520.000 2.600.000
600.000 500.000 500.000
Tahun
t
Djumlah 3.0S7.000 3.020.000 3.100.000
Perbandingkanlah dengan minjak^ jang diimport sbb: Hindia Belanda Lain2 California
1937 1988 1939
25.000.000 30.000.000 19.400.000
'
10.000.000 10.000.000 14.100.000
3.000.000 3.000.000 3.300.000
Djumlah 38.000.000 , 43.000.000 36.000.000
D ja d i leverancier m in ja k bagi D jepang ja n g terutam a adalah A.S. Kapten S. H. Spoor dari S taf U m um . K N IL pada bulan D ju n i 1940 m engatakan bahwa akibat embargo m i n ja k A m e rik a u n tu k D jep ang kesukaranS mendjadi kritis, dan kesukaranS dalam berbagai keadaan h a n ja ditem ukan dengan orientasi lengkap p ada produksi m in ja k dari H india Belanda. Dengan adanja embargo m in ja k terhadap D jepang, m endjadilah alasan u n tu k m embuka per-
(California) dan H india Belanda.
m usuhan.
4.
P e rb a n d in g a n kekuatan.
Perbandingan A- P. dari tiap- negara di Asia Timur pada September 1939 sbb: (1)
D JE P A N G . A.
ANGKATAN DARAT: (a ) R e g u le r :
'
425.000 17 Divisi (kekuatan perang) 4 Brigade K avaleri — 20.000 Tanks dll — Corps P SU . — 11.000 P asukan benteng — 15.000 4 Brigade A rtileri sedang — 10.000 Squadron U d a r a : 11 Observasi — 165 pesawat 11 Penem pur • — 165 pesawat 4 Bomber — ^0 pesawat 370 pesawat D ju m la h garis ke 1 800 pesawat Garis ke 2 D ju m la h kapal A D P ilot M iliter
Lain’’!
v ... (b ) T ja d a n g a n : 17 Divisi (c) G arnisun M a n ts ju r ia : 4 Divisi (Djepang) 2 Brigade Kavaleri 2 Resimen Tanks Pasukan benteng 20 Brigade
1170 pesawat _ 1.500 _ 11.000 _ 425.000 _
80.000
_
10.000
_
2.100
— _
5.000 100.000
(d ) G arn isu n C hosen (K o re a ):
2
D iv is i pasukan
(e )
j b e n te n g
^
R e s im e n I n f a n t r i
)
pasukan
>
G a r n is u n F o r m o s a :
3
b e n te n g
B.
8.000
)
PSU
(f)
50.000
D ju m l a h s e lu r u h n ja T ja d a n g a n T e r it o r ia l : M o b ilis a s i d a la m M 30 h a r i
ANGKATAN
173.600
1 -000.000
LAUT :
10 K a p a l p e n e m p u r 12 K a p a l p e n d je la d ja h s e d a n g 25 K apal pendjeladjah r in g a n 5 K apal p e r t a h a n a n p a n t a i 112 D e s tr o y e rs 5 K a p a l in d u k p e s a w a t u d a r a 3 K a p a l in d u k p e s a w a t u d a r a l a u t 70 K a p a l s ila m S quadron U d a r a : D ju m la h g a r is k e 1 D ju m l a h g a r is k e 2 S e lu r u h n ja P e r s o n il a k t i f
(2)
1000
P esaw at
1000 P e s a w a t
T ja d a n g a n
2000 P e s a w a t 107.000 ( t e r m a s u k 1.200 53.000 p i l o t m ili t e r )
D ju m la h
160.000
-
IN G G R IS . A - ANGKATAN D A R A T :
(a) G arnisun S ingapore : 2 B r ig a d e d ip e r k u a t P a s u k a n b e n te n g
18.000
(b ) Garnisun H o n g k o n g :
1 B rigade 1 R e s im e n K a v a le r i 1 B a t a lijo n A r t ile r i la p . P a s u k a n b e n te n g
10.000
(c ) T jadangan P a s u k a n s u k a r e la
(3)
_
2.000
A M E R IK A . A.
ANGKATAN DARAT : (a ) R e g u le r d i F ilip in a : 1 D iv is i 1 R e s im e n K a v a le r i i P a s u k a n b e n te n g D a la m p e m b e n tu k a n
9.500
B.
ANGKATAN LAUT: 2 K ap al pendjeiadjah ringan 4 K ap al m eriam 13 Destroyer 6 K ap al silam
(4)
H IN D IA B E LA N D A . A.
ANGKATAN DARAT: (a )
R e g u le r:
(b )
T ja d a n g a n :
2 D ivisi Belanda P asuk an benteng bum ip utra K e k u a ta n perang
(c ) Squadron A U : 10 Bom ber A D 5 P atro li A L
— —
15.000 25.000
—
22.500
— 100 pesawat — 75 pesawat )
(5)
A U S T R A L IA D A N N E V i/Z E A L A N D . A.
ANGKATAN DARAT: (a ) R eguler A u s tra lia : 4 Divisi dan 3 Brigade ) — 2 Divisi K avaleri ) — P asukan benteng )
1.500 (Damai) 31.500 (Perang)
(b ) R e gu ler N ew Zealand: 1 Divisi 3 Brigade K avaleri P asukan benteng
) ) — ) —
600 (Damai) 5.600 (Perang)
(c) Squadron U d ara A u s tra lia : 4 Bomber dan Pem buru ) J 60 pesawat 3 T jadangan ) (d ) T ja d a n g a n : A ustralia N ew Zealand B-
— 525.000 — 125.000
ANGKATAN LAUT: / 2 K apal pendjeladjah sedang A ustralia 1 K ap al pendjeladjah ringan A ustralia 2 K ap al pendjeladjah ringan New Zealand 5 Destroyer A ustralia 2 Sloops A ustralia 1 K apal induk A ustralia Personil A ustralia — 9.200 N ew Zealand — 1.200
5.
R en tjana g e ra k a n 2 A. P. D jepang.
(1)
Kekuatan Sekutu di Asia Timur pada tanggal 7 Desember 1941 sbb
Angkatan Laut Amerika Scrikat: D i Pearl H arbor berlabuh 04 buah kapal perang Pacific Fleet, (kapal induk tak ada) dan diantaranja terdapat kapal2 perang Arizona, Oklahoma, California, Nevada, West Virginia, kapaW pemburu Shaw, Cassin, Downes, dsb. D ipelabubau Ca vite, terdiri atas 1 Kapal pendjeladjah berat H o u s to n ; 2 K ap al p e n d je ladjah ringan Marblehead dan Boise; 13 kapal pemburu Barker, Bulmer, Edwards, Ford, Parrot, Paul Jones, Pillsbury, Pope, Stew art I dan 27 kapal silam. Angkatan Laut Inggris: 2 kapal penempur Prince of W ales da° Repulse; 1 kapal pendjeladjah E x e te r; 5 kapal pendjeladjah ringun Danae, Dauntless, Durban, Dragon, M auritius ; 8 kapal pem buru E lextra, Express, Encounter, Jupiter, Scout, Thanet, Stronghold, Tracian. Angkatan Laut Belauda- 3 kapal pendjeladjah ringan De Ruyter. Java, Tromp; 6 kapal pemburu Van Ghent, Kortenaer, Piet Hein, B a n c kert, Van Nes, Evertsen; 12 kapal silam K10 sd K18, 016, 019, 020. Kekuatan Udara: A L dan A D A m erika m em punjai di F ilip in a 182 pesawat udara, Wake 12, Midway 12, Haw ai 387; A U B e l a n d a 200, R A F di M alaja 332; dan R A A F di Australia, Solomon dan M alaja 1C5> Angkatan Darat Amerika Serikat: 3 divisi (ta k te rhitun g < tara Filipina) berada di Filipina. Angkatan Darat Inggris: Australia dan India) sebagian Hongkong. Angkatan Darat Belanda Indonesia dengan ibu tentaranja (2)
ten*
7 divisi (terhitung pasukanS Canada* besar di M alaja dan kira2 1 divisi d1 4 divisi tersebar diseluruh k e p u l a u 3 B dipulau Djawa.
Kekuatan Djepang pada tanggal 7 Desember 1911 sbb:
Angkatan Laut: Pada saat penjerangan d i daerah A B D A djelaa. Armada Selaian berada disekitar M alaja dan F ilip in a. Ja n g lihat diteluk Siam 1 kapal penempur, 3 kapal induk, 4 k a p a l p e n d je l0 djah, 16 kapal pemburu dan 8 kapal silam. Ja n g te rlihat diperaira Filipina 2 kapal penempur, 5 kapal induk, 5 kapal p e n d j e l a d j a h , 32 pal pemburu dan 10 kapal silam. Sebagai tjadangan m obil 14 lc3P3 pendjeladjah, 21 kapal pemburu, 44 kapal silam. Kekuatan udara: AD d a n ''A L m em punjai 2.625 pesaw at u<*at* un tuk operasi di M alaja 700, Filipina 475, Tiongkok 150, di M antsju *1 sebagai tjadangan 450, di Djepang 325, kepulauan M arshall 50, ra id P eft Harbor 400, dan pesawat udara laut 75. (3)'
Gerakan Djepang. T udjuan gerakan pertam a dari A. P. Djepang adalah mendap
kan djam inan bahan mentab, terutam a m injak.
^
Apabila tudjuan gerakan pertama berhasil, dimulai dengan gera kan kedua dengan tudjuan menutup djalan perbekalan ke riongkok melalui Birm a untuk menjokong medan perang l ’iongkok dan mengisolir benua Australia. Landjutan gerakan kedua adalah gerakan ketiga dengan tudjuan India dan benua Australia. Gerakan pertama harus diselesaikan dalam waktu jang singkat, sebab A L Djep'ang hanja mempunjai persediaan minjak untuk 18 bulan, sedangkan gerakanS dalam phase pertama sudah membutuhkan minja untuk 4 bulan. Pembagian operasiS ofensif bagi kedua angkatan s . dapatkan tanggung djawab primer untuk menguasai Malaja, Birma, Sumatra, dan Luzon. A L mempunjai tanggung djawab pnmer unt raid ke Pearl Harbor, menguasai Filipina Selatan, Kaiimantan^Sulawes., Irian, Bismark, Solomon, Gilbert, Guam dan Wake. oa rupakan faktor kritis, dengan demikian pesawat udara mendjad.i l sendjataan jan g kritis pula. Dari segi kekuatan udara pada saat m ulaan Djepang telah banjak menguasai udara an e ^ telah integral dengan A L dan AD
jang
U n tuk memungkinkan |eral^ “ P m elm tang dari Nagasaki ke Suraba ban kekuatan dilaut sepandjang gari P a »m,t ,a 0 A .p. m ijih dengan sesukanja tiap medan j g
rrC 6-
a .r
r
.; ”
J
s diam'a nkan, artinja kelebiitn perlu ditjapai. Dengan strategis, dapat menermulaan kekuatannja
—
•
7 D esem ber 1941 p en d ad ak an terhadap Pearl
( !) Umum. Peranan2 dalam PersiaP ^ g ^ g ^ n besar terletak dijang terbesar dari sedjarah perang ma k di Washington. biro2 A L di Tokio dan sebagian dan ling: g enen£gelamkan kapal2 M alahan terkenal pada saat bom2 D jIP £ diadakan pembiPenempur Am erika di Pearl Har or gelandjutnja perhatian kita tertjaraan2. H al ini kita hiraukan, t Pdiputus tudju kepada operasi maritim. Per®ia ada j ang ditundjuk berkumpul D juli 1941, dan dirahasiakan benar~. L ia> R Ute melalui Lautan dl Kurillen pada djarak 7.000 Km ari berat dan tjuatja jang Teduh jan g djarang diliwati, kar®gaN o ember dan berada pada 7 Dedjelek. Berangkat pada tangga sefoelah utara Pear Sember sebelum m atahari terbi >ra . indUk jang tidak kurang Harbor. In ti arm adanja ini terdiri a as . oleh 2 kapal induk demembawa 360 pesawat udara, serta dan 26 kapal silam, din&an 6 kapal p e n d je la d ja b , l& kapal pemburu baw ah p im p in a n lak sam ana N agano.
.m elajangiah pembom* dan
W Serangan. A n ta r a djam 0755 ^ & u n g i oleh pemburuS diatas saPesawatg ja n g m e m baw a torpedo H arbor m enjerang 94 kapal. sarang m a ritim dan m iliter dari Pear
p e ra n g , d oks, la p a n g a n te r b a n g d a n k e s a tria n a . p e n d a d a k a n d e m i k i a n h e b a tn ja s e h in g g a h a n ja 38 p e s a w a t u d a r a A m e r ik a j a n g d a p a t n a ik k e u d a ra . P e m b o m a n d ila k u k a n d a la m d u a d ja m k e m u d ia n kembali la g i ke - k ap al2 in d u k , d a n h a s iln ja sbb : 5 k a p a l p e n e m p u r , 3 K a p a l P e m b u ru . d o k a p u n g d ite n g g e la m k a n , 3 k a p a l p e n e m p u r l a in n ja d a n 5 k a p a i p e n d je la d ja h r u s a k b e ra t. D a r i 475 p e s a w a t u d a r a h a n ja ting£?aI 50, kerug ia n p e rs o n il a n ta r a 3300 m e n in g g a l d a n h ila n g a e r ta 1300 lu k a . D je p a n g lce ru gian 20 p e s a w a t u d a r a . N a m u n d e m ik ia n f i h a k A n ie r ik a m a s ih a d a a r m a d a d a r i k a p a l in d u k d a n p e n d je la d ja h b e r a t m a s ih se d a n g la tih a n . (3) K elengaban d i Pearl H arb or. S e ra n g a n te r h a d a p P e a r l H a r b o r a d a la h se ra n g a n ja n g m e lu m p u h k a n . D e m ik ia n la h la p o r a n S e k r e ta r is K n o x . A d m ir a l S to rk , k o m a n d a n o p e ra si A L te la h m e m p e r in g a t k a n sep u lu h h a r i sebelum se ra n g a n k e p a d a A d m ir a l K im m e l, b a h w a s e r a n g a n D je p a n g d a p a t d ih a r a p k a n setiap s aa t. D e m ik ia n p u la p e r in g a t a n s d a r i K e p a la D in a s R a h a s ia M ilite r k e p a d a pem im pin-’ d i H a w a i. P e r s ia p a n ^ d a r i A d m ir a l K im m e l d an L e tn a n D je n d r a l S h o r t d i H a w a i s a n g a t men g e tje w a k a n , se h in g g a benar* s e ra n g a n D je p a n g t a k d is a n g k a b e n a r* . P a d a 7 D e sem b er d ja m 0630 se buah k a p a l s ila m D je p a n g d it e n g g ei a n l . k a n o le h k a p a l u d a r a p a tr o li A m e r ik a d id a e ra h te rla ran g - P a d a d ja m 0500 p a g i d u a k a p a l p e n ja p u r a n d ja u A m e r ik a m e n d a p a t id z in m a s u k k e p e la b u h a n , se h in g g a u n tu k n ja d ib u k a d ja r in g a n t i to rp e d o , t e t a p i tid a k d itu tu p la g i. A k ib a tn ja sebuah k a p a l se la m D je p a n g d a p a t berb a sil m e n je lu n d u p . B a g ia n AL. ja n g se d a n g la tih a n d a p a t x n e n a n g k a p s u a ra s e d ju m la h besar pe saw at u d a ra , h in g g a d ila p o r k a n a t a s a n t e ta p i t id a k d ia m b il tindakan?.
7. P e r t a h a n a n Hongkong. (l) Umum. H o n g k o n g a d a la h se bu ah pos te rd e p an d a r i k e r a d ja a n In g g ris ja n g h a n ja d a p a t d i p e r t a h a n k a n , selam a In g g r is m e m p u n ja i kekuasan d ila u t dan d iu d a ra . G arnisun H o n g k o n g d ib a w a h k o m a n d o D je n d ral M a jo r C. M . M altby. K esatuan* te rd iri a ta s B a t a ljo n k e 2 R o y a l Scots, B a ta ljo n ke 1 Middlesex R e gim e n ts, B a ta ljo n d a r i W in n ip e g R ifles dan d ari R o y a l R ifle s o f C a na d a, B a ta ljo n 2/14 P u n ja b i, B a t a ljo n 5/7 R a jp u ts , P a s u k a n S ukarela H o n g k o n g , K e sa tu a n 2 d a r i a r t ile r i, zeni, perhubungan, R o y a l N av y d a n R o y a l M arin e . K e k u a ta n I n g g r is berd ju m la h 14000 orang, d i a n t a r a n j a 2000 oran g S u k a re la . S e b a lik n ja paau k an D jepang m e n g g u n ak an 3 Divlrti d ib aw ah L e tn a n D je n d ra l T a k a is h i Sakai dan A L dibaw ah L a k s a m a n a m u d a M a s a ic h i N iim i. (2) Serangan. T anggal 8 D esem ber p a s u k a n D je p a n g m e n je r a n g daerah2 benua, d an H o n g k o n g m e n d a p a t s e ra n g a n u d a r a d u a k a li. K e dudilkan In g g ris d ib en ua lem ah . P as u k an S te rd e p a n p a d a t a n g g a l 11 d ita r ik dari benua, sehingga^ te rg a b u n g la g i 6 B a ta ljo n ( d ia n t a r a n ja 2 Canada). D i K ow loon pasukanS D je p a n g m e n g g u n a k a n perahuSJ d a n m e n ja m p a ik a n u ltim a tu m , te ta p i oleh G u b e rn u r S ir M a r k Y o u n g t id a k {
d ip e rd u lik a n . P a d a ta n g g a l 14 C hurchil m engitim surat kepada Gutaern u r H o n g k o n g , ja n g isin ja bahw a aetiap detik diperhatikan pembelaan p e rta h a n a n H o n g k o n g . P ad a tanggal 17 datang lagi utusan dari D je p ang, te ta p i h a l in ip u n ditolak lagi. Pada hari itu djuga Hongkong m e n g a la m i 8 k a li pem bom an, m aka karena m ulai sore turun hudjan p e m b o m an m a la m tid a k ada. M enurut tjatatan Djepang pendaratan detasem en ja n g p e rta m a dipulau Hongkong pada tanggal 18 m alam d ja m 0935. In g g ris m engadakan serangan pembalasan dan w alaupun D je p a n g m e n d a p a t ke rug ia n banjak, serangan itu tidak membawa hasil. T em patS p e n jim p a n a n air d ja tu h ditangan Djepang. P ara Komandan M arin e d an M ilite r In g g ris m engatakan kepada Sir M ark Young, bahwa p e rla w a n a n ja n g efe ktif tid ak dapat diselenggarakan lagi, sehingga p a d a t& nggal 26 Desember terpaksa berltapitulasi.
8.
K a m p a n j e di Filipina.
(1) U m u m. P a s u k a n A D A m erika Serikat di F ilipina terdiri 19.000, p a s u k a n S co ut F ilip in a 12.000, dan sedang dibentuk tentara Filipina 100.000. T erm asu k 8.000 personil udara dengan 200 pesawat udara di a n ta r a 35 bom ber sedang dan 107 penempur. Garnisun seluruhnja di b a w a h k o m an d o D je n d ra l Douglas Mac A rthur. A rm ada A dm iral H art 1 k a p a l p e n dje lad ja h berat, 2 kapal pendjeladjah ringan, 12 pemburu, dan 28 k a p a l silam dan pangkalan A L di Cavite diteluk Manila. Di AS te la h tersedia 20.000 orang dan 500.000 ton perbekalan untuk memperk u a t F ilip in a . P a d a tanggal 8 Desember 1941 terdapat 15 kapal dalam p e rd ja la n a n , dan m e nd apat tugas u ntu k membawa pasukan dan per b e k a la n ke A u s tra lia . (2) Serangan. Seperti Pearl Harbor, Djepang telah m elakukan p e m b o m an s d iatas lapanganS terbang dan medanS ja n g kritik diatas p u la u L uzon, ja n g m enghasilkan penghantjuran didarat kiraS 50
FILIP1NA
aarn n n . c o a K E c /o o a
*Vt
Laui Su/awest o >oq
aoo vpo zoo SQO AiM.
GAM B A R I tem pat dan setelah pertempuran^ jang berat selama 10 h ari d apat dih alau lagi kelaut. P a d a bulan Pebruari Am erika dapat m e n g a d a k a n konsolidasi. M ulai Maret Djendral Mac Arthur mendapat perintah terbang A ustralia untuk meildjfJ/Ji Panglim a tertinggi dibarat daja Pasif*0, Pim pinan diserahkan kepada Djendral W ain W rig ht. P ad a 7 APril keadaan m akin sangat menjedihkan. Serangan M assal telah berdjal ®’11 satu m inggu <^an pada 9 A pril djatuhlah Bataan. Dari 9 A pril sampai 6 Mei pulau Corregidor m endapat t e m b a k a o 3artileri dan pemboman^ dari udara ja n g hebat. Pada tanggal 5 M ®1 m endaratlah Djepang dan tanggal 6 m enjerahlah D jendral W a in W rig b t' D i I^uzon U t a r a masih terdapat 2.0p0 orang jan g m e land jutk an g e r llj* hingga 1945. Sistim pertahanan aangat berlainan dengan In g g ris <*1 M alaja dan Singapore.
9.
K a m p an je di M alaja dan djatuhnja Singapore.
(1) U m u m- Pada tanggal 8 Desember aiaplah 5 divisi Djepang un tuk opmars keselatan. Tentara Djepang dibawah komando Letnan Djendral Tomyuki Yaniashita. Di M alaja utara Inggris mempunjai Corps In d ia ke-3 dari 5 Brigade (divisi 9 dan divisi 11), dl selatan (Johore) Divisi Australia ke-8 dari 2 Brigade, djuga Brigade di Singa pore. K ekuatan udara berdjumlah 197 pesawat (Belanda 39) dengan tjadangan 89 pesawat. Di Teluk Siam terdapat kapal penempur Prince of W ales dan Repulse. Di Indo-Cliina berkemah 40.000 orang pasukan N Djepang. Pada saat genting, Malaja, diperkuat dengan Brigade India ke-45, pada 13 D januari dengan Brigade ke-54 dari Divisi ke-18, djuga 50 Hurricane, 50 PSP dan 100 PSU. Achir Djanuari sisa Divisi ke-18 dan Brigade India.
(2) S e r a n g a n . Pada tanggal 7 Desember tentara D jepang ke-25 m asuk ke Siam, dan sesudah pemboman2 atas lapangan2 terbang d* M alaja, pada tanggal 8 m endarat di tiga tem pat Patani, Sengora dan Kota Baru. Setelah mendengar berita ini A dm iral Sir Tom P h illiP 3 m enggerakkan dua kapal penempurnja. Ia m inta pesawat u n tu k pengintaian sampai 100 m il dan djuga perlindungan pesawat pem buru. Perlindungan ini tak dapat diberikan. Djepang mendengar berita dari kapal silam nja dan mengirim pembom?, tapl tak berdjum pa. Esok harin ja m engirim kan 9 pesawat pengintai, diikuti 9 kelom pok m asing2 dari pembom torpedo sam pai Singapore tak berhasil, tetapi kem balinja ke Bangkok kebetulan berdjumpa, dan serangan m ulai djam 11.00. Repulse tenggelam djam 12.30 dan Prince of W ales pada 13.20. D ari Singapore naik kapal 2 pemburu, tetapi terlambat. Corps tentara Ind ia di M alaja U tara dengan 1 Divisi dipantai barat dan 1 Divisi pantai tim ur m endapat tugas u n tu k m engham bat opmars Djepang. Djepang selalu mendesak pasukan India. T a n g g a l 22 Desember garis pertahanan m elalui K uala Dungun sampai Ipoh, t a n g g a l 2 dan 3 D januari Kam par dan K autan djatuh, 7 D januari D jepang m alalui
o
5
10 K M
© L R P fitiS fm re&BQUfG 2
sungai Slim dan 14 D januari Corps In d ia ditarik sebelah barat dibelakang suneai M u a r d • ^ t , futm ngan. Pada tanggal 26 D to n ,T «'
„ T
D i
a e r a h J Qllore-
IoUt"
A rm ada Djepang terdiri atas 2 kapal p e n d S j f h . T l ^ Z L u f m * ' transport, m endapat serangan dari p e m b o M ln g g ris: P“ «pa “g
ngan 2 kapal transport dan 13 pesiwat udara, dan kerugian Inggris djuga berat. T atkala Djepang mendarat ke Mersing Djendral Percival m emutuskan pada 27 D januari menarik pasukannja ke Singapore. Pada 31 D januari semua pasukan telah maauk dan dam dihantjurkan. Pertahanan benteng Singapore terdiri atas Divisi ke-18, Divisi India ke-11 ja n g pajah, Divisi Australia ke-8 (dari 2 Brigade) dan Bri gade In d ia ko-44 dan 45. D jum lah seluruhnja 90,000 orang. Pada 8 Pebruari djam 23.00 m endaratlah 2 divisi Djepang melalui sungai Krandji jang dipertahankan oleh 1 [Brigade Australia, dan pada 9 Pebruari mendap&tkan lapangan terbang Tengah. Pada 11 Pebruari Inggris me lakukan serangan2 pembalasan. Pada 15 Pebruari berkapitulasi.
10.
K a m p a n je di Hindia Belanda.
( !) U m u m. A b Belanda pada permulaan Desember terdiri atas kapal2 pendjeladjah ringan De Ruyter dan Java, kapal pendjeladjah ketjil Tromp, kap al meriam Sumba, 6 kapal pemburu, 11 kapal silam, beberapa k ap al randjau, dan kapal perbekalan. Dalam tjadangan 2 kapal silam, kapal' pendjeladjah ringan Sumatra, 1 pemburu dan 2 kapal silam dalam reparasi. Sesudah Prince of Wales dan Repulse tenggelam, ar mada A m erika terdiri 1 kapal pendjeladjah berat dan ringan, 13 pem buru dan ■29 kapal silam, 3 kapal pendjeladjah Inggris ringan dan 11 pemburu (2 A ustralia). In ti armada Australia terdiri 2 kapal pendjela djah berat dan 3 ringan. A L Belanda mempunjai 44 pesawat pengintai Cornier, 36 Catalina, dan 11 pesawat torpedo Fokker, dan AU memPUnjai 132 pesaw at (66 pembom Glen-Martin, 48 pemburu dan IS peagintai talitis). Sebagai tjadangan tanpa pengemudi 14 Glen-Martin dan 60 pem buru. D jepang u n tu k uksi di Malaja, Singapore dan Sumatra Utara m enggunakan Tentara ke-25, dan Tentara ke-16 (Letnan Djendral Imamura) u n tu k 3isa H india Belanda dengan 3 Divisi (2, 3 dan 48) dan 1 Br‘gade. D jepang m elakukan operasi? dalam 5 garis : (a) (b) (c)
dari In d o China melalui Malaja, Singapore, ke Sumatra; dari Indo China melalui Serawalc ke Kalimantan Barat; dari P alau m elalui Davao, Jolo ke Kalimantan Timur dan S e la ta n ; , ( d ) dari P alau melalui Davao, Minahasa, Kendari, Makasar ke B a li! (e) d ari P alau m elalui Davao, Minahasa, Ambon ke Timor.
Djalanoja pertempuran. Pada malam 7-8 Desember kapal2 transport Diepang dibaw ah perlindungan armada jang kuat berada ditimur laut pantai M alaja dan pasukan2 tel&h didaratkan di Singora, Patani dan Kotabaru. s ekutu m em utuskan m elakukan serangan dalam 2 gelombang, jang pertam a in ttn ja terdiri atas Prince of Wales dan Repulse, kemudian ge^ m b a n g kedua serangan terhadap kapfal2 transport oleh 5 kapal silam elanda (K H , K12, K13, K17 dan 016). Aksi kapal2 silam Belanda dapat ikatakan succes. Pada 12 Desember malam 016 dapat menenggelaman 4 k ap al transport dekat Patani dan waktu kembalinja menumbuk randjau Ing g ris dan' tenggelam. Pada 12-13 Desember torpedo K12
d a p a t m e n g e n a i s a s a r a n k a p a l t r a n s p o r t d a n ta n k e r d e k a t K o ta b a r u . S e b e lu m t a h u n 1941 b e r a c h ir d a r i 11 k a p a l s ila m B e la n d a m e n d a p a t k e r u g ia n 5 k a p a l s ila m . S e b a lik n ja B e la n d a d a r i 7 — 27 D e s e m b e r b e r h a s il m e n e n g g e la m k a n 1 k a p a l p e ra b u ru , 1 k a p a l m e siu , 2 t a n k e r d a n 8 k a p a l tr a n s p o r t, d a n ja n g te la h d ir u s a k k a n 2 k a p a l p e n d je la d ja h , 1 k a p a l p e m b u r u , X ta n k e r d a n k a p a l tr a n s p o r t p e s a w a t u d a r a . P a d a 17 d a n 18 D e s e m b e r 2 p e s a w a t u d a r a la u t B e la n d a d a ri T a r a k a n m e n je r a n g d e k a t M ir i d a n b e r h a s il m e n g e n a i 1 k a p a l p e n d je la d ja h d a n 1 k a p a l p e m b u r u , s e b a lik n ja p e s a w a t te rse b u t m e n d a p a t ker u s a k a n . P a d a 18 d a n 19 D e se m b e r s e ra n g a n u d a r a d a r i S in g k a w a n g I I k e M ir i b e r h a s il m e n g e n a i 1 K a p a l p e n d je la d ja h d a n 1 k a p a l tr a n s p o r t p e s a w a t u d a r a , s e b a lik n ja p e s a w a t te rse b u t m e n d a p a t k e r u g ia n . F ih a k D je p a n g m e m b a la s se ra n g a n 2 u d a r a d ila p a n g a n te r b a n g p a d a 22 Desember, s e h in g g a s is a 2 p e s a w a t B e la n d a m e n g u n d u r k a n ke P a le m b a n g 6 P e s a jv a t u d a r a l a u t B e la n d a d a r i A m b o n p a d a 23 D e se m b e r m e n je r a n g p e la b u h a n D a v a o d a n b e rh asil m e n g e n ai ta n k e r 10.000 ton, s e b a lik n j a p e s a w a t te rs e b u t m e n d a p a t k e ru s a k a n . K14 p a d a 23 Desemberb e r h a s il m e n g e n a i s a s a ra n 3 k a p a l tr a n s p o r t d a n 1 ta n k e r d e k a t Ku''ovng. P a d a 24; D e s e m b e r K16 b e rh asil m e n g e n a i sa s a ra n 1 k a p a l pem
\• buru, dan 27 Desember A U Belanda menjerang Kutjing dan hasilnja kapal m esiu meledak. D jepang tidak m enunggu lama, ia harus mengedjar waktu. Dalam 6 bulan tu d ju an pertam a harus ditjapai dan daerah jang dikuasai diperkuat. O pm ars D jepang keselatan dilakukan setjara sistimatis. Setelah gerakan2 di M ala ja dan Filipina kelihatan baik, dengan tidak m enunggu kem usnahan A D Inggris dan Amerika, tentara Djepang me ngadakan gerakan pendaratan baru di Hindia Belanda. Dalam bulan Pebruari te n tara D jepang m endarat di Palembang, Tarakan dan Balikpapan, daerah2 ja n g terkaja diseluruh Asia Timur. Kekuasaan atas m in ja k itu terdapat im peratif untuk tiap2 gerakan AP di Asia Tenggara. Di-tempat2 tersebut kekuatan tentara Hindia Belanda lebih kurang satu bataljon, liingga D jepang selafu menghadapi kelebihan kekuatan. P a d a ^ achirnja setelah Bali djuga diacbiri, pada tanggal 1 Maret 1942 Tentfrra K eradjaan D jepang dibawah pim pinan Letiian Djendral Imamura men darat di 3 tem pa t: Bodjonagara dikaresidenan Banten, Indramaju dikaresidenan Tjirebon dan Kragan dikaresidenan Bodjonegoro. Untuk djelasnja lih a tlah gam bar 4 sd 7. Sebelum pendaratan di Djawa armada gabungan dibaw ah laksam ana Helfrich berhasil mengotjar-ngatjirkan Task Force D je p an g ja n g m endahului arm adanja melakukan pendaratan diselat
D & E R A .H " k B D k
TANDJUNG HflrfBODjfl
|S£HGOf>H
KOTA B A R U
|K U
'OAVAO
L a u i Ttongkok S e/ato/7
f/,2
/ if if T / iN
-- 0 » P /H fiU
.
£KO/!t/
L a ts £ S v /a ts /e s / rt£MADO
S/A/C/}PU/}/>
X.a
( ®
MPAVC/fAf I
TO_ I s i H O K A V J A K 'G n f r e n e w s / ,
w-
o
IF '
}&POA/r//iArs!j< ■• j 8JHIKPADJiMi
o > K ALIMA N TAN ^ ~^-N B .JfAO/A-W AS/A/^ Q ^ n 0£i/re/HC © —rp^ , J ^ 1
7 °
)I
\
%
is?/
»>
'
P ^ A W A H
0 /«?
-+~4— *— <■ —*-
„! &
a K^HOSlni XT,
SSttJSfil -----
Ir ^ O
E -O U ^ Q /C iiV C l
S r^ L
'P
B t / it J ' a/r&oAt
UAVRZfifi
9/3*
_ K * DW<$H
79/*
*Z—\8AU ' ■ -'j
L a u t ? fv ,» e s kvw
£av ■£JScr/tc/a \^a/& S
o fa y
rpooUM
-O— PB M D JIR RW M * D J& p m jQ
iiGMGA.V T/S&GQQL
SU M 3& -
G A M 8A R
6
V I.
K O N S O L I D A S I DI B A LI.
