KEMATANGAN VOKASIONAL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 SEWON Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh : Diah Pertiwi Nugroho NIM: 019114103
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA JOGJAKARTA 2009
i
MOTTO
Perbaharuilah Dirimu Hari
Ini, Perbaharuilah Dirimu
Setiap Hari, Dan Perbaharuilah Dirimu Seterusnya.
Seseorang
Yang Takut Berbuat Salah Justru Merasa
Kelelahan Meskipun Belum Berbuat Apa-Apa.
Tanpa Doa Dan Ikhtiar, Sebuah Harapan Tidak Akan Terwujud Dengan Sempurna.
iv
KARYA SEDERHANA INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK
Bapak dan Ibu tercinta Yang selalu memberiku limpahan cinta, kasih sayang, perhatian, pengertian, kesabaran yang tak terhingga, dan yang telah mendidik dan menjaga aku hingga aku bisa seperti ini. Mbak-mbakku tersayang Mama Kun, Mama Tie, dan Mama Nie yang selalu mengajarkan aku tentang kedewasaan dan menjadi tempatku untuk berbagi keluh kesah. Bang Jefry Yang telah dengan sabar menunggu dan terus menempa aku menjadi lebih dewasa.
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Diah Pertiwi Nugroho
NIM
: 019114103 Menyatakan
dengan
sesungguhnya
bahwa
skripsi
dengan
judul
“KEMATANGAN VOKASIONAL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 SEWON” adalah karya tulis saya sendiri. Skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah saya sebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Jogjakarta, 23 Mei 2009 Penulis,
Diah Pertiwi Nugroho
vi
ABSTRAK KEMATANGAN VOKASIONAL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 SEWON Diah Pertiwi Nugroho 019114103 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kematangan vokasional pada siswa SMK N 1 Sewon. Kematangan vokasional siswa SMK N 1 Sewon adalah hasil evaluasi terhadap siswa SMK N 1 Sewon dalam penguasaan individu terhadap tugas perkembangan vokasional. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3 SMK N 1 Sewon yang berjumlah 63 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode accidental sampling. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala kematangan vokasional yang disusun oleh peneliti. Skala tersebut terdiri dari 30 item dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,919. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 36 siswa (57,14%) yang memiliki tingkat kematangan vokasional sangat tinggi, 21 siswa (33,33%) yang memiliki tingkat kematangan vokasional tinggi, 6 siswa (9,52%) yang memiliki tingkat kematangan vokasional sedang, dan tidak ada siswa (0%) yang memiliki tingkat kematangan vokasional rendah dan sangat rendah. Data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas subyek penelitian telah memiliki tingkat kematangan vokasional sangat tinggi. Kata kunci : kematangan vokasional, siswa SMK N 1 Sewon.
vii
ABSTRACT VOCATIONAL MATURITY OF THE STUDENTS OF SEWON 1 STATE VOCATIONAL HIGH SCHOOL (SMK N 1 SEWON) Diah Pertiwi Nugroho 019114103 Psychology Faculty Sanata Dharma University Yogyakarta This research was aimed to investigate description of vocational maturity level of the students of SMK N 1 Sewon. Vocational maturity of the student of SMK N 1 Sewon is result of evaluation to student of SMK N 1 Sewon in hand individual of vocational development task. The subjects of this research were 63 3rd grade students of SMK N 1 Sewon. Accidental sampling was applied to collect data. Data collection was conducted using vocational maturity scale that was made by researcher. The scale consisted of 30 items with reliability coefficient of 0,919. Result of current research indicates that there are 36 students (57,14%) with a very high level of vocational maturity, 21 student (33,33%) of high level of vocational maturity, 6 student (9,52%) of medium level of vocational maturity, and there is no student ( 0%) of low and very low level of vocational maturity. It was concluded that majority of the subjects have already had a very high level of vocational maturity. Keyword : vocational maturity, students of SMK N 1 Sewon.
viii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana pada Jurusan Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa selama persiapan,
penyusunan hingga
terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Eddy Suhartanto, S. Psi., M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi, atas ijin dan motivasi yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi. 2. Ibu Sylvia Carolina M. Y. M., S.Psi., M.Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, atas saran, perhatian, dan motivasi kepada penulis. 3. Bapak Prof. Dr. A. Supratiknya selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih atas kesabaran, ketelitian dan nasihat yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 4. Ibu ML. Anantasari, S.Psi., M.Si dan Bapak P. Agung Santoso, S. Psi., M.A selaku dosen penguji. Terima kasih atas masukan dan kritikan demi kesempurnaan skripsi ini.
x
5. Seluruh staf pengajar di Fakultas Psikologi Sanata Dharma yang telah membagikan ilmu-ilmu psikologi yang menarik tentang kepada penulis. 6. Karyawan Fakultas Psikologi., Mas Gandung, Mbak Nanik, Pak Gik, Mas Muji, dan, Mas Doni terima kasih atas bantuan dan kebersamaan yang telah diberikan kepada penulis selama penulis kuliah. 7. Bapak Sudarman selaku Kepala Sekolah SMK N I Sewon telah memberikan ijin penelitian di SMK N I Sewon. Beserta para guru yang telah membantu penulis, terutama Pak Matori yang dengan senang hati membantu penulis dalam ngurus ijin penelitian. “Matur nuwun sanget nggih Pak”. 8. Bapak tercinta, terima kasih untuk limpahan cinta, kasih sayang pengertian, perhatian, dan pengalaman menyenangkan yang selalu Bapak berikan untuk penulis. Semoga Bapak bisa segera pulih dan kita bisa jalan-jalan berdua lagi. 9. Ibu tercinta, terima kasih atas limpahan cinta, kasih sayang, perhatian, pengertian, doa, pengorbanan, dan kesabaran tak terhingga yang selalu Ibu untuk penulis. Kerja keras dan semangat Ibu, akan aku jadikan teladan dalam kehidupanku. 10. Mama Kun, Mama Tie, & Mama Nie, terima kasih atas setiap dukungan, bantuan, pengertian, doa, pengalaman berharga, dan keponakan-keponakan yang lucu yang telah kalian berikan untukku. Terutama buat Mama Kun: “Makasih ya Ma udah banyak mengalah n kasih aku waktu buat sering-sering ke kampus. Meski kadang kerjaan Mama lg banyak”. I Love U All. 11. Ketiga kakak iparku (Mas Rinto, Mas Andi, & Mas Antok) “Makasih ya Mas atas kesediaannya mengantar jemput aku kuliah dulu, dan nganterin aku kalo
xi
mo pergi-pergi. Sekarang aku dah bisa mandiri dan nggak ngrepotin kalian lagi. Hehehehe......” 12. Octa Viantary alias Mbieeel “makasih ya Nduk udah menghibur Tante kalo Tante lagi suntuk, jadi temen berantem Tante di rumah, dan jadi temen hang out n jajan bareng yang menyenangkan sekaligus menguras kantong”. 13. Midhul, Dea, Edunk, Chacha, Ndul-ndul dan dua ponakanku yang masih ada di perut, “makasih ya udah memberikan keceriaan dalam hari-hari Tante dan saat-saat bersama kalian selalu membuat Tante tersenyum”. 14. Bang Jefry, terima kasih atas kebersamaan yang bermakna selama 5 taon ini. Dari Abang, aku banyak belajar tentang kehidupan yang sesungguhnya dan dari Abang aku banyak belajar untuk bersikap dewasa. Semoga ini akan menjadi awal yang indah untuk kita. Amien.. 15. Keluarga ‘Kidhul’ (Simak, Abah, So Im, Tante). Makasih ya atas dukungan, doa, dan waktu curhatnya. Especially buat So Im, “makasih ya Om udah nemenin wara wiri selama ini. Makasih juga buat masukan-masukan, sindiran-sindiran, dan kritik tajam yang memilukan hati. Hiks.. Hiks.. Hiks..” 16. My best friend Dita Anggraini alias ‘Onyel’ “Makasih ya Hun buat kebersamaan yang indah selama 8 taon ini. Semoga persahabatan kita bisa tidak terhenti disini meskipun jalan yang akan kita tempuh berbeda. Perjanjian masih terus lanjut to Hun??Hehehehe...” 17. Temen-temen ‘01 baik yang udah lulus maupun yang sedang berjuang denganku. Kebersamaan
kita selama ini lebih memberikan warna dalam
kehidupanku. Buat yang lagi berjuang: “Semangat! Kalian pasti bisa...”
xii
18. Buat ketiga “sahabatku” dalam ngerjain skripsi ini ‘3620’, ‘3744’, dan ‘2067’. “Makasih ya kalian udah dengan setia nemenin aku kapanpun, dimanapun, dan dalam keadaan apapun kalian ada untukku hingga skripsi ini selesai. Jangan pada rewel ya. Hehehehe...” 19. Almameter-almameter peneliti dan para “pahlawan tanpa tanda jasa” yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat berharga dan tak ternilai untuk peneliti.
Tanpa campur tangan Bapak dan Ibu sekalian mungkin
peneliti hanya akan menjadi “manusia tanpa arah dan masa depan”. 20. Kepada semua pihak yang telah membantu dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan. Penulis sadar bahwa Tugas Akhir ini tidak lepas dari kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak akan selalu diterima dengan terbuka supaya Tugas Akhir ini dapat berguna bagi pembaca maupun pihak-pihak yang akan melaksanakan penelitian tentang kematangan vokasional terutama pada siswa sekolah.
Yogyakarta, 23 Mei 2009 Penulis
Diah Pertiwi Nugroho
xiii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ..................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .......................................................... iii HALAMAN MOTTO ........................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .........................................................................
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................
vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii ABSTRACT....................................................................................................... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................
ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................
x
DAFTAR ISI..................................................................................................... xiv DAFTAR TABEL............................................................................................. xvii DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xviii BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................
1
A. Latar Belakang..................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................
5
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ...........................................................................................
5
BAB II. LANDASAN TEORI ..........................................................................
7
A. Remaja ................................................................................................................
7
1. Definisi Remaja.............................................................................................
7
2. Batasan Usia Remaja ....................................................................................
7
3. Tugas Perkembangan Vokasional pada Masa Remaja ............................
8
B. Kematangan Vokasional.................................................................................
12
xiv
1. Pengertian Kematangan Vokasional .........................................................
12
2. Aspek-aspek Kematangan Vokasional......................................................
15
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Vokasional ................
16
C. Sekolah Menengah Kejuruan ..........................................................................
19
1. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan..................................................
19
2. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan ........................................................
20
3. Pendekatan Pembelajaran ...........................................................................
21
4. Pola Penyelenggaraan .................................................................................
22
D. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon, Bantul..............................
23
1. Deskripsi SMK N 1 Sewon ........................................................................
23
2. Jurusan ...........................................................................................................
24
3. Visi dan Misi SMK N 1 Sewon .................................................................
24
4. Fasilitas Sekolah ..........................................................................................
25
5. Kurikulum Sekolah ......................................................................................
26
E. Kematangan Vokasional Siswa SMK N 1 Sewon .......................................
27
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .....................................................
31
A. Desain Penelitian .............................................................................................
31
B. Subyek Penelitian ............................................................................................
32
C. Identifikasi Variabel Penelitian .....................................................................
32
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian.....................................................
32
E. Alat Pengumpulan Data ..................................................................................
34
F. Validitas dan Reliabilitas ................................................................................
39
G. Analisis Data ....................................................................................................
44
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...............................
45
A. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................................
45
xv
B. Hasil Penelitian ................................................................................................
46
1. Deskripsi Statistik Data Penelitian ............................................................
46
2. Tingkat Kematangan Siswa SMK N 1 Sewon .........................................
46
C. Pembahasan ......................................................................................................
48
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................
51
A. Kesimpulan ......................................................................................................
51
B. Kelemahan Penelitian .....................................................................................
51
B. Saran..................................................................................................................
52
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
53
xvi
DAFTAR TABEL Tabel 1. Blue-print Skala Kematangan Vokasional..........................................
36
Tabel 2. Distribusi Item Pra Uji-Coba Skala Kematangan Vokasional ............
37
Tabel 3. Skor Skala Kematangan Vokasional...................................................
38
Tabel 4. Distribusi Item Final Skala Kematangan Vokasional .........................
41
Tabel 5. Uji Reliabilitas α Cronbach Skala Kematangan Vokasional ..............
43
Tabel 6. Deskripsi Data Penelitian....................................................................
46
Tabel 7. Norma Kategori Skor ..........................................................................
47
Tabel 8. Kategori Skor Kematangan Vokasional Siswa SMK N 1 Sewon.......
47
xvii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Skala Uji Coba...............................................................................
56
Lampiran 2. Data Try Out..................................................................................
63
Lampiran 3. Analisis Validitas dan Reliabilitas Skala.......................................
67
Lampiran 4. Data Lolos Try Out ........................................................................
69
Lampiran 5. Analisis Reliabilitas Item Sahih ....................................................
72
Lampiran 6. Skala Final .....................................................................................
74
Lampiran 7. Data Penelitian...............................................................................
80
Lampiran 8. Analisis Deskriptif Data Penelitian ...............................................
86
Lampiran 9. Kategori Siswa SMK N 1 Sewon Berdasarkan Tingkat Kematangan Vokasional..............................
87
Lampiran 10. Surat Keterangan Penelitian dari SMK N I Sewon .....................
91
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salah satu perhatian utama remaja usia 15-21 tahun pada umumnya difokuskan pada perencanaan dan persiapan akan suatu pekerjaan (Havighurst, 1953). Perencanaan akan suatu pekerjaan ini dilakukan dengan jalan mempersiapkan diri secara lebih baik sesuai dengan rencana tersebut, seperti memilih kurikulum, jenis pendidikan, dan tambahan ketrampilan yang sekiranya bisa mendukung rencana tersebut. Hal ini sejalan dengan salah satu tugas perkembangan yang penting pada masa remaja yaitu mempersiapkan karier ekonomi (Havighurst, 1953). Tugas ini sering disebut dengan tugas perkembangan vokasional. Tugas perkembangan vokasional diartikan Conger (1977) sebagai sikap memilih dan mempersiapkan
diri
dalam
memasuki
pekerjaan
guna
mempersiapkan
kemandirian dalam bidang ekonomi. Super (dalam Jersild, dkk, 1965) menambahkan bahwa tugas perkembangan vokasional pada masa remaja adalah melakukan
pemantapan
pilihan-pilihan
pekerjaan
sehingga
seseorang
memformulasikan pendapatnya tentang pekerjaan yang sesuai untuk dirinya. Seorang remaja diharapkan sudah mulai mencari informasi yang berhubungan dengan pekerjaan yaitu pekerjaan yang sesuai dengan perkembangan minat, kemampuan, dan kesempatan yang ada. Sejalan dengan pendapat Super, Tiedeman dan O’Hara (dalam Jersild, dkk, 1965) mengungkapkan bahwa
1
2
perkembangan vokasional merupakan proses perkembangan diri seseorang yang berhubungan dengan memilih, memasuki, dan mencapai kemajuan-kemajuan yang terjadi dalam bidang pendidikan dan pekerjaan. Dari beberapa penjelasan mengenai perkembangan vokasional diatas dapat disimpulkan bahwa tugas perkembangan vokasional adalah sikap mempersiapkan diri dalam memasuki pekerjaan dengan jalan memilih pekerjaan yang sesuai dengan dirinya yaitu sesuai dengan minat, kemampuan, kesempatan yang ada, dan mulai mencari informasi tentang pekerjaan yang akan dipilihnya. Ketika individu telah menguasai dan menjalankan tugas-tugas perkembangan vokasionalnya maka individu tersebut dikatakan telah mempunyai kematangan vokasional (Anastasi, 1979). Philip (dalam Handayani, 2002) mendefinisikan kematangan vokasional sebagai kesiapan diri untuk suatu bidang pekerjaan. Dalam kematangan vokasional diperlukan adanya kesesuaian antara individu dengan pekerjaan, dan bagaimana proses pengambilan keputusan dalam pemilihan pekerjaan (Crites, 1969). Kematangan vokasional juga terlihat dari cara individu dalam memilih pekerjaan dengan penuh keyakinan (Pietrofesa dan Splete, 1975). Jordan (dalam Fuhrman, 1990) menambahkan karakteristik dari individu yang memiliki kematangan vokasional, diantaranya: bertanggung jawab, menilai diri dalam cara yang realistik, mampu menggunakan informasi pendidikan dan pekerjaan secara tepat, memahami segala faktor yang perlu dipertimbangkan dan mengambil keputusan yang tepat dalam memilih pekerjaan.
