MENINGKATKAN MEMBACA PEMAHAMAN BAHASA ARAB SISWA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE CIRC DI MAN PADANG PANJANG Suharmon Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Batusangkar Korespondensi: Jl. Rasuna Said No. 46 Padang Panjang, Sumatera Barat
Abstract This research aimed improving students’ reading comprehension in Arabic by using Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) at MAN 3 Padangpanjang. To reach the aim, qualitative approach and classroom action research (CAR) were used. The participants of the research were students of grade XI/2 MAN 3 Padangpanjang. The research was conducted during July-August in 2008/2009 academic year which consisted 3 cycles. The data were collected employing such techniques as of test, observation, interview and in depth discussion among the researcher team, peer and collaborator for the reflection and supported by the following tools as reading comprehension test, observation sheet, interview guidance, questionnaire and discussion sheet. The finding showed that CIRC improved students reading comprehension in Arabic, and learning process activity. CIRC also made reading comprehension in Arabic more enjoyable and minimize learning boredom. Kata kunci: membaca pemahaman, model pembelajaran, kooperatif tipe CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition). PENDAHULUAN
M
embaca merupakan salah satu keterampilan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa Arab. Tujuan dan esensi pembelajaran membaca adalah siswa mampu untuk menangkap pesan tertulis dibalik simbol-simbol dari bunyi bahasa yang mengandung keinginan penulisnya dengan benar, cepat, dan cermat. Dengan membaca, berarti siswa mengetahui bahwa keterkaitan antara huruf dengan ide bukanlah keterkaitan langsung karena huruf-huruf itu harus diterjemahkan terlebih dahulu bunyinya sebelum sampai pada makna bacaan (M. Ainin: 2006). Kemahiran membaca mengandung dua aspek atau pengertian. Pertama, mengubah lambang tulis menjadi bunyi,
Kedua, menangkap arti dari seluruh situasi yang dilambangkan dengan lambang-lambang tulis dan bunyi tersebut. Inti dari kemahiran membaca terletak pada aspek yang kedua, ini tidak berarti bahwa kemahiran dalam aspek pertama tidak penting, sebab kemahiran dalam aspek yang pertama mendasari kemahiran yang kedua (Ahmad Fuad Effendy: 2004). Betapapun juga, keduanya merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh pengajaran bahasa, bukan hanya sekedar merobah lambang tulis menjadi lambang bunyi, melainkan juga memahami arti atau makna yang tersembunyi dibalik lambang bunyi. Menurut Smith (1973: 6), membaca adalah suatu aktivitas di mana si pembaca mencoba memahami 85
86
Ta’dib, Volume 14, No. 1 (Juni 2011)
ide-ide penulis melalui suatu teks. Dari sisi lain bisa dikatakan bahwa penulis mencoba mengkomunikasikan isi pesannya melalui suatu teks kepada pembaca (M.F.Baradja: 1990, 105). Pemilihan model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi mahasiswa merupakan kemampuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru (Kosasih, 1992). Hal ini didasari oleh asumsi bahwa ketepatan guru dalam memilih model dan metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan dan hasil belajar siswa (Jaromalik, 1967), karena model dan metode pembelajaran yang digunakan oleh siswa berpengaruh terhadap kualitas proses belajar mengajar yang dilakukannya (Azis Wahab, 1986). Berdasarkan grandtour question dan observation terhadap pembelajaran membaca bahasa Arab di MAN 3 Padang-panjang, didapat informasi/data bahwa siswa kesulitan dalam mengikuti mata pelajaran membaca teks bahasa Arab, karena metode dan model pembelajaran yang dipilih dan digunakan oleh guru dirasakan kurang tepat. Kondisi proses belajar mengajar masih diwarnai oleh penekanan pada aspek pengetahuan qawa’id (tatabahasa Arab. Masih sedikit mengacu pada keterlibatan siswa dalam proses belajar sendiri, siswa cendrung hanya menjadi objek dari pada subjek pembelajaran itu sendiri. Kemampuan siswa yang heterogen juga ikut mempengaruhi proses pencapaian membaca pemahaman. Pembelajaran tidak merangsang siswa untuk terlibat bekerjasama secara aktif dalam proses belajar mengajar. Kondisi seperti ini pun menekankan aspek psikomotor (membaca) semata, kurang melibatkan aspek pemahaman (kognitif) siswa, sehingga siswa kurang memahami apa yang dia baca, prestasi siswa kurang optimal dalam hal memahami teks. Hal ini tergambar dari hasil belajar membaca siswa Semester