Berita bahwa Bataljon 711 akan segera ditarik untuk diganti oleh pasukan lain ja n g masih segar, disambut dengan perasaan puas. Me mang sudah saatnja untuk pergantian pasukan, guna n\endjaga kehidupan moril pasukan supaja kembali sebagai sediakala. Kapal „Tasikmalaja" jan g membawa pasukan pengganti ainggah dari pulau kepulau untuk menurunkan dan mengangkut pasukan jang telah selesai mendjalankan tufas operasi. Timbang terima dilakukan dan segala hal ichwal ke adaan daerah didjelaskan kepada pasukan jang baru. Maka tepat pada tanggal 8 M aret 1951 seluruh Bataljon bertolak meninggalkan Maluku Selatan. Tanggal 20 M aret 1951 Bataljon 711 sampai di Makassar, tempat jan g dikenal sebagai tempat mentjetusnja pemberontakan Andi Azis, disini mereka istirahat sambil menunggu kapal. Tanggal 7 April 1851 dengan kapal „Valentijn” Bataljon 711 bertolak menudju Bali, dan tang gal io A p ril 1951 kapal ..Valentyn” merapat dipelabuhan Benoa, Denpasar. Sesampainja di Bali, I
Komando Bataljon 711 berkedudukan df Singaradja K om pi I berkedudukan di Negara K om pi I I berkedudukan di Karangasem Kom pi I I I berkedudukan di Lombok, setelah satu bulan dipindahkan ke Mengwe Denpasar. — Kom pi IV berkedudukan di Singaradja — K om pi V berkedudukan di Singaradja. • Bataljon 711 ja n g sedjak selesainja perang gerilja belum sempat merasakan betapa bahagianja hidup dilingkungan keluarga, maka saat milah perbaikan dalam hidup berkeluarga mulai diadakan. Setjara bergiliran pasultan 2 menerima tjuti selama sebulan untuk mengundjungi keluarganja. Berangsur-angsur mereka merasa hidup sebagai manusia jan g selajaknja. Kehidupan jan g normal mulai dirasakan, sebab di^ingkungan keluarganjalah mereka membentuk susunan moril tertentu. W adjah ja n g tadinja kusutkuju kini mulai tampak berseri-seri, perubahan djiwa diantara anak-buah Bataljon 711 ini sangatlah menggembiraJtan para Perwira. Siapakah jang tidak ingin hidup dalam suasana tenferam, sebagai lazim nja ja n g dituntut oleh setiap manusia ? Tetapi ^ sajang, bahwa m anusia tak dapat melepaskan diri atas tanggung djaWab sebagai w arga pada keselamatan negaranja. Apalagi sebagai Warga A n gk atan Perang, ik u t bertanggung djawab atas masjarakatnja adalah kew adjiban setiap anggota m asjarakat; ikut bertanggung djawab atas keselamatan negaranja adalah kewadjiban setiap warga negara.
Pengingkaran atas kewadjiban tersebut adalah pengingkaran atas ha< n ja sebagai seorang jang bernegara. In i adalah salah satu beban ber. jang dipikul oleh anggota Angkatan Perang. Karena keamanan telah pulih kembali, tidak lam a kemudi&n S.O. B. untuk daerah Sundaketji! ditjabut. M aka segala tanggung dja wab mengenai kelantjaran djalannja pem erintahan berpindali ketang**n sipil sepenuhnja. In i berarti mengurangi tugas ja n g dibebankau kep» anggota A ngkatan Perang. Bagi Bataljon 711 hal ja n g demikian di pandang sebagai kesempatan u ntu k menjusun perbaikan kedalam. kosongan tugas harus dihindari dengan memberikan pekerdjaan 2 ba»u> Demikianlah oleh komando Bataljon diputuskan u n tu k m e n g in t e n s i f K cn usaha pendidikan. Usaha ini terbagi mendjadi dua bagian pok®15, ialah : 1.
Jang terutam a ditjurahkan pada pendidikan kem iliteran, untv>K mempertinggi m utu bertempur dan m utu pengetahuan militer-
2.
Disamping itu diselenggarakan pendidikan u n tu k menambftb Pe ngetahuan umum. Dalam golongan ini terbagi lagi sesuai deiigaIJ tingkat pengetaliuannja, jakni : a.
Pemberantasan buta h uruf dan selandjutnja pendidikan tifl£ kat sekolah rakjat.
b:
Pendidikan tingkat S. M. P. atau memilih salah satu Kedju' ruan tertentu.
in 101 a,i" iah u» i » k k « « » * ^ K e W .™ l l . a)lk* » '« s a l « m , be.bagai !« * ■ * * ► K-ebiasaan lama jang tidak m enjukai atau bersikan eneean terbadaP S Z 5 T -
serlng masih ta m p a " t . g a n
k « l “ a ! t e lh ld T p T terhadap ,lm „ p , o s e u iu a iI ke
» “ ta.
S i» ‘
t a m p a n d lt.B a m k a n .l«*‘
a a « u m la h B i.ta r a
Perwlra memasuki latihan Bhato k ' “ >>an2 Pada pasukan. Sedjum mando Sundaketjil, Ternjata lit ”? )a° S a i“,!le» « « > ,akan olet‘ .r a h p.rhaikan ) L g militeran bagi auatu tentara dan«t * pentin£ nj a pendidikan manusia jang harus bernafas. Manusia tnimi3alkan seba^ ai ve n t™Lt>fi hidupnja, demikian pula tentara bernafas akan kehilanS rupakan kelompok manusia beraendfatPengetahuan m iliter tepat menarik m anfaat sebesa--besarnia 3£Ulg Udak dapat ' 3arnJa d a n kesendjataannjaAdapun pendidikan um um innotelah menghasilkan anggota 2 pasukan jan g tad — ^ * 11 Setjara tahu huruf. Memang kadang 2 tam n«u „ ® tadlD3a buta-huruf meodJ pemberantasan buta-huruf, hal jang d e m fk u 1*1-at;iUb t&k at;iUh ^ ^ i d ^ hilangkan. K arena k e m a d ju a n ja 5 * Z S DUIT T * T an ^ 1 j , . , •» s ‘“ esKipun se-ketiil2-nia aka 11 rupakan modal berharga bagi usaha 2 pendidikan selandjutnja.
Dulu memang terdapat pikiran2 jang menganggap bahwa pen didikan untuk mempertinggi mutu tehnis dan pemikiran tidak per u, a s a l k a n sudah memounjai semangat jang tjukup. Pilciran sema a ini t e r n j a t a tidak tahan menghadapi kenjataan jang semakm madju S e g a l a n j a dalam hidup berlaku hukum ..berdjalan terus J ^ g berar terus m adju tanpa henti. Berhenti berarti mundur atau telah mat.. D e m ik i a n l a h m aka seringkali kita mendengar Pang in’ a ngutjapkan apa jang pernah dikatakan oleh se°™ nS “ 1 ialah Arlstoteles ..Panra rei'^ Segalanja
junani perubahan Seka.
harus madju, djangan mundur. J etap' 3 flku tetapi harus ditambah rang ternjata bahwa semangat sadja tada berpjkir setjara dengan peninggian ketjakapan tehn^ er.lebih2an m e n ila i perlunja pribadi. Tetapi untuk kebalikannja J pradjurit2, atau pendidikan dengan mengabaikan. engalaman djuga kurang meremehkan pengetahuan jang did p terdapat djuga, membesartepat. Gedjala demikian memang fc m e r e n d a h k a n pengalaman besarkan arti pendidikan dan se o pengalamannja. Djalan dan ketjakapan pradjurit jang te a sebagai dasar m e n e n tu k a n Pikiran jan g demikian itu djika ‘P* moril bagi para anggota sistim pendidikan akan m e r u p a k a n ro m e r u p a k a n tenaga2 jang Pasukan. Sebab, sebagian besar dari . • ^ gekolah j ang didjadikan °leh berbagai sebab tidak memiliki Pen laman jang banjak dipersjarat. Keduanja berdjalan sedjadjar. P ,jurit2 jang memenuhi tinggi oleh pendidikan akan m e n g h a s ilk a n pracj barapan. Se-tidak2nja setjara minimum. tentara kita harus meSering kita mendengar andjuran, bahv^ njam ai tentara Am erika atau Jo N 309 dengan pangkatMajoor^ 0leh Kapten Sajidim an (sekarang ..pntara dengan u tja p a n : ..segala impian akan R u „ a h e .d a k n ja dlbuang «»»>■■ kurang aad.r memimplkan . u a Perlu dlpunjai, tetapi bendsKwa tjit»
t
u
sematjam Amen membuat orang2 jang mem™ a,au„ ung oleh «« ■ )« » alsoHelilinsnja’ . u t >sp®
Pikiran dan djiw a jan g saM r “ " ’ " “ jatn ja “' “ T ’ a jang merendahkan tentara s e n d ir i 1 k tahu arti militer ar Pan .,orang2 p s e u d o - m ilite r atau „ ambar tentara asing jang m m em batja buku2 asing serta me 1 tereng” (Judhagam a No. 73 Th • tentara Nasional adala M eletakkan d .s .r t» g seharusnja tidak mengabaikan pr daSarnja. Gedjala2 1 han hindar dari pemikiran jang teipis dengan tuntutan t m erupakan Persoalan2 dipetjabkan sedjala ang D j a d i dituntot djangka
pendek
maupun jang
kalau menurut^kahmat
suatu pem ikiran dan pemetjahan J pikiran dan dinva 3 T donesia h apte n Sajidim an (*ekarang ! *3Tuntutan kebutuhan b a g ^ &kan kenjataan ■ onatu peruittusan t.P bidut) “te la h jan g telah dlpertegas « M * * £ gerl,ja». K e d u.M . h.aup i “ >£ m em punjai sltat cna«, dalam satu bidang sebagai ikan
Jq
„,tn ja.
U n tuk m empersiapkan diri kearah itu lah m aka pendidikan miViteran didjalankan. Sehingga tidak akan tim bul keluhan „maka pendidikan militer pada masa sekarang tidak m enim bulkan hasir jang diharapkan”. U tjapan demikian itu terang sekali sebagai p^rnjataan tidak puas terhadap hasil jan g ditjapai sekarang ini. M a k a tidaK mengherankan* pula djika pernah dikem ukakan k ritik „sifat cbas jang harus dim iliki Tentara k ita tidak diadjarkan”. Keluhan dan kritik tersebut, dim aksudkan u n tu k memberi gam* baran bahwa masih banjak jang harus disem purnakan dalam Pem" bangunan A ngkatan Darat. Betapapiin tinggiuia tjita2 akan meDjantai tentara jang sanggup menghadapi suatu peperangan konvensionil, djiW mengabaikan si£at2 spesifik jang dianut oleh negerinja akan merupakan gambar dari suatu keadjaiban. K alau ^sudah dite tap kan bahwa sistim pertahanan Indonesia untuk beberapa puluh tahun ja n g &kan datang masih perang w ilajah dengan gerilja dan anti geriljanja, maKa pendidikan kemiliteran jang diadakan seharusnja ditud juk an kearab itu. In i berarti berdjalan menudju kearahnja, bukan sebaliknja. Pengalaman Bataljon 711 selama m endjalankan tugas operasi M aluku Selatan, mendapat peladjaran berharga ialah pendidikan ken*1' literan jang disesuaikan dengan kenjataan disekelilingnja m endjadi suatu keharusan. Dalam tugas operasi menghadapi kaum gerilja, m aka ke' satuan terbagi dalam kelompok-kelompok ketjil. Pertem puran2 jaoS terdjadi pada um um nja djuga dalam kesatuan2, k e tjil. MenghadaP* kenjataan demikian, keunggulan dalam pertem puran sangat ditentuk&B oleh pribadi2 anggota pasukan dan sifat kepem im pinan dari para k° mandan. Pribadi2 pradjurit jang sanggup bertem pur setjara demiKia,J’ hanja terdapat djika sedjumlah sarat2 tertentu dapat dipenuhi. Usaha pendidikan jang pernah diselenggarakan B ataljon 7 ^ ' sebagai bagian dari keseluruhan tidak terhindar dari suatu k ritik ,,tidft^ dituntun oleh kenjataan disekelilingnja". Sungguhpun dem ikian, sebaga suatu kemadjuan batapapun ketjilnja akan m erupakan modal jang sar bagi usaha2 selandjutnja. Setelah satu tahun berada di Bali terdjadi perubahan dalam P*111 pinan komando Bataljon 711, karena Kapten F. J. T u m b e la k a sedjak gugurnja Major Abdullah m e n d ja b a t kom andan B a ta ljo n dip15*' dahkan ke Staf TT V II memegang djabatan Kepala B agian I I I . Seb»Sa gantinja ditetapkan Lts. Suharto, tim bang terim a d ilakuk an pada tg 9 A pril 1952. Sementara itu dl Sulawesi Selatan telah*terdjadi kehebohan j a°® berpokok pada penjelesaian pasukan2 gerilja, tetapi persoalannja djadi ber-larut2. D an m entjapai p u n tjak n ja ketika K ahar Muz&lc9 pura2 m enjatakan bersedia dilantik mendjadi CTN pada tgl. 17 A guS tus 1951, kemudian ternjata m elarikan diri kehutan. B erhubung adanja peristiwa ini, m aka pada tgl. 10 Mei 1952 B ataljo n 711 menio® galkan Bali untuk tu ru t serta mengam bil b agian dalam operasi2 P ngam anan di Sulawesi Selatan.
V II.
P EN G A M A N A IV S U LA W E S I S E L A T A N .
Menelaah usaha pengamanan daerah Sulawesi Selatan sudah tentu berhubungan djuga dengan pentjarian pangkal sebab ja n g mendjadikan kekatjauan. Dengan tjara demikian dapatlah terhindar tja ra berpikir jang fragmentaris, jang terpotong-potong sehingga tiap masalah tidak sampai pada pusat persoalan. D jika pembahasan tidak sampai pada pusat persoalan, sulitlah diharapkan suatu pandangan djernih sebagai dasar untuk meletakkan garis penjelesaian pengamanan di Sulawesi Selatan. K ita memandang kekatjauan jang berupa perang saudara di Sulawesi Selatan bukan sebagai gedjala kekinian sadja, melainkan mempunjai berbagai faktor jang malahan mendjangkau djauh kebelakang. Sungguhpun demikian banjak faktor jang ikut mendjadi sebab, namun tentulah ada djuga sebab prinsip, alasan prinsip mengapa se hingga timbul suatu pergolakan. Sebab prinsip inllah jan g ditjoba akan diselami sedalam nafas kuat bertahan, sedjauh kaki mendarati belukar persoalan di Sulawesi Selatan. Dengan mengutjap kiasan ja n g demikian, bukarilah m aksudnja menjindir ltebidjaksanaan jang pernah ditempuh sebagai djalan jan g tak' menjinggung sebab jang prinsip, maksudnja hanja sekedar memberikan tjatatan jang diperoleh selama mendjalankan tugas sebagai suatu kesatuan pelaksana. Sebagai kesatuan pelaksana jang telah merasakan „silih bergantinja" pimpinan, bersamaan dengan k u djuga ,,garis kebidjaksanaannja”, mentjoba memberikan tjatatan perubahan apakah jan g telah ditjapai dari garis2 kebidjaksanaan jang telah ditempuh. Kemadjuan ataukah kemunduran, kegagalan total ataukah sukses besar. Dalam pada itu kitapun memahami bahwa pandangan dan kejakinan dari setiap pihak tidak selamanja sama. Tidak hanja berlainan sadja, m alahan atjap kali satu dengan lainnja berpidjak da lam pendirian ja n g saling bertentangan. Tetapi baiklah sebelum menindjau dengan agak mendalam, kita kembali dulu pada babak semula ialah penindjauan atas berbagai faktor pembentuknja, terutama faktor sedjarah dan hubungannja.
Siluasi sesudah proklam asi. Selukbeluk perdjuangan kemerdekaan jan g dilakukan oleh para Pemuda di D jakarta semasa pendudukan Djepang, tidak banjak diketahui di Sulawesi' Selatan. Seperti halnja dengan m entjetusnja proklamasi kemerdekaan, tidak dapat dengan segera meluas dan dimengerti oleh rakjat Sulawesi. Sehingga karenanja tindakan2 untuk mengadakan Pemindahan kekuasaan tidak berdjalan seperti di D jaw a dan Sumatera. Gerakan2 ja n g timbul, pada m ulanja bersifat pembalasan dendam ter hadap orang2 Djepang, tudjuan gerakan belum mentjapai bentuk politik jang tegas. Bersamaan dengan itu mendaratlah tentara Sekutu di Sula wesi, jang Mendarat disini ialah tentara Australia, disamping itu mem^pntjeng pula orang2 N IC A jang berniatT mengembalikan kolonialiame dl Indonesia. Tetapi sesaat sebelum pendaratan tentara A ustralia di
Makasar, telali terbentuk suatu Panitya Persiapan Pem erintahan Kepublik Indonesia ja n g diketuai oleh alm arhum Dr. G. S. J. J . Ratulangi. Terbentuknja Panitya ini agak terlambat, sehingga kehilangan kesem patan baik untuk m elakukan pemindahan kekuasaan. H a l ini diduga karena sukarnja perhubungan dengan D ja k arta sebagai pusat gerakau, dan sebagai pusat Pemerintahan R. I. Dengan terbentuknja Panitya Pem erintahan Republik Indonesia tsb., memberi dorongan m oril terben* tu k n ja badan2 perdjuangan jan g kemudian akan m endjadi m odal per lawanan bersendjata. Dalam hubungau ini te rtja tat nam a2 L A P R IS . LAPTUR, L IP A N G B A D JEN G , G A N G G A W A dll. Tetapi tidak lam a kemudian Panitya Pemerintahan Republik Indonesia diberangus oleh Belanda, Dr. Ratulangi dibuang ke Serui. Dan badan2 perdjuapgan dinjatakan sebagai organisasi jan g terlarang, m aka m ulailah ta ra f baru lagi bagi perdjuangan Kemerdekaan di Sulawesi Selatan. Perdjuangan bersendjata jang tidak teratur m ulai didjalankan, hubungan dengan pusat revolusipun m ulai berlangsung. Pernah pula diuaahakan suatu koordinasi dari semua badan perdjuangan di Sulawesi Selatan, hasrat tersebut direntjanakan oleh pasukan ekspedisi ja n g datang dari D jaw a dibawah pim pinan A. M attalata, Saleh Lahade ja n g terkenal djuga dengan sebutan konsep komando Patjekke.' Tetapi belum sampai terlaksana Belanda telah berhasil m elumpuhkan, sebab m ereka telah m entjium maksud diadakannja konferensi Patjekke. A c h irn ja konferensi mendjadi porak-poranda oleh sergapan ja n g d ila n tja rk a n musuh, dengan demikian gugurlah segala idam an ja n g dikandung dalam kon ferensi. Disamping itu Belanda m elakukan tekanan2 b erat sehingga kedudukan pasukan2 gerilja Sulawesi terdesak, ja n g m enjebabkan terpaksanja pasukan ekspedisi kembali ke Djawa. B etapa gan asn ja tindakan Belanda dalam membasmi perlawanan p ara pedjuang sudah tju k u p dibajangkan dengan korban 40.000 djiw a ra k ja t Sulawesi ja n g dilakukan oleh algodjo Westerling. Selama perdjuangan ja n g penuh kesulitan itu, bersemaraklah nama2: W olter Mongisidi, E m m y Saelan, Abdullah Bau Massepe, Hamidong dll. Tindakan g a n a s kaum kolonialis Belanda tersebut s e s u n g g u h n j a hanja berhasil memadamkan aegi luar sadja, tetapi m ereka tid a k ber hasil menghapus tjita2 ra k ja t u n tu k m entjapai kem erdekaan. Djiwa sebagai putra bangsa jang berhak m enentukan nasib negerinja, m a s ih tetap menjala terus. M alahan keadaan pada um um nja, terdapat suatu perasaan massa untuk membalas dendam pada m usuh atau pu n terhadap orang jang pernah membantu musuh. U n tu k w a k tu ja n g la m a ke b e n tjia n terhadap pengchianat akan tetap masih dipendam dalam h ati, dan dim ana sudah tiba w aktunja m aka akan m eledaklah suatu kekuatao ja n g telah lam a tersimpan dalam kalbunja. Sifat2 revolusioner ra k ja t Sulawesi tersebut telah lam a terkenal, terbukti dengan p e r l a w a n a n m ereka atas kedatangan pendjadjah. Pedjuang2 di Sulawesi sebagai djuga pedjuang2 ’45 lain n ja, tentulah menghendaki berhasilnja tjita2 revolusi sepenuhnja. Tetapi ternjata ja n g ditjapai tidak sebagai apa jan g diharapkan semula. A n ta ra tjiW
dan kenjataan sangat berbeda, m aka tidak mengherankan djika timbul suatu keketjewaan. Keketjewaan bagi setiap pedjuang ’45, pedjuang jan g mengerti akan tudjuan2 revolusi. Ditindjau setjarakeselurubannja m aka perkembangan ja n g berlaku di Sulawesi Selatan, jalcni daerah jang m em punjai tradisi xevolusioner, mengalami suatu masa kematjetan jan g tju k u p lam a. Keadaan inilah jan g nantinja akan ikut mendjadi sebab mengapa djustru di Sulawesi Selatan timbul suatu keadaan jang sangat menjedihkan. Setelah Belanda m elantjarkan agresinja jang kedua, mereka menghadapi kenjataan bahwa Republik Indonesia tidak dapat dikalahkan dengan tja ra kekeraaan. m aka terpaksa ditjari suatu komprom* jang kem udian akan terkenal dengan trace baru dari Bangka. Pem erintah Republik kembali ke J o g ja ; disekitar masa inilah di Sulawesi Selatan m ulai kembali suatu perdjuangan bersendjata. Terbentuklah kelompok2 pemuda jang diorganisir dalam pasukan2 gerilja. Pasulcan2 inilah ja n g kemudian membantu setjara aktif pada T. N. T. semasa peristivira Andi Abdul Azls. Ketika berlangsungnja peristiwa Andi Azis, dipedalaman-pedalaman Sulawesi Selatan kaum gerilja melutjuti sendjata2 polisi N.I.T. djuga Barisan Pengawal Indonesia Timur jang disingkat BAP1T. Dari sinilah kaum gerilja mulai melengkapi persendjataannja, dan ditambah lagi pemberian T. N. I. setelah pen
daratan. Sesudah T.N.I. mendarat di Sulawesi Selatan dan segala persoalan dengan K L - K N IL telah diselesaikan, maka perhatian dialihkan pada penjelesaian terhadap pasukan2 gerilja. Sebagaimana telah dilcemukakan diatas, bahwa sebagian besar pemuda2 gerilj* mempunjai anganan lain dari kenjataan jan g telah ditjapai oleh revolusi. Mereka pada um um nja m engharapkan agar orang2 jang pernah membantu Belanda dienjahkan, pengchianat2 harus dihukum sepadan dengan dosanja. Me reka m erasa sangat tidak enak melihat masih bertjokolnja belcas pendjilat2 Belanda, sedangkan kedatangan T. N. I. dengan membawa kabar ja n g diperoleh dalam K. M. B. Memang dalam T. N. I. sendiri banjak diketem ukan tokoh2 jang tidak sepenuhnja gembira dengan basil K. M. B., nam un demikian setjara resminja T. N. I. diwenangkan oleh perdjandjian itu dalam batas2 jang diizinkan. Kenjataan ini sudah m erupakan unsur ja n g mengandung kontradiksi. U n tu k menjederhanakan organisasi gerilja di Sulawesi Selatan, atas usaha beberapa tokoh telah dapat dibentuk suatu badan jang meajatuk an ^seluruh organisasi gerilja, hanja dua organisasi jang tetap ftienolak m enggabungkan diri dalam badan tersebut. Badan jang menjatuka n seluruh pasukan gerilja ini bernama Komando Gerilja Sula wesi Selatan atau disingkat K. G. S. S. Jang tergabung didalamnja Pasukan2 dari X O I, X O II, X O III, XO IV , XOV dan X O V I kekuatan riilnja lebih ku ran g satu Bataljon. Sebagai ketuanja ialah Saleh Sjahban. Sementara itu K ahar M uzakar bersama overste Suwido tiba dari Djawa. p ada m u lan ja m ereka m engandjurkan pada kesatuan2 gerilja hendaknja
v
bersedia d lkem balikan k e m a s ja r a k a t; tentu sadja andjuran jan g demi* k ia n tid a k m endapat sam butan baik. Garis kebidjaksanaan ja n g pernab d ila k u k a n di D ja w a terhadap pedjuang- ‘45, bendak dilakukan pula pada kesatuan2 ge rilja Sulawesi Selatan ja n g sedang bergelora semangatnja. Sebab setelah sekian lam a m engalam i m asa kem atjetan oleh tekanan b e ra t d a ri W esterling. Segi m asa psik'ologi sam a sekali tidak ik u t men d ja d i bahan pertim bangan. Seharusnja difaham i bahwa Sulawesi Selatan m e m p u n ja i segi2-nja ja n g chusu3, ditindjau dari segi sedjarahnja dan d ju g a k e n ja ta a n sekarang. U saha K ah ar M uzakar un tuk m enginsjafkan kesatuan2 gerilja kem b ali ke m asjarakat tidak m endapat basil, m alahan sebaliknja ia m e nd jad i penjokong tu a tu tan K. G. S. S. pada Pem erintah. Tuntutan p okok K. G. S. S. berupa dua m atjam : pertama, m enghendaki agar pe* m e rin tah N. I. T. segera dibubarkan dan m enjingkirJtan bekas aparat B elanda u n tu k diganti tenaga baru ja n g m terdiri dari patriot2 bangsaH a l in i m erupakan tuntutan politik jan g sangat sukar diselesaikan karena m erupakan m asalah ja n g bersifat nasional. Kedua, m enghenda^ ag ar pasukan2 gerilja ( K. G. S. S . ) ditentukan statusnja setjara teg»3 dalam A n gk atan Perang. Dengan k ata lain K .G .S .S . m enghendaki agar diresm ikan mendjadi Tentara. T untutan m ereka itu sudah d apat diduga pasti tidak akan m endapat pemetjahan, sebab Pem erintah te rik at dengan persetudjuan K. M. B. Sedangkan terhadap anggota2 tentara di D ja w a dan Sum atera telah diadakan rasionalisasi, m a k a su lit dipertin1' bangkan kem ungkinan m eresmikan K. G, S. S. m endjadi tentara. Sem entara itu paaukan2 gerilja terus m e lakukan tindakan2 terhadap bekas pegawai Belanda ja n g dipandang pernah berchianat. sam ping itu perlutjutan2 terhadap polisi m asih tetap d id ja la n k a flSuasana m akin bertam bah bangat. H ubungan tegang a n ta ra A .P -R */’’ dengan gerilja semakin tam p ak njata. K em udian m e m u n tja k setelah K.G.S.S. m elarikan diri kehutan, sambil m em inta ketegasan PemeriDta** atas tun tu tan n ja . K em udian K ahar M uzak ar pada tangga l 6 D ju n i 19 d itju lik oleh kaum ge rilja (d itju lik atau m em ang la ri u n tu k memfoet1 kan pim pinan langsung ?). Situasi keam anan di Sulaw esi Selatan n,e®„ djadi saDgat terantjam , r a k ja t m endjadi bingung, penuh dengan b 9 ja n g sukar dim engerti. Pada u m u m n ja r a k ja t m enghendaki ked atangan Republik m em baw a perubahan-perubahan ja n g fondan'1*1^ til, tetapi ken jataan m alahan sebaliknja, djusteru A. P. R . I. S. ta h a n k a n tatasusunan ja n g lam a. Tetapi in i sem ua adalah PolitI ' b u k a n urusan tentara negaraw an.
m elainkan
urusan
m ereka
ja n g
menain®*
T idak la m a setelah K. G. S. S. m e larikan d iri kehutan, mere^ t m u la i m e ngad akan perlaw anan terhadap kesatuan2 A». P. Ft. I. S., 3* itu la h m u la i berkobar pertem puran2. K eadaan sem akin h a ri ^ b e rta m b a h reda, m alah an sebaliknja k e k a tja u a n telah m e ra ta kes«lur u S u law e si Selatan. K em ud ian Pem erintah m e m a nd ang b ah w a Pe 09j d ite m p u h d ja la n lain u n tu k m enjelesaikan m asalah g e rilja S u l* ^
Selatan. M aka oleh Pemerintah Pusat dikirim suatu Missi interdepartementaal ja n g diketuai oleh Siranamual dengan bantuan aktif dari Ibu Salawati Daud. Missi tersebut mentjari kontak langsung dengan pim pi nan K. G. S. S. terutam a dengan Kahar Muzakar, untuk menjampaikan konsepsi Pem erintah Pusat. Dalam taraf pertama telah terdapat dja lan persesuaian dan tertjipta suasana tenteram kembali, suara temba kan sudah berhenti. Sarat2 jan g diadjukan Pemerintah pada K. G. S. S. mendapat sam butan baik, kemudian oleh kalangan gerilja diadakan konferensi di B arukku guna mempertimbangkan sarat2 tersebut. Konferensi ini menghasilkan suatu konsepsi untuk diadjukan pada misi interdepartem entaal, konsepsi mana antara lain berisi tuntutan2: a. b. c.
A gar kepada seluruh anggota K.G.S.S. diberikan amnesti umum. A gar Brigade Hasanudin diakui dan Kahar Muzakar diangkat mendjadi Komandan. A gar diberikan djam inan bagi seluruh anggota K. G. S. S.
Pada prinsipnja konsepsi K. G. S. S. tersebut dapat disetudjul oleh Pemerintah, pelaksanaan dan jang mengenai hal praktisnja diatur oleh T.T. Indonesia Timur. Berhubung dengan itu K. G. S. S. mengadakan Perubahan2 kedalam, untuk menjusun persiapan Brigade Hasanudin. Kahar M uzakar diadjukan sebagai Komandan dan Saleh Sjahban se bagai K epala Staf-nja. Adapun susunan Bataljon2-nja sbb.: 1. 2. 3. 4. 5.
Pasukan Pasukan Pasukan Pasukan Sose. Pasukan
Bau Massepe mendjadi Bataljon I Kmd. Andi Selle. B atu P utih mendjadi Bataljon I I Kmd. Kaso Ghani. A rif Rate mendjadi Bataljon I I I Kmd. Azis Taba. W olter Mongisidi mendjadi Bataljon IV Kmd. Andi 40.000 mendjadi Bataljon V Kmd. Samsul Bachri.
U n tu k m enam pung anggota persiapan Be Hasanudin oleh Komando T-T. Indonesia Timur ditetapkan daerah2 pemusatan. Pada tanggal 6 Djan uari 1951 Bataljon2 memasuki rayon2 jang telah ditentukan. AdaPun pem bagiannja sbb.: 1. 2. 3.
B ataljon Andi Selle dipusatkan kedaerah Pinrang/Sawitto. B ataljon Kaso Ghani dipusatkan kedaerah Makale/Rantepao. B ataljon Azis Taba dipusatkan kedaerah Limbung (daerah
4.
M a k a sa r). B ataljon Andi Sose dan Samsul Bachri terpusat di Enrekang.
Sedangkan M arkas Persiapan Brigade Hasanudin bertempat di Baraka. ' U n tu k m engatur kelantjaran segala persiapan2 m aka oleh Ko^ a n d o T.T. Indonesia Timur dibentuk suatu badan jang terdiri dari £ n gkatan Perang, Sipil dan K.G.S.S. Badan ini diberi nam a KOM ANDO E N JE L E S A IA N dan berkedudukan di Makasar.
