KEPEMIMPINAN MANTRI PENGAIRAN DINAS PEKERJAAN UMUM TAMBANG DAN ENERGI KOTA BANJAR DALAM PEMENUHAN PENGAIRAN IRIGASI BAGI MASYARAKAT DI DESA MEKARHARJA.KECAMATAN PURWAHARJA KOTA BANJAR
JURNAL RISWOYO NPM : 3506120034 (
[email protected]) Program Studi Ilmu Pemerintahan Stisip Bina Putera Banjar
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (STISIP) STISIP BINA PUTERA BANJAR 2016
PENDAHULUAN
Pembangunan merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat yang dilakukan secara berkelanjutan berdasarkan kemampuan memanfaatkan dan mendayagunakan potensi, baik potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan tantangan perkembangan baik regiona, nasional maupun global. Proses pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) diperlukan adanya suatu peran vital yang dapat mendorong ke arah keberhasilan, guna memenuhi kebutuhan hajat hidup orang banyak untuk menuju kesejahteraan yang merata. Proses pemanfaatan sumber daya alam perlu dipimpin oleh kepemimpinan yang profesional dan pengalaman dalam sebuah organisasi secara efektif yang dapat memberikan bimbingan, petunjuk agar dapat sejalan dengan bawahan (anggota) dalam melaksanakan semua kegiatan dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Menurut Cooley (Pamudji 1992:9), bahwa “Kepemimpinan itu sendiri merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan dan pada kesempatan lain, semua gerakan sosial kalau diamati secara cermat akan ditemukan kecenderungan yang memiliki titik pusat”. Pengelolaan sumber daya air sangat jelas telah diatur dalam undang-undang sebagai aturan baku yang harus dijalankan sebagi upaya pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA). Kebutuhan air sendiri digunakan oleh masyarakat luas untuk keperluan pokok seperti keperluan mandi, mencuci dan minum, serta keperluan lain. Sedangkan pemanfaatan sumber daya air lainnya digunakan untuk keperluan yang menunjang kegiatan pada sektor pertanian tentu harus didukung oleh ketersediaan sarana pengairan seperti saluran irigasi, embung air, dan pemanfaatan air baku. sektor pertanian dapat berjalan dengan optimal jika didukung oleh sarana pengairan tersebut. Kota Banjar memiliki potensi sumber daya alam yang cukup melimpah salah satunya dalam bidang pertanian. luas areal persawahan yang ada di kota Banjar mencapai 3.250 ha dan dari jumlah tersebut sebagiannya sawah tadah hujan.dari empat Kecamatan dan dari 23 Desa/Kelurahan. hampir di setiap Desa/Kelurahan memiliki lahan persawahan. Areal persawahan di Kota Banjar ditunjang oleh jaringan irigasi yang mampu memenuhi kebutuhan pengairan irigasi untuk persawahan. Mantri pengairan sebagai tenaga pengelola dari Dinas Pekerjaan Umum Pertambangan dan Energi (Dinas PU Tamben) Kota Banjar, dituntut untuk memenuhi kebutuhan pengairan irigasi guna memberikan kepuasan bagi masyarakat (petani) dalam mengelola sawahnya. Tugas dan kewenangan mantri pengairan bertanggung jawab atas semua kegiatan operasional dan pemeliharaan dan pemenuhan kebutuhan air bagi pertanian di Kota Banjar. Tentu dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya di lapangan meski ada faktorfaktor penghambat dalam tugasnya dan kewenangannya dalam pelayanan kepada masyarakat baik hambatan dari dalam yaitu dari instansinya sendiri maupun dari luar yaitu dari lapangan yang bersinggungan langsung dengan masyarakat.
