KEJAYAAN BAHARI DALAM KEPEMIMPINAN RATU KALINYAMAT DI JEPARA JAWA TENGAH ABAD XVI
Ahmad Afandi STAIN Kudus Jawa Tengah
ABSTRACT In Javanese tradition, patriarchal culture is still very strong although it can not be generalized as an inevitability. The emergence of Queen Kalinyamat as women's representation in Java, it shows the condition contrary to the Javanese tradition in general. This article through semiotic analysis to discuss spiritualism Queen Kalinyamat in Jepara, Central Java, who lived in the 16th century and dared to protest against the injustices of the time. He sent a fleet of military force to repel invaders Malacca to the Portuguese until she was known as a woman whose wealthy and brave. He also brought to the heyday Jepara and prosperous outstanding. Besides, he also has a concern for the maritime life that is extraordinary. It is also an advanced representation of the involvement of women in the spirit of revival maritime archipelago. Until now there are some women who have the heroism of Queen Kalinyamat and has a maritime spirit is very high. This is a revival of the relevance of women's involvement in maritime Indonesia. That is apparently the women also have an important role in the revival of maritime Indonesia. Keywords: Queen Kalinyamat, maritime, gender, the resurgence of maritime Indonesia.
ABSTRAK Dalam tradisi Jawa, budaya patriarki masih sangat kuat meskipun tidak bisa digeneralisasi sebagai suatu keniscayaan. Munculnya Ratu Kalinyamat sebagai representasi perempuan di Jawa, ternyata menunjukkan kondisi bertentangan dengan tradisi Jawa secara umum. Artikel ini melalui analisis semiotik membahas spiritualisme Ratu Kalinyamat di Jepara, Jawa Tengah yang hidup di abad ke- 16 dan berani protes terhadap ketidakadilan pada waktu itu. Dia mengirimkan armada pasukan militer ke Malaka untuk mengusir penjajah Portugis hingga ia dikenal sebagai wanita yang kaya
raya dan pemberani. Ia juga membawa Jepara menuju masa kejayaan dan makmur luar biasa. Selain itu ia juga memiliki jiwa kepedulian terhadap kebaharian yang sangat luar biasa. Ini juga menajdi representasi atas keterlibatan wanita dalam semangat kebangkitan bahari Nusantara. Hingga saat ini ada beberapa wanita yang memiliki heroisme Ratu Kalinyamat dan memiliki jiwa kebaharian yang sangat tinggi. Ini merupakan sebuah relevansi keterlibatan wanita dalam kebangkitan bahari Indonesia. Artinya ternyata wanita juga memiliki peran penting dalam kebangkitan bahari Indonesia. Kata kunci: Ratu Kalinyamat, kebaharian, gender, kebangkitan bahari Indonesia.
A. Pendahuluan Berawal dari sejarah yang mengatakan bahwa nenek moyang Indonesia adalah pelaut. Mulai dari Sabang sampai Merauke sebagian besar masyarakatnya telah dikenal oleh dunia sebagai suku bangsa yang memiliki tradisi maritim yang kuat. Banyak kerajaan Indonesia dahulu yang berjaya dibidang kemaritiman. Mulai Sriwijaya, Majapahit, Demak, Samudra Pasai, Aceh, Banten, Jayakarta, Cirebon, Mataram, Tuban, Gresik, Madura, Gowa, Bone, Wajo, Makasar, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Ternate dan Tidore serta masih banyak kerajaan maritim lainnya.1 Disadari atau tidak, kehidupan laut sudah membentuk karakter dan jati diri leluhur bangsa. Tempaan di laut telah menjadikannya sebagai manusia yang berani, ulet, tangguh dan tekun dalam menempuh cita-cita yang mulia. Tempaan di laut telah menjadikan leluhur bangsa Indonesia menghargai hidup dan kehidupannya,
manghargai
orang
lain
dan
lingkungannya,
memiliki
kesetiakawanan sosial yang tinggi, tanpa pernah mengungkit latar belakang suku, agama, ras maupun golongan. Salah satunya di sepanjang pesisir Pantai Utara Jawa Tengah, yang kala itu di bawah kekuasaan Kesultanan Demak, yang
1
Prof. Dr. Rizal M. Rompas, M.Agr. Membangun Laut Membangun Kejayaan dulu, Kini dan Masa Depan. DEKIN: Jakarta. 2011. H. 19
1
didirikan oleh Raden Fatah. Kesultanan Demak cukup maju di bidang kemaritiman. Salah satunya ketika kesultanan Demak dipegang oleh Sultan Trenggono. Di daerah pesisir utara Jawa khususnya di pelabuhan Jepara mengalami kemajuan yang sangat pesat karena dijadikan sebagai pelabuhan internasional. Menjadi sebuah pelabuhan internasional yang besar, menjadikan Jepara sebagai tempat peristirahatan atau tempat berlabuh para pedagang. Para pedagang yang hendak berdagang ke Cina, Malaka, Maluku, Asia, Eropa dan ke daerah-daerah dan negeri-negeri seberang atau sebaliknya. Pelabuhan Jepara menjadi maju pesat ketika dipimpin oleh Sultan Hadirin. Jepara menjadi sangat terkenal, selain mengalami kemajuan di bidang kemaritiman, juga kemajuan seni yaitu adanya ukir Jepara. yang menjadikan Jepara terkenal diseluruh Nusantara bahkan diseluruh Dunia.2 Namun kepemimpinan Sultan Hadirin tidak berlangsung lama, karena Sultan Hadirin dibunuh oleh Aryo Penangsang. Hal ini memacu kekecewaan Ratu Kalinyamat, karena pembunuhan suaminya yang sangat ia cintai. Selain membunuh suaminya, Aryo Penangsang sebelumnya juga membunuh Sunan Prawoto saudara Ratu Kalinyamat. Hal ini menjadikan Ratu Kalinyamat terpuruk dan meminta keadilan atas kematian suami dan saudaranya. Sebagai bentuk protes atas kamatian suami dan saudaranya itu, Ratu Kalinyamat meminta keadilan kepada Allah SWT. Bentuk protesnya, Ratu Kalinyamat melakukan Tapa Wuda Sinjang Rambut (bertapa telanjang dengan memanjangkan rambutnya). Di bukit Danaraja Keling. 