KEJAHATAN TINGKAT TINGGI Oleh : Yuliana Surya Galih, S.H., M.H.*) ABSTRAK Kemajuan dibidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, membawa manusia kepada dimensi kehidupan yang modern. Intelektualitas manusia terus memakin maju. Kemajuan intelektual itu juga mempengaruhi kepada prilaku manusia, bukan hanya sekedar berprilaku baik, akan tetapi sebaliknya timbul pemikiran kotor, tamak dan jahat. Kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh kalangan intelektual pun muncul, sehingga timbullah apa yang disebut dengan kejahatan kerah putih (white collar crime) sebagai kebalikan dari kejahatan kerah biru (blue collar crime) atau kejahatan jalanan. White colar crime hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan (skill), dilakukan oleh orang-orang berpendidikan dan orangorang yang mempunyai status sosial yang tinggi. Kejahatan yang termasuk white collar crime sulit untuk diungkap, karena kejahatan ini berbeda dengan kejahatan konvensional, sehingga diperlukan aturan hukum, sarana dan prasarana yang memadai dan aparat penegak hukum yang handal. ABSTRACT Progress in Science and Technology, brings man to the dimension of modern life. Memakin human intellect continues forward. Intellectual progress it also affects the human behavior, not just behave well, but otherwise the thought dirty, greedy and evil. The crimes committed by intellectuals appeared, so that there arose the socalled white-collar crime (white collar crime) as opposed to blue collar crime (blue collar crime) or street crime. White colar crime can only be done by certain people who have the capabilities (skills), carried out by educated people and those who have a high social status. Crimes include white collar crime is difficult to uncover, because this crime is different from conventional crime, so we need the rule of law, adequate infrastructure and reliable law enforcement officers. PENDAHULUAN
hal yang penting sampai kepada hal-hal
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
yang bersifat
hiburan (entertement).
Teknologi telah mengantarkan manusia
Seperti
kepada kehidupan yang lebih baik, lebih
komunikasi, kedokteran, persenjataan
mudah dan lebih cepat. Apa yang tidak
dan lain sebagainya.
pernah
terbayangkan
dahulu,
kini
dibidang
Penemuan
dibidang
transfortasi,
teknologi
menjadi kenyataan, perkembangan ilmu
membawa dampak kepada sikap dan
pengetahuan tersebut, hampir disemua
prilaku manusia, terhadap pemanfaatan
sendi-sendi kehidupan, mulai dari hal-
dari
*)
teknologi
tersebut, pekerjaan-
Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Galuh
257
pekerjaan yang tadinya bersifat manual
pengetahuan dan teknologi. Kejahatan-
dan tradisional telah beralih kepada
kejahatan dengan memanfaatkan ilmu
penggunaan
pengetahuan dan teknologi tersebut
yang
serba
mekanik,
autometik dan modern.
tidak bisa dilakukan oleh sembarang
Perkembangan ilmu pengetahuan
orang, namun hanya bisa dilakukan oleh
dan teknologi memang telah berdampak
orang-orang
tertentu
yang cukup baik dan mengantarkan
kemampuan
intelektual
manusia kepada kehidupan yang lebih
memahami
baik, namun disisi lain pemanfaatan
teknologi.
teknologi yang tidak bertanggung jawab juga
telah
menyengsarakan
umat
ilmu
yang
memiliki
tinggi
pengetahuan
yang dan
Kejahatan dibidang perbankan, money
laundering,
cybercrime,
terorisme dan lain-lain adalah salah satu
manusia. Teknologi
persenjataan,
dari
bentuk kejahatan-kejahatan yang hanya
waktu ke waktu terus dikembangkan
bisa
untuk
tertentu.
kepentingan
perang,
telah
mengubah bentuk perang trandisional
dilakukan
oleh
orang-orang
Kejahatan-kejahatan
konvensio-
kepada perang modern, dengan jumlah
nal atau blue collar crime (seperti
korban yang cukup banyak, seperti
pembunuhan, penipuan, pencurian dan
penemuan
kimia,
lain-lain),
nuklir.
kejahatan modern seperti tersebut di
Berakhirnya perang dunia kedua adalah
atas sering disebut dengan istilah white
bukti betapa dasyat dan mengerikan
collar crime atau kejahatan kerah putih
senjata
atau
senjata
dibidang biologis,
nuklir,
senjata senjata
sesuatu
hal
yang
sedangkan
kejahatan
kejahatan-
berdasi.
