Buletin Kebun Raya Vol. 14 No.1, Januari 2011
KEKERABATAN Hoya (ASCLEPIADACEAE) SUMATERA BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI Relationships of Sumatran Hoya (Asclepiadaceae) based on Morphological Characters Sri Rahayu Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LiPI JI. Ir. H. Juanda 13, Bogor, 16003 e-mail:
[email protected] Makalah diterima 20 November 2010; disetujui untuk diterbitkan 23 Desember 2010
Abstract Morphological relationships analysis of Hoyo species from Sumatra was carried out. The study was taken both from the living collections at Bogor Botanic Garden and the herbarium specimens at Herbarium Bogoriense. There are 25 Hoyo species in Sumatra resulted from the total of 129 samples number. Cluster analysis was run by Clique of Phylip software based on morphological diagnostic characters.
Five para pn iletic groups were
resulted from the phylogenic analyses. The groups constructed from this analysis were tending to be identical with the Schlecter's section classification.
Keywords: Asclepiadaceae, Hoyo, morphological relationships, Sumatra
PENDAHUlUAN
jenis (Backer dan van den Brink Jr., 1965) dan Sumatera 25 jenis (Rahayu, 2001).
Hoya
(Asclepiadaceae)
adalah
kelompok
tumbuhan tropis yang memiliki bentuk bunga unik dan indah.
Hoyo telah dipelihara sebagai tanaman
hias eksotis di taman puri bangsawan Eropa pada beberapa abad yang lalu dan sejak tahun 1970-an mulai populer di kalangan masyarakat Eropa dan Amerika Hoya
Serikat
meliputi
(Hodgkiss, Asia
(Wanntorp et 01:
4 ,
2007).
Tenggara
2006).
Daerah
dan
asal
sekitarnya
Keanekaragaman
jenis
tertinggi diperkirakan terdapat di kawasa n Malesia, terutama Indonesia (Goyder, 2008; Kleijn dan van Don Kelaar, 2001).
Indonesia diperkirakan memiliki
sekitar 50-60 jenis (Rahayu, 2006), Semenanjung Malaysia terdapat 25 jenis (Rintz, 1978), Thailand 32 jenis (Thaitong, 1996), India 39 jenis (Hooker, 1885), Filippina 21 jenis (Merril, 1923) dan Papua Nugini 51 jenis (Schlechter, 1914).
Jumlah jenis berdasarkan
pulau di Indonesia berasal dari Jawa sebanyak 21
Pemanfaatan jen is-jenis Hoyo sebagai tanaman hias pada saat ini semakin berkembang sehingga mulai
dituntut
munculnya
kultivar-kultivar
baru.
Kultivar baru dapat dibentuk dari perakitan jenis yang sudah
(Chahal
ada
dan
Gosal,
2002).
Berbagai
metode dapat digunakan dalam perakitan varietas, antara
lain
melalui
persilangan
antar
jenis
(Schaart dan Visser, 2009). Persilangan antar jenis menjanjikan keturunan atau hibrid yang memiliki variasi
yang
induknya.
lebih
Namun
persilangan
menarik demikian,
diperlukan
jika
dibandingkan
dalam
melakukan
pengetahuan .
khusus
mengenai kekerabatan antar jenis agar pekerjaan yang dilakukan lebih efektif. Kekerabatan antar jenis menunjukkan
tingkat
genetik
jenis
dari
kedekatan
yang
dan
bersangkutan.
kesamaan Semakin
memiliki kedekatan genetik akan semakin mudah
Buletin Kebun Raya Vol. 14 No . 1, Januari 2011
menghasilkan hibrid (Tay, 2007). Kedekatan genetik dapat
melalui
digambarkan
istilah
pool
mudah
gene
jika
sudah
diketahui
Penelitian
kekerabatannya.
ini
pula
hubungan
dilakukan
untuk
sebagaimana yang dikemukakan oleh Harlan dan de
mengetahui hubungan kekerabatan jenis-jenis Hoya
Wet (1971L yaitu pool gene primer, sekunder dan
asal
tersier
berdasarkan karakter morfologi.
yang
berdasarkan kelompok.