3
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kematangan vokasional pada masa remaja, diantaranya: inteligensi, bakat, sekolah, keluarga, kepribadian, dan minat individu terhadap suatu pekerjaan (Sukardi, 1987). Salah satu faktor yang mempunyai peran yang cukup dominan dalam pencapaian kematangan vokasional pada masa remaja adalah faktor sekolah. Menurut
Brown (dalam Wahyono,
2002) idealnya sekolah mampu memberikan pengetahuan dasar dan sejumlah ketrampilan khusus serta pelatihan yang dapat mempertemukan siswa dengan persyaratan-persyaratan di dunia kerja. Peran sekolah dalam pencapaian kematangan vokasional pada siswa ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Dharmastuti (1997) yaitu kematangan vokasional pada siswa STM lebih tinggi daripada kematangan vokasional pada siswa SMU. Hal tersebut sejalan dengan arah pengembangan pendidikan menengah kejuruan yaitu menghasilkan lulusan seperti yang diharapkan dunia kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia yang memiliki daya adaptasi dan daya saing yang tinggi (“Kurikulum SMK Edisi 2004,” 2004). Melalui sekolah kejuruan para siswa dididik dan diarahkan untuk menjadi tenaga kerja menengah yang terampil, mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang sesuai dengan bidangnya. Hal ini dikarenakan Sekolah Menengah Kejuruan memberikan pelatihan di industri yang dilaksanakan selama empat bulan sampai dengan satu tahun pada industri dalam maupun luar negeri atau lebih dikenal dengan program Pendidikan Sistem Ganda (“Kurikulum SMK Edisi 2004,” 2004). Program ini selain memberikan pengalaman kerja juga bermanfaat untuk mengembangkan rasa tanggung jawab, mengerti kemampuan
4
dan minatnya, menjadi produktif dan dapat digunakan untuk mengembangkan ketrampilan dan bakat. Salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berhasil mengantarkan lulusannya memasuki dunia kerja, baik bekerja di sebuah perusahaan ataupun berwirausaha adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sewon, Bantul, Yogyakarta. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan besar yang ada di Indonesia seperti Sari Ayu Martha Tilaar dan Mustika Ratu yang bergerak di bidang kecantikan, memilih siswa-siswa lulusan SMK N 1 Sewon untuk bekerja di perusahaan mereka (Wuris, 2007). Kerja sama yang terjalin tersebut membantu siswa untuk dapat langsung bekerja setelah mereka lulus sehingga siswa tidak kesulitan dalam mencari pekerjaan. Dengan adanya kerja sama tersebut, siswa dituntut untuk memiliki kematangan vokasional yaitu kesiapan diri untuk suatu bidang pekerjaan sebelum mereka memasuki dunia kerja. Dengan bekal kematangan vokasional yang tinggi, siswa bisa lebih siap kerja, memiliki kompetensi terhadap pekerjaan, dan mampu mengambil keputusan yang tepat dalam pemilihan pekerjaan. Sebaliknya, siswa yang dengan tingkat kematangan vokasional yang rendah dapat mengalami kesulitan ketika mereka dihadapkan dalam dunia kerja yang sebenarnya karena kurangnya persiapan diri, kurangnya kompetensi terhadap pekerjaan, dan tidak dapat mengambil keputusan yang tepat dalam pemilihan pekerjaan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti ingin mengetahui gambaran tingkat pencapaian kematangan vokasional siswa Sekolah Menengah
5
Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sewon, Bantul, Yogyakarta. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi mengenai kematangan vokasional siswa SMK N 1 Sewon yaitu sejauh mana pihak sekolah membantu siswa mencapai tingkat kematangan vokasional melalui kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan. Dengan demikian, sekolah dapat menciptakan kondisi-kondisi yang sesuai sehingga dapat membantu para siswa untuk mencapai tingkat kematangan vokasional yang tinggi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan pokok yang akan diungkap dalam penelitian ini, adalah sejauh mana tingkat kematangan vokasional telah dicapai oleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sewon, Bantul, Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pencapaian kematangan vokasional siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sewon, Bantul, Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi, bahan referensi, dan dasar untuk penelitian-penelitian lain yang berkaitan dengan kematangan vokasional.
6
2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa kelas 3, memberikan gambaran mengenai kematangan vokasional yang telah dicapai mereka terutama setelah menempuh pendidikan di SMK N 1 Sewon. b. Bagi sekolah, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan evaluasi dalam pelaksanaan kebijakan yang telah dan akan dilakukan oleh pihak sekolah dalam meningkatkan kematangan vokasional siswa sehingga dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap memasuki dunia kerja.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Remaja 1. Definisi Remaja Remaja berasal dari kata adolescence yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, 1999).
Santrock
(2003) mendefinisikan masa remaja sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, dan sosialemosional. Remaja dikaitkan sebagai peralihan antara anak dan dewasa, karena remaja tidak bisa digolongkan lagi sebagai anak atau masuk pada kategori orang dewasa. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan antara anak dan dewasa yang mencakup perubahan kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
2. Batasan Usia Remaja Monks & Knoers (2001) menyebutkan batasan usia remaja adalah 12 tahun sampai 21 tahun. Monks membagi masa remaja menjadi tiga fase, yaitu fase remaja awal yang berusia 12-15 tahun, fase remaja tengah yang berusia 15-18 tahun, dan fase remaja akhir yang berusia 18-21 tahun. Sedangkan Steinberg (1991) menggolongkan remaja menjadi dua bagian, yaitu remaja awal dan remaja
7
8
akhir. Remaja awal (early adolescence) berusia antara 10-14 tahun, dan batasan usia remaja akhir (late adolescence) antara usia 15-22 tahun. Menurut Sarwono (2003) di Indonesia, batasan usia remaja adalah orang yang berusia 11-24 tahun dan belum menikah. Pernikahan menentukan batasan antara masa remaja dan masa dewasa. Sarwono (2003) menambahkan bahwa di Indonesia pada umumnya orang yang sudah menikah dianggap sudah sebagai seorang dewasa. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa batasan usia remaja adalah orang yang berusia 11-21 tahun dan belum menikah.
3. Tugas Perkembangan Vokasional pada Masa Remaja Havighurst (1953) mendefinisikan tugas perkembangan sebagai suatu tugas yang timbul pada suatu periode atau masa tertentu dalam kehidupan seseorang. Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak. Tugas-tugas perkembangan tersebut dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Ada delapan tugas perkembangan pada masa remaja (Havighurst, 1953): a. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita. b. Mencapai peran sosial pria dan wanita. c. Menerima keadaan fisik dan menggunakan tubuhnya secara efektif. d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
9
e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan dewasa lainnya. f. Mempersiapkan karier ekonomi. g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga. h. Memperoleh peringkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi. Dari tugas-tugas perkembangan pada masa remaja diatas, salah satu tugas perkembangan yang penting adalah mempersiapkan karier ekonomi yang difokuskan pada perencanaan dan persiapan akan suatu pekerjaan (Havighurst, 1953). Tugas ini sering disebut dengan tugas perkembangan vokasional. Tugas perkembangan vokasional pada remaja adalah kemampuan untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan dasar dalam bekerja dengan jalan belajar, mengorganisasikan energi untuk meyelesaikan suatu tugas pekerjaan sekolah, pekerjaan sehari-hari, dan belajar untuk menomorsatukan pekerjaan dari keinginan untuk bermain. (Havighurst dalam Pietrofesa & Splete, 1975) Tugas
perkembangan vokasional diartikan Conger (1977) sebagai
sikap memilih dan mempersiapkan diri dalam memasuki pekerjaan guna mempersiapkan kemandirian dalam bidang ekonomi. 2007)
mengemukakan
bahwa
perkembangan
O’Hara (dalam Tarsidi,
vokasional
pada
dasarnya
merupakan sebuah proses belajar sehingga tingkat belajar individu akan menentukan keefektifan pemilihan kariernya. Sedangkan Super (dalam Jersild, dkk, 1965), lebih menitik beratkan perkembangan vokasional remaja pada sikap melakukan
pemantapan
pilihan-pilihan
pekerjaan
sehingga
remaja
memformulasikan pendapatnya tentang pekerjaan yang sesuai untuk dirinya.
10
Selain itu, seorang remaja juga mulai membuat pilihan pekerjaan sementara dan mewujudkannya melalui pilihan yang tepat (Fuhrman, 1990). Pada tahap ini remaja mulai mencari informasi yang berhubungan dengan pekerjaan, yang sesuai dengan perkembangan minat, kemampuan, dan kesempatan yang ada. Sejalan dengan pendapat Super, Tiedeman dan O’Hara (dalam Jersild, dkk, 1965) mengungkapkan
bahwa
perkembangan
vokasional
merupakan
proses
perkembangan diri seseorang yang berhubungan dengan memilih, memasuki, dan mencapai kemajuan-kemajuan yang terjadi dalam bidang pendidikan dan pekerjaan. Schulenberg,
dkk,
(dalam
Prihastiwi,
1988)
mendefinisikan
perkembangan vokasional sebagai suatu proses yang terjadi dalam hubungannya dengan pekerjaan, dari memasuki sebuah pekerjaan sampai meninggalkan pekerjaan. Powell (dalam Prihastiwi, 1988) menguraikan perkembangan vokasional sebagai proses yang terjadi terus menerus melalui suatu periode waktu dan dimanifestasikan dalam rangkaian tingkah laku vokasional yang terjadi sepanjang kehidupannya. Asumsi lain yang terkandung dalam perkembangan vokasional menurut Osipow (dalam Osipow, Walsh, & Tosi, 1984) yaitu bahwa pekerjaan atau karier dianggap cara untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Ginzberg (dalam Grinder, 1978) menjelaskan tugas perkembangan vokasional pada masa remaja, yaitu: a. Mempertimbangkan faktor-faktor pribadi yang bersifat subyektif seperti minat, kemampuan, nilai-nilai.
11
b. Mulai mempertimbangkan nilai-nilai yang dimiliki dan mencari bidang pekerjaan atau kegiatan yang memungkinkan mereka mengekspresikan nilainilai tersebut. c. Muncul minat untuk dapat berguna bagi orang lain. d. Mulai mengambil keputusan khusus tentang pekerjaan di masa datang. e. Mencari lingkungan baru di luar rumah guna mengekspresikan minat dan menguji keahliannya. f. Dapat menemukan jalan untuk melaksanakan pilihan-pilihan yang telah dibuat. g. Dapat mengevaluasi pengalaman dan umpan balik yang diterima dari orang lain. Dari beberapa penjelasan mengenai perkembangan vokasional diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan vokasional adalah sikap mempersiapkan diri dalam memasuki pekerjaan dengan jalan memilih pekerjaan yang sesuai dengan dirinya yaitu sesuai dengan minat, kebutuhan, kemampuan, kesempatan yang ada, dan mulai mencari informasi tentang pekerjaan yang akan dipilihnya. Ketika individu telah menguasai dan menjalankan tugas-tugas perkembangan vokasionalnya maka individu tersebut dikatakan telah mempunyai kematangan vokasional (Anastasi, 1979).
12
B. Kematangan Vokasional 1. Pengertian Kematangan Vokasional Jersild, dkk (1965) mengatakan bahwa kematangan adalah suatu dasar kemajuan atau perkembangan. Hal ini mengandung pengertian bahwa seseorang yang telah mencapai suatu kematangan tidak berarti ia telah mencapai titik akhir dalam suatu perkembangan, namun bisa dikatakan bahwa ia telah mampu menggunakan potensi yang ada pada dirinya dalam menghadapi tugas-tugas perkembangan. Istilah vokasional biasanya dikaitkan dengan masalah pekerjaan. Vokasional berasal dari kata vocation (pekerjaan) yang berarti cara seseorang mendapatkan pekerjaan (Gulo, tanpa tahun). Dari penjelasan mengenai kematangan dan vokasional diatas, dapat disimpulkan bahwa kematangan vokasional adalah proses menghadapi tugas-tugas perkembangan terutama dalam mencari pekerjaan dengan menggunakan potensi yang ada dalam diri individu. Anastasi (1979) menjelaskan bahwa individu yang telah menguasai dan menjalankan tugas-tugas perkembangan vokasional bisa dikatakan telah mempunyai kematangan vokasional. Kematangan vokasional diartikan sebagai kesiapan seseorang untuk menyelesaikan perkembangan vokasional (Philip dan Strohmer, 1982). Menurut Crites (1969), dalam konsep kematangan vokasional diperlukan adanya kesesuaian antara individu dengan pekerjaan, dan bagaimana proses pengambilan keputusan dalam pemilihan pekerjaan. Individu dikatakan memiliki kematangan vokasional yang tinggi jika ditandai oleh keajegan memilih pekerjaan yang diharapkan. Kematangan vokasional juga terlihat dari cara individu dalam memilih pekerjaan dengan penuh keyakinan (Pietrofesa dan
13
Splete, 1975). Karakteristik individu yang memiliki kematangan vokasional memiliki ciri-ciri: bertanggung jawab, menilai diri dalam cara yang realistik, mampu menggunakan informasi pendidikan dan pekerjaan secara tepat, memahami segala faktor yang perlu dipertimbangkan dan berkeinginan untuk mengambil keputusan yang tepat (Jordan dalam Fuhrman, 1990). Crites (1969) menambahkan, untuk memiliki kematangan vokasional yang baik individu harus realistis dalam memilih suatu bidang pekerjaan, memiliki kompetensi terhadap pekerjaan, mempunyai sikap terhadap pemilihan pekerjaan, dan mempunyai kemantapan terhadap pilihannya. Menurut Ginzberg (dalam Adams, 1980) pemilihan pekerjaan bukan suatu kejadian sesaat melainkan suatu proses panjang yang berlangsung dari masa kanak-kanak akhir sampai masa dewasa. Keputusan pemilihan pekerjaan dibuat melalui sebuah pertimbangan yang dilandasi oleh ketertarikan pada suatu pekerjaan. Ketertarikan tersebut muncul ketika individu berhadapan dengan rasa tanggung jawab dalam membuat keputusan yang bijaksana dan menerima konsekuensi atas pilihan mereka (Osipow, Walsh, & Tosi, 1984). Ginzberg (dalam Pietrofesa dan Splete, 1975) menambahkan bahwa proses pemilihan pekerjaan tetap terbuka selama hidup walaupun keputusan yang dibuat pada masa remaja mempengaruhi keputusankeputusan selanjutnya, dan pengalaman kehidupan secara terus-menerus mempengaruhi kematangan vokasional. Disamping itu Ginzberg (dalam Pietrofesa dan Splete, 1975) juga menyadari peluang/kesempatan memegang peranan penting. Meskipun seorang remaja sudah menentukan pilihan kariernya berdasarkan minat, bakat, dan nilai yang ia yakini, tetapi jika peluang/kesempatan
14
untuk bekerja dalam bidang tersebut tertutup karena tidak ada lowongan maka karier yang dicita-citakan tidak bisa terwujud. Menurut Super (dalam Tarsidi, 2007) kematangan vokasional tidak hanya terkait dengan tugas-tugas perkembangan yang terselesaikan secara individual tetapi juga dengan perilaku yang dimanifestasikan dalam caranya melaksanakan tugas-tugas
perkembangan
pada
periode
tertentu.
Lebih
lanjut,
Super
mengidentifikasi enam dimensi yang relevan dan tepat untuk remaja dalam kematangan vokasional, yaitu: a. orientation to vocational choice: dimensi sikap yang menentukan pilihan akhir pekerjaannya. b. information and planning: dimensi kompetensi individu untuk memilih jenis informasi tentang keputusan karier masa depannya dan perencanaan yang sudah terlaksana. c. consistency of vocational preference: konsistensi individu dalam pilihan karier yang disukainya. d. crystallization of traits: kemajuan individu ke arah pembentukan konsep diri. e. vocational independence: kemandirian dalam pengalaman kerja. f. wisdom of vocational preference: dimensi yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk menentukan pilihan yang realistik yang konsisten dengan tugas-tugas pribadinya. Hal lain yang berkaitan dengan kematangan vokasional adalah proses pembuatan keputusan melibatkan apa yang sudah dipelajari oleh individu tentang karier, maka tingkat belajar individu akan menentukan keefektifan pilihan-
15
pilihannya. Tujuan vokasional akan terumuskan dengan baik apabila persyaratanpersyaratan pendidikan akademik terkait erat dengan persyaratan vokasionalnya.
