Edisi 7/ Tahun I/ Juli 2015 ISSN : 2460 - 3813
media pemersatu umat
Kemah Pelajar Lintas Agama Bidang Penmad
Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013
8
Dinamika Daerah
19
NKRI dan Perdamaian adalah Harga Mati
Artikel
25
Indahnya Sinergi Pendidikan
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
1
Salam Redaksi Assalamu’alaikum Wr. Wb uji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, dan hidayahNya yang telah memberikan kekuatan kami untuk terus berkarya dan berkreasi sehingga kami dapat kembali menerbitkan majalah dinas Sejahtera Edisi Juli 2015. Pada kesempatan ini, Sejahtera edisi Juni 2015 menyampaikan tentang eksistensi madrasah yang dinilai memiliki banyak kelebihan dibanding dengan sekolah pada umumnya. Di antara keunggulan madrasah adalah lembaga pendidikan Islam formal ini terbukti mampu mendidik dan membimbing anak-anak untuk memiliki akhlak mulia atau budi pekerti luhur. Di samping, tentu saja madrasah memberikan pembelajaran ilmu-ilmu dan keterampilan lainnya seperti yang diajarkan di sekolah-sekolah pada umumnya. Upaya untuk lebih mengenalkan madrasah kepada masyarakat luas, Dirjen Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama (Kemenag) RI, menggelar pameran pendidikan madrasah (Madrasah Expo) 2015 tingkat nasional di Palembang, Sumatera Selatan. Acara ini digelar bersamaan dengan penyelenggaraan ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) dan Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) tingkat nasional. Dari kegiatan tersebut bisa dilihat hasil kreatifitas siswa madrasah yang telah mendapatkan penghargaan internasional. Kementerian Agama telah mengupayakan beberapa kebijakan dan program untuk mencapai peningkatan kualitas madrasah sehingga ketertinggalan ini dapat di atasi. Program Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) dan Program Peningkatan Mutu Pendidikan Kontrak Prestasi adalah diantara program real Kementerian Agama dalam upaya peningkatan kualitas madrasah. Pada akhirnya, Kebijakan dan program yang ditetapkan oleh Kementerian Agama berkenaan dengan peningkatan kualitas madrasah diperlukan dukungan sepenuhnya dari seluruh warga madrasah dan masyarakat. Dukungan seperti ini akan memberikan kesempatan dan peluang bagi madrasah untuk lebih mampu berkompetisi secara sehat dengan sekolah. Karenanya di madrasah diperlukan komitmen yang kuat, manajemen berwawasan luas dan menguasai teknologi informasi, serta sumber daya manusia yang berjiwa akhlakul-karimah. Akhirnya, kami segenap redaksi majalah SEJAHTERA memohon maaf atas segala kekurangan. Tak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penerbitan majalah ini. Kami sadar, majalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun selalu kami nanti untuk perbaikan pada edisi mendatang. Harapan kami, Semoga karya sederhana ini tidak hanya sederhana manfaatnya, melainkan memiliki manfaat yang besar bagi kita semua dan nilai tinggi terutama di hadapan Allah SWT. (wul-red) Wassalamu’alaikum Wr. Wb
P
Daftar Isi Salam Redaksi....................................................... Pembinaan............................................................. Laporan Utama...................................................... Bidang PENMAD..................................................
Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013
P
otret bangsa kita akhir-akhir ini sudah cukup memperhatinkan. Dari yang namanya dekadensi moral, perilaku sosial, kekejaman, kejahatan, kedoliman, sudah kian tak terelakkan, sehingga saat pemerintahan yang lalu mencarikan solusinya terhadap realitas kehidupan bangsa, yang dari hari ke hari semakin mengkhawatirkan, sampai-sampai orang tua merasakan kegelisahan di mana kalau sang kekasih ananda habis belajar pulang ke rumah, di sisi lain orang tua belum di rumah.
Bidang PONTREN................................................. 10 Bidang URAIS........................................................ 12
Wajah Baru KUA Kecamatan
D
alam rangka usaha me ningkatkan profesionalisme dan exelent service pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan, setiap tahun diselenggarakan pemilihan KUA Teladan, dengan harapan semua Kepala KUA berpacu untuk memperoleh predikat KUA Teladan baik di tingkat Kabupaten, Karesidenan, tingkat Provinsi lebih lebih memperoleh prestasi tingkat Nasional.
Bimas Kristen........................................................ 13 Bimas Katolik........................................................ 14 Bimas Hindu.......................................................... 15 Bimas Buddha........................................................ 16 Bimas KhongHucu................................................ 18 Dinamika Daerah.................................................. 19 Artikel..................................................................... 25 KUB......................................................................... 33 Prestasi .................................................................. 35 Terapan................................................................... 37 Lensa Foto.............................................................. 39
Penanggung Jawab : Badrus Salam ; Redaktur : Budiawan, Gentur Rachma Indriadi, Suripah, Martina Wulandari, M Fachri ; Penyunting / Editor : Saronji, Muhammad Khoirulloh ; Design Grafis / Fotografer : Hery Basuki, Djati Prasetyo ; Sekretariat : Yudi Prasetyo, Amin Sri Widodo
Penerbit: Subbag Informasi & Humas Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Alamat Redaksi : Jalan Sisingamangaraja 5 Semarang - 50232 Telp : 024-8412547, 8412548, 8412552 Fax. 024-8315418, EMAIL :
[email protected] Majalah Bulanan SEJAHTERA Diterbitkan oleh : Subbag Informasi & Humas Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah
2
Redaksi SEJAHTERA menerima sumbangan dalam bentuk tulisan, foto ilustrasi dan lainnya yang sesuai dengan misi Majalah SEJAHTERA. Ketikan 1,5 spasi maks 2 hal kuarto, disertai identitas resmi penulis. Redaksi berhak merubah tulisan tanpa mengurangi substansinya. Demi perbaikan penerbitan, redaksi mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Keterangan Cover Depan : Kakanwil Kemenag Prov Jateng, Drs H Ahmadi membuka Kemah Pelajar Lintas Agama tingkat Jawa Tengah di Umbul Sidomukti, Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2015.
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
2 3 5 8
Pembinaan
Penghulu dan Angka Kreditnya Penghulu adalah pejabat fungsional Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan pengawasan nikah/rujuk menurut agama Islam dan kegiatan kepenghuluan pada KUA Kecamatan bersama dengan Pegawai Pencatat Nikah (PPN).
T
ugas pelayanan nikah sebelum terbitnya regulasi tentang jabatan fungsional penghulu dilaksanakan oleh PPN dibantu oleh wakil PPN. PPN dijabat oleh Kepala KUA yang merupakan pejabat struktural dan Wakil PPN adalah staf yang mendapatkan SK untuk melaksanakan tugas pengawasan nikah/rujuk berdasarkan agama Islam, wakil PPN bukan merupakan jabatan fungsional. Dalam rangka meningkatkan status pejabat pelaksana pencatatan nikah, berdasarkan KEP/42/M.PAN/4/2004 semua Kepala KUA dan wakil PPN diinpassing kedalam jabatan fungsional penghulu, dengan katagori penghulu ula, penghulu wustha dan penghulu ulya. Terbitnya Peraturan Menpan nomor : PER/62/M. PAN/6/2005 merubah jabatan fungsional penghulu menjadi Penghulu Pertama, penghulu Muda dan Penghulu Madya. Mereka yang masih melaksanakan tugas di bidang kepenghuluan disesuaikan/diinpassing dalam jabatan fungsional penghulu dengan angka kredit minimal 100 dengan ketentuan, berijazah S1, pangkat serendah-rendahnya Penata Muda golongan ruang III/a. Dari regulasi tersebut, mereka yang memenuhi ketentuan otomatis melanjutkan jabatan fungsional penghulu meskipun ada yang ijazah kesarjanaannya tidak sejalan dengan tugas pokok dan fungsinya, namun beberapa penghulu yang berasal dari inpassing wakil PPN terkena pemberhentian karena tidak memenuhi ketentuan S1 dan golongan ruang III/a, mereka harus mengambil kuliah S1 untuk menjadi penghulu sesuai dengan ketentuan tersebut. Jabatan penghulu sekarang ini merupakan jabatan yang favorit bagi PNS Kementerian Agama, karena disamping mendapat tunjangan jabatan fungsional atau tunjangan struktural bagi Kepala KUA, penghulu juga mendapatkan jasa profesi dan transport sebagai penghulu bila menikahkan di luar kantor dan juga masih menerima uang makan dan tunjangan kinerja, sama dengan PNS yang lain. Konsekwensi dari jabatan fungsional penghulu adalah kewajiban mengumpulkan angka kredit dalam kenaikan pangkatnya. Sebagai pejabat fungsional, penghulu bisa naik pangkat lebih cepat daripada pejabat struktural yang sesuai ketentuan empat tahun sekali. Bagi mereka yang aktif dalam kegiatan kepenghuluan dan mampu mendokumentasikan bukti kegiatannya bisa naik pangkat dalam dua tahun, namun penghulu yang tidak bisa mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan pangkat dalam lima tahun, dibebaskan sementara dari
jabatannya sebagai penghulu, disamping itu penghulu juga bisa dibebaskan sementara dari jabatan penghulu apabila dijatuhi hukuman tingkat sedang atau berat berupa penurunan pangkat, diberhentikan sementara dari PNS, ditugaskan secara penuh di luar jabatan penghulu, cuti diluar tanggungan negara, menjalani tugas belajar lebih dari enam bulan. Penghulu diberhentikan dari jabatannya bila satu tahun setelah dibebaskan sementara dari jabatan penghulu belum juga bisa mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan pangkat, dan juga bila dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap kecuali jenis hukuman disiplin tingkat berat berupa penurunan pangkat. Angka kredit merupakan hasil dari bukti kegiatan yang harus dikumpulkan penghulu dalam kenaikan pangkat. Dalam mengumpulkan angka kredit, penghulu bisa mendapatkan dari kegiatan kepenghuluan dari unsur utama berupa pendidikan dengan bukti ijazah dan sertifikat, pelayanan dan konsultasi nikah rujuk, pengembangan kepenghuluan, dan pengembangan profesi. Dari unsur penunjang, penghulu bisa mendapatkan angka kredit dengan menjadi pengajar atau pelatih di bidang kepenghuluan, keikutsertaan dalam seminar/lokakarya atau konferensi di bidang kepenghuluan, keanggotaan dalam organisasi profesi, keanggotaan dalam tim penilai jabatan fungsional penghulu, keikutsertaan dalam kegiatan pengabdian masyarakat, keanggotaan dalam delegasi misi keagamaan, perolehan penghargaan dan perolehan gelar kesarjanaan lainnya. Bagi penghulu pertama, ada 20 kegiatan yang bisa dinilai angka kreditnya meliputi; menyusun rencana kerja tahunan, menyususn rencana kerja operasional, melakukan pendaftaran dan meneliti kelengkapan administrasi pendaftaran kehendak nikah/rujuk, mengolah dan menverifikasi data calon pengantin, menyiapkan bukti pendaftaran nikah, membuat materi pengumuman kehendak nikah/rujuk, membuat materi pengumuman peristiwa nikah/rujuk dan mempublikasikan melalui media, mengolah dan menganalisis tanggapan masyarakat terhadap pengumuman kehendak nikah/rujuk, memimpin pelaksanaan akad nikah/rujuk melalui proses menguji kebenaran syarat dan rukun nikah/rujuk dan menetapkan legalitas akad nikah/ rujuk, menerima dan melaksanakan taukil wali nikah/ tauliyah wali hakim, memberikan khutbah/nasihat/doa nikah/rujuk, memandu pembacaan sighot taklik talak, mengumpulkan data kusus perkawinan, memberikan penasihatan dan konsultasi nikah/rujuk, mengidentifikasi kondisi keluarga pra sakinah dan sakinah 1, membentuk kader pembina keluarga sakinah, melatih kader pembina keluarga sakinah, melakukan konseling kepada kelompok keluarga sakinah, memantau dan mengevaluasi kegiatan kepenghuluan, dan melakukan koordinasi kegiatan lintas sektoral di bidang kepenghuluan. Sedangkan bagi Penghulu Muda ada 32 kegiatan yang bisa dinilai angka kreditnya, disamping 20 kegiatan dari penghulu pertama, kegiatan penghulu muda ditambah dengan meneliti kebenaran data calon pengantin, wali nikah dan saksi nikah di balai nikah maupun di luar balai
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
3
Pembinaan nikah, meneliti data pasangan rujuk dan saksi, melakukan penetapan dan atau penolakan kehendak nikah/rujuk dan menyampaikannya, menganalisis kebutuhan konseling/ penasihatan calon pengantin, menyusun materi dan desain konseling/penasihatan calon pengantin, mengarahkan/ memberikan materi konseling/penasihatan calon pengantin, mengevaluasi rangkaian kegiatan konseling/penasihatan calon pengantin, mengidentifikasi dan menverifikasi dan memberikan solusi terhadap pelanggaran ketentuan nikah/rujuk, menyusun monografi kasus, menyusun jadwal konseling/penasihatan nikah/rujuk, mengidentifikasi permasalahan hukum munakahat, menyusun materi bimbingan muamalah, membentuk kader pembimbing muamalah, mengidentifikasi kondisi keluarga sakinah II dan sakinah III, menyusun materi pembinaan keluarga sakinah, menyusun materi bahtsul masail munakahat dan ahwal as syakhsiyyah, melakukan uji coba hasil pengembangan metode penasihatan/konseling dan pelaksanaan serta pengembangan perangkat dan standar pelayanan nikah/rujuk. Sedangkan bagi Penghulu Madya ada 32 kegiatan yang bisa dinilai angka kreditnya, disamping kegiatan Penghulu Muda, ditambah dengan kegiatan menganalisis kasus dan problematika rumah tangga, mengidentifikasi pelanggaran peraturan perundang-undangan, mengamankan dokumen nikah/rujuk, melakukan telaahan dan pemecahan masalah pelanggaran ketentuan nikah/rujuk, melaporkan kepada pihak yang berwenang, menganalisis dan menetapkan fatwa hukum, mengidentifikasi kondisi keluarga sakinah III plus, menganalisis bahan/data pembinaan keluarga sakinah, mengembangkan metode penasihatan/konseling dan pelaksanaan nikah/rujuk, merekomendasikan hasil pengembangan metode penasihatan/konseling pelaksanaan nikah/rujuk, mengembangkan perangkat dan standar pelayanan nikah/rujuk, merekomendasikan hasil pengembangan perangkat dan standar pelayanan nikah/rujuk, mengembangkan sistim pelayanan nikah rujuk, mengembangkan instrumen pelayanan nikah/ rujuk, menyusun kompilasi fatwa hukum munakahat. Dalam penilaian angka kredit dibutuhkan perangkat penilaian yaitu Tim Penilai Jabatan Fungsional Penghulu dan Sekretariat Tim Penilai Jabatan Fungsional Penghulu. Penghulu Pertama golongan ruang III/a dan III/b kewenangan penilaian ada pada Tim Penilai Jabatan Fungsional Penghulu Kankemenag Kab./Kota. Penghulu Muda golongan ruang III/c dan III/d kewenangan penilaian ada pada Tim Penilai Jabatan Fungsional Penghulu tingkat Provinsi. Bagi Penghulu Madya golongan ruang IV/a, IV/b dan IV/c, kewenangan penilaian ada pada Direktorat Urusan Agama Islam Kemenag RI. Tim Penilai Jabatan Fungsional Penghulu tingkat Provinsi berjumlah 10 orang terdiri dari pejabat pembina dan penghulu senior. Bapak Kakanwil Drs. H. Ahmadi, M.Ag, selaku Penanggung Jawab, Kabid Urais dan Binsyar Drs. H.A. Saifulloh, M.Ag. selaku Ketua, Wakil Ketua Kasi Kepenghuluan H. Zainal Fatah, M.S.I, Sekretaris Kasubag Ortala dan Kepegawaian H. Wahid Arbani, S.Ag. M.Si, dengan anggota H. Agus Suryo Suripto, S.Ag, MH. Kasi Pemberdayaan KUA, Afief Mundzir, S.Ag. M.Si, Penyusun Bahan Pembinaan Kepenghuluan serta beberapa penghulu yakni Nur Kholis, S.Ag. M.Si, Shohi Lutfi, S.Ag, MH, Ahmad Muhson, S.Ag, M.Si, Mantep Miharso, S.Ag, M.Si. Tim penilai dipimpin oleh Kabid Urais dan Binsyar untuk menilai angka kredit penghulu muda golongan ruang III/c dan III/d. Disamping itu pada Kantor Kemenag
4
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
Kabupaten/Kota juga sudah terbentuk Tim Penilai Jabatan Fungsional Penghulu untuk menilai penghulu pertama golongan ruang III/a dan III/b. Dalam menyusun berkas penetapan angka kredit, penghulu harus memahami peraturan terkait dengan jabatan fungsional penghulu yakni Peraturan Bersama Menteri Agama dan Kepala Badan Kepegawaian Negara nomor 20 tahun 2005 dan nomor 14 A tahun 2005, dan secara tehnis harus berpedoman pada Peraturan Dirjen Bimas Islam nomor Dj.II/426 tahun 2008. Pengajuan usul penetapan angka kredit dilakukan 2 kali dalam setahun, untuk kenaikan periode April, usul diajukan oleh penghulu selambat lambatnya akhir tahun sebelumnya, sedangkan untuk kenaikan periode Oktober, usul diajukan selamat lambatnya 30 Juni tahun yang bersangkutan. Berkas usulan PAK disiapkan oleh penghulu, disusun secara tertib dengan format halaman sampul, daftar isi, surat pengantar usul penetapan, Dupak RKT-RKP, RKO merupakan penjabaran dalam bentuk kerangka acuan (TOR) dari setiap kegiatan yang tertuang dalam RKT/RKP, rekapan kegiatan, surat pernyataan kegiatan per bulan dilampiri dengan bukti fisik secara langsung, Karpeg, SKP dan dijilid. Berkas diajukan kepada atasan langsung yaitu Kepala KUA. Selanjutnya Kepala KUA memeriksa isian formulir dan kelengkapan serta kebenaran berkas dan data, kemudian membuat surat pengantar usul kepada pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dengan ketentuan berkas usulan PAK yang menjadi kewenangan tim penilai pada Kankemenag Kabupaten/Kota, surat usulan ditandatangani oleh Kepala KUA ditujukan kepada Kepala Kankemenag Kab/Kota up. Tim Penilai Jabatan Fungsional Penghulu. Berkas usulan yang merupakan kewenangan tim penilai yang lebih tinggi (Kanwil/Pusat), surat pengantar ditandatangani oleh Kepala Kankemenag Kab./Kota atas dasar usul dari Kepala KUA yang bersangkutan, kemudian dikirim kepada pejabat penilai dengan melampirkan bukti fisik rangkap dua, satu asli dan satu copy. Berkas usul penetapan angka kredit harus terdiri dari surat pengantar, isian formulir sesuai ketentuan lampiran. Formulir harus diisi sendiri oleh penghulu terdiri dari seluruh aspek yang diminta dalam formulir tersebut , lembar terakhir ditandatangani oleh penghulu dan Pejabat yang mengusulkan. Kendala yang sering dialami penghulu dalam pengusulan Penetapan Angka Kredit adalah sulitnya menyusun berkas usul penetapan angka kredit, karena semua kegiatan kepenghuluan harus terekam dan terdokumentasikan dalam bentuk tulisan sebagai bukti fisik. Namun bagi penghulu yang banyak berkoordinasi dan bermusyawarah dengan penghulu lainnya dalam kegiatan Pokjahulu, pembuatan berkas usulan PAK bukan merupakan hal yang sulit, karena mereka sudah menggunakan aplikasi untuk merekam kegiatan kepenghuluan. Dari data peristiwa nikah yang terekam dalam aplikasi simkah bisa diambil sebagai bahan penyusunan usulan PAK, dengan aplikasi tersebut menyusun usul PAK penghulu cukup dengan satu malam saja, maka dari itu cara kerja penghulu harus terprogram dengan baik, diawali dengan menginput data peristiwa nikah ke dalam aplikasi simkah, kemudian menggunakan data tersebut per bulan sebagai bahan penyusunan angka kredit dan membuat lampiran bukti fisiknya (*) H. Zainal Fatah, M.S.I Kasi Kepenghuluan Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah
Laporan UTAMA
Pelajar madrasah pun tidak ketinggalan dalam bidang olahraga.
Madrasah Lebih Baik, Yes! Lebih Baik Madrasah, OK! Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin hingga kini tidak hentihentinya mengampanyekan dan memasyarakatkan eksistensi madrasah ke seluruh lapisan masyarakat di negeri ini.
