KEPUASAN HIDUP ORANG YANG BEKERJA DITINJAU DARI FAKTOR PRIBADI, PEKERJAAN, DAN PASANGAN Hazhira Qudsyi1*, Resnia Novitasari2, Fakhrunnisak3, Tika Pratiwi Ambarito4, Eri Yudhani5 1,2,3,4,5
Program Studi Psikologi, Universitas Islam Indonesia *
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik perbedaan kepuasaan hidup orang yang bekerja dilihat dari faktor pribadi (jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir), faktor pekerjaan (jenis pekerjaan, pengalaman bekerja, durasi bekerja, pendapatan dalam pekerjaan), dan faktor pasangan (status pernikahan, lama pernikahan, jumlah anak, jenis pekerjaan pasangan, pendidikan terakhir pasangan). Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran atas perbedaan kepuasan hidup berdasarkan faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya, tanpa diajukan hipotesis sebelumnya. Penelitian ini dilaksanakan di Yogyakarta dengan karakteristik subjek penelitian adalah orang yang bekerja. Subjek penelitian ini berjumlah 206 orang. Pengukuran variabel kepuasan hidup dengan menggunakan skala kepuasan hidup yang dikembangkan oleh Diener, Emmons, Larsen, dan Griffin (1985), yakni Satisfaction with Lifes Scale (SWLS). SWLS diadaptasi dalam versi Indonesia dan menghasilkan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0.707. faktor pribadi, pekerjaan, dan pasangan diungkap melalui dara deskripsi diri subjek yang terlampir pada alat ukur. Hasil analisis varians (ANOVA) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kepuasan hidup orang yang bekerja ditinjau dari usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, jenis pekerjaan, pengalaman bekerja, status pernikahan, lama pernikahan, jumlah anak, dan pendidikan terakhir pasangan. Selain itu, hasil analisis varians (ANOVA) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kepuasan hidup yang signifikan pada orang yang bekerja ditinjau dari durasi bekerja, pendaparan dalam pekerjaan, dan jenis pekerjaan yang dimiliki pasangan. Berdasarkan analisis varians (ANOVA) pada masing-masing faktor tersebut, didapatkan bahwa semuanya memiliki taraf signifikansi di bawah 0.05 (p<0.05), dengan kontribusi masing-masing faktor sebesar 11.5% untuk durasi bekerja, 17.5% untuk pendapatan dalam pekerjaan, dan 4.7% untuk jenis pekerjaan yang dimiliki pasangan. Kata kunci : kepuasan hidup, orang yang bekerja, faktor pribadi, faktor pekerjaan, faktor pasangan
ABSTRACT This study aims to test empirically differences in life satisfaction of worker seen from personal factors (gender, age, last education), occupational factors (type of work, work experience, duration of work, income of work), and spouse factors (marital status, length of marriage, number of children, spouse’s type of work, spouse’s last education). This study is intended to give an idea of the differences in life satisfaction based on the factors mentioned earlier, without prior hypotheses proposed. This study was conducted in Yogyakarta with the characteristics of subjects are worker. The subject of this research were 206 people. Life satisfaction was measured with the Satisfaction With Life Scale (SWLS), developed by Diener, Emmons, Larsen and Griffin (1985). SWLS adapted in Indonesia version and produce Cronbach Alpha’s reliability coefficient of 0.707. Personal, job, and couple factors revealed through the data description of subject that is attached at the instrument. Results of analysis of variance (ANOVA) showed that there was no difference in life satisfaction of people who work in terms of age, sex, last education, type of work, work experience, marital status, length of marriage, number of children, spouse’s last education. In addition, the results of analysis of variance (ANOVA) showed that there were significant differences in life satisfaction in people who work in terms of duration of
1
Qudsyi, Novitasari, Fakhrunnisak, Ambarito, Yudhani
work, income of work, and spouse’s type of work. Based on analysis of variance (ANOVA) on each of these factors, it was found that they all have a significance level below 0.05 (p<0.05), with the contribution of each factor are 11.5% for the duration of work, 17.5% for the income of work, and 4.7 % for the spouse’s type of work. Keywords : life satisfaction, worker, personal factors, occupational factors, spouse factors
PENDAHULUAN Pada masa sekarang, tuntutan untuk memiliki pekerja yang memiliki kinerja optimal dan baik bagi suatu organisasi menjadi suatu hal yang mutlak. Tak heran, organisasi selalu berupaya melakukan yang terbaik agar dapat memiliki pekerja dengan kinerja yang baik, mulai dari proses rekrutmen dan seleksi dengan berbagai persyaratan yang ketat, hingga pemberian bonus bagi pekerja yang berprestasi sebagai salah satu upaya memotivasi pekerja untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan optimal. Selain memotivasi pekerja, salah satu hal yang dapat dilakukan oleh organisasi untuk mengupayakan peningkatan kinerja pekerja adalah dengan cara membuat pekerja dapat mengerahkan seluruh kapasitas yang mereka dimiliki dalam bekerja. Leiter dan Bakker (2010) mengatakan, bahwa organisasi modern saat ini cenderung mengharapkan para pekerjanya lebih proaktif dan menunjukkan inisiatif, bertanggungjawab atas perkembangan professional dirinya, berkomitmen untuk