eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2016, 4 (2) 429-440 ISSN 2477-2623, ejournal.hi.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016
KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT DALAM TRANS PACIFIC PARTNERSHIP (TPP) Puput Marta Binati1 Nim. 1102045004 Abstract United States’ participation in trans pacific partnership economic cooperation is one of United states’ method to achieve its interests. The aim of this research is to explain economic and political interest of United States in TPP. This problem of this research is analyzed by using the concept of power, economic liberalism and regional economic integration. The type of research that used by the author is explanatory, the data presented are secondary which obtained by library research and the data analysis technique used is qualitative. The results of this research indicated that United States’ interests are economic interests, which are: (1) Markets expansion, by opening new markets in countries which didn’t have any free trade agreement with United States before. (2) Economic recovery from the 2007 crisis which caused by subprime mortgage. And the political interests is to expand United States’ sphere of influence, especially in Asia-Pacific region by using TPP as one of United States’ policy which also known as Asia Pivot atau Rebalancing toward Asia. Keywords :United States’ Interest, Trans Pacific Partnership Pendahuluan Setiap pembentukan sebuah kerjasama perdagangan di suatu kawasan, negara-negara yang berada dalam kawasan tersebut akan mencoba berintegrasi.Salah satu upaya integrasi yang dilakukan khususnya dalam bidang ekonomi yaitu pembentukan sebuah Free Trade Agreements (FTAs) atau sebuah perjanjian perdagangan bebas.Terbentuknya Single European Market oleh Uni Eropa (1992) dan North American Free Trade Agreement (NAFTA) tahun 1994, dipandang sebagai pendorong negara atau kawasan lain untuk membentuk integrasi ekonomi serupa, setidaknya hingga awal tahun 2010, kurang lebih 462 FTAs/RTAs (Regional Trading Agreements) telah dicatatat oleh GATT atau WTO (http://jkw-lipi.org). Fenomena integrasi tersebut juga berkembang di kawasan Asia Pasifik, salah satunya dengan pembentukan APEC. Sebagai salah satu upaya integrasi di kawasan Asia Pasifik, pada tahun 2004 APEC Business Advisory Council’s (ABAC) mengusulkan pembahasan mengenai FTAAP (Free Trade Area of the Asia Pacific). Namun FTAAP tidak berjalan dengan baik, maka dari itu beberapa negara anggota APEC 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman, Nim: 1102045004. Email:
[email protected].
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 2, 2016: 429-440
berencana untuk membuat sebuah perjanjian perdagangan. Negara-negara tersebut dikenal dengan nama P4 atau pacific four antara lain Chili, Selandia Baru, Brunei Darusalam, dan Singapura. Setelah melakukan berbagai negosiasi akhirnya pada tahun 2005 P4 mencapai sebuah kesepakatan dan membentuk perjanjian Trans Pacific Strategic Economic Partnership (TPSEP). TPSEP diumumkan pada 3 Juni 2005 pada pertemuan APEC di Jeju, Korea Selatan (http://www.mfat.govt.nz). Trans Pacific Partnership atau TPP sendiri merupakan kelanjutan dari perjanjian TPSEP, dimana terdapat beberapa negara yang menjadi anggota baru seperti Amerika Serikat, Australia, Peru dan Vietnam. Peralihan TPSEP menjadi TPP terjadi pada tahun 2008 yang merupakan gabungan negara-negara TPSEP dan beberapa negara APEC. Nama TPP sebenarnya adalah salah satu usulan dari Amerika Serikat, dimana nama TPSEP berubah menjadi TPP terjadi ketika Amerika Serikat bergabung dan mengusulkan negosiasi mengenai perjanjian baru yang disebut dengan TPP. Secara garis besar tujuan TPP adalah menciptakan sebuah kawasan perdagangan bebas guna memperlancar jalur perdagangan di kawasan Asia Pasifik. Jenis integrasi yang dilakukan melalui TPP merupakan sebuah integrasi ekonomi regional yang cukup luasdan melibatkan tiga kawasan yaitu Asia, Pasifik dan AmerikaLatin. Putaran pertama negosiasi TPP diadakan tahun 2010 di Melbourne yang dihadiri oleh tujuh negara anggota antara lain Amerika Serikat, Brunei, Chile, New Zealand, Peru, Singapura, dan Australia sementara Vietnam berpartisipasi sebagai pengamat. Pertemuan ini mengutamakan adanya pendekatan institusional yang baru pada bidang-bidang seperti barang, jasa, investasi, atau hak kekayaan properti. Sebagai salah satu anggota TPP, Amerika Serikat gencar mempromosikan TPP baik dalam pertemuan multilateral ataupun bilateral terutama ketika Amerika Serikat mendapat kesempatan menjadi tuan rumah untuk negosiasi TPP dan pertemuan APEC pada tahun 