Dalam
sungguh tak terbayangkan sebelumnya,
kejahatan konvensional yang melibatkan
dan
umat
para pelaku kejahatan jalanan (street
manusia akan bahaya perang nuklir
crime, blue collar crime), kejahatan
tersebut.
kerah
mengingatkan
Pada
akhirnya
kepada
penemuan-
putih
(white
collar
pelakunya merupakan orang terpandang
penemuan dibidang ilmu pengetahuan,
dalam
dimanfaatkan juga untuk melakukan
kedudukan
atau
kejahatan.
mempunyai
kemampuan
Kejahatan-kejahatan
yang
crime)
masyarakat,
mempunyai jabatan
serta
intelektual
dahulu masih konvensional telah beralih
yang tinggi, yang mengetahuai berbagai
kepada
macam teori, data dan statistik dalam
bentuk
kejahatan-kejahatan
modern, dengan memanfaatkan ilmu
bidang
ilmu
pengetahuan
tersebut. 258
White
collar
crime
seolah-olah
merupakan perbuatan yang biasa dan legal,
sehingga
jika
diukur
dari
PEMBAHASAN 1. Sejarah
dan
pengertian
White
collar crime White collar crime diterjemahkan
canggihnya modus operandi, dilihat dari kelasnya orang yang telibt atau dilihat
dalam
dari
kejahatan kerah putih atau kejahatan
besarnya
perbuatan
dana
white
yang
collar
dijarah,
crime
jelas
bahasa
Indonesia
menjadi
berdasi. Untuk pertama kalinya white
merupakan kejahatan kelas tinggi yang
collar
crime
dikemukakan
dan
sebenarnya dilatarbelakangi oleh prinsip
dikembangkan oleh seorang kriminolog
yang keliru, yaitu greedy is beautiful
Amerika Serikat yang bernama Edwin
(kerakusan itu indah) (Munir Fuady,
Hardin Stherland diawal decade 1940-
2004 : 2).
an, yang kemudian didalam pidato dari
Kejahatan dalam bentuk White
Sutherland yang selalu dikenang dan
collar crime, perbuatannya tidak hanya
saat itulah pertama kali muncul konsep
bersifat nasional, akan tetapi juga telah
white collar crime, yaitu pada pidatonya
transnasional dan
tanggal
jaringan
atau
Seperti
merupakan suatu
sindikat
internasional.
perdagangan
narkoba,
27
Desember
1939
(J.E.Sahetapy, 1994: 1). Konsepsi
ini
mendapatkan
penyelendupan, perdagangan manusia
tentangan dari Paul Tappan dalam
(trafciking),
lain-lain.
bukunya Who is the Criminal? (1947),
tersebut
dimana
cyber
dan
Kejahatan-kejahatan
dia
mengkritik
pandangan
penanggulangannya tidak cukup hanya
Sutherland yang berakar dari pemikiran
bersifat nasional saja akan tetapi perlu
Durkheim
bahwa
adanya
dianggap
jahat
kerjasama
antarnegera,
suatu
perbuatan
berdasarkan
reaksi
diperlukan sarana dan prasarana yang
masyarakat. Menurutnya konsepsi white
memadai serta Sumber Daya Manusia
collar crime terutama perbuatannya,
yang handal, yang mampu memahami
harus didasarkan pada hukum yang
ilmu pengetahuan dan teknologi.
berlaku,
Berdasarkan uraian tersebut di atas,
maka
membahasan,
dibatasi
yaitu :
demi
pengusutan
kemudahan dan
dalam
penuntutan.
(reptarofzone.blogspot.com) Sebelumnya, E.A. Ross pernah
Apakah kejahatan tingkat tinggi dan bagaimana penanggulangannya ?
menyebut
kejahatan
ini
sebagai
criminaloid dimana memiliki karakter seseorang yang mencari kemakmuran 259
melalui cara yang memalukan, tetapi
perbuatan ilegal yang dilakukan secara
tidak
dianggap
masyarakat
dan
menggolongkan
melanggar
oleh
non
masyarakat
tidak
sembunyi atau tipu muslihat, untuk
sebagai
mendapatkan uang atau barang, untuk
mereka
penjahat. (reptarofzone.blogspot.com) A. Morris menggunakan istilah criminal of
the
menunjukkan
upper world
kejahatan
untuk
dengan
ciri
pelaku yang tidak teridentifikasi dengan jelas,
dimana
dengan
fisik
dan
dengan
menghindari
sembunyi-
pembayaran
atau
kehilangan uang atau barang, atau untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan maupun bagi diri sendiri. (Munir Fuady, 2004:12) Dictionary of
posisinya,
Criminal
Justice
kepintarannya
Data Terminology mendefinisikan white
memungkinkan untuk berbaur dengan
collar crime sebagai nonviolent crime
orang lain sehingga tidak digolongkan
dengan
sebagai
keuntungan finansial yang dilakukan
kemampuannya,
dan
penjahat.