2. Aspek-aspek Kematangan Vokasional Berdasarkan
uraian tentang kematangan vokasional diatas, dapat
diambil suatu kesimpulan mengenai kematangan vokasional yang dijadikan konsep dalam penelitian ini. Kematangan vokasional merupakan penguasaan individu terhadap tugas perkembangan vokasional yang menyangkut empat aspek (Widayani, 1999), yaitu: a.
Eksplorasi terhadap masalah pendidikan dan pekerjaan. Sejauh mana remaja mulai mempersiapkan diri dengan cara memilih jenis pendidikan yang tepat dan mulai mencari informasi tentang pekerjaan yang akan dipilihnya sebagai bekal untuk memasuki pekerjaan tersebut.
b.
Penilaian terhadap kemampuan diri yang dikaitkan dengan pemilihan pekerjaan. Sejauh mana remaja mampu mengevaluasi kemampuan diri, mampu mengadakan penyesuaian antara kemampuan dan kesempatan yang dimiliki dengan pekerjaan yang dipilih.
c.
Perencanaan masalah pekerjaan. Sejauh mana remaja mampu memilih pekerjaan yang sesuai dengan minat, kemampuan, bekal pendidikan, dan kesempatan yang dimiliki
16
individu, dan membuat usaha perencanaan tentang suatu pekerjaan yang akan dipilih. d. Pengambilan keputusan dalam pemilihan pekerjaan. Sejauh mana remaja mampu membuat keputusan secara mandiri dalam pemilihan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuannya, bertanggung jawab dengan pilihannya, dan berusaha aktif dalam pencapaian pemilihan suatu pekerjaan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Vokasional Faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan vokasional individu terdiri dari faktor inteligensi, bakat, minat terhadap pekerjaan, kepribadian, keluarga, jenis kelamin, dan faktor sekolah (Sukardi, 1987). a. Inteligensi Kemampuan inteligensi yang dimiliki oleh individu dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam memasuki suatu pekerjaan, jabatan atau karier, dan juga sebagai pelengkap dalam mempertimbangkan suatu jenjang pendidikan tertentu (Sukardi, 1987). Individu yang memiliki kemampuan inteligensi yang lebih tinggi akan memilih pekerjaan lebih objektif dibanding dengan individu yang memiliki kemampuan inteligensi rata-rata (Super & Crites, 1962). Selain itu kemampuan inteligensi digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul selama pemilihan pekerjaan.
17
b. Bakat Bakat adalah suatu kondisi, suatu kualitas yang dimiliki individu yang memungkinkan individu untuk berkembang pada masa mendatang (Sukardi, 1987). Bakat dapat dipergunakan untuk memprediksi jenis pekerjaan yang sesuai bagi seorang individu. c. Minat individu terhadap pekerjaan Minat merupakan suatu perangkat yang terdiri dari campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut, atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu pada pilihan tertentu (Mappiare, 1982). Minat individu terhadap suatu pekerjaan akan membantu individu dalam mencapai prestasi dalam suatu pekerjaan. Tanpa adanya minat terhadap suatu pekerjaan, individu akan kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Minat individu terhadap pekerjaan dipengaruhi oleh minat orang tua dan minat kelompoknya. Jika orang tua atau kelompok individu tersebut berorientasi pada pekerjaan (work oriented) maka seringkali remaja meminati sekolah yang mengarah pada pekerjaan (sekolah kejuruan). Jika orang tua atau kelompoknya berorientasi pada kuliah (college oriented) maka remaja terpengaruh meminati sekolah-sekolah yang dapat mengantarkannya ke Perguruan Tinggi, menuju cita-cita jabatannya (Mappiare, 1982). d. Kepribadian Kepribadian diartikan sebagai suatu organisasi yang dinamis di dalam individu dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan penyesuaianpenyesuaian yang unik terhadap lingkungannya (Sukardi, 1987). Menurut
18
Holland (dalam Santrock, 2002) ketika seseorang menemukan karier yang sesuai dengan kepribadiannya, ia akan lebih menikmati pekerjaan tersebut dan bekerja di bidang tersebut lebih lama daripada orang yang bekerja di bidang yang tidak cocok dengan kepribadiannya. e. Keluarga Keluarga membantu memberikan informasi kepada individu baik secara langsung maupun secara tidak langsung tentang pekerjaan, jabatan atau karier tertentu yang ada dalam dunia kerja. Latar belakang sosial ekonomi keluarga ikut berpengaruh pada arah pilihan jabatan individu. Ginzberg (dalam Sukardi, 1987) mengungkapkan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga berada memiliki kecenderungan untuk memilih memasuki perguruan tinggi dan kemudian memilih lapangan kerja profesional, sedangkan anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu memiliki kecenderungan arah pilihan pekerjaan yang bersifat ketrampilan yang lebih tinggi dibandingkan orang tuanya. f. Sekolah Sekolah, guru, dan pembimbing memberikan pengaruh yang sangat kuat dalam perkembangan karier bagi siswa (Santrock, 2002). Sekolah adalah pijakan awal di mana individu pertama kali berkenalan dengan dunia kerja. Sekolah memberikan suasana untuk mengembangkan diri sendiri sehubungan dengan prestasi dan kerja yaitu dengan adanya kurikulum sekolah, bimbingan karier, dan fasilitas sekolah yang mendukung perkembangan karier siswa. Menurut
Brown (dalam Wahyono, 2002) idealnya sekolah mampu
19
memberikan pengetahuan dasar dan sejumlah ketrampilan khusus serta pelatihan yang dapat mempertemukan siswa dengan persyaratan-persyaratan di dunia kerja.
C. Sekolah Menengah Kejuruan 1. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) Pasal 15, yang menyatakan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu (“Kurikulum SMK Edisi 2004,” 2004). Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang produktif, yang langsung dapat bekerja di bidangnya baik bekerja secara mandiri (wiraswasta) maupun mengisi lowongan pekerjaan yang ada setelah melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. Oleh karena itu, arah pengembangan Pendidikan Menengah Kejuruan diorientasikan pada pemenuhan permintaan pasar kerja. Penyiapan manusia untuk bekerja bukan berarti menganggap manusia sematamata sebagai faktor produksi, karena pembangunan ekonomi memerlukan kesadaran sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab, sekaligus sebagai warga negara yang produktif (“Kurikulum SMK Edisi 2004,” 2004). Sekolah Menengah Kejuruan sebagai salah satu institusi yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan sebagaimana
20
yang diharapkan dunia kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang pekerjaannya, memiliki daya adaptasi dan daya saing yang tinggi.
2. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan Tujuan umum dan tujuan khusus Pendidikan Menengah Kejuruan adalah sebagai berikut (“Kurikulum SMK Edisi 2004,” 2004): a. Tujuan Umum 1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. 3. Mengembangkan
potensi
peserta
didik
agar
memiliki
wawasan
kebangsaan, memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia. 4. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien. b. Tujuan Khusus 1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia
21
industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya. 2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya. 3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi sesuai dengan program keahlian yang dipilih.
3. Pendekatan Pembelajaran Pembelajaran
berbasis
kompetensi
harus
menganut
prinsip
pembelajaran tuntas (mastery learning) untuk dapat menguasai sikap (attitude), ilmu pengetahuan (knowledge), dan ketrampilan (skills) agar dapat bekerja sesuai profesinya seperti yang dituntut suatu kompetensi (“Kurikulum SMK Edisi 2004,” 2004). Untuk dapat belajar secara tuntas, dikembangkan prinsip pembelajaran sebagai berikut: a. Learning by doing (belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata, yang memberikan pengalaman belajar bermakna), dikembangkan menjadi pembelajaran berbasis produksi. b. Individual learning (pembelajaran dengan memperhatikan keunikan setiap individu) dilaksanakan dengan sistem modular.
22
Mengingat lulusan Sekolah Menengah Kejuruan dapat bekerja sebagai wiraswastawan atau pegawai, pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan tersebut di atas dapat dilakukan melalui alternatif jalur sebagai berikut: a. Jalur kelas industri/employee, dimana peserta didik belajar di sekolah dan berlatih di industri. b. Jalur kelas wiraswasta/mandiri/self-employed, dimana peserta didik belajar dan berlatih berwiraswasta di sekolah dan berusaha secara mandiri.
4. Pola Penyelenggaraan Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan dapat menerapkan berbagai pola penyelenggaraan pendidikan yang dapat dilaksanakan secara terpadu yaitu pola pendidikan sistem ganda (PSG), multi entry-multi exit (MEME) dan pendidikan jarak jauh (“Kurikulum SMK Edisi 2004,” 2004). a. Pola Pendidikan Sistem Ganda (PSG) PSG adalah pola penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama antara SMK dengan industri/asosiasi profesi sebagai institusi pasangan (IP), mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga tahap evaluasi dan sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif pelaksanaan, seperti day release, block release, dsb. Durasi pelatihan di industri dilaksanakan selama empat bulan sampai dengan satu tahun pada industri dalam dan luar negeri. Pola pendidikan sistem ganda diterapkan dalam proses penyelenggaraan Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka lebih mendekatkan mutu lulusan dengan kemampuan yang diminta oleh dunia industri/usaha.
23
b. Pola Multi-Entry-Multi-Exit (MEME) Pola multi-entry-multi-exit, sebagai perwujudan konsep pendidikan sistem terbuka, diterapkan agar peserta didik dapat memperoleh layanan secara fleksibel dalam menyelesaikan pendidikannya. Dengan pola ini, peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan dapat mengikuti pendidikan secara paruh waktu karena sambil bekerja atau mengambil program/kompetensi di berbagai institusi pendidikan antara lain SMK, lembaga kursus, diklat industri, politeknik, dan sebagainya. c. Pendidikan Jarak Jauh Dengan pola pendidikan jarak jauh, peserta didik di SMK dapat menyelesaikan pendidikannya tanpa perlu hadir secara fisik di sekolah. Pola ini akan diterapkan secara terbatas hanya bagi mata diklat atau kompetensi yang memungkinkan untuk dilaksanakan sepenuhnya secara mandiri.
D. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon, Bantul 1. Deskripsi SMK N 1 Sewon Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 1 Sewon terletak di Desa Pulutan,
Pendowoharjo, Sewon, Bantul. SMK N 1 Sewon terletak agak jauh dari jalan besar yaitu Jalan Bantul dan berada di sekitar areal persawahan dan perkampungan penduduk sehingga suasana sekolah tergolong tenang karena jauh dari kebisingan. Meskipun bentuk bangunan dari SMK ini termasuk bangunan lama tetapi masih terawat dengan baik sehingga masih nyaman untuk proses belajar mengajar.
24
SMK N 1 Sewon terdiri dari 28 ruang kelas, yang terdiri dari 12 ruang teori, 5 ruang praktek busana, 4 ruang praktek boga, 1 ruang praktek gizi, 3 ruang praktek kecantikan, dan juga terdapat ruang penunjang lainnya seperti ruang sanggar busana dan kecantikan, laboratorium komputer dan laboratorium bahasa. Setiap kelas rata-rata terdiri sekitar 36 siswa sehingga total keseluruhan siswa SMK ini adalah 972 siswa. 2. Jurusan Ada lima jurusan yang terdapat di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon, yaitu: Tata Boga, Tata Busana, Tata Kecantikan Rambut, Tata Kecantikan Kulit, dan Akomodasi Perhotelan. 3. Visi dan Misi SMK N 1 Sewon a. Visi SMK N 1 Sewon Menghasilkan tamatan yang berkualitas, bertakwa, cerdas, terampil, mandiri dan memiliki kemampuan untuk berkompetisi di dunia kerja pada era pasar bebas. b. Misi SMK N 1 Sewon 1. Meningkatkan kedisiplinan, keimanan, dan ketakwaan, peserta didik terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2. Memberi bekal dasar kepada peserta agar mampu mengembangkan diri menurut bakat dan minat sesuai dengan bidangnya secara berkelanjutan. 3. Membekali kehalian kepada peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga memiliki keunggulan dalam persaingan bebas
25
terutama di bidang Tata Boga, Tata Busana, Tata Kecantikan dan Akomodasi Perhotelan. 4. Fasilitas Sekolah a. Fasilitas Umum: ruang olah raga, perpustakaan, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, laboratorium IPA,
laboratorium IPS, dan
mushola. b. Fasilitas Khusus: hotel training, hotel sekolah yang disewakan untuk umum, ruang dapur, ruang hidang, salon kecantikan rambut, salon kecantikan kulit, ruang jahit, laboratorium EP (Enterpreneur Practice). Fasilitas umum merupakan fasilitas yang menunjang kegiatan belajar mengajar secara umum seperti ruang olah raga, laboratorium bahasa, dan laboratorium komputer. Sedangkan fasilitas khusus yang terdapat di sekolah ini merupakan fasilitas untuk masing-masing jurusan yang digunakan untuk melatih ketrampilan siswa sesuai dengan jurusan yang mereka pilih. Fasilitas tersebut antara lain: hotel training dan hotel milik SMK N 1 Sewon yang disewakan untuk umum yang terletak di daerah Kasongan untuk jurusan Akomodasi Perhotelan, ruang dapur dan ruang hidang untuk jurusan Tata Boga, ruang jahit dan laboratorium EP (Enterpreneur Practice) untuk jurusan Tata Busana, salon kecantikan rambut untuk jurusan Kecantikan Rambut, dan salon kecantikan kulit untuk jurusan Kecantikan Kulit. Selain fasilitas tersebut, masih terdapat ruang pendukung yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar antara lain Bengkel Kerja (Dapur)
26
dan Green House. Selain itu terdapat fasilitas berupa OHP, Radio, Televisi, Slide Projector, dan Display Mading. 5.
Kurikulum Sekolah Struktur Kurikulum SMK Negeri 1 Sewon berisi mata pelajaran wajib, mata
pelajaran kejuruan, muatan lokal, dan pengembangan diri untuk masing-masing jurusan. Struktur Kurikulum tersebut disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. SMK N 1 Sewon juga berusaha menyesuaikan kurikulum pendidikan dan pengajaran dengan permintaan dunia industri. Pada tahun 2005 SMK Negeri 1 Sewon mendapat akreditasi karena prestasi-prestasi yang berhasil diraih. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon seperti halnya Sekolah Menengah Kejuruan yang lain, membekali siswa sebelum memasuki dunia kerja melalui program Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama 4 bulan atau ditempuh dalam 192 jam pelajaran (durasi pembelajaran per jam @ 45 menit) yaitu pada semester 5 (kelas 3). Program Praktek Kerja Lapangan atau disebut dengan Praktek Kerja Industri (Prakerin) diadakan untuk memperkenalkan siswa secara langsung dengan dunia kerja yang akan mereka hadapi sesuai dengan jurusan yang dipilih.
Pihak sekolah bekerja sama dengan beberapa perusahaan atau
bidang industri yang sesuai dengan jurusan yang ada di SMK N 1 Sewon dalam menempatkan siswanya untuk mengikuti program Prakerin. Program Praktek Kerja Industri membekali siswa dengan ketrampilan-ketrampilan khusus sesuai dengan bidang keahlian mereka dan juga membekali siswa dengan pengalaman kerja sebelum mereka memasuki bidang industri yang sesungguhnya. Selama
27
mengikuti PKL siswa dihadapkan pada situasi pekerjaan yang sesungguhnya sehingga lebih mendekatkan mutu lulusan dengan kemampuan yang diminta oleh dunia industri/usaha. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon, Bantul termasuk salah satu SMK yang mampu mengantarkan siswa lulusannya memasuki dunia kerja yaitu dengan banyaknya lulusan yang dapat bekerja di beberapa perusahaan terkemuka maupun berwirausaha. SMK N 1 Sewon telah melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan besar maupun perusahaan kecil yang ada di Indonesia yang akan menampung siswa-siswa yang berbakat untuk bekerja di perusahaan mereka. Perusahaan tersebut antara lain: Sari Ayu Martha Tilaar dan Mustika Ratu yang bergerak di bidang kecantikan. Dengan demikian, siswa-siswa SMK N 1 Sewon diharapkan memiliki kompetensi-kompetensi sebagai bekal memasuki dunia kerja sesuai dengan visi SMK N 1 Sewon yaitu menghasilkan tamatan yang berkualitas, bertakwa, cerdas, terampil, mandiri dan memiliki kemampuan untuk berkompetisi di dunia kerja pada era pasar bebas (Wuris, 2007).
