KEMUNCULAN IDENTITAS KELOMPOK DALAM INDUSTRI KAOS DABLONGAN BANYUMASAN NENY MARLINA1 ABSTRACT The title of the research is “the emergence of collective identity in Dablongan Banyumasan shirt industry.” The location of the research was in Banyumas Regency of Central Java Province, with the objective of descripting the emergence of collective identity through local shirt industry particularly Banyumasan special shirt of Dablongan. The politic of identity in the research would not be seen as threat, but on the contrary it is considered as opportunity in social harmonization as well as the chance to display the products of creative industries. The method of research is qualitative research method and the informan withdrawal is based on purposing sampling. The data are coming from primary data and secondary data. Data primer are gained from depth interview and observation, while secondary data are collected from documentation. The emergence of raising cultural identity through language, picture, and other designs local shirt to resurface the basic local characteristic gives positive impacts as well as the negatives. The resurgence of collective identity who are proud of their local culture gives positives influence on the existence of the local cultures in Indonesia. Nevertheless, if the sense of locality is too much, it will create contested identity with other local identities along with the forsaking of the idea that local identities are actually parts of national identity. Creative industry needs three primary actors, government, business, and intellectuals to drive the industry stay in its lane. Government needs to give guidelines and appreciation toward creative industry which able to compete to the foreign culture. The business is needed to manage the fiscal as well as the marketing of creative industry, and the intellectuals are needed to give deeper understanding on the local culture which become business opportunity but do not threat the existence of other local cultures. Keywords: Politic of identity, creative industry, culture
1
Email:
[email protected]
Indonesia. Salah satu alasan dari
A. Pendahuluan Indonesia turut
andil
dalam
persaingan pasar global terlebih lagi karena menjadi bagian dari masyarakat Ekonomi ASEAN. Hal yang mulai digalakkan dalam persaingan produksi dengan pasar dunia adalah dengan mendorong
lahirnya
inovasi
dan
kreativitas di kalangan industri yang biasa dikenal dengan industri kreatif. Walaupun tidak menghasilkan produk dalam jumlah banyak, industri kreatif mampu memberikan kontribusi positif yang
cukup
signifikan
terhadap
perekonomian nasional. Depertemen Perdagangan (2008) mencatat bahwa kontribusi industri kreatif terhadap PDB di tahun 2002 hingga 2006 rata-rata mencapai 6,3% atau setara dengan 152,5 trilyun jika dirupiahkan. Industri kreatif juga sanggup menyerap tenaga kerja hingga 5,4 juta dengan tingkat partisipasi 5,8%. Dari segi ekspor,
industri
membukukan
total
kreatif
telah
ekspor
10,6%
antara tahun 2002 hingga 2006. Kehadiran
industri
kreatif
pengembangan industri kreatif adalah adanya dampak positif yang akan berpengaruh pada kehidupan sosial, iklim bisnis, peningkatan ekonomi, dan juga berdampak para citra suatu kawasan tersebut. Sektor ekonomi kreatif yang banyak mengambil bagian dalam pasar industri adalah fashion. Fashion khas yang paling mudah ditemui
di
keberadaan
sudah mengalami pertumbuhan dengan beragam bidang di semua daerah di
daerah
adalah
kaos.
Kaos
industri
merupakan
bagian
dalam
industri
kreatif bagian fashion. Dalam industri kaos,
kehadiran
kaos
kedaerahan
adalah salah satu bentuk inovasi yang mengusung tema kebudayaan setempat seperti kaos Joger di Bali, Dagadu di Jogja,
dan
kedaerahan
lain
sebagainya.Kaos
dibuat
sebagai
keterwakilan dan ideografis. Kaos khas kedaerahan ini bukan hanya memberikan kontribusi secara ekonomi kepada para pelaku usahanya tetapi juga memuat tentang keberadaan identitas
ini
setiap
kolektif.