2011. Pada pertemuan itu Amerika Serikat mencoba mengajak anggota APEC untuk ikut serta dalam kerjasama TPP. Sebagai contoh beberapa negara yang diinginkan Amerika Serikat untuk bergabung dalam TPP adalah Indonesia, Korea Selatan dan Jepang. Meskipun TPP masih dalam proses negosiasi namun Amerika Serikat telah memperlihatkan komitmennya terhadap perluasan TPP, dengan melakukan berbagai upaya atau usaha untuk memperluas TPP terutama pada periode 2011-2013 (http://repository.uinjkt.ac.id). Hal ini mengindikasikan adanya kepentingan yang dituju oleh Amerika Serikat dari kerjasama perdagangan tersebut, dengan mengajak negara-negara untuk masuk dalam TPP. Kerangka Dasar Teori dan Konsep Konsep Power Dalam disiplin Ilmu Hubungan Internasional tujuan negara dan power merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, menurut Arnold Schwarzenberger, kelompokkelompok masyarakat (negara) dalam suatu sistem internasional akan melakukan apa yang mereka kuasai secara fisik lebih dari pada apa yang seharusnya mereka lakukan secara moral. Maksudnya adalah bahwa setiap negara akan menggunakan kemampuan mereka secara maksimal atau lebih dari apa yang seharusnya dalam
430
Kepentingan Amerika Serikat dalam Trans Pacific Partnership (Puput Marta Binati)
menghadapi sistem internasional, dimana tujuannya adalah untuk mendapatkan power. Power merupakan perangkat yang dipergunakan sekaligus tujuan yang hendak diraih oleh setiap negara dalam perjanjian politik, ekonomi, dan sosial. Morgenthau menjelaskan power terdiri atas segala sesuatu yang menyusun sertamempertahankan penguasaan atau kontrol seseorang terhadap seseorang yang lainnya atau suatu negara terhadap negara lain, dan power mencakup seluruh hubungan sosial yang ada, mulai dari kekerasan fisik hingga ikatan sosial yang paling halus, dimana salah satu pihak mengendalikan pihak yang lain (Theodore A. Coulumbis dan James H. Wolfe,1982: 68). Unsur pokok power antara lain, populasi, geografi, sumber daya alam, kemampuan industri, kemampuan militer, kemauan, kepemimpinan, diplomasi, organisasi internal dan strategi (Daniel S. Papp, 2002: 305). Sementara Karl Deutsch memandang power sebagai suatu bentuk mata uang yang memungkinkan penggunanya untuk memenuhi nilai-nilai penting dan mencapai tujuannya. Deutsch menyebutkan 3 dimensi spesifik dalam power, yaitu (Theodore A. Coulumbis dan James H. Wolfe, 1982: 68): 1. Domainof power, domain atau daerah power dibagi menjadi dua yaitu,domain internal dan domain eksternal. Domain internal terdiri dari wilayah teritorial suatu negara serta populasi penduduk yang berada dalam batas wilayah negara tersebut. Sedangkan domain eksternal lebih sulit untuk dipahami, dimana meliputi wilayah-wilayah teritorial negara-negara beserta populasi penduduknya, yang berada diluar suatu negara, yang mana termasuk ke dalam sphereofinfluence negara tersebut.Untuk mengetahui dan membandingkan power dalam domain internal, Deutsch menyarankan menggunakan GNP atau Gross National Products. Sedangkan untuk mengetahui dan membandingkan power yang merupakan domain eksternal, sulit untuk mengetahui kemampuan suatu negara menggunakan powernya diluar wilayah teritorialnya. Sehingga salah satu pendekatan yang biasa digunakan adalah dengan membuat persamaan antara sphere of influence suatu negara besar dengan masing-masing negara yang berada dalam aliansinya, kemudian menjumlahkan seluruh populasi penduduknya, luas wilayah teritorialnya, serta GNPnya. 2. Range of power, Deutsch mendefinisikan range sebagai perbedaan antara hadiah terbaik dengan hukuman terburuk yang dapat dikenakan oleh pemegang power atau kekuasaan terhadap seseorang yang berada di dalam domainnya atau daerahnya. 3. Scope of power, Deutsch mendefinisikan scope atau lingkup power ini sebagai seperangkat atau kumpulan dari berbagai macam jenis tingkatan perilaku, hubungan dan keadaan yang secara efektif diberlakukan pada power pemerintah. Kumpulan yang dimaksud ini termasuk semua jenis aktvitas yang diatur oleh pemerintah baik eksternal maupun internal. Power pemerintah dalam lingkup atau scope internal telah meningkat tajam seiring kemajuan teknologi dan arus urbanisasi. Pada masa pemerintah “laizzezfaire” misalnya, pemerintah dilarang melakukan beberapa fungsi-fungsi berikut,seperti menarik pajak, menjaga tatanan internal dan berperang. Namun kemudian,fungsi dan peran pemerintah telah meluas,khususnya dalam bidang-bidang pengaturan seperti perdagangan internal dan eksternal, komuikasi, transportasi, pendidikan, pelayanan kesehatan, pengelolaan hubungan tenaga kerja, riset ilmiah, manajemen industri serta perlindungan lingkungan.