Telah direntjanakan bahwa Be Hasanudin akan d ila n tik Bataljon demi Bataljon pada tgl. 17 Agustus 1951 di M akasar. Sebelum rentjana mendjadi kenjataan, dikalangan gerilja tim bul k e tju rig a a n terhadap rentjana jang didjalankan. Hal jang demikian disebabkan oleh lantjnrn ja propokasi jang datang dari berbagai pihak. Tetapi ja n g terutanis ketjurigaan adalah hal2: mengapa Brigade H asanudin sesudah dilantik mendjadi C.T.N. dipindahkan ke Kalim antan, sedangkan Sulawesi Sela tan sendiri bukan termasuk daerah jang padat penduduknja. D is a m p io g itu, sesungguhnja kaum gerilja tidak puas dengan status sebagai C.T.Nmereka menuntut untuk diresmikan mendjadi T. N. I. Bagi pemerintah sendiri dalam menjelesaikan m asalah pedjuaDf bersendjata ini, memegang garis dalam rangka nasional. D i D jaw a Pe' laksanaan rnenampung pedjuang bersendjata tidak m endapat kesukaran jang prinsipiil, tetapi di Sulawesi, pemerintah m enghadapi k e n ja t a a 0 jang lain. Sementara itu dikalangan gerilja sendiri m ulai tim b ul perselisihftIJ sikap, terutama dalam Bataljon jang dipim pin oleh A. Selle. Adapu° pokok soalnja menurut dugaan berkisar pada m enerim a a tau tidakoj* pelantikan jang akan dilangsungkan pada tgl. 17 A g u stus 1951- ? et selisihan sikap ini berachir dengan suatu insiden ja n g m e n je b a b K * ® petjahnja Bataljon tersebut, insiden ini terdjadi pada tgl. 22 D ju li jakni sudah dekat dengan hari pelantikan. Peristiw a tersebut men3e babkan adanja keraguan dikalangan T. T. Indonesia T im ur, kemudia0 untuk mendapatkan kepastian m aka pada tgl. 13 A g ustus 1951 diseleng garakan rap.at antara T.Tt V II jang diwalcili oleh Let. Kol. J.F . Warou'^ dengan Kahar Muzakar di Enrekang. D alam p e m b itjara an ini menjanggupkan- akan-'membantu terlaksananja p e lan tik a n pada tgl* Agustus 1951. Tetapi sesungguhnja Kahar M uzakar te lah m em pun^ perumusan lain untuk mendapatkan penjelesaian ja n g dianggaP ^ muaskan. Sebab sebelum pertemuan dengan utusan T. T. VII> Muzakar telah lebih dulu mengadakan rapat dengan p ara kom an * Bataljon-nja pada tgl. 4 Agustus i9 5 l di B araka. D a la m rapat ^ hanja Andi Selle jang tidak hadlir, karena insiden 22 D ju li jang ngakibatkan perpet.jahan dalam Bataljon tersebut. H asil rapat P8 komandan Persiapan Be Hasanudin telah m erum usltan s ik a p : Ber-s1 meninggalkan rayon se-waktu2 kalau diperintahkan, d jik a tuntu tidak disetudjui sepenuhnja. Mereka m erum uskan dengan kaliI^an „ditjari djalan lain”, tetapi apakah jan g dim aksudkan dengan d]0, p lain dalam bentuknja jang njata m asih m endjadi su atu pe rtaojft ^ Djadi kesanggupan Kahar M uzakar u ntu k m em bantu p e l a k s a n a a n lantikan pada hari jang telah ditentulcan dihadapan u tu san T. T. adalah suatu „penipuan’’ belaka. Sehari sebelum sa a tn ja h a ri pel0, ^ kan jak n i pada tgl. 16 Agustus 1951, K ahar m e m e rin tah kan selU anak buahnja kembali kebutan. R upan ja itu lah ja n g dim aksud kata „djalan lain". Jang tidak m entaati p erin ta h n ja a d a la b PasU ^ Andi Selle. B anjak jang menjesalkan atas sikap ja n g te lab dia K ahar M uzakar tersebut, sebab dengan dem ikian k e m un g k in an u
1 V, h , O rane m u lai meraba-raba apakah m enem puh u sa h a la in sudah un • segala sikap ja n g telah dibalik la ja r tersisip tud ju an 2 p0 1 ' ’ d,u an g an ideologi ? R abaan d ip e rtu n d ju k k a n m e ru p a k a n ba g ia n dan at disem bunjikan lagi, meini a k a n m e n d jad i k e n ja ta a n ja n g i dem ikian ta k dapat bern g in g a t b a h w a k e b u tu h a n p erd ju anga J n p o m ik H a n ja iniiah tahan la m a ta n p a m e m p u n ja i peganga satu-satunja t ja r a a g a r seluruh a^ g h arap an d ik e la k k e m u d ia n hari. J
m em pu n jai gantungan pengm erupakan kekuatan moril
jang konstan, jang berudjut dalam «sja i Segala .sesuatu jang telab d'P®rS' ^ sudah diberikan, m erupakan pengor a Pasukan A ndi Selle sadja pelantikan
perlengkapan2 jang j a n g
taljo n 719.
sia2. H a n j a terhadap kan> jang mendjadi Baan2
Setelah P e m e rin ta h P usa t mene™ k au m g e r ilja ja n g a k a n d ila n tik men ja kem udian oleh P e m e rin ta h dik e lu ark a P P erdana M e n te ri S u ld m a n m e lalui rin ta h terseb ut b e rsifat ..antjam a
• ^ •
.la rin ja
t e n t a n g
T N>> m aka beberapa liari ng atan jan g diutja p ^ a n o e arta- Peringatan Pern kaum gerilja ™en]e™ im a_ setelah dium um kan.
diri, dan diberi w a k tu selam a 5 X M uzakar beserta ana t turn m a n a tid a k d ita a ti oleh K ahar M W * ^ ^ ^
l
M ereka be rsik ap diam , tid a k ^ eD]^ ru b a n n ja m akin
saudara
ten^ e^
kan usul baru.
P e n je le s a ia n kesec
w aktu, dan lan g sa n g a t m e m ilu k a n , sehingga rr e-iobek
I s _ 0 E r-
dan tanah airnja.
G g
u n KK H O
iI e E
I
se n a n tia sa me^ te rn ja ta id eo lo g i lain
l9 4 5 . D alam ba 3 taD g a d an ja b e k a s d a ja n g n^ sl
•
* * * . 1 . 8 . , t e n t a n g b e k a s P ^ f J J u t te n ta n g ^ala m k e d u d u k a n n ja , d an le b ib j ta n da b ah
Semuanja
I
perl.uw.
« s lari k e h u ta n , k em S e d ja k m a s a K . G. S. S. Q t . N ., m ere 3ang k e d u a k a lin ja ia la h la r m j n e rd ju a n g a n J» g e m u k a k a n d iri s e b a g a i . p eg.n
? « a n d a di Indonesia.
J
K Q L E K S I
D a s a r ideologi
b a h w a p ih a k p e m u d a g e r ilja i k e tju a li pada tj ita 2 r e v o lu s i A gU daP a t m e n g e m u k a k a n k e n ja ta a n ,
........
sebag ^
revolusi belum
l Li dalam b e r tjo k o l ek o n o m i t* * roentja p a i
a
^
erhenti ditengah djalan, deng* mini) di Djawa ter Mengapa djustru eluruh tjita2. Perasaan sema ] uda2 pedjuanga mereka^ tam a sekali ja n g menghinggaP keketjewaan, djus>r n n j at a angan2 lahreka ja n g banjak menjataasa revolusi berkobar. e gangat berbeda, jan g m em ikul beban ser* perdjuangan bera masjarakat^®reka ja n g terkandung selam P ^ Tetapl di DD sebagai ®bagai berbedanja bitam denga P utik jan g ag mem punjai ^ t e la h tj u k u p m e m i l i k i J ^ a i a m a n s e la m a m e n g ik u ti m enim bang jang tid a k m u d a h dib
; m e re ka s u d a h * P o le h d e m a g o g ! ]a n g
D juga pedjuang2 telah memilih djalan lain u n tu k m em perdjuangkan tjita2-nja, hingga pada batas ja n g diberikan oleh demokrasi dan hukum. Mem ang ketika baru keluar dari perang gerilja, disana-sini timbul gerakan2 bersendjata, tetapi dalam w aktu jan g singkat m ereka men djadi insjaf bahwa dengan tja ra jan g demikian terlalu besar resiko jang harus diderita oleh tanah air sendiri. Sulawesi Selatan sangat berbeda keadaannja, sarat2 ja n g mem ungkinkan dipergunakannja tjara m enjatakan sikap p o litik dengan kekerasan tersedia luas. Perasaan politik massa jan g telah sekian lam anja terhalang, setelah penjerahan kedaulatan m endapat d ja la n penjaluran berhubung dengan terbentuknja R. I. S. ja n g dem okratis. Sebaga* air bah lajaknja, m aka suara jan g telah lam a terpendam meletus bersama dengan meletusnja kebentjian terhadap bekas alat2 pemerintahan Belanda. R ak jat menuntut dengan sangat agar Negaru Indonesia Timur lekas dibubarkan, dan Republik Kesatuan ditegakltan. K em udian sebagai pernjataan sikap, rak jat menjelenggarakan demonstrasi2. Sebagai akibat dari kedjadian2 ini Pemerintah N. I. T. telah m enangkapi pemuka2 jang republikein dan golongan2 lain ja n g dianggap m e n g c h a w a tirk a n bagi kaum federalis. Sekali lagi para pedjuang m endapat hantamanSetelah A .P .R .I.S . jang terdiri dari T .N .I. datang, pengharapan rakjat terutama para pedjuang menghendaki agar orang2 ja n g pernah ikut menindas perdjuangan kemerdekaan segera diganti dengan tenaga2 Pe' djuang. Tetapi A. P. R. I. S. tidak dapat bertindak sedjauh itu, karena adanja perdjandjian K. M. B. jang m endjam in kedudukan m ereka. D1' karenakan A. P. R .I. S. tidak dapat bertindak sebagai ja n g diharapkan oleh kaum gerilja Sulawesi Selatan, m aka mereka lalu bertindak sendiri?Tindakan ini tentu sadja tidak dibenarkan oleh A . P . R . I . S. karena pandang akan dapat merusakkan kelantjaran d jala n n ja pelaksanaan •.persetudjuan K .M . B. Dari sinilah berpangkal suatu titik dim ana ketc gangan antara pemuda gerilja dengan A .P.R .I.S, berm ula. Dikalangan A .P .R .I .S . sendiri sebenarnja b a n ja k d ju g a ja n g ber bahwa K . M . B . m emang tidak m emuaskan, sebab d e m a r k a 8 antara patriot dan pengchianat- tidak ada. Oleh sebab keadaan 3aCj’ demikian ini, m aka'pada m ulanja A.P.R.I.S.-pun tid ak tegas m engam^ tindakan pada pemuda2 gerilja. a? Kemudian pemuda2 gerilja m elantjarkan propaganda ke-daera pedalaman jang memang m erupakan kam pung halam an n ja. D im aDfl. m ana mereka m engandjurkan u ntu k ..melaksanakan konsep revol 17 Agustus ’45". Tetapi apakali mereka m em aham i azas revolusi dala segala seginja, masih mendjadi suatu pertanjaan. Kadang2 k ita i*10 djum pai kedjadian jang sukar dimengerti d jik a d ilakukan oleh golooS ^ pedjuang, apa lagi jang m enjatakan diri sebagai p e m b e la - p e l& DlJ3 revolusi.
p e n d ir ia n
Tata susunan m asjarakat didaerah pedalam an Sulaw esi Sel®1^ djauh berlainan dengan jan g biasa dilihat dalam lin gkun g an k e h id u P ^ m asjarakat kota. Pedalam an Sulawesi Selatan adalah desa jang
dari h u b u n g a n l a l u lintas ekpnomi. politik dan budaja. itu disanalah ja n g memiliki keteguhan dalam memegangl m elandjutkan tradisi nenek-mojangnja. Penghldupan pokok rakja 1dak banjak mengalami perubahan dari masa kemasa. Suasana kekeluargaan s a n g a t erat, terutam a diantara saudara sedarah/seketurunan R a s a kekeluargaan, r a s a sebagai s a t u keturunan sering men0a a alasan a p a p u n d j u g a . Pendeknja suatu susunan masjarakat jang ben p e n t j i l, O le h
d ja u h
sebab
sangat kontras dengan suasana kota. Propaganda golongan pemuda pedjuang untuk me>“ djutkan ^evolusi m enurut mereka sendiri, jang didjaliu dapat diterim a rakjat. Apakah r a k ja t^ P ^ a ta u k a h ^ k lh a n tju r a n , dapat perang gerilja akan membawa penjelesa disaksikan sendiri bagaim ana keadaannja sekarang. R . k j a t m „U . landjutnja. A pakab setjara ini dapat " ^ “^ ^ m i l i t e r jan g dilantjarkan Keadaan ini bersamaan pula densaaMeerdeka_ Kemudian pihak gerilja berhubung dengan adanja opeiasi rP N T A R A K EAM AN AN
RAKJAT-’ atau
T. K. B.
« > „ ! » , ».»-
tanggal 24 M aret 1952, dengan proUlamasi Agustus '45. wa dasar ideologi masih tetap pada azas p ianc telah berpengalaman Tetapi sebelum itu. beberapa ora g J ^ ^ Kahar Muzakar. ikut perang gerilja di D jaw a menggaD g ^ alias Kadarisman A ntara lain B. S. Baranti, Jusuf Karnai -r jnj kemudian men(aeorang bekas M ajor T.N.I.). 3 mempersiapkan pernjataan
Pendaratan Bataljon 711. ,
.
7ti mendarat dikota
T e p a t pada tanggal 15 Mei 1® ^ a®!jba^1 mengamankan daerah Pare-pare u n tu k m elakukan tugas' Wnl bukan iagi Belanda d Sulawesi Selatan. Lawan jang > erombolan R. M. S. e n San K. L . dan K. N. I • ' Dja bersendjata jang p e r * * baret hidjaunja, melainkan ^ ° oklamasi Agustus daneebagai m enjatakan dirinja sebagai P6" 1*®1* J beaar pemimpin2 mereka memTentara K eam anan R akjat. e> ang gerilja melawan e an P^njai tju k u p pengalaman dftlam P dibebankan pada punda Djawa. Oleh sebab it u , tugas jang B ataljoa m bukanlah suatu tugas ja g ^ ^ ^ S e b e lu m
Bataljon 711
1952 t e l a h d i a d a k a n t i m b a n g t e n K °l- K a w i l a r a n g k e p a d a Kol. G a
Komando T. T . V I I d a n b ro to .
p e ru b a h a n p u l a d a la m g a i S u la w e s i S e l a t a n . P erubahan j a n g n j
M em baw a
p er g a n t i a n P a n g l i m a m i
u s a h a p e n je le s a ia n k e k a t j a u a n
ialah d e n g a n d ih e n t i k a n n j a
u n tu k sem e n tara p e la n tja ra n operasi M e r d e k a ; ke se m p atan bagi gero m b o la n u n tu k k em b ali k e d ja la n ja n g benar d ib u k a k e m b a li oleh P e m e rin ta h . Ib u S a la w a ti D aud k em bali m e n g u lu rk a n d ja s a n ja , berkali2 d ia d a k a n p e rte m u a n dengan K a h a r M u zak ar. S a ja n g sekali segala d je rih p a ja h u n tu k m e m e tja h k a n persoalan ja n g ru m it itu tid a k m en d a p a t hasil sepenuhnja. Setelah p eru ndin gan g agal ada sedikit perubahan, sebab terdapat p e rp e tja h a n sikap d ik a lan g an p e n g ik u U K a h a r M u z a k a r. Sebagian d a ri B ataljon2- nja m e n ja ta k a n sedia m enerim a sarat2 ja n g d ite n tu k an oleh u tu s a n P em erintah . Lebih dua B a ta ljo n ja n g d ip im p in oleh A ndi Sosse, A zis Taba, M u h a ra m dan A n d i M a n g g a m a su k ke kota, tidak la m a k e m udian m ereka d ila n tik m endjadi d ua B a ta ljo n T .N .I. dan beberapa K o m pi. D e ngan dem ikian K ah ar M u za k a r telah kehiJangan beberapa p e n g ik u tn ja . Setelah usaha u n tu k m em baw a ke djalan p e rb aik a n b ag i K ah a r M u z a k a r tid ak m endapat hasil, m a k a d ja la n kekerasan ia la h tin d a k a n m ilite r diam bil. P ad a saat in ilah B a ta ljo n 711 d a ta n g di Sulaw esi Se la ta n , disaat operasi2 m iliter sedang d ila n tja rk a n . S a tu bulan K om ando B a ta ljo n berada di Pare-pare, ke m ud ian d ip in d ah k an ke Rappang. S edangkan daerah ja n g d id u d u k i m e lip u ti E nre kan g, Pare-pare, R ap p an g , T anrutedong, P a n g k e d je n e dan M aiw a (M a ro a n g in ). D aerah ini adalah sarang dan p u sa t g e ra k a n T. K. R. H a m id A l i —-Usman Balo. M ereka ini te rm asu k p a su k a n ja n g m e m ilik i kesendjataan lengkap dan p aling g ia t m e la k u k a n gerakan2. Keadaan daerah pada u m u m n ja sang at m e n je d ih k an . S ik a p masja ra k a t terhadap usaha pe ngam anan san g at apatis, a tju h ta k a tju h . M a s ja ra k a t bersikap m asa bodoh k a re n a m ereka tid a k d a p a t m e m ilih piha k m ana ja n g akan d iik uti. T erhadap te n ta ra m e n u n d ju k k a n sikap takut, sedangkan terhadap kau m g e rilja sebagian besar m e n u n d ju k k a n sikap dem ikian djuga. R a k ja t ja n g m e m b a n tu k a u m g e rilja terbag i dalam beberapa a la s a n : K arena m erasa sebagai satu Buku, k are n a ada hubungan keluarga, karena p o litik , k a re n a in g in m e n tja ri keuntungan bagi diri sendiri. D alam keadaan ja n g de m ikia n u n tu k m em baw a m a sja ra k a t ik u t a k tif dalam usaha keam anan, m e ru p a k a n p e ke rdjaan ja n g m e m inta w a ktu dan ke te k un an ke rdja. Pem erintahan sipil m e n galam i stagnasi, k are n a dae rah p e d alam an h a m p ir se luruh n ja dikuasai oleh gerilja. S e d an g k an T .N .I. h a n ja m e ng uasa i d ja la n r a ja dan beberapa d istrik ja n g te lah ad a p o sn ja. Berh u b u n g dengan stagnasi tsb., dengan se nd irinja o rganisasi p e m e rin ta h a n ja n g lain tid a k d ap at djalan. D aerah2 p e rta n ia n m e n d jad i p a d a n g lalang , p e n g a ira n tid a k berdjalan, m a k a tid a k m e n g h e ra n k a n d jik a keadaan p e re k on om ian pada u m u m n ja b uruk . K e su litan la in ja n g d irasak an oleh p a s u k a n p e ndatang, ia la h m asih be lum m e m a h a m in ja daerah b aru. D isa m p in g itu r a k ja t ja n g m e m p u n ja i ik a ta n k e b u d a ja a n ja n g la in dengan an g g o ta p a su k a n p e n d a tan g
ke
PAR £2
sering m enim bulkan akibat jang kurang baik djuga. Susunan m asjarakat jan g feodalistis dengan segala tjara p em ikirannja ja n g berlainan, m erupakan perbedaan ja n g sangat menjolok dengan sikap ja n g men djadi kebiasaan anggota2 pasukan pendatang. D ilihat dari segala segi, keadaan jan g demikian itu sangat m enguntungkan p ih a k gerilja. 4
Pelaksanaan pengendalian daerah u n tu k m asa pertam a ditentukan terbatas pada tak tik baku, ialah dengan m enjebarkan pos sesuai dengan kekuatan jan g tersedia. T aktik in i dengan susah p a ja h didjalankan hingga dua tahun, baru dirubah setelah disadari ad anja k e s a la h a n 2 prinsip. Dengan sangat hati2 ditjatat segi2 chusus ja n g m endjadi djiwa kaum gerilja, ialah tentang: organisasinja, sikap kepem im pinan dan tjara2 bergoraknja. Baru setelah penelaahan ini, p im pin an B a ta ljo n 711 merasa telah dapat menemulcan tak tik anti gerilja ja n g lebih b e r s if a t chusus bagi lawan jan g dihadapinja. Sebagai kesim pulan k ita dapat membenarkan adjaran klasik dari Sun T z u : „kenalilah ke k uatan sendir>« dan kenalilah kekuatan lawan". % Pada saat2 mengadakan gerakan pertama, B a t a l j o n 7 1 1 berpegang pada garis jang telah ditetapkan oleh Komando T. T. V II. Betapa kerasnja kekuasaan militer jang berlaku, dapat dilihat a n ta ra n ja dalam Peraturan Kekuasaan M iliter jan g dikeluarkan oleh K o m a n d o T.T. V II seperti b e rik u t:
PERATURAN KEKUASAAN MILITER No. 80043/7/VII/52. Panglima Tentara & Territorium V II, setelah I.
M e n g i n g a t : '
1. Undang2 keadaan m ara b a h a ja diw ilajak Sulawesi Selatan. 2.
II.
Terdjadinja K edjahatan2 dan p e la n g g a r f t ® ^ jan g bersifat m engganggu k e a m a n a n / k « ' selamatan m asjarakat oleh o r a n g 2 j aD^ tidak bertanggung djawab.
M e n i m b a n g : Bahwa berhubung dengan keadaan j aD^ mendesak perlu dengan segera m engada kan peraturan jan g istim ew a keras uo tu menghentikan / m enghindarkan kem uD^ kinan2 tim bulnja kedjahatan2 dan pelan£ garan2 tab. .
III.
M em utuskan:
M enjim pang dari semua p e r a t u r a n 2 ada mengenai hal2 ja n g tsb. diatas, u sementara m enetapkan p e raturan b e r ik u t:
Dapat dihukum mat! atau pcndjara semen* tara sclamalamanja dua puluh tahun terhadap mereka ja n g m endjalankan ; a.
Pcmbunuhan
(atas seorang ja n g dim aksudkan dalam pasal 338, 339, 340 K U H P dsb).
b.
Sabotage
(dalam arti merusak bangunan2 Negara, peralatan m iliter dll. sebagai ja n g termaksud dalam pasal 408 K U H P ).
C.
Pcrampokan
(dalam arti merebut hak m ilik orang lain setjara bergerombolan atau sendirian, de ngan kekerasan memakai sendjata, maupun tidak sebagai jang dimaksud dalam pasal 565 K U H P dsb).
d.
Perusokan
hak m ilik umum dan atau perorangan (sebagai jang dimaksud dalam pasal 406 K U H P dsb).
e.
Antjaman
terhadap seseorang dengan maksud mem. bunuh atau memeras harta-benda (seba gai jang dimaksud dalam pasal 336 dan 368 K U H P dsb).
f-
Mcndjual bclikan, menjimpan atau menjembunjikan sendjata api atau alat peledak guna pengatjauan (sebagai jan g dimaksud dalam pasal 55 K U H P ).
h.
Memberi perumahan, mengantar, menjembunjikan atau mem" perlinduogi, kaki tangan pengatjau (seba gai jang dimaksud dalam pasal 124 dan 126 K U H P ). Pasal 2
B arang siapa kedap^tan sedang atau telah m endjalankan: a. Provokasi berupa apapun djuga b. Penjiaran kabar2 bohong c. Penjiaran surat selebaran dengan ti dak seizin jang berwadjib jan g langsung atau tidak langsung dapat mengganggu keam a nan m asjarakat atau perorangan dapat dikenakan hukum an dalam pasal hukum pidana jang bersangkutan. Pasal 3 B arang siapa ja n g terdapat sedang mendjalankan kedjahatan2 sebagai tersebut dalam pasal 1 dari Peraturan in i dapat di tembak mati ditcmpat pada saat itu djuga.
Peraturan ini mulai berlaku pada hari diumumkannja dan disiarkan melalui pers, radio dan surat selobaran a g ar umum
mengetahui dan mengindahkannja.
'
xv.
S e 1 e s a i.
Dikeluarkan di:
Stafkw artier.
Pada tanggal : 9 Ju li 1952. ,
D j a m
: 09.00
PAN G LIM A. T E N T A R A & T E R R IT O R IU M V II Kolonel, ttd.
( GATOT SUBROTO ) Dium um kan pada tanggal 9-7 52 oleh P. M. T. T. V II M a jo o r; ttd. (M. SA LEH L A H A D E ) \
Gerakan? militer dengan giat dilantjarkan u n tu k m enghantjurkao kekuatan bersendjata Kahar Muzakar. Dalam keadaan ja n g terus-menerua dikedjar ini, sisa2 dari pasukannja segera diorganisir kembaliDikalangan pimpinannjapun diadakan reformasi, serta pem bagian tugas dan daerah gerakannja. Dari hasil penjelidikan m enundjukkan bahvva pasukan Kahar M uzakar dibagi mendjadi persiapan-persiapan BrigadeAdapun pembagiannja sbb : Brigade I Latimodjong, daerah gerakannja m eliputi M andar, Parepare ketjuali Maiwa. Sebagai komandannja, H am id Ali. Brigade I I Batuputih, daerah gerakannja m eliputi Luw u, ButoD dan Laiwoi. Sebagai komandannja, Andi Tanriadjeng. Brigade I I I Lereng Tjinta, daerah gerakannja m eliputi M ak as*r dan Bantaeng ketjuali kota Makasar. Sebagai kom andannja, B a b *r M attaliu. Brigade IV Rante Mario, daerah gerakannja m eliputi M akal® ’ Rantepao ketjuali daerah Bonto Batu jan g diganti daerah M aroangt0' Sebagai kom andannja, Sanusi Daris. Brigade V 40.000, daerah gerakannja m eliputi Bone tidak teJ' m asuk Sopeng. Sebagai kom andannja, Sam sjul Bachri. Disam ping itu masih ada lagi Ib u pasukan ja n g selalu b e rd e k a ta 0 dengan K ahar M uzakar, pasukan ini dipim pin oleh M artani, H a s ^ L akallu dan A li A. T.
Tetapi dalam menghadapi operasi2 T. N. I. jang senantiasa mem berikan tekanan berat pada kedudukan pasukan2 Kahar, maka pem bagian daerah sebagai jang ditetapkan oleh Kahar Muzakar tersebut tidak akan membawa m anfaat jang baik. Karena akan menimbulkan masalah persengketaan daerah antara satu dengan lain pasukan. Dan karena pembagian daerah ini pulalah nantinja akan timbul perpetjahan dikalangan gerilja, sebab dalam menghindari pengedjaran dari patroli2 T. N. I. mereka saling masuk-memasuki daerah2 jang sudah ditetapkan °leh Kahar. Alasan perpetjahan antara Usman Balo dengan Kahar M uzakar pada m ulanja adalah soal daerah djuga. Karena pelanggarannja menduduki daerah ja n g bukan haknja itu Usman didjatuhi hukuman disipiin, tetapi ternjata tidak ditaati. Sebenarnja perselisihan tersebut bukan antara Usman Balo dengan Kahar Muzakar, melainkan dengan Sanusi Daris sebagai komandan Brigade jang mempunjai hak mendu duki daerah M aroangin'atas. Tindakan Usman Balo tidak hanja men duduki sadja, tetapi m alah mengusir pasukan2 Sanusi Daris dari kedudukannja. Berhubung dengan adanja kedjadian ini, kemudian Usman diberi peringatan. Sebagai djawabannja Usman Balo malah membentuk B ataljon otonom, ja n g merasa lepas dengan ikatan2 organisasi 1,. K. R. Kahar M uzakar. M aka pada pertengahan bulan Desember 1952 Kahar ^ e n d ja tu h k a n vonisDja, menghukum Usman Balo sebagai pendjahat jan g m erugikan kepentingan perdjuangan, organisasi dan rakjat. Kahar M uzakar menuduh bahwa Usman Balo telah banjak melakukan pelanggaran berupa pentjulilcan, pembunuhan dan perampokan jang sukar diPertanggung djawabkan. Disamping itu dituduh djuga, tidak setia Pada tjita2. Menghadapi kenjataan perpetjahan ini Hamid Ali sebagai teman dekat Usman, membela dan tegas2 ikut menentang Kahar. Dalam suatu pembelaannja Hamid Ali menjangkal tuduhan jang dilantjarkan °leh K ahar M uzakar. A ntara lain menjebutkan : ynengapa Usman Ba o d ituntut atas tindakannja mengadakan gerakan2 (jang dimaksudkan Pembunuhan, pentjulikan dan perampokan), sedangkan mstruksi sema tjam itu dulu pernah diberikan oleh Kahar Muzakar jang katanja untuk m em buktikan bahwa Pemerintah R. I. tidak mampu menguasai keadaam Perselisihan ini berkesudahan mendjadi pertengkaran sendjata anta T.K.R. sendiri. Dengan pasukannja jang t a k seberapabesarnja itu Usman Balo terus-menerus terpukul, sehingga terdjepit dalam suatu^eadaan ^ n g akan menghadapi kehantjuran. Dengan sangat Balo bersama Ham id A li mentjari hubungan dengan T.N.I. Dan Bataljon jang dipilih untuk dihubungi adalah Bataljon jang aru sa ja ^esmikan mendjadi T. N. I. jak n i jang dipimpin oleh Andi Selle ketika itu Bataljon tersebut memakai nomor 719. Situasi ini d.ketahui benar °leh pim pinan Bataljon 711, gerakan jang bertudjuan kearah pengb antjuran pasukan Usman bersama Hamid telah dipersiapkan.', Tetapi terhalang oleh hubungan jang masih dipehhara dengan Bataljon 719. ke n jata an aneh ini telah menimbulkan rasa saling tjuriga-mentjurigai, dan' tak adanja kerdja sama jang erat. Ketjurigaan jang memuntjak, n a n tin ja akan petjah mendjadi insiden bersendjata jang seru, hingga m eminta korban jan g tak sedikit.
P a s u k a n U sm an B alo ja n g sudah terdjepit itu m em peroleh nafas kem bali. Kemudian untuk m engatasi kesukarannja. m ereka menentukan sik ap h en dak m erebut ke m b ali daerah2 ja n g telah d ip u n ja i K ahar . M u z a k a r. K e duduk an U sm an berada di Letta, suatu daerah ja n g tidak m e m u n g k in k a n u n tu k m e lak u k an perang ge rilja ja n g d ap at bertahan lam a. O leh sebab itu m ereka segera bergerak m e n ud ju ke W adjo U ta ra . M a rk a s n ja berpindah di-hutan2 sekitar Solodua-Maivva bavvah. D a la m pe reb utan a n ta ra U sm an Balo dan K ahar M uzak ar, p ad a m u la n ja m e m ang ta k k e lih a ta n unsur ideologis ja n g prinsipiil. D ju g a alasan p o litik sam a sekali ta k ada. Sebab dari perte ng k aran d ap at diduga, d ik a re n ak an sikap K ah ar M uzak ar ja n g te rlalu k a k u terhadap konsepsi2 d ari T. T. V II, sehingga m e ngakibatkan suatu p e ran g saudara ja n g ta k henti2-nja.
P e r is tiw a 2 j a n g m e n g g o n t j a n g k a n . M eskipun B a taljo n 711 terus-menurus m enghadapi tugas operasi, n a m u n perh atian pada penjem purnaan ke satuan tid ak pe rn ah dilepaskan. P ad a tah un 1952 sew aktu kom andan B a ta ljo n dipegang oleh Lts. Su harto telah ditetapkan suatu re n tja n a k erdja kedalam , g u n a m e n tja p a i p e n in g katan kem am puan disegala lapa ng an dengan d ja n g k a tertentu. Dasar2 ren tjana tersebut a n ta ra l a i n : 1.
P e njem p urnaan organisasi s ta f B a ta ljo n sebagai ke satuan tem pur dalam A n g k a ta n D arat, m endjadi hal ja n g m u tla k .
2.
M em pertinggi k e tja k a p a n djabatannja.
3.
M enjelenggarakan orangan anggota rentjana.
,
tehnis an g g o ta dalam kedudukan/
peralatan/p erb ek alan k e satu an dan persesuai dengan k e b utuha n dan k e te n tu a n
4.
M eletakkan dasar2 tradisi ke satu an sebagai la n d asa n penanam an disiplin, penegak m oril dan m e n d ja m in k e u tu h a n ke dalam tubuh kesatuan.
5.
M e n je le n g g a ra k a n ' d ja m in a n sosial a n g g o ta sebagai im b a n g an dalam kehidupan m a sjarak at.
D engan dasar re n tja n a pokok in i p im p in a n B a ta ljo n m e m b e rik an , pe tun dju k2 ja n g sistem atis, sehingga m e n djad i su atu r e n tja n a k e rd ja ja n g m e n d jalar ke-bagian2 te rk e tjil. K e m a d ju a n ke d alam san g a t terasa, te ta p i tid a k selam an ja kesem patan u n tu k m e n d ja la n k a n r e n tja n a tersedia. R e n tja n a B a ta ljo n terd am par k are n a g o n tja n g a n p e ris tiw a ja n g m e n im p a tu b u h A n g k a ta n D a r a t R . I. P e ristiw a m a n a te rk e n al d e n g a n ' se b u tan ,.P e ristiw a 17 O ktober 1952”, su atu p e ristiw a p o litik ja n g men ja n g k u t‘ p e djabat2 A n g k a ta n D a ra t di P u sat. K e d ja d ian tersebut sam a se k ali tid a k d a p a t d im e n g e rti oleh p im p in a n B a ta ljo n 711. B erb agai in te rp re ta s i b e rsim p a n g siur, te tap i tid a k ada ja n g m e m b e rik an
•
ja w a an setjara tepat. Sehingga terbajang kechawatiran akan timu nja hal-hal ja n g tidak terduga, dan ja n g dapat m erusakkan kehidupan a a jon sebagai lcesatuan tem pur. Kechawatiran itu tidak akan seberapa terasa, seum pam a B ataljon tidak sedang menghadapi tugas Negara, ialah tugas u n tu k m engam ankan Sulawesi Selatan. Pim pinan B ataljon berusaha keras untuk m engatasi kem ungkinan buruk jang dapat m enim pa h idup nja kesatuan. A ch irnja disim pulkan suatu pendapat sebagai pegangan se m e ntara: „Peristiwa di D jakarta adalah m asalah politik ja n g belum djelas duduk persoalannja, oleh sebab itu sebagai kesatuan baw ahan bersilcap tidak ik u t tjam pur. Pedoman kita sebagai -seorang peradjurit, telap m emegang teguh disiplin dan meland ju tk an ketentuan2 ja n g telah ada”. Pengharapan kita ia la h : semoga kedjadian di D ja k a rta tidak akan m endjalar kedaerah. Sebab djika kedjadian2 dem ikian mentjetus didaerah m aka dengan segera akan manjelinap segala m atjam unsur2 ja n g m akin m engaburkan persoalanU n tuk beberapa w a ktu pedoman jang telah disim pulkan oleh Pim pinan B ataljon m asih dapat dipertahankan, asalkan belum ada hal2 baru jang m em pengaruhinja. Tidak lam a kem udian di M akasar meletus suatu peristiwa jang m engedjutkan. Peristiw a pengoperan pim pinan komando T. T. V II se tja ra kekerasan, ja n g dilakukan oleh Let. Kol. J. F. W arouw terhadap Kol. G atot Subroto. Peristiw a ini terkenal dengan sebutan ,,Peristiwa 16 Nopember 1D52”. W ak tu terdjadinja peristiwa pengoperan tersebut Let. Kol. J. F. W arouw m endjabat Kepala S taf merangkap Komandan Mobielle Comando Operasi ,,H alilintar”, dalam djabatan jang terachir ini ia m em baw ahkan pasukan setjara langsung. Sebelum dan sesudah pengoperan p im p in a n komando T. T. V II telah diadakan tindakan penahanan terhadap perwira2 staf T. T. V II ja n g d id u g a akan menentang tindakan pengoperan tersebut. D isam ping itu u n tu k m entjegah p e m a k a ia n pasukan — baik karena rasa disiplinnja ja n g m endalam m a u p u n karena djalinan perkembangan — dianggap m ungkin akan m engadakan reaksi atas pengoperan tersebut, m aka ter hadap kesatuan2 jan g terduga itu dilakukan tindakan preventif, ialah d ilu tju ti atau disita sendjatanja. Ja n g terkena ,,tindakan preventif ini ialah C. P. M- di M akasar dan Pare-pare ; S. K. I. V II di Pare-pare dan satuan2 bantuan di Pare-pare. K edjadian jan g susul-menjusul terse“but m erupakan suatu pukulan ja n g m enggontjangkan sendi2 kerdja jan g normal. Pada m ulanja k ita se-dapat2-nja hendak berpegang pada disiplin dan ketentuan2 jang telah ada, tetapi setelah meletusnja peristiwa jang ber-turut2 itu, benar2 telah m em utuskan rantai ikatan penegak disiplin militer. Pim pinan B ataljon dihadapkan pada suatu kenjataan jan g dapat membawa akibat buruk pada hidupnja kesatuan. K ita mengerti bahwa dalam peristiwa2 tersebut terdjalin kepentingan politik — untuk sebagiannja tertjetus dalam manifes ex Brigade X V I — tetapi baiklah djalinan2 itu dalam tulisan^ini disingkirkan sadja.
