KEPRIBADIAN PENGAWAS Oleh Dr. Drs. Muhammad Idrus, S.Psi., M.Pd
I. TUJUAN Setelah mempelajari paket pelatihan ini diharapkan para peserta dapat : 1. Memahami citra diri pengawas 2. Memiliki kesadaran diri positif 3. Mengenal karakteristik sikap agresf, pasid dan asertif.
II. STRATEGI PELATIHAN 1. Cerita peserta; 2. Bermain peran; 3. Diskusi kelompok kecil; 4. Ceramah mimbar. 5. Permainan
III.BAHAN 1. Kertas plano; 2. Kertas manila; 3. Lem/isolatif; 4. Spidol besar; 5. Instrumen-instrumen
IV. PROSES PELATIHAN A. PERMAINAN CITRA DIRI PENGAWAS 1. Nara sumber membuka proses pelatihan dengan sekadar ―basa-basi‖ sekadarnya saja (ucapkan salam, ucapkan selamat datang, dan kenalkan diri nara sumber atau mencoba mengenal peserta sekadarnya); 2. Nara sumber mengajukan pertanyaan ―mau apa kita di sini?‖, pertanyaan ini tidak perlu dijawab peserta, segera bagikan potongan kertas kecil yang telah disediakan kepada peserta, dan mereka diminata untuk menjawab pertanyaan tersebut sesingkat dan sepada mungkin: 3. Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok kecil dengan jumlah anggota yang sama, cara pembagian dilakukan dengan menghitung urut dari depan; dan biarkan mereka berdiskusi selama kurang lebih 5 – 10 menit; 4. Mintalah masing-masing wakil kelompok untuk menuliskan dan menjelaskan simpulan dari kelompoknya; 5. Ajaklah seluruh peserta diskusi ke arah simpulan berdasarkan seluruh pernyataan kelompok yang ada, sehingga dapat diperoleh suatu gambaran umum tentang persepri rata-rata peserta tentang ―siapa sebenarnya pengawas itu” yang mereka proyeksikan sebagai citra diri mereka; 6. Bagikan selembar kertas manila (separuh ukuran biasa) dan spidol besar kepada setiap kelompok dan mintalah kepada mereka untuk menggambar (BUKAN DENGAN KATA-KATA/KALIMAT) tentang profil pengawas. Waktu yang dibutuhkan sekitar 5 – 10 menit;
7. Setiap kelompok menempelkan hasil gambarannya di dinding, dan minta seorang wakil masing-masing kelompok untuk menjelaskan makna dan alasan penggambaran yang mereka buat; 8. Ajak diskusi seluruh peserta ke arah simpulan: Siapa ―pengawas‖ itu sesungguhnya Apa saja peran dan fungsinya Apa saja kemampuan yang harus dimilikinya Mengapa harus demikian
B. PERMAINAN KESADARAN DIRI 1. Masih dalam suasana berkelompok dilakukan perpindahan materi. Perpindahan dari satu materi diselingi satu ice breaker agar peserta tidak jenuh. Ce breaker dapat berupa cerita lucu, quiz, atau meminta peserta menceritakan satu pengalaman menarik selama proses pelatihan; 2. Sebagai pembuka pada sesi kesadaran diri, nara sumber menceritakan siapa dirinya – mengingat pada awal materi nara sumber belum mengenalkan dirinya secara lengkapkelebihan yang dimilikinya. Saat nara sumber bercerita tentang dirinya pembantu nara sumber membagikan instrumen “who I am” kepada para peserta; 3. Selanjutnya peserta diminta untuk mengisinya sesuai dengan kondisi dirinya sendiri waktu yang diberikan kurang lebih 5 – 10 menit; 4. Setelah selesai mengisi instrumen, peserta saling menukar instrumen yang telah diisi dengan sesamanya. Setiap peserta diusahakan membaca secara detil informasi tentang masing-masing anggota kelompoknya dan memberi catatan di kertas terpisah tentang
hal-hal lain yang belum termuat dalam tulisan yang dibacanya tentang seseorang – sejauh yang diketahuinya-; 5. Jika semua telah mendapat giliran untuk membaca, maka catatan tentang seseorang tersbut diberikan pada orang yang bersangkutan. 6. Repfleki dilakukan secara bersama; 7. Nara sumber menjelaskan tentang perlunya kesadaran diri sesuai materi.
