KEDUTUHAN fNVESTASJ DI PROVINSI l\ANGG.ROE ACEH DARI:SSALAM
Tests S-2 untuk nremeauhi wbagiaa persyaruan menop1l derajlr SarjarutS-2
Pr
diajt1UD Oll'lt:
Erma Uufiani <11Vl7114U l/l'liKi l303.f
kepada FAKUL T AS EKONOMlKA DAN BISNIS UNTVERSIT AS GAOJAH MADA
YOGYAKARTA 2009
Tes is KEBUTUHAN INVESTASI DI PROVINS! NANGGROE ACER DARUSSALAM dipersiapkan dan disusun oleh
Erma Hasfiani 08/278401/PEK/13034 telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 16 September 2009
Susunan Dewan Penguji Anggota Dewan Penguji Lain
Dr. Soetatwo Hadiwigeno, M.A. Pembimbing Pendamping I
Pembimbing Pendamping II
'~
Dr. Soeratno, M.Ec.
Drs. Ahmad Jamli, M.A.
Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister
Pengelola Program Studi : Magister Ekonomika Pembangunan
PERNVATAA"N Dengan ini saya menyatakan hahwa dalam tesis im ndak terdapat karya yang pernah diajukan unruk memperoleh gelar kesarjanaan di susru Perguruan Tinggi, dan sepunjang pengetahuan saya JUSll tidak terdapat karya atau peadapat yang pemah ditulis arau ditcrbitkan olch orang lam, kecueli yang secara tertulis diacu dalam naskah mi clan disebutkan dalam daflar pustaka
Yogyskarta,
2009
iii
1Jemi masa, 1u1m33uhf1Ja manusia ihl henar-benar dafam (ero:Jian, k_ecua~ oran:1-ort1n_J Jt1HJ 6erimt.mtftm mt"!}t!faktin awi(safefi Ian n,uehat rnenasehafi st1ft1Jtl menfM{i ~ehenaran tkn nasehaf menasehafi rufaJtt niene&yii ~1"1'11.
r:ztt.';&hr f-41
C!Z:rr@1a .Jtl!Ull§:'fl'Mfd S'IJSllddi hrru!iuor dJI add ku111ud:tlum.
i....'&.1ung-guh11114 .ft".flld:rh kmlikor 1111 trdd lroa1tddko1 ~' dfXJbila kamu tclu-11sdatn (dim sesuu« urusan]. J.:qjahmlaJr dcngtUt s~5ph (urusa'J1),pcIJtg bi11 ~dlt lwqt(l ~ ·v.drdrtmukh ht:Hthhtp.r lr4Mu /Jcrlllfrap
l!llton dio/dft
'X.ek!isiJi ~, If'C/IJlJ s~ mer~®t ~
tfatt men4i&1:.mata!urri f;jt# ~
!}{. Zuf
S-8)
!Jll1IJJ ttis1fi. Ut[r[IJ; tftm. tiWafi menfali:ni rum -r.on, ~
~
rzsti ak111t kral[Jir ...
5tifi 'Effau{y tfan Jfirmtfa 1lj. 'J(JU1Ca ttr.(a..
l4n
I6u .!'!. 'BuM/i tfugan .<mul4 {a.sili ·"'1!J'U'/J tian Ina!J11111J titufa pemali. tepatv$ .seWu ~ ~tll1!tfart penaliarap= plllia J'OllJI,{, ..•
'}Jua/ifrati 6efaf11:mjwa, ~
~
m:suflift-mutfofian
MiK..-a4i#Ji tersoyang: ~Syaliri. 5I,~Syaliri. tit.IS-~
'*"
jauli feM 6ai(
Nian.~~~ tfisllat-$aat pa[me fuat ....
iv
PR A KATA
Alhamdulillah ... puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi limpahan
rahmat dan hidayah-Nya
kepada
penulis
sehingga
akhirnya dapat
rnenyelesaikan penelitian guna memenuhi sebsgian persyaratan mencapai derajat sarJana S-2 Program Studi Magister Elconnmika Pembangunan, Universitas Gadjah Mada Y ogyakarta dengan judul ..Kebutuhan Invcstasi di Provinsi Nanggroe Aceh Derussolarn".
Penelitinn
ini dapat dtlak.sanaluUl dan disusun atas bantuan dan
kcqasama bcrbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan tenma kasih kepada. I.
Bapak Dr. Scetatwo Hadiwigeno, l\11.A., sebagai dosen pembimbing yang dcngan segala kesabarannya telah rnemberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan
pengesahuannya dalam penulisaa tesis rm; 2.
Bapak
Dr.
Akhrnad Malchiiltih, M.A.. scbagai Kc:tua. Pengelola
Program
Magistcr Ekonomika Pemhangunan I Jniveesitas (;ad3ah Mada, Yogyakarta dan scluruh staf pengajar
yang tclah membagi ilmu dan pengalaman selama proses
perkuliahan, serta seluruh staf akademik MEP-UGM atas komunikasi dan kerjasame yang baik sclama masa pcd;uliahan; 3. Bapak Prof. Dr. lswardono Sardjono Pennono. M.A.,
sebagai moderator dalam
seminar sirategi riser, Bapak Dr. Socrnlno, M.Ec. dan Bapak Drs, Ahmad Jamli, M.A., sebagai dosen penguji dalam pendadaran alas kesediaannya memberikan
arahan dan masukan sehingga memberi wama terscndiri pada tesis ini;
v
4. Kepala Pusomdiklarren beserta seluroh staf di lingkungan Bappcnas, yang telah mcmberikan kesempatan pada penulis untuk mcningkatkan jcnjang pendidikan di MEl' UGM den mcwujudkan kcinginan yang terpendam, lrul iah di Jogja: 5. Bupati bescrta seluruh staf di lingkungan Pemkab Acch Tarniang, yang tclah mcmberikan dukungan moril dan mnteril dalam studi pcnulis di MEP UGM Yogyakarta;
6. Pimpman Darussalam
dan
staf
di
lingkungan
Pemerintah
Provinsi
~anggroe
Aceh
atas segala banruan data dan referensi yang dibutuhkan untuk
mclengkapi penelitian ini; 7.
rekan-rekan scpenuangan Anglcatan 38 kelas Bappenas S, khususnya member of the narsis r.nm atas seg;da kebersamaaa, kekompakan dan kepeduliannya, yang
telsh mewurnal hari-hari di Jogja; 8.
seluruh fihak yanl! tidak dapat disebutkan Mtu persafu, yang telah memberikan kontnbusi bllik secara langsung maupun lidalc langsung atas terselesaikannya penclitian
ini, Semuga amal baik yang dibcrikan
setimpal dari Allah Subhanahuwata' ala. Amiiiin
mendapat balasan yang .