Di samping permasalahan teknis yang bukan merupakan fokus pada penelitian ini. Ada faktor lain yakni, faktor non teknis di mana permasalahan yang kerap muncul dalam pelaksanaan suatu aturan, atau norma, yakni pelaksanaan keprofesionalan dan pengetahuan yang berkenaan dengan sikap seseorang dalam melaksanakan metode atau suatu sistem sikap kepemimpinan. Bertolak dari beberapa permasalahan teknis di atas, peneliti tertarik meneliti akar permasalahan kebutuhan masyarakat sumber daya air , yakni yang akan diteliti adalah mantri pengairan dari Dinas PU Tamben (Dinas PU Tamben) bidang Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) di Kota Banjar maka peneliti menyimpulkan judul penelitian yaitu “Kepemimpinan Mantri Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Tambang dan Energi Kota Banjar dalam Pemenuhan Pengairan Irigasi Bagi Masyarakat di Desa Mekarharja Kecamatan Purwaharja Kota Banjar”. Rumusan Masalah 1. Bagaimana kepemimpinan mantri pengairan dalam pemenuhan pengairan irigasi bagi masyarakat Desa Mekarharja Kecamatan Purwaharja Kota Banjar? 2. Bagaimana hambatan-hambatan bagi mantri pengairan dalam pemenuhan pengairan irigasi bagi masyarakat Desa Mekarharja di Kecamatan Purwaharja Kota Banjar? 3. Upaya apakah dalam mengatasi hambatan-hambatan bagi mantri pengairan dalam memenuhi pengairan irigasi bagi masyarakat Desa Mekarharja di Kecamatan Purwaharja Kota Banjar? TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan berasal dari kata pimpin, dimana kata tersebut mengandung pengertian bina, atau atur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pamudji (1992:5), menyatakan bahwa “Istilah kepemimpinan berasal dari kata dasar ‘pimpin’ yang artinya bombing atau tuntun dan kata benda ‘pemimpin’ yaitu orang yang berfungsi memimpin, atau orang yang membimbing atau menuntun”. Membahas tentang kepemimpinan G.U. Cleeton dan C.W. Mason (1934) (dalam Syafi’ie, 2006:40) menjelaskan bahwa: Leadership indicates the ability to influence men and secuire results throught emotional appeals rather than throught the exercise of authority (Kepemimpinan menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai hasil melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan melalui penggunaan kekuasaan). Fungsi Kepemimpinan Fungsi kepemimpinan pada prinsipnya mengarahkan kepada anggotanya. Kepemimpinan berfungsi mempengaruhi orang-orang untuk
ikut dalam pencapaian tujuan bersama. Hasil tinjauan terhadap penulispenulis lain mengungkapkan bahwa para penulis manajemen umumnya sepakat bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas seseorang atau sekelompok orag untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu. Pemimpin akan memproduksi hasil atau produk yang baik dan bermanfaat, atau justru menghasilkan produk buruk, dalam kaitannya dengan efisiensi organisasi/lembaga. Fungsi kepemimpinan pada dasarnya memberikan arahan atau memotivasi kerja dan mengemudikan organisasi, dan yang paling utama adalah mencapai suatu organisasi ke arah yang lebih baik. Tipe-tipe Kepemimpinan Meski belum ada kesepakatan bulat tentang tipologi kepemimpinan yang secara luas dikenal dewasa ini, lima tipe kepemimpinan yang diakui keberadaannya dikemukakan oleh Siagian (2010:27), terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5.
Tipe yang otokratik Tipe yang paternalistic Tipe yang kharismatik Tipe yang laissez faire Tipe yang demokratik
Teknik-Teknik Kepemimpina Teknik adalah cara atau strategi yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuannya. Pemimpin harus mempunyai berbagai macam teknik dalam mempengaruhi para bawahan agar tujuannya segera tercapai, sesuai dengan kemampuan pemimpin itu sendiri. Teknik kepemimpinan menyangkut pendekatan seorang pemimpin kepada bawahannya tentang bagaimana cara mereka melaksanakan kepemimpinannya sehingga bisa berjalan dengan lancar dan baik. Menurut pendapat Syafi’ie (2006:41) teknik-teknik kepemimpinan itu terdiri dari : 1. 2. 3. 4. 5.