Identitas
bisa
diproduksi melalui representasi yang merupakan sebuah sistem simbolik.
Representasi
bisa
dalam
berbagai
dialek
banyumasan
memiliki
bentuk termasuk juga dalam kaos
karakteristik yang berbeda dari yang
kedaerahan yang bukan hanya memuat
lain karena kadang dianggap sebagai
soal desain yang menarik tetapi juga
bahasa yang kasar dan tidak memiliki
citra dari suatu daerah. Menurut
unggah-ungguh.
Umberto Eco (1979) kaos menjadi
Dablongan
sebuah pesan yang representasinya
memberikan
bentuk
selalu bersifat kode yang berhubungan
mengangkat
dialek
dengan pengalaman, relasi sosial, nilai
sebagai pesan dalam industri kaosnya.
atau status yang diakui secara tersirat
Hal
maupun tersurat oleh pemakainya.
kebangkitan
Kaos bukan hanya menyampaikan
yang semula dialeknya malu untuk
pesan tentang tempat, kelompok atau
digunakan
usaha tetapi pengakuan atas keadaan
sendiri justru merambah pasar yang
pemakainya.
lebih luas dengan menempelkannya
Kaos menarik
kedaerahan perhatian
yang cukup adalah
Kaos
Kehadiran
sekitar
ini
tahun lain
2010 dengan
banyumasan
menunjukkan identitas
oleh
kaos
adanya
banyumasan
orang
banyumas
sebagai pesan dalam kaos dablongan. Melalui
penelitian
ini,
identitas
Dablongan khas Banyumasan yang
kolektif tidak akan dilihat sebagai
memuat dialek ngapak dan citra orang
bentuk konflik atau benturan dengan
banyumas. Menurut Achmad Tohari
identitas lain tetapi bentuk perlawanan
seiring perkembangan zaman, jumlah
terhadap
penutur dialek banyumasan secara
keragaman
berangsur-angsur
Indonesia dan banyak digemari oleh
semakin
terancam
sedikitnya
penutur
karena yang
identias fashion
barat yang
dengan ada
di
generasi muda.
secara utuh berdialek banyumasan. Hal ini
dipengaruhi
karena
adanya
stereotip masyarakat luar menganggap dalam pengucapan atau logat pada
B. Identitas Dalam Budaya Populer Identitas tidak selalu dapat dilihat secara fisik dan penampilan tetapi terdapat pula identitas yang
invisible. Dalam kehidupan sehari-hari
lain. Pendapat Jeffrey Week tersebut
beragam ekspresi identitas yang dapat
menekankan pentingnya identitas bagi
dengan mudah terlihat secara nyata
tiap individu maupun bagi suatu
seringkali kita temukan. Seseorang
kelompok atau komunitas (Widayanti,
melakukan ekspresi identitas untuk
2009: 14)
menegaskan keberadaan identitasnya
Pasca
orde
baru
kehadiran
di tengah masyarakat. Sehingga akan
identitas yang dahulu diseragamkan
muncul sense of belonging dan sense
mulai
of
menampakkan
difference.
identitas
ini
Beragam kerap
ekspresi
menimbulkan
menemui
wadahnya diri
untuk yang
sesungguhnya. Identitas yang berbeda
prasangka bahkan stereotip ketika
antara
tidak sama dengan ekspresi identitas
kelompok lainnya semakin mencair
yang dimiliki oleh mayoritas. Pada
dan dapat dilihat tanpa dibatasi oleh
tahap inilah terjadi pembentukan self
rezim yang otoriter. Hal ini yang
dan others. Prasangka hadir dalam
menjadikan toleransi masyarakat harus
merespon
semakin tinggi. Pada tahap inilah
keberadaan
identitas
satu
kelompok
lainnya. Kehadiran prasangka negatif
identitas
bahkan stereotip seringkali muncul
individu bisa dikontestasikan atau
tanpa
dikompromikan.