menggambarkan kemudahan
kedekatan
transfer
digunakan
sebagai
tingkat
panduan
seksi
dalam
Bahan
biasanya
menentukan Bahan yang digunakan adalah semua koleksi
mudah atau tidaknya dua jenis dikawin silangkan. Pada
marga
Lilium,
hibridisasi
filogenetik
BAHAN DAN METODE
penggolongan di bawah tingkat marga yaitu seksi Penggolongan
analisis
karakter
morfologi juga telah digunakan para ahli botani untuk (section).
melalui
antar
gen
Klasifikasi klasik berdasarkan
jenis
Sumatera
antar
hidup
seksi
Hoya
asal
Sumatera
beserta
contoh
herbariumnya (voucher spesimen) yang terdapat di
memerlukan bantuan teknik kulur jaringan (Grauda
Kebun
dan Balode, 2004).
Raya
Bogor
(33
nomorL
dan
koleksi
Herbarium Hoya asal Sumatera yang terdapat di Sebagai tumbuhan yang memiliki prospek cerah dalam
pengembangan
hortikultura,
kawin
Herbarium Bogoriense (96 nomor). Terdapat 25 jenis
silang
Hoya asal Sumatera yang digunakan dalam analisis
antar spesies Hoya berpeluang menghasilkan hibrid
sebagaimana tertera dalam Tabell.
baru yang menarik. Usaha kawin silang akan lebih
Tabell. Daftar Jenis Hoya yang terdapat di Sumatera. No
1
N. Lokal
Nama Hoya
H.campanulata
Herbarium Bogoriense
Kebun Raya Bogor
L sampel
Akar membutuk darat
Lorz# 14068, OdW#12167
B19970329
8
-
Vsten#10100 Gal. #204, JJA #2350 HW #4512, Hend#20355
-
1 6 10
3 4
Blume H.caudata Hook. f. H.coriacea Blume H.coronaria Blume
5
H.diversifolia Blume
Akar mengko, akar metibul Ba dadi-dadi
6
H.elliptica Wight
-
Lorzing # 16632
7
-
Lorz#16034aOdeW #1853
Kapal-kapal
Lozing #14419 Forbes #2896a**
-
5 1
10
H.erythrostemma Rintz H.finlaysonii Wight H.forbesii King & Gamble H.imperialis Lindley
B19970846a B1995X1423; B20001154 B9606604; B200010814 B200007 453; B200010862 B20001180
Akar CirikMurai, A.Metibul
Lorz.#6903, Bunn #7553
B199703104
6
11 12 13
H.lacunosa Blume H.lasiantha Korthal H.latifolia G. Don.
-
Batten Poll # 13 Verzanelaar Iboet #94 Posth. #798, Achmad#365
B20001168 B20001169 B19990922; B99611145
3 3 10
14 15
H.macrophylla Blume H.micrantha Hook. f.
Akar setebal
-
-
Jacobson #425 Bunn#4986; Bunn#4382
16
H.mitrata Kerr.
Anggrek sendok
Bunn#3217; Bunn#3365
2
8 9
-
-
-
Akar setebal
R Budi #247, Asdar #127
B19970368
B99610149; B199908187 B19970395
9 4 3
4 6 3
Buletin Kebun Raya Vol. 14 No. 1, Januari 2011
/17 ' ll{'
,f
19 20 21 22 23 24 25
I H.multiflora Blume
-
Sarkat#2260; Ajoeb#3 ~ ; Dvoor#1530
H:ct ablanceolata Hook.f
-
H.obtusifolia Wight H.parasitica Wall. H.parviflora Wight H.revoluta Wight H.scortechinii King & Gamble H.vittelinoides Bakh.f
Si tabah rimbo -
H.wrayi King & Gamble
-
9
-
B199710110
1
Koster.#378; Bunn#7923 Yates#2272
B9961216/ B9606602 B99610150 B19970369 B20001143
4 6 2 11
B994X285; B99610259 B199908187
7
-
-
Borssum #2682 Buwalda #6441
Kapal-kapal
Ajoeb#123; Lorz#16600
-
Kosterman #526
Metode
(Phylogeny Inference Package). akan
Pengamatan
morfologi
masing-masing
meliputi 36 karakter (label
jenis
2) yang ditentukan
membuat
kompatibilitas
kelompok karakter
3
4
Program ItClique"
terbesar
dan
berdasarkan
menghasilkan
satu
dendogram terbaik (Felsenstein, 1993).