Teknik Persuasif; Teknik Komunikatif; Teknik Fasilitas Teknik Motivasi Teknik Keteladanan
Pengelolaan Sumber Daya Air dalam Pemenuhan Pengairan Irigasi Pengaturan atau pengelolaan sumber daya air dalam pemenuhan pengairan irigasi di Kota Banjar, perlu melibatkan seluas-luasnya peran masyarakat yang tidak hanya diberi peran dalam penyusunan pola
pengelolaan sumber daya air, tetapi berperan pula dalam proses perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasi, dan pemeliharaan, pemantauan, serta pengawasan atas pengelolaan sumber daya air. Pengelola yang penting adalah Koordinator Dinas Pekerjaan Umum Pertambangan dan Energi (PU Tamben) Kota Banjar. Mengenai pengelolaan sumber daya air lebih lanjut diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang sumber daya air pasal 8 ayat (1) dan ayat (2), bahwa: (1) Hak guna pakai air diperoleh tanpa izin untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagi perseorangan dan bagi pertanian rakyat yang berada di dalam sistem irigasi. (2) Hak guna pakai air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memerlukan izin apabila: a. cara menggunakannya dilakukan dengan mengubah kondisi alami sumber air; b. ditujukan untuk keperluan kelompok yang memerlukan air dalam jumlah besar; atau c. digunakan untuk pertanian rakyat di luar sistem irigasi yang sudah ada. Melalui koordinator wilayah, maka diharapkan pengaturan pengairan irigasi dapat terkontrol sehingga pemenuhan kebutuhan air masyarakat dapat terpenuhi. Hal tersebut tentunya diperoleh berdasarkan besaran ketersediaan pada intake dan kebutuhan air irigasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Huda (2012:5) bahwa: Setelah didapat besaran ketersediaan pada intake dan kebutuhan air irigasi, maka langkah berikutnya adalah menghitung imbangan antara ketersediaan air dan kebutuhan. Imbangan air ini untuk menyatakan tingkat keseimbangan penggunaan air pada daerah irigasi sehingga diketahui cara pemberian air yang tepat. METODE PENELITIAN penulis menggunakan pedekatan penelitian kualitatif. Moleong (2007:4), menyatakan bahwa “Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Sementara Sugiyono (2004:9), menyatakan bahwa: Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah exsperimen ) dimana peneliti adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif /kualitatif dan hasil penelitia kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian yang direncanakan berlokasi di dinas Pekerjaan Umum Pertambangan dan Energi Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kota Banjar. Waktu penelitian yang telah direncanakan terhitung mulai dari bulan November 2015 sampai dengan bulan Juni 2016. Teknik Pengumpulan Data Agar penelitian dapat berjalan lancar dan berhasil, maka perlu adanya teknik pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan studi lapangan yaitu teknik pengumpulan data dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Studi lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang akan dicapai.adapun teknik yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) Wawancara merupakan teknik pengumpulann data yang dilakukan dengan percakapan dengan maksud menggali informasi. Wawancara yang dilakukan dalam teknik pengambilan data adalah wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur merupakan wawncara yang pedomannya telah disusun sebelumnya, sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak dipersiapkan secara sistematis, tetapi pelaksanaan tanya jawab seperti percakapan sehari-hari. materi wawancara mengarah kepada kepemipinan koordinator wilayah di objek penelitian sesuai dengan bentuk dan jadwal yang sudah ditetapkan. b) Observasi yaitu melakukan pengamatan atau monitoring secara langsung pada objek penelitian dengan mencatat dan men-chek list secara sistematis hal-hal yang berkaitan dengan keperluan penelitian. c) Studi dokumentasi merupakan pengambilan data melalui bahan tertullis yang kemudian ditranskrip sesuai kebutuhan. Teknik analisis data Proses pengumpulan data kemudian dianalisis untuk disusun secara sistematis sehingga dapat dipahamai kemudian diinformasikan kepada orang lain. Untuk dapat menganalisis data pada jenis penelitian kualitatif. Sugiyono (2010:244) menyatakan bahwa “Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahanbahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain”. Hal ini sependapat dengan sugiyono (2010:243) bahwa: Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi) dan dilakukan secara terus - menerus sampai datanya jenuh.
