Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, KINERJA GURU DAN MUTU SEKOLAH Oleh: Intan Silvana Maris1 Aan Komariah2 Abubakar3 Universitas Pendidikan Indonesia Email:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kepemimpinan transformasional kepala sekolah (X1) dan kinerja guru (X2) terhadap mutu sekolah (Y). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan sampel yan mencakup kepala sekolah dan guru sebanyak 327 orang pada 39 SD negeri terakreditasi A dikabupaten Cianjur. Data dikumpulkan menggunakan kuisioner dengan model skala Likert. Data dianalisis dengan menggunakan regresi sederhana, regresi ganda, dan analisis korelasi parsial. Hasil penelitian menunjukkan besarnya pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap mutu sekolah pada SD negeriterakreditasi A di kabupaten Cianjur diperoleh sebesar 0,700 (korelasi kuat), sedangkan pengaruhnya sebesar 49%. Bedasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan “kepemimpinan transformasional kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap mutu sekolah” dapat diterima. Sedangkan besarnya pengaruh kinerja guru terhadap kineja guru terhadap mutu sekolah pada SD negeri terakreditasi A di kabupaten Cianjur diperoleh sebesar 0,709 (korelasi kuat), sedangkan pengaruhnya sebesar 50,2%. Berdasakan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan “kinerja guru berpengaruh signifikan terhadap mutu sekolah” dapat diterima. Besarnya pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja guru terhadap mutu sekolah pada SD Negeri terakreditasi A di kabupaten Cianjur sebesar 0,722 (korelasi kuat), sedangkan pengaruhnya sebesar 52,1% dan sisanya sebesar 47,9% dipengaruhi oleh faktor lain. Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan “kepemimpinan transformasional kepala sekolah dan kinerja guru berpengaruh secara signinifikan terhadap mutu sekolah” dapat diterima. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional kepala sekolah, kinerja guru, mutu sekolah. Abstract The purpose of this study is to empirically examine relationship among transfrmasional leadership and teacher performance to school quality. The method used in this research is descriptice research with quantitative approach with sample include pricipals and teacher which amount 327 people at elementary scholl accredited A in Cianjur. Data sellection techniques using quisionnaires that was developed in the form of Likert Scale. Data processing techniques using regression analysis, the simple regression and multiple regression. The results of research show that principal’s transformational leadership to quality school at elementary school Acredited A in Cianjur as much as 0,700 and the contribution is 49%. Based on finding of the study it can be cocluded that the hypothesis the “principal transformational leadership significantly influence school quality” is acceptable. While the amount of influence on the quality of teacher performance in elementary school acredited A in Cianjur as much as 0,709, and the contribution is 50,2%. Based on the finding of the study it can be concluded that the hypothesis “the teacher performance significantly influence school quality” is acceptable. The effect of transformational leadership principals and teacher performance to school quality at school acredited A in Cianjur as much as 0,722 and the contribution is 52,1% and the rest by other factor. Based on the finding of the study it can be concluded that the hypothesis “the principals transformational leadership and teacher performance significantly influence school quality” is acceptable. Keyword : Kepemimpinan Transformasional kepala sekolah, kinerja guru, mutu sekolah.
PENDAHULUAN Sekolah
dan
meningkatkan layanan pembelajaran. Layanan
kemandirian untuk meningkatkan mutu sekolah.
adalah merupakan fungsi utama sekolah karena
Salah satu hal yang harus menjadi perhatian
para siswa belajar di sekolah dan mengikuti
sekolah sebagai upaya meningkatkan mutu sekolah
sejumlah
atau
pembelajaran
mutu
memiliki
hasil
belajar
kewenangan
adalah
dengan 173
pengalaman yang
baik
belajar. di
Layanan
sekolah
akan
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
berpengaruh terhadap proses pembelajaran dan
bahan
yang
akan
dijadikan
bekal
hasil belajar siswa.
kehidupannya di masa yang akan datang.
dalam
Dalam hal ini menurut Hoy dan Miskel
Suranto menilai kualitas pendidikan di
(2013), banyak faktor yang mempengaruhi mutu
kabupaten Cianjur masih buruk. Baik itu dilihat
sekolah
organisasi,
dari segi sistem aturan maupun pola pembangunan
kepemimpinan kepala sekolah, iklim organisasi,
yang tidak tertata rapi. (http://jabar.pojoksatu.id/
sarana
cianjur/2015/08/26/langgar
diantaranya
dan
budaya
prasarana,
kinerja
guru,
dan
pembiayaan.
aturan
pendidikan
cianjur kacau)
Untuk mencapai sekolah yang bermutu
Berdasarkan hasil data yang penulis
tentu saja model kepemimpinan sekolah bertindak
peroleh dari Dinas pendidikan dan Kebudayaan
sebagai agen perubahan yang memilki keteladanan
Kabupaten Cianjur terhadap prestasi akademik
di mata pengikut juga memiliki visi dan misi jauh
yang diperoleh siswa, ditemukan masih ada siswa
ke depan untuk memajukan dan mencapai prestasi
yang mendapat nilai UN di bawah standar yang
sekolah yang diharapkan. Sebagai seorang manajer
ditetapkan oleh dinas Pendidikan kabupaten
di sekolah, kepala sekolah memiliki tugas dan
Cianjur pada tahun ajaran 2014/2015 yaitu 7,50.
tanggung jawab yang besar dalam membuat
Penetapan target yang cukup tinggi tersebut
keputusan.
dilakukan
dikarenakan pada tahun ajaran 2011/ 2012
menunjukkan bahwa dalam suasana perubahan
kabupaten Cianjur menempati peringkat ke 26 dari
lingkungan yang cepat, salah satu hal yang
27 kabupaten/ kota seprovinsi Jawa Barat.
menyebabkan prestasi sekolah dan mutu lulusan
Sehingga Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur
menurun adalah kepemimpinan kepala sekolah
merasa perlu
yang kurang berhasil (departement of education
sekolah dasar sebesar 7,50.
state of delaware, 2001). Kepala sekolah sebagai
Faktor lain
Berbagai
studi
telah
menetapkan target UN tingkat
yang bisa dilihat untuk
pemimpin di sekolah memiliki peran strategis
mengukur hasil keberhasilan mutu sekolah adalah
dalam upaya meningkatkan mutu lulusan, yang
dengan melihat akreditasi sekolah. Latar belakang
mampu menunjukkan daya juang dan sifat
adanya kebijakan akreditasi sekolah di Indonesia
kompetitifnya dalam persaingan global.
adalah bahwa setiap warga negara berhak
Selain
faktor
kepemimpinan
kepala
mendapatkan pendidikan yang bermutu. Untuk
sekolah, peningkatan mutu sekolah juga tidak
dapat
terlepas dari faktor kinerja gurunya. Baik tidaknya
bermutu, setiap satuan/ program pendidikan harus
kinerja sebuah sekolah tergantung dari baik
memenuhi atau melampaui standar yang dilakukan
tidaknya kinerja gurunya. Guru merupakan faktor
melalui kegiatan akreditasi terhadap kelayakan
penting dalam proses pendidikan sebab guru dapat
setiap satuan/ program pendidikan (Haryati, 2012,
dikatakan sebagai pelaku utama yang berhubungan
hlm. 119). Berikut ini adalah tabel hasil akreditasi
langsung dengan siswa sebagai objek pendidikan.
