KEPEDULIAN DAN PENGETAHUAN PELAKU USAHA MENGENAI GREEN ACCOUNTING (Studi Kasus pada Usaha Tahu di Kota Salatiga)
Oleh: THOMAS THOMY CHRISTYAWAN NIM : 232010030
KERTAS KERJA
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan – Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS
: EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014 i
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Jalan Diponegoro 52 -60 :(0298) 321212, 311881 Telex 322364 ukswsa ia Salatiga 50711 - Indonesia Fax. (0298) -3 21433
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS KERTAS KERJA
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: THOMAS THOMY CHRISTYAWAN
NIM
: 232010030
Program Studi
: AKUNTANSI Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa kertas kerja: Judul
: KEPEDULIAN
DAN PENGETAHUAN PELAKU
USAHA MENGENAI GREEN ACCOUNTING(Studi Kasus pada Usaha Tahu Di Kota Salatiga) Pembimbing
: LIKE SOEGIONO, SE., M.Si
Tanggal di uji
:
adalah benar-benar hasil karya saya. Di dalam kertas kerja ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, 4 Januari 2014 Yang memberi pernyataan
THOMAS THOMY CHRISTYAWAN
ii
KEPEDULIAN DAN PENGETAHUAN PELAKU USAHA MENGENAI GREEN ACCOUNTING (Studi Kasus pada Usaha Tahu di Kota Salatiga)
Oleh: THOMAS THOMY CHRISTYAWAN NIM : 232010030
KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS
: EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI Disetujui oleh :
LIKE SOEGIONO, SE., M.Si Pembimbing
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014
iii
ABSTRACT Tofu industry business activities produce products and wastes, one of it is liquid waste. Some the business owners have minimum level of environmental awareness for managing waste, causing dispose carelessly. This research examines the awareness and knowledge of green accounting in small and medium tofu businesses in Salatiga in 2013. This research conducted in Salatiga with the object of tofu business owners who incorporated PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga in 2012. The data collection method is undertaken by interview and distributing questionnaires for tofu business owners. From this study can be viewed that the results of the questionnaire showed that the businesses people concerned with environmental costs. They agreed if there is an obligation for paying environmental cost. Keywords :green accounting, environment cost
iv
SARIPATI Kegiatan usaha yang dilakukan industri tahu akan menghasilkan produk dan limbah, salah satunya limbah cair. Minimnya tingkat kepedulian lingkungan yang dimiliki pelaku bisnis untuk mengelola limbah secara baik menyebabkan mereka membuang limbah sembarangan. Penelitian ini mengkaji tentang kepedulian dan pengetahuan green accounting dalam usaha kecil menengah tahu di kota Salatiga pada tahun 2013. Penelitian ini dilakukan di kota Salatiga dengan objek penelitian pada pelaku bisnis tahu yang tergabung dalam PRIMKOPTI HANDAYANI Salatiga tahun 2012. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan penyebaran kuesioner pada pemilik usaha. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa hasil pengolahan data kuesioner menunjukkan pelaku bisnis peduli dengan biaya lingkungan. Mereka setuju bila diwajibkan untuk membayar biaya lingkungan karena bila lingkungan bersih maka mereka merasa nyaman. Kata kunci :green accoounting, biaya lingkungan
v
HALAMAN PERSEMBAHAN Puji syukur saya persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, penyertaan dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan kertas kerja ini. Kertas kerja inidapat terselesaikan atas bantuan dari pihak-pihak yang telah memberikan dukungan dan dorongan bagi penulis. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Frederikus Tri Horo Bekti dan Christina Apri Windari selaku orang tua dan seluruh keluarga penulis yang tak henti-hentinya memberikan bantuan dan doa sehingga penulis bisa menyelesaikan kertas kerja ini.
2.
Ibu Like Soegiono SE,M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan sabar selalu memberi nasehat, arahan dan petunjuk kepada penulis.
3.
Seluruh pengajar dan staff pegawai FEB UKSW yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama menempuh studi.
4.
PRIMKOPTI
HANDAYANI
Salatiga
beserta
rekanan
yang
telah
memberikan informasi guna terselesaikannya kertas kerja ini. 5.
Orangtua, kakak dan adikku. yang selalu memberikan segenap kasih sayang, cinta, nasehat, motivasi dan doa
6.
Sahabat penulis selama berkuliah, baik yang sudah lulus maupun yang masih berjuang, Chiquita, Jenifer, Joko, Pipien, Rienda, serta teman-teman yang tidak dapat saya sebut satu persatu. Terima kasih atas persahabatan, masukan dan kebersamaan selama ini.
vi
7.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas semua bantuannya.
Salatiga, 4Januari 2014 Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii ABSTRACT ........................................................................................................... iv SARIPATI.............................................................................................................. v HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vi DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix 1.
PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
2.
KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................... 4 2.1 Green Accounting ......................................................................................... 4 2.2
3.
Biaya Lingkungan .................................................................................... 4
METODE PENELITIAN .............................................................................. 5 3.1 Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data.............................................. 5 3.2 Definisi Operasional Kepedulian dan Pengetahuan ...................................... 8
4.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................................. 10 Deskriptif Responden ........................................................................................ 10 4.1 Preferensi Kepentingan ............................................................................... 11
5.