E. Kematangan Vokasional Siswa SMK N 1 Sewon Jika dilihat dari rentang usia, siswa Sekolah Menengah Kejuruan berada dalam masa remaja. Pada masa remaja, salah satu tugas perkembangan yang utama adalah mempersiapkan karier ekonomi. Tugas perkembangan ini sering disebut sebagai tugas perkembangan vokasional. Dalam perkembangan vokasional dikenal istilah kematangan vokasional. Kematangan vokasional
28
merupakan kesiapan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan vokasional. Gambaran kematangan vokasional seorang remaja dapat dilihat dari perilaku yang berhubungan dengan eksplorasi terhadap masalah pendidikan dan pekerjaan, penilaian terhadap kemampuan diri yang dikaitkan dengan pemilihan pekerjaan, perencanaan masalah pekerjaan, dan pengambilan keputusan dalam pemilihan pekerjaan. Sesuai arah pengembangan Pendidikan Menengah Kejuruan
yang
diorientasikan pada pemenuhan permintaan pasar kerja, maka Sekolah Menengah Kejuruan dituntut mampu menghasilkan lulusan sebagaimana yang diharapkan dunia kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang pekerjaannya, memiliki daya adaptasi dan daya saing yang tinggi. Melalui sekolah kejuruan para siswa dididik dan diarahkan untuk menjadi tenaga kerja menengah yang terampil, mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang sesuai dengan bidangnya yaitu melalui pelatihan di industri yang dilaksanakan selama empat bulan sampai dengan satu tahun pada industri dalam maupun luar negeri atau lebih dikenal dengan program Pendidikan Sistem Ganda. Dengan bekal pendidikan dan pelatihan ketrampilan yang diberikan oleh sekolah, siswa Sekolah Menengah Kejuruan diharapkan memiliki kesiapan diri sebelum memasuki dunia kerja. Kesiapan diri memasuki dunia kerja lebih dikenal dengan kematangan vokasional. Kematangan vokasional akan membuat siswa lebih realistis dalam memilih suatu bidang pekerjaan, memiliki kompetensi
29
terhadap pekerjaan, mempunyai sikap dan bertanggung jawab terhadap pemilihan pekerjaan, dan mempunyai kemantapan terhadap pekerjaan yang telah mereka rencanakan. Siswa SMK yang mempunyai kematangan vokasional yang tinggi serta mempunyai bekal ketrampilan dan pengalaman kerja yang cukup, lebih realistis dalam melakukan pemilihan pekerjaan, terutama dalam situasi dimana lapangan pekerjaan yang tersedia cukup terbatas. Salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang telah berhasil mengantarkan lulusannya memasuki dunia kerja yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sewon, Bantul, Yogyakarta. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan besar yang ada di Indonesia, seperti Sari Ayu Martha Tilaar dan Mustika Ratu yang bersedia menampung lulusan SMK N 1 Sewon untuk bekerja di perusahaan mereka. Kerja sama yang terjalin tersebut membantu siswa untuk dapat langsung bekerja setelah mereka lulus sehingga siswa tidak kesulitan dalam mencari pekerjaan. Kerja sama dengan beberapa perusahaan tersebut, menuntut siswa memiliki kematangan vokasional yaitu kesiapan diri untuk suatu bidang pekerjaan sebelum mereka memasuki dunia kerja. Dengan bekal kematangan vokasional yang tinggi, siswa bisa lebih siap kerja, memiliki kompetensi terhadap pekerjaan, dan mampu mengambil keputusan
yang tepat dalam pemilihan pekerjaan.
Sebaliknya, siswa yang dengan tingkat kematangan vokasional yang rendah dapat mengalami kesulitan ketika mereka dihadapkan dalam dunia kerja yang sebenarnya karena kurangnya persiapan diri, kurangnya kompetensi terhadap
30
pekerjaan, dan tidak dapat mengambil keputusan yang tepat dalam pemilihan pekerjaan. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kematangan vokasional yang tinggi lebih siap dalam memasuki dunia kerja. Mengingat pentingnya tingkat pencapaian kematangan vokasional dalam diri siswa sebelum memasuki dunia kerja, maka peneliti ingin mengetahui gambaran pencapaian kematangan vokasional siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sewon, Bantul, Yogyakarta. Dengan demikian, sekolah dapat menciptakan kondisi-kondisi yang sesuai sehingga dapat membantu para siswa untuk mencapai kematangan vokasional.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif hanya berusaha menggambarkan secara jelas dan sekuensial terhadap pertanyaan penelitian yang telah ditentukan sebelum para peneliti terjun ke lapangan dan mereka tidak menggunakan hipotesis sebagai petunjuk arah atau guide dalam penelitian (Sukardi, 2008). Menurut Nawawi (1985), penelitian deskriptif merupakan penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar mengungkapkan fakta (fact finding). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kematangan vokasional siswa SMK N 1 Sewon dengan melakukan evaluasi terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan oleh pihak SMK N 1 Sewon. Berdasarkan penjelasan di atas penelitian ini akan menggunakan metode survey. Metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual. Dalam metode ini ada evaluasi dan perbandingan-perbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah-masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana di masa yang akan datang (Nazir, 1988).
31
32
B. Subyek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas 3 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon, Bantul. Alasan peneliti memilih siswa kelas 3 karena mereka akan memasuki dunia kerja setelah menyelesaikan pendidikannya dan telah mengikuti Praktek Kerja Industri (Prakerin) sehingga diharapkan telah mencapai kematangan vokasional. Sedangkan pengambilan data sampel ini
dilakukan dengan cara
accidental sampling, yaitu memilih dengan sengaja sampel kepada siapapun yang ditemui atau by accident pada tempat, waktu, dan cara yang telah ditentukan (Sukardi, 2008). Peneliti menggunakan 63 orang subyek sebagai responden penelitian ini. Semua sampel telah memiliki karakteristik dari populasi yang akan diteliti, yaitu siswa kelas 3 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon dan telah mengikuti Praktek Kerja Industri (Prakerin). C. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian ini adalah gambaran kematangan vokasional pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sewon, Bantul. D. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional kematangan vokasional pada siswa SMK N 1 Sewon adalah hasil evaluasi terhadap siswa SMK N 1 Sewon, Bantul dalam penguasaan individu terhadap tugas perkembangan vokasional yang dilihat dari empat aspek, yaitu:
33
1.
Eksplorasi terhadap masalah pendidikan dan pekerjaan. Mempersiapkan diri dengan cara memilih jenis pendidikan yang tepat dan mulai mencari informasi tentang pekerjaan yang akan dipilih sebagai bekal untuk memasuki pekerjaan tersebut.
2.
Penilaian terhadap kemampuan diri yang dikaitkan dengan pemilihan pekerjaan. Mengevaluasi kemampuan diri, dan mampu mengadakan penyesuaian antara kemampuan dan kesempatan yang dimiliki dengan pekerjaan yang dipilih.
3.
Perencanaan masalah pekerjaan. Memilih pekerjaan yang sesuai dengan minat, kemampuan, bekal pendidikan, dan kesempatan yang dimiliki individu, dan membuat usaha perencanaan tentang suatu pekerjaan yang akan dipilih.
4.
Pengambilan keputusan dalam pemilihan pekerjaan. Membuat keputusan secara mandiri dalam pemilihan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan, bertanggung jawab dengan pilihan pekerjaan tersebut, dan berusaha aktif dalam pencapaian pemilihan suatu pekerjaan. Kematangan vokasional pada siswa SMK N 1 Sewon, Bantul akan diukur
berdasarkan skala yang dibuat oleh peneliti, yaitu berdasarkan perhitungan skor total dari respon siswa terhadap indikator masing-masing aspek yang dijadikan item dalam skala kematangan vokasional. Semakin tinggi skor yang diperoleh siswa dari respon terhadap skala kematangan vokasional akan menunjukkan semakin tinggi kematangan vokasional yang dicapai siswa, sebaliknya semakin
34
rendah skor yang diperoleh akan menunjukkan semakin rendah pencapaian kematangan vokasional oleh siswa.
E. Alat Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala yang dibuat sendiri oleh penulis berdasarkan pada aspek-aspek kematangan vokasional diatas. Menurut Allen dan Yen (dalam Supratiknya, 1998), skala adalah rangkaian pengukuran yang mengikuti aturan tertentu untuk mengukur satu sifat. Tujuan dari penskalaan adalah mendapatkan skala yang baik, menyajikan dasar-dasar teknik untuk memilih jenis-jenis skala tertentu dan untuk mendeskripsikan sifat-sifat aneka skala menurut taraf pengukuran masing-masing. Metode yang digunakan dalam skala ini adalah Summated Rating ala Likert yang telah dimodifikasi dengan meniadakan jawaban tengah (ragu-ragu) sehingga alternatif jawaban hanya terdiri dari empat alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Dalam skala Likert yang telah dimodifikasi ini tidak ada jawaban tengah (ragu-ragu). Hal ini dimaksudkan untuk: 1. Menghindari kegandaan jawaban yaitu ketika subyek belum bisa memberikan jawaban maka subyek akan cenderung memilih jawaban tengah atau netral. 2. Membuat subyek lebih tegas dalam memilih jawaban. Skala kematangan vokasional disusun berdasarkan indikator diatas yang terdiri dari item favorable dan item unfavorable. Item favorable adalah item
35
yang isinya mendukung, memihak, atau menunjukkan ciri adanya atribut yang diukur sedangkan item unfavorable adalah item yang isinya tidak mendukung atau tidak menggambarkan ciri atribut yang diukur (Azwar, 2002). Pernyataan favorable dan unfavorable dalam skala ini dimaksudkan untuk meminimalisasi stereotipe jawaban yang diberikan oleh subyek. Sedangkan untuk mengurangi rasa ketidak bebasan subyek dalam memberikan respon maka cara yang digunakan adalah meminta subyek untuk tidak mencantumkan identitas mereka serta memberikan penjelasan kepada subyek bahwa tidak ada efek negatif yang akan diterima subyek atas jawaban mereka. Semua item dalam skala ini disusun berdasarkan blue-print dan dirumuskan dalam kalimat yang jelas dan mudah dipahami. Blue-print akan memberikan gambaran mengenai skala dan menjadi acuan serta pedoman bagi penulis untuk tetap berada dalam lingkup ukur yang benar. Penggunaan blue-print dalam pembuatan skala ini dimaksudkan supaya setiap aspek kematangan vokasional yang ada dapat termuat dalam skala, sehingga tidak ada satupun aspek kematangan vokasional yang akan terlewatkan. Bila diikuti dengan baik, blueprint akan mendukung validitas isi skala (Azwar, 2002). Selain itu skala tentang kematangan vokasional juga tidak melenceng dari tujuan penelitian ini. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 1:
36
Tabel 1. Blue-print Skala Kematangan vokasional No. 1.
Aspek Kematangan Vokasional Eksplorasi
terhadap
masalah
pendidikan
Total dan
10
Penilaian terhadap kemampuan diri yang dikaitkan
10
pekerjaan. 2.
dengan pemilihan pekerjaan. 3.
Perencanaan masalah pekerjaan.
10
4.
Pengambilan keputusan dalam pemilihan pekerjaan.
10
Total
40
Skala kematangan vokasional berisi 10 item dari masing-masing aspek kematangan vokasional seperti yang terlihat pada tabel blue-print diatas dengan rincian 5 item favorable dan 5 item unfavorable pada aspek eksplorasi terhadap masalah pendidikan dan pekerjaan, 5 item favorable dan 5 item unfavorable pada aspek penilaian terhadap kemampuan diri yang dikaitkan dengan pemilihan pekerjaan, 5 item favorable dan 5 item unfavorable pada aspek perencanaan masalah pekerjaan, dan 5 item favorable dan 5 item unfavorable pada aspek pengambilan keputusan dalam pemilihan pekerjaan. Total item pra uji-coba pada skala kematangan vokasional adalah 40 item. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 2:
37
Tabel 2. Distribusi Item Pra Uji-Coba Skala Kematangan Vokasional Jumlah item Aspek Kematangan Vokasional Eksplorasi
terhadap
Total Favorable
Unfavorable
4, 13,24
8,19, 29
masalah
pendidikan dan pekerjaan. a. Mempersiapkan
diri
(memilih jenis pendidikan 10 yang tepat). b. Mencari informasi tentang
22, 28
31, 35
kemampuan
2, 6, 15
9, 21, 27
antara
32, 34
10, 25
pekerjaan yang dipilih Penilaian terhadap kemampuan diri. a. Mengevaluasi diri b. Penyesuaian
10 kemampuan & kesempatan yang
dimiliki
dengan
pekerjaan yang dipilih. Perencanaan masalah pekerjaan. a. Memilih pekerjaan sesuai
18, 30
33, 36
dengan minat, kemampuan, bekal
pendidikan,
dan 10
kesempatan yang dimiliki. b. Membuat usaha perencanaan tentang
suatu
yang akan dipilih.
pekerjaan
1, 17, 26
5, 23, 38
38
Pengambilan
keputusan
dalam
pemilihan pekerjaan. a. Membuat keputusan secara
20, 40
11, 14
7, 39
3, 12
37
16
mandiri. 10 b. Bertanggung jawab dengan pilihan pekerjaan. c. Berusaha
aktif
dalam
pencapaian suatu pekerjaan. TOTAL ITEM
40
Setiap item akan diberi skor sesuai dengan jawaban yang telah diberikan oleh subyek. Skoring setiap item dalam skala kematangan vokasional tergantung pada bentuk pernyataan. Untuk pernyataan favorable dan unfavorable skoringnya dapat dilihat dalam tabel 3: Tabel 3. Skor Skala Kematangan Vokasional Skoring Jawaban
Favorable
Unfavorable
(SS)
Sangat Setuju
4
1
(S)
Setuju
3
2
(TS)
Tidak Setuju
2
3
(STS) Sangat Tidak Setuju
1
4
39
F. Validitas dan Reliabilitas Validitas dan reliabilitas adalah dua hal yang sangat berkaitan dan berperan dalam membuat suatu alat ukur yang berkualitas. Kualitas alat ukur ini nantinya akan menentukan baik atau buruknya suatu penelitian. Dengan demikian, uji validitas dan reliabilitas perlu dilakukan sebelum suatu alat ukur digunakan dalam suatu penelitian. Hal ini bertujuan agar alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menjadi akurat dan dapat dipercaya. 1. Validitas Validitas dapat diartikan sebagai ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam menjalankan tugasnya untuk mengukur sesuatu. Suatu alat ukur dianggap memiliki validitas yang tinggi bila alat ukur tersebut memberikan hasil ukur sesuai dengan maksud pengukuran tersebut. Sisi lain dari validitas adalah kecermatan pengukuran. Cermat berarti pengukuran tersebut mampu memberikan gambaran mengenai perbedaan sekecil-kecilnya antar subyek yang satu dengan subyek yang lain (Azwar, 1992). Pemeriksaan validitas skala ini dilakukan dengan pemeriksaan validitas isi (content validity). Validitas isi adalah validitas yang terestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional, yaitu sejauh mana item-item skala mencerminkan ranah isi atribut psikologis yang ingin diukur. Untuk menghindari bias subyektif perlu diadakan analisis rasional yang dilakukan oleh orang lain yakni professional judgement yakni dosen pembimbing (Azwar, 1992). Evaluasi ini melihat apakah item yang ditulis sudah sesuai dengan blue-print dan indikator perilaku yang ingin diungkapnya, apakah item yang ditulis
40
sesuai dengan kaidah penulisan yang benar, serta apakah item soal sudah dapat membedakan pernyataan yang favorable dan unfavorable. Setelah tahap pertama selesai dan diperoleh kumpulan item dalam jumlah yang cukup maka kumpulan item tersebut dikompilasikan dalam bentuk semifinal yang siap diuji-cobakan secara empiris kepada kelompok subyek yang memiliki karakteristik seperti kelompok sasaran. Tahap kedua adalah prosedur seleksi item berdasarkan data empiris (data hasil uji coba item pada kelompok subjek yang karakteristiknya setara dengan subjek yang hendak dikenai skala itu nantinya) dengan melakukan analisis kuantitatif terhadap parameter-parameter item. Pada tahap ini paling tidak akan dilakukan seleksi item berdasar daya diskriminasinya. Penentuan daya diskriminasi item menggunakan koefisien korelasi item total per skala. Sebagai kriteria digunakan batasan rix ≥ 0,30. Item dengan korelasi item total per skala minimal 0,30 diangap valid, sedangkan item kurang dari 0,30 dinyatakan memiliki daya diskriminasi rendah sehingga harus digugurkan. Batasan 0,30 digunakan karena dalam pengembangan dan penyusunan skalaskala psikologis digunakan harga koefisien korelasi yang minimal sama dengan 0,30 (Azwar, 2002). Berdasarkan hasil daya uji beda yang dilakukan maka hasil uji coba skala ini dapat dilihat pada lampiran 2 & 3. Dari item-item yang diuji-cobakan pada skala kematangan vokasional terdapat 10 item yang gugur yaitu item 4 item favorable dan 6 item unfavorable. Oleh karena itu, masih terdapat 30 item
41
yang lolos uji coba, masing-masing terdiri dari 16 item favorable dan 14 item unfavorable. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 4:
Tabel 4. Distribusi Item Final Skala Kematangan Vokasional Jumlah item Aspek Kematangan Vokasional Eksplorasi
terhadap
Total Favorable
Unfavorable
13 [11], 24 [19]
8 [6], 19 [17],
masalah
pendidikan dan pekerjaan. a.