C. PERMAINAN MENGIDENTIFIKASI KEKUATAN 1. Peserta masih dalam bentuk kelompok; 2. Setiap peserta diberi selembar kertas hvs folio; 3. Peserta diminta menulis nama pada kertas, dan membagi secara vertikal menjadi dua bagian (kiri dan kanan); 4. Pada bagian sebelah kiri tulislah 5 kekuatan yang dimiliki, dan biarkan kosong sebelah kanan; 5. Masing-masing
peserta
menukar
dengan
sesamanya,
dan
peserta
lainnya
menambahkan minimal satu kekuatan yang belum dicantumkan yang memiliki nama sesuai di kertas pada sebelah kanan, demikian seterusnya hingga seluruh anggota kelompok menambahkan kekuatan kepada orang lain sesuai dengan persepsinya; 6. Jika telah seluruh peserta telah menambahkan daftar kekuatan yang dimiliki seluruh anggotasa maka dilakukan refleksi. Tanyakan kepada peserta apa yang dirasakannya setelah membaca hasil tambahan yang ditulis oleh orang lain? Mudahkan untuk menemukan kelebihan orang lain? Bandingkan jika diminta untuk menemukan kelebihan diri sendiri.
V. MATERI LATIHAN A. CITRI DIRI PENGAWAS
B. KESADARAN DIRI Dalam salah satu peristiwa Rasulullah saw pernah bersabda, bahwa seseorang belumlah layak dinyatakan sebagai seorang muslim, manakala yang bersangkutan belum mencintai saudaranya sesama muslim, sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. Pesan rasulullah yang disampaikan kepada umatnya ini menunjukkan adanya prasyarat sebelum seseorang dapat mencintasi sesama muslim sebagaimana dirinya mencintai dirinya sendiri. Mencintai diri sendiri, tidak berarti harus egois dengan hanya melakukan aktivitas yang hanya untuk menyenangkan dirinya sendiri. Fenomena yang kerap terjadi adalah manusia melihat dirinya dari sudut pandangnya sendiri. Padahal setiap manusia tidak dapat lepas dari pandangan ataupun penilaian orang lain. Di sisi lain, kita tidak tahu dengan pasti bagaimana orang lain menilai diri kita, dan hanya cenderung mempercayai apa yang diyakininya ataupun diduganya sendiri, tanpa memperdulikan orang lain. Dugaan-dugaan ini dapat saja benar, namun bukan satu hal yang mustahil hal ini dapat menyesatkan diri kita. Secara pasti adanya dugaan itu mempengaruhi diri dalam bersikap dan bertingkah laku di hadapan orang banyak. Jika relasi antara individu satu dengan individu lainnya diumpamakan sebagai sebuah jendela dengan empat bagian yang sama besar, maka konfigurasinya dapat berupa sebagaimana gambar berikut:
A DAERAH BEBAS
B BAGIAN GELAP/
ORANG LAIN TAHU
BUTA
C BAGIAN PRIBADI
D BAGIAN KETDK
ORANG LAIN TIDAK TAHU
SADARAN
AKU TAHU
AKU TIDAK TAHU
A. Daerah bebas (Aku tahu, orang lain juga tahu). Dalam bagaian ini kita tidak menyembunyikan rahasia. Bagian diri ini kita kenal dan orang lain juga mengenalnya; B. Bagian gelap/Buta (Orang lain tahu, Aku tidak tahu). Dalam bagian ini orang lain lebih mengetahui diri kita dibanding diri kita sendiri. Selain itu dalam bagian ini tercakup perasaan, prasangka, kebiasaan, sikap, dan kecenderungan lain yang tidak kita sadari. Kita kerap terpesona tatkala orang lain menyingkap bagian diri kita, yang sama sekali tidak kita sadari C. Bagian pribadi (Aku tahu, orang lain tidak tahu). Pada bagian ini banyak sikap, perasaan, tingkah laku ataupun pemikiran yang hanya kita sendiri yang tahu, sedangkan orang lain tidak tahu. Kita berusaha menyembunyikan pelbagai titik kelemahan kita, yang sangat tabu diketahui oleh orang lain. D. Bagian ketidaksadaran (Aku tidak tahu, orang lain tidak tahu). Inilah bagian misteri yang kita ataupun orang lain tidak mengetahuinya.
