Deskripsi sesi Rumah sakit merupakan lembaga pelayanan jasa yang mempunyai kompleksitas tinggi. Di beberapa unit pelayanan di rumah sakit seperti halnya kamar operasi, dan unit perawatan intensif, kompleksitasnya bahkan disetarakan dengan industri penerbangan dan nuklir. Sebagai lembaga pelayanan yang padat teknologi, padat modal dan padat sumber daya, rumah sakit diharapkan tidak hanya berperan sebagai pengguna hasil penelitian, akan tetapi juga sebagai produsen penelitian. Sesi ini menjabarkan mengenai definisi penelitian bisnis, manfaat penelitian bagi rumah sakit, topik-topik penelitian di bidang manajemen rumah sakit, knowledge management serta proses penelitian.
Tujuan sesi Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa mampu: 1. Memahami aplikasi penelitian bisnis di rumah sakit 2. Mengidentifikasi topik-topik penelitian yang dapat dikembangkan di rumah sakit 3. Memahami proses penelitian
Materi pembelajaran: 1. Hand-out pengantar penelitian di bidang manajemen rumah sakit 2. Hand-out topik-topik penelitian di bidang manajemen rumah sakit 3. Bahan bacaan: a. Zikmund WG. 2000. Business research methods. Sixth edition. London: The Dryden Press, Harcourt college publishers; page 18-36.
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
1
PENGANTAR METODE PENELITIAN DI BIDANG MANAJEMEN RUMAH SAKIT Mengapa memerlukan metode penelitian? Pertanyaan yang selalu menggelitik adalah apakah penguasaan metode penelitian hanya perlu untuk peneliti dan dokter atau sekedar melengkapi persyaratan lulus S2? Pertanyaan lebih tegas lagi adalah apakah manajer rumah sakit tidak membutuhkan penelitian? Apakah mungkin seorang manajer rumah sakit menjadi kompeten tanpa memahami metode penelitian? Penguasaan terhadap metode penelitian dan keterampilan komputer untuk berbagai kepentingan yang mendukung kegiatan penelitian ataupun kegiatan lainnya merupakan salah satu sumber kekuatan profesional. Situasi masa ini sangat menuntut profesionalisme. Seorang dokter membutuhkan pemahaman mengenai metode penelitian untuk memutuskan apakah testes diagnosis baru atau pengobatan baru akan berguna untuk pasien-pasiennya. Selain itu juga untuk mengetahui hal-hal apa yang sudah ketinggalan jaman (obsolete) untuk dipraktekkan pada saat sekarang, standar-standar pelayanan apa saja yang diterapkan saat ini dan sebagainya. Penerapan evidence-based medicine tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan untuk menjalankan profesi dokter setiap saat. Informasi yang dibutuhkan tersebut dihasilkan dari suatu hasil penelitian. Komite medik membutuhkan penelitian untuk melakukan monitoring dan evaluasi apakah prosedur tetap, standar pelayanan yang dibakukan rumah sakit benar-benar telah dilaksanakan? Apa indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kepatuhan tersebut? Pelayanan medik rumah sakit perlu membuat keputusan untuk menerapkan sistem clinical governance di rumah sakit, untuk memilih topik-topik prioritas dalam audit klinik, serta menyimpulkan apakah upaya peningkatan mutu yang dilakukan oleh rumah sakit memang dapat meningkatkan outcome klinik pada pasien? Direktur rumah sakit meminta konsultan untuk melakukan survei pemasaran tentang positioning rumah sakit dan memutuskan apakah hasil surveinya masuk akal. Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
2
Ilustrasi di atas menunjukkan bahwa berbagai posisi manajerial ataupun profesi di rumah sakit perlu membuat keputusan-keputusan tertentu dalam melaksanakan tugas dan profesinya. Dalam konteks pengambilan keputusan inilah pemahaman mengenai metode penelitian menjadi relevan bagi manajer rumah sakit ataupun praktisi kesehatan masyarakat lainnya. Hal ini tidak berarti seluruh keputusan memerlukan dukungan penelitian, akan tetapi untuk keputusan-keputusan tertentu yang bersifat jangka panjang dan mempunyai implikasi strategis, dukungan penelitian sangat diperlukan. Demikian pula dalam kapasitas sebagai pihak yang suatu saat dapat meminta jasa konsultan peneliti, pemahaman terhadap metode penelitian diperlukan untuk memahami hasil laporan penelitian konsultan tersebut. Dalam lingkungan pelayanan kesehatan yang sangat kompetitif pada saat ini, keterampilan untuk menemukan dan memahami informasi mutakhir dari hasil penelitian merupakan kekuatan yang besar. Jargon-jargon the power of information, knowledge management, learning organization merupakan jargon yang tidak asing lagi, yang berakar pada keterampilan untuk menelusuri informasi, membaca informasi dengan cepat, menggunakan informasi tersebut dalam pembuatan keputusan serta menyebarluaskan proses dan hasilnya ke organisasinya sendiri ataupun lainnya. Dengan demikian apabila seorang manajer rumah sakit tidak memahami metode penelitian, maka mutu dan kekuatan profesionalismenya dapat menurun dan akhirnya tersisihkan. Proses pengambilan keputusan yang baik memerlukan keterampilan untuk menggunakan