KEPEMIMPINAN DI UII Oleh: Yuli Andriansyah"
Muqaddimah Universitas Islam Indonesia (UII) dalam waktu tidak lama lagi akan memasuki usia 69 tahun menurut perhitungan kalender qamariyah. Perguruan tinggi nasional bercorak Islam yang pertama kali didirikan oleh para pendiri bangsa ini, memulai langkahnya dalam ikut mencerdaskan kehidupan bangsa sejak peresmian pendiriannya pada Ahad legi, 8 Agustus 1945 M atau bertepatan dengan 27 Rajab 1364 H, empat puluh hari sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia.1 un yang ketika didirikan dinamakan Sekolah Tinggi Islam (STI) dalam perjalanan sejarah kemudian berpindah dari Jakarta ke Yogyakarta sebagai bagian dari dinamika perjuangan
mempertahankan kemerdekaan.2 Oi kota pelajar inilah pertumbuhan STI hingga menjadi lTII seperti sekarang terjadi, lengkap dengan suka dan dukanya. ! Pendirian STI antara lain merupakan upaya menjawab tantangan pendidikan bangsa yang kala itu amat membutuhkan pendidikan tinggi bagi para pemuda yang akan meneruskan perjuangan bangsa. Pendidikan tradisional, semacam pesantren telah lama ada dan eksis,3 namun dipandang belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pasca Indonesia merdeka, yang kala itu baru sebatas cita-cita. Umat Islam pun melalui berbagai organisasi keagamaan yang ada, termasuk Majelis Islam A'la Indonesia yang
. Dosen Program 5rudi Ekonomi Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universita s Islam Indonesic:l: J Tim Penyusun: Supardi (et.a!.) , Selengah Abad UlI: Sejara /t Perkenrban gan Universitas Islam Indorlesin, (Yogyakarta : UII
Press, 1994), him. 18, Tim Penyusun: A. Dwi Pamudji (et'al), ed., 60 TahutJ Uni vers itas Islam Indonesia 8erkiprnh da/am PenriidikaM Nasional, Uakarla: Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia Perwakilan Jakarta: 2004), him. 19. 2 Dahlan Thaib dan Moh. Mahfud MD, WI Almamatuku, (Yogyakarta: UII, 1986), hlm. 20. 3 Uhat misa (nya Nurul Aini, "Pesanrren, Organisilsi Modem Islam di Masa Penjajahan", Darussalam: }um al llmiaJlls/am dan Sos;al, (Marlapura: Sekolah Tinggi Agama Islam Darussalam, 2009), Vol. 8, No.1, Januari.JuU 2009, him. 47-M dan Murdan, "Pondok Pesantren dalam Lintasa n Sejarah", Ittihnd: llimal nmiaJl Keagamaan, Pendiriikan dan Kemasyarakatan, (Banjarma~
sin: Koperlais Wilayah XI Kalimanlan. 2004), Vol. 2, No.1, April 2004, hlm. 33-45.
Fikrn/; N
iman dan Bmu ,5 Upaya terbukti tidak terbukti masih kritikan terkait ke-Islaman di terkait kita dengar. Dalam selanjutnya, UrI, dan juga perguruan tinggi diIndonesia, terusmengalami berbagai dan tantangan, baik sifatnya internal karena pemerintah, maupun yang sifatnya eksternal, terutama oleh yang terbendung. Di satu 5151 membuka kran keterbukaan informasi yang demikian sehingga perilaku, pengetahuan, dan berbagai berlalu
kemudian berganti nama Syoero Moeslimin Indonesia (Masjoemi), TTIPn a trr tersebut berbagai maupun para tokohnyai' Keputusan STI, selain HizbuIlah, kemudian dirapatkan dengan sejumlah penvakilan Muhammadiyah, PB para ulama dan intelektual serta para pemerintah dari rueCUHa (Gunseikanbu ""U¥TlltH Latar
kuat untuk
informasi
memadai, harus diakui upaya mewujudkan alumni dengan kedua tidaklah mudah, Di sa tu
yang murah dan waktu yang lebih sedikit. Meskipun diakui memiliki sedemikian banyak terutama yang dibingkai dalam informasi dan tidak bebas dari dampak informasi
yang
4 Tim
Muhsln, et.aL), hlrn.23-27, Muhsin, et.a!.),
yang
bila
tidak
dicermati
Islam Indonesia: Sejarah dan Dinamika, Edis! Islam Indones1{l:
Celakan 1, (Yogya.