data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif (walaupun tidak menolak data kuantitatif). HASIL PENELITIAN Kepemimpinan Mantri Pengairan Dalam Pemenuhan Pengairan Irigasi Bagi Masyarakat Desa Mekarharja Kecamatan Purwaharja Kota Banjar Aspek kepemimpinan mantri pengairan dalam pemenuhan pengairan irigasi bagi masyarakat Desa Mekarharja Kecamatan Purwaharja Kota Banjar ini merupakan . Hal tersebut merupakan fokus permasalahan yang disajikan di dalam perumusan masalah pertama pada penelitian ini. Dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan 5 (lima) teori kepemimpinan yang dikemukakan oleh Syafi’ie (2006:41) yang terdiri dari: 1. Teknik Persuasif; 2. Teknik Komunikatif; 3. Teknik Fasilitas; 4. Teknik Motivasi; 5. Teknik Keteladanan. Teknik Persuasif Sikap Mantri Pengairan dalam Melakukan Pendekatan Berupa Bujukan Melaksanakan Pekerjaan Pengaturan Air Kepada Petugas Sikap Mantri Pengairan dalam melakukan pendekatan berupa bujukan untuk melaksanakan pekerjaan pengaturan air merupakan dimensi pertama yang akan dibahas. Pada aspek ini, sikap Mantri Melakukan memiliki sikap persuasif kepada masyarakat. Pendekatan yang dilakukan mantri pengairan dengan cara pendekatan persuasif dan lebih mengutamakan musyawarah untuk mufakat. Sikap Mantri Pengairan dalam Melakukan Pendekatan Berupa Bujukan Kepada Masyarakat Untuk Menerima Hasil Dari Pengaturan Air Aspek ini merupakan pengidentifikasian sikap Mantri Pengairan dalam melakukan pendekatan berupa bujukan kepada masyarakat untuk menerima hasil dari pengaturan air. Teknik persuasif ini dilakukan sebagai pendekatan untuk memberikan pengertian kepada masyarakat, yang mana sikap ini agar masyarakat menerima pengaturan yang dilaksanakan oleh mantra Teknik Komunikatif Pesan Komunikasi Lisan yang Disampaikan oleh Mantri Pengairan Dengan Apa yang Diterima Bawahan Sama Dari Segi Pemahaman Mengenai Pengaturan Pengairan.
Aspek ini merupakan pesan yang disampaikan oleh mantri pengairan dengan apa yang diterima bawahan sama dari segi pemahaman mengenai pengaturan pengairan air. Teknik komunikatif ini dilakukan sebagai bentuk penyampaian di dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat, agar masyarakat memahami mengenai pengaturan pengairan air.
Pesan Komunikasi Mantri Pengairan Dengan Apa Yang Diterima Masyarakat Sama Dari Segi Pemahaman Mengenai Pengaturan Pengairan Aspek ini merupakan pesan yang disampaikan oleh mantri pengairan dengan apa yang diterima bawahan sama dari segi pemahaman mengenai pengaturan pengairan air. Teknik komunikatif ini dilakukan sebagai bentuk penyampaian di dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat, agar masyarakat memahami mengenai pengaturan pengairan air. Teknik Fasilitas Teknik Fasilitas Mantri Pengairan Dalam Memberikan Reward Power (Materi) Kepada Bawahannya Dalam Melaksanakan Tugas Teknik fasilitas mantri pengairan dalam memberikan reward power (materi) kepada bawahannya dalam melaksanakan tugas. Teknik fasilitas ini dilakukan sebagai strategi pemimpin untuk memperlancar pekerjaan karena bawahan dan masyarakat terikat oleh pemberian tersebut, untuk itulah teknik ini disebut dengan kekuatan pemberian (reward power). Teknik yang Dilakukan Mantri Pengairan Dalam Mememberikan Fasilitas Fisik (Pump Machine) Kepada Masyarakat Agar Pemenuhan Kebutuhan Pengairan Irigasi Semakin Lancar Teknik fasilitas mantri pengairan dalam memberikan fasilitas fisik (pump machine) kepada masyarakat agar pemenuhan kebutuhan pengairan irigasi semakin lancar. Teknik fasilitas ini dilakukan sebagai strategi pemimpin untuk memperlancar pekerjaan agar pemenuhan kebutuhan pengairan irigasi semakin lancar. Teknik Motivasi Teknik Yang Dilakukan Mantri Pengairan Dalam Mendorong Bawahan Untuk Memberikan Keleluasaan Dan Kebebasan Dalam Melaksanakan Tugas Teknik motivasi mantri pengairan dalam memberikan keleluasaan dan kebebasan dalam melaksanakan tugas. Teknik motivasi berjenis ini dilakukan sebagai strategi pemimpin untuk mendorong bawahan dan masyarakatnya bekerja serta membangun lebih rajin dengan berbagai cara. Teknik Yang Dilakukan Mantri Pengairan Dalam Mendorong Bawahan Untuk Berkumpul, Berorganisasi Sepanjang Tidak Bertentangan
Dengan Perundang-undangan Teknik motivasi mantri pengairan dalam mendorong bawahan untuk berkumpul, berorganisasi sepanjang tidak bertentangan dengan perundangundangan. Teknik motivasi berjenis ini dilakukan sebagai strategi pemimpin untuk mendorong bawahan untuk berkumpul, berorganisasi sepanjang tidak bertentangan dengan perundang-undangan. Teknik Keteladanan Teknik Keteladanan Mantri Pengairan Yang Baik Mengenai Sumbangan Materi Bagi Operasional Pengelolaan Irigasi Teknik keteladanan mantri pengairan yang baik kepada bawahannya mengenai sumbangan materi bagi operasional pengelolaan irigasi. Teknik keteladanan berjenis ini dilakukan sebagai strategi pemimpin untuk memberikan contoh kepada bawahan.