menunjukkan performansi yang berkualitas tinggi, dan merasa penuh energi serta penuh dedikasi pada pekerjaannya. Memiliki pekerja yang sangat berdedikasi terhadap pekerjaan dan mengerahkan segala kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan merupakan impian seluruh organisasi. Hanya dengan karakteristik pekerja seperti inilah, organisasi dapat mencapai segala tujuannya. Pekerja adalah sumber daya utama bagi setiap organisasi, karena pekerja merupakan motor penggerak dalam upaya mewujudkan tujuan organisasi. Oleh karena itu, penting bagi organisasi untuk menaruh perhatian khusus pada kepuasan dan loyalitas pekerja, yang nantinya dapat membuat pekerja menjadi lebih berenergi dan berdedikasi dalam bekerja, dengan demikian tujuan-tujuan organisasi dapat tercapai. Pekerja yang puas akan memberikan kontribusi yang besar bagi pencapaian tujuan organisasi. Soegandhi, Sutanto, dan Setiawan (2013) mengemukakan bahwa organisasi perlu fokus pada kesejahteraan karyawan atau pekerja, yang dapat berpengaruh pada kepuasan pekerja dan loyalitas pekerja, sehingga pekerja dapat memberikan kontribusi yang maksimal kepada perusahaan atau organisasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Soegandhi, Sutanto, dan Setiawan (2013), dapat disimpulkan bahwa kepuasan pekerja memiliki pengaruh positif terhadap organizational citizenship behavior (OCB) pekerja. Kepuasan pekerja merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku OCB pekerja, sehingga dapat disimpulkan bahwa hal utama yang mendorong pekerja untuk memberikan kontribusi lebih dari standar atau extra role kepada organisasi adalah 2
Makalah Seminar Nasional UII 2015
karena pekerja merasa puas terhadap organisasi tempat mereka bekerja (Soegandhi, Sutanto, & Setiawan, 2013). Berdasarkan hal tersebut, kepuasan pekerja yang dirasakan terkait hidupnya tentu akan menjadi faktor penting bagi sebuah organisasi dalam mewujudkan tujuannya. Kepuasan hidup adalah evaluasi seseorang mengenai kehidupannya secara keseluruhan baik itu yang sudah terjadi dan masih dalam pertimbangan tentang keluarga, teman, dan juga pekerjaannya (Huebner dalam Nickerson & Nagle, 2004). Diener (dalam Antaramian, Huebner, & Valois, 2008) menjelaskan, bahwa kepuasan hidup sebagai penilaian subjektif terhadap kualitas kehidupan secara keseluruhan maupun pada domain-domain tertentu. Kepuasan hidup atau kualitas kehidupan yang dirasakan, merupakan sebuah bentuk umum yang meliputi fungsi keseluruhan dari “sangat rendah” menjadi “OK” kemudian “sangat tinggi”, dan perhatian yang meningkat diterima sebagai indikator keberfungsian secara optimal pada individu (Saldo & Huebner dalam Anataramian dkk., 2008). Saat seseorang mengalami emosi positif dan menggunakan sumbersumber lainnya untuk bisa memenuhi tantangan kehidupan juga kesempatan yang ada, maka kepuasan hidup bisa tercapai (Chon dkk dalam Anataramian dkk., 2008). Mengapa penting bagi organisasi untuk fokus pada kepuasan para pekerjanya? Ostroff (dalam Harter, Schimdt, & Killham, 2003) menjelaskan bahwa kepuasan pekerja sangat berkaitan dengan persepsi pelanggan terhadap layanan suatu organisasi dan outcome organisasi lainnya. Tidak hanya itu, jika merujuk pada hasil-hasil penelitian yang ada, pekerja yang memiliki kepuasan dalam hidup dan pekerjaannya akan memiliki banyak sekali keuntungan atau dampak positif bagi dirinya maupun bagi perusahaan atau organisasi. Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa kebahagiaan dan kepuasan yang dirasakan pekerja berkorelasi postif dengan keterikatan kerja (work engagement) dan komitmen afektif organisasi (Field & Buitendach, 2011); kualitas hidup (quality of life) yang lebih baik (Anand & Arora, 2009); kinerja dan produktivitas kerja (Argyle, 1989; Syauta, Troena, Setiawan, & Solimun, 2012; Fisher, 2003; Bakker & Oerlemans, 2010); komitmen organisasi (Lumley, Coetzee, Tladinyane, & Ferreira, 2011); berkorelasi negative dengan turnover (Idowu, Ambali, & Aihonsu, 2010). Banyaknya pengaruh positif yang dapat diperoleh jika pekerja merasakan kebahagiaan dan kepuasan, maka organisasi perlu untuk senantiasa mempertimbangkan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan supaya pekerja merasa puas dan bahagia dalam hidup dan pekerjaannya. Hasil-hasil penelitian telah menunjukkan bahwa kepuasan yang dirasakan pekerja dipengaruhi oleh banyak hal, yakni dipengaruhi secara positif oleh tingkat pendidikan pekerja (Ahn, 2005; Barret, 1980) dan prestasi yang diperoleh saat menempuh pendidikan (Barret, 1980); keyakinan pribadi, pendapatan dan keuntungan, partisipasi pekerja dalam pengambilan keputusan organisasi, serta terpenuhinya kebutuhan pribadi (Jolodar, 2012); keamanan tempat bekerja 3
Qudsyi, Novitasari, Fakhrunnisak, Ambarito, Yudhani
