KELUARAN & PENAKLUKAN (Keluaran-1 Samuel 8) Kita akan terus memakai peta referensi di awal bagian ini. Mungkin anda juga mau memakai Alkitab anda saat kita bersama-sama menyelami lebih dalam lagi tentang Firman Allah. Sambil memperhatikan peta yang ada, mari kita memperhatikan “Keluaran dan Penaklukan.” Keluaran dan Penaklukan mencakup masa mulai dari Keluaran sampai kepada masa monarkhi. Jadi mulai dari Keluaran sampai kepada Hakim-Hakim dan sebagian dari kitab 1 Samuel. Ini adalah titik sejarah yang akan kita diskusikan saat kita membangun pondasi yang akan kita pakai untuk mempelajari Perjanjian Lama. Kita akan terus melihat berkat dan hukuman Allah melalui kehidupan Musa, Yosua, Hakim-Hakim, dan Samuel. Tempat bagi mereka sudah menjadi kenyataan dan bukan lagi hanya berupa janji seperti yang terjadi kepada para Bapa-Bapa Leluhur. Kita akan melihat Allah menyertai umat-Nya sebagaimana yang dilambangkan dengan Kemah Suci. Allah menyertai umat-Nya di dalam Kemah Suci. Ini sebuah perkembangan. Tujuannya adalah supaya kemuliaan Allah dikenal oleh semua bangsa melalui karya pembebasan-Nya. Inilah yang menjadi inti dari kitab Keluaran dan makna dari kata itu sendiri, “pembebasan.” Di bagian selanjutnya kita akan melihat berkat dan penghukuman Allah melalui Musa, Yosua, Hakim-Hakim, dan Samuel, Allah menyertai umat-Nya di Kemah Suci dan kemuliaan Allah dikenal oleh semua bangsa melalui pembebasan-Nya. Mari kita melihat orang-orang yang menjadi tokoh di sini. Umat. Bagaimana kita melihat berkat Allah dan bagaimana kenyataan bahwa Ia mengingat umat-Nya itu dijelaskan? Baca Kitab Keluaran. Kita akan melihat beberapa ayat. Mari perhatikan Keluaran pasal 2 ayat 23-25, dan perhatikan bagaimana Allah mengingat umat-Nya. Mereka sudah menerima janji akan semua berkat itu, tetapi mereka masih menjadi budak di Mesir. Dimanakah berkat Allah dalam hal ini? Didalam ayat 23-25 dikatakan, Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah. Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Maka Allah melihat orang Israel itu, dan Allah memperhatikan mereka. Ia ingat akan perjanjian-Nya. Allah tidak lupa kepada umat-Nya. Ia memberkati mereka dengan mengingat mereka. [Catatan khusus: Audio dari bahan ini mengatakan ‘mengingat’. Catatan dari pelajaran ini menuliskan ‘menebus.’] Juga, Ia menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya (Keluaran 6:1-12). Ketika anda sampai kepada Keluaran pasal 6, anda akan melihat adanya perubahan besar dalam wahyu Allah tentang karakter-Nya yang diberikan kepada umat-Nya. Perhatikan Keluaran pasal 6 ayat 2-4. Di sini Allah berbicara kepada Musa saat ia mempersiapkan diri untuk menghadap Firaun. Perhatikan apa yang dikatakan Allah kepada Musa. Ia mengatakan,
"Akulah TUHAN. Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah Yang Mahakuasa, tetapi dengan nama-Ku TUHAN Aku belum menyatakan diri. Bukan saja Aku telah mengadakan perjanjian-Ku dengan mereka untuk memberikan kepada mereka tanah Kanaan, ...” Perhatikan apa yang dikatakan-Nya. Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah yang Mahakuasa. Itulah nama-Ku: El Shaddai. Aku belum menyatakan diri kepada mereka sebagai Yahweh, TUHAN. Inilah nama Allah di sepanjang Perjanjian Lama, dan nama ini mewakili kasih, anugerah dan perjanjianNya dengan umat-Nya. Nama ini akan menjadi nama perjanjian. “Ketika aku menghadap Firaun, siapa yang aku sebut mengutus aku? Katakan bahwa AKULAH AKU mengutus engkau.” Itulah nama yang dinyatakan Allah sendiri kepada umat-Nya. Ia menyatakan diri dengan cara yang baru dan itu adalah berkat bagi umat-Nya. Yang ketiga, Ia membebaskan umat-Nya (Keluaran 7-18). Keluaran pasal 7 sampai Keluaran pasal 18 adalah kisah nyata tentang Allah membebaskan umat-Nya. Ada beberapa ayat yang didaftarkan di dalam pedoman belajar, tetapi ada juga beberapa referensi yang lainnya: 2 Samuel pasal 7 ayat 23; 1 Tawarikh pasal 17 ayat 21; Yesaya pasal 63 ayat 12-14; Yeremia pasal 32 ayat 20-21; Daniel pasal 9 ayat 15; Nehemia pasal 9 ayat 10. Saya ingin memberikan kepada anda gambaran tentang pentingnya Keluaran di dalam keseluruhan alur kisahnya. Sejak masa itu maka seluruh alur kisah akan merujuk balik kepada persitiwa ini. Sebagai contoh, ketika anda sampai ke titik terjauhnya, Nehemia pasal 9 ayat 10, yang merupakan kesimpulan sejarah dari Perjanjian Lama, di sana juga melihat kembali dan memperbaharui perjanjian yang sudah ada. Beberapa pasal berbicara mengenai bagaimana Allah membawa umat-Nya keluar dari Mesir melalui Laut Merah dan bagaimana Ia melepaskan mereka. Bangsa itu berulangkali mengangkat kisah itu. kita melayani Allah yang sudah membawa kita keluar dari Mesir. Kita melayani Allah yang membelah lautan menjadi dua dan membuat kita bisa melaluinya. Kita melayani Allah yang demikian. Ia membebaskan umat-Nya. Peristiwa Keluaran adalah sebuah kebenaran theologi yang sangat penting yang tidak ada bandingannya yang atasnya bangsa Israel membangun seluruh sistem kepercayaan theologi mereka. Kebenaran ini sangat penting sekali. Yang keempat, Ia memperbaharui perjanjian-Nya dengan dengan umat-Nya (keluaran 19). Allah memperbaharui perjanjian-Nya dengan umat-Nya di Gunung Sinai. Mereka berada di Gunung Sinai bersama-sama untuk memperbaharui perjanjian. Kelima, ia memberikan Hukum kepada umat-Nya. Sejak Keluaran pasal 20 sampai kepada kitan Ulangan Allah memberikan Taurat kepada umat-Nya. Kita juga melihat pengulangan dari Hukum, yang kedua, di dalam Kitab Ulangan. Kita melihat kembali sebuah gambaran akan berkat-Nya di dalam kitab Yosua dimana Ia memberikan tanah itu kepada umat-Nya. Allah memberkati umat-Nya. Ia memberikan Hukum dan tanah itu kepada mereka. Kemudian di dalam Hakim-Hakim Ia memberikan kepemimpinan kepada umat-Nya. Ia adalah Raja mereka, masa itu adalah masa theokrasi, tetapi Ia mengangkat Hakim-Hakim untuk memimpin mereka. Allah memberikan kepada umat-Nya Hukum, tanah dan kepemimpinan. Berkat Allah dinyatakan di sepanjang Keluaran dan penaklukan.
Di sisi lain kita melihat hukuman Allah kepada dua arah. Pertama, kita melihat hukuman itu dijatuhkan kepada Firaun dan bangsa Mesir. Allah menunjukkan serangkaian penghukuman di dalam semua tulah yang dijatuhkan-Nya. Kemudian, kita melihat hukuman Allah kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Saat bangsa Israel sampai ke Tanah Perjanjian, mereka diperintahkan untuk membinasakan semua yang melawan Allah. Semua berhala, semua yang dibuat untuk melawan nama dan kemuliaan-Nya. Hancurkan semuanya. Seluruh gambaran penaklukan menunjukkan penghukuman Allah atas dosa bangsa-bangsa saat Ia membawa umat-Nya ke Tanah Perjanjian. Ia melenyapkan semua pengaruh kekafiran dari bangsa itu – berkat Allah dan hukuman Allah. Teka-Teki Perjanjian Lama (Keluaran 34: 6-7) Teka-Teki Perjanjian Lama ada di dalam Keluaran pasal 34, ayat
6-7.
"TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, . . .” Bagaimana anda menghubungan kedua hal itu bersama-sama? Ia adalah pengasih,panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya yang tidak membebaskan orang yang bersalah dari hukuman. Berkat dan hukuman Allah berdampingan dan tidak bisa dipisahkan. Ini sebuah teka-teki yang sangat besar karena manusia sudah berdosa dan berada di bawah penghukuman. Jadi anda melihat dua jalur di sini, berkat dan hukuman, yang menjadi aturan di dalam Perjanjian Lama. Tempat Pertama, Allah menyertai umat-Nya di dalam Kemah Suci. Anda melihat kehadiranNya dengan cara yang berbeda di sepanjang Keluaran dan penaklukan. Ia juga bersama menyertai umat-Nya dalam tiang awan dan tiang api. Ketika Allah memimpin umat-Nya keluar dari Mesir, Ia menuntun mereka dengan tiang api di malam hari, dan dengan tiang awan di siang hari. Ia menuntun mereka dengan cara demikian. ia membawa mereka keluar dan mereka sampai ke Gunung Sinai dimana Ia menetapkan perjanjian-Nya. Kehadiran-Nya juga dinyatakan dalam Kemah Suci. Bukalah Keluaran pasal 25. Perhatikan apa yang dikatakan Allah kepada mereka di dalam ayat 8-9, “Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka. Menurut segala apa yang Kutunjukkan kepadamu sebagai contoh Kemah Suci dan sebagai contoh segala perabotannya, demikianlah harus kamu membuatnya.” Dan itulah yang dilakukan-Nya. Ia memberikan kepada mereka petunjuk untuk membuat Kemah Suci. Aku akan berdiam di antaramu. Ini bukan hanya janji akan persekutuan. Kehadiran Allah akan menyertai mereka yang dilambangkan dengan Kemah Suci dengan Tabut Perjanjian berada di pusatnya. Jadi kehadiran Allah dilihat di dalam tiang api dan di Kemah Suci, dan akhirnya di Tanah Perjanjian. Mereka akhirnya meneruskan perjalanan. Mereka sampai di tanah itu. setelah mereka melalui kitab Ulangan dan Yosua, mereka sampai ke Tanah Perjanjian itu. Keseluruhan tanah itu sudah dijanjikan kepada Abraham, dan sekarang mereka mengambilnya. Mereka menerima apa yang sudah dijanjikan kepada mereka. Akhirnya, Kemah Suci menjadi titik utama dari berdiamnya Allah di antara umatNya. Buka di dalam 2 Samuel pasal 7 ayat 6-7. Dua Samual jelas sekali
terjadi setelah Keluaran dan penaklukan, tetapi saya ingin anda melihat bagaimana Kemah Suci dijelaskan di dalam 2 Samuel. Allah mengatakan, "Aku tidak pernah diam dalam rumah sejak Aku menuntun orang Israel dari Mesir sampai hari ini, tetapi Aku selalu mengembara dalam kemah sebagai kediaman. 7:7 Selama Aku mengembara bersama-sama seluruh orang Israel, pernahkah Aku mengucapkan firman kepada salah seorang hakim orang Israel, yang Kuperintahkan menggembalakan umat-Ku Israel, demikian: Mengapa kamu tidak mendirikan bagi-Ku rumah dari kayu aras?” Demikianlah Allah menunjukkan kehadiran-Nya dengan umat-Nya ketika Ia mengembara bersama mereka dari satu tempat ke tempat lainnya. Allah berdiam di antara umat-Nya, tetapi jangan lupakan hal ini: satu-satunya cara anda bisa datang kepada-Nya adalah melalui seorang pengantara yang mempersembahkan korban penebus dosa yang layak. Kehadiran Allah ada di dalam Kemah Suci, tetapi anda tidak bisa sembarangan masuk ke sana. Anda tidak bisa jalan-jalan dan kemudian kebetulan mengintip ke dalamnya. Ini adalah tempat dimana kehadiran Allah ada di tengah umat-Nya, dan anda memerlukan pengantara untuk menghubungkan Dia dengan anda atau anda akan menerima penghukuman-Nya. Anda perlu seorang pengantara dan disitulah peranan para imam diperlukan. Seluruh isi kitab Imamat diberikan kepada para imam sebagai petunjuk bagi mereka tentang bagaimana menangani penyembahan dan masuk ke dalam Kemah Suci, karena mereka yang akan masuk sebagai wakil di Hari Raya Pendamaian, dan juga di waktuwaktu lainnya. Allah berdiam di antara umat-Nya tetapi masih harus ada pengantara di antara keduanya. Kita harus ingat tentang hal ini.
Tujuan Kemuliaan Allah dikenal di antara bangsa-bangsa melalui karya pembebasan-Nya. Tindakan Allah yang kuat ini didasari oleh kehendak-Nya bahwa semua manusia, kelompok dan bangsa “tahu bahwa Akulah Tuhan” dan mengakui serta percaya kepada kemuliaan-Nya. Mari kita perhatikan secara cepat. Saya ingin anda menggaris-bawahi beberapa ayat. Kita sedang mencari frase yang diulangi beberapa kali. Keluaran pasal 6 ayat 6, "Aku akan mengangkat kamu menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu, supaya kamu mengetahui, bahwa Akulah, TUHAN, Allahmu, yang membebaskan kamu dari kerja paksa orang Mesir.” Keluaran pasal 7 ayat 4-5. Aku akan mengeluarkan engkau. “...Aku akan mendatangkan tangan-Ku kepada Mesir dan mengeluarkan pasukan-Ku, umat-Ku, orang Israel, dari tanah Mesir dengan hukuman-hukuman yang berat. Dan orang Mesir itu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku mengacungkan tangan-Ku terhadap Mesir dan membawa orang Israel keluar dari tengah-tengah mereka.” Keluaran 7 ayat 17. Sebab itu beginilah firman TUHAN: Dari hal yang berikut akan kauketahui, bahwa Akulah TUHAN. Lihat, dengan tongkat yang di tanganku ini akan kupukul air yang di sungai Nil ...” Akan kauketahui, bahwa Akulah TUHAN. Keluaran pasal 8 ayat 22, "Tetapi pada hari itu Aku akan mengecualikan tanah Gosyen, di mana umat-Ku tinggal, sehingga di sana tidak ada terdapat pikat, supaya engkau mengetahui, bahwa Aku, TUHAN, ada di negeri ini.”
Keluaran pasal 10 ayat 2. Ia berkata, “...dan supaya engkau dapat menceriterakan kepada anak cucumu, bagaimana Aku mempermain-mainkan orang Mesir dan tanda-tanda mujizat mana yang telah Kulakukan di antara mereka, supaya kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN.” Apakah anda melihat frase ini diulangi berulangkali?
Keluaran pasal 14 ayat 4. Allah membawa umat-Nya ke Laut Merah dan pasukan Mesir hampir mengejar mereka. Ayat 4 mengatakan, "Aku akan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia mengejar mereka. Dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku, sehingga orang Mesir mengetahui, bahwa Akulah TUHAN." Lalu mereka berbuat demikian. Keluaran pasal 14 ayat 18, "Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda.” Keluaran pasal 16 ayat 12. Di perjalanan, Allah menyediakan manna bagi umat-Nya untuk dimakan di padang gurun. Pasal 16 ayat 12 mengatakan, "Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: Pada waktu senja kamu akan makan daging dan pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, Allahmu.” Frase, "Engkau (atau mereka) akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan,” disebutkan hampir 50 kali di dalam kitab Kejadian sampai Bilangan saja. Apakah anda melihat motivasi Allah? “Aku akan melakukan perkara-perkara yang besar dan dahsyat. Aku akan mencurahkan penghukuman dan berkat. Dan Aku akan melakukan semuanya itu sehingga engkau megetahui, sehingga semua bangsa mengetahui bahwa Akulah Tuhan.” Kemuliaan Tuhan akan diperkenalkan kepada semua bangsa melalui karya pembebasan-Nya. Itulah tujuan dari Keluaran. Mengapa Allah membawa mereka ke tengah Laut Merah? Itu bukan supaya mereka bisa mengadakan perjalanan yang sejuk sambil menyaksikan pemandangan dalam laut di sisi kanan dan kiri atau mengatakan, ‘lihat kita hebat sekali bukan?’ Ia membawa mereka supaya bangsa Mesir akan memandang dan melihat apa yang terjadi dan kemudian mengatakan, “Allah itu besar! Allahnya bangsa Israel layak untuk disembah.” Ia membebaskan umat-Nya dan Ia mengatakan, “Engkau (atau mereka) akan tahu bahwa Akulah Tuhan,” berulangkali di sepanjang Perjanjian Lama. Sekarang perhatikan Keluaran pasal 19. Ingat apa yang kita baca di dalam Kejadian 49, “Melalui engkau, raja-raja akan bangkit dari keturunanmu”? Ingat janji kepada Bapa-Bapa Leluhur, janji kepada Yakub di dalam Kejadian 35? Perhatikan ayat 5-6. "Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel.”
