δ E L T ∆ ( J I P M ) | 27 KeefektifanPembelajaranKooperatif Tipe CIRC Berbantuan Alat PeragaterhadapKemampuanPemecahan Masalah MateriSegiempat Oleh: Amalia Fitri Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan
Abstract The research was aimed at first investigating the problem solving of students who were taught with the CIRC method especially within the material of quadrilateral, and second investigating wether the students could reach the competence expected. The results of the research showed that the students taught with CIRC model were better in achieving in competence. In conclusion this model of teaching could be used to improve student’s problem solving skills both for the material of quadrilateral and for other materials having similiar characteristics. Key Word : CIRC type of cooperative learning model, problem solving skill. . parasiswadapat
PENDAHULUAN Matematikamerupakanhal yang
mempelajarinilai-
nilaimatematika,
tidakpernahlepasdarikehidupankita.H
menjadipercayadiridengankemampua
al
initerlihatdarihal
yang
nmerekadalammengerjakanmatemati
sederhanasepertiberhitung
yang
ka,
dibutuhkandalamkegiatansehariharisampaimatematika
menjadiseorangpemecahmasalahmat yang
ematika, serta dapat belajarbernalar
dibutuhkandalamberbagai
dan
disiplinilmu.MenurutSuherman
berkomunikasisecaramatematika.
(2003:25)
banyakilmu
yang
Kemampuan
pemecahan
masalah
penemuandanpengembangannyaterg
sebagai salah satu kemampuan yang
antungpadamatematika.Dengan
dapat
demikian
pembelajaran matematika hendaknya
pembelajaranmatematikadisadariseba
dapat diajarkan sejak dini mengingat
gaihal yang penting.
dalam
diperoleh
dunia
kerja,
melalui
kemampuan
NCTM (dalam Simon,1994:71)
pecahan masalah merupakan salah
menyatakanbahwatujuanpembelajara
satu aspek yang diperhitungkan.
nmatematikaadalah
Namundemikian sampaisaatinimasih
agar
27
δ E L T ∆ ( J I P M ) | 28
banyak
guru
yang
masihmerasakesulitandalammengajar kanpemecahan
masalah
dihadapkan pada soal kemampuan pemecahan masalah.
dalam
Untukmenyelesaikanmasalahm
matematika. Hal ini terlihat pada
atematikadiperlukanlangkah-
hasil belajar yang diperoleh siswa
langkahsertakegiatan
masih kurang memuaskan.
ataupenalaran yang tinggi. Proses
mental
Hasil belajar matematika di
penyelesaian masalah menurut Polya
SMP N 1 Tirto menunjukkan hasil
(1957) dalamSuherman (2003: 91),
belajar yang terhitung masih kurang.
solusisoalpemecahanmasalahmemuat
Hal ini terlihat dari rata-rata hasil
empatlangkahfasepenyelesaianyaitu:
belajar
(1)
matematika sebesar 5,8..
memahamimasalah,
(2)
Salah satupenyebab yang dirasakan
merencanakanpenyelesaian,
guru
menyelesaikanmasalahsesuairencana,
adalah
modelyang
(3)
kurangtepatdalammengajarkanmate
dan
matika.Selamainimasihbanyak guru
(4)melakukanpengecekankembaliter
yang
hadapsemualangkah
menggunakan
model
pembelajaran yang menekankan guru
yang
telahdikerjakan.
sebagaipusatinformasidansiswasebag
Hasil wawancara dengan guru
aipenerimainformasi.Pembelajaranini
SMP N 1 Tirto menunjukkan bahwa
dilakukandengantahap-
kesulitan yang dialami siswa dalam
tahappembukaan,
penyajian,
menyelesaikan masalah adalah pada
danpenutup.Padakegiatanpembelajar
proses
anini,
Kebanyakan siswa kesulitan dalam
guru
memahami
cenderungmenggunakanmetodecera
menafsirkan
mahdengansedikitdisertaitanyajawab.
menyusun model matematika dari
Dalam proses pembelajaran pun
soal
materi diberikan dalam bentuk jadi
Untukmengatasipermasalahantersebu
sehingga
t,
tidak
penanaman mengakibatkan menguasai cenderung
ada
proses
soal
masalah.
cerita
dan
tersebut.
konsep
yang
siswa
kurang
ranCooperative Integrated Reading
dan
and Composition (CIRC) berbantuan
saat
alat peraga. Model pembelajaran
konsep
dasar
kebingungan
penelitimenawarkanmodelpembelaja
28
δ E L T ∆ ( J I P M ) | 29
kooperatif
tipe
siswa dalam menyelesaikan soal
CIRCmemangdiperuntukkanmenyele saikankesulitansiswasaatmenghadapi soalcerita.