(Jolodar, 2012; Sageer, Rafat, & Agarwal, 2012); dukungan yang diperoleh pekerja di tempat kerja (Hombrados-Mendieta & Cosano-Rivas, 2011) dan lingkungan kerja yang sehat dan menyenangkan (Ahn, 2005; Neog & Barua, 2014); gaji dan pendapatan (Parvin & Kabir, 2011; Ahn, 2005; Neog & Barua, 2014; Sageer dkk., 2012); interaksi dengan rekan kerja (Jolodar, 2012; Parvin & Kabir, 2011); karakter pribadi pekerja dan kapasitas individual (Oduro-Owusu, 2010; Johnson, PittCatsouphes, Besen, & Smyer, 2008; Amin, 2013); keterlibatan pekerjaan (Dhamayanti, 2006; Johnson dkk., 2008); religiusitas (Okulicz-Kozaryn, 2009). Tidak hanya itu, kepuasan hidup pekerja juga dipengaruhi oleh faktor demografik (AbekaDonkor, 2013; Khan, Nawaz, & Jan, 2012; Johnson dkk., 2008), usia (Sarkisian, Pitt-Catsouphes, Bhate, Lee, Carapinha, & Minnich, 2011; Johnson dkk., 2008), gender (Dhanapal, Alwie, Subramaniam, & Vashu, 2013), serta jenis dan karakteristik pekerjaan (Luechinger, Meier, & Stutzer, 2008; Andreassi, Lawter, Brockerhoff, & Rutigliano, 2012; Young, Milner, Edmunds, Pentsil, & Broman, 2014; Ozsoy, Uslu, & Ozturk, 2014); adanya dukungan supervisi (OduroOwusu, 2010; Parvin & Kabir, 2011; Neog & Barua, 2014); adanya keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga (Neog & Barua, 2014; Mukhtar, 2012; Saeed & Farooqi, 2014); adanya peluang promosi karier, pelatihan yang tepat, dan pengembangan diri dan karier (Neog & Barua, 2014; Sageer dkk., 2012; Amin, 2013). Sementara itu, kepuasan pekerja pun dipengaruhi secara negatif oleh burnout (Hombrados-Mendieta & Cosano-Rivas, 2011); stress yang dirasakan saat bekerja (Ahn, 2005); persepsi bahwa pendapatan yang diperoleh lebih sedikit dibanding pendapatan di luar (Ahn, 2005); konflik keluarga-pekerjaan (Dhamayanti, 2006); tekanan pekerjaan (Dhamayanti, 2006; Saeed & Farooqi, 2014). Berdasarkan pemaparan dan hasil-hasil penelitian sebelumnya, penelitian ini akan fokus pada beberapa faktor penting yang peneliti anggap memiliki pengaruh pada kepuasan hidup yang dirasakan oleh orang yang bekerja, yakni faktor pribadi, faktor dari pekerjaan itu sendiri, dan faktor pasangan dari orang yang bekerja, serta melihat apakah ada perbedaan yang signifikan berdasarkan faktor-faktor tersebut.
METODE PENELITIAN Responden Penelitian Responden penelitian ini berjumlah 206 orang yang bekerja di Yogyakarta. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara non probability sample, yakni cara yang digunakan dalam memilih sampel dengan tidak menghiraukan prinsip-prinsip probability dan tidak secara random (Nasution, 2003). Adapun teknik yang digunakan dalam proses pemilihan sampel ini adalah dengan teknik purposive sampling, yakni pengambilan sampel dilakukan atas dasar 4
Makalah Seminar Nasional UII 2015
pertimbangan peneliti saja yang menganggap bahwa unsur-unsur yang diinginkan telah ada dalam anggota sampel yang diambil (Nasution, 2003). Adapun gambaran dari responden penelitian dapat dilihat pada tabel deskripsi responden penelitian di bawah ini. Tabel 1. Deskripsi Diri Responden Penelitian Deskripsi Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan 21-30 tahun 31-40 tahun Usia 41-50 tahun 51-61 tahun Tidak terdefinisikan Menikah Status Pernikahan Tidak Menikah Total
Jumlah 76 130 38 44 66 49 8 185 21 206
Persentase 36.9% 63.1% 18.5% 21.5% 32.2% 23.9% 3.9% 89.8% 10.2% 100%
Berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan orang yang bekerja dan digunakan sebagai perbandingan dalam proses analisis data penelitian, berikut ini deskripsi responden penelitian ditinjau dari faktor pribadi, pekerjaan, dan pasangan, yang dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini. Tabel 2. Deskripsi Data Responden Penelitian Ditinjau dari Faktor Pribadi Deskripsi Jumlah Persentase Pasca Sarjana 8 3.9% Sarjana 135 65.5% Pendidikan Terakhir SMA 28 13.6% Lainnya 35 17% Total 206 100% Tabel 3. Deskripsi Data Responden Penelitian Ditinjau dari Faktor Pekerjaan Deskripsi Jumlah Persentase 1 - 5 tahun 38 18.4% 6 – 10 tahun 33 16% 11 – 15 tahun 46 22.3% 16 – 20 tahun 22 10.7% Pengalaman Kerja 21 – 25 tahun 10 4.9% 26 – 30 tahun 25 12.1% 31 – 35 tahun 20 9.7% 36 – 40 tahun 10 4.9% Tidak teridentifikasi 2 1% Pegawai Negeri Sipil 114 55.3% Pegawai Swasta 57 27.7% Jenis Pekerjaan Wiraswasta 4 1.9% Lainnya 31 15% 5
Qudsyi, Novitasari, Fakhrunnisak, Ambarito, Yudhani
3-6 jam/ hari 7-12 jam/ hari 13-20 jam/ hari Durasi Kerja per Hari 21-25 jam/ hari 26-30 jam/ hari Tidak teridentifikasi Rp.100.000 – Rp.500.000 Rp.600.000 – Rp.1.000.000 Rp.1.100.000 – Rp.1.500.000 Rp.1.600.000 – Rp.2.000.000 Rp.2.100.000 – Rp.2.500.000 Gaji/ Pendapatan per Bulan Rp.2.600.000 – Rp.3.000.000 Rp.3.100.000 – Rp.3.500.000 Rp.3.600.000 – Rp.4.000.000 Rp.4.100.000 – Rp.4.500.000 Rp.4.600.000 – Rp.5.000.000 Tidak teridentifikasi Total
74 121 1 3 2 5 26 16 25 22 11 41 6 35 2 10 12 206
35.9% 58.7% 0.5% 1.5% 1% 2.4% 12.6% 7.8% 12.1% 10.7% 5.3% 19.9%% 2.9% 17% 1% 4.9% 5.8% 100%
Tabel 4. Deskripsi Data Responden Penelitian Ditinjau dari Faktor Pasangan Deskripsi Jumlah Persentase 1 - 5 tahun 38 18.4% 6 – 10 tahun 33 16% 11 – 15 tahun 46 22.3% 16 – 20 tahun 22 10.7% Pengalaman Kerja 21 – 25 tahun 10 4.9% 26 – 30 tahun 25 12.1% 31 – 35 tahun 20 9.7% 36 – 40 tahun 10 4.9% Tidak teridentifikasi 2 1% Pegawai Negeri Sipil 114 55.3% Pegawai Swasta 57 27.7% Jenis Pekerjaan Wiraswasta 4 1.9% Lainnya 31 15% 3-6 jam/ hari 74 35.9% 7-12 jam/ hari 121 58.7% 13-20 jam/ hari 1 0.5% Durasi Kerja per Hari 21-25 jam/ hari 3 1.5% 26-30 jam/ hari 2 1% Tidak teridentifikasi 5 2.4% Rp.100.000 – Rp.500.000 26 12.6% Rp.600.000 – Rp.1.000.000 16 7.8% Rp.1.100.000 – Rp.1.500.000 25 12.1% Rp.1.600.000 – Rp.2.000.000 22 10.7% Gaji/ Pendapatan per Bulan Rp.2.100.000 – Rp.2.500.000 11 5.3% Rp.2.600.000 – Rp.3.000.000 41 19.9%% Rp.3.100.000 – Rp.3.500.000 6 2.9% Rp.3.600.000 – Rp.4.000.000 35 17% 6