O
rang nomor satu di Kementerian Agama RI itu juga berpesan kepada para kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama, kepala Bidang Pendidikan Madrasah dan seluruh hadirin yang hadir pada pembukaan Ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) dan Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) Tingkat Nasional di Palembang Sumatera Selatan untuk
selalu memasyarakatkan madrasah. Bahkan, Menag Lukman Hakim Saifuddin dalam forum dua tahunan itu juga mengajak hadirin untuk menjawab slogan: Madrasah Lebih Baik..., (dijawab) Yes!. Lebih baik Madrasah..., (dijawab) OK. Slogan itu pun diteriakkan berulang, dan hadirin menjawab dengan penuh semangat dengan “Yes dan OK”. Setelah itu, hadirin menimpalinya dengan
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
5
Laporan UTAMA
Istri Menag Trisna Willy mengunjungi Stan Jateng pada Madrasah Expo Tingkat Nasional.
tepuk tangan meriah. Menurut Menag, kebaradaan madrasah memiliki banyak kelebihan dibanding dengan sekolah pada umumnya. Di antara keunggulan madrasah adalah lembaga pendidikan Islam formal ini terbukti mampu mendidik dan membimbing anak-anak untuk memiliki akhlak mulia atau budi pekerti luhur. Di samping, tentu saja madrasah memberikan pembelajaran ilmu-ilmu dan keterampilan lainnya seperti yang diajarkan di sekolah-sekolah pada umumnya. Bila anak sejak kecil dikenalkan dengan emosi, lanjut Menag, maka anak akan belajar berkelahi. Sebaliknya, bila anak dikenalkan dengan kasih sayang maka anak akan menemukan cinta kasih sejati. Pembelajaran cinta kasih sejati dan akhlakul karimah selama ini terbukti ditemukan di madrasah. “Lebih dari itu, madrasah harus berperan aktif sebagai benteng dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang kita cintai ini,” tandasnya. Sementara itu Sekjen Kemenag Prof Dr H Nur Syam menegaskan, madrasah kini bukan lagi pilihan kedua masyarakat dalam menyekolahkan putra-putrinya. Sebaliknya, madrasah
6
sekarang menjadi pilihan pertama masyarakat. Madrasah sekarang juga menjadi jujugan anak-anak para pejabat, orang kaya, para petani, dan seluruh lapisan masyarakat untuk mendidikan anak-anak mereka agar memiliki akhlak mulia. “Masyarakat luas sekarang sudah mengetahui bahwa madrasah adalah tempat yang tepat untuk mendidik dan membangun karakter anak-anak dan masa depan bangsa. Semua mengakui bahwa madrasah memiliki peran yang luar biasa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tuturnya. Ikhlas Beramal Keberhasilan madrasah dalam membangun karakter bangsa itu sesuai dengan moto Ikhlas Beramal Kementerian Agama RI. “Dengan hati yang baik maka kita akan sukses dalam membangun dan meningkatkan kualitas madrasah. Dan, madrasah adalah tempat yang baik bagi masyarakat untuk menitipkan anak-anaknya. Pikiran, hati, dan tindakan harus satu kata. Ini adalah kunci sukses madrasah, kunci sukses membangun Indonesia.” Sebagaimana Menag, Nur Syam juga menandaskan bahwa madrasah adalah tempat yang tepat untuk membangun karakter bangsa. Kalau
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
ada pertanyaan, kata dia, di mana kita belajar akhlakul karimah? Maka jawabnya adalah di pondok-pondok pesantren dan madrasah. Di sisi lain, lanjut dia, madrasah realitasnya juga tidak tertinggal dari siswa sekolah lainnya. Dalam kaitan ini, pihaknya mencontohkan budaya riset. “Madrasah adalah tempat siret. Riset di madrasah adalah bukan riset yang ribet. Riset yang sulit diterapkan di masyarakat. Tetapi riset madrasah adalah riset yang aplikatif dan sangat dibutuhkan masyarakat. Temuantemuan siswa madrasah di bidang teknologi terapan selama ini sangat membumi. Pihaknya mendorong madrasah untuk melakukan riset-riset bertaraf nasional dan internasional. Para siswa madrasah terus dimotivasi untuk menghasilkan konsep-konsep riset yang baik. Sebab, di era sekarang sebuah lembaga pendidikan jika tidak pernah manghasilkan temuan riset maka akan eksistensinya dipertanyakan masyarakat. Oleh karena itu, Kementerian Agama sangat apresiatif terhadap penyelenggaraan KSM dan Aksioma. Hal ini karena dengan kegiatan KSM dan Aksioma maka madrasah akan semakin diakui dan dipercaya oleh masyarakat luas.
Laporan UTAMA Madrasah Expo Untuk lebih mengenalkan madrasah kepada masyarakat luas, Dirjen Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama (Kemenag) RI, menggelar pameran pendidikan madrasah (Madrasah Expo) 2015 tingkat nasional di Palembang, Sumatera Selatan. Acara ini digelar bersamaan dengan penyelenggaraan ajang Kompetisi Sains Madrasah (KSM) dan Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma) tingkat nasional. Kegiatan tersebut diikuti seluruh Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model, Litbang Kemenag Pusat, serta instansi/ lembaga terkait. Stan Kanwil Kemenag Jateng berada di tengah lokasi pameran dan menempati stan nomor 14. Pada kegiatan tersebut Jateng memamerkan sejumlah produk unggulan siswa-siswi MAN Keterampilan Purwokerto, MAN Babakan (Tegal), MAN Magelang, dan MAN Karanganyar. Produk-produk itu antara lain batik aneka motif, sapu, olahan makanan dan minuman ringan, kaligrafi berbahan kulit, serta sejumah karya sains madrasah. Bahkan, batik khas Gelangan atau
motif Gelang-gelang karya siswa MAN Magelang diminati banyak pengunjung. Batik yang dijual dengan harga Rp 200.000 per potong itu dalam waktu sekejap habis diborongpara pengunjung. “Alhamdulillah, ini menunjukkan siswa madrasah Jateng mampu menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat dan bernilai ekonomi,” kata Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Jateng Jamun Effendi didampingi Koordinator Pameran, Siti Muthmainah. Di sela-sela pameran tersebut, istri Menteri Agama Trisna Willy mengunjungi stan Kanwil Kemenag Jateng. Seperti pengunjung lainnya, dia juga tertarik pada produk batik karya siswa-siswi MAN Magelang. Bahkan, orang nomor satu di jajaran Persatuan Darma Wanita Kemenag RI itupun membubuhkan tanda tangan pada salah satu potong batik yang dipajang di stan Jateng. Adapun produk sains madrasah Jateng yang ditampilkan pada Madrasah Expo tingkat nasionalantara lain Fousis Umbrella karya Nurmila Karimah dan Oze Dora Ilala, keduanya siswi MAN 2Kudus. Temuan teknologi tersebut pernah meraih penghargaan Special Award From Taiwan Creativity Development
Association on IEYI 2014. “Fungsi alat tersebut sebagai payung, tongkat narsis, dan penyangga kamera,” kata Siti Muthmainah yang juga Kasi Kelembagaan Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Jateng. Produk sains madrasah lainnya yang ditampilkan adalah Alat (teknologi) Belah Durian. Temuan sains siswi MAN 2 Kudus (Putri khusna Millaty dan Yunita Mahda Sari) itu, juga pernah mendapat penghargaan Special Award and Grand Prize From Hongkong Invention Association on IEYI 2014. Kepala MAN 2 Kudus Ahmad Rifan bersama sejumlah kepala MAN lainnya, Kasi Sarana Bidang Pendidikan Madrasah Nurkholis, Kasi Evaluasi Nur Abadi, Kasi Kesiswaan Akhmad Suaidi, dan Kasi PTK Muizzudin, berada di lokasi Madrasah Expo.Mereka bersama-sama staf tampil total dalam rangka sukses Jateng pada Madrasah Expo tingkat nasional tersebut. Pada pameran yang digelar tiap dua tahun sekali itu, Jateng mengusung tema “Madraah Soko Guru Pembangunan Jateng”. Dan, hasil kerja keras itu membuahkan hasil. Stan Jateng berhasil meraih Juara Harapan I Madrasah Expo Tingkat Nasional tersebut. mohammad saronji
Siswa MTs KRM Marzuki yang berhasil meraih Juara I Madrasah Tingkat Nasional.
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
7
Bidang PENMAD
Pendidikan Karakter Dalam Kurikulum 2013 Potret bangsa kita akhir-akhir ini sudah cukup memprihatinkan. Dari yang namanya dekadensi moral, perilaku sosial, kekejaman, kejahatan, kedoliman, sudah kian tak terelakkan, sehingga pemerintah mencarikan solusi terhadap realitas kehidupan bangsa, yang dari hari ke hari semakin mengkhawatirkan, sampai-sampai orang tua merasakan kegelisahan manakala sang kekasih ananda habis belajar pulang ke rumah, di sisi lain orang tua belum berada di rumah.
D
Oleh Nur Abadi
itambah lagi mas media yang ada baik media masa maupun elektronika yang siap tayang kapan saja dan dimana saja, sehingga semakin tambah rasa ketidaknyamanan orang tua kepada ananda tercinta. Bermula dari sinilah akhirnya peme rintah mencarikan solusinya mengembangkan atau mengubah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menjadi Kurikulum 2013. Dimana nuansa kurikulum 2013 yang sangat populer dan seirama serta senada dengan
8
sistem pendidikan yang dikembangkan Kementerian Agama dengan menyelenggarakan pendidikan menyiapkan peserta didik untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Berakhlakul karimah, hal ini sejalan dengan adanya konsep K 13, yaitu kompetensi inti 1 (KI-1 spiritual) dan kompetensi inti 2 (KI-2 sosial) Disisi lain yang tidak kalah pentingnya di dalam kurikulum 2013 didalamnya termuat pendidikan karakter, disisi lain sekarang sedang dalam proses penyempurnaan terutama pada sistem
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
penilaian kurikulum 2013. Apa t yang dimaksud dengan Karakter? Karakter adalah nilai-nilai yang khasbaik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingku ngan) yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung
Bidang PENMAD nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila; keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila; bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa. Pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation) sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan pengetahuan yang baik, perasaan yang baik, dan perilaku yang baik sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik. Pendidikan karakter mempunyai tujuan yang mulia yang harus dipelajari, dipahami, dihayati dan diamalkan peserta melalui pengembanga nilainilai yang membentuk karakter bangsa yang pancasilais meliputi; Pertama mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik yang terintegrasi menjadi satu kesatuan dalam diri manusia; Kedua membangun bangsa yang berkarakter Pancasila, karakter kita adalah karakter orang Indonesia, yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan yang lainya; Ketiga mengembangkan potensi warganegara agar memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa dan negaranya serta mencintai umat manusia. Hal ini sejalan dengan yang diajarkan agama Islam yaitu mencintai negara adalah sebagian dari iman. Adapun Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas-baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta
olah raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas-baik yang tercermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap NKRI. Pembangunan Karakter Bangsa adalah upaya kolektif-sistemik suatu negara kebangsaan untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar dan ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana prinsip pengembangan karakter itu? Berkelanjutan; mengandung makna bahwa proses pengembangan nilainilai budaya dan karakter bangsa merupakan sebuah proses panjang, dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan. Sejatinya, proses tersebut dimulai dari kelas 1 MI atau tahun pertama dan
berlangsung paling tidak sampai kelas 9 atau kelas akhir MTs. Pendidikan budaya dan karakter bangsa di MA adalah kelanjutan dari proses yang telah terjadi selama 9 tahun. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah; mensyaratkan bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui setiap mata pelajaran, dan dalam setiap kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan; mengandung makna bahwa materi nilai budaya dan karakter bangsa bukanlah bahan ajar biasa; artinya, nilai-nilai itu tidak dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan seperti halnya ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, ataupun fakta seperti dalam mata pelajaran agama, bahasa Indonesia, PKn, IPA, IPS, matematika, pendidikan jasmani dan kesehatan, seni, dan ketrampilan. Proses pendidikan karakter dapat dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan; prinsip ini menyatakan bahwa proses pendidikan nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru. Guru menerapkan prinsip ”tut wuri handayani” dalam setiap perilaku yang ditunjukkan peserta didik. Prinsip ini juga menyatakan bahwa proses pendidikan dilakukan dalam suasana belajar yang menimbulkan rasa senang dan tidak indoktrinatif. (*)
Tugas guru adalah membentuk karakter siswa yang jujur dan tangguh.
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
9
Bidang PONTREN
Direktur PD Pontren Kemenag RI Dr. H. Mohsen, MM. Saat pimpin rapat persiapan, Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) IV tahun 2015 di Asrama Haji Banjarmasin, yang di Hadiri Kepala Bidang Pakis Se Indonesia Kamis 27/02/2015
Kontingen Perkemahan Pramuka Santri Nusantara Nasional (PPSN) ke-IV
P
Tahun 2015 Juara Umum
erkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) IV Tahun 2015 diselenggarakan pada tanggal 1-7 Juni 2015 bertempat di Bumi Perkemahan Agrowisata Tambang Ulang Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan. Pertemuan pramuka tingkat nasional ini dilaksanakan atas kerjasama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dengan Kementerian Agama Republik Indonesia.Kegiatan perkemahan mengambil tema “Dengan Perkemahan Pramuka Santri Nusantara Ke IV Tahun 2015 Kuatkan Jati Diri Santri yang Berakhlak Mulia, Berwawasan Nusantara Untuk Bela Negara dan Jaga Lingkungan” dan motto kegiatan ”Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan”. Menteri agama Republik Indonesia Lukman Hakim Syaifuddin membuka acara Perkemahan Pramuka Santri
10
Nusantara PPSN ke-IV di Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan pada selasa, 2 Juni 2015. Acara ini diikuti oleh lebih 5000 peserta yang berasal dari santri pondok pesantren seluruh Indonesia.Upacara pembukaan berlangsung dilapangan utama Bumi Perkemahan Agro wisata Tambang Ulang Pelaihari Kalimantan Selatan. Menteri agama menjadi Inspektur Upacara pada Upacara pembukaan kali ini, menurut menteri, Pramuka dan santri adalah sebuah kombinasi mentalitas yang serasi. “Santri merupakan individu yang religius, mandiri, dan disiplin. Sedang Pramuka, juga mengajarkan hal sama, yang tercermin dalam Dasa Dharma Pramuka” kata menteri. Menteri Lukman Hakim kemudian menabuh beduk tanda dibukanya event 3 tahunan ini. “Pramuka dan santri adalah sebuah kombinasi mentalitas yang serasi.
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
Santri merupakan individu yang religius, mandiri, dan disiplin. Sedang Pramuka, juga mengajarkan hal sama, yang tercermin dalam Dasa Dharma Pramuka,kesenian Banjar madihin juga ditampilkan dalam upacara pembukaan perkemahan ini, Museum Rekor Indonesia (MURI) mencatat seabagai pelantun Madihin terbanyak dalam sejarah, penitia sebelumnya merencanakan 5000 peserta namun setelah veriikasi MURI tercatat 5859 peserta dan berhak dicatat dalam rekor Indonesia bahkan rekor dunia. Para peserta Perkemahan Pramuka Santri Nusantara IV Tahun 2015 akan mengikuti berbagai macam kegiatan. Kegiatan tersebut antara lain: 1. Upacara Upacara Pembukaan (lap. Upacara) Upacara Penutupan (Lap. Upacara)
Bidang PONTREN Pemecahan Rekor Muri Apel (Kelurahan) 2. Mental Spiritual Shalat 5 Waktu Berjamaah Shalat Malam (qiyamullail)/Tahajud Call dan Muhasabah Tadarus Al Quran Kuliah Tujuh Menit Tablig Akbar/Jumpa Tokoh Bina Ukhuwah / Anjangsana Olahraga/Senam Pramuka 3. Wawasan Munaqasyah dan Diskusi 4. Keterampilan SAR Energi Terbarukan Disaster Manajemen Life Skil Jurnalistik dan Reportase Navigasi Darat Tata Rias (putri) Daur Ulang Sampah 5. Kesakaan Saka Bahari Saka Bakti Husada Saka Bhayangkara Saka Dirgantara Saka Kencana Saka Taruna Bumi Saka Wana Bakti Saka Wirakartika Saka Pariwisata Saka Widyabakti Saka Kalpataru 6. Petualangan Outbound Labirin Jelajah Gunung Mengenal Laut Mencari Jejak 7. Seni Budaya Pentas Kontingen Daerah Karnaval Nusantara Pameran, Bazar 8. Bakti Santri Peduli Lingkungan Santri Peduli Sesama 9. K e g i a t a n Pinkonda & Bindamping Forum Pinkonda Forum Bindamping Seminar/Lokakarya 10. Prestasi Majalah Dinding Mengarang dalam bahasa Arab (Insya’) Mengarang Dalam Bahasa Inggris Pentas Sendra Tari Daerah (Pentas
Seni) Majalah Dinding Kreasi Teknologi Tepat Guna Kebersihan Tenda (K3) Sangga Tergiat Karnaval Pameran
Penutupan
Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN) IV Tingkat Nasional Tahun 2015 resmi ditutup Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan H. Rudi Arifin, di lapangan utama Bumi Perkemahan Tambang Ulang Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan, Minggu 07 Juni 2015 pagi. Gubernur menegaskan, pramuka santri perlu terus diberdayakan, khususnya dalam upaya memupuk nasionalisme dan kepedulian sosial di kalangan generasi muda. “Gerakan pramuka merupakan pelopor dalam membentuk karakter untuk memba ngun pemuda yang tangguh, unggul, dan peduli terhadap permasalahan sosial di negeri ini,”katanya. Acara penutupan PPSN tahun 2015 itu juga dihadiri Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama Dr. H. Mohsen dan Kepala Kanwil Kementerian Agama Kalsel H. Muhammad Tambrin. Penutupan gelaran akbar pramuka santri itu sendiri diawali dengan upacara adat Bhineka Tunggal Ika dengan melepaskan kapak pusaka yang ditancapkan pada sebongkah kayu saat pembukaan PPSN pada 1 Juni 2015. Pada upacara tersebut juga dibacakan Sumpah Janji Pramuka berupa sandi Bhineka Tunggal Ika. Upacara penutupan PPSN 2015 itu berlangsung khidmat meski dalam guyuran hujan. Banyak prestasi diraih selama perkemahan pramuka santri tersebut, salah satunya adalah khataman Al-Quran serta hadirnya satu sangga yang semua anggotanya hafal Al-Quran 30 juz yang berasal dari kontingen Prov. Jawa Tengah. Gubernur Kalsel dalam sambutan penutupan acara lebih lanjut mengemukakan, berakhirnya PPSN menjadi momentum untuk lebih menghayati pentingnya gerakan dan kegiatan pramuka, khususnya di kalangan santri. “Pramuka harus bisa menjadi pelopor dalam mengatasi masalah yang dihadapi generasi muda seperti kriminalitas dan
rendahnya rasa hormat serta perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral dan agama,” kata Rudy sambil mengemukakan harapan agar pramuka berbenah diri dalam mengelola organisasi dan pendanaannya. Menutup sambutannya, Gubernur Kalsel menyatakan apresiasi yang tinggi kepada Kwarnas Pramuka, Kementerian Agama, dan Kanwil Kementerian Agama se-Indonesia serta Bupati Tanah Laut yang memberikan dukungan penuh bagi suksesnya PPSN IV tahun 2015. Sementara itu kepala Kanwil Kemenag Prov. Kalsel H. Muhammad Tambrin dalam laporannya mengucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi memberikan bantuan tenaga, fikiran dan do’a untuk menyukseskan PPSN IV. Rangkaian penutupan PPSN IV juga sekaligus mengumumkan juaramasingmasing perlombaan. Dan Kontingen PPSN Prov. Jawa Tengah berhasil meraih Juara Umum dengan meraih Juara I Lomba Mading, Juara I Lomba TTG, Juara 2 Lomba K3 Pertendaan, Juara 3 Lomba De Vile Karnaval, dan Juara 3 Esay Bahasa Inggris. Serta yang meraih Golden Tiket Kemah santri keliling Asia yakni M. Abyan Dzaka Santri yang juga Hafidz Qur’an dari PP Yanbu’ul Qur’an Kab. Kudus Salah satu peserta Kontingen Provinsi Jawa Tengah, Agus Prasetyo mengatakan sangat bersyukur bisa ikut pada PPSN IV ini. “Ini kali pertama saya ke Kalimantan Selatan dan juga merupakan pengalaman pertama bisa naik pesawat. Banyak hal yang saya dapatkan selama seminggu di Bumi Perkemahan Tambang Ulang ini karena bisa kenal dan akrab dengan temanteman dari seluruh nusantara. Saya jadi paham dengan dialek masingmasing daerah,” ungkap Agus. Kabid PDPontren Prov. Jawa Tengah Drs. H. sholikhin, MM mengucapkan selamat dan bersyukur atas Prestasi Juara Umum yang diperoleh dari Kontingen Prov. Jawa Tengah. Prestasi ini diraih berkat dukungan dari Kakanwil Kemenag Prov. Jateng Drs. H. Ahmadi, MAg, Kwarda Pramuka Prov. Jateng, Kasi PDPontren/PAKIS Kemenag Kab/Kota Se Jawa Tengah, Pengasuh Pondok Pesantren, serta seluruh Panitia, Bindamping, danPinkonda.
