ANALISIS HUBUNGAN KEKERABATAN BEBERAPA JENIS MANGGA (Mangifera) BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI DAN FLUORESENSI KLOROFIL Anggi Swita1, Fitmawati2, Minarni3 1
Mahasiswa Program Studi S1 Biologi, FMIPA-UR 2 Dosen Botani Jurusan Biologi 3 Dosen Fotonik Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia e-mail :
[email protected] ABSTRACT
This study aimed to characterize and to determine mango species of Mangifera based on the morphological character and laser induced fluoresence of chlorophyll. The study had been conducted from December 2012 to March 2013 on 4 study sites in Riau Province by using a survey method and a direct observation to the morphological characters and a simple method to the fluoresence of chlorophyll. Data of morphological observation and fluoresence of chlorophyll was described in a character tabel. A total of 80 morphological characters and fluoresence of chlorophyll were scored and analyzed using PAUP 4.0. 9 distinct mango species from Mangifera genus were determined based on the morphological characters and fluoresence of chlorophyll. The cladogram formed two main clads, clad I only consisted of M. torquendra and clad II consisted of M. foetida, M. odorata, M. indica, M. laurina, M. sumatrana, M. zeylenica, M. quadrifida and Mangifera sp.. All of the Mangifera species in clad II were grouped with bootstrap value at 51%. The clustering result in the cladogram was mainly based on the similarity of morphological characters and the similarity of fluoresence colors. Key words : Fluoresence chlorophyll, laser, Mangifera, morphological characters, Riau Province. ABSTRAK Studi ini bertujuan untuk mengkarakterisasi dan membedakan antar spesies mangga pada genus Mangifera dengan penanda ciri morfologi dan fluoresensi klorofil yang diinduksi oleh laser. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai Mei 2013 pada 4 lokasi berbeda di Provinsi Riau menggunakan metode survei dan pengamatan langsung untuk karakter morfologi dan metode sederhana induksi laser untuk fluoresensi klorofil. Data pengamatan morfologi dan fluoresensi disajikan dalam bentuk tabel karakter. Total 80 karakter morfologi dan fluoresensi klorofil dari setiap jenis diskor dan dianalisis menggunakan PAUP 4.0. 9 jenis mangga ditemukan berdasarkan karakter morfologi dan fluoresensi klorofil pada genus Mangifera. Hasil penelitian membentuk satu kladogram dengan dua klad utama yaitu klad I hanya terdiri
1
dari M. torquendra dan klad II terdiri dari M. foetida, M. odorata, M. indica, M. laurina, M. sumatrana, M. zeylenica, M. quadrifida and Mangifera sp.. Semua jenis Mangifera pada klad II mengelompok dengan nilai bootstrap 51%. Hasil klustering pada dendogram terutama berdasarkan kesamaan karakter morfologi dan kesamaan warna fluoresensi. Kata kunci : Fluoresensi klorofil, karakter morfologi, laser, Mangifera, Provinsi Riau PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan berbagai jenis tumbuhan, salah satunya adalah mangga (Mangifera). Mangga memiliki keanekaragaman yang tinggi baik secara morfologi maupun secara genetik. Hal ini dapat dilihat dari segi penampilan daun, buah, rasa, warna dan aromanya. Selain itu keanekaragaman juga terjadi pada waktu berbunga dan berbuahnya (Baswarsiati et al. 2010). Penggunaan karakter morfologi pada mangga merupakan cara yang paling mudah dan cepat dalam mengetahui jarak genetik antar aksesi dan merupakan ciri yang paling sering digunakan dalam karakterisasi mangga (Rifai 1976). Variasi karakter morfologi tanaman mangga memiliki rentang yang sangat luas. Ini disebabkan karena terjadinya persilangan antar individu yang sejenis maupun antar jenis (Baswarsiati et al. 2010), sehingga tidak terjadi pembaharuan karakter pada tanaman mangga. Pertautan ciri antar jenis dan kultivar mangga dan besarnya plastisitas ciri morfologi menyebabkan cukup sulitnya membedakan antar spesies mangga menggunakan karakter morfologi karena setiap jenis memiliki kemiripan satu dengan lainnya dan cukup menyulitkan identifikasi sampai tingkat jenis, sehingga perlu didukung oleh sumber data yang lebih komprehensif yaitu klorofil. Klorofil dipengaruhi salah satunya karena faktor genetik, dimana klorofil diturunkan secara maternal. Sifat fisik dari klorofil adalah menerima atau memantulkan cahaya dalam gelombang yang berlainan. Cahaya yang dipantulkan disebut dengan fluoresensi klorofil (Dwidjoseputro 1994). Alat yang dapat digunakan untuk melihat fluoresensi klorofil adalah dengan menggunakan laser. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kekerabatan beberapa jenis mangga dalam genus Mangifera dengan penanda ciri morfologi dan fluoresensi klorofil. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 - Mei 2013. Lokasi pengambilan sampel pada empat lokasi yang terdapat di Provinsi Riau yaitu Kota Pekanbaru, Kec. Tandun Kab. Rohul, Tahura SSH dan Kec. Rumbio Kab. Kampar. Pengamatan karakter morfologi dilakukan di Laboratorium Botani Jurusan Biologi dan pengamatan fluoresensi klorofil dilakukan di Laboratorium Fotonik Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau.