Mempersiapkan diri (memilih
8
jenis pendidikan yang tepat). b.
Mencari
informasi
tentang
29 [23] 22 [15], 28 [22]
35 [26]
2, 6 [4], 15 [13]
9 [7], 21 [18],
pekerjaan yang dipilih
Penilaian terhadap kemampuan diri. a.
Mengevaluasi kemampuan diri.
b. Penyesuaian antara kemampuan & kesempatan yang dimiliki
27 [21] 34 [25]
10 [8]
18, 30 [24]
36 [27]
8
dengan pekerjaan yang dipilih.
Perencanaan masalah pekerjaan. a.
Memilih dengan bekal
pekerjaan minat,
sesuai
kemampuan,
pendidikan,
dan
6
kesempatan yang dimiliki. b. Membuat
usaha perencanaan
tentang suatu pekerjaan yang akan dipilih.
1, 26 [20]
5 [3]
42
Pengambilan keputusan dalam pemilihan pekerjaan. a.
Membuat
keputusan
secara
40 [30]
11 [9], 14 [12]
mandiri. b. Bertanggung
jawab
dengan
8 7 [5], 39 [29]
12 [10]
37 [28]
16 [14]
pilihan pekerjaan.
c. Berusaha
aktif
dalam
pencapaian suatu pekerjaan.
TOTAL ITEM [ ]
30
: item dengan nomor baru.
2. Reliabilitas Setelah dilakukan seleksi item dan memperoleh item-item yang memadai, peneliti
akan
melakukan
estimasi
reliabilitas.
Estimasi
reliabilitas
dimaksudkan untuk mengetahui apakah item-item yang lolos seleksi atau yang sudah menjadi alat ukur memiliki reliabilitas yang baik untuk digunakan dalam penelitian. Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah instrumen. Reliabilitas juga dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2003 b). Dalam penelitian ini digunakan estimasi reliabilitas terhadap skala dengan metode estimasi penyajian tunggal (single-trial administration) yang menghasilkan koefisien konsistensi internal. Prinsip metode penyajian tunggal adalah pengujian akan konsistensi antarbagian atau konsistensi antara
43
item dalam tes (Azwar, 2003 a) sehingga metode ini lebih dikenal sebagai metode konsistensi internal (internal consistency). Pendekatan konsistensi internal ini hanya melakukan satu kali tes terhadap subyek yang telah ditentukan. Untuk mengestimasi reliabilitas skala digunakan teknik koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (Azwar, 2002). Hasil estimasi reliabilitas skala kematangan vokasional adalah sebagai berikut: Tabel 5. Uji Reliabilitas α Cronbach Skala Kematangan Vokasional
α Koefisien reliabilitas skala kematangan vokasional
0,919
Dalam aplikasinya, koefisien reliabilitas berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitasnya, yaitu mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya, semakin rendah koefisien reliabilitasnya, yaitu mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Hasil pengujian reliabilitas skala kematangan vokasional memperlihatkan koefisien reliabilitas (α) = 0,919. Hal ini menunjukkan bahwa skala ini memiliki reliabilitas yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk penelitian. Secara lengkap hasil estimasi reliabilitas skala kematangan vokasional dapat dilihat pada lampiran 4 & 5. Estimasi reliabilitas skala diatas terhadap item yang lolos seleksi akan menjadi bentuk final skala.
44
G. ANALISIS DATA Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif
yang meliputi penyajian data melalui tabel, perhitungan nilai
maksimum, nilai minimum, mean teoritik, mean empiris, dan standar deviasi. Perhitungan statistik dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) version 12.0 for Windows.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Sebelum dilakukan penelitian di SMK N 1 Sewon, peneliti meminta ijin untuk melakukan penelitian terlebih dahulu kepada pihak sekolah. Dan setelah mendapatkan ijin dari pihak sekolah, maka peneliti memulai penelitian di SMK N 1 Sewon. Penelitian dilakukan dengan menggunakan instrument (alat) berupa skala, yaitu skala kematangan vokasional yang dibuat sendiri oleh peneliti. Skala kematangan vokasional telah di uji coba (try out) dan telah diuji validitasreliabilitasnya sebelum digunakan untuk penelitian. Uji coba (try out) dilakukan pada tanggal 01 Mei 2009 di SMK N 1 Sewon. Try out dikenakan terhadap 30 siswa pada salah satu kelas yaitu kelas 3 jurusan Keahlian Restoran 1 (Tata Boga) yang dinilai mampu mewakili karakteristik dari populasi. Maksud dari uji coba tersebut adalah untuk melihat apakah skala kematangan vokasional tersebut sudah memenuhi syarat dan layak digunakan untuk mengungkap permasalahan dalam penelitian ini. Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap. Penelitian yang pertama dilaksanakan pada tanggal 01 Mei 2009, pukul 09.00-09.45 WIB (pada saat dilakukannya try out), dan penelitian kedua dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2009 pukul 09.30-10.15 WIB terhadap 33 siswa kelas 3 jurusan Busana 2 (Tata Busana).
45
46
B. Hasil Penelitian 1.
Deskripsi Statistik Data Penelitian Berdasarkan hasil pengumpulan data penelitian, diperoleh deskripsi skor kematangan vokasional siswa SMK N 1 Sewon sebagai berikut:
Tabel 6. Deskripsi Data penelitian N
Xmin
Xmaks
Mean
SD
Teoritik
63
30
120
75
15
Empirik
63
78
119
98,90
9,625
Keterangan:
2.
N
: Jumlah subyek penelitian
Xmin
: Skor terendah yang dicapai subyek
Xmaks
: Skor tertinggi yang dicapai subyek
Mean
: Rata-rata skor yang diperoleh
SD
: Deviasi standar (Simpangan baku)
Tingkat Kematangan Vokasional Siswa SMK N 1 Sewon Pengolahan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara mengelompokkan subyek pada masing-masing kategori. Menurut Azwar (1999), penggunaan kategori jenjang (ordinal) ini bertujuan untuk menempatkan subyek ke dalam kelompok-kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur. Kategorisasi ini kemudian dinyatakan sebagai acuan atau norma dalam pengelompokan skor individu yang dikenai skala kematangan vokasional. Kontinum jenjang yang digunakan dalam
47
penelitian ini terdiri dari lima kategori, yaitu: sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Kategori ini dipilih agar pembagiannya terstruktur secara mendetail, berurutan, dan jelas. Norma kategori skor dapat dilihat pada tabel 7: Tabel 7. Norma Kategori Skor Skor
Kategori
X ≤ (μ-1,5σ)
Sangat rendah
(μ-1,5σ) < X ≤ (μ-0,5σ)
Rendah
(μ-0,5σ) < X ≤ (μ+0,5σ)
Sedang
(μ+0,5σ) < X ≤ (μ+1,5σ)
Tinggi
(μ+1,5σ) < X
Sangat Tinggi
Keterangan : μ
: Mean teoritik (rata-rata skor)
σ
: Deviasi standar (simpangan baku)
Berdasarkan analisis deskriptif diatas, maka kategorisasi subyek untuk skala kematangan vokasional dapat dilihat dalam tabel 8: Tabel 8. Kategori Skor Kematangan Vokasional Siswa SMK N 1 Sewon Skor
Jumlah subyek
Persentase
Kategori
X ≤ 53
0
0%
Sangat Rendah
53 < X ≤ 68
0
0%
Rendah
68 < X ≤ 82
6
9,52%
Sedang
82 < X ≤ 98
21
33,33%
Tinggi
98 < X
36
57,14%
Sangat Tinggi
63
100%
Total
48
Tabel 8 menunjukan bahwa 36 dari 63 subyek (57,14%) memiliki tingkat kematangan vokasional sangat tinggi, 21 dari 63 subyek (33,33%) memiliki tingkat kematangan vokasional tinggi, 6 dari 63 subyek (9,52%) memiliki tingkat kematangan vokasional sedang,
0 dari 63 subyek (0%) memiliki tingkat
kematangan vokasional rendah, dan 0 dari 63 subyek (0%) memiliki tingkat kematangan vokasional sangat rendah.
C. Pembahasan Pada lampiran 10 dapat dilihat penggolongan siswa berdasarkan kategori skor kematangan vokasional. Dan berikut ini merupakan pembahasan hasil penelitian tingkat kematangan vokasional siswa SMK N 1 Sewon. 1. Siswa dengan tingkat kematangan vokasional sangat tinggi Terdapat 36 siswa yang mencapai kematangan vokasional sangat tinggi. Data ini menunjukkan bahwa siswa-siswa tersebut sangat siap dalam memasuki dunia kerja setelah lulus dari SMK N 1 Sewon. Hal ini ditunjukkan oleh pencapaian skor rata-rata yang tinggi pada item 11, item 15, dan item 13. Subyek merasa bahwa pilihan mereka untuk bersekolah di SMK merupakan pilihan yang tepat (item 11). Subyek juga memilih bersekolah di SMK untuk meningkatkan kemampuan mereka sehingga bisa diterima bekerja di bidang yang mereka inginkan (item 15). Selain itu, selama bersekolah di SMK ini, mereka merasa bekal ketrampilan dan pengalaman kerja yang mereka miliki bertambah (item 13). Meskipun subyek merasa bahwa ketrampilan mereka bertambah selama mereka bersekolah di SMK, tetapi subyek merasa bahwa
49
ketrampilan yang mereka miliki masih kurang jika dibandingkan ketrampilan yang dimiliki oleh teman-temannya yang lain (item 21).
2. Siswa dengan tingkat kematangan vokasional tinggi Terdapat 21 siswa yang mencapai kematangan vokasional tinggi. Data ini menunjukkan bahwa siswa tersebut siap dalam memasuki dunia kerja setelah lulus dari SMK N 1 Sewon. Hal ini ditunjukkan oleh pencapaian skor ratarata yang tinggi pada item 11 yaitu subyek merasa bahwa keputusannya untuk bersekolah di SMK merupakan keputusan yang tepat. Subyek juga merasa bekal ketrampilan dan pengalaman kerja mereka bertambah (item 13). Selain itu, subyek akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan (item 28). Tetapi subyek merasa bahwa ketrampilan yang mereka miliki masih kurang jika dibandingkan ketrampilan yang dimiliki oleh teman-temannya yang lain (item 21).
3. Siswa dengan tingkat kematangan vokasional sedang Terdapat 6 siswa yang mencapai kematangan vokasional sedang (subyek 1, subyek 8, dan subyek 24, subyek 27, subyek 29, dan subyek 36). Data ini menunjukkan bahwa siswa tersebut cenderung siap dalam memasuki dunia kerja setelah lulus dari SMK N 1 Sewon meskipun ada beberapa hal yang masih harus ditingkatkan lagi terutama pada item 21 dan 27. Seperti terlihat pada item 21 yaitu subyek merasa ketrampilan yang mereka miliki masih kurang dibandingkan dengan ketrampilan yang dimiliki oleh teman-teman
50
mereka. Subyek juga merasa bahwa kesempatan yang dimiliki subyek untuk bekerja di bidang yang diinginkannya menjadi lebih terbatas sehingga subyek tidak yakin akan bekerja di bidang tersebut (item 27).
4. Siswa dengan tingkat kematangan vokasional rendah dan sangat rendah Tidak terdapat siswa yang memiliki tingkat kematangan vokasional rendah dan sangat rendah. Data ini menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang belum siap
memasuki
dunia
kerja
setelah
mereka
lulus.
Kenyataan
ini
memperlihatkan adanya gejala positif pada proses pencapaian kematangan vokasional siswa SMK N 1 Sewon. Siswa-siswa di SMK N 1 Sewon telah mencapai taraf kematangan vokasional yang tinggi dapat membuat siswa menjadi lebih siap untuk memasuki pekerjaan yang mereka inginkan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sewon memiliki kematangan vokasional yang sangat tinggi. Dari 63 siswa yang menjadi sampel penelitian, terdapat 36 siswa (57,14%) yang memiliki tingkat kematangan vokasional sangat tinggi, 21 siswa (33,33%) memiliki tingkat kematangan vokasional tinggi, 6 siswa (9,52%) memiliki tingkat kematangan vokasional sedang, dan tidak ada siswa yang memiliki tingkat kematangan rendah dan sangat rendah.
B. KELEMAHAN PENELITIAN Penelitian ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat beberapa kekurangan. Seperti pada ruang lingkup penelitian yang terbatas pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Sewon sehingga hasil penelitian ini belum bisa digeneralisasikan pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan pada umumnya. Selain itu, skala kematangan vokasional yang terdiri dari 30 item kemungkinan belum dapat mengukur tingkat kematangan vokasional dengan maksimal karena pada salah satu aspek hanya terdiri dari 6 item (favorable dan unfavorable) sehingga komposisi aspek-aspek kematangan vokasional menjadi tidak seimbang.
51
52
C. SARAN 1. Bagi siswa SMK N 1 Sewon Bagi siswa SMK N 1 Sewon terutama kelas 1 dan kelas 2 disarankan untuk terus meningkatkan ketrampilan mereka sehingga mereka lebih siap dalam menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya. Bagi siswa kelas 3 yang akan memasuki dunia kerja diharapkan untuk lebih aktif dalam mendapatkan pekerjaan yang diinginkan mengingat ketatnya persaingan kerja saat ini. 2. Bagi pihak sekolah (SMK N 1 Sewon) Pihak sekolah hendaknya terus menjaga kualitas pendidikan dan pengajaran, serta senantiasa melakukan penyesuaian kurikulum dengan permintaan dunia kerja saat ini sehingga bisa membantu siswa dalam pencapaian kematangan vokasional. 3. Bagi peneliti lain Bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian serupa diharapkan dapat merevisi skala kematangan vokasional yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menambah jumlah item pada salah satu aspek sehingga komposisi item (favorable dan unfavorable) pada masingmasing aspek kematangan vokasional bisa seimbang. Selain itu, peneliti lain bisa menambah jumlah variabel penelitian untuk kepentingan eksplanasi.
