Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-2-1 Purwokerto, 6 September 2014
Kemampuan Membaca Teks Berita Dengan Menggunakan Model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purwokerto Sarwidi1, Isnaeni Praptanti2 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl Raya Dukuh Waluh, PO BOX 202 Purwokerto 53182 Telp. (0281) 636751 Email:
[email protected] 1,2
ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca teks berita menggunakan model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) bagi mahasiswa PBSI. Data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa hasil evaluasi atau hasil tes formatif setelah selesai tindakan berupa nilai hasil belajar yang dianalisis secara deskriptif kuantitatif atau menggunakan analisis statistic deskriptif nilai rata-rata dan presentase keberhasilan belajar.Sedangkan data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran aktivitasmahasiswa dalampembelajaran(kognitif). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membaca teks berita dengan menggunakan model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) berbasis pendekatan saintifik pada mahasiswa PBSI UMP berkategori cukup. Hasil kemampuan mahasiswa dalam memahami kata sebesar 79,5% kategori baik, menyarikan butir-butir teks sebesar 80% kategori baik, memahami pengembangan argument sebesar 70,73% kategori cukup, memahami informasi sebesar 63,86% kategori cukup, mengulas informasi sebesar 54% kategori rendah, menyimpulkan informasi sebesar 53,3% kategori rendah dan menanggapi isi teks sebesar 80,37% kategori baik. Kata
Kunci:
Kemampuan Membaca Teks Berita, Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) PENDAHULUAN
Bagi seorang mahasiswa penguasaan bahasa merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, social, dan emosional peserta didik. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional, Bahasa Kesatuan dan Bahasa Resmi Negara Republik Indonesia sekaligus sebagai bahasa pengantar di sekolah dari tingkat taman kanakkanak sampai dengan perguruan tinggi wajib dikuasai oleh seluruh warga Negara Indonesia. Melalui pembelajaran bahasa Indonesia ditanamkan landasan kemampuan berbahasa Indonesia sebagai bekal melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau hidup di tengah-tengah ,masyarakat. Salah satu aspek keterampilan berbahasa Indonesia yang dianggap penting adalah keterampilan membaca teks berita.Membaca teks berita yaitu jenis membaca yang diberikan dengan tujuan agar para peserta didik dalam waktu singkat dapat memahami bahan isi bacaan. Walaupun membaca dapat dikatakan sebagai kegiatan yang cukup sederhana namun ada beberapa mahasiswa yang masih mengalami kesulitan memahami teks bacaan dengan menggunakan teknik membaca Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap mahasiswa PBSI ditemukan data bahwa kemampuan membaca cepat dan memahami isi bacaan dalam teks berita sangat rendah. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk memberi solusi bagaimana upaya agar kemampuan membaca teks berita pada mahasiswa PBSI dapat ditingkatkan melalui metode Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) dalam sebuah penelitian yang berjudul “Kemampuan Membaca Teks Berita Dengan Menggunakan Model Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Berbasis Pendekatan Saintifik Pada Mahasiswa PBSI UMP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan membaca teks berita menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) bagi mahasiswaPBSI 213
Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-2-1 Purwokerto, 6 September 2014 Membaca pemahaman adalah membaca bahan bacaan dengan menangkap pokok-pokok pikiran yang lebih tajam dan lebih dalam, sehingga terasa ada kepuasan tersendiri setelah bahan bacaan itu selesai dibaca. Membaca pemahaman sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar di semua jenjang pendidikan maupun setelah terjun dimasyarakat. Mengingat prestasi belajar dan penguasaan berbagai disiplin ilmu, banyak dipengaruhi oleh membaca pemahaman, maka siswa harus menguasai keterampilan membaca pemahaman. Kemampuan adalah kecakapan atau kesanggupan seseorang mempergunakan bahasa dan kaidah yang benar.Kemampuan juga diartikan sebagai tata bahasa seorang pribadi terinternalisasi.Ini berarti kemampuan seseorang untuk menciptakan dan memahami kalimat-kalimat dan pengetahuan seseorang mengenai kaidah-kaidah suatu bahasa (Tarigan, 1990).Sedangkan kemampuan membaca pemahaman adalah mimetik dan memahami arti atau makna dari bacaan tersebut (Finochiaro dan Bonomo dalam Tarigan, 1994). Di samping itu membaca juga harus mampu mengesampingkan kata yang tidak penting di dalam pengungkapan informasi. Selain untuk menghemat energi, keterampilan itu berguna khususnya bila pembaca berhadapan dengan kata yang belum dikenalnya. Jika kata baru itu tidak merupakan unsur informasi yang penting, pembaca harus mengesampingkannya, sehingga ia tidak tenggelam di dalam usaha memahami arti kata dan melupakan informasi pokok yang sebenarnya sudah jelas tanpa kata baru tersebut. Jika