KEGIATAN MEDIA MONITORING HUMAS PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TANGERANG DALAM MEMPERBAIKI CITRA PERIODE TAHUN 2011 Fiska Amalia Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530 021-534 5830, 021-535 0660 Email :
[email protected]
Dosen Pembimbing : Dina Sekar Vusparatih, S.IP
ABSTRACT
Tangerang District Government is the government agency that works for the community and providing services and development services that should have a positive image in the community. Tangerang District Government Public Relations has a media monitoring activities to enhance the image, but there are some obstacles in conducting media monitoring. In this study researchers used a qualitative method using the techniques of data collection through in-depth interviews, participant observation, as well as literary study of a variety of books related to this research. From these results it can be concluded that the media monitoring activities conducted by the Public Relations Tangerang regency government have been effective to overcome the grievances that can be resolved so that can arise from the positive image of the Tangerang regency government. Keyword : The role of public relations, image, media monitoring.
ABSTRAK
Pemda Kabupaten Tangerang merupakan instansi pemerintah yang bekerja untuk masyarakat dan memberikan jasa-jasa pelayanan dan pembangunan yang harus mempunyai citra positif di masyarakat. Humas Pemda Kabupaten Tangerang mempunyai kegiatan media monitoring untuk meningkatkan citra, namun ada beberapa hambatan dalam melakukan kegiatan media monitoring. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi partisipan, serta studi kepustakaan dari berbagai buku yang berhubungan dengan penelitian ini. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan media monitoring yang dilakukan oleh Humas Pemda Kabupaten Tangerang sudah efektif untuk menangangani keluhan masyarakat yang dapat segera di tangulangi sehingga dapat timbul citra yang positif dari masyarakat terhadap Pemda Kabupaten Tangerang. Kata kunci : Peran Humas, citra, media monitoring
PENDAHULUAN Dalam penelitian kali ini, penulis melakukan observasi dan menjadikan Pemda Kabupaten Tangerang menjadi objek penelitian kali ini. Pemerintahan Daerah yang berada di setiap kabupaten sebaiknya mampu untuk mengontrol pembangunan dan kesejahteraan masyarakat daerah itu sendiri yang menjadi tanggung jawab pemerintahan kabupaten itu sendiri. Pemerintah daerah kabupaten dapat di kontrol langsung oleh masyarakat, karena merupakan pemerintahan yang tingkatannya paling dekat dengan masyarakat, sehingga mampu untuk mengontrol langsung pembangunan-pembangunan infrastruktur dan program-program yang diinginkan masyarakat. Pembahasan kali ini akan lebih fokus untuk membahas mengenai Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang. Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang mempunyai tugas untuk pengkordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah, penyelenggaraan dan pengendalian adminisrrasi pemerintah, pembangunan, kemasyarakatan serta organisasi dan tatalaksana, dan pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana pemerintahan daerah. Namun pada perkembangannya sekarang ini masyarakat kurang puas dengan hasil kerja pemerintahan kabupaten Tangerang yang dinilai kurang maksimal dalam melakukan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerahnya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan artikel berita yang dikeluarkan oleh surat kabar Indopos sebagai berikut : “Minimnya infrastruktur memang berdampak meningkatnya kejahatan. Sekitar 40 persen dari 42 ribu titik PJU di Kabupaten Tangerang saat ini dalam kondisi rusak. Dampaknya, membuat aksi perampasan, pencurian dengan pemberatan terutama kendaraan bermotor marak terjadi”. (Sumber : Indopos edisi Sabtu, 27 Maret 2011) Dan hal itu di perkuat oleh data statistik mengenai banyaknya tindak kriminal yang telah di buat oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang sebagai berikut :
JUMLAH KEJAHATAN DAN PELANGGARAN MENURUT JENISNYA Jenis Kejahatan/Pelanggaran
2008
2009
2010
(1)
(2)
(3)
(4)
1,074
1,266
1,378
1.
Pencurian dengan pemberatan
2.
Penganiayaan berat
130
116
140
3.
Pencurian dengan kekerasan
173
103
115
4.
Pencurian kendaraan bermotor
1,209
1,430
1,793
5.