SD Negeri di kabupaten Cianjur.
Gurulah
yang
membimbing
siswa
kearah
kedewasaan, guru juga yang melatih berbagai kemampuan anak sehingga anak dapat memiliki 174
menyelenggarakan
pendidikan
yang
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016 Tabel 1
tersebut sudah jelas mengatur tentang periodisasi
Data Hasil Akreditasi SD Negeri di Kabupate
jabatan kepala sekolah. Tidak diterapkannya
Cianjur
Permendiknas tersebut berdampak banyak kepala
Tingkat
sekolah yang menduduki jabatannya lebih dari 12
Akreditasi
Jumlah
No.
Sekolah
Sekolah
Persentase
1
A
157
39,45
2
B
217
54,52
3
C
24
6,03
Jumlah
398
100
tahun yang tidak memiliki prestasi dan berdampak tehadap
mutu
sekolah
yag
dipimpinnya.
(http://jabar.pojoksatu.id/cianjur/2015/05/20/ratus an-jabatan-kepsek-sd-bermasalah-dewan-desaktanggungjawab-disdik). Permasalahan lain yang ditemukan di lapangan yang terkait dengan faktor yang mempengaruhi mutu sekolah di kabupaten Cianjur adalah kinerja guru. Berdasarkan data yang
Sumber: Badan Akreditasi Nasional
diperoleh Neraca Pendidikan Kabupaten Cianjur provinsi Jawa Barat diperoleh hasil Ujian
Dari tabel di atas, jelaslah bahwa mayoritas
Kompetensi Guru pada tahun 2015 kabupaten
Sekolah Dasar Negeri di kabupaten Cianjur berada
Cianjur berada pada peringkat paling bawah yaitu
di peringkat B.
dengan nilai rata-rata 55,46. Selain itu juga jumlah
Sementra
itu,
berdasarkan
studi
guru SD yang telah disertifikasi baru 45%, 45%
pendahuluan melalui hasil interview langsung
berkualifikasi, dan sisanya 10% belum memenuhi
dengan pengawas dan guru, bahwa kepemimpinan
kualifikasi.
kepala sekolah dalam mengembangkan mutu
Agar mutu sekolah bisa meningkat, maka
sekolah adalah; 1) kepala sekolah belum memiliki
harus dilakukan usaha-usaha terkait dengan
visi, misi, dan program kerja yang jelas tentang
peningkatan
pengembangan mutu sekolah, 2) kepala sekolah
penelitian
kurang memiliki value (nilai-nilai) kepemimpinan
peningkatan
3)
kurangnya
profesionalisme
mendesak
agar
Samtono
bahwa
tersebut.
(2010,
berbagai
hlm.
usaha
Hasil 95) telah
nasional khususnya mutu sekolah antara lain
kepemimpinan
melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas guru, pengadaan buku dan alat pelajaran,
kepemimpinan kepala sekolah itu sendiri, DPRD Cianjur
sekolah
dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan
upaya
kepala sekolah. Terkait dengan profesionalisme
kabupaten
dari
menguraikan
yang seharusnya diterapkan dalam menjalankan kepemimpinannya,
mutu
perbaikan sarana dan prasarana pendidkan di
Dinas
berbagai jenjang baik tingkat dasar maupun
Pendidikan Kabupaten Cianjur segera menerapkan
perguruan tinggi, namun hasilnya belum seperti
Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 tentang
apa yang diharapkan.
Jabatan Kepala Sekolah. Dalam Permendiknas pemikiran dalam konteks mutu, seperti Scheerens,
Mutu Sekolah Pemahaman tetang mutu sekolah akan
dkk. (2011, hlm. 3) yang menyatakan bahwa:
selalu terkait dengan mutu pendidikan. Berkaitan
...education is viewed as a ‘production
dengan hal tersebut, banyak yang mendefinisikan
process’ whereby input is transformed into 175
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
output. Various interpretations of ‘quality’
menyelesaikan program pembelajran tertentu.
can be defined further to the relative
Selain itu, mutu pendidikan dapat dilihat dari tertib
importance of certain components within
administrasi.
the input-process-context model and the
mekanisme kerja yang efektif dan efisien, baik
specific
secara vertikal maupun horizontal
relationships
between
those
components.
Salah
satu
contohnya
adalah
Jika dihubungkan dengan pemikiran Hoy
Scheerens, dkk. (2011) juga memandang
dan Miskel (2013), maka jika proses pembelajaran
pendidikan dalam konteks sistem yang terbagi
ingin berjalan efektif, sekolah sebagai tempat
menjadi tiga bagian yaitu, level sistem (makro),
terjadiya
level sekolah, dan level kelas. Ketiga level tersebut
menemukan cara-cara untuk menciptkan struktur
terbentuk dari sebuah sistem pendidikan yang
yang terus menerus menujang proses belajar
terdiri dari input, proses, dan output.
mengajar. Sekolah harus bisa menciptakan suatu
Sejalan dengan uraian tersebut, Danim
proses
belajar
mengajar
harus
sistem yang efektif sehingga akan mencapai tujuan
(2007, hlm. 53-54) menyatakan bahwa mutu di
yang diharapkan, yaitu pendidikan yang bermutu.
bidang pendidikan mengacu pada input, proses,
Mutu pendidikan akan tercipta apabila
output, dan outcome. Mutu input dlihat dari
penyelenggaraan pendidikan dapat dilaksanakan
beberapa sisi. Pertama, kondisi baik tidaknya
secara
sumber daya manusia (kepala sekolah, guru,
konseptual.
laboran, staff tata usaha, dan siswa). Kedua,
pendidikan akan menghasilkan mutu pendidikan
memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material
yang diharapkan sesuai visi dan misi, dan tujuan
berupa alat peraga, buku-buku, kurikulum, sarana
dari system pembelajaran yang diselenggarakan di
dan prasarana sekolah. Ketiga, memenuhi atau
lingkungan sekolah.
efektif
dalam
kerangka
Efektivitas
kerja
yang
penyelenggaraan
tidaknya masukan berupa perangkat lunak, seperti
Kedua pernyataan tersebut menyiratkan
peraturan, struktur organisasi, dan deskripsi kerja.