Penulis menysdari bahwa tesis ini masih jauh dsri sempurna,
karena
kcscmpurnaan hanyalah milik Allah yang Maba Sempuma, sehingga tidal<: menurup
kemungkinan adanya kritilc. a\au saran yang h=ifai lmnstruktif. AlchiT kata, penulis herharap
sernoga
tesis
mi
dspat
bermanfaar bagi
pihak-pihak
yang
membutuhksnnya.
Yogyakartu,
September 2009
Erma Hasfiani VJ
DAFI"ARISI
IIA LAMAN JUDUL .. .. . .. .
HAlanum .. i
HALA\.1A~ l'ENGESAHAN
it
HALAMAN PERNYATAJ\N
iii
HA LAMAN PERSEMBAHAN
iv
PRAK.<\TA
v
DAFT AR ISI
vii
DAFTAR TABEL
ix
UAFTAR UA\1BAR
XI
DAFTAR LAMPIRAN
xii
1.NTISARI
xiii
ABSTRACT
xiv
BAB I
BAD II
PENOAl,IAR 1.1 Latar Belakang 1.2 Keashan Penclitian J .J Tujuan dan Mantaat Penelitian...................................................... 1.3. I Tujuan penelitian 1.3.2 Manfaat pcnclitian
1 JO II ll 12
1.4 Sistemanka Penulisan
12
TINJAUAN PUSTAKA DAN ALAT ANALISIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Penelnian terdahulu 2.2 Landasan Teori 2.2.l Pertumbuhan ekonomi 2.2.2 Teori pertumbuhan Harrod-Domar.....................................
13 13 IS 15 16
2.2.3 tnvestasi 2.2.4 Incremental Capital Output Ratio (ICOR)......................... 2.3 Alat Analisis 2.3.1 Analisis proyeksi PDRll 2.3.2 Perhitungan 1COR .. 2.3.3 Analisis kehutuhan investasi............................................... 2.3.4 Analisi• shift,yhare. 2.3.4.1 Anali8b shifi-share k111Sik 2.3.4.2 Analisis shift-share modifikasi Estahan-Marquilla.s 2.3.5 Analisis location quotient
18 19 21 21 22 24 26 27 28 29
vii
BAB III ANALJSIS DATA DAN PEMBAJL\SAN 3.1 Cara Penelitiaa
31
3.1.1 Data dan sumberdata......................................................... J. l .2 Teknik memperoleh data...................................................
31 31
3 .1.4
33
3 .1.3 Definisi operasional ..
..
..
Peana.salahandan kenda!a pencliuen
. . . . . . .. . . .. . . . . . . . 3 2
3.2 Deskripsi Obiek Penelitian 3.2.l Gambaran umum wila_yab..................................................
3.2.2 Sumber daya alam.............................................................. J.J Perkembangan Jan Hubungan Antarvariabcl yang Diamati
3.3. I 3.'.l.2 3.4 Hasil 3.4. J 3.4.2 3.4.3 3 .4.~
Pertumhuhan elmnomi Perkcmbangau investasi..................................................... Analisis Data dan Pembahasan Laju perrurnbuhan ekonomi dan proyeksi PDRB Analisis perhirungan ICOR Anelisis kebutuhan investasi Analisis sektor unggulan . .. . .. .. .. .. .. .. .. . .. . 3.4.4. l Analisis shift-share klasik 3.4.4.2 Analisisshifi-sharemodifikasi Estaban-Marquillas 3.4.4.3 Analisis location quotient....................................
BAl.l IV KLSIMPULA'i DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 4.2 S a ran DAFTARPUSTAKA l.AMPIRAN
33
33 34 37 37 41 43 44 46 48 54
54 55 S6 58 59
-
(II 64
vni
DAFrAR TA'BEL
Halaman Tabel 1.1
PDRB Provmsi ~anggroe Aceh Darussalam(NAO) Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000, 2000-200·1...........................
6
Tabel 1.2 Perrumbuhan PDRB Provinsi NanggroeAcch Darussalam (NAD) Atss Dasar Harga Konstan Tahun 2000, 2000-2007
.,
8
Tahel 1.3
Penebtian-penelitian terdahutu............................................................
I0
Tabel 3.1
Pertumbuhan dan Distribusi masing-masing sektor PDRB Provinsi NAO Ams Dasar Harga Koostan Tahun 2000 Tahun 2000-2007 (dalam m1tyar rupiah).................................................
38
Perkembangan Realisasi Irrvestasi Riil di Pro•insi NAO, Tahen 2002-2007 (dalam MHyar Rupiah).........................................
42
Proyeksi PDRB Masing-masing Sektor dengan Pertumbuhan Ekonomi Rata-rata 1,47%, 200~-20H (Milyar Rupiah)
45
Proyeksi POlUl Masing-ma~mg Sektor dengan Pertumbuhan Ekonomi versi RP J.M Provinsi NAO, 2010-2012
46
Proyeksi PDR.B dan Pcrtumbuhan Masing-maaingSektor versi RPJM Provinsi NAO. 2010-2012
48
Tabel 3.2
Tabel 3J
Tabet 3.4
Tabet 3.S
Tabet 3.6
Proycksi Kebutuhan lnv~~i per Sektor Provinsi NAO dengan ICOR time lag I tahun, 2008-2013....................................... 50
Tabet 3. 7
Proycksi Kebutuhan Jnvestasi Nominal Provinsi NAD, 2008-2013.
Tabel 3.8
Tebcl .l.9
St
Proyeksi l
Ekonomi versi RPJM !l
52
Proyeksi Kcbutuhan lnvcstan Provinsi NAO dengan ICOR 4,45 2008-2013..........................................................................................
53
IX
Tabel 3 .I0 Proyeksi Kcbutuhan lnvestasi Provinsi NAO dengan lCOR 2,45
2008-2() 13 Taoel 3.1 l Shift-Share Klasik Provinsi NAD. 2001-2007......................