berdasarkan pengamatan pendahuluan. Pengamatan polinia menggunakan mikroskop penjiplak (Nikon SMZ
HASIL DAN PEMBAHASAN
lOA). Polinia diambil langsung menggunakan jungkit jarum
peniti
yang
ujungnya
telah
sedikit
Morfologi Hoya Sumatera
dibengkokkan. Posisi polinia dapat diketahui dengan bantuan mikroskop binokuler. Pada herbarium kering contoh bunga direbus sebentar agar jaringan lebih lunak dan tidak mudah rusak. Analisis
filogenetik
Berdasarkan Hoya
pengamatan
Sumatera,
ditentukan
karakter morfologi 36
karakter
yang
dianggap mewakili deskripsi dari seluruh jenis yang berdasarkan
karakter
morfologi dilakukan menggunakan program komputer . "Clique" yang terdapat dalam program paket ItPhylip"
ada. Nilai sebaran karakter pada keseluruhan jenis disajikan dalam label 2. Identitas jenis menurut karakter morfologi dapat dilih at pada label 3 .
Tabel2. Persentase sebaran karakter morfologi Hoya Sumatera . Karakter Morfologi
l.Habitus/ tipe tumbuh 2. Tipe batang
.
3. Bulu pada batang
4. Tipe daun
5. Dimorfisme daun
6. Bulu pada daun dewasa
Deskripsi
% sebaran
O=panjang
92
1=pendek
8
O=berkayu
28
1=herba
72
O=luruh
96
1=permanen
4
,
O=tipis
28
1=sukulen
72
O=tidak
64
1=ya
Karakter Morfologi
19. Rambut korola *
20. Rambut korola *
21. Rambut korola*
22. Warna mahkota
Deskripsi
% sebaran
O=gundul
96
1=ada
4
O=tidak terlihat
24
1=terlihat
76
O=sebagian
24
1=semua
76
0=1 warna
92
1=2 warna
8
O=sama
80
36
23 . Warna mahkota dan korona
1=tidak sama
20
O=tidak ada
88
24. Warna korona
0=1 warna
72
1=ada
12
1=2 warna
28
\
\\
Buletin Kebun Raya Vol. 14 No. I, Januari 2011
7. Letak tandan
O=pada buku2
8. Tipe tandan
84
l=ujung batang
16
O=tunggal
96
l=kelompok
4
9. Panjang tangkai tandan
O=~
5 em
92
1=> 5 em
8
10. Bulu tangkai tandan
O=tidak ada
88
l=ada
12
11. Arah tandan menghadap ke
O=bawah
52
l=samping atas
48
12. Bentuk tandan
O=eembung
76
l=eekung
24
13. Tipe tangkai kuntum
O=lurus
96
l=melengkung
4
14. Bulu tangkai kuntum
O=tidak ada
96
l=ada
4
15. Ukuran kuntum mekar
0= ~ 2em
88
1=> 2 em
12
16. Bentuk mekar*
O=Mangkuk
84
l=Td mangkuk
16
O=Datar
44
l=Membalik
56
O=Lurus
68
l=Menggulung
32
17. Bentuk mekar*
18. Bentuk mekar*
25. Tipe ko!ona 1/
JI
O=datar
68
l=tidak datar
32
O=ke depan
72
l=ke belakang
28
/'
26. Ujung korona
27. Ujung luar
O=tumpul
52
l=lancip
48
28.Ujung dalam
O=tak berekor
96
l=berekor
4
29. Polinia
O=memanjang
16
l=membulat
84
O=tidak ada
8
l=ada
92
O=pendek
96
l=panjang
4
O=tidak ada
76
l=ada
24
O=lebar
36
l=sempit
64
O=gembung
4
l=langsi llg
96
30. Sayap polinia
31. Kaudikel
32. Sayap kaudikel
33. Korpuskulum
34. Tipe buah
35. Kulit buah
36. Biji
O=keriput
12
l=halus
88
O=pipih
4
l=bersegi
Keterangan:*Diolah menggunakan program transformasi dat a terlebih dahulu .
Tabel 3. Identitas jenis Hoya Sumatera (dipakai dalam analisis filogenetik).