dan Dinamik{l, hIm,
AIHSLAMIYAH Nomor 02 Tallun XVIII, April 2012
Kepemimpinan Di U/I
bertentangan dengan karakter bangsa dan ajaran agama. Disinilah peranan pendidikan tinggi, termasuk un makin dituntut untuk tetap mampu menjaga generasi masa depan dari gempuran globalisasi, sembari tetap mempertahankan nilai-nilai keIslarnan. 6 Di sisi globalisasi juga membawa implikasi serius bagi pendidikan tinggi mengingat persaingan kemudian terjadi dan meluas dari yang sebelumnya berkisar pada lingkungan dalam negeri, menjadi lingkungan luar negeri, dengan melibatkan perguruan tinggi kelas dunia. Perguruan tinggi mau tidak mau harus menyesuaikan diri menghadapi perubahan yang ada dengan berbagai strategi dan rencana visioner ke depan. Daya saing menjadi kata kunci pada perkembangan selanjutnya sehingga perguruan tinggi dituntut untuk senantiasa meningkatkan kualitasnya. Peningkatan kualitas ini mencakup beragam aspek, termasuk penjaminan mutu (quality assurance) sebagai. pemenuhan janji pelayanan yang diberikan pendidikan tinggi. Lebih dari itu, bagi perguruan tinggi Islam
termasuk UIl, penjaminan mutu merupakan wujud pelaksanaan ajaran Islam itu sendiri: realiasai ajaran illsiin, melaksanakan pekerjaan dengan sebaiknya, tidak menganggap remeh pekeliaan yang dilakukan, optimal dan komitmen, efektif dan efisien, sungguh-sungguh, serta dinamis? Penjarninan mutu pun berkembang secara dinamis, tidak hanya berlaku secara internal, tetapi juga melibatkan pihak ekstemal, sehingga hasilnya dapat lebih dipertanggungjawabkan. Tantangan untuk terus mengabdikan hasil pendidikan dan penelitian kepada masyarakat pun makin meningkat, semng anjuran bahwa hendaknya pendidikan tinggt tidak hanya menjadi menara gading intelektual. Lembaga pendidikan baik yang berada dalam tanggungan pendanaan pemerintah maupun swasta pada dasarnya juga memiliki tanggung jawab kepada masyarakat sebagai pemberi layanan yang cepat bertindak dan juga sebagai pemberi kritik demi kemajuan. Tanggung jawab ini tentu saja berbeda-beda kadarnya sesuai tahap perkembangan kelembagaan masing-masing perguruan tinggi. Perguruan tinggi yang
6 Lihat misa!nya SllYOSO, "Tant.111!jeln r)er[;Uman Tinggi Terhadap Pengaruh Teknologi Informasi Era Abad XXI", Cakrawa!a Pendidikan: JUnia/ Jlmiah Pendidikan, (YogYi1kt:lrta: Lembt:lga Pengabdian kepada Masyarakat, Un.iversitas Negeri Yogyakarta, 1998), Edisi Khusus Dies, Mei 1998, hJlTt 1-8, S. Bayu \A/ahyono, "Peningkalan Mutu Perguruan Tinggi d;l1am Menyediakan SDM yang Siap Mcnyongsong Abad XXI", Cakrawala Pendidikrm: J!lnlalllrnial! Pendidikan, (Yogyakarta: Lernbaga Pengabdian kepada Masyarakat, Uqiversitas Ncgeri Yogyak;)Ita, 1998), Edisi Khusus Dies, Mei 1998, hlrn. 45-56, dan Sri Su!istyawati, "Strategi Perguruan Tinggi daJam Menghadapi Persaingan Globa!", Junwillmu-ilmu Sosial Universitas Mu;wllImadiyah SUlnut, (Medan: Pusat Penelitian dan Karya IIrn..iah Universitas Muhammadiyah Surnatera Utara, 2007), Vol. 8, No, 2. him. 283-289, 7 Asrnendri, "Aplikasi Model Sistem Man<1jemen Penjaminan Muhl (Qualify Assurance) di Perguruan Tinggi Agt:lrna Islam',Ta'dib: lumallim" Pendidikall, (Ilalusangkar: Lembaga Pendidikan Tenaga KependidikanSekolah Tinggi Agama Islam Negeri Bahlsangkar, 2007), Vol. 10, No.2. hlm, 101-110.