4.2
Kepedulian Lingkungan Hidup .............................................................. 12
4.3
Kesadaran Biaya Lingkungan................................................................. 13
4.4
Pengetahuan Biaya ................................................................................. 15
4.5
Pengetahuan Biaya Lingkungan ............................................................. 16
4.6
Gaya Pengeluaran Idividu ...................................................................... 17
PENUTUP..................................................................................................... 18 5.1 KESIMPULAN dan SARAN...................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19
viii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Deskriptif responden ............................................................................... 10 Tabel 2. Preferensi kepentingan ............................................................................ 12 Tabel 3. Kepedulian lingkungan hidup ................................................................. 13 Tabel 4. Kesadaran biaya lingkungan ................................................................... 14 Tabel 5. Pengetahuan biaya................................................................................... 15 Tabel 6. Pengetahuan biaya lingkungan................................................................ 16 Tabel 7. Gaya pengeluaran individu ..................................................................... 17
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian .......................................................................... 20 Lampiran 2 Responden Penelitian ........................................................................ 22
ix
1. PENDAHULUAN Aktivitas produksi suatu usaha secara umum akan menghasilkan produk dan limbah. Limbah hasil produksi, semestinya ketika akan masuk dalam tahap pembuangan, harus memperhatikan faktor keamanan yang tidak mencemari lingkungannya (bebas dari unsur zat-zat berbahaya). Salah satu industri yang juga menghasilkan limbah adalah industri tahu. Industri tahu dijadikan sebagai objek penelitian karena industri tahu merupakan salah satu industri penyumbang emisi yang signifikan. Jumlah industri tahu di Indonesia mencapai 84.000 unit usaha. Dengan kapasitas produksi lebih dari 2,56 juta ton per tahun, industri tahu ini memproduksi limbah cair sebanyak 20 juta meter kubik per tahun dan menghasilkan emisi sekitar 1 juta ton CO2 ekivalen. Sebanyak 80 persen industri tahu berada di Pulau Jawa. Dengan demikian emisi yang dikeluarkan pabrik tahu di Jawa mencapai 0,8 juta ton CO2 ekivalen.( Deputi Analisis Kebutuhan Iptek pada Deputi Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek Kementerian Ristek Eddy Prihantoro). Skala usaha dalam industri tahu, sebagian besar adalah kecil dan menengah, demikian juga di Kota Salatiga. Limbah industri tahu berupa limbah padat dan cair. Limbah padat pada umumnya dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Industri tahu membutuhkan air untuk melakukan proses sortasi, perendaman, pengupasan kulit, pencucian, penggilingan, perebusan, dan penyaringan. Kemudian, air buangan dari proses tersebut yang dinamakan limbah cair. Limbah yang dibuang langsung ke sungai tanpa pengelolaan lebih akan memberikan dampak negatif seperti polusi air, bau tidak enak, sumber penyakit dan kematian makhluk hidup dalam air. Memang tidak menyalahi aturan ketika pabrik-pabrik
1
itu membuang limbah cair ke sungai sepanjang tidak membahayakan lingkungan atau setelah diolah dengan benar. Tapi pada praktiknya industri tahu membuang limbah cair langsung ke sungai tanpa pengelolaan yang baik. Jumlah industri tahu di Kota Salatiga berdasarkan data dari Primkopti Handayani Kota Salatiga tahun 2013 sebanyak 63 tempat usaha. Seluruh industri tahu yang tercatat merupakan usaha skala kecil dan menengah (UKM). Syarif Hasan menyatakan dari puluhan juta UKM itu saat ini mewakili lebih dari 90 persen bisnis di Indonesia dan memberikan kontribusi sebesar 57 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat”. Pengelolaan produksi masih menggunakan teknologi sederhana. Demikian juga untuk pengelolaan manajemen usaha. Sehingga untuk pengelolaan limbah juga belum menjadi bagian yang dikelola dengan baik oleh masing-masing pengelola usaha tahu tersebut. Kesadaran dan kepedulian atas pengelolaan limbah inilah yang menjadi salah satu dasar penerapan konsep green accounting. Konsep green accounting sebenarnya sudah mulai berkembang sejak tahun 1970-an di Eropa. Di Indonesia green accounting merupakan istilah yang baru dalam kegiatan bisnis. Belum banyak pelaku bisnis yang mengetahui konsep green accounting yang merupakan bagian dari akuntansi lingkungan. Akuntansi lingkungan (Environmental Accounting atau EA) merupakan istilah yang berkaitan dengan dimasukannya biaya lingkungan (environmental cost) ke dalam
2
praktek akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah. Tujuan akuntansi lingkungan adalah untuk meningkatkan jumlah informasi relevan yang dibuat bagi mereka yang memerlukan atau dapat menggunakannya. Akuntansi lingkungan merupakan istilah yang berkaitan dengan dimasukannya biaya lingkungan ke dalam praktik akuntansi perusahaan atau lembaga pemerintah. Biaya lingkungan adalah dampak yang timbul dari sisi keuangan maupun non-keuangan yang harus ditanggung sebagai akibat dari kegiatan yang mempengaruhi kualitas lingkungan. Berdasarkan kondisi tersebut penelitian ini mengangkat persoalan sebagai berikut : 1) Apakah pelaku bisnis (UKM) di Kota Salatiga peduli dengan lingkungan? dan 2) Apakah pelaku bisnis (UKM) juga memiliki pengetahuan mengenai konsep greeen accounting dan konsep biaya lingkungan? Hasil dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai kepeduliaan pelaku bisnis terhadap lingkungan dan pengetahuan tentang green accounting. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat kepada pelaku bisnis di kota Salatiga tentang pengetahuan green accounting dan konsep biaya lingkungan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan memberikan gambaran nyata bagi kalangan akedemisi mengenai perkembangan green accounting dan biaya lingkungan di Indonesia. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai sarana untuk memahami konsep green accounting dan biaya lingkunghan di Indonesia terutama di kota Salatiga, Jawa Tengah. Bagi pembaca, diharapkan dapat menambah wawasan tentang green accounting dan biaya lingkungan .
3
2.