Setelah m engikuti dengan teliti rentetan peristiw a diatas, pimpinan Bataljon m endapatkan suatu analisa, analisa m ana disim pulkan dalam beberapa rumus jan g nantin ja akan didjadikan pegangan dalam m entjari djalan sendiri dan menempuh d ja la n n ja sendiri pula. Kesimpulan2 tersebut adalah: 1. Telah tak ada dasar hukum jan g m endjam in seseorang men duduki dan m endjalankan tugas djab atannja sesuai dengan norma2 dasar organisasi dan kepastian hukum ja n g norm al. 2. Telah tim b u l su atu k e k a tja u a n d a la m tja r a b e rp ik ir ja n g dipakai
sebagai
lan d a san
u n tu k
m e n e n tu k a n /m e n ila i
s e s u a tu
tindakan.
3. Pengertian hak, perintah pim pinan kepada baw ahan m e l a l u i saluran hierarki sudah kabur, sehingga tidak ada lagi gam ba ran organisasi jan g terang dalam susunan komando. 4. Pim pinan baw ahan dapat mengambil tindakan hukum an setjara langsung terhadap atasannja dengan tidak m elalui saluran hukum jan g semestinja. ) 5. H ukum dan disiplin tentara jang m erupakan sendi2 hidup sU" atu tentara, dalam suatu keadaan tertentu dapat d is a m p in g k a n tanpa suatu aanksi apapun. D engan d ita rik n ja kesim pulan2 tersebut tela h m e n ja ta k a n betapa lu lu h n ja dasar2 pegangan bertin dak sebagai k e sa tu an b a w a h a n . K e a d a a n ja n g dem ikian m em aksa p im p in a n B a ta ljo n u n tu k m e n ju s u n p e ru n iu sa n ja n g dapat m endjadi dasar pegang an k esatu an . M a k a te r tjip ta la 11 am bang W ID J A J A K U S U M A dan D J I W A B A T A L J O N ja n g m e m b e r i k an kekuatan m oril baru, sebagai d ite ra k a n d a lam bab la m p ira n . S em entara itu
B a taljo n 711 m asih terus-m enerus m e l a n t j a r k a n
S t ° Pr f r ? a’ Sedangkan P ^ a n g a n tugas tela h m e n d ja d i kabur. tetao f kel63Uan kedalam . M e sk ip u n d e m ik ian p e r a d j u r it * ^ ja la n k a n tugas m e la k sa n a k a n p e rin ta h a ta s a n n ja u n tu k » e' g a m ank an Sulawesi S elatan dengan m e m p e rta ru h k a n d jiw a d a n r a g * ' h f 1-? m ana b8lUm d ap at m enS h a silka n sesuatu ja n g d ih a ra p k a n . haslln3a m a la h m a k in d ja u h k e lih ata n . A p a la g i sesudah te rd ja d i' n ja pem b ongk aran sendjata* Sekolah K ader I n f a n t e S V I I di Pare-pare-
L ? d S t a a ger0m ,u an m akin meniDgkat’ ini m enundjukkan bahw a P ^ ' sendjataan mereka m akin baik. Tugas kewadjiban ja n g d ib e b a n k ^
ibatm. z r zSebaga, z i - m a n' ui>uk“ saaja tarat a to m M a la m a,tlo j, ,derlng
*«> >«»>'
diue* M ,i»,
ja n g dibentuk oleh suasana disekitarnja. Pertentangan an tara kesetiaa* memegang teguh Patokan2 hukum jan g berlaku dalam k e t e n t a r a a o d®' ngan keinginan untuk m em buktikan bahwa kitapun sanggup h e r b ^ seperti ja n g diperbuat oleh orang lain. Perasaan penuh p e r t e n t a n g ^ m i semakin m endjolak setelah gugurnja P it Burhan, Kom andan P e le ton 1 /
Kompi II, seorang putera Makasar jang telah mengikuti revolusi sedjak dari sekitar Surabaja. G ugurnja Pit. Burhan bersama enam orang anak buahnja m enim bulkan berbagai pertanjaan, karena baru sekali inilah Bataljon 711 menderita korban ja n g tjukup berarti selama berhadapan dengan kaum gerilja Sulawesi Selatan. Mengendalikan disiplin dan kem arahan jan g telah m em untjak adalah suatu pekerdjaan jang tidak semudah diteorikan. Kemudian oleh pim pinan Bataljon diputuskan un tuk m engadakan operasi pengedjaran/pembersihan terhadap gerombolan. Tetapi karena sarangnja gerombolan gerilja berada didaerah pertanggungan djaw ab kesatuan lain, m aka gerakan tidak akan dapat berlangsung dengan berhasil djika tidak diperbolehkan oleh jang lierwenang memasuki daerah sarang gerombolan tersebut. Setel >li diusahaknn achirnja diperoleh izin, dan.m ulailah gerakan dilantjarkan. Tekad kita telan bulat, mengadakan pengepungan. Tetapi sajang tekad bulat dari . seluruh kesatuan belum sampai berudjut, ditengah perdjalanan sudah mendapat halangan.. Sesungguhnja halangan ini adalah suatu tindakan jang harus disesalkan, karena komandan kesatuan jang mempunjai tanggung djawab atas daerah jang ditempati gerombolan menjampaikan perintah, katan ja atas perintah komandan Bataljon 711 seluruh pasukan jan g sedang mengadakan operasi diharuskan kembali. Usaha untuk m engadakan hubungan langsung ke Komando Bataljon 711 tidak dapat ditjapai. Meskipun dengan perasaan jan g penuh penjesalan seluruh pasukan kem bali sebelum mentjapai tudjuannja, disini menundjukkan bahwa k ita masih sanggup memegang teguh disiplin. Setelah seluruh Pasukan kembali, barulah diketahui bahwa perintah mundur jang disam paikan adalah suatu tipuan belaka. Komandan Bataljon 711 tidak Pernah m em erintahkan penarikan kembali. Kedjadian ini sangatlah mengherankan, karena dengan terang 2-an telah melanggar kode perwira, djuga moral keperwiraan telah dilanggarnja. Baiklah tentang peristiwa ini tidak diperpandjang, m asjarakat umum terutama di Sulawesi Selatau ja n g m engikuti peristiwa ini akan mendjadi saksi, dan seberkas dokumen akan mendjadi bukti. Bila telah tiba saatnja, suatu „ketidak djudjuran” akan tertjabut dari dasarnja. Sebagai kelandjutan dari kedjadian ini, ialah petjahnja insiden bersendjata antara Bataljon 711 dengan Bataljon 719 jang telah menim bulkan korban di-masing2 pihak. Insiden ini mendapat sebutan „peristiwa 19 Desember 1952”. Perhatikanlah rentetan peristiwa2 jang telah te rd ja d i; 17 Oktober di D jakarta, 16 Nopember di Makasar dan 19 De sember dipedalaman Sulawesi Selatan. Apakah kedjadian2 ini memang saling berhubungan, djawabnja jang tepat: tid ak ! Tetapi djika dikatakan bahwa peristiwa2 tersebut saling sulam-menjulam adalah : benar i B anjak segi2 tertutup jang berdjalinan dalam peristiwa jang membawa kegontjangan ini. M eskipun peristiwa jan g m enggontjangkan itu dengan segera mendapat penjelesaian, nam un akibatnja masih terasa sadja dalam waktu ja n g pandjang. Dalam pelaksanaan tugas operasi, lam bat laun *«ulai terasa bahwa kita dalam keadaan lemah. Kesemuanja memberi-
kan kesan se-akan2 tak ada tuntunan lagi ja n g terpusat dan berwibawa. Garis2 tugas jan g harus dlpegang tidak lagi djelas, sehingga dalam tindakan kepem im pinan se-akan2 kehilangan arah. T erutam a dalam kehidupan tjita m engalam i kekosongan. Tugas ja n g dipikul ber-larut2 tidak pernah m em punjai klim aks, se-olah2 kita terdjerem bab dalam suatu lautan lum pur jan g tak berketentuan dim ana tepinja. Pekerdjaan k ita m elangkah dan melangkah, tetapi kem anakah Iangkah tertudju tidak keruan arahnja. Keadaan jan g dem ikian ini adalah pekerdjaan ja n g sangat membosankan. Bagi kehidupan kesatuan adalah sangat m em bahajakan. D jadi djika disimpulkan seluruh perkem bangan dalam tubuh kesatuan sendiri setjara sederhana, te rtja tat beberapa h a l : 1.
Pergolakan2 jan g mentjetus ditubuh A ng katan D a ra t mempersulit pim pinan Bataljon dalam usahanja u n tu k m em perkuat organisasi kesatuan.
2.
A nak buah merasa djemu m endjalankan tugas ja n g ber-larut2 tanpa suatu kilmaks, dan kehilangan kep e rtjajaan atas djam inan hukum .
3.
Pim pinan Bataljon kehilangan pola perdjuangan, ja n g seniul® mendjadi pendorong utam a dalam m elaksanakan tugas.
D jalan keluar harus dapat segera ditjari djika ke k uatan ingin tetap diselamatkan, m aka djawaban ja n e telah dapat diberikan untuK gedjala *an£ membawa teridens negatif, a d a la h : D JIW A BA T ALJON dan Lam bang W 1 D JA JA K U SU M A . Dengan Ve t' nafasan baru mi, seluruh anggota kesatuan dalam rongga dadanja teris* ? . g baru. Tentara jan g dilahirkan dari revolusi, liar119 tetap berdiri dipihak revolusi. Revolusi berdjalan terus, dan n e n g a b d i a * P. a d a i r e V 0 l u s i b e lu m selesai djuga berdjalan terus akan tergilas oleh roda sedjarah, roda revolusi.
*
Berhenti.
P ro klam asi D arul Islam. b e r s a m r H a m S '^ r Perubahan ini teruf kuatan dikalangan
aDtara Kahar M uzakkar dengan U sm an Bal° jadl’ Sltuaf» kekatjauan agak berubah sedikitd*sebab^ n oleh bergesernja perim bangan K«-
k e k u a 'a n d t a C a f l T bertam bah lag i dengan T ^
.P.ergeSeran genl;ia' M a la h
^erupa t e r b e l ^ * k e m u d ia n g o lo n g a n 2-nj»
Andi M akulauw , tetapi u n tu k ^ dalam pem b itjaraan hadapi.
d' p im p in oleh A ndi T jam bok d ii« h K if° ° Dgan ?ang te rach ir in i tid a k te rtja k ^ P
disebabkan Bataljon 711 tidak langsung m eng'
mendalanT mereka s T lin rm e ^ e r a n
U sm an m akin liari m ak,D
dengan tudjuan merebut daerah2 perebutkan daerah, setelah golongan U sm an beberapa b ^ m e n d e r i t * kekalahan, kem udian dapat mempertahankan kedudL annT a j^ n g
Berhaailnja perlaw anan Usm an Balo terhadap Kahar Muzakkar itu, karena diberinja ,.daerah bernafas” oleh kesatuan jang telah disebutkan diatas. K eadaan law an -pada w aktu perpetjahan sedang menghebat, sesungguhnja sangat menguntunglcan bagi petugaa keamanan untuk m entjapai kem enangan m utlak. Tetapi oleh karena tidak adanja suatu garis strategi ja n g dapat mendjadi pegangan, maka kesempatan jang sangat baik telah hilang tanpa bekas. M asing2 kesatuan mendjalankan tjara2-nja sendiri jang dianggapnja paling tepat. H al ja n g demikian menundjukkan tak adanja keragaman, sebaliknja m enundjukkan kerotakan kedalam. Kita tidak berhasil m em pergunakan kelemahan lawan untuk mentjapai kemenangan m utlak, m alahan sebaliknja dalam beberapa masalah kaum gerilja berhasil m em pergunakan kelemahan ditubuh kita. Tentang hal ini baiklah akan disediakan tindjauan tersendiri. Terbelahnja T.K.R. mendjadi dua golongan sebagai akibat pertengkaran U sm an Balo dengan Kahar Muzakkar, sangat merugikan kedua belah pihak. Mereka ja n g semula menamakan dlrinja sebagai pelandjut revolusi ’45, ternjata tidak dapat membuktikan kesanggupannja sebagai djiwa ’45. Pertiliaian sendjata antara mereka itu, lebih landjut telah m enim bulkan keraguan akan tjita2 jan g ditudju. Kegontjangan dalam kejakinan m ulai terasa, terutam a sekali dikalangan Kahar Muzakkar jan g terdapat beberapa pemuka jan g mempunjai pandangan tjukup luas. Sedangkan dikalangan Usman Balo, kegontjangan itu hampir tidak terasa. Sebab pengikut2-nja tak ada jang tjukup menguasai arah dan garis perdjuangannja, asalkan kepada mereka telah disodorkan sembojan „m elandjutkan perdjoangan ’45”, mereka sudah puas. Malahan sobagian besar anak buahnja kejakinannja berbelok, dengan keinsjafan mereka mengabdi kepada pemimpinnja. Dengan tidak adanja tjita2 jan g tertentu, kejakinan mereka mudah berubah. Merekapun menginsjafi bahw a keadaan genting sedang mengantjam. Kemungkinan jang tersedia h a n ja la h : bertahan dalam keadaan tanpa pegangan tjitaZ, jang djelas tidak dapat dipertahankan dalam djangka pandjang; atau lari m entjari kejakinan baru. Dalam kesulitan demikian Usman Balo pernah m engadjukan pendapat dalam suatu rapat, dimana disarankan a g a ri Perdjoangan sekarang dialihkan sesuai dengan adjaran komunisme. Tetapi rapat tidak dapat meujetudjui. Apakah dengan tindakan jang demikian itu Usman Balo dapat ditjap sebagai seorang komunis, djawa b n ja : tid a k ! D jika ia seorang komunis tidak akan menawarkan suatu konsepsi politik setjara begitu tjeroboh, ia hanja mentjari pegangau baru sebagai pelarian, bukan sebagai kejakinan. Lain sekali halnja dengan K ahar M uzakkar, ia telah berbelok kearah tudjuan jang belum terang titik achirnja. Tidak lam a kemudian setelah perpetjahannja dengan Usman Balo, m aka K ahar M uzakkar bersama sedjumlah stafnja telah berkejakinan Untuk m engalihkan perdjuangannja pada tudjuan Iain. Agar dikemudian bari tidak tim bul lceruwetan baru, m aka segala sesuatunja harus di-
p e rs ia p k a n se-masak2-nja. D id a la m persiapan in i te rd a p a t perbedaan p e n d a p a t d ik a la n g a n m e re k a ja n g a c h irn ja m e n d jad i po rten tan g an . B a h a ja p e rp e tja h a n m e n g a n tja m kem bali, te ta p i k a li in i K a lia r M u z a k k a r k e lu a r sebagai pem enang. Law an2-nja d ibe rsih kan ta n p a a m p u n , ialah d ih u k u m tem bak. J a n g terd jerem bab m e n d ja d i k o rb a n a n ta r a n ja seo ra n g k o m a n d a n B a t a ljo n : M ani, P ito jo alias K a d a rism a n dll. A c h irn ja la h irla h su a tu p ro k la m a s i ja n g d in ja ta k a n p ad a ta n g g a l 7 A g u s tu s 1953. A d a p u n isi le n g k a p n ja sebagai b e r ik u t :
P R O K L A M A S I D engan n a m a A lla h ja n g m ah a m u ra h dan pengasih B e rd asark an p e rn ja ta a n b e rd irin ja N egara R e p u b lik Is la m Indonesia tg l. 12 S ja w a l 1368 / 7 A g u s tu s .1949 oleh Im a m K a rto s u w lrjo atas n a. m a u m m a t Is la m b ang sa Indonesia, dengan ini k a m i m e n ja ta k a n daerah Sulaw esi dan daerah se k itarn ja m endjadi b ab ag ian dari p ad a N egara R e p u b lik Is la m Indonesia. A tas n a m a U m m a t Is la m d aerah Sulaw esi dan daerah se k itarn ja . ttd. A bdul Q ahar M uzakkar. M edan D jih a d :
27 D zul cla ’dah 1372 7 A gustus 1953.
Dengan d iu m u m k a n n ja' p e rn jataan ini, m a k a T. K. R. K a h a r M u zakkar dengan sendirinja telah bubar dan m endjelm a m e n d jad i T entara Isla m Indonesia. Segi lain ja n g dapat diliha t dari p e rn ja ta a n penggabungan pada D aru l Isla m ini, ialah suatu p e tu n d ju k b ah w a K a h a r M u zakk ar buk anlah seorang ja n g m em iliki p ribadi besar, Sebagai seorang ja n g telah berani m enem puh djala n begitu radikal, dengan mengagungk a n tud juan revolusi ’45 tentu sudah seharusnja ia m engerti konsepsi2 selandjutnja dari tin dak an ja n g telah d ite m p uhn ja. T etapi te rn ja ta K ah ar tidak berbuat dem ikian. D jad i ia b u k an seorang ja n g berpribadi besar dengan m em baw a m assanja kearah tu d ju a n ja n g te lah d ija k in in ja . D engan la n g k ah n ja m enggabungkan diri pada D a ru l Isla m , m eru pak an su atu sikap ja n g terang2-an hendak m erobohkan hasil u ta m a revolusi A g u stu s 1945. D engan dem ikian ia telah m enerim a p ik ira n K artosuw irjo ja n g m enganggap R epublik Indonesia telah p un ah sedjak Jo g ja k a r ta berhasil d iduduki oleh Belanda. A p ak ah p ik ira n ja n g d e m ikian in i m e r u p a k a n d ja la n p e larian d ari k e dudu kann ja ja n g sem akin su lit atau k ah sebagai k e jakina n, a m a t su kar didjaw ab. K e n ja ta a n m e n u n d ju k k a n b a h w a ia m e n am akan diri sebagai penegak negara Isla m . A p a k a h tjara dan tin d a k a n n ja tersebut sesuai dengan ad jara n Isla m , b u k an tempat-
n ja dibahas disini. Satu hal ja n g pantas ditjatat, bahwa dalam Negara R. I. P an tjasila, terbuka lebar kesempatan un tuk memperdjuanekan kejakin an politik dengan m elalui djalan ja n g legal. D ja n g a n k a n hanja hendak m em baw a ide tentang bentuk2 kenegaraan, sedangkan jan g m em perdjuangkan tjita2 hendak m erombak struktur sosial (tatasusunan m a sja ra k a t), ekonomi, m asih tersedia kesempatan asalkan melalui dja lan h u k u m ialah d jalan ja n g legal. M aka sekarang ini tidak bisa dilihat lain ketjuali, bahw a K ahar memang telah memilih djalan jang tak berudjung. A g a k n ja langkah ini dianggap djawaban jang paling tepat dari kedudukannja ja n g semaltin sulit. Ia sadar benar bahwa suatu perang ge rilja'tak aka n dapat bertahan lam a tanpa suatu pegangan tjita2, pega ngan ja n g m endjadi pengharapan dikelak kem udian hari bagi pengikutnja. Seluruh p e n g ik u tn ja tentu menganggap bahwa mereka sedang berevolusi, m un g kin dik iran ja bahwa setiap pemberontakan bagaimanapun bentuk dan w a ta k n ja adalah revolusi. K apankah pengharapannja akan berubah m endjadi kenjataan, biarlah didjandjikan oleh Kahar sendiri. B agi patriot2 Indonesia pasti akan menganggap bahwa mereka telah m em ilih pihak ja n g m enentang perkembangan/kemadjuan sedjarah.
Mengeringkan sumber hidup gerilja. Pada bulan Agustus 1953 kembali untuk ketiga kalinja terdjadi pergantian kom andan Bataljon, kali ini dari Lts. Suharto pada Lts Supangkat, U p a tja ra dilakukan pada tgl. 17 Agustus 1953 di Rappang-. Bersam aan dengan itu diresmikan pula Pandji Bataljon ialah Pandji W id jajak usu m a, oleh Kom andan R .I. 23 Overste Chandra Hasan. Dalam u p a tja ra tim b an g terim a ini Lts. Suharto m engutjapkan pidato perpisahannja, ja n g m enekankan pentingnja D jiw a Kesatuan (lihat 1amp ira n ). Dengan adanja pergantian komandan Bataljon, m aka dalam be berapa lapangan kerdja terdjadi pula perubahan2 sesuai dengan rentjana baru. D ian tara rentjana jan g dipersiapkan, disinggung pula garis baru dalam gerakan operasi. Analisa situasi daerah disusun kembali atas dasar landasan pem ikiran baru. Kemudian ditetapkan beberapa rumus, segi2 ja n g m enguntungkan pihak gerombolan dan jang mempersulit kedudukan an ti gerilja. D alam perumusan jang baru tersebut pim pinan B ataljon m e n tja tat beberapa hal istimewa dipihak kaum gerilja Sula wesi Selatan, chususnja U sm an Balo Ham id Ali. Sebagai telah diuraikan dim uka, dalam segi ideologi telah dapat terdjaw ab keadaan intern gerilja, m aka kini diusahakan untuk memaham i d jiw a organisasinja, sebagai tiang penegak gerakan gerilja. In ti dari djiw a organisasinja, ialah : „disiplin serta kepatuhan pada pim pinan”. U n tu k m enegakkan disiplin dan kepatuhan tersebut pim pinan menentu kan d jala n ja n g term udah (boleh disebut djuga tja ra jan g p rim itif) ialah dengan an tjam an hukum an tem bak m ati bagi pelanggar2-nja.
Prinsip in i m em punjai konsekwensi, dim ana p im pinan harus m em punjai ke k uatan ja n g lebih dari kesatuan baw ahan. D an kekuatan itu adalah kekuatan ja n g n ja ta dan ta k terbatas, sehingga sewaktuw a k tu dapat m em aksakan pendirian2nja pada kesatuau2 baw ahannja. Dengan dem ikian kewibawaan dapat dirasakan, dan tegaklah sudah suatu kekuasaan. M em ang sudah sesuai dengan tin g k at p em ikiran serta tanggap hidup dalam m asjarakat dem ikian, lcetakutan terhadap huku- _ m an ja n g didjatuhkan oleh pim pinan lebih m udah m enguasai kesadaran daripada pertjm bangan ja n g lebih m endalam dan dapat dimengertiK enjataan m emperlihatkan, bahwa prinsip kepem im pinan gerilja (terlihat pada susunan organisasinja) ja n g m enentukan ialah a d a n ja pembagian sendjata dan perim bangan kekuatan antara „body guard" pim pinan dengan kesatuan2 bawahan. A n tara induk pasukan ja n g mem im pin dengan pasukan jang diperintah. Lagi pula dalam penggunaan „body guard" tersebut, pim pinan gerilja senantlasa bertindak hem at dan tjerm at sekali. H al ini m erupakan kenjataan tentang prinsip kepem inv pinan gerilja jang didjalankan, dalam menegakk'an disiplin, kelangsungao hidup organisasinja serta dalam menegakkan kew ibaw aan pimpinanKonsekwensi selaridjutnja dari prinsip kepem im pinan ini adalah a d a n ja penentuan bahwa jang bertindak menghadapi pihak an ti g e rilja (pasu k an gerilja D I/T II) adalah kesatuan baw ahan ja n g berkelcuatan sen djata lebih lemah. Dengan sendirinja pasukan ja n g lem ah tidak akan m am pu menghadapi patroli2 pihak anti gerilja. Sehingga kenjata"annja patroli djarang mendapat gangguan, ataupun seraD gan2 jang berarti pada kedudukan pos anti gerilja. Prinsip kepem im pinan sematjam ini merupakan pokok dalam kalangan gerilja, ja n g m engakibatkan differensiasi pasukan jang ber-larut2. In i adalah salah satu segi jang memudahkan pihak anti gerilja untuk m enghadapinja. Daerah Sulawesi Selatan adalah suatu daerah ja n g djauhberbeda dengan daerah pulau D jaw a jang pernah m endjadi tem pat k ita me lakukan perang gerilja. Sulawesi Selatan m em punjai sarat2 laitf, oleh sebab itu hanja beberapa hal sadja dari pengalam an gerilja di D jaw a jang dapat digeneralisir. Sulawesi Selatan terkenal dengan d a e r a h 2 luas jang terbentang m erupakan lautan ^alang atau rum put, serta toerbatu2 tadjam. Kadang2 daerah jang berpuluh km . h a n ja m erupakan tanah datar tanpa pepohonan s a tu p u n ; atau lembah b atu ja n g tjurara dan sukar dilalui manusia. Di-daerah2 sem atjam ini, m erugikan setiaP gerakan militer, sebab dari djauh telah terlihat dleh lawan. Sebaliknja ltalau kita mengadakan gerakan dengan m em asuki h utan belukar jang membentang luas, k ita akan berhadapan dengan rintangan alam . K am pung sangat berdjau hanle takn ja; sedangkan rum ah2 sebagia° besar beratap lalang atau enau, jan g m udah didirikan dan m udah Pula terbakar. D jalan perhubungan jan g dapat dilalui kendaraan bermotor hingga djauh kepedalaman tak ada. D alam daerah dem ikian inilah didirikan pangkalan2 kaum gerilja, ialah di-daerah2 ja n g tid ak dapat d itjap ai oleh suatu patroli biasa. Mereka m enem patkan sarangnja
diluar kem am puan gerakan patroli, meskipun dari pos2 jang dianggap terdekat. Tetapi ada satu hal jang tak dapat diatasi oleh kaum gerilja, ialah kebutuhan akan bahan m akanan untuk m entjukupi seluruh pasukan beserta keluarganja. D jadi mereka membutuhkan pemasukan bahan m akanan dari daerah m akm ur ja n g biasanja diduduki oleh pos2 T .N .I. Dalam hal ini organisasi gerilja sangat teratur dan radjin, sehingga sukar sekali dilum puhkan tanpa suatu gerakan jang benar2 terpimpin dengan suatu rentjana dasar jang integral. Kepadatan penduduk tidak begitu m engchawatirkan, m alahan dapat dikatakan djumlah penduduk sangat tidak seimbang dengan luas daerah. Berhubung dengan keadaan jang dem ikian itu m aka pim pinan Bataljon 711 sampai pada kesimpulan, bahwa ..mengeringkan sumber hidup gerilja” adalah suatu hal jang perlu mendjadi titik perhatian sampai pada suatu masa jang tertentu. Tetapi rentjana demikian tidak dapat didjalanlcan daerah demi daerah m elainkab harus m entjakup seluruh daerah jang mendjadi sumber bahan m akanan. P ikirau ini diadjultan sebagai babalcan pertama dalam suatu ran g k a operasi jan g menjeluruh, jang kemudian dengan sendirinja disusul dengan babakan kedua mengkonsolidasi susunan perekonomian dan m asjarakatnja. Pada tahun 1954 rentjana „pengeringan sumber hidup” seba gai suatu experimen pernah didjalankan oleh Bataljon 711. Djika Pekerdjaan ini disebut sebagai experimen, adalah experimen jang berfungsi m em buktikan kebenaran kesimpulan kita jang oleh instansi atasan tidak dapat diterim a dalam praktek. Djadi dalam kata experimen terkandung m aksud m ain tjoba?, tetapi suatu tindak jang jakin akan hasilnja. D alam gerakan penjumbatan ini memang mempunjai konsekwensi finansiil berhubung dengan penampungan rakjat dari pedala man ja n g dalam rentjana sengadja akan dipisahkan dari daerah gerak kaum gerilja. Gerakan penjum batan bahan makanan, dimulai dari titik pangkal daerah2 ja n g subur. Dalam djangka tertentu suatu daerah dibersihkan dari segala anasir jan g membantu gerilja, dan mereka dibiarkan lari keluar menudju daerah2 subur jang belum dioperasi tetapi telah dalam rentjana kita akan mendapat giliran operasi. Daerah jang telah dibersihltan kemudian disumbat dengan djaringan pos dan patroli bersilang2 ja n g intensif dan terus-menerus dalam waktu2 tertentu. Djaringan? Pos dan d jala nnja patroli sering ber-ubah2 m enurut keadaan daerah dan Perkembangan situasi. Dalam masa ini konsolidasi sosial — ekonomi harus . Segera didjalankan, untuk ini adalah mendjadi ltewadjiban petugas2 sipil dan teritorial. Kemudian ber-turut* menjusul daerah2 tertentu jan g sudah m asuk rentjana, mengalami giliran jang sama. Gerakan penjumbatan dari ja n g ketjil kemudian melebar hingga pada tapal batas daerah sarang Kerombolan. Daerah subur jang sudah dikonsolidasi didjadikan basis ^ e n a m p u n g rak jat dari daerah2 jan g hidup dalam ruang gerak kaum gerilja, dengan demikian kaum gerilja sebagai ikan jang dikeluarkan dari air. Fungsi djaringan pos dan patroli intensif jang ber-silang2, *etjuali patroli pengamanen djuga bersifat pengawasan terhadap pengirim an perbekalan pada kaum gerilja dari pembantu2-nja. Tudjuan ebih lan dju t untuk m enempatkan sarang gerilja pada suatu kedudukan
jan g terpentjil, kem udian gerakan pendjepitan m enjusul sebagai langkah landjutaa. M enurut pengalam an selama pertjobaan ja n g bersifat ringan, telah m em buktikan betapa benarnja kesim pulan kita. H al ini diakui sendiri oleh beberapa pem uka T. K. R. U sm an Balo, ketika telah ditam* pung mendjadi Tenaga Bantuan Operasi (T.B.O.). M ereka m e n g a t a k a n pernah menderita kelaparan selama tiga hari di-hutan2 Tjempa, sebag®1 akibat gerakan pertjobaan penjum batan. Tali2 penjam bung ja n g memberi sumber hidup telah tersum bat setjara tidak terduga oleh kaum gerilja. Sebagai telah dikatakan diatas, djik a gerakan tersebut tidak didjalankan setjara integral, rentjana ini akan ku ran g m em punjai arti dan tidak dapat memberikan kepastian hasilnja. Setelah daerah subur berhasil dikonsolidasi, m aka daerah te r s e b u t harus benar2 didjaga dari infiltrasi ja n g akan masuk, s e b a b daerab basis jang disebut diatas sebagai daerah dingin m erupakan pangkal jang menentukan. Dan diluar daerah ini, disebut daerah panas ; u n t u k masa tertentu didjadikan suatu daerah ja n g ,.tidak memberi k e m u n g k in a n hidup bagi kaum gerilja”. Sesungguhnja djika keunggulan dalam seg i militer sudah dipihak anti gerilja (pihak k ita ). m asih tinggal satu jang harus direbut dan ini jang paling sukar, ialah m endjadikan rakjat dibawah pengaruh petugas keamanan. D jadi suatu gerakan operas1 pengamanan jang melulu bersegi-militer disangsikan hasilnja, g e r a k a n 2 hendaknja harus berdjalan sedjadjar antara m iliter, sosial, e k o n o m i dan kebudajaan. Dan ini hanja dapat berdjalan d jika berudjud dalam suatu rentjana besar. Oleh sebab itu diperlukan djuga adan ja suatu o r g a n i ' sasi sentral jang memimpin gerakan seluruhnja, dengan d e m i k i a n maka setiap sektor (sosial, ekonomi, pemerintahan sipil d a n k e b u d a j a a n ) d a p ^ berdjalan sedjadjar, seiring dengan hasilnja operasi2 m iliter. M ungkin sekali rentjana sematjam ini tidak raampu dilaksabakan oleh s u a t u ner in t li« n g r i T mengalami kestabilan dilapangan politik, dim ana peme' rmtahan sihh berganti, tum bang tegak dengan ido2-nja ja n g baru. tiawn Dj^
dibitjarakan suatu organisasi operasi ja n g sanggup men-
M «rL "Pu
” S p,mg',la,” a»
P«»ah
dkljum pai,
sedj»“
■jang l « “ ,n , a“ M u ,a flr operasi M erdeW ] g lebih rnengatasi lam nja, padahal perentjanaannja belum d i p e r k a j *
:z.°: x
: ~
s: z
:r r :
mam pu memimpin seluruh kesatuan de ' ° rgam sasi °P erasl ^ dja-sama antara kesatuan-keaatuan ■ ^ menumbuhkai1 sem angat ke ja n g djelas. Setelah memiliki p e n g a la m a ^ b a ^ u SUatU kebidjaksa°® ■ » o 3 .1 & niclD k f im a t f lf lT i i y i P kan bertambah baik. Mendi«inri<» f u enjataan m a Mendjelang tahun I9 57 kesatuan baw ahan ° ke‘ “ f , Pee‘ ” S“ ' 0|,eta3‘2 R u p a n ). k e k a lu t.n ,a a g m e uim p , B. gerl k ita ^ tjak n ja, d .tante. oleh terasanla organisasi terbawah.
sem atjam
suatu
te sa r terue»tipu0ke m atietao
P»<“
M erintis penjelesaian T. K. R. Setelah lebih dari dua tahun bertugas di Sulawesi Selatan, m aka dengan keputusan Panglim a T. T. V II No. 47/Kpts/70/4/1955 tertanggal 22-4-’55 Bataljon 711 direformir mendjadi Bataljon Infanteri 705 Roi I. Dalam pada itu tempat kedudukan bertugas tetap dipedalaman Sulawesi Selatan, sedangkan komando Bataljon tetap berada di Rappang. D iaw al tahun 1954 djadi semasa masih Bataljon 711, telah dimulai peranan dalam tindakan keamanan jang nantinja ternjata merupakan perintis ltearah penjelesaian. Pada masa awal tahun 1954 perpetjahan kaum gerilja (antara Usman Balo dengan T. K. R .- n ja kontra Kahar M uzakkar dengan D. I . IT . 1.1.-nja) semakin bertambah tadjam. Kenja taan ini memberikan bahan pemikiran baru bagi pimpiuan Bataljon, fyjuga mendjadi faktor pertimbangan dalam menentukan segala tindakan keamanan. U n tuk mendapatkan dasar analisa jang objektif dan berasal dari sumber ja n g sebenarnja, m aka beberapa perwira mentjoba mentjari kontak langsung dengan pihak gerilja. Dengan segala daja-upaja, achirnja didapat hubungan dengan pihak gerilja, baik dari golongan Usm an Balo/Ham id A li m aupun dari golongan Kahar Muzakkar. AdaPun perwira2 ja n g mendjalanlcan peranan tersebut ialah, Lts. Moch. Jassin dan Ltd. Ip p in Sugeng, masing2 pada pihak jang telah ditentukan. Mereka harus berusaha m entjiptakan suatu keadaan jang tak mungkin lagi antara kedua golongan tersebut dapat bersatu kembali, sehingga djarak antara kedua golongan itu semakin djauh. Bahan2 mengenai sikap politik jang diperoleh dari kedua belah pihak, dikonfrontir dengan kenjataan dalam kegiatannja, achirnja pim pinan Bataljon menghadapi suatu keadaan jang mengharuskan untuk m enentukan sikap tegas terhadap salah satu golongan. Sebagai sudah diteranglcan, bahwa setelah apa jang dinamalcan Proklam asi D arul Islam, Kahar M uzakkar dengan setjara langsung telah m emusuhi Republik Proklam asi ’45. Dengan demikian ia telah memusuhi ideologi negara, dan bermaksud menggantinja dengan ideologi baru dengan tjara kekerasan. Sedangkan Usman Balo cs. tidak sedjauh itu, mereka kanja m enuntut sekitar status jang tegas dalam Angkatan Perang, tfjaminan hidup, dan lain2-nja jang bersendi sosial-ekonomis. Lagi pula golong&a in i tidak sebesar pengikut Kahar Muzakkar. M aka oleh karena itu perhubungan ja n g pernah didjalin dengan pihak Kahar, segera diPutuskan dan penjerangan ke-sarang2 gerombolan D.L/T.I.I,-nja Kahar d ila n tja rk a n .