Ia mengatakan di dalam Keluaran 19:6 Aku akan menjadikan kamu kerajaan imam. Pikirkan tentang hal ini. Apa yang dilakukan oleh para imam? Seorang imam berdiri di tengah-tengah, di antara manusia dan Allah untuk membuat manusia bisa datang kepada Allah. Dan Allah mengatakan, jangan sampai kehilangan bagian ini, kepada bangsa Israel, kamu akan menjadi kerajaan imam. Kamu akan berdiri di antara Aku dan bangsa-bangsa, dan kamu akan membawa bangsa-bangsa kepada-Ku. Sebagaimana para imam ada dan membuka jalan bagi rakyat untuk datang kepada-Ku; kamu akan membuka jalan bangsa-bangsa datang kepada-Ku. Kamu akan menjadi kerajaan imam. Ini bukan mengenai orang-orang yang terpilih, seorang raja di sini atau seorang raja di sana. Ini akan terjadi kepada seluruh bangsa, dan kamu semua akan melakukan hal ini. Kamu semua adalah imam yang akan membawa orang datang kepada-Ku. Ini berarti bahwa mereka akan menjadi pembawa syafaat di antara Allah yang kudus dengan manusia di bumi ini. Bangsa Israel berganung dengan Allah yang kekal dan kehendak-Nya yang kekal untuk membawa dan mewartakan kemuliaan dan kebesaran nama-Nya sendiri. Mereka akan menjadi pembawa syafaat di antara bangsa-bangsa dengan Allah. Kerajaan imam – jangan melewatkan kebenaran ini. Bangsa Israel dibebaskan untuk membersihkan tanah dari ilah-ilah asing dan untuk menyatakan kemuliaan nama-Nya bagi bangsa-bangsa. Inilah sebabnya Allah membebaskan mereka. Umat Allah akan datang ke tempat-Nya bagi tujuan-Nya. Anda melihat kerajaan dan alur kisahnya mulai terbuka. Dan kisah itu berkembang maju. Mari kita melihat ke era selanjutnya.
MONARKHI (1 Samuel 9 - 1 Raja 11; 1 Tawarikh - 2 Tawarikh 9) Umat Saul, Daud, dan Salomo memulai masa monarkhi, dan apa yang kita lihat adalah berkat dan hukuman Allah melalui ketiga orang itu. melalui raja-raja-Nya kita melihat berkat dan hukuman. Allah menengahi dan melaksanakan perjanjian-Nya melalui para raja. Inilah peranan para raja dan alasan mengapa kesetiaan terhadap perjanjian sangatlah penting, dan mengapa ketidaksetiaan terhadap perjanjian mendatangkan penghukuman yang sangat berat. Anda melihat kedua jalur yang ada – berkat dan hukuman. Kalau seorang raja setia kepada perjanjian, ia mengalami berkat. Kalau sang raja tidak setia, ia mengalami hukuman. Kita melihat hal itu di dalam diri ketiga raja itu. Di dalam Saul kita melihatnya. Di beberapa titik ia berada di bawah berkat Allah. Di titik lain kita melihat ia berada di bawah hukuman Allah. Daud, kita melihat keduanya juga, berkat dan hukuman. Salomo, anda melihat keduanya, berkat dan hukuman, bergantung kepada kesetiaan atau ketidaksetiaan kepada perjanjian. Tetapi kemudian di tengah-tengah pemerintahan Daud, Allah memperbaharui perjanjian-Nya dengan umat-Nya melalui Daud. Sekarang saya ingin anda melihat 2 Samuel 7. Di sini Allah memperbaharui perjanjian-Nya. Kita melihat bagaimana perjanjian itu dimulai dengan Abraham. Kemudian sampai kepada Musa. Sekarang kita melihatnya dengan Daud. Kita akan melihat 2 Samuel 7 dan memperhatikan perbandingannya dengan Kejadian pasal 12. Tepat sebagaimana Allah sudah
berjanji untuk memberkati Abraham, Ia menjanjikan berkat yang sama kepada Daud. Perhatikan 2 Samuel pasal 7 ayat 5-16, "Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN: Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami? Aku tidak pernah diam dalam rumah sejak Aku menuntun orang Israel dari Mesir sampai hari ini, tetapi Aku selalu mengembara dalam kemah sebagai kediaman. Selama Aku mengembara bersamasama seluruh orang Israel, pernahkah Aku mengucapkan firman kepada salah seorang hakim orang Israel, yang Kuperintahkan menggembalakan umat-Ku Israel, demikian: Mengapa kamu tidak mendirikan bagi-Ku rumah dari kayu aras? Oleh sebab itu, beginilah kaukatakan kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel. Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kaujalani dan telah melenyapkan segala musuhmu dari depanmu. Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi. Aku menentukan tempat bagi umat-Ku Israel dan menanamkannya, sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan dan tidak pula ditindas oleh orang-orang lalim seperti dahulu, sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada semua musuhmu. Juga diberitahukan TUHAN kepadamu: TUHAN akan memberikan keturunan kepadamu. Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selamalamanya. Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu. Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selamalamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.”
Kita melihat di sini bahwa Allah berjanji akan memberkati namanya. Apakah anda melihat keseluruhan kerajaan-Nya – umat, tempat dan tujuan-Nya – dibukakan dengan jelas di dalam ayat-ayat itu? Sebagaimana kita melihat hal itu terjadi dengan Abraham, janji untuk memberkati namanya, “Aku akan membuat namamu masyhur, Abraham.” Ia juga datang kepada Daud dan mengatakan, “Aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi.” Yang kedua, Ia menjanjikan kemenangan atas musuh-musuh mereka. Janji yang sama sudah diberikan-Nya kepada Abraham setelah ia rela mempersembahkan Ishak di dalam Kejadian pasal 22 ayat 17, Ia memberikannya kepada Daud di dalam 2 Samuel pasal 7 ayat 11 – janji akan tanah dan kemenangan atas musuh-musuhnya. Ketiga, Ia menjanjikan adanya hubungan yang unik dengan umat-Nya. Kita melihat hal ini di dalam 2 Samuel pasal 7 ayat 14. Tetapi ada yang sangat khusus, berkat Allah atas mereka. Hal ini juga yang sudah dijanjikan-Nya kepada Abraham di dalam Kejadian pasal 17 ayat 7 dan 8. Keempat, Ia menjanjikan adanya keturunan di masa depan. Hal yang sama dijanjikan-Nya kepada Abraham, Ishak dan Yakub, dan sekarang dijanjikan-Nya kepada Daud, keturunan di masa depan. Jadi Allah memperbaharui perjanjian-Nya dengan hamba-Nya Daud sebagai raja atas umat-Nya. Berkat Allah adalah kepada umat-Nya melalui Daud.
Berkat Allah di antara umat-Nya mencapai bawah Daud anda melihat gambaran tentang terusir, dan 1 Raja-Raja pasal 4 ayat 25 kedamaian di bawah pemerintahan Salomo. Allah.