Kebakaran/Pembakaran
58
21
28
6.
Pembunuhan
11
11
10
7.
Pemerasan
19
16
6
8.
Perkosaan
24
20
8
9.
Narkotika
260
2,545
152
10. Kenakalan Remaja
-90
3
0
11. Perjudian
90
63
40
12. Uang Palsu
4
3
0
13. Unjuk Rasa
0
0
0
14. Pengrusakan
14
24
26
15. Pemalsuan Surat
14
14
17
16. Penculikan
1
2
3
473
555
646
17. Penipuan
18. Penggelapan
179
180
216
19. Lingkungan Hidup
0
0
0
20. Senpi / Handak Sumber : Polisi Resort (Polres) Metro Tangerang Kabupaten
5
5
5
Selain itu juga berbagai gambaran kekecewaan masyarakat juga dapat dilihat dari kutipan surat kabar Kabar6.com yaitu seperti berikut ini, “Sejumlah warga Kelurahan Gunung Kaler, Kabupaten Tangerang, meradang. Tak kunjung diperbaikinya kerusakan jalan utama diwilayah itu, membuat warga kecewa”. (Sumber : Kabar6.com edisi Jumat, 02 Maret 2012) Dan kerusakan jalan itu membawa dampak pada hal lain yaitu warga tidak mau membayar PBB yang dapat di kutip dari surat kabar Indopos sebagai berikut : “TANGERANG-Kecewa dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang yang tak kunjung memperbaiki Jalan Suradita sepanjang 2,5 kilometer yang rusak parah, membuat ratusan warga Desa Suradita memboikot pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Akibatnya, terjadi penurunan pendapatan PBB selama 2011 mencapai Rp 250 juta. (Sumber : Indopos, maret 2012) Dari kedua kutipan berita tersebut dapat terlihat bahwa masyarakat tidak puas dengan kinerja pemerintah daerah kabupaten Tangerang yang dinilai lamban dalam memperbaiki struktur jalan dan infrastruktur yang dibutuhkan oleh masyarakat, membuat masayarakat kecewa dan kepercayaan masyarakat pun berkurang terhadap Pemda Kabupaten Tangerang. Sehingga citra Pemda Kabupaten Tangerang menjadi kurang sedikit negatif di mata masyarakat. Dan Pemda Kabupaten Tangerang pun ternyata selama ini telah melakukan media monitoring. Media monitoring ini dilakukan untuk mengontrol pemberitaan yang beredar di masyarakat dan tanggapan masyarakat mengenai hasil kinerja pemerintah daerah kabupaten Tangerang. Berikut ini adalah hasil dari media monitoring yang di lakukan oleh Pemda Kabupaten Tangerang yang telah di rangkum dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.
HASIL MEDIA MONITORING PEMDA KABUPATEN TANGERANG Tahun NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Permasalahan Infrastruktur Daerah Rawan Banjir Kriminalitas Pembangunan Infrastruktur Perbaikan Gedung Sekolah Warga Miskin Pelayanan Masyarakat Pelayanan Kesehatan Penghargaan Kepada Bupati
2009
2010
2011
651
689
701
323 709 245 465 709 164 93 87
376 745 189 371 836 208 178 101
287 823 203 321 767 273 135 98
(Sumber : Humas Pemkab Tangerang )
Dari hasil media monitoring yang telah dilakukan Pemda Kabupaten Tangerang, dapat dilihat hasilnya bahwa berita mengenai infrastruktur menjadi berita yang paling sering di bahas oleh media, karena dari satu permasalahan ini akan menimbulkan banyak masalah lainnya. Seperti, tingginya tingkat kriminalitas yang terjadi akibat infrastruktur yang buruk sehingga memicu para kriminal untuk beraksi di wilayah kabupaten Tangerang dan hal inilah yang membuat warga masyarakat menjadi resah dan meminta Pemerintah segera menangani maslah ini. Menyadari citra buruk dari masyarakat, Pemda Kabupaten Tangerang memerlukan peranan humas yang kompeten untuk memperbaiki citra pemerintahan yang mulai memburuk di mata masyarakat.