53
DAFTAR PUSTAKA
Adams, J. F. (1980). Understanding Adolescence. Fourth edition. Boston: Allyn and Bacon. Inc. Anastasi, A. (1979). Field of Applied Psychology. Second Edition. Tokyo: Mc Graw Hill Kogakusha Ltd. Azwar, S. (1992). Reliabilitas & Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2002). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2003 a). Dasar-Dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2003 b). Reliabilitas & Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bachroni, M. (1984). Kematangan vokasional ditinjau dari perbedaan kelas pada siswa STM Pembangunan di Yogyakarta. (Tesis). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Program Pascasarjana. Chaplin, J. P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Edisi 1. Cetakan 8. Kartono, K (Alih Bahasa). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Conger, J. J. (1977). Adolescence and Youth: Psychological Development in A Changing World. Second Edition. New York: Harper and Row Publisher. Crites, J. O. (1969). Vocational Psychology: The study of vocational behavior and development. New York: Mc Graw Hill. Dharmastuti. (1997). Perbedaan kematangan vokasional antara siswa Sekolah Teknologi Menengah dengan siswa Sekolah Menengah Umum. (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Fakultas Psikologi. Fuhrman, B. S. (1990). Adolescence, Adolescent. Second edition. New York: Foresman & Company. Grinder, R. E. (1978). Adolescence. Second edition. New York: John Willy and Sons, Inc. Handayani, S. (2002). Hubungan optimisme dengan kematangan vokasional pada diri remaja. (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Fakultas Psikologi.
54
Havighurst, R. J. (1953). Human Development and Education. New York: Longmans, Green and Co. Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Istiwidayanti & Soedjarwo (Alih Bahasa). Sijabat, R. M. (Editor). Jakarta: Erlangga. Jersild, A. T. (1965). The Psychology of Adolescence. Second Edition. New York: The Macmillan Companny. Kurikulum SMK Edisi 2004. Bidang Keahlian Bisnis & Manajemen, Pariwisata. Program Keahlian Administrasi Perkantoran, Akuntansi, dan Akomodasi Perhotelan. (2004). Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Mappiare, A. (1982). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Monks, F. J., & Knoers, A. M. P. (2001). Psikologi Perkembangan. Cetakan ketiga belas. Haditono, S. R (Alih Bahasa). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Osipow, S. H. (1983). Theories Of Career Development. 3rd. ed. New Jersey: Prentice Hall. Osipow, S. H., Walsh, W. B., & Tosi, D. J. (1984). A Survey Counseling Methods. Illinois: The Dorsey Press. Philip, S. D. & Strohmer, D. C. (1982). Vocationally Mature Coping Strategies and Progress in The Decision-Making Process; A Canonical Analysis. Journal of Counseling Psychology. Pietrofesa, J. J. & Splete. H. (1975). Career Development: Theory and Research. New York: Grune and Stratton. Prihastiwi, J. (1988). Studi Perbandingan tentang Kematangan Vokasional antara Remaja Awal, Tengah, dan Akhir pada siswa SMP 3, SMA 9, dan Mahasiswa Psikologi Tingkat I. Intisari Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Wuris, F. X. (2007, Oktober 29). Profil SMK N 1 Sewon.. Diambil tanggal 24 Mei 2008 dari http://www.smkn1sewon.com/.
55
Riduwan. (2002). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Santrock, J. W. (2002). Life – span development. Perkembangan masa hidup. (edisi 5, jilid 2). Damanik, J & Chusairi, A. (Alih Bahasa). Kristiaji, W. C & Sumiharti, Y. (Ed). Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. (2003). Adolescence. Perkembangan Remaja. (edisi keenam). Adelar, S. B. & Saragih, S. (Alih Bahasa). Kristiaji, W. C & Sumiharti, Y. (Ed). Jakarta: Erlangga. Sarwono, S. W. (2003). Psikologi Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Steinberg, L. (1991). Adolescence. Third Edition. New York: Mcgraw Hill. Sukadji, S. (2000). Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press). Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan. Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Sukardi, D. K. (1987). Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia. Super, D. E & Crites, J. O. (1962). Appraising Vocational Fitness. By means of Psychological Tests. Revised Edition. New York: Harper & Row. Supratiknya, A. (1998). Psikometri. Yogyakarta: Pusat Penerbitan Sumber Belajar Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Suryabrata, S. (1998). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Tarsidi, D. (2007). Teori Perkembangan Karir. Diambil tanggal 24 Mei 2008 dari http://d-tarsidi.blogspot.com/. Triton, P. B. (2006). SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Andi Offset. Wahyono, T. (2002). Program Ketrampilan Hidup (Life Skills Program) untuk Meningkatkan Kematangan Vokasional Siswa. Anima, vol 17 (4), 385393. Widayani, N. (1999). Kematangan Vokasional Pada Remaja Siswa Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
56
LAMPIRAN 1: SKALA UJI COBA
SKALA UJI COBA (TRY OUT)
UNIVERSITAS SANATA DHARMA JOGJAKARTA 2009
57
PETUNJUK PENGISIAN Dalam skala kematangan vokasional ini terdapat 40 butir pernyataan. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan yang terdapat pada skala ini sebelum Anda memberikan jawaban. Berilah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Anda saat ini dengan memberi tanda centang (√) pada salah satu dari empat kolom pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaan diri Anda. Tidak ada jawaban benar atau salah,baik atau buruk dalam skala ini. Jawaban yang baik adalah jawaban yang sesuai dengan kondisi atau keadaan diri Anda. Isilah setiap nomor tanpa ada yang terlewati. Kami sangat menghargai kejujuran dan
keterbukaan Anda.
Selamat mengerjakan dan terima kasih atas bantuan dan partisipasi Anda. Keterangan: SS
: Sangat Setuju, bila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan diri Anda.
S
: Setuju, bila pernyataan tersebut dengan diri Anda.
TS
: Tidak Setuju, pernyataan tersebut tidak sesuai dengan diri Anda.
STS
: Sangat Tidak Setuju, bila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan diri Anda.
58
Daftar Pernyataan
No.
1. 2.
Saya telah mempersiapkan diri untuk bekerja di bidang yang saya inginkan mulai saat ini. Saya merasa yakin akan mendapatkan pekerjaan setelah saya lulus. Saya akan bekerja di bidang yang diinginkan oleh
3.
orangtua saya meskipun saya tidak menyukai bidang tersebut. Saya mulai mempersiapkan diri saya untuk
4.
memasuki pekerjaan yang saya inginkan sejak saya masuk SMK. Saya belum mempunyai rencana sama sekali
5.
untuk bekerja di sebuah bidang/perusahaan tertentu setelah saya lulus. Bekal ketrampilan dan pengalaman kerja yang
6.
telah saya miliki saat ini akan memudahkan saya mencari pekerjaan yang sesuai dengan keinginan saya. Saya tidak menyesal telah memilih pekerjaan yang
7.
akan saya masuki karena saya yakin saya akan berhasil di bidang tersebut. Saya telah memilih jurusan yang salah karena
8.
tidak sesuai dengan bidang pekerjaan yang saya inginkan kelak.
9.
Saya merasa ketrampilan saya tidak meningkat selama saya bersekolah di SMK.
SS
S
TS
STS
59
Daftar Pernyataan
No.
Saya takut bersaing dalam mendapatkan pekerjaan 10.
yang saya inginkan sebab kesempatan yang saya miliki cukup terbatas. Saya hanya terpengaruh oleh orang lain dalam
11.
memilih pekerjaan yang akan saya pilih setelah saya lulus nanti. Saya belum merasa yakin akan berhasil dalam
12.
pekerjaan yang akan saya masuki karena saya masih takut gagal dalam bidang tersebut.
13.
Saya merasa pilihan saya untuk bersekolah di SMK merupakan pilihan yang tepat. Hingga saat ini, saya belum memutuskan untuk
14.
memilih pekerjaan sesuai dengan keinginan dan kemampuan yang saya miliki.
15.
Selama bersekolah di SMK bekal ketrampilan dan pengalaman kerja saya bertambah. Saya pasrah jika pekerjaan yang akan saya
16.
dapatkan tidak sesuai dengan keinginan dan kemampuan saya. Saya memilih bersekolah di SMK untuk
17.
meningkatkan kemampuan saya sehingga saya bisa diterima bekerja di bidang yang saya inginkan. Saya memiliki keinginan yang cukup tinggi untuk
18.
mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang saya pilih.
SS
S
TS
STS
60
Daftar Pernyataan
No.
19.
Keputusan saya untuk bersekolah di SMK merupakan keputusan yang keliru. Saya memilih sendiri jenis pekerjaan yang akan
20.
saya pilih setelah saya lulus meskipun orangtua saya kurang menyetujuinya. Bekal ketrampilan dan pengalaman kerja yang
21.
saya miliki saat ini belum bisa mengantarkan saya memasuki pekerjaan yang saya inginkan. Saya selalu mencari informasi terbaru yang
22.
berhubungan dengan pekerjaan yang akan saya pilih sehingga saya bisa diterima bekerja di bidang tersebut. Keputusan saya dalam menentukan jenis
23.
pekerjaan yang akan saya pilih masih sering berubah-ubah. Saya memilih untuk bersekolah di SMK karena
24.
saya memiliki kemampuan di bidang/jurusan yang saya pilih saat ini. Saya merasa takut jika tidak diterima bekerja di
25.
bidang yang saya inginkan dengan bekal kemampuan yang saya miliki saat ini. Saya telah merencanakan pekerjaan yang akan
26.
saya pilih sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang saya miliki.
SS
S
TS
STS
61
Daftar Pernyataan
No.
Saya merasa ketrampilan yang saya miliki masih 27.
kurang dibadingkan dengan ketrampilan yang dimiliki oleh teman-teman saya yang lain. Saya mendaftarkan diri di SMK karena saya
28.
tertarik dengan peluang kerja yang bisa saya dapatkan setelah saya lulus. Saya hanya mengikuti tren/teman-teman saya
29.
ketika saya memutuskan untuk bersekolah di SMK ini.
30. 31. 32.
Pekerjaan yang akan saya pilih merupakan pekerjaan yang saya inginkan sejak dulu. Informasi mengenai pekerjaan yang akan saya pilih masih sangat terbatas. Saya mempunyai kemampuan untuk bekerja di bidang yang saya inginkan. Saya lebih mengandalkan keberuntungan untuk
33.
mendapatkan pekerjaan daripada ketrampilan yang saya miliki. Saya selalu berusaha meningkatkan ketrampilan
34.
yang saya miliki sebagai bekal mendapatkan pekerjaan terutama pekerjaan yang saya inginkan.
35.
Saya bersekolah di SMK karena paksaan dari orang tua saya, bukan keinginan saya sendiri. Kesempatan saya untuk bekerja di bidang yang
36.
saya inginkan sangat terbatas sehingga saya tidak yakin akan bekerja di bidang tersebut.
SS
S
TS
STS
62
Daftar Pernyataan
No.
37.
Saya akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan pekerjaan yang saya inginkan. Saya akan bekerja di bidang apapun walaupun
38.
bidang tesebut tidak sesuai dengan jurusan saya saat ini. Saya akan mempertanggung jawabkan pekerjaan
39.
yang telah saya pilih baik terhadap diri sendiri maupun orang tua. Saya telah memutuskan untuk memilih jenis
40.
pekerjaan sesuai dengan keinginan dan kemampuan yang saya miliki.
☺ TERIMA KASIH ☺
SS
S
TS
STS
63
LAMPIRAN 2: DATA TRY OUT It1
It2
It3
It4
It5
It6
It7
It8
It9
It10
Subjek1
2
2
3
3
2
3
3
3
3
2
Subjek2
3
3
3
2
3
4
4
4
3
3
Subjek3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
3
Subjek4
3
4
4
3
4
3
3
4
4
3
Subjek5
4
4
3
3
4
3
4
3
4
3
Subjek6
4
4
4
3
3
4
4
4
4
3
Subjek7
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
Subjek8
2
2
3
2
2
3
3
3
3
2
Subjek9
3
4
2
3
3
3
4
3
3
3
Subjek10
4
4
3
4
3
4
4
1
2
3
Subjek11
4
3
4
4
3
3
4
1
3
4
Subjek12
4
4
3
4
4
4
4
3
3
4
Subjek13
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
Subjek14
4
3
3
4
3
3
4
3
4
4
Subjek15
4
4
2
4
4
3
3
4
3
3
Subjek16
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
Subjek17
3
3
3
3
2
2
4
4
4
3
Subjek18
4
4
4
4
2
4
4
3
4
3
Subjek19
2
4
4
3
4
4
4
3
1
2
Subjek20
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
Subjek21
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
Subjek22
4
4
4
4
3
4
3
4
4
3
Subjek23
4
4
3
4
4
4
4
3
3
3
Subjek24
2
3
3
4
2
2
3
3
2
1
Subjek25
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
Subjek26
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
Subjek27
4
3
3
4
3
3
3
3
1
3
Subjek28
4
4
3
4
3
4
4
3
3
4
Subjek29
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
Subjek30
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
64
It11 It12 It13 It14 It15 It16 It17 It18 It19 It20 Subjek1
3
2
3
2
3
3
3
3
3
2
Subjek2
3
3
4
3
4
3
4
4
4
2
Subjek3
4
4
3
2
3
3
3
4
3
3
Subjek4
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
Subjek5
4
3
4
3
4
3
4
4
4
2
Subjek6
3
3
4
3
4
3
3
4
3
4
Subjek7
3
4
3
3
3
3
3
4
4
2
Subjek8
3
2
3
2
3
3
3
2
3
2
Subjek9
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
Subjek10
1
1
4
3
4
3
4
4
3
4
Subjek11
4
4
2
3
4
4
4
4
3
3
Subjek12
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
Subjek13
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
Subjek14
4
4
4
3
4
2
4
4
4
3
Subjek15
4
3
4
3
4
2
4
4
3
2
Subjek16
3
3
3
2
4
2
3
3
4
3
Subjek17
3
3
4
2
4
3
4
4
4
4
Subjek18
3
3
4
3
4
4
4
4
4
2
Subjek19
1
1
4
4
4
1
3
3
4
2
Subjek20
4
3
4
3
4
3
4
4
4
2
Subjek21
4
3
4
4
4
4
4
4
4
2
Subjek22
4
3
4
3
4
3
4
4
4
1
Subjek23
4
4
3
4
4
2
4
4
4
3
Subjek24
2
1
1
1
3
4
3
4
2
2
Subjek25
3
4
4
4
4
3
4
4
4
2
Subjek26
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
Subjek27
2
2
2
2
4
1
4
4
3
2
Subjek28
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
Subjek29
3
3
2
3
3
2
2
2
2
3
Subjek30
3
3
4
3
4
3
4
3
3
2
65
It21 It22 It23 It24 It25 It26 It27 It28 It29 It30 Subjek1
3
3
2
3
2
2
2
3
3
3
Subjek2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Subjek3
3
3
2
3
3
3
4
3
4
3
Subjek4
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
Subjek5
3
3
3
3
3
4
2
4
4
4
Subjek6
3
4
3
4
1
4
3
4
3
4
Subjek7
4
4
2
4
3
3
3
4
3
3
Subjek8
