____________________________________________________________________________
KELUARGA SAMARA BERSAMA RADIO IMSA Modul IV: MENGATASI MASALAH HUBUNGAN SUAMI/ISTRI
Topik 2: TERUS TERANG DAN BATASANNYA Dr. Agus Sofyan ____________________________________________________________________________ A. JUJUR: Jujur atau terusterang merupakan sifat yang sangat dianjurkan dalam Islam. Sifat jujur ini merupakan salah satu ciri orang yang beriman. Allah SWT memerintahkan kepada orang beriman untuk berkata jujur.
“Wahai orang yang beriman! Mengapa kamu MENGATAKAN yang tidak kamu LAKUKAN?” “Sungguh besar MURKA Allah SWT jika kamu yang MENGATAKAN yang kamu TIDAK LAKUKAN!” (As Shaff [61]: 2 – 3)
“Wahai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan bicalah yang benar (jujur)” (Al Ahzab [33]: 70) 1
Rasulullah (saw) bersabda bahwa:
الص ْدقَ يَ ْهدِي ِإلَى ْال ِب ِر َو ِإ َّن ْال ِب َّر يَ ْهدِي ِ ق فَإِ َّن ِ " َعلَ ْي ُك ْم ِب ِ الص ْد الص ْدقَ َحتَّى ْ َالر ُج ُل ي َّ ِإلَى ْال َجنَّ ِة َو َما يَزَ ا ُل ِ صد ُُق َويَت َ َح َّرى ِب يَ ْهدِي ِإلَى ِ َّ َب ِع ْند ِ اَّلل َ ِب فَإِ َّن ْال َكذ َ صدِيقًا َو ِإيَّا ُك ْم َو ْال َكذ َ َ يُ ْكت ِب ُ الر ُج ُل يَ ْكذ َّ ار َو َما يَزَ ا ُل ِ َّور يَ ْهدِي ِإلَى الن َ ور َو ِإ َّن ْالفُ ُج ِ ْالفُ ُج . " اَّلل َكذَّابًا ِ َّ َب ِع ْند َ َ ِب َحتَّى يُ ْكت َ َويَت َ َح َّرى ْال َكذ “Diwajibkan atas kalian untuk berkata jujur (benar), karena perkataan yang benar akan menjadi amal kebaikan dan amal kebaikan akan membawamu ke surga. Dan seseorang yang terus-menerus (mempunyai kebiasaan) berkata benar dan menganjurkan untuk berkata yang benar, maka ia akan dicatat sebagai TERPERCAYA oleh Allah SWT. Dan janganlah berkata bohong, karena kebohongan akan menjadi amal keburukan dan amal keburukan akan membawamu ke neraka. Dan seseorang yang mempunyai kebiasaan berkata bohong, maka dia akan dicatac sebagai PEMBOHONG oleh Allah SWT”. (Sahih Muslim #2607 c)
Dalam hadith yang lain dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda:
َّ اَّللِ ـ صلى هللا عليه وسلم ـ " َم ْن َكانَ يُؤْ ِم ُن ِب َّ سو ُل ُ قَا َل قَا َل َر،َ َع ْن أ َ ِبي ُه َري َْرة ِاَّلل ْ اآلخ ِر فَ ْل َيقُ ْل َخي ًْرا أ َ ْو ِل َي ْس ُك "ت ِ َو ْال َي ْو ِم “Barang sipa yang percaya kepada Allah dan Hari Akhir, maka berkatalah yang baik (benar) atau diam” (Sunan Ibn Majah 3971) Dalam hubungan rumah tangga, maka sifat jujur mutlak harus dimiliki oleh suami dan istri. Berbohong antara suami dan istri merupakan salah satu pemicu pertengkaran, perceraian, bahkan pembunuhan dalam keluarga.