Teknik
Keteladanan
Mantri
Pengairan
Yang
Baik
Mengenai
Sumbangan Materi Bagi Operasional Pengaturan Saluran Air Irigasi Teknik keteladanan mantri pengairan yang baik mengenai sumbangan materi bagi operasional pengaturan saluran air irigasi. Teknik keteladanan berjenis ini dilakukan sebagai strategi pemimpin untuk memberikan contoh kepada bawahan dengan cara memberikan sumbangan materi bagi teroperasionalnya saluran irigasi. Hambatan-hambatan Bagi Mantri Pengairan Dalam Pemenuhan Pengairan Irigasi Bagi Masyarakat Desa Mekarharja Di Kecamatan Purwaharja Kota Banjar Dari lima teknik kepemimpinan, pada hambatan-hambatan bagi mantri pengairan dalam pemenuhan pengairan irigasi bagi masyarakat Desa Mekarharja Di Kecamatan Purwaharja Kota Banjar teridentifikasi empat teknik hambatan. Pengujian mengenai hambatan teknik kepemimpinan ini diujikan hanya kepada 2 informan yakni Koordinator Wilayah dan Petugas Operasional dan Pemeliharaan. Teknik Persuasif Teknik persuasif dalam kepemimpinan pemerintahan adalah srtategi pemimpin pemerintahan membujuk bawahannya untuk bekerja lebih rajin. Di dalam pelaksanaannya terdapat kendala dalam menerapkan teknik persuasive kepada masyarakat. teknik kepemimpinan bersifat persuasif masih ditemukan hambatan diantaranya ajakan kepada masyarakat petani untuk diberikan pengaturan air, terkadang pengoptimalan air agar masyarakat menerima ajakan menerima air
sesuai pengaturan, namun masyarakat yang memiliki pemikiran homogen, hingga mereka berpikiran secara individual mereka. Teknik Komunikatif Teknik Komunikatif dalam kepemimpinan pemerintahan yaitu strategi pemimpin dalam memperlancar pekerjaannya untuk mencapai tujuan dengan cara melakukan hubungan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu komunikasi. Di dalam pelaksanaan pengkomunikasian terkadang menemukan hambatan. Hal ini sesuai dengan yang terjadi di lapangan. Penyampaian informasi yang tidak disertai surat edaran dari PU akan menghambat penyampaian pesan irigasi. hambatan yang dialami adalah masalah proses penyampaian pesan pengaturan pengairan irigasi tersebut yang tidak diikuti dengan surat edaran dari kantor dinas PU berpengaruh pada pemahaman petani menerima informasi, serta kurangnya koordinasi mantri pengairan dengan masyarakat petani tentang pengaturan pengairan irigasi sehingga masalah-masalah yang muncul seringkali menjadi rutinitas tahunan. Teknik Fasilitas Teknik fasilitas dalam kepemimpinan pemerintahan adalah strategi pemimpin pemerintahan memberikan fasilitas kepada bawahan atau masyarakatnya untuk memperlancar pekerjaan karena bawahan dan masyarakat terikat oleh pemberian tersebut. Pemasilitasan yang dirasakan adalah terkait masalah biaya opersional untuk mengoprasikan mesin pompa. hambatan yang dialami pada teknik fasilitas adalah biaya operasional mesin pompa untuk mengairi irigasi, serta sifat individu bawahannya dalam memaknai kebebasan dan keleluasaan dalam pekerjaanya, sehingga bekerja terlalu bebas dan seenaknya sehingga kegiatan di lapangan. Teknik Motivasi Teknik motivasi dalam kepemimpinan adalah strategi pemimpin mendorong bawahan dan masyarakatnya bekerja serta mensukseskan program dengan cara lebih rajin. Di dalam pelaksanaan teknik pemotivasian terkadang masyarakat tidak berpartisipasi. hambatan yang dialami pada teknik motivasi adalah yakni masih kurangnya partisipasi mantri pengairan untuk ikut terjun secara langsung. Serta masyarakat yang masih membuang sampah sembarang. Upaya-upaya Mengatasi Hambatan-hambatan Bagi Mantri Pengairan dalam Memenuhi Pengairan Irigasi Bagi Masyarakat Desa Mekarharja Kecamatan Purwaharja Kota Banjar Hasil penelitian yang dilakukan terhadap upaya-upaya mengatasi hambatanhambatan bagi mantri pengairan dalam memenuhi pengairan irigasi bagi masyarakat desa mekarharja kecamatan purwaharja kota banjar yang sudah diketahui adanya kendala sebesar persentase 17,5% sebagai bentuk kurangbaiknya kepemimpinan. Dari lima teknik kepemimpinan, pada upaya-upaya Mengatasinya teridentifikasi empat teknik hambatan. Pengujian mengenai hambatan teknik kepemimpinan ini diujikan hanya kepada 2 informan yakni Koordinator Wilayah dan Petugas Operasional dan Pemeliharaan.
