Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA MADRASAH DAN KINERJA MODEL KEMITRAAN ANTARA PERGURUAN TINGGI DAN DUNIA USAHA MELALUI PROGRAM COOPERATIVE EDUCATION Oleh: Syarifuddin Universitas Telkom email:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) memahami implementasi program cooperative education (Co-op) dilihat dari perspektif administrasi pendidikan, (2) memahami prinsip-prinsip dan indikator kemitraan strategis, (3) memahami proses pembelajaran para lulusan sarjana menjadi wirausaha, (4) memahami kemanfaatan implementasi program Co-op,(5) memahami kemitraan antara perguruan tinggi dan Telkom melalui program Co-op yang dapat meningkatkan minat mahasiswa menjadi wirausaha dan (6) menemukan alternatif sebuah rancangan model kemitraan antara perguruan tinggi dan dunia usaha melalui program cooperative education untuk meningkatkan minat mahasiswa menjadi wirausaha. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan proses pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan kemitraan antara perguruan tinggi dan dunia usaha melalui program Co-op dengan menempatkan mahasiswa peserta program Co-op di UMKM terbukti meningkatkan minat mahasiswa menjadi wirausaha. Kata Kunci: model, kemitraan, cooperative education, minat dan wirausaha.
Abstract The objective of this research are, first: examine an overview of the implementation program cooperative education (Co-op) as seen from the perspective of education administration. Second: examine the principles and indicators of the strategic partnership. Third: examine an overview of the process of learning the graduates to become entrepreneurs. Fourth: examine an overview of the implementation benefits of the Co-op program. Fifth: examine how the Co-op program can increase students ' interest in being entrepreneur. And sixth: finding an alternative to an initial model of partnership between universities and corporates through the cooperative education program to enhance students' interest in becoming entrepreneur. This study is using a qualitative approach with case study as the research method. The data collection process is putting to use interview, observation, and study the documentation. The conclusion of this study shows that a model of partnership between universities and corporates through the cooperative education program by the co-op student program placement in the UMKM has been proven improving students interest of being entrepreneur. Key words: model, partnership, cooperative education, interest, and entrepreneur
PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi indonesia sedang dan
diimplementasikan pada tahun 2015. MEA adalah
akan menghadapi berbagai tantangan karena
sebuah agenda integrasi ekonomi negara-
adanya perubahan fundamental yang berlangsung
negara
dengan cepat, sehingga perlu kesiapan dari para
menghilangkan, jika tidak, meminimalisasi
pelakunya, yaitu ditingkat internasional adanya
hambatan-hambatan
perubahan fundamental melalui proses globalisasi
kegiatan ekonomi lintas kawasan, misalnya
dengan perdagangan bebas dunia yang dibantu
dalam perdagangan barang, jasa, dan investasi.
dengan
Cakupan
kemajuan
pesat
dibidang
teknologi
ASEAN
agenda
yang
bertujuan
didalam
untuk
melakukan
integrasi ekonomi
melalui
informasi dan komunikasi sebagai salah satu motor
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sangat luas
penggeraknya.
bisa
dan mencakup hampir seluruh sendi-sendi strategis
memanfaatkan peluang dan bisa bersaing dalam
perekonomian. Tujuan utama MEA adalah ingin
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang
menghilangkan
Indonesia
juga
harus
102
secara
signifikan
hambatan-
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
hambatan kegiatan ekonomi lintas kawasan
bangku kuliah, hal tersebut menjadi bekal
tersebut.
mahasiswa setelah lulus untuk menjadi job
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
creator yang kreatif dan inovatif.
Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
Dalam Renstra Kemenperin 2015-2019
dalam Ketentuan Umum Pasal 1 di jelaskan bahwa
(2015, hlm.17) disebutkan IKM memiliki
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana
belajar
dan
peran
proses
yang
sangat
strategis
dalam
perekonomian nasional, hal tersebut dapat
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
dilihat dari jumlah unit usaha yang berjumlah
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
3,4 juta unit dan merupakan lebih dari 90
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
persen dari unit usaha industri nasional peran
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
tersebut juga tercermin dari penyerapan tenaga
bangsa, dan negara. Pasal 6 Pendidikan Tinggi
kerja IKM yang menyerap lebih dari 9,7 juta
diselenggarakan dengan prinsip antara lain:
orang pada tahun 2013 dan merupakan 65,4
keteladanan,
persen dari
kreativitas
kemauan, Mahasiswa
dan
pengembangan
dalam
pembelajaran;
sektor industri non migas.
pembelajaran yang berpusat pada Mahasiswa
Dalam
dengan memperhatikan lingkungan secara selaras dan
seimbang;
dan
pemberdayaan
total penyerapan tenaga kerja
Undang-Undang
Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang
semua
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dijelaskan
komponen masyarakat melalui peran serta dalam
bahwa pemberdayaan adalah upaya yang
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan
dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah,
Pendidikan Tinggi.
Dunia Usaha dan masyarakat secara sinergis
Dari uraian Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang
dalam
Pendidikan Tinggi di atas, maka kemitraan
pengembangan usaha terhadap Usaha Mikro,
antara perguruan tinggi dan dunia usaha
Kecil dan Menengah sehingga mampu tumbuh
melalui
program
merupakan
salah
mahasiswa
untuk
bentuk
penumbuhan
iklim
dan
cooperative
education
dan berkembang menjadi usaha yang tangguh
satu
mewadahi
dan mandiri.
upaya
dan
Jumlah penganguran pada bulan pebruari
mengamalkan pengetahuan yang diperoleh
tahun 2014 berdasarkan data dari berita resmi
dibangku kuliah dengan membantu para
statistik Badan Pusat Statistik (2014, hlm.2)
pemilik
mengembangkan
masih tinggi, yaitu 7,15 juta jiwa. Dengan
usahanya. Dilain pihak mahasiswa bisa
meningkatnya angkatan kerja dan masih
mendapatkan
dan
tingginya tingkat pengangguran di Indonesia
pengalaman bagaimana mengelola usaha dan
dibutuhkan banyak lapangan pekerjaan untuk
mensolusikan berbagai masalah dilapangan
menyerapnya, terkait dengan hal tersebut
dan pengalaman tersebut sulit didapat di
peranan wirausaha sangat menentukan untuk
UMKM
mengembangkan
dalam
banyak
pembelajaran
103
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
mensolusikan masalah tersebut. Oleh sebab itu
swasta sangat membantu. Disisi lain kita
untuk
wirausaha
memiliki banyak Badan Usaha Milik Negara
diperlukan suatu model pendidikan yang bisa
(BUMN) yang bisa dimanfaatkan untuk
menciptakan wirausaha-wirausaha yang baru,
menciptakan banyak entrepreneur, karena
terutama dari lulusan sarjana yang dihasilkan
BUMN memiliki mitra binaan UMKM yang
dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia,
menyebar di seluruh Indonesia dan perguruan
baik negeri maupun swasta. Diharapkan sejak
tinggi juga menyebar diseluruh Indonesia, baik
dari
bisa
swasta maupun negeri. Dengan kerja sama
ditingkatkan minatnya menjadi wirausaha dan
melalui model triple helix, potensi yang besar
disiapkan untuk menjadi wirausaha setelah
tersebut
lulus jadi sarjana ataupun setelah mereka
entrepreneur yang kreatif dan inovatif. Banyak
bekerja. Dengan banyaknya sarjana yang
UMKM yang berhasil dan bisa menjadi tempat
terjun menjadi wirausaha hasilnya akan lebih
pembelajaran
baik lagi, karena wawasan dan pola pikir
mahasiswa bisa berbagi ilmu kepada pemilik
mereka lebih baik di banding wirausaha bukan
UMKM, jadi ada hubungan imbal balik yang
sarjana.
menguntungkan. Dengan program cooperative
meningkatkan
mahasiswa
jumlah
mereka
sudah
bisa
menghasilkan
mahasiswa
banyak
disamping
Rencana Strategis Kementrian Riset,
education melalui penempatan mahasiswa di
Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015
UMKM akan lebih manarik minat mahasiswa
– 2019 sasaran pembangunan Iptek adalah
karena
meningkatnya kapasitas Iptek, dalam rangka
fasilitas disamping kompensasi, ansuransi dan
mencapai
kebijakan
biaya kesehatan dalam paket cooperative
penelitian, pengembangan dan penerapan
education yang disediakan dunia usaha, dalam
IPTEK (P3-IPTEK) bagi peningkaan daya
hal ini BUMN dan perusahaan swasta.
sasaran
tersebut,
mahasiswa
mendapatkan
banyak
saing sektor produksi diantaranya diarahkan
Indonesia dengan jumlah penduduk yang
pada (2015, hlm.23-24): Penguatan kerjasama
besar dan didukung kekayaan sumber daya
Swasta-Pemerintah-Perguruan
Tinggi,
alam yang melimpah serta terletak di wilayah
khususnya untuk sektor pertanian dan industri
yang strategis, ternyata masih kekurangan
serta pengembangan entrepreneur pemula
wirausaha. Menurut
lewat pembangunan inkubator dan modal
hlm.4)
ventura.