buktibukti penelitian, tidak cukup didasarkan oleh intuisi, pengalaman senior, pengalaman yang lalu ataupun penalaran yang terbatas. Di bidang manajemen saat ini telah dikenal pula konsep evidence-based management. Untuk menerapkan hal ini sangat dibutuhkan metode penelitian untuk berbagai tujuan. Pertama, awareness terhadap literatur yang uptodate dan cara-cara penelusuran informasi yang efisien. Kedua, penelitian yang menghasilkan informasi tersebut perlu dievaluasi metodenya, untuk memilah antara informasi yang berguna dan yang tidak berguna. Ingat pepatah garbage in garbage out. Apabila kita menggunakan informasi yang tidak berguna maka keputusan yang dihasilkan pun mungkin tidak tepat pula! Pfeffer dan Sutton (2006) dalam bukunya mengenai Evidence-based management membedakan antara informasi yang bersifat hard facts, dangerous half-truths dan total nonsense. Pemahaman mengenai desain penelitian dapat digunakan dalam menganalisis secara iritis untuk menilai apakah informasi yang dihasilkan dari suatu penelitian tersebut dapat dipercaya dan tepat. Ketiga, Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
3
menerapkan keputusan tersebut dan mengevaluasinya. Seluruh proses penilaian ini memerlukan basis metode penelitian yang baik. Penelitian sebaiknya dijadikan sebagai way of thingking, bukan hanya ketika kita harus memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar tertentu saja! Penelitian merupakan bagian dari proses memecahkan masalah manajemen (managerial problem-solving). Ketika Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit cenderung menurun dari waktu ke waktu, pola berpikir penelitian membantu manajer untuk mendeskripsikan masalah tersebut terlebih dahulu. Apakah penurunan BOR ini terjadi di unit-unit tertentu saja ataukah di seluruh pelayanan rawat inap rumah sakit? Apakah penurunan ini terjadi secara bertahap ataukah bersifat relatif mendadak? Apakah penurunan ini hanya terjadi di klas-klas tertentu, ataukah seluruh klas perawatan? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, sumber data utama yang digunakan adalah data sekunder dari rekam medik. Setelah deskripsi permasalahan menjadi lebih jelas, pertanyaan di tingkat selanjutnya adalah mengapa BOR rendah? (Kalau ingin sekedar meningkatkan BOR menggunakan jalan pintas, maka caranya mudah dan tidak perlu , yaitu kurangi saja jumlah tempat tidur di rumah sakitnya, pasti BORnya akan meningkat!) BOR dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti halnya kompetisi dan faktor internal rumah sakit misalnya mutu pelayanan yang diberikan rumah sakit dan strategi pemasarannya. Berbagai jenis dan sumber data dapat digunakan untuk mencari bukti-bukti mengenai hal tersebut, mulai dari wawancara dengan dokter, pengukuran indikator-indikator mutu pelayanan dari waktu ke waktu, data mengenai persaingan antar rumah sakit, dll. Apabila informasi penyebab menurunnya BOR telah diperoleh, maka dapat dirancang intervensi yang terkait dengan faktor penyebabnya, diimplementasi dan dievaluasi hasilnya. Pola berpikir ini selalu diterapkan dalam mengatasi berbagai permasalahan manajemen di rumah sakit. Langkah-langkah yang dilakukan di atas merupakan langkah-langkah dalam ’proses penelitian’ yang direncanakan dan dilakukan secara sistematik. Hal ini merupakan ciri penting dalam definisi penelitian. Penelitian adalah penyelidikan sistematis yang bertujuan untuk menyediakan informasi dalam rangka memahami atau menyelesaikan masalah-masalah manajemen. Kata sistematis secara awam mengandung pengertian langkah-langkah yang jelas, tahapan dan proses yang baku. Istilah penyelidikan sistematis dioperasionalkan menjadi penyelidikan yang menggunakan metode ilmiah tertentu, yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang akurat. Dalam metode ilmiah, masalah penelitian harus didefinisikan dengan jelas, prosedur penelitian dirinci (termasuk langkah-langkahnya, alat ukurnya terkalibrasi, dapat dipercaya dan Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 4
konsisten) sedemikian rupa sehingga peneliti lain dapat melakukan replikasi prosedur penelitian tersebut di tempat lain, desain penelitian seobjektif mungkin, analisis data memadai, serta kesimpulan dibatasi sesuai dengan topik yang diteliti. Metode ilmiah menjelaskan secara rinci bagaimana suatu informasi dihasilkan. Oleh karenanya, dikenalkan berbagai rancangan penelitian dan aturan-aturan (seperti halnya cara sampling, cara analisis, dll) yang harus dipenuhi dalam suatu penelitian. Analoginya seperti dalam olah raga, pemain harus menguasai berbagai aturan yang dalam olah raga tersebut. Aturan-aturan dalam olah raga sepakbola tentunya tidak dapat diterapkan untuk olah raga bulutangkis. Demikian pula halnya dalam rancangan penelitian. Teknik sampling yang digunakan dalam sebuah rancangan survei tidak akan tepat apabila diterapkan dalam penelitian kualitatif.