Teknik Persuasif Teknik persuasif dalam kepemimpinan pemerintahan adalah srtategi pemimpin pemerintahan membujuk bawahannya untuk bekerja lebih rajin. Di dalam pelaksanaannya terdapat kendala dalam menerapkan teknik persuasif kepada masyarakat. Pengupayaan yang dilakukan oleh pihak terkait, terutama dari pihak mantri pengairan terkait upaya yang dilakukannya yaitu dengan mengajukan anggaran untuk perbaikan saluran. dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan oleh seluruh unsur, yakni dengan mengajukan anggaran untuk memperbaiki saluran irigasi serta pengaturan pengairan agar air sampai kepada sawah masyarakat secara menyeluruh, benar, baik, dan adil sehingga semua masyarakat petani mendapatkan kebutuhan air irigasi ke sawahnya. Teknik Komunikatif Strategi pemimpin dalam memperlancar pekerjaannya untuk mencapai tujuan dengan cara melakukan hubungan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu komunikasi, yaitu apa yang diinginkan oleh pimpinan sebagai pemberi informasi kepada bawahan dan masyarakat. Pengupayaan yang dilakukan oleh Mantri Pengairan yaitu dengan mengadakan informasi kepada masyarakat setingkat Desa terkait pengaturan pengairan irigasi dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat petani. upaya yang dilakukan oleh seluruh pihak selalu mengkomunikasikan mengenai pengaturan pengairan irigasi, tujuan utama aspek tersebut agar masyarakat dapat mengetahui hasil pengaturan pengairan irigasi tersebut. dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan oleh seluruh unsur untuk mengatasi pada aspek komunikasi yaitu upaya yang dilakukan seluruh pihak selalu mengkomunikasikan pengaturan pengairan irigasi, agar masyarakat dapat mengetahui hasil dari pengaturan pengairan irigasi tersebut, serta melakukan penginformasian kepada masyarakat setingkat Desa terkait pengaturan pengairan irigasi dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat petani. Teknik Fasilitas Teknik fasilitas dalam kepemimpinan pemerintahan adalah strategi pemimpin pemerintahan memberikan fasilitas kepada bawahan atau masyarakatnya untuk memperlancar pekerjaan karena bawahan dan masyarakat terikat oleh pemberian tersebut. Pengupayaan yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan bagi mantri pengairan dalam memenuhi pengairan irigasi bagi masyarakat Desa Mekarharja Kecamatan Purwaharja Kota Banjar. Upaya yang dilakukan mengatasi pada hambatan fasilitas, yakni adanya penggunaan anggaran pribadi dari Mantri sekiranya barang yang dibeli cukup murah dan tidak sungkan untuk mengeluarkannya. dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan oleh seluruh unsur untuk mengatasi pada aspek fasilitas yang dilakukan dari pihak aparat untuk masyarakat yang sawahnya mengalami kekeringan yakni dengan mengadakan pengairan melalui mesin pompa serta adanya penggunaan anggaran pribadi dari Mantri sekiranya barang yang dibeli cukup murah dan tidak sungkan untuk mengeluarkannya. Teknik Motivasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan oleh seluruh unsur untuk mengatasi pada aspek fasilitas yang dilakukan dari Mantri Pengairan untuk masyarakat yang melakukan pencemaran, maka Mantri pengairan