Pada
cerita (b) Dominasi guru dalam proses
model
pembelajaran berkurang
pembelajarankooperatif tipe CIRC
(c) Pelaksanaan program sederhana
berbantuan alat peragaini, diawali
(d) Siswa termotivasi pada hasil
pemberian materi oleh guru dengan
secara
bantuan alat peraga yang bertujuan
dalam kelompok
agar
siswa
dapat
membangun
pengetahuan
sendiri
dan
menguasai
konsep
dasarnya.
pekerjaannya (f) Mengurangi perilaku siswa yang mengganggu
samamenerjemahkansoalsertamenco
(g) Mengurangi
bameyelesaikansoaltersebutyangdiak
pribadi
hiridenganpresentasijawaban Dengan
pembelajaran
di model
(i) Meningkatkan
ini
bekerja
sama
konflik
antar
(h) Membantu siswa yang lemah
siswa
diharapkansiswadapatlebihmemaham imateri,
bekerja
makna soal dan saling mengecek
secarabersama-
depankelas.
karena
(e) Para siswa dapat memahami
lebih
Kemudian siswadikelompokkan dan
teliti
hasil
khususnya
belajar dalam
menyelesaikan soal cerita.
dan
Beberapapermasalahan
berkomunikasi dengan teman lain,
yangada
serta
lapangansertamelihatbeberapakelebi
siswaakanlebihberanidalammengemu
han modelpembelajaran kooperatif
kakanpendapat.
tipe
SecarakhususSlavin (dalamSuyitno,
2005:
menyebutkankelebihan
CIRC
di
berbantuan
alat
peragamendorong adanya penelitian 4) model
yang
berjudul “KeefektifanModel
PembelajaranKooperatif Tipe CIRC
pembelajaran kooperatif tipe CIRC
Berbantuan
adalahsebagaiberikut.
PeragaterhadapKemampuanPemecah
(a) CIRC
sangat
meningkatkan
tepat
untuk
keterampilan
Alat
an Masalah MateriSegiempat” yang bertujuan
untuk
mengetahui:
(1)apakah kemampuan pemecahan
29
δ E L T ∆ ( J I P M ) | 30
masalah matematika pada materi
eksperimen
segiempat untuk siswa kelas VII
pembelajaran kooperatif tipe CIRC
SMP
berbantuan
N
1
Tirto
diajarmenggunakan
yang model
diterapkan
model
Alat
sedangkanpada
Peraga,
kelas
kontrol
pembelajaran kooperatif tipe CIRC
diterapkan model pembelajaran yang
berbantuan alat peragalebih baik
biasa digunakan di SMP N 1 Tirto.
dibandingkan
siswa
yang
diajar
Variabel
yang
digunakan
ini
dijelaskan
dengan model pembelajaran lain
dalam
yang biasa digunakan di kelas? (2)
sebagai berikut.
apakah
a. Variabel independen yaitu model
kemampuan
pemecahan
penelitian
masalah matematika pada materi
pembelajaran
segiempat untuk siswa kelas VII
CIRC berbantuan alat peraga.
SMP N 1 Tirto yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC mencapai ketuntasan.
b. Variabel
kooperatif
tipe
dependen
yaitu
kemampuan pemecahan masalah. Adapunlangkahlangkahdaripolarancanganiniadalahs ebagaiberikut.
METODE PENELITIAN Penelitianinimerupakanpeneliti aneksperimentalsemu
diuji cobakan.
karenapenelititidakmungkinmengont rolsemuavariabel
a. Membuat perangkat tes yang akan
yang
terkaitdenganpenelitian. Populasidalampenelitianiniadal ahsemuasiswakelas VII SMP N 1
b. Melakukan uji coba apakah kelas ekperimen
dan
kelas
kontrol
berangkat dari titik awal yang sama. c. Melakukan uji coba perangkat tes
Tirto Kab.Pekalongan pada tahun
kepada
kelas
selain
kelas
pelajaran
eksperimen dan kelas kontrol.