Jika bagian B lebih besar dari A, itu berarti pemberian informasi tentang diri kita masih sangat terbatas. Pada dasarnya setiap orang ingin memperluas daerah A, baik secara vertikal ataupun horizontal- dan itu berarti semakin banyak hal yang diketahui tentang dirinya baik oleh diri sendiri ataupun oleh orang lain. Untuk memperluas daerah A, maka hendaklah kita memperkecil daerah B dan C. Memperkecil daerah C, berarti mempercayai orang lain dengan membuka diri dan sedikit demi sedikit
membagi rahasia tentang diri kita kepada orang lain .
Memperkecil daerah B, berarti kita berusaha mengetahui bagaimana pandangan orang lain terhadap diri kita. Dengan kalimat lain, kita harus mencari umpan-balik (feed back) dari orang lain. Memang tidak mudah menjadikan diri kita dikenal oleh banyak orang, yang artinya juga banyak memberi informasi tentang diri kita seluas-luasnya. Bukan hanya itu, informasi balikan dari orang lain juga harus dapat ditangkap sebagai upaya perbaikan. Gambar ideal untuk menggambarkan tentang upaya tersebut adalah sebagai berikut:
A
B
DAERAH BEBAS
ORANG LAIN TAHU
D BAGIAN KETIDAK
C
AKU TAHU
SADARAN
AKU TIDAK TAHU
ORANG LAIN TIDAK TAHU
Membandingkan diri kita (memberi penilaian terhadap diri) dalam upaya kesadaran diri harus selalu dilakukan. Hal ini penting untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu. Kesadaran diri penting bagi pembentukan konsep diri yang positif. Terkait dengan konsep diri, ada tiga hal yang harus dipahami, yaitu (1) pengetahuan tentang diri kita; (2) harapan terhadap diri kita; (3) penilaian diri. Pengetahuan diri lebih merujuk pada pelbagai informasi tentang diri kita baik (self labels) yang berasal dari orang lain, ataupun pengetahuan yang berwujud kualitas diri (quality labels) yang berasal dari kemampuan yang dimiliki. Harapan merupakan sesuatu yang diinginkan, yang hendak diwujudkan secara empiris, dan karena sifatnya abstrak harapan menjadi kekuatan untuk mendorong dan mengarahkan aktivitas seseorang. Harapan antara individu satu dengan individu lainnya relatif berbeda, meski yang bersangkutan terlahir kembar. Penilaian merupakan aktivitas membandingkan diri kita (saat ini) dengan, dengan serangkaian standar (harapan untuk menjadi/could be
dan seharusnya
menjadi/should be). Jarak perbedaan antara kita saat ini dengan harapan kita untuk menjadi apa, apalagi dengan yang seharusnya menjadi apa, menjadi parameter harga diri yang bersangkutan. Semakin terpenuhinya harapan menjadi, ataupun seharusnya menjadi, menandakan semakin tinggi self esteem (harga diri) yang bersangkutan dan begitu sebaliknya. Kesadaran diri yang baik akan membentuk konsep diri yang positif, dan konsep diri ini memiliki peranan penting dalam memperbaiki kepribadian dan gaya perilaku seseorang. Konsep diri merupakan gambaran mental mengenai dirinya sendiri yang mencakup semua karakteristik, kemampuan-kemampuan, ketidakmampuan dan
hal-hal yang harus/tidak harus dilakukan, dan konsep diri seseorang dibentuk sejak masa kanak-kanaknya. Konep diri positif dicirikan dengan indikator: 1. Mengetahui kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya; 2. Menerima dirinya apa adanya; 3. Memiliki kesadaran dan keinginan untuk mengurangi kelemahan-kelemahan yang dimilikinya berdasar informasi yang diterimanya. Sebaliknya konsep diri negatif dicirikan dengan 1. Kurang memahami kelebihan ataupun kelemahan yang dimilikinya; 2. Menolak umpan balik terhadap dirinya (terutama jika hal itu negatif); 3. Konsep dirinya tidak dapat diubah (kaku). C. PASIF, AGRESIF DAN ASERTIF Agresivitas kerap dimaknai sebagai segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk melukai orang -fisik maupun psikologis-- (Brehm & Kassin, 19993., Sears, dkk., 1994; Baron & Byrne, 1997), serangan atau tindak permusuhan pada orang lain (Chaplin, 1995). Breakwell (1998), dan Brigham (1991) memberi catatan bahwa perilaku tersebut bertentangan dengan kemauan korban, namun jika hal itu memang dikehendaki,
maka
tidak
lagi
masuk
dalam
katagori
agresi.