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Green Accounting Istilah, green accounting (akuntansi hijau), adalah suatu paradigma baru dalam bidang akuntansi yang mengajurkan bahwa fokus dari proses akuntansi tidak hanya tertuju pada transaksi keuangan untuk menghasilkan laporan laba atau rugi suatu entitas korporasi, melainkan juga pada transaksi –transaksi atau peristiwa dalam lingkungan. Artinya fokus dari proses akuntansi hijau pada transaksi atau peristiwa keuangan, sosial, dan lingkungan sehingga pelaporannya berisi informasi keuangan, sosial, dan lingkungan (Lako, 2012). Istilah lain yang terkait dengan green accounting adalah environmental accounting sebagaimana yang ditegaskan oleh Yakhou dan Vernon dalam Susilo (2008) yakni penyediaan informasi pengelolaan lingkungan untuk membantu manajemen dalam memutuskan harga, mengendalikan overhead dan pelaporan informasi lingkungan kepada publik. Ikhsan dalam Paranoan (2010), akuntansi lingkungan didefinisikan sebagai pencegahan, pengurangan, dan atau penghindaran dampak terhadap lingkungan, bergerak dari beberapa kesempatan, dimulai dari beberapa perbaikan kembali kejadian-kejadian yang menimbulkan bencana atas kegiatan-kegiatan tersebut.
2.2
Biaya Lingkungan Biaya lingkungan pada dasarnya berhubungan dengan biaya produk,
proses, sistem atau fasilitas penting untuk pengambilan keputusan manajemen
4
yang lebih baik. Biaya lingkungan mencakup dari seluruh biaya-biaya paling nyata (seperti limbah) mengukur ketidakpastian. Definisi biaya lingkungan menurut Enviromental Protection Agency (EPA) antara lain : 1) biaya lingkungan meliputi biaya-biaya dari langkah yang diambil, atau yang harus diambil untuk mengatur dampak-dampak lingkungan terhadap aktifitas perusahaan dalam cara pertanggungjawaban lingkungan, seperti halnya biaya lain yang dikemudikan dengan tujuan-tujuan lingkungan dan keinginan perusahaan, 2) biaya lingkungan meliputi biaya internal dan eksternal dan berhubungan dengan seluruh biayabiaya yang terjadi dalam hubungannya dengan kerusakan lingkungan dan pelindungan.
3.
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data Di dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah pelaku usaha yang berada di kota Salatiga, Jawa Tengah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer berupa hasil kuesioner mengenai kepedulian lingkungan dan pengetahuan mengenai konsep green accounting pelaku usaha (UKM) tahu di wilayah kota Salatiga, yang diperoleh melalui pembagian kuesionar langsung ke responden. Data diperoleh dengan memberikan kuesioner secara langsung kepada responden dan pada saat itu juga responden memberikan jawabannya. Populasi dalam penelitian ini, adalah seluruh pelaku usaha (UKM) tahu yang ada diseluruh kota Salatiga, Jawa Tengah. Proses pengambilan data melalui
5
pembagian kuesioner tertutup yang berisi berbagai pertanyaan tentang kesadaran dan kepedulian lingkungan yang diisi langsung oleh responden. Data diambil berdasarkan accidental sampling yang diambil dari setiap responden yang bersedia mengisi kuesioner lalu responden mengisi secara langsung. Setelah mendapatkan data langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengolah data. Olah data dilakukan dengan cara memberikan kode (coding) dengan cara mengubah opini/persepsi responden yang kualitataif menjadi kuantitatif . Kuesioner ini terdiri dari enam indikator kepentingan yaitu preferensi kepentingan lingkungan, kepedulian
lingkungan hidup,
kesadaran biaya lingkungan,
pengetahuan biaya, pengetahuan biaya lingkungan dan gaya pengeluaran individu. Indikator pertama adalah untuk melihat preferensi kepentingan. Skala pengukuran untuk preferensi kepentingan diberi angka 1 sampai 6 yang menunjukkan tingkatan masing-masing indikator. Deskripsi skala adalah sebagai berikut. Nilai “1” diberikan jika responden menjawab “sangat penting”, nilai “2” diberikan jika responden menjawab “penting”, nilai “3” diberikan jika responden menjawab “cukup penting”, nilai “4” diberikan jika responden menjawab “kurang penting”, nilai “5” jika responden menjawab “tidak penting”, nilai “6” jika responden manjawab “ sangat tidak penting“. Untuk 5 indikator berikutnya terdiri dari kepedulian lingkungan hidup, kesadaran biaya lingkungan, pengetahuan biaya, pengetahuan biaya lingkungan, dan gaya pengeluaran individu. Skala pengukuran untuk lima indikator tersebut diberi angka 1 sampai 7. Deskripsi skala adalah sebagai berikut. Nilai “1” diberikan jika responden menjawab “sangat tidak setuju”, nilai “2” diberikan jika
6
responden menjawab “tidak setuju”, nilai “3” diberikan jika responden menjawab “kurang setuju”, nilai “4” diberikan jika responden menjawab “netral”, nilai “5” jika responden menjawab “cukup setuju”, nilai “6” jika responden manjawab “setuju“, nilai “7” diberikan jika responden menjawab “sangat setuju”. Data diambil berdasarkan accidental sampling yang diambil dari setiap responden yang bersedia mengisi kuesioner lalu responden mengisi secara langsung. Dalam penelitian ini langkah analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Melakukan skoring terhadap data. 2. Identifikasi urutan preferensi kepentingan. 3. Identifikasi data pada sub pertanyaan kepedulian terhadap lingkungan, kesadaran biaya lingkungan, pengetahuan
biaya, pengetahuan biaya
lingkungan, dan gaya pengeluaran individu. 4. Menganalisis hasil dari setiap identifikasi yang telah dilakukan pada setiap sub pertanyaan. 5. Mengambil kesimpulan dari setiap hasil analisis yang dilakukan per sub pertanyaan. Menurut Hasan, distribusi frekuensi adalah susunan data menurut kelaskelas tertentu (2005: 41). Sedangkan menurut Suharyadi dan Purwanto, distribusi frekuensi adalah pengelompokan data ke dalam beberapa kategori yang menunjukkan banyaknya data dalam setiap kategori, dan setiap data tidak dapat dimasukkan ke dalam dua atau lebih kategori (2003: 25).