3 Kata “Tapa Wuda Sinjang Rambut” ini menuai pelbagai penafsiran dari masyarakat. Ratu Kalinyamat tidak akan berhenti bertapa jika balas dendamnya belum terbalaskan. Yaitu mandi darah Aryo Penangsang dan mengusap kakinya dengan
2
Nur Said. “Spiritualisme Ratu kalinyamat: kontroversi tapa wuda sinjang Rambut kanjeng Ratu di Jepara Jawa Tengah.” Dalam Jurnal El harakah Vol 15. H.. 107-110 3 Ibid h.. 107
2
rambut Aryo Penangsang. Kemudian Sultan Hadiwijaya menghampiri Ratu Kalinyamat dan berjanji untuk membunuh Aryo Penangsang.4 Setelah mendapatkan kabar bahwa Aryo Penangsang telah tewas terbunuh. Ratu Kalinyamat kembali lagi kekerajaan dan dilantik sebagai penguasa Jepara menggantikan suaminya. Penobatan ini terjadi dengan ditandai adanya sangkalan Trus Karya Tataning Bumi yang menurut sejarah dinobatkan pada 10 April 1549.5 Yang saat ini diperingati sebagai hari jadi Jepara. Setelah dinobatkan menjadi Ratu Jepara, Ratu Kalinyamat mampu memakmurkan masyarakat Jepara waktu itu. Dari pelbagai bidang, diantaranya: bidang ekonomi, perdangangan, kelautan, ukir yang merupakan warisan dari suaminya, serta keamanan. Kebesaran Ratu Kalinyamat pernah dilukiskan oleh Diego de Conto, bahwa ia merupakan “Rainha de Jepara senhora pederose e rica”, yang artinya Kalinyamat adalah seorang wanita yang sangat kaya dan berkuasa. 6 Di bidang keamanan Ratu Kalinyamat lebih memperioritaskan keamanan di laut, namun tidak melupakan keamanan darat. Terbukti pada tahun 1551 dan 1574 Ratu Kalinyamat pernah mengirim pasukan ke Malaka untuk mengusir Portugis. Sebelum menjadi Ratu di Jepara, Ratu Kalinyamat juga pernah diutus oleh Sultan Trenggono untuk pergi ke Banten. Atas nama Sultan Demak, untuk menjemput bupati Banten. Karena pada waktu itu bupati Banten merupakan bawahan Sultan Demak. Ratu Kalinyamat memerintahkan kepada bupati Banten untuk ikut membantu berperang ke Malaka dalam rangka mengusir Portugis. Setelah semua dipersiapkan oleh bupati Banten, para pasukan perang bersama bupati Banten dan Ratu Kalinyamat segera berlayar ke pelabuhan Jepara. Setelah 14 hari berlayar, akhirnya para rombongan tiba di Jepara. Dan telah disambut oleh 1.700 kapal perang dan 800.000 pasukan di pelabuhan 4
Chusnul Hayati. dkk. Ratu Kalinyamat : Biografi Tokoh Wanita Abad XVI dari Jepara. Cetakan I. (Jeda: Jepara 2007) h. 63 5 Ibid. h.. 64
3
Jepara.7 Masih banyak lagi kemajuan ketika Jepara dipimpin oleh Ratu Kalinyamat, terutama dibidang maritim. Pengalaman ini yang dijadikan Ratu Kalinyamat sebagai pijakan dalam memimpin Jepara, sehingga menjadikan Jepara berjaya terutama dibidang kelautan. Setelah Ratu kalinyamat wafat, pelabuhan Jepara mengalami kemerosotan. Sekitar tahun 1.700 pelabuhan Jepara mengalami sedimentasi dan pendangkalan. Yang menjadikan para pedagang yang hendak berlabuh ke Jepara mengurungkan niatnya. Akhirnya membuat pelabuhan Jepara menjadi sepi dan tidak produktif lagi. Sehingga pelabuhan Jepara dipindah ke Semarang, hingga saat ini. Saat ini pantai-pantai di Jepara hanya menjadi tempat hiburan dan laut Jepara hanya menjadi tempat pencarian ikan oleh nelayan-nelayan kecil saja. Upaya mengembalikan kejayaan laut Jepara tidak terlihat oleh pemerintah dan warganya. Kalau dilihat lebih luas ke seluruh Indonesia, bagaimana mungkin negeri ini mengalami kejayaan jika negeri ini terus berkiblat kepada daratan, karena sesungguhnya jati diri bangsa Indonesia ini adalah pelaut dan menjadi bangsa bahari. Sudah saatnya bangsa Indonesia kembali kejati diri bangsa sebenarnya yaitu bangsa bahari. Saat ini Indonesia memang sudah memiliki Menteri kelautan perempuan, namun akankah Menteri Kelautan Indonesia dapat melakukan gerakan kebangkitan bahari di Indonesia seperti yang pernah dilakukan Ratu Kalinyamat. Tulisan ini berupaya untuk Mengetahui sejarah Ratu Kalinyamat dipercaya sebagai pemimpin Jepara pada abad ke XVI dan relevansi kepemimpinan Ratu Kalinyamat bagi keterlibatan perempuan dalam gerakan kebangkitan bahari Indonesia dimasa sekarang.