Makalah Seminar Nasional UII 2015
Rp.4.100.000 – Rp.4.500.000 Rp.4.600.000 – Rp.5.000.000 Tidak teridentifikasi Total
2 10 12 206
1% 4.9% 5.8% 100%
Pengumpulan Data Pengukuran variabel kepuasan hidup dalam penelitian ini menggunakan skala kepuasan hidup yang dikembangkan oleh Diener, Emmons, Larsen, dan Griffin (1985), yakni Satisfaction With Life Scale (SWLS). Versi asli dari SWLS terdiri atas 5 (lima) aitem. SWLS ini diadaptasi dalam versi Indonesia, untuk kemudian diujicobakan pada subjek orang Indonesia oleh peneliti, dan menghasilkan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach sebesar 0.707 dengan 4 (empat) aitem. Sementara itu, faktor pribadi, pekerjaan, dan pasangan dungkap melalui data deskripsi diri subjek yang terlampir pada alat ukur.
Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis varians (ANAVA/ ANOVA) untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara faktor-faktor yang dianggap memiliki pengaruh pada kepuasan hidup orang yang bekerja.
HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor Pribadi Orang yang Bekerja Hasil analisis varians (ANAVA) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kepuasan hidup yang dirasakan oleh responden penelitian ditinjau dari faktor pribadi responden, yakni jenis kelamin, usia, dan pendidikan formal terakhir. Hasil analisis data tersebut dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini. Tabel 5. Hasil Analisis Varians (ANAVA)-Perbedaan Kepuasan Hidup Orang yang Bekerja Ditinjau dari Faktor Pribadi (Jenis Kelamin, Usia, dan Pendidikan Formal Terakhir) Faktor F Sig. Hasil Kesimpulan .902 .601 Tidak Tidak ada perbedaan kepuasan hidup ditinjau Jenis Kelamin - Usia signifikan dari usia, jenis kelamin, dan pendidikan terakhir Jenis Kelamin – 1.157 .320 Tidak Pendidikan Terakhir signifikan Usia - Pendidikan 1.194 .251 Tidak Terakhir signifikan Jenis Kelamin - Usia – .695 .558 Tidak Pendidikan Terakhir signifikan
7
Qudsyi, Novitasari, Fakhrunnisak, Ambarito, Yudhani
Selain itu, hasil analisis varians pun menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kepuasan hidup responden ditinjau dari faktor pribadi lain, yakni status pernikahan, lama pernikahan, dan jumlah anak yang dimiliki. Hasil analisis tersebut dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Hasil Analisis Varians (ANAVA)-Perbedaan Kepuasan Hidup Orang yang Bekerja Ditinjau dari Faktor Pribadi (Status Pernikahan, Lama Pernikahan, dan Jumlah Anak yang Dimiliki) Faktor F Sig. Hasil Kesimpulan Status pernikahan – lama . . Tidak Tidak ada perbedaan kepuasan hidup ditinjau pernikahan signifikan dari usia, jenis kelamin, dan pendidikan terakhir Status pernikahan – jumlah . . Tidak anak signifikan Lama pernikahan – jumlah .859 .527 Tidak anak signifikan Status pernikahan – lama . . Tidak pernikahan – jumlah anak signifikan
Faktor Pekerjaan Hasil analisis varians (ANAVA) menunjukkan, bahwa terdapat variasi hasil terkait perbedaan kepuasaan hidup responden ditinjau dari faktor pekerjaan, dimana faktor pekerjaan ini dilihat dari faktor jenis pekerjaan, pengalaman bekerja, durasi bekerja, dan pendapatan yang diperoleh dalam pekerjaan. Berdasarkan analisis varians pada masing-masing faktor tersebut, didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kepuasan hidup responden yang bekerja ditinjau dari faktor durasi bekerja (per hari) dan faktor pendapatan yang diperoleh dalam pekerjaan tersebut. Masing-masing faktor tersebut memiliki taraf signifikansi di bawah 0.05 (p<0.05), dengan kontribusi masing-masing faktor terhadap kepuasan hidup responden adalah 11.5% untuk faktor durasi bekerja per hari, dan 17.5% untuk faktor pendapatan yang diperoleh dalam pekerjaan. Adapun rangkuman hasil analisis tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 7. Rangkuman Hasil Analisis Varians (ANAVA)-Perbedaan Kepuasan Hidup Orang yang Bekerja Ditinjau dari Faktor Pekerjaan (Jenis Pekerjaan, Pengalaman Bekerja, Durasi Bekerja, Pendapatan dalam Pekerjaan) Faktor F Sig. Hasil Kesimpulan Pengalaman Bekerja .984 .545 Tidak Tidak ada perbedaan kepuasan hidup siginifikan ditinjau dari pengalaman bekerja Jenis Pekerjaan 2.043 .109 Tidak Tidak ada perbedaan kepuasan hidup signifikan ditinjau dari jenis pekerjaan Durasi bekerja 1.878 0.035 Signifikan Ada perbedaan kepuasan hidup ditinjau dari durasi bekerja per hari R Squared = .115 (Adjusted R Squared = .054) Pendapatan dalam 1.645 0.042 Signifikan Ada perbedaan kepuasan hidup ditinjau dari 8
Makalah Seminar Nasional UII 2015
pekerjaan
pendapatan dalam pekerjaan R Squared = .175 (Adjusted R Squared = .069)