'.I,ri'Mij.j='f!,j.,\.Iiet'MM'j"MfNfj
25
Fikrah
sudah maju, misalnya memiliki memberikan layanan kewajiban pendidikan maupun layanan lainnya dengan kualitas terbaik, selain itu juga tetap menyuplai ide bagi perkembangan masyarakat ke arah yang lebih baik. 8 Seluruh perkembangan dalam dunia yang makin mengglobal beserta dampaknya terhadap pendidikan tinggi ini tentunya harus direspon secara tepat oleh pengelola pendidikan tinggi, termasuk UII. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, isu kepemimpinan layak dimunculkan sebagai bagian penting yang akan menjadi kunci sukses bagi UII untuk menghadapi tantangan yang ada. Oleh karena itu, tulisan smgkat ini akan membahas bagaimana kepemimpinan dan pendidikan dalam Islam untuk kemudian diarahkan pada upaya melihat dinamika kepemimpinan di UII yang telah dan akan menghadapi aneka tantangan di dunia pendidikan nasional maupun dunia, beserta dengan capaian dan catatan yang layak dipertimbangkan lebih lanjut. Kepemimpinan dan Pendidikan Islam Kepemimpinan menjadi bagian integral dari risalah Islamiyyah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa
Al-Qur'an memberikan sallam. banyak ilustrasi tentang pentingnya kepemimpinan, baik dalam kerangka menyempurnakan tugas manusia sebagai khalifah 9, maupun sebagai pengemban amanah untuk menjaga terwujudnya keadilan di muka bumi. 10 Permisalan yang diberikan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya pun telah menjadi bagian penting dari khazanah kepemimpinan di dunia Islam, setelah masa kenabian. Empat sifat wajib bagi Nabi dan Rasul, yaitu shiddiq, amanah, tabligh, danfathanah, misalnya menjadi fondasi dasar yang dianggap paling ideal dalam menentukan kemampuan bagi pemimpin. Keempat sifat ini kemudian dikembangkan lagi sehingga menghasilkan sejumlah karakteristik kepemimpinan nabawi, yaitu taqwa (memilikikesehatan ruhani), memiliki kesehatan jasmani, shiddiq, amanah, tabllgh, fathanah, istiqamah, ikhlash, selalu bersyukur kepada Allah Azza wa lalla, tidak melakukan perbuatan dosa dan maksiat, memiliki kecerdasan emosional, bersikap sabar, bersikap optimis, berjiwa besar, dan bersikap syajii'ah (berani)Y Model kepemimpinan para sahabat utama sepeninggal Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, al-khulafa' al-rasyidiin, juga dapat dirujuk sebagai
8 Harold T. Shapiro, A Larger Sense of Purpose: Higher Education and Socie ty, (New Je rsey: Prince ton Uni versity Press, 2005), him. 4. 9 Q.5. al-Baqarah [2J : 30. lOQ.5. ash-Shad [38 J: 26. 11 Rachmat Ramadhana al- Ba nja ri. Prophetic Leadership, (Yogyakarta: Diva Press, 2008), him. 131-236.
126
Kepemimpinan Di Ulf
permisalan idealisme kepernimpinan. Abu Bakr al-Shiddiq, misalnya digambarkan sebagai pemimpin berkarakter low profile, yang juga memiliki kepercayaan diri tinggi dan ketegasan sebagairnana tergambar dalam kebijakannya memerangi para nabi palsu selepas meninggalnya Baginda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Corak kepemimpinan di masa awal Islam ini tentunya masih sangat senh"alistik, karena wilayah kekuasaan Islam yang masih terbatas, namunAbu Bakr mampu memberikan akomodasi atas berbagai aspirasi umat kala itu. Selanjub1ya, 'Umar ibn al-Khaththab, biasa dinilai sebagai pernimpin yang tegas, demokratis, dan juga inklusif. Karakter kepemimpinan 'Utsman ibn 'Affan biasa digambarkan sebagai familier dan humanis, karena watak beliau yang terkenal lemah lembut. Sedangkan 'Ali ibn Abi Thalib biasa digambarkan sebagai pernimpin muda yang pemberani, cerdas, tegas, dan berani mengambil risikoY Dalam perkembangan sejarah, sejurnlah konsep kepemimpinan muncul dan mewujud dalam peradaban Islam, diantaranya konsep Khilrifah, Irruimatz, lliul amr, Ahl alHall wa al-'Aqd, dan sebagainya.B
Banyaknya konsep dan praktik kepemimpinan dalam sejarah