7
Distribusi Frekuensi adalah pengelompokkan data ke dalam beberapa kategori yang menunjukkan banyaknya data dalam setiap kategori, dan setiap data tidak dapat dimasukkan ke dalam dua atau lebih kategori. Tujuan distribusi frekuensi antara lain adalah 1) memudahkan dalam penyajian data, mudah dipahami, dan dibaca sebagai bahan informasi, 2) memudahkan dalam menganalisa, menghitung data dan membuat tabel atau grafik
3.2 Definisi Operasional Kepedulian dan Pengetahuan Menurut Suparno (2004:84), sikap kepedulian lingkungan ditunjukkan dengan adanya peghargaan terhadap alam. Hakikat penghargaan terhadap alam adalah kesadaran bahwa manusia menjadi bagian alam, sehingga mencintai alam juga mencintai kehidupan manusia. Mencintai lingkungan hidup dan alam haruslah diarahkan agar ada sikap untuk mencintai kehidupan. Jika semua orang mencintai lingkungan hidup dan alam, maka semua orang akan peduli untuk memelihara kelangsungan hidup lingkungan, tidak pernah merusak dan mengeksploitasi
sehingga
di
kemudian
hari
tercipta
lingkungan
yang
menguntungkan semua manusia yang termasuk bagian dari lingkungan tersebut. Nenggala (2007 :173 ) berpendapat bahwa indikator seseorang yang peduli lingkungan adalah : 1. Selalu menjaga kelestarian lingkungan sekitar. 2. Tidak mengambil, menebang atau mencabut tumbuh-tumbuhan yang terdapat di sepanjang perjalanan.
8
3. Tidak mencoret-coret, menorehkan tulisan pada pohin, batu-batu, jalan atau dinding. 4. Selalu membuang sampah pada tempatnya. 5. Tidak membakar sampah di sekitar perumahan. 6. Melaksanakan kegiatan membersihkan lingkungan. 7. Menimbun barang-barang bekas. 8. Membersihkan sampah-sampah yang menyumbat saluran air.
Pengetahuan ialah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca penciuman,
indera manusia yaitu : indera penglihatan, pendengaran,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga (Soekidjo, Notoadmodjo 2003).
9
4.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Deskriptif Responden Penelitian ini dilakukan di Kota Salatiga, dengan obyek UKM (Usaha Kecil Menengah) tahu yang terdaftar dalam PRIMKOPTI “HANDAYANI” Salatiga. Kuesioner ini diisi oleh pemilik UKM Tahu maupun pedagang tahu yang terdaftar dalam PRIMKOPTI Kota Salatiga tahun 2012. Tabel 1. Deskriptif responden Variabel Penelitian
jumlah
%
35 15 50
70% 30% 100%
6 30 14 50
12% 60% 28% 100%
2 5 36 3 4 50
4% 10% 72% 6% 8% 100%
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Total Usia 20-49 tahun 50-69 tahun ≥70 tahun Total Pendidikan Tidak Sekolah SR SD SMP SMA Total Sumber : Hasil olahan, November 2013
Jumlah responden yang berhasil terkumpul hingga batas akhir pengujian kuesioner adalah 50 responden yang berasal dari berbagai daerah di Kota Salatiga Diantara 50 responden jumlah responden perempuan ada 35 orang atau 70%, sedangkan jumlah responden laki-laki ada 15 orang atau hanya 30%. Dilihat dari usianya anatara usia 20-49 tahun ada 6 orang atau 12%, usia 50-69 tahun ada 30 orang atau 60% dan yang berusia 70 tahun keatas ada 14 orang atau 28%.
10
Berdasarkan riwayat pendidikan mereka, rata-rata hanya tamatan sekolah dasar atau sekolah rakyat saja. Hanya sedikit yang berpendidikan SMP atau SMA.