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
huda
11
Bidang URAIS
Wajah Baru KUA Kecamatan
D
“KUA Citra Baru”
alam rangka usaha me ningkatkan profesionalisme dan exelent service pada Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan, setiap tahun diselenggarakan pemilihan KUA Teladan, dengan harapan semua Kepala KUA berpacu untuk memperoleh predikat KUA Teladan baik di tingkat Kabupaten, Karesidenan, tingkat Provinsi lebih lebih memperoleh prestasi tingkat Nasional. Mengacu Keputusan Dirjen Bimas Islam nomor DJ.II/231 tahun 2013 tentang Pedoman Penilaian KUA Teladan, dan surat Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari’ah nomor DT.II.1/2/HM.01/620/2015 tanggal 5 Maret 2015 tentang Pemilihan KUA Kecamatan Teladan tahun 2015, Kanwil Kemenag Prov. Jateng melaksanakan Pemilihan KUA Teladan tingkat Provinsi Jawa Tengah, dimulai tanggal 28 Mei 2015 sebagai tahap awal, yakni test tertulis, test wawancara dan penilaian dokumen profil KUA. Selanjutnya tahap kedua melakukan survei lapangan untuk mengetahui secara pasti kondisi sarana dan prasarana serta pelayanan publik dan klarifikasi isi dokumen profil. Lomba KUA Teladan Untuk memacu kedisiplinan dalam melayani masyarakat diadakan pemilihan KUA Teladan, pemilihan KUA Teladan sebagai tradisi yang baik dan telah cukup lama dijaga oleh Kementerian Agama kemudian dilakukan kreasi atau inovasi sehingga bisa lebih memacu untuk berlomba menuju kebaikan atau “fastabiquil Khoirot” diharapkan Kegiatan ini jangan dipersepsikan
12
hanya milik Kementerian Agama tapi juga oleh Pemerintah Daerah agar bisa ikut terlibat secara aktif dan merasa handarbeni, bahwa Kantor Urusan Agama (KUA) merupakan etalase terdepan Kementerian Agama, baik buruknya instansi ini dipengaruhi oleh performance atau kinerja KUA yang keberadaannya di semua kecamatan di penjuru tanah air, KUA adalah garda terdepan dalam membangun citra atau image Kementerian Agama. Karena KUA berhadapan dan memberi pelayanan secara langsung terhadap masyarakat. Pelayanan yang Ideal pada KUA Bagaimana performance KUA yang ideal dan mampu menaikkan citra Kementerian Agama serta membangun image public tentang keberadaan KUA yang berintegritas. hal inilah yang harus dicapai dalam pemilihan KUA Teladan. memiliki beberapa kelebihan dalam membangun integritas KUA, yakni diwujudkan dalam pelayanan berbasis Teknologi Informasi dan tata kelola kantor yg inovatif. Sebagai sebuah kantor pelayanan publik yang representatif untuk mewujudkan wajah baru Kantor Urusan Agama bisa mewujudkan KUA yang berintegritas, profesional, inovatif, bertanggung jawab dan mampu menjadi teladan dalam memberikan pelayanan publik, ada standar minimal yang harus di penuhi, yaitu sbb: A. Standar Pelayanan Publik Untuk mengukur profesionalitas sebuah pelayanan publik harus ditetapkan sebuah Standar Pelayanan Publik minimal mememenuhi unsur berikut : - Sikap ramah dan santun misalnya
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
mudah senyum, tegur salam, siap membantu, cepat dan tepat/benar. - Jelas dan Pasti terkait dengan prosedur, persyaratan, petugas, rincian biaya resmi sesuai dengan PP No 19 tahun 2015 atau pelayanan nikah di luar kantor Rp. 600.000,- dan semua pelayanan di kantor Rp.0,- Aman dan Nyaman ; kepuasan klien, kenyamanan dan kepastian hukum - Terbuka atau Transparan terkait dengan prosedur, persyaratan, pejabat penagungjawab, waktu penyelesaian - Adil dan bijaksana dalam pelayanan sesuai daftar urut/ panggilan - Bersedia menerima konsultasi, kritikan ataupun dumas B. Standar Sarana dan Prasarana Pelayanan Publik Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, KUA harus melengkapi sarana dan prasarana yang representatif agar masyarakat yang menerima pelayanan dapat merasakan nyaman dan puas, dukungan sarana dan prasarana yang harus dipenuhi minimal sebagai berikut: - Luas Tanah dan Gedung minimal 500 M2 dan 200 M2 - Jumlah ruangan tercukupi sesuai kebutuhan - Front Office Pelayanan - Ruang tunggu yang representatif dilengakapi dengan kursi, ruang ber AC dan TV - Balai Nikah yang representatif dilengkapi dengan AC dan TV serta IP Camera. Drs HA Saifulloh, MAg Kabid Urais dan Binsyar Kanwil Kemenag Prov. Jateng
Bimas Kristen
Puzzle Kehidupan Siapa yang tidak mengenal puzzle? Puzzle merupakan mainan yang populer. Dan bagi anak-anak mainan ini sangat bermanfaat bagi tumbuh-kembang anak. Meski demikian ada pula orang dewasa yang juga gemar memainkan puzzle, tentu saja dengan tingkat kesulitan yang berbeda dengan permainan puzzle untuk anak-anak.
P
uzzle memiliki bagian-bagian yang harus disatukan dengan bagian yang lain yang pada keseluruhannya akan menghasilkan sebuah gambar yang bermakna. Puzzle untuk orang dewasa biasanya menghasilkan gambar yang indah dengan bagian puzzle yang sangat banyak, rumit dan memiliki warna, bentuk, serta coretan gambar yang hampir mirip sehingga kadang membingungkan namun juga sekaligus menantang. Tak jarang kadang orang yang memainkannya akan membutuhkan waktu beberapa menit untuk berfikir potongan manakah yang harus diambil lebih dulu. Ketika kita kesulitan menentukan potongan mana dulu yang akan disusun maka sudah seharusnya gambar petunjuk menjadi acuan dalam menyelesaikan setiap paket permainan puzzle. Kemiripan bentuk, warna maupun coretan gambar pada potongan puzzle seringkali membuat kita mengambil potongan yang salah dan mencoba memasangkan namun tidak cocok, lalu kemudian kita kembalikan lagi dan memilih-milih lagi sampai kita menemukan potongan yang tepat, demikian seterusnya sampai seluruh potongan terpasang dan gambar
yang dihasilkan tepat persis dengan petunjuk yang telah diberikan. Sebenarnya, kalau kita amati kehidupan manusia pun mirip dengan puzzle. Ibarat puzzle, kejadian-kejadian dalam kehidupan kita seperti potongan-potongan puzzle yang sedang kita susun yang nantinya akan menghasilkan kesatuan gambar yang indah seperti yang dikehendaki oleh Sang Pencipta. Gambaran utuh nan indah itulah yang menjadi acuan atau visi kita dalam kehidupan ini. Visi tersebut yang menjadi petunjuk bagi kita dalam mengambil setiap keputusan dalam mengarungi bahtera kehidupan kita di dunia ini. Ada kalanya kita berada di persimpangan jalan dan tak jarang kita dibuat bingung oleh banyaknya pilihan yang ada di depan mata, semua tampak begitu mirip dan seolah cocok dengan
dengan kebutuhan kita. Kita perlu berhati-hati ketika diperhadapkan pada berbagai pilihan potongan puzzle kehidupan yang begitu banyak. Kita terus mencoba satu persatu potonganpotongan tersebut, namun bisa saja potongan yang kita ambil salah dan tidak pas, lalu kita mencoba pilihanpilihan yang lain berulang kali. Saat potongan puzzle yang diambil tidak juga tepat dengan potongan yang telah ada sebelumnya, kita akan mengalami perasaan lelah, bosan, jengkel sendiri
bahkan stres. Namun seperti halnya permainan puzzle, puzzle kehidupan kita pun sebenarnya memiliki petunjuk yang akan menolong kita mengambil potongan puzzle dengan tepat. Ada buku besar Allah yang sudah Ia siapkan untuk manusia, yaitu Firman Allah yang tertuang dalam Alkitab. Alkitab merupakan buku petunjuk dan acuan bagi kita supaya kita bisa menentukan potongan puzzle manakah yang harus dipilih dan dipasangkan dengan potongan sebelumnya. Kita tidak perlu kuatir tidak mampu melanjutkan puzzle kehidupan kita dengan benar. Allah berbicara melalui Firman-Nya yang semuanya ada tertulis di dalam Alkitab. Petunjuk-Nya selalu ada buat kita. Tinggal bagaimana dengan kita, manusia fana ini, apakah kita rajin dan ingin terus membaca buku petunjuk puzzle kehidupan kita atau sebaliknya? Apakah kita ingin gambar kehidupan kita selesai dengan gambar yang utuh, indah, bermakna dan sempurna bagi Allah maupun bagi sesama atau justru sebaliknya. Semakin sering kita membaca Alkitab maka semakin mengerti pula kita akan apa yang menjadi keinginan Sang Pencipta bagi hidup kita. Namun buku petunjuk tidak akan pernah berarti apabila kita hanya membacanya, tanpa kembali memandang pada potongan puzzle kehidupan kita lalu mengambil keputusan untuk memilih kepingan potongan yang benar hingga seluruh potongan itu terpasang, sampai sebuah mahakarya kehidupan seorang manusia selesai. “Firman-Mu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Mazmur 119 :105” Sudahkah kita menjadikan Alkitab yaitu Firman Tuhan sebagai petunjuk dalam kita menjalani puzzle kehidupan kita? Selamat melanjutkan puzzle kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati. Shalom.
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
dina
13
Bimas Katolik
Pesan Paus Fransiskus
Resep Sederhana agar Pernikahan Katolik Langgeng Paus Fransiskus di lapangan St. Petrus Vatikan, di depan 25.000 sejoli, menawarkan resep sederhana untuk pernikahan langgeng. Paus menyebutkan resep itu hanya berupa tiga ungkapan sederhana tapi sulit diungkapkan dalam berelasi dengan sesama atau dalam keluarga, yaitu : TOLONG – TERIMA KASIH – MAAF.
K
ata "TOLONG – TERIMA KASIH – MAAF adalah bentuk ungkapan yang sopan, bersyukur atas segala hal, dan penyesalan yang dapat melestarikan pernikahan dan meningkatkan cinta satu sama lain dalam keluarga dari waktu ke waktu”. Dan ungkapan di atas sungguh meneguhkan, yang dapat kita lontarkan dalam setiap kesempatan berelasi dengan pasangan hidup kita. "Jangan mengakhiri hari tanpa membuat perdamaian atau berdamailah sebelum matahari terbenam. Bila pasangan mengakhiri satu hari saja dalam pernikahan tanpa perdamaian, maka pernikahan tersebut akan menjadi keras dan dingin. Dan menjadi sulit untuk berdamai pada hari berikutnya”, demikian nasehat Paus Fransiskus pada saat itu. Paus Fransiskus juga menyesalkan banyaknya pernikahan yang berakhir dengan perceraian. Paus menduga fenomena perceraian itu bersumber pada "budaya hubungan sementara" yang membuat orang-orang enggan membuat komitmen seumur hidup. Perkawinan Katolik adalah
14
Sakramental (kudus dan suci) sepanjang hidup, monogam dan tak terceraikan alias hanya maut yang memisahkan. Namun bahwa setiap orang pasti pernah membuat kesalahan dan tak ada satu orang pun yang sempurna. Demikian juga kita dan anda serta pasangan hidup tidaklah sempurna. Hanya Tuhan yang sempurna !!!. Tapi "Jangan pernah berbicara tentang ibu mertua yang sempurna," canda Paus dalam pesannya. Pernikahan Itu Tak Terputuskan “Apa yang telah dipersatukan Allah tak boleh diceraikan manusia” (Matius 19:16) merupakan teks yang sangat kuat dalam Kitab Suci yang diucapkan oleh Yesus sendiri tentang kekuatan dari perkawinan itu. Perkawinan merupakan anugerah Allah. Ia yang mempersatukan kedua insan. Oleh karena perkawinan merupakan karya Allah bagi manusia maka karya yang suci itu tak dapat dipisahkan atau dibatalkan oleh tangan manusia kecuali ada alasan yang kuat yang berlawanan dengan hukum perkawinan. Dalam iman katolik, perkawinan dimeteraikan oleh tangan Allah sendiri dalam sakramen perkawinan. Olehnya, perkawinan tak akan dan tak dapat diceraikan oleh manusia. Inilah yang merupakan ciri atau kekhasan pernikahan atau perkawinan Katolik terutama katolik. Jika suatu saat, karena ketegaran hati dan ketidaktaatan terhadap perintah Allah ini, maka itu adalah tanggung jawab setiap pribadi dihadapan Allah. “Mereka bukan lagi dua melainkan satu” demikianlah dikatakan Yesus. Adalah suatu karya Allah ketika Ia mempersatukan Adam dan Hawa. “Inilah tulang dari tulangku dan daging dari dagingku”, karena Hawa diambil dari tulang rusuk Adam. Allah menyatukan kedua insan dan persatuan
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
ini tak terpisahkan. Inilah hakikat perkawinan yang diajarkan Yesus. Seorang bapa Gereja, Santo Tertulianus mengungkapkan hal ini dengan sangat indah: “Bagaimana saya dapat melukiskan kebahagiaan perkawinan, yang disatukan oleh Gereja, dikukuhkan dengan persembahan, dimeteraikan oleh berkat, diwartakan oleh para malaikat dan disahkan oleh Bapa. Betapa mengagumkan pasangan itu; dua orang beriman dengan satu harapan, satu keinginan, satu cara hidup, satu pengabdian, anak-anak dari satu Bapa, abdi dari satu Tuhan. Tak ada pemisahan diantara mereka dalam jiwa maupun dalam raga tetapi sungguh dua dalam satu daging. Bila dagingnya satu, satu pula roh mereka.” Mengapa Gereja Katolik sangat keras dalam hal perkawinan ? Ini karena gereja melihat suatu makna yang terdalam dari perintah Tuhan sendiri. “Apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia.” Mereka (suami istri) dipanggil untuk tetap bertumbuh dalam kesatuan mereka melalui kesetiaan dari hari kehari terhadap janji perkawinannya untuk saling menyerahkan diri seutuhnya. Perkawinan Katolik dipandang sebagai suatu anugerah Allah dan anugerah Allah adalah baik adanya. Didalam perkawinan Allah berkarya dengan rahmat-rahmat-Nya. “Sakramen perkawinan adalah tanda untuk perjanjian Yesus Kristus dan Gereja. Ia memberi rahmat kepada suami istri agar saling mencintai dengan cinta, yang dengannya Kristus mencintai Gereja. Dengan demikan rahmat sakramen menyempurnakan cinta manusiawi suami istri, meneguhkan persatuan yang tak terhapuskan dan menguduskan mereka dijalan menuju hidup abadi” (bdk. Konsili Trente DS 1799). Bimas Katolik Kanwil Kemenag Prov Jateng
Bimas Hindu
Kegiatan Kemah Pemuda Hindu Provinsi Jawa Tengah Arus globalisasi membawa perubahan pada setiap sendi kehidupan. Dampak kemajuan teknologi semakin terasa dalam kehidupan sehari-hari, baik dampak positif maupun yang negatif.
G
enerasi muda dan remaja tidak terlepas pula dari dampak tersebut. Tidak sedikit kasus kenakalan remaja, narkotika maupun asusila tindak asusila menjadi topik berita di media masa. Untuk mencegah dan menanggulangi hal tersebut pada generasi muda Hindu perlu adanya pembinaan yang tepat. Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan generasi muda Hindu menjadi tanggung jawab bersama antara orang tua, masyarakat, pemerintah dan remaja itu sendiri. Hal ini dapat dilakukan melalui upaya peningkatan pemantapan Sradha dan Bhakti terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu upaya pemerintah dalam hal ini Bimas Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah dalam pembinaan tersebut dengan mengadakan kegiatan Kemah Pemuda Hindu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015. Pembinaan dalam bentuk Kemah Pemuda Hindu dilakukan dengan cara menanamkan dan menumbuh kembangkan kesadaran bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, memperkokoh kepribadian, meningkatkan disiplin, mempertinggi budi pekerti, meningkatkan kecerdasan dan kreativitas, memperkuat semangat belajar dan etos kerja, serta memiliki keahlian dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani untuk mewujudkan generasi muda Indonesia khususnya generasi muda Hindu yang berkualitas.
Upacara Pembukaan kegiatan Kemah Pemuda Hindu Prov Jateng Tahun 2015.
Materi yang disampaikan pada Kegiatan Kemah Pemuda Hindu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 dilingkungan Bimas Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut : Peran Pemerintah dalam Peningkatan Partisipasi Keagamaan pada Generasi Muda, Ice Breaking, Dinamika Kelompok, Game tentang Koordinasi dan Kerjasama Kelompok, Strategi dan Pengembangan Pembinaan pada Generasi Muda Hindu, dan Peran dan Tanggung Jawa Generasi Muda dalam Pengembangan Agama Hindu. Narasumber pada kemah tersebut diantaranya : H. Andewi Susetyo,SH, Himawan, Bernadus Andre Dwi Hartono, Arif Sawoko Yudianto, Drs. A.A Ketut Darmaja, M.Pd.H, dan Drs. I Dewa Made Artayasa selaku Pembimas Hindu Jawa Tengah. Kegiatan Kemah Pemuda Hindu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 dilingkungan Bimas Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah mengambil Tema “Dengan Kemah Pemuda Hindu Kita Tingkatkan
Solidaritas dan Kepedulian Terhadap Perkembangan Umat Hindu“ Peserta pada kemah pemuda sejumlah tujuh puluh peserta dari Kabupaten/ Kota di Jawa tengah, semua peserta antausias dengan kegiatan kemah pemuda hindu dan mereka berharap kedepan kemah pemuda akan ada lagi dengan peserta lebih banyak demikaian di sampaikan oleh peserta dari Kabupaten Banyumas. Dengan kegiatan kemah peserta membuat grup jejaring sosial baik itu facebook maupun BBM. Harapanya dengan kemah pemuda Hindu terbangun komunikasi yang baik antara pemuda Hindu dan menyampaikan berbagai berita kegiatan di daerah masing-masing. Pembimas Hindu Jawa Tengah menekankan pada sesi terakhir penutupan bahwa pemuda adalah generasi yang akan menjadi penerus bangsa maupun agama, untuk itu perlu adanya bekal pengetahuan yang cukup, tidak seperti katak dalam tempurung tetapi terus bergerak dan berperan aktif untuk menjemput bola, sehingga lebih maju tidak lagi menjadi pemuda yang pasif. (*)
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
Tri Wahono
15
Bimas Buddha
Toleransi dalam Pandangan Buddha Di Indonesia kita mengenal berbagai agama dari agama yang masih primitif (animisme dan dinamisme) sampai dengan agama-agama besar dunia.