2
B. JUJUR DAN BATASANNYA: Walaupun jujur dan terus terang merupakan sifat yang sangat dianjurkan, bahkan diwajibkan, namun kejujuran dan keterus terangan juga mempunyai batas. Tidak selamanya kita harus berkata jujur dan berterus terang. Khusus dalam hubungan suami istri, sang suami atau istri harus melihat situasi dan kondisi apakah keterus terangan tersebut justru akan berdampak pada pertikaian atau tidak? Sebagai contoh: Apabila sang istri melihat fisik atau penampilan istrinya tidak bagus atau kurang menarik, maka janganlah sang suami BERTERUS TERANG bahwa istrinya jelek, pendek, pesek, item, cerewet, gendut atau kerempeng, dlsbnya. Rasulullah SAW bersabda:
ْ َ قَال،َت يَ ِزيد َّ سو ُل اَّللِ صلى هللا عليه ِ ع ْن أَ ْس َما َء ِب ْن ُ ت قَا َل َر َ ُ ث يُ َحد ٍ َِب ِإالَّ فِي ثَال ُالر ُج ُل ْام َرأَتَه ُ وسلم " الَ يَ ِح ُّل ْال َكذ َّ ِث " اس ُ ب َو ْال َكذ ُ ضيَ َها َو ْال َكذ ْ ُِب ِلي ِ َّص ِل َح بَيْنَ الن ِ ِب فِي ْال َح ْر ِ ِليُ ْر Dari Asma binti Yazid berkata bahwa Rasulullah (saw) bersabda: “Tidaklah HALAL berdusta kecuali TIGA PERKARA: Sesuatu yang dikatakan seorang suami kepada istrinya untuk menyenangkan istrinya, pada saat perang, dan berdusta untuk mendamaikan mereka yang bertikai”. (Jami` at-Tirmidhi #1939) Selanjutnya dari Ummu Kultsum radiallahu 'anha bahwasanya ia berkata: "Aku mendengar Rasulallah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
ً َويَقُ ْو ُل َخيْراً َويَ ْن ِمي َخيْرا،اس ُ َّْس ْال َكذ ْ ُاب الَّذِي ي ِ َّص ِل ُح بَيْنَ الن َ لَي "Bukanlah pembohong orang yang mendamaikan antara manusia (yang sedang berseteru), dia mengatakan (bahwa si ini berkata) baik (kepada si itu) dan mengatakan (bahwa si itu berkata) baik (kepada si ini)." (Imam Muslim #4717)
Imam al-Qurthubi berkata dalam kitab al-Mufhim (6/592): "Hadits-hadits ini menunjukkan semua bentuk kebohongan diharamkan, tidak boleh sedikitpun, 3
kecuali pada tiga kondisi ini. Rasulallah membolehkan bohong di dalamnya karena terdapat maslahat dan bisa menolak mafsadat. Akan tetapi lebih utama dia tidak berbohong dalam tiga kondisi itu apabila dia punya alternatif lain. Namun jika tidak ada alternatif lain maka rukhshah (keringanan) boleh dilakukan."
C. BOHONG YANG DIPERBOLEHKAN ANTARA SUAMI ISTRI: Bohong yang dibolehkan di antara pasangan suami-istri adalah bohong dengan kriteria seperti itu, yang dengannya dapat terwujud hubungan baik di antara keduanya, seperti cinta dan kasih sayang, serta dengannya pula segala perseteruan dan percekcokan terhindarkan. Tetapi itu dibolehkan dengan syarat: tidak menzolimi hak pasangan. Oleh karena itu Imam al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
الر ُج ِل ِإنَّ َما ُه َو َّ ق ْال َم ْرأَةِ َو ِ علَى أ َ َّن ْال ُم َرادَ ِب ْال َك ِذ َ َواتَّفَقُ ْوا ِ ب فِي َح ُ فِ ْي َما َال يُ ْس ِق ْس لَهُ أَ ْو لَ َها َ ط َحقًّا َ أَ ْو أ َ ْخذُ َما لَي،علَ ْي ِه أ َ ْو َعلَ ْي َها "Mereka (para ulama) sepakat bahwa maksud dari bohong (yang dibolehkan) pada pasangan suami-istri ialah dalam hal-hal yang tidak menyebabkan gugurnya hak si suami maupun si istri, atau tidak menyebabkan salah satu pihak mengambil hak yang bukan miliknya." [Fathul Baari, jilid 5 halaman 300].
Seikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah pernah ditanya: apa hukum agama terkait bohongnya salah satu pasangan suami-istri kepada pasangannya apabila bohong tersebut mengandung maslahat terhadap keluarga mereka?
Maka beliau pun menyebutkan hadits Ummu Kultsum di atas, lalu berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membolehkan seorang suami berbohong kepada istrinya atau seorang istri berbohong kepada suaminya jika hal itu memang mengandung maslahat serta tidak memudaratkan siapapun. Apabila si suami berbohong kepada istrinya demi suatu maslahat bagi si istri dan keluarganya, atau si istri berbohong kepada suaminya demi suatu maslahat bagi si suami dan 4
keluarganya, serta hal itu tidak memudaratkan siapapun, maka itu bagus, dan tidak apa-apa.
