KARYA RANCANGAN
GEDUNG ASRAMA SISWA PUTRA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 SALAM KABUPATEN MAGELANG
Lokasi: Jalan Krapyak, Seloboro, Salam, Magelang 56484
Luas bangunan: 288 m2
PERANCANG: Dr.Eng. Ir. Ahmad Sarwadi, M.Eng.
Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Daftar Isi
Daftar Isi .......................................................................................................................... i 1. Pengantar .................................................................................................................. 1 2. Latar Belakang .......................................................................................................... 1 3. Masalah ..................................................................................................................... 1 4. Perspektif Teoritik .................................................................................................... 1 5. Metoda ..................................................................................................................... 2 6. Konsep Desain .......................................................................................................... 4 7. Desain ...................................................................................................................... 4 8. Penutup .................................................................................................................... 5 9. Referensi .................................................................................................................. 7 10. Lampiran .................................................................................................................. 9 Surat Keterangan Sebagai Perancang Penilaian Sejawat
i
1. PENGANTAR Pembangunan Gedung SMK Negri 1 Salam merupakan upaya penyediaan sarana pendidikan yang rusak karena bencana akibat erupsi Gunung Merapi. Dalam pelaksanaanya desain Gedung Asrama Siswa Putra SMK Negeri 1 Salam Kabupaten Magelang dilakukan dengan melibatkan pihak pengguna dan pengelola SMK dalam proses merancang. Wawancara dan diskusi dengan pihak yang terkait serta observasi lapangan serta pengukuran site adalah kegiatan-kegiatan yang ada dalam proses merancang, disamping kegiatan transformasi dan pengembangan desain yang dilakukan di studio. Konsep desain bangunan asrama ini meliputi tata ruang yang sesuai dengan karakteristik siswa putra, penggunaan pencahayaan dan penghawaan alami, desain bangunan yang mempertimbangkan adanya gempa dan pendekatan desain yang kontekstual terhadap lingkungan. Tuntutan privasi siswa putra yang tidak terlalu ketat dan upaya penggunaan cahaya dan penghawaan alami adalah komponen yang saling mendukumg dalam penyelesaian desain. 2. LATAR BELAKANG Erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada bulan November tahun 2010 mengakibatkan rusaknya sarana dan prasanana wilayah, seperti jembatan runtuh, jalan tertutup batu dan pasir serta bangunan-bangunan yang tersapu banjir lahar panas dan dingin. Salah satu bangunan yang mengalami kerusakan total adalah bangunan asrama siswa putra Sekolah Mengengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Salam Kabupaten Magelang. Letak Gedung Asrama di daerah tepian sungai menyebabkan bangunan tersebut rusak diterjang lahar dingin yang mengalir. Upaya penyediaan gedung asrama siswa yang baru menjadi terujud ketika adanya bantuan dana pembangunan dari Pemirsa Trans TV dan Tran7 yang disalurkan untuk pembangunan asrama tersebut. Berdasar hal tersebut maka kegiatan perancangan Gedung Asrama Siswa SMK Negeri 1 Salam dilakukan. Kegiatan perancangan gedung Asrama Siswa Putra SMKN 1 Salam ini dilakukan pada bulan Agustus- Oktober 2011. Lokasi pembangunan Gedung Asrama Siswa Putra SMK Negeri 1 Salam disajikan pada gambar peta berikut.
Gambar 1. Lokasi SMK Negeri 1 Salam, Kabupaten Magelang
3.
MASALAH Permasalahan utama desain/ perancangan asrama siswa putra ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
1
a) Perlunya ruang-ruang pada gedung asrama yang dapat mendukung aktifitas siswa putra, b) Perlunya bangunan yang hemat energi dalam hal penghawaan dan pencahayaan, c) Penampilan arsitektural gedung asrama yang kontekstual dengan lingkungan sekitarnya, d) Tuntutan desain bangunan gedung yang tahan terhadap gempa bumi. 4.
PERSPEKTIF TEORITIK a) Aktifitas Siswa dan Tata Ruang Gedung Asrama Aktifitas yang dilakukan oleh siswa di dalam asrama dapat dikelompok sebagai berikut.
No 1 2 3 4
Tabel 1. Kelompok Kegiatan Sifat Aktifitas Jenis Aktifitas Publik Berjalan (olah raga) di luar gedung Semi privat Belajar bersama, istirahat di ruang tamu, menerima tamu Privat Tidur, belajar sendiri Menunjang (service) Memasak (kegiatan di dapur), mandi, cuci baju
(sumber: Wawancara dengan pengguna dan analisis perancang, 2011)
Berkaitan dengan tata ruang asrama siswa, berikut disajikan beberapa denah bangunan asrama sebagai precedent dalam melakukan proses perancangan, yakni sebagai berikut.