McClelland yang juga dikutip oleh Ciputra
Penguatan kerjasama melalui triple helix
seorang
Helfin, Z. F. (2011,
pakar
psikologi,
David
(2009) mengemukakan bahwa salah satu syarat
tersebut akan dapat membantu pemerintah
suatu
menghasilkan banyak entrepreneur yang bisa
kemakmuran diperlukan 2 % dari jumlah
bersaing dengan negara lain, karena kapasitas
penduduknya
perguruan tinggi terbatas, sehingga peranan
(wirausaha), sedangkan data dari Kementrian 104
negara
untuk
adalah
mencapai
tingkat
entrepreneur
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
Koperasi
dan
Usaha
Kecil
Menengah
Model
membantu
kita
memecahkan
(Kemenkop UKM) selain hanya ada 17 %
masalah yang sederhana ataupun kompleks
lulusan perguruan tinggi yang berminat
dalam
menjadi wirausaha.
memperhatikan beberapa bagian atau beberapa
PT. Telekomunikasi
bidang
manajemen
dengan
Indonesia, Tbk.
ciri utama dari pada memperhatikan semua
(Telkom) sebagai bagian dari dunia usaha ikut
detail sistem nyata. Menurut Hamdy A. Taha
terlibat dalam membantu mahasiswa dari
(1982, hlm.4) “model is assumed real world
berbagai
dalam
system”. Menurut Johansson (1993, hlm.1)
kewirausahaan
pembuatan keputusan dan pemecahan masalah
perguruan
meningkatkan melalui
tinggi
kemampuan
program
corporate
social
bergantung
pada
akses
informasi
yang
responsibility (CSR), diantaranya melalui
memadai tentang masalah yang dipecahkan.
program
(Co-op).
Informasi yang tersedia sering kali bermula
Dalam pelaksanaannya melibatkan UMKM
dalam bentuk data atau observasi yang
mitra binaan sebagai tempat peserta Co-op
menghendaki interpretasi sebelum analisis
terlibat langsung untuk menimba pengetahuan
lebih
dan pengalaman
merepresentasikan aspek-aspek esensil sebuah
cooperative
education
kewirausahaan dari para
lanjut
dibuat.
berkenaan
Sebuah
pengelola UMKM yang berhasil. Mahasiswa
sistem
dapat mengimplementasikan pengetahuannya
tertentu dan memuat beberapa bentuk berbeda
yang diperoleh dari bangku kuliah untuk
sebagai berikut Johansson (1993, hlm.1): (a)
kemajuan UMKM. Diharapkan mahasiswa
model kognitif (human concepts); (b) model
meningkat minatnya menjadi wirausaha dan
normatif
setelah lulus jadi sarjana dapat menjadi
deskriptif (behavior oriented); dan (d) model
wirausaha.
fungsional (action and control oriented). E.S.
(purpose
dengan
model
tujuan-tujuan
oriented);
(c)
model
Berdasarkan peta permasalahan yang
Quade (1982, hlm.141) dalam merancang
diuraikan dalam latar belakang masalah,
sebuah model untuk situasi yang sedang
penulis akan menelaahnya dengan fokus
dihadapi, maka tindakan-tindakan yang harus
masalahnya adalah: Bagaimanakah model
diambil sebagai berikut (1) Elemen-elemen
kemitraan antara perguruan tinggi dan dunia
yang digunakan harus ada kaitannya dengan
usaha melalui program cooperative education
masalah
untuk meningkatkan minat mahasiswa menjadi
pertimbangan lainnya, (2) Hubungan yang
wirausaha?
analisis
signifikan di antara elemen-elemen tersebut
permasalahan dalam memperoleh data dan
harus diungkapkan secara jelas, (3) Hipotesis
informasi empirik yang koheren dan konsisten
mengenai sifat hubungan tersebut di atas harus
dengan fokus masalah tersebut.
diformulasikan dan (4) Hipotesis
Untuk
melakukan
prediksi 105
mengacu
modelnya
pada
harus
pertimbangan-
diuji
dan atau dengan
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
menggunakan format data yang berhasil digali
menciptakan kemitraan, suatu organisasi akan
dan diperoleh pada saat penelitian dilapangan.
dapat
mencapai
empat
manfaat
utama:
Dalam The American Heritage Dictionary
Keterbukaan, Kreativitas, Kegesitan, dan
(2006, hlm. 1282), kemitraan didefinisikan
Ketahanan. Menurut The American Heritage
sebagai suatu hubungan antara individu atau
Dictionary (2006, hlm.1395) prinsip adalah
kelompok yang ditandai dengan kerjasama dan
kebenaran dasar, hukum atau asumsi suatu
tanggung jawab, untuk mencapai tujuan
aturan atau standard, terutama dari perilaku
tertentu. Kemitraan menurut Dent, S.M (2006,
yang baik.
hlm.2) adalah dua orang atau lebih yang
hlm.132)
bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu
kemitraan yang baik ada sejumlah elemen dari
tujuan, sambil membangun kepercayaan dalam
prinsip, nilai, konsep dan practices yang perlu
hubungan
diperhatikan,
yang
saling
menguntungkan.
Menurut Lendrum,T. (2003, untuk
mengimplementasikan
Prinsip yang sangat penting
Menurut Roseau (2000), sebagaimana dikutip
dalam menjalin kemitraan antar institusi yang
Marra,
bermitra
M.
(2004,
hlm.52)
kemitraan
adalah
saling
percaya
(trust),
merupakan bentuk hubungan kerjasama antara
selanjutnya menurut Lendrum, T. (2003,
pemerintah, perusahaan pencari laba, dan
hlm.10) tanpa saling percaya kemitraan tidak
lembaga non-profit untuk memenuhi fungsi
akan berjalan. Menurut Segil, L., Goldmith, M.
kebijakan. Selanjutnya menurut Marra, M.
dan Balasco, J. (2003, hlm.269) kepercayaan
(2004, hlm.158-159) kemitraan menimbulkan
sulit untuk didefinisikan, dan ada beberapa
transfer
organisasi
tingkatan di dalamnya. Bagaimanapun, semua
perusahaan melalui proses yang terjadi dari
kepercayaan di dalam kemitraan didasarkan
luar dan sosialisasi (Nonaka, 1994).
kepada kejujuran yang mutlak. Kemitraan
ilmu
dan
perubahan
Kemitraan antara perguruan tinggi dengan
terbaik memiliki komunikasi yang jujur
Telkom melalui cooperative education sudah
sebagai
berjalan sejak tahun 1997, hal ini perlu dikaji
dilengkapi dengan kejelasan yang konsisten
apakah
indikator
tentang fakta-fakta dan janji-janji. Menurut
keberhasilan strategis dalam kemitraan tetap
Robbins dan Judge (2008, hlm.97) banyak hal
terjaga dan apa yang diinginkan oleh yang
yang bisa dipelajari dari situasi riil tentang
bermitra. Menurut Dent, S.M. (2006, hlm.1)
bagaimana pimpinan membentuk kemitraan
dalam
dan bagaimana mereka mengalami masalah
prinsip-prinsip
menjalankan
bisnis
dan
di
abad
21
dasarnya.
karena
strategis,
eksternal.
Menurut Eisler, R. dan Montuori, A. (2001,
Menciptakan budaya kemitraan di organisasi
hlm.12) sistem kemitraan adalah berbasis
akan menumbuhkan kebiasaan berkolaborasi
kepercayaan (trust-based).
yang lebih baik di dalam organisasi. Dengan
strategis didefinisikan oleh Lendrum,T. (2003,
internal
dan
106
kepercayaan
tersebut
diperlukan pembentukan kemitraan dan aliansi baik
rusaknya
Kejujuran
(trust).