Breakwell
mencontohkannya dengan perilaku seksual yang menyimpang, yang menghendaki adanya penyiksaan sebelum melakukan hubungan seks. Terlepas dari adanya keinginan korban atau tidak, Buss (dalam Pearlman & Cozby, 1983) membagi agresi atas (1) agresi fisik/verbal; (2) aktif/pasif; (3) langsung/tidak langsung. Sementara itu Dollard, dkk (dalam Worchel & Cooper, 1986) mentengarai bahwa arah agresi fisik dan verbal merupakan tipe yang lebih
disukai, tetapi jika ekspresi agresinya mendapat rintangan maka tipe agresi yang lain seperti menyebar kabar burung atau membuat bahan ejekan si penyebab frustasi seringkali dilakukan. Beberapa faktor yang diidentifikasi mempengaruhi perilaku agresi adalah genetik, lingkungan, proses belajar individu, peristiwa spesifik dalam situasi tertentu, instigation, inhibition, frustasi, provokasi, media, alkohol, jenis kelamin (Eron dalam Brigham, 1991; Baron & Byrne, 1997; Sears, 1994; Lorenz, Thompson, Wolfgang, Moyer, dalam Koesworo, 1988; Craig, dalam Martani & Adiyanti, 1992; Magargee & Hokanson, 1970; Berkowitz, 1995). Bentuk-bentuk agresi tersebut dapat berupa (1)
perilaku agresif fisik aktif langsung;
(2)
perilaku agresif fisik tak langsung;
(3)
perilaku agresif fisik pasif langsung;
(4)
perilaku agresif fisik pasif tak langsung;
(5)
perilaku agresif verbal aktif langsung;
(6)
perilaku agresif verbal aktif tak langsung;
(7)
perilaku agresif verbal aktif langsung;
(8)
perilaku agresif verbal pasif. Berkebalikan dengan perilaku agresif adalah perilaku pasif. Baik agresif
ataupun pasif jelas tidak pada tempatnya dikembangkan tanpa ada sebab, apalagi bagi seorang pengawas. Jalan tengah yang harus ditempuh oleh pengawas adalah bersikap asertif. Untuk secara jelasnya tentang karakteristik dan elemen gaya serta faktor pendorong dari masing-masing perilaku dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL 1. KARAKTERISTIK PERILAKU AGRESIF, PASIF DAN ASERTIF PERILAKU AGRESIF
PERILAKU PASIF
PERILAKU ASERTIF
Rasa percaya diri dan
Rasa percaya diri dan
Rasa percaya diri dan
harga diri rendah;
harga diri rendah
harga diri tinggi
Tidak respek terhadap
Tidak respek terhadap
Respek terhadap diri
orang lain;
diri sendiri
sendiri dan orang lain
Merendahkan orang
Rendah diri
Mengambil tanggung
lain;
jawab untuk diri sendiri
Merasa superior;
Merasa inferior
Tertarik pada pikiran
Tidak berminat pada
Perasaan dan pikiran
dan perasaan orang lain
perasaan dan pikiran
tentang diri negatif
Mengajukan pertanyaan
orang lain;
Lebih suka orang lain
Jujur dan langsung
Merasa marah pada
yang mengontrol situasi
Mendengar kan orang
orang lain dan cepat
Merasa bersalah
lain
menyalahkan;
terhadap orang lain
Menanyai orang lain
Tidak mendengar atau
Motivasi menurun
untuk mendapatkan
tidak mengajukan pertanyaan paa orang lain; Menolak umpan balik.