Tujuan humas Tujuan humas adalah untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan publik, di lain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik. Perkembangan humas saat ini maju dengan pesatnya. Setiap instansi dipastikan membutuhkan praktisi humas. Keberadaannya sangat dibutuhkan karena humas mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu instansi tersebut. Kemajuan dan kemunduran instansi itu tergantung dengan kinerja humas itu sendiri. Humas merupakan profesi yang menjadi mediator antara lembaga yang diwakilinya dengan para public baik eksternal maupun internal. Humas harus bisa membangun hubungan yang baik dengan mereka, karena hal ini nantinya bisa memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Sama seperti yang di ungkapkan oleh Scott M. Cutlip dan Allen H. Center, humas merupakan fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasi kebijakan dan tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk memperoleh pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya. ( Ruslan 2005 : 20 ) Dengan kata lain ciri khas dari humas adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two way communication) antara lembaga dengan publik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi terciptanya suatu tujuan tertentu, kebijakan, kegiatan produksi barang/pelayanan jasa dan sebagainya. Pekerjaan humas dalam tingkatan pemerintah yang terlihat lebih kompleks adalah Humas yang berada di Pemerintahan lokal, daerah atau kabupaten. Karena tingkatan ini lebih dekat dengan masyarakat, baik untuk layanan yang diberikan maupun dalam kemampuan untuk akses kepada wakil yang ada di pemerintahan. Keberhasilan suatu Pemerintah Daerah atau Kabupaten tidak hanya ditentukan dari pencapaian atas program yang ditetapkan, tetapi juga ditentukan oleh seberapa jauh masyarakat mengetahui perkembangan dan penyelenggaraan tugas Pemerintah Daerah atau Kabupaten tersebut. Dalam melakukan pelayanan yang baik kepada masyarakat, humas melakukan penyampaian informasi dan kebijakan melalui media dengan tujuan untuk meningkatkan citra. Selain itu juga humas melakukan kegiatan media monitoring untuk menilai pandangan masyarakat mengenai instansi pemerintahan tersebut. Semua hal tesebut dilakukan untuk meningkatkan citra positif di masyarakat untuk Pemda Kabupaten Tangerang.
METODOLOGI Dalam penelitian ini, penulis mengunakan metodologi penelitian deskriptif kualitatif. Metode Penelitian Kualitatif menurut Strauss dan Corbin, yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). ( Jusuf, 2012) Dan pengertian dari deskriptif adalah satu jenis riset konklusif yang mempunyai tujuan utama menguraikan sesuatu, biasanya karakteristik atau fungsi pasar (Malhotra, 2005). Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman para peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor (1992: 21-22) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yng menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orangorang yang diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasil kan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik. (Jusuf: 2012) Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang meneliti tentang tingkahlaku, ucapan, tulisan, dll. Yang tidak dapat di peroleh dengan prosedur statistik.
1. Data Primer a. Wawancara Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.
Metode wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan, dimana dua orang berhadapan secara fisik yang satu dapat melihat muka yang lainnya dan mendengarkan sendiri suara dengan telinganya (Hadi, 2005: 192). Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan 3 orang. Yang pertama Drs. Yeyep Syarif Anwar selaku kepala humas Pemda Kabupaten Tangerang. Kedua, Bapak Abdul Munir selaku Kepala Sub Pemberitaan humas Pemda Kabupaten Tangerang. Dan yang ketiga Bapak Wahyu Haryadi yang merupakan wartawan dari surat kabar Radar Banten. b.Observasi Pengamatan atau observasi adalah aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas, terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. Ilmu pengetahuan biologi dan astronomi mempunyai dasar sejarah dalam pengamatan oleh amatir. Di dalam penelitian, observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar dan rekaman suara. Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena- fenomena yang diselidiki (Hadi, 2005: 13). Metode observasi diganakan untuk memperoleh data yang menggunakan pengamatan secara langsung guna memperoleh gambaran menyeluruh tentang letak geografis, struktur organisasi, dan sarana prasarana. Dalam penelitian kali ini juga peneliti melakukan observasi partisipan, yaitu pemaparan umum apa yang terjadi di lapangan. Peneliti melakukan observasi di lokasi penelitian (Pemda Kabupaten Tangerang) selama 3 bulan. Yaitu dengan mengamati kejadian atau peristiwa yang terjadi selama penelitian berlangsung. Dan mencoba untuk terjun langsung untuk mengetahui pekerjaan humas di Pemda Kabupaten Tangerang.