54 55
Tahel 3 .12 Shift-Share F-.ttaban-Marquillns Provinsi NAO. ?001-2007 ...... ...... 56 Tabel 3.l3 Locauon Quotient lLQ) ProviMJNAD 2001-2007
57
x
DAliTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3. I Peta Provinsi Nanggroc Aceh Darussalam................................... Garnbar 3.2
Pcrkcmbangan PDRR Pmvmsi NAO ADHK 2000,
2000-2007 (dalarn milysr rupiah)................................................ Gambar 3.3
36
39
Pcrtumbuhan PDRfl Provmsi NAD
ADHK 2000. 200()..2007
39
Gambar 3.4 Pertumbuhan rara-rata Sektor Ekonomi pada PDRB Provinsi NAD ADHK 2000, 2000-2007
40
Gomhar 3.5 Kontribusi Rata-rata Sek.tor Ekonomi rertiadap PDRB Provinsi NAP ADHK 2000, 2000-2007
41
Gamber 3.6
Komposisi kontribusi lnvestasi Pemerintah dan lnvestasi Swasta dr l'ruviosiNA.D, 200'2-2007 (dolam milyar rupiah) ......
42
Gambar 3.7 Grafik Pertumbuhan lavestasi di Provinsi NAO,
Gambar 3.8
2003-2001 (dalam perscn)...........................................................
43
Proporsi kontnbusi investasi pancrintah dan swasta Provinsi NAO 2002-2007 (tlulam persen)
43
XI
DAFTAR l~lPIRA~ Halaman PDIU:l Provinsi NanggroeAceh Darussalam (NAD)
Lampmm 1
Larnpiran 2
Lampiren 3
Atas Dasar Harga Berlakc, 2000--2007
64
Laju Pcrtumbuhan PDRB Provinsi Nanggroc Aceh Darussalam (:'>IAD) Alas Dasar HargaBerlaku, 2000-2007
(>4
PDRB ProviJISI Nanggroe Acch Darussalam (NAD)
Atas Dasar Hargs Konstsn Tahun 2000. 2000-2007.................
65
Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAO) Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000, 2000-2007......
65
Lampiran 5
PDB Indonesia ADHK Tahnn 2000, 2000-2007
66
Lampiran 6
Laju Pertumbuhan POR lndoncsia 2003-2007
66
Lampiran 4
ADHK Tahun 2000,
Lampiran 7
Rcalisasi Invcstasi Provmsi NAD, 2002-2007...
Lampiran 8
LaJU Pertumbuhan Realisasi Investasi Provinsi NAD,
67
2002-2007
67
Lampiran 9
Distribusi Investasi Pruvinsi NAO, 2002-2007...........................
68
Lampi ran 10
Indeks Harga lrnplisit (IHI) Provinsi NAD
(J9
Larnpirau
11
Perhrtungan fCOR Provinsi NAD, time lag 0 tahun NAD
70
Lampiran 12
Perhitungan ICOR Provinsi NAO, time lag l tahun .NAD .........
71
I.amp1ran 1'.l
Perhirungan ICOR Pmvinsi NAD, time lag 2 tahun NAD..........
72
xii
INTISARI
Penelitian ini beruquan untuk {l} meaghitung proyeksi PDRB di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada tahon 2009-2013; (2) menghitung bcsaran invcstasi yang dibutuhkan di Provinsi Nanggroc Aceh Darussalam dalam kurun waktu antara tahun 2009-2013; dan (3) mengidentifikasi scktor unggulan di Provmsi Nanggroc Aceh Darussalam. Data yang drgunakan adalah data seknnder' yang dipernlch dari Hadan Pusat
Stansuk Pruvinsi Nanggroe Acch Darussalam dan Badan lnvestasi dan Promosi Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Alai analisis yang digunakan meliputi; pcnghitungan laju pcrtumbuban dan proyeksi PDRB, pcrhirungan ICOR, location quotient dan shift-share. Hasil analisis yang diperoleb adalah (I) dcngan perturnbuhan rata-rata sebesar l ,47 persen, maka proycksi PDRB Provinsi Nenggroe Aoeh Darussalam pada tahua 2009 sebesar Rp39.164,l5 milyar, pada tahun 2010 sebesar Rp39.730,61 milyar, tahun 2011 scbessr Rp40,323,52 milyar, tahun 2012 scoesar Rp40.916,0l milyar dan tahun 2013 sebesar Rp4l.5l7,12 milyar; (2) Nilai JCOR rata-rata Provmsi NAD dengan menggunakan time Jag 1 tahun adalah 3,45; (3) dengan pertumbuhan ckonomi Provinsi NAO sebesar IA7 persen dan JCOR 3,45, maka pada tahuu 2009 investasi yang dJbutuhkan adalah sebcsar Rp135.ll6,32 milyar, rahun 2010 sebesar Rp137.!0l,65 milyar, t.thun2011sebesarRpl39.116,14 milyar, tahun 2012 sebesar Rpl4l.160,23 milyar dan pada tahun 2013 investesi yang dibutuhkan Provinsi NAD adalah sebesar Rpl43.234,37 milyar; dan (4) sektor yang rnemenuhi knteria spesialisasi dan mempunyai keunggulan kompetitif di Provinsi Nenggroc Aceb Darussalam adala.h sektor pcrtambangan dan pcnggalian, sektor pertaruan, peternaksn, kebutanan dan perikanan dan sektor jasa-jasa. Kata kunci:
IncrementalCapital Output Ratio, proyeksi kebutuhan investasi, tocatlon quotient. snift-share, Provmsi Nanggroe Aceh Darussalam
xiii
AHSTKA(.:T
This research is aimed to ( 1) calculate GRDP forecasting of Nanggroe Aceh Darussalam Province in the period of 2009-2013; (2) calculate required investment GR D forecast mg in the penod 11f tho: period 2009-2013; and (3) identify the dominant economic sector m Nanggroe Aceh Darussalam Province which fits the crircria as sector has specializarien and competitive advantage in the period of 20012007.