Jenis-jenis Penelitian Terdapat berbagai macam jenis penelitian tergantung dari sudut tinjauannya. Jenis penelitian dapat ditinjau dari tujuan penelitian, manfaat penelitian, pendekatan dalam pengumpulan data, bidang ilmu yang utama, tempat dilakukan penelitian dan terjadinya hal-hal yang akan diukur dalam penelitian. Selain itu menurut aplikasinya penelitian dapat dibagi menjadi dua, yaitu penelitian pure research dan applied research. Yang dimaksud dengan pure research adalah penelitian yang dilakukan di laboratorium dan menggunakan rumus-rumus tertentu. Sedangkan applied research adalah penelitian untuk memecahkan masalah di lapangan seperti yang dilakukan di bidang manajemen rumah sakit dan kesehatan masyarakat pada umumnya.
Ditinjau dari tujuannya Ketika menulis bagian ini, saya sedang menghadiri pertemuan alumni S2 IKM yang diselenggarakan oleh Program Studi S2 IKM. Sambil menanti acara dimulai, saya mengamati para alumni yang hadir memenuhi tempat di halaman terbuka Gedung Fakultas Kedokteran UGM. Muncul beberapa pertanyaan di benak saya. Berapa banyk alumni yang hadir pada acara ini? Dari seluruh alumni yang hadir, berapa banyak alumni perempuan dan laki-laki? Bagaimana distribusinya menurut umur? Dari daerah mana saja mereka berasal? Mereka berasal dari minat-minat utama yang mana? Dst.. dst.. Apabila pertanyaan-pertanyaan tersebut terjawab, maka saya akan mampu mendeskripsikan suatu fenomena, yaitu pertemuan alumni S2 IKM tahun 2007. Penelitian semacam ini disebut dengan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
5
memberikan informasi secara sistematis mengenai suatu fenomena, situasi, masalah, pelayanan, atau program (Kumar, 1996). Kembali pada situasi pada temu alumni di atas, hasil deskripsi di atas menimbulkan pertanyaan yang bersifat eksploratif (maka dari itu, disebut penelitian eksploratif). Mengapa banyak alumni yang tidak hadir pada malam temu alumni? Apakah informasinya tidak diterima oleh mereka? Apakah seminar yang diselenggarakan pada pagi harinya kurang tinggi daya tariknya bagi alumni? Atau apakah mereka tidak datang malam hari oleh karena lebih memilih untuk berbelanja di kota Yogyakarta sebelum kembali ke tempat kerja masing-masing? Untuk memperoleh informasinya, maka saya harus bertanya pada alumni yang tidak hadir pada temu alumni. Beberapa pertanyaan terbuka dapat saya persiapkan dan saya tanyakan melalui telpon ataupun tatap muka. Penelitian eksploratif terutama dilakukan apabila seseorang hanya mempunyai sedikit informasi mengenai fenomena yang akan diteliti. Setelah acara dimulai, perhatian saya beralih pada salah satu acara dalam temu alumni. Acara tersebut adalah fashion show, yang diikuti oleh para dosen, karyawan dan keluarga. Terlihat bahwa lebih banyak dosen pria dibanding dengan perempuan. Mengapa? Apakah sistem rekrutmen dosen S2 di IKM menyebabkan sedikitnya jumlah dosen perempuan di S2 IKM? Apakah beban kerja dosen di S2 IKM sedemikian tinggi sehingga turn-over dosen perempuan lebih tinggi? Pertanyaan-pertanyaan tersebut menggambarkan hubungan (korelasi) antara dua fakta atau lebih (penelitian korelasional). Mengapa terjadi korelasi antara kedua fakta tersebut? Bagaimana menjelaskan hubungan antara beban kerja dengan turn-over dosen perempuan? Penelitian eksplanatori bertujuan untuk mencari penjelasan terjadinya hubungan tersebut. Contoh di bidang manajemen rumah sakit, mengapa penerapan sistem manajemen mutu dapat meningkatkan kinerja klinis dalam pelayanan penyakit tertentu? Mengapa hasil-hasil pelatihan sulit diimplementasikan dalam suatu organisasi?