mengenal
Prasangka
dapat
terlebih muncul
dahulu. dan
baik
dengan
kelompok
maupun
Masuknya
budaya-budaya populer dari negara
berkembang menjadi stereotip untuk
lain
menggeneralisasi kelompok identitas
identitas negara lain yang masuk ke
yang
dengan
Indonesia dan digemari oleh banyak
identitas mayoritas. Identitas menurut
generasi muda. Fenomena ini yang
Jeffrey Week adalah berkaitan dengan
biasanya
belonging tentang persamaan dengan
populer. Keberadaan budaya populer
sejumlah
yang
tidak hanya berdampak pada sektor
membedakan seseorang dengan yang
ekonomi tetapi juga menjadi bentuk
dianggap
orang
berbeda
dan
apa
juga
memunculkan
disebut
sebagai
bentuk
budaya
keberadaan identitas lainnya yang
banyaknya
diperlihatkan dalam pesan baik tulisan
teknologi informasi dan komunikasi
maupun lisan. Keberadaan industri
serta
kreatif yang membuka peluang bagi
Perkembangan
industri
Lahirnya
menciptakan pola kerja, pola produksi
budaya-budaya pop ini melahirkan
dan pola distribusi yang lebih murah
kebangkitan bagi budaya lokal untuk
dan efisien. Adanya target lebih murah
tetap eksis di tanah air. Salah satunya
dan
adalah
kegiatan
produksi dan distribusi berakibat pada
industri dengan memunculkan budaya
pergeseran konsentrasi industri dari
lokal/kedaerahan. Budaya populer baik
negara barat ke negara berkembang
melalui industri musik, buku maupun
seperti Asia karena tidak bisa lagi
fashion
bahwa
menyaingi biaya yang lebih murah di
pembacaan identitas tidak selalu hanya
Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan
dapat dilihat melalui gerakan yang
Jepang. Fenomena ini mengarahkan
radikal beserta seperangkat atributnya.
industri-industri di negara maju untuk
menjadi
memanfaatkan
memunculkan
penemuan
di
globalisasi
lebih
bidang
ekonomi. industrialisasi
efisien
dalam
proses
mengoptimalkan sumber daya manusia C. Industri Kreatif dan Kebudayaan
dan kreativitas.Untuk itu sejak tahun
Masyarakat Banyumas
1990an perekonomian dunia mulai
Dalam Rencana Pengembangan
bergeser menuju perekonomian yang
Ekonomi Kreatif Indonesia tahun 2025
didukung
oleh
kreativitas
dengan
yang dirumuskan oleh Departemen
istilah ekonomi kreatif melalui industri
Perdagangan RI dijelaskan adanya
kreatif.
evoluasi ekonomi kreatif. Berdasarkan
Industri kreatif merupakan salah
dokumen rencana ini dapat diketahui
satu potensi yang bisa dikembangkan
bahwa adanya pergeseran dari era
untuk memajukan ekonomi daerah.
pertanian ke era industrialisasi lalu ke
Seperti daerah lain, di Banyumas,
era informasi yang disertai dengan
industri kreatif yang digawangi oleh
anak muda juga terus bertumbuh.
berbagai sisi budaya Banyumas dapat
Berbagai
kreatif
dibedakan
dari
budaya
mulai tumbuh di Banyumas seperti
(kearaton).