bahwa dimensi mutu dalam pendidikan sebagai
Keempat mutu masukan yang bersifat harapan dan
suatu proses, bisa dilihat dari tiga aspek, yaitu input
kebutuhan seperti visi, motivasi, ketekunan dan
pendidikan,
cita-cita.
pendidikan. Hal ini sesuai dengan hasil The Global
Mutu proses pendidikan dianggap baik
proses
pendidikan,
dan
output
Monitoring Report 2005 (UNESCO, 2013, hlm.
mampu
30) disebutkan bahwa: “The Global Monitoring
mentransformasikan multi jenis masukan dan
Report 2005 framed five major factors affecting
situasi untuk mencapai derajat nilai tambah tertentu
quality: context, learners’ caracteristics input,
bagi peserta didik. Hal-hal yang termasuk kerangka
teaching, learning, and outcome.” Bahkan dalam
mutu proses pendidikan ini adalah kesehatan,
beberapa tahun terakhir, mutu pendidikan semakin
keakraban, saling menghormati, kepuasan, dan
dilihat dari hasil belajar, termasuk melek huruf,
lain-lain. Hasil pendidikan dikatakan bermutu jika
berhitung,
mampu melahirkan keunggulan akademik dan
keterampilan
ekstrakurkuler pada peserta didik yang dinyatakan
bertanggungjawab, dan lain-lain.
apabila
lulus
sumber
untuk
satu
daya
jenjang
sekolah
pendidikan
atau 176
keterampilan kerja,
berpikiri
kewarganegaraan
kritis, yang
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
Pendapat lain yang dikemukakan Johnson
Dalam bidang pendidikan, seiring dengan
(2005, hlm. 5) yang menyatakan bahwa:
upaya pembaharuan yang dilakukan, bentuk
No matter what standards the public schools
kepemimpinan juga penting untuk diformulasikan.
achieve, their quality depends on how much
Kepemimpinan
the community values their product. To
kekayaan konseptual melalui kharismatik, motivasi
sustain quality over time and across groups
inspirasional, stimulasi inelektual, dan perhatian
and communities, school leaders need to
terhadap
understand what people value. We need to be
melahirkan
aware of how parents, staff, and other
mengandung ke jangkauan ke depan, azas
community stakeholders define quality at any
kedemokrasian dan ketransparanan, yang oleh
point in time.
karenanya perlu diadopsi ke dalam kepemimpinan
Komariah dan Triatna
(2010, hlm. 8)
transformasional
individu
diyakini
berdasarkan
akan
pemikiran-pemikiran
mampu yang
kepala sekolah.
mengemukakan bahwa kualitas/ mutu sekolah
Kepala sekolah adalah tulang punggung
dapat diidentifikasi dari banyaknya siswa yang
dinamika sekolah. Eksistensi dan kemajuan
memiliki prestasi, baik prestasi akademik maupun
sekolah sangat tergantung kepada kepala sekolah.
prestasi bidang lainnya, serta lulusan yang relevan
Oleh sebab itu, kepala sekolah haruslah sosok yang
dengan tujuan. Melalui siswa yang beprestasi dapat
dinamis, kreatif, dan kompetitif, serta tidak mudah
ditelusuri manajemen sekolahnya, profil guru-
menyerah, patah semangat, dan lemah cita-cita.
gurunya, sumber belajarnya, dan lingkungannya.
Menurut Luthans (2006, hlm. 686 )
Dengan demikian, kualitas sekolah mencerminkan
terdapat tujuh sikap dari seorang kepala sekolah
kepuasan pelanggan, adanya partisipasi aktif dari
yang telah berhasil menerapkan kepemimpinan
manajemen dalam proses peningkatan kualitas
transformasional, yaitu: Mengidentifikasi dirinya
secra terus-menerus, pemahaman dari setiap orang
sebagai agen perubahan (pembaharuan); (2)
terhadap tanggung jawab yang spesifik terhadap
memiliki sifat pemberani; (3) mempercayai orang
kualitas, setiap individu dalam sekolah dan
lain; (4) bertindak, atas dasar sistem nilai (bukan
stakeholders
merealisasikan
atas dasar kepentingan individu atau atas dasar
prinsip “mencegah terjadinya kerusakan”, dan
kepentingan individu, atau dasar kepentingan dan
melaksankan pandangan kualitas sebagai cara
desakan kroninya), (5) meningkatkan kemampuan
hidup (way of life).
secara terus-menerus, (6) memiliki kemampuan
menyadari
serta
Berdasarkan teori dan pendapat yang telah
untuk menghadapi situasi yang rumit, tidak jelas
dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa
dan tidak menentu, serta (7) memiliki visi ke depan
mutu sekolah dalam penelitian ini merupakan suatu
atau visioner.
hasil kinerja tertinggi sekolah yang memuaskan dan
melampaui
keinginan
dan
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan
kebutuhan
oleh Danim dan Suparno dalam Asmani (2012, “pola
kepemimpinan
hlm.
output.
transformasional merupakan salah satu pilihan bagi
Kepemimpinan Transformasional Kepala
kepala
Sekolah
mengembangkan 177
52-53)
bahwa
pelanggan baik dari standar input, proses maupun
sekolah
untuk sekolah
memimpin yang
dan
berkualitas”.
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
Kepemimpinan
transformasional
memiliki
consideration (perhatian terhadap individu) dalam
penekanan dalam hal pernyataan visi dan misi yang
mengembangkan
jelas, penggunaan komunikasi secara efektif,
profesionalismenya.
pemberian rangsangan intelektual, serta perhatian
Kinerja Guru
pribadi terhadap permasalahan pribadi individu anggota
organisasinya.
Dengan
dan
meningkatn
Kinerja sering juga dihubungkan dengan
penekanan
kompetensi pada diri pelakunya. Sebagai seorang
terhadap hal-hal itu, diharapkan kepala sekolah
guru yang berfungsi meningkatkan martabat dan
mampu meningkatkan kinerja staf pengajarnya
peran guru sebagai agen pembelajaran wajib
dalam rangka mengembangkan mutu sekolah.
memiliki kompetensi guru untuk mewujudkan
Menurut Leitwood dkk dalam Tim Dosen
tujuan pendidikan nasional. Kompetensi memiliki
Adpend (2011, hlm. 50) mengatakan bahwa:
banyak
“transformational leadership is seen to be sensitive
mengungkapkan hal ini, yaitu:
to oraganitation building depeloving shared
1) Kompetensi sebagai ... ‘descriptive qualitative
vision, distributing leadership and building school
nature of teacher behavior appears to be
culture nescesarry to curent restructuring effort in
entirely meaningful’ (Broke dan Stone (1975),
school”.
dalam Gamelar dan Dahyat, 2002, hlm. 116)
Salah
satu
aktivitas
kepemimpinan
makna,
ada
beberapa
yang
2) Komptensi berarti suatu yang menggambarkan
transformasional adalah melakukan transformasi.
kualifikasi
Kepemimpinan
(Usman, 1994, hlm. 4)
transformasional
ahli
menuntut
atau
kemampuan
seseorang,
kemampuan kepala sekolah dalam komunikasi,
3) Komptensi guru adalah pengetahuan, sikap dan
terutama komunikasi persuasif. Kepala sekolah
keterampilan yang ada pada seseorang agar
yang mampu berkomunikasi dengan komunitasnya
dapat menunjukkan perilakunya sebagai guru
akan menjadi faktor pendukung dalam proses
(Surya, 2004, hlm. 137)
transformasi faktor pendukung dalam proses transformasi
kepemimpinannya.
4) Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
Sebaliknya
keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki,
pemimpin yang tidak mampu berkomunikasi
dihayati, dan dikuasai oleh guru dan dosen
secara persuasif dengan komunitasnya akan
dalam melaksanakan tugas keprofesional (UU
menjadi
RI Nomor 14 tentang Guru dan dosen Pasal 1
penghambat
transformasi
kepemimpinannya.
butir 10).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa
transformasional
kepala
kemampuan
kepala
Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
kepemimpinan sekolah sekolah
komptensi merupakan gambaran hakikat kualitatif
adalah
dan perilaku yang nampak sangat berarti, dalam
dalam
melaksanakan suatu yang diperoleh melalui
mentransformasikan pengaruhnya kepada seluruh
pendidikan.
warga sekolah secara efektif melalui idealize
performance dan perbuatan yang rasional dalam
influence charismatik (karismatik), inspirational
pelaksanaan tugas pendidikan.
motivation (motivasi inspirasional), intelectual stimulation (stimulasi intelektual) dan individual 178
Komptensi
menunjuk
kepada
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
Abin Syamsuddin Makmun (2008, hlm. 70-71)
mengemukakan
bahwa
belajarnya.
kompetensi
melakukan
suatu
guru
menguasai
secara
mendalam bahan mata pelajaran yang diajarkannya
memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Mampu
Kedua,
serta cara mengerjakannya kepada para siswa. pekerjaan
Ketiga, guru bertanggung jawab memantau hasil
tertentu secara rasional
belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi,
2) Menguasai perangkat pengetahuan tentang
mulai cara pengamatan dalam perilaku sampai tes
seluk beluk apa yang menjadi bidang tugas
hasil belajar. Keempat guru, guru mampu berpikir
pekerjaannya
sistematis tentang apa yang akan dilakukannya dan
3) Mengusai perangkat keterampilan tentang
belajar
dari
pengalamannya.
Kelima,
guru
cara bagaimana dan dengan apa harus
seyogianya merupakan bagian dari masyarakat
melakukan tugas pekerjaannya
belajar dalam lingkungan profesinya.
4) Memahami perangkat pernyataan ambang Natawijaya (2002, hlm. 3) bahwa secara
tentang ketentuan kelayakan normatif
konseptual dan umum, kinerja guru mencakup
minimal kondisi dan proses 5) Memiliki
daya
(motivasi)
dan
aspek: “kemampuan profesional, kemampuan
citra
sosial, kemampuan personal (pribadi)”. Standar-
(aspirasi) unggulan dalam melakukan
standar tersebut dirinci secara lebih khusus menjadi
tugas dan pekerjaannya
10 kemampuan dasar guru, yaitu: Penguasaan
6) Memiliki kewenangan (otoritas) yang
bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar
memancar atas penguasaan perangkat
keilmuannya;
kompetensinya dalam batas tertentu dapat
belajar
dan sumber pembelajaran; penggunaan landasan-
(Measurable), sehingga memungkinkan
landasan pendidikan; pengelolaan interaksi belajar
memperoleh pengakuan pihak berweang
mengajar; penilaian prestasi siswa; pengenalan
(Certifiable).
fungsi dan sumber belajar; pengenalan dan
Dalam jurnal pendidikan, Educational
penyelenggaraan
Leadership edisi (1998) menurunkan laporan
penelitian
untuk menjadi profesional, seorang guru dituntut lima
hal.
Pertama,
administrasi
sekolah;
pemahaman prinsip-prinsip dan pemanfaatan hasil
utama tentang soal ini. Menurut jurnal tersebut
memiliki
program
mengajar; pengelolaan kelas; penggunaan media
didemonstrasikan (observable) dan teruji
untuk
pengelolaan
penddikan
untuk
kepentingan
peningkatan guru.
guru
mempunyai komitmen kepada siswa dan proses METODE PENELITIAN Pelitian ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan
Teknik
penelitian ini adalah skala (1 sampai 5). Populasi
dalam
penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri
penelitian ini yaitu teknik pengumpulan data tidak
terakreditasi A di kabupaten Cianjur yang
langsung dengan mengadakan komunikasi dengan
berjumlah 157 sekolah yang tersebar di 32
subjek penelitian melalui perantara instrumen atau
kecamatan dan akan menggunakan 39 sekolah
pengumpulan
data
kuantitatif.
angket. Adapun instrumen yang digunakan dalam
yang
digunakan
179
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
sebagai sampel penelitian. Maka penentuan sampel
menggunakan analisis korelasi simultan (bersama-
yang akan digunakan adalah dengan menggunkan
sama) dan regresi bergan
teknik area (cluster).
Analisis data mengenai mutu sekolah,
Adapun variabel penelitian ini adalah
kepemimpinan transformasional kepala sekolah,
kepemimpinan transformasional kepala sekolah
dan kinerja guru mengunakan teknik WMS
(X1), kinerja guru (X2), dan mutu sekolah (Y).
(Weighted Means Scored). Hasil pengolahan data
Uji hipotesis penelitian dilakukan untuk
tersebut
akan
menampilkan
rata-rata
responden.
Adapun
menguji hipotesis yang telah dirumuskan apakah
kecenderungan
diterima
1 dan 2
jawaban responden dalam penelitian ini berjumlah
menggunakan analisis korelasi parsial dan regresi
327 responden yang terdiri dari kepala sekolah dan
sederhana,
guru yang berada di Kabupaten Cianjur.
atau
ditolak. Hipotesis
sedangkan
untuk
hipotesis
3
jawaban
skor
HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN sebesar 4,43 yang termasuk ke dalam kategori
HASIL PENELITIAN Gambaran umum mengenai variabel mutu
sangat tinggi. Pada variabel kinerja guru skor
sekolah memiliki rata-rata sebesar 4,41 yang
tertinggi terdapat pada dimensi komunikasi dengan
termasuk kategori sangat tinggi. Berdasarkan hasil
skor 4,46 dengan skor terendah pada dimensi
analisis data dapat diketahui bahwa setiap dimensi
inisiatif dengan skor 4,4.
pada variabel mutu sekolah berada pada kategori
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan
sangat tinggi. Dengan skor teringgi 4,47 pada
menggunakan bantuan software SPSS ver.20 baik
dimensi output. Sedangkan skor terendah yaitu
untuk regresi sederhana maupun regresi ganda
4,34 pada dimensi proses.
adalah positif dan signifikan, sedangkan besarnya
Gambaran umum dari kepemimpinan
pengaruh dari variabel X1, X2 terhadap Y dapat
transformasional kepala sekolah di lingkungan SD
dinyatakan sebagai berikut:
Negeri trakreditasi A di kabupaten Cianjur dijabarkan
ke
karismatik,
rangsangan
terhadap
dalam empat
individu,
dan
dimensi
a. Pengaruh
variabel
kepemimpinan
yaitu
transformasional kepala sekolah (X1)
intelektual,
perhatian
terhadap mutu sekolah (Y) adalah sebesar
motivasi
inspirasi.