4.1 Preferensi Kepentingan Tabel menunjukkan dari keenam item pertanyaan yang untuk mengukur tingkat kepentingan responden. Responden memilih yang sangat penting diberi nomor 1 dan yang tidak terlalu penting dapat diberikan nomor 6. Bila banyak para pelaku usaha (UKM) yang mementingkan laba dari kegiatan mereka, ini sangat berbeda dengan pelaku usaha (UKM) tahu yang rata-rata responden lebih mementingkan biaya usaha yang rendah dibandingkan omset atau laba, dikarenakan harga bahan baku utamanya yaitu kedelai terus naik sejak beberapa bulan lalu sedangkan harga output berdasarkan harga pasar. Jika mereka mengurangi ukuran tahu menjadi lebih kecil demi menyesuaikan harga bahan baku, maka konsumen memilih membeli yang lain. Itu sebabnya para pelaku usaha (UKM) memberikan preferensi kepentingan biaya usaha yang rendah menjadi yang pertama. Responden juga menambahkan bahwa yang penting dapat berproduksi dulu, masalah untung atau rugi itu belakangan. Preferensi kepentingan limbah rata-rata diberi nomor akhir. Ini dikarenakan tingkat pengetahuan para responden yang sangat minim terhadap lingkungan, selain itu belum adanya sosialisasi dari pemerintah tentang bahaya limbah tahu. Selain itu lokasi tempat produksi juga berdekatan langsung dengan sungai, sehingga memudahkan untuk membuang limbah cair begitu saja tanpa mempedulikan lingkungan. Banyak diantara mereka berlokasi yang
tempat
usahanya berdekatan dengan sungai. Menurut mereka limbah cair yang dibuang 11
kesungai itu tidak berbahaya dan tidak ada orang yang komplain atau protes terhadap kegiatan itu. Bahkan menurut mereka membuang limbah cair ke sungai itu tidak berbahaya. Tabel 2. Preferensi kepentingan Sangat Penting
Penting
Cukup Penting
Kurang Penting
Tidak Penting
Sangat Tidak Penting
Omset/ Penjualan
0%
2%
4%
20%
46%
28%
Laba
6%
12%
46%
26%
4%
6%
Biaya Usaha Rendah
62%
30%
8%
0%
0%
0%
Kualitas Jasa/Produk
30%
48%
20%
0%
0%
0%
Produk /Jasa Ramah Lingkungan
2%
8%
20%
52%
18%
0%
Limbah yang tidak mencemari lingkungan
0%
0%
2%
2%
32%
64%
Kepentingan
Sumber : Hasil olahan, November 2013
4.2
Kepedulian Lingkungan Hidup Keenam item pertanyan yang digunakan untuk mengukur kepedulian
lingkungan hidup. Hasil menunjukkan bahwa responden peduli terhadap lingkungan, ditunjukkkan dengan mereka menggunakan bahan yang ramah lingkungan baik dari peralatan maupun bahan baku. Yang artinya bahan tersebut aman untuk kesehatan dan tidak mengandung zat-zat berbahaya bagi manusia. Peralatan untuk produksi juga masih sederhana. Tempat untuk menampung tahu terbuat dari kayu bambu yang ramah lingkungan. Mereka sadar bahwa menjaga lingkungan hidup sama dengan menjaga kelangsungan hidup usaha mereka. Responden juga mempunyai kesadaran untuk memilah atau memisahkan limbah organik dan non organik. Dalam hasil wawancara kepada responden menurut Tarmi Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga, membuang limbah cair ke sungai
12
tanpa pengelolaan merupakan tindakan yang menjaga lingkungan hidup. Kegiatan yang dilakukan hampir setiap hari, minimnya pengetahuan tentang pengelolaan limbah menjadi salah satu hal yang mendasari perilaku responden. Tabel 3. Kepedulian lingkungan hidup Pernyataan Secara umum, saya mengetahui bagaimana menjaga lingkungan hidup
STS 0%
TS 0%
KS 0%
N 0%
CS 36%
S 54%
SS 10%
Secara umum saya mengetahui bahwa menjaga lingkungan hidup sama dengan menjaga kelangsungan hidup usaha Saya selalu menggunakan bahan-bahan (perlengkapan dan bahan baku) usaha yang ramah lingkungan
0%
0%
0%
0%
34%
56%
10%
0%
0%
2%
0%
12%
56%
30%
Saya selalu menjaga agar limbah usaha tidak mencemari lingkungan hidup Saya selalu memilah limbah usaha yang organik dan non organik Secara umum, saya selalu membeli peralatan usaha yang ramah lingkungan
0%
0%
0%
0%
26%
54%
20%
0%
0%
0%
12%
50%
38%
0%
0%
0%
0%
0%
26%
62%
12%
Sumber : Hasil olahan, November 2013
4.3
Kesadaran Biaya Lingkungan Dari keenam item pertanyaan yang menanyakan tentang kesadaran biaya
lingkungan responden menjawab mereka secara umum mengetahui bahwa biaya lingkungan hidup merupakan tanggung jawab dari mereka. Bila mereka diharuskan oleh pemerintah atau instansi terkait untuk membayar iuran uang yang digunakan untuk memelihara lingkungan, Suminten Jl. Kalitaman Rt.03 Rw.04 Salatiga menjawab setuju dan mau membayar iuran dengan senang hati asalkan untuk menjaga lingkungan tempat mereka bekerja. Saat ini belum ada kegiatan membayar iuran untuk menjaga lingkungan hidup dan ketika ditanya untuk masalah biaya lingkungan apakah mereka sudah
13
mengelola dengan baik, kebanyakan hanya menjawab cukup setuju Untuk limbah sendiri langsung dibuang begitu saja apa adanya pengolahan limbah terlebih dahulu. Menurut Parti B Jl. Kalitaman Rt.02 Rw.04 Salatiga, menganggap bahwa limbah tersebut tidak berbahaya, selain itu tidak adanya penyuluhan dari lembaga yang terkait tentang pembuangan limbah atau pengelolaan limbah yang baik dan minimnya pengetahuan mereka tentang prosedur pembuangan limbah yang baik . Sebagian responden
hanya berpendidikan tamatan sekolah dasar yang