umpan balik
TABEL 2. ELEMEN GAYA AGRESIF, PASIF DAN ASERTIF ELEMEN
AGRESIF
PASIF
ASERTIF
1. ISYARAT NONVERBAL a. Gerak isyarat
Menunjuk
Meremas tangan,
melempar barang
sering mengangguk
membanting pintu
menunduk,
Meraih/merangkul terbuka
gelisah, gugup, cemas b. Ekspresi muka
Mengerut dahi
Kelihatan kosong
Berminat/attentif
Sedih-menatap lantai
Langsung-responsif
memutar-mutar biji mata ketika jengkel c. Kontak mata
Membelalak-menatap-konstan
melayangkan pandangan
d. Postur
Mengepal tinju
Tidak tegap
berkacak pinggang
tidak imbang,
Rileks-setara
berjalan cepat kaku e. Nada suara
Mencela – keras
Lemah-rendah, takut-takut, nada
Sedang-volume tetap
bertanya f. Kecepatan bicara
Cepat-tepat/langsung
Cepat ketika cemas, ragu-ragu
Moderat
ketika masih sangsi 2. PERILAKU
Merendahkan orang lain,
Berkeluh kesah/mengeluh
Akrab – konsisten
ekspresif-emosional,
Takut mengambil resiko
Berorientasi pada tindakan
tidak pernah berpikir dirinya
Demam panggung
Menekankan hal positif pada
salah,
Minta maaf –meski tdk perlu
diri sendiri dan orang lain
menguasai-masuk-wilayah orang
Bertekuk lutut atas keinginan
Menjalankan pilihan
lain
orang lain
Diri sendiri punya hak, orang
merasa serba tahu, tidak
lain juga
memandang dari sudut pandang orang lain 3. ISYARAT
Menyakiti dengan kata-kataa
Kata-kata yang digunakan ―ya ..
Kata-kata yang digunakan
VERBAL
Kata-kata yang digunakan ―kamu
saya ingin—saya akan coba—
―apa pilihan anda, mari kita
seharusnya-kamu selalu-kamu
seandainya
bicarakan bersama; saya
bodoh, jangan bertanya, lakukan
Saya menyesal, saya seharusnya,
memilih untuk …………‖
saja
saya tidak pernah
Saya tidak pernah salah
Jangan ekspresikan perasaan,
OK untuk belajar dari
Perasaan saya lebih penting dari
meski menyenangkan
kesalahan
orang lain
Tidak bicara sampai diberi
Kesalahan bukan akhir dari
Saya punya hak, orang lain tidak
kesempatan
segala-galanya koreksi
Orang harus berperilaku sesuai
Jangan tidak sepakat
Menghargai diri sendiri dan
pemikiran saya
Orang lain punya hak, saya tidak
orang lain sama bernilai
Otoriter/sewenang-wenang
Menyangsikan diri
Antusias-percaya diri
4. KEYAKINAN
5.
KARAKTERISTIK
Menuntut-langsung menyalahkan
Sulit menerima umpan balik
Toleran
Meremehkan –selalu mencela
positif
Proaktif
Mendominasi-menggertak
Mengizinkan orang lain yang
Tidak menafsirkan
memutuskan Jarang mencapai tujuan diri sendiri 6. PEMECAHAN
Konfrontasi dengan menyakiti
Menghindari konflik
Menag-menang
MASALAH
orang lain
Merasa tidak berdaya
Eksplorasi alternatif
Konsep: menang – kalah
Membiarkan orang lain
Negoisasikompromi
Seulit menerima kesalahan
memutuskan
Tidak membiarkan perasaan
Menyerang –harus menang
Menarik diri
negatif muncul
beragumentasi
Setuju secara eksternal (tidak
Berinisiatif menjernihkan
secara internal)
kesalahpahaman
Tidak memberi pendapat 7. PERASAAN
Marah
Tertekan
Senang
Tegang
Terinjak-injak
Gembira
Tidak sabar
Malu
Sejahtera
Frustasi 8. GAYA
Monopoli/memotong
Tidak bicara keras/ragu-ragu
Efektifpendengar aktif
KOMUNIKASI
pembicaraan
Setuju, hampir pada semua hal
Mengungkapkan diri
Bicara cepat
Mengatakan tidak untuk hal-
Melabel perilaku
hal yang tidak beralasan
Bukan pendengar yang baik
Verbal-nonverbal kongruen Memeriksa perasaan orang lain
8. EFEK-EFEK A. PADA DIRI
Menciptakan musuh