7
Chusnul Hayati. dkk. Ratu Kalinyamat …, h. 60-61
4
B. Sejarah Ratu Kalinyamat dipercaya sebagai pemimpin Jepara pada abad ke-XVI Ratu kalinyamat adalah putri Sultan Trenggono, cucu Raden Fatah. Sampai sekarang nama asli Ratu Kalinyamat masih menuai perdebatan. Ada yang mengatakan nama asli Ratu Kalinyamat adalah Ratu Retna Kemcana, Ratu Arya Jepara, ada pula yang mengatakan Raden Ayu Wuryani. 8 Ratu Kalinyamat tak hanya terkenal sebagai putri Sultan yang berparas cantik, namun ia juga dikenal memiliki kanuragan yang tinggi. Terbukti ketika masih remaja sudah dipercaya sebagai adipati Jepara. Yang memiliki kekuasaan meliputui Jepara, Kudus, Pati, Rembang, dan Blora. Kecantikan Ratu Kalinyamat dijadikan sebagai pengujian kepada tamutamunya. Apakah tamunya itu berniat baik atau tidak kepada Ratu Kalinyamat. Tamu-tamu Ratu Kalinyamat diundang untuk makan malam dan bermalam di istananya, bahkan tidur satu ranjang dengan Ratu. Jika tamunya itu berniat tidak baik
dan
tergoda
dengan
kecantian
Ratu
Kalinyamat.
Maka
harus
mempertanggung jawabkan perbuatannya itu di pagi harinya, yaitu hukuman mati. Beberapa waktu kemudian Ratu klinyamat menikah dengan Toyib yang mendapatkan gelar Sultan Hadirin. Dan kemudian menyerahkan tahta kerajaan itu sepenuhnya kepada suaminya, beliau hanya mendampingi saja. Ada berbagai pendapat tentang Toyib atau Sultan Hadirin ini. Ada yang mengatakan bahwa Raden Toyib adalah putra Raja Aceh yang bernama Syech Mukhayat Syah. Yang memiliki dua putra yaitu Raden Takyim dan Raden Toyib.9
Ada
perbedaan yang sangat signifikan diantara kedua saudara ini, Raden Takyim orang yang suka berfoya-foya, bermewah-mewahan dan dan malas mempelajari ilmu tata kerajaan dan agama. Sedangkan Raden Toyib adalah orang yang rajin mempelajari berbaga ilmu, terutama ilmu agama. Ia kelihatan begitu menonjol dan tumbuh menjadi pemuda yang matang dan terpelajar. Itulah sebabnya setelah Sultan Mukhayat Syah merasa bahwa dirinya telah tak lagi meneruskan 8
Hadi Priyanto. Legenda Jepara. (Jepara: Pustaka Jungpara , 2014). h. 23 R. Mayapada, Rangga Mundira Nt. Sultan Hadirin dan Ratu Kalinyamat. (Jepara : Pustaka Jungpara , 1991), h. 5-6. 9
5
tahta kesultanannya, Beliau bermaksud mengangkat Raden Toyib sebagai penggantinya. Namun, Raden Takyim tak menyetujuinya. Kendati demikian Sultan Mukhayyat Syah tetap bersikeras mengangkat Raden Toyib Sebagai Penggantinya. Pengangkatan Raden Toyib menuai Konflik. Sehingga Raden Toyib memutuskan untuk pergi berkelana ke negeri Tiongkok. Sampai di sana Toyib diambil menjadi anak angkat Patih di Tiongkok. Karenanya orang Tiongkok susah menyebut nama Toyib, untuk mudahnya beliau disebut Toyat. Lima tahun berada di Tiongkok akhirnya Toyib meminta izin kepada ayah angkatnya untuk mengembara ke Jawa. Setelah mendapatkan izin dari ayah angkatnya, dengan menumpang kapal Jung yang membawa dagangan sampailah Toyib di sebuah pelabuhan utara pulau Jawa, pelabuhan Jung Para namanya. Sesampainya di pelabuhan, Toyib menyamar sebagai masyarakat pribumi dan menyebarkan agama Islam disana. Beberapa waktu kemudian Toyib ingin sekali mengabdi kepada Ratu Kalinyamat. Maka dari itu Toyib ke Kerajaan, sesampainya di Kerajaan Toyib mengutarakan maksudnya kepada penjaga. Dan oleh penjaga maksud Toyib diutarakan kepada Ratu. Akhirnya permohonan Toyib dikabulkan oleh Ratu , dengan memberikan pekerjaan sebagai tukang kebun. Pada suatu hari Ratu Kalinyamat hendak memeriksa pekerjaannya. Tibatiba hati Ratu berdebar-debar dan merasa bahwa Toyib bukan orang sembarangan. Ratu segera menanyakan asal-usulnya, namun Toyib tak mau mengaku, akibatnya dia dipenjara. Tak tau mengapa suatu hari tiba-tiba Toyib mau mengaku asal-usul keberadaannya. Toyib mengatakan kepada Ratu Kalinyamat bahwa dia dari Aceh dan sempat diangkat menjadi Sultan di sana. Ini kali kedua hati Ratu Kalinyamat berdebar-debar. Ratu ingat ramalan mendiang ayahnya : bahwa orang laki-laki yang menjadi jodohnya kelak bukan berasal dari kalangan pribumi Jawa. Bahkan sebaliknya berasal dari negeri seberang.10 10
Hartojo dan Amin Budiman. Kompleks Makam Ratu kalinyamat Mantingan Jepara:Segi-segi Sejarah dan Arsitektur. Proyek Pengembangan Permuseuman jawa Tengah. 1982 h. 16
6