2007/2008.Padapengambilansampel,
d. Memberikan
perlakuan
penelitimenggunakanteknik random
kelompok
sampling.Sampel diambil sebanyak
menggunakan
dua kelas yaitu kelas VII E sebagai
pembelajaran
kelas eksperimen dan kelas VII F
CIRC berbantuan alat peraga.
eksperimen
pada dengan model
kooperatif
tipe
sebagai kelas kontrol. Pada kelas
30
δ E L T ∆ ( J I P M ) | 31
e. Memberikan
tes
kepada
kelas kontrol pada keadaan awal
kelaskontroldaneksperimen bertujuan
sebelum perlakuan. untuk
c. Metode Observasi
untukmengukurkemampuan
Metode
pemecahan masalahsiswa. Adapun
untuk
digunakan
memperoleh
observasi
untuk
informasi
memperoleh
tentang
proses
data yang lengkap dalam penelitian
pengelolaan pembelajaran dengan
ini digunakan tiga macam metode
penerapan model pembelajaran
pengumpulan data sebagai berikut.
kooperatif tipe CIRC berbantuan
a. Metode Tes
alat peragayang berlangsung di
Metode tes digunakan untuk memperoleh
data
kelas eksperimen dan keaktifan
tentang
siswa
kemampuan pemecahan masalah
selama
mengikuti
pembelajaran.
siswa. Data ini untuk mengetahui
Instrumen dalam penelitian ini
apakah ada perbedaan rata-rata
menggunakan materi segiempat dan
kemampuan pemecahan masalah
bentuk soal yang digunakan dalam
antara kelompok eksperimen dan
tes
kelompok kontrol dan apakah
Langkahpenyusunaninstrumendijelas
kemampuan pemecahan masalah
kansebagaiberikut.
siswa mencapai ketuntasan.
a. Menentukanmateri
b. Metode Dokumentasi
akhir
berbentuk
uraian.
b. Menentukankisi-kisisoal
Metode ini digunakan untuk mencatat data tentang nama-nama
c. Menentukanjumlahwaktu
yang
digunakan
siswa yang akan menjadi populasi
d. Menentukantipesoal
penelitian dan daftar nama-nama
e. Menentukankomposisijenjang.
siswa
yang
responden
akan
dalam
menjadi uji
coba
Sebeluminstrumentersebutdigu nakan,
instrumen. Selain itu, metode ini
dilakukanujicobaperangkattesterhada
digunakan untuk mendapat data
psiswa
nilai mid semester siswa yang
pernahmendapatmaterisegiempat
digunakan
menguji
(siswamasihdalampopulasitetapibuka
kesetaraan kelas eksperimen dan
nsampel).Tujuannyauntukmengetahu
untuk
yang
31
δ E L T ∆ ( J I P M ) | 32
iapakah
item-item
Analisis
data
tersebutsudahmemenuhisyarattes
akhirdilakukanuntukmengetahui
yang
apakah ada perbedaan kemampuan
baikatautidak.
Ujicobadalampenelitianinidilakukant
pemecahan
erhadapsiswa
kelaseksperimendankelaskontroldan
SMP
kelas
masalah
VIIC.Ujicobaperangkattestersebutme
untuk
liputi:
kemampuan
a.
Validitas soal
kelas
b.
Reliabilitas
ketuntasan.Analiasis
c.
Tingkat kesukaran butir
digunakanadalahujinormalitas,
d.
Analisis daya pembeda soal
ujikesamaanduavarians
Teknik analisis data yang dilakukan
dalam
penelitian
mengetahui
apakah
pemecahan
eksperimen
masalah mencapai
data
yang
(homogenitas), uji beda rata-rata (uji
ini
pihak kanan), dan uji ketuntasan.
meliputi analisis data awal dan analisis data akhir.
HASIL
Analisis
data
PENELITIAN
PEMBAHASAN
awaldilakukanuntukmenunjukkanbah
Hasil Penelitian
waantarakelaseksperimendankelasko
Hasil
ntrolmempunyaikemampuan
DAN
yang
analisis
data
awal
meliputi hasil uji normalitas, hasil uji
sama,
kesamaan
artinyakemampuannyatidakberbedasi
(homogenitas), dan hasil uji beda
gnifikan.
rata-rata akan dijelaskan sebagai
Data
yang
digunakanadalahnilai mid semester
data
varians
berikut.
kelas VII E dan VII F SMP Negeri 1 Tirto.Analiasis
dua
Hasilujinormalitas data nilai
yang
mid semester kelas VII E dan VII F
digunakanadalahujinormalitas,
SMP
Negeri
ujikesamaanduavarians
1TirtodapatdilihatpadaTabel 1.