The data used arc secondary data obtained from the Central Bureau of Statistics of Nanggroe Aceh Darussalam and Investment 11.11d Promotion Agency Region ofNanggroe Aceh Darussalam. Analysis tools used include: calculating the rate of growth and GRDl' forecasting, ICOR calculations, location quotient and sluft
share. Analysis results obtained am (1) the average economic growth rate of Nanggroe Aceh Darussalam Province in the period 2000-2007 was 1,47 percent per year and the ODRP forecasting growth projected [based on the 2000 constant price) for 2009 is Rp39,164.15 billion, for 2010 is Rp39,730. 61 billion, for 2011 is Rp40,323.52 billion. for 2012 is Rp40,916.01 billion and for 2013 is Rp41.517.12 billion; (2) the value of the average ICOR of l\anggroe Aceh Darussalam Province by using a I-year time la~ is J.45; (3) required investment forecasting in Nanggroe Acch Darussalam Province with the fCOR (If 3,45 and growth economy of 1,47 percent for 2009 is Rpl35,116.32 billion, for 2010 is Rpl37,IOl.65 billion, for 2011 is Rp139,116.14 billion, tor 2012 ls Rpl41,160.23 billion; and for 2013 is Rp143,234.37 hillion: and (4) the dominant economic sector which fits the criteria as the sector has specialization and competitive advantage in Nanggroc Aceh Darusalam Province was the mining sector and extraction, agriculture, livestock, forestry and fisheries sector and services sector. Keyw\>ids:
Incremental Capital Output Ratio, investment required forecasting, location quotient. shift-share, Province of'Nanggroe Aceh Darussalam
xiv
BABI rENGANTAR
1.1 Latar Bclakang
Pornhangunan daerah adalah suatu proses di mana pemcri ntah daerah dan masyarakat mengelola sumber days Yant ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara perncrintah dengen sektor swasta untuk mcnciptalam suatu lapangan k.erja bani dan (pcrtumbuhan
menmgsang
pcrkembangan
kcgiatan
ekonorni
ckonomi) dalam wilayah lersebul (J\rsylld, 2004:108). Mengacu
pada pcngertian tersebut, maka pcmbangunan dacrah tidak hanya merupakan tugas dari pemcrintah daerah saja, tapi juga memcrlukan keterlibaian scrnua unsur
masyerakai termasuk pihak swasta, Pcmbangonan
ekonomi
merupakan
soatu
rangkaian
kegiatan
yang
dilaksanakan secara sadar dan terus meucrus untuk mewujudkan keadaan yang iebih baik secara bersama-sama clan berkesinambungan,
Pembangunan ekonorni
suatu daerah adalah suatu proses yang menycbabkan kenaikan pendapatan per kapita yang bcrlangsung secsra terus menerus. Pembangunan ekonomi juga bcrtujoan untuk mcmacu pemennean pembangunan dan basit-hasilnya dalarn rangka meningkataa kesejahtcraan ~ Tuju.an dari pembangunan
(Arsysd, 2004: 12). ekonomi
daerah mcourut OECD
(The
Organization of Economic Cooperation and Development) adalah (Blakely, 1994·.43).
I . Memperkuar posisi daya saing suatu daerah dengan cara memantaatkan potcnsi sumber daya manesia dan sumberdaya alam yang dimiliki daerah terscbut,
2
2. Memaofoatkan
yang berasal dari
peluang-peluang pertumbuhan
daerah
dengan rnengenali berhagai peluang yang sifatnya lokal. 3.
Meningkatkan
kcscmpatan kerja dan pilihan-pilihan karicr jangka panjang
hagi penduduk setempat, 4. Meningkatkan partisipasi kelompok masyaraka; yang kurang beruntung dan kelompok rninoritas pada ekonomi lokal, 5. Mcmpcrbaiki
Iingkungao
fi:iik scbagai komponcn yang diperlukan untuk
mcnirlj!katl:.au iklim bsgi pcngco1bangao bisnis dan rneuingkatkan kualitas hidup pcndudu.k lokal,
lndikator yang biasa digunakan untuk mengulcur pcmbangunan ekonomi yang Lerjadi pada suatu daerah adalah (I) peningkatan pcndapatan per kapita yairu tinglcat pertambahan PDRB (Produlr: Domes1ilr. Regional Bruto) yang melebihi jumlah penduduk; (2) modemisasi dan perubahan struktur ekonorni. Peningkatan
!>ORB terscbut sering di.scbut j11ga sebegai pertumbuban ckooomi (Arsyad, 2004:12-13).
Pertumbuhan ckonomi wccu!)llk.w1 :;alah
~atu indikaior
JX.-1lting dalam
mcl.akukan anelisis tentang proses pcmbangunan ekonomi di suatu negara atau dacrah, Pertumbuluw ekonomi menuojukkao sejauh maaa ektivites pcrekooomien menghasilkan tambaban karena
pada
dasamya
pendapatan masyarakat pada suatu pcriodc tcrtcntu aktivitas
perekonnmian
merupakan
suam
proses
penggunaan faktor-faktor produlcsi untuk menghasilkan QUtput. Dengan edanya pertwnbuhan ekonomi diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi akan meningkat,
Perhatian ternadap
permmbuhan
ekonomi daerah semakin meningkat
dalam era otonomi daerah. Descntraiisasi kcwenengsn dui pusat kc pemerinteh daerah sebagaimana diaiur dalam Undang-Undang
No 22 tahun 1999, yang
kemudian diubah dengen Undang-Undang No. 32 tanun 2004 tcntang Pemcrintahan Dacrah, mc11jndi sebuah momentum dan juga tantangan bagi daerah dalum memacu pcmbangunan ckonomi deeran ksrena terbukanya wewenang yang lehih besar bagi daerah untuk tumbuh dan bcl'kernbang dengan kemandirian yang diberikan oleh pemeriotah pusat. Dala.m kondisi ini, pemerintah daerah perlu memikirkan
bagaimaua
111eninglc.atkwt
pertumbuhan
ekonomi
untuk
rnenumbuhkembangkan scktor-scktor ekonomi daerah yang d.apat mcmhulca peluang kerja lehih banyak. Arsyad (2004:298) menyatakan bahwa pembangunan daerah psda prinsi!)Dya wr!emk psda penekanan tcmarlap kebija.kan-.kebijllkan pernbangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah {endogenous develop"1e111)
dengan menggunakan potcnsi sumber daya manusia, kclembab'33ll dan sumber
daya tisik dacrah, D'11am kaitan dengan tuju.an tersebut, pertumbuhan ekonomi yaog mengandalkan pembcntulcau modal (investasi) mempakan salah satu pendel<.atan yang mernpunyai landasan teorius yang kuat seperti yang dinmjuklcan dalam
model Barrod-Domar. Model pertumhuhen Harrod-Domar mcnyatukan bahwa untuk. memacu pertumbuhan eknnomi, dibutunkan investasi barn yang merupakan tatnbahm 11etto rerhadap cadangan ateu stok modal (capital stock), bahwa setiap
tambahan netta terhadap stok modal dalam bentuk invcstasi baru akan rnengbasilkan kenaikan mis outpur nesional atau POD (Todaro dan Smith.