Jiwa
dan
semangat
kuliner, desain, t-shirt, seni dan
kerakyatan
kebudayaan
Banyumas
fashion. Pegiat industri kreatif di
telah membawanya pada penampilan
Banyumas banyak dipelopori oleh
(perilaku)
kaum muda. kreatifitas seehingga
kacamata budaya keraton terkesan
setidaknya industri ini membuktikan
kasar dan rendah.
bahwa jiwa kewirausahaan kalangan
Kebudayaan
bidang
industri
yang
jika
Jawa
dilihat
dari
Banyumas
muda mulai dapat diwujudkan dalam
berlangsung
dalam
sebuah produk. Kondisi ini tentunya
kesederhanaan,
yang
dilandasi
harus didukung oleh peran serta
semangat
kerakyatan,
cablaka
pemerintah
(transparancy)
dalam
Kabupaten
Banyumas
mengembangkan
potensi
dan
pola
explosure
(terbuka)
dari
kehidupan
dibangun
kreatifitas anak muda ini sebagai
masyarakat yang berpola kehidupan
bentuk
tradisional-agraris.
perhatian
dalam
Kecenderungan
memaksimalkan potensi sumber daya
demikian karena disebabkan wilayah
manusia.
Banyumas
Pada Banyumas
merupakan
wilayah
prinsipnya
kebudayaan
pinggiran dari kerajaan-kerajan besar
merupakan
bagian
(Jogyakarta,
tak
Surakarta).
Kabupaten
terpisahkan dari kebudayaan Jawa,
Banyumas merupakan bagian dari
namun dikarenakan kondisi dan letek
wilayah budaya Banyumasan, yang
geografis
berkembang di bagian barat Jawa
yang
jauh
dari
pusat
kekuasaan keraton. Dengan demikian
Tengah.
latar
dan
adalah bahasa Banyumasan, yakni
Banyumas
salah satu dialek bahasa Jawa yang
semangat
cukup berbeda dengan dialekstandar
kerakyatan yang mengakibatkan pada
bahasa Jawa ("dialek Mataraman").
belakang
pandangan sangat
kehidupan
masyarakat
dijiwai
oleh
Bahasa
yang
dituturkan
Masyarakat dari bahasa dan daerah
lebih mengutamakan keunikan produk
lain kerap menjuluki "bahasa ngapak"
selain menjaga kualitasnya. Industri
karena ciri khas bunyi /k/ yang dibaca
kreatif
penuh pada akhir kata. Adapun sejarah
didominasi oleh anak muda. Salah
pertama
satunya
kali
banyumasan
tentang menurut
dialek Budiono
di
purwokerto
adalah
Banyumasan
Kaos
yang
memang
Dablongan kini
mulai
(2008:6-7), bahwa dialek banyumasan
mendapar tempat di hati pembelinya.
adalah bahasa yang lebih tua daripada
Kaos Dablongan Banyumasan awalnya
bahasa Jawa lainnya.
terinspirasi dari kaos kedaerahan yang sudah lebih dulu sukses menjadi ikon
D.
Lahirnya
Industri
Kaos
khusus bagi daerah tersebut seperti joger dan dagadu.
Dablongan Banyumasan Dalam perekonomian Indonesia
Selain itu Kelompok ini terbukti tahan
Awalnya pemilik industri Kaos Dablongan ini memang sudah berkecimpung di dunia industri konveksi tetapi belum memasukkan nuansa kedaerahan dalam usahanya. Kreatifitas yang teretus adalah
terhadap berbagai macam goncangan
mengangkat
krisis
ekonomi
dalam sebuah media yaitu kaos. Usaha
kreatif memerlukan para aktor dan
yng dimulai sejak sekitar tahun 2011
berbagai
akan
ini mengambil istilah “Dablongan”
yang
bagi
Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar.
ekonomi.
Industri
faktor
mengarahkannya
yang pada
titik
bahasa
industrinya
Banyumasan
yang
berarti
diharapkan oleh semua pihak. Ada tiga
seenaknya sendiri. Salah satu pesan
aktor utama dalam pengembangan
yang
ekonomi kreatif, yaitu: pemerintah,
penggunaan
bisnis dan cendekiawan. Kehadiran
adalah karena banyak orang Banyumas
indusri kreatif memberikan warna baru
yang malu dengan bahasa ngapaknya
pada perkembangan industri
atau bahasa penginyongan. Kehadiran
yang
Kaos
ingin
disampaikan bahasa
Dablongan
dengan
Banyumasan
bukan
hanya
membawa harapan bahwa industrinya
Banyumas Kalau belum beli Kaos
akan laku tetapi ada keinginan atau
Dablongan”.