Ditinjau dari manfaat penelitian Ditinjau dari manfaat penelitian, penelitian dapat memberikan manfaat akademik (teoritis) (pure research) atau manfaat praktis (applied research). Seorang dokter yang melakukan penelitian untuk mengembangkan algoritme diagnosis dan terapi suatu penyakit akan menghasilkan penelitian dengan manfaat praktis yang besar, oleh karena algoritme itu dapat langsung diterapkan dalam kegiatan pelayanan. Di lain pihak, seorang ahli statistik kesehatan yang menemukan rumus uji statistik yang baru akan memberikan manfaat teoritis atau sumbangan Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 6
akademis yang sangat berarti bagi perkembangan ilmu dan teknologi. Terkadang, suatu penelitian dapat pula memberikan manfaat praktis dan akademis yang seimbang.
Ditinjau dari ada tidaknya manipulasi oleh peneliti Ada tidaknya manipulasi yang dilakukan oleh peneliti dapat mengklasifikasi penelitian menjadi penelitian eksperimental (ada intervensi atau perlakuan atau perubahan yang dilakukan oleh peneliti) dan penelitian observasional (tanpa ada intervensi oleh peneliti, peneliti hanya melakukan pengukuran atau pengamatan, tanpa melakukan perubahan pada fenomena yang diteliti). Berdasarkan pengelompokkan ini, dikembangkan berbagai rancangan penelitian yang akan dibahas dalam bab-bab berikutnya.
Ditinjau dari bentuk data yang diperoleh Data yang dikumpulkan dalam suatu penelitian dapat berupa data angka dan data naratif. Sebagai contoh, penelitian yang menghitung unit cost pelayanan operasi bedah sesar akan menghasilkan data berupa angka (disebut penelitian kuantitatif). Demikian pula penelitian yang mengukur tingkat kepuasan pasien, hubungan antara insentif dengan kinerja, tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit, besar defisiensi terhadap pengobatan TBC dari hasil audit klinik, dan sebagainya. Namun, tidak seluruh data penelitian adalah berbentuk angka. Apabila kita meneliti mengenai budaya kerja dokter spesialis, maka data yang diperoleh berupa narasi, deskripsi (disebut penelitian kualitatif). Data tersebut dapat diperoleh dari hasil wawancara dengan dokter spesialis ataupun observasi dalam pertemuan-pertemuan yang dihadiri oleh dokter spesialis.
Proses Penelitian Penelitian harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu sistematis, terencana, dan mengikuti konsep ilmiah. Penelitian harus dilakukan secara sistematis untuk mencari jawaban atas pertanyaan penelitian yang diajukan. Oleh karenanya langkah-langkah yang dilakukan dalam proses penelitian harus diikuti secara runtut. Disamping itu, penelitian juga harus dilakukan secara terencana. Rencana tersebut dituangkan secara lengkap dalam proposal penelitian, khususnya bab metode penelitian. Dengan demikian orang lain yang membaca usulan atau hasil penelitian kita mempunyai informasi yang lengkap tentang bagaimana proses memperoleh jawaban tersebut (tidak hanya apa jawabannya). Tujuan yang lain adalah agar orang lain yang tertarik untuk meneliti permasalahan yang sama di konteks ataupun organisasi yang berbeda, dapat mereplikasi penelitian tersebut dan menyusun rencana yang lebih baik setelah Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
7
mengetahui kelemahan cara-cara penelitian yang dipakai oleh peneliti sebelumnya. Ciri yang terakhir, yaitu mengikuti konsep ilmiah, berarti menggunakan kerangka teori tertentu yang melandasi suatu penelitian. Kerangka teori tersebut kemudian diaplikasikan dalam kerangka konsep yang akan diterapkan dalam penelitian. Ketiga ciri penelitian tersebut kemudian dikembangkan menjadi langkah-langkah penelitian sebagai berikut. Langkah-langkah ini dapat bersifat linear, namun dapat pula merupakan suatu siklus (seperti dalam penelitian kualitatif).