Beberapa waktu kemudian, untuk membuktikan bahwa Toyib ini benarbenar orang baik atau tidak, Ratu mengajak Toyib untuk tidur bersama. Bahkan satu ranjang. Namun beberapa kali Ratu menggodanya Toyib tak pernah tergoda. Kemudian Ratu meminta Toyib untuk menikahinya. Usai menikah, kekuasaan kerajaan diserahkan kepada suaminya. Kemudian Toyib diberi nama baru Sultan Hadirin ada yang mengatakan Hadirin (Raja yang datang dari seberang). Ketika kerajaan dipegang oleh Sultan Hadirin, kerajaan mengalami kemajuan yang sangat pesat bahkan bandar perdagangan semakin ramai. Berbagai versi mengenai tata letak Kerajaan Kalinyamat. Menurut penuturan H. Ali Syafi’i juru Kunci makam Mantingan. Bahwa Kerajaan Ratu Kalinyamat berada di Desa Purwogondo yang lebarnya seluas enam desa.11 Ada Juga yang mengatakan letaknya di Mantingan. Menurut penuturan H. Ali Syafi’i. Kerajaan Ratu Kalinyamat belum terlihat megah seperti kerajaankerajaan umumnya, namun masih berupa benteng yang tebalnya empat meter. Untuk menata kerajaannya, Sultan Hadirin mengangkat Patih Cie Wie Gwan yang tak lain adalah ayah angkatnya di Tiongkok. Selain berpengalaman dalam tata kerajaan, Cie Wie Gwan juga orang yang pandai mengukir batu. Hingga akhirnya kemudian mendapatkan gelar patih Sungging Badar Duwung yang artinya pemahat batu tajam.12 Patih Cie Wie Gwan mengajarkan ilmunya kepada masyarakat Jepara. Yang bisa diukir hanyalah batu khusus yang didatangkan langsung dari Cina. Karena batu Jepara teksturnya keras sehingga tak dapat diukir. Namun karena batu yang didatangkan dari Cina itu terbatas akhirnya masyarakat Jepara mempraktekkan ilmunya dengan kayu Jati pada waktu itu. dan sampai sekarang menjadi ciri khas warga Jepara yaitu sebagai pengukir, yang terkenal hingga manca negara. Setelah beberapa tahun memimpin Jepara dan belum sempat memiliki keturunan, akhirnya Sultan Hadirin wafat. Dibunuh oleh orang-orang suruhan Arya Penangsang. Menurut cerita, Sultan Hadirin dibunuh sepulang dari 11
Ali Syafi’i, Juru Kunci Makam Mantingan Wawancara Dilakukan Pada 11 April 2015 Pukul
14.00 WIB 12
Hartojo dan Amin Budiman. Kompleks Makam …, h. 18-19.
7
pemakaman Sunan Prawata kakak Ratu Kalinyamat yang juga di bunuh oleh Arya Penangsang. Dan ini membuat Ratu Kalinyamat sangat terpukul dan mengalami kesedihan yang sangat mendalam. Karena kesedihan yang sangat berat inilah yang membuat Ratu bersumpah akan pergi bertapa meninggalkan keraton.13 Tujuan dari pertapaannya itu, Ratu Kalinyamat meminta keadilan kepada Allah. Karena menurutnya yang memiliki keadilan hakiki hanya Allah. Ratu Kalinyamat bertapa ke bukit Gilang, dekat dengan tempat pemakaman suaminya, namun tak begitu lama. Setelah itu ia pindah ke bukit Danarasa sebelah utara alun-alun Jepara dengan menghadap ke laut. Kemudian pindah lagi ke Danaraja.14 Menurut Babad Tanah Jawi Ratu Kalinyamat menjalankan tirakat “Topo Wudo Sinjang Rambut” bertapa telanjang dengan berkain rambut. Hal ini berdasarkan rakit tembang pangkur yang sangat memikat. “Nimas Ratu Kalinyamat Tilar pura mratapa aneng wukir Tapa wuda sinjang rambut Aneng wukir Donorojo Aprasapa nora tapih-tapihan ingsun Yen tak antuk adiling hyang Patine sedulur mami” Artinya: “Nimas Ratu Kalinyamat Meninggalkan istana bertapa di gunung Bertapa telanjang berkain rambut Di gunung Donorojo Bersumpah tidak (akan) sekali-kali Memakai pakaian aku Jika tidak memperoleh keadilan Tuhan (atas) meninggalnya saudaraku”15 Kata “Tapa Wuda Sinjang Rambut” menuai beberapa arti dari masyarakat. Ada yang mengatakan bertapa tanpa memakai pakaian apapun hanya rambutnya yang menutupi tubuhnya. Namun menurut penuturan H. Ali Syafi’i, bahwa arti dari “Topo Wuda Sinjang Rambut” adalah bertapa tanpa 13
R. Mayapada, Rangga Mundira Nt , Sultan Hadirin …, h. 23-24 Hadi Priyanto, Legenda Jepara .., h. 26 15 R. Mayapada, Rangga Mundira Nt , Sultan Hadirin …, h. 24 14
8
mengenakan pakaian kerajaan.16 Setelah ditinggal oleh Ratu untuk bertapa, keadaan kerajaan menjadi hancur dan terombang ambing. Kemudian Hadiwijaya menemui dan membujuk Ratu untuk kembali ke kerajaan. Namun, Ratu menolak. Ia tidak akan kembali ke kerajaan sebelum mandi darah Arya Penangasang dan menginjak rambut Arya Penangsang. Beberapa waktu kemudian Hadiwijaya mengajak Ki Panjawi, Ki Pemanahan dan Ki Juru Martani untuk berembuk, bagaimana caranya membunuh Arya Penangsang. Akhirnya pada suatu malam mereka berembuk siasat untuk membunuh Arya Penangsang sampai mendapatkan kata sepakat. Pagi harinya, siasat itu dijalankan dan akhirnya Arya Penangsang terbunuh karena ditusuk oleh Tombak Kiai Pleret oleh Danang Sutawijaya17. Setelah Arya Penangsang terbunuh, Hadiwijaya memberitahukan kepada Ratu Kalinyamat dan akhirnya Ratu Kalinyamat bersedia kemabali ke kerajaan. Dan dilantik untuk menggantikan suaminya. Penobatan ini ditandai dengan adanya surya sengkala Trus Karya Tataning Bumi. Ini terjadi kira-kira 12 Rabiul Awal atau 10 April 1549.18 yang sekarang dijadikan sebagai peringatan hari jadi Jepara.