(reptarofzone.blogspot.com) Penelitian
selanjutnya
telah
tujuan
untuk
dengan
menipu,
memiliki
status
mendapatkan
oleh
orang
pekerjaan
yang
sebagai
mengembangkan konsep white collar
pengusaha,
crime, bukan hanya dilakukan oleh
profesional
individual tetapi dapat pula dilakukan
kemampuan teknis serta kesempatan
oleh organisasi. Seperti studi yang
atas
dilakukan oleh Clinard (1946) terhadap
perbuatan
perilaku pelanggaran yang dilakukan
mendapatkan
oleh perusahaan bisnis saat Perang
menggunakan
Dunia
II,
Hartung
industri
daging
(1963)
terhadap
di
profesional dan
dasar
atau
semi
menggunakan
pekerjaannya. dengan
Atau
tujuan
keuntungan tipu
untuk finansial,
muslihat
dan
(1950)
terhadap
dilakukan oleh orang yang memiliki
Detroit,
Quinney
kecakapan khusus dan pengetahuan
pelanggaran
yang
profesional
atas
perusahaan
dan
dilakukan toko obat/ apotik, dan Geis
pemerintahan, terlepas dari pekerjaan
(1967)
tersebut. (munir Fuady, 2004:12).
terhadap
monopoli
yang
pelanggaran
anti
dilakukan
oleh
Beberapa pengertian white collar
listrik.
crime, telah menunjukan bahwa ada
perusahaan (reptarofzone.blogspot.com) Edelhertz mendefinisikan
perbedaan yang cukup jelas antara (1970:3),
white
collar
crime
sebagai perbuatan atau serangkaian
kejahatan
konvensional
dengan
kejahatan modern, perbedaan tersebut bukan
saja
dilihat
dari
pelaku 260
kejahatannya, akan tetapi modus serta alat
yang
dipergunakan
mewujudkan
kejahatan
berbeda
dengan
untuk
itu
sendiri
kejahatan
konvensional.
6. Sulit
mengadili karena
white collar crime, memiliki karakteristik berbeda
dengan
minimnya
bukti dan siapa yang disalahkan. biasanya
mendapatkan
treatment atau sanksi yang ringan.
Pelaku kejahatan modern atau
8. Pelaku
biasanya
mendapatkan
status kriminal yang ambigu.
kejahatan-
kejahatan konvensional, pada umumnya kejahatan
membuat sulit dilacak.
7. Pelaku
2. Karakteristik white collar crime
yang
5. Kerumitan dan tersamarnya pelaku
konvensional
tidak
Menurut
Vito
dan
Holmes
karakter white collar crime, antara lain
membutuhkan Ilmu Pengetahuan yang
yaitu : (reptarofzone. blogspot. com)
ber-hubungan
1. Kerugian yang diderita lebih besar
dengan
kejahatannya,
dapat dilakukan oleh siapa saja, lebih mengutamakan kontak fisik dan lain-lain. Sedangkan beberapa karakteristik dari white
collar
crime
antara
lain
:
(reptarofzone. blogspot. com) 1. Pelaku
sulit
diidentifikasi.
Jika
korban tidak akan sadar
3. Lebih rumit dalam metode yang digunakan
dan
kerugian
yang
4. Korban
lebih
menderita
dan
penderitaan tersebut tidak dirasakan seketika.
2. Diperlukan waktu yang lama untuk pembuktian dan juga butuh keahlian tertentu.
5. Korban
terutama
simpan-pinjam,
dalam
akan
kasus
berkurang
kepercayaannya terhadap ekonomi
3. Jika menyangkut organisasi, susah dicari seseorang yang bertanggung jawab, biasanya diarahkan ke atasan karena tidak mencegah, atau kepada karena
tidak
mengikuti
perintah atasan. 4. Proses
2. Tidak selalu nonviolent.
diderita.
kerusakan belum dirasakan maka
bawahan
dibandingkan street crime.
viktimisasi
bebas dan pimpinan perusahaan. 6. Bisa
membawa
akibat
penundaan/hilangnya investasi yang dilakukan masyarakat. 7. Membawa akibat pada hilangnya kepercayaan publik terhadap institusi
juga
tersamar
karena pelaku dan korban tidak secara langsung berhadapan.
politik,
proses
politik
dan
para
pemimpin serta erosi atas moralitas masyarakat.