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
Subjek9
3
4
2
4
3
4
3
4
4
3
Subjek10
2
4
3
4
3
4
1
4
1
4
Subjek11
2
4
4
2
2
4
3
2
3
4
Subjek12
3
4
2
4
3
3
3
4
3
4
Subjek13
3
3
3
3
3
3
1
3
3
4
Subjek14
2
3
2
2
3
3
2
3
3
4
Subjek15
3
3
3
4
3
4
3
4
3
4
Subjek16
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
Subjek17
3
3
2
4
3
3
3
4
4
4
Subjek18
2
4
2
4
2
2
2
4
3
4
Subjek19
2
1
3
3
3
3
2
4
4
3
Subjek20
3
4
3
3
2
4
2
4
4
3
Subjek21
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
Subjek22
3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
Subjek23
3
4
3
3
2
4
3
4
3
4
Subjek24
2
3
1
3
3
4
1
3
1
3
Subjek25
3
3
2
3
3
4
2
4
4
3
Subjek26
3
3
3
4
3
3
2
4
4
4
Subjek27
3
4
2
4
2
4
1
3
1
3
Subjek28
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
Subjek29
2
3
3
2
2
2
2
2
2
3
Subjek30
3
3
2
3
3
3
2
3
4
3
66
It31 It32 It33 It34 It35 It36 It37 It38 It39 It40 Jumlah Subjek1
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
107
Subjek2
2
3
3
4
3
3
4
3
3
3
127
Subjek3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
122
Subjek4
2
3
3
3
4
3
4
3
3
3
124
Subjek5
2
3
3
4
4
4
4
3
4
4
138
Subjek6
1
3
3
2
3
3
4
2
4
4
133
Subjek7
3
4
3
4
4
4
4
3
3
2
137
Subjek8
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
108
Subjek9
2
3
3
4
4
3
4
1
4
4
134
Subjek10
2
4
1
4
3
3
4
3
4
4
125
Subjek11
2
4
3
4
2
3
4
3
4
4
131
Subjek12
2
3
3
4
3
3
3
2
2
3
134
Subjek13
1
2
2
4
2
2
4
2
4
3
122
Subjek14
3
4
1
2
2
2
2
2
3
2
121
Subjek15
2
4
3
3
3
2
4
1
4
4
131
Subjek16
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
118
Subjek17
3
4
4
4
4
4
4
3
3
4
136
Subjek18
2
4
2
4
3
3
4
3
3
3
131
Subjek19
1
4
2
3
4
3
4
3
3
4
117
Subjek20
3
3
3
4
4
3
4
3
4
4
140
Subjek21
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
153
Subjek22
3
3
3
3
4
3
3
2
3
3
134
Subjek23
2
3
3
4
3
3
4
2
4
4
137
Subjek24
3
3
4
4
3
2
3
3
3
4
104
Subjek25
2
3
3
4
4
3
4
1
4
4
136
Subjek26
1
3
3
4
4
2
4
2
4
4
141
Subjek27
1
4
3
2
2
1
2
3
2
3
106
Subjek28
2
3
4
3
4
2
4
2
4
4
134
Subjek29
2
3
2
2
2
2
3
2
3
2
99
Subjek30
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
127
67
LAMPIRAN 3: ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded (a) Total
% 30
100,0
0
,0
30
100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,901
40
Scale Statistics Mean 126,90
Variance 158,576
Std. Deviation 12,593
N of Items 40
Item-Total Statistics
It1
Scale Mean if Item Deleted 123,50
Scale Variance if Item Deleted 148,879
Corrected Item-Total Correlation ,519
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,897
It2
123,33
It3
123,67
148,575
,630
,896
158,713
-,032
It4
,904
It5
123,50
154,810
,219
,901
123,67
149,471
,450
,898
It6
123,50
150,328
,471
,898
It7
123,27
151,099
,601
,897
It8
123,67
151,333
,327
,900
It9
123,63
147,344
,497
,898
It10
123,80
147,407
,617
,896
It11
123,70
148,217
,468
,898
It12
123,97
147,757
,453
,898
It13
123,43
145,909
,606
,896
It14
123,97
147,620
,579
,896
It15
123,17
152,420
,536
,898
It16
123,97
150,309
,374
,900
It17
123,27
149,926
,612
,897
68
It18
123,27
149,789
,559
,897
It19
123,43
148,323
,644
,896
It20
124,30
157,252
,038
,905
It21
124,07
152,202
,465
,898
It22
123,60
153,145
,311
,900
It23
124,43
153,564
,296
,900
It24
123,60
151,972
,385
,899
It25
124,20
154,097
,279
,901
It26
123,63
152,309
,339
,900
It27
124,50
149,155
,441
,898
It28
123,47
149,085
,595
,897
It29
123,77
145,495
,565
,896
It30
123,43
152,599
,456
,899
It31
124,73
157,099
,056
,904
It32
123,60
157,214
,080
,903
It33
124,07
155,789
,132
,903
It34
123,50
149,155
,503
,898
It35
123,67
148,299
,550
,897
It36
124,10
148,507
,549
,897
It37
123,30
149,114
,598
,897
It38
124,47
158,671
-,034
,905
It39
123,50
150,741
,488
,898
It40
123,47
151,430
,400
,899
69
LAMPIRAN 4: DATA LOLOS TRY OUT It1
It2
It5
It6
It7
It8
It9
It10 It11 It12
Subjek1
2
2
2
3
3
3
3
2
3
2
Subjek2
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
Subjek3
3
4
2
3
3
3
3
3
4
4
Subjek4
3
4
4
3
3
4
4
3
3
2
Subjek5
4
4
4
3
4
3
4
3
4
3
Subjek6
4
4
3
4
4
4
4
3
3
3
Subjek7
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
Subjek8
2
2
2
3
3
3
3
2
3
2
Subjek9
3
4
3
3
4
3
3
3
4
4
Subjek10
4
4
3
4
4
1
2
3
1
1
Subjek11
4
3
3
3
4
1
3
4
4
4
Subjek12
4
4
4
4
4
3
3
4
3
4
Subjek13
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
Subjek14
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
Subjek15
4
4
4
3
3
4
3
3
4
3
Subjek16
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
Subjek17
3
3
2
2
4
4
4
3
3
3
Subjek18
4
4
2
4
4
3
4
3
3
3
Subjek19
2
4
4
4
4
3
1
2
1
1
Subjek20
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
Subjek21
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
Subjek22
4
4
3
4
3
4
4
3
4
3
Subjek23
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
Subjek24
2
3
2
2
3
3
2
1
2
1
Subjek25
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
Subjek26
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
Subjek27
4
3
3
3
3
3
1
3
2
2
Subjek28
4
4
3
4
4
3
3
4
4
3
Subjek29
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
Subjek30
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
70
It13 It14 It15 It16 It17 It18 It19 It21 It24 It26 Subjek1
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
Subjek2
4
3
4
3
4
4
4
3
3
3
Subjek3
3
2
3
3
3
4
3
3
3
3
Subjek4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
Subjek5
4
3
4
3
4
4
4
3
3
4
Subjek6
4
3
4
3
3
4
3
3
4
4
Subjek7
3
3
3
3
3
4
4
4
4
3
Subjek8
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
Subjek9
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
Subjek10
4
3
4
3
4
4
3
2
4
4
Subjek11
2
3
4
4
4
4
3
2
2
4
Subjek12
4
4
4
4
4
3
3
3
4
3
Subjek13
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Subjek14
4
3
4
2
4
4
4
2
2
3
Subjek15
4
3
4
2
4
4
3
3
4
4
Subjek16
3
2
4
2
3
3
4
3
3
2
Subjek17
4
2
4
3
4
4
4
3
4
3
Subjek18
4
3
4
4
4
4
4
2
4
2
Subjek19
4
4
4
1
3
3
4
2
3
3
Subjek20
4
3
4
3
4
4
4
3
3
4
Subjek21
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Subjek22
4
3
4
3
4
4
4
3
4
3
Subjek23
3
4
4
2
4
4
4
3
3
4
Subjek24
1
1
3
4
3
4
2
2
3
4
Subjek25
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
Subjek26
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
Subjek27
2
2
4
1
4
4
3
3
4
4
Subjek28
4
3
4
4
4
4
4
3
3
3
Subjek29
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
Subjek30
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
71
It27 It28 It29 It30 It34 It35 It36 It37 It39 It40
Jumlah
Subjek1
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
82
Subjek2
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
100
Subjek3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
94
Subjek4
2
3
3
3
3
4
3
4
3
3
95
Subjek5
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
110
Subjek6
3
4
3
4
2
3
3
4
4
4
105
Subjek7
3
4
3
3
4
4
4
4
3
2
106
Subjek8
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
82
Subjek9
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
108
Subjek10
1
4
1
4
4
3
3
4
4
4
94
Subjek11
3
2
3
4
4
2
3
4
4
4
98
Subjek12
3
4
3
4
4
3
3
3
2
3
105
Subjek13
1
3
3
4
4
2
2
4
4
3
97
Subjek14
2
3
3
4
2
2
2
2
3
2
93
Subjek15
3
4
3
4
3
3
2
4
4
4
104
Subjek16
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
90
Subjek17
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
104
Subjek18
2
4
3
4
4
3
3
4
3
3
102
Subjek19
2
4
4
3
3
4
3
4
3
4
91
Subjek20
2
4
4
3
4
4
3
4
4
4
110
Subjek21
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
119
Subjek22
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
105
Subjek23
3
4
3
4
4
3
3
4
4
4
108
Subjek24
2
3
3
3
4
3
2
4
3
4
79
Subjek25
2
4
4
3
4
4
3
4
4
4
111
Subjek26
2
4
4
4
4
4
2
4
4
4
112
Subjek27
1
3
1
3
2
2
1
2
2
3
78
Subjek28
3
3
3
3
3
4
2
4
4
4
105
Subjek29
3
2
3
4
3
3
2
3
4
3
80
Subjek30
2
3
4
3
3
3
3
4
4
4
98
72
LAMPIRAN 5: ANALISIS RELIABILITAS ITEM SAHIH Uji Reliabilitas Item Sahih Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded (a) Total
30
% 100,0
0
,0
30 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,919
N of Items 30
73
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
It1
95,0667
125,720
,477
,917
It2
94,9000
124,507
,650
,914
It5
95,2333
125,082
,480
,917
It6
95,0667
125,857
,507
,916
It7
94,8333
127,316
,581
,916
It8
95,2333
126,254
,384
,918
It9
95,2000
123,407
,509
,916
It10
95,3667
123,964
,600
,915
It11
95,2667
124,202
,480
,917
It12
95,5333
123,568
,476
,917
It13
95,0000
121,172
,673
,913
It14
95,5333
123,292
,617
,915
It15
94,7333
128,409
,527
,917
It16
95,5333
127,292
,322
,919
It17
94,8333
126,351
,586
,916
It18
94,8333
126,420
,519
,916
It19
95,0000
124,207
,669
,914
It21
95,6333
127,964
,478
,917
It24
95,1667
128,075
,372
,918
It26
95,2000
128,579
,314
,919
It27
96,0667
125,651
,420
,918
It28
95,0333
124,861
,624
,915
It29
95,3333
120,920
,619
,914
It30
95,0000
128,897
,419
,917
It34
95,0667
125,651
,481
,917
It35
95,2333
124,323
,562
,915
It36
95,6667
125,333
,509
,916
It37
94,8667
125,154
,607
,915
It39
95,0667
126,478
,509
,916
It40
95,0333
127,551
,389
,918
74
LAMPIRAN 6: SKALA FINAL PENELITIAN
SKALA PENELITIAN
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA JOGJAKARTA 2009
75
PETUNJUK PENGISIAN Dalam skala kematangan vokasional ini terdapat 30 butir pernyataan. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan yang terdapat pada skala ini sebelum Anda memberikan jawaban. Berilah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi Anda saat ini dengan memberi tanda centang (√) pada salah satu dari empat kolom pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaan diri Anda. Tidak ada jawaban benar atau salah, baik atau buruk dalam skala ini. Jawaban yang baik adalah jawaban yang sesuai dengan kondisi atau keadaan diri Anda. Isilah setiap nomor tanpa ada yang terlewati. Kami sangat menghargai kejujuran dan
keterbukaan Anda.
Selamat mengerjakan dan terima kasih atas bantuan dan partisipasi Anda. Keterangan: SS
: Sangat Setuju, bila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan diri Anda.
S
: Setuju, bila pernyataan tersebut dengan diri Anda.
TS
: Tidak Setuju, pernyataan tersebut tidak sesuai dengan diri Anda.
STS
: Sangat Tidak Setuju, bila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan diri Anda.
76
Daftar Pernyataan
No.
1. 2.
Saya telah mempersiapkan diri untuk bekerja di bidang yang saya inginkan mulai saat ini. Saya merasa yakin akan mendapatkan pekerjaan setelah saya lulus. Saya belum mempunyai rencana sama sekali
3.
untuk bekerja di sebuah bidang/perusahaan tertentu setelah saya lulus. Bekal ketrampilan dan pengalaman kerja yang
4.
telah saya miliki saat ini akan memudahkan saya mencari pekerjaan yang sesuai dengan keinginan saya. Saya tidak menyesal telah memilih pekerjaan yang
5.
akan saya masuki karena saya yakin saya akan berhasil di bidang tersebut. Saya telah memilih jurusan yang salah karena
6.
tidak sesuai dengan bidang pekerjaan yang saya inginkan kelak.
7.
Saya merasa ketrampilan saya tidak meningkat selama saya bersekolah di SMK. Saya takut bersaing dalam mendapatkan pekerjaan
8.
yang saya inginkan sebab kesempatan yang saya miliki cukup terbatas. Saya hanya terpengaruh oleh orang lain dalam
9.
memilih pekerjaan yang akan saya pilih setelah saya lulus nanti.
SS
S
TS
STS
77
Daftar Pernyataan
No.
Saya belum merasa yakin akan berhasil dalam 10.
pekerjaan yang akan saya masuki karena saya masih takut gagal dalam bidang tersebut.
11.
Saya merasa pilihan saya untuk bersekolah di SMK merupakan pilihan yang tepat. Hingga saat ini, saya belum memutuskan untuk
12.
memilih pekerjaan sesuai dengan keinginan dan kemampuan yang saya miliki.
13.
Selama bersekolah di SMK bekal ketrampilan dan pengalaman kerja saya bertambah. Saya pasrah jika pekerjaan yang akan saya
14.
dapatkan tidak sesuai dengan keinginan dan kemampuan saya. Saya memilih bersekolah di SMK untuk
15.
meningkatkan kemampuan saya sehingga saya bisa diterima bekerja di bidang yang saya inginkan. Saya memiliki keinginan yang cukup tinggi untuk
16.
mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang saya pilih.
17.
Keputusan saya untuk bersekolah di SMK merupakan keputusan yang keliru. Bekal ketrampilan dan pengalaman kerja yang
18.
saya miliki saat ini belum bisa mengantarkan saya memasuki pekerjaan yang saya inginkan.
SS
S
TS
STS
78
Daftar Pernyataan
No.
Saya memilih untuk bersekolah di SMK karena 19.
saya memiliki kemampuan di bidang/jurusan yang saya pilih saat ini. Saya telah merencanakan pekerjaan yang akan
20.
saya pilih sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang saya miliki. Saya merasa ketrampilan yang saya miliki masih
21.
kurang dibadingkan dengan ketrampilan yang dimiliki oleh teman-teman saya yang lain. Saya mendaftarkan diri di SMK karena saya
22.
tertarik dengan peluang kerja yang bisa saya dapatkan setelah saya lulus. Saya hanya mengikuti tren/teman-teman saya
23.
ketika saya memutuskan untuk bersekolah di SMK ini.
24.
Pekerjaan yang akan saya pilih merupakan pekerjaan yang saya inginkan sejak dulu. Saya selalu berusaha meningkatkan ketrampilan
25.
yang saya miliki sebagai bekal mendapatkan pekerjaan terutama pekerjaan yang saya inginkan.
26.
Saya bersekolah di SMK karena paksaan dari orang tua saya, bukan keinginan saya sendiri. Kesempatan saya untuk bekerja di bidang yang
27.
saya inginkan sangat terbatas sehingga saya tidak yakin akan bekerja di bidang tersebut.
SS
S
TS
STS
79
No.
28.
Daftar Pernyataan Saya akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan pekerjaan yang saya inginkan. Saya akan mempertanggung jawabkan pekerjaan
29.
yang telah saya pilih baik terhadap diri sendiri maupun orang tua. Saya telah memutuskan untuk memilih jenis
30
pekerjaan sesuai dengan keinginan dan kemampuan yang saya miliki.