2
Alat dan Bahan Bahan penelitian meliputi alkohol, aseton 95,5%, aquades, Na2CO3 dan 9 jenis Mangifera yaitu M. indica, M. laurina, M. sumatrana, M. foetida, M. odorata, M. zeylenica, M. torquendra, M. quadrifida dan Mangifera sp.. Digunakan satu grup luar (out group) yang berbeda genus tetapi dalam satu famili yaitu Bouea oppositifolia. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain GPS (Global Positioning System), buku panduan deskriptor mangga (Mangifera indica) IPGRI tahun 2009, gunting tanaman, kertas label, tali plastik, koran, kardus, karung, botol film, kantong pastik, pengait, alat herbarium, alat-alat tulis mortal dan alu, laser, cuvette, CCD camera, beam splitter, NDfilter dan layar. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei dan pengamatan langsung. Lokasi sampling ditentukan dengan metode insidental sampling (Mardalis 2002). Sebelum dilakukan pengambilan sampel dilakukan survei pada lokasi yang telah ditentukan. Pengambilan Bahan Tanaman Bahan tanaman untuk karakter morfologi berupa daun, bunga dan buah mangga diambil dari 4 lokasi di Provinsi Riau. Sampel daun yang diambil untuk ekstraksi klorofil adalah sampel daun segar yang terdapat pada daun ke-7. Ekstraksi Klorofil Daun dari 9 jenis mangga masing-masingnya ditimbang sebanyak 3 gram, digerus dengan menggunakan alu dan mortal. Ditambahkan sedikit larutan pengestrak aseton 95,5% dan Na2CO3 pada saat penggerusan. Kemudian diinkubasi pada suhu kamar selama 60 menit. Setelah itu dipanaskan dalam air mendidih selama 1 menit. Kemudian ditambahkan aseton 95,5% sebanyak 20 ml berturut-turut. Setelah itu dilakukan penyaringan dan kemudian ekstrak disimpan dalam botol gelap. Kemudian ekstrak disentrifugasi dengan kecepatan 2500 rpm selama 15 menit. Setelah itu disimpan kembali dalam botol gelap (Rozak dan Hartanto 2008). Fluoresensi Klorofil Ekstrak klorofil dari 9 jenis mangga masing-masingnya diambil sebanyak 2 ml, kemudian dimasukkan ke dalam cuvette. Setelah itu ditembakkan laser ke arah cuvette berisi sampel. Laser yang digunakan yaitu panjang gelombang 582 nm, 632 nm dan 638 nm. Setelah ditembakkan laser, diamati fluoresensi atau perubahan warna yang terjadi. Kemudian direkan dengan CCD camera. Pengamatan Karakter Morfologi dan Fluoresensi Klorofil Pengamatan terhadap karakter morfologi mengacu pada kriteria yang digunakan oleh Fitmawati (2008) dan Deskriptor mangga (IPGRI 2009), sedangkan untuk fluoresensi klorofil dibuat dalam bentuk range warna. Pengamatan dilakukan terhadap karakter-karakter yang terdapat pada pohon, daun, bunga, buah dan warna fluoresensi. Data fenotipik hasil pengamatan 80 karakter merupakan data deskripsi dan data skoring masing-masing sampel.