khazanah pelnikiran di bidang ini, juga menunjukkan kemampuan umat untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan dan tantangan yang antara lain direfleksikan dengan perubahan pola kepemimpinan. Hal ini juga merupakan gambaran dari dinarnisnya kehidupan umat dan tantangan yang dihadapi di setiap masa. Setiap masa senantiasa menghendaki adanya inovasi baru sebagai jawaban atas persoalan yang ada, dengan tetap mengacu pada teladan yang digariskan oleh N abi stzallalliitzu 'alaihi wa sal/am, maupun dengan mengadopsi berbagai pandangan yang telah ada pada masyarakat lainnya. Model kepemimpinan berbasis kesukuan, dimana Quraisy menjadi suku utama, di awal Islam tentu masih ideal. Namun seiring berkembangnya Islam dan perubahan pola kehidupan dari nomaden di padang pasir menjadi masyarakat perkotaan, maka pola kepemimpinan pun berubah dengan memunculkan kekuasaan dinasti, yang kemudian juga berubah kembali sepanjang sejarah Islam. Watak dinarnis 1Ill juga tergambar dalam kehidupan umat di bidang pendidikan. Islam datang ke dunia dengan perantara Malaikat Jibril as kepada Nabi Muhammadi shallalliihu 'alaihi wa
12 Untuk diskusi lebih lanjut, lihat misalnya Osman Bakar, Keynote Address dalam Conference Proceedings of Islamic Leadership In The Changing ASEAN: Fostering Peace and Development. 27 - 28 April 2010. MarUla. Filipino 13 Tim Editor: Bachliar (et.al.). Lalihan Kepemimpinan Islam Tingka/ Dasar (LKJO). Edisi Pertama. (Yogyakarta lIll Press. 2000). hIm. 77-82. Pembahasan lainnya dapat dilihat pada Abdul Aziz. Chiefdom Mndinah. Salah I'aham Negam Isiam, aakarta: l'ustaka Alvabet. 201l).IJm. 120-138.
""t'MMW;'i!.l"!·j,·t,,Mi"MfJ"f'
Fikrnh
sallam dengan membawa cahaya ilmu pengetahuan.14 Agama yang baru l1l.I mengawali ajarannya dengan lima ayat pertama dalam surat Al'Alaq yang memerintahkan manusia untuk membaca, dengan nama Tuhan, yang mengajarkan apa yang belum diketahui manusia. 1S Karakter Islam sebagai agama yang khas, dengan akidah, risalah, dan dakwah yang diembannya menjadikan pendidikan Islam mem.iliki karakter yang khusus. Hal ini mengingat pendidikan dalam Islam memiliki rruS\ menyebarkan fondasi Islam yang sarna kepada seluruh generasi Islam, untuk beraqidah secara benar, membawa bendera risalah Islam, dan meneruskan dakwah. Tanpa karakter tersebut, maka pendidikan tidak layak mendapat gelar Islami. 16 Pendidikan dalam sejarah Islam telah menjadi bagian penting $ejak masa awal perkembangan agama samawi terakhir ini di jazirah Arabia, meskipun bentuknya belum sepenuhnya sarna atau mendekati pendidikan modern, terutama perguruan tinggi, dewasa In\, Pendidikan dilaksanakan, sebagai upaya ittiba' pada tradisi Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dan sahabatnya, dengan model halaqah dimana seorang syaikh yang
diakui keilmuannya memberikan kajian dan disimak oleh sejumIah murid, terutama sekali di masjidmasjid . Pendidikan semacam ini kemudian disempumakan dengan pembangunan sarana pendidikan yang memadai, sebagaimana dilakukan oleh Khalifah AI-Ma' mun dengan mendirikan Bayt al-Hikmah, yang menjadi kawah canderadimuka pem.ikiran Mu' tazilah yang memang mendomirIasi di masa tersebutY Kelompok Syiah pun mendirikan AI-Azhar di Kairo, Mesir sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan ajaran Islam yang mereka yakini, sebelum kemudian ditaklukkan Dinasti Ayyubiah yang merubahnya menjadi perguruan tinggi yang menjadi garda depan pengembangan ajaran Sunni.18 Perguruan tinggi yang berafiliasi pada ajaran Surmi pertama kali didirikan oleh Nizhdm al-Mulk alThUSl, seorang wazir pada masa kekuasaan Bani Sajuk dalam Dinasti Abbasiyyah, yang kemudian biasa dikenal dengan perguruan Nizhdmiyyah, yang di dalamnya salah seorang tokoh Sunni terkemuka, Imam al-Ghazali, mengabdikan diri sebagai guru besar. 19 Perkembangan dalam pendidikan tinggi di dunia Islam terus terjadi tidak saja di
14 Rnghib As -Si~ani, AI·'I1mu wa Bimiu al-Umam: Dirtisah Tn'shiliyynh Ii Dour al -'lImi ft Bimi; ad-Dnu/ah, (Kairo: Muassasah Iqra", 2007). him. 8. 15 ibid.