No
Nama Jenis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
H. campanulata H. caudata H. coriacea H. corona ria H. diversifolia H. elliptica H. erythrostemma H. finlaysonii H. forbesii H. imperialis H.lacunosa H. lasiantha H. lati/olia H. macrophylla H. micrantha H. mitrata 4
Karakter ke- (Deskripsi kode sesuai Tabel 2) 123456789111111111122222222223 33333 3 o 12345 67890 12345 67890 12345 6 000000000000001001011001001011000111 01011 00001 010000000100100 11101 010111 000000000000000010011000000001000111 00100 1000110011001011000100010 101000 010110100000000000000000110011000111 0101000000 10000010011001001011001111 0101000000 10000010011000001011001111 0101100000 10000010011000001011 000111 010100000000000000011000100001000111 00000100100000100101100111001100110 1 010110000001000 101000000000011010111 10000010000000001000 1001100011001111 010100110000000001011000001011001111 0101000000 100000100110000 11011 001111 010110000001000111100011001011011111 0101100000 10000010011001001010001111
96
Bu letin Kebun Raya Vol. 14 No.1, Januari 2011
17 18 19 20 21 22 23 24 25
100000100010000010011110000001 (Kn l l l 0101000000100000100111000 10011 001111 00000 10000 1000001001100110101100010 1 0101000000 1000001001 1000001011001111 010100000001000 10100 10101 00011 011111 010110000001100 101000010001011 011111 010100001010000010011000100011001111 0101100000 100000100110000 10011 000111 010110000101000000010000010011011111
H. mUltiflora H. cf. oblanceolata H. obtusifolia H. parasitica H. parviflora H. revoluta H. scotechinii H. vittelinoides H. wrayi
Berdasarkan
analisis
kompatibilitas
karakter
(tingkat kompatibilitas karakter 68.52%), terdapat 17
ketahanan hidup tinggi di alam, sehingga tidak terlalu tergantung pada kemampuan reproduksi seksual.
karakter penting yang berperan dalam kehidupan Hoya
Sumatera
serta
berperan
dalam
analisis
pengelompokan sebagai berikut:
Bentuk mekar (1S). kelompok
Tipe batang (2) dan tipe daun (4).
Keduanya
cabang dan berubah dari sifat kuno (kode=O) ke sifat maju (kode=l) (dari bukan sukulen ke sukulen). Keduanya terdapat pada awal percabangan dan sebagai
karakter
terpenting
yang
memisahkan kelompok jenis sukulen dan bukan sukulen .
Sifat
berhubungan
sukulen
erat
dengan
dan
bertandan
cekung
menjadi
2
kelompok, yaitu koro la menggulung dan korola tidak menggulung.
adalah sinapomorf, yaitu dua karakter pada satu
dianggap
Hoya
Apomorf. Memisahkan
bukan
kondisi
sukulen
ekologi
dan
fisiologi tumbuhan. Tumbuhan sukulen merupakan bentuk adaptasi morfologi pada habitat rawan air, disertai adaptasi fisiologi dengan fotosintesis CAM (Crassulacean Acid Metabolism) (Ting, 1985). Hoya
merupakan tumbuhan epifit yang habitatnya rawan air dan kebanyakan jenisnya memiliki ciri daun . sukulen . H. camosa merupakan contoh berdaun
Bulu pada daun dewasa (6) dan Kulit buah (35). Daun berbulu bersifat apomorf, kulit buah keriput bersifat reversal (kembali ke bentuk kuno, setelah evolu s!
mengalami
maju).
Kedua
karakter
ini
memisahkan tiga jen is bukan sukulen (H. coronaria, H. imperialis dan H. obtusifoli ) dari lainnya dan
dalam
menggabungkannya
satu
kelompok
monofiletik (satu asal usul). Bulu pada daun dewasa diduga
berhubunga ndengan
kemampuan/strategi
ketiga jenis dalam menahan air akibat transpirasi pada habitat panas .
Kulit buah ke riput diduga
berhubungan denga n pengaturan suhu/kelembaban di dalam rongga buah serta waktu masak/pecahnya buah . Tipe tumbuh (I).
sukulen dengan cara fotosintesis CAM (Nelson et al.,
Apo morf. Tipe tumbuh
2005) . Penelitian Yusnaeni (2002) yang menggunakan
berbatang pendek hanya terdapat pada H. multiflora
beberapa jenis Hoya berdaun sukulen menunjukkan
dan
kecenderungan fotosintesis CAM pada je nis-jenis
keduanya
Hoya yang diteliti.
memisahkannya dari kelompok lainnya.