Kemitraan yang
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
hlm.7)
adalah
pengembangan
hubungan
Menurut Kenneth G, Ryder (1987, hlm.9), Para
kerjasama yang berhasil, berjangka panjang,
ahli
hubungan yang strategis berdasarkan rasa
pendidikan berdasarkan pada pengalaman.
saling percaya, praktik world class/best
Sebagai contoh (Dewey, 1949) disebutkan,
practice,
yang
“terdapat hubungan yang baik dan penting
berkelanjutan dan manfaat untuk semua mitra;
antara proses dari pengalaman sesungguhnya
dan hubungan yang lebih jauh memiliki
dan pendidikan (p7). Inti dari cooperative
dampak positif tersendiri diluar kemitraan. Jika
education adalah “strategy to provide students
diuraian ada sembilan kata kunci yang dapat
with experiences that are applicable to their
dijadikan indikator keberhasilan strategis suatu
future working lives and to their roles as
kemitraan
informed, responsible citizens”. Merupakan
keuntungan
yakni:
kerjasama;
(b)
kompetitif
(a)
pengembangan
keberhasilan;
panjang; (d) strategic; (e)
(c)
jangka
pragmatis
berpikir
sebuah strategi untuk
saling percaya;
menyediakan
bahwa
semua
memberikan atau
para
mahasiswa
suatu
(f) praktik kelas dunia; (g) keuntungan
pengalaman yang dapat digunakan untuk
kompetitif yang berkelanjutan; (h)bermanfaat
kehidupan kerja mereka di masa yang akan
untuk semua mitra; dan (i) pengaruh positip
datang dan untuk peran mereka sebagai warga
diluar kemitraan.
negara
Menurut Ryder, K.G. dkk. (1987, hlm.2)
yang
berpengetahuan
luas
dan
bertanggung jawab.
suatu
Dalam pelaksanaannya kemitraan antara
aplikasi pembelajaran berbasis pengalaman
perguruan tinggi dan Telkom melalui program
(experiential learning) dan Keeton dan Tate
cooperative education membutuhkan perencanaan,
Cooperative
education
merupakan
pelaksanaan dan pengawasan dengan bidang
(1978) sebagaimana dalam Ryder. K.G. dkk.
garapan terdiri sumber daya manusia (SDM),
(1987, hlm.2) mendefinisikan pembelajaran
sumber belajar (SB), serta sumber dana dan
berbasis pengalaman (experiential learning) sebagai
suatu
pembelajaran
fasilitas (SDF) untuk mencapai tujuan program
yang mana
(TP) cooperative education yang diharapkan.
seorang siswa berhubungan langsung dengan
Menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan
dunia kerja nyata yang berkaitan dengan apa
Universitas Pendidikan Indonesia Suhardan dkk.
yang telah ia pelajari. Cooperative education
(2009, hlm.6) mendefinisikan administrasi sebagai
merupakan salah satu bentuk aplikasi dari
keseluruhan proses kerja sama antara dua orang
konsep pembelajaran berbasis pengalaman
atau lebih yang didasari atas rasionalitas tertentu
yang
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
menggabungkan
produktif
siswa
dengan
performa kurikulum
kerja
sebelumnya.
dan
Selanjutnya menurut
tanggung jawab utama institusi. Salah satu
Engkoswara dan
Komariah, A. (2010, hlm.52) bahwa administrasi
karakteristik cooperative education adalah para mahasiswa dipekerjakan secara produktif. 107
pendidikan
merupakan
kerjasama
dengan
keseluruhan memanfaatkan
proses dan
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
memberdayakan segala sumber yang tersedia
currently
melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian,
someone who initiates and actively operates
penggerakan,
the entrepreneurial ventures.
pemotivasian,
pengendalian,
pengawasan dan supervisi, serta penilaian untuk
Menurut
mewujudkan sistim pendidikan yang efektif,
minat
adalah
creator
suatu
(kerangka
lapangan
kerja)
berpikir mestinya
pencari kerja di Indonesia bisa dikurangi, setidaknya beban pemerintah untuk dapat
mempelajari sesuatu. Minat telah dirasakan
membuat lapangan kerja bisa diminimalisir.
oleh orang tersebut ketika berprilaku atau
Menurut Park, S. (2006, hlm.5), kebutuhan
berkecimbung di dalam bidang tertentu.
untuk bagaimana menjadi seorang wirausaha,
Menurut Syah, M. (2010, hlm.133-134) secara (interest)
hlm.77)
sekarang ini, sehingga kedepan gelombang
merasa senang tidak merasa tertekan untuk
minat
(2011,
menjadi budaya dalam masyarakat kita
Menurut Misbach, I.H.
(2010, hlm.78) minat menjadikan seseorang
sederhana,
minded
menciptakan
keingintahuan atau keprihatinan atau perhatian terhadap sesuatu.
Basrowi
entrepreneur
(kerangka berpikir mencari kerja) menjadi job
Menurut the American heritage dictionary hlm.201)
And
transformasi mental dari job seeker minded
efisien dan berkualitas.
(2006,
controlled.
perlu kita pahami bahwa belajar dari wirausaha
berarti
yang sukses sangat penting sekali, “the business
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
failure statistics clearly show that the current
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
training and support for building entrepreneurs
Menurut Hurlock (1995, hlm.144) minat
ist’t working. We need to spend more time and
merupakan sumber motivasi yang mendorong
efford at what successful entrepreneurs think and
orang untuk melakukan apa yang mereka
do, and helping the next generation to develop
inginkan bila mereka bebas memilih.
those attitudes and skills”.
Menurut Kuratko, D.F. dan Hodgetts, R.M (2004,
hlm.3)
is
an
1 menyajikan serangkaian proses yang berawal
permeates
an
dari fokus masalah penelitian pada model
individual’s business is an innovation manner.
kemitraan antara perguruan tinggi dan dunia usaha
And entrepreneurs are individuals who
melalui program cooperative education. Objek
integrated
entrepreneurship
Kerangka pemikiran penelitian dalam gambar
concept
that
penelitian yang menjadi perhatian utama adalah
recognize opportunities where others see chaos or confusion. Menurut
mengenai model kemitraan antara perguruan tinggi
Coulter, M.
(2001: hlm.25) entrepreneurship is
dan dunia usaha melalui program cooperative
the
education dengan mengambil studi kasus di PT.
process whereby an individual or a group of
Telekomunikasi
Indonesia,
Tbk.
(Telkom).
individual use organized efforts and means to
Dipilihnya Telkom sebagai objek penelitian terkait
pursue opportunities to create value and by
kemitraan antara perguruan tinggi dengan dunia
fulfilling wants an needs through innovation
usaha melalui program cooperative education
and uniqueness no matter what resources are
untuk meningkatkan minat mahasiswa menjadi 108
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
wirausaha dengan alasan Telkom pernah dipilih
Indonesia, has become the 1999 winner of
sebagai Best Co-op Implementation di dunia dari
prestigios WACE honor “John A. Curry Employer
World Assocation Co-op (WACE) : Telkom, the
Awards.”
largest National Telecommunication Company of Inputt
Prosest
Outputt
Outcome
Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Meningkat
Wirausaha Creative dan Innovative
5 Fokus Penelitian
Globalisasi dan MEA, Arah Kebijakan PT di Indonesia dan Kebijakan DPPK & Telkom
Prinsip dan Indikator Kemitraan strategis
Komponen Pembelajaran Program Co-op: SDM/sumber belajar/sarana dan fasilitas
Pengelolaan Program Co-op Penempatan di UMKM
Manfaat Implementasi Co-op
Implementasi Program Co-op dari perspektif Adpen
Kondisi Existing Prog. Co-op
Pengaruh Program Co-op Terhadap Mahasiswa Proses Pembelajaran Sarjana Menjadi Wirausaha
Umpan Balik
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian model kemitraan antara perguruan tinggi
suatu desain penelitian ialah suatu rencana
dan dunia usaha melalui program cooperative
tentang cara melakukan penelitian itu. Karena
education,
itu desain penelitian bertalian erat dengan
cooperative
analisisnya education,
menggunakan pemodelan
teori system,
proses penelitian.
kewirausahaan, administrasi pendidikan, dan teori
Selanjutnya menurut
Mahamit (2006) dalam Satori, D. dan
psikologi, Untuk menjawab pertanyaan penelitian
Komariah, A. (2010, hlm. 79-81) tahapan
diperlukan rencana penelitian melalui prosedur
penelitian kualitatif meliputi: 1) Menentukan
yang ditetapkan. Menurut Nasution (2003, hlm.28)
permasalahan, 2) melakukan studi literatur,
Suatu desain penelitian ialah suatu rencana tentang
3) menetapkan lokasi, 4) studi pendahuluan,
cara melakukan penelitian itu.