Ganjil 2008/2009 di MAN 3 Padang Panjang dengan nilai terendah 5.8 dan tertinggi 7.9 dan nilai rata-rata sebagai berikut: Kelas
Semester
X XI XII
I III V
Nilai RataRata 6.2 6.7 6.8
Sumber: Dokumentasi MAN 3 Padang Panjang 2008 Sehubungan dengan permasalahan di atas, maka upaya peningkatan kualitas proses belajar mengajar dalam pembelajaran ”membaca pemahaman” merupakan suatu kebutuhan mendesak untuk dilakukan. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah Model Kooperatif (cooperative learning) Tipe CIRC. METODE PENELITIAN Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang akan dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian berdasarkan pada prinsip Kemmis dkk, (1982) dan Burns (1999) dalam Suwarsih Madya (2006: 59) yang mencakup kegiatan perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observasion), refleksi (reflection) atau evaluasi. Lokasi Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas XI / 2 MAN 3 Padang Panjang dengan cara kolaborasi dengan guru setempat. Penelitian akan dilaksanakan pada Juli–Agustus pada semester genap Tahun Ajaran 2008/2009.
Suharmon, Meningkatkan “ Membaca Pemahaman” Bahasa Arab Siswa… Langkah-Langkah penelitian Siklus I Tahap Perencanaan ( Planning ) 1. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan pemebelajaran kooperatif tipe CIRC 2. Membuat rencana pembelajaran kooperatif tipe CIRC 3. Membuat lembar kerja siswa (berisi materi dan soal-soal/ latihan) 4. Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK Tahap Pelaksanaan 1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen 2. Guru memberikan teks berbahasa Arab sesuai dengan topik pembelajaran 3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberikan tanggapan terhadap teks berbahasa Arab dan ditulis pada lembar kertas 4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok 5. Guru membuat kesimpulan bersama. Tahap Pengamatan 1. Situasi kegiatan belajar mengajar 2. Keaktifan siswa 3. Kemampuan siswa dalam membaca dan menemukan ide pokok Tahap Refleksi (reflection) Penelitian tindakan kelas ini berhasil apabila memenuhi syarat bahwa ”sebagian besar (75% dari siswa) mampu membaca teks yang disertai dengan pemahaman terhadap isi/makna (pesan /informasi) dalam teks yang dibaca”. Siklus II Dalam siklus ini, peneliti akan melakukan perbaikkan kegiatan pembelajaran berdasarkan hal-hal yang ditemukan atau hal-hal yang belum tercapai pada siklus I. Setiap masing-masing Siklus I
87
dan siklus II akan dilakukan maksimal 3 kali pertemuan. 1. Perencanaan (planning) Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama 2. Pelaksanaan (acting) Guru melaksanakan pembelajaran kooperatif dengan tipe CIRC berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama 3. Pengamatan (observation) Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran kooperatif tipe CIRC. 4. Refleksi (reflecting) Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menyusun rencana (replanning) untuk siklus ketiga. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara dan diskusi. a. Tes: dipergunakan untuk mendapatkan data tentang ”membaca” siswa b. Observasi: dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang partisipasi siswa dalam PBM dan implementasi kooperatif tipe CIRC. c. Wawancara: untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran kooperatif tipe CICR d. Diskusi antara peneliti, teman sejawat dan kolaborator untuk refleksi hasil siklus PTK. Alat Pengumpul Data Alat pengumpul data dalam PTK ini meliputi: a. Tes: mengunakan lembaran teks bacaan untuk mengukur ” membaca pemahaman” siswa. b. Observasi: mengunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat parti-