menyebabkan minimnya pengetahuan mereka tentang bahaya limbah cair dari kegiatan utama produksi. Tabel 4. Kesadaran biaya lingkungan
Pernyataan
STS
TS
KS
N
CS
S
SS
biaya
0%
0%
0%
0%
22%
72%
6%
Saya memiliki pengetahuan yang baik mengenai biaya lingkungan yang diperlukan dalam usaha
0%
0%
2%
4%
62%
32%
0%
Secara umum, saya mengetahui setiap pengeluaran yang dilakukan untuk biaya lingkungan
0%
2%
4%
4%
58%
30%
2%
Saya menggunakan lingkungan
ramah
0%
0%
0%
0%
28%
64%
8%
Saya mengetahui biaya yang harus dikeluarkan untuk mengolah limbah usaha
4%
14%
34%
30%
18%
0%
0%
Saya membebankan biaya lingkungan sebagai bagian dari beban usaha
0%
0%
2%
0%
52%
42%
4%
Secara umum, saya mengetahui bahwa lingkungan adalah tanggung jawab usaha
bahan-bahan
usaha
Sumber : Hasil olahan, November 2013
14
4.4
Pengetahuan Biaya Dari ketujuh item pertanyaan yang menanyakan tentang pengetahuan
biaya. Paling tinggi responden menjawab setuju atau paham dalam mengelola biaya produksi. Responden sudah lama menekuni usahanya, jadi mereka sudah memahami bagaimana mengelola biaya usaha dengan baik. Komponen-komponen biaya usaha meraka juga sudah banyak mengetahui. Untuk masalah biaya produksi Jumadi Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga sudah paham betul, tidak sekedar memahami biaya produksi tapi mereka memiliki pengalaman yang cukup dan bahkan matang dalam mengelola biaya produksi. Tabel 5. Pengetahuan biaya Pernyataan Secara umum, saya mengetahui bagaimana mengelola biaya usaha Saya selalu mengukur kinerja usaha saya dalam profit (keuntungan)
STS 0%
TS 0%
KS 0%
N 0%
CS 50%
S 48%
SS 4%
0%
0%
2%
0%
54%
40%
4%
Saya mengetahui bagaimana mengelola biaya usaha
0%
0%
0%
0%
14%
76%
10%
Saya mengetahui komponenkomponen biaya usaha Saya memiliki pengalaman yang cukup untuk mengelola biaya usaha
0%
0%
0%
0%
8%
56%
36%
0%
0%
0%
2%
22%
46%
30%
Saya memilahkan pengeluaran usaha yang dilakukan dengan pengeluaran pribadi Saya mengetahui bagaimana membebankan biaya usaha dalam perhitungan harga produk/jasa maupun perhitungan profit/keuntungan
48%
48%
0%
0%
2%
0%
2%
68%
30%
0%
0%
2%
0%
0%
Sumber : Hasil olahan, November 2013
Dalam melakukan pengeluaran uang, responden yang kebanyakan perempuan tidak memisahkan pengeluaran usaha dengan pengeluaran pribadi, atau mengabungkannya menjadi menjadi satu. Mereka mempunyai pemikiran
15
pemisahan pengeluaran uang tidaklah begitu penting karena omset dagang juga tidak terlalu besar. Jika dipaksa untuk memisahkan mereka menjadi kebingungan karena sudah terbiasa tidak melakukan pemisahan pengeluaran uang.
4.5
Pengetahuan Biaya Lingkungan Tabel 6. Pengetahuan biaya lingkungan
Pernyataan Secara umum, saya mengetahui bagaimana mengelola biaya lingkungan
STS 4%
TS 14%
KS 36%
N 34%
CS 12%
S 0%
SS 0%
Saya memiliki pengalaman yang cukup untuk mengelola biaya lingkungan Secara umum, saya memiliki pengetahuan mengenai biaya lingkungan
16%
44%
28%
10%
0%
2%
0%
0%
6%
2%
8%
46%
36%
2%
Saya mengetahui komponen-komponen biaya lingkungan Saya mengetahui bagaimana membebankan biaya lingkungan dalam biaya usaha
58%
36%
2%
0%
4%
0%
0%
68%
30%
2%
0%
0%
0%
0%
Sumber : Hasil olahan, November 2013
Dari kelima item pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui pengetahuaa biaya lingkungan. Hanya sebagian kecil dari responden yang memiliki pengetahuan tentang biaya lingkungan dan sebagian besar dari responden tidak mengetahui komponen-komponen biaya lingkungan, bahkan membebankan biaya lingkungan ke dalam biaya usaha saja mereka tidak mengerti. Menurut Parti Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga hal ini disebabkan mereka tidak mendapatkan pengetahuan atau sosialisasi dari dinas terkait tentang biaya lingkungan. Jadi responden hanya menggunakan pengetahuan mereka seadanya, karena sebagian besar responden berusia lebih dari 50 tahun. Mereka lebih mementingkan biaya untuk
produksi,
sedangkan
untuk
biaya
lingkungan
mereka
tidak
mengutamakannya. Responden lebih memahami komponen-komponen biaya 16
produksi dibandingkan komponen-komponen biaya lingkungan. Jadi sebagian besar responden tidak mengetahui tentang biaya lingkungan itu seperti apa, mereka hanya memiliki pemikiran jangka pendek, dan bagi mereka yang penting setiap hari usahanya dapat terus berjalan dan berproduksi tanpa memperhatikan kondisi lingkungan.
4.6
Gaya Pengeluaran Idividu Tabel 7. Gaya pengeluaran individu
Pernyataan
STS
TS
KS
N
CS
S
SS
Ketika saya melakukan pengeluaran untuk kepentingan usaha, saya selalu merasa seperti melakukan pengeluaran menggunakan uang pribadi saya Bagi saya sangat penting untuk mengetahui usaha saya tidak melakukan pengeluaran yang sia-sia Saya selalu megecek uang yang ada ketika saya memutuskan untuk membeli sesuatu
0%
0%
0%
0%
2%
64%
34%
0%
0%
0%
2%
2%
56%
40%
0%
0%
0%
0%
6%
46%
48%
Saya selalu hati-hati dalam melakukan pengeluaran pribadi dibandingkan pengeluaran usaha Saya jarang mengkuatirkan pengeluaran uang
0%
0%
0%
0%
10%
48%
42%
90%
8%
0%
0%
2%
0%
0%
Sumber : Hasil olahan, November 2013
Dari keenam pertanyaan yang menyatakan tentang gaya pengeluaran individu.