D
i antara agama-agama tersebut, agama Buddha adalah salah satunya. Oleh sebab itu, agama Buddha menyadari keberadaan keyakinan dan agama lain serta berusaha hidup rukun, damai, dan harmonis dengan keyakinan lain tersebut melalui toleransinya yang besar terhadap ajaran lain tersebut. Hal ini sudah terjadi sejak zaman Buddha Gautama hidup dulu di India sampai saat ini di mana agama Buddha menyebar ke berbagai penjuru dunia. Suatu ketika Buddha bersama lima ratus orang siswa-Nya dari satu kota ke kota lain. Mengikuti di belakang rombongan Sang Buddha, dua orang pertapa pengembara, yaitu seorang guru dan muridnya. Walaupun ke duanya guru dan murid, kedua berbeda pandangan terhadap ajaran Buddha; selama perjalanan sang guru menghina dan merendahkan ajaran Buddha, sedangkan muridnya berusaha memuji dengan berbagai cara. Perdebatan keduanya berlangsung selama perjalanan hingga akhirnya rombongan Buddha mendapatkan tempat persinggahan untuk beristirahat. Saat itu para bhikkhu membicarakan tentang kejadian ini dan bagaimana Buddha diam saja walaupun jelasjelas keduanya yang berdebat tentang ajaran Beliau berada persis di belakang rombongan tersebut. Ketika Buddha mengetahui pembicaraan tersebut, Beliau berkata: “Para bhikkhu, jika seseorang menghina-Ku, Dhamma (ajaran Buddha), atau Sangha (perkumpulan para bhikkhu), kalian tidak boleh
16
marah, tersinggung, atau terganggu akan hal itu. Jika kalian marah atau tidak senang akan penghinaan itu, maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian. Karena jika orang lain menghina-Ku, Dhamma, atau Sangha, dan kalian marah atau tidak senang, dapatkah kalian mengetahui apakah yang mereka katakan itu benar atau salah?” “Tidak, Bhagava,” jawab para bhikkhu. “Jika orang lain menghina-Ku, Dhamma, atau Sangha, maka kalian harus menjelaskan apa yang tidak benar sebagai tidak benar, dengan mengatakan: ‘Itu tidak benar, itu salah, itu bukan jalan kami, itu tidak ada pada kami’.” “Jika orang lain memuji-Ku, Dhamma, atau Sangha, kalian tidak boleh gembira, bahagia, atau senang akan hal itu. Jika kalian gembira, bahagia, atau senang akan pujian itu, maka itu akan menjadi rintangan bagi kalian. Jika orang lain memujiKu, Dhamma, atau Sangha, kalian harus mengakui kebenaran sebagai kebenaran, dengan mengatakan: ‘Itu benar, itu tepat sekali, itu adalah jalan kami, itu ada pada kami’.” (Brahmajala Sutta) Pada kesempatan lain, seorang umat awam Buddha hendak mengunjungi Sang Buddha, namun saat itu waktunya tidak tepat karena masih terlalu
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
pagi dan biasanya Buddha sedang bermeditasi pada waktu demikian. Oleh sebab itu, orang tersebut mengunjungi tempat pertapaan pengikut ajaran lain dan ia terlibat percakapan serius di mana para pertapa tersebut mengatakan hal-hal yang tidak baik terhadap Sang Buddha. Ketika Buddha mengetahui hal ini, Beliau mengunjungi tempat pertapaan tersebut dan melalui serangkaian tanya jawab antara kedua pihak, Buddha berhasil melenyapkan pandangan salah para pertapa ajaran lain tersebut. Namun demikian, pada akhir kotbah para pertapa tersebut tidak menjadi pengikut Buddha. Saat itu Buddha berkata: “Nigrodha, engkau mungkin berpikir: ‘Petapa Gautama mengatakan hal ini untuk mendapatkan murid.’ Namun jangan engkau beranggapan demikian. Biarlah ia yang menjadi gurumu tetap menjadi gurumu. Atau engkau mungkin berpikir: ‘Beliau ingin kami meninggalkan peraturan-peraturan kami.’ Namun jangan engkau beranggapan demikian. Biarlah peraturanmu tetap berlaku seperti apa adanya. Atau engkau mungkin berpikir: ‘Beliau ingin kami meninggalkan gaya hidup kami.’ Namun jangan engkau beranggapan demikian. Biarlah gaya hidupmu tetap seperti apa adanya. Atau engkau mungkin berpikir: ‘Beliau ingin kami mengukuhkan
Bimas Buddha kami dalam melakukan hal-hal yang menurut ajaran kami adalah salah, dan yang dianggap demikian oleh kami.’ Namun jangan engkau beranggapan demikian. Biarlah hal-hal yang kalian anggap salah tetap dianggap demikian. Atau engkau mungkin berpikir: ‘Beliau ingin menarik kami dari hal-hal yang menurut ajaran kami adalah baik, dan yang dianggap demikian oleh kami.’ Namun jangan engkau beranggapan demikian. Biarlah hal-hal yang kalian anggap baik tetap dianggap demikian. Nigrodha, Aku tidak berbicara karena alasan-alasan ini.” “Ada, Nigrodha, hal-hal tidak baik yang belum ditinggalkan, ternoda, mendukung kelahiran kembali, menakutkan, menghasilkan akibat menyakitkan di masa depan, berhubungan dengan kelahiran, kerusakan, dan kematian. Adalah untuk meninggalkan hal-hal ini, maka Aku mengajarkan Dhamma. Jika engkau mempraktikkan dengan benar, hal-hal ternoda ini akan ditinggalkan, dan hal-hal yang murni akan tumbuh dan berkembang dan engkau akan mencapai dan berdiam dalam kesempurnaan kebijaksanaan sepenuhnya, dalam kehidupan ini, dengan pandangan terang dan pencapaianmu sendiri.” (Udumbarika-Sihanada Sutta) Pada abad ke 6 SM di India berkembang berbagai ajaran agama selain agama Hindu yang bersumber dari kitab Veda. Selain agama Buddha, terdapat juga agama Jainisme yang diajarkan oleh Jaina Mahavira (disebut juga Nigantha Nataputta dalam kitab-kitab Buddhis) yang hidup sezaman dengan Buddha Gautama. Walaupun agama Buddha sudah hampir punah di tanah kelahirannya, agama Jainisme masih mengakar kuat dan memiliki banyak pengikut di India saat ini. Seorang pengikut awam Nigantha Nataputta yang terkemuka bernama Upali terkenal akan kepandaiannya dalam berdebat. Ia diutus oleh gurunya untuk mengalahkan Buddha dalam perdebatan tentang manakah yang menghasilkan akibat yang lebih besar perbuatan melalui pikiran, tubuh, atau ucapan. Buddha mengajarkan bahwa perbuatan melalui pikiranlah yang menghasilkan
akibat yang lebih besar, sedangkan Nigantha mengajarkan bahwa perbuatan melalui tubuh yang menghasilkan akibat yang lebih besar. Pada akhir perdebatan tersebut, Upali mengakui kebenaran ajaran Buddha dan bermaksud untuk menjadi pengikut Beliau. Namun Sang Buddha berkata: “Perumah tangga, pikirkanlah kembali sebelum kamu berbuat, orang-orang terkemuka seperti dirimu seharusnya berpikir secara hati-hati sebelum bertindak.” Upali menjawab, “Yang Mulia, saya sangat puas dan gembira dengan kata-kata Sang Bhagava tadi. Jika para pertapa lain mendapatkan murid seperti saya, mereka akan membawaku berkeliling kota Nalanda dengan mengatakan: ‘Upali sang perumah tangga telah menjadi pengikut kami.’ Namun di sini Sang Bhagava mengatakan: ‘Perumah tangga, pikirkan kembali sebelum kamu berbuat… dst.’ Sekarang saya menyatakan diri berlindung kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha untuk kedua kalinya. Semoga saya diingat sebagai umat awam yang telah mengambil perlindungan sejak hari ini hingga kehidupanku berakhir.” “Perumah tangga, telah lama sekali keluargamu menjadi penyokong utama bagi para Nigantha. Aku menganjurkan agar dana makanan tetap diberikan kepada para Nigantha yang datang.” “Yang Mulia, saya sangat puas dan gembira dengan kata-kata Sang Bhagava ini: ‘Perumah tangga, telah lama sekali keluargamu menjadi penyokong utama bagi para Nigantha…. dst.’ Yang Mulia, saya telah mendengar tentang Anda: ‘Pemberian dana harus diberikan kepada-Ku saja, tidak kepada orang lain. Pemberian dana harus diberikan kepada para siswa-Ku saja, tidak kepada para siswa ajaran lain. Pemberian dana yang diberikan kepada para siswa-Ku akan memiliki buah yang besar, tetapi tidak pemberian kepada orang lain.’ Namun di sini Sang Bhagava menyarankan saya agar memberikan dana kepada para Nigantha. Kami mengetahui kapan waktunya untuk melakukan hal tersebut. Sekarang saya berlindung kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha untuk ketiga kalinya….” (Upali Sutta)
Siddharttha Gautama meninggalkan kehidupan mewah di istana pada usia 29 tahun. Setelah menyadari kesia-siaan pertapaan penyiksaan diri yang Ia lakukan selama 6 tahun, ia mencapai Pencerahan di bawah pohon Bodhi dengan mempraktekkan meditasi pandangan terang. Selama 45 tahun kemudian Ia dikenal sebagai Buddha dan mengembara ke berbagai daerah di sekitar lembah sungai Gangga untuk mengajar banyak orang. Titik terakhir perjalanan Beliau adalah sebuah kota kecil bernama Kusinara. Saat itu seorang pertapa pengembara bernama Subhadda mendekati Buddha yang sedang menjelang ajal-Nya dan bertanya mengenai kebenaran berbagai ajaran agama yang ada saat itu. Tanpa mengatakan bahwa ajaran Beliau-lah yang paling benar, Buddha menjawab: “Cukup, Subhadda, jangan pikirkan apakah mereka semua, atau tidak seorang pun, atau sebagian dari mereka telah menembus kebenaran. Aku akan mengajarkan Dhamma kepadamu. Dengarkan dan perhatikan baik-baik….” “Dalam ajaran dan disiplin mana pun, Subhadda, di mana tidak terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka tidak akan mungkin ditemukan para pertapa yang telah mencapai kesucian pertama (Sotapanna), kesucian kedua (Sakadagami), kesucian ketiga (Anagami), dan kesucian keempat (Arahat). Tetapi dalam ajaran dan disiplin mana pun di mana terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana dapat ditemukan para pertapa yang telah mencapai kesucian pertama, kedua, ketiga, dan keempat.” (Mahaparinibbana Sutta) Di sini Buddha mengatakan bahwa ajaran mana pun yang mengajarkan Jalan Mulia Berunsur Delapan merupakan ajaran yang dapat menghasilkan orang-orang suci; oleh karena itu, ajaran tersebut adalah ajaran yang benar. Jalan Mulia Berunsur Delapan dalam ajaran Buddha dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu pengembangan perilaku yang bermoral (sila), pembersihan pikiran/ batin melalui meditasi (samadhi), dan pengembangan kebijaksanaan (panna/prajna). (*)
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
17
Khonghucu
“Menghargai yang Puasa dan yang Tidak Berpuasa” Oleh Ws. Dra. Lucia Herawati
Di Negara Indonesia yang kita cintai hidup masyarakat yang sangat plural, beraneka suku bangsa, beragam adat isti adat, kepercayaan dan Agama. Berbagai agama masuk ke Indonesia, tumbuh dan berkembang sejak berabad-abad lalu, menyatu dalam kehidupan masyarakat, pengamalan ajaran agama menjadi prilaku dalam kehidupan sehari-hari.
K
ehidupan masyarakat yang beraneka ragam agama, kadang dapat menimbulkan masalah, kerukunan sangat diperlukan untuk menimbulkan suasana yang damai dan harmonis. Agama menitikberatkan hubungan manusia dengan Yang Maha Khalik Pencipta, masing-masing agama mempunyai penyebutan berbeda. Dalam kehidupan bermasyarakat inilah lebih dibutuhkan kedewasaan. Sikap dewasa beragama dapat dinilai bagaimana kemampuan mengamalkan ajaran agamanya; bagaimana menghargai dan bersikap tepo seliro tenggang rasa terhadap sesama, bagaimana tidak melakukan perbuatan yang diri sendiri tidak ingin orang lain berbuat kepadanya, bagaimana membantu orang lain tegak seperti diri sendiri ingin tegak . Puasa merupakan ibadah yang paling pribadi, hubungan antara manusia dengan Allah Sang Khalik Pencipta. Di bulan Ramadhan penuh ampunan, penuh berkah rakhmat, bulan untuk mengumpulkan pahala, bulan suci di saat umat Islam menuaikan ibadah puasa, bukan
18
hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi tentunya mempunyai makna religi yang sangat dalam. Puasa Ramadhan artinya menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar sehingga terbenam matahari pada bulan Ramadhan. Hukum puasa Ramadhan adalah wajib bagi umat Islam. Umat Islam juga dikehendaki menahan diri dari pada menipu, mengeluarkan kata-kata buruk atau sia-sia, serta bertengkar atau bergaduh. Ini karena puasa merupakan medan latihan memupuk kesabaran, kejujuran. Secara tidak langsung amalan puasa akan menyuburkan sikap murni di dalam diri pelakunya. Adalah menjadi harapan kita agar ke semua nilai yang baik ini akan terus dipraktikkan ke bulan-bulan berikutnya. Di dalam ajaran agama Khonghucu juga ada puasa, sebagai ibadah karena diyakini adanya TIAN Tuhan Yang Maha Kuasa, puasa dan pantang dengan cara pelaksanaan yang tentunya berlainan. Nabi Kong Zi bersabda: “Sungguh Maha Besarlah Kebajikan Tuhan yang Maha Rokh; Dilihat tiada nampak, didengar tiada terdengar, namun tiap wujud tiada yang tanpa Dia; Demikianlah menjadikan umat manusia di dunia berpuasa, membersihkan hati dan mengenakan pakaian lengkap sujud bersembahyang kepada Nya. Sungguh Maha Besar Dia, terasakan di atas dan di kanan-kiri kita ; Kenyataan Tuhan Yang Maha Rokh itu tidak boleh diperkirakan, lebih-lebih tidak dapat ditetapkan.” (Zhong Yong Kitab Tengah Sempurna VX) Ini ujian bagi umat beragama, bagaimana menciptakan suasana tentram harmonis, adem ayem, sehingga umat Islam dapat melakukan ibadahnya dengan baik, dari hari kehari membersihkan hati kembali menjadi manusia yang suci. Selama Ramadhan ini, selayaknya kita untuk
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
saling menghormati dan menghargai baik antara orang yang berpuasa dengan yang berpuasa lainnya, antara orang yang berpuasa dengan yang tidak berpuasa dan antara orang yang tidak berpuasa dengan orang yang berpuasa. Bagi yang tidak berpuasa menjadi kewajiban menghormati yang berpuasa, dengan menjaga tingkah laku kita, misal kalau kita makan, minum, merokok jangan di depan kawan kita yang berpuasa, jangan mengundang jamuan makan di saat waktu puasa. Sebaliknya bagi yang berpuasa juga memberi ruang bagi umat yang tidak puasa. Tentunya bagi yang tidak puasa, memerlukan makanan dan minuman, memerlukan warung makan jika diperlukan, pemilik warung makan juga membutuhkan aktifitas yang menghasilkan secara ekonomi. Jika dapat saling menghormati dan toleransi maka akan terhindar adanya konflik. Di masyarakat ada kelompok yang berkedok agama, yang menggunakan agama bagi kepentingannya, sering melakukan tindak kekerasan, melakukan kegiatan yang bukan menjadi tugasnya dan tidak bersikap dewasa. Hal demikian meresahkan masyarakat dan memporakporandakan kehidupan masyarakat dan kerukunan. Sesuatu yang indah jika terjalin teposeliro, yang berlanjut pada persahabatan dan terwujud kerukunan. Bagaikan simfoni yang harmoni, berbagai alat musik yang mengalunkan bunyi masing-masing, teratur saling mengisi mengalunkan lagu yang merdu yang enak didengar. Karena itu sangat penting untuk membina hubungan baik antar umat beragama, saling menghargai, saling menghormati, menjunjung tinggi perbedaan dan bersikap tenggang rasa/teposeliro Selamat Bulan Ramadhan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa (*)
Dinamika Daerah
Walikota Salatiga, Yuliyanto membubuhkan tanda tangan pada spanduk pernyataan sikap Forkompida, “NKRI dan Perdamaian Harga Mati !”
Salatiga
Wonogiri
NKRI dan Perdamaian adalah Harga Mati
Bupati : Ramadhan Momentum Kesederhanaan dan Kepedulian
alatiga merupakan miniatur dari sebuah negara besar yang bernama Indonesia yang terdiri dari berbagai etnis dan agama yang tinggal di kota ini. Oleh karena itu kewajiban masyarakatnya adalah senantiasa menjaga perdamaian dan keamanan kota ini. Salah satunya adalah melalui forum komunikasi seperti ini. Demikian salah satu poin sambutan Walikota Salatiga, Yuliyanto, dalam pengarahannya pada forum pertemuan antara Forkompida kota Salatiga, para tokoh agama, dan tokoh masyarakat dalam rangka penandatanganan pernyataan sikap yang berisi komitmen untuk turut menjaga keamanan dan berperan aktif dalam menjaga perdamaian di Salatiga. Penandatanganan tersebut dilaksanakan seusai para tokoh tersebut berdialog di Rumah Dinas Walikota Salatiga, Minggu malam 26/ 07. Walikota Salatiga juga membubuhkan tulisan ‘NKRI dan Perdamaian HargaMati !!!’’ dalam spanduk pernyataan sikap dan kemudian diikuti dengan penandatanganan oleh seluruh tokoh agama dan tokoh masyarakat yang hadir dalam pertemuan tersebut. Ikut hadir dalam dialog tersebut para kepala SKPD di lingkungan pemkot Salatiga, Kepala Kantor Kementerian Agama, para tokoh agama, FKUB, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM), Forum Perdamaian Bangsa Indonesia ( FPBI), Badan Kerjasama Gereja se-Salatiga (BKGS), Majelis Ulama Indonesia (MUI) Salatiga, NahdlotulUlama’ (NU), Muhammadiyah dan juga tokohtokoh masyarakatdari unsur lainnya.
aat ini kita hampir memasuki setengah perjalanan Bulan Ramadhan, tentu telah banyak kita dengarkan tauziah tentang adab, kemuliaan dan keistimewaan bulan seribu berkah ini. Bulan dimana kita memperbanyak amal ibadah, serta menahan hawa dan nafsu. Proses ibadah yang kita jalani dalam bulan Ramadhan ini menjadi “Kawah Candradimuka” bagi kita sekalian dalam membentuk karakter positif dalam melanjutkan kehidupan kita sehingga mampu menumbuhkan jiwa kepekaan sosial kepada sesama umat manusia yang pada akhirnya nanti akan mengantarkan seseorang menuju derajat taqwa. Salah satu hikmah bulan Ramadhan yang relevan dengan kondisi kehidupan bangsa Indonesia saat ini adalah inspirasi tentang kesederhanaan dan kepedulian. Bulan Ramadhan menginspirasi kita bahwa kemuliaan seseorang tidak dilihat dari kemewahan menu saat berbukapuasa, atau bermewah-mewah di Hari Idul Fitri, tetapidilihatdari bagaimana ia mengisi bulan suci ini dengan amal ibadah dan kebaikan yang dilakukannya. Demikian di sampaikanBupatiWonogiriH. Danar Rahmantodalamacarasafari taraweh keliling di Masjid Al Hafiz Desa Giriyoso, Kecamatan Wonogiri, Selasa (30/06/2015)hadir dalam acara tersebut Wakil Bupati Wonogiri, Ketua DPRD Kab. Wonogiri, Asisten Sekda dan kepala SKPD seKabupatenWonogiri. Selain acara sholat taraweh berjamaah juga di isi tausiah dengan menghhadirkan dai muda HM. Mursyidi, S.Ag. MSI Pranata humas Kankemenag Wonogiri, serta di sampaikan bantuan bedah rumah, santunan yatim piatu
S
khusnul khotimah
S
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
19
Dinamika Daerah dan bantuan buku-buku agama dari BAZNAS Kabupaten Wonogiri. H. Danar Rahmanto menambahkan berkaitan dengan upaya membangun dan terus meningkatkan rasa keimanan kita, di Kabupaten Wonogiri telah dicanangkan Gerakan Wonogiri Mengaji. Suatu Gerakan yang mengajak setiap komponen masyarakat untuk melaksanakan aktivitas membaca, memahami, menulis, dan menghafal Al Qur’an. “Tidak lupa saya mengingatkan jamaah sekalian untuk senantiasa mengajak anak-anak dan generasi muda untuk juga terlibat dalam kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan. Sekaligus sebagai upaya membentuk karakter dan jiwa religius bagi generasi yang akan datang” imbuhnya. Sedangkan dalam tausiahnya HM. Mursyidi memaparkan tentangcaramencapaiketenangandan kebahagiaan dunia dan akherat makakitaharusmendekatkandirikitakepada Allah SWT meningkatkan kualitas iman dan taqwa serta meningkatkan amal sholeh. Menjadikan masjid sebagai sentral kegiatan keagamaan baik untuk ibadah dan sholat serta syiar Islam. “Mudah-mudahan dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, kita mendapatkan petunjuk, hidayah dan inayah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab kita masing-masing, serta dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan diakherat” pungkasnya. mursyid-her
Karanganyar
Adakan Bakti Sosial Penyuluh Karanganyar
T
idak ingin melewatkan bulan suci Ramadhan tanpa banyak beramal dan beribadah, dua belas penyuluh Non PNS dan seorang penyuluh Kecamatan Karanganyar menyelenggarakan bakti sosial. Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari, Jum’at dan Sabtu, 3-4/07/2015 ini mengambil tempat di dusun Ngrenak, Kelurahan Delingan, Kecamatan Karanganyar. Menurut panitia penyelenggara Bakti Sosial yang juga seorang penyuluh PNS Kecamatan Karanganyar, Hj.