C. Kejayaan Bahari Pada Masa Ratu Kalinyamat Dalam Bidang Kelautan Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Tidak berlebihan jika presiden Joko Widodo ingin menjadikan negera ini sebagai poros maritim dunia. Mengingat Indonesia memiliki kekayaan laut yang sangat melimpah. Sebagai negara maritim para Raja dahulu telah menjadikan bangsa ini, menjadi bangsa maritim. Hal ini menjadikan penduduk nusantara memiliki keberanian, nasionalisme, jiwa pejuang dan jiwa sebagai masyarakat bahari.
16
Op.Cit H. Ali Syafi’i Wawancara Danang Suta Wijaya adalah anak Ki pemanahan yang diangkat menjadi putera oleh Hadiwijaya. Suparni. 7 Mei Jam 11.20 WIB. 18 Chusnul Hayati. dkk. Ratu Kalinyamat …, h. 65 17
9
Ratu Kalinyamat adalah salah satu ratu yang memiliki wilayah kekuasaan di daerah pesisir utara pulau Jawa. Daerah Jepara namanya. Sebagai seorang Ratu, beliau memiliki jiwa dan semangat kemaritiman yang luar biasa. Hal ini terbukti dengan menjadikan Jepara sebagai pelabuhan internasional. Kejayaan bahari dalam pimpinan Ratu Kalinyamat melahirkan kesuksesan dan kesejahteraan warganya. Karena disadari atau tidak, bahwa pelabuhan adalah salah satu tempat untuk beristirahat para pelaut dari berbagai kalangan. Maka tidak heran jika masyarakat pelabuhan itu memiliki multi kultural. Usai penobatan Ratu Kalinyamat, kemudian Ratu Kalinyamat kembali memimpin Jepara. Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat mengalami kemajuan yang sangat pesat di berbagai bidang. Antara lain: Agama Islam, ekonomi perdagangan, sosial dan kebudayaan terutama seni ukir, pertahanan dan keamanan.19 Dalam hal ini Ratu Kalinyamat lebih mementingkan pertahanan dan keamanan di bidang kelautan, sehingga Jepara mengalami kejayaan dalam bidang kelautan waktu itu. Kemajuan di bidang agama Islam ini terbukti dengan didirikannya masjid Mantingan. Pembangunan masjid mantingan ini ditandai dengan cebdra sengkala Rupa Brahmana Warna Sari, yang artinya 1748 tahun saka atau 1559 M.20 Hal ini bersamaan dengan pembangunan Mouseleum Jirat suaminya. Tepat sepuluh tahun setelah meninggal suaminya. Pembangunan masjid Mantingan ini perpaduan antara kemajuan Agama Islam dan kebudayaan di Jepara. ini terbukti dengan adanya berbagai macam ukiran yang di tempel di dinding masjid. Ukiran itu terbuat dari batu, dan pembuatnya adalah patih Cie Wie Gwan. Ukir-ukiran itu sekarang menjadi jati diri warga Jepara, warga Jepara terkenal sebagai pengukir. Itu juga yang mendobrak perekonomian warga Jepara kala itu. Dan masih lestari sampai sekarang.
19 20
Hadi Priyanto. Legenda Jepara …, h. 29 R. Mayapada, Rangga Mundira Op.Cit h. 18
10
Setelah beberapa tahun berkuasa, Ratu Kalinyamat berhasil memulihkan ekonomi yang sempat porak poranda. Konsolidasi ekonomi memang lebih diutamakan oleh Ratu Kalinyamat. Saat itu Pelabuhan Jepara sangat ramai oleh pedagang-pedagang dari Ambon yang membawa rempah-rempah. Dari Jepara, Banten dan Semarang menjual beras kepada para pedagang Ambon. Sedangkan Ambon menjadi produsen rempah-rempah bagi seluruh kerajaan di Jawa.21 Tercatat pedagang-pedagang Aceh, Malaka, Banten, Demak, Semarang, Tegal, Bali, Makassar, Banjarmasin, Tuban dan Gresik turut meramaikan pelabuhan Jepara . Dapat dikatakan Pelabuhan Jepara menjadi tempat transaksi perdagangan berskala internasional. Hal ini yang menjadikan kerajaan Jepara menjadi kerajaan yang sangat kaya raya. sebab Ratu memungut cukai disetiap transaksi para pedagang. Selain berjaya dibidang perdagangan internasional, Ratu Kalinyamat juga telah membangun galangan kapal yang sangat besar. Sehingga bisa memberikan lapangan pekerjaan kepada para penduduk Jepara. Setelah pelabuhan Jepara ramai, Ratu Kalinyamat meningkatkan keamanannya, Terutama dibidang kelautan. Hal ini terbukti bahwa Ratu memilikin tentara yang besar dan kuat. Kebesaran Ratu Kalinyamat pernah di gambarkan oleh Diego de Conto, bahwa ia merupakan “Rainha de Jepara senhora pederose e rica”, yang artinya Ratu Kalinyamat adalah seorang Ratu dari Jepara yang sangat berkuasa.22 Hal ini terbukti selama 30 tahun berkuasa, ia berhasil membawa Jepara pada puncak kejayaan. Dengan armadanya yang kuat, Ratu Kalinyamat juga pernah melakukan dua kali penyerangan kepada Portugis di Malaka, yaitu pada tahun 1551 dan 1574. Kedua penyerangan itu juga dilakukan dalam rangka membantu Sultan Johor dan Sultan Aceh untuk mengusir Portugis di Malaka. Karena sebelumnya Raja Johor meminta bantuan ke Jepara untuk menyerang Portugis di Malaka. Ratu Kalinyamat menjawab seruan itu dengan mengirimkan bala tentara tang kuat. Dalam serangan tersebut telah muncul 200 buah kapal dari negeri-negeri 21