431
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 2, 2016: 429-440
Konsep Liberalisme Ekonomi Liberalisme ekonomi merupakan sebuah konsep yang muncul sebagai kritik atas permasalahan ekonomi yang didominasi oleh politik. Asumsi dasar dari liberalisme ekonomi sendiri adalah memberikan kebebasan pasar dalam mengatasi masalah perekonomian, dimana tokoh utama bukan lagi negara melainkan individu dan perusahaan swasta. (Robert Jackson dan Georg Sorensen,2005: 234). Konsep liberalisme ekonomi merupakan salah satu produk dari paham liberalisme yang bertujuan untuk kemajuan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan negara ataupun individu, ekonomi liberal mendukung pembentukan pasar bebas atau perdagangan bebas (Jack C Plano dan Roy Olton,1999: 112). Untuk sifat atau prinsip dari perdagangan bebas sendiri telah dijelaskan oleh Smith dan Ricardo, yang menjelaskan bahwa perdagangan bebas memperbolehkan adanya pertukaran uang dan barang tanpa harus memperhatikan keberadaan negara, tidak ada perlindungan buatan atau subsidi yang membatasi kebebasan untuk pertukaran, membuka pasar global dimana barang dan jasa dapat bebas melintasi batas-batas nasional, dan perdagangan bebas hanya akan menghasilkan kompetisi yang akan mengefisienkan penggunaan sumberdaya, jasa dan modal (Scott Burchill dan Andrew Linklater,1996: 55). Perdagangan bebas juga merupakan suatu konsep yang diterapkan oleh suatu zona ekonomi yang melibatkan beberapa negara dengan cara tidak menerapkan adanya pajak ekspor-impor atau hambatan perdagangan lain terhadap negara yang tergabung. Konsep liberalisme ekonomi dalam paham neoliberal memiliki sedikit perbedaan terutama mengenai masalah keberadaan negara dalam permasalahan ekonomi. Neoliberalisme dalam pengertian umum adalah seperangkat kebijakan ekonomi yang pada tingkat global mengarahkan usaha-usahanya kepada terwujudnya tiga hal yaitu perdagangan bebas untuk barang serta jasa, aliran bebas modal, dan kebebasan untuk investasi. Terdapat beberapa tokoh yang memperkenalkan konsep neoliberal antara lain Fciedrich August Von Hayek, Milton Friedman, Margaret Thatcher, Ronald Regan dan lain-lain. Asumsi dasar dari neoliberal tidak jauh berbeda dengan pendahulunya liberalisme yaitu mendukung terciptanya liberalisme ekonomi dan pasar bebas. Walaupun berangkat dari ide yang sama, atara neoliberal dan liberal memiliki perbedaan terutama mengenai keberadaan negara. liberalisme klasik menggangap negara sebagai penghambat dan menginginkan agar perekonomian sepenuhnya dijalankan oleh sistem pasar tanpa adanya kontrol dari pemerintah (Deliarnov, 2009: 31). Sementara dalam paham neoliberal keberadaan negara masih diakui dan tidak menghilangkan sepenuhnya campur tangan negara, peran negara adalah mengatur kontrak, menyediakan mata uang yang stabil, dan memastikan bahwa pelaku pasar tidak mengalami distorsi, intinya negara menyediakan lingkungan yang baik bagi tumbuh dan berkembangnya dunia bisnis. Liberalisme ekonomi dalam neoliberal, menambahkan atau memasukkan beberapa campurtangan negara, walaupun tidak secara langsung mengontrol pasar akan tetapi peran negara dibutuhkan sebagai penyedia lingkungan yang baik untuk tumbuh dan berkembangnya dunia bisnis serta memastikan agar perekonomian negara tetap stabil, seperti yang dijelaskan oleh John Maynard Keynes bahwa perekonomian pasar
432
Kepentingan Amerika Serikat dalam Trans Pacific Partnership (Puput Marta Binati)
merupakan keuntungan besar bagi manusia, akan tetapi juga diikuti dengan keburukan potensial misalnya mengenai ketidakpastian, maka dari itu situasi seperti ini dapat diperbaiki melalui manajemen politik yang lebih baik terhadap pasar tersebut (Robert Jackson dan Georg Sorensen, 2005: 237). Sementara Hayek menjelaskan bahwa perencanaan yang dilakukan negara tidak akan lebih efisien dibandingkan dengan proses pasar karena dalam perencanaan ekonomi terpusat tidak terdapat tempat untuk persaingan dan sistem harga, seperti halnya mekanisme pasar yang didalamnya berisi kegiatan kompetisi (Martin O’Brien dan Sue Penna,1998: 86). Pemikiran Hayek ini kemudian dikembangkan kembali oleh pendukungpendukungnya salah satunya adalah Ronald Reagan yang merupakan salah satu mantan Presiden AS, Reagan memperjuangkan terbentuknya pasar bebas bukan hanya dinegaranya tetapi juga di dunia internasional, akan tetapi Reagan tidak sepenuhnya menghilangkan peran pemerintah terutama dalam hal keamanan, akan tetapi hanya berusaha meminimalisir intervensi pemerintah dalam sistem pasar. Konsep Integrasi Ekonomi Regional Integrasi ekonomi regional dapat didefinisikan sebagai kesepakatan antara kelompok negara-negara di wilayah geografis, untuk mengurangi dan akhirnya menghilangkan tarif dan bebas tarif hambatan untuk aliran bebas barang, jasa, dan faktor-faktor produksi antara satu sama lain (http://fisherpub.sjfc.edu). Integrasi ekonomi regional telah memungkinkan negara-negara untuk fokus pada isu-isu yang relevan dengan tahap pengembangan serta mendorong perdagangan antara negara. Berdasarkan teori tahapan integrasi ekoomi regional dari Bela Balassa maka proses tahapan kerja sama dan integrasi ekonomi regional adalah sebagai berikut (Hamdy Hady,2000: 88): 1. TPA atau TradePreferencyArrangment adalah bentuk kerja sama ekonomi regional yang masing-masing anggotanya memberi preferensi dalam bentuk tarif (fasilitas keringanan bea masuk) dan non tarif untuk produk orisinal masingmasing negara anggota. 