49% sedangkan sisanya 51% dipengaruhi
Berdasarkan hasil analisis data kepemimpinan
oleh faktor lain atau epsilon.
transformasional kepala sekolah berada pada
b. Pengaruh variabel kinerja guru (X2)
kategori sangat tinggi yaitu berdada kisaran rata-
terhadap mutu sekolah (Y) adalah sebesar
rata 4,42. Dari hasil analisis tersebut juga terlihat
50,2%
rataan setiap dimensi berada pada kategori sangat
dipengaruhi oleh faktor lain.
tinggi. Dengan skor tertinggi 4,44 pada dimensi
c. Pengaruh
sedangkan
variabel
sisanya
49,8%
kepemimpinan
motivasi inspirasi dan terendah pada skor 4,37
transformasional kepala sekolah (X1) dan
untuk dimensi inisiatif.
kinerja guru (X2) secara bersama-sama
Berdasarkan hasil analisis data dapat
terhadap mutu sekolah (Y) sebesar 52,1%
dilihat bahwa kinerja guru memiliki rata-rata 180
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
dan sisanya sebesar 47,9% dipengaruhi
dimensi proses, begitu juga dimensi proses yang
oleh faktor lain atau epsilon.
meliputi kuantitas, kualitas dan konsistensi proses dan struktur internal yang mengubah input menjadi
PEMBAHASAN
hasil atau output. Dimensi hasil atau output melihat
Berdasarkan analisis data yang dilakukan
dari proses yang terjadi. Dari output tersebut,
dengan jumlah responden 327 orang yang terdiri
kemudian menjadi umpan balik kepada dua
dari kepala sekolah dan guru mengenai mutu
dimensi sebelumnya yaitu input dan proses, apakah
sekolah pada SD negeri terakreditasi A di
memenuhi harapan pencapaian tujuan atau masih
kabupaten Cianjur secara umum memperlihatkan
belum. Berdasarkan hasil analisis data yang telah
kondisi yang sangat baik yaitu berada pada
dilakukan dimensi output memenuhi harapan
kategori sangat tinggi dengan nilai rata-rata 4,41.
pencapaian
Apabila merujuk pada hasil penelitian terseut,
rata-rata 4,34. Hal ini menunjukkan bahwa proses
Miskel (2013) yang menyatakan bahwa “sekolah
pengajaran, bimbingan, evaluasi dan pengelolaan
yang bermutu harus didahului oleh efektivitas
kegiatan pembelajaran masih rendah.
semua program yang dijalankannya ke dalam
Variabel kepemipinan transformasional
sistem yang terorganisasi dan terintegrasi”.
kepala sekolah memiliki nilai rata-rata 4,42 yang
Dalam perspektif teori sistem, organisasi
termasuk ke dalam kategori sangat tinggi. Hal ini
sekolah dianggap sebagai suatu kesatuan dari saling
menunjukkan bahwa kepala sekolah telah memiliki
berkaitan.
sifat-sifat pemimpin yang transformatif. Hal ini
Keterkaitan anatar komponen itu terjadi dalam
terlihat dari
proses kerja organisasi yang secara linier maupun
nyata. Kepala sekolah sudah mampu mengubah
masukan-proses-keluaran atau hasil. Seperti yang
potensi institusinya menjadi energi untuk untuk
diungkapkam oleh Wayne K Hoy dan Miskel
meningkatkan mutu proses dan hasil belajar siswa.
(2013), tentang sekolah sebagai sistem sosial yaitu mengetahui
pengukurannya
mutu
skolah,
maka
pun harus
dilakukan
secara
Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Salpudin yang menunjukkan adanya pengaruh kepemimpinan transformasional
menyeluruh, semua komponen dan proses dalam
kepala sekolah terhadap mutu pendidikan sebesar
sekolah harus terlibat.
40,9%.
Responden melihat jika masing-masing
Pada
dimensi dari mutu sekolah pada SD Negeri terakreditasi
A
adanya kemampuan dari kepala
sekolah untuk mengubah potensi menjadi energi
secara siklus mengikuti pola input-proses-output/
untuk
Meskipun
rendah ditunjukkan oleh dimensi proses memiliki
dengan yang diungkapkan Wayne K Hoy dan
yang
pendidikan.
berdasarkan data statistik nilai rata-rata yang paling
berarti bahwa sekolah yang bermutu harus sejalan
komponen-komponen
tujuan
di
kabupaten
dimensi
efektivitas
organisasi
intelektual,
berada pada kategori sangat tinggi. Pada dimensi
mempengaruhi
berpengaruh
rangsangan
Keempat dimensi tersebut memiliki rata-rata yang
bahwa dimensi input yang meliputi komponenyang
kharismatik,
perhatian terhadap individu dan motivasi inspirasi.
meliputi input, proses dan output. Hal ini terlihat
lingkungan
kepemimpinan
transformasional kepala sekolah ini dilihat dari
Cianjur
mempengaruhi dimensi yang lain. Dimensi itu
komponen
variabel
motivasi inspirasi memiliki nilai rata-rata tertinggi
terhadap 181
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
yaitu sebesar 4,44. Hal ini menunjukkan bahwa
waktu kedatangan ke sekolah dan tepat waktu
kepala sekolah dimata guru telah berhasil
pulang dari sekolah, kualitas hasil kerja yaitu
mengarahkan guru ke pencapaian tujuan. Untuk
dalam hal kepuasan siswa, pemahaman siswa, dan
menjadi pemimpin yang efektif, kepala sekolah
komunikasi
selain dipengaruhi oleh faktor motivasi diri yang
penguasaan keadaan kelas yang baik.
dimilikinya,
dipengaruhi
juga
oleh
Ketika
seperti
siswa
penyampaian
masuk
di
materi,
lembaga
kemampuannya, baik kemampuan intelektual
pendidikan (sekolah), maka siswa tersebut akan
maupun kemampuan dalam mengatur/mengelola
menerima pembelajaran dari seorang guru. Proses
organisasi
bidang
pembelajaran ini sagat dominan dilaksanakan oleh
kekepalasekolahan), berupa pengelolaan ke dalam
seorang guru yang memiliki latar belakang
(internal) atau pengelolaan keluar (eksternal).