puncak pada masa Daud dan Salomo. Di kemakmuran dan kestabilan. Musuh-musuh berbicara mengenai kemakmuran dan Anda melihat kekuatan di dalam berkat
Tempat Place Pikirkan tentang tempatnya. Sampai saat ini, Allah berada di tengah umat-Nya di dalam Kemah Suci. Kemudian ada perubahan dan kita melihat Allah berada di tengah umat-Nya bukan di Kemah Suci tetapi di sebuat Bait Suci. Kemah Suci tetap ada sampai masa pemerintahan Daud. Allah sudah mengatakan, “Aku tidak akan membangunnya dan engkau juga tidak akan melakukannya.” Ia mengatakan, “Hal itu akan terjadi pada masa anakmu Salomo.” Jadi sekarang Allah berdiam di antara umat-Nya bukan hanya dalam sebuah Kemah Suci yang sudah dibawa ke Yerusalem, tetapi di dalam sebuah Bait Suci. Umat Allah kini ditetapkan di tanah Allah. Mereka berada di Tanah Perjanjian dan mengalami kemakmuran. Pikirkan tentang bagaimana hal ini mempengaruhi cara pandang anda akan Daud dan Goliat. Anda tidak hanya melihat sebuah kisah tentang bagaimana kita mengalahkan raksasa dalam hidup kita. Mari kita membawanya ke tingkat yang lebih tinggi. Orang-orang Filistin mengancam akan mengambil kembali tanahnya dari Israel, dan Tuhan membangkitkan seorang pemimpin yang diurapi yang akan memimpin mereka kepada kemenangan atas orang Filistin. Dia meneruskan janji-Nya kepada mereka. Dan kemudian pada tingkat yang lebih tinggi, Allah memperbaharui perjanjian-Nya melalui pemimpin yang akan menaklukkan musuh mereka. Daud sangat unik dalam kisah itu Juga, kita melihat kehadiran Allah ditetapkan di kota Allah. Bait Suci sudah dijanjikan kepada Daud akan berada di Yerusalem, tetapi Bait itu disiapkan oleh Salomo. Allah sudah menyatakan hal yang sama kepada Salomo, seperti yang dituliskan di dalam 1 Raja-Raja pasal 5 ayat 3-5, "Engkau tahu bahwa Daud, ayahku, tidak dapat mendirikan sebuah rumah bagi nama TUHAN, Allahnya, oleh karena musuh-musuhnya memerangi dia dari segala jurusan, sampai TUHAN menyerahkan mereka ke bawah telapak kakinya. Tetapi sekarang, TUHAN, Allahku, telah mengaruniakan keamanan kepadaku di mana-mana, tidak ada lagi lawan dan tidak ada lagi malapetaka menimpa. Dan ketahuilah, aku berpikirpikir hendak mendirikan sebuah rumah bagi nama TUHAN, Allahku, seperti yang dijanjikan TUHAN kepada Daud, ayahku,...” Salomo menerima hal itu dan ia membangun Bait Suci. Tempat kediaman Allah ditetapkan dengan umat Allah melalui Bait Suci dengan dua cara. Yang pertama, bangsa itu akan merasakan kemuliaan Allah di Bait-Nya. Yang kedua, Bait itu bukan hanya merupakan tempat dimana mereka merasakan kemuliaan Allah, tetapi juga tempat mereka menyatakan penyembahan mereka. Saya ingin anda memperhatikan hal ini di dalam 1 Raja-Raja pasal 9. Setelah Bait Suci dibangun, disinilah mereka merasakan kemuliaan Allah dan menyatakan penyembahan mereka. Perhatikan 1 Raja-Raja pasal 9 ayat 3-9. Tuhan datang kepada Salomo pada saat penyelesaian pembangunan Bait Suci. Perhatikan apa yang terjadi setelah Salomo menyelesaikannya. Allah mengatakan,
..." Telah Kudengar doa dan permohonanmu yang kausampaikan ke hadapan-Ku; Aku telah menguduskan rumah yang kaudirikan ini untuk membuat nama-Ku tinggal di situ sampai selama-lamanya, maka mata-Ku dan hati-Ku akan ada di situ sepanjang masa. Mengenai engkau, jika engkau hidup di hadapan-Ku sama seperti Daud, ayahmu, dengan tulus hati dan dengan benar, dan berbuat sesuai dengan segala yang Kuperintahkan kepadamu, dan jika engkau tetap mengikuti segala ketetapan dan peraturan-Ku, maka Aku akan meneguhkan takhta kerajaanmu atas Israel untuk selama-lamanya seperti yang telah Kujanjikan kepada Daud, ayahmu,...” Perhatikan ayat
6-9,
"Tetapi jika kamu ini dan anak-anakmu berbalik dari pada-Ku dan tidak berpegang pada segala perintah dan ketetapan-Ku yang telah Kuberikan kepadamu, dan pergi beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya, maka Aku akan melenyapkan orang Israel dari atas tanah yang telah Kuberikan kepada mereka, dan rumah yang telah Kukuduskan bagi nama-Ku itu, akan Kubuang dari hadapan-Ku, maka Israel akan menjadi kiasan dan sindiran di antara segala bangsa. Dan rumah ini akan menjadi reruntuhan, sehingga setiap orang yang lewat akan tertegun, bersuit, dan berkata: Apakah sebabnya TUHAN berbuat yang demikian kepada negeri ini dan kepada rumah ini? Maka orang akan berkata: Sebab mereka meninggalkan TUHAN, Allah mereka, yang membawa nenek moyang mereka keluar dari tanah Mesir dan sebab mereka berpegang pada allah lain dan sujud menyembah kepadanya dan beribadah kepadanya. Itulah sebabnya TUHAN mendatangkan segala malapetaka ini ke atas mereka.” Apakah ini terasa tidak asing dan seperti sesuatu yang akan kita perhatikan di dalam beberapa pasal? Inilah Bait Suci, tempat dimana anda merasakan kemuliaan Allah dan menyatakan penyembahan kepada Allah. Kalau engkau bersalah dan tidak taat, akan ada bangsa yang lewat di dekat Bait itu dan mereka akan mengatakan,”Allah sudah menunjukkan penghukuman-Nya atas umat-Nya.” Bait Suci dihancurkan pada tahun 586 sM. Tujuannya Kemuliaan Allah dikenal oleh semua bangsa. Kemuliaan-Nya dikenal melalui kesetiaan-Nya, pembebasan-Nya dan melalui monarkhi yaitu dengan pengurapan-Nya atas raja-raja. Cara yang pertama yang kita lihat adalah dengan melihat Allah sedang memperbaharui perjanjian-Nya dengan Daud tentang dikenalnya Ia di antara segala bangsa. Dalam 2 Samuel pasal 7 ayat 22-24, "Sebab itu Engkau besar, ya Tuhan ALLAH, sebab tidak ada yang sama seperti Engkau dan tidak ada Allah selain Engkau menurut segala yang kami tangkap dengan telinga kami. Dan bangsa manakah di bumi seperti umat-Mu Israel, yang Allahnya pergi membebaskannya menjadi umat-Nya, untuk mendapat nama bagi-Nya dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat bagi mereka, dan dengan menghalau bangsa-bangsa dan para allah mereka dari depan umat-Nya? Anda menangkap intinya di sini? “Ya Allah, Engkau sudah bekerja di antara kami untuk membuat nama-Mu masyhur.” Tujuan Allah adalah untuk mengurapi sang raja, dan dalam prosesnya, Ia membuat nama bagi diri-Nya. Kemasyhuran-Nya akan dikenal. Itu yang terjadi di dalam kehidupan Daud, dan hal yang sama terus menerus terjadi.
Yang kedua, Allah menetapkan Bait Suci untuk menyatakan kemuliaan-Nya kepada orang-orang dari segala bangsa. Dalam 1 Raja-Raja pasal 8 ayat 41-43, dikatakan bahwa orang-orang dari bangsa-bangsa lain akan datang ke tempat itu dan mereka juga akan merasakan kemuliaan Allah dan mereka akan menyatakan penyembahan mereka kepada Allah. Yerusalem adalah tempat dimana bangsa-bangsa akan datang dan mereka akan datang ke Bait Suci. Ketiga, Allah memberi perkenanan-Nya kepada Salomo untuk meningkatkan kemasyhuran-Nya. Ini bukan kemasyhuran Salomo, tapi kemasyhuran Allah di antara segala bangsa. Dalam 1 Raja-raja pasal 10 ayat 6-9, Allah memberkati Salomo dengan hikmat yang besar. Ratu Sheba datang untuk menyaksikan hikmat-Nya dan mengakui, "Allahmu layak menerima pujian." Ia mengangkat kemasyhuran-Nya dengan memberkati Salomo. Apakah anda melihat apa yang dilakukan-Nya? Ia mengurapi Daud. Ia mengurapi Salomo untuk membuat nama bagi diri-Nya, untuk meningkatkan pengenalan akan Dia, dan untuk meningkatkan kemuliaan-Nya. Dengan mengurapi mereka, semua bangsa akan tahu dan mengenal siapakah Dia. Kita sampai kepada kesimpulan Perjanjian Lama dan masa sejarah yang terakhit. Mari kita lihat kemana hal hal itu akan membawa kita.
ANARKHI (1 Raja-Raja 12 - 2 Raja-Raja; 2 Tawarikh 10 - Ester) Umat Berkat dan hukuman-Nya melalui Nabi-Nabi Besar dan Nabi-Nabi Kecil. Kita semua menghormati Nabi-Nabi Besar dan Nabi-Nabi Kecil. Mereka adalah saluran dari berkat Allah. Ketika anda memandang kepada orang-orang itu, berkat dan hukuman Allah memang melalui mereka. Kita baru berbicara mengenai berkat di dalam kesetiaan kepada perjanjian, hukuman kepada ketidaksetiaan kepada perjanjian, dan Allah mengadakan perantara bagi perjanjian-Nya melalui para raja. Masalah dimulai ketika kerajaan kemudian terbagi, anarkhi muncul dan semua raja yang ada tidak taat kepada Tuhan. Rajaraja itu tidak menjadi pengantara untuk perjanjian, karena itu Allah menjaga perjanjian-Nya melalui para nabi. Ia mengadakan perantara akan perjanjian-Nya melalui para raja, dan Ia menjaga perjanjian-Nya melalui para nabi. Kita melihat hal ini yang terus terjadi. Anda bahkan bisa melihat dalam hubungan antara Samuel dengan Saul, antara Samuel dengan Daud, dan antara Natan dengan Daud. Para nabi menolong menjaga perjanjian itu. Ketika anarkhi muncul dan ketika hal itu berkaitan dengan berkat dan hukuman, para nabi menubuatkan keduanya. Para nabi menubuatkan apa yang akan datang, baik berkat maupun hukuman, dalam 3 fase yang berbeda. Pertama, para nabi menubuatkan adanya perbudakan yang baru bagi umat Allah. Israel dan Yehuda akan dihancurkan, dan bangsa itu akan dibawa ke dalam pembuangan. Ini berita para nabi: hukuman karena ketidaksetiaan kepada perjanjian. Nabi-Nabi Kecil membukakan apa yang sudah kita lihat dalam NabiNabi Besar. Mereka terus mengatakan, “Perbudakan akan terjadi. Hukuman Allah akan terjadi.”