pembaca yang bukan penutur asli mampu menerapkan srtategi membaca itu, ia akan sedikit tergantung pada sumber acuan. Keterampilan yang kedua atau keterampilan menangani teks adalah strategi memahami keempat makna, yaitu makna konseptual, proposisional, kontekstual, dan pragmatic yang dikandung teks.Keterampilan tersebut dapat dirinci atas keterampilan mengerti kalimat, keterampilan mengenali dan menginterpretasi pemarkah kohesi, dan keterampilan menginterpretasi pemarkah wacana seperti pemarkah urutan peristiwa, pemarkah organisasi wacana, pemarkah sudut pandang penulis dan sebagainya. Berita adalah sebuah laporan atau pemberitahuan mengenai terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi yang disampaikan oleh wartawan di media massa. Faktor peristiwa atau keadaan menjadi pemicu utama terjadinya sebuah berita. Dengan kata lain, peristiwa dan keadaan itu merupakan fakta atau kondisi yang sesungguhnya terjadi, bukan rekaan atau fiksi penulisnya (Djuraid, 2006). Syarat berita menjadi penting untuk diketahui sebelum menulis karena akan menjadi panduan bagi seorang wartawan untuk memutuskan suatu kejadian, informasi atau keadaan itu layak diberitakan atau tidak Kriteria pendekatan saintifik meliputi, materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata, penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis, mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran, mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran, mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran, berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan, tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.Proses pembelajaran dalam suatu penyampaian materi pembelajaran sangat mendukung prestasi belajar mahasiswa. Dalam suatu proses pembelajaran, dosen menggunakan model untuk menyampaikan materi kuliah kepada mahasiswa. Salah satu alternatif model yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran membaca berita adalah model pembelajaan CIRC (Cooperative Integrated Reading and Compositton). CIRC atau kooperatif terpadu membaca yaitu suatu model pembelajaran menyeluruh dengan cara membaca yang melibatkan kerja sama mahasiswa dalam satu kelompok dimana kesuksesan kelompok tergantung pada kesuksesan masing-masing individu dalam kelompok tersebut. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model CIRC, antara lain: 1.
Bertanya jawab mengenai hal-hal yang terkait dengan topic bacaan. (dalam angka membangun konteks)
2.
Mengamati model teks berita. (Mengamati)
3.
Bertanya jawab mengenai struktur teks berita. (Bertanya) 214
Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-2-1 Purwokerto, 6 September 2014 4.
Mencoba mengidentifikasikan struktur teks pada model (yang meliputi tesis, argument, dan penegas) dan unsur-unsur kebahasaa.(Mencoba)
5.
Mengolah / mengkalsifikasikan bagian-bagian struktur yang dibaca dan unsur-unsur kebahasaan. (Mengolah)
6.
Menyajikan hasil mengklasifikasikan struktur teks didepan kelas. (Menyajikan)
7.
Menanggapi hasil klasifikasi yang dipresentasikan kelompok yang dipandu oleh guru. (Menalar)
8.
Menyimpulkan hasil diskusi kelompok. (Menyimpulkan)
9.
Menulis teks berita dari gambar yang diperlihatkan. (Mencipta)
10. Mengumpulkan/Memajangkan hasil menulis teks berita (portofolio/dokumentasi) METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2013-2014 sesuai dengan materi saat itu yaitu membaca teks berita.Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto jalan raya dukuh waluh Purwokerto. Subjek penelitian adalah mahasiswa PBSI kelas A semester II tahun ajaran 2013-2014 yang berjumlah 40 mahasiswa. Data dalam penelitian ini adalah kemampuan memahami dan menanggapi teks berita yang meliputi aspek: membaca teks untuk meringkas seluruh teks, membaca teks untuk menyarikan butir-butir yang bersangkut paut dengan gagasan tertentu, membaca teks untuk menelusuri pengembangan argument, membaca teks untuk menarik kesimpulan, mengulas teks untuk menemukan informasi tertentu, membaca teks untuk meringkas seluruh teks. Sedangkan sumber data dari mahasiswa sebagai subjek penelitian berupa tes unjuk kerja kemampuan membaca teks berita dan dokumen berupa hasil tes akhir membaca teks berita. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan CIRC, antara lain: 1.
Dosen memberikan penjelasan tentang teknik membaca teks berita.
2.
Pembentukan kelompok antara 4-5 mahasiswa.
3.
Dosen membagi teks berita dengan judul “Dua Tim Capres Dekati Ponpes” dalam kelompok tetapi masing-masing anggota membaca secara individu.
4.
Dosen bertanya jawab dengan mahasiswa mengenai hal-hal yang terkait dengan topik bacaan. (dalam angka membangun konteks)
5.
Dosen menanyakan tentang struktur dan isi teks berita.
6.
Mahasiswa mengamati model teks berita. (Mengamati)
7.
Mahasiswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya mengenai struktur teks berita. (Bertanya)
8.
Secara berkelompok, mahasiswa mencoba mengidentifikasikan struktur teks pada model (yang meliputi tesis, argument, dan penegas) dan unsur-unsur kebahasaa.(Mencoba)
9.