pendidikan dan memiliki kelayakan untuk bertugas
Robbins (1998) berpendapat bahwa kepemimpinan
sebagai guru. Proses belajar mengajar guru
adalah
memiliki peranan yang sangat penting, untuk itu
sekolah
(kemampuan
kemampuan
mempengaruhi
suatu
kelompok ke arah pencapaian tujuan. Kinerja
guru
menurut
guru harus memiliki kemampuan berpikir yang
Saondi
dan
kreatif. Hal tersebut diperkuat oleh Pigozzi (2007,
Suherman (2009, hlm. 21) menyatakan kinerja
hlm 30), yang menjelaskan bahwa “as the primary
guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh
concern of quality education is learning...”. Dari
guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya,
penjelasan tersebut tergambar bahwa dalam mutu
kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila
pendidikan yang tercermin dalam mutu sekolah,
tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang
fokus utamanya adalah tentang pembelajaran,
telah ditetapkan. Gambaran umum mengenai
dimana guru memegang peranan penting dalam
kinerja guru pada SD Negeri Terakreditasi A di
tercapainya tujuan pendidikan.
kabupaten Cianjur menunjukkan nilai rata-rata
Secara
keselutuhan
kepemimpinan
untuk kienrja guru berada pada angka 4,43 yang
transformasional kepala sekolah pada SD Negeri
berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini
terakreditasi A di kabupaten Cianjur sudah baik
menunjukkan bahwa guru-guru pada SD Negeri
tetapi masih ada yang perlu ditingkatkan terutama
tarakreditasi A telah memberikan kontribusi yang
dalam hal perhatian terhadap individu. Kesuksesan
tinggi terhadap organisasi.
kepala sekolah dalam memimpin bawahannya
Apabila merujuk pada hasil penelitian
sejalan dengan apa yang diungkapkan Marlyn
tersebut, berarti guru yang memiliki kinerja baik
Vojta (2012, hlm. 1-2) mengungkapkan “effectife
harus sejalan dengan yang diungkapkan oleh T. R.
leadership began with developing a vision, a desire
Mitchel (1987), yang menyatakan bahwa seorang
or picture of how organization will look in the
guru yang berkinerja baik adalah guru yang
future; a leader must be able to transform his
mempunyai kemampuan dalam penguasaan materi
vision to a more inclusive position bygaining the
saat mengajar, penguasaan metode pengajara,
trust and commitment of this needed to fulfill his
prkarsa/ inisiatif, yang bisaberpikir positif ke arah
objective; leader also the confidence to build self
yang
kreatifitas,
esteem in others and still maintain strong degree of
pencapaian prestasi, dan komunikasi seperti tepat
integrity in themselves; leaders must have ability to
lebih
baik,
mewujudkan
182
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
motive others, often over long period f time and
analisis data tersebut maka hipotesis kedua dalam
guide others effectively; successfull leaders are in
penelitian ini yaitu pengaruh kinerja guru terhadap
intellegent enough to understand the needs of
mutu sekolah pada SD Negeri terakreditasi A di
others; know the necessity of commitment, be
kabupaten Cianjur dapat diterima.
energetic, posses the corage of conviction, and
Menurut Sammons et al, dan Hoy &
have an innate integrity”.
Miskel (2008, hlm. 303), mengemukakan bahwa “pengembangan staf dalam hal ini guru serta
Untuk mencapai sekolah yang bermutu
kemampuan guru mempengaruhi keefektivan serta
tentu membutuhkan seorang kepala sekolah
kualitas sekolah”. Hal ini sesuai dengan penelitian
dengan kepemimpinan yang efektif , yaitu yang
yang dilakukan oleh Abd Hamid et Al (2012, hlm.
memiliki seorang kepala sekolah yang mampu
98) yang menyebutkan bahwa kualitas guru
memberdayakan guru-guru untuk melaksanakan
mempengaruhi kinerja di sekolah. Kualitas guru ini
proses pembeajaran dengan baik, lancar, dan
berdasarkan atas
prduktif, dapat menjalankan tugas dan pekerjaan
kepribadiannya. Hasil penelitian di atas bisa kita
sesuai dengan waktu yang ditepakan, mampu menjalin
hubungan
yang
harmonis
pahami bahwa jika kemampuan guru bagus maka
dengan
kinerja guru pun akan bagus. Hal ini menunjukkan
masyarakat, sehingg dapat melibatka mereka
bahwa mutu sekolah dipengaruhi oleh purposeful
secara aktif dalam rangka mewujudkan tujuan
teaching, yang artinya adalah guru memiliki
sekolah dan pendidikan, berhasil menerapkan
peranan penting dalam proses pembelajaran. Jadi
prinsip kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat
dapat disimpulkan, apabila guru memiliki kinerja
kedewasaa guru dan pengawai lain di sekolah,
baik maka puposeful teaching juga akan baik dan
mampu bekerja dengan tim manajemen sekolah
akhirnya aka meningkatkan mutu sekolah.
serta berhasil mewujudkan tujuan sekolah secara
Berdasarkan
produktif sesuai dengan ketentuan yang telah
mengenai
ditetapkan.
hasil
pengolahan
pengaruh
data
kepemimpinan
transformsional kepala sekolah dan kinerja guru
Berdasarkan
hasil
pengolahan
data
terhadap
mengenai pengaruh kinerja guru terhadap mutu
pada
SD
Negeri
X2 dengan nila koefisien korelasi 0,722 yang
= 48,488 + 0,549 X2 dengan niali koefisien korelasi
berada pada kategori kuat berdasarkan tabel
0,704 yang berada pada kategori kuat berdasarkan
interpretasi koefisien korelasi.
tabel interpretasi korelasi.