5) penetapan metode pengumpulan data; Penelitian model kemitraan antara perguruan
observasi; wawancara, dokumen dan diskusi
tinggi dan dunia usaha melalui cooperative
terarah,
education, untuk mengkajinya menggunakan teori
cooperative
system, pendidikan,
education,
kewirausahaan, dan
teori
reliabilitas, 7) Hasil; cerita, personal, deskripsi
pemodelan
tabel, naratif, dapat dibantu tabel frekuensi.
administrasi
psikologi,
6) analisis data setelah validasi dan
Tahapan desain penelitian dapat dijelaskan
Untuk
sebagai berikut:
menjawab pertanyaan penelitian diperlukan
a) Proses tahap awal menentukan masalah
rencana penelitian melalui prosedur yang
penelitian, peneliti mencari isu-isu strategis
ditetapkan. Menurut Nasution (2003, hlm.28)
yang menjadi bahan untuk mengidentifikasi 109
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
masalah penelitian, kemudian merumuskan
penelitian kualitatif mengutamakan analisis
masalah dan menentukan tujuan dan manfaat
data secara induktif interpretivis, bersifat
penelitian.
induktif
b) Dalam
tahapan
studi
literatur,
peneliti
ideografis,
melakukan studi literatur terkait dengan program
kemitraan
melalui
berdasarkan akal
pada
sehat
dan
interpretasi, sarat
nilai.
Menginterpretasikan data dan informasi yang
literatur
diperoleh dengan membandingkan pada teori,
pemodelan, kemitraan, cooperative education,
konsep dan melakukan generalisasi. Penelitian
kewirausahaan, timbulnya minat wirausaha.
ini ingin mendapatkan kedalaman informasi
c) Tahapan metode penelitian yang pertama melakukan pra survey untuk menetapkan
yang diperoleh dari lapangan dan membantu
lokasi penelitian di organisasi penyelenggara
untuk mendukung studi-studi yang besar
program Co-op di Telkom, UMKM mitra
dikemudian
binaan, memilih responden mahasiswa peserta
kewirausahaan untuk meningkatkan minat
Co-op
mahasiswa
di
UMKM
untuk
wawancara
mendalam, observasi, teknik pengambilan
pemeriksaaan
kasihan
data
pengumpulan
melakukan
pengumpulan
data,
peneliti
data
melalui
wirausaha
bidang
dalam
pengangguran dan membangun perekonomian Indonesia
agar
masyarakatnya
sejahtera
dengan kemitraan antara perguruan tinggi dan dunia usaha melalui program cooperative
wawancara mendalam, observasi dan studi
education dengan menempatkan mahasiswa di
dokumentasi.
UMKM.
e) Tahapan analisis data dilakukan dengan membahas
menjadi
dengan
kalangan lulusan sarjana untuk mengurangi
dan
tranggulasi. d) Tahapan
terkait
menciptakan wirausaha-wirausaha baru dari
sampel, instrument dan teknik pengumpulan data,
hari
hasil
mengusulkan
penelitian
model
Menurut Strauss dan Corbin (2009, hlm.4)
kemudian
kemitraan
antara
penelitian kualitatif sebagai jenis penelitian
perguruan tinggi dan dunia usaha melalui
yang
cooperative education untuk meningkatkan
melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan
minat mahasiswa menjadi wirausaha dilandasi
temuan-temuannya
tidak
diperoleh
lainnya. Penelitian kualitatif menurut Creswell
dan diperkuat dengan teori dan hasil penelitian
(2008, hlm.46) adalah suatu jenis penelitian
sebelumnya yang sesuai.
pendidikan yang dimana seorang peneliti
f) Tahapan terakhir dari desain penelitian,
bergantung
peneliti membuat kesimpulan dari hasil
pada
pendapat
peserta;
menanyakan pertanyaan yang luas dan umum;
penelitian dan rekomendasi. pendekatan
mengumpulkan data yang terdiri dari sejumlah
kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan
kata atau teks dari peserta; mendeskripsikan
pemahaman tentang kenyataan melalui proses
dan menganalisa kata-kata ini untuk mencari
berpikir
tema.
g) Penelitian
ini
menggunakan
induktif
dengan
paradigma
interpretivis. 110
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
Dalam penelitian ini pemilihan dan penentuan
baik negeri maupun swasta di seluruh
sumber data menggunakan prosedur purposive
Indonesia pada tahun 2012. Jumlah perguruan
sampling, sedangkan kecukupan sumber data
tinggi yang mengikuti program Co-op lima
dan informasi ditentukan berdasarkan teknik
tahun terakhir ada peningkatan pertumbuhan
snowball sampling. Menurut Sugiyono (2009,
yang cukup signifikan pertumbuhannya, yaitu
hlm.298) dalam penelitian kualitatif tidak
sebesar 131 persen.
menggunakan populasi
karena penelitian
Dari sisi jumlah pelamar program kemitraan
kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang
melalui cooperative education pada tahun 1997
ada pada situasi sosial tertentu dan hasil
hanya berjumlah 75 mahasiswa dari 6
kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi,
perguruan tinggi menjadi 1.323 mahasiswa
tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi
dari 74 perguruan tinggi tahun 2012. Dari sisi
sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi
pertumbuhan
sosial pada kasus yang dipelajari.
program cooperative education posisi lima
Jumlah perguruan tinggi yang mengikuti
tahun terakhir, atau pada periode tahun 2008
program
sampai
kemitraan
melalui
cooperative
mahasiswa
dengan
tahun
yang
2012
melamar
mengalami
education di Telkom tahun 1997 sejumlah 6
pertumbuhan sebesar 141 persen. Data Jumlah
perguruan tinggi menjadi 74 perguruan tinggi
Perguruan Tinggi dan Peserta.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dilihat dari persfektif administrasi pendidikan
pendidikan (PJ) adalah Perusahaan atau
sumber bidang garapan program kemitraan antara
mahasiswa itu sendiri.
perguruan cooperative
tinggi
dengan
education
Telkom
yang
melalui
2)
Sumber belajar (SB) terdiri dari silabus (SL)
dilaksanakan
berupa panduan selama menjalankan program
diseluruh Indonesia yang melibatkan banyak
Co-op di Telkom, metoda pengajaran (M)
perguruan tinggi terdiri dari:
berupa magang langsung di UMKM, diskusi
1) Sumber daya manusia (SDM) terdiri dari:
kasus dan evaluasi, sedangkan media belajar
Peserta didik (PD), yaitu mahasiswa yang
(A) terdiri dari peralatan komputer, projektor,
mengikuti program Co-op yang di tempatkan
buku pelajaran yang terkait dan internet.
di UMKM, Dosen pembimbing adalah Dosen pembimbing
mahasiswa
Co-op,
3)
Sumber Dana dan Fasilitas (SDF) disediakan
Pemilik
oleh perusahaan untuk peserta program Co-op
UMKM adalah pimpinan UMKM mitra binaan
berupa fasilitas (F), yaitu fasilitas di tempat
Telkom yang menjadi tempat mahasiswa
magang di UMKM dan di kantor unit
melaksanakan program Co-op, Pengelola
community development center (CDC) Area
UMKM di perusahaan, dan Pengelola program
dan fasilitas kesehatan dari Telkom, Dana (D)
Co-op di Kementrian Riset Teknologi dan
untuk peserta Co-op berupa kompensasi
Perguruan Tinggi
bulanan untuk setiap mahasiswa Co-op dan
dan pengguna jasa 111
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
asuransi
dari
Telkom
dengan
tujuan
banyak manfaat, kompetensi kedua belah pihak
pendidikan (TP) menjadikan mahasiswa Co-
meningkat,
op menambah pengalaman dan pengetahuan
menjadi wirausaha dan hak dan kewajiban
mengenai wirausaha dan menambah minat
dipenuhi.
wirausaha dan kelak setelah lulus sarjana
meningkatkan
minat
mahasiswa
Proses Pembelajaran Menjadi Wirausaha
terjun menjadi wirausaha.