Ummu Maryam bahwa bakti sosial ini dimotori oleh kedua belas penyuluh Non PNS yang bekerjasama dengan beberapa sponsor.Mereka merasa terpanggil untuk berbagi dengan sesamanya, disamping juga karena bertepatan dengan bulan suci Ramadhan yang merupakan momen tepat untuk beramal dan berbagi kebahagiaan. “Kegiatan bakti sosial dalam rangka bulan suci Ramadhan ini dimulai sejak Jum’at sore hingga Sabtu malam. Pada hari Jum’at kami semua mengadakan buka bersama, shalat tarawih dan ditutup dengan belajar perawatan jenazah”, terang Hj. Ummu. “Sedangkan hari Sabtunya, kami adakan pengobatan gratis dengan dua dokter dan satu bidan. Sebagian kecil obat diberikan oleh Baznas Kabupaten Karanganyar dan lainnya penyuluh yang mengusahakan. Kemudian ada lomba anak-anak TPQ, buka bersama dan tarawih lagi, dan terakhir adalah pengajian akbar”, tambahnya. Pada acara puncak yang tidak lain adalah pengajian akbar, penyuluh PNS dan Non PNS membagikan tujuh puluhan bungkus sembako, pakaian pantas pakai dan uang santunan untuk kaum dhuafa di dusun Ngrenak tersebut. Adapun isi sembakonya adalah beras, minyak, gula, teh dan telur. Hadir pada pengajian akbar tersebut Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar, H. Musta’in Ahmad, Kepala KUA Karanganyar, H. Sutarmo yang menjadi mubaligh pada kesempatan itu, Kapolsek Karanganyar, dan Kepala Desa setempat. Saat menyampaikan sambutannya, Kepala Kankemenag Kabupaten Karanganyar memberikan apresiasi pada penyuluh PNS dan Non PNS yang sudah mengadakan kegiatan amal tersebut. Sembari menjelaskan tentang program-program keagamaan yang menjadi tupoksi Kementerian Agama, Kakankemenag juga menghimbau agar masyarakat senantiasa menjaga kerukunannya, berhati-hati dengan berbagai penipuan yang berkedok agama serta jangan sampai tertipu dengan oknum-oknum yang mengambil keuntungan pribadi atas nama Kementerian Agama. ida
Klaten
Fakir Miskin Berhak Menerima Zakat
F Pembagian 70 bungkus sembako, pakaian pantas pakai dan uang santunan untuk kaum dhuafa.
20
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
akir miskin termasuk dalam 8 asnaf yang berhak menerima zakat.Menjadi agenda tiap tahun di bulan Ramadhan yang penuh berkah dan pahala, Penyelenggara Syariah sebagai leader dalam pengelolaan Bazda, bekerja sama dengan Bazda Kabupaten Klaten mengadakan pentasharufan dana ZIS (Zakat, Infak dan Shodakoh)kepada fakir miskin yang ada di Kabupaten Klaten. KUA sebagai ujung tombak Kementerian Agama di tengah-tengah masyarakat berperan aktif dan sebagai mitra yang baik dalam pentasharufan ZIS. Berdasarkan
Dinamika Daerah
Pentasharufan dana ZIZ melalui KUA kepada 84 orang fakir miskin masing-masing mendapatkan Rp.150.000,- .
pendataan ditingkat kecamatan, fakir miskin yang ada di lingkungan tiap-tiap kecamatan dibagikan melalui KUA masing-masing kecamatan se Kab. Klaten sesuai jadwal yang telah ditentukan. Untuk kali ini pentasharufan dilaksanakan di Kec. Cawas (09/07) bertempat di masjid komplek KUA. Pada kesempatan tersebut Bazda membagikan kepada 84 orang fakir miskin masing-masing mendapatkan Rp.150.000 jadi total dana yang dibagikan untuk fakir miskin di kecamatan Cawas sebesar Rp. 12.600.000. Untuk tahun ini dana ZIS yang dibagikan untuk fakir miskin total Rp. 277.200.000 melalui KUA sebagai kepanjangan tangan Kementerian Agama. Untuk tiap-tiap kecamatan besaran yang dibagikan berbeda-beda sesuai dengan data yang diupdate di KUA, ucap Ketua Bazda Wibowo Muktiharjo. PNS Kementerian Agama Kab. Klaten sangat mendominasi dalam pemasukan ke Bazda, semoga PNS dari Kementerian yang lain bisa mengikuti jejak Kemenag, tegasnya. “Dari tahun ke tahun semoga dapat semakin meningkat orang yang menginfakkan sebagian harta bendanya melalui Bazda, sehingga jumlah yang ditasharufkan akan lebih besar dan lebih banyak dari tahun ini dan mendapatkan ganjaran yang melimpah”, harap Wibowo. agus jun
Pati
Lestarikan Nilai-Nilai Puasa dalam Layanan dan Kinerja
K
eluarga besar Kementerian Agama Kab. Pati menggelar acara “Halal Bihalal” Idulfitri 1436 H sekaligus Pelepasan Calon Jamaah Haji Keluarga Besar Kankemenag Kab. Pati, berlangsung di Aula Lt.II Kankemenag Kab. Pati, Jum’at (24/7/2015). Acara yang dimulai pukul 08.30 WIB itu dihadiri olehKepala Kankemenag Kab. Pati dan istri, Pejabat Struktural dan Fungsional, Kepala KUA se Kab. Pati dan istri, Ketua Pokjawas dan Pengawas Pendidikan Agama se Kab. Pati, Kepala Tata Usaha MAN dan MTsN se Kab. Pati, Penyuluh Agama Islam se Kab. Pati, Ketua dan
Pengurus Dharma Wanita Persatuan Kankemenag Kab. Pati serta para pegawai Kankemenag Kab. Pati. Selaku Ketua Panitia H. Slamet, M.Ag yang merupakan Kasubbag TU melaporkan bahwa Acara Halal Bihalal ini merupakan acara rutin tahunan yang senantiasa dilaksanakan setelah Lebaran tiba. Acara ini sangat penting dalam rangka menjalani ukhuwah islamiyah, yang mengandung makna hubungan dengan sang Pencipta setelah menyelesaikan ibadah kepada Allah yaitu menjalani Ibadah Puasa selama Bulan Ramadhan dan Hubungan dengan sesama manusia yang selama satu tahun menggeluti tugas Negara berhubungan dengan masing-masing individu dimana mungkin terjadi gesekan-gesekan, perbedaan maupun singgungan sehingga dengan adanya acara Halal Bihalal ini dapat menghapuskan dosa-dosa dan kesalahan masing-masing. Halal Bihalal ini merupakan wujud dari perintah Allah untuk senantiasa menjaga tali silaturrahim sesama manusia, dimana pejabat dan pegawai jajaran Kankemenag Kab. Pati. Kepala Kankemenag Kab. Pati Drs. H. Akhmad Mundakir, M.Si dalam pesan-pesannya mengajak untuk melestarikan nilai-nilai puasa dalam layanan dan kinerja. “Warnai tugas-tugas kita dengan sikap dan perilaku jujur, perduli, kebersihan hati, ketajaman nurani, kejernihan pikir, dan kesantunan dalam melaksanakan tugas dan layanan,” ujarnya. Ditambahkan, seusai cuti bersama Lebaran, Kementerian Agama mempunyai tugas penting untuk segera menuntaskan program-program 2015, antara lain mencakup bidang pendidikan, pelayanan dan bimbingan teknis keagamaan, penyelenggaraan ibadah haji, dan tata kelola organisasi yang baik. Selanjutnya Kakankemenag melepas Calhaj Keluarga Besar Kankemenag Kab. Pati 1436 H secara resmi dan mengucapkan “selamat” menunaikan ibadah haji baik yang masuk dalam petugas maupun tidak semoga lancar dalam menjalankan wajib dan rukun ibadah haji, serta berharap untuk petugas yang mendampingi Calhaj agar peduli kepada jamaah karena mereka adalah petugas negara yang diberi amanah untuk mendampingi tamu-tamu Allah. Di akhir sambutannya mengucapkan ‘minal aidzin wal faizin’ 1 syawal 1436 H, mudah-mudahan tarawih tadarus dan puasa kita diterima oleh Allah SWT dan mohon dimaafkan lahir dan batin baik tutur kata, sikap yang disengaja atau tidak, yang terkait dengan tugas kedinasan ataupun tidak untuk dapat dimaafkan sedalam dalamnya. Uraian Halal bi Halal disampaikan oleh Bp. H. Abd. Khamid, M.Ag, Kasi PDPP Kankemenag Kab. Pati yang memaparkan hakikat halal bi halal 3 (tiga) bekal orang beribadah haji yang meliputi bekal materi/finansial, bekal ilmu, bekal kesehatan dan 1 (satu) bekal yang harus dipenuhi adalah ketakwaan kepada Allah SWT. Acara diakhiri saling bermusyafahah dan berjabat tangan dengan Kakankemenag dan segenap pejabat Struktural dan Fungsional, segenap Kepala Satker, Kepala KUA, Pengawas Pendidikan Agama, Penyuluh Agama, dll.
athi’
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
21
Dinamika Daerah Cilacap
Karu Karom Dapat Pahala Haji Plus
S
ebanyak 150 peserta terdiri atas Ketua Regu (Karu) dan Ketua Rombongan (Karom) calon jemaah haji Kabupaten Cilacap, Jum’at (24/7) mengikuti pembekalan sekaligus pengukuan di Aula Graha Darussalam Cilacap. Dalam sambutannya, Kakankemenag Kabupaten Cilacap melalui Kasubbag TU, Jasmin, menegaskan bahwa raihan seseorang dalam mencapai haji mabrur tidak bisa lepas dari peran Karu dan Karom. Pemerintah tidak bisa berbuat banyak tanpa sumbangsih Karu dan Karom. Tugasnya cukup berat, yakni menghimpun anggotanya untuk bisa melaksanakan prosesi ibadah secara sempurna, khusuk dan tenang. Karenanya, setiap Karu dan Karom diminta sungguhsungguh dan didasari rasa ikhlas beramal dalam membantu anggotanya sebagai tugas yang mulia. Dengan demikian, Karu dan Karom bisa mendapat pahala haji plus, yakni selain pahala berhaji juga mendapat pahala atas jasanya membantu sesama. “Haji plus di sini adalah pahalanya, bukan fasilitasnya. Sangatlah beruntung bagi Karu dan Karom yang bisa dengan tulus membantu sesama di samping tidak menerima bayaran dan diri sendiri juga kerepotan. Itulah mulianya tugas Karu dan Karom,” tuturnya. Materi Pemerintah dalam hal ini melalui Kementerian Agama, berusaha semaksimal mungkin dalam melayani calon jemaah haji. Berbekal dari pengalaman yang terjadi di lapangan, maka materi pembinaan Karu dan Karom juga disesuaikan. Adapun materinya adalah penjelasan biaya transportasi dan katering, tugas pokok dan fungasi Karu dan Karom, penanganan kasus-kasus, pengenalan adat istiadat bangsa Arab, keselamatan penerbangan dan Bimbingan kesehatan. Narasumber yang didatangkan yakni, Kasubbag Perundangundangan Bagian Hukum Setda Cilacap, Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Kabupaten Cilacap, Kasi P3WB Dinas Kesehatan dan Ulama. Terkait syariat ibadah
Kasi haji menjelaskan program kebijakan pemerintah.
22
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
haji, calon jemaah haji sudah mendapat bimbingan dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) di wilayah masing-masing. Sarana pendukung utama yang tidak kalah pentingnya adalah kesehatan. Untuk itu, Kuswantoro mewanti-wanti agar calon jemaah haji mengikuti seluruh himbauan dan arahan dari Dinas Kesehatan. Para peserta tampak antusias saat membahas kasus-kasus yang dipaparkan. Wasimin, Ketua IPHI Kab. Cilacap juga mewanti-wanti agar Karu dan Karom melaksanakan koordinasi penuh, sehingga bisa terhindar dari berbagai masalah, dan ketenangan serta kekhusukan prosesi ibadah haji untuk mencapai haji mabrur dapat tercapai. budiono
kudus
Hikmah Nuzulul Qur’an
B
ertolak dari peringatan Nuzulul Qur’an, mudah mudahan kita dapat membersihkan akal dan mensucikan jiwa untuk tidak sekedar kembali pada Alqur’an tetapi mari kita maju bersama Alqur’an. Karena pada hakekatnya Al-Qur’an dipersiapkan oleh Allah SWT agar dijadikan pedoman bagi umat manusia untuk menata kehidupan secara perspektif ke depan dengan tepat dan konstruktif Demikian sambutan Bupati Kudus H. Musthofa dalam acara peringatan Nuzunul Qur’an pada tanggal 1 Juli 2015 bertempat di Alun-alun Kudus, yang diikuti oleh pegawai se Kab Kudus. Selanjutnya dikatakan bahwa sebagai pedoman sudah seharusnya Al-Qur’an menjadi petunjuk bagi umat islam dalam urusan segala hal baik urusan dunia maupun akhirat. Apabila kita memperhatikan ayat ayat Al-qur’an kita akan menemukan sebuah benang merah yang sangat menarik yaitu bahwa manusia itu harus optimis. Optimisme itu dibangun dengan cara mengambil pelajaran masa lampau kita, untuk perspektif ke depan dengan lebih baik lagi. Oleh karena itu tuntutan Al-Qur’an terhadap manusia adalah menghendaki agar manusia mampu mengisi waktunya dengan berbagai aktifitas yang positif, baik untuk kepentingan pribadi maupun lingkungan masyarakat. Selanjutnya Mauidlotul Khasanah yang disampaikan oleh K.H. Abdul Qodir dari Semarang mengatakan bahwa Nuzunul Qur’an merupakan sebuah mukjizat Allah SWT, karena peristiwa ini merupakan proses turunnya Alqur’an kepada Nabi Muhammad untuk memberi petunjuk kepada manusia. Dan sejak pertama kali diturunkan AlQur’an telah mampu mengubah paradigma peradapan manusia. Dan dengan diturunkan Al-Qur’an oleh Allah SWT dimaksudkan untuk memberikan hidayah kepada umat manusia agar mau mengambil hikmah dari semua kejadian yang diceritakan oleh Al-Qur’an terutama ayat al-qur’an yang menceritakan tentang adzab, musibah dan bencana dari Allah yang diturunkan kepada umat umat terdahulu yang merupakan akibat dari perbuatan dosa yang telah mereka lakukan. Sehingga kita semua mau kembali ke jalan yang benar. s. zulaekah
Dinamika Daerah BLORA
Optimalkan Pengelolaan Zakat Untuk Ekonomi Produktif
P
engelolaan Zakat dewasa ini sangat penting sebagai upaya menumbuhkan kemakmuran bagi umat, diantaranya melalui pengembangan ekonomi produktifseperti pengembangan modal usaha yang dimilikiyang mampu memberikan cadangan dana bagi umat, berdaya guna dan berhasil guna. Demikian paparan yang disampaikan oleh Prof. M. Ali Mansur, pengurus BAZNAS Propinsi Jawa Tengah dalam acara Pembinaan Lembaga Amil Zakat (LAZ) se-Kabupaten Blora kemaren (11/6) di Aula Mr. Green Jepon, Blora. Rektor Unissula Semarang tersebut juga menyampaikan bahwa pengelolaan zakat harus dikembangkan menuju orientasi merubah cara berpikir masyarakat yang semula konsumtif menjadi produktif, statis menjadi dinamis dan yang kaku menjadi felksibel karena zakat produktif akan sangat bermanfaat dalam mememecahkan masalah umat, dimana mental masyarakat yang miskin menjadi berwirausaha dan menciptakan lapangan kerja, memiliki sikap manajemen dan kemandirian. “Mengapa zakat produktif penting? karena melalui pengembangan modal akan mampu mengecilkan angka kemiskinan dan ada perubahan mental dari yang berhak zakat (mustahiq-red) menjadi yang menzakati (muzakkired) serta sebagai cadangan danauntuk meningkatkan kesejahteraan umat” paparnya serius. Oleh karena itu, penting sekali peranan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) maupun LAZ di daerah untuk merencanakan, mengalokasikan, mendayagunakan dan mendistribusikan harta pada mustahiq, dan pengelolaan zakat yang baik harus terencana, bertahap dan berkesinambungan. Maka sesuai UU No. 23 Tahun 2011 pengelolaan LAZ hendaknya dikelola secara optimal, tanggungjawab, akuntabel dan transparan melalui laporan yang bisa diaudit siapapun sehingga masyarakat percaya dan yakin untuk memberikan harta yang dimiliki untuk disalurkan sebagaimana mestinya. “Setiap LAZ harus melaporkan pengelolaan kepada LAZ Kabupaten, BAZNAS di semua tingkatannya, Kemenag Kabupaten maupun Kanwil kemenag Jawa Tengah”ungkap Ali Masyur. Ada banyak faktor keberhasilan dalam pengelolaan zakat diantaranya faktor material, orang pengelolanya, metode dan teknik, kualitasnya, apalagi dengan dukungan rancangan Perda tentang zakat dengan segala kajian yuridis, filosofis maupun sosiologis kegunaannya bagi masyarakat. Selain itu, zakat juga akan bisa berkembang apabila masyarakat membudayakannya dan memiliki kesadaran tentang dampak zakat untuk solidaritas sosial, menghilangkan kecemburuan, kedengkian, pencurian dan perampokan, kesenjangan sosial, meningkatkan persaudaraan , menciptakan ketenangan dan ketentraman serta mengembangkan harta benda dalam dua sisi baik spiritual dan ekonomi psikologis.