88
Ta’dib, Volume 14, No. 1 (Juni 2011)
sipasi siswa dalam proses ”membaca pemahaman” c. Wawancara: mengunakan pedoman wawancara untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa tentang pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC d. Kuisioner: untuk mengetahui sikap atau pendapat siswa tentang pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC e. Diskusi mengunakan lembar hasil pengamatan. Indikator Kinerja Dalam PTK ini yang akan dilihat indikatornya kinerjanya selain siswa adalah guru, karena guru merupakan fasilitator yang sangat berpengaruh terhadap kinerja siswa. 1. Siswa a. Tes: rata-rata nilai ulangan harian, 75% dari siswa mampu membaca teks berbahasa Arab dengan makhraj (artikulasi) dan tata bahasa (qawa’id) yang betul, dan 75% dari siswa mampu memahami makna (pesan /informasi) dalam teks berbahasa Arab . b. Observasi: keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar ” membaca dengan pemahaman”. 2. Guru a. Dokumentasi: kehadiran siswa b. Observasi: hasil observasi. Analisa Data Data aktivitas membaca siswa di olah dengan mengacu kepada kreteria membaca pemahaman siswa dengan menghitung frekwensi munculnya aktivitas dengan kreteria yang ditentukan, dan selanjutnya dicari prosentasenya. Untuk melihat prosesnya, maka data yang didapatkan lewat catatan harian yang dinarasikan. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecendrungan
yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. 1. Membaca pemahaman: dengan menganalisis nilai rata-rata ulangan harian. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi tinggi, sedang, dan rendah 2. Implementasi pembelajaran kooperatif tipe CIRC: dengan menganalisis tingkat keberhasilan pelaksanaan tipe CIRC kemudian dikategorikan dalam klasifikasi berhasil, kurang berhasil, dan tidak berhasil. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Hasil Penelitian Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam tiga siklus sebagaimana pemaparan berikut ini. Siklus Pertama (dua pertemuan) Siklus pertama terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi serta replanning, seperti berikut ini. Perencanaan ( Planning ) a. Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan mengunakan pembelajaran kooperatif Tipe CIRC. Standar kompetensi membaca yaitu memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, dan profesi, sedangkan kompetensi dasarnya adalah 1) Melafalkan dan membaca nyaring kata, kalimat, dan wacana tulis dengan benar, 2) Mengidentifikasi bentuk dan tema wacana secara tepat, 3) Menemukan makna dan gagasan atau ide
Suharmon, Meningkatkan “ Membaca Pemahaman” Bahasa Arab Siswa…
b.
c. d. e.
wacana tulis secara tepat (Minalul Aziz: 2009). Membuat rencana pembelajaran kooperatif tipe CIRC sebagai berikut : 1) Kelas dibagi dalam beberapa kelompok, 2) Tiap kelompok siswa terdiri atas 4 orang yang bersifat heterogen, baik dari kemampuan berbahasa, jenis kelamin, budaya dan sebagainya, 3) Tiap kelompok diberi wacana berbahasa Arab sesuai dengan topik pembelajaran, 4) Setiap kelompok didorong untuk bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana dan ditulis pada lembar kertas, 5) Setiap kelompok didorong untuk dapat mempresentasikan/membacakan hasil kelompok, 6) Diakhir pelajaran guru membuat kesimpulan bersama siswa, 7) Penutup. Membuat lembar kerja siswa berupa materi ajar, dan soal tes pemahaman Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK Menyusun alat evaluasi pembelajaran.
Pelaksanaan (Acting) dan Observasi (Observation) Pada awal siklus pertama pelaksanaan belum sesuai dengan rencana. Hal itu disebabkan: a. Pembagian kelompok berkrakter homogen (semuanya berlatarbelakang sekolah umum) b. Belum ada penjelasan tentang aspekaspek yang akan dinilai c. Partisipasi sebagian siswa masih rendah d. Belum terbangun semacam kerja sama kelompok dan masih bersifat individual e. Guru dan siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar kooperatif tipe CIRC.