Responden
paling
banyak
menyatakan
sangat
mengkuatirkan
pengeluaran uang mereka, karena mereka kuatir jika tidak memperhitungkan pengeluaran pribadi maka tidak ada uang untuk biaya produksi. Ada hubungannya dengan tingkat preferensi kepentingan yaitu pada biaya usaha yang rendah. Pelaku usaha (UKM) tahu menginginkan biaya produksi yang rendah agar tetap bisa berproduksi. Hal ini yang menjadikan para pelaku usaha (UKM) tahu lebih hatihati dalam melakukan pengeluaran uang pribadi mereka, supaya dapat terus 17
berproduksi dengan harga bahan pokok utamanya yaitu kedelai yang terus naik, sementara harga cenderung ditetapkan berdasar harga pasar. Jadi sebagian dari responden lebih mengutamakan kebutuhan untuk produksi dari pada kebutuhan pribadi. Bagi, Sumiyati Jl. Pramuka No. 52 Salatiga proses produksi dapat terus berlangsung menjadi salah satu hal yang penting.
5.
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN dan SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada pelaku usaha tahu di kota Salatiga, dapat disimpulkan bahwa mereka mengharapkan biaya yang rendah untuk dapat melakukan kegiatan produksi. Pelaku bisnis peduli terhadap lingkungan, namun tidak mengetahui komponen-komponen biaya lingkungan dan juga cara memasukkan biaya lingkungan kedalam biaya usaha. Sebaiknya Pemerintah atau dinas terkait memberikan penyuluhan atau sosialisasi tentang pentingnya biaya lingkungan dan pengelolaan limbah yang baitk supaya para pelaku bisnis. Untuk para pelaku bisnis tahu kedepannya diharapkan untuk lebih memperhatikan pengelolaan limbah dengan baik yang tentunya di dukung oleh Pemerintah kota Salatiga.
18
DAFTAR PUSTAKA
Environmental Protection Agency. 1996 . An Introduction to Environmental Accounting as a Business Management Tool. Gray, R and Bebbington J. (2001). “Accounting for the Environment” (2nd Edition) http://mamagilang.blogspot.com/2012/11/kepedulian-lingkungan.html http://pengertian-definisi-adalah.blogspot.com/2013/08/pengertian-pengetahuanmenurut-para-ahli.html http://vebrianaparmita.wordpress.com/2013/09/21/bab-iii-distribusi-frekuensidan-grafik/ http://www.technology-indonesia.com/energi/bahan-bakar/120-biogas-darilimbah-tahu. 1/31/2014, 10:43 AM https://www.google.com/search?q=Keputusan+Presiden+RI+no.+99+tahun+1998 +pengertian+Usaha+Kecil&rlz=1C1HRYL_enID503ID504&oq=Keputusa n+Presiden+RI+no.+99+tahun+1998+pengertian+Usaha+Kecil&aqs=chro me..69i57.1286j0j7&sourceid=chrome&espv=210&es_sm=93&ie=UTF8. 1/31/2014, 10:58 AM Ikshan, Arfan. (2008). “Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya”. Graha Ilmu.Yogyakarta. Ikshan,
Arfan.
(2009).
“Akuntansi
Manajemen
Lingkungan”,
Graha
Ilmu.Yogyakarta. Lako, A. (2012) “Akuntansi Hijau”. Kontan, edisi 10-22 Juni. Paranoan, N. (2010) “Akuntansi Lingkungan dan Penerapannya di Indonesia”
19
Susilo, J. (2008). “Green Accounting di Daerah Yogyakarta Studi Kasus Antara Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul”. Volume 12 No.2, Desember 2008:149-165 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian NAMA NAMA USAHA ALAMAT JENIS USAHA USIA JENIS KELAMIN
: : : : : :
PREFERENSI KEPENTINGAN Isilah dengan urutan kepentingan (1 – 6) KEPENTINGAN
URUTAN KE
Omset / Penjualan Laba / Keuntungan Biaya Usaha Rendah Kualitas Jasa / Produk Produk/Jasa ramah lingkungan Limbah tidak mencemari lingkungan KEPEDULIAN LINGKUNGAN HIDUP Isi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju No PERNYATAAN 1 2 3 4 1 Secara umum, saya mengetahui bagaimana menjaga lingkungan hidup 2 Secara umum saya mengetahui bahwa menjaga lingkungan hidup sama dengan menjaga kelangsungan hidup usaha 3 Saya selalu menggunakan bahan-bahan (perlengkapan dan bahan baku) usaha yang ramah lingkungan 4 Saya selalu menjaga agar limbah usaha tidak mencemari lingkungan hidup 5 Saya selalu memilah limbah usaha yang organik dan non organik 6 Secara umum, saya selalu membeli peralatan usaha yang ramah lingkungan KESADARAN BIAYA LINGKUNGAN 20
5
6 7
Isi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju No PERNYATAAN 1 2 3 4 5 6 7 1 Secara umum, saya mengetahui bahwa biaya lingkungan adalah tanggung jawab usaha 2 Saya memiliki pengetahuan yang baik mengenai biaya lingkungan yang diperlukan dalam usaha 3
4 5 6