Sebelum Bataljon 705 menggunakan T. K. R. dalam gerakannja **»tuk m enghantjurkan D .I./T .I.I., terlebih dahulu telah ditjari dasarasar analisa ja n g djelas. Adapun dasar2 pokok analisa itu sebagai berikut :
I, L A W A N : a. Kesatuan jang d ih adapi; Pada aaat ini
,
(m aksudnja awal tahun 1955) a n tara pasukan
T. K. R. dan T. 1 .I. terdjadi perten
i
T. 1 .1 .: Pasukan2-nja digabungkan dalam suatu kesatua° MOM OC (M om ent Mobiele Com ando). M OM OC te rd iri: Momoc P u tih Kmd. K ah ar M u za k *6 cq. Kmd. Momoc. Momoc H idjau Km d. Pattawarl. Momoc H ita m K m d. Sjamsul BachnMomoc M erah K m d. A n d i Masse- , Pada w aktu mvasi didaerah SS. 3 pasukan M om ° terdiri dari gabungan pasukan Be. R antem ario — Be. 40,000 Be. Batuputih. b. K e d u d u k a n ; Tidak tetap karena tergantung pada d jala n n ja pertem puran. — pertengahan Desember 1951.
T.K.R. : Konsentrasi besar disekitar Biladjong/Kassa termasuK pasukan2 dari Be. I, ke tjuali Bn. A bidin tetap di Bott° dan B arukku - kompleks sedangkan Bn. H usain ° r Tjempa. T.I.I.
: Konsentrasi besar di Banti-komplek 3 dan gerakan lah memasuki daerah Delta Bontobatu — Tombang Djalileko.
— achir Desember — D jau uari 1955.
T.K.R. : Sebagian berada di Delta dan sebagian besar berali^ kesekitar M atakali — B atarang — B ungin - kom ple^3. Konsentrasi Botto — B arukku — T jem pa tetap. p a ' sat (CSO) di Tjippo (daerah Boija M am pise). T.I.I.
: Daerah Delta ditinggalkan, gerakan beralih U e d a e J^ M atakali — Batatang — Bungin-kompleks. K onsentraSl lain terdapat di Tjompong — Tingaraposi — PaS»' loreng.
— achir D januari — Pebruari 1955.
T.K.R. : Konsentrasi berpusat disekitar Boija Mam pise diset>e' lab Barat sungai Boija.
T .I.I.
: Tlngaraposi Pasaloreng tetap, konsentrasi baru di Botto — Barukku dan B. Sepang sebelah Timur su ngai Bofta.
C. K e g i a t a n n j n : Actieviteit terhadap potensi militer — lalulintas — perhubungan, nihil. Exessen dari pertempuran ialah: a. Pem bakaran beaar2>an pada kampung2 dimana per tem puran terdjadi. b. Beberapa pembunuhan terhadap rakjat akibat per tempuran. d- Tjara jang dipergunakan oleh lawan > Ja n g terpenting dalam clash tersebut, ke-dua2-nja baik T.K.R. m aupun T.I.I. telah meninggalkan factor2 gerilja. Terutama sekali dapat dilihat dari pasukan T.I.I., gerakannja planmatig dan te r a tu r ; mereka memulai invasinja dengan pertempuran perm ulaan didaerah delta Battarang kompleks dengan Bantai kompleks sebagai basis. U ntuk menarik perhatian pasukanpasukan T.K.R. ke U tara (Desember — Djanuari) dan disusul dengan serangan sebenarnja dari Barukku ke Boija Mampise (bulan Pebruari) dengan Tingaraposi sebagai basisnja. Kebalikannja dengan pasukan T.K.R. ja n g hanja bersifat mempertahankan, djadi dimana lawan berada disana mereka dikerahkan (tidak teratur dan tidak berinisiatif).
e- Kekuatan / peralatan nja: Setjara overzichtelfcjk m aka tjatatan jan g didapat selama clash ia la h : T.K.R. tenaga 11c. 800 orang. sendjata lk. 500 p u tju k antara Iain 36 bren l watermantel 5 mortier „2” dan 1 putjuk 12,7. T.I.I.
^
tenaga lk. 1.500 — 2.000 orang sendjata lk. 800 p utjuk antara lain 40 bren 2 watermantel 1 mortier ,,3" mortier „2” tidak terang dan kemungkinan 1 S. C. R.
Kemampuon law an: D alam hal ini tam pak njata sekali terutama T. 1. 1 „ bahwa mereka m am pu mengadakan ja n g teratur dengan mobiliteitnja jan g baik tja ra mereka m enutupi poros penjerangan,
pada pasukanS suatu offensief dengan melihat dengan meng-
gunakan pertem puran perm ulaan (schijnaanval) didaerah delta dan B atarang kompleks serta penem puhan d jara k jang sekian luasnja dengan pasukan2 ja n g besar. g. Kelemahan dan keunggulan lawan : T.K.R.
T.I.I.
Moreel turun, m ereka terdjepit tetapi sukar dihan* tju rk a n m engingat: 1. mereka bertem pur didaerah sendiri. 2. mereka lebih mengenai keadaan m edan dan bila terpaksa m ereka m asih dapat kem bali ketaktik gerilja dengan m enghilang dalam kelompok2 ketjil3. Massa berada dibaw ah pengaruh T.K.R. 4. Tidak terikat pada suatu afvoerlijn m e n g e n a i supply. Moreel tinggi, persendjataan k u a t tetapi m udah di' h autjurkan m e n g in g at: 1. m ereka bertempur didaerah asing. 2. pengetahuan medan kurang m endalam. 3. Tidak m em punjai pengaruh pada massa. 4. Selama didalam daerah pengaruh T. K. R.. bilft diserang tidak dapat dengan seketika beralib kesifat gerilja; m emetjah dan m enghilang (lih a t sub 1, 2, 3,) djadi m ereka terpaksa harus melawan5. mereka terikat pada suatu garis ja n g menghubungkan daerah pertem purannja dengan terugv*1 m a u p u n s u p p ly basisnja.
II. M A S J A R A K A T : Pada um um nja berada dibawah pengaruh T.K.R., m a k a denga° adanja invasi T.I.I., mereka terpaksa m e ntjari perlinducgaP pada pos2 tentara jang terdekat. II I. K E S I M P U L A N : Tjukup djelas sudah bahwa dalam seDgketa ini k ita dapat We narik keuntungan, dengan m em perhitungkan voordeel da® nadeelnja dipandang dari sudut taktis, setelah m e m p e l a d j a r keadaan law an (T.K.R. m aupun T .I.I.) terutam a pada kelema' han dan keunggulannja. Dem ikian setelah mendapat gam baran ja n g djelas dan u° tU*! m enarik kegunaan jang se-besar2-nja bagi tindakan keam anan, . diputuskan u n tu k m enggunakan T. K. R. dalam operasi p e nghantjura ^ D. I./T . 1.1. Tindakan B ataljon 705 u ntu k m enarik kegunaan bagi K® am anan oleh tim bulnja pertentangan antara T. K. R. U sm an Balo/Ha#11^ A li dengan T. 1.1. Kahar M uzakkar, telah dim ulai pada p e rte n g a h ^ Desember 1954 sewaktu sedang dilantjark an n ja gelom bang serang T. 1.1, pada kedudukan T. K. R. Serangan terbuka ja n g dilan tjark
Kaliar M uzakkar ini berkekuatan tidak kurang dari 1.200 orang, dan telah dipersiapkan sebelumnja. Siang m alam dan setjara bergelombang pasukan K ahar menjerang kedudukan T. K. R. K ekuatannja dibagi mendjadi dua sajap, jan g masing2 membuka medan laga sendiri2. Dari Barat L aut melalui Djalilelco dan dari Timur Laut menerobos Bt. Batu, maksud serangan ini adalah untuk merebut kembali daerah2 makmur jang telah ditinggalkan karena diusir oleh pasukan2 T. K. R. T. K. R. terpaksa bertindak demikian, karena terdesak oleh taktik penjumbatan bahan m akanan ja n g pernah dilakukan oleh Bn. 705. Djadi boleh dikatakan bahwa serangan T. I. I. tersebut adalah tindakan balasan dari kelcalahannja jan g lampau.
t
Adapun daerah m akm ur ja n g diperebutkan antara dua golongan itu, ialah delta Tembang. Dengan kekuatan lebih kurang 500 orang Pihak T. K. R. bersama C. S. O.-nja termasuk pula Be I dengan gigih memberikan perlawanan, ber-hari2 kedua golongan tersebut saling m em perdjuangkan hidupnja. Mereka sama sekali telah melupakan taktik gerilja ja n g pernah didjalankan, masing2 mempergunakan kekuatan induk dan menempati medan jang terbuka. Tiga hari lebih pertempuran berkobar, achirnja T. K. R. tidak mampu menahan seraDgan T. I. I. jang m akin hari memberi tekanan makin berat. Sehingga pihak T.K.R. terpaksa m eninggalkan delta jang makmur itu, kemudian menjeberangi sungai Sadang (M am asu) untuk menjusun pertahanan di-tepi2 sungai. Dalam suasana ja n g demikian inilah serta didorong oleh hasrat untuk aelekasnja mengatasi inasalah keamanan, maka oleh pimpinan Bataljon 705 telah diuaahakan suatu kebidjalcsanaan untuk memberi daorah bernafas bagi T.K.R. Sebab oleh pimpinan Bataljon 705 telah diketahui bahwa T. 1.1, sudah mempunjai konsepsi politik dan ideologi jang berlainau dengan djiwa proklamasi ’45, maka diputuskan untuk memberikan tekanan terhadap T. I. I.
Satu Kom pi pasukan Bataljon 705 dengan dibantu satu By meriam &unung, dikerahkan untuk memotong djalan kembali di Bt. Batu. Setelah Pertempuran mendekati hari keempatnja, maka meriam2 dan mortir2 m em untahkan peluru2-nja kearah kedudukan pasukan T. 1.1, didelta Tembang. Pada m ulanja pasukan T. I. I. masih ingin bertahan untuk menempati daerah2 kemenangannja, tetapi achirnja mereka terpaksa djug a meninggalkan medan. Kemudian mereka menjusun kekuatannja dan disatukan menudju kearah Timur, maksudnja hendak menerobos B t. Batu dengan menjeberangi sungai. Dalam suasana jang panik T.I.I. m undur dengan meninggalkan korbannja, dengan demikian waktu itu T-K. R. m endjadi pihak jan g menjerang. Oleh pimpinan T. I. I. tidak diduga sama sekali, bahwa diseberang sungai telah menanti satu Kompi dari Bataljon 705. M aka mudahlah dibajangkan bagaimana keadaan ,s uatu pasukan ja n g telah panik, dan sedang mundur mendapat serangan 3ang tiba2. A palagi serangan tersebut dilantjakan oleh suatu pasukan Jang daja tem purnja lebih tinggi. Dengan tiada perlawanan sama sekali pihak T. I. I. merubah haluan, mereka membelok ke U tara mea,Ul djalan ja n g lam a ialah Djalileko. Peristiwa tersebut diatas telah
berlangsung sedjak tgl. 18 sam pai tgl. 26 Desember 1954. M ak a sedjak w a k tu itu lab pihak T. K . R . U sm an Balo dengan m elalui pengbubungnja men j at akan kesediaannja m em bantu m em basm i D. I./T . I. I. Belum lam a 9etelah invasi D .I. / T .I.I. ja n g p e rta m a selesai, Kabar M uzakkar telab berhasil m enjusun kem bali kek uatan n ja. Pasukan ini oleh K abar diberi nam a M om ent Mobiele Com m ando (M om oc). Tudjuan gerakan dipindahkan ke-pemusatan2 T. K. R. dari B a taljon Abidin di M atakali — Batarang — Bungin kompleks. Pasukan2 T. K. R . lainnja m asih tetap di Barukku, sedangkan Comando Stoot O perasinja (CSO) berkedudukan di Tjippo daerah Mam pise ja n g n an tin ja djug a akan dikedjar oleh Kabar. Pada tgl. 8 D jan uari 1955 pibak T.I.I. telah mem.buka serangannja ke M atakali dengan pasukan ja n g berkekuatan IK2.000 orang, sedangkan pihak T. K. R. ditaksir berkekuatan 600 orangSetelah berterfipur selama em pat hari, achirnja pihak T. K. R . mening galkan perkubuannja dan m em buat pertahanan kedua diseberang sungai Apu. T udjuan T.I.I. m emang hendak menembus djalan ke Mampise, tetapi ketika mendengar suara m enderunja iriDg2-an kendaraan, mereka segera m elarikan diri sebab dikiranja By artileri telah tiba. P a d a waktu itu memang didatangkan 2 scoutcar fordlinx, 2 otter, 2 bodycar, dengan maksud u n tu k mentjegah kem ungkinan m asuknja pasukan T . I . I . ke M aiw a (M aroangin) jan g hanja dipertahanlsan oleh satu peleton dari Bataljon 705. Pada tgl. 12 D januari 1955 pasukan T . I . I . m eninggalkan daerah M atakali, karena mereka tidak m au m engulangi lag i k e sala h an n ja jang lalu. Dalam pertempuran2 ini pihak T.K.R. selalu m e m b e r ik a n lap or an pada komando B ataljon 705 tentang d jala n n ja pertem puran dan gerak-gerik pihak T .I.I., sehingga karenanja kedudukan2 kedua belab pihak selalu dapat diketahui. Dengan selesainja invasi D .I. / T .I.I. jang kedua ini, pihak T. K. R. telah bersedia m endjalankan perintah2 dari Bataljon 705, ialah dengan m em berikan ketentuan2 tentang daerah jang harus ditempati. H ubungan ini dipelihara dengan tid ak m e n d ja n d jik a o suatu apapun, h an ja boleh dianggap sebagai resiko perdjuangan belakaTindakan B ataljan 705 ini n an tin ja akan m enim bulkan persoalan, ialab ketika menghadapi operasi di Boija. Persoalannja adalah, m a n a k a b jang lebih dulu dihantjurkan dalam m enghadapi pertikaian a n t a r a T.K.Rkontra T .I .I . Sedangkan perintah dari R . I . 23 m enjebutkan keduanj* harus dihantjurkan ber-sama2. Perintah adalah perintah, dem ikian lazim dikatakan dikalangan m iliter. Tetapi pim pinan B ataljon 705 b e rp e n d a p a * la in ; bahwa kekuatan s a la b satu pihak ja n g sedang b e r m u s u h a n di' adjak kerdja sama dapat dipergunakan u n tu k m engalahkan p ih a k jang lainnja. Situasi pertem puran antara T. K. R . — T. 1.1, adalah sangat tidak berimbang. Pasukan T. I. I. ja n g langsung dipim pin oleh K ahar zakkar m engerahkan inti kekuatannja, jan g terdiri dari Momoc Putib' H idjau, Merah dan H itam . D jum lah seluruhnja dengan tja d a n g a n n j® ditaksir 6.000 orang. Basis konsolidasinja di Tingaraposi dan Pasaloreng> dari basis ini T . I . I . m enudju ke U ta ra terua menerobos B a ru k k u da» m enjerang in ti T. K. R. jang berkedudukan di Mampise. T udjuan le*»&
land ju t untuk menduduki sekitar Sawitto (Penrang) suatu daerah gudang beras. Pihalt T .K .R . berusaha menahan pasukan T .I .I . dipintu m asuk Mampise dengan kekuatan lk. 1.000 orang. Piliak T.I.I. membagi pasukannja mendjadi dua, masing2 dengan kekuatan jang Sama. Barukku tidak dimasulci tetapi mereka lewat disebelah U tara'dan SelatannjaSetelah menjeberangi sungai Larumpu, m aka Mampise mendapat tekanan dari dua arah ja n g sama beratnja. Serangan mulai dibulca tgl. 10 Pebruari 1955. Keadaan medan tidak menguntungkan kedua belah pihak, tanahnja datar- lagi pula gundul, dengan sela2 hutan ketjil jang tidak berarti taagi serangan-serangan penjamaran. Sampai tgl.' 15 Pebruari 1955, pertem puran kedua pasukan tersebut belum mentjapai babak penentuan. Keesokan harinja 7 Kompi dari Bn 705 telah dikerahkan dengan perintah untuk m enghantjurkan ke-dua2nja. Kekuatan ini ter diri dari berbagai kesatuan, dibantu satu By artileri dan peleton panser. Kesatuan2 Infanteri jan g mengambil bagian dalam operasi ini, ialah: 2 K i dari Bn. 705 (sekarang Bn. Y Brawidjaja) 1 Ki dari Bn. 709 (se. karang Bn. A Diponegoro) 2 Ki dari Bn. 702, 1 Ki dari Bn. 509 dan 1 Ki dari 501. Dengan pem bagian: 3 Ki 705 dan 709 dari Utara, 2 Ki dari 509 dan 501 dari Timur dan 2 Ki 702 dari Selatan. U ntuk mengbadapi tiga kem ungkinan gerakan jang akan dilantjarkan. Pertama ge rakan dari U tara m elantjarkan serangan pengikat, kemudian pasukan Selatan menjerang dari belakang garis pertahanan T.I.I. dan terus bergerak ke Botto. Kedua serangan dari Selatan untiik pengadangan dan m endjebak lawan, kemudian pasukan Utara menjerang lawan dari be lakang dan terus mengedjar, sedangkan pasukan Timur bertugas menjum b at garis kembali. Ketiga gerakan Timur diutamakan bagi penutupan supply aanvoer T. 1.1, hingga memungkinkan kita dapatnja me njerang dari belakang. D ari melaksanakan perintah ini achirnja timbul perbedaan pen dapat tentang pesukan lawan mana jang lebih dulu sedangkan m enurut perintah harus menghantjurkan ber-sama2. SeJe^ m elalui berbagai kesulitan, baru ditetapkan bahwa T.I.I. harus terlebih dulu dihantjurkan, disamping itu Bataljon 705 berusaha mengendahkan kekuatan T.K.R. untuk keuntungan operasi. Oleh Kmd. Bn. 705, pihak
T .
K.
R .
diperintahkan mundur menje
berangi sungai Kalempang, dengan maksud mengadakan suatu gerak tipu u n tu k menarik pasukan terdepan T.I.I. madju lebih djauh. Taktik ini ternjata berhasil, sebab pihak T.I.I. mengedjar samp¥ ketepi sungai dan menjusun garis pertahanannja disana. Pihak T. K. R. mengadaka Pertahanan disebuah bukit disebelah Barat sungai, pihak T.I.I. tidak berbasil menembus kedudukan T.K.R. jang lebih menguasai medan. Dalam gerakan penghantjuran T.I.I. ini mempergunakan rentjana 3'ang pertama, ialah pasukan Utara mengadakan serangan pengikat jang fcarus disusul pendobrakan dari belakang oleh pasukan Selatan. Tetapi sajang djalannja pertempuran tidak sebagai jang direntjanakan, karena Pasukan Selatan tidak sanggup mentjapai kedudukan T.I.I. dalam w aktu
ja n g te lah d ite n tu k an . H a l in i m em berikan kem ungkinan T . I . I . untuk m e n g a ra b k a n k e k u a ta n n ja kepasukan ja n g sedang m engikat. T am pak tanda2 b a h w a T . I . I . hendak menerobos garis U tara, dan kem ungkinan penerobosan ini m em ang sedjak m ula telah diperhitungkan. K em ud ian dike ta hui bahw a pasukan Selatan tidak berusaha me n g a d a k a n serangan dari belakang, karena (m e n urut teori) tid ak ada k e m u n g k in a n u n tu k itu. A p a ja n g pernah d ik a tak an oleh seorang s tr a te e g : „B ahw a kadang2 ada p e rlun ja m enutup buku, diganti dengan b e rfik ir atas dasar ke njataan2”, ' ada p u la benarnja. S em entara itu p a su k a n d ari arah T im ur ja n g sebarusnja pada hari I I sudah m en d u d u k i su atu b u k it ditepi sebelah B a rat sungai L aru m p u belum lagi m e n tja p a i tu d ju a n n ja . Oleh karena situasi berkem bang tid ak sebagai ja n g dih arapk an , m ak a pasukan U ta ra m engubah ke d ud ukannja ja n g sem ula bersifat defensif m endjadi ofensif. D engan dire b utn ja b uk it Boelo, M an g ai dan Sapeng, m aka berarti kedudukan T .I.I. dapat didesak m un d ur. K em udian tem bakan2 m eriam dan m ortir diarah kan ke Mampise dan Boija ja n g m asih diduduki T. 1.1.. ber-angsur2 d ja la n n ja per te m pu ran berubah. Sehingga K ahar terpaksa m em baw a pasuk an n ja kem bali ke Timur, dalam perdjalanan m undur ini m ereka bertem u de n gan pasukan 501 / 509 ja n g sedang bergerak m ad ju u n tu k m enduduki te m pa t tugasnja. M aka tidak ajal lagi pasukan ja n g belum sedia ini telah dikepung oleh T . I . I . dengan ke k u atan n ja ja n g d jau h lebih kuat. A p alag i dua K i tersebut m erupakan pasukan pendatang jan g 1belum m engenai daerah dengan baik. Pasukan U ta ra terus m engedjar ke Timur, dan dapat merebut b uk it M angai dan deretan bukit2 disebelah T im ur sungai K alem pang. Pesaw at A .U .R .I. tiba dan m enem baki Mampise tetapi telah terlam bat. K arena K ah ar dengan seluruh anak buahn ja telah bergerak m undur kearah B arukku, ja n g m asih dikedjar oleh 3 K i dari 705 dan 709. Sem entara itu 2 K i dari 501/509 telah lolos dari kepungan dan m undur kearah Larom pu. K em udian pengedjaran di lan djutkan ke B arukku, Tjompong, Botto Aw o terus m enjerang basis konsolidasi T .I.I. di PasaloreDg, dan dari Pasaloreng terus m enudju ke W alla2. Gerakan pengedjaran ini disertai dengan pasukan2 T. K. R. Sedjak saat inilah T. K. R. benar2 telah dapat dikendalikan m enurut kebutuhan2 taktis operatif. Sedjak itu pula T.K.R. dipergunakan u n tu k m enjerang kedudukan2 T. 1.1, diberbagai tem pat. Setelah selesainja gerakan tersebut, segera d itarik beberapa kesim pulan tentang kelemahan2 kita, m engapa segala re n tja n a tid a k ber d jalan sebagaim ana ja n g telah ditentukan. M alahan d apat dikatakan , bahw a gerakan tersebut telah m enem ui kegagalan. M enurut analisa kelem ahan terletak p ada: — Kom posisi pim pinan, baik p im pinan kom ando gerakan m aupun p im pinan pasukan ja n g ik u t m engam bil b agian dalam gerakan, tid a k disusun dengan teliti lebih dulu, sehingga tid ak dapat d itjip ta k a n suatu P im p in an Tunggal ja n g n iam pu m em berikan ketegasan perin tah dan tan ggu ng djaw ab ataa a kib atn ja, pada saat2 gen tin g ja n g memerlulcan ketegasan pim pinan.
Persendjataan dan susunan pasukan beserta tjara2 pemeliharaan dimedan tidak disesuaikan dengan kebutuhan dan sjarat2 ja n g dim inta dalam gerakan membasmi pasukan lawan ja n g m em pergunakan tak tik gerilja (m engutam akan gerak tje p at) sehingga pasukan tidak memiliki daja tem pur dan daja gerak ja n g dapat mengimbangi (bahkan harus melebihi) kem am puan pasukan lawan. — T jara m em im pin pasukan dimedan, baik dalam menghadapi pertem puran m aupun bertem purnja masih didasarkan atas gam baran m enghadapi pasukan lawan dengan garis pertahanan ja n g teratur. Tidak memberi kelonggaran w aktu pada Kmd. ja n g langsuug m emimpin pasukan untuk memahami keadaan medan dan lawan- ja n g dihadapi, sehingga Kmd. pasukan tidak berani menganibil sesuatu keputusan dalam menghadapi bebe rapa keadaan dan perkembangan baru dimedan. K etiga soal pokok tersebut dirasakan sebagai kelemahan utama, ja n g m endjadi pangkal kegagalan operasi. Disamping itu kekuatan infanteri sangat tidak m entjukupi djuga, sehingga untuk suatu penje rangan penghantjuran diragukan hasilnja. Perhatikan pula tentang tid ak ad anja pasukan tjadangan, ini dapat dirasakan ketika Ki 501/509 terkepung dan m inta bantuan, tetapi permintaan mana ternjata tidak dapat dipenuhi. Kem udian pasukan U tara terpaksa berdaja upaja m em berikan bantuan, meskipun datangnja sudah terlambat. Kedudukan dan tugas peleton panserpun dirasakan kurang tepat, karena mereka berkedudukan di Pangkadjene dengan tugas mentjegah garis penerobosan law an antara Pangkadjene — Tanrutedong. Sebetulnja - peleton panaer tsb. lebih tepat ditem patkan di Tanrutedong atau di Larumpu dengan tugas mengawasi djalan B arukku — Larum pu. Sebab disebelah B a rat sungai K alem pang telah tjukup kekuatan guna menahan kemadjuan T .I.I., sedangkan di B arukku kanja 2 Ki jang belum banjak me ngenai daerah disitu. D em ikianlah peristiwa2 tersebut ketjuali akan m em baw a penjelesaian T. K. R. (sungguhpun m ulanja tidak demikian m aksud nja), djuga m engandung banjak peladjaran tentang gerakan2 m iliter dilihat dari segi keilm uannja.
ja n g
Pada bulan M aret 1955 telah ditetapkan beberapa rumus kerdja m endjadi udjut penggunaan T. K. R. bagi kepentiiigan operasi,
a n ta ra n ja sebagai berikut : — adanja pemberitaan jang berlangsung terus — apabila m ungkin setiap h ari— t e n t a n g keadaan pasukan T.K.R. kepada komando2 pos setempat jan g terdekat. — adanja pemberitaan ja n g berlangsung terus — apabila m ungkin setiap h ari— tentang keadaan D . I . / T . I . I . oleh T.K.R. kepada komando2 pos setempat ja n g terdekat.
— pem beritaan kepada komando pos setempat ja n g terdekat tentang akan adanja pergeseran pasukan dikalangan T. K. R__ penem patan pasukan Bn. P antjasila Abidin di-daerah2 Botto — B arukku, dengan pengertian bahwa Kopos Ki I akan menempatkan pasukan di Bila — Larum pu. _ penem patan pasukan Bn. Husein di Lem arang/T jem pa dengan penem patan pos2 pendjagaan di P a r a d ja — B a rin g in — Talangrilau. N — penempatan M arkas Brigade 11 Desember di Salodua kompleks dan dipergunakan sebagai terugvalbasis, dengan p e n g e r t i a n •bahwa Kopos K i l i t akan m engadakan penem patan pasukan di Djamboe, dan Kopos Ki I penempatannja di Bulutjenrana— Corridor lalu-lintas pasukan2 T. K. R. dari daerah Sawitto/ P inrang kedaerah Siddenreng/Rappang m elalui Malino, dengan pengertian bahwa djalan besar Rappang — M aiw a m erupakan djari2 dalam djaring Kopoa Ki II I. — penempatan pos2 penghubung T. K. r ; ja n g ditugaskan u n t u k m elantjarkan djalannja pemberitaan di-tempat2 ja n g tetap de ngan setahu Kopos2 terdekat. Sampai dimana hasil penggunaan T.K.R. dalam tindakan2 operatif jang komando taktisnja dipegang B ataljon 705, dapat d in jata k an dalam urutan gerakan jang diterakan dibawah i n i : - tanggal 14 Pebruari 1955
— tanggal 21 Agustus 1955 — tanggal 15 Sept. — tanggal 30 Sept. — tanggal
— tanggal
gerakan dalam m enghadapi invasiD .I-/T .I .I . kedalam daerah S. S. 3 di B o ija —Mampise dan pengedjaran hingg a ke Tjompang dan Pasaloreng. dalam gerakan menduduki daerah W elae — Tandjungpurai — U djungkasi (D t. Sulung)-
1955 I 1955
8 Oktober 1955
* 1 Nopemb. 1955
— tanggal 15 Nopemb. 1955 — tanggal 27 Nopemb. 1955
oien b a ta ljo n ,fJt* hadap W aronge sebelah Selatan d a n a u Tempe, dan sebelah Selatan W t. Sopeng-
^
GAMB. 13
S E R A N G A N T. I . I . P t S T A MA
PADA T K R .
Skala = 1 :3 0 0 .0 0 0 17
-B-
25
■*-- V = Serangan T.I.I. jssar = ■—
P e rta h a n a n
TKR.
= Bn 7 0 5 ( T K l ) .
— ~> = Sungai. = S asaran meriom.
Sebelum operasi „ G u n tu r” d ila n tja rk a n , sesuai dengan rangkanja ja n g le b ih luas, ia la h su atu operasi diluar p ertang gun g an djaw ab Bata lio n 705 dan u n tu k m e ntje gah p ras an g k a ja n g k u ra n g benar dan B a ta ljo n 2 te tangga, m a k a p ad a ta n g g a l 10 O ktober 1955 pertanggungan d ja w a b d ala m p e n g g u n aan T .K .R. dip ind ah kan ke K om ando R. I. 23. T etapi p e n g g u n a a n n ja dim edan, talctis m asih berada dibaw ah Bataljon 705, h in g g a te r tja p a i n ask ah „T jip aju n g ” pada achir ta h u n 19o5. Sem e ntara itu pada ta n g g a l 1 N opem ber 1955 te p at pada hari u la n g ta h u n B a ta ljo n ja n g kedelapan (sew indu) telah d iadakan pergantia n p im p in a n B a ta ljo n d ari K apten Soepangkat kepada Lts. Mocli. Jassm. P e rg a n tia n p im p in a n tab. adalah u n tu k ja n g keem pat k a lin ja. Meskipun saa t k e tik a p o rg an tian in i dalam suasana penuh kesibukan, tetapi tidak b a n ja k m em pengaruhi tugas2 operasi ja n g sedang d ilan tja rk a n . B a g aim an ap u n d ju a b a ik n ja h ubungan T. K. R . dengan pihalc Ba ta ljo n 705, te tap i m en gin gat pengalam an ja n g lam pau d im an a mereka ber-kali2 m enipu, m ak a segala sjak-w asangka d ik a la n g an B a taljo n 705 tetap m asih ada. P ada bulan Desember 1955 oleh B a ta ljo n 705 telali diaim p ulkan dua pertim bangan ja n g berhubungan dengan m asalah T.K.R. P e rtam a, d jik a hubungan terus berlangsung liin gga m e n tja p a i penjelesaian se tjara integral, bagi kesatuan baw ahan ja n g b e rtindak sebagai alat pelakaana tid ak m erupakan beban ja n g berat. K e m un g kin an keruw etan h a n ja la h d itim b ulkan oleh hal2 ja n g berkisar pada perasaan. K eaua, d jik a segala djalan m engalam i d ja la n b u n tu m a k a ja n g akan m enanggung a k ib atn ja pertam a-tam a adalah kesatuan b aw ahan jang langsung berhadapan. Oleh sebab itu setiap tiu da kan selalu diperhitu n g k a n u n tu k m endjaga kem un gk inan tim b u ln ja a k ib at ja n g kedua. , B agi kem ungkinan ja n g pertam a, soalnja terletak pada garis kebidjaksanaan ja n g sedang didjalankan oleh pim pin an A n g k a ta n D a ra t dan Pem erintah. A p aka h tin d ak an n ja m endjadi la n g k a h ja n g benar atau salah h an jalah sedjarah n a n ti ja n g akan m enilai atau m enghukum . Sedjak tanggung djaw ab kerdja sam a dengan T.K.R. dipindahkan ke Kom ando R. I. 23, B ataljon 705 telah tid ak m e n g ikuti lagi setjara langsung perkem bangan penjelesaian. J a n g djelas kem udian datang ergiliran penindjau2 dari D ja k arta, entah u n tu k apa dan bagaim ana i m endjadi soal bagi B a taljo n 705. Tetapi dengan tja r a jan g emi ian itu, segala persoalan tid ak d apat diketabui oleh Komando t
e3^- T '*an5 lan ffsunS berhadapan.