3
Analisis Data Data pengamatan karakter disajikan dalam tabel karakter, skor dan pohon kekerabatan. Analisis filogeni karakter morfologi dengan 80 sifat ciri menggunakan langkah paling parsimoni (maximum parsimony) pada program PAUP versi 4.0 dengan bootstrap 100 kali. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembagian jenis mangga (Mangifera) menurut Konsterman et al. (1993) salah satunya terbagi menjadi dua seksi yaitu seksi Mangifera dan seksi Limus. seksi ini dibagi berdasarkan karakter bunga yaitu struktur pembungaan, bentuk petal dan ukuran petal, jumlah stamen fertil, tipe bunga dan bentuk disc pada bunga. Berdasarkan karakter morfologi terdapat 9 jenis mangga yang terbagi menjadi 2 seksi yaitu seksi Mangifera dan seksi Limus. M. indica, M. laurina, M. sumatrana, M. quadrifida, M. torquendra, M. zeylenica dan Mangifera sp. termasuk seksi Mangifera, sedangkan M. odorata dan M. foetida termasuk seksi Limus. Hasil fluoresensi menunjukkan induksi laser 582 nm menghasilkan warna dari orang kehijauan sampai merah tua, induksi laser 632 nm menghasilkan warna merah terang dan induksi laser 638 nm menghasilkan warna merah terang sampai merah kecoklatan. Analisis hubungan kekerabatan pada 9 jenis mangga kelompok dalam (in group) dan 1 jenis kelompok luar (out group) dengan 80 sifat ciri (Tabel 1) menggunakan PAUP 4.0 dan analisis Maximum Parsimony. Hasil analisis diperoleh 1 kladogram dengan indeks konsistensi sebesar 0,59 dan indeks homoplasy sebesar 0,41. Gambar 1 merupakan pohon filogenetik (kladogram) 10 jenis mangga pada empat lokasi yang berbeda. Kladogram yang terbentuk tidak bercabang dua (dikotom). Pada gambar terlihat M. torquendra yang seharusnya tergabung ke dalam kelompok in group, terletak sejajar dengan kelompok out group yaitu B. oppositifolia. Tabel 1. Karakter 10 Jenis Mangga 1 Bentuk Tajuk 0 Agak Bulat 1 Membulat 2 Bulat 3 Jorong ke atas 4 Jorong ke samping 4 Warna Pucuk 0 Putih 1 Hijau terang-kuning kehijauan 2 Hijau kecoklatan-merah muda gelap 3 Hijau kecoklatan 4 Kuning kecoklatan 5 Merah bata terang 6 Merah kecoklatan 7 Tekstur Daun 0 menjangat 1 mengertas
2 Tipe Pertumbuhan Pohon 0 Tegak lurus 1 Tersebar 2 Semi merunduk
3 Letak Daun pada Cabang 0 Semi tegak 1 Horizontal 2 Semi merunduk
5 Warna Daun 0 Hijau pucat 1 Hijau 2 Hijau gelap
6 Bentuk daun 0 Oblong 1 Ellips 2 Ovate 3 Abovate 4 Spatulate 5 Lanset
8 Ujung Daun 0 Runcing 1 Meruncing 2 Tumpul
9 Permukaan Daun 0 Halus 1 Kasar
Bersambung
4
Sambungan Tabel 1. Karakter 10 Jenis Mangga 10 Tepi Daun 0 Rata 1 Bergelombang 13 Tonjolan Areola 0 Jelas 1 Kurang jelas 2 Samar
11 Ketebalan Daun (cm) 0 Tipis (0,04-0,15) 1 Agak tebal (0,16-0,27) 2 Tebal (0,28-0,39) 14 Percabangan Areola 0 Cabang 2 1 Cabang 3
16 Jumlah Anak Tulang Daun 0 Sedikit (19-20) 1 Sedang (21-22) 2 Banyak (23-24) 19 Panjang Daun (cm) 0 Pendek (10,7-20) 1 Sedang (20,1-29,4) 2 Panjang (29,5-38,8) 22 Panjang Tangkai Daun (cm) 0 Pendek (1,2-5,1) 1 Sedang (5,2-9,1) 2 Panjang (9,2-13,1) 25 Posisi Infloresen 0 Ketiak (aksilar) 1 Ujung (terminal)