Adapun koefisien
sekolah
persamaan regresi Y = 45,987 + 0,253 X1 + 0,321
kabupaten Cianjur, diperoleh persamaan regresi Y
nilai
mutu
terakreditasi A di kabupaten Cianjur, diperoleh
sekolah pada SD Negeri terakreditasi A di
Adapun
kemampuan kognitif dan
determinasi
nilai
koefisien
determinasi
variabel kepemimpinan transformasional kepala
variabel kinerja guru terhadap mutu sekolah
sekolah dan kinerj aguru terhadap mutu sekolah
sebesar 0,502 atau jika dipersenkan menjadi 50,2%
pada SD Negeri terakreditasi A di kabupaten
. angka tersebut menunjukkan mutu sekolah (Y)
Cianjur sebesar
dipengaruhi oleh kinerja guru sebesar 50,2%
0,521 atau jika dipersenkan
menjadi 52,1%. Angka tersebut menunjukkan
sedangkan sisanya sebesar 49,8% dipengaruhi oleh
mutu sekolah (Y) dipengaruhi kepemimpinan
faktor lain yang tidak diteliti. Berdasarkan hasil 183
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
transformasional kepala sekolah (X1) dan kinerja
Keberhasilan kepala sekolah dalam menjalankan
guru (X2) sebesar 52,1% sedangkan sisanya 47,9%
tugasnya
dipengaruhi
epsilon.
kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah dalam
Berdasarkan hasil analisis data yang telah
melaksanakan fungsi dan peran sebagi kepala
dilakukan maka hipotesis ketiga dalam penelitian
sekolah. Melihat berbagai teori dan empirik,
ini yaitu kepemimpinan transformasional dan
kepemimpinan transformasional adalah salah satu
kinerja guru berpengaruh terhadap mutu sekolah
pendekatan
pada SD Negeri terakreditasi A di kabupaten
Kepemimpinan ini mencoba menyederhanakan
Cianjur
kerumitan teoritis yang telah ada sehingga lebih
oleh
dapat
faktor
diterima.
lain
Akan
atau
tetapi
mutu
pendidikan di sekolah mengacu pada derajat
tidak akan terlepas dari kemampuan
terbaru
terhadap
kepemimpinan.
mudah dibedakan dan dipahami.
keunggulan setiap komponennya, bersifat relatif,
Selain kepemimpinan kepala sekolah,
dan selalu ada perbandingan. Ukuran sekolah yang
kinerja guru pun merupakan variabel yang ikut
baik
berpengaruh terhadap
bukan
kesempuranaan
semata-mata
melihat
komponennya
dan
dari
mutu sekolah.
Sejalan
kekuatn/
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Smith
kelebihan yang dimilikinya, melainkan diukur pula
dan Purkey (Hoy dan Miskel, 2013, Hlm. 303)
dari kemampuan sekolah tersebut mengantisipasi
mengemukakan
perubahan, konflik serta kelemahan dan keruangan
dalam hal ini guru serta kemampuan guru
yang ada dalam dirinya.
mempengaruhi keefektivan serta kualitas sekolah”.
Pembahasan
sebelumnya
yang
bahwa
“pengembangan
staff
Hal ini sejalan dengan pendapat Sammons et al
menjelaskan bahwa kepemimpinan kepala sekolah
(1995),
sebagai pemimpin di sekolah memiliki peran yang
dipengaruhi oleh purposeful teaching, yang artinya
strategis
mutu
adalah guru yang memiliki peranan yang penting
pembelajaran yang akhirnya akan meningkatkan
dalam proses pembelajaran. Jadi dapat kita
lulusan yang memiliki daya juang dan sifat
simpulkan, apabila guru memiliki kinerja yang
kompetitifnya dalam persaingan global. Kepala
baik maka purposeful teaching juga akan baik dan
sekolah memiliki wewenang secara formal dan bisa
akhirnya akan meningkatkan mutu sekolah.
dalam
upaya
meningkatka
menjelaskan
bahwa
mutu
sekolah
menjadi pemimpin yang kharismatik di sekolah. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN
tentunya merujuk kepada rumusan masalah yang
Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari
telah diajukan pada penelitian ini, yaitu:
pengolahan dan analisis data dari penelitian yang berjudul
“Pengaruh
Mutu sekolah pada SD Negeri terakreditasi
Kepemimpinan
A di kabupaten Cianjur secara keseluruhan berada
Transformasional Kepala Sekolah dan Kinerja
pada kategori sangat tinggi. Apabila merujuk pada
Guru Terhadap Mutu Sekolah pada SD Negeri
hasil penelitian terseut, berarti bahwa sekolah yang
Terakreditasi A di Kabupaten Cianjur”, maka penulis
dapat
mengambil
kesimpulan
bermutu telah sejalan dengan yang diungkapkan
yang
Wayne K Hoy dan Miskel (2013) yang menyatakan 184
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
bahwa “sekolah yang bermutu harus didahului oleh
Besarnya pengaruh kinerja guru terhadap
efektivitas semua program yang dijalankannya ke
mutu sekolah pada SD Negeri terakreditasi A di
dalam sistem yang terorganisasi dan terintegrasi”.
kabupaten
Cianjur
diperoleh
sebesar
0,709
Kepemimpinan transformasional kepala
(korelasi kuat), sedangkan pengaruhnya sebesar
sekolah pada SD Negeri terakreditasi A di
50,2%. Berdasarkan temuan penelitian dapat
kabupaten Cianjur secara keseluruhan berada pada
disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang
kategori sangat tinggi. Ini menunjukkan kepala
menyatakan “kinerja guru berpengaruh signifikan
sekolah telah melaksanakan indikator-indikator
terhadap mutu sekolah” dapat diterima.
yang ada dalam kepemimpinan transformasional
Besarnya
kepala sekolah.
pengaruh
kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dan kinerja guru
Besarnya
pengaruh
kepemimpinan
terhadap
mutu
sekolah
pada
SD
Negeri
transformasional kepala sekolah terhadap mutu
terakreditasi A di kabupaten Cianjur sebesar 0,722
sekolah pada SD Negeri terakreditasi A di
(korelasi kuat), sedangkan pengaruhnya sebesar
kabupaten
52,1% dan sisanya sebesar 47,9% dipengaruhi oleh
Cianjur
diperoleh
sebesar
0,700
(korelasi kuat), sedangkan pengaruhnya 49%.
faktor
Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan
pembiayaan dan iklim sekolah. Berdasarkan
bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan
temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
“kepemimpimpinan
hipotesis
transformasional
kepala
lain
seperti;
yang
sarana
menyatakan
dan
prasarana,
“kepemimpinan
sekolah berpengaruh signifikan terhadap mutu
transformasional kepala sekolah dah kinerja guru
sekolah” dapat diterima
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap mutu sekolah” dapat diterima.
Kinerja guru pada SD Negeri terakreditasi A di kabupaten Cianjur secara keseluruhan berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan
SARAN
berarti guru yang memiliki kinerja baik sejalan
Berdasarkan
penelitian
pengaruh
dengan yang diungkapkan oleh T. R. Mitchel
kepemimpinan transformasional kepala sekolah
(1987), yang menyatakan bahwa seorang guru
dan kinerja guru terhadap mutu sekolah, maka
yang berkinerja baik adalah guru yang mempunyai
penulis dapat kemukakan beberapa rekomendasi
kemampuan
antara lain:
dalam
penguasaan
materi
saat
mengajar, penguasaan metode pengajara, prkarsa/
1.