2. Data Sekunder a. Studi Pustaka Studi kepustakaan menurut Susilo (2007:11-12) adalah kegiatan membaca buku yang relevan merupakan bagian utama dan mutlak yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Hal ini berkaitan dengan kajian teori dan tinjauan pustaka yang memunculkan gagasan dan melandasi dilakukannya penelitian. Peneliti mempelajari data-data untuk penelitian melalui buku-buku yang terdapat di perpustakaan dan Peneliti juga mengambil data-data melalui internet yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. b. Dokumen Guba dan Lincoln ( dalam Moleong, 2003; 216-17 ) menjelaskan istilah dokumen yang di bedakan dengan record. Definisi dari record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seorang / lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Sedang dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Sedangkan pengertian lain dari metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prestasi, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Sugiyono, 2009: 236). Peneliti mengambil data dari dokumentasi-dokumentasi yang telah ada sebelumnya di Pemda Kabupaten Tangerang
HASIL DAN PEMBAHASAN Instansi Pemerintahan yang paling dekat dengan masyarakat adalah pemerintahan di Kabupaten. Kerena pemerintahan kabupaten marupakan kepanjangan tangan dari pemerintahan pusat yang menyalurkan pembangunan hingga ke desa-desa terpencil yang tidak bisa di cover oleh pemerintahan pusat. Dan Pemda Kabupaten Tangerang salah satunya. Tugas Pemda Kabupaten Tangerang sendiri sebagai instansi pemerintahan adalah bekerja untuk kesejahteraan rakyat yaitu dengan melakukan pembangunan secara kerkelanjutan agar masyarakat dapat merasakan kesejahteraan dan pembangunan dapat merata di seluruh Indonesia. Namun pada kenyataannya, banyak terjadi penyimpangan yang dilakukan oleh oknum-oknum pemerintahan, sehingga masyarakat harus menerima akibatnya yaitu pembangunan yang tidak terselesaikan dan terbengkalai selama bertahun-tahun, atau lambatnya penanggulangan terhadap masalah yang terjadi. Sehingga menimbulkan banyak kekecewaan di mata masyarakat mengenai kinerja pemerintah yang dinilai gagal dalam melaksanakan tugasnya. Seringkali terjadi demo tuntutan dari masyarakat kepada pemerintah, hal ini di karenakan masyarakat ingin mendapatkan kesejahteraan dan itu merupak haknya.
Dengan timbulnya banyak kekecewaan terhadap pemerintah, secara otomatis citra pemerintahan menjadi kurang baik di mata masyarakat dan hal tersebut harus segera di tangani oleh Pemda Kabupaten Tangerang agar tidak semakin buruk citranya di mata masyarakat. Dan semua kegiatan tersebut merupakan bagian dari kegian humas yaitu untuk menjaga citra. Kemudian Humas Pemda Kabupaten Tangerang pun melakukan beberapa tindakan, tindakan yang pertama yaitu melakukan kegiatan media monitoring yang bertujuan untuk mengontrol apa yang terjadi di masyarakat Kabupaten Tangerang dan mengetahui masalah apa yang terjadi mengenai Pemda Kabupaten Tangerang di masyarakat. Dari hasil Media monitoring yang dilakukan oleh Humas Pemda Kabupaten Tangerang sudah dapat disimpulkan permasalahan yang ada, dan dari pengelolaah terhadap data yang sudah dilakukan oleh peneliti, dapat diambil kesimpulan bahwa Humas Pemda Kabupaten Tangerang segera mengambil tindakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat dan mengembalikan kembali citra pemerintahan yang memudar kepada Pemda Kabupaten Tangerang dengan cara mengeluarkan press release dan advertorial. Kegiatan Press Release ini adalah kegiatan Media Relations, dimana hubungan baik antara perusahaan yang diwakili oleh Bagian Humas dalam usaha melakukan kerja sama dengan media-media komunikasi massa yang ada di daerahnya, maupun diluar daerah perusahaannya. Sedangkan Sebuah advertorial atau infomercial adalah iklan yang dirancang untuk mensimulasikan konten editorial, sementara pada saat yang sama menawarkan informasi yang valid kepada calon klien. Jadi press release dan Advertorial sedikit banyak dapat membantu memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kegiatan-kegiatan apa saja dan program-program kerja apa saja yang tengah dijalani oleh Pemda Kabupaten Tangerang. Sehingga apabila program tersebut dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, diharapkan masyarakat dapat memberi penilaian yang positif mengenai program-program tersebut. Dan bisa berdampak baik untuk meningkatkan citra Pemda Kabupaten Tangerang.