“aspek zakat sangat luar biasa dari sisi kemanusiaan, penyantunan, kasih sayang dan tolong menolong sehingga mari kita gerakkan sadar zakat terutama untuk produktif dengan optimalisasi pengelolaannya”pungkasnya. Narasumber dari Kanwil Kemenag Jateng, Drs. H. Muhammad Syafieq menyampaikan upaya upaya pendayagunaan zakat di masyarakat, terutama berupa modal atau alat alat usaha dan pelatihan keterampilan untuk kegiatan produkif. Amil harus cermat dan selektif dalam memilih usaha yang akan dijalankan mengingat fungsinya sebagai konsultan dan pendamping usaha karena persyaratan usaha produktif yang dibiayai zakat harus memperhatikan bahwa usaha harus halal, pemilik usaha adalah mustahiq fakir miskin yang memerlukan modal, dan tenaga kerja dari golongan mustahq miskin. “model pengawasan terhadap perguliran usaha zakat produktif seperti konsultan pendampingan bagi mustahiq dalam mengelola usaha supaya tidak disalahgunakan dan memberikan input spiritual bagi mustahiq”papar Kasi Pemberdayaan Zakat Kanwil kemenag Jateng tersebut. Ada beberapa program yang bisa diterapkan untuk zakat produktif diantaranya pemberdayaan perempuan Kepala Keluarga, bantuan modal Usaha Kecil, bantuan modal usaha dan peternakan, Qordul Hasan bagi PNS yang kesulitan pinjaman dan Penguatan BMT, bantuan permodalan bergulir dan bimbingan usaha. Syafiq memaparkan bagaimana upaya pengelolaan zakat produktif itu bisa berkembang sehingga mustahiq miskin bisa keluar dari jerat kemiskinannya dengan usaha mandiri dan berpenghasilan tetap. “ Untuk mencapai tujuan zakat produktif yang berdayaguna maka pengelolaan lembaga yang profesional dan amanah menjadi kunci kesuksesan program dengan regulasi UU No. 23 tahun 2011, PP Nomor 14 tahun 2014 dan dukungan Perda Zakat di Kabupaten”tuturnya. Hal senada diungkapkan kepala kankemenag Blora, Drs. H. Tri Hidayat yang mendorong upaya optimalisasi zakat melalui LAZ, BAZDA yang ada di Kabupaten Blora serta keberadaan Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kankemenag Blora harus lebih ditingkatkan sehingga bermanfaat bagi masyarakat luas. Acara yang dihadiri sekitar 70 peserta yang terdiri dari Unit Pengumpul Zakat kecamatan dan Instansi se-Kabupaten Blora, Bazda Kabupaten maupun LAZ NU dan Muhammadiyah berjalan lancar dengan antusiasme peserta dan dialog interaktif yang menarik. ima
Pemalang
Penilaian Pertama ASN Adalah Kehadiran
S
ebagai evaluasi ASN pada Kankemenag Kabupaten Pemalang selama enam bulan kepemimpinannya, Kepala Kankemenag Taufik Rahman mengadakan pembinaan ASN di Aula Kankemenag (11/6). Pembinaan diikuti oleh seluruh ASN Kankemenag, Kepala KUA Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
23
Dinamika Daerah Kecamatan, Kepala Madrasah Negeri, Pengawas PAI dan Madrasah, dan Penyuluh Agama Islam se-Kabupaten Pemalang. Penilaian pertama seorang ASN adalah kehadiran. Setelah mengisi daftar hadir, ASN diharapkan bekerja sesuai jabatannya. Terlebih ASN Kemenag sudah mempunyai jabatan yang jelas sebagai dasar penetapan tunjangan kinerjanya. “Tolong lebih disiplin lagi, kita sudah dibayar tukin. Bukan masalah tukin kita dipotong nol koma persen, tapi terkait dengan kedisiplinan kita. Saya berharap atasan langsung ASN bertanggung jawab terhadap kinerja bawahannya.” ujarnya. Menurut Taufik, pegawai bisa dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu (i) pegawai yang peduli pada dirinya sendiri, (ii) pegawai yang sudah selesai dengan dirinya sendiri, (iii) pegawai yang tidak mengenal dirinya sendiri. Pegawai yang peduli pada dirinya sendiri adalah orang yang susah untuk bekerjasama dan orang yang jarang bersosialisasi dengan rekan kerja maupun masyarakat sekitarnya. Pegawai yang sudah selesai dengan dirinya sendiri, maka dia memikirkan yang lainnya, suka membantu yang lain, peduli dengan yang lain, bermanfaat bagi rekan kerja dan masyarakat di sekitarnya. Pegawai yang tidak mengenal dirinya sendiri, yaitu pegawai yang tidak tahu tugas dan tanggung jawabnya sendiri dalam bekerja.“Marilah kita selalu berusaha agar menjadi pegawai yang sudah selesai dengan dirinya sendiri sehingga bisa bermanfaat bagi orang lain”, ajak Taufik. Taufik juga berharap agar ASN Kankemenag bisa berperan penting di lingkungan masyarakat. Sudah menjadi rahasia umum bahwa masyakarat seringkali beranggapan bahwa ASN Kankemenag pasti paham akan ilmu agama. Mereka tidak memandang latar belakang pendidikan ASN tersebut. Banyak ASN Kankemenag ketika bermasyarakat diminta untuk memimpin kegiatan keagamaan. Oleh karena itu, ASN Kankemenag diharapkan selalu mempelajari ilmu agama dan paham akan istilah-istilah agama. fajar
Rembang
melalui Kasi Pendidikan Madrasah, Jasim mengimbau peserta untuk mempersiapkan diri secara fisik dan mental. UKA tersebut merupakan langkah awal yang wajib diikuti bagi guru yang telah terdaftar sebagai calon penerima sertifikasi. “Kunci keberhasilan pendidikan salah satunya bergantung pada kualitas tenaga pendidik. Untuk mengukur kualitas tersebut, seorang guru harus menjalani ujian terlebih dahulu. Utamanya guru yang akan mendapatkan sertifikasi,” kata Jasim. Meski diakuinya, tunjangan profesi guru ini sangat diperlukan dalam menunjang kebutuhan hidup. Namun hal utama yang harus diperhatikan adalah bagaimana usaha guru untuk turut memajukan dunia pendidikan di Indonesia. “Menerima tunjangan profesi bukanlan merupakan tujuan utama atas pengabdian guru dalam dunia pendidikan. Tujuan utama yang pasti adalah memajukan pendidikan Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam UUD 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga guru harus mempunyai niat yang tulus untuk menjadikan peserta didik menjadi generasi penerus bangsa yang bisa dibanggakan,” sambungnya. Jika yang bersangkutan lulus UKA, maka akan berhak mengikuti PLPG. Dan apabila lulus PLPG, maka akan bisa menunggu satu tahun untuk menerima sertifikasi. UKA tersebut dilaksanakan di UIN Walisongo pada 29 Juli 2015. Staf Pendidikan Madrasah Kankemenag Kabupaten Rembang, Sri Farida menjelaskan, nama-nama guru calon penerima sertifikasi tersebut tercantum dalam Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Islam nomor 3907 tahun 2015 tentang Penetapan Peserta Sertifikasi Guru dalam Jabatan Bagi Guru Madrasah untuk Mata Pelajaran Al-qur’an hadits, Akidah Akhlaq, Fiqh, SKL Bahasa Arab, Guru Kelas RA, dan Guru Kelas MI. Dan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor: 3908 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peserta Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Bagi Guru Madrasah Untuk Mata Pelajaran Umum Tahun 2015. Shofatus Shodiqoh
Guru agar Tingkatkan Kualitas Pendidikan
P
ara guru diminta untuk selalu meningkatkan kompetensi dalam menjalankan tugasnya di dunia pendidikan. Peningkatan kompetensi tersebut harus dilakukan secara kontinyu, utamanya dalam menghadapi perkembangan dunia yang kian modern ini. Demikian mengemuka dalam pembekalan Ujian Kompetensi Awal (UKA) bagi guru calon penerima sertifikasi yang diadakan di aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang, pada 29 Juli lalu. Terhadap 79 guru calon penerima sertifikasi tersebut, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rembang
24
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
Peserta UKA dengan semangat mendengarkan arahan dari kasi Mapenda Kankemenag Kabupaten Rembang
Artikel
Indahnya Sinergi
Pendidikan
(Kunci Keberhasilan Pendidikan Sebuah Refleksi 70 Tahun Merdeka) Oleh: Aziz Sumarno
Hadirnya Kurikulum 2013 yang diharapkan dapat membentuk karakter bangsa seharusnya merupakan momentum yang harus disambut gembira oleh kalangan pemerhati pendidikan.
K
arena sejatinya Kurikulum 2013 merupakan ruh dan implementasi khitoh, kembali kepada garis perjuangan 70 tahun yang lalu yang tertuang dalam tujuan besar bangsa Indonesia dalam pembukaan UUD ‘ 45 yaitu Mencerdaskan Kehidupan Bangsa,
dimana Kurikulum 2013 berbasis karakter dengan aktifitas membiasakan, melaksanakan, memahami pengamalan ajaran agama yang dianut mulai kls 1 SD/MI sampai dengan pendidikan atas. Masih menjadi perbincangan hangat saat ini seluruh SMA dan SMK di Jawa Tengah wajib memberlakukan program lima hari sekolah mulai tahun ajaran 2015/2016. Kebijakan ini sebagai tindak lanjut Surat Edaran (SE) Gubernur Jawa Tengah Nomor 420/006752/2015 tentang Penyelenggaraan Pendidikan pada Satuan Pendidikan di Jawa Tengah. Namun dikalangan kebanyakan masyarakat masih terjadi kontra produktif dari terbitnya SE Gubernur tersebut, ada yang terkesan siap (tanda kutip) dipaksakan ada juga daerah yang
berterus terang untuk menolaknya meskipun Pemerintah sudah berdalih telah mengkaji secara ilmiyah dan mendalam. Kondisi obyektif saat ini adalah gagalnya dunia pendidikan kita dalam membentuk karakter bangsa antara lain disebabkan karena belum terformatnya sinergitas antar pemerhati pendidikan baik dalam bentuk perubahan pola pikir yang masih terkesan ogoistik / berjalan sendiri-sendiri maupun dalam bentuk peraturan perundangan terlebih dalam bentuk penerapan sinergi antar pemerhati pendidikan. Dari pengamatan kami hal ini terjadi karena diakui atau tidak diakui masih kurangnya sinergi antar elemen baik Pemerintah, masyarkat, akademisi,
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
25
Artikel lembaga pendidikan maupun orang tua/wali murid yang seharusnya tidak boleh ditinggalkan karena menjadi rukun kunci keberhasilan pendidikan. Untuk merumuskan format pendidikan yang baik alangkah indanya apabila sinergitas antar pemerhati pendidikan terbangun dengan kokoh, saling menguatkan, saling mengisi, salin menjalin komunikasi dan kerjasama antar elemen baik jalur pendidikan formal dan non formal. Sesungguhnya format pendidikan yang baik sebagaimana tergambar dalam firman Tuhan, “ Allah cinta terhadap orang orang yang berperang dijalan Allah dalam barisan yang teratur, mereka seperti sebuah bangunan yang kokoh “. Inilah tamsil/contoh bentuk sinergi ; ada semen, ada bata merah, pasir, besi beton dan air, yang masing-masing tidak menonjolkan egonya bahkan menenggelamkan karakter masing-masing demi sinergitas sebuah “ BANGUNAN YANG KOKOH “. Inilah Pendidikan Tuhan yang sejati. Kita harus belajar meniru, mengikuti hukum keteraturan Tuhan, baik Pemerintah, masyarakat, lembaga pendidikan, orangtua/wali murid, kita sengkuyung bareng-bareng saling sinergi, kita memaksimalkan kekuatan (Strength), ada puluhan ribu sekolah formal yang bersumber dari pemerintah maupun masyarakat, ada puluhan ribu aset lembaga pendidikan non formal dari masyarakat semisal madin, TPQ, majlis ta’lim dll. Inilah jaringan yang harus
dibangun komunikasi, kerjasama sebagai peluang (opportunities) yang harus dimanfaatkan oleh kita yang secara bersamaan juga dapat meminimalkan kelemahan (weaknessess) dan ancaman (threats) yang menganga dihadapan kita dalam bentuk dekadensi moral, kemerosotan akhlak dan lain-lain yang siap memporak porandakan harapan bangsa. Kehidupan akan terasa indah dipandang, terasa sedap dan nyaman dirasakan ketika kita saling mengenal, saling menghargai membentuk buah sinergi kesempurnaan dari sebuah proses yang tidak sempurna yang masing masing memiliki kekurangan. Ada garam terasa asin, gula terasa manis, cabai terasa pedas, bawang terasa jeleh, akan terasa sedap dan enak ketika bersinergi maka terwujudlah yang bernama sambal, bahkan kopi terasa pahit, gula terasa manis, air terasa tawar bersinergi terwujudlah menjadi “ wedang kopi “ yang sangat diminati banyak orang. Itulah sekelumit Ajaran Tuhan bahwa semua yang bernama makhluk akan menjadi sempurna dalam kehidupan ketika kita saling sinergi. Tak terkecuali dengan dunia pendidikan, bahwa terwujud nya kualitas pendidikan sebagaimana yang diamanatkan Undang-undang tentunya tidak bisa terwujud dengan baik tanpa adanya sinergi, dukungan dari semua pihak baik Pemerintah, Masyarakat, lembaga pendidikan maupun orang tua/wali murid. Terasa sangat indah apabila kita saling
menyapa dengan hati, melihat pemerintah menyapa cendekia, tokoh masyarakat, ulama, kyai danpendeta, berbincang meski sesekali, pak guru PNS dan Non PNS saling komunikasi pagi dan sore untuk menanyakan perkembangan anak-anak, kita melihat anak-anak yang lucu terkadang nakal atau usil berjalan kaki, melaju menggayuh sepeda, naik sepeda motor terkadang sesekali ngebut seolah mau diakui sebagai orang dewasa, mereka bersua riang gembira bergaul dengan teman saling belajar dari perbedaan, begitulah seharian dalam pendidikan mencari jati diri /karakter dalam menempuh pendidikan formal dan non formal. Pada pagi sampai siang mereka belajar pendidikan formal,penatnya sore haridalam menempuh pendidikan non formal tak terasa karena mereka bertemu dengan teman-teman, mereka riang gembira selalu mempraktekan pendidikan keagamaan diselingi dengan belajar sambil bermain, dalam waktu jeda istirahat sore ada yang sambil bermain layang-layang bersama guru/ustadz yang sebagian kurus berpeci kusut kekuningan namun memancarkan nur biji kejujuran pada setiap hati, menumbuhkan pohon syukur pada setiap langkah, tumbuh subur dengan pupuk ikhlas berbuah sabar, maka menjadilah anak berkarakter yang pada gilirannya menjadi BANGSA BERKARAKTER. Sinergi.....? OK Wallahu a’lam Penulis adalah Ketua Forum Komuniasi Diniyah Takmiliyah (FKDT ) Kabupaten Batang
Suasana belajar para murid Sekolah Dasar yang penuh dengan kegembiraan ini selayaknya kita apresiasi bersama sebagai cermin modal strategi pendidikan anak bangsa yang berkarakter cerdas dan tangguh.
26
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
Artikel Membaca Tantangan dan Peluang Madrasah Diniyah Takmiliyah Oleh Shofatus Shodiqoh
Madrasah diniyyah merupakan suatu lembaga keagamaan yang keberadaannya sudah tak asing lagi di Indonesia. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, madin telah tumbuh dan berkembang di hampir seluruh penjuru nusantara.
H
al ini tentulah tak lepas dari perjuangan ulama dan tokoh agama terdahulu. Ratusan tahun silam, sejak zaman penjajahan Hindia Belanda, madrasah diniyyah telah hadir di tengah-tengah masyarakat, sebagai wahana untuk memperdalam ilmu agama Islam. Tentunya dalam berbagai bentuk, seperti pengajian kitab kuning atausekolah agama. Di Indonesia sendiri, ada berbagai julukan terhadap madin ini. Sebagian ada yang menyebutnya sekolah arab, diniyyah, madrasah sore, dan sebagainya. Puluhan tahun silan, di beberapa desa yang religius, madrasah diniyyah bahkan menjadi sekolah wajib kedua setelah sekolah formal, atau bahkan ada yang hanya menempa madrasah diniyyah saja, walaupun tidak menempuh jalur pendidikan formal. Animo sebagian masyarakat Indonesia yang semacam itu tak lepas dari peran madrasah diniyyah takmiliyyah dalam mengembangkan pendidikan keagamaan di Indonesia serta untuk membentuk generasi bangsa yang berakhlakul karimah dan ahli di bidang agama (tafaqquh fiddin). Madrasah Diniyyah merupakan sebuah lembaga yang sangat concern mengkaji dan mendalami ilmu Islam. Hal ini ditunjukkan dengan kajian ilmu keagamaan
Keberadaan madrasah diniyyah (madin) pun dirasa penting karena pada hakikatnya merupakan kepanjangan tangan dari pondok pesantren (ponpes).
yang begitu komplit, mulai ilmu dasar tauhid, akhlaq, ilmu alat (nahwu dan shorof), balaghoh, falak, tafsir qur’an, tajwid, hingga tasawwuf. Kajian ilmu yang semacam ini tentulah tidak dapat dijumpai di sekolah formal, seperti sekolah umum atau madrasah yang sama-sama bernaung di bawah Kementerian Agama. Keberadaan madrasah diniyyah pun dirasa penting karena pada hakikatnya merupakan kepanjangan tangan pondok pesantren. Ilmu-ilmu yang diajarkan di madrasah diniyyah hampirlah sama dengan yang diajarkan di ponpes, atau bahkan lebih lengkap di madrasah diniyyah. Orang tua yang menginginkan putra-putrinya mendapatkan pendidikan formal di sekolah umum atau madrasah yang notabene mempunyai waktu KBM pagi-siang hari, sekaligus mendalami ilmu agama secara detail, tak perlu repot-repot menitipkan putra-putrinya di pesantren, namun cukup di madrasah diniyyah. Dorongan lain adalah ortu yang ingin tetap dekat dan mengawasi penuh secara langsung pendidikan putraputrinya di domisili orang tuanya. Atau sebaliknya, anak tidak mau jauh
dari orang tuanya, namun tetap ingin mendalami ilmu Islam. Kredibilitas pendidikan agama di madin pun semakin dibuktikan dengan ustadz-ustadzah yang ahli di bidangnya masing-masing. Bahkan sebagian dari mereka juga merupakan kyai atau pengasuh pondok pesantren di sekitarnya. Dan sebagian lagi merupakan alumni dari madin itu sendiri yang kemudian ingin mengamalkan ilmu kepada santri-santri madin berikutnya. Kendati tidak mendapatkan pengakuan secara formal layaknya guru di sekolah umum, namun masyarakat tentulah sudah sangat mempercayai ustadz/ ustazdah mentransmisikan ilmu agama kepada putra-putrinya. Hal ini lah yang membuat keberadaan madrasah diniyyah dirasa membawa berkah tersendiri. Walaupun toh bisyaroh mereka hanyalah sekedarnya, jauh dari guru-guru di sekolah formal. Tergeser? Kondisi zaman yang kian mengkhawatirkan seperti saat ini, bukan tak mungkin akan menggeser keberadaan madrasah diniyyah secara perlahan. Hal ini bisa menjadi peluang sekaligus menjadi ancaman. Madin bisa jadi akan semakin ditinggalkan oleh masyarakat yang cenderung menginginkan budaya
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
27
Artikel modern, bukan madin yang terkesan masih tradisional. Namun hal ini juga bisa menjadi peluang tersendiri, bahwa madin justru harus berperan untuk membentengi generasi muda agar tidak terseret ke hal-hal yang negatif dan tetap berpegang kepada nilai-nilai religi. Sementara dalam perjalanannya, madrasah diniyyah pun bukan tak luput dari berbagai hambatan dan ancaman. Untuk mengatasi sebuah permasalahan dan memajukan sebuah lembaga, muncul analisis SWOT yang dibuat oleh Albert Humphrey. Mengutip Fredy Rangkuti, analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi sebuah lembaga. Analisa ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan (streght) dan kelemahan (weakness), terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang (opprtunity) dan ancaman (threatment). Kekuatan madin telah dibahas sebelumnya. Lantas mari kita menelaah unsur selanjutnya. Unsur Weakness kelemahan yang dapat kita jumpai yaitu; Pertama, ketikdakseragaman kurikulum. Kita turut lega, bahwa Kementerian Agama telah menerbitkan kurikulum madrasah diniyyah takmiliyyah. Namun di sisi lain, sebagian madin ada yang menggunakan kurikulum dari suatu lembaga tertentu, dan sebagian menggunakan kurikulum mereka yayasan sendiri. Tidak adanya standar baku kurikulum menjadikan kualitas santri satu antar lembaga madin tidak seragam layaknya sekolah formal yang sudah terukur standar kualitasnya. Kedua, lemahnya pengelolaan manajemen. Kementerian Agama memang telah berkali-kali melakukan sosialisasi EMIS, namun perlu ada pendataan lebih akurat lagi mengenai data-data terkait madin agar kebijakan yang diambil pemerintah bisa tepat sasaran. Selain EMIS, manajemen pengelolaan madrasah terkait administrasi juga relatif masih kurang. Ketiga, rendahnya sarana prasarana. Madrasah diniyyah memang merupakan sebuah lembaga non formal, sehingga kelengkapan sarpras sepertinya tidak terlalu diperhatikan oleh pengelola madrasah. Selain itu, konsep pengajaran dengan metode sorogan juga tidak menuntut terpenuhinya sarpras
28
secara modern. Sebagian besar, hanya memerlukan meja, kursi, dan papan tulis. Bahkan sebagian masih duduk lesehan tanpa kursi. Di sisi lain, ada ancaman yang muncul. Semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebutuhan masyarakat di era kerja saat ini turut andil mengikis eksistensi madrasah diniyyah. Untuk menarik minat siswa, sekolah formal kini berlombalomba meningkatkan kualitasnya dengan menambah jam pelajaran, baik ekstrakulikuler dan programprogram khusus lainnya. Hal ini tentu menggeser kegiatan belajar mengajar madin yang notabene antara pukul 14.00-17.00 WIB. Pantauan penulis di sebuah daerah, beberapa tahun silam, sebuah madin masih beroperasi mulai pukul 13.30 WIB, namun kini sudah bergeser paling awal pukul 14.30 WIB. Permasalahan lain adalah semakin kurangnya kesadaran orang tua untuk menekankan pendidikan agama putra-putrinya di madin. Para orang tua, utamanya di perkotaan kini hanya berfikir yang penting putraputrinya sudah bisa membaca Alqur’an, sehingga pendidikan agama di sekolah pagi dirasa sudah cukup. Treathment berikutnya adalah tuntutan santri madin untuk melanjutkan sekolah formal ke jenjang yang lebih tinggi, biasanya akan diikuti oleh pengabaikan madin. Mereka hanya mampu bertahan hingga madin ula. Jika mereka melanjutkan sekolah ke luar kota, maka mereka pun tidak meneruskan pendidikan madinnya. Hal ini memberi kesan, madin hanyalah sebagai sekolah ‘samben’ saja. Sehingga tingkat kedisiplinan santri akan waktu KBM di madin, terpaut jauh dari kedisiplinan mereka di sekolah umum. Posisi nomor dua madin ini juga terindikasi dengan semakin menurunnya jumlah siswa pada tingkat madin wustho dan ulya, dibanding ula. Paparan di atas menunjukkan kompleksitas problematika madrasah diniyyah takmiliyyah. Perlu ada upayaupaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menangkap peluang yang ada, utamanya di Jawa Tengah. Provinsi ini mempunyai jumlah madrasah diniyyah yang tergolong cukup besar dibanding dengan provinsi-
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
provinsi lain. Hal ini merupakan sebuah peluang tersendiri. Beberapa waktu lalu pada sambutan kegiatan Porsadin ke-3 tingkat Provinsi jawa Tengah di Ponpes Alhamdulillah, Sulang, Rembang, Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah menguraikan bahwa jumlah lembaga madin lebih dari 10 persen dari total madin di Indonesia. Sementara 30 persen ustadz madin Indonesia berada di Jawa Tengah, dan sekitar 20 persen santri madin Indonesia ada di Jawa Tengah. Penduduk di Jawa Tengah yang mayoritas Islam juga merupakan lahan garapan madrasah diniyyah dalam rangka mewujudkan generasi khoiru ummah. Kerjasama dan peran semua pihak terkait sangat diperlukan agar keberadaannya tidak tergerus oleh zaman. Beberapa waktu lalu, Kemenag Kabupaten Rembang telah mengusulkan Perda yang di antaranya mengatur tentang kegiatan jam belajar mengajar antar sekolah formal dan lembaga pendidikan non formal, agar tidak saling berbenturan. Langkah ini merupakan salah satu upaya strategis untuk menciptakan keharmonisan antara lembaga pendidikan, sehingga semua lembaga bisa melangsungkan proses belajar mengajar. Solusi lain, adanya komunikasi antara stakeholder terkait untuk bersamasama membahas tentang pengaturan kurikulum yang tepat akan tidak saling tumpang tindih dan menyeragamkan kualitas santri madin di Indonesia. Semuanya perlu duduk bersama untuk membahas solusi yang tepat. Ketiga, ada upaya untuk perbaikan sarpras. Beberapa waktu lalu, ada usulan dari pengelola madin agar pemerintah memberikan bantuan operasional bagi madin, seperti halnya sekolah umum mendapatkan bantua serupa BOS. Namun apa pun bentuknya, upaya pemenuhan kebutuhan sarpras ini selayaknya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Pemenuhan bantuan operasional ini setidaknya akan memacu semangat pengelola madrasah diniyyah untuk memajukan lembaganya, sehingga minta masyarakat akan madin ini tetap bertahan, bahkan meningkat. Penulis adalah Pengelola Humas Kankemenag Kab. Rembang
Artikel
7
Langkah Bangkitkan Semangat Kerja
Apakah Anda merasa perlu membangkitkan semangat kerja yang mulai loyo? Banyak penyebab seseorang yang motivasi kerjanya mulai menurun. Mulai dari ketidakpuasan terhadap perusahaan atau atasan, lingkungan yang kurang menyenangkan, rekan kerja yang kurang disukai, termasuk kondisi ekonomi yang tidak juga beranjak.