261
8. Dalam kebijakan publik, perbedaan
3. Petugas pembuat kebijakan untuk
antara organized dan white collar
perusahaan (contohnya dalam kasus
crime tidak jelas.
anti monopoli)
9. Masyarakat
akan
menuntut
4. Pekerja
perusahaan
penegakan hukum dan hukuman
masyarakat
terhadap pelaku lebih keras lagi.
penipuan iklan)
Jo Ann Miller, seorang kriminolog dari
Purdue
pengkategorian menjadi
4
University white
(empat)
merinci
collar jenis,
crime yaitu
:
umum
5. Pelaku
terhadap (contohnya
bisnis
terhadap
konsumennya (contohnya penipuan konsumen). Apabila melihat karekteristik white
(reptarofzone.blogspot.com)
collar crime tersebut di atas, suatu
1. Organizational Occupational crime
perbuatan dapat dikualifikasikan sebagai
(Kejahatan
yang
dilakukan
oleh
organisasi atau perusahaan). 2. Government (Kejahatan pemerintah
Occupational yang
dilakukan
atau
atas
unsur-unsur Crime oleh nama
Occupational
crime
sebagai
berikut
:
(ejurnal.esaunggul.ac.id) 1. Dengan
sengaja
melakukan
perbuatan melawan hukum 2. Merugikan
pemerintah). 3. Professional
white collar crime apabila memenuhi
Masyarakat
dan
atau
Negara
(Kejahatan yang berkenaan dengan
3. Dilarang oleh aturan hukum pidana
profesi).
4. Perbuatannya
4. Individual
Occupational
Crime
(Kejahatan yang dilakukan secara
dengan
pidana 5. Dilakukan oleh orang-orang tertentu Dalam suatu perbuatan pidana
individu). Bloch dan Geis membagi white collar crime dalam 5 (lima) bagian, yaitu
1. Sebagai individual (dilakukan oleh seperti
maka unsur dengan sengaja (opzettelijk) melakukan perbuatan melawan hukum (wederrechtelijk) adalah unsur pokok,
: (reptarofzone.blogspot.com)
profesional
diancam
pengacara,
dokter). 2. Pekerja terhadap perusahaan atau bisnis (contohnya korupsi).
adanya unsur dengan sengaja ini, untuk menentukan bahwa perbuatan yang dilarang
itu
disadari
dan
telah
dengan
diinsyapi
sengaja,
akibat
dari
perbuatan tersebut dikehendaki oleh si pembuatnya, secara melawan hukum.
262
Merugikan dapat
masyarakat
merugikan
keuangan
atau negara.
termasuk juga salah satu jenis white collar crime.
Pada umumnya hampir semua tindak pidana
merugikan
masyarakat
dan
Perbuatan
itu
dilarang
oleh
hukum pidana, serta atas perbuatan
meresahkan masyarakat. Dalam tindak
tersebut
pidana penipuan, pencurian dan lain-
pidana.
lain, pada umumnya kerugian yang
menentukan perbuatan-perbuatan apa
diderita oleh korban atas tindak pidana
saja yang dilarang, dan pelanggaran
itu bisa orang secara pribadi, bisa juga
atas ketentuan undang-undang tersebut
suatu badan hukum, seperti misalnya
diancam
perusahaan.
Pemalsuan
Akan
tetapi
kerugian
diancam
dengan
hukum
Undang-undang
dengan surat
telah
hukum
pidana.
misalnya,
didalam
didalam white collar crime, lebih luas
KUHP sudah jelas diatur. Tidak semua
lagi, yaitu masyarakat pada umumnya,
orang
seperti tindak pidana pembobolan bank,
memalsukan surat, hanya orang-orang
dimana
yang
bank
keuangan
yang
nasabah,
dibobol
sebagai
lembaga
menyimpan oleh
uang
seseorang
bisa
melakukan
mempunyai
intelektual
saja
perbuatan
keahlian bisa
dan
melakukan
perbuatan pemalsuan tersebut.
sehingga uang nasabah tersebut hilang.