17 Panjang Anak Tulang Daun (cm) 0 Pendek (3-5,2) 1 Sedang (5,3-7,5) 2 Panjang (7,6-9,8) 20 Lebar Daun (cm) 0 Sempit (3,4-6,2) 1 Sedang (6,3-9,1) 2 Lebar (9,2-12) 23 Diameter Tangkai Daun 0 Tipis (0,22-0,82) 1 Sedang (0,83-1,43) 2 Tebal (1,44-2,04) 26 Pertumbuhan Infloresen 0 Semi tegak 1 Horizontal 2 Merunduk
28 Bentuk Infloresen 0 Kerucut 1 Piramidal 2 Jorong keatas 31 Tipe Bunga 0 Kelipatan 3-4 1 Kelipatan 4-5
29 Struktur Pembungaan 0 Glomerulate 1 Non-glomerulate
34 Bentuk Brakteola 0 Segitiga lebar 1 Segitiga sempit 2 Ovate lebar 3 Ovate sempit 4 Sisi-sisi tidak sama 37 Panjang Bunga (mm) 0 Pendek (6-6,4) 1 Sedang (6,8-7,5) 2 Panjang (7,6-8,3)
35 Bentuk Sepal 0 Segitiga lebar 1 Segitiga sempit 2 Ovate lebar 3 Ovate sempit 4 Sisi-sisi tidak sama 38 Lebar Bunga (mm) 0 Sempit (5,5-6) 1 Sedang (6,8-7,5) 2 Lebar (6,7-7,2)
32 Warna Bunga Sebelum Antesis 0 Putih 1 Kuning muda 2 Merah muda
12 Kepadatan Retikulasi Areola 0 Rapat 1 Sedang 2 Jarang 15 Panjang Ibu Tulang Daun (cm) 0 Pendek (14,3-20,5) 1 Sedang (20,6-26,8) 2 Panjang (26,9-33,1) 18 Pangkal Daun 0 Membulat 1 Runcing 2 Tumpul 21 Aroma Daun 0 Absen 1 Rendah 2 Kuat 24 Regulasi Pembungaan 0 Tidak Teratur 1 Teratur 27 Warna Infloresen 0 Putih Kehijauan 1 Hijau kemerahan 2 Krem kekuningan 3 Kuning 4 Kuning kehijauan 5 Merah muda gelap 6 Merah tua 30 Densitas Bunga 0 Rapat 1 Sedang 2 Jarang 33 Warna Bunga Setelah Antesis 0 Putih-krem 1 Kuning pucat-krem 2 Kuning tua 3 Merah tua 4 Coklat 36 Bentuk Petal 0 Oblong 1 Elliptic 2 Oblanset
39 Jumlah Ridge 0 Ridge 3-4 1 Ridge 5-6
Bersambung
5
Sambungan Tabel 1. Karakter 10 Jenis Mangga 40 Penebalan Ridge 0 Menebal 1 Tidak menebal
41 Posisi Ridge 0 Pangkal 1 1/3 dari pangkal 2 ½-1/3 ke ujung
42 Jumlah Stamen 0 5 (1 fertil) 1 5 (2-3 fertil)
43 Warna Kepala Stamen 0 Kuning 1 Merah 2 Merah keunguan 3 Ungu kehitaman 4 Hitam
44 Bentuk Disc 0 Cawan (cup) 1 Datar 2 Seperti bantal (cushionlike)
45 Letak Ovari 0 Lateral 1 Lateral-frontal 2 Frontal
46 Bentuk Buah 0 Cordate 1 Oblong 2 Ellips 3 Agak bulat 4 Ovate-oblong 5 Abovate 49 Tebal Buah (cm) 0 Tipis (4,8-5,9) 1 Sedang (6-7,1) 2 Tebal (7,2-8,3)
47 Panjang Buah (cm) 0 Pendek (3-6,3) 1 Sedang (6,4-9,7) 2 Panjang (9,8-13,1)
48 Diameter Buah (cm) 0 Kecil (2,2-4,5) 1 Sedang (4,6-6,9) 2 Besar (7-9,3)
50 Warna Buah Matang 0 Hijau tua 1 Hijau kekuningan 2 Hijau keunguan 3 Kuning orange 4 orange 53 Kerapatan Lentisel 0 Rapat 1 Sedang 2 Jarang 56 Bentuk Sinus Buah 0 Tenggelam 1 Dangkal 2 Slight 3 Absen/datar 59 Insersi Tangkai Buah 0 Lurus 1 Miring
51 Bentuk Ujung Buah 0 Runcing 1 Tumpul 2 Membulat 3 Datar
52 Tekstur Kulit Buah 0 Halus 1 Kasar 55 Bentuk Paruh Buah 0 Runcing 1 Menonjol 2 Dapat dilihat 58 Bentuk Pangkal Buah 0 Meruncing bundar 1 Hampir datar 2 Datar 61 Warna Daging Buah 0 Putih 1 Kuning pucat-terang 2 Kuning orange 3 Orange terang 64 Kuantitas Serat Pada Daging Buah 0 Rendah 1 Sedang 2 Tinggi 67 Panjang Biji (cm) 0 Pendek (2,4-5,3) 1 Sedang (5,4-8,3) 2 Panjang (8,4-11,3) 70 Perlekatan Serat pada Biji 0 Rendah