Langkah 1. Melakukan studi pendahuluan Penelitian diawali dengan paparan peneliti terhadap fakta-fakta yang beredar di sekitarnya. Fakta tersebut dapat berkaitan dengan orang, situasi, program, dan sebagainya. Sebagai contoh, fakta mengenai ciri-ciri pengguna unit pelayanan jantung di sebuah rumah sakit, hambatan fisik untuk mengakses unit tersebut (misalnya jalan menuju pintu masuk kemiringannya sangat tinggi), pasien menunggu lama meskipun telah mendaftar dan telah diberi perkiraan waktu jam periksa, dan sebagainya. Contoh di atas menggambarkan fakta yang diperoleh dari hasil pengamatan sendiri. Fakta dapat pula bersumber dari hasil pengamatan orang lain, misalnya fakta-fakta dari hasil penelitian terdahulu. Sumber yang lain adalah hasil wawancara atau konsultasi dengan pakar. Setelah peneliti memperoleh berbagai fakta, peneliti mulai mengkaitkan satu fakta dengan yang lain, sehingga menghasilkan masalah penelitian. Pada akhir studi pendahuluan, terdapat 4 pertanyaan yang harus dijawab oleh peneliti: 1.
Apakah peneliti benar-benar berminat untuk meneliti masalah yang telah dipilih?
2.
Berdasarkan pertimbangan sumber daya yang dimiliki, apakah penelitian tersebut dapat dilakukan?
3.
Berdasarkan pertimbangan tingkat kesulitan dalam pelaksanaan penelitian, apakah penelitian dapat dilakukan?
4.
Apakah hasil penelitian cukup bermanfaat?
Langkah 2. Merumuskan masalah Perumusan masalah penelitian merupakan langkah yang kritis dalam suatu penelitian. Penelitian berawal dari pertanyaan dan diakhiri dengan jawaban. Oleh karenanya, langkah ini merupakan langkah yang sangat menentukan kualitas penelitian manajemen. Ketidaktepatan dalam merumuskan masalah penelitian akan mempengaruhi benang merah seluruh rangkaian langkah-langkah dalam penelitian. Maka dari itu, masalah penelitian harus dirumuskan secara jelas dan tidak menimbulkan interpretasi yang mendua. Bagaimana mungkin kita dapat memecahkan masalah apabila kita tidak mengetahui duduk permasalahannya? Dalam Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM 8
merumuskan masalah, terdapat pula beberapa hal praktis yang harus dipertimbangkan, yaitu: lingkup masalah, prioritas masalah, kemungkinan untuk dipecahkan, implikasi atau konsekuensi bila masalah tersebut tidak dapat diatasi.
Langkah 3. Menetapkan tujuan penelitian Perumusan masalah selanjutnya dikembangkan menjadi tujuan penelitian, yang mencerminkan hasil nyata apa yang akan diperoleh pada akhir penelitian. Tujuan penelitian ini umumnya dideskripsikan menggunakan kata kerja, misalnya mengukur, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengeksplorasi dan sebagainya.
Langkah 4. Melakukan tinjauan pustaka dan mengidentifikasi teori Sebelum kita memilih cara penelitian yang akan digunakan, terlebih dahulu kita mempelajari bagaimana cara orang lain memecahkan masalah penelitian yang serupa. Hal-hal apa yang diukur? Bagaimana pengukuran dan cara penelitiannya? Apa kelemahan penelitian mereka? Untuk itu, kita berusaha menelusuri kepustakaan secara sistematis dan efisien, serta menganalisis (tidak hanya meringkas atau merangkum) referensi yang tersedia. Dari kepustakaan yang ada, diketahui hasil penelitian maupun cara penelitian orang lain serta teori yang dapat digunakan untuk melandasi berbagai pengukuran-pengukuran dalam penelitian.
Langkah 5. Merumuskan Kerangka Konsep Berdasarkan teori yang dipilih, dikembangkan kerangka konsep yang akan diterapkan dalam penelitian. Kerangka konsep menggambarkan hal-hal (variabel) yang akan diukur dalam suatu penelitian, dan bagaimana keterkaitannya. Kerangka konsep menjadi pedoman dalam penyusunan hipotesis dan pertanyaan penelitian.
Langkah 6. Merumuskan Hipotesis atau Pertanyaan Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Disebut sementara, oleh karena jawaban tersebut diperoleh berdasarkan tinjauan pustaka (yang berisi hasil-hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah penelitian kita), belum berdasarkan hasil penelitian kita sendiri (pada saat ini, kita belum sampai pada tahap pengumpulan data). Untuk penelitian kualitatif, hipotesis seringkali disebut dengan pertanyaan penelitian. Apabila tinjauan
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
9
pustaka yang dilakukan lengkap, maka hipotesis atau pertanyaan penelitian ini lebih rinci daripada tujuan penelitian.