H.
lasiantha,
dalam
satu
sehingga
mengelompokkan
kelompok
tersendiri
dan
Bentuk tandan (12) dan sayap kaudikel (32).
Rambut korola (21). Apomorf. Rambut di ujung
Sinapomorf. Kaudl kel adalah tangkai polinia . Kedua
korola dimiliki H. wrayi dan H. caudata, sehingga
karakter ini termasuk penting karena berhubungan
mengelompokkan keduanya dalam satu kelompok
dengan reproduksi (penyerbukan) Hoya .
monofiletik.
Tingkat
pentingnya berada di bawah karakter tipe batang (2)
Batang berbulu (3), Tangkai kuntum berbulu
dan daun (4) kare na faktor fisiologis lebih berakibat
(14), Kaudikel panjang (31), Buah gembung (34), Bij i
hidup atau mati bagi tumbuhan bila dibandingkan
pipih (36).
Autapomorf (3, 14, 31) dan autreversal
dengan karakter reproduksi seksual. Hoya mudah
(34, 36). Batang berbulu (3), Tangkai kuntum berbulu
diperbanyak dengan
(14), Kaudikel panjang (31), Buah gembung (34), Biji
stek
dan
memiliki
tingkat
pipih (36).
Autapomorf (3, 14, 31) dan autreversal
Buletin Kebun Ra ya 01. 14 No. 1, Janua ri 2011
(34, 36). Karakter autapomorf hanya dimiliki satu
penting bagi kehidupan H. caudata sedangkan bagi
jenis dan berubah ke sifat leb ih maju . Karakter
jenis lainnya tidak penting.
autreversal hanya dimiliki satu jenis dan berubah kembali ke sifat kuno setelah bersifat maju . Karakterkarakter tersebut hanya dimiliki oleh H. coronaria dan
tidak
dimiliki
oleh
jenis
lainnya,
sehingga
karakter tersebut berarti penting ba gi kehidupan H. coronaria tetapi kurang berarti bagi jenis lainnya.
Tipe
tandan
Autapomorf.
selalu
menggerombol
(8).
Tangkai kuntum melengkung (13) . Autapomorf. Karakter ini mengalami perubahan ke arah maju, dan hanya dimiliki oleh H. revoluta. Karakter ini mungkin penting bagi kehidupan H. revoluta, sedangkan bagi jenis lainnya tidak penting.
Kekerabatan Hoya Sumatera
Karakter ini mengalami perubahan ke
arah maju, dan hanya dimiliki oleh H. latifolia.
Kekerabatan Hoya Sumatera tercermin dari hasil
Karakter ini mungkin penting bagi kehidupan H.
analisis filogenetiknya . Berdasarkan
lati/olia,
menggunakan
sedangkan
bagi
spesies
lainnya
tidak
Clique,
hasil analisis
Hoya
Sumatera
mengelompok dalam 5 kelompok besar (parafiletik)
penting.
Pangkal
program
korona
berekor (28).
seperti tercermin Autapomorf.
Karakter ini mengalami perubahan ke arah maju, dan hanya dimiliki oleh H. caudata. Karakter ini mungkin
pada dendogram (Gambar 1).
Kelompok parafiletik merupakan
kelompok yang
saling sejajar dan setiap kelompoknya memiliki asalusul sendiri-sendiri.
Buletin Kebun Raya Vol. 14 No.1, Januari 2011
V
H. campanulata H. coriacea
IV
H. lasiantha
0
III
I 0
I
• •
0
H. coronaria
•
0
II
0
H multiflora
H. obtusifolia H. imperialis
I
H. scortechinii H. latifolia
-
H. vittelinoides H. parasitica H. cf. oblanceolata H. mitrata ,......
H. macrophylla
nn
I
Hforbesii H. finlaysonii H. erythrostemma H. elliptica H diversifolia
n 0 0
0
II
H wrayi 0
0
'4
H. caudata
H revoluta H parviflora H. micrantha
~
H. lacunosa Keterangan: . : reversal (1 -+ 0)
o : apomorf ((}--+ 1)
Gambar 1. Dendogram Pe ilgelompokan Hoya Sumatra menggunakan program flClique" (Tingkat kompatibilitas karakter : 68.52%).