2. FTA atau FreeTradeArea adalah suatu bentuk kerja sama ekonomi regional yang perdagangan produk-produk orisinil negara-negara anggotanya tidak dipungut bea masuk atau bebas bea masuk. Dengan kata lain, internal tariff antar negara anggota menjadi 0 persen, sedangkan masing-masing negara memiliki external tariff sendiri-sendiri. 3. CU atau CustomsUnion adalah bentuk kerjasama ekonomi regional dengan internaltariff untuk produksi-produksi orisinal dari/ke masing-masing negara anggota yang besarnya 0 persen atau dibebaskan dari bea masuk, dan externaltariff untuk produk yang berasal dari negara bukan anggota untuk seluruh negara anggota adalah sama. 4. CM atau CommonMarket adalah suatu bentuk kerja sama ekonomi regional yang memiliki kebebasan bergerak untuk faktor produksi, khususnya tenaga kerja (SDM) dari/ke masing-masing negara anggota. 5. EU atau EconomicUnion, adalah bentuk kerja sama ekonomi regional yang memiliki kesatuan atau persamaan peraturan dalam bidang perpajakan, tenaga kerja, jaminan sosial, dan lain-lain. 6. MU atau MonetaryUnion, adalah bentuk kerjasama ekonomi regional yang memiliki kesatuan/persamaa mata uang.
433
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 2, 2016: 429-440
Metode Penelitian Dalam metode penelitian penulis menggunakan tipe penelitian eksplanatif, yaitu menjelaskan mengenai kepentingan Amerika Serikat dalam Trans Pacific Partnership. Jenis data yang penulis gunakan adalah data sekunder, teknik data menggunakan library research, dan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif, karena penelitian ini hanya memaparkan situasi dan peristiwa dengan menjelaskan kepentingan Amerika Serikat dalam trans pacific partnership. Hasil Penelitian Trans Pacific Partnership (TPP) TPP dibentuk pada tahun 2008 sebagai salah satu jalan bagi terwujudnya sebuah perjanjian perdagangan bebas di kawasan Asia Pasifik. Negara anggota TPP bukan hanya berasal dari kawasan Asia Pasifik tetapi TPP juga memiliki anggota yang berasal dari kawasan Amerika Latin. Pada tahun 2011, sembilan anggota TPP yaitu Australia, Brunei, Chili, Malaysia, Selandia Baru, Peru, Singapura, Vietnam dan Amerika Serikat mengumumkan sebuah garis besar (outline) mengenai perjanjian TPP yang bertujuan untuk meningkatkan perdagangan dan investasi antar negaranegara anggota TPP, memajukan inovasi, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, serta mendukung penciptaan dan penguatan lapangan kerja. Dalam mencapai garis besar pembentukan perjanjian TPP, semua anggota TPP telah menyetujui Lima fitur utama yang berisi mengenai standar baru bagi perdagangan global dan menyatukan isu-isu generasi mendatang, yang akan menaikkan daya saing negara-negara TPP dalam perekonomi global, antara lain (http://www.sice.oas.org) Comprehensive market access (akses pasar yang komprehensif), Fully regional agreement (perjanjian yang bersifat regional), Cross-cutting trade issues (isu-isu perdagangan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip umum seperti demokrasi, HAM, good governance, dan lain-lain), New trade challenges (tantangan perdagangan baru), dan Living agreement (perjanjian yang bisa menyesuikan perkembangan jaman). TPP membahas isu-isu terkini serta dirancang untuk bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman, dengan berbagai macam kemampuan dan kelebihan yang dimilikinya maka potensi TPP antara lain: 1. Sebagai perjanjian abad 21 yang memayungi FTAs di kawasan Asia Pasifk, TPP merupakan perjanjian abad 21 yang dapat merespon isu-isu terkini di abad 21 dengan elemen-elemen baru yang dimilikinya. Selain itu, TPP juga sebagai payung bagi FTAs yang berada di kawasan Asia Pasifik, dimana kawasan tersebut memiliki FTA yang sangat kompleks yang membuat negara-negara kawasan Asia Pasifik terlibat dalam banyak perjanjian, perjanjian-perjanjian ini juga menjadikan negara-negara terkait dengan komitmen yang berbeda-beda seperti mekanisme dan batas pelaksanaan yang berbeda. 2. Potensi keanggotaan dan perekonomian, TPP dengan negosiasi yang masih berlanjut membuka peluang besar pada negara-negara untuk dapat bergabung menjadi anggota TPP, dengan demikian potensi keanggotan TPP masih bisa terus meningkat seiring manfaat-manfaat ekonomi terutama dalam hal hubungan perdagangan, yang bisa didapat jika anggota TPP terus bertambah.