kebanggaan
tersendiri
jika
kaos
Identitas kebudayaan Banyumas
Dablongan ini dipakai oleh orang
justru dibangun dari serpihan-serpihan
Banyumas yang berarti tidak malu lagi
komunitas masyarakat yang terdiri dari
dengan tempat dan budaya dimana dia
kelompok
kelompok
berasal. Pesan merasa bangga terhadap
menghuni
wilayah
budaya dan bahasa Bnymasan yang
Karakteristik individu berakar pad
dituangkan dalam media kaos inilah
identitas dasar yang dibawa sejak lahir
yang menjadi tujuan utama industri
dan
Kaos Dablongan ini terus dijalankan.
membedakannya dengan yang lain
Tujuan akhirnya adalah bahwa industri
(Ubid
kaos Bnyumasan ini bisa diproduksi
Karakteristik individu pada orang per
oleh para pemilik ide industri kreatif
orang
yang lain,
Banyumas kemudian disatukan oleh
yang memiliki desain
membentuk
yang
Banyumas.
keakuan
Abdillah
yang
kecil
S,
dan
:2001:12).
mendiami
berbeda tetapi sama-sama mengangkat
perasaan
budaya dan bahasa Banyumasan dalam
perasaan kebersamaan ini kemudian
produknya. Dengan begitu, maka suatu
terbentuk suatu sistem kebudayaan
saat harapannya adalah banyak orang
yaitu kebudayaan Banyumas. Perasaan
yang
kebersamaan
lebih
bangga
menunjukkan
identitas
Banymasnya
menghargai
budaya
melalui
berbagai cara dan ekspresi seperti yang bahasa
dan
berasal. Tujuan yang paling besar
kesenian-kesenian
tertentu
yang
ingin dicapai dari industri ini adalah
berkembang
Kaos Dablongan Banyumasan bisa
Banyumas.
identik sebagai souvenir wisata bagi
Banyumasan
orang
yang
berkunjung
dia
diwujudkan
Adanya
pada
luar
darimana
serta
kebersamaan.
wilayah
ke
Banyumas, seperti slogan “Tidak ke
tampak
meluas Bahwa
di bahasa
seantero dialek
dengan
sub-sub
dialeknya
merupakan
ekspresi
perasaan
kebersamaan
kaum
penginyongan (Ahmad Tohari, 2006)
teknologi
di tengah hegemoni kebudayaan kraton
globalisasi.
Jawa.
maju, tanpa meninggalkan karakter
Semua itu merupakan suatu upaya
mutakhir
dan
Banyumas
budayanya
pengaruh
yang
yang
lebih
explosure
struggle (berjuang) sebagai bentuk
(terbuka),cablaka
resistensi
atas
dinamis. Pola-pola impian masa depan
diri
seperti
sekaligus
kekuatan-kekuatan
reaksi
dari
luar
(transparan)
inilah
yang
kemudian
masyarakat Banyumas yang dibimbing
digelorakan
oleh proses kesadaran sebagai wong
identitas Banyumas masa kini.
Banyumas. Di sini terjadi semacam
untuk
Tampilan
dan
mewujudkan
dan
karakter
Banyumas
sebagai
upaya menggalang kekuatan untuk
kebudayaan
mengukuhkan diri sebagai sebuah
kebudayaan
bangsa yang memiliki karakter yang
paling mudah dijumpai melalui bahasa
dibangun oleh semangat kebudayaan
dan kesenian lokal yang tumbuh di
lokal mereka di antara persebaran
wilayah ini. Bahasa yang digunakan
kebudayaan lain. Usaha perjuangan
dalam
identitas Banyumas masa kini tentu
Banyumas adalah bahasa Jawa dialek
saja
Banyumasan
berbeda
Banyumas
masa
dengan lalu
identitas yang lebih
kaum
penginyongan
kehidupan
yang
‘ngapak-ngapak´.