Mahasiswa mengolah/mengkalsifikasikan bagian-bagian struktur yang dibaca dan unsur-unsur kebahasaan berdasarkan hasil diskusi (Mengolah)
10. Masing-masing wakil kelompok menyajikan hasil mengklasifikasikan struktur teks di depan kelas. (Menyajikan) 11. Mahasiswa menanggapi hasil klasifikasi yang dipresentasikan kelompok yang dipandu oleh dosen. (Menalar) 12. Mahasiswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok. (Menyimpulkan) 13. Mahasiswa menulis teks berita dari gambar tayangan yang diperlihatkan. (Mencipta) 14. Mahasiswa mengumpulkan/memajangkan hasil menulis teks berita (portofolio/dokumentasi). Data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif.Data kuantitatif berupa hasil evaluasi atau hasil tes formatif setelah selesai tindakan berupa nilai hasil belajar yang dianalisis secara deskriptif kuantitatif atau menggunakan analisis statistic deskriptif nilai rata-rata dan presentase keberhasilan belajar.Sedangkan data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk 215
Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-2-1 Purwokerto, 6 September 2014 kalimat yang memberi gambaran ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman suatu mata pelajaran (kognitif). HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pembahasan per aspek membaca a.
Pada aspek memahami kata, pemahaman teks mahasiswa mencapai 79,5% berkategori baik, hal ini dikarenakan dalam memahami kata, kosa kata yang digunakan lebih banyak kosa kata umum yang sesuai dengan konteks, namun ada beberapa kosa kata khusus yang bermakna konotatif.
b.
Aspek menyarikan atau meringkas butir-butir teks mencapai 80% berkategori baik, hal ini dikarenakan penggunaan kata yang sesuai dengan konteks dan penyimpulan makna kata berdasarkan konteks mudah dipahami maknanya.
c.
Aspek memahami pengembangan argument mencapai 70,73% berkategori cukup, hal ini dikarenakan dalam mengembangkan argumen dibutuhkan identifikasi data dan argument yang logis, sementara penalaran mahasiswa masih berkembang.
d.
Aspek menemukan informasi mencapai 63,86% berkategori cukup, hal membutuhkan pemahaman makna secara eksplisit dan implisit.
e.
Aspek mengulas informasi hanya mencapai 52% berkategori rendah, hal ini dikarenakan mahasiswa belum dapat mengulas dengan baik, selain itu pengetahuan mahasiswa masih terbatas dan belum mampu mengaitkan hubungan antara pengetahuan, pengalaman dengan permasalahan yang ada pada teks berita.
f.
Aspek menyimpulkan informasi mencapai 52% berkategori rendah, hal ini dikarenakan mahasiswa kurang memahami bagian-bagian teks atau isinya secara menyeluruh serta terbatasnya penguasaan atau aspek kebahasaan.
g.
Aspek menanggapi isi teks mencapai 80% berkategori baik, hal ini dikarenakan teks yang ditanggap merupakan teks berita yang actual dan menarik sehingga mudah memunculkan reaksi atau tanggapan.
2.
ini dikarenakan
Pembahasan seluruh aspek kemampuan membaca
Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan mahasiswa dalam membaca teks berita dikategorikan sedang atau cukup, hal ini dikarenakan mahasiswa kurang memiliki minat baca.Pada era sekarang, mahasiswa lebih tertarik mengamati dan membaca sebuah wacana dalam media sosial seperti internet yang notabene hanya dapat dibaca sepintas saja.Hal ini menyebabkan mahasiswa kurang terbiasa mengkritisi dan menanggapi isi dari sebuah wacana atau teks secara lebih mendalam. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Pembahasan Per Aspek Membaca
a.
Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Semester dua dalam memahami kata dalam teks, sebesar 79,5% kategori baik.
b.
Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Semester dua dalam menyarikan butirbutir teks, sebesar 80% kategori baik.
c.
Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Semester dua dalam memahami pengembangan argument, sebesar 70,73% kategori cukup.
d.
Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Semester dua dalam memahami informasi, sebesar 63,86% kategori cukup.
e.
Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Semester dua dalam mengulas informasi, sebesar 54% kategori rendah. 216
Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP 2014 ISBN 978-602-14930-2-1 Purwokerto, 6 September 2014 f.
Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Semester dua dalam menyimpulkan informasi, sebesar 53,3% kategori rendah.
g.
Kemampuan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto Semester dua dalam menanggapi isi teks, sebesar 80,37% kategori baik.
2.
Pembahasan Seluruh Aspek Kemampuan Membaca
Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan mahasiswa dalam membaca teks berita dikategorikan sedang atau cukup, hal ini dikarenakan mahasiswa kurang memiliki minat baca.Pada era sekarang, mahasiswa lebih tertarik mengamati dan membaca sebuah wacana dalam media sosial seperti internet yang notabene hanya dapat dibaca sepintas saja.Hal ini menyebabkan mahasiswa kurang terbiasa mengkritisi dan menanggapi isi dari sebuah wacana atau teks secara lebih mendalam. DAFTAR PUSTAKA Djuraid, Hasnun N. 2006. Panduan Menulis Berita. Malang: UPT Penerbiatan Muhammadiyah Malang Tarigan, HG. 1994. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa -------. 1990. Pengajaran Analisis Kesalahan Bebahasa. Bandung: Angkasa
217
Universitas