Pada
variabel
kepemimpinan
inisiatif, yang bisaberpikir positif ke arah yang
transformasional kepala sekolah ada temuan
lebih baik, mewujudkan kreatifitas, pencapaian
yang menunjukkan bahwa dimensi perhatian
prestasi, dan komunikasi seperti tepat waktu
terhadap individu memiliki rata-rata paling
kedatangan ke sekolah dan tepat waktu pulang dari
rendah dibandingkan dengan dimensi yang
sekolah, kualitas hasil kerja yaitu dalam hal
lainnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan
kepuasan
untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah
komunikasi
siswa,
pemahaman
seperti
siswa,
penyampaian
dan
materi,
dengan:
penguasaan keadaan kelas yang baik.
185
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
- kepala sekolah menunjukkan sikap respek
mengikutsertakan
guru
dan memahami apa yang dirasakan dan
penulisan karya
ilmiah
dibutuhkan oleh guru/ pengikutnya.
seminar-seminar yag berhubungan dengan
- kepala sekolah memberikan dukungan
atau
forum
mengikuti
metode pembelajaran.
moral dan material dalam bentuk feedback,
2.
dalam
3.
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan
mendukung nilai-nilai yang ada pada
kepemimpinan transformasional dan kinerja
individu, memberikan apresiasi terhadap
guru terhadap mutu sekolah hendaknya
kontribusi dan perkembangan yang baik,
mengkaji
serta menunjukkan perhatian terhadap
permasalahan
pekerjaan dari setiap guru.
Kemudian peneliti meneliti faktor-faktor lain
secara
mendalam
ketiga
mengenai
variabel
tersebut.
Pada variabel kinerja guru ada temuan yang
yang dapat meningkatkani mutu sekolah, serta
menunjukkan indikator mutu penyampaian
dapat menambah wawasan dan pengetahuan
materi perlu ditingkatkan. Salah satu cara
penulis dalam memahami disiplin ilmu
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
administrasi pendidikan.
mutu penyampaian materi adalah dengan DAFTAR PUSTAKA Asmani, Ma’mur Jamal. (2012). Kiat Mengatasi
Hamidi.(2004). Metode Penelitian Kualitatif:
Kenakalan Remaja di Sekolah. Yogjakarta:
Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan
Buku Biru
Laporan Peneitian. Malang:UMM Press. Hal 14-16
Bowers, A.J &Urick, A. (2011). Does High Scholl Facility Quality Affect Student Achievement?
Juran,
A Two-Level Hierarchical Linear. Journal Of
J.M
(1995).
Kepemimpinan
Mutu.
Jakarta:Pustakaan Binawan Pressindo.
Educational Finance, Volume 37, Number 1. Gumelar Danim, Sudarwan.(2010). Inovasi Pendidikan
dan
Dahyat.
(2002).
Kompetensi
Kepribadian Sosial dan Professional.
Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Halimah, A.H. dan Munir. (2013). Pengaruh Mutu
Tenaga Kependidikan. Bandung: CV. Pustaka
Layanan Guru dan Biaya Pribadi Terhadap
Setia
Kepuasan siswa Pada SMP Swasta Se-Kota Departemen
Pendidikan
Nasional.
(2007).
Tasikmalaya. JurnalAdministrasi Pendidikan.
Undang-Undang Republik Indonesia No 20
vol. XVII. No. 1. (hlm. 40-49)
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Hamid, S,R,a Et. Al. (2012). Teaching Quaity and
Nasional. Jakarta: Cemerlang Publisher.
Performace Among Experienced Teachers in Dharma, Surya. (2008). Manajemen Kinerja. Edisi
Malaysia. Australian Journal Of teacher
Ketiga. Yogyakrta: Pustaka Pelajar.
Education. Vol 37
186
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
Hammond. (2003).Peran Guru. Jakarta: PT.
Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2005
Replika Aditama.
Tentang Badan Akreditasi Nasional Sekolah/ Madrasah.
Handoko, T. Hani.(2003). Manajemen. Cetakan kedelapan belas. Yogyakarta:Yogyakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 63 Tahun 2009 Tentang Penjaminan Mutu
Hoy, Wayne K & Miskel, Cecil G. (2013). Educational
Administration:
Pendidikan.
Theory,
Research, and Practice. New York: MCGraw
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16
Hill.
Tahun 2010 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
http://jabar.pojoksatu.id/ cianjur/2015/08/26/langgar aturan pendidikan
Permadi, dedi. (2010). The Sunting Teacher.
cianjur kacau
Bandung: CV. Nuansa Aulia.
http://jabar.pojoksatu.id/cianjur/2015/05/20/ratusa
Robbins, SP & Judge. (2007). Perilaku Organisasi,
n-jabatan-kepsek-sd-bermasalah-dewan-
alih bahasa Drs. Benyamin Mola. Jakarta:
desak-tanggungjawab-disdik
Salemba.
Jurnal Pendidikan (1998). Pendidikan dan Citra
Sagala, S. (2010). Manajemen Stratejik dalam
Guru No. 3 Thn. 1998
Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Komariah, Aan dan Triatna, Cepi ( 2010). Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif.
Sallis, Edward. (2008). Total Quality Managment
Jakarta: Bumi Aksara.
In Education. Yogyakrata: Incersod
Leigh, Andrew and Mead, Sara. (2005). Lifting
Sammons, P, Hilman, J and Mortimore, P.(2008).
Teacher performance. Journal international.
Key Charactersitics of Effective Schools: A Riview Of School Effectiveness Research A
Makmun, Abin Syamsuddin. (2008). Psikologi Kependidikan.
Bandung:
PT.
report by the Institue Of Education For The
Remaja
Office For The Standard In Education.
Rosdakarya. Samtono. (2010). Guru sebagai key Person dalam Natawijaya,
R.
(2002).
Struktur
Profesi
Upaya Peningkatan Mutu pendidikan di
Kependidikan. Bandung: UPI
Sekolah. Jurnal Among Makarti. 3 (6). (hlm. 95-113).
Neraca Pembangunan Kabupaten Cianjur Jawa Barat 2015
Scheerens, J. And Luyten, H. (2011). Perspectives
Ngrawe, Moses. dkk. (2011). Quality of Primary
on Educational Quality:Illustrative Outcomes
Education Inputs in Urban Scholls: Evidence
on Primary and Secondary Schooling in the
From Nairobi. Journal of Education and urban
Netherlands. New York : Springer
Society. 43(1). (hlm. 91-116).
187
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
Sudadio. (2012). Peningkatan Mutu Pendidikan
UU. RI. No 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan
Dasar dan Menengah di Provinsi Banten
Dosen. Bandung: Citra Umbara.
Melalui Manajemen Berbasis Sekolah. Jurnal Undang-undang
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. Tahun
Sistem
Pendidikan
Nasional
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
16, nomor 2, (hlm. 340-361).
pendidikan Nasional Tenner, A.R. & I.J. DeToro. (1992). Total Quality Tim Dosen Administrasi Pendidikan. (2007).
Management: Trree Steps 10 To Continous
Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan
Improvment. Addison. Wesley Publishing
Administrasi Pendidikan.
Company. Massachussets.
188