masyarakat
bercirikan
Sedangkan
pada
dibangun oleh semangat kerakyatan
wujud kesenian dapat dilihat karakter
dari sebuah komunitas masyarakat
eskpresi keindahan estetik masyarakat
pinggiran yang berpola kehidupan
Banyumas yang diwujudkan dalam
tradisional-agraris.
pola dan bentuk yang sederhana serta
Identitas
yang
dibangun saat ini adalah Banyumas
tampil apa adanya.
sebagai kawasan budaya yang tidak alergi terhadap perubahan. Banyumas
E. Identitas Kolektif Banyumasan
yang dipengaruhi oleh perkembangan
dalam Identitas Nasional
sosial politik dunia, ekonomi dunia,
Berbagai atribut maupun simbol
identitasnya, bbaik sebagai “keakuan”
yang memberikan makna tertentu bagi
maupun sebagai bagian dari kelompok
si pemakai merupakan salah satu
dimana
bentuk ekspresi identitas yang baik
seseorang
disadari maupun tidak dimunculkan
kepercayaan dan keberanian lebih
oleh si pemakai. Lahirnya industri
besar dibandingkan sendiri.
Kaos Dablongan Banyumasan yang tentunya
mengusung
kebudayaan
konstruksi
banyumasan
dalam
produknya adalah salah satu bentuk mengekspresikan banyumasan
identitas
dalam
media
kaos.
Kemunculan identitas dengan perasaan kesamaan
latar
belakang,
tempat,
bahasa dan kebudayaan inilah yang memunculkanlahirnya
identitas
kelompok. Ada perasaan berbeda bagi pemakai kaos kedaerahan bagi si pemakai.
Jika
ia
berada
pada
sekumpulan orang yang beridentitas sama maka akan menimbulkan sense of belonging atau sebaliknya jika ia menggunakan atribut yang berbeda dengan
sekitarnya
maka
yang
ditimbulkan adalah sense of different. Sehingga pakaian bukan hanya sesuatu yang melekat ditubuh tetapi juga salah satu bentuk dalam mengekspresikan
didalam
suatu
kelompok
bisa
merasa
memiliki
Kehadiran kaos kedaerahan yang mengangkat identitas budaya melalui bahasa, gambar maupun desain lainnya dengan tujuan memunculkan kembali ciri khas dasar dari daerah memberikan dampak
positif
maupun
negatif.
Identitas merupakan sesuatu yang bisa negosiasikan
maupun
bisa
dikontestasikan. Dalam pengertian ini, maka
identitas
muncul
harus
kedaerahan bisa
yang
dinegosiasikan
dengan identitas nasional yang ada. Kebangkitan identitas kelompok yang bangga pada budaya daerahnya di satu sisi bisa memberikan dampak positif bagi eksistensi kebudayaan lokal di Indonesia. Namun, jika timbul rasa kedaerahan yang terlalu besar maka akan
menimbulkan
dikontestasikan
identitas
dengan
yang identits
kedaerahan lain serta lupa bahwa identitas
kedaerahan
merupakan
bagian dari identitas nasional. Identitas
yang bukan hanya mengutamakan
kedaerahan
akan
kualitas tetapi juga keunikan dari
menimbulkan “self” dan “others” yaitu
produk yang dijual. Kaos Dablongan
meliankan yang lain yang memiliki
Banyumasan
perbedaan identitas dengan dirinya,
identitas pengiyongan atau ngapak
maka
kemudian
telah memberikan warna tersendiri
berbenturan sehingga lupa dengan
bahwa industri kreatif juga menjadi
identitas nasional. Namun, disi lain
media bagi bangkitnya identitas yang
kemunculan
kelompok
dikonstruksi dari budaya kedaerahan.
dengan dasar kedaerahan memberikan
Identitas Banyumas memang sudah
dampak positif bagi perkembangan
unik
budaya di Indonesia karena dapat
Banyumas yang mulai malu untuk
menjadi filter bagi masuknya industri
mengakui bahasanya yang dianggap
populer
ngapak oleh orang lain.
yang
disiilah
menguat
identitas
identitas
yang mengusung budaya,
bahasa serta kebanggaan dari luar negeri.