(homogenitas), dan uji kesamaan rata-rata. Tabel 1.HasilAnalisisUjiNormalitas Kelas Kontrol
dk 7.234
4
9.49
Taraf signifikansi
Keterangan
5%
Normal
32
δELT∆ (JIPM)|2
Eksperimen 7.333
4
9.49
Berdasarkan data hasil analisis pada
Tabel
dan
diperolehdiperolehbahwa
hitung
Normal eksperimen
adalah
9.49.
Diperoleh 2 hotung 2 tabel .
1 2
5%
untu
maka
dapat disimpulkan bahwa nilai mid
kkelaskontroladalah
semester kelas VII E dan VII F SMP
7.234dan 2 hitung untukkelaseksperim
Negeri 1 Tirtosehingga kelas kontrol
en adalah 7.333.
Dengan taraf
dan eksperimen berdistribusi normal.
signifikansi 5% dan dk = 7-3 = 4,
Hasil analisis uji homogenitasdata
diperoleh 2 tabel untukkelaskontrol
dapat
dilihat
pada
Tabel
2.
Tabel 2 Hasil Analisis Uji Homogenitas Kelas Kontrol
5%
45
45
Eksperimen 58.61 6.74
5%
45
45
data
hasil
dan
F
dengan varian yang homogennya.
1,81
Hasil uji kesamaan dua rata-
dengan 5% , dkpenyebut = 45
rata nilai mid semester kelas VII E
dan dk pembilang = 45 maka Fhitung<
dan VII F SMP Negeri 1 Tirto dapat
Ftable, dapat disimpulkan H0 diterima.
dilihat pada Tabel 3.
table
=
1,42
Jadi sampel berasal dari populasi
analisis pada Tabel 2 diperoleh Fhitung 1,42
F
Pembilang Penyebut
58.22 8.04
Berdasarkan
=
Dk
α
S
Tabel 3 Hasil Analisis Uji Kesamaan Dua Rata-rata Kelas Kontrol Eksperimen
58.22 58.61
Hasil uji kesamaan dua rataratanilai mid semester kelas VII E
S
thitung
ttabel
8.04 6.74
0,253
1,99
tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan dari kedua kelas tersebut.
dan VII F SMP Negeri 1 Tirto
Berdasar analisis data tahap
dengan uji t, diperoleh t hitung = 0,253
awal
diperoleh
hasil
dan ttable = 1,99. Karena –ttable<
menunjukkan
thitung< ttable maka H0 diterima berarti
eksperimen
dan
berdistribusi
normal,
yang
bahwa
kelas
kelas
kontrol
mempunyai
2
δELT∆ (JIPM)|2
varian yang sama (homogen) dan
akhir meliputi hasil analisis uji
mempunyai rata-rata nilai awal yang
normalitas, uji kesamaan varians, uji
sama. Dengan demikian penelitian
perbedaan dua rata-rata, dan uji
ini dimulai dengan dua kelas yang
ketuntasan.
mempunyai kemampuan awal yang
Hasil analisis uji normalitas
setara.
data akhir dapat dilihat pada Tabel 4. Setelah kedua kelas diberi
perlakuan yang berbeda, kedua kelas diberi tes akhir. Hasil analisis data
Tabel 4 Hasil Analisis Uji Normalitas Data Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas
dk
Taraf signifikansi
Keterangan
Kontrol
3.05
4
9.49
5%
Normal
Eksperimen
3.33
4
9.49
5%
Normal
dan
adalah
9,49.
Jadi 2 hitung < 2 tabel .
Hal
ini
hasilanalisispadaTabel4diperoleh
menunjukkan
kemampuan
pemecahan masalah kelas kontrol
Berdasarkan
2
data
untukkelaskontroladalah
hitung
eksperimen
bahwa
3,05dan 2 hitung untukkelaseksperime
dan kelas eksperimen berdistribusi
n
normal.
adalah
3,33.
Dengan
taraf
Hasil analisis uji homogenitas
signifikansi 5% dan dk = 7-3 = 4,
data dapat dilihat pada Tabel 5.
diperoleh 2 tabel untukkelaskontrol
Tabel 5 Hasil Analisis Uji Homogenitas Kelas Kontrol
S 63,2
Dk
α
Pembilang Penyebut
11,91 5%
45
45
Eksperimen 68,61 12,42 5%
45
45
F
1,09
5diperoleh Fhitung = Berdasarkan analisis
pada
data
hasil Tabel
1,09.