89
Untuk mengatasi masalah di atas dilakukan upaya pada pertemuan kedua siklus pertama sebagai berikut: a. Guru membagi ulang kelompok secara heterogen (berasal sekolah umum dan agama) b. Menjelaskan kepada siswa tentang aspek penilaian c. Menjelaskan bentuk/ teknis kerjasama kelompok d. Memberikan pemahaman dan pembiasaan kondisi belajar kooperatif tipe CIRC. Pada akhir siklus pertama dari hasil pengamatan guru dan kolaborasi dengan teman sejawat dapat disimpulkan: a. Sebagian siswa mulai terbiasa dengan kondisi belajar kelompok b. Sebagian siswa mulai memahami bahwa pembelajaran kooperatif tipe CIRC mempunyai teknik-teknik tertentu. c. Sebagian siswa mulai memahami teknik kerja kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Refleksi dan Perencanaan (Reflecting and Replanning)
Ulang
Pada akhir siklus pertama dari hasil pengamatan guru dan kolaborasi dengan teman sejawat dapat disimpulkan bahwa ada keberhasilan dan kelemahan yang terjadi pada akhir siklus pertama sebagai berikut . Keberhasilan: a. Minat dan perhatian sebagian siswa sudah mulai baik bila dibanding pada awal pertemuan b. Sebagian siswa sudah mulai termotivasi untuk mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan model kooperatif tipe CIRC Kegagalan: a. Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah kepada pendekatan pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Hal ini diper-
90
Ta’dib, Volume 14, No. 1 (Juni 2011)
oleh dari hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam PBM hanya mencapai skor 28 atau 63.6% dari skor idealnya 44. b. Guru belum mendorong siswa terjadinya kerjasama antar mereka anggota kelompok dalam memecah masalah-masalah dalam membaca dan memahami teks berbahasa Arab, belum ada penjelasan mengenai prosedur dan aspek-aspek yang akan diukur maupun ingi dikembangkan atau dipelajari oleh siswa, baik mengenai materi maupun keterampilan berbahasa. c. Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan mengunakan pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Sebagian mereka masih lebih suka bermain, berkelakar, main HP dan kurang peduli dengan aktivitas belajar kelompok di kelas. Hal itu tergambar dari masih rendahnya aktivitas belajar siswa dengan perolehan skor 11 atau 68.7% dari skor ideal 16. Tabel 1: Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus I Kl 1 2 3 4 5 6 Rrt
Skor Prlh
Skor Ideal
%
11 11 11 12 10 11 11
16 16 16 16 16 16 16
68.7% 68.7% 68.7% 75% 62.5% 68.7% 68.7%
Kt
Tg Tr
d. Tingkat partisipasi sebagian siswa yang masih rendah terutama pada kelompok lima. e. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran masih kurang. Dari 10 skor ideal, skor perolehan rata-rata hanya mencapai 6.8 atau 68%. Dan hanya 44% dari jumlah siswa yang mampu menjawab diatas 70% pertanyaan bacaan.
Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus pertama, maka pada pelaksanaan siklus kedua dapat dibuat perencanaan sebagai berikut: 1) Me-reviuw kembali pemahaman guru terhadap proses pembelajaran kooperatif tipe CIRC serta menjelaskan langkah-langkahnya kepada siswa 2) Memberikan dorongan untuk belajar bersama serta motivasi kepada anggota kelompok agar lebih tercipta kerjasama yang baik dalam PBM. 3) Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan belajar, terutama cara melihat kamus bahasa Arab-Indonesia. 4) Memberikan pengakuan atau penghargaan (reward), khususnya secara individu, dan sekaligus hukuman (punismend) bagi yang tidak serius. Siklus ke dua (dua pertemuan) Seperti pada siklus pertama, siklus kedua ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi serta replaning. Perencanaan (Planning) 1. Memberikan penjelasan aspek yang akan diukur dan dikembangkan atau dipelajari kepada setiap kelompok 2. Memberikan pengakuan dan penghargaan (reward), baik secara individu maupun berkelompok, dan sekaligus hukuman (punismend) bagi yang tidak serius. 4. Meninjau ulang pembagian kelompok, khususnya kelompok 5 dimana seluruh anggotanya tamatan sekolah umum dan dimasukkan salah satu anggotanya dari sekolah agama. 5. Membuat perangkat pembelajaran kooperatif tipe CIRC yang lebih mudah dipahami oleh siswa. Pelaksanaan dan Observasi Pada awal siklus kedua pelaksanaan belum sesuai dengan rencana. Hal ini disebabkan:
Suharmon, Meningkatkan “ Membaca Pemahaman” Bahasa Arab Siswa… a. Belum terbangun kerja sama antar angggota kelompok b. Masih ada sebagian kecil yang masih belum serius c. Membaca keras belum dibarengi dengan pemahaman isi teks d. Pertanyaan yang disampaikan masih kurang variatif, dan belum berorientasi pada ide pokok. Untuk mengatasi masalah diatas dilakukan upaya pada pertemuan kedua di siklus kedua ini dengan: a. Guru dengan intensif memberi pengertian kepada siswa kondisi dalam berkelompok, kerja sama kelompok, keikutsertaan dalam kelompok b. Guru memotivasi kelompok yang untuk belajar lebih serius dan membuat pertanyaan yang variatif c. Guru membimbing siswa untuk memahami teks yang dibaca. Pada akhir siklus kedua dari hasil pengamatan guru dan kolaborasi dengan teman sejawat dapat disimpulkan: a. Sebagian siswa mulai terbiasa membaca dengan pemahaman b. Sebagian siswa mulai terbiasa dengan kondisi belajar kelompok c. Sebagian siswa siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran kooperatif tipe CIRC. d. Sebagian siswa sudah mulai memahami aspek penilaian. Refleksi dan Perencanaan (Reflecting and Replanning)
Ulang
Keberhasilan yang diperoleh selama siklus kedua ini adalah sebagai berikut: a. Aktivitas siswa dalam PBM sudah mengarah ke pembelajaran kooperatif. Siswa sudah mulai mampu membangun kerja sama dalam kelompok untuk memahami tugas yang diberikan guru. Siswa mulai mampu berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat waktu dalam melaksanakannya. Siswa mulai mampu mempresen-
91
tasikan hasil kerja kelompok dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi terhadap aktivitas siswa meningkat dari 68.7% pada siklus pertama menjadi 76.02% pada siklus kedua. Tabel II: Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus II Klp
Skor Prlhn
Skor Ideal
%
Ktr
1 2 3 4 5 6 Rrt
12 12 12 13 12 12 12.16
16 16 16 16 16 16 16
75% 75% 75% 81.12% 75% 75% 76.02%
Tgi
b. Meningkatnya aktivitas siswa dalam PBM didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran yang mengarah pada pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Guru intensif membimbing siswa saat siswa mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas guru dalam PBM meningkat dari 63.6% pada siklus pertama menjadi 70.4% pada siklus kedua. c. Meningkatnya rata-rata hasil evaluasi siswa ditandai dengan kemampuan siswa dalam membaca dan memahami teks bacaan bahasa Arab. Hal ini berdasarkan hasil evaluasi 68% pada siklus pertama menjadi 69.6% pada siklus kedua. Adapun kegagalan yang terjadi pada siklus kedua: a. Masih kurangnya daya kreatifitas siswa walaupun sudah ada peningkatan bila dibandingkan pada siklus sebelumnya, seperti belum ada kamus bahasa Arab – Indonesia bagi siswa. b. Masih kurang dorongan untuk siswa agar selalu terlibat dalam kerja kelompok, dan terus membangun kerjasama dan saling berbagi pengetahuan
92
Ta’dib, Volume 14, No. 1 (Juni 2011)
dan pengalaman dalam menyelesaikan permasalahan secara konsisten c. Walaupun sudah ada peningkatan, kelihatannya guru masih canggung dalam menerapkan pembelajaran dengan model CIRC, belum ada pengembangan pertanyaan siswa ketingkat ” pemahaman ” . d. Ada siswa yang pro aktif bertanya tatkala menemukan kesulitan, sebagian yang lain bersikap pasif / diam e. Guru belum berani memberikan punismend kepada siswa yang cuet, dan tak mau ikut terlibat malah justru kadang agak menganggu. Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus kedua, maka pada pelaksanaan siklus kedua dapat dibuat perencanaan sebagai berikut: a. Meningkatkan dorongan pada setiap kelompok untuk lebih meningkatkan kerjasama kelompok yang lebih menekankan pada pemberian bimbingan terhadap kesulitan individual dalam membaca dan memahami teks berbahasa Arab. b. Meningkatkan aktivitas berbahasa siswa kepada keterampilan ”membaca pemahaman” melalui teks berbahasa Arab sembari menjelaskan hal atau aspek yang akan diamati dan dinilai selama kerjasama kelompok c. Meningkatkan aspek pemahaman dengan penguasaan ide pokok pada setiap pragraf sembari memantapkan tentang pemahaman kata, kalimat. Siklus Ketiga (dua pertemuan) Perencanaan a. Membuat perangkat-perangkat pertanyaan yang lebih menekankan pada pemahaman dalam bentuk mencari ide pokok pada pragraf. b. Mengintensifkan pembimbingan pada individu yang kurang aktif dalam satu kelompok sembari memberikan solusi terhadap kesulitan belajar yang di alaminya
c. Lebih mendorong mereka lagi untuk membangun kerjasama kelompok dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka d. Mendorong pada rancangan membaca pemahaman, bukan sekedar cara pengucapan. Pelaksanaan dan Observasi Pada saat awal siklus pertama pelaksanaan belum sesuai dengan rencana: a. Sebagian individu dalam kelompok belum terperhatikan kesulitan belajarnya, sehingga membuat kegaduhan b. Kerjasama individu inter kelompok belum maksimal dilakukan c. Guru menekankan pada cara pengucapan. Untuk mengatasi masalah di atas dilakukan upaya sebagai berikut: a. Guru menangani secara khusus siswa yang mengalami kesulitan belajar b. Guru lebih membimbing dan memantau siswa yang sulit untuk bersosialisasi dengan anggota kelompoknya. c. Guru lebih memfokuskan pada membaca pemahaman dari pada cara pengucapan. Pada akhir siklus ketiga dari hasil pengamatan guru dan kolaborasi dengan teman sejawat dapat disimpulkan: a. Siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran kooperatif tipe CIRC b. Meningkatnya aktivitas siswa dalam membaca pemahaman. Hal itu tergambar dari data hasil observasi terhadap aktivitas siswa meningkat dari 76.02% (lampiran 4) pada siklus kedua menjadi 78.06% pada siklus ketiga. Tabel III: Perolehan Skor Aktivitas Siswa dalam PBM Siklus III Kl 1 2 3 4
Skor Prlh 13 13 12 13
Skor Ideal 16 16 16 16
% 81.12% 81.12% 75% 81.12%
Kt
Suharmon, Meningkatkan “ Membaca Pemahaman” Bahasa Arab Siswa… 5 6 Rrt
12 12 12.5
16 16 16
75% 75% 78.06%
c. Meningkatnya hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman.Hal ini dapat terlihat dari hasil evaluasi 69.6% dari jumlah siswa meningkat pada siklus kedua menjadi 84% pada siklus ketiga. d. Meningkatnya aktivitas siswa dalam PBM didukung oleh meningkatnya aktivitas guru dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran yang mengarah pada pembelajaran kooperatif tipe CIRC. Guru melakukan pembimbingan secara intensif terhadap kesulitan yang dialami oleh siswa,dapat dilihat dari observasi aktivitas guru dalam PBM meningkat dari 70.4% pada siklus kedua menjadi 81.8% pada siklus ketiga. Refleksi Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan kolaborator terdapat beberapa keberhasilan selama siklus ketiga ini adalah sebagai berikut: a. Aktivitas siswa dalam proses relajar mengajar sudah mengarah ke pembelajaran kooperatif tipe CIRC secara lebih baik. Siswa sudah dapat membangun kerjasama dalam kelompok untuk memahami tugas yang diberikan guru. Siswa mulai mampu berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat waktu dalam pelaksanaannya. Siswa mulai mampu mempresentasikan hasil membaca pemahaman kelompok. Hal ini dapat dilihat menjadi 68% pada siklus pertama, 69.6% pada siklus kedua, dan 84% pada siklus ketiga setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe CIRC. b. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC relevan dengan pembelajaran membaca pemahaman, siswa membangun sendiri keterampilan berbahasanya, menemukan langkah-langkah dalam mencari penyelesaian dari suatu materi yang harus dikuasai oleh siswa,