Dari ketiga pemilik UMKM yang di wawancarai
Dalam implementasinya keterlibatan pihak-pihak
dengan latar belakang pendidikan sarjana, minat
yang terkait dengan program kemitraan melalui
mereka menjadi wirausaha pertama kali muncul
cooperative education adalah: (1) Pemerintah yang
atau proses pemicunya (tregering event) adalah
diwakili oleh Dewan Pengembangan Program
karena dipengaruhi oleh kondisi lingkungan kerja
Kemitraan (DPPK); (2) Perguruan Tinggi yang
dan rumah, dimana dari proses pembelajaran dan
terlibat
PT.
nuansa wirausaha menarik minat mereka menjadi
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom); (4)
wirausaha. Dilihat dari model proses perintisan
Unit Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM)
dan pengembangan kewirausahaan dari hasil
Mitra binaan Telkom dan (5) keterlibatan
wawancara dengan para pemilik UMKM tempat
mahasiswa.
mahasiswa Co-op sampai bisa mereka membuka
Menurut American Heritage Dictionary (2006,
usaha (proses implementasi) dapat disimpulkan
hlm.1395) prinsip adalah kebenaran dasar, hukum
sebagai berikut:
atau asumsi suatu aturan atau standard, terutama
a.
dalam
program
Co-op;
(3)
Proses inovasi (innovation); faktor personal
dari perilaku yang baik. Dalam hal program
yang mendorong inovasi mereka adalah
kemitraan terkait dengan program cooperative
berani mengambil resiko, ingin berprestasi,
education, yang melibatkan pemerintah, perguruan
dan
tinggi, dan Telkom bersama mitra binaan UMKM,
lingkungan yang mendorong inovasi adalah
prinsip kemitraan yang paling banyak diinginkan
adanya peluang berusaha, pengalaman, dan
berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik
networking.
UMKM, Manajemen Telkom, dan Perguruan
b.
pengalaman
bekerja
dan
faktor
Proses pemicu (triggering event); faktor
Tinggi adalah: 1) saling percaya (trust), 2) saling
personal yang mendorong mereka para
menguntungkan, 3) saling membutuhkan, 4)
lulusan sarjana yang telah membuka usaha
keterbukaan dan 5) kejujuran dengan penjelasan
adalah:
sebagai berikut:
adanya semangant dan minat yang tinggi.
keberanian
menanggung
resiko,
Sedangkan faktor lingkungan yang menjadi Dari hasil wawancara terkait kemitraan melalui
pemicu adalah melihat orang lain berhasil dan
program cooperative education atau istilah lain
pasar yang terbuka lebar. Faktor sociological
program belajar, bekerja, terpadu (PBBT), maka
yang menjadi pemicu adalah adanya bantuan
diperoleh indikator kemitraan strategis yang
dari keluarga, hubungan yang baik dengan
dinginkan oleh pihak-pihak yang bermitra, yaitu
teman, dan dorongan dari suami.
Telkom, perguruan tinggi dan UMKM dapat disimpulkan
sebagai
berikut:
1)
c.
Berjangka
Proses pelaksanaan (implementation); faktor personal yang menjadi pendorong usaha
penjang, 2) kinerja meningkat, memberikan 112
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
adalah adanya komitment yang tinggi, sumber
UMKM, melihat secara langsung para pemilik
daya yang tersedia, sumber pendanaan yang
UMKM bisa menciptakan lapangan pekerjaan
ada
walaupun masih dalam keterbatasan dan
dan
motivasi
usahanya
menjadi
berkembang kedepannya.
mahasiswa
Hasil penelitian menunjukkan kemitraan
kondisi negara saat ini dimana banyak
antara perguruan tinggi dengan Telkom melalui
pengangguran karena terbatasnya lapangan
cooperative education banyak sekali manfaatnya
pekerjaan, sehingga kondisi real tersebut
bagi yang bermitra, yaitu: perguruan tinggi,
menambah motivasi mahasiswa untuk kelak
Telkom, dan UMKM. Bagi mahasiswa yang
terjun menjadi wirausaha. b) Flexibelitas
mengikuti Co-op juga merasakan manfaatnya.
membandingkannya
kerja;
dengan
mahasiswa
yang
ditempatkan di UMKM, merasa para pemilik Kemitraan antara perguruan tinggi dan
UMKM bebas mengatur
Telkom melalui program cooperative education
dirinya, dan ini disukai oleh mahasiswa, yang
terbukti menarik minat mahasiswa untuk menjadi wirausaha, berdasarkan data wawancara
menginginkan kebebasan atau mandiri dalam
dapat
mengelola waktu dan kurang suka diatur oleh
disimpulkan bahwa mahasiswa yang mengikuti
orang lain, seperti halnya jika bekerja
kemitraan antara perguruan tinggi dengan Telkom
dikantoran.
melalui program cooperative education dengan
c) Belajar dari pengalaman wirausaha yang
penempatan di UMKM Mitra binaan Telkom
berhasil; sharing dari para pemilik UMKM
terdapat: 73 mahasiswa atau 91,25 persen
dalam mengelola usahanya mulai dari awal
menambah minat menjadi wirausaha, 6 mahasiswa
usaha sampai berhasil membangun UMKM-
atau 7,5 persen cukup menambah minat menjadi
nya dan pengalaman jatuh bangun yang
wirausaha dan Satu mahasiswa atau 1,25 persen
dialaminya, menjadi daya tarik mahasiswa
tidak menambah minat wirausaha. Minat
mahasiswa
dalam proses pembelajaran selama mengikuti
meningkat
setelah
program Co-op. Para pemilik UMKM juga
mengikuti program cooperative education di
dalam membimbing mahasiswa Co-op sering
UMKM berdasarkan hasil wawancara melalui
memberikan nasihat atau masukkan bagaimana
internet dan dilanjutkan wawancara mendalam
UMKM dibangun dari awal dan kendala dan
dengan tiga mahasiswa peserta program Co-op
solusi apa yang dilakukan, sehingga UMKM
yang ditempatkan di UMKM, maka diketahui faktor-faktor
apa
saja
yang
tetap exist bahkan makin maju usahanya.
menyebabkan
d) Peluang menjadi wirausaha yang maju;
mahasiswa minatnya meningkat setelah mengikuti
mahasiswa Co-op berdasarkan pembelajaran
kemitraan antara perguruan tinggi dan Telkom
yang mereka dapatkan dari program belajar
melalui program Co-op di UMKM, sebagai
bekerja terpadu di UMKM, mereka merasakan
berikut:
kedepan bisa membuka banyak peluang untuk
a) Ingin menciptakan lapangan pekerjaan; mahasiswa
waktu bekerja
yang
mengikuti
menjadi wirausaha yang maju, karena dengan
program
kondisi yang mereka lihat potensi wirausaha
cooperative education atau istilah lain adalah program belajar bekerja terpadu (PBBT) di 113
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
belum banyak yang tergali dan peluang untuk
program Co-op di UMKM, semua elemen-elemen
menjadi wirausaha yang maju terbuka lebar.
terkait kemitraan antara perguruan tinggi dengan
tantangan;
dunia usaha yang melibatkan pemerintah, dan
Mahasiswa program Co-op melihat pemilik
UMKM semuanya harus saling mendukung,
UMKM antusias dalam berbisnis dan tidak
sehingga mahasiswa yang mengikuti program Co-
putus
op meningkat minatnya menjadi wirausaha.
e) Ketertarikan
asa
menghadapi
walaupun
mengambil
resiko,
mahasiswa
Co-op
gagal menjadi
untuk
dan
berani
daya
kelak
tarik Ketiga; Hipotesis mengenai sifat hubungan
menjadi
tersebut di atas harus diformulasikan.
wirausaha.
