Kemampuan Mengekspresikan Dialog Para Tokoh dalam Pementasan Drama Oleh Peserta Didik Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Kwandang
OLEH Anak Agung B. Sudarjo Nim 311 409 009 Penulis 1. Dr. H. Moh. Karmin Baruadi, M. Hum 2. Dr. Asana Ntelu, M. Hum Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Anak Agung B. Sudarjo, 2013 ”Kemampuan Mengekspresikan Dialog Para Tokoh dalam Pementasan Drama Oleh Peserta Didik Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Kwandang”. Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing 1: Dr. H. Moh. Karmin Baruadi M.Hum, dan pembimbing II : Dr. Hj. Asna Ntelu M.Hum. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana kemampuan peserta didik mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama, Apa faktor-faktor penghambat peserta didik mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama, Bagaimana alternatif untuk mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan mengkspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama oleh peserta didik SMA Negeri 2 Kwandang. Penelitian ini mengunakan metode deskriptif. Hasil dari penelitian rata-rata dengan tingkat kemampuan 3,33% . kesimpulanya guru dan peserta didik harus berperan aktif dalam belajar mengajar Kata kunci: Kemampuan, Mengekspresikan, Dialog Para Tokoh, Pementasan Drama.
PENDAHULUAN Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran ini adalah agar peserta didik mampu mengekspresikan dialog para tokoh dengan gerak tubuh (mimik), raut muka, dengan penuh penjiwaan. Peserta didik diharapkan mampu berdialog dengan baik sehingga dapat meyakinkan orang lain melalui ekspresi anggota tubuhnya. Di sisi lain, pembelajaran kompetensi dasar ini dapat mendorong kemampuan peserta didik dalam mengembangkan interaksi sosialnya
Namun kenyataannya yang terjadi pada peserta didik di SMA Negeri 2 Kwandang berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis pada saat melaksanakan PPL 2 di SMA Negeri 2 Kwandang dalam pembelajaran keterampilan berbicara pada aspek sastra tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil belajar peserta didik yang masih rendah. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Seperti yang dikemukakan oleh Best (dalam Sukardi, 2009:157) bahwa metode deskriptif adalah metode yang berusaha mengambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya. Berdasarkan pengertian tersebut, metode ini digunakan untuk memaparkan atau menyajikan data apa adanya tentang hasil penelitian terhadap “Kemampuan Mengekspresikan Dialog Para Tokoh Dalam Pementasan Drama Oleh Peserta Didik Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Kwandang”. Populasi Sugiyono (2012:80) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPS SMA Negeri 2 Kwandang. Jumlah peserta didik kelas XI IPS SMA Negeri 2 Kwandang berjumlah 122 orang. Sampel Sugiyono (2012:81) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif. Dalam pengambilan sampel digunakan teknik simple random sampling. Teknik ini sangat sederhana dan tidak berbelit-belit, teknik ini juga diambil secara acak dan tidak melihat unsur-unsur lain. Berdasarkan pengertian di atas maka penulis mengambil sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik Kelas XI IPS-3 SMA Negeri 2
Kwandang yang berjumlah 30 orang. Dengan rincian, laki-laki 12 orang dan perempuan berjumlah 18 orang.
Teknik Pengumpulan Data Observasi Menurut Hadi (dalam Sugiyono, 2012: 146) bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan responden yang diamati tidak terlalu besar. Sudijono (2009:78) mengatakan bahwa observasi dilaksanakan dengan berlandaskan pada kerangka kerja yang memuat faktor-faktor yang telah diatur kategorisasinya. Isi dan luas materi observasinya pun telah ditetapkan dan dibatasi secara tegas, sehingga pengamatan dan sekaligus pencatatan yang dilakukan oleh evaluator dalam rangka evaluasi hasil belajar peserta didik itu sifatnya selektif. Observasi dilakukan untuk mengamati ketepatan ekspresi dialog para tokoh dalam pementasan drama yang diperlihatkan oleh peserta didik. Tes Kemampuan Mengukur kemampuan peserta didik adalah kegiatan yang umum dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran. Untuk mengukur kemampuan peserta didik mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama, penulis menggunakan bentuk tes kemampuan yakni nontes. Jenis tes (unjuk kerja) yang digunakan adalah tes perbuatan. Tes ini digunakan karena untuk menilai kemampuan peserta didik dalam mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama haruslah melalui praktek berdialog. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudijono (2009:76) bahwa teknik nontes mempunyai peran yang penting dalam mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup dan ranah keterampilan, sedangkan tenik tes digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah berpikir.