434
Kepentingan Amerika Serikat dalam Trans Pacific Partnership (Puput Marta Binati)
Potensi Pasar Negara-Negara Anggota TPP Potensi pasar negara-negara anggota TPP secara umum dapat dilihat dari beberapa hal, contohnya seperti Gross Domestic Product (GDP), populasi dan ekspor impor.Total GDP negara anggota TPP pada tahun 2014 berjumlah lebih dari $28 triliun, sementara total GDP dunia di tahun yang sama sebesar $77,9 triliun (http://data.worldbank.org). Jika dilakukan penghitungan maka besarnya GDP TPP tersebut merupakan 35,9% dari GDP dunia. Hal ini menunjukkan bahwa TPP dapat menjadi pasar yang potensial bagi proses perdagangan negara-negara anggota TPP. Sementara populasi penduduk di negara anggota TPP pada tahun 2011 hingga 2014 mengalami peningkatan setiap tahunya, dimana pada tahun 2011 total populasi negara anggota TPP berjumlah 789.928.293 dan terus mengalami peningkatan pada tahun 2012-2014. Hal ini menunjukkan besarnya konsumen yang dimilik TPP yang menguntungkan bagi kegiatan perdagangan (http://data.worldbank.org). Untuk kegiatan ekspor impor, menunjukkan bahwa negara-negara anggota TPP secara aktif melakukan perdagangan baik dalam bentuk ekspor maupun impor. Kawasan Asia Pasifik sendiri merupakan kawasan perdagangan yang potensial dimana 44% dari seluruh kegiatan perdagangan dunia terjadi di kawasan tersebut dan kawasan ini merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi global. Maka dari itu Amerika Serikat ingin menggunakan peluang tersebut untuk bisa memaksimalkan hasil produksi serta meningkatkan ekspor barang dan jasanya. Kegiatan ekspor impor baik barang maupun jasa akan mengalami peningkatan seiring dengan hubungan dagang suatu negara yang semakin erat dimana negara tersebut menjalin kerjasama perdagangan atau membuat sebuah perjanjian perdagangan bebas/FTA. Terkait hal tersebut Amerika Serikat telah memiliki FTA dengan beberapa negara anggota TPP antara lain, Chili, Singapura, Australia, Kanada, Meksiko, dan Peru. Keterlibatan Amerika Serikat dalam TPP Keterlibatan Amerika Serikat dalam kesepakatan TPP diawali pada tahun 2008 yang diumumkan melalui pidato salah satu pejabat USTR. Amerika Serikat berupaya untuk memotivasi negara-negara lain untuk bergabung dalam TPP. Upaya-upaya Amerika Serikat dalam mempromosikan dan mengajak negara-negara lain untuk bergabung yaitu dengan memperkenalkan TPP dalam pertemuan APEC dan mengundang secara langsung negara lain untuk bergabung dengan TPP. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Amerika Serikat tidak lepas dari kapabilitas atau kemampuan yang dimiliki oleh Amerika Serikat baik itu dalam perekonomian, perpolitikan maupun berdiplomasi. Sebagai negara dengan kekuatan yang besar Amerika Serikat memiliki pengaruh dan kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang diambil dalam sebuah organisasi internasional. Terkait hal tersebut maka kekuatan Amerika Serikat dapat dibagi dalam dua kekuatan yaitu: 1. Kekuatan Ekonomi Ekonomi merupakan salah satu bentuk power atau kekuatan yang dimiliki oleh sebuah negara dan semua negara berusaha utuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negaranya. Begitu pula dengan Amerika Serikat, Amerika Serikat merupakan salah satu negara dengan perekonomian terkuat di dunia dilihat dari
435
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 2, 2016: 429-440
Gross Domestic Product (GDP) yang mengalami peningkatan dari $15,5 triliun pada tahun 2011 hingga $17,4 triliun pada tahun 2014 (http://data.worldbank.org). Sementara dalam hal perdagangan khususnya di kawasan Asia Pasifik perdagangan antara Amerika Serikat dengan negara di kawasan tersebut dimulai sejak awal pembentukan APEC tahun 1989. Perdagangan barang dan Jasa AS dengan negara-negara APEC berjumlah $2,9 triliun pada tahun 2013, dimana ekspor mencapai $1,2 triliun dan impor berjumlah $1,6 triliun. Terkait masalah perdagangan Amerika Serikat sendiri telah memiliki hubungan dagang dengan 75 negara di seluruh dunia, dan telah melakukan FTA dengan 20 negara antara lain, Australia, Bahrain, Kanada, Chili, Kolombia, Kosta Rika, Republik Dominika, El Salvador, Guatemala, Honduras, Israel, Jordan, Korea Selatan, Meksiko, Moroko, Nikaraguai, Oman, Panama, Peru, dan Singapura. 2.