2003: 129). Tingkat pertumbuhan output ini merupakan indikasi adanya kemajuan
4
pcmbangunan
di suatu negara atau daerah yang diyakini akan menetes dcngan
sendirinya (tric/l:Je down effect) sehingga menciptakan lapangan pekeriaan dan berbagui peluang ekonomi
lain (multiplier effe.ci), yang pada akhirnya aksn
rnenumbuhkan berbagai kondisi yang diperlukan demi lerciptanya distribusi hasilhasil pcrtumbuhan ekonomi dan sosial secara lebih merata,
Invcstasi menjedi salnh satu persoalan utama dalem pcrnbangunan dnernh adalah karena investasi mempunyai korelasi positif dengan perluasan kcsempetan kerja yang akan berdampak pada r-tumbuhim ekonomi. lldim investasi YWlg baik
merupakan hal pokok bagi pertumbuhan ckonomi dan pcngentasan lc.emiskinan. Dinamika
investasi atau pcnanaman modal mempengaruhi tinggi rendahuya
perturnhuhan ckonomi. mcnccnninlcan marak Jesunya pembangunan dalam upaya
mcnumbuhkan perckonomian. Dengan demikian kebijakan pcmcrintah untuk meninskatkan investasi dan
merangsang pcrtumhuhan
pemerintah daersh.
investasi swasta ada.lah sualu kcharusan bagi
Pcnyusunan rcncana pembongunan peda dasamya akan
ditentukan oleh terscdianya daaa yung akan meajadi s;wnbcr pembiayaan bagi
pclaksanaan
program-program
pcmbangunan
yang
direncanakan
tersebut.
Dengan demikian, penyu.iman rcl\Cllna kebutoban investasi dan sumber-sumber pembiayaan
merupakan suaru kcsatuan yang lidak dapat dipisahkan dalam
penyusunan
perencanaan
kcharusan
pcmbangunan
secara keseluruhan.
Adalah sestu
unruk mcmbuat satu perkiraan kebutuhan investasi dalarn rangka
mencapai laju pcrtwnbuhan ckoaomi pads tingkat teneotu. Perkiraan ini akan mcnyangkut jwnlah dan sumbcr daoa investasi yang dibutuhkan (Kamaludin, 1997:147).
5
sani
Salah penumbuhan
metode
faktor produksi
melihat besamya nilai IC'OR
yang
dikembangkan
dcngan pertumbuhan
untuk
m1mghubungkan
ekonorni adalah dengan
(lncnmlentai Capita! Outpul Ratio). Supannoko
( 1994:251) mcnyatakan bahwa dalam merencanakan pertumbuhan ekonomi bagi suatu
negara
seringkali
digunakan
al.at yang disebut dengan ICOR yang
menunjukkan perhandingan anrara investasi dan tamhahan produksi.
Dengan
mcngetahui nilai TCOR, maka akan dapat diketahui berapa bessran kebutuhan investasi yang harus dipenuhi untuk mencapai sualu target pertwnbuhan ouipuL. Provinsi Nanggroc Aceh Darussalam (Nl\D) terletak di uju11& Baral. La11t pulau Sumatera {2"-6" Lintang Utan dan 95°-~B° Bujur Timur) dengan Ibukota Banda Aceh, memiliki Mis wilayah 57.365,57 Km1, yang merupakan
12.26
persen dari luas puleu Swm1tera, dan sckaligus 1.:rlctak pada posisi strategis sebagai
pinru
gerbang
Jalu
linla.S
pecdagangan
dan
kcbudayaan
yang
menghubungksn belahan dunia timurdan barat, Provinsi NAD 693 Mukim,
leldiri dari 18 Kabupaten dan 5 Kola, 257 Kecamatan,
J 12 kelurahan dan 6.219
Dess, Secara
ropografi Provinsi NAO
mcrniliki 45 persen dataran dan lebih kurang 55 persen perbukits.n clan keringgian rata-rata 125 m dari atas permukaan laut. Oaerah ini mcmiliki 119 pclau, 35 gunung, 73 sungai besar, 2 buah dan.au dan sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan hutan yang terdiri dari hutan lindung 26.44-0,81 Km2 clan lnnan budi~ya 30.924,76 Krn2• Acch mcenpunyai bcrogam keknynan sernberdaya alam antara lain minyak dan gas bumi.
pcrtanian, industri, pcrkebuaan [kelapa sawit, karet,
6
kclapa, cengkeh, kakao, kopl, tembakau), perikanan daral d1111 laut, penambangan umum (logwn, batu bara, emas, dan mineral lainnya). Perkembangaa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi NWJggroe Aceh Darussalsm dari iahun 2000 sampai dengan tahun 2007 atas
daser harga konstan tahun 2000 dapat dil.ihat dalam Tabel I . I. Ta.be! 1.1
-
PDRH Provin~iNanggroe Aceh Darussalam (NAD) Atss l>asar Harga Konstan Tahun 2000, 2000-2007 (Miliar Rp)
..__ ,,..,,. •• ?'~t~. I
' '
............. .......-. ........ -• ... Pc:- .... _
r~n Pa~•'-"
....... ~.--.,.... •
•
<
I 1"'1k, ('8¥ ...... ,,
1:1.tN.lh
.ila-· ~~-,,...
Hotel
, "-°"""' <101 -• ~~-lt..c.aaGJlll. P~chr!J
J... _
, l)
.I(
-·
1' (NA[))
-
'*
NOi
l(JO.}
JO&'
1'115
~
2087
-
'1 ... 54&:2
7,66!0'tl
1.1•8 gs
7.>(18SJ
..010111
1,·1s• 7J
1)'11 99
a.,l#I:~ '4
7,Hl44'l
12.225 SCi
8.819 54
14,10S88
16.14<133
12,:26511
ll.4!929
9]<664
9,243"'
IE.5l1SZ
<.t,4Q(o8,.