62 Tekstur Daging Buah 0 Lembut 1 Sedang 2 Kasar 65 Aroma Daging Buah 0 Rendah 1 Sedang 2 Kuat
68 Lebar Biji 0 Sempit (1,7-2,7) 1 Sedang (2,8-3,8) 2 Lebar (3,9-4,9) 71 Kuantitas Serat pada Biji 0 Rendah
54 Lapisan Lilin 0 Berlilin 1 Tidak berlilin 57 Kemiringan Bahu Buah 0 Naik lalu turun 1 Membentuk kurva panjang 2 Membulat di ujung 60 Tonjolan Leher Buah 0 Menonjol 1 Agak menonjol 2 Absen/datar 63 Perlekatan Serat pada Daging Buah 0 Lemah 1 Sedang 2 Kuat 66 Bentuk Biji 0 Oblong 1 Ellips 2 mengginjal (reniform)
69 Tekstur Serat pada Biji 0 Lembut 1 Kasar 72 Tebal Biji 0 Tipis (1,5-1,8)
Bersambung
6
Sambungan Tabel 1. Karakter 10 Jenis Mangga 1 Sedang 2 Kuat 73 Tipe Embrioni 0 Monoembrioni 1 Poliembrioni
1 Sedang 2 Tinggi 74 Warna Kulit Pohon 0 Putih-krem 1 Putih kecoklatan 2 Orange kecoklatan 3 Merah muda keputihan 4 Merah muda gelap 5 Merah kecoklatan 6 Coklat 7 Coklat gelap
1 Sedang (1,9-2,2) 2 Tebal (2,3-2,6) 75 Duduk Daun 0 Berhadapan 1 Berselingan
76 Induksi Laser 582 nm 0 Orange Kehijauan 1 Orange kekuningan 2 Merah agak tua 3 Merah tua 4 Merah kehitaman 79 Warna Fluoresensi Merah Tua 0 Ya 1 Tidak
77 Induksi Laser 632 nm 0 Merah agak terang 1 Merah terang 2 Merah terang sekali
78 Induksi Laser 638 nm 0 Merah agak terang 1 Merah terang 2 Merah kecoklatan
80 Warna Fluoresensi Merah Kecoklatan 0 Ya 1 Tidak
Kelompok in group terbagi menjadi dua klad utama yaitu klad I dan klad II. Klad I hanya terdapat satu jenis mangga dan klad II terdapat delapan jenis mangga yang saling mengelompok menjadi kelompok besar. Pada klad II terbagi menjadi dua sub klad yaitu sub klad A dan sub klad B. Klad I adalah M. torquendra yang tergolong ke dalam kelompok in group, tetapi keluar mengikuti kelompok out group yaitu B.oppositifolia. Karakter yang memisahkan jenis ini dengan kelompok in group yang lain adalah karakter bentuk daun, permukaan daun, panjang ibu tulang daun, panjang anak tulang daun, panjang daun, lebar daun, no. aroma daun, panjang tangkai daun, diameter tangkai daun, pertumbuhan infloresen, bentuk petal, warna kepala stamen, bentuk buah dan tebal buah, tekstur kulit buah, bentuk biji, tekstur serat pada biji, warna kulit pohon, induksi laser 582 nm dan induksi laser 638 nm. M. torquendra keluar dari kelompok in group diduga karena M. torquendra memiliki karakter morfologi dan fluoresensi klorofil yang berbeda dengan karakter dalam kelompok in group, adanya beberapa karakter yang hilang dan adanya beberapa karakter yang memiliki kemiripan dengan karakter kelompok out group. Kedua jenis ini tergabung pada cabang ke 14. Klad II sebanyak 8 jenis yaitu M. indica, M. laurina, M. sumatrana, M. zeylenica, M. qudrifida, Mangifera sp., M. foetida dan M. odorata. Jenis-jenis ini bersatu pada cabang ke 15 dengan nilai kekuatan pengelompokannya (bootstrap) sebesar 51 %. Karakter yang menyatukan jenis-jenis ini adalah karakter bentuk daun, bentuk