Kemunculan
identitas
kelompok menjadi bentuk resistensi dari keberadaan budaya asing yang lebih
populer
Kebangkitan
di
identitas
Indonesia. kelompok
kedaerahan mengingatkan kita kembali bahwa harus kembali pada daerah, adat, budaya, bahasa dari dimana kita dilahirkan dan dimana kita tinggal. Kesimpulan Kehadiran industri kreatif telah melahirkan bentuk serta jenis produk
yang
hanya
saja
mengedepankan
banyak
orang
Kemunculan identitas kelompok yang dikonsstruksikan melalui media kaos
sebagai
bentuk
kebanggaan
terhadap identitas daerahnya dapat meberikan dampak positif maupun negatif. Dampak negatif akan timbul jika
kelompok
identitas
ini
menggunakan kaos kedaerahan sebagai pengakuan atas keberadaannya dan meliyankan
yang
lain.
Perasaan
kedaerahan yang timbul terlalu besar akan
mengkontestasikan
kedaerahannya
dengan
odentitas keberadaan
identitas nasional. Bentuk kebanggaan
yang
berlebihan
atas
identitas
Daftar Pustaka
kedaerahannya akan melahirkan sifat lupa
bahwa
merupakan nasional
identitas bagian
yang
kedaerahan
dari
identitas
bukan
untuk
dikontestasikan sati sama lain tetapi dinegosiasikan
dalam
kerangka
harmonisasi sosial. Dampak positif yang diperoleh adalah bahwa
kemunculan
industri
kaos
kedaerahan merupakan sebuah bentuk resistensi
dari
kehadiran
budaya
Abdilah, Ubed, S. 2002. Politik Identitas Etnis Pergulatan Tanda Tanpa Identitas. Magelang: Yayasan Indonesiatera Anggota IKAPI. Ahmad Tohari, 2006, “Membangun Identitas Banyumas melalui Seni-Budaya”, Pointers makalah, disampaikan pada Sarasehan Seni yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyumas bertempat di Pendopo Duplikat Si Panji Banyumas tanggal 20 Juli 2006.
populer asing di Indonesia. Resistensi ini bernilai positif karena membuat kita
kembali
menyadari
darimana
Castell, Manuel, 2010, The Power of Identity, (United Kongdom : Willey Blackwell)
tempat, adat istiadat serta budaya kita berasal. Dalam perkembangan budaya di indonesia, kemunculan industri kaos kedaerahan akan berdampak positif jika diiringi dengan kesadaran sebagai bagian dari identitas nasional sehingga memfilter maraknya budaya populer
Chris Barker, Cultural Studies, Teori Dan Praktik, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2004 ) Jones, Pip. 2009. Pengantar Teori-teori Sosial dari Teori Fungsionalisme Hingga Post-Modernisme. Jakarta: Yayasan Pusaka Obor Indo.
asing yang lebih diidolakan oleh masyarakat Indonesia
Ritzer, George and Goodman, Dauglar, J. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media. Syamsu ln & Nurihsan Juntika, Teori Kepribadian,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya , 2008),
Widayanti, Titik, 2009, Politik Subaltern Pergaulan Identitas Waria, Yogyakarta : Research Center For Politics and Government Jurusan Politik dan Pemerintahan, Universitas Gadjah Mada BPS Kabupaten Banyumas