Oleh sebab itu p u la m a k a pernah ja i penipuan ja n g m em alukan dari orang ja n g m e n am akan diri p m u a, padahal bukan. Oleh sebab ja n g dem ikian in ilah n a n tin ja akan m em m u kan ketegangan-ketegangan, ialah oleh te rlih a tn ja suatu pen g a aian er adap w ibaw anja. B etapapun djua adalah instansi Angkaan erang ja n g ik u t bertanggung djaw ab terhadap te rd ja m in n ja keam an an , m a k a adalah selajaknja djik a m endapat te m pa t ja n g sepantasn ja . B a ta ljo n 705 adalah p ih a k ja n g langsung m elihat, m eraaakan dan m e m ik u l segala kepahitan, oleh sebab itu m ereka d ju g a m em punjai p e n ilaian sendiri. A dalah suatu hal ja n g logis, m alah an d jik a tidak
dem ikian m erupakan keteledoran ja n g se-olah2 tak m em puniai daia k n t ik sam a sekali, sebab itu adalah satu hal ja n g 3angat b erh are a dan ja n g harus dipunjai. b S ifa t keragu-raguan telah sedjak lam a menguasai kesatuan2 terhadap T.K.R., terutam a m engingat kesimpulan saat m entjari kontak h an jalah m erupakan perhitungan taktis belaka. M elihat gelagat jan g dem ikian, m aka T. K. R. berusaha m ejakinkan atas pendiriannja jang hendak kem bali pada djalan ja n g normal. H al ini dinjatakan dalam suatu p e rn jataan ja n g dikeluarkan pada tanggal 1 Oktober 1955 dengan menegasltan : . °
'
U n tu k keselam atan N egara Republik Indonesia dan kebahagiaan R a k jat, kam i seluruh ja n g tergabung dalam warga T.K.R. mengadakan p e rn jataan s b b .: 1.
D idalam tja ra T. K. R. berdjuang mengabdi pada Negara tetap bersendikan djiw a revolusi 17 Agustus 1945 jang berazaskan P an tjasila. x
2.
Sebagai w arga N egara Republik Indonesia, patuh dan taat pada Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. H. R. Soekarno.
3.
Sebagai w arga N egara Republik Indonesia, T.K.R. hanja mengakui, satu lagu kebangsaan ialah Indonesia Raya, satu bahasa bahasa Indonesia, dan satu bendera ialah Merah Putih, demi kian pula satu bangsa ja n g djaja ialah bangsa Indonesia.
4.
Sebagai w arga Negara Republik Indonesia, T. K. R. berdiri 100
5.
Mengenai a jat 1 sampai 4, T .K .R . konsekwen 100% dalam membantu N egara membasmi D.I./T.I.I. sampai ke-akar2-nja, demikian usalianja dalam m em asukkan Irian Barat kedalam Negara Re p ub lik Indonesia. P ern jataan ini ditanda tangani oleh Hamid Ali sebagai pemimpin
pasukan Latim odjong. D im uka sudah didjelaskan bahwa dalam menjelesaikan masalah T. K. R. setelah dan beberapa w aktu sebelum tertjiptanja naskah „Tjip a ju n g ” diurus setjara langsung dari M.B.A.D. / IC.D.P.S.S.T. Keadaan dem ikian lam bat laun m enum buhkan suatu perasaan „kebanggaan ja n g m endekati sikap tjongkak terhadap instansi militer jang bertanggun g djaw ab didaerah. Dan sebagai akibatnja terdjadi suasana jang dinam akan „ketegangan’’ antara T .K .R . dengan kesatuan2 T .N .I.; dan m e n tjapai p un tja k n ja dibulan Nopember 1956 dengan terdjadinja insiden an tara B ataljon 708 kontra T .K .R . D isam ping suasana ja n g demikian, m aka gerakan2 operasi ter hadap D. I. / T. 1.1, terhenti, karena perhatian T. K. R. w aktu itu ter u ta m a buk an lagi te rtud ju u ntu k m enghantjurkan D.I./T.I.I. melainkan
^
\
pada penun tutan statusnja dalam A ngkatan D arat. Ja n g dim aksud u n tu k m ew udjutkan isi naskah ..T jipajung”. D jadi m asalahnja beralih pada tu n tu ta n nasibnja, bukan lagi pada tugas pengam anan sebaga sem ula Terhentinja segala gerakan operasi ini sesuai dengan strategi ja n g ditem puh oleh P anglim a K. D. P. S. S. T. Kol. Sudirm an jang m ad ju kemedan dengan operasi m etafisika-nja; hingga saat menggeleg a rn ja proklam asi 2 M aret jan g membawa akibat „g ug urnja” K.D.P.S.S. • sebagai suatu instansi m iliter, dan bersamaan pula dengan tam atnja operasi m etafisika. D em ikianlah w aktu berdjalan terus dan aedjarahpun terus m enuliskan peristiwa2-nja. Setelah ber-bulan2 dari saat tertjiptan ja naskah „T jipajung”, m aka barulah T.K.R. dan T.R.I. dapat dilantik m asuk kedalam A ngkatan D arat R .I., pelantikan m ana terdjadi pada tanggal Oktober 1957 di Pare-pare. Dengan diterim anja T. K. R- dan T. R. I. dalam pangkuan Pem erintah, m aka kini m asalah pengam anan di Sulawesi Selatan tinggal lagi menghadapi D .I./T .I.I. Dengan selesain ja m asalah T .K .R . dan T .R .I. ini berarti bahwa s e k e lu m it k e r u w e t a n pada m asalah keam anan telah terpetjahkan, langkah se land juth ja kim tertudju pada penjelesaian jang lain. H ingga saat terachir dalam penjelesaian T.K.R. dan T.R.I., B atal jon 705 masih tetap berada di Sulawesi Selatan, djuga hingga s e le s a in j a penjusunan buku ini jan g memang disusun disuatu kota d jauh dipedalam an. Pada saat2 terachir itulah kam i kesatuan ja n g pada tah un 1950 m eninggalkan Tandjung Perak untuk m engikuti ekspedisi Indonesia Timur, dengan Surat Perintah K.S.A.D. No. Sp. 501/6/1957 tertanggal 6 D ju n i 1957 dipindahkan dari organisaai/administrasi K. D. M. S .S .T . ke T.T. V Braw idjaja. Dan dengan keputusan Panglim a T.T. V B raw id ja ja No. Kpts 40/9/1957 tertaDggal 11 Se'ptember 1957, m aka kem udian pada tgl13 September 1957 telah diadakan upatjara dilapangan Karebosi M a k a s a r untuk memasukkan Bataljon 705 ke T. T. V B raw id ja ja ja n g r n e n d je im a mendjadi Bataljon „Y”. Dengan pemindahan ini kesatuan kam i jang telah tudjuh tahun bertugas terus-menerus didaerah operant, k in i tela11 tiba masanja untuk kembali kepangkalan semula. D isam ping itu djuga ada alaaan2 lain jang sedjalan dengan gelombang ja n g sedang berge' jo la k , pemindahan tersebut terutam a sesuai dengan re n tjan a pertahanan Negara djangka pandjang jang berprinaip perang w ilajah. W aktu berdjalan terus, dan sedjarahpun terus m e n u l i s k a n penstiwa2-nja. Dem ikian djuga perdjalanan kesatuan ini m asih akan ^ rnU" nner. iang3Un®> hlngga suatu Perubahan ja n g tiada d apat d ip e rt* tungkan disim. Dan andaipun dem ikian m aka w aktup un tetap b e r d j a i a * terus, djuga revolusi berdjalan terus B anjak perubahan jang berlangaung, djuga tu gaa m e n g a m a n k a * daerah Sulawesi Selatan masih tetap berdjalan. Ja n g d ih arapk an suda* tentu adalah soal keam anan selekasnja dapat dipulihkan, dengan sen' dirinja pem bangunan akan dapat berdjalan lan tja r. S u atu ta ra f J*»g sudah lam a dinanti-nantikan.
Kesimpulan d a rip a d £ pengalam an. Selain daripada jang telah diuraikan sekitar dasar2 fikiran jang beraifat um um sepandjang m engikuti gerakan pengamanan di Sulawesi Selatan, telah terslm pul pula beberapa masalah jang bertjorak chusus, Sebagaimana telah diketahui, Bataljon ini telah menjaksikan sendiri situasi Sulawesi Selatan sewaktu mengikuti pasukan ekspedisi ditahun 1952, kemudian setelah terputus oleh tugasnja ke Maluku, pada tahun 1952 kem bali lagi mengambil bagian dalam pengamanan Sulawesi Selatan. Tatkala pada tahun 1952 baru sadja datang, pimpinan Bataljon berpendapat bahwa untuk menghadapi kegiatan kaum gerilja perlu sekali u n tu k m enempatkan pos2 disetiap tempat jang dipandang mem punjai ponduduk tjukup besar serta hubungan lalu-lintas jang penting. H al ini dim aksudkan agar rak jat tidak hidup dalam ketalcutan oleh tekanan gerombolan serta mentjegah kemungkinan digiringnja rakjat kepegunungan. Bahkan kadang2 rakjat dari sesuatu tempat setjara berdujun2 datang kekomando Bataljon dau meminta agar didaerahnja ditempatkan pasukan?. Dengan ditem patkannja sesuatu pos disitu, rakjat akan merasa lebih am an lagi untuk melakukan pekerdjaannja. Kenjataannja m em ang demikian. A kan tetapi, bila ditindjau dari kepentingan tudjuan pengam anan dan pemusnahan gerombolan, tjara demikian ternjata kurang bermanfaat. H al ini hanja akan memboroskan pemakaian tenaga sadja. Terlampau banjaknja djum lah pos jan g ter-pentjar2 dapat tnengurangi kem am puan gerak, jg, bagi suatu peraog anti-gerilja, sangat dibutuhkan sekali. Kedudukan k ita mendjadi pasif dan bersifat berdjaga kalau2 se-waktu2 mendapat serangan dari gerombolan. Suasana ini lambat-laun sangat mendjemukan bagi pasukan jang bertugas dan dapat m engakibatkan merosotnja moril. Bila hal ini dibiarkan terus demikian, m aka lambat-laun inisiatif berpindah kefihak gerombolan. Sepandjang pengalaman, stelsel pos inilah jan g sangat disenangi oleh gerombolan. Dengan leluasa mereka dapat bergerak di-desa2 pedalam an, karena gerakan2 kita keluar sangat terbatas sekali oleh karena terikat oleh penempatan pos ja n g ter-pentjar2. Selain daripada itu sangatlah berbahaja bila pos2 ja n g biasanja hanja mempunjai kekuatan satu regu, diserang oleh gerombolan jan g mempunjai kekuatan berlipatganda. Sungguhpun bantuan dapat diberikan namun pada umunmja balabantuan itu datangnja terlambat karena djauhnja djarak atau oleh sebab tidak dapat ditjapai dengan menggunakan kendaraan bermotor. Djadi dalam keseluruhannja, sangat sedikitlah m anfaat jang diperoleh. Oleh karena itu, m aka pim pinan Bataljon, setelah melihat kenja taan tersebut, segera menetapkan taktik baru. Perubahan jang ditetap kan itu, m erupakan suatu pembalikan. D jik a pada m ulanja gerakan bertitik pada banjaknja pos, maka kini untuk sebagian besar dihapuskan. Di-tempat2 ja n g dipandang tidak mem pun jai arti taktis, dikoaongkan. H anja beberapa tempat sadja dipergunak*n sebagai tempat2 pemusatan. Sebaliknja, sebagai gantinja, kegiatan
p a s u k a n d ia lih k a n u n tu k m e nginten sifk an p atro li kepedalam an. Dengan tja r a d e m ik ia n k a u m g e rilja m en g alam i kesukaran u n tu k m endekati te m p a t2 ja n g tju k u p penting. P a tro li setjara terus-menerus keruang g e ra k k a u m g erilja, b e ra rti tid a k m em beri kesem patan u n tu k bersarang didesa dan m em aksa m ereka u n tu k berpusat di-hutan2 ja n g d ja u h dari k e m a m p u a n g e rak p atro li. T jara dem ikian te rn ja ta lebih b erm anfaat la g i d a rip ad a m em p e rb an ja k d ju m la h pos. K ita m endjadi be rtam b ah ja k in , bahw a dalam m enghadapi kaum g e rilja di Sulaw esi Selataa, dengan h a n ja b ersifat m enunggu dan m em p e rb a n ja k pos2, k ita aka n selalu m endapat pukulan2 dari mereka. B ia sa n ja pos2 de m ikian tju k u p d iik a t dengan tem bakan2 pengatjauan, ja n g m en jebabkan k ita berdjaga se-hari2an atau se-malam2an. Tenaga p a su k a n dile lah kan oleh keadaan ja n g tid ak efisien. S u atu tjo ra k chusus ja n g p erlu d ik e m u k ak an dlsini ialah, bahw a kau m gerilja, disam ping bergerak dalam d ju m la h kelom pok2 k e tjil ja n g b e rk ^k u a tan peleton, m erekapun m am p u u n tu k m enghim pun k e k u atan besar h in g g a mende k a ti B a taljon, bkhkan Brigade. D im u k a tadi telah disebutkan m engenai keadaan daerah ja n g chusus bagi Sulaw esi Selatan. D a ta ra n n ja luas, lem bah2nja bertebing tju ra m , hutan-belukar dan sungai2nja deras aliran n ja. K esem uanja itu m e ru pak an rin tan g an alam ja n g b u k a n .s a d ja m enghalangi, b a h k an dap a t m enghentikan d ja la n n ja gerakan. Sepandjang m e n g ikuti operaai2 besar, seperti: ,,M erdeka”, ,,H alilintar", ,,G u n tu r” dan "M u s a fir”, telah te r tja ta t pengalam an2 p ah it ja n g disebabkan oleh keadaan alam . U n tu k m e ntjapai suatu pem usatan kedudukan gerilja, pasukan k ita harus m asuk djauh kepedalam an ja n g m e m akan w a k tu ber-hari2 lam an ja. A d a k alan ja pasukan harus m elalui suatu daerah ja n g sangat tju r a m dan berbahaja. D ikiri-kanan djala n ja n g d ilalui te rd apat tebing2 bukit, sehingga pasukan harus berdjalan satu peraatu ja n g m erupakan suatu iring2an ja n g p and jan g sekali. M is aln ja pasuk an itu berkekuatan dua kom pi dan barisan terdepan diserang m usuh, m ak a setjara praktis ja n g dapat bertem pur h a n ja satu regu, atau satu peleton paling banjak. , K aum gerilja m engetahui benar kelem ahan serta ke u ng g ulan kita. M ereka telah m enem pati kedudukan2 ja n g sukar ditem bus, sedangkan k ita h an ja dapat m enggerakltan k e k uatan sangat m inim , berhubung oleh keadaan alam . K edjadian sem atjam ini beberapa k a li telah k ita alam i. U saha u n tu k m engatasinja h a n ja la h dengan kem am puan bertem pur ja n g tinggi. K esulitan la in n ja ialah, kalau dalam suatu ge rakan k ita mend ju m p a i sebuah sungai. Pernah terdjadi pasukan harus m enunggu berd jam 2 la m a n ja ditepi sungai karena b an djir sangat besar. A irb ah ja n g besar dan deras tid ak m un g kin diseberangi dengan begitu s a d ja ! K esulitan alam tersebut sem akin bertam bah berat oleh ku ran g e fisie n nja a la t pem baw a perbekalan operasi. U n tu k m e n g a n g ku t per-
bekalan, dipergunakan tenaga m anusia atau kuda. Tenaga m anusia itu terdiri dari r a k ja t ja n g 'pada um um nja, bila terdjadi sesuatu pertempuran, m enam bah k a tja u n ja keadaan. Selain daripada itu, hal ini m enam bah besarnja rom bongan ja n g m enjebabkan kesukaran dalam m engadakan gerakan penjam aran. K alau kuda2 ja n g dipergunakan sebagai tenaga pengangkut dan sedang m eliw ati tebing2 ja n g tjuram dan kebetulan terdjadi pertem puran, m aka binatang2 itu berlarian kesana-kemari ja n g m engakibatkan banjak ja n g terpelanting m asuk kedalam d ju ran g dan m enemui ad jalnja disana. D em ikianlah ken jataan n ja mengenai masalah pengangkutan perbekalan ja n g m erupakan suatu kesulitan ja n g belum teratasi, kalau k ita m asih ada kem auan u ntu k m em pertinggi kem am puan daja-gerak kita. P engirim an perbekalan dengan melalui dropping, tidak menghapuskan kesukaran tersebut. D jika telah menerim a kirim an melalui dropping, k ita diharuskan u n tu k membawa kembali pajung beserta alat2 lainnja. Sedangkan bila kesem uanja itu harus dipikul oleh tenaga jang telah kelelahan akibat perdjalanan serta djarak ja n g harus ditempuh m asih djauh, m aka hal itu h anja akan menam bah beban sadja. HaI2 ini sudah ber-kali2 diadjukan sebagai suatu kesukaran jang sangat m enghalangi kem adjuan dajagerak. A kan tetapi hingga tahun 1957 m asih djuga belum ada perubahan2 ja n g tam pak. K esulitan ja n g berhubungan dengan pengangkutan perbekalan operasi sem akin bertam bah lagi, d jika sudah terdjadi pertempuran2. Anggota2 ja n g gugur atau luka2 tidahr dapat dengan segera dipisahkan dengan pasukan ja n g sedang bergerak, disebabkan tak a d a n ja kemung k in an u n tu k itu. D jadi mereka harus tetap dipikul, mengikuti kemana^ sadja in duk pasukan bergerak. Bagi sikorban sendiri, hal ini hanja m enam bah penderitaannja sadja, sebab mereka tak dapat dengan segera diraw at sebagaim ana mestinja. Sedangkan bagi anggota2 pasukan lain nja, ken jataan tersebut akan membawa pengaruh moril jang tidak men g un tu n g kan. A palagi kalau ja n g djatuh luka semakin bertambah b anjak, m ak a hal ini m enam bah sulitnja djalannja operasi, serta raen g urangi dajagerak pasukan. Anggota2 ja n g luka dan gugur seharusnja dengan segera dipisahkan dari pasukan jan g sedang beroperasi agar dajag erak tetap terpelihara. K esukaran akan alat pengangkutan sewaktu beroperasi didaerah pegunungan, seperti um pam anja di Sulawesi Selatan, perlu njendapat p em etjahan ja n g se-tjepat2nja. Penjem purnaan atau perbaikan menge nai hal itu akan terasa semakin bertam bah urgent, djika m engingat bahw a perang saudara dalam negeri, harus segera diachiri djangan sam pai ber-larut2 ja n g h an ja mengganggu d jalannja pembangunan. K ira n ja pem etjahan ja n g se-baik2nja, adalah m entjari, kem ungkinan penggunaan alat2 modern.
B e rd asa rk an pengalam an2 ja n g sudah2, m ak a pesaw at helicopter d a p a t m e m en u hi k e b utuha n itu, sebab pesaw at itu d apat tegaklurus b e rge rak ke arah p asu k an ja n g sedang beroperasi. D engan m engguna k a n tja r a itu, a k a n te rtje g a h la h kekeliruan pengirim an m elalui dropping, ja n g d ja tu h k e tan g an k a u m ge rilja seperti ja n g sudah2. S u a tu h al lain ja n g d jug a tu ru t m enentukan berhasilnja sesuatu operasi p e n g h an tju ran , adalah peranan sendjata b antuan. Ber-kali2 su a tu operasi p e n g h a n tju ra n pada saat ja n g m enentukan m endjadi gagal k are n a sendjata bantuan ta k d ap at m end jalankan peranan jang . sem estinja. B iasan ja dalam operasi di Sulawesi Selatan, te m pat terd ja d in ja pertem puran2 adalah djauh dipedalam an sehingga berada dilu a r ke m am p u an d ajatem b ak artileri. In fa n te ri terus bergerak dipeda lam an , sedangkan artileri h a n ja m un gkin di-djalan2 besar ja n g dajate m b a k n ja tid a k dapat m e ntjapai sasaran2 ja n g diperlukan. M o rtir „8" ja n g d im ilik i B a taljo n telah sangat tua dan tid ak m em enuhi sja ra t lagi. B a n tu a n ja n g d im in ta dari pesawat2 A U R I, m en urut pengalaman, selalu te rla m b at satu atau dua hari. H al ini telah te rd jad i tatkala K a h ar M u zak k ar beserta p a su k a n n ja telah terkepung disekitar sungai ' Boija. Setelah K ahar berhasil m eloloskan dari kepungan, ban tua n pe saw at A U R I ja n g d im inta baru d atan g dua h ari kem udian. B erdasarkan pengalam an2 ja n g telah diu raik an diatas tadi, m aka djelaslah bahw a m asih b a n ja k segi2 kerdja ja n g harus disem purnakan. M asalah pengangkutan, sendjata bantuan, kesatuan p im pinan ja n g da p at dan sanggup m em b an gkitkan kerdjasam a diseluruh kesatuan d l l ! M asih b a n ja k sebetulnja kelem ahan2 k ita ja n g tam p ak , akan te tap i a g a k n ja ja n g terpenting telah tju k u p diuraikan. Pengharapan k ita ia la h . H endaklah m u tu A n g k atan P erang R. I. semakrn bertambah, sehingga perang saudara tidak sem akin ber-larut2. B erilah dasar pegangan ja n g kokoh u n tu k pelaksanaan perang dalam negeri, sung guhpun perang itu berupa perang saudara.
V III.
K E M B A L I K E D J A W A T IM U R .
S u ng g uh p u n sam pai sekarang para pem uka m iliter belum mengem u k ak an se tjara djelas m engenai sistim pertahanan Republik Indonesia dim asa sek arang dan m asa ja n g akan datang, nam un setjara garis besar telah d ike tahui beberapa soal pokok ja n g sudah ditundjuk oleh D jenderal M a jo r (sekarang Letn. D jenderal) A. H. Nasution. Boleh d ik a tak an bahw a beliaulah Jang m eletakkan dasar2 pokok tentang p em bangunan A n g k a ta n D arat dan pertahanan Republik Indonesia. B ag aim an a situasi Indonesia sebagai negara m uda ja n g m endjalankan p o litik bebas-aktif dalam pertarungan dunia dewasa ini, telah tjukup k ita k e tah ui. D alam ke adaannja ja n g terhim pit itulah, semakin terasa betapa p e n tin g n ja u n tu k m em etjahkan persoalan pertahanan negara dalam m asa2 m endekat ini. D alam salah satu risalahnja mengenai ,,Bahan2 guna menjelaraskan p ribad i T N I kepada pribadi 1945", Djenderal M ajor N asution antara lain m enegaskan b a h w a : ,, . -....................m em persiapkan pem bangunan A D ja n g modern perlu 10 tahun, A L ja n g modern perlu 20 tahun dan A U 15 tahun. In i baru m em persiapkan, dan kem udian perlu lagi puluhan tahun untuk m em bangun. In i berarti, bahw a sebelum itu kita h anja bisa m elakukan pe rta hanan darat setjara territorial pulau demi pulau, dengan tjara2 ja n g telah k ita ltenal, ja k n i dengan organisasi dan kesatuan2 territorial ja n g rapi, beserta pasukan2 penggempur ja n g lebih sempurna, jan g b e rta ra f bataljon, kalau bisa d jug a resimen atau l e b i h ....................... ” D engan k a lim a t ja n g singkat tapi padat itu, setjara pokok telah tersingkap m asalah2 ja n g dihadapi oleh A ngkatan Darat. Menurut pendapat kita, inilah ja n g dipergunakan sebagai landasan K A SA D dalam m e la k u k an kebidjaksanaannja sekarang. P ad a kesem patan lain, sewaktu beliau membela pendirian tersebut, beliau m entjela fihak2 ja n g m enentang prinsip2 pertahanan territorial ja n g k e tak u tan akan tim bulnja provinsialisme. Penulis sendiri tidak term asuk dalam golongan ja n g menentang pertahanan darat setjara w ilajah . A k a n tetapi k ita harus tetap bersikap waspada terhadap segi2 n e g a tif ja n g m ungkin sengadja dihembus. M entjanangkan adanja pro vinsialism e sebagai suatu kewaspadaan, bukanlah sikap jan g merugikan. D engan m endasarkan pertahanan darat pada w ilajah demi w ilajah jan g akan m eland jut pada penjusunan resimen/bataljon putera2 daerah, d ap atlah k ita lih a t bahw a hal itu m engandung segi2 ja n g memberikan d jala n (disenga'dja atau tid a k ), kearah tum buhnja provinsialisme. (M u n g k in dalam suatu taraf tertentu akan hilang ). Sebagai kesatuan ja n g tu ru t bertugas di Sulawesi, k ita dapat melihat kenjataan, bahkan m erasakan benar, bahw a saat m endjatuhnja putusan d ilaksa n akann ja prinsip tersebut, se-olah2 sebagai baji jg. „dipelotot” dari kandungan. A k ib a tn ja ialah, tim b uln ja kesulcaran2 baru, ausul-menjusul,
se-olah2 lcita berdjalan dalam garis lingkaran. Sebagai suatu bangsa dan n eg ara ja n g pernah m engalam i pendjadjahan dan m ew ariskan ber b a g a i lap a n g kehidupan ja n g m erugikan, sudah se lajaknjalah pelaksana revolusi m a m p u m em berikan koreksi atas tim b uln ja gedjala2 sebagai a k ib a t peninggalan kolonial. Provinsialism e adalah sisa dari politik petjeh-belah atas dasar suku2 dalam kesatuan budaja tertentu. K etjam an2 ja n g d ilan tjark an oleh M ajor A. L athief dalam buku k e tjiln ja ,,M asalah keam anan”, m enam pakkan suatu tjiri, bahw a kekatja u a n d jalan fik ira n akan m enjeret penarikan kesim pulan ja n g katjau p ula. B u k u tersebut berusaha u n tu k m enjorot pem bentukan resimen/ b a taljo n putera daerah buk an dari dasar ja n g sesungguhnja (pertaha nan w ilajah),' akan tetapi m em ilih seginja ja n g negatif. K em udian kita ram ai2 m elepaskan peluru, ja n g k a ta n ja dari gudang pengalam an. A n ta r a desas-desus dan fak ta ditjam pur-ndukkan dem ikian rupa, se h in g g a tidak sukar diketahui bahw a nafsu lebih b an jak b e rb itjara dari pada p ikiran. Dengan tidak usah m enunggu habisnja halam an terachir, sedjalan dengan u tjap an penjam butnja (M r T jia K ok Tjiang, seorang politikus N IT d u lu ). M ajor A. L athief tidak m elihat persoalan itu se tja r a akademis, ja n g dengan sendirinja djuga tidak 'bersifat ilmiah. H aruslah disadari bahw a penjusunan resirrien/bataljon putera daerah b uk an karena petugas2 dalam sesuatu daerah telah dianggap tidak tja k ap dan kem udian diusir dari kedudukannja, m elainkan oleh sebab kesetiaan, bahw a pertahanan negara m asa dekat m e n un tut ja n g demi kian. K am i kira tidak lah perlu u n tu k m endjadi seorang ahll dalam hal kem iliteran, kalau h an ja u n tu k m engetahui bahw a kebidjaksanaan jang did jalankan hingga kini adalah dalam ran gka persiapan pertahanan darat setjara w ilajah. D alam kenjataan m enghadapi persiapan ini, audahlah ditundjukkan, bahw a kew aspadaan pada diri setiap patriot, perlu tetap dipertadjam . T N I adalah p erad jurit p atriot. H al ini tidak perlu lagi diuraikan setjara pandjang-lebar. A k a n tetapi bangunan pe m ikiran ditentukan oleh pertum buhan sesuatu daerah tertentu jang m em bentuk isi sendiri pula. Pokoknja, tid ak bisa dipandang dalam taraf ja n g rata. M aka tidaklah m ustahil d jik a lahir pandangan2 salah tentang m aksud sebenarnja dari adanja resim en/bataljon putera daerah. Dalam m elaksanakan m aksud ja n g baik itu, hendaknja d jan gan m enjim pang dari tudjuannja. A palagi d jik a pem bitjaraan d iland ju tkan pada tim b u ln ja keinginan u n tu k m erobah struk tur negara m endjadi „negara federasi a la van M ook”, ja n g djelas2 tidak dikehendaki oleh garis revolusi nasional kita. D jika b e rb itjara m elandjak pada bentuk negara dan p e rta hanannja, m ak a terasalah akan kebutuhan pem bahasan ja n g lebih m endalam lagi dan de n g an m aksud ja n g sengadja disediakan. Sekali lagi perlu ditegaskan disini bah w a penulis tidak tergolong pada m ereka ja n g m enentang per ta h a n a n d a ra t setjara territorial. A k a n tetapi a g a k n ja ta k perlu dip u n g k iri, bahw a terhadap prinsip ini k ita belum sam pai pada penelaahan te rha dap segi2 ja n g lemah.
P ad a kegu n aan n ja telah ditun djuk kan oleh D jenderal M ajo r N asution, j a k n i :
seperti jan g
ditegaskan
................... resimen2 m endjadi resimen territorial, jan g tiap batal jo n tetap seperti sekarang m em punjai pangkalan jan g tetap, sehingga k e lu arg an ja akan terus diam ditem pat itu. Pasukan dap at beroperasi ke-mana2 diseluruh Indonesia tetapi keiuarga harus dipangkalan, tam an pahlaw an djuga dipangkalan itu. D apat dim engerti betapa su litnja buat anak2 ja n g sekolah kalau terusm enerus p indah djuga sulit m engatur perumahan, sulit m engatur usaha2 keiuarga. D engan ketentuan bahw a keiuarga akan menetap disatu tempat, m a k a soal perum ahan akan lebih terurus, karena keiuarga dapatlah m em bangun rum ah-tangganja, dapatlah membangun usaha2 seperti b ertjotjok tan am dll. Pendeknja keiuarga berakar didaerah itu, bah kan bataljon berakar didaerah itu, karena bataljon mela tih tjad angan2nja didaerah i t u ....................” Sebagai pelaksanaan ..bataljon ini adalah putera daerah itu", m aka di Sulawesi Selatan terdjadi pekerdjaan2 ja n g tam paknja sangat djanggal. S u atu B ataljon A nu ja n g keanggautaannja terdiri dari berbagai-bagai suku, masing2 m entjari penggabungan pada jan g bersamaan su kun ja. B a taljo n A n u terpetjah m endjadi dua karena keanggautaannja sebagian besar terdiri dari dua suku tertentu. Perkem bangannja kadang2 sang at m engchaw atirkan, karena tanpa disadari, se-oIah2 telah terdjadi pertentangan2 an tara suku tertentu dengan -suku lainnja. Kedjadian2 se m atjam itu m erupakan m akanan ja n g lezat bagi peniup2 perpetjahan. T erhadap bataljon2 ja n g dikem balikan kedaerah asalnja ditim bulkan kesan sebagai bataljon ja n g telah dibentji dan diusir dari tempat tugasnja. B ahw a semua pergeseran ini m erupakan suatu tindakan dalam ra n g k a besar, sebagai persiapan kearah pertahanan negara, tidaklah tju k u p disadari. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan kalau timbul insiden2 bersendjata ja n g m erugikan. D jik a keadaan sudah sampai disana, m a k a ini berarti telah m asuknja benih perpetjahan. Inilah soal ja n g tid ak diharapkan oleh setiap peradjurit ja n g dalam tubuhnja m a sih m engalir darah '„tjinta pada persatuan bangsa”. M arilah kita mulai m e n em patkan setiap persoalan pada proporsi ja n g sebenarnja, bertindak m en urut landasan pem ikiran dari tjita2 nasional dan turut mengajuh kearah tud juan dalam aru^ sedjarah. Dengan demikian kita telah berusaha u n tu k memenuhi am anat alm arhum Panglim a Besar Sudirman ja n g te rtja n tu m dalam surat beliau tertanggal 1 Agustus 1949 (batja b uk u T.N.I. halam an 15 — 16) : .............D ap at dikatakan, bahwa satu2nja halt m ilik nasional Rep ub lik ja n g m asih tetap utuh tiada berobali2, meskipun menghadapi segala m atjam soal dan perubahan adalah h an ja A ngkatan k’ erang Republik Indonesia (Tentara Nasional Indonesia). M aka sebenarnja m endjadi suatu keivadjiban kita sekalian, jan g senantiasa hendak tetap m em pertahankan tertegaknja Proklam asi 17
A g u stu s 1945, u ntu k tetap m em elihara, agar satu2nja hak m ihk nasional R e p ublik Indonesia jang m asih utuh itu tidalc dapat berobali-robah oleh keadaan jang bagaim anapun d j u g a ............ ,,M em elihara ke u tu h an ”, dem ikianlah ja n g d iam anatkan alm arhum D jenderal S u dirm an kepada seluruh p e radjurit T NI, sekalipun dalam keadaan ja n g bagaim anap un djuga. Sungguh suatu am anat su tji jang m e n u n tu t kosetiaan kita. P e rtah an an darat setjara territorial dalam idee m enundjukkan b a n ja k ke p un d julan bagi suatu negeri pulau2 ja n g angkatan perangnja belum m am pu m enandingi setjara m odern pada penjerang. K epundjulan sebagai su atu strategi ja n g m em punjai segi2 sosial ekonomis. Daripadan ja dih arapk an dapat m em peringan beban anggaran belandja negara. P ad a m asa pe rtam a d im ulain ja persiapan2, m ungkin sekali ,,kepintjan g a n ” lebih b a n ja k nam pak. H al ini m endjadi m asalah ja n g wadjib dihadapi. Idee ja n g baik hendaklah tidak m endjadi djelelc dalam pelaksanaannja. Berdasarkan hal2 tersebut diatas tadi, m aka di Sulaw esi Selatan telah d ilan tik Resimen ,,H asanudin” ja n g terdiri dari putera2 daerah,' dengan sekian belas kompi2 bekas anggauta TKR- dan T R I. M erekalah ja n g dibebani tugas terhadap daerahnja. M ereka p ulalah ja n g diharap kan dapat m endjadi kebanggaan daerahnja sebagai ja n g telah diteladankan oleh Robert W olter M ongisidi dkk. Kesatuan2 ja n g semula d atang sebagai pasukan ekspedisi dan telah ber-tahun2 m em ikul tugas, d ikem balikan kedaerah asalnja, sesuai dengan m aksud m engem balikan „ikan kedalam airn ja ”. D jik a ditanjakan% apakah m ereka selama m e nd jalan kan tugas pengam anan Sulawesi Selatan telah gagal, m aka djaw ab an n ja ialah : ja, m em ang g a g a l! Tetapi kegagalan itu adalah dalam tin g k a t nasio nal, karena tidak adanja politik keam anan ja n g tegas u n tu k m eng hadapi setiap pemberontakan. B agaim anapun djuga, gerilja dan antigerilja adalah suatu perang dalam negeri. D alam tin g k a t in ilah harus ditjari sumber kegagalannja. Sesuai dengan ran gka persiapan pertahanan darat setjara w ilajah itu, m aka kam i dikem balikan kedaerah asal, ja k n i D ja w a T im ur. Setelah' m elalui pelantikan dilapangan Karebosi M akassar, m aka kesatuan kam i m endapat nam a B ataljon „ Y ” B raw id jaja. Beberapa bulan kem udian k am i m enudju ke Surabaja u n tu k selandjutnja d item patkan di Bondowoso. D iluar dugaan, ra k ja t te rnjata m em punjai tju k u p perhatian terhadap peradjurit2nja ja n g baru kem bali m enunaikan tugas diluar daerah. R a k ja t be-ramai2 m enjam b ut tib an ja pasukan2 dengan m em baw a slogan2 ja n g isin ja sangat m engharukan. M engharukan karena ia m e m p e rlih atk an tugas ja n g m asih harus dihadapi, baik ja n g datang dari dalam raaupun luar.