Langkah 7. Memilih Cara Penelitian Setelah mempertimbangkan kelemahan dan kekuatan cara-cara penelitian yang digunakan oleh peneliti sebelumnya, peneliti kemudian memilih cara penelitian yang akan digunakan untuk menjawab masalah penelitiannya. Langkah ini akan menentukan apakah jawaban yang kita berikan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (dapat dipercaya dan tepat). Dalam langkah ini ditetapkan rancangan penelitian, populasi dan subyek penelitian, cara memilih subyek penelitian, hal-hal yang akan diukur serta cara pengukurannya (instrumen penelitian), cara pengumpulan data, jalannya penelitian, serta rencana analisisnya.
Langkah 8. Mengumpulkan data Sebelum dilakukan pengumpulan data pada penelitian yang sesungguhnya, peneliti perlu terlebih dahulu mengujicoba alat ukur pada subyek dengan ciri-ciri yang mirip dengan subyek penelitian sesungguhnya (misalnya subyek pada populasi yang berbeda). Setelah uji coba dan terbukti bahwa alat pengumpulan datanya dapat dipercaya dan tepat, maka dilanjutkan dengan proses pengumpulan data. Pengumpulan data dapat dilakukan menggunakan kuesioner yang diisi sendiri ataupun diwawancarakan, pedoman untuk wawancara dengan satu orang atau sekelompok orang, pedoman diskusi dengan kelompok (diskusi kelompok terarah atau focus group discussion), pengamatan, ataupun menggunakan data-data yang telah tersedia (data sekunder).
Langkah 9. Melakukan analisis data Pada langkah ini harus diputuskan bagaimana cara menganalisis data penelitian. Apakah peneliti akan menggunakan perangkat lunak tertentu untuk memasukkan data dan analisisnya (misalnya EPI-INFO, SPSS)? Data-data yang telah terkumpul selanjutnya dientry dalam komputer (apabila menggunakan komputer) atau disusun dalam bentuk tabel yang berisi data kasar (apabila dilakukan secara manual) dan diedit konsistensi datanya. Setelah itu, baru data tersebut siap untuk dianalisis. Apabila penelitian bertujuan untuk menguji hipotesis (seperti dalam penelitian kuantitatif), maka hasil analisis berupa apakah hipotesis tersebut ditolak atau diterima (lihat kembali kuliah Statistik). Namun apabila penelitian kualitatif, maka analisis memberikan jawaban atas pertanyaan penelitian yang diajukan. Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
10
Langkah 10. Menyusun laporan penelitian Setelah melakukan seluruh langkah penelitian, pada akhirnya peneliti dituntut untuk menyusun laporan penelitian dengan tujuan diseminasi hasil penelitian. Secara umum terdapat dua format laporan penelitian, tergantung dari siapa yang menjadi sasaran pembaca kita. Apabila sasaran pembacanya adalah dunia akademik, maka pada umumnya mengikuti format laporan penelitian akademik. Format akademik ini berisi latar belakang (sampai dengan tujuan penelitian), tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran. Format yang kedua lebih menekankan pada manfaat praktis penelitian, sehingga orang lain dapat mengimplementasikan saran-saran yang diajukan. Apabila penelitian yang kita lakukan adalah di bidang manajemen rumah sakit, maka salah satu sasaran yang ingin dituju adalah mereka yang menduduki jabatan manajemen rumah sakit. Dalam hal ini, daya tarik utamanya tidak terletak pada cara penelitian, akan tetapi lebih pada hasil dan saran penelitian. Oleh karenanya, penyajian laporannya dapat diawali dengan latar belakang (sampai dengan tujuan penelitian), tinjauan pustaka (dalam bentuk yang ringkas), dan langsung hasil dan pembahasan penelitian terlebih dahulu (dapat sampai dengan kesimpulan dan saran). Logikanya, apabila orang menjadi tertarik akan hasil penelitian ini, maka orang mungkin akan bertanya tentang bagaimana cara penelitiannya. Maka dari itu, cara penelitian justru diletakkan pada bagian akhir. Untuk kepentingan karya tulis akademik, baik di tingkat strata 1 sampai ke strata 3, digunakan format yang pertama. Bab-bab latar belakang, tinjauan pustaka dan metode penelitian (bab 1-3) menjadi bagian utama dari usulan penelitian. Selanjutnya setelah dilakukan pengumpulan dan analisis data, maka disusun bab hasil dan pembahasan (bab 4) serta kesimpulan dan saran (bab 5). Hasil analisis disajikan dalam sub-bab hasil. Sub-bab pembahasan selanjutnya membandingkan hasil penelitian kita dengan hasil penelitian orang lain, teori yang digunakan, serta dibahas pula kelemahan metode penelitian yang digunakan, kemungkinan generalisasi dan implikasinya di masa mendatang. Berdasarkan hasil dan pembahasan ini lah, peneliti kemudian menarik kesimpulan dan menuliskan saran-saran. Selain format penelitian, perlu diketahui pula bahwa penulisan laporan penelitian tidak harus menunggu hingga proses analisis selesai. Penulisan bab hasil dapat dilakukan bersamaan dengan analisis data. Cara penulisan interaktif ini justru memacu peneliti untuk melakukan berbagai cara analisis data dan mengembangkan interpretasi data.