Kekuatan Politik Besarnya kekuatan ekonomi Amerika Serikat tidak lepas dari kemampuan Amerika Serikat dalam mengatur perpolitikanya, mulai dari kebijakan luar negerinya hingga keputusan atau kebijakan-kebijakan ekonomi yang selalu menunjang pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.Sementara untuk menjaga eksistensi perpolitikannya Amerika Serikat tergabung dalam berbagai organisasi internasional baik dibidang ekonomi, politik ataupun keamanan. Dalam bidang politik Amerika Serikat adalah anggota tetap dewan keamanan PBB dimana kota New York dijadikan sebagi markas besar PBB, dan dalam hal keamanan AS juga membentuk organisasi NATO. Mitra utama Amerika Serikat dalam perpolitikan internasional antara lain Inggris, Kanada, Australia, Selandia Baru, Filipina, Jepang, Korea Selatan, Israel dan beberapa negara Eropa seperti Perancis dan Jerman. Sementara dalam kawasan Asia Pasifik mitra atau negara sekutu Amerika Serikat yang utama antara lain Meksiko, Kanada Jepang, Korea Selatan dan Australia. Meksiko dan Kanada sendiri besama-sama dengan Amerika Serikat merupakan pendiri dari NAFTA, yaitu sebuah perjanjian perdagangan bebas untuk kawasan Amerika Utara.
Kepentingan Amerika Serikat dalam Trans Pacific Partnership (TPP) Jika dilihat dari potensi pasar yang dimiliki negara-negara anggota TPP maka TPP bisa berpotensi menjadi kerjasama ekonomi atau perdagangan bebas yang besar dikawasanya. Potensi inilah yang membuat Amerika Serikat berkepentingan untuk terlibat aktif dalam pembentukannya. Sekurang-kurangnya ada dua kepentingan yang melatarbelakangi keikutsertaan Amerika Serikat dalam kesepakatan ini yaitu kepentingan ekonomi dan kepentingan politik. 1. Kepentingan Ekonomi Amerika Serikat Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang menganut sistem perdagangan bebas, dan TPP merupakan merupakan peluang besar bagi tumbuh dan berkembangnya perdagangan Amerika Serikat, maka dari itu bergabungnya Amerika Serikat dalam TPP memiliki kepentingan ekonomi antara lain ekspansi pasar dan memulihkan perekonomian.
436
Kepentingan Amerika Serikat dalam Trans Pacific Partnership (Puput Marta Binati)
a. Ekspansi Pasar atau Memperluas Pasar Dua kawasan penting yang saat ini menjadi fokus perdagangan Amerika Serikat yaitu kawasan Eropa dan Asia Pasifik. Pada kawasan Eropa, Amerika Serikat telah membentuk sebuah kerjasama regional yang disebut Transatlantic Trade and Investment Partnership (T-TIP), dimana Amerika Serikat bersama-sama dengan Uni Eropa melakukan kerjasama untuk memperkuat hubungan dan meningkatkan perekonomian. Sementara di kawasan Asia Psifik, selain telah bekerjasama dengan APEC Amerika Serikat juga bergabung pada sebuah kerjasama ekonomi regional yang dinamakan Trans Pacific Partnership (TPP). Untuk kawasan Asia Pasifik khususnya negara-negara yang tergabung dalam APEC, Amerika Serikat telah melakukan hubungan dagang baik kegiatan ekspor, impor maupun investasi. Pada tahun 2013 Amerika Serikat mengekspor barang sebesar $971 miliar dan kegiatan ekspor ini merupakan 61,5 persen dari keseluruhan total ekspor Amerika Serikat pada tahun 2013 (https://ustr.gov). Amerika Serikat merupakan produsen besar berbagai produk perdagangan seperti, kedelai, jagung, minyak, energi nuklir, energi listrik, gas alam liquid, sulfur, fosfat, dan garam, selain itu alat transportasi juga merupakan komoditas ekspor terbesar Amerika Serikat. Terkait tentang investasi, Amerika Serikat telah memiliki Bilateral investment treaties (BITs) dengan 40 negara serta memiliki FTA dengan 17 negara yang didalamnya membahas mengenai investasi.Sementara untuk investasi langsung Amerika Serikat khususnya di negara-negara APEC berjumlah $1,2 triliun pada tahun 2013, dan ini mengalami kenaikan 6,4 persen dari tahun 2012, investasi tersebut dilakuakn terutama pada saham perusahaan non bank, manufaktur, dan sektor keuangan asuransi. Dilihat dari besarnya kegiatan perdagangan Amerika Serikat baik dalam ekspor barang, jasa maupun investasi, menunjukkan bahwa Amerika Serikat membutuhkan pasar yang besar dan mampu menyediakan akses pasar yang luas bagi kegiatan perekonomianya, untuk itu Amerika Serikat terus berupaya memperluas jangkauan perdaganganya atau terus melakukan ekspansi pasar. Disisi lain potensi yang dimiliki TPP baik sebagai sebuah kerjasama regional ataupun potensi keanggotaan, menyediakan banyak manfaat yang