S u ng g u h p u n kesRtuan telah kem bali kepangkalan semula, nam un te rn ja ta b ah w a peran g kem erdekaan ja n g dim ulai sedjak proklam asi belum d ju g a m e n tja p ai titik achir. Perang kem erdekaan m asih berlangsung terus, dalam b e n tu k n ja ja n g beraneka ragam . Perang terbuka setjara lan g su n g dengan kaum kolonialis m em ang telah berbenti, tetapi perang te rtu tu p dengan m ereka m asih terus berlangsung dan akan berlangsung terus hingga p un ah n ja kekuasaan kaum koionialis dalam segala sektor kehidupan. M un gk in sekali disanalah akan berachir u tja p a n ja n g selam a ini sering d iu tjap k an (dengan m aksud baik ataupun h a n ja u n tu k m e nutup i kelem ahannja) : ,.revolusi belum selesai”. K em udian, bangsa Indonesia ja n g merdeka, berdaulat penuh, melangkahkan tin d a k n ja k e ta ra f baru dengan m em anggul kedjojaan tanahairnja. A d alah m endjadi kebanggaan putera2 tanahair ja n g tetap setia pada tjita2 nasionalnja, sekalipun harus m enanggung kesukaran ja n g bagaim anapun, m elih at Republik Indonesia m emasuki kegemilangan. T idaklah m engherankan kalau seorang patriot m engutjapkan kata!2 ja n g d iu tja p k a n oleh seorang p u d ja n g g a : hingga keachir djfiman kubela ta n a h a irk u !
LAMPIRAN -LAMPIRAN
/
IN M E M O R I A M
MAJOR
ABDULLAH.
(D ari Madjaleib Angkatan Darat Th. 1951 dengan beberapa pembenaran dan penambahan) D A L A M M adjalah ,,Angkatan D arat” jang terbit pertama dan kedua telah dim uatkan berturut-turut sekedar riwajat hidup dari alm arhum-almarhum Let. Kol. Slamet Rijadi dan Let. Kol. S. Sudiarto jan g telah gugur diw aktu mereka mendjalankan kewadjibannja. Dengan itu bukan berarti mengabaikan djasa pahlawan-pahlawan lainnja jang telah gugur terlebih dulu. Djasa mereka akan tetap hidup dalam se djarah perdjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia disamping pahlawanpahlaw an Indonesia lainnja jang nama dan asalnja kebanjakan tak dikenal. Penting djuga kiranja dimuatkan sedikit riw ajat hidup dari alniarhum M ajor Abdullah, jan g telah lazim dengan sebutannja Major ra k ja t — m aksudnja sudah tentu Major jang berasal dari rakjat — jg telah gugur sewaktu menunaikan tugasnja di Negeri Angus Ceram tim ur. M ajor Abdullah adalah seorang putra Indonesia jang berasal dari Gorontalo Sulawesi Tengah. Orang tuanja termasuk dalam keluarga biasa. S9waktu masa kanak-kanaknja ia diambil sebagai anak angkat dari keluarga pelaut berasal Madura, dan keluarga inilah jang membesarkan pemuda Abdullah. Ketika masa pendudukan Djepang, pemuda Abdullah bekerdja sebagai pengendara betjak di Surabaja dan masuk mendjadi anggota Perserikatan Pengendara Betjak. Dimasa inilah un tuk pertam a kalinja sebagaimana djuga kebanjakan pemuda Indonesia, ia mengenai latihan2 kemiliteran dengan memasuki Jibakutai. Pada w aktu proklamasi kemerdekaan pemuda Abdullah masih tetap m elandjutkan pekerdjaannja jang lama sebagai pengendara betjak. Baru setelah tanggal 10 Nopember 1045, ketika sedang berkobarnja pertem puran dengan tentara Inggris ia menggabungkan diri pada TKR Laut dan m em im pin regu. Pasukan2 TKR dari Surabaja terdesak mundur keluar kota, termasuk djuga pasukan pemuda Abdullah jang telah mendjadi besar dan dikenal dengan pasukan „Badjak Laut". Pada tahun 1946 ia tetap m emimpin pasukan „Badjak Laut" bertahan disebelah utara Sidoardjo, sedang kedudukan asramanja dalam kota Sidoardjo. Dalam Pertempuran2 disekitar Buduran-Sruni itulah pemuda Abdullah memPerlihatkan ketjakapan dan keberaniannja. W aktu itu pasukan Badjak L aut term asuk dalam A L R I pangkalan V II jang dipimpin oleh Kolonel Sutrisno, ja n g bermarkas di Tanggulangin. Kemudian oleh sebab pertahanan Sidoardjo nampak mulai terantjam , m arkas Pangkalan V II dipindahkan ke Lawang dan mendjadi Tentara L aut Republik Indoneaia. Kolonel Sutrisno diangkat mendjadi Panglim a Tentara L aut D jaw a Timur. Oleh ketjakapannja dalam pertem puran2, m aka pada bulan April 1947 pemuda Abdullah diserahi
p im pinan suatu pasukan ja n g diberi nam a „Barisan pelopor” dengan p a n g k a t Kapten. Pasukan ini m erupakan penggabungan dari Badjak L a u t dengan pasukan 0032 jan g dipim pin oleh Ltd Soeharto. Setelah penjerbuan tentara Belanda ja n g pertam a, m arkas T LRI dipindahkan ke Blitar. Sedangkan Barisan Pelopor m em buat kantong disekitar Lawang, bertahan di Punten Batu dan Balulaw ang. Kemudian pada bl. M aret '48 T L R I direorganisasi, Barisan Pelopor berobah men djadi Depot B ataljon dengan tetap dipim pin oleh A bdullah. K lD1 p a n g katnja dinaikkan mendjadi M ajor. Sedangkan P anglim a Divisi I T L R I berpindah ketangan Kolonel R. Sutopo. Belum la m a T L R I di reorganisasi oleh dekrit w akil Presiden pada bulan September 1948 T L R I dilebur mendjadi TNI, dan Depot B ataljon m endjadi Bataljon X V II Brigade I Divisi I dibawah Panglim a Kolonel Sungkono. M entjetusnja peristiwa M adiun Bataljon X V I I m endapat tugas Pe" ngam anan kedaerah Rembang (P a ti). Pada m asa inilah u n tu k k e s e k ia n kalinja M ajor Abdullah m enundjukkan kebidjaksanaan ja n g memuaskansehingga tidak b anjak d jatuh korban. W ak tu clas kedua B ataljon X V II dipetjah m endjadi d u a ; dua kom pi m enudju Kabupaten Tuban, dua kom pi lain n ja m enudju ke T re te s Law ang dan meneruskan perang gerilja di-masing2 daerahnja. Sebagai aeorang M ajor ia sangat bebas dalam pergaulan dengan anak buahnja. Sifat2rija sebagai pada um um n ja pem uda S urabaja 9a" ngat ku at pada M ajor Abdullah, dalam gerak-geriknja, dalam pembi' tjaraan se-hari2 djuga dalam sikap hidupnja. D iluar kedinasan M a j°r Abdullah sangat erat pergaulannja dengan anak buah oleh sebab ia ditjintai oleh bawahannja. Tetapi dalam hal2 ja n g penting ia seiaW memberikan keputusan tepat dan tegas. D jik a pertem puran2 seda»g berkobar ia senantiasa berada dibarisan terdepan m em berikan pim pioa° dan petundjuk, terutam a dalam tjara mereka memberi sem angat an** ua nja. erasaan senasib dan sepenanggungan sangat m e nd arah- d ag i^' h u t. , Sam]>ai Pada bulan Pebruari 1947 M ajor A b d ullah p rak tis m *9®1 iu m S S &TU S6telah kaWiDl atas bantuan >3trin ja dan K apten F-J’ bahkan d iu la ePala Staf' nja) M ajor Abdullah dapat m em batjo, m e o u ^ ’ bahkan d3uga mengenal bahasa2 Belanda dan In g g ris setjara PaSlf' Daja P*urnja dikagumi oleh kebanjakan 3ahabat2r^a Tanglcas d^
Tl‘°S
pe»«un«.u
P“ at° M*ior
L g f t m em enuii d . ^ ^ S6SUatU tUdjuan- Bahasa Indonesia®** angat memenuln dan dengan pengutjapan ja n g la n tia r Disamping' jt
■apun
mempelaajari betbaeal matJa^
“ X
ai>
,
September k8hka gu£ urn:ia M ajor A bdullah pada tan g g al 2 September 1950 dalam suatu pendaratan di Negeri A ngus Ceram dirasakan betapa besar kehilangannja B ataljon X V I I Sedangkan *
ZL
sT k
r*
d a la m
tu g a s
°P erasi
selu ru h n ja
M aka
Kepala S t a f Kapten F. J. Tumbelaka dikoluarkan P e rin tah H arian P1 } radiogram pada seluruh pasukan ja n g sedang b e r o p e r a s i radiogram nja sungguh sangat berharga u n tu k disebutkan d is in i:
pro seluruh angg. ton 17 pak dullah tlh. gugur pada tgl. 25-9-50 djam 02.00 disalah satu tempat di ceram ttk djangan putus asa km a djangan patah semangat ttk m alahan sebaliknja pengorbanan pak dullah harus mendjadi tjontoh bagi kam i semua dan bagi tiap putra indonesia ttk pengorbanan pak dullah harus mendjadi sesuatu untuk memperkuat iman kita ttk pengorbanan itu harus kita balas dengan segala tenaga jang ada pada kita ttk oleh karena itu tepatilah kewadjibanmu ttk kerdjakan apa jg m endjadi tanggung djawabmu dengan segala tenaga dan pikiran jang ada padam u ttk landjutkanlah tjita2 pak dullah jang mendjadi tjita2 pula dari seluruh rakjat indonesia ttk stop kpt tumbelaka M ajor Abdullah telah gugur, tetapi tjita2 dan djasa Major jang berasal dari rakjat ini akan tetap tertjatat dalam sedjarah perang kemerdekaan Indonesia. In n a Lillahi wa Inna Illahi Rodjiun.
dua radiogram kenang2an dikirim oleh Major Abdullah sebulan sebelum gugur. overste kokasih f j tumbelaka - '.dng sendirinja tiap cdten dim gerakan ini penuh tanggung dja wab ema kalau gerakan kita lambat kita berarti memberi ke-' sempatan pada lcnil atau pengatjau jang dipulau2 ambon ttK kenjataan telah ada apakah jang terdjadi di mks cma ini sebetulnja disebabkan kelemahan bapak2 angk perang ris jang tidak mengetahui keadaan ttk - moreel anak buah kam i tetap bernjala2 tetapi oleh karena tertekan perintah2 jang mati seakan2 semangat kami patah ttk - kam i m inta perintah tegas mundur atau madju atau kembali kepangkalan semula ttk - dalam menghadapi kedjadian2 sekarang harus tegas - semua ja n g tertjautum itu menurut pengalaman ampat setengah tahun tiap patriot indoDesia cdt bn 17 maj abdullah +
-P
+
let kol kokasih tgl 25-8 kiandarat ceram tim ur tlh kami duduki ttk pertempuran hanja dua kali terdjadi hasil baik cma pihak pengatjau menderita. . korban banjak alat2 pemerintah telah kam i rebut kembali hpb tlh tertembak m ati cma semua pengatjau melarikan diri ke wahai ttk pasukan kam i di ceram tim ur hanja satu peleton cma kesukaran kam i hanja angkutan ttk tiap2 pendudukan kami memakai perahu laja r ttk korban rakjat kurang lebih 22 orang gugur cma 40 rum ah dibakar pengatjau ttk kini akan giat ttk ceram timur dapat kam i katakan tlh aman seperti biasa ttk maj abdullah
»
PID A T O PESAN LTS. SUHARTO SEW A K TU T1MBANO TERIMA DJABATAN KOMANDAN BATALJON INF. 711 R.l. 23. — Pada. saat Ini saja melepaskan pim pinan Komando B ataljon 711 u n tu k diganti dengan pim pinan baru. A pabiia k ita tindjau kem bali maka E ataljon ini telah berganti pim pinan u n tu k ketiga kaliDja. N am un dem iklan k ita sekalian telah jakin, bahw a dasar tjita ja n g m endjadi panglcal k ita m em persatukan diri sedjak perm ulaan m e n tje tu sn ja perdjuangan tidak berubah. — Timbul dan tenggelam dan silih bergantinja p im p in an adalah suatu peristiwa biasa. A kan tetapi kehidupan tjita ja n g telah ada harus selalu dipupuk dan dipelihara supaja subur bortum buh dan digunakan u n tu k perw udjutan dan pendorong dalam m enunaikan tugas seharihari. — Tiap pim pinan sudah tentu akan m em berikan tjo ra k dan mem* berikan tembusan djiw a. Tiap pim pinan sudah te n tu tid a k lu p u t dari keburukan dan kekurangan. A kan tetapi djiw a dan tjita ja n g hidup pada tiap anggauta kesatuan ja n g terpim pin itu lah sebenarnja jang m enentukan keuletan, inisiatif dan keutuhan kesatuan. P ad a hakekatn ja saja h an ja dapat memberikan penegasan perlunja suatu tjita2 ter sebut. Gam baran suatu tjita ja n g m em antjarkan tja h a ja dalam keadaan penuh kekaburan seperti dewasa ini. — Dalam hal ini saja berusaha m elukiskan kem endesakan per' lu n ja kehidupan tjita ja n g m enjatakan adanja ta ra f perubahan keadaanSuatu masa peralihan ja n g m em erlukan pergantian haluan dalam me* laksanakan suatu tjita. D apat dibajangkan sebagai perbandingan s®' belum tahun 1950 dan setelah tahun 1950. D ian taran ja kusus melipu*'* tugas kita sebagai Tentara. Apabiia w aktu itu k ita m em punjai m usuh ja n g n ja ta u n tu k diliadapi langsung, kini kita tidak m enghadapi m usuh setjara la n g su n g tetapi menghadapi suatu djalinan berbagai keadaan ja n g harus diper* baiki. Apabiia w aktu itu kita m em erlukan djiw a ja n g berani dap4*' mengenjahkan musuh dengan tidak mengenai am pun, k in i k ita tnem®r" lukan djiwa dengan ketabahan dan portim bangan disertai pengertia® ja n g dapat m enundjukkan siapakah musuh. — Apabiia w aktu itu k ita m em punjai pelam bang dan pendorong m entjapai kesatuan Indonesia, kini k ita m em punjai pelam bang Pandj* B ataljon sebagai pendorong. P and ji diw arnakan dengan dasar h idj»u m elukiskan m asa pembangunan dan bunga W id ja ja K usu m a ja n g to0f' w arna p utih membawa pengertian bunga kem enangan suatu pelambang kesadaran ja n g m utlak dan sutji.
— D e m ik ia n tadi pada auatu w a k tu ta ra f perdjuangan akan ber g a n ti m e n u r u t k e b u tu h an perkem bangan keadaan ja n g dapat terus berlang sun g dan m e m b u tu h k a n h alu an ja n g berlainan pula. M aka pada pokolcnja s a ja ja k in tem busan djiw a pim pinan ja n g telah sdr alam i akan m e m b e rik a n t jit a ja n g hidup. Kehidupan tjita disertai disiplin k e p ra d ju rita n ja n g teguh dan organisasi ja n g teratur adalah sarat m u tla k ja n g h a ru s d im ilik i oleh A n g k a ta n D arat k ita dewasa ini. K e satu an B a ta ljo n 711 ini dengan K orpnja jan g w utuh mendjadi h a ra p a n saja, sem oga silih bergantinja pim pinan, langsung dapat m e m berikan keh idu p an tjita ja n g m u tla k :
,,M E N G ISI IN D O N E S IA M E R D E K A ”.—
M arkas, tanggal 25 Agustus 1953. Bekas K O M A N D A N B A T A L JO N IN F . 711.
(Lts.
S u h a r t c>J N rp. 15674.
DJIWA
BATALJON.
PENDAHULUAN: 1.
D e n g a n t im b u ln ja b e r b a g a i m a s a la h ja n g m e n im p a t u b u h A n g k a t a n D a ra t,
p e n g a r u h n ja
. k e s a tu a n
baw ahan
a n g g o ta d asar2
711,
ja n g
tin d a k a n .
t e r a s a d is e k it a r t a h u n 1952, m a k a b a g i
te r u ta m a
B a ta ljo n
kekosongan”
m a k in
d ik a la n g a n
m u la i
dapat
d ir a s a k a n
d id ja d ik a n
K ekosongan
in i
p im p in a n a d a n ja
pegangan
dan
s e lu r u h
s e m a tja m u n tu k
,,s u a t u
m e n e n tu k a n
d j i k a t e t a p d i b i a r k a n b e r - la r u t2
d ip a n d a n g s e b a g a i s u a t u b a h a j a j a n g d a p a t m e r u n t u h k a n k e u t u h a n k e s a tu a n . 2.
B e b e r a p a f a k t a p e r is t i w a d a la m t i n g k a t n a s i o n a l m a u p u n j a n g l o k a l , m e r u p a k a n k e n ja t a a n h id u p ja n g m e m b e r ik a n k e s a n b a h w a k e a d a a n p e n u h p a r a d o x , p e n u h k o n t r a d ik s i , b a i k p u n d a la m r a n g k a k e h i d u p a n o r g a n is a s i
A n g k a ta n
D arat
s e t ja r a
m e n je lu r u h .
Suasana
penuh
k e n ja ta a n
j a n g s a li n g b e r t e n t a n g - m e n e n t a n g in i, t e l a h m o m b e r ilc a n
dorongan
pada
ja k in a n
tjita ”
m e n e n tu k a n
p im p in a n ja n g
s e t ia p
B a ta ljo n
dapat
u n t u k m e n a n a m k a n s u a t u ,,ke-
d ip e r g u n a k a n
la n g k a h ,
dan
sebagai
ja n g
dapat
pedom an
m e n g is i
d a la m
k e h id u p a n
t j i t a s e lu r u h a n g g o ta k e s a tu a n . 3.
B eberapa te la h
f a k t a p e r is t i w a d a la m
m e m b u k tik a n
d ip e r ta h a n k a n B ahw a
bahw a
t in g k a t n a s io n a l m a u p u n s e d a e ra h
tid a k
s e l a m a n j a k a id a h 2 h u k u m
dapat
s e b a g a i s u a t u t j a r a u n t u k m e n e n t u k a n p e n j e l e s a ia n .
la n g k a h 2
ja n g
m e n tje r m in k a n
k e la n d ju ta n
d ari
,,t r a d is i”
s e m a s a r e v o lu s i m a s ih b e r la n g s u n g t e r u s ; d a n B a t a l j o n 711 j a n g m e r a s a sebagai 10
anak
N opem ber
r e v o lu s i,
sebagai
m e rasa
bahw a
B a ta ljo n te ta p
ja n g
b e r d ir i
l a h i r d a r i h e r o is m e d a la m
a z a s r e v o lu s i,
d a la m d j a l a n r e v o lu s i a d a la h s u a t u k e h a r u s a n . P e n j i m p a n g a n d a la m b e n tu k 4.
A ta s
dan
tja r a
dasar
j a n g m a n a p u n h a r u s d is in g k ir i.
p e m ik ir a n
in i la h ,
m aka
o le h
p im p in a n
B a t a l j o n 711
d ir u m u s k a n
s u a t u „ k e j a k in a n t j i t a ” j a n g d is e b u t „ D J I W A
JO N
t jit a d a r i D jiw a B a t a ljo n d ir u m u s k a n d a r i p e n g a la m a n
.
In ti
s e la m a p e r t u m b u h a n n ja d e n g a n t e r p o k o k d a la m p e r d j u a n g a n .
tid a k
m e n jim p a n g
d ari
BATAL tu d ju a n 2
P E N G E R T IA N : U n t u k m e m p e r d je la s m a k s u d j a n g d i k a n d u n g o le h i s t i l a h „ D J I W A B A T A L JO N
p e r lu l a h
k i r a n j a d ib e r ik a n d e f in is i j a n g t e g a s a g a r t i d a k
k a b u r b a ta s 2 p e n g e r t ia n n j a . D e n g a n d e m ik i a n d i t j e g a h k e m u n g k i n a n t i m b u l n j a t a f s i r a n j a n g t i d a k d ib e n a r k a n . „ D JIW A paduan
B A T A L JO N ”
a n ta ra
p e n g e r t ia n
a d a l a h p e r u m u s a n p e k a t m e r u p a k a n perte n ta n g
azas- azas
dasar
r e v o lu s i
dengan
p e n g a l a m a n Z s p e s if i k j a n g d i l a k u k a n k e s a t u a n s e la m a p e r t u m b u h a n n j a . P e n g a la m a n
ja n g
m e m p u n ja i
tjir i
t e r s e n d ir i d a la m
p e r k e m b a n g a n n ja *
*
berdjalan bersama deng&a pasang-surutnja revolusi telah memberikan aarat2 tertjiptanja suatu ikatan djiwa jang bertjorak tersendiri pula. Sekalian pengalaman disaving teliti, dengan menjingkirkan unsur-unsur negatif jan g dipandang mendjadi segi kelem ahan; dan sebaliknja dengan setjara konsekwen melandjutkan unsur-unsur positif meru pakan segi kebanggaan jang patut didjadikan tradisi kesatuan. Dengan singkat dimaksudkan dengan „ D J I W A B A T A L J O N ” adalah intisari dari perpaduan /pengertian tentang azas-azas revolusi dengan pengalaman2 kesatuan jang spesifik. Ia memberikan pentjerminan tjoralc djiwa pribadi kesatuan. Oleh sebab itu Djiwa Bataljon adalah djiw a seluruh anggota kesatuan, tanpa ketjualinja. DASAR2 JA N G M E M B E N T U K : 1.
Sebagai kesatuan jang lahir dari kandungan revolusi, jang bertum buh dan didewasakan dalam gelombang-gelombang iramanja revolusi, m aka kesatuan inipun tidak luput dari tjiri umum jang menghinggapi setiap kesatuan perdjuangan. Sedjak aw alm ula telah terasa pentingnja suatu ikatan kata jang dapat didjadikan pegangan kejakinan tjita bagi kesatuan. Semula masih berupa pendapat samar-samar apakah kekuatan jang dimiliki oleh ikatan kata bagi kesatuan, apakah dajakata jang mengandung suatu pengertian. Pandangan samar ini kemudian tumbuh mendjadi kesadaran; bahwa suatu ikatan kata jang dapat diresapi seluruh anggota memiliki daja menakdjubkan. Dalam sedjarahnja kesatuan ini pernah mendapat djulukan B A D JA K LAUT nama jang pernah mendjadi kebanggaan sedjak dari Surabaja; kemudian B A RISA N P E L O P O R jang telah memberikan kekuatan djiwa lebih besar, terbukti dari perlawanan disekitar Law ang; sementara itu kehorm atan nam a pasukan 0032 diabadikan dalam perlawanan jang heroik dipantai Banjuwangi. Kesimpulannja bahwa kebanggaan terhadap kesatuan mendorong seluruh anggota membela kehormatan kesatu an selama masih mengabdikan diri pada revolusi.
2.
Tertulis dalam sedjarahnja bahwa kesatuan ini telah beberapa kali dengan sadar terlibat dalam suatu peristiwa. Setelah diselami setjara mendalam ternjata hal tersebut m engandung unsur-unsur jang baik; bahwa kesatuan dengan tidak mudah menerima „kebenaran suatu pandangan" djika tidak dijakini, dan pada setiap waktu mampu m engkadji hingga pada batas mana „kebenaran" dapat diudjudkan. Pengalaman2 selama ini menundjukkan benarnja kesimpulan ,,tidak akan terdjadi sesuatu djika tanpa perdjuangan". ^
3.
K enjataan telah m entjatat selama masa kekosongan tanpa suatu ■ ika tan kata jang mempersatukan djiwa seluruh kesatuan, telah m enim bulkan berbagai keadaan intern kesatuan djauh dari menggem birakan. Keadaan ini m akin terasa setelah gugurnja Major Abdullah, ja n g semula mendjadi pusat kepertjajaan.
Sum ber dari berbagai keadaan intern kesatuan ja n g m endekati ged jala h ila n g n ja : kesatuan kedalam, sating p e rtja ja dan m enghargai, setiakawan, m enghorm ati setiap funksionaris, ke m ud ia n diketahui karena tak ad an ja pengikat d jiw a ja n g m endjadi k e ja k in a n tjita bersama. M ak a lahirlah D J IW A B A T A L JO N sebagai realisasi jan g m em iliki kekuatan isi-mengisi dengan lam bang kesatuan W ID J A J A K U SU M A . i' IN T I T JIT A : Dasar-dasar ja n g fondam entil dari D jiw a B a ta ljo n p ad a hakek a tn ja adalah kelandjutan dari tradisi kesatuan sebagai telah didjalani sedjak m ula kelahirannja. Tradisi kesatuan — sebagai g e d jala dari keseluruhan, sendirinja m em punjai segi um um dan seglnja ja n g kusus. *!§ifat um um ja la h tjorak jang dipunjai oleh h am pir setiap kesatuan, segi kusus ja la h sifat tersendiri ja n g dim iliki oleh kesatuan ini. Setelah diperas sampai pada in tin ja D J IW A B A T A L JO N terletak pada: Kesetiaan ja n g tak kundjung pudar pada tjita2 revolusi dan tetap berdjalan pada garis2nja apapun djua dan betapapun d ju a beratnja konsekwensi jang harus dipikul. Dalam sikap ini telah terkandung niat m empertahankan D jiw a Kesatuan sebagai pribadi p edjuang '45. I Dalam pribadi ’45 telah terletak tradisinja ja n g kusus ; tentang suasana dalam kesatuan bersifat persaudaraan akrab, d ia n ta ra para pradjurit, diantara para perwira, dan diantara^ p a ra p ra d ju r it dan perwira. Suasana demikian telah m elahirkan rasa se tiakaw an ja n g mendalam, penegak moril jang. kokoh dan penanam an disiplin jan g tum buh dari kesadaran. Tetap berpegang pada pendirian ,,bermusjarwarah” d ian tara pada perwira hingga pada bidang jang m em ungkinkan ; dalam m enghadapi masalah2 intern kesatuan, apalagi terhadap m asalah ja n g d a tan g dari luar. Maksudnja untuk memelihara keseragaman sikap baik kedalam m aup un keluar. Dalam hal jang demikian te rtjipta suatu tan g gu n g djaw ab jan g menjatu.
AMANAT DALAM MERESMIKAN PANDJI BATALJON 711 „WIDJAJA KUSUMA” Dalam tugas kita selaku Tentara disertai adanja disiplin kepr&djuritan, memungkinkan kita pada suatu ketika sanggup menghadapi suatu keadaan mahasukar jang m embutuhkan ketabahan. Menghadapi saat p un tjak kesukaran dalam -m ana tiap peradjurit terungkap rasa kem anusiaannja, pada hakekatnja memerlukan dorongan disamping keteguhan im an untuk dapat melaksanakan tugas dengan rasa tanggung djawab serta m entjapai kemenangan. Dorongan sebagai kawan senasib dan perasaan kehormatan Korps Kesatuan dapat membangunkan kejakin an ja n g memberikan dorongan hidup, pengabdian jang lebih dalam dan teguh. Dorongan itu adalah landasan tjita bersama. A
— Pim pinan dapat timbul tenggelam dan silih berganti, akan te tapi kehidupan tjita harus tetap tegak sebagai sjara't m utlak untuk didjadikan pegangan dalam melandjutkan tugas selandjutnja. — Kini keadaan ditindjau dari segala sudut menggambarkan kekaburan. Kekaburan dalam mengartikan ,,merdeka”, garis arah per djoangan, dan djuga tentang penjebutan ,,pahlawan”. __ Apabila kesatuan sewaktu almarhum Maj. Abdullah bertjita2 persatuan Indonesia (sebagai dilukiskan dalam lambang kesatuan) dalam melaksanakan tugas untuk mentjapai Indonesia Merdelta, maka kini keadaan telah bertjorak lain. Dalam keadaan jang lain ini kita tetap m embutuhkan sesuatu jang dapat menghidupkan tjita kemfcfcii. \ _ Dorongan jang akan menghidupkan Korps Bataljon kita di rum uskan dalam bentuk jang baru, jalah: suatu tjita jang diudjudkan dalam Pandji Bataljon. __ Pandji Bataljon jang berdasarkan warna hidjau melambangkan djiwa jang bangun, dan bunga putih udjud lukisan W idjaja Kusuma melambangkan adanja kesadaran jang mutlak.
— Mem ang pada hakekatnja kini, tugas kita membutuhkan suatu ketabahan disertai penuh pertimbangan dalam bertindak. Karena jan g k ita hadapi bukannja suatu musuh jang langsung, tetapi suatu kenjataan ja n g berudjud kekatjauan keadaan. Suatu keadaan jang perlu dibangun dan diperbaiki kembali.
— Tiap golongan hingga jan g aeketjil2nja dalam m asjarakat, m aupun A ngkatan Perang m em erlukan adanja kesatuan tjita jang padat. Dorongan djiw a ja n g dapat m ew udjudkan Korps. U n tu k B ataljon k ita diw udjudkan dalam Pandji B ataljon dan u n tu k Kompi2 dengan bendera Kompinja. — D em ikianlah harapan kita, dengan keputusan ini telah menjatakan adanja tjita ja n g hidup u n tu k dan telah m endjadi dasar keutuhan Korps Bataljon 711. — M aka tak lain :
H ID U P L A H B A T A L JO N 711 D E N G A N W ID J A J A K U S U M A N JA ! ! ! !
ANGKATAN DARAT TERRIT0R1UM VII „VVIR A B 11 A NA ” Rcsimcn Infanteri 23 Bn- 705
PENDAHULUAN:
1-
Pada triw ulan terachir tahun 1952 sangatlah terasa baik bagi anggauta m aupun pim pinan Bataljon 711, tentang~adanja kebutu han pegangan ja n g dapat dipergunakan sebagai dasar tindakan dalam melaksanakan tugas kesatuan dalam suasana dan keadaan ja n g serba kabur dan tidak berketentuan pada w aktu itu.
2.
Tersebut diatas disebabkan karena kenjataan2 jang terdapat disekitar kesatuan memberi kesan2 jan g serba bertentangan dengan pokok2 tugas kewadjiban jang diberikan oleh atasan pada Bataljon, sedangkan atasan sendiri tidak mengambil tindakan2 tegas guna dapat memberikan kepertjajaan kembali kepada kesatuan atau paling sedikitnja memberikan djam inan kepastian hukum atas tindakan2 berdasarkan tugas pokoknja.
3.
A danja hal2 tersebut diatas- itu, m aka terletaklah pada pimpinan Bataljon untuk dapat mengatasi adanja kemorosotan semangat dalam kesatuan dikalangan anggautanja, jang apabiia dibiarkan sadja akan membawa kepada kehantjuran kesatuan.
4.
Berdasarkan pokok pikiran inilah, m aka pada w aktu itu diambil suatu keputusan oleh pim pinan Bataljon 711 utk. menentukan suatu lambang kesatuan jang sesuai dengan dasar dan tjita2 perdjua ngan sedjak dari awal-mula berdirinja kesatuan ini dalam kantjah revolusi kemerdekaan, ja la h : ,,BU N GA W ID JA JA K U S U M A ”.
A R T I D A N M A K SU D : D alam sedjarah keradjaan Djawa, pada setiap saat akan ditentu kan siapa ja n g akan menaiki singgasana tachta keradjaan, maka diadakanlah suatu perutusan oleh masing2 tjalon radja untuk m em etik bunga W idjajakusum a jang hanja tum buh dipulau Nusakam bangan (berarti = pulau jang ter-apung2), sedangkan bunga itu h anja akan m enam pakkan diri kepada perutusan tjalon radja ja n g dengan takdir Illahi akan m enaiki tachta keradjaan itu.