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
11
Laporan penelitian ada yang dipublikasi dalam jurnal ilmiah, majalah populer, ataupun tidak dipublikasi. Apabila laporan tersebut dipublikasi dalam jurnal ilmiah, keterkaitan antara langkah penelitian dengan format jurnal ilmiah secara umum adalah sebagai berikut: Tabel 1. Langkah-langkah penelitian dan format publikasi di jurnal ilmiah Langkah-langkah penelitian
Format jurnal ilmiah Abstrak
1. Melakukan studi pendahuluan 2. Merumuskan masalah penelitian 3. Menetapkan tujuan penelitian
Pendahuluan/latar belakang
4. Melakukan studi pustaka 5. Merumuskan kerangka konsep 6. Merumuskan hipotesis atau pertanyaan 7. Memilih cara penelitian
Metode penelitian
8. Mengumpulkan data 9. Melakukan analisis data 10. Menulis laporan penelitian
Hasil dan pembahasan Kesimpulan dan saran Referensi
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
12
Plagiarism Plagiarism adalah sebuah tindakan mempresentasikan (menulis) dari kata, ide, gambar, suara atau kreatifitas milik orang lain yang diakui sebagai karya kita sendiri, tanpa mencantumkan pemilik (sumber)aslinya. Plagiarism terjadi mungkin dikarenakan karena ketidaktahuan, kelalaian, ketidak cakapan atau karena kekurang sabaran (tergesa-gesa, karena harus segera seminar hasil, ingin cepat wisuda atau dosen akan ke luar negeri....). Yang termasuk tindakan plagiarism : 1. Cutting and pasting dari dokumen lain 2. Kuotasi tanpa menuliskan sumbernya 3. Paraphrasing dan summarising tanpa menuliskan penulis dan sumbernya di daftar pustaka (tanpa referensi) 4. Menggunakan gambar, diagram tanpa menuliskan sumbernya 5. Mengambil ide orang lain dan mengakuinya sebagai ide kita sendiri 6. Recycling tulisan kita untuk tempat lain namun di gunakan di lain tempat 7. Bekerja sama untuk pekerjaan yang seharusnya di kerjakan sendiri 8. Mengalih bahasakan sebuah dokumen ke bahasa lain yang mengakuinya sebagai hasil tulisan kita. Terdapat dua jenis tindakan plagiarism yaitu: 1. Intentional (dengan niat sengaja), yaitu bila mengkopi pekerjaan teman, membeli atau meminjam makalah, cut and paste pekerjaan dari sumber elektronik tanpa menyebutkan sumber yang disadurnya, menyadur dari artikel publikasi di website tanpa mencantumkan pemiliknya 2. Unintentional (tidak sengaja), yaitu bila melakukan paraphrasing yang sembarangan (sembrono), kekuranglengkapan dokumentasi dan pengutipan yang berlebihan. Agar tidak dianggap melakukan plagiarism, maka dapat digunakan tiga strategi di bawah ini: Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
13
1. Kuotasi Kuotasi adalah menyadur secara langsung, persis seperti sumber aslinya, kata demi kata. Dari mana di sadur harus di cantumkan sumbernya. Kuotasi dilakukan biasanya bila : kita akan menambahkan kekuatan dari penulis aslinya untuk mendukung argumen kita, kita akan menulis pernyataan ketidak setujuan kita dengan yang ditulis oleh penulis, bila kita ingin menjelaskan ”power” dari suatu paragraf penulisan atau memberikan catatan tentang penelitian yang penting sebelum tulisan kita atau saat kita akan memaparkan perbedaan dan perbantingan dari hal yang spesifik. Contoh : Plagiarism : the act of presenting another’s work or idea as your own Ditulis seperti aslinya : ”Plagiarism : the act of presenting another’s work or idea as your own” (Politics, 2006) 2. Paraphrasing Adalah menulis kembali atau mengungkapkan kembali ide, kata-kata dan struktur kalimat dari penulis aslinya dengan menggunakan bahasa kita sendiri, diikuti dengan mencantumkan sumber referensi aslinya. Paraphrasing digunakan pada saat kita akan menggunakan informasi tersebut untuk menjelaskan tulisan kita dan untuk menghindari penggunaan kuotasi yang berlebihan. Contoh : Tertulis Rumah sakit adalah salah satu bangunan publik yang penting, bisa dirasakan dari kita mulai dari