1.
Peran Humas Pemda Kabupaten Tangerang
Peran humas dalam instansi pemerintah lebih kompleks, karena humas pemerintahan tidak seperti humas pada perusahaan swasta. Humas perintahan sudah mempunyai tupoksi dan alur kerja yang harus sesuai dengan tupoksi dari pemerintahan pusat. Dan tugas umum humas Pemda Kabupaten Tangerang adalah melaksanakan pemberitaan, mengumpulkan dan menganalisa informasi untuk bahan kebijakan pimpinan, melakukan perekaman, penyajian data, dan mengatur keprotokoleran kegiatan pimpinan,Serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretariat daerah Kabupaten sesuai dengan bidang tugasnya. Humas Pemda Kabupaten Tangerang juga berperan sebagai mediator apabila terjadi sengketa antara pihak internal dengan eksternal, maupun pihak eksternal dengan pihak eksternal apabila diminta dan dianggap perlu untuk ikut campur. Hal ini juga sama seperti teori yang diungkapkan oleh Dozier dan Broom dalam buku employee relations and communication media model (Ruslan, 2007:20-21).tentang peran humas dalam suatu organisasi. Humas di Pemda Kabupaten Tangerang sendiri telah melakukan perannya sesuai dengan teori yang ada. a) Penasihat Ahli (Expert Prescriber) Seorang praktisi humas yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu dan mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public relationship). Humas Pemda Kabupaten Tangerang wajib membantu Bupati atau bidang lain yang membutuhkan humas Pemda Kabupaten Tangerang untuk memberikan solusi pemecahan masalah yang ada. Karena humas merupakan bidang yang menjadi penjebambatan antara instansi dengan masyarakat. b) Fasilitator Komunikasi (Communication fasilitator) Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Dipihak lain, dia juga dituntut untuk mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung, dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. Seperti kegiatan media monitoring yang mencari dan mendengar keluhan masyarakat mengenai Pemda Kabupaten Tangerang, setelah itu di analisis dan di pelajari untuk di carikan solusi permasalahan. Setelah mendapatkan kesimpulan dari masalah yang ada, kemudian pihak humas Pemda Kabupaten Tangerang mengeluarkan press release untuk menjelaskan kebijakan yang ada di Pemda Kabupaten Tangerang. c) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process fasilitator) Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan public relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi, baik sebagai penasihat (adviser)
hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. Biasanya dalam menghadapi suatu krisis yang terjadi, maka dibentuk suatu tim posko yang dikoordinir praktisi ahli PR dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam suatu tim khusus untuk membantu organisasi, perusahaan yang tengah menghadapi atau mengatasi persoalan krisis tertentu. Dalam setiap permasalahan yang ada di Kabupaten Tangerang, Humas Pemda Kabupaten Tangerang di wajibkan untuk turut andil dalam mencari solusi untuk penanganan kasus walaupun di dampingi oleh staf ahli, karena setiap Pemerintahan selalu mempunyai staf ahli yang susuai dengan bidang-bidangnya masingmasing. d) Teknisi Komunikasi (Communication Technician) Berbeda dengan peranan praktisi PR profesional sebelumnya yang terkait erat dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi. Peranan communication technician ini menjadikan praktisi PR sebagai journalist in residence yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode of communication of organization. Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan (level), yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan. Hal yang sama juga berlaku pada arus dan media komunikasi antara satu level, misalnya komunikasi antar karyawan satu departemen dengan lainnya. Humas Pemda Kabupaten Tangerang harus menjaga komunikasi antara internal-internal, maupun internaleksternal. Seperti menjaga hubungan baik dengan media massa yang menjadi bagian dari menjaga komunikasi.