bisa dipakai oleh Amerika Serikat terutama mengenai akses pasar. b. Memulihkan Perekonomian Dapat dikatakan bahwa TPP merupakan salah satu peluang atau kesempatan untuk Amerika Serikat memulihkan kembali perekonomianya akibat terkena krisis finansial. Inilah yang menjadi salah satu alasan Amerika Serikat masuk dalam negosiasi TPP yaitu karena kondisi perekonomiannya yang menurun. Amerika Serikat mengalami krisis finansial pada tahun 2007 yang disebabkan oleh subprime mortgage.Subprime mortgage merupakan istilah untuk kredit perumahan (mortgage) yang diberikan kepada debitor dengan sejarah kredit yang buruk atau belum memiliki sejarah kredit sama sekali, sehingga digolongkan sebagai kredit yang berisiko tinggi (http://finance.detik.com).Akibatnya Amerika Serikat mengalami beberapa kerugian antara lain AS kehilangan $12,8 triliun perekonomiannya dengan 23,1
437
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 2, 2016: 429-440
juta pengangguran, $19 triliun jumlah kekayaan yang lenyap, dan 46,2 juta masyarakat berada di bawah garis kemiskinan (http://news.bbc.co.uk). Maka dari itu keputusan AS untuk bergabung dalam kerjasama regional TPP pada tahun 2008, merupakan salah satu cara Amerika Serikat untuk memulihkan kembali perekonomiannya. Namun karena proses negosiasi TPP yang cukup lama maka Amerika Serikat belum bisa merasakan manfaat dan keuntungan dari kerjasama ekonomi regional tersebut. Sementara seiring waktu perekonomian Amerika Serikat kembali pulih, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya total GDP Amerika Serikat, dan juga menurunya tingkat kemiskinan dan pengangguran di Amerika Serikat. 2. Kepentingan Politik Amerika Serikat Kepentingan politik Amerika Serikat dalam Trans Pacific Partnership (TPP) yaitu untuk memperluas sphereofinfluence atau wilayah pengaruh. Secara politis TPP dapat menjadi sebuah forum yang memungkinkan Amerika Serikat untuk menyampaikan kepentingan-kepentinganya dan mengamankan posisinya dalam tata hubungan ekonomi internasional. Selain itu TPP juga digunakan sebagai salah satu kebijakan politik Amerika Serikat yang dikenal dengan Asia Pivot atau Rebalancing toward Asia. Selain untuk memperluas wilayah pengaruhnya, Amerika Serikat juga berusaha untuk menjaga eksistensinya atau pengaruhnya di kawasan Asia Pasifik. Ada upaya Amerika Serikat untuk menjadi penyeimbang atau balancer di kawasan Asia Pasifik dengan kemunculan kekuatan-kekuatan baru seperti Cina. Peningkatan yang dialami Cina dalam bidang ekonomi dan militer mampu memudarkan pengaruh Amerika Serikat. Dalam bidang ekonomi kekuatan perekonomian Cina dapat dilihat ketika pada tahun 1997 Cina berhasil terhindar dari krisis ekonomi yang melanda kawasan Asia, dimana hampir semua negaranegara di Asia terkena dampak krisis tersebut. Selain itu Cina juga berhasil terhindar dari krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008. Sementara dalam bidang politik Cina telah menggunakan teknik diplomasinya dalam meningkatkan pertemuan para pemimpin tingkat tinggi, dan juga mengundang para pemimpin dari negara kecil, khususnya Afrika dan Asia Selatan. Cina secara aktif berpartisipasi dalam Organisasi Internasional seperti APEC, ARF (ASEAN Regional Forum), ADB (Asian Development Bank), WTO dan lain-lain. Ini merupakan bagian upaya Cina untuk memperoleh legitimasi internasional. Keberhasilan Cina masuk dalam lembaga-lembaga organisasi internasional telah menjadi bukti komitmen Cina untuk memainkan peranannya di dunia internasional. Selain berpartisipasi, Cina juga menggagas terbentuknya beberapa organisasi internasional yang tidak disertai oleh Amerika Serikat, untuk mendukung kepentingan Cina dan memperluas pengaruh internasionalnya. Organisasi-organisasi ini adalah East Asian Summit (EAS), The Shanghai Cooperation Organization dan The Forum on China-Afrika Cooperation. Keberadaan Cina dianggap sebagai ancaman oleh Amerika Serikat, dimana Cina mulai memainkan peranan penting di kawasan Asia Pasifik dan menggeser posisi Amerika Serikat sebagai negara adidaya. Hal ini membuat Amerika Serikat
438
Kepentingan Amerika Serikat dalam Trans Pacific Partnership (Puput Marta Binati)