Hipotesis untuk menyusun model dalam
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan
penelitian kualitatif muncul setelah ada penelitian
pembahasan peneliti mencoba mengkonstruksi-kan
empiris dan hipotesis difungsikan sebagai petunjuk
“Model Konseptual Program Kemitraan Antara
awal untuk memperkuat teori. Setelah ada hasil
Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha Melalui
dari penelitian empiris dalam program kemitraan
Cooperative Education” melalui pentahapan dari
melalui penempatan mahasiswa program Co-op di
E.S. Quade (1982, hlm.141) dalam merancang
UMKM
sebuah model untuk situasi yang sedang dihadapi,
diformulasikan,
bahwa
pelaksanaan
program Co-op dengan menempatkan mahasiswa
maka tindakan-tindakan yang harus diambil
di UMKM
sebagai berikut:
mempengaruhi minat mahasiswa
menjadi wirausaha.
Pertama; Elemen-elemen yang digunakan harus ada kaitannya dengan masalah mengacu pada
Keempat; Hipotesis dan atau prediksi modelnya
pertimbangan-pertimbangan lainnya.
harus diuji dengan menggunakan format data yang
Terkait dengan penelitian, elemen-elemen
berhasil digali dan diperoleh pada saat penelitian
yang menjadi pedoman berhubungan dengan kebijakan-kebijakan
yang
pemerintah
dunia
dan
dikeluarkan usaha
dilapangan.
oleh
Melalui
dalam
berdasarkan
tahapan-tahapan uraian
hasil
tersebut,
dan
penelitian
dan
mengimplementasi program kemitraan melalui
pembahasan pada bab IV di atas peneliti mencoba
cooperative education (Co-op) antara perguruan
mengkonstruksikan
tinggi dan dunia usaha dengan menempatkan
perguruan tinggi dengan dunia usaha melalui
mahasiswa program Co-op dari berbagai perguruan
program cooperative education dalam sebuah
tinggi di Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
model sebagai berikut:
proses
kemitraan
antara
(UMKM) mitra binaan dunia usaha. Menurut Johansson, R. (1993, hlm.2) model
Kedua; Hubungan yang signifikan di antara
merupakan aspek penting dari sebuah sistem yang
elemen-elemen tersebut harus diungkapkan secara
berhubungan dengan tujuan-tujuan tertentu dan
jelas.
dapat mengambil berbagai bentuk seperti: (1)
Elemen-elemen yang terkait dengan penelitian kualitatif
ini
dalam
implementasinya
Model kognitif (human concepts) adalah model
dapat
konseptual yang mendasari penalaran dan persepsi,
dibuktikan bisa meningkatkan minat mahasiswa untuk menjadi
wirausaha
pembelajaran induktif, pengambilan keputusan,
setelah menjalani
perencanaan dan lain-lain. (2) Model normatif atau 114
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
purpose oriented, yang menentukan fungsi tertentu
strategis kementrian Riset, Teknologi dan
atau yang diinginkan, sasaran, atau tujuan dari
Pendidikan
suatu sistem atau proses. (3) Model deskriptif atau
implementasinya akan saling mendukung
behavior oriented untuk tujuan saintifik dan
karena merupakan penjabaran dari indikator
teknologikal; dan (4) model fungsional (action and
kinerja utama program rencana strategis
control oriented) yang diwujudkan dalam tindakan
kementrian.
konkret yang berorientasi pada pengawasan
c.
efektivitas keterlaksanaan fungsi-fungsi model.
Tinggi
maka
dalam
Kebijakan Social Corporate Responsibility harus dimiliki dunia usaha untuk membantu
Dari uraian dan pengertian tersebut, penulis
dalam implementasi CSR dilapangan terkait
dalam proses selanjutnya mengedepankan model
dengan
konseptual yang akan memuat hasil proses
cooperative education.
rekonstruksi dan interpretasi atas hasil pembahasan
d.
kemitraan
melalui
program
Kebijakan Program Kemitraan dan Bina
melalui seperangkap konsep yang ditarik dari
Lingkungan. Untuk mengimplementasi-kan
landasan teoritik penelitian ini, dalam hal ini
program
menyisipkan konsep teoritik ke dalam ruang-ruang
education dunia usaha yang belum memiliki
kosong temuan empirik, sehingga menghasilkan
kebijakan kemitraan dan bina lingkungan
sebuah
selanjutnya
sebagai landasan untuk dapat menjalankan
difungsikan sebagai kerangka berpikir mengenai
program kemitraan dengan perguruan tinggi
model pengembangan model kemitraan antara
dengan baik sesuai visi, misi dan strategy yang
perguruan tinggi dan dunia usaha melalui program
tercantum dalam kebijakan kemitraan dan
cooperative education.
bina lingkungan dunia usaha.
abstraksi
visual,
yang
Elemen-elemen model konseptual yang terkait
e.
kemitraan
melalui
cooperative
Kebijakan Program Cooperative Education,
dengan penelitian pengembangan kemitraan antara
Pengembangan program kemitraan melalui
perguruan tinggi dan dunia usaha melalui program
cooperative education dapat berjalan dengan
cooperative education untuk meningkatkan minat
baik bila ada pedoman atau kebijakan yang
wirausaha mahasiswa terdiri dari:
dapat
a.
Rencana
strategis
Kementrian
pegangan
dalam
Riset,
implementasinya di dunia usaha, karena
Teknologi dan Pendidikan Tinggi, periode
banyak proses yang harus dilakukan mulai
tahun 2015–2019 untuk dipedoman, karena
dari penandatangan PKS, proses seleksi di
diperlukan
Perguruan Tinggi dan di Dunia Usaha,
beberapa
kebijakan
untuk
mengoptimalkan peran dunia usaha dan
penempatan,
perguruan
termasuk koordinasi antara perguruan tinggi
tinggi
untuk
menciptakan
entrepreneur. b.
menjadi
Pedoman
pengawasan
dan
evaluasi,
dengan dunia usaha dan antara dunia usaha
Umum
Program
Cooperative
dengan mitra binaan.
Education Dewan Pengembangan Program
f.
Rencana Kerja Anggaran Program Co-op di
Kemitraan (DPPK). Dengan pengembangan
Dunia Usaha. Untuk menjalankan kemitraan
pedoman program cooperative education oleh
antara dunia usaha dan perguruan tinggi
DPPK
melalui program Co-op yang dilaksanakan
dengan
mengakomodasi
rencana 115
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
setiap
tahunnya
dukungan
perguruan tinggi dengan dunia usaha melalui
usaha, khususnya
program cooperative education dalam sebuah
ketersedian anggaran untuk melaksanakan
rancangan model konseptual seperti gambar 2 di
program tersebut. Anggaran yang dibutuhkan
bawah dengan beberapa prasyarat implementasi
untuk program tersebut dipergunakan untuk:
model konseptual kemitraan antara perguruan
remunerasi, kesehatan, ansuransi dan fasilitas
tinggi dengan dunia usaha melalui program
kerja untuk mahasiswa yang mengikuti
cooperative education untuk meningkatkan minat
program cooperative education.
mahasiswa menjadi wirausaha di uraikan di bawah.
manajemen
diperlukan
di dunia
Model konseptual pada gambar 2 di bawah Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta
penjelasan
konseptual
dari
elemen-elemen
pengembangan
kemitraan
digunakan untuk dunia usaha yang memiliki mitra
model
binaan UMKM dan memiliki atau melengkapi
antara
kebijakan sebagai elemen-elemen model sebagai
perguruan tinggi dan dunia usaha melalui program
berikut:
cooperative education untuk meningkatkan minat
a.
Kebijakan corporate social responsibility
wirausaha mahasiswa yang telah peneliti uraikan di
b.
Kebijakan kemitraan dan bina lingkungan
atas, maka peneliti mengkonstruksikan model
c.
Kebijakan program cooperative education
konseptual
d.
Rencana kerja anggaran perusahaan.
pengembangan
kemitraan
antara
Gambar 2 Model Konseptual Kemitraan Antara Perguruan Tinggi Dengan Dunia Usaha Melalui Program Cooperative Education
Berbagai prasyarat yang melandasi pengajuan
antara perguruan tinggi dengan dunia usaha
model koseptual pengembangan kemitraan antara
melalui program cooperative education untuk
perguruan tinggi dengan dunia usaha melalui
meningkatkan
program cooperative education dalam penelitian
wirausaha,
ini dijelaskan berdasarkan uraian penelitian di atas,
program Co-op di UMKM mitra binaan dunia
maka untuk keberhasilan implementasi dari model
usaha setelah mahasiswa lulus seleksi program Co-
konseptual dalam penelitian ini memper-syaratkan
op di perguruan tinggi masing-masing dan proses
kondisi dasar yang sekaligus akan menjadi faktor
seleksi di dunia usaha, sehingga kelak
penting untuk implementasi model kemitraan
menjadi wirausaha setelah lulus sarjana atau
116
minat
dengan
mahasiswa
menempatkan
menjadi mahasiswa
akan
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
setelah mereka bekerja.