Harga Fhitung dibandingkandengan
Ftabel dengandkpembilang
=
45
2
δ E L T ∆ ( J I P M ) | 35
dandkpenyebut = 45 pada α=5%
diperoleh t hitung =2,13dan t tabel =1,68
diperolehharga Ftabel =1,81.Karena
sehinggadiperoleh t hitung > t tabel artinya
Fhitung < Ftabel maka Ho diterimadan
Ho ditolak dan H1 diterima atau rata-
H1ditolakataudapatdisimpulkanvaria
rata kemampuan pemecahan masalah
nssama (homogen).
kelas eksperimen lebih baik daripada
Hasil analisis uji perbedaan
kelas kontrol.
dua rata-rata data dapat dilihat pada
Hasil analisis uji ketuntasan
Tabel 6.
kemampuan
pemecahan
masalah
baik kelas eksperimen dan kelas Tabel 6 Hasil Analisis Uji Perbedaan
kontrol menggunakan uji t dengan
Dua Rata-rata
nilai
Kelas
60
sebagai
ketuntasan.
Kontrol
63,2
141,76
Eksperimen 68,61 154,2
Berdasarkan pada
hasil
Tabel
2,13
1,68
batas
Hasil
kemampuan
nilai
ketuntasan
pemecahan
masalah
dapat dilihat pada Tabel 7.
analisis 6,
Tabel 7 Hasil Uji Ketuntasan Kemampuan Pemecahan Masalah Kelompok
N
Mean
Eksperimen 46
68,61
60
4,7
Kontrol
63,2
60
1,82
46
thitung
berarti Berdasar
hasil
analisis
diperoleh nilai t hitung untuk kelas
ttabel
Kriteria Tuntas
1,68 bahwa
Tuntas kemampuan
pemecahan masalah kelas kontrol telah mencapai ketuntasan.
eksperimen sebesar 4,7 > 1,68 yang berarti
bahwa
kemampuan
pemecahan
masalah
eksperimen
telah
Pembahasan
kelas
Sebelum kelas eksperimen dan
mencapai
kelas kontrol diberi perlakuan yang
ketuntasan. Nilai t hitung untuk kelas
berbeda, data awal yang berasal dari
kontrol sebesar 1,82 > 1,68 yang
nilai
mid dianalisis dengan uji
35
δ E L T ∆ ( J I P M ) | 36
normalitas, uji homogenitas, dan uji
belajar untuk menerima sanggahan
kesamaan rata-rata.
dan masukan dari kelompok lain
Hasil analisis
menunjukkan bahwa kedua data
apabila pendapatnya kurang tepat.
normal, homogen, dan tidak ada
Berdasarkan hasil observasi
perbedaan yang signifikan. Dengan
aktivitas
demikian dapat dikatakan bahwa
eksperimen selama penerapan model
kedua kelas berada pada kondisi
pembelajaran CIRC berbantuan alat
yang setara.
peraga
Setelah kedua kelas diketahui berada pada kondisi yang setara,
dengan
model
pada
diperoleh
a)
b) Pada pembelajaran II persentase aktivitas siswa sebesar 72,5% atau
peraga dan kelas kontrol diajar
pembelajaarn I.
Pada kelas eksperimen terlihat bahwa
siswa
mengajukan
didorong
pertanyaan,
untuk
sebagai
Pada pembelajaran I persentase
kooperatif tipe CIRC berbantuan alat
biasa digunakan di SMP N 1 Tirto.
data
aktivitas siswa sebesar 57,5%.
pembelajaran
dengan model pembelajaran yang
kelas
berikut.
kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen diajar
siswa
c)
meningkat
Pada
15%
pembelajaran
persentase
aktivitas
dari
III siswa
sebesar 80% atau meningkat 7,5% dari pembelajaarn II.
mencari
Dari data yang telah diberikan
informasi dalam kelompoknya dan
dapat dilihat bahwa aktivitas siswa
selanjutnya
terus
mengungkapkan
meningkat
pada
setiap
pendapatnya di depan kelas. Dalam
pembelajaran. Hal ini menunjukkan
hal
bahwa
ini
guru
pembimbing
bertindak yang
sebagai
dengan
pembelajaran
menyediakan
kooperatif tipe CIRC berbantuan alat
bantuan. Namun siswa berusaha
peraga, aktivitas siswa menjadi lebih
untuk bekerja secara berkelompok
baik. Tahapan pembelajaran yang
dalam
diterapkan menuntut siswa untuk
menyelesaikan
suatu
permasalahan. Selanjutnya di akhir
aktif
pelajaran
untuk
berinteraksi satu sama lain dan
secara
mengembangkan
siswa
menyatakan
didorong
ide-idenya
terbuka dan bebas di depan kelas dan
melakukan
kegiatan,
kemampuan
komunikasi.