melakukan beberapa strategi dan berupaya mempertahankan wilayah pengaruhnya dari kekuatan Cina. Untuk itu Amerika Serikat membutuhkan sebuah kerjasama yang luas dan mampu menjadi tempat untuk Amerika Serikat mencapai kepentingan politiknya, salah satunya adalah dengan bergabung kedalam kerjasama TPP. Kesimpulan Trans Pacific Partnership (TPP) merupakan sebuah kerjasama regional yang bertujuan untuk membuat sebuah perjanjian perdagangan bebas di kawasan Asia Pasifik. Negara-negara anggota TPP antara lain Amerika Serikat, Chili, Singapura, Brunei, Selandia Baru, Australia, Vietnam, Peru, Malaysia, Kanada, Meksiko dan Jepang. TPP dibentuk tahun 2008 dan hingga tahun 2013 TPP telah melakukan 19 kali putaran negosiasi. Kerjasama ekonomi regional TPP memiliki beberapa potensi antara lain potensi keanggotaan dan perekonomian serta menjadi perjanjian yang memayungi FTAs di kawasan Asia Pasifik dan dapat merespon isu-isu terkini dengan elemen-elemen baru yang dimilikinya. Pada intinya TPP menawarkan berbagai manfaat dan keuntungan terutama dalam kegiatan perdagangan. Dalam kerajasama ini terdapat kepentingan-kepentingan untuk meningkatkan kesejahteraan negaranya salah satunya adalah Amerika Serikat. Kepentingan Amerika Serikat terbagi menjadi dua yaitu kepentingan ekonomi dan kepentingan politik. Kepentingan dalam bidang ekonomi antara lain: 1. Ekspansi pasar atau memperluas pasar 2. Memulihkan perekonomian Sementara kepentingan Amerika Serikat dalam bidang politik yaitu untuk memperluas sphereofinfluence atau wilayah pengaruh, dimana untuk memperluas wilayah pengaruhnya terutama di kawasan Asia Pasifik, Amerika Serikat menggunakan TPP sebagai salah satu kebijakan politik Amerika Serikat yang dikenal dengan Asia Pivot atau Rebalancing toward Asia. Daftar Pustaka Buku Burchill, Scott dan Andrew Linklater. 1996. Theories of International Relations, New York: St. Martin’s Press, Inc. Coulumbis, Theodore A. dan James H. Wolfe. 1982. Introduction to International Relations: Power and Justice, New Jersey: Prentice Hall, Inc Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009. Hady, Hamdy. Ekonomi Internasional : Teori dan Kebijakan Perdagangan Internasional, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2001. Jack C. Plano & Roy Olton, “Kamus Hubungan Internasional”, terjem. Wawan Juanda. Jakarta:Putra A Bardin. 1999.
439
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 4, Nomor 2, 2016: 429-440
Jackson, Robert dan Georg Sorensen.Pengantar Studi Hubungan Internasional, terj. Dadan Suryadiputra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2005. O’Brien, Martin dan Sue Penna. 1998. Theorising Welfere: Enlightenment and Modern Society, London: SAGE Publications, Ltd. Papp, Daniel S. 2002. Contemporary International Relations: Framework for Understanding, New York: Longman, Inc. Internet Andri, “Kebijakan Amerika Serikat Untuk Memenuhi Kepentingan Ekonominya Melalui Trans Pacific Partnership Periode 2011-2013”, terdapat di http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24085/3/ANDRI%20%20HI%20-%20FISIP%20-%20109083000032_NoRestriction.pdf, 6 September 2014. BBC News ,“Timeline: Credit crunch to downturn “, terdapat di, http://news.bbc.co.uk/2/hi/7521250.stm, 10 September 2015. New Zealand Ministry of Foreign Affairs & Trade,” Trans-Pacific Strategic Economic Partnership Agreement Understanding the P4 - The original P4 agreement,” terdapat di, http://www.mfat.govt.nz/Trade-and-EconomicRelations/2-Trade-Relationships-and-Agreements/Trans-Pacific/0-history.php, 15 April 2015. Nurul Qumariah,”Kronologi dan Latar Belakang Krisis Finansial Global”, terdapat di, http://finance.detik.com/read/2009/04/15/120601/1115753/5/kronologi-dan-latarbelakang-krisis-finansial-global, 15 April 2015. Office of the United State Trade Reprsentative,”U.S.-APEC Bilaterial Trade and Investment”, terdapat di, https://ustr.gov/countries-regions/japan-koreaapec/apec/us-apec-trade-facts, 25 November 2015. Office of the United State Trade Reprsentative,“ USTR Negotiators Report Successful First Round Of Trans-Pacific Partnership Talks”, terdapat di, http://www.sice.oas.org/TPD/TPP/Negotiations/1stRound_2010_e.pdf, 20 Agustus 2015. Prasetyo, Sigit Aris, “APEC dan Proses Integrasi Ekonomi Regional di Kawasan Asia Pasifik”,terdapat di http://jkw-lipi.org/wp-content/uploads/2014/01/7__APECdan-Proses-Integrasi-Ekonomi__Sigit-Aris-Prasetyo__JKW-Vol.-2-No.2-Thn2011__Page258-273.pdf, 3 Mei 2014. World Bank , “GDP (current US$)”, terdapat di, http://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.MKTP.CD/countries, 7 November 2015.
440