☺ TERIMA KASIH ☺
SS
S
TS
STS
80
LAMPIRAN 7: DATA PENELITIAN It1
It2
It3
It4
It5
It6
It7
It8
It9
It10
Subjek1
2
2
2
3
3
3
3
2
3
2
Subjek2
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
Subjek3
3
4
2
3
3
3
3
3
4
4
Subjek4
3
4
4
3
3
4
4
3
3
2
Subjek5
4
4
4
3
4
3
4
3
4
3
Subjek6
4
4
3
4
4
4
4
3
3
3
Subjek7
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
Subjek8
2
2
2
3
3
3
3
2
3
2
Subjek9
3
4
3
3
4
3
3
3
4
4
Subjek10
4
4
3
4
4
1
2
3
1
1
Subjek11
4
3
3
3
4
1
3
4
4
4
Subjek12
4
4
4
4
4
3
3
4
3
4
Subjek13
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
Subjek14
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
Subjek15
4
4
4
3
3
4
3
3
4
3
Subjek16
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
Subjek17
3
3
2
2
4
4
4
3
3
3
Subjek18
4
4
2
4
4
3
4
3
3
3
Subjek19
2
4
4
4
4
3
1
2
1
1
Subjek20
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
Subjek21
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
Subjek22
4
4
3
4
3
4
4
3
4
3
Subjek23
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
Subjek24
2
3
2
2
3
3
2
1
2
1
Subjek25
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
Subjek26
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
Subjek27
4
3
3
3
3
3
1
3
2
2
Subjek28
4
4
3
4
4
3
3
4
4
3
Subjek29
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
Subjek30
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
81
It1
It2
It3
It4
It5
It6
It7
It8
It9
It10
Subjek31
4
4
2
4
4
2
3
3
3
3
Subjek32
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
Subjek33
4
4
2
4
4
2
3
3
3
3
Subjek34
3
3
3
4
3
4
4
3
3
3
Subjek35
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Subjek36
2
3
2
2
3
3
4
2
3
2
Subjek37
4
3
3
4
4
4
4
3
4
4
Subjek38
4
3
3
4
4
3
4
2
4
3
Subjek39
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
Subjek40
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
Subjek41
3
4
3
3
3
4
4
4
4
3
Subjek42
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
Subjek43
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
Subjek44
3
4
3
4
4
4
4
2
1
2
Subjek45
4
3
3
4
4
3
4
3
3
2
Subjek46
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
Subjek47
3
3
3
3
3
4
3
4
4
4
Subjek48
3
2
2
3
4
3
3
2
3
3
Subjek49
3
4
3
4
3
4
3
3
3
3
Subjek50
3
3
3
3
4
3
3
4
4
3
Subjek51
2
3
2
4
4
2
3
3
3
3
Subjek52
3
3
3
4
3
2
4
2
2
3
Subjek53
3
4
3
3
2
3
3
3
2
2
Subjek54
4
3
3
3
2
3
3
3
4
3
Subjek55
4
3
2
3
3
3
3
2
4
4
Subjek56
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
Subjek57
4
3
3
4
4
3
3
2
4
3
Subjek58
4
4
2
3
3
4
4
4
4
4
Subjek59
3
2
3
4
3
3
3
3
4
3
Subjek60
3 4 4 4
2 4 3 4
2 3 3 3
3 4 3 4
2 4 3 4
2 4 4 3
3 3 4 3
3 3 3 3
2 4 4 3
3 3 3 4
Subjek61 Subjek62 Subjek63
82
It11 It12 It13 It14 It15 It16 It17 It18 It19 It20 Subjek1
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
Subjek2
4
3
4
3
4
4
4
3
3
3
Subjek3
3
2
3
3
3
4
3
3
3
3
Subjek4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
Subjek5
4
3
4
3
4
4
4
3
3
4
Subjek6
4
3
4
3
3
4
3
3
4
4
Subjek7
3
3
3
3
3
4
4
4
4
3
Subjek8
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
Subjek9
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
Subjek10
4
3
4
3
4
4
3
2
4
4
Subjek11
2
3
4
4
4
4
3
2
2
4
Subjek12
4
4
4
4
4
3
3
3
4
3
Subjek13
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Subjek14
4
3
4
2
4
4
4
2
2
3
Subjek15
4
3
4
2
4
4
3
3
4
4
Subjek16
3
2
4
2
3
3
4
3
3
2
Subjek17
4
2
4
3
4
4
4
3
4
3
Subjek18
4
3
4
4
4
4
4
2
4
2
Subjek19
4
4
4
1
3
3
4
2
3
3
Subjek20
4
3
4
3
4
4
4
3
3
4
Subjek21
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Subjek22
4
3
4
3
4
4
4
3
4
3
Subjek23
3
4
4
2
4
4
4
3
3
4
Subjek24
1
1
3
4
3
4
2
2
3
4
Subjek25
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
Subjek26
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
Subjek27
2
2
4
1
4
4
3
3
4
4
Subjek28
4
3
4
4
4
4
4
3
3
3
Subjek29
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
Subjek30
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
83
It11
It12
It13
It14
It15
It16
It17
It18
It19
It20
Subjek31
4
2
4
3
4
4
3
1
4
2
Subjek32
3
3
3
2
4
3
3
3
3
3
Subjek33
4
1
4
2
4
4
4
3
4
4
Subjek34
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
Subjek35
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Subjek36
2
3
3
3
3
3
4
2
2
2
Subjek37
4
3
4
3
4
4
4
3
4
3
Subjek38
4
4
4
2
4
3
3
3
4
3
Subjek39
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Subjek40
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
Subjek41
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
Subjek42
4
4
4
2
4
3
4
3
4
4
Subjek43
4
3
3
3
4
4
3
3
3
4
Subjek44
4
3
4
2
4
4
3
3
4
4
Subjek45
4
2
4
4
4
4
4
3
4
3
Subjek46
4
2
4
2
4
4
3
3
3
3
Subjek47
4
3
3
3
3
4
3
3
4
3
Subjek48
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
Subjek49
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
Subjek50
4
2
4
3
4
4
4
3
4
3
Subjek51
4
3
4
3
4
4
3
3
2
3
Subjek52
4
2
4
2
4
4
4
3
4
4
Subjek53
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Subjek54
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
Subjek55
3
2
4
3
2
3
4
4
2
2
Subjek56
4
2
4
4
4
3
4
4
3
3
Subjek57
4
3
4
3
4
4
3
3
3
3
Subjek58
4
2
4
4
4
3
4
4
3
3
Subjek59
4
3
4
4
3
3
2
3
3
3
Subjek60 Subjek61 Subjek62 Subjek63
3 4 4 4
2 3 3 2
3 4 4 4
3 3 2 3
3 4 4 4
2 4 4 4
3 3 4 3
2 3 3 3
3 4 4 4
3 4 3 4
84
It21 It22 It23 It24 It25 It26 It27 It28 It29 It30
Jumlah
Subjek1
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
82
Subjek2
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
100
Subjek3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
94
Subjek4
2
3
3
3
3
4
3
4
3
3
95
Subjek5
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
110
Subjek6
3
4
3
4
2
3
3
4
4
4
105
Subjek7
3
4
3
3
4
4
4
4
3
2
106
Subjek8
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
82
Subjek9
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
108
Subjek10
1
4
1
4
4
3
3
4
4
4
94
Subjek11
3
2
3
4
4
2
3
4
4
4
98
Subjek12
3
4
3
4
4
3
3
3
2
3
105
Subjek13
1
3
3
4
4
2
2
4
4
3
97
Subjek14
2
3
3
4
2
2
2
2
3
2
93
Subjek15
3
4
3
4
3
3
2
4
4
4
104
Subjek16
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
90
Subjek17
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
104
Subjek18
2
4
3
4
4
3
3
4
3
3
102
Subjek19
2
4
4
3
3
4
3
4
3
4
91
Subjek20
2
4
4
3
4
4
3
4
4
4
110
Subjek21
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
119
Subjek22
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
105
Subjek23
3
4
3
4
4
3
3
4
4
4
108
Subjek24
3
3
2
3
4
3
3
4
3
4
79
Subjek25
2
4
4
3
4
4
3
4
4
4
111
Subjek26
2
4
4
4
4
4
2
4
4
4
112
Subjek27
1
3
1
3
2
2
1
2
2
3
78
Subjek28
3
3
3
3
3
4
2
4
4
4
105
Subjek29
3
4
2
3
3
3
2
3
4
2
80
Subjek30
2
3
4
3
3
3
3
4
4
4
98
85
It21 It22 It23 It24 It25 It26 It27 It28 It29 It30
Jumlah
Subjek31
2
4
4
3
4
4
3
4
4
4
99
Subjek32
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
91
Subjek33
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
104
Subjek34
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
108
Subjek35
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
91
Subjek36
3
3
4
2
3
4
2
3
3
3
83
Subjek37
2
4
4
4
4
4
3
4
4
4
110
Subjek38
2
4
4
4
4
4
3
4
4
4
105
Subjek39
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
94
Subjek40
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
93
Subjek41
3
4
3
3
4
4
4
4
3
3
105
Subjek42
4
2
4
3
4
4
3
4
4
4
110
Subjek43
3
3
4
3
3
3
4
4
4
4
107
Subjek44
1
4
4
4
3
3
2
4
4
4
99
Subjek45
3
4
3
3
4
3
3
4
4
3
103
Subjek46
3
4
3
3
4
3
3
4
4
4
99
Subjek47
3
4
3
3
4
3
3
4
4
4
102
Subjek48
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
86
Subjek49
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
107
Subjek50
3
2
4
3
4
4
3
4
4
3
102
Subjek51
3
4
4
2
4
4
4
4
4
3
98
Subjek52
2
3
3
3
4
3
2
4
3
4
95
Subjek53
2
3
3
2
3
3
3
4
3
3
87
Subjek54
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
93
Subjek55
2
3
3
3
4
2
3
4
4
3
91
Subjek56
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
106
Subjek57
3
4
3
4
4
3
4
4
4
3
103
Subjek58
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
104
Subjek59
2
4
4
3
4
4
3
3
3
4
97
Subjek60 Subjek61 Subjek62 Subjek63
2 3 3 3
3 4 4 4
4 3 3 3
4 3 3 4
3 4 4 4
4 4 4 3
3 3 4 3
4 4 4 4
4 4 3 4
4 4 3 4
87 108 104 106
86
LAMPIRAN 8: ANALISIS DESKRIPTIF DATA PENELITIAN Descriptive Statistics N
Valid Missing
Mean Median Mode Std. Deviation Variance
63 0 98,90 102,00 105 9,625 92,636
Range
46
Minimum
73
Maximum Sum
119 6231
LAMPIRAN 9: KATEGORI SISWA SMK N 1 SEWON BERDASARKAN TINGKAT KEMATANGAN VOKASIONAL
Siswa dengan Tingkat Kematangan Vokasional Sedang (68 < X ≤ 83) 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
∑
Subjek1
2
2
2
3
3
3
3
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
82
Subjek8
2
2
2
3
3
3
3
2
3
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
82
Subjek24
2
3
2
2
3
3
2
1
2
1
1
1
3
4
3
3
2
2
3
4
1
3
1
3
4
3
2
3
3
4
79
Subjek27
4
3
3
3
3
3
1
3
2
2
2
2
4
1
4
4
3
3
4
3
1
3
1
3
2
2
1
2
2
3
Subjek29
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
3
2
78 80
Subjek36
2
3
2
2
3
3
4
2
3
2
2
3
3
3
3
3
4
2
2
2
3
3
4
2
3
4
2
3
3
3
83
TOTAL
15
16
14
15
18
17
16
13
16
12
13
13
19
16
18
17
17
15
17
16
12
17
14
17
17
17
12
17
17
18
87
Siswa dengan Tingkat Kematangan Vokasional Tinggi (83 < X ≤ 98) 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
∑
Subjek3
3
4
2
3
3
3
3
3
4
4
3
2
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
94
Subjek4
3
4
4
3
3
4
4
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
3
4
3
3
95
Subjek10
4
4
3
4
4
1
2
3
1
1
4
3
4
3
4
4
3
2
4
4
1
4
1
4
4
3
3
4
4
4
94
Subjek11
4
3
3
3
4
1
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
3
2
2
4
3
2
3
4
4
2
3
4
4
4
Subjek13
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
4
4
2
2
4
4
3
98 97
Subjek14
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
2
4
4
4
2
2
3
2
3
3
4
2
2
2
2
3
2
Subjek16
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
2
4
2
3
3
4
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Subjek19
2
4
4
4
4
3
1
2
1
1
4
4
4
1
3
3
4
2
3
3
2
4
4
3
3
4
3
4
3
4
Subjek30
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
3
4
4
4
Subjek32
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Subjek35
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
Subjek39
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Subjek40
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Subjek48
3
2
2
3
4
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Subjek51
2
3
2
4
4
2
3
3
3
3
4
3
4
3
4
4
3
3
2
3
3
4
4
2
4
4
4
4
4
3
Subjek52
3
3
3
4
3
2
4
2
2
3
4
2
4
2
4
4
4
3
4
4
2
3
3
3
4
3
2
4
3
4
Subjek53
3
4
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
Subjek54
4
3
3
3
2
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Subjek55
4
3
2
3
3
3
3
2
4
4
3
2
4
3
2
3
4
4
2
2
2
3
3
3
4
2
3
4
4
3
Subjek59
3
2
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
4
3
3
2
3
3
3
2
4
4
3
4
4
3
3
3
4
93 91 97
Subjek60
3
2
2
3
2
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
3
2
3
4
4
3
4
3
4
4
4
87
TOTAL
66
67
62
71
69
58
68
61
62
61
73
60
73
58
70
70
67
59
61
63
49
66
67
66
69
64
61
73
70
60
88
93 90 91 98 91 91 94 93 86 98 95 87
Siswa dengan Tingkat Kematangan Vokasional Sangat Tinggi (98 < X) 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
∑
Subjek2
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
100
Subjek5
4
4
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
4
4
3
3
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
110
Subjek6
4
4
3
4
4
4
4
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
3
4
4
3
4
3
4
2
3
3
4
4
4
105
Subjek7
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
4
3
3
4
4
4
4
3
2
106
Subjek9
3
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
108
Subjek12
4
4
4
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
3
3
4
3
4
4
3
3
3
2
3
105
Subjek15
4
4
4
3
3
4
3
3
4
3
4
3
4
2
4
4
3
3
4
4
3
4
3
4
3
3
2
4
4
4
Subjek17
3
3
2
2
4
4
4
3
3
3
4
2
4
3
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
Subjek18
4
4
2
4
4
3
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
2
4
2
2
4
3
4
4
3
3
4
3
3
104 104 102
Subjek20
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
4
3
3
4
2
4
4
3
4
4
3
4
4
4
Subjek21
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
Subjek22
4
4
3
4
3
4
4
3
4
3
4
3
4
3
4
4
4
3
4
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
Subjek23
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
3
4
4
2
4
4
4
3
3
4
3
4
3
4
4
3
3
4
4
4
Subjek25
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
3
4
2
4
4
3
4
4
3
4
4
4
Subjek26
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
2
4
4
4
4
4
2
4
4
4
Subjek28
4
4
3
4
4
3
3
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
4
4
4
Subjek31
4
4
2
4
4
2
3
3
3
3
4
2
4
3
4
4
3
1
4
2
2
4
4
3
4
4
3
4
4
4
Subjek33
4
4
2
4
4
2
3
3
3
3
4
1
4
2
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
Subjek34
3
3
3
4
3
4
4
3
3
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
Subjek37
4
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
3
2
4
4
4
4
4
3
4
4
4
Subjek38
4
3
3
4
4
3
4
2
4
3
4
4
4
2
4
3
3
3
4
3
2
4
4
4
4
4
3
4
4
4
Subjek41
3
4
3
3
3
4
4
4
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
3
4
3
3
4
4
4
4
3
3
89
110 119 105 108 111 112 105 99 104 108 110 105 105
Subjek42
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
2
4
3
4
3
4
4
4
2
4
3
4
4
3
4
4
4
110
Subjek43
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
4
Subjek44
3
4
3
4
4
4
4
2
1
2
4
3
4
2
4
4
3
3
4
4
1
4
4
4
3
3
2
4
4
4
Subjek45
4
3
3
4
4
3
4
3
3
2
4
2
4
4
4
4
4
3
4
3
3
4
3
3
4
3
3
4
4
3
107 99 103
Subjek46
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
2
4
2
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
4
4
Subjek47
3
3
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
3
4
4
4
Subjek49
3
4
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
Subjek50
3
3
3
3
4
3
3
4
4
3
4
2
4
3
4
4
4
3
4
3
3
2
4
3
4
4
3
4
4
3
Subjek56
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
Subjek57
4
3
3
4
4
3
3
2
4
3
4
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
4
4
3
4
4
4
3
Subjek58
4
4
2
3
3
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
Subjek61
4
4
3
4
4
4
3
3
4
3
4
3
4
3
4
4
3
3
4
4
3
4
3
3
4
4
3
4
4
4
Subjek62
4
3
3
3
3
4
4
3
4
3
4
3
4
2
4
4
4
3
4
3
3
4
3
3
4
4
4
4
3
3
104 108 104
Subjek63
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
4
2
4
3
4
4
3
3
4
4
3
4
3
4
4
3
3
4
4
4
106
TOTAL
132
131
113
132
136
128
129
117
127
118
142
106
141
108
141
138
132
109
133
122
100
134
127
125
135
129
114
140
135
131
Keterangan
:
: skor total item tertinggi. : skor total item terendah.
90
99 102 107 102 106 103