Namun, para nabi menubuatkan berkat dan hukuman. Mereka menubuatkan hukuman tetapi juga menubuatkan berkat. Hukuman di masa kini dan pengharapan di masa yang akan datang. Apakah hal itu nampak sangat lazim? 39 pasal pertama dari kitab Yesaya adalah mengenai hukuman. 29 pasal terakhir adalah mengenai pengharapan. Jadi fase yang kedua adalah bahwa para nabi menubuatkan adanya Keluaran yang baru bagi umat Allah. Pembebasan dari pembuangan mengikuti pola pembebasan dari Mesir. (Yeremia 16:14-15, 23:7-8; Yesaya 43:15-21). Karya Allah di dalam Keluaran menjadi penghiburan Allah bagi umat yang sedang ada dalam pembuangan (Yesaya 40:3-4; 41:17-20; 42:7; 43:1-2, 16-20; 48:20-21; 49:24-26; 51:9-11; 52:3-4, 11-12). Saya akan menunjukkan sebuah ilustrasi tentang hal ini dalam Yesaya pasal 43. Yang kita lihat adalah sebuah gambaran yang bergerak maju. Ini bukan sesuatu yang baru; ini adalah bangunan tentang apa yang akan terjadi. Ketika para nabi berbicara mengenai “kamu akan dibawa ke dalam perbudakan tetapi Allah akan membebaskan kamu,” gambaran apa yang paling baik yang bisa diberikan kepada mereka sehingga mereka memahami apa yang akan terjadi? Ingat peristiwa Keluaran? Ingat bagaimana Allah membebaskan umat-Nya? Perhatikan Yesaya pasal 43 ayat 15-21. " Akulah TUHAN, Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan Israel." Beginilah firman TUHAN, yang telah membuat jalan melalui laut dan melalui air yang hebat, yang telah menyuruh kereta dan kuda keluar untuk berperang, juga tentara dan orang gagah -- mereka terbaring, tidak dapat bangkit, sudah mati, sudah padam sebagai sumbu – “ Apakah anda ingat apa yang dilakukan Allah? Ia memadamkan mereka begitu saja. Ia melakukan hal itu dan kemudian membebaskan mereka. Yesaya 43 ayat 18, "Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun ...” (Keluaran dari Mesir, sekarang Keluaran dari pembuangan) “...dan sungai-sungai di padang belantara. Binatang hutan akan memuliakan Aku, serigala dan burung unta, sebab Aku telah membuat air memancar di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara, untuk memberi minum umat pilihan-Ku; umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku.” Para nabi mengatakan, “Ia sudah melakukannya di masa lalu dan Ia akan melakukannya lagi.” Ini adalah Keluaran yang baru bagu umat Allah. Ketiga, ada perjanjian yang baru dengan umat Allah. Yeremia pasal 31 ayat 3134 memberikan kepada kita apa yang kita sebut di dalam Perjanjian Lama sebagai Perjanjian yang Baru yang dinubuatkan oleh Yeremia. Pada dasarnya ada dua fase di dalamnya : hukum Allah di dalam hati umat-Nya (Yeremia 31:31-33), dan pengampunan Allah di dalam kehidupan umat-Nya (Yeremia 31:34). Segala sesuatu akan berubah. Tidak lagi Hukum yang dituliskan di atas batu, sebagaimana dengan Abraham, Musa dan Daud. Perjanjian itu akan menjadi Hukum yang dituliskan di dalam hati mereka. Perhatikan Yeremia pasal 31 ayat 31-34,
" Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjianKu itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN. Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.” "Ada perjanjian yang baru yang akan datang,” kata para nabi. “Perjanjian itu bukan dituliskan di loh batu. Perjanjian itu akan dituliskan di loh hatimu dan engkau akan mendapatkan pengampunan di dalam kehidupanmu karena engkau tidak sanggup mentaati Hukum.” Itulah yang dijelaskan di sini: sebuah perjanjian yang baru bagi umat Allah. Inilah berkat Allah. Tempat Allah bersama dengan umat-Nya. Bait Suci sudah tidak ada lagi tetapi Allah masih menyertai umat-Nya di pembuangan. Bangsa Israel sudah dibawa dari Yerusalem dan Bait Suci sudah dihancurkan. Mereka bertanya-tanya, “Apakah Alah masih bersama kami?” Bait Suci adalah lambang kehadiran Allah, tetapi perhatikan hal ini: Allah mengingat umat-Nya dengan menguatkan umat-Nya itu melalui masa pembuangan, dan memelihara umat-Nya melalui suatu sisa yang ada dari antara mereka. Umat Israel tidak akan mati semua di dalam pembuangan dan kemudian tidak terdengar lagi. Allah itu setia. Ia akan membawa mereka kembali, Ia akan memelihara mereka, dan mereka akan kembali ke tanah-Nya. Itulah yang dijelaskan oleh para nabi. Kamu akan kembali ke tempat itu. Allah akan membawa umat-Nya kembali ke tempat-Nya. Ini berarti pemulihan Sion. Sekarang, Sion adalah Yerusalem. Pemulihan Sion akan seperti pemulihan Eden. Perhatikan Yesaya pasal 51 ayat 3 dan lihat bagaimana semuanya bergerak maju. Di Eden ada persekutuan yang sempurna. Sekarang, bangsa itu sudah sepenuhnya terbuang; mereka bahkan tidak memiliki Bait Suci lagi. Apakah Allah masih menyertai umat-Nya? Perhatikan Yesaya 51 ayat 3, Sebab TUHAN menghibur Sion, menghibur segala reruntuhannya; Ia membuat padang gurunnya seperti taman Eden dan padang belantaranya seperti taman TUHAN. Di situ terdapat kegirangan dan sukacita, nyanyian syukur dan lagu yang nyaring Yehezkiel mengatakan hal yang sama. Di dalam Yehezkiel 36 ayat 35, ia juga membandingkannya dengan Eden. Dan ia mengatakan di dalam ayat 35, Sebaliknya mereka akan berkata: Tanah ini yang sudah lama tinggal tandus menjadi seperti taman Eden dan kota-kota yang sudah runtuh, sunyi sepi dan musnah, sekarang didiami dan menjadi kubu. Para nabi menubuatkan akan suatu masa dimana tanah itu akan dipulihkan. akan membawa kembali umat-Nya dan mereka membandingkannya dengan Eden – persekutuan yang sempurna.
Allah
Allah mengingat umat-Nya. Mereka akan kembali ke tanah-Nya dan mereka akan membangun kembali, dan mereka akan membangun kembali Bait Suci-Nya. Bait itu akan menunjukkan kebesaran kemuliaan Allah. Itulah yang digambarkan di dalam Yehezkiel pasal 40-47 sebagai sebuah gambaran yang sangat menarik di dalam Perjanjian Lama. Anda memiliki gambaran tentang Bait Suci yang baru dan kemuliaan Tuhan memenuhi bait suci, dan akan menunjukkan karya Roh Allah. Bait Suci akan dibangun kembali. Zakharia, salah seorang Nabi Kecil, muncul ke pentas di sini dan mengatakan, “’Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku’, firman TUHAN...” “Aku akan membangun kembali Bait-Ku dan Roh-Ku akan dinyatakan di dalam cara pemulihan Bait itu” (Zakharia 4:6-9). Jadi para nabi menjanjikan bahwa mereka yang ada di pembuangan akan kembali ke tanah perjanjian dan Allah akan menyertai mereka. Mereka akan memulihkan Bait Suci. Anda mendapatkan tujuannya di sini dan itulah yang kemudian terjadi. Ingat sejarah di dalam Ezra dan Nehemia. Mereka kembali, dan mereka membangun kembali Bait Suci. Apa yang dikatakan para nabi menjadi kenyataan. Allah mengembalikan mereka ke tempat-Nya. Allah membawa mereka kembali ke Yerusalem dan ke Bait Suci. Tujuan Kemuliaan Allah akan dikenal oleh semua orang melalui disiplin-Nya. Kemuliaan Allah akan dipahami di antara segala bangsa. Ini sesuatu yang sangat penting di dalam pemberitaan para nabi. Allah mengatakan, “Aku akan membuat kemuliaan-Ku dikenal bukan hanya melalui berkat-Ku kepadamu, tetapi melalui hukuman-Ku kepadamu. Aku akan membuat kemuliaan-Ku dikenal.” Aku akan membuatnya dikenal melalui pembuangan mereka. Habakuk ada di tengah semua itu dan melihat Allah memakai bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah untuk mendisiplin umat-Nya dan Habakuk bertanya, ‘Mengapa?’ ‘Berapa lama lagi Oh Tuhan semua ini akan terjadi?’ Dalam Habakuk pasal 1 ayat 5 Allah mengatakan, “Lihatlah di antara bangsa-bangsa dan perhatikanlah, jadilah heran dan tercengang-cengang, sebab Aku melakukan suatu pekerjaan dalam zamanmu yang tidak akan kamu percayai, jika diceriterakan.” Ini ayat yang sangat luar biasa, dan kedengaran sangat menyenangkan. Tetapi tidak demikian, Allah akan membangkitkan bangsa-bangsa untuk membawa penghukuman-Nya atas mereka. Habakuk bertanya, “Berapa lama lagi, Tuhan, Engkau akan melakukan hal ini?” Dan Allah mengatakan, “Aku akan membuat kemuliaan-Ku dikenal, kekudusan-Ku dikenal melalui pembuangan mereka,” (Habakuk 1:5 – 2:20). Kedua, Allah akan membuat kemuliaan-Nya dikenal melalui bertahannya bangsa itu. Perhatikan secara mendalam di dalam Yesaya pasal 48 ayat 9-11. Pikirkan mengenai tujuan Allah, maksud Allah, dan maksud sang raja. Mengapa Ia membawa mereka melalui peristiwa ini dan tidak membuat mereka mengalami seluru kekuatan penghuman-Nya? Ia mengatakan di dalam ayat 9-11, Oleh karena nama-Ku Aku menahan amarah-Ku dan oleh karena kemasyhuran-Ku Aku mengasihani engkau, sehingga Aku tidak melenyapkan engkau. Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan. Aku akan melakukannya oleh karena Aku, ya oleh karena Aku sendiri, sebab masakan nama-Ku akan dinajiskan? Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain!