Problem fisik seperti sakit kepala
Meningkatkan percaya diri
SENDIRI
Merasa bersalah karena tingkah
Sakit punggung
dan harga diri
laku sendiri
Memiliki banyak eneri Mersa puas
B. PADA ORANG
Kurang respek
Menjaga melindungi
Merasa termotivasi dan
LAIN
Mengembangkan ketakutan
Menyalahkan
dipahami
Membohongi/menyembunyikan
Muak pada orang yang pasif
Semangat kerja tinggi
Balas dendam
Membangun hubungan yang
Merasa didengar dan diakui
saling tergantung
Dari gambaran di atas, seorang pengawas hendaknha menghindari untuk bersikap agresif atau pasif. Sebab keduanya justru akan menjadikan bawahan tidak termotivai untuk melakukan tugas-tugasnya dengan baik. Meski demikian, ada kalanya perilaku agresif dan pasif diperlukan dengan kondisi-kondisi sebagai berikut: Tabel SITUASI TERBAIK UNTUK BERPERILAKU AGRESIF ATAU PASIF
PERILAKU PASIF
PERILAKU AGRESIF
BERHADAPAN DENGAN WAKTU YANG TERBATAS
BERHADAPAN DENGAN ORANG YANG MENENTANG PERATURAN
PERHATIKAN INTENSITAS PERASAAN MENIMBANG LEVEL EMOSI ORANG LAIN
BERHADAPAN DENGAN KEMARAHAN, KEBENCIAN BERHADAPAN DENGAN TUNTUTAN YANG IRRASIONAL
FAKTOR YANG MENDORONG UNTUK BERPERILAKU PASIF, AGRESIF DAN ASERTIF PASIF
AGRESIF
ASERTIF
TAKUT TERHADAP AKIBAT
PILIHAN YANG TEPAT UNTUK
MEMUASKAN KEBUTUHAN KE
(BILA TERUS TERANG)
MEMPEROLEH KEINGINAN
DUA BELAH PIHAK
TAKUT MENGHADAPI SITUASI
RASA PERCAYA DIRI
KEINGINAN BEBAS DARI
ATAU ORANG YANG
BERLEBIHAN SEBENARNYA
POTENSI KONFLIK
MENGANCAM
UNTUK MENUTUPI RASA
RENDAH DIRINYA) MENYAMAKAN PERILAKU PASIF
MEMBELA DIRI BILA SITUASI
DENGAN KESOPANAN
ATAU ORANG LAIN MENGANCAM
MEMANDANG PERILAKU PASIF
TIDAK DAPAT BERPIKIR
SEBAGAI RINGAN TANGAN
RASIONAL KARENA PENGALAMAN MASA LALU
Kesulitan menjadi Asertif kurang laithan pendidikan awal dari orang tua tidak ada standar yang jelas tidak yakin apa yang diinginkan takurt dengan respon marah merasa tidak memiliki hak untuk bersikap tegas dan meinta penjelasan
TERARAH DALAM BERTINDAK
Karakteristik perilaku agresif adalah:
NAMA : ______________________________ ASAL : _________________________ KELAS:_______________________________
WHO I AM ?
1. Saya adalah : ________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________ 2. Kelemahan yang ada pada diri saya ________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________
________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________ 3. Kekuatan yang ada pada diri saya ________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________ 4. Kekuatan diri yang perlu segera dipacu dan ditingkatkan: ________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________ 5. Tindakan yang akan saya lakukan dalam meningkatkan kekuatan diri pada nomor 4 adalah: ________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________
________________________________________________________________________ 6. Aktivitas saat ini yang mendukung ke arah nomor 5 adalah; ________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________ ________________________________________________________________________
NAMA : ______________________________ ASAL : _________________________ KELAS:_______________________________ KEKUATAN YANG SAYA MILIKI 1 2 3 4 5
TAMBAHAN ORANG LAIN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40