16 As-Sa yyi d Abu ai-Hasan Ali al-Husni
al·{slamiyyah, (Beirut : Dar al·lnsy
Kepemimpinall Di VII
Timur, tetapi juga di Barat, terutama di masa Andalusia. Para filosof Muslim, lewat interaksi akadernik yang dimulai dari penerjemahan, berhasil menyelama tkan dan kemudian mengembangkan lebih jauh warisan filsafat Yunani, yang kemudian menjadi bekal penting bagi kebangkitan Eropa. Ajaran filsafat Thnu Rusyd misalnya yang mengarahkan tujuan intelektualnya pada penggabungan agama dan filsafat, melahirkan A verroisme yang awalnya ditolak di Paris, sebelum akhimya diterima sebagai cara memperkokoh ajaran agama dengan logika. Seiring dengan kejatuhan Islam di Andalusia, maka terjadi perubahan besar berupa perpindahan intelektualisme Yunani dari dunia Islam ke dunia Eropa Kristen di Barat, yang selanjutnya juga mengubah peta pendidikan tinggi dan evolusi ilmu pengetahuan 2 0 Catatan penting yang menghubungkan antara capaian kepemimpinan dan pendidikan dalam sejarah Islam adalah bahwa puncak peradaban senantiasa dibangun beriringan dengan meningkatnya prestasi ilmu pengetahuan. Maknanya bahwa di saat Islam jaya, kekuasaan Islam demikian kuat dan juga diiringi oleh capaian akademik yang membanggakan. Beberapa
khalifah Abbasiyyah seperti Abu Ja'far al-Manshur, Harun al-Rasyid, dan Al-Ma'miin, adalah para pecinta buku dan ilmu pengetahuan yang menyadari bahwa kompleksitas masalah umat di masa kepernimpinan mereka harus diselesaikan antara lain melalui berbagai bidang ilmu. 21 Di masa kekuasaan Islam di Andalusia pun tampil seorang Hakam II yang di masanya, Cordoba memiliki 70 buah perpustakaan negara sehingga tak mengherankan jika di masa tersebut rakyat terbebas dari buta huruf dan menjadi masa kejayaan intelektualY Dinamika Kepemimpinan di UII Keterkaitan antara kepemiJ;npinan dan pendidikan sebagaimana tercermin dalam sejarah Islam di atas, sebenamya juga menjadi bagian penting dari perjalanan UII dari masa ke masa. Mendekati masa pengabdian yang mencapai tujuh dasawarsa ini, UII telah beberapa kali mengganti posisi kepemimpinan tertinggi, mulai dari jajaran rektorat hingga dekanat. Jika yang dirujuk adalah jajaran Rektorat, UII telah dipimpin oleh sejumlah tokoh penting dalam sejarah nasionai, yaitu Prof. K.H .A. Kahar Muzakkir, Prof. M.R, RH.A. Kasmat Bahuwinangun, Prof. Dr. dr. M. Sardjito, H. G.B.P.H. Prabuningrat, Prof. Dr. Ace Partadiredja, Prof. H.
20 Charl es Michael Stanton, Higher Lean/IIlg in Islalll: The Classical Period, A.D. 700-1.300, dite~ema h.kan oleh H . Alandi dan Hasan Asari, Pendidiktlt1 Tinggi dalnm Islam: Sejarall darl Perarrartnyu dllfu m JUitlll1 Kemaj uon [[mil PengetaJlUan , ij a karta:
Logos Publishing House, 1994), him. 114-115. 21 M. AbdulKarim, Sejarah Pemiki,atl dati PeradaiJan Is/am , Cet. 1,(Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007), hlm. 175. 22 iiJid., blm. 242.