Perbedaan utama antara white
Kerugian keuangan negara, yang
collar crime dan tindak pidana biasa
paling jelas dalam white collar crime
antara lain terletak pada pelakunya dan
adalah tindak pidana korupsi. Pada
penggunaan harta hasil kejahatan yang
umumnya tindak pidana korupsi adalah
dilakukan serta cara kerjanya. Pelaku
mengambil
secara
pada kejahatan yang tergolong white
melawan hukum, baik bertujuan untuk
collar crime dilakukan oleh orang yang
menguntungkan diri
memiliki intelektual dan terkait dengan
uang
negara
sendiri
maupun
orang lain. Tindak pidana korupsi, hanya
pengaruh
bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu
keuangan
yang berhubungan baik secara langsung
tersebut mereka lantas beranggapan
maupun
tidak
dengan
bahwa “mereka kebal terhadap hukum,
keuangan
negara,
kepadanya
dan cemooh masyarakat, anggapan
diberikan
suatu
langsung yang
kewenganan
kekuasaan, dan
jabatan
dengan
serta
pengaruh
atau
demikian karena mereka merasa hukum
menduduki
suatu
jabatan
tertentu.
itu dapat “dibeli”. Banyak kasus-kasus
Sehingga
tindak
pidana
korupsi
tindak pidana korupsi, pelakunya masih bisa menjalani hidup enak. Misalnya 263
Gayus
Tambunan,
yang
kedapatan
melihat pertandingan sepakbola padahal
munculnya
Suryani
alias
Ayin
macam
bentuk
kejahatan, dengan “varian-varian baru”.
dia sedang menjalani pemidanaan atau Artalyta
berbagai
Ketika transaksi keuangan masih
yang
bersifat manual, belum ada mesin ATM,
mendapat fasilitas hotel berbintang lima
belum ada jaringan internet, seorang
di Rutan Pondok Jambu.
nasabah
akan
mengambil
uang
biasa
langsung ke bank, resiko terbesar dari
“pelakunya tidak tergolong kelompok
mengambil uang ke bank, adalah tindak
intelektual
pidana
Pada
tindak
mereka
pidana
termasuk
orang
pencurian,
yang
sifat
kebanyakan yang tidak memiliki jabatan
kejahatannya adalah adanya kontak fisik
tertentu dalam pemerintahan maupun
antara pelaku dengan korban, dimana
dalam badan usaha. Penggunaan hasil
pelaku akan memaksa dengan berbagai
kejahatan yang termasuk white collar
macam cara baik tanpa menggunakan
crime
untuk
kekerasan
maupun
memenuhi kebutuhan sekunder seperti,
kekerasan
kepada
mobil mewah, rumah mewah membeli
menyerahkan uangnya.
biasanya
barang-barang
dipergunakan
lux,
investasi
menggunakan korban
untuk
Namun seiring dengan kemajuan
tanah,
disimpan diBank dalam negeri maupun
dibidang
luar negeri, dan lain-lain. Sedang pada
memanfaatkan
kejahatan biasa hasil yang diperoleh
Informasi, seseorang bisa mengambil
biasanya
uang nasabah dari suatu bank, hanya
hanya
sekedar
untuk
perbankan
dengan
kemajuan
duduk
manis
Teknologi
memenuhi kebutuhan primer seperti
dengan
dihadapan
makan, minum, serta kebutuhan biologis
komputer, dan menekan-nekan tombol
lainnya. (ejurnal.esaunggul.ac.id)
keyboard
memasukan
kode-kode
tertentu, dalam sekejap uang seorang 3. Kesulitan-kesulitan
dalam
nasabah
akan
beralih
ke
rekening
Penegakan Hukum dalam Kasus
tertentu sesuai dengan kode-kode yang
White Collar Crime
dituliskan tadi. Dalam kejahatan seperti
Kejahatan merupakan bagian dari
itu, akan sulit untuk menelusuri siapa
perkembangan masyarakat. Kehidupan
pelakunya dan dimana dia melakukan
dinamika
tindak
masyarakat
yang
terus
berkembang membawa dampak kepada
pidananya,
kejahatan teknologi
dengan informasi
sebab
kejahatan-
memanfaatkan bisa
dilakukan
264
dimana
saja,
tanpa
batas-batas
1. Modus operandi dari white collar crime
yurisdiksi suatu negara.
jauh
Kesulitan didalam mengungkap
dibandingkan
kasus-kasus white collar crime, bukan
konvensional.
lebih
kompleks
dengan
kejahatan
saja kesulitan didalam masalah locus
2. Pelaku white collar crime jarang yang
deliciti, sebagaimana tersebut di atas,
mempunyai riwayat criminal seperti
kesulitan
yang pada umumnya dimiliki oleh
didalam
mengungkap
menganggulangi
white
bukan
harus
saja
instrument-instrumen
collar
dan
crime,
tersedianya hukum,
akan
penjahat konvensional. 3. Kerugian bagi korban dari white collar crime tidak sejelas kerugian
tetapi perlu juga adanya komitmen yang
sebagai
tegas terhadap penegakan hukum (low enforcement),
disamping
itu
pula
akibat
dari
kejahatan
konvensional.