Hasil analisis menunjukkan beberapa perbedaan kepuasan hidup yang signifikan pada responden jika dilihat dari faktor durasi atau lamanya bekerja per hari. Adapun rangkuman hasil analisis tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 8. Rangkuman Hasil Analisis Varians (ANAVA)-Perbedaan Kepuasan Hidup Orang yang Bekerja Ditinjau dari Durasi Bekerja Durasi Bekerja Mean Sig. Kesimpulan Differences Durasi bekerja 3 2.727 0.029 Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang jam dengan (p<0.05) bekerja 3 jam per hari dengan orang yang bekerja 5 durasi bekerja 5 jam per hari, dimana orang yang bekerja 3 jam per jam hari lebih puas hidupnya dibandingkan yang bekerja 5 jam per hari Durasi bekerja 3 5.682 0.000 Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang jam dengan (p<0.05) bekerja 3 jam per hari dengan orang yang bekerja 7 durasi bekerja 7 jam per hari, dimana orang yang bekerja 3 jam per jam hari lebih puas hidupnya dibandingkan yang bekerja 7 jam per hari Durasi bekerja 3 3.036 0.014 Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang jam dengan (p<0.05) bekerja 3 jam per hari dengan orang yang bekerja 8 durasi bekerja 8 jam per hari, dimana orang yang bekerja 3 jam per jam hari lebih puas hidupnya dibandingkan yang bekerja 8 jam per hari Durasi bekerja 4 3.163 0.010 Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang jam dengan (p<0.05) bekerja 4 jam per hari dengan orang yang bekerja 8 durasi bekerja 8 jam per hari, dimana orang yang bekerja 4 jam per jam hari lebih puas hidupnya dibandingkan yang bekerja 8 jam per hari Durasi bekerja 4 2.955 0.015 Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang jam dengan (p<0.05) bekerja 4 jam per hari dengan orang yang bekerja 7 durasi bekerja 7 jam per hari, dimana orang yang bekerja 4 jam per jam hari lebih puas hidupnya dibandingkan yang bekerja 7 jam per hari Durasi bekerja 6 4.643 0.002 Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang jam dengan (p<0.05) bekerja 6 jam per hari dengan orang yang bekerja 7 durasi bekerja 7 jam per hari, dimana orang yang bekerja 6 jam per jam hari lebih puas hidupnya dibandingkan yang bekerja 7 jam per hari Durasi bekerja 6 -2.646 0.027 Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang jam dengan (p<0.05) bekerja 6 jam per hari dengan orang yang bekerja 8 durasi bekerja 8 jam per hari, dimana orang yang bekerja 8 jam per jam hari lebih puas hidupnya dibandingkan yang bekerja 6 jam per hari Durasi bekerja 7 -2.519 0.033 Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang 9
Qudsyi, Novitasari, Fakhrunnisak, Ambarito, Yudhani
jam dengan durasi bekerja 8 jam Durasi bekerja 7 jam dengan durasi bekerja 10 jam
(p<0.05)
-9.500
0.014 (p<0.05)
bekerja 7 jam per hari dengan orang yang bekerja 8 jam per hari, dimana orang yang bekerja 8 jam per hari lebih puas hidupnya dibandingkan yang bekerja 7 jam per hari Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang bekerja 7 jam per hari dengan orang yang bekerja 10 jam per hari, dimana orang yang bekerja 10 jam per hari lebih puas hidupnya dibandingkan yang bekerja 7 jam per hari
Hasil analisis menunjukkan beberapa perbedaan kepuasan hidup yang signifikan pada responden jika dilihat dari faktor pendapatan yang diperoleh per bulan. Adapun rangkuman hasil analisis tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 9. Rangkuman Hasil Analisis Varians (ANAVA)-Perbedaan Kepuasan Hidup Orang yang Bekerja Ditinjau dari Pendapatan yang Diperoleh dalam Pekerjaan (per bulan) Pendapatan Mean Sig. Kesimpulan Pekerjaan Differences Pendapatan -11.000 0.036 Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang Rp.200.000 (p<0.05) bekerja dengan pendapatan Rp.200.000 per bulan dengan pendapatan dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.800.000 Rp.800.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.800.00 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.200.000 per bulan Pendapatan -8.300 0.033 Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang Rp.300.000 (p<0.05) bekerja dengan pendapatan Rp.300.000 per bulan dengan pendapatan dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.800.000 Rp.800.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.800.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.300.000 per bulan Pendapatan -3.450 0.017 Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang Rp.300.000 (p<0.05) bekerja dengan pendapatan Rp.300.000 per bulan dengan pendapatan dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.2.000.000 Rp.2.000.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.2.000.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.300.000 per bulan Pendapatan -2.786 0.037 Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang Rp.300.000 (p<0.05) bekerja dengan pendapatan Rp.300.000 per bulan dengan pendapatan dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.4.000.000 Rp.4.000.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.4.000.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.300.000 per bulan Pendapatan -3.750 0.044 Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang Rp.400.000 (p<0.05) bekerja dengan pendapatan Rp.400.000 per bulan 10
Makalah Seminar Nasional UII 2015
dengan pendapatan Rp.2.000.000
Pendapatan Rp.500.000 dengan pendapatan Rp.800.000
-7.857
0.048 (p<0.05)
Pendapatan Rp.700.000 dengan pendapatan Rp.250.000
11.000
0.036 (p<0.05)
Pendapatan Rp.700.000 dengan pendapatan Rp.300.000
8.300
0.033 (p<0.05)
Pendapatan Rp.700.000 dengan pendapatan Rp.400.000
8.600
0.035 (p<0.05)
Pendapatan Rp.700.000 dengan pendapatan Rp.500.000
7.857
0.048 (p<0.05)
Pendapatan Rp.700.000 dengan pendapatan Rp.1.300.000
10.615
0.006 (p<0.05)
Pendapatan Rp.1.000.000 dengan pendapatan
-7.700
0.048 (p<0.05)
dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.2.000.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.2.000.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.400.000 per bulan Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.500.000 per bulan dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.800.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.800.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.500.000 per bulan Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.700.000 per bulan dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.250.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.700.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.250.000 per bulan Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.700.000 per bulan dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.300.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.700.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.300.000 per bulan Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.700.000 per bulan dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.400.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.700.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.400.000 per bulan Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.700.000 per bulan dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.500.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.700.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.500.000 per bulan Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.700.000 per bulan dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.1.300.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.700.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.1.300.000 per bulan Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.1.000.000 per bulan dan orang yang bekerja dengan pendapatan 11
Qudsyi, Novitasari, Fakhrunnisak, Ambarito, Yudhani
Rp.800.000
Pendapatan Rp.1.000.000 dengan pendapatan Rp.2.000.000
-2.850
0.048 (p<0.05)
Pendapatan Rp.1.200.000 dengan pendapatan Rp.800.000
-10.615
0.006 (p<0.05)
Pendapatan Rp.1.300.000 dengan pendapatan Rp.1.500.000
-3.393
0.035 (p<0.05)
Pendapatan Rp.1.300.000 dengan pendapatan Rp.2.000.000
-5.765
0.000 (p<0.05)
Pendapatan Rp.1.300.000 dengan pendapatan Rp.2.500.000
-4.524
0.003 (p<0.05)
Pendapatan Rp.1.300.000 dengan pendapatan Rp3.000.000
-3.884
0.001 (p<0.05)
Pendapatan Rp.1.300.000 dengan pendapatan Rp3.500.000
-5.282
0.004 (p<0.05)
12
Rp.800.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.800.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.1.000.000 per bulan Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.1.000.000 per bulan dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.2.000.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.2.000.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.1.000.000 per bulan Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.1.200.000 per bulan dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.800.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.800.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.1.200.000 per bulan Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.1.300.000 per bulan dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.1.500.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.1.500.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.1.300.000 per bulan Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.1.300.000 per bulan dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.2.000.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.2.000.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.1.300.000 per bulan Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.1.300.000 per bulan dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.2.500.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.2.500.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.1.300.000 per bulan Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.1.300.000 per bulan dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.3.000.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.3.000.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.1.300.000 per bulan Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.1.300.000 per bulan dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.3.500.000 per bulan, dimana orang dengan
Makalah Seminar Nasional UII 2015
Pendapatan Rp.1.300.000 dengan pendapatan Rp4.000.000
-5.101
0.000 (p<0.05)
Pendapatan Rp.1.300.000 dengan pendapatan Rp4.500.000
-5.615
0.047 (p<0.05)
Pendapatan Rp.1.300.000 dengan pendapatan Rp5.000.000
-4.515
0.004 (p<0.05)
Pendapatan Rp.1.950.000 dengan pendapatan Rp300.000
3.450
0.017 (p<0.05)
Pendapatan Rp.3.500.000 dengan pendapatan Rp300.000
2.786
0.037 (p<0.05)