Buletin Kebun Raya Vol. 14 No. 1, Ja nua ri 2011
Di antara kelima kelompok, hanya kelompok I yang
memiliki
kelompok
anak
kelompok serta satu
monofiletik.
Kelompok
anak
monofiletik
jenis H. campanulata.
sukulen dan tidak ada karakter yang menyatukan keduanya dalam satu kelompok.
merupakan kelompok yang memiliki satu asal usul.
Terdapatnya
Kelompok I (cabang I pada dendogram) memiliki anggota terbanyak ya itu 18 jenis yang semua nya bertipe batang dan daun sukulen.
Kedua jenis terse but bukan
5
kelompok
parafiletik
dipakai sebaga i pembanding pada
dapat
penggolongan
seksi di bawah genus (Tabel 4). Penggolongan seksi
Pada Gambar 1
pada Genus Hoya telah dilakukan oleh Hooker (1885)
tampak bahwa karakter no 2 dan no 4 memisahkan
dan Schlechter (1914). Hooker (1885) membagi Hoya
I
kelompok
dari
kelompok
lainnya .
Di
dalam
kelompok I ternyata juga terdapat satu anak cabang
India menjadi 4 seksi, sedangkan Schlechter (1914) membagi
Hoya Papua
dalam 7 seksi.
Menurut
yang beranggota enam jenis, semuanya memiliki
Hooker, H. multiflora adalah spesies tunggal dalam
kesamaan karakter tandan cekung dan kaudikel
seksi Cyrtoceras. Sedangkan H. lacunosa, H. revoluta,
Keenam jenis tersebut terdapat dalam
bersayap .
satu kelompok monofiletik (memiliki satu asal usul). Kelompok beranggota
/I
tiga
(cabang jenis
II
bukan
pad a
dendogram)
sukulen,
yaitu
H.
coronaria, H. imperialis dan H. obtusifolia. Ketiganya disatukan oleh karakter bulu pada daun dewasa. Karakter
ini
ternyata
berkaitan
dengan
habitat
tumbuh ketiganya yang berada di daerah dataran rendah panas.
Ketiga jenis berada dalam satu
kelompok monofiletik.
H. micrantha, H. parviflora, H. oblanceolata, H. latifolia, H. parasitica, H. obtusifolia, H. corona ria, H.
Kedekatan jenis antara H.
coronaria dan H. imperialis telah dibuktikan dengan kompatibilitas batang pada penyambungan dua jenis
elliptica, H. imperialis, H. caudata dan H. coriacea termasuk dalam satu seksi (Eu-Hoya) . Hal ini tidak sesuai dengan hasil analisis penelitian ini.
Hooker
meletakkan dasar penggolongan seksi pada bentuk bunga, sedangkan menurut penelitian ini, karakter terpenting
adalah
berhubungan
tipe
dengan
batang
dan
daun
fisiologi .t umbuhan
yang Hoya.
Pengelompokkan Seksi menurut Schlechter (1914) lebih cocok dengan hasil analisis penelitian ini. H. lacunosa
terdapat
dalam
Seksi
Otostemma,
H.
lasiantha dalam Seksi Plocostemma, H. campanulata
tersebut yang berhasil sangat baik.
dalam Seksi Physostelma dan H. coronaria dalam Kelompok
III
(cabang
III
pada
dendogram)
beranggota dua jenis bukan sukulen yang berbatang pendek.
Karakter batang pendek menyatukan H.
Seksi
Eriostemma.
Keempat
spesies
tersebut
memang terdapat dalam kelompok yang berbeda menurut hasil analisis penelitian ini. Ket id akcocokan
lasiantha dan H. mUltiflora dalam satu kelompok
dengan
monofiletik.
Otostemma ditempatkan sejajar (parafiletik) dengan
Schlechter
adalah
Seksi
Eu -Hoya
dan
Kelompok IV (cabang IV pada dendogram) hanya
lima Seksi lainnya. Menurut hasil analisis penelitian
terdiri dari satu jenis H. coriacea dan kelompok V
ini, kedua Seksi tersebut merupaka n satu kelompok
(cabang V pada dendogram) hanya terdiri dari satu
monofi leti k.