Allah sangat serius dalam hal membuat kemuliaan-Nya dikenal di antara segala bangsa dengan membawa umat-Nya kembali. Ketiga, melalui kembalinya umat-Nya dari pembuangan. 22-23 mengatakan,
Yehezkiel pasal 36 ayat
... Bukan karena kamu Aku bertindak, hai kaum Israel, tetapi karena nama-Ku yang kudus yang kamu najiskan di tengah bangsa-bangsa di mana kamu datang. Aku akan menguduskan nama-Ku yang besar yang sudah dinajiskan di tengah bangsa-bangsa, dan yang kamu najiskan di tengah-tengah mereka. Dan bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, demikianlah firman Tuhan ALLAH, manakala Aku menunjukkan kekudusan-Ku kepadamu di hadapan bangsa-bangsa. Allah akan membawa bangsa di dalam pembuangan itu kembali demi nama-Nya. Keempat, melalui Keselamatan mereka. Jangan melewatkan bagian ini. Perhatikan apa yang dikatakan kepada mereka di dalam Yesaya 46 ayat 13. Ini adalah sebuah ayat yang luar biasa, “Keselamatan yang dari pada-Ku tidak jauh lagi, sebab Aku telah mendekatkannya dan kelepasan yang Kuberikan tidak bertangguh lagi; Aku akan memberikan kelepasan di Sion dan keagungan-Ku kepada Israel.” Melalui disiplin-Nya dan dengan membawa mereka kembali kepada keselamatan, Allah mengatakan, “Aku akan membawa kemuliaan-Ku ke Israel.” Jadi Israel, umat Allah, ada di dalam proses dipulihkan untuk menggenapi tujuan Allah dengan menjadi kemuliaan Allah. Itulah yang dinubuatkan oleh para nabi. Umat Allah akan menjadi kemuliaan-Nya. Aku akan memberikan kemuliaan-Ku kepada Israel. Kemuliaan-Ku akan ada di atas mereka.
Selanjutnya, kita melihat bahwa kemuliaan Allah akan dibagikan kepada segala bangsa. Ia akan membagikan kemuliaa-Nya dengan hamba-Nya dan dengan Anak-Nya. Itulah tujuan-Nya. Mari kita perhatikan Yesaya pasal 42, ayat 1, " Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.” Siapakah yang dibicarakan di dalam ayat ini? Mari kita lanjutkan dengan membaca ayat 6-8. "Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara. Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; ...” Jadi di sini anda melihat hamba-Nya, kemudian lihat Anak-Nya. ayat 5-6 mengatakan,
Yesaya pasal 9
Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini
Sekarang anda melihat gambaran yang lengkap di dalam Perjanjian Lama. Itulah Allah. Ia memberkati. Ia membawa umat-Nya melalui berkat dan penghukuman-Nya ke tempat-Nya bagi tujuan-Nya. Inilah keseluruhan kisahnya, Kerajaan Allah di dalam Perjanjian Lama.
Yesus (Matius
-- Yohanes)
Yesus Kristus tampil di pentas, dan hal yang pertama yang dikatakan-Nya adalah, “waktunya sudah tiba, Kerajaan Allah sudah dekat.” Dan kita mulai melihat bagaimana keseluruhan gambaran yang ada menunjuk kepada-Nya. Saya ingin anda melihat hal ini. Umat Berkat dan hukuman Allah melalui Kristus. Yesus meresmikan pelayanan-Nya dengan mengatakan. “Waktunya sudah tiba. Kerajaan Allah sudah dekat.” Jangan melewatkan hal ini. Keseluruhan Injil diperkenalkan sebagai mendekatnya kedatangan Kerajaan itu. Kerajaan Allah sudah dekat. Yesus memecahkan teka-teki di dalam Perjanjian Lama. Bagaimanakah Allah yang penuh belas kasihan, anugerah, kasih dan rahmat, berlimpah kasih setianya, tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman? Ia tidak akan membiarkan hal itu. Bagaimana Allah yang penuh kasih menghukum orang bersalah dan keduanya bisa berjalan seiring? Mari lihat Roma 3:25-26. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. MaksudNya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus Dengan mencurahkan hukuman-Nya kepada Anak-Nya, Ia bisa menunjukkan kasih karunia-Nya kepada umat-Nya. Kristus menyelesaikan teka-teki di dalam Perjanjian Lama—teka-teki yang menyangkut semua manusia. Bagaimana seseorang bisa menghadap hadirat Allah? Kita tidak akan pernah menjadi umat-Nya di dalam Kerajaan-Nya, kecuali kalau ada yang menanggung hukuman-Nya. Dua jalur –berkat dan hukuman—berlanjut di sini. Kita ditetapkan untuk menerima hukuman. Yesus ditentukan untuk menjadi berkat bagi kita, 2 Korintis 5:21. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. Ingat jalur keluarga itu dimulai di dalam Kitab Kejadian – berkat dan hukuman? Kristus adalah Anak dari jalur Adam. Ia adalah sang Anak. Roma pasal 5 mengajarkan kepada kita bahwa maut datang melalui Adam dan kehidupan melalui Kristus. Sebagaimana pelanggaran masuk ke dalam kehidupan semua manusia melalui satu orang demikian juga karunia Allah diberikan kepada semua orang melalui satu orang. Ia adalah Adam yang kedua. Melalui satu orang, Adam, ketidakaatannya
membawa banyak orang menjadi orang berdosa. Orang, Yesus, banyak orang akan dibenarkan.
Sekarang melalui ketaatan satu Ia adalah Anak dari jalur Adam.
Juga, ia adalah benih dari jalur Abraham. Ia adalah benih berkat yang dijanjikan. Di dalam Roma pasal 4, Paulus mengatakan bahwa kita semua menjadi pewaris karena iman kepada Kristus sebagaimana yang sudah dijanjikan kepada Abraham. Karena kita percaya kepada-Nya, hal itu diperhitungkan kepada kita sebagai kebenaran. Ia adalah benih dari jalur Abraham. Ketiga, Ia adalah Raja dari jalur Daud. Ia adalah Singa dari suku Yehuda, dan sebagaimana dikatakan dalam Kejadian 49:9, “...sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.”
Perhatikan gambaran lengkapnya di sini. Pertama, Ia adalah Nabi kita. Ulangan pasal 18 ayat 15 mengatakan, " Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.” Anda melihat ke dalam Kisah Para Rasul pasal 3 ayat 22 dan Petrus berkhotbah di sana, “Bukankah telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu.” Itulah yang dikatakan oleh Petrus ketika menjelaskan mengenai keselamatan di dalam Kisah Para Rasul 4 ayat 12, “...keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Semua itu membawa kita kepada Kristus. Ia adalah Nabi kita. Ingat apa yang dilakukan seorang nabi – menyatakan Firman. Kristus adalah Firman. Ia menyatakan Firman. Buka Ibrani pasal 1. Apakah anda suka kepada surat Ibrani? Apakah anda mau memahami Ibrani? Kalau demikian anda harus memahami Perjanjian Lama. Ayat 1-2 mengatakan, Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah Nabi kita dan Ia menyatakan Firman. Kedua, Ia adalah Imam kita. memiliki pengantara, bukan?