pendapatan Rp.3.500.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.1.300.000 per bulan Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.1.300.000 per bulan dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.4.000.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.4.000.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.1.300.000 per bulan Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.1.300.000 per bulan dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.4.500.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.4.500.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.1.300.000 per bulan Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.1.300.000 per bulan dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.5.000.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.5.000.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.1.300.000 per bulan Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.1.950.000 per bulan dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.300.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.1.950.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.300.000 per bulan Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.3.500.000 per bulan dan orang yang bekerja dengan pendapatan Rp.300.000 per bulan, dimana orang dengan pendapatan Rp.3.500.000 per bulan lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pendapatan Rp.300.000 per bulan
Faktor Pasangan dari Orang yang Bekerja Hasil analisis varians (ANAVA) menunjukkan, bahwa terdapat variasi hasil terkait perbedaan kepuasaan hidup responden ditinjau dari faktor pasangan (bagi yang menikah), dimana faktor pasangan ini dilihat dari faktor jenis pekerjaan yang dimiliki pasangan responden dan pendidikan formal terakhir dari pasangan responden. Berdasarkan analisis varians pada masingmasing faktor tersebut, didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kepuasan hidup responden yang bekerja ditinjau dari faktor jenis pekerjaan yang dimiliki pasangan responden,
13
Qudsyi, Novitasari, Fakhrunnisak, Ambarito, Yudhani
dengan taraf signifikansi di bawah 0.05 (p<0.05), dan kontribusi faktor ini terhadap kepuasan hidup responden adalah 4.7%. Adapun rangkuman hasil analisis tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 10. Rangkuman Hasil Analisis Varians (ANAVA)-Perbedaan Kepuasan Hidup Orang yang Bekerja Ditinjau dari Faktor Pasangan (Jenis Pekerjaan Pasangan dan Pendidikan Formal Terakhir Pasangan) Faktor Kepuasan F Sig. Hasil Kesimpulan Hidup Jenis Pekerjaan 2.494 0.044 Signifikan Ada perbedaan kepuasan hidup ditinjau dari Pasangan jenis pekerjaan pasangan Pendidikan Formal 1.016 0.401 Tidak Tidak ada perbedaan kepuasan hidup Terakhir Pasangan Signifikan ditinjau dari pendidikan formal terakhir pasangan Hasil analisis menunjukkan beberapa perbedaan kepuasan hidup yang signifikan pada responden jika dilihat dari faktor jenis pekerjaan pasangan. Adapun rangkuman hasil analisis tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 11. Rangkuman Hasil Analisis Varians (ANAVA)-Perbedaan Kepuasan Hidup Orang yang Bekerja Ditinjau dari Jenis Pekerjaan Pasangan Jenis Pekerjaan Mean Sig. Kesimpulan Pasangan Differences Pegawai Negeri 1.636 0.035 Ada perbedaan kepuasan hidup antara orang dengan Sipil (PNS) (p<0.05) pasangan yang bekerja sebagai PNS dan orang dengan dengan pasangan yang bekerja sebagai Wiraswasta, Wiraswasta dimana orang dengan pasangan PNS lebih puas hidupnya dibandingkan dengan orang dengan pasangan Wiraswasta KESIMPULAN Berdasarkan analisis data yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kepuasan hidup orang yang bekerja dapat dilihat dari beberapa faktor, yakni faktor durasi bekerja dalam satu hari, pendapatan yang diperoleh per bulan, serta jenis pekerjaan yang dimiliki oleh pasangan (bagi yang menikah). Faktor tersebut pun memiliki hasil yang bervariasi jika dilihat secara lebih rinci, yang sudah dipaparkan pada subbab pembahasan sebelumnya. Pengembangan lebih lanjut dari penelitian ini disarankan.
UCAPAN TERIMAKASIH Terima kasih penulis sampaikan kepada Program Studi Psikologi Universitas Islam Indonesia, responden penelitian, dan asisten penelitian. 14
Makalah Seminar Nasional UII 2015
DAFTAR PUSTAKA Abeka-Donkor, S. 2013. Are demographic factors predictors of satisfaction?. The International Journal of Business & Management, 1(3), 1-8. Ahn, N. 2005. Factors affecting life satisfaction among Spanish workers: Relative importance of wage and other factors. Preliminary, 1-21. Amin, Z. 2013. Quality of work life in Indonesian public service organizations: The role of career development and personal factors. International Journal of Applied Psychology, 3(3), 38-44. Anand, M., & Arora, D. 2009. Burnout, life satisfaction, and quality of life among executives of multi national companies. Journal of the Indian Academy of Applied Psychology, 35(1), 159-164. Andreassi, J.K., Lawter, L., Brockerhoff, M., & Rutigliano, P. 2012. Job satisfaction determinants: A study across 48 nations. WCOB Faculty Publications, Paper 220, 1-24. Antaramian, S.P., Huebner, E.S., & Valois, R.F. 2008. Adolescent Life Satisfaction. Applied Psychology: An International Review, 57, 112-126. Argyle, M. 1989. Do happy workers work harder? The effect of job satisfaction on work performance. In: Ruut Veenhoven (ed), (1989) How harmfull is happiness? Consequences of enjoying life or not, Universitaire Pers Rotterdam. Bakker, A.B., & Oerlemans, W.G.M. 2010. Subjective well-being in organizations. Chapter in K.Cameron & G.Spreitzer (Eds.), Handbook of Positive Organizatonal Scholarship. Oxford University Press. Barrett, I.C. 1980. A comparison of life satisfaction, job satisfaction, and happiness using demographic variables. Theses. College of Education Brock University. Dhamayanti, R. 2006. Pengaruh konflik keluarga-pekerjaan, keterlibatan pekerjaan, dan tekanan pekerjaan terhadap kepuasan kerja karyawan wanita: Studi pada Nusantara Tour & Travel kantor cabang dan kantor pusat Semarang. Jurnal Studi Manajemen & Organisasi, 3(2), 93107. Dhanapal, S., Alwie, S.M., Subramaniam, T., & Vashu, D. 2013. Factors affecting job satisfaction among academicians: A comparative study between gender and generations. 