BKMS. JEPARA DIBAWAH PIMPINAN RATU KALINYAMAT dalam http://bkmsfsunej.blogspot.com (1546-1579) (di akses 23 April 2015) 22 Chusnul Hayati. Ratu Kalinyamat …, h. 64
11
islam yang telah bersekutu menyerang Malaka, 40 buah diantaranya berasal dari Jepara. memuat 4.000-5.000 orang prajurit.23 Konon ekspedisi itu dipimpin oleh Kyai Demang Laksamana.24 Hal ini membuktikan bahwa Ratu Kalinyamat yang kala itu sebagai penguasa bahari lebih mementingkan kekuasaan laut dari pada kekuasaan darat. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa Jepara tidak mempunyai pasukan atau prajurit angkatan darat. Dalam hal ini kekuatan darat Jepara lebih bersifat defensif, yaitu dengan membangun benteng mengelilingi kota pelabuhan yang menghadap ke darat atau daerah pedalaman Jepara. dengan demikian kota pelabuhan Jepara pada masa kekuasaan Ratu Kalinyamat merupakan salah satu kota atau kerajaan maritim di pantai utara jawa yang sangat kuat. Artinya bahwa pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat masyarakat Jepara telah tampil dalam panggung sejarah Nusantara sebagai masyarakat bahari. Ciri utama masyarakat bahari adalah di dalam kehidupan mereka, khususnya dalam berkehidupan sehari-hari diperoleh dari kegiatan atau pekerjaannya mengeksploitasi dan memanfaatkan sumber daya laut. Pada waktu itu, selain berkehidupan sebagai nelayan, aktivitas yang paling utama adalah pelayaran dan perdagangan. Bukti kejayaan Jepara pada zaman itu antara lain dapat diketahui dari armada laut yang besar dan kuat yang dimiliki oleh Ratu Kalinyamat. Dalam ekspedisinya ke Malaka pada tahun 1574, Ratu Kalinyamat mampu menyiapkan dan mengirimkan 300 kapal perang, yang 80 di antaranya merupakan jung-jung dengan tonase 400 ton. Hal itu merupakan indikasi bahwa Jepara waktu itu merupakan kota pelabuhan dan kaya. Selain Malaka Jepara juga memiliki hubungan baik dengan Ambon. Hal ini terbukti dengan adanya permohonan bantuan dari para pemimpin “Persekutuan Hitu” di Ambon ke Jepara untuk melawan Portugis dan etnis lain
23
R. Mayapada, Rangga Mundira Op.Cit h. 33 Sumber portugis yang dikutip oleh Chusnul Hayati. nama laksamana tersebut adalah Quilimo periksa: H.J de Graaf dan Th. G. Th. Pigeaud, 1990, De Earste Mouslimse Vorstendom op Java (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti), h.. 273. 24
12
yang masih seketurunannya, yakni orang Hative.25 Ini menunjukkan bahwa pada zaman itu Jepara merupakan masyarakat yang diperhitungkan, ditakuti dan pemberani. Ini terbukti dengan laporan orang Portugis yaitu Mendez Pinto kepada P.J Veth yang dikutip oleh Chusnul Hayati dalam bukunya Ratu Kalinyamat: Biografi Tokoh Wanita Abad XVI Dari Jepara. Mendez Pinto menyebutkan bahwa Masyarakat Jepara di pada abad XVI dibawah kepemimpinan Ratu Kalinyamat umumnya beraktivitas sebagai masyarakat bahari, yaitu sebagai pelaut dan pedagang yang pemberani, perantau dengan mendirikan kloni-kloni tanpa rasa takut. Namun di balik semua itu masyarakat Jepara dan Jawa umumnya memiliki penilaian negatif, yaitu mudah tersinggung, terlalu percaya diri dan haus darah.26 Sebagai seorang Ratu yang telah berhasil membawa kejayaan masyarakatnya merupakan prestasi tersendiri bagi Ratu Kalinyamat. Hal ini menunjukkan bahwa tak hanya pemimpin laki-laki saja yang mampu membawa kesuksesan masyarakatnya. Tetapi, hal ini juga menunjukkan bahwa kesetaraan gender sudah berlaku sejak kurang lebih 466 tahun yang lalu, tepatnya sejak abad ke XVI. Dan ini merupakan salah satu bukti bahwa wanita juga berperan penting dalam kebangkitan masyarakat bahari Nusantara.