Dalam
kejahatan
konvensional
kerugian
misalnya
diperlukan sumber daya manusia yang
terbunuh atau lukanya korban, jadi
handal, mempunyai pengetahuan yang
sangat jelas kelihatan.
luas tentang jenis white collar crime
4. Penampilan pihak tersangka white
yang dilakukan dan yang lebih penting
collar crime di pengadilan umumnya
tidak korup.(Munir Fuady, 2004:179)
seperti orang-orang innocent, tidak
Bahwa adanya kecenderungan aparat penegak hukum lebih korup didalam penanganan white collar crime, disebabkan
karena
pada
umumnya
kejahatan white collar crime melibatkan bisnis milyaran. Disamping
itu,
dalam
hal
penanggulangan kejahatan white collar crime, untuk dapat dibawa sampai ke pengadilan tidaklah mudah, kenyataan menunjukan bahwa membawa kasus white collar crime sampai ke pengadilan jauh lebih sulit daripada membawa kasus-kasus konvensional, kesulitan itu disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : (Munir Fuady, 2004:179)
kelihatan seperti penjahat. 5. Karena pelaku white collar crime umumnya merupakan orang terdidik, maka dia pintar merekayasa dan menyembunyikan kesalahannya. 6. Karena pelaku white collar crime umumnya orang-orang terpandang dan memiliki banyak teman dan uang, maka dia dapat menyewa pengacara mahal dan handal yang dapat membebaskan dia dari jerat hukuman. 7. Karena pelaku white collar crime umumnya orang terpandang dan memiliki banak teman dan uang,
265
maka tidak terlalu sulit baginya untuk
(influencing views of society on crime
mendekati para penegak hukum,
and punishment/mass media)
seperti
polisi,
jaksa
atau
hakim
diseluruh tingkat peradilan.
Penanggulangan
kejahatan
secara garis besar dapat dibagi dua, yaitu :
4. Pencegahan
dan
Penggulangan
white Collar Crime White
Collar
Crime
sebagai
kemajuan
dan
ditanggulangi,
karena
sesuai dengan karakterisiknya tersebut. Namun sesulit apapun bentuk-bentuk dan
jenis-jenis
diberantas
dan
menimbulkan
kejahatan dicegah
kerugian
harus
agar yang
tidak cukup
besar bagi masyarakat pada umumnya. Kebijakan kejahatan
atau
penaggulangan yang
meliputi ruang lingkup yang cukup luas. Menurut G. Peter Hoefnagels upaya kejahatan
dapat
ditempuh dengan cara sebagai berikut : (stisiprappang. blogspot.com)
law application)
Dalam
tanpa
pidana
3. Mempengaruhi
pandangan
masyarakat mengenai kejahatan dan lewat
mass
media
pembagian
GP.
Hoefnagels tersebut diatas upaya-upaya yang disebut dalam (2) dan (3) dapat dimasukkan dalam kelompok upaya non penal.
Penanggulangan
kejahatan
melalui jalur penal lebih menitikberatkan pada sifat represif sesudah kejahatan terjadi, sedangkan melalui jalur non penal lebih menitikberatkan pada sifat preventif sebelum kejahatan terjadi. Penerapan Hukum Pidana, dalam konteks white collar crime, tidak bisa dilakukan pendekatan Hukum Pidana konvensional,
yang
banyak
diatur
didalam KUHP, untuk itu diperlukan pembaharuan
hukum,
yang
bias
kejahatan
white
collar
crime. Beberapa aturan dalam Hukum Positif
(prevention without punishment)
pemidanaan
(bukan/diluar hukum pidana).
menjangkau
1. Penerapan Hukum Pidana (criminal
2. Pencegahan
“penal”
Penggulangan melalui “non penal”
biasa disebut
dengan istilah “politik kriminal” dapat
penanggulangan
ilmu
pengetahuan dan teknologi, sulit untuk dicegah
melalui
(hukum pidana).
bentuk kejahatan tingkat tinggi, dengan memanfaatkan
Penggulangan
Indonesia
kemajuan
telah
yang,
mengalami dengan
diundangkannya berbagai aturan hukum yang
mengatur
terhadap
kejahatan-
kejahatan yang termasuk kedalam white collar crime.