2nd International Conference on Management, Economics, and Finance Proceeding, 2, 48-69. Field, L.K., & Buitendach, J.H. 2011. Happiness, work engagement and organizational commitment of support staff at a tertiary education institution in South Africa. SA Journal of Industrial Psychology, 37(1), 1-10. Fisher, C.D. 2003. Why do lay people believe that satisfaction and performance are correlated? Possible sources of a commonsense theory. Journal of Organizational Behavior, 24, 753777. Harter, J.K., Schimdt, F.L., & Killham, E.A. 2003. Employee engagement, satisfaction, and business-unit-level outcomes: A meta-analysis. The Gallup Organization, July 2003, 1-58. Hombrados-Mendieta, I., & Cosano-Rivas, F. 2011. Burnout, workplace support, job satisfaction and life satisfaction among social workers in Spain: A structural equation model. International Social Work, 56(2), 228-246. Idowu, A.O., Ambali, O.I., & Aihonsu, J.O.Y. 2010. Job satisfaction and turnover among workers of small scale agro-allied firms in Southwest Nigeria. Asian Journal of Business and Management Sciences, 1(4), 54-62. Khan, S.D., Nawaz, A., & Jan, F.A. 2012. Impact of demographic diversities on the job satisfaction and its consequences: Case of academicians in higher learning institutions of Pakistan (Application of Stepwise Multiple Regression). Global Journal of Management and Business Research, 12(19), 1-10.
15
Qudsyi, Novitasari, Fakhrunnisak, Ambarito, Yudhani
Johnson, J.K.M., Pitt-Catsouphes, M., Besen, E., & Smyer, M. 2008. Quality of employment and life satisfaction: A relationship that matters for older workers. Issue Brief, 13, 1-11. Jolodar, S.Y.E. 2012. An investigation of social factors affecting on personnel job satisfaction of remedial service insurance department. Iranian Journal of Management Studies, 5(1), 97110. Luechinger, S., Meier, S., & Stutzer, A. 2008. Why does unemployment hurt the employed? Evidence from the life satisfaction gap between the public and the private sector. Discussion Paper Series, March 2008, 1-35. Lumley, E.J., Coetzee, M., Tiadinyane, R., & Ferreira, N. 2011. Exploring the job satisfaction and organizational commitment of employees in the information technology environment. Southern African Business Review, 15(1), 100-118. Mukhtar, F. 2012. Work life balance and job satisfaction among faculty at Iowa State University. Graduate Theses and Dissertations, Paper 12791. Nasution, R. (2003). Teknik sampling. USU Digital Library Neog, B.B., & Barua, M. 2014. Factors influencing employee’s job satisfaction: An empirical study among employees of automobile service workshops in Assam. The SU Transactions on Industrial, Financial, & Business Management, 2(7), 305-316. Nickerson, A.B., & Nagle, R.J. 2004. The Influence of Parent and Peer Attachments on Life Satisfaction in Middle Childhood and Early Adolescence. Social Indicator Research, 66, 3560. Oduro-Owusu, K.N. 2010. Factors influencing construction worker job satisfaction in the Ghanaian construction industry. Theses. Faculty of Architecture and Building Techonology, Kumasi. Okulicz-Kozaryn, A. 2009. Religiosity and life satisfaction (A multilevel investigation across nations). 1-23 Ozsoy, E., Uslu, O., & Ozturk, O. 2014. Who are happier at work and in life? Public sector versus private sector: A research on Turkish employees. International Journal of Recent Advances in Organizational Behaviour and Decision Sciences, 1(2), 148-160. Parvin, M.M., & Kabir, M.M.N. 2011. Factors affecting employee job satisfaction of pharmaceutical sector. Australian Journal of Business and Management Research, 1(9), 113-123. Saeed, K., & Farooqi, Y.A. 2014. Examining the relationship between work life balance, job stress, and job satisfaction among university teachers (A case of University of Gujrat). International Journal of Multidisciplinary Sciences and Engineering, 5(6), 9-15. Sager, A., Rafat, S., & Agarwal, P. 2012. Identification of variables affecting employee satisfaction and their impact on the organization. IOSR Journal of Business and Management, 5(1), 3239. Sarkisian, N., Pitt-Catsouphes, M., Bhate, R., Lee, J., Carapinha, R., & Minnich, C. 2011. Effects of country & age on work engagement, job satisfaction & organizational commitment among employees in the United States. The Sloan Center on Aging & Work, 1-51. Soegandhi, V.M., Sutanto, E.M., & Setiawan, R. 2013. Pengaruh kepuasan kerja dan loyalitas kerja terhadap organizational citizenship behavior pada karyawan PT. Surya Timur Sakti Jatim. Jurnal AGORA, 1(1), 1-12. Syauta, J.H., Troena, E.A., Setiawan, M., & Solimun. 2012. The influence of organizational culture, organizational commitment to job satisfaction and employee performance (Study at Municipal Waterworks of Jayapura, Papua Indonesia). International Journal of Business and Management Invention, 1(1), 69-76. Young, L., Milner, M., Edmunds, D., Pentsil, G., & Broman, M. 2014. The tenuous relationship between salary and satisfaction. Journal of Behavioral Studies in Business, 7, 1-9.
16