infloresen, warna bunga sebelum antesis, tekstur serat pada biji, induksi laser 582 nm dan induksi laser 638 nm. Nilai ini berarti bahwa kekuatan pengelompokkannya lemah. Klad II terbagi menjadi dua sub klad yaitu sub klad A dan sub klad B. Sub klad A terdiri dari M. foetida, M. odorata, Mangifera sp. dan M. quadrifida. M. foetida dan M. odorata mengelompok pada cabang ke 18 disebabkan karakter warna pucuk, warna daun, ketebalan daun, panjang ibu tulang daun, panjang anak tulang daun, lebar daun,
7
posisi inforesen, warna infloresen, tipe bunga, warna bunga setelah antesis, panjang bunga, bentuk disc, tekstur kulit buah, bentuk pangkal buah, warna daging buah, tekstur daging buah, perlekatan serat pada daging buah, kuantitas serat pada daging buah, aroma daging buah, bentuk biji, dan panjang biji. Klad II
A
51%
B
Klad I
Gambar 1. Kladogram 10 Jenis Mangga Berdasarkan Karakter Morfologi Outgroup Gambar 1. Kladogram 10 Jenis Mangga Berdasarkan Karakter Morfologi dan Fluoresensi Klorofil Keterangan gambar : a. Angka pada pangkal cabang menunjukkan nilai cabang b. Angka berwarna merah merupakan nilai bootstrap M.foetida dan M.odorata mengelompok dengan Mangifera sp. pada cabang ke 17 disebabkan karakter tepi daun, percabangan areola, panjang daun, lebar daun, warna kepala stamen, diameter buah dan warna fluoresensi kecoklatan. M. odorata, M. foetida dan Mangifera sp. mengelompok dengan M. quadrifida pada cabang ke 16 disebabkan kerakter bentuk petal, kerapatan lentisel, bentuk pangkal buah, kuantitas serat pada daging buah, lebar biji, kuantitas serat pada biji dan warna kulit pohon. Sub klad B terdiri dari M. indica, M. laurina, M. sumatrana dan M. zeylenica. M. indica dan M. laurina mengelompok pada cabang ke 11 dikarenakan karakter bentuk daun, panjang daun, bentuk brakteola, letak ovari, diameter buah, tebal biji, warna kulit pohon, induksi laser 582 nm dan warna fluoresensi merah tua. M. indica dan M. laurina mengelompok dengan M. sumatrana pada cabang ke 12 disebabkan memiliki persamaan karakter bentuk tajuk, tepi daun, aroma daun, jumlah stamen, warna kepala stamen, kerapatan lentisel, warna daging buah, panjang biji, lebar biji, induksi laser 582 nm, induksi laser 632 nm dan warna laser merah tua. Ketiga jenis mangga ini kemudian mengelompok dengan M. zeylenica pada cabang ke 13 dikarenakan memiliki karakter yang sama, yaitu karakter warna pucuk, tonjolan areola, posisi infloresen, tipe bunga, warna bunga setelah antesis, penebalan ridge, warna buah matang, kerapatan lentisel, insersi tangkai buah, perlekatan serat pada daging buah, kuantitas serat pada daging buah, lebar biji, perlekatan serat pada biji,
8