93
baik secara individu maupun kelompok. Pembahasan Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas, pembahasan di fokuskan pada peningkatan kemampuan pemahaman siswa dalam membaca teks berbahasa Arab. Pada tahap pratindakan hasil belajar yang di peroleh oleh siswa rata-rata 6.12, pada tahap siklus pertama hasil belajar yang diperoleh oleh siswa ratarata 6.8, pada tahap siklus II hasil belajar yang diperoleh siswa rata-rata 6.96. pada tahap siklus III rata-rata 8.4. Dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa yang pada siklus I hanya rata-rata 68.7% menjadi 76.02% pada siklus kedua dan 78.06% pada siklus ketiga. Dengan melihat data hasil belajar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan ”kemampuan membaca” siswa. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Penerapan pembelajaran kooperatif dengan tipe CIRC dapat meningkatkan hasil belajar siswa 2. Penerapan pembelajaran kooperatif dengan tipe CIRC dapat meningkatkan aktivitas proses belajar mengajar 3. Dengan pembelajaran kooperatif tipe CIRC, pembelajaran bahasa Arab, khususnya ”membaca pemahaman” lebih menyenangkan, mengurangi kebosanan dan kejenuhan belajar. 4. Kemampuan dalam kerjasama dan diskusi kelompok mengalami kemajuan. Hal itu dapat dilihat dari sudah mulai terbiasa dengan belajar dalam kelompok.
94
Ta’dib, Volume 14, No. 1 (Juni 2011)
Saran Telah terbuktinya pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Arab, maka kami sarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan menjadikan pembelajaran koperatif tipe CIRC sebagai alternatif dalam mata pelajaran bahasa Arab un-
tuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 2. Karena pembelajaran model ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan ini dilakukan secara berkesinambungan dalam pelajaran bahasa Arab dalam hal membaca dan menulis maupun pelajaran lain.
DAFTAR RUJUKAN Abu Muhkliy, Samih, 2003. Asalib alQira’ah wa al-Kitabah lil Mubtadi’in, Ar-Riyad: Daarul Kharijiy,
Fuad, Ahmad Effendy, 2004. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Malang; Misykat
Abdul Khadir, 1979. Muhammad, Thuruq Ta’lîîm al-Loghah al-Arabiyah, Mesir: al-Maktabah at-Tahdiyah,.
Kosasih, A. Jahiri, 1992. Dasar-dasar Metodologi Pengajaran, Bandung: Lab Pengajaran PMP IKIP Bandung
Abdul Khalik, M, Muhammad, 1989. Ikhtibârat al-Loghah, Jami’ah Maalik Sa’ud, Riyadh
Kunandar, 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Rajawali Pers
Ainin, M, 2006 Evaluasi dalam Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: Misykat Ali al-Khully, M, 2002. Model Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: PSIBA Al-Άrabîi,Abdul Majid, 1981 Ta’alimul Loghaat al-Haiyyah wa Ta’liimuha, Ma’tabah Lubnan, Kairo Arikunto, Suharsimi.dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta Arsyad, Azhar, 2003. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, Yokyakarta: Pustaka Pelajar Aziz, Wahab, 1986. Metodologi Pengajaran IPS, Jakarta: P2LPTK Barorah, Bared Sitti, 1967. Sumbangan Bahasa Arab dalam Pertumbuhan Bahasa Indonesia Faisal, Hanafiah, 1990. Penelitian Kualitatif Dasar-dasar dan Aplikasi, Malang
Madya, Suwarsih, 2006 Teori dan Praktek Penelitian Tindakan, Bandung: Alfabeta Nurhadi dan Roekhan, 1990. Dimensidimensi dalam belajar bahasa kedua, Bandung: Sinar Baru Nurhadi, 2004. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca, Bandung: Sinar Baru Algensindo Slavin, Robert J. 1994. Cooperative Learning. Maryland: John Hopkins University. Solihatin, Etin, 2007. Coopertive Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, Jakarta: Bumi Aksara Tarigan, Henry Guntur, 1991. Metodologi Pengajaran Bahasa, Bandung, Angkasa Tha’imah,Rusdhi Ahmad, 1989. Ta’lîmul al_Arabiah Lighairi Nathiqin biha, Mesir: Manshuǔrat al-Munazzhamah al-Islamiah Wena, Made, 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara.
85