Adapun instrumen tes perbuatan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1.
Bacalah naskah drama dengan cermat dan penuh penghayatan.
2.
Ekspresikan dengan tepat dialog para tokoh yang terdapat dalam naskah drama yang anda baca dengan memperhatikan hal-hal berikut: a. Ketepatan mengekspresikan mimik/gerak-gerik dengan isi dialog b. Ketepatan nada/tekanan dengan isi dialog c. Ketepatan intonasi dengan isi dialog d. Ketepatan melafal dengan isi dialog Tenik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan langkah-langkah analisis data yang ditawarkan oleh Miles dan Hubermen (dalam Sugiyono, 2012:337), yaitu:data reduction, data display, dan conclusion drawing/verfication.
a. Data Reduction (Reduksi Data) Merekduksi data dijelaskan oleh Ssugiyono (2012: 338) yakni dengan cara merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dengan membuang yang tidak perlu. Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis dalam reduksi data yakni memfokuskan pada hasil data yang telah dikumpulkan, meliputi hasil kemampuan mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama. b. Data Display (Penyajian Data) Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam menyajikan data penelitian Sugiyono (2012: 341) menjelaskan bahwa penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchat dan sejenisnya.
c. Conclusion drawing/verificatian Verificatian yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal sifatnya masih sementara, dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan. kemampuan peserta didik kelas XI IPS-3 SMA Negeri 2 Kwandang mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama. Untuk mengetahui kemampuan peserta didik tersebut, penulis menyusun indikator penilian dalam pementasan drama yang dilakukan oleh peserta didik yakni ketepatan gerak tubuh dengan isi dialog, ketepatan ekspresi wajah dengan isi dialog, ketepatan intonasi dan jeda, dan ketepatan melafalkan isi dialog. Berdasarkan indikator di atas, penulis menyiapkan teks drama. Teks tersebut terdiri atas 4 babak dengan 10 tokoh. Teks tersebut diberikan pada peserta didik untuk dihapal dan latihan sendiri untuk mementasakan drama dengan naskah yang sudah diberikan kepada peserta didik lalu dipentaskan di depan teman-teman sekelas. Hasil tes tahap I dan tahap II tabel 13 menunjukkan bahwa secara keseluruhan kemampuan peserta didik mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama oleh peserta didik kelas XI IPS3 SMANegeri 2 Kwandang tahap I dan 11, yang memperoleh skor 96 berjumlah 2 orang dengan tingkat penguasaan 6,67%, yang memperoleh skor 90,5 berjumlah 1 orang dengan tingkat penguasaan 3,33%, yang memperoleh skor 88,5 berjumlah 1 orang dengan tingkat penguasaan 3,33%, yang memperoleh skor 83 berjumlah 1 orang dengan tingkat penguasaan 3,33%, yang memperoleh skor 82 berjumlah 1 orang dengan tingkat penguasaan 3,33%, yang memperoleh skor 77 berjumlah 1 orang dengan tingkat penguasaan 3,33%, yang memperoleh skor 76 berjumlah 1 orang dengan tingkat penguasaan 3,33%, yang memperoleh skor 75 berjumlah 1 orang dengan tingkat penguasaan 3,33%, yang memperoleh skor 74 berjumlah 1 orang dengan tingkat penguasaan 3,33%, yang memperoleh skor 72,5 berjumlah 1 orang