Gambar 2. Contoh Tata Ruang Asrama Mahasiswa/ Siswa (Sumber: Google Images, subject: student dormitory/ apartment, 2011)
2
Dari contoh di atas terlihat bahwa tata ruang bangunan asrama mahasiswa/ siswa terdiri dari berbagai ruang yaitu ruang tidur, ruang dapur, kamar mandi dan toilet, ruang bersama (living or common room). Ruang bersama nampaknya terletak pada posisi yang mudah terjangkau dari berbagai ruang lain. Dari hasil diskusi dan wawancara dengan pengguna dan pengelola asrama di SMKN 1 Salam ternyata dibutuhkan adanya ruang belajar bersama yang juga bisa digunakan untuk ruang pertemuan/ bersantai dan ruang tamu. b) Penghawaan dan Pencahayaan Alami dalam Bangunan Penghawaan dan pencahayaan bangunan gedung Asrama Siswa Putra SMKN 1 Salam ini menggunakan sistem pencahayaan dan penghawaan alami. Dasar-dasar dalam merencanakan gedung asrama ini terkait dengan penghawaan dan pencahayaan alami menggunakan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung dan SNI 03-2396-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami Pada Bangunan Gedung serta SNI 03-65722001 Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung. Penghawaan alami dapat diterapkan dengan menggunakan ventilasi silang dalam bangunan. Udara harus bisa mengalir dari satu sisi bangunan ke sisi yang lain, demikian pula sebaliknya. Dinding-dinding di dalam bangunan diupayakan tidak mengahalangi aliran udara. Penerapan pencahayaan alami dapat dilakukan dengan membuat bidang bukaan yang cukup, misal jendela kaca sehingga memungkinkan cahaya matahari bisa memasuki ruang dalam bangunan. Namun demikian perlu diupayakan agar sinar matahari yang masuk bukanlah sinar langsung tetapi merupakan sinar gubah langit. Upaya tersebut dilakukan dengan membuat sirip-sirip pada dinding bangunan atau kanopi (sun shading) sebagai elemen peneduh.
c) Desain Bangunan Tahan Gempa Pertimbangan desain bangunan tahan gempa dilakukan dengan mengacu pada buku yang ditulis oleh Teddy Boen(2009) Constructing Seismic Resistant Masonry Houses in Indonesia. Disamping itu dalam proses merancang, terdapat ahli konstruksi yang terlibat. Prinsip utama bangunan satu lantai yang tahan gempa adalah merangkai semua kolom dalam satu sistem ikatan. Struktur bangunan menjadi kaku (rigid) dan semua komponen struktur seperti kolom, sloof dan balok ring dihubungkan menjadi satu sistem. Pendekatan yang lain adalah luas dinding yang melebihi 9 m2 harus diberi kolom praktis. d) Pendekatan Kontekstual Dalam Perancangan Pendekatan perancangan arsitektur yang kontekstual dilakukan agar banguan edung Asrama SMKN 1 Salam tidak tercerabut dari langgam atau ciri-iri lingkungan sekitarnya. Menurut Brent C Brolin (1980) pengertian kontekstual dalam hal merancang adalah upaya merancang bangunan baru yang dikaitkan dengan dengan lingkungan sekitarnya. Dalam sebuah tulisan, context dan compability di www, dutchessny.gov dapat diujudkan dengan pengaturan elemen-elemen di bawah ini, yakni: 3
-
Ketinggian bangunan Bentukan front-setbacks Bentuk , kemiringan dan ujuang dari atap Ritme dari bangunan –ruang sepanjang jalan Proporsi facade dan bukaan jendela Bahan bangunan, tekstur dan warna Detail-detail yang ada pada tapak
5. METODA
a)
b) c) d) e)
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan proses perancangan adalah sebagai berikut: Wawancara dan diskusi tentang aktifitas siswa putra dan kebutuhan ruang dengan pengguna/ pengelola gedung asrama yaitu kepala sekolah dan para guru serta siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salam, Magelang, Melakukan survai lokasi termasuk pengukuran kontur dan luas tanah yang tersedia, Menyusun progran ruang dalam bentuk desain skematik desain dan didiskusikan dengan pengguna, Menyusun ide bentuk bangunan tiga dimensional dan didiskusikan dengan pengguna, Menyusun desain final gedung asrama berdasar hasil diskusi pada bagian 5c, 5d dan 5d.
Secara umum metoda yang digunakan dalam desain ini adalah dengan melibatkan partisipasi pengguna dan pihak yang berkepentingan dalam memutuskan keputusankeputusan desain. Ujud akhir desain bukan hanya hasil dari pemikiran dan analisis arsitek tetapi juga hasil pemikiran pengguna dan pihak lain yang terkait yaitu pengelola asrama.