D. Relevansi Kepemimpinan Ratu Kalinyamat Bagi Keterlibatan Perempuan Dalam Gerakan Kebangkitan Bahari Indonesia Saat ini banyak wanita yang menggantungkan dirinya kepada laki-laki atau suaminya. Hal ini merupakan suatu hal yang kurang tepat. Walaupun memang sebenarnya kaum adamlah yang seharusnya memberikan nafkah kepada wanita. namun, wanita tak selayaknya hanya menggantungkan kehidupannya kepada laki-laki. Banyak hal yang harus ditiru oleh wanita Indonesia dari Ratu Kalinyamat. Seorang ratu yang menjadi pelopor kesetaraan gender di Indonesia. Beliau membuktikan bahwa wanita tak sepenuhnya menjadi “Konco wingking”. 25
Purwadi dan Maharsi. BABAD DEMAK: Sejarah perembangan Islam di Tanah Jawa. Cetakan III. Pustaka Utama: Yagyakarta. 2012 h.. 122-123 26 Chusnul Hayati. Ratu Kalinyamat .., h. 66
13
Namun, mampu berdiri dan naik ke atas panggung untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa wanita mampu membawa kesejahteraan. Beberapa hal yang dilakukan oleh Ratu Kalinyamat yang bisa dijadikan pelajaran bagi bangsa Indonesia umumnya dan umat Islam khususnya. 1. Mensejahterakan rakyat Heroisme Ratu Kalinyamat dalam memimpin Jepara sangat luar biasa dan patut di teladani. Sebenarnya jiwa kepemimpinanya sudah nampak ketika ia masih remaja. Selain menguasai ilmu tata pemerintahan yang mumpuni, beliau juga sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Hal ini terbukti bahwa tak terlalu lama dari beliau dinobatkan sebagai penguasa Jepara, beliau mampu memulihkan ekonomi yang sempat porak poranda kembali seperti sedia kala. Bahkan lebih makmur lagi. Menjadi pemimpin yang ikhlas dan benar-benar demi kepentingan rakyatnya. Ini menunjukkan bahwa wanita juga mampu memimpin dengan baik dan mampu membawa rakyatnya menuju sejahtera. Hal ini juga di dukung dengan mindsite kejayaan sebuah bangsa terletak pada kemakmuran rakyatnya. Mindsite itu juga ada pada pandangan Ratu Kalinyamat, yang meyakini bahwa, untuk mensejahterakan rakyat, maka ia harus memperhatikan dan memanfaatkan potensi kelautannya. Karena disadari atau tidak bahwa jiwa bahari ini sudah melekat pada diri sang Ratu. Dengan memperhatikan dan memanfaatkan potensi kelautan ini, beliau mampu membawa masyarakat Jepara menjadi bangsa yang kuat dan makmur sejahtera. Kehidupan menjadi pelaut juga mampu menjadikan masyarakat Jepara menjadi bangsa yang pemberani, menghargai perjuangan dan memiliki jiwa solidaritas yang tinggi. Hal ini dapat ditiru wanita masa kini, bahwa wanita juga bisa hadir kepermukaan, menjadi pemimpin dan membawa masyarakat menuju sejahtera. Ini tentunya harus didukung dengan ketegasan dan keuletan dalam memimpin masyarakat. Selain itu, harus ikhlas dan semata-mata demi kesejahteraan rakyat.
14
Sebagai pemimpin di Indonesia masa kini harus merubah mindsite dari kejayaan rakyatnya terletak pada berdirinya gedung-gedung bertingkat yang menjulang ke langit, kesejahteraan rakyat terlihat hanya dari hanya pemanfaatan potensi alam daratan. Menjadi kesejahteraan rakyat terlihat dari pemanfaatan sumber daya alam yang telah di anugerahkan kepada bangsa. Bukan hanya daratan saja, namun yang terpenting pemanfaatan potensi kelautan. Sebagai bangsa strategis yang di apit dua Benua yaitu Asia dan Australia dan dua Samudera yaitu Hindia dan Pasifik, menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang sangat potensial, Apa lagi potensi lautnya. Ini menjadikan Indonesia sebgai jalur sutera bagi pelaut dunia. Sebagaimana bunyi pidato Soekarno pada tahun 1953 "Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Ya, bangsa pelaut dalam arti seluas-luasnya. Bukan sekedar menjadi jongos-jongos di kapal, bukan. Tetapi bangsa pelaut dalam arti kata cakrawala samudera. Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri.".27 Ini menunjukkan bahwa semangat menuju bangsa bahari telah tergaung sejak era Soekarno. Saat ini Presiden RI Ir. Joko Widodo menggalakkan bahwa bangsa Indonesia harus kembali menjadi bangsa bahari lagi. Program unggulan yang diusungnya adalah menjadikan Indonesia sebagai “Poros Maritim Dunia”.
2. Pelopor seni ukir Budaya seni ukir ini berasal dari Cina yang di bawa oleh patih Cie Wie Gwan pada masa pemerintahan Sultan Hadirin. Cie Wie Gwan yang merupakan ayah angkat dari Sultan Hadirin di Tiongkok ini memiliki jasa yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat Jepara. karena telah 27
Adp. Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia yang Maju dan Mandiri. dalam http://www.bakosurtanal.go.id di akses 23 April 2015
15
memberikan ilmunya kepada masyarakat Jepara. Ilmu yang telah diberikan oleh Cie Wie Gwan ini kemudian di lestarikan oleh Ratu Kalinyamat seusai suaminya wafat. Seni ukir merupakan sebuah warisan yang sangat luar biasa bagi masyarakat Jepara. Hal ini yang menjadi pendobrak ekonomi Jepara hingga saat ini. Ukir Jepara yang dilestarikan oleh Ratu Kalinyamat ini sangat terkenal ke daerah luar kota, luar pulau bahkan luar negeri. Hal ini harus tetap di lestarikan oleh masyarakat Jepara. Pelestarian ukir atau budaya apapun seperti yang di lakukan oleh Ratu Kalinyamat seharusnya ditiru oleh generasi penerus. Sebagai bentuk terima kasih dan penghormatan Ratu Kalinyamat.