dengan tingkat penguasaan 3,33%, yang memperoleh skor 72 berjumlah 2 orang dengan tingkat penguasaan 6,67%, yang memperoleh skor 71,5 berjumlah 3 orang dengan tingkat penguasaan 10%, yang memperoleh skor 66 berjumlah 1 orang dengan tingkat penguasaan 3,33%, yang memperoleh skor 65 berjumlah 1 orang dengan tingkat penguasaan 3,33%, yang memperoleh skor 64,5 berjumlah 1 orang dengan tingkat penguasaan 3,33%, yang memperoleh skor 56,5 berjumlah 2 orang dengan tingkat penguasaan 6,67% dan yang memperoleh skor 54 berjumlah 1 orang dengan tingkat penguasaan 3,33% inilah hasil yang diperoleh peserta didik Kelas XI IPS-3 SMA Negeri 2 Kwandang. PENUTUP Simpulan Berdasarkan pembahasan yang dikaji, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Kemampuan mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama oleh peserta didik rata-rata memperoleh hasil cukup bahkan ada yang memperoleh hasil kurang. Kemampuan peserta didik mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama dilihat dari ketepatan gerak tubuh dengan isi dialog rata-rata baik, ketepatan ekspresi wajah dengan isi dialog rata-rata baik, ketepatan intonasi dan jeda juga rata-rata baik bahkan ketepatan melafalkan isi dialog rata-rata baik. Tetapi setelah dijumlahkan secara keseluruhan/kakulasi dominan pada rata-rata cukup dan kurang baik. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil peserta didik dalam mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama adalah faktor guru, faktor siswa, faktor sarana dan prasarana, dan faktor suasana kelas. c. Alternatif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama dapat ditinjau dari faktor guru, peserta didik, sarana dan prasarana dan suasana kelas.
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, kemampuan peserta didik mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan saran untuk pihak-pihak yang terkait sebagai berikut. a. Guru perlu lebih memotifasi peserta didik dalam pembelajaran mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama, melalui metode bermain peran. b. Pihak sekolah dapat mempertimbangkan ketersediaan fasilitas atau sarana dan prasarana yang dapat menunjang proses pembelajaran di sekolah. c. Penelitian ini hanya terbatas pada kemampuan mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama, oleh sebab itu penulis menyarankan kepada peneliti yang lain agar dapat melanjutkan penelitian yang berhubungan dengan keterampilan sastra pada aspek lain khususnya dalam bidang pementasan drama. d. DAFTAR PUSTAKA Aminuddin. 2010. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Dewojati, Cahyaningrum. 2010. Drama: Sejarah, Teori, dan Penerapannya. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitay press. Endraswara, Suwardi. 2011. Metode pembelajaran drama (apresiasi, ekspresi, dan pengkajian). Yogjakarta: CAPS. Pateda, Mansoer. 2008. Pengantar Fonologi. Viladan: Gorontalo Putra, Bintang Angkasa. 2012. Drama: Teori Dan Pementasan. Yogyakarta: Citra Aji Parama Satoto, Soediro. 2012. Analisis Drama & Teater. Yogyakarta: Ombak. Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta ----------.2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta Sugono, Dendy (Peny). 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa. Sukardi. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT. Bumu Angkasa. Suwandi, Sarwiji. 2011. Model-model Assesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka. Suyoto, dkk. 1997. Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Waluyo, Herman. 2003. Drama: Teori dan Pengajaran. Yogyakarta: Hanindita Graha Widya. http://www.plengdut.com/2013/04/mengekspresikan-dialog-drama.html, diakses 23 Mei 2013 http://mbahbrata.wordpress.com/2009/06/30/unsur-unsur-pembangun-drama, diakses 23 Mei 2013. Read more: http://dramakreasi.blogspot.com/2010/04/unsur-unsur-intrinsikdrama.html#ixzz2U7VV6vm6, diakses 23 Mei 2013.