Fikrah
Zaini Dahlan, M.A., Prof. Dr. H. Zanzawi Soejoeti, MSc., Dr. Ir. Luthfi Hasan, M.s., dan Prof. Dr. H. Edy Suandi Hamid, M.Ec. Di pundak para pemimpin UII inilah, dinamika kepemimpincfn beriangsung hingga saat ini dengan berbagai kelebihan sesuai dengan latar belakang yang amat beragam. Di masa awal, di tengah keterbatasan baik karena perjuangan revolusi dan nunmmya dana, para pemimpin un menunjukkan karakteristik pemimpin yang rela berkorban. Jurnlah mahasiswa yang terba tas,ruang kelas yang belum tertata sehingga harus menggelar kuliah di masjid ataupun lingkungan keraton, hingga ujian yang dilaksanakan di perjalanan naik kereta api, menjadi gambaran masa awal un. Di masa yang sulit seperti itu, sosok pemimpin dengan jiwa siap berkorban memang ' merupakan sebuah keniscayaan dan un bersyukur karena sejarah membuktikan kepemimpinan tersebut muncul saat dibutuhkan. Tidak hanya pada level pemimpin, kerelaan berkorban ini juga membekas pada seluruh komponen yang ada di UH, sehingga masa-masa sulit tersebut dapat dilewati dan un tetap eksis. Selepas mas a revolusi pun, sejumlah ujian masih menghampiri UH, berupa lepasnya Fakultas Agama dan Fakultas Pendidikan, yang kemudian dikelola oleh pemerintah. Pada sisi inilah, UII mampu menunjukkan
pengorbanan sebagai insitusi pendidikan untuk mendukung kebijakan dan kemashlahatan negara yang lebih besar.23 Pada perkembangan selanjutnya, upaya UII untuk berkembang dan meningkatkan perannya di duma pendidikan nasional juga menghadapi tantanganberupa konflik internal, baik yang berhubungan langsung dengan kepemimpinan puncak maupun yang beriangsung pada level di bawahnya. Sebagai sebuah organisasi yang hidup, konflik memang sesuatu yang wajar terjadi dan akan terus menjadi bagian perjalanan organisasi tersebut. un sendiri telah mengalami konflik internal yang membuat perubahan peta kepemimpinan sehingga menjadi pelajaran penting bagi perkembangan di masa mendatang. Adanya konflik dan penyelesaiannya juga memberikan gambaran bagi pentingnya menciptakan pemimpin yang memiliki kelemahlembutan dalam mengelola UII yang demikian beragam warna dan Ismya. Kepemimpinan yang mengalir bak angin sepoi-sepoi terbukti sangat diperiukan ketika rasio dan emosi gagal menyelesaikan permasalahan. Alasan mengapa pemimpin dengan karakter lemah lembut menjadi penting tidak lain adalah karena dinamika un sendiri yang sejak awal memang memscayakan diri sebagai rumah bagi bangsa Indonesia. Keragaman suku bangsa yang ada,
23 Tim Penyusun (Djauhari Muhsin, et.al.), Universitas Islam Indone5ia: Sejarah dan Dinamika, hlm. 49-53
,,,,r,iwm;'I[.j,,I,li.tlmMM"A'Nfj
Kepemimpinan Di Uff
juga secara langsung akan membawa un pada pertemuan aneka budaya, sifat, dan karakteristik, tidak saja pada mahasiswa, tetapi juga dosen, karyawan, dan bahkan pimpinan. Ditambah dengan perbedaan capaian akademik dan prestasi yang dimiliki sivitas akademik, konflik dapat saja muncul oleh beragam faktor, mulai dari isu keadilan, kesamaan, hingga masalah-masalah sederhana yang menjadi besar karena perbedaan sikap. Kelemahlembutan, sebagai salah satu kelebihan Nabi Muhammad shallalldhu 'alaihi wa sallam 24 , menjadi kunci penting ketika konflik dengan berbagai latar belakang tersebut muncul. Kelemahlembutan akan mencairkan benang kusut konflik yang sulit diuraikan, untuk kemudian dibawa pada penyelesaian yang lebih arif dan bermartabat. un tentu saja merasa bersyukur bahwa selama ini, sejumlah konflik internal yang terjadi dapat diselesaikan dan menjadi modal bagi kepemimpinan masa depan. Mengingat hingga sejumlah perguruan tinggi di tanah air, terbukti sulit menyelesaikan konflik internalnya, kiranya tidak berlebihanjika Ullharus be rani mengakui sejarah konflik dan penyelesainnya sebagai bagian dari dinamika organisasi. Pengalaman un dalam menyelesaikan konflik sekaligus memberi pelajaran betapa besarnya perhatian masyarakat dan umat Islam terhadap lembaga