Buletin Kebun Raya Vol. 14 No.1, Januari 2011
Tabel4. Perbandingan Pengelompokan Hoya di bawah tingkat marga. Hooker (1885): INDIA*
Rahayu(2011):SU~ATERA
Schlechter (1914): PAPUA **
IV. Eu-Hoya
II. Eu-Hoya
(Tipe: H. camosa) :
(Tipe: H. camosa ) :
{Tipe: H. camosal:
H. linearis, H. teretifolia, H. lanceolata,
H. eitapensis, H. microstemma, H. collina,
lal. H. parviflora, H. revoluta,
H. lobbii, H. polyneura, H. parviflora,
H. rubida, H. ischnopus, H. marginata,
H. revoluta, H. micrantha, H. lacunosa,
H. trigonolobus, H. mucronulata,
H. retusa, H. nummularia, H. repens,
H. flavescens, H. kenejiana, H. montana,
lb.
H. obcordata, H. griffithii,
H. reticulata, H. dischorensis,
Ic.
H. elliptica
H. vaccinioides, H. bella, H. pauciflora,
H. hellwigiana, H. pachyphylla,
Id.
H.erythrostemma
Ie.
H. finlaysonii
H. longifolia, H. oblanceolata, H. fusca,
H. dictyoneura, H. naumannii, H. wariana,
H. latifolia, H.obtusifolia, H. parasitica,
H. papillantha, anulata, H. leucorhoda,
H. caudata, H. corona ria, H. elliptica,
H. subglabra, H. solaniflora, H. gracilipes,
H. imperialis, H. wightii, H. arnottiana,
H. chloroleuca, H. exilis
H. ovalifolia, H. globulosa, H. thomson ii,
... _-----------------------------------------
H. diversifolia, H. coriacea, H. pendula, H. maingayi
I. Otostemma (Tipe: H. lacunosa): H. halophila, H. pedunculata,
I.KelomQok I : sukulen
H.micrantha, H. lacunosa la2. H. caudata, H. wrayi H. diversifolia
If.
H. forbesii
Ig.
H. macrophylla
Ih.
H. mitrata
Ii.
H. oblanceolata
Ij.
H. parasitica
Ik.
H. vittelinoides
II.
H. latifolia
H. litoralis
1m. H. scortechinii
I.Cyrtoceras
VII. Eriostemma :
(Tipe : H. multiflora) :
(Tipe: H. coronaria) :
II.KelomQok II. bukan sukulen II{Tipe:H.coronaria}:
H. multiflora
H. purpurea, H. hollrungii, H. lauterbachii, H. gigas ------_ ... _---------------------------------
H. corona ria, H. obtusifolia, H. imperialis
III. Plocostemma
III. H. multiflora, H. lasiantha
(Tipe: H. lasiantha) :
IV.: H. coriacea
H. pleistolepis, H. hypolasia -------------- ... ----------------------------
V. H. campanulata
VI. Physostelma (Tipe: H. campanulata) :
II. Pterostelma
H. microphylla, H. stenophylla, H. venusta, H. oleoides, H. patella, H. pulchella, H. oligantha, H. papuana, H. Rhodostemma, H. torricellensis, H. epedunculata, H. mega laster IV. Pterostelma
(Tipe: H. acuminata) :
(Tipe: H. acuminata, H. albi/lora):
H. acuminata
H. calycin a
III. Ancistrostemma 'lTipe: H. edeni) :
V. Oreostemma
H. edeni
(Tipe: H. oreostemma) : H. oreostemma
* Physostelma (H. campanulata) dianggap merupakan genus tersendiri. ** Cyrtoceras (H. multiflora) dianggap merupakan genus tersendiri.
Keterangan:
I
Buletin Kebun Raya Vol. 14 No.1, Januari 2011
t
KESIMPULAN
Nelson, E.A, T.L. Sage and R.F. Sage. 2005. Functional leaf anatomy of plants with crassulacean acid
Di
Sumatera
terdapat
25
jenis
yang
Hoya
metabolism. Functional Plant Biology 32: 409-
memisah menjadi 5 kelompok parafiletik berdasarkan analisis filogenetik menggunakan program komputer
419. Rahayu, S. 2001. Keanekaragaman Genetik Hoya Asal
Clique dalam program paket "Phylip".