kuantitas serat pada biji, induksi laser 582 nm, induksi laser 632 nm dan warna fluoresensi merah tua. Kladogram menunjukkan bahwa 9 jenis mangga dalam kelompok in group, mengelompok berdasarkan kesamaan karakter morfologi dan berdasarkan kesamaan warna fluoresensi yang diinduksi oleh laser. Persamaan karakter ini bisa disebabkan karena jenis mangga tersebut tumbuh pada lokasi yang sama atau berdekatan dan bisa diduga berasal dari nenek moyang yang sama. Perbedaan dan persamaan karakter dapat digunakan untuk mengetahui jauh dekatnya hubungan kekerabatan (Suskendriyati et al. 2002). Ciri-ciri morfologi yang dikontrol secara genetis akan diwariskan kepada keturunannya. Faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap ekspresi tersebut. Semakin rendah variasi ciri yang dimiliki, maka semakin tinggi tingkat kesamaan antar jenis mangga sehingga hubungan kekerabatan semakin dekat, begitu juga sebaliknya (Tenda et al. 2009). KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan karakter yang diamati terdapat 9 jenis mangga pada genus Mangifera. Kladogram yang dihasilkan membentuk dua klad utama yaitu klad I dan klad II. Klad I terdiri dari M. torquendra, sedangkan klad II terdiri dari M. indica, M. laurina, M. sumatrana, M. zeylenica, M. quadrifida, Mangifera sp., M. foetida dan M. odorata. Keseluruhan jenis Mangifera pada klad II mengelompok dengan nilai bootstrap 51%. Hasil analisis kekerabatan menunjukkan pengelompokan jenis Mangifera berdasarkan kesamaan karakter morfologi dan kesamaan warna fluoresensi. Untuk fluoresensi klorofil diharapkan menggunakan analisis secara kuantitatif dengan penggunaan laser berbeda panjang gelombang yang lebih banyak dan penggunaan metode lain agar diperoleh hasil yang lebih baik sehingga bisa digunakan untuk membedakan antar jenis mangga. UCAPAN TERIMAKASIH Terima kasih penulis ucapkan kepada Kepala Laboratorium Botani Jurusan Biologi dan Fotonik Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau yang telah memberikan izin atas penggunaan semua fasilitas selama penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada keluarga, teman dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. DAFTAR PUSTAKA Baswarsiati dan Yuniarti. 2010. Karakter Morfologis dan Beberapa Keunggulan Mangga Podang Urang (Mangifera indica L.). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Jawa Timur. Dwidjoseputro, D. 1994. Pengantar Fisiologi Tanaman. Gramedia. Jakarta. Fitmawati. 2008. Biosistematika Mangga Indonesia. [Desertasi]. IPB. Bogor IPGRI. 2009. Descriptors for Mango (Mangifera indica). International Plant Genetic Resources Institute, Roma. Italia. Mardalis. 2002. Metode Penelitian : Suatu Pendekatan Proposal. Bumi Aksara. Jakarta.
9
Rozak, A., U. Hartanto. 2008. Ekstraksi Klorofil dari Daun Pepaya dengan Solvent 1Butanol. Makalah Penelitian. Fakultas Teknik. Universitas Diponegoro. Semarang. Suskendriyati, H., A. Wijayanti, N. Hidayah dan D. Cahyuning. 2002. Studi Morfologi dan Hubungan Kekerabatan Varietas salak pondoh (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.) di Dataran Tinggi Sleman. Biodiversitas. 1 (2). 59-64. Tenda, E., Tulalo M., Miftahurrachman. 2009. Hubungan Kekerabatan Genetik Antar Sembilan Aksesi Kelapa Asal Sulawesi Utara. Jurnal Littri. 15 (3). 139-144.
10