36
δ E L T ∆ ( J I P M ) | 37
Setelah diberi perlakuan yang berbeda, kedua kelas diberi tes akhir untuk
mengetahui
ada
dipelajari,
bukan
hanya
dengan
mengingat-ingat fakta.
tidaknya
Pada pembelajaran kooperatif
perbedaan kemampuan pemecahan
tipe CIRC, adanya diskusi kelompok
masalah. Hasil analisis menunjukkan
pada kelas eksperimen yang dapat
ada
kemampuan
memotivasi siswa belajar. Diskusi ini
pemecahan masalah antara kelas
dapat berjalan dengan baik karena
eksperimen dan kelas kontrol dengan
adanya motivasi bahwa keberhasilan
rata-rata kelas eksperimen sebesar
siswa
68,61 dan rata-rata kelas kontrol
kelompok.
sebesar 63,2.
dalam tugas-tugas pembelajaran akan
perbedaan
Munculnya
dilihat
dari
keberhasilan
Interaksi
antar
perbedaan
ini
mendorong
beberapa
hal
siswa (Slavin, 2010: 38). Dengan
diantaranya penggunaan alat peraga
adanya diskusi, siswa yang pandai
yang
dapat mengajari siswa yang kurang
dikarenakan
dapat
ada
membimbing
siswa
membangun pengetahuan sehingga
pandai.
siswa
pendapat
lebih
mudah
memahami
pencapaian
siswa
Munculnya antar
prestasi
perbedaan
siswa
akan
konsep dasar segiempat. Ini sesuai
mendorong siswa lebih menggali
dengan konsep dalil penyusunan
informasi
(konstruksi)
sedang dipelajari sehingga dapat
yang
dikemukakan
Bruner (dalam Suherman, 2003:44)
tentang
konsep
yang
meningkatkan pemahaman siswa.
bahwa apabila dalam penyusunan
Ciri khusus pada pembelajaran
ide-ide atau definisi tertentu disertai
kooperatif tipe CIRC adalah untuk
dengan
benda-benda
menyelesaikan permasalahan pada
kongkrit akan lebih mempermudah
soal cerita. Soal aspek pemecahan
mengingat ide yang dipelajari. Lebih
masalah juga biasanya berbentuk
lanjut
soal cerita. Pada soal ini kesulitan
bantuan
Suherman
(2003:243)
menjelaskan bahwa konsep abstrak
yang
sering
dihadaapi
yang baru dipahami siswa akan
memahami masalah dan menyusun
mengendap, melekat, dan tahan lama
model matematika berdasar masalah.
jika siswa memahami apa yang
Dengan
adanya
adalah
langkah-langkah
pembelajaran kooperatif tipe CIRC
37
δ E L T ∆ ( J I P M ) | 38
terbukti dapat membantu kesulitan
pemecahan masalah pada materi
siswa dalam memecahkan masalah.
segiempat dan materi lain yang memiliki karakteristik yang sama.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan sebelumnya
uraian
dapat
disimpulkan
bahwa : a.
kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan model pembelajaran
kooperatif
tipe
CIRC berbantuan alat peraga lebih
baik
dibandingkan
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
yang
biasa
digunakan di SMP N 1 Tirto pada materi segiempat, b.
kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajar dengan model pembelajaran
kooperatif
tipe
Simon, A. M. 1994. Learning Mathematics and Learning to Teach: Learning Cycles in Mathematics Teacher Education. Educational Studies in Mathematics. Kluwer Academic Publishers. 26, (7194) Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Suherman, Erman.2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA Suyitno, Amin. 2005. Mengadopsi Pembelajaran CIRC dalam Meningkatkan Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita. Seminar Nasional FMIPA UNNES.
CIRC berbantuan alat peraga mencapai ketuntasan. Saran Berdasarkan hasil penelitian telah diperoleh bahwa pembelajaran dengan
model
pembelajaran
kooperatif tipe CIRC berbantuan alat peraga efektif terhadap kemampuan pemecahan
masalah
sehingga
disarankan menggunakan model ini untuk
meningkatkan
kemampuan
38