2. Tujuan Pokok dan Fungsi Humas Humas adalah perantara antara pimpinan organisasi dengan publik, baik publik internal maupun publik eksternal. Tujuan humas adalah untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan publik, di lain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik. Seperti itu pula yang dilakukan oleh humas Pemda Kabupaten Tangerang. Humas dalam Pemda Kabupaten Tangerang harus mempunyai sikap yang baik antara sesama staff, maupun dengan publik eksternalnya. Fungsi Humas menurut Edward L. Bernays ( Ruslan 2005 :18), antara lain sebagai berikut : 1) Memberikan penerangan kepada publik. Humas Pemda Kabupaten Tangerang juga mempunyai tugas untuk menerangkan kepada publik mengenai apa yang terjadi di Pemda Kabupaten Tangerang. 2) Melakukan persuasi kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah laku publik. Persuasi yang dilakukan oleh humas Pemda Kabupaten Tangerang yakni, pihak humas melakukan sosialisasi dengan masyarakat untuk memperkenalkan program baru Pemda Kabupaten Tangerang, dan mengajak masyarakat untuk mendukung program tersebut. 3) Upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat, atau sebaliknya. Sikap yang dimaksud adalah untuk menyamakan persepsi mengenai citra Pemda Kabupaten Tangerang. Diharapkan sama, antara pandangan masyarakat dengan yang diinginkan oleh Pemda Kabupaten Tangerang.
3. Kegiatan Media Monitoring dan Pengaruhnya Terhadap Citra Kegiatan media monitoring yang dilakukan oleh humas Pemda Kabupaten Tangerang itu secara terus menerus dan berkelanjutan dilaksanakan setiap harinya. Hal itu untuk mengetahui permasalahan apa yang terjadi dalam masyarakat dan apa saja keluhan masyarakat terhadap Pemda Kabupaten Tangerang. Kegiatan media monitoring sendiri adalah kegiatan untuk memilih berita dari surat kabar dann mengunting, kemudian di jadikan sebuah klipingan berita. Dan dikumpulkan untuk di jadikan bahan evaluasi selanjutnya dalam melaksanakan kegiatan. Dari kegiatan media monitoring tersebut kita dapat mengetahui permasalahan dengan lebih cepat, sehingga bisa cepat mencari solusinya. Apabila kegiatan media monitoring tidak dijalankan dengan baik, dan keluahan-keluhan masyarakat tidak di tanggapi, tentunya hal ini akan sangat berpengaruh terhadap citra Pemda Kabupaten Tangerang yang akan menurun, dan menimbulkan citra negatif pada akhirnya. Seperti dikatakan oleh Katz (Soemirat dan Ardianto:2004) mengatakan bahwa citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite, atau suatu aktivitas. Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang memandangnya. Seperti itulah masyarakat akan memandang
Pemda Kabupaten Tangerang apabila dinilai kurang berhasil dalam menjalankan tugasnya, maka citranya akan buruk. Dan apabila telah berhasil melakukan tugasnya, maka citra Pemda Kabupaten Tangerang akan positif di mata masyarakat. Untuk membangun citra yang positip dari masyarakat, diperlukannya pengenalan lebih jauh tentang Pemda Kabupaten Tangerang kepada masyarakat, dan memperkenalkan program-program Pemda Kabupaten Tangerang itu sendiri agar masyarakat paham dengan apa yang dikerjakan dan dihasilkan oleh Pemda Kabupaten Tangerang, untuk membuat pemerintahan yang transparan. Jenis-jenis Citra menurut Ardianto (2011:63) adalah : a. Citra bayangan Citra bayangan adalah citra yang melekat pada orang atau anggota-anggota organisasi, dan citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra bayangan itu hampir selalu tidak tepat, atau tidak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya. Seperti halnya padangan yang dimiliki oleh Pemda Kabupaten Tangerang tentang citranya sendiri. Yaitu Pemda Kabupaten Tangerang menilai citranya positif di mata masyarakat. b. Citra yang berlaku Citra yang berlaku adalah kebalikan dari citra bayangan atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Seperti pandangan masyarakat yang memiliki banyak kekecewaan terhadap Pemda Kabupaten Tangerang. Citra inilah yang terjadi di masyarakat. c. Citra yang diharapkan Wish image adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya, citra yang diharapkan itu lebih baik atau lebih menyenangkan dari pada citra yang ada. Memiliki citra yang positif adalah citra yang diinginkamn oleh Pemda Kabupaten Tangerang. d. Citra majemuk Banyak jumlah pegawai (individu), cabang atau perwakilan dari sebuah perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Variasi citra tersebut harus ditekan seminimal mungkin dan citra perusahaan harus ditegakkan secara keseluruhan. Seperti saat peneliti mewawancara Kepala Bagian Humas Pemda Kabupaten Tangerang dan Kepala Sub Bagian Pemberitaan. Mereka memiliki pandangan yang berbeda mengenai citra Pemda Kabupaten Tangerang. Maka humas Pemda Kabupaten Tangerang mengeluarkan press release dan adevrtorial untuk mengenalkan program pemerintah kepada masyarakat. sehingga masyarakat lebih paham dan mengerti. Press Release atau siaran pers menurut Soemirat dan Ardianto (2004) adalah informasi dalam bentuk berita yang dibuat oleh Public Relations(PR) suatu organisasi/ perusahaan yang disampaikan kepada pengelola pers/ redaksi media massa (tv, radio, media cetak, media online) untuk dipublikasikan dalam media massa tersebut. Humas Pemda Kabupaten Tangerang membuat press release kemudian menyebarkannya kepada semua media massa, tidak hanya di lingkup Kabupaten Tangerang, tapi semua media massa boleh mendapatkan press release tersebut. Sedangkan program advertorial menurut Kleppner yaitu, iklan yang digunakan untuk mempromosikan pandangan tertentu, istilah ini berasal dari advertising dan editorial. (Kleppner, 1992:509). Saat akan di gelar acara MTQ ke XI Provinsi Banten, Kabupaten Tangerang menjadi tuan rumah untuk acara tersebut, dan Bupati menghimbau agar masyarakat mendukung acara tersebut dengan mengeluarkan advertorial yang di pasang di bagian iklan-iklan pada surat kabar. Dengan cara-cara tersebut yang dilakukan humas Pemda Kabupaten Tangerang, cara ini sangat efektif untuk memberikan pengertian kepada masyarakat, sehingga berdampak meningkatnya citra Pemda Kabupaten Tangerang. Hal ini dapat di lihat dari berkurangnya jumlah demo-demo yang dilakukan masyarakat terhadap Pemda Kabupaten Tangerang. Dapat kita lihat pada tabel berikut ini :
Frekuensi Peristiwa Unjuk Rasa/Mogok Kerja menurut Sasaran Table Number of Demonstration/Labour Strike by Target 2011
BULAN
JUMLAH KASUS
1
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER TOTAL
SASARAN
2
DPRD 3
DEPNAKER 4
DLLAJ 5
PERUSH 6
POLRES 7
2 13 9 8 9 3 14 13 6 5 6 7 95
0 0 0 0 2 1 2 0 0 0 0 1 6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 12 5 8 3 0 9 7 4 2 1 4 55
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PEMDA LAINNYA 8 9
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 4 2 7
2 1 2 0 4 2 3 6 2 2 1 0 25
Sumber/Source : Polisi Resort (Polres) Metro Tangerang Kabupaten Jumlah demonstrasi kepada Pemda Kabupaten Tangerang bekurang dengan adanya kegiatan media monitoring tersebut.
4. Hambatan Yang Dialami Selama melakukan observasi dan wawancara dengan publik internal maupun eksternal, penulis menarik kesimpulan mengenai beberapa hambatan yang ada di Pemda Kabupaten Tangerang. Hambatan yang di alami oleh Humas Pemda Kabupaten Tangerang adalah staff yang ada dalam humas Pemda Kabupaten Tangerang itu bukan merupakan orang-orang yang latar belakang pendidikannya dari komunikasi atau public relations. Hanya beberapa saja yang latar belakangnya dari komunikasi atau public relations. Sehingga staff-staff humas Pemda Kabupaten Tangerang itu kurang paham betul tentang peranan yang harus dimiliki oleh humas.
SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tentang peran humas Pemda Kabupaten Tangerang untuk meningkatkan citra melalui kegiatan media monitoring. Dapat disimpulkan bahwa : 1. Penggunaan media monitoring untuk memantau citra Pemda Kabupaten Tangerang itu efektif untuk mengetahui bagaimana citra Pemda Kabupaten Tangerang itu sendiri di mata masyarakat. Sehingga semua keluhan masyarakat dan kendala yang ada dalam melakukan pembangunan dapat segera diatasi dan dikoordinir oleh pihak yang bertanggung jawab dan berkompeten untuk menanganinya. Dan pemerintah bisa lebih tanggap dan cepat menangani masalah yang terjadi, seperti perbaikan jalan, peningkatan keamanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. 2. Penggunaan program press release dan advertorial untuk meningkatkan citra sudah efektif. Karena masyarakat dapat mengetahui secara langsung program apa saja yang tengah digalakan oleh pemerintah Kabupaten Tangerang. Sehingga banyak masyarakat yang dapat mengetahui press release dan advertorial yang di buat oleh Pemda Kabupaten Tangerang. 3. Hambatan-hambatan yang ada dalam melakukan kegiatan media monitoring adalah media massa yang kadang kala menulis berita tidak sesuai dengan fakta yang ada di lapangan, sehingga humas Pemda Kabupaten Tangerang sulit untuk mencari kebenaran tentang apa yang terjadi di lapangan.
2. Saran Dari hasil penelitian yang dilakukan di Pemda Kabupaten Tangerang, penulis memberikan saran untuk Pemda Kabupaten Tangerang yaitu 1. Untuk membuat acara atau program-program yang lebih bisa mendekatkan Pemda Kabupaten Tangerang dengan masyarakat. Sehingga masyarakat dapat tahu dengan baik apa saja program yang
dimiliki Pemda Kabupaten Tangerang untuk pembangunan masyarakat. Sehingga masyarakat bisa memahami kendala apa saja yang dimiliki oleh Pemda Kabupaten Tangerang, sehingga masyarakat bisa ikut membantu dalam pembangunan untuk meningkatkan Kabupaten Tangerang yang maju dan sejahtera. Seperti di adakannya penyuluhan mengenai e-KTP yang akan dilaksanakan, atau mengadakan kegiatan perlombaan kesenian yang diikuti seluruh warga Kabupaten Tangerang agar bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada Pemda Kabupaten Tangerang. 2. Sebaiknya membuat program yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan agar lebih bisa di jalankan dengan lebih baik kedepannya dan dijadikan sebagai acuan untuk membuat programprogram yang baru lagi. Seperti pembuatan majalah mingguan yang membahas tentang Kabupaten Tangerang secara khusus. 3. Sebaiknya lebih jeli dalam memilih wartawan untuk diajak kerja sama dengan humas Pemda Kabupaten Tangerang, agar berita yang disampaikannya lebih sesuai fakta yang terjadi.
REFERENSI Ardianto, E L. 2004. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung. Simbiosa Rekatama Media Hadi, Sutrisno, Prof. Drs. M.A. 2005. Metodologi Research. Yogyakarta. Fakultas Psikologi Univeristas Gajah Mada. Malhotra. 2005. Riset Penelitian. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama Moleong, Lexy. J. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Ruslan, Rosady. 2005. Kampanye Public Relations. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada Soewadji Jusuf, MA. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta. Mitra Wacana Media Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta Susilo. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung. Alfabeta
RIWAYAT PENULIS
Nama Tempat / Tanggal Lahir Pendidikan Terakhir Fakultas Jurusan Pada Tahun Email
: Fiska Amalia : Tangerang, 27 Maret 1990 : S1 di Universitas Bina Nusantara : Ekonomi dan Komunikasi : Komunikasi Pemasaran : 2012 :
[email protected]