P
ertanyaanya, saat semangat dalam bekerja menurun, apakah kita mengikutinya? Kita biarkan semangat turun, akhirnya prestasi kita jeblok. Apakah ini akan baik? Atau membuat segalanya makin buruk. Anda bisa saja di PHK, bisa saja terjalin hubungan yang tidak baik, bahkan bisa mengganggu kesehatan. Emosi yang terus negatif akan mengganggu kesehatan. Untuk itu, Anda harus segera membangkitkan semangat kerja Anda se segera mungkin. Berikut ada 7 langkah bagaimana membangkitkan semangat kerja. 1. Ingat Niat Kerja Apa sih niat Anda bekerja? Saya kira sudah banyak yang paham. Kerja memang mengharapkan gaji setiap bulan. Tapi untuk apa gaji itu? Untuk menafkahi keluarga. Dan ini adalah kewajiban, ini adalah bagian dari ibadah. Jadi, niat bekerja itu sesungguhnya adalah ibadah. Jika niat ibadah, artinya kita bekerja bukan untuk atasan, bukan untuk perusahaan, bukan untuk rekan kerja. Semua itu hanya wasilah. Tapi sebenarnya kita bekerja untuk Allah SWT.
Ibadah itu untuk Allah SWT, sehingga rasanya tidak layak kita bekerja ala kadarnya. Yuk, kita luruskan kembali niat kita bekerja sebagai salah satu ibadah. Untuk itu, maka tekadkan pada diri kita untuk bekerja lebih semangat lagi. 2. Ingat Tujuan, Cita-cita, dan Harapan. Selain bekerja itu sebagai ibadah, bekerja juga sebagai jalan kita meraih tujuan, cita-cita, dan harapan kita. Apakah Anda memiliki cita-cita untuk meraih jenjang karir yang lebih tinggi? Tunjukkan dengan semangat tinggi. Jika Anda ingin bekerja untuk mendapatkan gaji lebih besar, tunjukkan dengan semangat kerja tinggi. Bahkan, jika Anda akan pensiun dalam beberapa tahun lagi, tidak ada salahnya bekerja dengan semangat tinggi sebagai contoh untuk generasi muda dan meninggalkan kesan positif bagi perusahaan dan rekan
kerja Anda. Mengingat tujuan, citacita, dan harapan Anda adalah salah satu cara membangkitkan semangat kerja. 3. Untuk Siapa Saja Anda Bekerja Cara selanjutnya membangkitkan motivasi kerja adalah dengan mengingat untuk siapa kita bekerja? Untuk keluarga bukan? Untuk mereka yang Anda sayangi dan menyayangi Anda. Jangan kecewakan mereka dengan semangat kerja yang rendah. Justru Anda harus menjadi contoh bahwa Anda begitu semangat dalam bekerja. Sejauh mana semangat Anda, sadar tidak sadar, akan membekas di pikiran bawah sadar keluarga Anda. Anakanak akan meneladani Anda. Bagi Anda yang belum berkeluarga, mungkin Anda ingin membahagiakan orang tua Anda. Berbakti kepada orang tua adalah satu ibadah, bahkan ibadah dengan pahala yang besar. Sebaliknya, durhaka adalah dosa yang besar. Pantaskah kita bekerja dengan
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
29
Artikel semangat yang lembek padahal untuk berbakti kepada orang tua? 4. Sadari Apa yang Menjadi Perusak Semangat Anda Anggaplah Anda sudah semangat kembali dengan 3 langkah diatas. Mungkin Anda akan mengatakan, tapi … Ya, ada banyak hal yang bisa merusak semangat kerja Anda seperti disebutkan diatas. Silakan Anda sadari, apa saja sih yang merusak semangat Anda. Apakah gaji yang kecil, tidak puas dengan perusahaan, tidak puas de ngan atasan, kecewa dengan rekan kerja, bekerja tidak sesuai passion? Apa lagi? 5. Renungkan Mana yang Lebih Penting Sekarang renungkan. Mana yang lebih penting, apakah niat ibadah ditambah cita-cita Anda ditambah
orang-orang yang Anda sayangi atau perusak semangat Anda? Saya yakin, ibadah karena Allah jauh lebih penting dibandingkan atasan yang cerewet. Saya yakin, cita-cita Anda untuk hidup lebih baik, jauh lebih penting dibandingkan rekan kerja yang usil. Orang-orang yang kita cintai pun, jauh lebih penting dari masalah apa pun yang ada. Jangan sampai, hal-hal terpenting dalam hidup Anda dikalahkan oleh pengganggu-pengganggu itu. 6. Yakinlah Bahwa Anda Mampu Yakinlah bahwa diri Anda mampu mengatasi, mampu bertahan, dan mampu menghadapi semua perusak motivasi Anda. Anda mampu, sebab Allah SWT tidak akan membebani kita di luar kemampuan kita. Pancangkan tekad dalam hati Anda,
bahwa Anda TIDAK AKAN KALAH, demi ibadah kepada Allah SWT, demi cita-cita Anda, dan demi orang-orang yang Anda sayangi. Tekadkan dan yakinlah Anda mampu! 7. Resapkan Ke Dalam Sanubari Buatlah catatan renungan dari langkah 1 sampai langkah 6. Saya yakin, jika Anda mengikutinya Anda sudah semangat lagi. Namun, agar sema ngat itu lebih tahan lama, resapkan ke dalam sanubari Anda. Caranya adalah dengan membuat catatancatatan dari langkah 1 sampai 6 yang membuat Anda semangat. Dengan mencatat saja, itu akan lebih kuat tertanam dalam pikiran Anda. Apalagi jika Anda baca kembali pada kesempatan-kesempatan tertentu secara rutin. (sumber: motivasiislami.com) djt
Islam Agama Tercepat di Dunia Tahun 2050 Rusia akan menjadi negara Islam, dan berita kali ini adalah tentang akan terjadinya paritas kecil antara penduduk Islam dan Kristen di pertengahan abad 21 ini.
T
ahun 2050 jumlah pengikut Islam akan menyamai agama Kristen, dan akan melebihi Kristen secara global pada tahun 2070, hal ini diproyeksikan oleh Pew Research Center, dengan alasan perbedaan tingkat pertumbuhan penduduk, populasi pemuda dan jumlah yang perpindahan agama. Studi ini mengatakan bahwa Kristen adalah agama terbesar di dunia pada tahun 2010, dengan perkiraan 2,2 miliar pengikut, mewakili hampir sepertiga (31 persen) dari semua populasi 6,9 miliar penduduk dunia. Islam berjumlah 1,6 miliar pengikut mewakili 23 persen dari populasi global. Jika tren demografi ini terus berlanjut, Pew mengatakan bahwa di pertengahan abad ini, populasi Muslim diprediksikan meningkat sekitar 73 persen, dan mencapai 30 persen dari populasi dunia (2,8 miliar). Kristen akan menjadi 31 persen dari populasi dunia (2,9 miliar). “Alasan utama pertumbuhan Islam tidak hanya dalam jumlah tetapi karena tempat tinggal mereka.” Alan Cooperman, direktur penelitian agama PEW, me ngatakan kepada NPR. “Populasi Muslim terkonsentrasi di beberapa bagian dunia yang tingkat pertumbuhan
30
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
penduduknya paling cepat di dunia.” Alasan dari kecenderungan ini adalah karena beberapa faktor: Tingkat kesuburan, populasi pemuda dan orang-orang yang berpindah agama. Studi ini mengatakan penduduk Islam memiliki tingkat pertumbuhan penduduk tertinggi, dengan rata-rata-rata 3,1 per wanita - dibandingkan dengan penduduk Kristen sekitar 2,7 anak per wanita. Pada tahun 2010, lebih dari seperempat dari total populasi dunia berada di bawah usia 15 tahun. Persentase tertinggi anak-anak muda dari usia 15 tahun adalah Muslim, yang terdiri 34 persen dibandingkan Hindu sebesar 30 persen dan Kristen 27 persen. Pertumbuhan yang menonjol ini adalah salah satu alasan Muslim diprediksikan tumbuh lebih cepat daripada Hindu dan Kristen. Pertumbuhan dari agama dominan ini juga disebabkan karena booming yang terjadi. Misalnya, India akan menggantikan Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, bahkan dengan mayoritas Hindunya, Pew mengatakan, “empat dari setiap 10 orang Kristen di dunia akan hidup di sub Sahara Afrika. Hal yang luput dari laporan ini, karena tidak tersedianya data, adalah bagaimana penduduk Cina akan mempe ngaruhi lintasan ini. Jika 1,3 miliar penduduk Cina yang termasuk yang saat ini lima persen Kristen, dan lebih banyak lagi penduduk Cina yang beralih ke Kristen, maka hal itu akan berpengaruh pada jumlah tabulasi Kristen dunia. (sumber:artikel islami.com) djt
Artikel
Cara Memulai Bisnis dengan Modal Kecil
Tidak punya modal besar, bukanlah halangan untuk memulai bisnis. Jangan karena alasan punya modal kecil, kita mengubur mimpi memiliki penghasilan dari bisnis. Harga semakin tinggi, semua kebutuhan pokok harganya terus merangkak, maka kita harus berusaha untuk giat lagi, salah satunya dengan berbisnis.
S
eperti dijelaskan pada skema dibawah, ada 3 cara yang hebat untuk memulai bisnis, meski modal kita kecil. Di sini tidak akan ditunjukkan cara instan yang mungkin cepat juga hilangnya. Tapi 3 cara yang sangat kuat mengubah Anda menjadi pebisnis yang handal. Bisa Anda lihat, tidak sedikitpun membahas masalah modal. Artinya, terlepas modal Anda kecil atau besar, lakukan 3 cara ini,
Anda bisa
menjadi Pebisnis Handal. Mari, kita sharing dengan berbagi pengalaman. Perkuat Silaturahim dan Jangan Cari Musuh Saat teman-teman saya ingin memulai bisnis, saya meminta satu hal penting kepada mereka. Silakan berkeliling, bersilaturahmi dengan banyak orang. Apa yang terjadi? Seperti biasa, ada yang mengikuti ada yang tidak. Dua orang yang mau bersilaturahim, akhirnya memiliki jaringan bisnis yang cukup, sehingga bisa menjadi modal untuk memulai. Kata siapa harus selalu uang? Ada pasokan produk yang sangat banyak yang bisa mereka jual. Pertanyaan, lalu bagaimana cara memasarkannya? Kembali ke silaturahim, mereka kenal dengan orang yang bisa memasarkan produk secara online. Anda tahu siapa orangnya? Ya, yang menulis artikel ini. Apa yang terjadi selanjutnya adalah sudah sekian tahun, sampai ditulis, kerja sama artikel ini masih berlanjut. Saya un-
nambah, malah dijauhi orang. Saat ini zaman social media. Perkenalan dan membangun keakraban bisa dimulai dari internet atau social network. Lanjutkan dengan pertemuan darat akan lebih mantap. Alhamdulillah, saya ketemu orangorang hebat dengan cara ini. Gunakan Prinsip Daya Ungkit Selanjutnya adalah memanfaatkan prinsip daya ungkit. Ada banyak alat yang bisa kita manfaatkan untuk membantu kita memulai dan menjalankan bisnis. Misalnya memanfaatkan social network untuk membangun jaringan bisnis. Jadi jangan hanya menggunakan social network untuk KEPO saja, gunakan untuk hal yang bermanfaat, diantaranya membangun jaringan bisnis. Itu hanya salah satunya. Saya punya beberapa teman yang bisa menjual produk atau jasa hanya dengan memanfaatkan yang gratisan di internet. Misalnya blog gratis, iklan online gratis, video gratis, dan sebagainya. Jika kita bisa memanfaatkannya, semuanya akan bermanfaat dan memberikan hasil. Fasilitas gratis di internet + ilmunya = bisa menghasilkan. Jika belum tahu ilmunya, ya belajar. Banyak cara belajar, bisa dengan membeli e book, buku, video,
tung mereka juga untung. The Power Of Silaturahim. Itu! Sayangnya, masih banyak orang yang masih enggan bahkan tidak mau bersilaturahim. Bahkan tidak sedikit yang malah suka mencari musuh. Suka aneh, bahkan ada saja email atau komentar dengan kata-kata kasar yang menyerang. Apakah orang lain akan suka? Bukan jaringan bisnis yang Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
31
Artikel mengikuti seminar, pelatihan, dan sebagainya. Atau, jika anggaran tidak cukup, banyak informasi yang bisa didapatkan di internet secara gratistis. Kuncinya: jangan malas! Bukan hanya fasilitas internet yang bisa didayaungkitkan. Aset yang Anda miliki bisa didayaungkitkan untuk memberikan suatu manfaat, memudahkan, atau meningkatkan hasil. Sudah baca ebook Daya Ungkit? Jadilah Orang yang Dipercaya Tidak semua orang yang ngajak kerjasama dengan saya, diterima. Alasannya sederhana, saya masih kurang percaya pada mereka. Sebaliknya tidak semua orang yang saya ajak kerja sama juga mau, mungkin mereka tidak percaya saya. Artinya semakin banyak orang yang percaya Anda, akan semakin mudah membangun bisnis. Ada 3 kepercayaan yang harus Anda bangun untuk bisa bekerja sama de ngan orang lain: 1. Kepercayaan bahwa ANDA adalah orang yang jujur. 2. Kepercayaan bahwa ANDA adalah orang yang mampu. 3. Kepercayaan bahwa BISNIS Anda adalah bisnis yang prospektif. Jangan marah saat ada orang yang tidak percaya kepada Anda. Mungkin saja Anda pernah melakukan kesalahan dan kelalaian sehingga orang tidak percaya kepada Anda. Mungkin ide bisnis Anda menurut mereka kurang prospektif. Yang perlu Anda lakukan adalah terus memperbaiki dan membina diri sendiri agar lebih dipercaya. Kesimpulan Cara Memulai Bisnis Modal Kecil Pada dasarnya, cara memulai bisnis sementara modal Anda kecil, maka pikirkan kerja sama dan daya ungkit. Untuk membangun kerja sama ada dua hal yang diperlukan yaitu rajin bersilaturahim dan jadilah orang yang dipercaya. Satu cara lagi adalah dengan memanfaatkan daya ungkit. Selain memanfaatkan apa yang ada dan aset yang Anda miliki, kerja sama juga berarti daya ungkit. Daya ungkit itu luas, tidak sebatas produk atau kemampuan marketing. Ada tambahan? Silakan Anda segera memulai bisnis dengan modal kecil. Percayalah pada kemampuan Anda! (sumber: motivasi islami.com)
Gangguan Mata akibat Sering Main “Gadget”
S
alah satu gangguan mata yang paling umum dialami orang modern adalah mata kering dan terasa panas akibat penggunaan gadget yang terlalu sering. Maklum saja, gadget kini sudah menjadi barang wajib yang tak boleh lepas sedikit pun dari genggaman. Terlalu lama menggunakan gadget juga akan membuat mata menjadi lelah, pandangan kabur, mata terasa tidak nyaman, merah, dan gangguan penglihatan lainnya. Menurut dr. Ikhasan Revino, spesialis mata dari klinik mata SMEC, gangguan pada mata juga bisa berpengaruh pada kondisi tubuh secara umum. “Mata yang digunakan untuk melihat gadget seperti komputer, smartphone atau tablet dalam waktu lama dan tanpa istirahat dapat membuat mata lelah sehingga cepat mengantuk. Ini juga akan menyebabkan sakit kepala dan berpengaruh pula terhadap hormon-hormon yang mengatur kekebalan tubuh,” kata Ikhsan di Jakarta (16/10/14). Efek buruk pengguna gadget yang terlalu sering ini bukan hanya dialami oleh orang dewasa, tapi juga anak-anak, terlebih gadget kini sudah menjadi “mainan” anak. “Jika tidak dites, mata yang kita anggap normal ternyata sudah rusak,” katanya. Ditambahkan oleh dr DAN Canara Sari, SpM, memakai gadget dalam waktu lama dan jarak dekat bisa berpengaruh terhadap fokus pada jarak dekat dan menyebabkan mata minus. “Biasanya orang tua telat mengajak anaknya ke dokter setelah ada masalah di mata mereka,” ujarnya. Ia menambahkan, kebanyakan pasien anak-anak yang ditanganinya mengalami miopia atau rabun jauh. Gejala yang perlu diwaspadai orangtua adalah anak terlihat suka mengedipkan mata terus-menerus, jadi sering duduk terlalu dekat saat menonton televisi, membaca buku terlalu dekat, dan sebagainya. (sumber:EE.com/djt)
djt
32
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
KUB
Mewujudkan Kerukunan
Antarumat Beragama Bangsa Indonesia sejak dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah dan santun, bahkan predikat ini menjadi cermin kepribadian bangsa kita di mata dunia internasional. Indonesia adalah Negara yang majemuk, bhinneka dan plural.