~JU87G
7,12, 1)
9.lUl.lS
1.408~4111
S,1,j 26
4,99138
i,49<1
43 "1
44 S9
4914
0056
11219 7,['17 tl7
r.«n?-4_
~.(16.5 lCJ
i,Ol!i44
·-
1,;4g 26
4.28~ 18 1J3167
>--- 232 flt'! 2,06211 -J~.883 11
4J
ta
S&C6
6(,)4
U\22'1
L."6~
l.W1 IS
•.Sl4
c..
C.21ll OS
1Al2!
4.77J 91
'·''J 'l
4,99937
4,8{6 10
5,16, ~·
.... A.t 16
•·t'°IJ.1
l,SL$ 0'1
l.7]1
.ll?8)
406'6
:tais.1
-·
~·-
1... ~2 85 l517S
_
......l.159
99
~l.~~':1
----
2.:Z7~Tl l.""9 29 . -··-··-J.
44P116&
··- -·
-4.1\10.&S
-·-
40.)1116
$(>
s~n3J
··-·-
1..92)77
4'211
49} IS4
41,S94.•)S
4,'19t3T
l<S.l"42$
36.tSl 11
-·
·-
-
ns
6,4;?410
l605
·-
--- -2,137 06
l.627 89
s22 s~
.\?3 SS
S,435 00
}.b32 42
- --· >9,1»8 l l 1$.,·).C l)
--··
Sumbcr : BPS NAO. Aceh Oalam Anglea 2007. 200Sb
Pada Tabel 1.1. terlihat bahwa selama Jrurun waktu tahun 2000 sampai tahun 2007 mcmnut l11pimt:an usaha, PDRR Pmvinsi NAD pada tahun 2000 sebesar Rp35.883,11 milyar dan pada tahun 2007 uieningkat mcnjadi Rp38.03!1,ll milyar. PDRB Provinsi NAO yang terendah sebesar Rp32.S65,77 milyar pada tahun 2002 dan tertinggi pada tahun 2003, yaitu sebesar Rp44.672,68 milyer, tdapi pada tahun 2004 mcngalami peaueunan mcnjadi Rp40.382,36 milyar akibat terjadinya gernpe bwni dan tsunami di akhir tahun 2004, clan pada tahun 2005 makin meugalann penurunau 1ncqjadi Rp36.284.28 mily!ir a.k.ib11.L
luluh l1111111knya sebagian kawasan di Pmvinsi NAD di mana rekonstruksi dan
7
rehabilitasi belum terealisasi. Selama tahun 2000-2007, kontribusi terbesar datang dari scktor pertambangan dan pengg,alian yang mcncapai Rp11.517,&2 milyar
disusul sektor pertanian dan scktor industti pengolahan dengan nilai masingmasing
sebesar
kelompok
Rp7.804.42
milyar
dan Rp6.424.JO
sektor, dapat
milyar, Berdasarkan
bahwa tiga sektor pembentuk PDRB
terbesar provinsi Nanggroc Aceh Darussalam adalah dari sektor primer yairu sektor
Pertambaagan
dan Penggalian
clan
sektor Pertanian,
Petemakan,
Kehutanan dan Perikanan serta sektor Industri Pecgolahan. Apabila dilihat dari laju pertumbuhan PDRB ceoderung berfluktuasi pada
tingkat penumbuhan yang rendeh karena pcrtumbuhan selama tahun 2001-2007 mcrniliki pertumbuhan rata-reta yaitu t.47 perscn, Pade tahun 2001, pertwnbuhan PDRH NAO mengalami
kontraksi sebesar -9.24 perseu
akibat pclaksanaan
otonomi daerah, tetepi pada tahun 2002 tcrjadi pertumbuhan PDR B yang sangat tinggi, yaitu sebesar 22, 71 pcrscn dan pada tahun 2003 mengalami penurunan
menjadi sebesar 1L79 persen, Pada lahnn 2004 pertumbuhan PDRl:l turun laiti sebesar -9,60 perseo, kemudian pada tahlll'I 2005 makin menurun menjadi -10,15 persen, ak.ibat gempa dan tsunami peda 26 Dcsember 2004. Setelah melalui rekonstruksi dan rehabilitasi oleh BRR Acch-Nias, pada tahun 2006 pertumbuhan PDRB mulai meogalerni peaingkatan sebessr 1,57 persen, namun pada tahun 2007
kembali
menurun
tcrjadinya pcnurunan
menjadi
-2,21
persen, Hal ini disebabkan karcna
pada lifting dan produksi
migas
sebagai akibat dari
berkurangnya cadangan dan preduksi sccara signifikan, Konflik bcrsenjata dan tidak stabilnya koudisi politik yang bcgitu lama ternyata tel.ah becpengaruh
8
signifikan terhadap laju pcrtumbuhan ckonomi dserah. Terbentinya beberapa
mesin ekonomi Provinsi NAO scpcrti PT. Pupuk lskandar Muda, PT. Pupuk Asean Fertilizer, PT. Kertas Kraft Acch dan PT. HumpussAromatik juga menjadi
salah satu penyehab rendshnya pertumbuban PORE Provinsi NAD. Apabila di lihat teen (kecenderungan) perturnbuhan J>ORR NAO dalam kurun 2000-2007. perekonomian Provinsi NAD ceaderung turnbuh
tampak
positif
Adapun
pertumbuhan PDRB Provinsi NAD ditunjolclc3n Tabel 1.2 berikut ini.
Tabel 1.2
--
Pertumbuhan PDRB Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Atas Dasac Herga Konstan Tahun 2000, 2001 • 2007 (Persen) No I
.........
~"-·•· -·2
~pi•U1
~--
l
--~-l'q>lalw>
4
Ll:Jl:rik.Ge -.
5
6 7
a 9
lllOI
~ Usaha ,_,,_......,..._
. . ___
.... ..
All' Da-,;di
.......
~if..,...,.,f'*fdao
*1
*3
2006
.,
Ktraca
60I
.3 92
I 51
H7
I 54
2.7t
l.IJ
481
-l7SO
66'4
980
-2-4 OJ
2264
-2.56
.() -03
.0 08
.597
1665
2640
-1719 23.24
·2232
·13.17
····-··· ..·-· 14.16
-10.15
-J ~s
..413
24,9~
-lb.I I
q lJI
1405
... 1016
2U
·l ~
IHO
.2494
13211
8911
0"'
1!31
··-·
·-
520
000
472
-2119
659
746
167
415
rt.l~utl!a dill ICQ01nu"1l:as1
760
l .s&
... 56
391
1416
II 09
711
141
2426
29!16
2016
...