Bagaimana anda mengalami berkat Allah? Ibrani pasal 4 ayat 14-16,
Anda harus
Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Yesus adalah Imam kita. Ia adalah Imam Besar kita (Ibrani 5:10), dan itu berarti bahwa Ia melepaskan kita dari kesalahan kita. Ia adalah Nabi kita, Ia adalah Imam kita dan Ia melepaskan kita dari kesalahan. Ketiga, Ia adalah Raja kita. Ia adalah Raja dan Ia memerintah sebagai Tuhan (Yeremia 23:5-6). Satu-satunya cara kita bisa mendapatkan berkat dari Allah adalah melalui pribadi Kristus. Allah memberkati umat-Nya dan membawa umat-Nya ke tempat-Nya. Apa yang bisa kita lihat mengenai tempat-Nya? Kita sudah melihat Tanah Perjanjian; Allah bersama dengan umat-Nya di Kemah Suci; Allah bersama dengan umat-Nya di bait Suci; dan Allah bersama dengan umat-Nya di pembuangan. Sekarang kita melihat Allah bersama dengan umat-Nya di dalam inkarnasi. Yohanes pasal 1 ayat 14 mengatakan, "Firman itu menjadi manusia dan diam di antara kita.” Ayat ini memakai kata Perjanjian Lama “berkemah,” kediaman Allah. Yohanes 1 ayat 14 menjelaskan bahwa Kristus diam di antara umat-Nya. Ia menjadi seperti kita. Allah hidup diantara umat-Nya! Sekarang perhatikan pengakuan Yesus sendiri. Pertama, Ia mengatakan, “Akulah Kemah Suci itu,” di dalam Yohanes 1:1-14. Lalu, bukan hanya “Akulah Kemah Suci,” tetapi Yesus juga menyatakan, “Akulah Bait Suci.” Ingat ketika hal itu terjadi di dalam Yohanes pasal 2:13-22? Ia menyucikan Bait Suci dan mereka melihat kepada-Nya dengan seolah-olah berkata, “Apa yang Kau lakukan? Engkau pikir siapakau diri-Mu?” Yesus meningkatkan penjelasan-Nya di dalam Yohanes pasal 2 dan mengatakan, “...Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Apa artinya? Rombak Bait Allah ini dan dirikan kembali dalam tiga hari? Engkau tidak mungkin selesai membangun semua fasilitas di dalamnya dalam tiga hari. “Tepat sekali karena Akulah Bait Allah itu. Akulah jalan ketika kamu mau menghadap hadirat Allah dan Aku akan dibunuh dan tiga hari kemudian dipulihkan kembali.” Ia adalah Bait Suci itu. Tujuan Allah: Kemuliaan Allah dikenal di antara semua orang melalui keselamatanNya, melalui Kristus, melalui keselamatan yang dibawa-Nya. Ia adalah Anak Domba Allah, pengganti bagi dunia. Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapuskan segala dosa semua orang yang menempatkan iman mereka kepada-Nya (Yohanes 1:29). Ia menghapuskan segala dosa dunia. Ia adalah Anak Domba Allah, pengganti bagi segala dosa. Ia juga penggenapan kemuliaan Allah di dunia ini. dalam Amsal 30 ayat 4,
Lihat apa yang ditanyakan di
" Siapakah yang naik ke sorga lalu turun? Siapakah yang telah mengumpulkan angin dalam genggamnya? Siapakah yang telah membungkus air dengan kain? Siapakah yang telah menetapkan segala ujung bumi? Siapa namanya dan siapa nama anaknya? Engkau tentu tahu!" Daniel 7:13-14, " Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang
kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.” Yesus adalah pusat dari rencana Allah untuk membuat keagungan-Nya dikenal di seluruh dunia. Ingat bagaimana Allah mengatakan, “Aku akan memberikan keagungan-Ku ke atas umat-Ku?” Dan mereka sudah menantikan hal itu. Inilah yang dikatakan oleh nabi Yesaya dalam pasal 46 ayat 13. Aku akan memberikan keagungan-Ku kepada umat-Ku. Lihat keindahannya. Ia adalah keagungan Allah yang sudah dinantikan. Ia akan memberikan keagungan itu kepada umat-Nya. Dan mereka mendapati bahwa apa yang sudah mereka harapkan itu sebenarnya adalah keagungan Allah sendiri, Allah dalam rupa manusia. Kemuliaan Allah yang dinantikan itu adalah Allah yang kekal atas alam semesta. Yesus adalah puncak dari seluruh penggambaran ini. MASA KINI Umat Berkat dan hukuman Allah melalui Gereja-Nya. Kita sekarang berbicara bagi Dia. Dengan Kristus sebagai Nabi kita, kita sekarang berbicara bagi Dia. Kisah Para Rasul 1 ayat 8 mengatakan, “Kamu akan menjadi saksi-Ku...” Kamu akan menjadi nabi-nabi-Ku, dan kamu akan menjadi saksi-Ku. Kita berbicara bagi Dia dan kita sekarang adalah kerajaan imam-Nya. Kristus adalah Imam kita dan kita adalah kerajaan imam, imamat yang rajani, yang bisa berhubungan dengan Allah penguasa alam semesta itu melalui Anak-Nya, Yesus Kristus. Alamilah berkat-Nya sendiri, secara pribadi. Berkat itu tersedia bagi barangsiapa yang percaya kepada-Nya (1 Petrus 2:5-9; Roma 15:14-16). Ketiga, sekarang kita adalah pewaris-Nya. Kristus adalah Raja kita dan kita adalah pewaris-Nya. Galatia pasal 3 ayat 26 sampai pasal 4 ayat 7 menuliskan, Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus. Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikit pun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu; tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya. Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia. Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh AnakNya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah. Kristus adalah Hakim kita, kita semua ada di bawah penghukuman-Nya, dan kalau bukan karena iman kita kepada-Nya maka kita akan mengalami penghukuman Allah (Yohanes 5:21-27).
Tempat Allah membawa umat-Nya ke tempat-Nya. Hari ini Allah ada di dalam umat-Nya, bukan Allah di antara umat-Nya. Allah ada di dalam umat-Nya. Kemah Suci dan Bait Suci yang adalah di dalam Kristus sekarang adalah diri kita – tubuh kita. Para nabi menubuatkan pembangunan kembali Bait Allah. Hal itu akan menunjukkan keagungan kemuliaan Allah yang kita lihat di dalam Yehezkiel pasal 40 sampai 47, dan hal itu akan menunjukkan karya Roh Allah sebagaimana yang kita lihat di dalam Zakaria pasal 4 ayat 6-9. Apakah anda ingat membaca bagian itu di dalam Yehezkiel dan Zakharia? Kemuliaan Allah ada di dalam Bait-Nya yang baru dan Roh Allah ada di dalam Bait-Nya yang baru. Sekarang tunbuh kita adalah Bait Roh Kudus. Apakah anda melihat hubungannya di sini? Perhatikan hal ini. Bait Allah dan tubuh kita – kita sekarang menyatakan keagungan kemuliaan Allah. (1 Korintus 3:16-17; 2 Korintus 6:16) Tubuh anda adalah Bait Allah yang menyatakan keagungan-Nya, dan kita sekarang menunjukkan karya Roh Kudus. 1 Korintus pasal 6 ayat 18-20 menuliskan, “Tubuhmu adalah bait Roh Kudus ... Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu.” Pemuda-pemudi, pria dan wanita, peliharalah kemurnian anda! Kuduslah|! Karena Roh kemuliaan Allah berdiam di dalam tubuh anda. Jangan menjadi serupa dengan dunia dimana semuanya sudah cemar dan melawan Allah. Anda adalah bait Roh Kudus. Kemuliaan Allah tidak lagi berdiam di dalam Kemah Suci atau Bait Suci tetapi di dalam diri anda. Hal ini akan secara radikal mengubahkan cara hidup kita ketika kita memahami gambaran itu di dalam Perjanjian Lama. Yang kedua, Bait Allah dan missi kita -- 1 Raja-Raja pasal 8 ayat 41-43 mengatakan, “bangsa-bangsa akan datang ke Bait ini.” Kalau mereka mau merasakan kemuliaan Allah, segala bangsa akan datang ke Bait Suci di dalam Perjanjian Lama. Sekarang, di dalam Perjanjian Baru, Bait Suci itu adalah tubuh kita. Bait itulah yang sekarang pergi kepada segala bangsa. Kita akan menerima kemuliaan dan Roh Allah, dan kita akan pergi membawa penyembahan kepada Allah kepada bangsa-bangsa sehingga di dalam diri kita, mereka akan merasakan kemuliaan-Nya dan menyatakan penyembahan kepada-Nya (Kisah Para Rasul 1:8). Tujuan Kemuliaan Allah dilipat-gandakan kepada semua orang. Tujuan Allah adalah meneguhkan kerajaan. Tujuan kita adalah melipat-gandakan kerajaan itu. Jangan melewatkan hal ini. Semua dimulai dari Kejadian pasal 1 dan 2. Gambar Allah akan dilipat-gandakan di seluruh dunia. Ia sudah memulihkan kita; I a sudah menjadikan kita kudus melalui darah Anak-Nya, dan sekarang kita melipatgandakannnya kepada semua orang. Kebutuhan untuk menjadikan segala bangsa menjadi murid itu bukan dibuat-buat. Hal itu yang memang seharusnya kita lakukan. Perjanjian Lama mengajarkan kepada kita tentang melipatgandakan kemuliaan Kristus kepada segala bangsa. Tujuan Yesus adalah meneguhkan kerajaan. Tujuan kita adalah melipat-gandakan kerajaan itu. Tujuan kita adalah melipatgandakan kerajaan itu di Sudan, di Birmingham dan di segala tempat yang ada. Yohanes 20:21 mengatakan, “Seperti Bapa mengutus Aku, demikianlah Aku mengutus kamu.” Jadikan semua bangsa muridKu! Pergi dan beritakan kerajaan kepada semua orang. Beritakan berkat dan penghukuman-Nya. Beritakan kenyataan bahwa Ia, Kristus, adalah pusat dari semuanya. Beritakan kerajaan-Nya. Baptiskan dan wujudkan kerajaan di antara