3. Dakwah Islam Penyebaran agama Islam di Jepara tak lepas peran penting Ratu Kalinyamat. Seperti yang di amalkannya dalam laku “Tapa Wuda Sinjang Rambut” bertapa telanjang dengan memanjangkan rambutnya. Dari penafsiran masyarakat awam memang “lelakon” perbuatan ini sebagai bentuk representasi bahwa Ratu Kalinyamat sebagai “pengumbar seks”. Namun, dalam penafsiran kalangan sufi, itu adalah sebuah representasi untuk mendekatkan diri pada Allah. Meninggalkan segala gemerlapan dunia yang selama ini beliau miliki. Dengan meningalkan semua gemerlap dunia, maka akan sampai pada pndekatan diri yang sedekat-dekatnya kepada Allah. Sebagaimana pemaknaan dari kalangan sufi dan ahli Thariqat, seperti Naqsyabandiyah, Khalidiyah dan Mujaddidiyah di Jepara menganggap Ratu Kalinyamat sebagai “bojo njero” (istri dalam/istri bayangan). “Bojo njero” biasanya melibatkan perempuan sebagai representasinya untuk mendongkrak spiritualitas para wali atau ahli thariqat yang kebanyakan laki-laki untuk sampai Tuhan.28 Kalo ditarik lebih dalam, para ahli thariqat menjadikan laku “Tapa Wuda” Ratu Kalinyamat sebagai media dakwah dengan memasukkan aliran 28
Nur Said. “Spiritualisme Ratu…, . h. 118
16
thariqat dalam perspektif Jawa. Caranya dengan memasukkan unsur-unsur budaya lokal (kepopuleran Ratu Kalinyamat), kemudian di bungkus dengan nilai-nilai Islam melalui ajaran thariqat. Ratu Kalinyamat juga sebenarnya telah memberikan filosofi kehidupan yang dikenal dengan rahasia huruf Alif sebgai ajaran Tauhid tingkat tinggi. Ajaran rahasia huruf Alif yang berorientasi tauhid (pernyataan keesaan Tuhan) juga tercermin secara monumental dalam tulisan bahasa Arab pada gapura pintu masuk kompleks masjid Mantingan dan Makam Kramat Ratu Kalinyamat. Gupura ini menjadi “tugu identitas” yang dibanggakan oleh warga Jepara. Bunyinya adalah “asyhadu an lâ ilâha illâh” (saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah).29 Dengan dibuatnya tugu identitas tersebut, maka menandakan bahwa Ratu Kalinyamat memang berperan penting dalam pneyebaran agama Islam. Apa lagi bagi para Sufi yang mengidolakan beliau sebagai “Guru Spiritual” dalam ajaran thariqat. Karena menurut mereka “Laku Tapa Wuda” adalah suatu bentuk khalwat.
E. Kesimpulan Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa kehadiran Ratu Kalinyamat yang dikenal “De Krange Dame” (wanita yang gagah berani) dan “Rainha de Jepara senhora Poderosa e rice” (Ratu Jepara, seorang perempuan yang kaya dan mempunyai kekuasaan besar) dalam ruang sejarah kesultanan di pesisir Jawa telah menjadi counter budaya “atas realitas tradisi sosial yang patriarkhi. Selama menjabat sebagai ratu di Jepara ia juga mampu memabawa masyarakat Jepara menuju sejahtera. Hal ini terbukti bahwa Ratu Kalinyamat bisa memajukan berbagai aspek di kerajaannya, seperti agama, budaya, ekonomi, politik dan terutama kelautan. Ratu Kalinyamat juga merupakan wanita pelopor kebangkitan bahari di nusantara, hal ini terbukti dengan berbagai upaya yang di lakukan Kalinyamat demi
29
Ibid. h. 119
17
kemajuan kerajaannya, terutama dibidan Bahari. bukti lain juga ia mengirimkan pasukan untuk menyerang portugis di Malaka sebanyak dua kali. Banyak hal yang dilakukan oleh Ratu Kalinyamat yang bisa dijadikan pelajaran bagi bangsa Indonesia umumnya dan umat Islam khususnya. Yaitu berusaha mensejahterakan rakyat, melestarikan budaya lokal dan dakwah Islam Beberapa wanita yang mewarisi semangat kebaharian ratu kalinyamat antara lain Laksamana Malahayati, Nada Faza Soraya, menteri Kelautan Susi Pujiastuti.
Daftar Pustaka Adityo Nugrohoon dalam http://jurnalmaritim.com di akses 20 April 2015 Adp. Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia yang Maju dan Mandiri. dalam http://www.bakosurtanal.go.id di akses 23 April 2015 BKMS. JEPARA DIBAWAH PIMPINAN RATU KALINYAMAT dalam http://bkms-fsunej.blogspot.com (1546-1579) (di akses 23 April 2015) Chusnul Hayati, DKK. Ratu Kalinyamat : Biografi Tokoh Wanita Abad XVI dari Jepara. Cetakan I. (Jeda: Jepara 2007) Hadi Priyanto. Legenda Jepara. (Pustaka Jungpara : Jepara. 2014.) Hartojo dan Amin Budiman. Kompleks Makam Ratu kalinyamat Mantingan Jepara:Segi-segi Sejarah dan Arsitektur. Proyek Pengembangan Permuseuman jawa Tengah. 1982 Nur Said. Spiritualisme Ratu kalinYamat: kontroversi tapa wuda sinjang Rambut kanjeng Ratu di Jepara Jawa tengah. Jurnal El harakah Vol 15 pemuda bahari dalam http://www.pemudamaritim.com di akses 10 Mei 2015 Prof. Dr. Rizal M. Rompas, M.Agr. Membangun Laut Membangun Kejayaan dulu, Kini dan Masa Depan. DEKIN: Jakarta. 2011 Purwadi dan Maharsi. BABAD DEMAK: Sejarah perembangan Islam di Tanah Jawa. Cetakan III. Pustaka Utama: Yagyakarta. 2012 R. Mayapada, Rangga Mundira Nt. Sultan Hadirin dan Ratu Kalinyamat. : Jepara. 199
18