6. KONSEP DESAIN a) Konsep Tata Ruang Konsep tata ruang pada bangunan ini adalah meletakkan ruang-ruang bersama (semi publik- semi privat) di bagian tengah bangunan, dekat pintu masuk yang terdiri dari ruang tamu dan ruang belajar/ bersama, kemudian diikuti deretan kamar tidur memanjang di kanan-kiri ruang bersama dan di ujung terdapat dapur dan kamar mandi dan wc, b) Konsep Pencahayaan dan Penghawaan Pencahayaan dan penghawaan bangunan dengan menggunakan sistem alami. Hal tersebit diujudkan dengan bukaan-bukaan bidang yang lebar dan adanya ventilasi silang tanpa ada dinding penghalang di dalam ruang-ruang untuk tidur. Sebagai catatan tidak adanya dinding yang menghalangi ventilasi silang pada pembatas ruang di asrama putra ini dimungkinkan kerena tuntutan privasi siswa putra yang tidak seketat privasi untuk siswa putri.
4
Kanopi dan sirip-sirip vertikal juga digunakan dalam mengatur pencahayaan alami sebagai elemen sun shading agar sinar matahari yang masuk bukan sinar langsung tetapi ruang-ruang mendapatkan terang sinar matahari. c) Konsep Struktur Bangunan Struktur bangunan menggunakan struktur rangka beton bertulang. Dikarenakan ruang dalam bangunan yang membutuhkan bebas dinding, kolom disetiap dinding luar diperlebar seperti sirip untuk meningkatkan kekakuan dan kaitannya untuk menahan beban gempa, d) Konsep Penampilan Arsitektural Bangunan Penampilan bangunan diupayakan kompatibel/kontekstual dengan langgam arsitektur bangunan lama. Dalam hal ini penggunaan atap dengan adanya “tutup keong” menjadi salah satu cirinya, demikian juga dengan penggunaan listplank pada atap bangunan.
7. DESAIN
a) Tata Ruang
Gambar 3. Desain Tata Ruang Gedung Asrama Siswa Putra SMKN 1 Salam Magelang
5
b)
Pencahayaan dan Penghawaan Alami
Gambar 4. Konsep dan Ujud Desain Penghawaan dan Pencahayaan c) Desain Bangunan Tahan Gempa
Gambar 5. Desain Sirip Penguat Kolom
6
d) Penampilan Arsitektur
Gambar 6. Penerapan Pendekatan Desain Kontekstual pada Atap Bangunan
8. PENUTUP Penggunaan ventilasi silang dan pemanfataan pencahayaan alami secara optimal pada bangunan ini sangat dimungkinkan karena adanya dinding pembatas ruang yang dibangun tidak terus meninggi hingga sampai plafon/ langit-langit. Untuk bangunan dengan pembatas ruang dalam yang harus tertutup hingga plafon perlu dipikirkan teknik untuk membuat pencahayaan dan penghawaan alami menjadi optimal. Tuntutan privasi siswa putra yang tidak seketat siswa putri memungkinkan desain ruang dalam asrama menggunakan sekat-sekat tidak penuh. Dibandingkan dengan contoh-contoh gedung asrama mahasiswa/ siswa di Amerika di atas gedung Asrama Siswa Putra SMKN 1 Salam mempunyai perbedaan yaitu ruang service yaitu dapur, km/wc dan tempat mencuci terletak pada bagian belakang (ujung) gedung. Pada contoh-contoh di atas ruang service berada di tengah bangunan. Kondisi ini muncul berdasarkan kebiasaan orang Indonesia yang meletakkan dapur dan ruang penunjang di bagian belakang bangunan. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada ke pihak Trans Corp yang dengan upaya pengumpulan donasi dari pemirsanya memberikan kesempatan kepada kami untuk mendesain gedung SMKN 1 Salam Kabupaten Magelang. Terimakasih juga kami sampaikan kepada Kepala Sekolah serta para Guru SMKN 1 Salam atas bantuan dan kerjasamanya dalam proses merancang.
7
9. REFERENSI - Boen, Teddy, Constructing Seismic Resistant Masonry Houses in Indonesia, Hyogo, United Nations Centre for Regional Development (UNCRD) Disaster Management Planning Hyogo Office, 2009, - Brolin, Brent C, Architecture in context : fitting new buildings with old, New York , Van Nostrand Reinhold, 1980 - Google Images , subject: student dormitory, 2011 - Context dan compability di www. dutchessny.gov - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung - SNI 03-2396-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami Pada Bangunan Gedung SNI 03-6572-2001 Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung.
8
10. LAMPIRAN
Gambar 7. Perspektif Gedung Asrama Putra SMKN 1 Salam Magelang
Gambar 8. Denah Gedung SMKN 1 Salam Kabupaten Magelang
9
Gambar 9. Penampilan Eksterior dan Interior Gedung SMKN 1 Salam Magelang
10