semua orang. Jangan melewatkan hal ini. Gereja adalah tampilan dari kerajaan itu di dunia. Kita seperti cuplikan film. Apakah anda mau melihat kerajaan Allah? Kalau demikian ajarkanlah. Sebarkan kerajaan itu kepada semua orang. Kiranya Allah menolong kita belajar dari bangsa Israel dan Perjanjian Lama dan untuk menghubungkan berkat Allah dengan tujuan Allah. Apakah anda melihat berulangkali di dalam Perjanjian Lama bagaimana mereka memutuskan hubungan antara berkat dengan tujuan-Nya? Ketika mereka tidak memenuhi tujuan-Nya, mereka mengalami penghukuman-Nya. Kiranya Tuhan menolong kita untuk selalu menghubungkan berkat-Nya dengan tujuan-Nya. Kiranya Tuhan menolong kita melipatgandakan kerajaan itu kepada segala bangsa. Semua ini akan membawa kita kepada masa depan – umat Allah, tempat Allah, dan tujuan Allah. MASA DEPAN Umat Berkat dan hukuman terakhir dari Allah. Inilah kesempurnaan dari kerajaan itu. Wahyu 20:11 sampai 21:8 memberikan gambaran kepada kita tentang langit baru dan bumi baru dimana semua tatanan yang lama berlalu. Surga menjadi bentuk berkat kekal dari sang Raja, dan neraka menjadi bentuk hukuman kekal dari sang Raja. Panggilan kepada kerajaan. Matius pasal 4 ayat 17 memerintahkan agar kita bertobat dari segala dosa kita. “Bertobatlah, karena kerajaan surga sudah dekat.” Dan Roma pasal 10 ayat 9 adalah pengakuan akan kerajaan itu, “...kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” Jika anda belum percaya kepada Kristus, maka saya mendorong Anda untuk "mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan kamu akan diselamatkan." Kesanalah arah perjalanan keseluruhan kerajaan itu: berkat dan hukuman terakhirNya. Pada titik itu di masa yang akan datang, kita semua akan selamanya berada di bawah berkat Allah atau selamanya berada di bawah hukuman Allah. Tempat Allah menyertai, di antara, dan di dalam umat-Nya. Apakah saat itu Allah menyertai, di antara, atau di dalam umat-Nya? Semuanya. Tubuh itu bukan tubuh biasa, tetapi tubuh yang sudah ditebus. Ini kabar baik. Ini kabar baik bahwa ada suatu tubuh yang sudah ditebus yang menantikan kita di dalam Kerajaan Allah. Dengarkan hal ini : Kita sesama penghuni kerajaan-Nya (Wahyu 22:1-5). Kejadian pasal 3 ayat 24 menjelaskan tentang Phon Kehidupan—kita dibuang dari sana. Wahyu pasal 22 mengatakan kita kembali kepada Pohon Kehidupan, dan ia akan membawa kesembuhan bagi seluruh kehidupan kita. Kita adalah sesama penghuni di dalam kerajaan-Nya dan kemuliaan Eden akan dipulihkan pada hari itu. Juga kemuliaan Sion akhirnya akan dinyatakan. Yang dikatakan di dalam Ibrani pasal 12 ayat 22-24 sangat benar. Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi
sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel Kita adalah sesama penghuni. Kemuliaan Eden dipulihkan sampai kepada persekutuan yang sempurna di dalam tubuh kita yang sudah ditebus.
Kedua, kita adalah sesama penerima dari kerajaan-Nya. Kita tahu bahwa jika kita mengambil bagian di dalam penderitaan-Nya, kita juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan-Nya. Itu kabar baik bagi semua orang. Setiap orang yang mengambil bagian di dalam penderitaan akan mengambil bagian dalam kemuliaan-Nya. Kita adalah sesama penerima (Roma 8:17). Zakharia pasal 13 ayat 9 bernubuat tentang suatu masa ketika Allah akan bersama dengan umat-Nya, dan Ia akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi milikNya dan Ia akan menjadi milik kita. Kita adalah milik-Nya dan Dia milik kita. Raja alam semesta menjadi milik Anda. Ini adalah tempat yang indah yang menjadi tujuan kita. Akhirnya, kita adalah sesama pemerintah di dalam kerajaan-Nya. Kita bukan hanya sesama penghuni dan sesama penerima tetapi juga sesama pemerintah. Apakah anda tahu bahwa 2 Timotius pasal 2 ayat 11-12 mengatakan, "... Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia; jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia; ...” Bukankah gambaran itu yang ada dalam Kejadian? “Engkau akan memerintah bersama dengan Aku.” Pemerintahan Kristus adalah milik kita juga. Bukan berarti kita menjadiseperti Kristus -- Kristus adalah Allah -- tetapi Dia membagikan kekuasaan-Nya dan kerajaan-Nya kepada anda dan saya untuk selama-lamanya. Dan semuanya berubah (Wahyu 5:10). Hubungan kita dengan Allah sepenuhnya dipulihkan. Ingat akibat dari dosa - Perasaan bersalah, malu dan takut? Kita berpindah dari keadaan sepenuhnya bersalah dan menjadi sepenuhnya tidak bersalah. Sepenuhnya tidak bersalah. Ada sebuah tempat di mana tidak akan pernah ada dosa lagi. Juga, kita beralih dari rasa malu yang paling rendah kepada kehormatan tertinggi. Efesus pasal 2 mengatakan, "Kita akan duduk bersama-Nya di surga." Dan lagi, kita beralih dari ketakutan kekal kepada damai sejahtera kekal, jadi kita tidak perlu merasakan takut karena tidak ada apapun selain damai sejahtera. Roma 8:38-39 menjelaskan kepada kita ... baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintahpemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari tempat ini. Allah menyertai, di antara dan di dalam umat-Nya. Hubungan kita dengan sesama kita sepenuhnya diperbarui, dan hubungan kita dengan lingkungan kita benar-benar ditebus.
Tujuan Utama Kemuliaan Allah yang dinikmati oleh semua bangsa. Itulah penggenapan dari gambaran yang ada. Itu adalah penggenapan kerajaan Allah. Semuanya dimulai
dari Kejadian 1, dan sekarang kita sudah sampai kepada kepenuhan lingkaran yang dimulai dari Perjanjian Lama sampai hari ini, dan dialamnya kita melihat... Umat Allah, di tempat Allah, bagi tujuan utama Allah. Wahyu pasal 7 ayat
9-12,
"Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru: "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!" Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta dan tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah, sambil berkata: "Amin! puji-pujian dan kemuliaan, dan hikmat dan syukur, dan hormat dan kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!” Umat Allah!
Tempat Allah! Tujuan Allah!
Saya mengundang anda untuk menutup pembahasan kita ini dengan membayangkan gambaran tentang semua bangsa, bangsa, suku, dan bahasa. Saya ingin Anda meluangkan waktu untuk memusatkan perhatian dan berdoa untuk Afrika. Pada akhir pembahasan seri selanjutnya, kita akan memusatkan perhatian dan berdoa untuk Asia. Asia adalah tempat yang sangat dekat dengan hati saya, terutama dengan gambaran ini yaitu tentang semua bangsa yang sedang menyanyi di dalam bahasa mereka masing-masing. Mungkin anda menyadari atau mungkin juga tidak, bahwa di dalam sejarah penganiayaan terhadap jemaat di Asia selama bertahun-tahun ini, mereka sudah berkumpul di tempat-tempat yang tersembunyi dan meski kadangkala ada pengkhotbah yang menjadi sangat bersemangat dan berteriak, mereka harus tetap berdiam diri dengan tenang. Saat bernyanyi, mereka bahkan tidak dapat menyanyi dengan suara keras. Mereka melafalkan tanpa bunyi lagu pujian mereka kepada Allah. Selama bertahun-tahun, orang-orang percaya di Asia telah berkumpul bersama dan menyanyi tetapi dengan benar-benar tanpa mengeluarkan suara apapun. Ini adalah bahasa yang mereka nyanyikan kepada Allah dan Ia sudah disembah melalui penderitaan mereka dan keheningan mereka. Saat anda menaikkan lagu-lagu pujian kepada Allah, mari kita nyanyikan bait pertama di dalam keheningan karena kita ingat masih ada orang-orang percaya di Asia yang berada dalam situasi demikian pada hari ini. Sebelum anda mengakhiri lagu pujian anda, biarkan diri anda menyuarakan suara orang-orang percaya di Asia, dan menyanyilah dengan keras bagi Allah. Menyanyilah bagi mereka!
2