Prasyarat model
menyaring calon mahasiswa Co-op yang sesuai dengan tujuan penempatan di UMKM.
konseptual diuraikan sebagi berikut: g. a.
Rencana strategis kementrian riset, teknologi
dana program kemitraan dan bina lingkungan
dan perguruan tinggi periode 2015-2019
(PKBL) harus diberi pemahaman tentang
dalam rencana strategisnya perlu dilengkapi
program Co-op dan output yang diharapkan
dengan kebijakan untuk mengoptimalkan peran
dunia
usaha
dalam
dari program Co-op.
membangun
h.
kewirausahaan di Indonesia. b.
buku
kebijakan program kemitraan
usaha dan UMKM). i.
melalui cooperative education, dan ini akan
strategis kementrian riset, teknologi dan
berdampak pada keberhasilan strategis seperti
perguruan tinggi.
diuraikan di atas.
harus memiliki mitra binaan
j.
UMKM dan melengkapi kebijakan : (1)
kemitraan;
potensi
(3)
k.
organisasi yang terlibat dalam mengelola education,
dievaluasi
membantu
mengem-bangkan
corporate social responsibility
usaha
program
mempelajari
dan
pengelolaan
kemitraan
cooperative
education
dengan memanfaatkan anggaran corporate
dan
social responsibility (CSR) dan
program
kemitraan dan bina lingkungan.
secara berkelanjutan.
Model konseptual yang telah disusun
Setiap tahunnya program kemitraan melalui
tersebut divalidasi melalui proses trianggulasi,
cooperative education masuk dalam rencana
f.
Dunia
melalui
dikembangkan kearah yang lebih baik lagi
e.
dalam
untuk
mengembangkan
untuk
menjalankan program Co-op secara konsisten pelaksanaannya
ada
mengoptimalkan
(CSR) dan program kemitraan.
Komitmen manajemen dunia usaha, terutama
dan
yang
op melalui
program Co-op.
cooperative
(BUMN)
pendidikan di Indonesia dalam program Co-
(Co-op) dan (4) Rencana kerja anggaran
program
negara
pemerintah
Kebijakan program cooperative education
d.
Dunia usaha baik swasta maupun badan usaha milik
Kebijakan corporate social responsibility Kebijakan
Pihak-pihak yang bermitra harus dapat mengambil manfaat dari program kemitraan
usaha dengan berpedoman pada rencana
(CSR);(2)
indikator
oleh semua pihak (perguruan tinggi, dunia
cooperative
untuk perguruan tinggi, mahasiswa, dan dunia
Dunia usaha
dan
cooperative education harus dipegang teguh
pedoman
education yang lebih rinci dan informatif
c.
kemitraan
pihak-pihak yang bermitra terkait program
(DPPK) antara perguruan tinggi dan dunia mengembangkan
Prinsip-prinsip
kemitraan strategis yang dinginkan oleh
Dewan Pengembangan Program Kemitraan
usaha
Pemilik UMKM dan unit organisasi pengelola
kerja manajerial (RKM) dan rencana kerja
yaitu pengecekan data dari berbagai sumber
anggaran (RKA) melalui dana corporate
dengan berbagai cara dan waktu, sehingga ada
social responsibility dunia usaha.
trianggulasi dari sumber atau informan.
Dalam proses seleksi di perguruan tinggi dan
trianggulasi dari teknik pengumpulan data dan
Telkom harus ada perbaikan sehingga bisa
trianggulasi waktu. 117
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
Indikator
antara
b)
Prinsip-prinsip kemitraan terpenuhi
perguruan tinggi dan dunia usaha melalui program
c)
Bermanfaat
cooperative
keberhasilan
education
kemitraan
dengan
menempatkan
bagi
yang
bermitra
dan
mahasiswa
mahasiswa di UMKM belum ada yang melakukan
d)
penelitian, berdasarkan referensi terkait kemitraan
Minat
mahasiswa
menjadi
wirausaha
meningkat.
melalui program cooperative education dan dari
Dari hasil wawancara kelompok indikator
hasil penelitian, peneliti menyimpulkan ada empat
tersebut terbukti kemitraan yang dibangun bisa
kelompok indikator keberhasilan dari model yang
berjangka panjang dan terbukti juga minat
berhasil dirancang di atas, yaitu:
mahasiswa
a)
meningkat seperti dijelaskan di atas.
Indikator keberhasilan strategis kemitraan
unyuk
menjadi
wirausaha
terpenuhi
SIMPULAN DAN SARAN
terhadap
SIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan
pembelajaran
dan
kemahasiswaan disamping itu DPPK sudah memahami
yang diuraikan sebelumnya, maka dapat
dan
berpengalaman
dengan
program cooperative education. Sehingga
ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
proses
program kemitraan ini dapat disimpulkan sebagai triple helix, yaitu sinergi kekuatan
Satuan manajemen formal untuk mengelola
antara akademisi, bisnis, dan pemerintah.
program kemitraan antara perguruan tinggi
2.
dan dunia usaha melalui program cooperative
Ditinjau dari sisi administrasi pendidikan untuk fungsi perencanaan garapan sumber
education di perguruan tinggi diusulkan di Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada
daya manusia, sumber belajar dan sumber
Masyarakat di masing-masing perguruan
dana dan fasilitas agar optimal, maka
tinggi.
Untuk dunia usaha diusulkan
pedoman umum program cooperative
organisasi yang mengelola program kemitraan
education yang dikeluarkan oleh Dewan
dan bina lingkungan (PKBL) karena unit
Pengembangan
tersebut
(DPPK) antara perguruan tinggi dan dunia
yang
mengelola
mitra
binaan
UMKM. Untuk pemerintah yang terlibat
usaha perlu dikembangkan.
mengelola program kemitraan ini adalah
bermitra
dengan
Dari sisi
education mulai dari proses seleksi dari
Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan yang
Kemitraan
proses implementasi program cooperative
Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Tinggi
Program
perguruan tinggi sampai proses evaluasi
Dewan
mahasiswa Co-op ada yang perlu di
Pengembangan Program Kemitraan (DPPK) antara perguruan tinggi dan dunia usaha
perbaiki agar tujuan yang ingin dicapai
dengan alasan yang bertanggung jawab
optimal, yaitu: proses seleksi di perguruan 118
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
5.
tinggi harus lebih terbuka dan menajemen perguruan
tinggi
harus
Co-op di UMKM bagi
program
perguruan tinggi,
Telkom, UMKM dan mahasiswa banyak
mahasiswa yang akan mengikuti program
sekali yang dirasakan manfaatnya oleh semua
Co-op sesuai dengan tujuan program Co-
pihak yang terlibat.
op yang akan dicapai. Proses seleksi di
Kemanfaatan tersebut
harus terus ditingkatkan kualitasnya agar
dunia usaha harus memperhatikan minat
tujuan program Co-op lebih optimal.
mahasiswa yang akan diterjunkan ke
6.
Implementasi kebijakan kemitraan melalui
UMKM mitra binaan dunia usaha. Fungsi
program cooperative education (Co-op) di PT
pengawasan yang terpenting dan perlu
Telekomunikasi Indonesia, Tbk. melalui
perhatian adalah
yang
penempatan mahasiswa Co-op di UMKM
Community
telah menarik minat mahasiswa untuk menjadi
Development Center Area atau organisasi
wirausaha. Timbulnya minat terutama karena
yang mengelola program kemitraan dan
mendapatkan pembelajaran berwirausaha dari
ditunjuk
di
pengawas
Organisasi
pemilik UMKM yang berhasil, mahasiswa
bina lingkungan (PKBL) harus lebih aktif
sangat tertarik karena dapat merasakan secara
lagi mengevaluasi aktivitas mahasiswa
langsung keberhasilan pemilik UMKM dalam
Co-op yang ditempatkan di UMKM
mengelola usahanya, dan potensi bisnis
terkait dengan aktivitas mereka dan hasil
kedepan
yang diperoleh mahasiswa Co-op.
yang
lebih
menjanjikan,
bisa
memperkerjakan banyak orang, kebebasan
Untuk menjamin program kemitraan berjalan
berinovasi dan kebebasan dalam mengelola
sesuai dengan harapan pihak- pihak yang
waktu yang tidak terikat dengan aturan yang
bermitra, maka model kemitraan melalui
baku. Dengan hasil penelitian tersebut dapat
program
prinsip-
menjadi model untuk dunia usaha dalam
yang diinginkan dunia
mengembangkan program kemitraan melalui
cooperative education,
prinsip kemitraan
4.
implementasi
kemitraan melalui penempatan mahasiswa
memahami
program cooperative education, sehingga
3.