Secara umum, saya mengetahui setiap pengeluaran yang dilakukan untuk biaya lingkungan Saya menggunakan bahan-bahan usaha ramah lingkungan Saya mengetahui biaya yang harus dikeluarkan untuk mengolah limbah usaha Saya membebankan biaya lingkungan sebagai bagian dari beban usaha
PENGETAHUAN BIAYA Isi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju No PERNYATAAN 1 2 3 4 1 Secara umum, saya mengetahui bagaimana mengelola biaya usaha 2 Saya selalu mengukur kinerja usaha saya dalam profit (keuntungan) 3 Saya mengetahui bagaimana mengelola biaya usaha 4 Saya mengetahui komponen-komponen biaya usaha 5 Saya memiliki pengalaman yang cukup untuk mengelola biaya usaha 6 Saya memilahkan pengeluaran usaha yang dilakukan dengan pengeluaran pribadi 7 Saya mengetahui bagaimana membebankan biaya usaha dalam perhitungan harga produk/jasa maupun perhitungan profit/keuntungan PENGETAHUAN BIAYA LINGKUNGAN Isi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju No PERNYATAAN 1 2 3 4 1 Secara umum, saya mengetahui bagaimana mengelola biaya lingkungan 2 Saya memiliki pengalaman yang cukup untuk mengelola biaya lingkungan 3 Secara umum, saya memiliki pengetahuan mengenai biaya lingkungan 21
5
6
7
5
6
7
4 5
Saya mengetahui komponen-komponen biaya lingkungan Saya mengetahui bagaimana membebankan biaya lingkungan dalam biaya usaha
GAYA PENGELUARAN INDIVIDU Isi dalam skala 1 – 7 ; 1 = Sangat tidak setuju dan 7 = Sangat Setuju No PERNYATAAN 1 2 3 4 1 Ketika saya melakukan pengeluaran untuk kepentingan usaha, saya selalu merasa seperti melakukan pengeluaran menggunakan uang pribadi saya 2 Bagi saya sangat penting untuk mengetahui usaha saya tidak melakukan pengeluaran yang sia-sia 3 Saya selalu megecek uang yang ada ketika saya memutuskan untuk membeli sesuatu 4 Saya selalu hati-hati dalam melakukan pengeluaran pribadi dibandingkan pengeluaran usaha 5 Saya jarang mengkuatirkan pengeluaran uang
5
Lampiran 2 Responden Penelitian
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Sarni Kasinem Tumiyem B Waginem Beno Darmi Jumadi Suparti Parti Mustoqimah Sumitro Yahmin Sunarto Tarmi Partini Kasidi Sunarni Djumarsih
Alamat Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga Jl. Kalitaman No. 89 Salatiga Jl. Kalitaman Rt.03 Rw.04 Salatiga Jl. Kalisari Rt.10 Rw.06 Salatiga Jl. Pramuka No.9 Salatiga Jl. Kalisari Rt.11 Rw.06 Salatiga Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga Jl. Pramuka No.54 Salaiga Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga Jl. Kalisari Rt.11 Rw.06 Salatiga Jl. Kalitaman Rt.03 Rw.04 Salatiga Jl. Pramuka No.20 Salatiga Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga Jl. Kalisari Rt.07 Rw.06 Salatiga Jl. Kalitaman Rt.02 Rw.04 Salatiga Jl. Kalitaman RT.05 Rw.05 Salatiga Jl. Pramuka Rt.05 Rw.05 Salatiga
22
6
7
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Muh Riji Sumarni Suriyem Sudarjo Sri Mulyani Haryani Riyati Sarwanti AB. Hamid Suhiman
28
Sri Sumiyati
29
Sri Sugiyanti
30
Slamet
31
Suminem A
32
Sih Wonten Juminem
33
Siti Haryanti
34
Suparmi B
35
M. Komari
36 37 38
Sabito Yoto Sumanto Ny Usup/ Sainem
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Ngadiyem Djupri Sukini Paiman Jaenah Sutijah Mujiyati Suhari Sohiroh Parti B Suminten Paelan Sp Sumiyati
Jl. Pramuka Rt. 09 Rw.05 Salatiga Jl. Kalisari Rt.07 Rw.06 Salatiga Jl. Kalisari Rt. 11 Rw.06 Salatiga Nogosaren Rt.02 Rw.05 Bugel Kecandran Rt.01 Rw.01 Pulutan Jl. Domas No 41 Salatiga Jl. Domas 01 Rt.04 Rw.08 Salatiga Jl. Kalisari Rt.07 Rw.06 Salatiga Kliwonan Rt.02 Rw.03 Pabelan Pasarraya Rt.04 Rw.01 Kauman Kidul Pasarraya Rt.04 Rw.01 Kauman Kidul Pasarraya Rt.04 Rw.02 Kauman Kidul Pasarraya Rt.04 Rw.02 Kauman Kidul Blambangan Rt.12 Rw.05 Kauman Kidul Banyuputih Rt.04 Rw.03 Sidorejo Lor Banyuputih Rt.02 Rw.03 Sidorejo Lor Banyuputih Rt.04 Rw.03 Sidorejo Lor Banyuputih Rt.04 Rw.03 Sidorejo Lor Rejosari Rt.01 Rw.01 Sidorejo Lor Rejosari Rt.01 Rw.01 Sidorejo Lor Banyuputih Rt.04 Rw.03 Sidorejo Lor Jl. Domas Rt.03 Rw.08 Salatiga Jl. Patimura Rt.04 Rw.08 Salatiga Jl. Patimura Rt.04 Rw.08 Salatiga Jl. Patimura Rt.04 Rw.08 Salatiga Jl. Patimura Rt.04 Rw.08 Salatiga Jl. Pramuka No.56 Salatiga Jl. Kalisari Rt.09 Rw.06 Salatiga Jl. Kalitaman Rt.04 Rw.04 Salatiga Jl. Kalitaman Rt.02 Rw.04 Salatiga Jl. Kalitaman Rt.03 Rw.04 Salatiga Jl. Pramuka Rt.08 Rw. 05 Salatiga Jl. Pramuka No. 52 Salatiga
23