266
Beberapa undang-undang yang didalamnya mengatur kejahatan yang
collar
dengan
menggunakan
cara-cara yang modern.
termasuk white collar crime, antara lain : 1. Undang-undang Nomor 31 tahun
crime,
White collar crime, adalah suatu kejahatan
dengan
kecerdasan
yang
1999 tentang tindak pidana korupsi
tinggi, sehingga diperlukan juga aparat
yang telah ditambah dan diubah
penegak hukum yang lebih cerdas, tidak
dengan
hanya
undang-undang
No.
21
memahami
masalah
hukumnya saja akan tetapi juga harus
tahun 2001 2. Undang-undang Nomor 15 tahun 2002
cukup
tentang
Pencucian
Pidana
seperti
(Money
menyangkut
Tindak Uang
memahami kejahatan itu dibidang apa, misalnya
kejahatan
bidang
perbankan
3. Undang-undang Nomor 7 tahun 1992
pun baik Penyidik, Penuntut Umum
jo Undang-undang Nomor 10 tahun
maupun
1998 tentang Perbankan.
menguasai bidang perbankan,
4. Undang-undang Nomor 5 tahun 1999 Larangan
Monopoli
dan
5. Undang-undang Nomor 11 tahun tentang
Informasi
dan
Transaksi Elektronik. Selain
aturan
hukum yang tegas dan jelas tentang kejahatan-kejahatan
yang
termasuk
dalam white collar crime, diperlukan juga sarana dan prasarana, yang mendukung untuk mengungkapan kasus white collar crime. Kemudian selain aturan hukum dan
sarana
prasarana,
yang
lebih
penting adalah sumber daya manusia dari aparat penegak hukum itu sendiri. Diperlukan aparat penegak hukum yang mampu mengungkap kasus-kasus white
harus
mampu bisnis
mengandalkan keterangan ahli saja. Perkembangan white collar crime sudah
sedemikian
aparat
penegak
rupa,
sedangkan
hukumnya
belum
mumpuni untuk mengungkap kasuskasus
diperlukannya
hakim
dan ekonomi, sehingga tidak hanya
Persaidangan Usaha Tidak Sehat.
2008
dan
bisnis, maka aparat penegak hukumnya
Laundering).
tentang
yang
white
collar
crime,
hal
ini
dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia dari aparat penegak hukum itu sendiri. Pencegahan non penal, berkaitan dengan kesadaran hukum masyarakat. Kesadaran hukum yang masih rendah mengakibatkan
timbulnya
kejahatan
korban
dan
angka kejahatan.
Beberapa kasus yang pernah menjadi sorotan
yang
berkaitan
dengan
kejahatan yang dikualifikasikan sebagai white collar crime pernah terjadi di tahun 267
2002, adalah kasus PT. QSAR (PT.
lingkup Yayasan Aldiana di Universitas
Qurma
yang
Terbuka Convention Centre (UTCC),
menawarkan
Pondok Cabe, Jakarta Selatan. Ketua
kepada masyarakat untuk berinvestasi
Tim Evaluasi Kinerja Perguruan Tinggi
di PT QSAR tersebut berupa uang tunai
Kementerian
dengan
Supriadi
Subur
bergerak
Alam
Raya)
agrobisnis,
paket
investasi
Ristek
Rustad
Dikti
Prof.
menangkap
Dr.
basah
Rp. 20.000.000,00 (dua puluh juga
wisuda illegal, tersebut, yang diikuti oleh
rupiah) atau paket invenstasi ternak
sekitar 1200 orang. (www.beritateratas.
sapa sebesar Rp. 50.000.000,00 (lima
com›berita›Nasional).
puluh juga rupiah), keuntungan yang didapat
bagi
investor
adalah
Perguruan Tinggi tersebut tidak
40%
terdaftar di Pangkalan Data Perguruan
sampai dengan 50% pertahun yang
Tinggi, demikian pula mahasiswanya
akan dibayarkan setiap bulannya.
tidak
Dalam kasus PT. QSAR tersebut,
mempunyai
Nomor.