1.
2.
Selam a dalam perdjalanan, m aka perutusan ini harus berpuasa dan m em akai pakaian jang serba putih bersih, jang berarti bahwa perutusan itu harus bersih dalam djiwa dan djasmaninja serta tindakannja.
3.
Menurut riwajat, maka bunga „ W ID J A J A K U S U M A ” itupun-ber■ w arn a putih bersih, dan memang mendjadi lambang kesutjian dan
keluhuran budi serta tertinggi keradjaan.
kedjajaan pemegang tam puk pim pinan
1.
K e s i m p u l a n d a r i p a d a t e r s e b u t d ia t a s j a l a h , b a h w a b u n g a W id ja j a kuaum a
it u
k e s u tjia n
a d a la h
dan
la m b a n g k e d ja ja a n ja n g b e r d a s a r k a n k e p a d a
k e lu h u r a n
b u d i,
m e n g in g a t p u l a b a h w a a r t i d a r i
p a d a W id ja ja k u s u m a ia la h : W id ja ja = K e d ja ja a n a t a u k e m e n a n g a n /k e u n g g u la n K usum a
=
P E R U D JU D A N 1.
K arena
Bunga
:
ta k
ada
seorangpun
ja n g
d a p a t m e lu k is k a n b a g a im a n a
r u p a s e b e n a r n j a d a r i p a d a b u n g a s u t j i it u , m a k a u n t u k m e m e n u h i k e b u tu h a n
p e r u d ju d a n ja n g
i n d a h a n s e n i,
n ja ta
d e n g a n t i d a k m e n g u r a n g i ke-
d i t e t a p k a n l a h p i m p i n a n B a t a l j o n 711, b a h w a b u n g a
W id ja ja k u s u m a
d ig a m b a r k a n
le m b a r d a u n m a h k o t a
d a la m
la m b a n g
b e rb e n tu k
em pat
( k r o o n b l a d e r e n ) j a n g s y m m e t r i s c h (s e ta n g -
k u p - p in a n g t e r b e l a h ) . 2.
K a r e n a l a m b a n g b u n g a W i d j a j a k u s u m a i t u a k a n d i t j a n t u m k a n dal a m P a n d j i K e s a t u a n , m a k a d ia m b i ll a h k e p u t u s a n o le h p i m p i n a n B a ta ljo n
u n tu k
m e m b e ri
m e nd asarkan tu d ju a n
d ari
ja n g te la h . s a a t * in i. 3.
D engan la h
d ir i
d a s a r h id ja u p a d a p a n d ji te r s e b u t d e n g a n
pada
pada
a rti
Kem akm uran j a n g
p e r d ju a n g a n
d ip e r d j u a n g k a n
ke m e rd e k aan
s e d ja k
p u la
m e n d ja d i
N usa dan B angsa
p e tja h n ja
r e v o lu s i
h in g g a
a d a n j a k e t e n t u a n - k e t e n t u a n d ia t a s it u , m a k a t e r w u d j u d -
la m b a n g
K e s a tu a n
ja n g
b e rb e n tu k
p a n d ji
b e rw arn a
dasar
h id ja u d e n g a n b u n g a W id ja ja k u s u m a b e r w a r n a p u t ih d it e n g a h n ja , la m b a n g
m ana
dapat
m e n d ja d i
pegangan
d a la m
m e la k s a n a k a n
t u g a s j a n g s e d a n g d a n j a n g a k a n d ih a d a p i o le h B a t a l j o n 711 dih a r i- h a r i j a n g a k a n d a t a n g . 4.
P a n d ji
k e s a tu a n
B a t a l j o n 711 d ir e s m i k a n p a d a t a n g g a l 25 A g u s -
tu s 1953 b e r t e p a t a n d e n g a n a d a n j a p e r g a n t i a n p i m p i n a n K e s a t u a n a n t a r a L t s S o e h a r to d e n g a n L t s S o e p a n g k a t d i h a d a p a n s a t u K o m p i p asukan p e n g h o rm a ta n d an L e t. K o l. C h a n d r a H a s a n .
K om andan
R e s im e n
In fa n te ri
23
K o m a n d a n B a t a l j o n I n f a n t e r i 705 ttd . ( K a p t. S o e p a n g k a t ) N r p . 16059 / I n f .
TENTARA NASIONAL IN D O N E SIA BATALJON 7 1 1 R . I . " 2 5 " T T
V II
GAMB. !6
S U R
U S A N
N o.
K m d .B a t a l j o n
I.
M en g in g a t
753.
C O8/kjr.a/T
rnf.71l/VII
U n t u k m e m p e r t in g g i
711 1 1 a] I I .M e r u u tu s k a n
:
jan g d j e l s s
M enetapkan kai
m utu
corpgeest
Bn.
d s n u n t u k m e n g a d a k a n t a n d a pengepada
w aktu b e r t u g a s .
t a n d a p eng jena l
u n t u k d ip a -
pada ken daraan 2 Bn 711
j s n g sedang
b e r t u g a s , berbentuk bendera
b e r w a r n a da
sar
h id ja u
711
d ite n g a h
d isud ut lek a t
dengan
la m b a n g k e s a t u a n B n .
d a n noraer p e n g e n a l
inuka a t a s
(s u d u t
atas
K o m p i2
j a n g rae-
p ad a t ia n g b e n d e r a ).
Bendera berukuran
:
A
24
Lam bong d ju g a Bn 7 1 1 Ill
T j at a t a n
’■
Bendera p i2
IV .
d ip asa n g
s e b e la h kanan akan
setelah
segera selesai
d ik atja kendaraan
sudut
atas.
d ib a g ik a n
S e l e s a i .
D ik e lu a r k a n di Pada tanggal
:
M arkas E n 711
Djam
: IO.3 0 .
: 2 Mart 1953-
KOM ANDAN B A TA L JO N
Kepada:
J t h .K m d .K i dan
p a d a Kom-
p e m b u a t a n n ja .
Ki
I
Staf.
s /d
IV ( L t s ■S u h a r t o )
711
SALUT PADA KAWAN- JANG TELAH GUGUR. N a m a
Pangkat
Tanggal gugur
Alaraat keiuarga jg ditinggalkan
W im s Umampan D jl. M ajor
Gugur di M aluku Selatan : 1. A bdullah
M ajor
25 Sept, ’50
2. Sudjono
P ltn
10 Okt. ’50
3. Kastowo 4. W asijo
Sers Sers
16 Sept. ’50 16 Sept. ’50
5. K anan 6. Suharto
Sers Sers
10 Okt. '50 10 Okt. ’50
7. D ari
Kopr
10 Okt. ’50
8. Abd. M ukti
Prds
10 Okt. ’50
9. M aruw i 10. Abd. Patah
Prds Prds
10 Okt. ’50 10 Okt. '50
11. Sakidan 12. Kapandi
Prds Kopr
10 Okt. ’50 19 Pebr. ’50
13. Akir
Prds
19 Pebr. ’50
Abdullah Lawang. P. K arpan Tretes Prigen Pandaan. A k ir Sugihw aras N gandjuk. N j. R atin i D uren Garum Blitar. Azis K ulusari Bangil. N j. M. S. Irm as D jl. Pasarrebo Gg. SS P in tu 797 Purwokerto. P. K arpan Tretes Prigen Pandaan. B. D i j e m Gorang-gareng Madiun. B. P ani Baturetno Tuban. M. T o h i r N ge m pitkraton
Pasuruan. P. Tin Sumbersuko Pandaan. N j. A tm odiw irjo Tandjungaari Peaantren Kebumen. N j. Supijah T andjung Kidul No. 4 A m baraw a.
Gugtir di Sulawesi Selatan . 14. Hadi
Prds
8
Sept. ’52
15. Panut
Prdd
8
Sept. ’52
16. Kalrin
Prds
22 Sept. ’52
Prds
28 Sept. ’52
18. Paimin
Prds
5
Okt. ’52
19. Satuwi
Prdd
2
Nop. ’52
20. Buari
Prda
8
Des. ’52
21. Kusm an
Prds
8
Des. ’52
' Prds
8
Des. ’52
17. Kaprawi
■
22. D jakapitana
M asrifah K edungtjangkring Djabon Porong. A m in a h K ladan Tanggulangin' Sidoardjo. Ponim ah Grogolan Ngam be Bedji Bangil. R.S. Supangkat Kp. Kranggan Sidoardjo. Ginah Kp. M alang Gg. V-25 Surabaja. Abanak Tanis T anaruan Singaradja. D ju m irah Kp. W ates Magersari Sidoardjo. Suraw inangun D jl. Tandan 20 Malang. P. Surjani W anakerto Sukoredjo.
23. A l i
Kopr
24. B urham
P ltn
25. Sutam a
Kopr
26. N iti
Prds
27. Sardju
Prdd
28. Djunaedi
Prdd
29. Abd. Rachm an
Prdd
30. M o c h k a d j i
Prdd
31. N o t o
Prds
32. R a n u
Prds /
33. A r u m a n
Kopr
34. S . S u k a t n o
Kopr
35. R u d j i t o
Kopr
36. S u k i m i n
Smj
•
»
37. M o c h . A m i n
Prds
38. S e g e r
Prdd
39. A s p a r
Prds
40. K a r t o
Kopr
41. S u m a d i
Sera
42. S u m a r d i
Prdd .
43. R i f a i
Prdd
8
Des. ’52
P. Djaelani d/a FadikKauman G 2/33 Madjasari Madjakerto. 8 Des. ’52 Sjam sijati Djl. M ajor A b dullah 22 Lawang. 8 Des. ’52 Tipah Tretes Prigen Pan daan. 8 Des. '52 B inti Enrekang Pare-pare Sul. Sel. 17 Des. '52 R. Hardjosutama Bangkalan Pagak Bendji Bangil. 17 Des. ’52 W arsini K rikilan Bedji P a suruan. 17 Des. ’52 P. Barnawi Djanganasem Djabon Porong. 17 Des. ’52 N j. S r i p a h Djatiredjo Pandaan. Mulianah Simokerto G g .II- ll Surabaja. ' 17 Des. ’52 N j. S r i p a h Djatiredjo Pandaan. 17 Des. ’52 Nj. Barta d/a D jafar bin Saleh Pp. Tepa M aluku Sel. 17 Des. ’52 Achmad Kebontjandi Pasu ruan. 17 Des. ’52 M u n t a m a h d/a Pawiro Djombor Sukaredjo Pandaan. 17 Des. ’52 Saut Atm im i Djl. Mariso Lorong 14 No. 185 Makasar. 17 Des. ’52 Manaisjah d/a Hasan Efendi Brudjul wetan Djatiwangi Tjirebon. 17 Des. ’52 K am aira Mergosono Gg. 3 C No. 288 Malang. 19 Des. ’52 N j. Salamah Sengon Agung Purwosari Sukoredjo La wang. N j. Masri Slaung Gobong Ponorogo. * 16 D ju n i’53 Nj. Surdini d/a P. Kliwon Tukadaja Djembrana Negara
8
Mei ’52
Bali. M aret’54 P. Kamah Ketel K lum puk Sidoardjoi 27 M art ’54 P. Sikin Tengulunan Tjandi Sidoardjo. 1 A pril ’54 Pan Sam prak Djambebolodan Tabanan Bali. 1
44. Darim
Prds
1 April ’54
P a k S a m i n Lawangkulon
45. Sukran
Prdd
14 April ’54
Lawang. Nasipah Baiun Turi Lamo-
46. Munasik
Prds
17 April ’54
47. Rusadi
Kopr
19 April ’54
48. Karban
Prdd
20 April ’54
49. Wakidjo
Prds
ngan. N j. Silah d/a Kartoredjo Taw aran Kenduruan DjatirotoSupardan Sum berm andjing Kulon Bantur Wanaredjo Malang. N j. N a s r i
W anaplintahan
Prambon Krian Sidoardjo. Tulungagung.
Meninggal dalam mendjalankan tugas karena berbagai sebab : 50. Abdul M adjit
Smaj
20 Mei
51. Tukiran
Sers
18 Djuni ’50
52. Sukaeri
Prdd
23 D juli ’50
53. Mardjuki
K opr
23 Djuni ’50
Prdd
12 Pebr. ’51
Prds
16 April ’51
54. Erdjan
55. Sudargo
56. Z. L. Malada
57. Sjarif
58. Sartam
59. Sjukur
Lta
’50
19 Djuni ’51
Prds
10 D juli ’52
Prdd
30 D juli ’52
P rds
26 D juli ’53
Ketjelaka&n kendaraan. T. Zakaria Malake PalopP0 Sulawesi Selatan. Sakit panas. Kromo Sidobardjo B rengg0*0 Kediri. Sakit panas. P. Sapari Sukoreno P rig eD Pandaan. Sakit panas. Nj. Surti M u s i p i n Kepandjei* Lor No. 28 Blitar. Memburmh diri. P. Andir K isik Gempol P a' suruan. Ketjelakaan kendaraanSumidjab. d/a P. D jo jo S u d ja K Kebonsari 1 Tuban. Sakit mendadak. L. d e J o n g P lam pitan Surabaja. Ketjelakaan sendjata. N j. Suparm i Am bengan tas G. IV-15 Surabaja. Tenggelam. B. Sukam Sukodono ardjo. Ketjelakaan kendaraanM at Dachlan D jetisw et»° Gg- 11-267 Surabaja.
60. Saeni
Prdd
12 Mei
61. Ju s u f
Prds
» 30 Djuli '53
62. M ustam
Kopr
19 Okt. ’55
’54
Sakit Malaria. Nj. Sumiati BaturetnoTuban. Sakit malaria. Nj. Siti Romulah Krajakredjo Poh Djentrek Pasuruan. Membunuh diri. P. Darmo Rekasan Prigen Pandaan.
Ijni; H ari terbentuknja Bataljon X V II Brigade I Diviai I D jaw a Timur. Komandan Bataljon M ajor Abdullah. Bataljon X V II meninggalkan Surabaja untuk 1950 21 April mengikuti ekspedisi Indonesia tim ur Mendarat dan menduduki Bonthain Sulawesi 1950 27 April « selatan. Bersama dengan Bataljon »Sukendro mendarat 1950 25 Mei dan menduduki Kupang Timor. Menduduki kota Atam bua diperbatasan Timor 1950 29 Mei djadjahan Portugal. Mendarat dan menduduki Endeh Flores. 1950 30 MSi Mendarat dan menduduki Dobo kepulauan Aru. 1950 3 D juni Bataljon X V II mendjadi Bataljon 711 sesuai 1950 D juli dalam rangka reorganisasi TT V II. Mendarat dan menduduki Saum laki di kepulauan 1950 25 D juli Tanimbar. Mendarat dan menduduki Tual kepulauan Kai. 1950 30 Djuli 1950 Mendarat dan menduduki Geser. 6 Agustus Agustus 1950 Mendarat danj-nenduduki Badanaira. Komandan Bataljon 711 Major A bdullah gugur 25 September 1950 dalam suatu pertempuran pendaratan di Negeri Angus Ceram selatan. Mendarat dan menduduki W ahai Ceram utara. 13 Oktober 1950 18 Oktober 1950 Mendarat dan menduduki Tehuru Ceram selatan1951 15 Maret Setelah diganti oleh Bataljon Magenda dan Ba taljon Alhamsjab, meninggalkan daerah o p e r a s i menudju ke Ambon. 19 Maret 1951 Meneruskan perdjalanan ke Makasar. 10 April 1951 Akirnja mendapat kedudukan di Bali. P a s u k a n mendarat dikota Denpasar. 10 Mel 1952 Mendapat tugas baru untuk m engam ankan Su lawesi selatan. * 25 Agustus 1953 > Timbang -terima pertanggungan djaw ab d an ^Komandan Bataljon jang lam a L ts S u h a r t o pada Lts Supangkat. Peresmian pandji2 ..W ID JA JA K U S U M A ” da» ketika dibatjakan inti dari „ D JIW A B A T A L J O N ' • 22 April 1955 Bataljon 711 mendjadi Bataljon 705. Timbang - terima pertanggungan djawab da*1 1 Nopember 1955 Komandan Bataljon jang lam a K apten S u p a n g ' kat kepada Lts Moch. Jassin. Atas keputusan Panglim a TT V B raw idjaja B®' 11 September 1957 taljon 705 jang baru dikem balikan kedaer&b asal dengan mendapat nam a B ataljon „Y " Timbang terima penggantian K om andan B a ta 1951 2 Maret jon dari Kapten F J Tumbelaka pada L td S u b a r t
1
Nopember 1948
ALBUM B a t a l j o n
„y ”
IS I: I*
Pim pinanN o, 1 s/d No, 6 Perang geriija: No. 7 s/d No, 24
^
Ekspedisi Indonesia Timur \ dan Maluku Selafan: No, 25 s/d No, 45 x
^
Pengamanan Sulawesi Selafan: No, 46 s/d No, 84
V
- ^
* Latihan2: No, 85 s/d No, 92
I. Pimpinan
No. 1 Kapten Soepangkat sekarang
No. 2
,
*apfen Ichdar sekarang Wk Komandan
Bataljon Y Brawidjaja
No. 3 v Kanfeo Bambang Soeraitro sekarang Wk Komandan X Brawidjaja
No. 5 Kapten Mohd. Jassin sekarang ir m andan B ataljon y B r a w id ja jf.
N o. 6
Kapten Suharto sekarang
II. Perang gerilja
No. 7 U ntuk menjelesaikan insiden Ketanireng jang djuga terkenal de ngan nam a peristiwa Tretes, oleh kedua pihak K.T.N. diminta ikut tjamPur. Tampak diatas seorang perwira dari K.T.N. datang ke Baudjeng Poskontak Bataljon X V II. (Photo Kapt. Ichdar).
8 K edatangan utusan K.T.N. disambut oleh perwiras dari Bataljon **Vli. N am pak pakai topi didalam Lts Suharto, disisi kanannja Kolonel ^yarauw. Ja n g sedang be^salaman Lts Ichdar dengan utusan K .T .N . «>sisinja berbadju putih Kapten F.J, Tumbelaka. Berdiri kiri membelakang ■^ajor Abdullah. (Photo Kapt. Ichdar).
No. 9 Serombongan perwira menudju ke poskontak B ataljon X V II di W anaredjo Lawang. Mulai nomer dua dari k ir i: Major Saleh Lahade (pakai katjam ata), Kolonel W arauw (menjingsingkan tjelana), Major Abdullah, dan Ltd Enus Rading (nomer dua dari kanan). (Photo Kapt. Sumitro)
Vo. 10. Setelah gentjatan sendjata Belanda (K L dan K N IL ) seringkali Jatang di poskontak TNI. Diata3 ketika bergambar di Baudjeng Bangil. (Photo K apt. Ichdar).
No. 11 Sewaktu gentjatan sendjata dua orang utusan TNI mentjari kontak dengan pos K N IL . Gambar : di pos Sukaredjo Pasuruan. (Photo Kapt. B. Sumitro).
No. 12 Serombongan perwira dari Kawi selatan Be X V I menindjau ke daerah ge rilja A rdjuna tim ur. Berdiri nomer dua dari kanan M ajor Somba (ex ). (Photo Kapt. B. Sum itro).
No. 13 U patjara tanggal 17 Augustus '50 di Baudjeng. Orang RecornV>a pun turut mengadakan upatjara. Tahun 1950 djum lah patriot m eningka lagi, kata Kolonel Nasution. ^ (Photo K apt. Ichdar)
No. 14 Semasa perang gerilja Bataljon X V II terkenal dengan seraog*® pengadangan dan penjergapannja. Keretaapi ini tidak mengira djiK akan mendjadi mangsa. (£hoto K apt. B. Sumitro)-
No. 15 D jika bom sudah meledak dan asap mengepul, biasanja pertempuran dengan pengawal segera dapat diselesaikan. Untuk mengangkut barang rampasan adalah tugas para pemuda. G am bar: serangan di K untji Bangil. (Photo Kapt. B. Sumitro)
I
^ ° . 16 'In ila h gerbong jan g porak poranda di Desa Kenduruan Bangil. G a m b a r: Satu regir pasukan sedang menindjau haail serangannja. (Photo Kapten B. Sumitro).
No. 17 Djembatan dihantjurkan m aka terputuslah djalan perhubungan musuh. G am bar: antara Bangil - Pasuruan. (Photo Kapt. B. Sumitro).
No. 18 R ak jat ikut aktif menjelenggarakan rentjana2 penjergapan dengan membuat rintangan2 didjalan. (Photo K apt. B. Sum itro)
No. 19 Suatu patroli bermotor musuh dilalap dan motor tersebut tinggal menunggu dibakar sadja. G am bar: serangan di Wanaredja Tumpuk. \ (Photo Kapt. B. Sumitro).
N o. 20
M em batja
doa untuk
R ak ja t ik u t mengebumikan.
arwah pradjurit gerilja ^ g u g u r . (p 0
Sesudah dibatjakan doa m aka penghormatan setjara m iliterpun diberikan. G am bar: nomer dua dari kiri adalah Kapten B. Sumitro.
No. 2t
(Photo K apt. B.
S u m itr o )-
No. 22 Pasukan g e r il j a sedang beristirahat dalam p e r d ja l a n a n n J . Nam paknja tak seberapa, siapa mengira djika merekalah ja n g me . -jjdaja gerak jang besar di Ardjuna timur. Jang berdiri pakai topi belakang, nomer dua dari kanan: Kapten Soeharto, dan Kapten I cba (dulu masih Lts.) (Photo K apt. Ic h d a fr
No. 23 Akibat dari serangan2 pasukan gerilja maka takjientinja musuh ttiengebumikan kawan2nja. (Photo Kapt. Ichdar).
HI. Ekspedisi Indonesia Timur
No. 25 Kevvaspadaan mendjadi keharusan. Patroli pantai dengan BO 23 di Ceram. (Photo Kapt. B. Sumitro).
No. 26
Kapten kapal bertanggung-djawab ata 9 keselamatan s e la m mengarungi lautan. , G am bar: Perwira Penghubung Bataljon X V II dengan Kapt. Kapa -. (Photo Kapt. B. Sumitro)I
(Photo Kapten B. Sumitro)-
28 Ketika Bataljon X V II hendak bertolak Indonesia timur, Kolonel Warauw (tengah) mengantarkan di pelabuhan Tandjung Perak. (Photo Kapt. Ichdar).
No. 29 Pada tanggal 10 Nopember 1950 oleh pasukan jan g bertugas di Pasahari diadakan upatjara hikm at dimakam pradjurit2 jan g gugur. Rakjat ikut dalam upatjara jang amat sederhana ihi. (Photo Kapt. Ichdar).
No. 30 Kapal I j . S. T. II. mengantarkan pasukan hingga k© Dobo. G am b ar: dipelabuhan Dobo. (Photo K apt. Ichdar)-
No. 81 Operasi2 antar pulau selandjutnja dengan mempergunakan DO. 27. G am bar: Suatu tempat dikepulauan Aru. (Photo Kapt. Ichdar).
No. 32 Pradjurit2 'masih muda belia, dan sendjatanja itulah modal sedjak dari Surabaja. (Photo Kapt. B. Sumitro).
No. 33 Djasmani jang segar memungkinkan untuk m engadakan ge rakan kegunung2 dengan berba3il. (Photo Kapt. B. Sumitro).
No. 34 Dengan alat2 jang sederhana Bataljon X V II m elandjutkan operasi antar pulau, sungguhpun selalu dikerumuni kesukaran 2. (Photo K apt. B. Sum itro).
No. 35
Satu peleton pasukan jang sedang menudju keposnja jang baru. (Photo Kapt. B. Sumitro).
“
J
*
Pasukan Sundaketjil dengan para Kmd. B ataljon sedaoj> ” rentjana pendaratan. Tampak dari kanan : M ajor Abdulla* -
X7 H ’ KaptCn Budje Staf Territorial Sundaketjil, over' P" “ k“
S- "a*k “ 1U' I
“ *>» * » » » " ? (Photo K apt. Ic b d
No. 37 Keadaan para pradjurit dalam kapal. (Photo Kapt. Ichdar).
No. 38 W aktu memasuki kota Ende (Flores) rakjat menjambut TNI. (Photo ^
No. 39
b e r d u i u n - d u j u n
R g u m itro ).
Dimana aadja T NI datang aisana rakj&t m engelu2kan. (Photo Kapt. B. Sumitro)*
No. 40 Para perwira Bataljon X V II sehabis menerima instruksi2 pendaratan dari Kmd. Bataljon. Tampak dari kanan: Lts Z. Malada, Ltd DolfThairas, Lts Ichdar (berdiri), Major Abdullah, Lts Sukatm an dan Kapten F J Tumbelaka. (Photo Kapt. B. Sumitro).
No. 41 Demikianlah tidurnja para pradjurit ekspedisi digeladak. (Photo Kapt. B. Sumitro).
No, 42 Pemandangan jang indah b u k an ? pelabuhan militer Timor Kupang.
Inilah kapal L. S. T. I I di(Photo K apt. Ic h d ar).
No. 43
Kesibukan digeladak kapal
h
Ichdar).
No. 45 Mengenangkan kawan jang giigur Kapten F J Tumbelaka di M akam M ajor Abdullah. (Photo Kapt. B. Sumitro).
IV .
Pengamanan Sulawesi, Selatan
No. 46
Menerima piala menundjukkan prestasi jang ditjapai dalam \ sesuatu lapangan kegiatan. G am b ar: Overste Suadi sedang menerimakan piala. (Photo Bn Y).
No. 47 U patjara timbang-terima penggantian Kmd Bataljon dari Kapten F J Tumbelaka pada Ltd Suharto di Singaradja Bali. (Photo Bn Y ),
No. 48 Usman Balo (kiri) dengan Lts Moch. Jassin sewaktu mengS" dakan pembitjaraan di Telang -telang, h&sil pem bitjaraannja ja la b : penggunaan TKR dalam menghantjurkan D I/T II. (Photo Bn Y)-
No. 40
Dalam perdjoangan selalu ada pengorbanan.
(Photo B n Y )
No. 50 Penghormatan m ilite r ........... Semoga Tuhan memberi djalan jang lapaDg. (Photo Bn Y).
No. 5i Mengerti tudjuan dan djalannja serangan 2 'adalah sarat jang b&rus dipenuhl oleh para perwira, (Photo Bn Y),
No. 55 Perhubungan antara pasukan selalu didjalankan agar ditjapai koordinasi jan ^ sebaik2nja. ' ‘ (Photo B n Y ).
No. 53 Perahu adalah nadi perhubungan musuh oleh debab itu ia berusaha mempertahankannja. Gambar suatu pemandangan s e s u d a h gerombolan D I/T II meninggalkan median. (Photo Bn Y)<
No. 54 Pengiriman melalui dropping'kadang tidak sampai pada pasukan ja n g sedang bergerak. Banjak alasan kekeliruannja. (Photo Bn Y).
f,\ i i■ 4
V.
*1
No. 55 Pesawat A U R I 'jang sedang mengirim. tetapi apakah sudah memenuhi ?
Boleh dibanggakan, (Photo Bn Y ).
No. 56
Kalau jang seperti ini tepat pada sasarannja. (Photo Bn Y)-
No. 57 Pasukan jang sedang beristirahat setelah berhari2 menemp ^ 1 perdjalanan jang sulit. (Photo Bn
No. 58 M akan adalah sual utama untuk mengembalikan tenaga sehabis diperah siang-malam. (Photo Bn Y).
* o . 59 Bukan hanja menjeberangi sungai tetapi djuga menjusurmja, ^erkadang memasuki daerah 2 jang tergenang air •
■• ^ Uo. 60 Dan tempat jang mengepul itu di.aarang2 gerombolan D IjT II.
adalah terdjadinja pertarung*® (Photo Bn Y)-
No. 61 D ataran membentang-pun m erupakan segi ja n g tid ak tungkan bagi pasukan2 jang beroperasi. (Photo
No. 62 H utan belukar dan lereng2 gunungjang tjuram dimana sergapmenjergap sering berlangsung. (Photo Bn Y).
^°- 63
Sungai djuga merupakan rintangan alam jang menjulitkan. (Photo Bn Y).
No. 64 Dimusim hudjan datangnja bandjir sering tidak terduga, se hingga sukar diperhitungkan sebelumnja. Terpaksa harus m enunggu sampai redanja air, baru menjeberang. (Photo Bn Y ).
No. 65 Penjergapan pada sarang gerombolan D I/T II djug a dilakukan dari pantai. (Photo Bn
No. 66 Beberapa perwira jang sedang berembuk tentang djalannja operasi, setelah mendarat dipantai, (Photo Bn Y),
\
» A*
1
4?>: *••■ <.s\ *i ^v JY
■ ■ "•■ ;
\
\„ v„
■ t
No. 68 Kesibukan jang terus menerus karena ingin setjera menielssaikan tugas jang dibebankan oleh N e g a r a . ____* (Photo ^Bn Y).
'f * 4v -^
di Sulaw e^ten ggara* lkUt mengambl1 bagian dalam operasi pengam ana 0 55 (Photo K apt. I c h d a D -
No. 70 Pasukan kedua jan g mengadakan pendaratan disuatu^tempat dalam usaha pengamanan Sulawesi selatan/tenggara. (Photo Bn Y).
sangat mem£ukang&n ^
iDdal1’ tetapi keadaan *m e sesung| “ by3* (Photo Ion *
No. 73 Nomor dua dari k ir i: Andi Sose (sekarang M ajor Kmd 7 g l. < nomor tiganja Usman Balo, masing2 semasa masih K G SS ditahun 1 ^ (P h oto
No. 74 Dalam suatu upatjara memberi pendjelasan dihadapan pasukan gerilja Sulawesi selatan. Dari kiri lcekanan: Let. Kol. Suwido, Let. Kol. Kosasih, Let. Kol. Sukowati dan Kabar Muzakkar ketika masih m emakai pangkat Let. Kol.-nja. (Photo Bn Y).
No. 75 Inspeksi untuk pertama kalinja terhadap pasukan2 TKR, di ’J’anrutedong. Dari sinilah menudju ke naskah Tjipajung. TampakKap . ®upangkat sedang memberikan pendjelasan dan dibelakangnja bawa tongkat adalah Usman Balo. (Fboto un
No. 76 Beberapa perwira Artileri sedang mendapat perintah2 dari Km R I 23 Ove^ste Suadi (menghadap kertas tidak pakai topi) sedang s1' ram but p and jang anggauta T .K .R . (Pboto Bn ¥)•
No. 77 Menjeberangi sungai dengan bantuan rak jat p e r is t iw a t>iaS& bagi T .N .I. (Photo K ap t SupangK®t}'
No. 80 Nam pak diatas anggauta2 Laskar W anita T. K. R. (Photo Bn Y)-
No. 81
R a k ja t Enrekang m enjatakan pendiriannja.
No, 82
No. 83
Pandu tak keting-galan.
R akjat m e n ja m b u t .
No. 84 Penjambutan dengan slogan.
V. Latihan-latihan
“4 •/
(fh o to Bn ¥ )•
No. 86
Memeriksa
Uasil2 jang diperoleb.
No. 87
Suatu pemandangan ketika latihan sedang dilakukan. \ (Photo B n *)•
N o. 88
Harus berusaha untuk mentjapai hasil jane seb a ik 2n ja .
(Photo B n Y ).
*0. 89 Baris-berbaris pun mendapat perhatian jang seijjestinja. (Photo Bn Y).
Mempertinggi ketjakapan tehnis dalam penggu-J^an^be^bagai
*> . 92 J M g
lBl m e nuM !uk ltM
kegerollit. anbnltan (Photo Bn Y
E D IS I
SED JA R A H
M IL IT E R
P U B L IK A S I R E S M I P U S S E M
No.
PENGARANG & NAMA BUKU^
355-0 9 D 201 P
D,iarwadi, Radik ^ P r a ju fc it Mengaodi: 4 3 8 ^ /7 0 .
1959,
Tanggaj
Peminjam
f&rX.]
^ b v ' t e ; ■3
H
:0\SS 0191 o -
max m
V 3 JUNSft
2 9 OCT 2002 1 2 .A E L 2 0 U E --
1 2 1
iwVlftf
l^ h iC
bXTA'LJON'
S E D J A R A H
„ Y ’,
1 S I K a ta
p e n g a n ta r
Pd. ^sp. Pussem
. .f ...................
5
P e n d j e l a s a n te n ta ’ng'penuiisanSedjara’JMililer Kesatusn
6
re vol usi ................. ..................... 10
1.
Tumbuh
II.
P erang
III.
K o n s o i i d n s i d a n akibain]?........................................ 70
IV ."
E kspedisi
V .
O perasi
V I
K o n s o lid a s i
V II.
P e r ig a in a n a n
Su law e si S e l a t a n ......................................119
Kem bali
Djavva T i m u r ................................... 165
. V !I
i.
IX.
dalam
G e r i l j a .........................................................2(3 ke
Indonesia T i m u r ...............................76
M a k ’ ku di
ke
S e la ta n ....................................... 86
B a l i ................................................ 115
L a m p i r a n - lampiian: In
m e m o n a in
MajorA b d u ila h ..................................173
P idato
p e s . m Li s Suharto ......................................... 17H
D jiw a
B 3»t:..’j o n .......................................................... 1 7 $'
A m a n a t d a la m „ W id ja ja
meresmikan Pandji Bataljon 711
KuSLt na”
......................................................
L a m b a n g *W its jaja Kusunia” ...........................
.
183
S a la t p a d a kaw-itt jansij telah g u ^ u r .................. T j liatan-tjntitzti ptfiljiiff
,.
A lbum
* ■
B a t a l j o n »Y'’
ioj u
P e r p u s ta k a a n Ul
01,1 0-07009524
E D IS I
S E D JA R A H
M lL iT E R
P U B L IK A S I RESM I PU SSEM S C - l
135 ™