Misalnya si istri berkata: "Keluargaku menyukaimu, mereka selalu menyanjungmu, mereka suka kau berkata jujur, mereka suka kau melaksanakan solat lima waktu dengan berjamaah, mereka suka karena kau bertutur lembut kepada mereka, engkau itu baik, mereka memujimu atas semua pelayananmu terhadap mereka,..." Sehingga dia berhasil memotivasi suaminya, maka itu bagus.
Syeikh Ibnu al-Utsaimin rahimahullah juga berkata dalam kitab Syarh Riyaadh asShaalihiin [6/184]: "Termasuk maslahat juga yaitu seorang suami berbohong kepada istrinya atau seorang istri berbohong kepada suaminya dalam hal yang bisa menciptakan kecintaan dan kasih sayang. Misalnya si suami berkata kepadanya: "Bagiku engkau sangatlah berharga, engkau paling aku cintai dari seluruh wanita,..." dan kata-kata lainnya. Meskipun dia bohong, tetapi itu untuk memasukkan kecintaan kepadanya. Dan maslahat juga menuntut hal tersebut."
Syekh Yusuf Qaradhawi juga menegaskan alangkah tidak bijaksananya seorang istri menceritakan terus terang kepada suami, misalnya kisah cintanya pada masa lalu yang telah dihapuskan dan ditutup aibnya. Bahkan, jika seorang suami memaksa istri untuk bersumpah guna menceritakan masa lalunya, Syekh Qaradhawi memandang paksaan suami tersebut tidak bijak. Pertama, karena mengungkit masa lalu termasuk tindakan yang sia-sia. Kedua sumpah tersebut tidak akan menyelesaikan masalah rumah tangga itu. Akan tetapi yang perlu diingat janganlah sampai suami atau istri menjadikan dusta kepada pasangannya merupakan pekerjaannya sehari-hari, akan tetapi hendaknya ia berdusta tatkala benar-benar dibutuhkan dan jelas kemaslahatannya. Karena jika sang pasangan sampai mengetahui bahwa ia telah dibohongi oleh pasangannya apalagi sampai berulang-ulang maka ia akan tidak percaya pada perkataan-perkataan pasangannya dikemudian hari, dan bisa jadi ia akan jadi penuh terliputi dengan sikap buruk sangka kepada pasangannya.
5
D. BOHONG YANG DILARANG (HARAM) ANTARA SUAMI ISTRI: Bohong yang dibolehkan di antara pasangan suami-istri adalah bohong dengan kriteria tersebut di atas, dengan syarat: tidak menzolimi hak pasangan. Oleh karena itu Imam al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata:
الر ُج ِل ِإنَّ َما ُه َو َّ ق ْال َم ْرأَةِ َو ِ علَى أ َ َّن ْال ُم َرادَ ِب ْال َك ِذ َ َواتَّفَقُ ْوا ِ ب فِي َح ُ ِف ْي َما َال يُ ْس ِق ْس لَهُ أَ ْو لَ َها َ ط َحقًّا َ أَ ْو أ َ ْخذُ َما لَي،علَ ْي ِه أ َ ْو َعلَ ْي َها "Mereka (para ulama) sepakat bahwa maksud dari bohong (yang dibolehkan) pada pasangan suami-istri ialah dalam hal-hal yang tidak menyebabkan gugurnya hak si suami maupun si istri, atau tidak menyebabkan salah satu pihak mengambil hak yang bukan miliknya." [Fathul Baari, jilid 5 halaman 300].
Contohnya apabila sang suami berbohong kepada istrinya bahwa dia pulang larut malam karena banyak kerjaan atau lembur dikantor, padahal tidak. Atau istri berbohong pada suami bahwa dia belum masak karena sibuk dengan kerjaan lain, padahal FB-an. Dan lain-lain bohong yang menyebabkan gugurnya hak suami sitri atau mendholimi salah satu pihak.
Semoga Allah SWT memberkati perkawinan serta keluarga kita semua. Aamiin.
______________________________________________________________________________ © Dr. Agus Sofyan 312 Indian Hill Drive West Van Lear, KY 41268 Phone: 859-3969152 Email:
[email protected] ©
______________________________________________________________________________
6