pendidikan illl. Keterlibatan pihak eksternal dalam menyelesaikan kemelut juga menunjukkan perlunya untuk terus belajar bersama dengan berbagai pihak dengan prinsip tolong menolong. un yang makin stabil kemudian terns dikembangkan dengan berbagai terobosan di awal millennium ketiga ini yang hasilnya sudah mulai dirasakan. Kepemimpinan un yang telah solid dengan pemikiran matang dan berani melihat ke depan, telah menginisiasi investasi besar di bidang sumber daya manusia, teknologi informasi, melakukan reorganisasi dan membangun budaya mutu dalam pengelolaan organisasi. Hasilnya terlihat jelas dengan capaiian un yang saat ini menjadi salah satu pergurnan tinggi terdepan dalam bidang manajemen mutu, teknologi informasi, dan kualitas sumber daya manusianya.UII di dasawarsa awal abad 21 ini memang dituntut menjadi lembaga yang makin efektif dan efisien serta mampu melihat ke depan menyambut tantangan globalisasi. Tanpa kemampuan kepemimpinan yang efektif, akan sulit kiranya menghadapi atau bahkan memenangi globalisasi termasuk di dunia pendidikan. Keberanian mencapai peluang globalisasi dengan kepemimpinan yang visioner ini memang terkadang membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan berisiko membawa
24 Q.5. Ali 'lmran [31: 159
31
Fikmh
kesiapan dan watak sivitas akademik un yang ada. Namun Ull mampu membutkikan untuk manfaat dari globalisasi l1'lelalui visioner tersebut. Sejumlah mulai dari sama, sertifikasi, dan peringkat duilla telah berhasil dan
un iill jika Bandung, dengan namun telah sejumlah perguruan di un di atas bagi memimpin
kemampuan masa memimpin dan konflik
di
di atas, masih akan terus dibutuhkan UIl, selain mengelola organisasi yang makin membutuhkan ketrampilan dan penting catatan adalah dakwah masyamasyarakat sekitar kebutuhan madakwah Islamiyah dan pengabdian masyarakat serta masih rendahnya sivitas akademik un di menjadi besar menularkan semangat 27 1n>1""Y""Jn di Iingkungan sekitar. Perlunya un untuk semakin masalah ke-Islam tidak lain perwujudan dad jab diri un sendiri Islam yang peradaban Islam hams muncul Islam di
Ahmad Dannaji dan M, Idrus, "Dakwah Ull di Masyarakat Arifln, dan Murah Marpaung, Wi doiam Cila dan Fokla: Pusat Penelitian Sosial, Lembaga Penelitian. Universitas Indonesia, 2005),
, dalam (Yog-
Kepemimpinan Di Ulf
yang justru menjauhkan Islam dari percaturan global. Nilai ke-Islaman ini juga harus menghujam di dada sivitas akademik UII, sebagai ruh dalam kesehariannya yang mampu menjadi uswah di tengah masyarakat. Usaha ke arah tersebut memang tidak mudah dan membutuhkan komihnen kepemimpinan yang luar biasa besar. Namun demikian, UII tetap harus optimis mengmgat kapasitas institusi yang telah dibangun selama ini memang menghendaki un menjadi rumah besar bagi umat Islam Indonesia. Selain itu, un juga menyimpan potensi kepemimpinan pada sejumlah alumni yang telah berkiprah di berbagai bidang pengabdian dan tentunya suatu ketika dapat diminta kembali ke almamater tercinta untuk memberikan yang terbaik bagi un.
Ikhtitam
un sebagai sebuah lembaga pendidikan bercirikan Islam dan berwatak nasional telah mengalami aneka perubahan dan dinamika sebagaimana juga dialami oleh lembaga lain. Perjalanan kepemimpinan di UII yang naik dan turun secara dinamis sesuai dengan kondisi lingkungan (internal maupun eksternal), sebenarnya menunjukkan betapa besarnya tantangan yang telah dan akan senantiasa dihadapi di masa mendatang. Hal ini sekaligus menunjukkan kemampuan luar biasa UIl, dengan pertolongan Allah Azza wa Jalla melalui hamba-hamba-Nya kepada UII, untuk tepat bangkir dan
",'r"MtM"'i.!,,!·!5.tlwmft!'MfNf'
menyelesaikan masalah yang ada. Di masa sekarang ini dan di masa mendatang, tantangan yang dihadapi tetap akan semakin kompleks dan membutuhkan kemampuan memimpin, mengelola, dan menjalankan amanah secara lebih baik lagi. Era globalisasi yang makin membuka kran pertemuan bangsabangsa besar di duma menjadi medan pengabdian yang akan dilewati un untuk mencapai visinya tidak hanya di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, tetapi juga dakwah Islamiyyah sebagai penentu karakter un. Berdasarkan pada pengalaman sejarah, siapapun warga un yang mendapat amanah kepemimpinan harus si~p menghadapi berbagai tantangan, termasuk potensi konflik internal yang sejauh ini turut mewarnai dinamika UIl, sembari terus berikhtiar dengan penuh keyakinan akan kemampuan un dalam mencapai visi dan misinya. Wa Allahu A'lam tva Huwa al-Musta'an.