1091
KeUlilGpll..~diul
-9.J.8
u SS
S.Sl
129&
4.75 - - -- -924
j 54 22.iJ
SJ.06
20.IJ
9.6'1.
HS
14 ll
1598
1179
-9.loO
-10 15
) 57
l.21
147
k1N:1...
~~ Iut-Ja!a PDlt D (NJ\I))
.. ..
Sumber: BPS NAD. Aceh Dalam Angka 2007, 2008a
...
Rcndahnya pertumbuhan PDRB disebabkan karena realisasi investasi di
Provinsi Nauggruc A~d1 Darussalam, baik dalam negeri maupw1 asing, masih sangat rendah. Dari total 24 perusahaan yang sudah mendapaikan surat persetujuan
penanaman
modal di Accb oleh Badan Invcstasi dan Promosi
Nanggroe Aceh Darussalam sarnpai akhir tahun 2008, hanya satu perusahaan saja yang slldah merealisasikannya {Kompas. 2009). Banyak investor, tcrutama dari
China dan Korea Selatan, tert.ank. untuk menanamkan modalnya di Aceh. China
9
tertarik untuk mcnanamkan modalnya di bidang pertanian, scdangkan Korea Selatan tertarik dengan bidang pcrtambangan dan bahan pangan. Investasi sangat dibutuhkan
untuk mendorong pembangunan daerah.
karena anggaran yang dirniliki pemerintah daerah digunakan uaruk rnemhiayai pembangunan pemcrintah
daerah sangat terbatas, Terkait dcngan kendala tcrscbut maim dacrah
hams mclakukan
perencanaan
pembangunan
wilayah
bcrtlwurlwt skala-skala priodtas berdasarkan sektor-sektor potensial {leadinf:
sector). Salah sutu stratcgi y>•ng
ililpal diterapkan adalah mengembangkan sektor-
sektor yang menarik bagi investor swast.a, di mana Pemerintah
Nanggroe Acch
Darussalam harus menyediukan lab.an dan lilsilitas infrastruktur pendukung yang
memadai. Pengembangaa sektor-sektor yang rnenarik bagi investor swasra dihsrapkan akan mcndoroug pcrkembangen investasi yang baik, di mana untult mencapai laju pcrtumbuhan ekonomi yang dimlcawokantidak memerlukaa dana invcstasi yang tcrlalu be:w. Bcrdasarkan uraian di alas terliha1 bahwa rendahnya pertwnbuhan ekonomi di Pruvinsi N~e Aceh Dwu~lam d.iScbisbluw. 1emlalu1ya Produk Domestik Regional Brulo (PDRD). Upaya untuk meoearisolusi deri permasalahan tersebut adalah dipcrlukan tambahan modal dalam bentuk investasi, sebagai variabel pendorong pertumbuhan eJcooomi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Sumber pembiayaan investssi dapat berasal dari pemerintah maupun sektor swasta serta masyarakat umuk mendorong berlangsungnya
kcgiatan
perekonomian di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. yang akan di prioritaskan pada scktor-sektor unggulan.
10
1.2 Keasli•n l"enelltian Penelitian
tcntang kebutuhan
investasi
tclah banyak dilakukan
oleh
bebcrapa pcncliti sebelumnya. yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini
adalah scbagai berikut. Tabcl 1.3 Pcuc:litian-Penelitian Terdahulu
1:· l
····Peneliti (T••ua)
Lolwi
Habibull3b
Malaysia
Mdocledu Alllt Al1alisis i lllllttisi& ' UJcatiOif
d.111 R..W..
'Qwtietttdan
(2009)
Vombd Paselilian Penumbllhan
drooomi
Hunt
(2007)
Amerika
-C
Sorik31
Hasil Penelitio n Negara·negara miskin (Kedab,
Pcrlis dan Kelaman) kegjataD ekonomi terutama ledooseo.uasi di sektor
Shift Share.
2
·--··----i
Analisa
Perblmbuhan
deslcriptif
eloooom~
invesiasi
I
pertanian, .cdangkan 1111ruk negara-negara ltaya (Penang, SclBllgor dm Wil.oyoh Persekarsan), sebor manufakn1r yang merupakan penyumbang utama temadap perlumbuhan ekonorni, Peoelitian 111i menemukon bahwa model kompe(isi rlinomi< (dynamic-competition model), seperti disaj ibn dalam reori ;umber-\e1mtungan (nmmrce·
udvaniage-R-Atheor)-), cuc::ajcJ.s:j.an Le:rbia.ik
-·mbuhan ekonorni, 3
Kba.
KabUJl
(2007)
Slema.•
TrcndUneu ICOR
Trend nilai lCOR 1mtuk invoslilSi fasiliw PMA, inve.~ia~i fasilitas PMDN, investasi fasilitaS. investasi non fu.Lli18S den investasl l<>tnl di Kabuparen S!eman ce!>derung rnenurun, Arrinya baltwa investa.Si cehderung memiliki cfisicnsi dalam pcmonf1111W1 l3klOr produtsi modal dan
mcnunjukkan kuali1as 4
:-.tunydan Sown ya (2000)
Iiidia
..
Metcde Surwi
analisis
desknptif.
. ·-·
ln¥CStasi pub1ilc
ketrampilan ~•jeri&I dao nn~nisa&ional (a) terjadi pergeSerao struktur pruduksi yang sigoitikan pada perekonornian lndia dari sektor
pertaman ke ;eklor iofrastruktur dan sekter jasa (b) tcrjadi efel< crowdi.ng-in anbVn inveSULSi swasta dan investasi pcmerintah
"""• semua ;ela:or. . .......
:
11
5
Asl11ti (2006)
~Heman
'iiend i.inem
raca:raUi.
N"ilai JCOR Sebesar !,&47. l1wc'!>tasi diprioritaskan pa
ICOR
resteran, sektor keuanga11, per.1<_, danjasa pervsallaan dau se1-W iasa-iasa
6
Jlacyadi
Provinsi
Slri{i shan;
(2004)
Ran ten
Loe orionquw ;,,,,,, Trmdlinear
Setmr
Selaor clconomi 11,rpilih adalah industri J"'Rgi>lahan tl""l!i'" nilai !COK rala-rala 3,10 dan perrumb1'hm dMomi S,26
dwnomi tetpilih,
K..'OR, J'(!ftumbuhon
7
llaswandy (2003)
Provln.~i Sulawc~i Tcnggpra
ckoll0f1li lmtl,
Proyeksi PORR, p;chlluai;an
•ebew llnl
1.464, 71 M
AJ1g1ca JCOR rata..-am adalall ~60 dan kehuruhan invcstui
teli.-ultan
dcngM IMJl'll pertumbulum ckonoml sebew 5 ~ adalah Rp797.59 M
ioVCSlO.Si
!COR,
pc!SCn membutuhbo investasi
perllilung;lo
kcbutuhu
8
Yusuf
(2002)
·Pruvirisi JawaBtn<
. - in\'cstm.1
S/11fl share. LQ. Tr~nd linear
... ··-...... .-I...