Sumatera. [Thesis S2]. Program Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sifat sukulen atau bukan sukulen pada Hoya merupakan karakter terpenting dalam pengelompokan.
Rahayu, S. 2006. Hoya mUltiflora Blume. dalam Sutarno, H., D. Darnaedi dan Rugayah (eds.):
Karakter yang berhubungan dengan kondisi fisiologi
Tanaman Hias dalam Ruangan di Indonesia.
lebih penting bila dibandingkan dengan karakter yang berhubungan dengan reproduksi seksual.
Pusat Penelitian Biologi-LlPI, Bogor. Rintz, R.E. 1978. The Peninsular Malaysian species of Hoya
DAFTAR PUSTAKA
(Asclepiadaceae).
Malayan
Nature
Journal 30: 467-522
Schaart, J.G. and R.G.F. Visser. 2009. Backer CA. and R.CB. van den Brink Jr. 1965. Flora
Breding Techniques.
of Java. Vol II. N.V.P. Noordhoff , Groningen.
Breeding,
Chahal, G.S. and S.S. Gosal. 2002. Principles and
Novel Plant
Wageningen UR Plant
Wageningen
University
and
Research Center, Wageningen. Diakses dari
Procedures of Plant Breeding: Biotechnological
http://www.cogem.net/ContentFiles/M icrosof
and Conventional Approaches. Alpha Science
t-Word-New-plant-breeding-techniques-
International, Pangbourne.
Felsentein,
J.
Package.
1993. 3.5e.
Department
definitieve-versiel.pdf.
Phylip-Phylogeny
[Distributed
of
Genetics,
Inference
by
Author].
University
D. and A. Balode.
methods
in
intersection
Use of in vitro hybridization
Proceedings of Botany 2000 ASIA International
of
676 :167-17. D.
104-138. Thaitong, O. 1996. The Genus Hoya in Thailand. In:
2004.
Lilium L. Acta Universitatis Latviensis, Biology
Goyder,
Deutsch-Neu-Guinea. Engler's Bot. Jahreb 50:
of
Washington, Washington. Grauda,
Schlechter, F.R.R. 1914. Die Asclepiadaceen von
Seminar and Workshop. Malacca, June 1996.
Tay,
D.
2007.
Herbaceous
ornamental
plant
germ plasm conservation and use. Theoretical
2008.
Hoya
mUltiflora
Blume
and practical treatments. in: Anderson, N.O.
(Asclepiadaceae). Curtis's Botany Magazine
(ed.) . Flower Breeding and Genetics: Issuses,
7(1): 3-6.
Challenges and Opportunities for the 21
Harlan J.R. and J.M.J . de Wet. rational
1971.
Toward a
classification of cultivated
Century. Springer, The Netherlands.
plants.
Ting, I.P. 1985. Crassulacean acid metabolism. Ann.
The Hoya Society International.
Wanntorp, L., A. Koycan and S. Renner. 2006. Wax
Taxon 20: 509-517.
Hodgkiss, J. 2007.
st
Rev. Plant. Physiol. 36: 595-622.
Graylab, London . ..
plants disentangled: A phylogeny of Hoya
Hooker, J.D. 1885. Flora of British India. Vol IV. L. Reeve and Co. LTD., London.
nuclear
Kleijn, D. and R. van Donkelaar. 2001. Notes on the taxonomy and ecology of
. (Marsdenieae, Apocynaceae)
the~.genus
Hoya
(Asclepiadaceae) in Central Sulawesi. Blumea 46: 457-483. Merrill, E.D. 1923. An Enumeration of Philippine
and
chloroplast
inferred from
DNA
sequences.
Molecular Phylogenetics and Evolution 39 :
722-733. Yusnaeni.
2002.
Morfofisiologi Beberapa Spesies
Hoya pada Kondisi Cekaman Naungan dan Kekeringan: Tinjauan terhadap Fisiologi CAM.
Flowering Plants. Vol. III. Bureau of Printing,
[Tesis].
Manila.
Pertanian Bogor, Bogor.
Program
Pascasarjana,
Institut