Kemanfaatan
usaha, perguruan tinggi dan UMKM mitra
program
binaan dunia usaha menjadi komitmen
meningkatkan minat mahasiswa menjadi
bersama.
wirausaha.
Proses pembelajaran para lulusan sarjana
7.
cooperative
education
untuk
Model kemitraan antara perguruan tinggi dan
pemilik UMKM (tempat mahasiswa Co-op
dunia usaha melalui program cooperative
magang) sampai menjadi wirausaha yang
education (Co-op) dengan cara menempatkan
sukses dalam mengelola UMKM, dilihat dari
mahasiswa program Co-op di UMKM mitra
aspek pemicunya (tragering event) yaitu: (1)
binaan dunia usaha
factor lingkungan, di mana mereka melihat
elemen: (1) Rencana strategis (Renstra)
secara langsung proses usaha yang menarik
Kementrian Riset, Teknologi dan Perguruan
dan peluang yang ada. (2) Faktor lain karena
Tinggi;
berani mengambil resiko dalam memulai
cooperative education Direktorat Jenderal
menjalankan usahanya. 119
(2)
merangkum
Program
elemen-
penyelenggaraan
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
Pendidikan Tinggi Direktorat Kelembagaan
universitas untuk mendapatkan modal dari
Departemen
perguruan tinggi melalui program mahasiswa
Pendidikan
Nasional;
(3)
Kebijakan rencana kerja dan anggaran (RKA);
wirausaha (PMW).
(4) Kebijakan corporate social responsibility
2.
Penerapan model kemitraan melalui program
(CSR); (5) Kebijakan kemitraan dan bina
cooperative education di beberapa dunia
lingkungan (PKBL); (6) Kebijakan program
usaha yang memiliki mitra binaan UMKM
cooperative education.
yang lain, sehingga dapat membantu masalah utama yang dihadapi Indonesia, yaitu masih rendahnya
SARAN Berdasarkan
hasil
temuan
penelitian
yang
sarjana
menjadi
wirausaha dan masih tingginya pengangguran
diperoleh mengenai kemitraan antara perguruan
di tingkat sarjana.
tinggi dan dunia usaha disarankan:
3.
Pemerintah, perguruan tinggi dan dunia usaha harus
1.
lululusan
memahami
tujuan
dari
program
Untuk mahasiswa yang berminat menjadi
cooperative education melalui penempatan
wirausaha,
mahasiswa
sebaiknya
dapat
langsung
Co-op
di
UMKM
dengan
direkomendasikan untuk memperoleh modal
didukung pedoman Co-op yang baik dan
dari dana kemitraan dunia usaha sebagai mitra
proses seleksi yang sesuai akan meningkatkan
binaan, sehingga setelah lulus sarjana mereka
minat mahasiswa menjadi wirausaha dan
langsung menjadi wirausaha atau mahasiswa
setelah lulus menjadi sarjana berpeluang besar
yang mengikuti program Co-op dengan
menjadi wirausaha.
penempatan
di
UMKM
dipilih
oleh
DAFTAR PUSTAKA Bosowi & Suwandi (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PR Rineka Cipta.
Dent, S.M. (2006). Pertnesrship Relationship Management, Diakses dari www.partneringintelligentence.com
Coll, R.K & Eames, C. (2004). International Handbook For Cooperative Education An International Perspective of The Theory, Research and Practise of Work-Integrated Learning. Hamilton: Waikato Print, University of Waikato, Hamilton, New Zealand.
Dewan
Pengembangan Program Kemitraan (DPPK) Antara Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha (2007). Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Co-op. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Engkoswara dan Komarih, A. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Coulter, M. (2001). Entrepreneurship in Action. New Jersey: Prentice Hall.
Eisler, R. & Montuori, A. (2001). The Partnership Organization. Diakses dari http://www.partnershipway.org
Creswell, John W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Penerjemah Achmad Fawaid. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Hamdi A. Taha (1982). Operations Research An Introduction. New York: Macmillan Publishing Co. INC.
120
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
Heflin, Z. F. (2011). Be An Entrepreneur (Jadilah Seorang Wirausaha) Kajian Strategis Pengembangan Kewira-usahaan. Yogjakarta: Graha Il
Nasution (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Penerbit Tarsito. Parks, S. (2006). How to be an Entrepreneur. The Six Secrets of Self-Made Success. Edinburd: Pearson Education Limeted.
Http://finance.detik.com. Cuma 17% Mahasiswa Yang Minat Jadi Pengusaha. [Diakses 03 Maret 2012]
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/MBU/2007, tentang: Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara Dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Jakarta: 27 April 2007.
Hurlock,E.B. (1995). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Alih Bahasa; Istiwidayanti & Soedjarwo, Edisi 5, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Quade, E.S. (1989). Analysis For Public Decisions. New York: Elsevier Science Publishing Co.,Inc.
Johansson, R. (1993). System Modeling And Identification. New Jersey: Prentice Hall. Inc. Kuratko, D. F. & Hodgetts, R.M. (2004). Entrepreuneurship: Theory, Process, and Practice. Ohio: Thomson South-Western.
Robbins, S. P. & Judge T.A. (2008). Buku 2 (edisi 12). Perilaku Organisasi. Organizational Behavior. Jakarta: Penerbit Selemba Empat.
Kemendiknas (2010). Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 20102014. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.
Rukmana, N. (2006). Strategic Partnering for Educational Management. Model Manajemen Pendidikan Berbasis Kemitraan. Bandung: Alfabeta.
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia (2015). Rencana Strategis Kementrian Perindustrian Tahun 2015-2019. Jakarta: Kementrian Perindustrian.
Ryder, K. G. dkk. (1987). Cooperative Education in a New Era. California: Jossey-Bass. Satori, D. & Komariah, A. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. (Cetakan kedua). Bandung: Penerbit Alfabeta.
Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (2015). Rencana Strategis Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015-2019. Jakarta: Kemenristek.
Segil, L., Goldmith, M. & Balasco, J. (2003). Partnering:The New Face of Leadership. New York: Amacom.
Lendrum, T. (2003) The Strategic Partnering Handbook, The practitioners Guide to Partnerships and Alliances. Sydney: The McGraw-Hill Companies.
Soehadi, A.W. dkk. (2011). Prasetya Mulya EDC on Entrepreneurship Education. Jakarta: Prasetya Mulya Publishing. Strauss, A. & Corbib, J. (2009). Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Misbach, I.H. (2010). Dahsyatnya Sidik Jari: Menguak Bakat dan Potensi Untuk Merancang Masa Depan Melalui Fingerprint Analysis. Jakarta: Transmedia Pustaka.
Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Marra, M. (2004). Knowledge Partnerships for Development: what challenges for evaluation ?. Italian National Reseacher Council. Institute for the Study of Mediterranean Societies, Via P. Castellino, 111, Naples 80131. Italy.
Sugiyono. (2009). Metoda Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Cetakan ke tujuh). Bandung: Penerbit Alfabeta.
121
Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXIII No.2 Tahun 2016
Suryana (2006). Kewirausahaan. Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Steward, T. A. (1997). Intellectual Capital: The New Wealth of Organizations. London: Nicholas Brealey Publishing Limited.
Suparyanto (2012). Kewirausahaan Konsep dan Realita pada Usaha Kecil. Bandung: Penerbit Alfabeta.
The American Heritage Dictionary of The English Language (2000). Boston: Houghton Mifflin Company
Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Tim Dosen Adpen UPI (2009). Manajemen pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.
122