I
ndonesia terdiri dari beberapa suku, etnis, bahasa dan agama namun terjalin kerja bersama guna meraih dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia kita. Namun akhir-akhir ini keramahan kita mulai dipertanyakan oleh banyak kalangan karena ada beberapa kasus kekerasan yang bernuansa Agama. Ketika bicara peristiwa yang terjadi di Indonesia hampir pasti semuanya melibatkan umat muslim, hal ini karena mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Masyarakat muslim
di Indonesia memang terdapat beberapa aliran yang tidak terkoordinir, sehingga apapun yang diperbuat oleh umat Islam menurut sebagian umat non muslim mereka seakan-seakan merefresentasikan umat muslim. Kerukunan umat beragama adalah suatu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta berkat adanya toleransi agama. Toleransi agama adalah suatu sikap saling pengertian dan menghargai tanpa adanya diskriminasi dalam hal apapun, khususnya dalam masalah agama. Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita ketahui, Indonesia memiliki keragaman yang begitu banyak. Tak hanya masalah adat istiadat atau budaya seni, tapi juga termasuk agama. Walau mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam, ada beberapa agama lain yang juga dianut penduduk ini. Kristen, Khatolik, Hindu, Budha dan Konghucu adalah contoh agama yang juga banyak dipeluk oleh warga Indonesia. Setiap agama tentu punya
aturan masing-masing dalam beribadah. Namun perbedaan ini bukanlah alasan untuk berpecah belah. Sebagai satu saudara dalam tanah air yang sama, kita harus menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia untuk bersama-sama membangun negara ini menjadi yang lebih baik. Konsep Tri Kerukunan Umat Beragama di Indonesia Kerukunan intern umat beragama, yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar masyarakat penganut satu agama. Misalnya, kerukunan sesama orang Islam atau kerukunan sesama penganut Kristen. Kerukunan antar umat beragama , yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar masyarakat yang memeluk agama berbeda-beda. Misalnya, kerukunan antar umat Islam dan Kristen, antara pemeluk agama Kristen dan Budha, atau kerukunan yang dilakukan oleh semua agama. Kerukunan umat beragama dengan pemerintah, yaitu bentuk kerukunan semua umat-umat beragama menjalin hubungan yang yang harmoni
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
33
KUB dengan Negara/ pemerintah. Misalnya tunduk dan patuh terhadap aturan dan perundang-undangan yang berlaku. Pemerintah ikut andil dalam menciptakan suasana tentram, termasuk kerukunan umar beragama dengan pemerintah itu sendiri. Semua umat beragama yang diwakili oleh tokoh-tokon agama dapat sinergi dengan pemerintah. Bekerjasama dan bermitra dengan pemerintah untuk menciptakan stabilitas persatuan dan kesatuan bangsa. Seluruh peraturan pemerintah yang membahas kerukunan hidup umat beragama, harus mencakup empat pokok masalah sbb: - Pendirian Rumah Ibadah - Penyiaran agama - Tenaga asing bidang keagamaan Dalam Perspektif Islam Bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam sebaiknya berkaca kepada sejarah yang pernah terjadi dalam dunia Islam, yaitu di Madinah. Dengan pimpinan nabi Muhammad saw mendirikan negara yang pertama kali dengan penduduk yang majemuk, baik suku dan agama, suku Quraisy dan suku-suku Arab Islam yang datang dari wilayah-wilayah lain, suku-suku Arab Islam penduduk asli Madinah, suku-suku Yahudi penduduk Madinah, Baynuqa’, Bani Nadlir dan suku Arab yang belum menerima Islam. Sebagai landasan dari negara baru itu Rasulullah saw memproklamasikan peratururan yang kemudian lebih dikenal dengan nama Shahifatul Madinah atau Piagam Madinah. Menurut para ilmuwan muslim dan non muslim dinyatakan bahwa Piagam Madinah itu merupakan konstitusi pertama negara Islam. Piagam Madinah yang terdiri dari 47 pasal itu nabi Muhammad saw telah meletakkan pondasi sebagai landasan kehidupan umat beragama dalam negara yang plural dan majemuk, baik suku maupun agama dengan memasukkan secara khusus dalam Piagam Madinah sebuah pasal spesifik tentang toleransi. Secara eksplisit dinyatakan dalam pasal 25: “Bagi kaum Yahudi (termasuk pemeluk agama lain selain Yahudi) bebas memeluk agama mereka, dan bagi orang Islam bebas pula memeluk agama mereke. Kebebasan ini berlaku pada pengikutpengikut atau sekutu-sekutu mereka
34
dan diri mereka sendiri” (lil yahudi dinuhum, wa lil muslimina dinuhum, mawaalihim wa anfusuhum). Paradigma toleransi antar umat beragama guna terciptanya kerukunan umat beragama perspektif Piagam Madinah pada intinya adalah seperti berikut: Semua umat Islam, meskipun terdiri dari banyak suku merupakan satu komunitas (ummatan wahidah). Hubungan antara sesama anggota komunitas Islam dan antara komunitas Islam dan komunitas lain didasarkan atas prinsip-prinsip: Bertetangga yang baik Lahirnya Piagam Madinah oleh beberapa ahli tentang Islam, seperti dikatakan oleh sejarawan Barat, Wiliam Montgomery Watt sebagai loncatan sejarah yang luar biasa dalam perjanjian multilateral. Selain sifatnya yang inklusif, Piagam Madinah berhasil mengakhiri kesalahpahaman antara pemeluk agama selain Islam dengan jaminan keamanan yang dilindungi konstitusi Negara. Semangat persamaan dan persaudaraan tanpa melihat suku dan agama dalam Piagam Madinah itu tidak lepas dari bimbingan wahyu Allah SWT, di mana Rasulullah saw tidak akan berkata sesuatu dari kehendak nafsunya kecuali merupan wahyu Allah SWT. Piagam Madinah senafas dengan inti ajaran paradigma kehidupan umat beragama yang termaktub dalam al Qur’an al Karim, yakni tidak ada paksaan untuk menganut suatu agama (al Baqarah:256), larangan kepada Rasulullah saw untuk memaksa orang menerima Islam (Yunus:99) dan bahwa tiada larangan bagi umat Islam untuk berbuat baik, berlaku adil dan saling tolong menolong dengan orang-orang bukan Islam yang tidak memerangi umat Islam karena agama dan tidak mengusir meraka dari kampung halaman atau negeri mereka (al Mumtahanah:8–9), bahwa Islam mengakui pluralitas agama bukan pluralisme agama (al Kafirun:1- 6). Kalau sebab turunnya (asbab al nuzul) ayat dalam surat al Kafirun dikaji secara seksama, ayat ini merupakan penolakan Nabi Muhammad SAW secara diplomatis dan etis atas propaganda agama lain. Ketika Nabi Muhammad SAW ditawari untuk saling tukar agama, Nabi SAW menanggapinya dengan arif
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
dan bijaksana, “bagimu agamamu, bagiku agamaku”. Tidak konfrontatif, apalagi destruktif sehingga orang yang mengajaknya pun malah segan. Ke depan, guna memperkokoh kerukunan hidup antar umat beragama di Indonesia khususnya di Banyuwangi kiranya perlu membangun dialog horizontal dan dialog Vertikal. Dialog Horizontal adalah interaksi antar manusia yang dilandasi dialog untuk mencapai saling pengertian, pengakuan akan eksistensi manusia, dan pengakuan akan sifat dasar manusia yang asasi, dengan menempatkan manusia pada posisi kemanusiaannya. Artinya, posisi manusia yang bukan sebagai benda mekanik, melainkan sebagai manusia yang berakal budi, yang kreatif dan berbudaya. Suatu sifat dalam dialog, di mana seseorang melihat lawan dialognya dengan hati lapang dan penuh pernghargaan (‘ain al ridla), bukan sebaliknya, melihat lawan dialognya sebagai musuh dan penuh kebencian (‘ain al sukhth). Sikap dasar moral harus tetap dipertahankan dalam hubungan dialog horizontal. Oleh karena itu tidak seharusnya manafikan eksistensi orang lain. Dialog Vertikal berarti pemahaman dan pengkhayatan akan fungsi dan makna keagamaan secara mendalam bukan fanatisme buta dalam beragama karena kebodohannya. Dalam konteks kemasyarakatan kita, banyak yang mempertentangkan suatu agama dengan agama lain, bahkan antar sesama pemeluk agama tertentu. Karenanya para tokoh agama mengingatkan betapa pentingnya penghayatan keagamaan dan untuk memperluas cakrawala dialog vertical. Unsur penting dalam dialog vertikal adalah mendalami materi keagamaan secara intern. Artinya, kita mesti terus berlajar mendalami secara objektif makna agama kita masing-masing. Pada posisi puncak sebenarnya adalah pengejewantahan diri kita untuk mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian kepada Tuhan inilah yang disebut dengan dialog vertical. Oleh karena itu, umat beragama tidak layak mempertentangkan dan menghancurkan eksistensi orang lain dengan mengatasnamakan agama. (Sumber: cyberdakwah.com) djt
Prestasi Juara Keluarga Sakinah Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015
“Komunikasikan Setiap Masalah, Tips Membina Keluarga Sakinah..” Keluarga merupakan unit terkecil yang penting dalam pembentukan karakter sebuah bangsa. Keluarga ini juga yang akan membentuk karakter dan berpengaruh pada lingkungannya.
J
ika karakter sebuah keluarga itu baik maka akan berpengaruh baik kepada lingkungannya, tetapi sebaliknya jika tidak baik maka akan berpengaruh tidak baik pula kepada lingkungannya, karakter itu juga akan berpengaruh luas bahkan akan menjelma menjadi karakter bangsa. Masyarakat yang terbangun dari keluarga-keluarga sakinah adalah masyarakat marhamah yang selanjutnya membentuk bangsa yang bermartabat, negara yang santun, negara yang makmur, yang dalam piagam madinah disebut dengan negara madani yang baldatun thayibatun warabbun ghafur. Untuk menjadikan keluarga bangsa yang sakinah, maka diperlukan keteladanan, hal ini menjadi penting karena keteladanan akan ditiru, diikuti dan dicontoh oleh masyarakat secara luas dan hal ini akan berdampak baik bagi penciptaan karakter bangsa. Untuk menciptakan keteladanan itulah Kementerian Agama telah melaksanakan pemilihan Keluarga Sakinah Teladan Tingkat Provinsi Jawa Tengah yang dilaksanakan pada bulan
Agustus yang lalu. Terpilih sebagai juara adalah Drs. H. Cholis Badruzzaman dan Hj. Dra Barokatul Minallah sebagai pasangan Sakinah Teladan tingkat Jawa Tengah tahun 2015. Dalam percakapannya dengan redaksi Sejahtera pasangan ini memberikan tips, bagaimana membina keluarga sakinah. Menurut p a s a n ga n yang telah d i karuniai tiga putera dan satu p u teri ini menuturkan bahwa komun i kasi adalah media
dan kata kunci yang paling efektif untuk mencari solusi setiap problematika dalam rumah tangga. Islam telah memberikan ajaran yang mengandung berbagai macam mutiara hikmah, pengarahan serta solusi bagi berbagai macam permasalahan dalam pernikahan, sehingga suami dan isteri bisa menikmati hidup bahagia bersama, merasa tenang dan tenteram. Rumah tangga yang ideal, harmonis dan bebas dari konflik tentu saja menjadi dambaan setiap pasangan suami istri. Namun, tentunya riak-riak kecil dalam hubungan pernikahan lazim
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
35
Prestasi
Drs. H. Cholid Badruzzaman , M. Pd I, memberikan paparan kepada Tim Penilai Lomba Keluarga Sakinah Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015
terjadi. Pasti di suatu titik kita akan menemui perbedaan pendapat, perselisihan, hingga pertengkaran. Hal ini wajar dan normal, selama masih berada dalam kendali kedua pasangan tersebut. Pasangan yang menikah pada tanggal 30 November 1978 ini menuturkan, Langkah pertama dan paling dasar dalam mengatasi masalah rumah tangga adalah mendengarkan dengan baik berbagai problem yang dinilai kurang ”sreg” di hati pasangan. Sebelum mengungkapkan masalah yang anda miliki, akan lebih baik jika terlebih dahulu mencoba mendengarkan dari sudut pandang suami atau istri. Cobalah untuk menjadi pendengar yang baik. Jangan memotong pembica raan sebelum sang pasangan selesai menuturkan semua permasalahannya kepada anda. Saat mendengarkan, pikirkan pula langkah selanjutnya yang akan anda ambil, jangan sekedar masuk telinga kiri dan keluar melalui telinga kanan. Setelah anda mendapat gambaran dari sudut pandang pasangan, cobalah untuk memandang masalah yang dihadapi dari perspektif pasangan. Hal ini berguna untuk benar-benar memahami posisinya dalam masalah yang sedang anda berdua hadapi. Pikirkanlah konsekuensi, kerugian, kesedihan, atau bahkan rasa sakit yang harus ditanggung sang pasangan. Ingat, tahap ini sangat
36
penting dan jangan pernah dilewatkan. Kemampuan untuk memahami pasangan sangat penting, apalagi jika anda berposisi sebagai seorang pria. Wanita memiliki perasaan sensitif yang harus selalu dijaga. Bapak yang aktif sebagai A’wan Syuriyah PCNU Kab. Banjarnegara ini menuturkan, jika masalah rumah tangga yang dihadapi begitu berat sehingga membahayakan stabilitas hubungan anda berdua, ingatlah komitmen anda ketika memutuskan untuk hidup bersama. Sadarilah bahwa masalah akan selalu ada
dalam hidup manusia, dan jangan biarkan sedikit rintangan menghancurkan komitmen dan janji suci yang sudah anda ungkapkan sebelum menikah. Ada berbagai unsur yang bisa anda gunakan untuk mengingatkan komitmen yang sudah dibangun dengan pasangan, seperti masa depan anak, mimpi-mimpi yang ingin anda wujudkan bersama keluarga, dan yang harus diingat kembali bahwa membina rumah tangga adalah ibadah untuk mencari ridho Allah. Kunci untuk komunikasi yang sehat dalam keluarga adalah keterbukaan. Menjalin rumah tangga berarti siap untuk membuka diri anda sepenuhnya pada pasangan dan tidak menyimpan rahasia tertentu dari orang yang anda cintai. Kembangkan sikap saling terbuka untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi oleh anda berdua. Jangan saling memendam emosi, karena emosi yang dipendam selama beberapa saat bisa meledak menjadi sebuah bom waktu yang menghancurkan rumah tangga yang dibangun dengan susah payah. Setelah anda melakukan sebagian atau semua poin di atas, maka tibalah saatnya untuk tawakkal kepada Allah SWT. Jika semua urusan sudah kita sandarkan kepada Allah, maka insyallah apa yang kita lakukan senantiasa dibawah ridho Allah SWT. Amin. (*) suryo widodo
Tim Penilai Lomba Keluarga Sakinah Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 didampingi Kabid Urais dan Binsyar Kanmenag Prov Jateng, Drs HA Saifulloh, MAg.
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
Terapan
Tips Mengurangi Android LELET Sebagian besar dari kita menggunakan OS “open source” Android pada tablet maupun smartphone, beragam aplikasi smartphone tersedia untuk menambah kecerdasan ponsel. Namun, perlu diingat bahwa smartphone punya keterbatasan pada kapasitas penyimpanan dan ketahanan baterai.
yang dibutuhkan untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Jika smartphone sudah telanjur lelet performa tidak sebaik pada saat baru membeli, ada baiknya menghapus beberapa aplikasi yang memakan memori dan baterai paling banyak. Nah, untuk pengguna Android, berikut ini beberapa aplikasi Android yang sebaiknya dilengserkan atau dihapus dari smartphone. Antara lain :
S
Sebagian besar pengguna smartphone memiliki aplikasi jejaring sosial ini ka rena langsung tersedia di ponsel baru. Facebook memungkinkan pengguna terhubung dengan orang-orang kapan pun dan di mana pun. Popularitasnya
elain itu, aplikasi yang terlalu banyak juga bisa memengaruhi performa ponsel. Untuk itu, sebaiknya pengguna lebih teliti dalam memilih aplikasi mana saja
1. Facebook
pun sudah lama terjaga. Namun, ada harga yang harus dibayar dari segi performa. Tak hanya boros kapasitas penyimpanan karena fitur dan notifikasinya, Facebook untuk Android juga boros baterai. Untuk tetap bermain Facebook di ponsel, pengguna cukup menyediakans hortcut untuk membuka situs Facebook pada browser. Ini akan jauh menghemat kapasitas dan baterai dibandingkan mengakses dari aplikasi. 2. Aplikasi cuaca
Aplikasi cuaca penting untuk
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
37
Terapan mengetahui apakah pengguna harus membawa payung karena sebentar lagi akanhujan, atau sebaiknya menggunakan kaus tipis karena matahari sedang terik-teriknya. Namun, pembaruan secara berkala dari aplikasi tersebut akan memakan banyak daya, apalagi jika pengguna mematrikan widget aplikasi di homescreen. Sebagai alternatif, sebaiknya gunakan fitur Google Now untuk menanyakan informasi cuaca. 3. Anti-virus gratis. Ancaman virus pada smartphone memang bikin was-was. Namun, aplikasi anti virus dan pelindung keamanan Android lebih menyebalkan karena akan sangat boros daya baterai. Dibandingkan mengunduh aplikasi antivirus, sebaiknya gunakan saja smartphone secara bijak, baik dalam mengunduh aplikasi, maupun mengunduh konten-konten lainnya. Unduhlah hanya aplikasi resmi dari toko aplikasi Google Play Store. Lagi pula, Android mengklaim sistem operasinya telah terlindung dari berbagai serangan dan mengakomodasisistem enkripsi. Google juga disebut semakin tanggap dalam mengidentifikasi dan menghapus aplikasi
berbahaya dari Google Play Store. 4. Aplikasi pembersih dan peningkat kinerja Aplikasi bersih-bersih sampah di Android, salah satunya Clean Master, menjanjikan pembersihan aplikasi untuk
meningkatkan performa ponsel. Sebab, aplikasi-aplikasi yang telah dihapus terkadang menyisakan beberapa data tersembunyi (cached data) yang juga memakan kapasitas memori.Clean Master, Cleaner, CC Cleaner, Speed Booster, dan aplikasi sejenisnya selain masih menyisakan “sampah”, juga akan cepat menghabiskan daya baterai. Selain itu, iklan in-app di dalamnya juga bisa memotong kuota internet.
Sebaiknya, aplikasi semacam ini dihapus dari ponsel. Pengguna bisa mengambil jalan alternatif dengan beranjak ke “settings” - “apps” - “downloaded” lalu tekan salah satu aplikasi, kemudian pilih “clear cache” 5. Aplikasi browser bawaan Android
Ada banyak pilihan aplikasi browser untuk Android ketimbang harus menggunakan browser bawaan. Salah satunya Opera Mini. Aplikasi ini secara utama memiliki fitur untuk mereduksi penggunaan data internet pengguna, yakni dengan menyusutkan situs yang dikunjungi. Fitur tersebut bisa menghemat penggunaan data hingga 34 persen. 6. Banyaknya Group Media Sosial.
Aplikasi yang berjalan secara background. Contohnya aplikasi media sosial sampai email, dari Facebook, Whatsapp, BBM, Line, Yahoo, Google+ dan Messenger untuk Chatting. Aplikasi seperti ini secara berkala memeriksa email dan update data ke server mereka. Aplikasi ini secara berkala melakukan komunikasi keluar (melalui internet). Walau aplikasi sudah ditutup dan tidak tampil di layar smartphone, tetapi masih ada aplikasi di belakang yang terus bekerja. Dengan banyaknya mengikuti grup media sosial akan sangat berpengaruh pada kinerja baterai serta kapasitas memori. Sangatlah penting untuk memperhitungkan kembali jika bergabung dalam grup media social. Marilah kita sikapi dengan bijak. Sumber : Androidpit.
Para siswi sedang asik bermain smartphone berbasis android.
38
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
by khoir
Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin menerima kenang-kena ngan kaligrafi dari Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah H Ahmadi setelah membuka Rapat Kerja Jajaran Kanwil Prov Jateng.
Pengurus Matakin periode 2015 -2020 Jawa Tengah audiensi dengan Kanwil Kementerian Agama Prov. Jateng.
Pengukuhan KUA dan Keluarga Sakinah teladan Tingkat Jawa Tengah Tahun 2015
Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
39
Kabid URAIS dan Binsyar, H Syaifulloh menyerahkan piala kepada Kepala KUA Teladan Tingkat Jateng
Para juara MTQ Pelajar ke-30 di Boyolali dengan bangga menunjukkan Piala yang diperolehnya bersama Kabid Penais Zawa Kanwil Kemenag Jateng, H Ahyani. Edisi 7/Tahun I/ Juli 2015
40