IJ Maraji' Aini, Nurul. 2009. "Pesantren, Organisasi Modern Islam di Masa Penjajahan", Darussalam: Jurnal Ilmiah Islam dan Sosial. Martapura: Sekolah Tinggi Agama Islam Darussalam. Vol. 8, No.1, JanuariJuIi 2009. Al-Banjari, Rachrnat Ramadhana. 2008. Prophetic Leadership. Yogyakarta: Diva Press.
Fikrah
Abu ai-Hasan 'Ali a1-Husni. 1969. Nahw alTarbiyyah al-Islamiyyah ai-Hurrah fi wa al-Bilad alIslamiyyah. Beirut: Dar al-Insya' Ii al-Thiba' ah wa a1-Nasyr wa alTauzi'. 2007. Al-'Ilmu wa Binriu al-Umam: Dirrisah Ii Daur al-'I/m! fi Binai Kairo: Muassasah Iqra'. Asmendri. 2007. "Aplikasi Model Penjaminan Sistem Assurance) di Mutu Agama Islam'. Ilmu Pendidikan. rlal'IJSllnQ'Kar '-''',Ul~'U);,a Pendidikan Sekolah Islam Negeri 10, No.2. Aziz, 2011. Chiefdom Madinah: Salah Paham Negara Islam. Jakarta: Alvabet. Bakar, Osman. Keynote Address dalam Conference Proceedings of Islamic Leadership In The ASEAN: Filipina. Darmaji, Ahmad dan Idrus, M. 2005. "Dakwah un di Masyarakat Kampus dalam M., Arifin, Saru dan Marpaung, Harum Murah. un dalam CUa dan Fakta: Bunga Rampai Penelitian Institusi. Yogyakarta: Pusat Penelitian Universitas Islam Indonesia. Karim, M. Abdul. 2007. Sejarah
Pemikiran dan Peradaban Cet. 1. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. Murdan. 2004. "Pondok Pesantren dalam Lintasan Ittihad: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Kemasyarakatan. Kopertais Wilayah XI Kalimantan. Vol. 2, No.1, 2004 Fazlur. 1965. Islamic Methodology in History. Karachi: Central Institute of Islamic Research. Harold T. 2005. A Sense Education and Society. New Jersey: Princeton UP1"CITV Press. Michael. 1994. Learning in Islam: The Period, A.D. 700-1.300, diterjemahkan oleh H. Nandi dan Hasan Asart. Pendidikan dalam Islam: dalam dalam
Tinggi dalam Persaingan Global". Ilmu-ilmu Sosial Universitas Muhammadiyah Sumut. Medan: Pusat Penelitian dan Ilmiah Universitas Sumatera Utara. Vol. 8, No.2. 1998. "Tantangan Terhadap Informasi Era Abad Pendidikan: Pendidikan. Yogyakarta: Pengabdian kepada
Kepemimpillan Di UII
Masyarakat, Universitas Negeri Yogyakarta. Edisi Khusus Dies, Mei 1998. Thaib, Dahlan dan Mahfud MD, Moh. 1986. un Almamaterku. Yogyakarta: UII. Tim Editor: Bachtiar (et.a!.). 2000. Latihan Kepemimpinan Islam Tingkat Dasar (LKID), Edisi Pertama. Yogyakarta: UII Press. Tim Penyusun: A. Dwi Pamudji (et. al), ed. 2004. 60 Tahun Universitas Islam Indonesia Berkiprah dalam Pendidikan Nasional. Jakarta: Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia Perwakilan Jakarta. Tim Penyusun: Djauhari Muhsin
(et.a!.). 2002. Universitas Islam Indonesia: Sejarah dan Dinamika. Edisi 1, Cet 1. Yogyakarta: Badan Wakaf UII. Tim Penyusun: Supardi (et.a!.). 1994. Setengah Abad WI: Sejarah Perkembangan Universitas Islam Indonesia . Yogyakarta: UIl Press. Wahyono,S. Bayu .1998."Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi dalam Menyediakan SDM yang Siap Menyongsong Abad XXI". Cakrawala Pendidikan: Jurnal Ilmiah Pendidikan . Yogyakarta: Lernbaga Pengabdian kepada Masyarakat, U niversi tas Negeri Yogyakarta. Edisi Khusus Dies.