Induk
Mahasiswa,
bahkan
masyarakat diiming-imingi keuntungan
tidak
keberadaannya
yang cukup besar, tanpa melakukan
Hanya dengan waktu beberapa bulan
pekerjaan.
dimana.
diberi
mimpi
belajar dengan membayar uang puluhan
tersebut,
tanpa
juta rupiah mahasiswa bisa memperoleh
berpikir secara rasional, dan logika
Gelar S1 dalam waktu beberapa singkat.
berpikir yang cerdas, padahal banyak
Dalam Kasus-kasus tersebut ada
dengan
Masyarakat
jelas
kampusnyapun
keuntungan
diantara investor tersebut adalah orang-
tindak
orang kaya yang berpendidikan tinggi.
bermodus investasi maupun bermodus
Kasus PT. QSAR yang pernah terjadi,
kasus-kasus
yang
pidana
penipuan
baik
yang
pendidikan.
berkedok
Sebagian masyarakat Indonesia
invenstasi dengan keuntungan yang
mempunyai
cukup
memperoleh hasil dengan cara mudah,
besar,
beberapa
tahun
kecenderungan
belakangan pernah terjadi juga dan
tanpa
korbannya adalah orang-orang kaya dan
mestinya, dengan pengenyampingkan
orang-orang berpendidikan.
rasionalitas dan logika berpikir yang
Kasus white collar crime dibidang pendidikan, beberapa waktu lalu telah
melalui
proses
ingin
sebagaimana
cerdas yang akhirnya jadilah korban dari kejahatan.
terjadi yaitu wisuda Ilegal oleh empat
Korban investasi bodong, korban
perguruan tinggi swasta (STKIP Suluh
Mafia Perguruan Tinggi, sebenarnya
Bangsa, STT Telematika, SIT) dalam
bukanlah
orang-orang
yang
tingkat 268
pendidikannya rendah, korban investasi
karekteristik tersebut antara lain antara
bodong,
diantaranya adalah
pelaku dengan korban tidak terjadi
orang-orang berpendidikan dan orang
kontak fisik secara langsung, pelaku
kaya, demikian pula dengan korban
mempunyai
mafia
untuk
tinggi dan biasanya ahli dalam suatu
memasuki ke Perguruan Tinggi, para
bidang tertentu, kerugian yang diderita
mahasiswa
tidak secara langsung dirasakan oleh
banyak
Perguruan
Tinggi,
harus
lulus
Sekolah
Menegah Atas, namun pertanyaannya
korban
adalah mengapa mereka masih bisa
lainnya.
tertipu.
dan
pendidikan
beberapa
yang
cukup
karakteristik
Penanggulangan
dan
Dari kasus-kasus tersebut di atas
pencegahan kasus-kasus white collar
sebenarnya bukan saja pelaku yang
crime, pada pokoknya sama dengan
berusaha dengan memberikan janji-janji
kejahatan-kejahatan konvensional yaitu
dan cara-cara mudah untuk mencapai
melalui jalur penal dan non penal, akan
hasil tanpa melalui proses, namun juga
tetapi didalam white collar crime yang,
korban
pendekatan
sendiri
sudah
tidak
lagi
hukum
yang
harus
menggunakan cara berpikir realistis,
dilakukan adalah pendekatan hukum
cara
modern, yaitu perlu adanya perangkat
berpikir
rasional
dengan
menggunakan logika.
hukum yang terbaru yang menjangkau kejahatan-kejahatan yang masuk dalam
KESIMPULAN
kualifikasi white collar crime, disamping
White collar crime adalah bentuk
itu juga diperlukan aparat hukum yang
kejahatan, yang hanya bias dilakukan
lebih handal dan menguasai suatu
oleh
bidang tertentu sesuai dengan modus
orang-orang
mempunyai
tertentu
yang
intelektual dan keahlian
kejahatan white collar crime itu sendiri.
tertentu, akan tetapi intelektualitas dan keahlian tersebut dipergunakan untuk
DAFTAR PUSTAKA
melakukan tindak pidana.
Buku :
Mengungkap kasus-kasus white collar crime tidak mudah, karena white collar
crime
tertentu
memiliki
yang
karekteristik
berbeda
dengan
kejahatan-kejahatan konvensional atau kejahatan
jalanan.
Beberapa
Fuady, Munir, Bisnis Kotor Anatomi Kejahatan Kerah Putih, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004. Nawawi Arief, Barda, Kapita Selekta Hukum Pidana, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 2003.
269
W. Pranoto, Suhartono, Bandit Berdasi Korupsi Berjamaah, Kanisius, Yogyakarta, 2008. Sahetapy,J.E, Kejahatan Korporasi, PT.Erisco, Bandung, 1994. Internet : https://djicom.wordpress.com,
diakses
tanggal 12 Oktober 2015. stisiprappang.blogspot.com,
diakses
tanggal 12 Oktober 2015. ejurnal.esaunggul.ac.id, diakses tanggal 10 Oktober 2015. reptarofzone.blogspot.com,
diakses
tanggal 15 Oktober 2015. www.beritateratas.com, diakses tanggal 16 Oktober 2015.
270