kelahiran sampai kematian, juga tempat terdapat banyak emosi, dari yang sedih hingga gembira. Disain arsitektur rumah sakit harus dapat merespon dari semua kontak emosi tersebut, dari sebuah harapan dan tragedi, dan persyaratan fungsional dari perawatan dan tekhnologi yang digunakan. Namun proses desain rumah sakit selalu dibanjiri oleh kebutuhan fungsional dari pengetahuan medis dan sering kebutuhan psikis dari pasien dan keluarga pasien dilupakan selama mereka dalam perawatan Ditulis dengan : Desain rumahsakit selalu dikembangkan hanya berdasarkan persyaratan fungsional dari pengetahuan medis dan tekhnologi. Padahal, aspek psikis dari pasien dan keluarga pasien selama perawatan sangatlah penting. Sebagai sebuah bangunan publik, rumah sakit cukup beragam penggunanya, mulai dari pasien/keluarga pasien yang mempunyai harapan sampai mengalami tragedi, dari peristiwa kelahiran sampai kematian, ataupun dari perasaan sedih sampai perasaan gembira. Rumahsakit Magister Manajemen Fakultas Kedokteran seharusnya dapat Rumahsakit merespon seluruh emosi tersebut UGM (Kliment, 2000)
14
3. Summarizing Adalah sebuah ringkasan yang biasanya hanya menjelaskan inti ide penulis aslinya. Ringkasan ditulis lebih pendek dari tulisan aslinya. Ringkasan atau summarizing digunakan pada saat kita akan membuat sebuah latar belakang, mendiskripsikan sesuatu dari beberapa sumber tentang sebuah topik dan ketika kita akan menentukan ide utama dari sebuah sumber referensi tunggal.
Contoh : Rumah sakit adalah salah satu bangunan publik yang penting, bisa dirasakan dari kita mulai dari kelahiran sampai kematian, juga tempat terdapat banyak emosi, dari yang sedih hingga gembira. Disain arsitektur rumah sakit harus dapat merespon dari semua kontak emosi tersebut, dari sebuah harapan dan tragedi, dan persyaratan fungsional dari perawatan dan tekhnologi yang digunakan. Namun proses desain rumah sakit selalu dibanjiri oleh kebutuhan fungsional dari pengetahuan medis dan sering kebutuhan psikis dari pasien dan keluarga pasien dilupakan selama mereka dalam perawatan Ditulis dengan : Desain rumahsakit seharusnya merespon kebutuhan emosi pasien dan keluarga pasien, bukan hanya memenuhi persyaratan fungsional medis dan tekhnologi
Beberapa tips untuk menghindari plagiarisme yang tidak disengaja (unintentional) : 1. Menyebutkan sumber aslinya apabila kita tidak melakukan kuotasi secara langsung 2. Apabila menggunakan kuotasi, maka cantumkan tanda kuotasinya dan sumbernya 3. Menggunakan sisipan sitasi pada akhir kalimat untuk menginformasikan sumber aslinya Contoh : Reflective action involves making decisions influenced by "insights resulting from reflection" (Mezirow, 1991) 4. Segera menuliskan sumber dari tulisan yang kita ambil di lembar daftar pustaka sesaat setelah kita selasai menulis Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
15
Daftar Pustaka Roberts L. Teaching and Learning Centre, Adapted from materials by Dr Liz Barnett Slides: http://learning.lse.ac.uk/studyskills.asp, 2007 Politics NJ. The Pulblis Group, Hoboken, NJ. http://www.politicsnj.com/plagerism090903.htm) Saint Mary’s University Twin Cities Campus Library, 2007 EFPO. Component 1 interim report: Ontario health needs and expectations of future physicians. Submitted to associated medical services; 1992. Hakimi M. Kebutuhan evidence-based medicine untuk pendidikan, penelitian dan pelayanan obstetri-ginekologi di Indonesia. Pidato pengukuhan jabatan Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada; 2000. Kumar R. Research methodology, a step-by-step guide for beginners. London: Sage Publications; 1996. Pfeffer J and Sutton RI. Hard facts, dangerous half-truths, and total nonsense: profiting from evidence-based management. Boston: Harvard Business School Press; 2006.
Magister Manajemen Rumahsakit Fakultas Kedokteran UGM
16