melakukan motivasi (mendorong) agar tergerak hatinya agar tidak tidak mencemari saluran irigasinya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kepemimpinan Mantri Pengairan dalam pemenuhan pengairan irigasi bagi masyarakat Desa Mekarharja Kecamatan Purwaharja Kota Banjar dilakukan melalui a) Teknik persuasif; Mantri Pengairan menggunakan koordinasi sosialisasi kepada petani, Mantri Pengairan tidak memaksakan kehendak, Pendekatan dilakukan mengutamakan musyawarah mufakat, b) Teknik komunikatif; penyampaian pesan diterima dengan baik oleh masyarakat, c) Teknik fasilitas; adanya Reward power dan fasilitas fisik, d) Teknik motivasi; adanya pemberian keleluasaan bagi petugas operasional, e) teknik keteladanan; adanya kegiatan yang menunjang bagi kegiatan operasional. 2. Hambatan-hambatan bagi mantri pengairan dalam pemenuhan pengairan irigasi bagi masyarakat Desa Mekarharja di Kecamatan Purwaharja Kota Banjar yakni: a) teknik persuasif di dalam teknik pengaturan air, masih terhambat pemikiran masyarakat petani yang berpikir homogen, b) teknik komunikatif: di dalam penyampaian pesan pengaturan pengairan irigasi tersebut yang tidak diikuti dengan surat edaran dari kantor dinas PU berpengaruh pada pemahaman petani menerima informasi, c) Teknik fasilitas: Mahalnya biaya operasional mesin pompa dan bebasnya pekerja sehingga bekerja terlalu bebas dan seenaknya di lapangan; d) teknik motivasi: kurangnya partisipasi Mantri Pengairan terjun langsung, serta masyarakat masih membuang sampah sembarangan; e) teknik keteladanan tidak teridentifikasi permasalahan. 3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan bagi Mantri Pengairan dalam memenuhi pengairan irigasi bagi masyarakat Desa Mekarharja di Kecamatan Purwaharja Kota Banjar. a) Teknik Persuasif; mengusulkan anggaran untuk perbaikan saluran irigasi serta pengaturan air, agar air sampai secara menyeluruh dengan adil sehingga semua masyarakat petani mendapatkan kebutuhan air irigasi ke sawahnya. b) Teknik Komunikatif: Selalu mengkomunikasikan pengaturan pengairan irigasi, agar masyarakat dapat mengetahui hasil dari pengaturan pengairan irigasi tersebut, serta melakukan penginformasian kepada masyarakat setingkat Desa terkait pengaturan pengairan irigasi dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat petani; c) Teknik Fasilitas: Mantri Pengairan mengupayakan fasilitas kebutuhan petugas pintu air. d) Teknik Motivasi: Masyarakat tidak melakukan pencemaran, untuk itu Mantri pengairan melakukan motivasi agar tergerak hatinya untuk tidak mencemari saluran irigasinya; e) teknik keteladanan yang sudah baik dapat dipertahankan.
Saran Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang akan disampaikan adaah sebagai berikut: 1. Kepemimpinan Mantri Pengairan dalam pemenuhan pengairan irigasi bagi masyarakat Desa Mekarharja Kecamatan Purwaharja Kota Banjar dilakukan yang telah diketahui seharusnya dapat dapat disikapi Mantri Pengairan, Koordinator Wilayah, Petugas Operasional dan Pemeliharaan, P3a Mitra Air Perwakilan Desa Mekarharja. Hal ini demi memperoleh pengairan air irigasi bagi masyarakat Desa Mekarharja. 2. Mantri Pengairan, Koordinator Wilayah, Petugas Operasional dan Pemeliharaan, P3a Mitra Air Perwakilan Desa Mekarharja. Hal ini demi memperoleh pengairan air irigasi bagi masyarakat Desa Mekarharja harus mampu mencari jalan keluar untuk keluar dari permasalahan. 3. Pihak terkait dari Pengairan, Koordinator Wilayah, Petugas Operasional dan Pemeliharaan, P3a Mitra Air Perwakilan Desa Mekarharja, bersamasama dengan masyarakat agar dapat mengupayakan permasalahan yang teridentifikasi.