ICOR, Ubuluhan
ro1•..--
investasi
. . ... - ...........
Pcr1Wllbubin ekooonii nta-rata •eber.ar 2,76 persen ~n IC.UR 2,8G, dlmana kdJutuhan lnvc;tas( balk seeara tc>ltll ma1tpan ""ktunl mcnlll!juXkan hol y~ som11. ol!nana un1uk sctiap Ulhunnya memilikijwolah dao propom P.1!!.b~da
··-·· ..
Adapun perbednon antara peneliti1m si:belwnoyu dengan penelitlan ini
terletak pada alat analisis yang digunakan, Di samping itu perbedaan lainnya adalah lokasi dan periode waktu pc;ncliliaJL
1.3 Tujuau dan Manfaat PeoeUtian. 1.J.l Tujuan peuditiao Sesuai latar belakang permasal.ahan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah.
1.
Unluk menghitung proycksi PDRB di Provinsi Nanggroc Acch Darussalam pada lahuo 2009-20 ! 3.
i
J
12
2. Untuk menghitung besarnya kebmuhan investasi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada tahun 2009-2013.
3. Unmk mengidentifikasi scktor unggulan di Provinsi Nanggroc Aceh Darussalam.
1.3.2 Maafaatpenelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penclitian ini adalah. L Bagi pcmerintah masukan
dalam
Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam: sebagai bahan
mcrumuskan
kebijakan
investasi
dalam
rncningkatkan
pertumbuhan ekonorni di Provinsi NAD kc dcpen, 2. Bagi dunia akademis: untuk pengcmbaogan i!mu peogetahuan
dan menambah
khazanah pengetahuan di bidang pcngcmbangan ckonomi daeran sorta mernperkaya sumbcr-sumbcr kepusa!kaaD untuk kepentingan penelitian serupa 1.4 Simemetika Peaulisao Penulisan tesis ini disajikaa secara garis bcsar dengan mcnggunakan sistematika sebagai berikut, Dab I Pengimw-, mcnguraikan tcntang law bclakaag, keaslian penelitian, tujuan dan manfaal penelitian, dan sistematika penulisan. Bab CT Tinjauan Pustaka dan Alat Analisis, mengucaikan tentang tinjauan pustaka,
landasan tcori daa alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Bab III Analisis Data. rnenguraikan tentang cara penelitian, pcrkembangan variabcl yang digumkan dalam penelitian dan lulsil analisis data. Bab JV Kesimpulan dan Saran,
menguraikan mengenai kesimpulan dari hasiJ analisis data.
BAB II LANDA SAN TIX)RI DAN ALAT ANALISIS
z.r Tjpj&Wln Pustaka 2.1.l renelltiao krdahulu Ilabibullah
dan Radam (2009) melakukan
penelitian
rerkait dengan
konscntrasi indusrri di negara bagian kay.i dan miskin di Malaysia: Analisis Localio11 Quotient dan Shijl Sh
periode 1970 dan 2000. dan rnenggunRicAn metode snalisa locaiion qUfltient dan .(hijl share. Kesirnpulan pcnclitian ini adalah bahwa negara-negara .11li~lcin (Kedah. Pcrlis don Kelnntan) kegiatan ekonomi tcrulaJTla terkonsentrasi di sektor pertanian, sedangkan
untuk
ncgara-ncgare koya
(PerWtg, Selangor
clan
Wilayah
Pcrsekutuan), sektor rnanufaktur yang merupakan pc:nyumbang utarna tcrhadap pcnumbuhan ekonomi. HW!t {2007) melakul
Khasanuh (2007) mcneliti trc!ld nilai lCOR untuk investasi fasilites PMA, investasi fasilitas PMDN. invcstasi fasilitas, invcstasi non fasilites don investasi tut~!. Berdasarkeu hasil analisis, tcrnyata trend oilai !COR di Kabupaten Slcman
cendcnmg menurun, Artinya bahwa invesrasi cenderung memiliki efisicnsi dalam
13
14
pcmanfaatan
fakror produksi modal dan mcnunjukl::an kualitas ketrampilan
managerial dan organisetorial. Murty dan Soumya (2006) yang meneliu pengaruh ckonomi secara makro dari invcstasi publik dalam pra.
di India. Penelitian ini
menggunakan ruutut walctu ya.iru periodc 1978/1979 hingga 200212003. sekior-sektor yang ditdili adalah scktor pertanian;
iudustri:
Adapun
infra.struktur; dan
jasa, Berdasarkan basil esumasi diperolch hasil bahwa (I) telah terjll
sektor infrasmiktur dan sektor jasa (2) telah terjadi efek crowding-in antara
invcstasi swasta don invcstasi pemerintah pada semua sektor, Astuti (2006) rnelakukan pcnclitian yang bertujuan untuk meogetahui proyeksi rDRB dan pertumbuhan ckonomi, kebutuhan investasi den tambahon tenaga lcerja yang dibutuh.kan di Kabupaten $lem1111. Alat analisis yang digunalcan adalah trend linear dengan metode kuadrat terkecil (leu.~I squar« metlu'd) wituk mengetahui proyek:.~ l'DRB, Aoalisis Incremental Captta! Output Ratto (ICOR)
untuk mengetahui kebutuhan investasi scrta rasio modsl-tenaga kerja (capital output ratio) untuk meogetahui analisis
disimpulkan
proyeksi
penyerapan tcnaga kcrja. Bcrdasark.an basil POR H
K11hnJ111lcn SlcmRn
mengalami
peningkatan. Nilai ICOR rata-rata adalah sebesar 2,847. Investasi di prioritaskan padu sektor yang mcmpunyai ILOR positifyaitu sektor industri pengolahan, scktor
perdagangan, hotel dan rcstoran, scktor keuangan, persewaan clan jasa perusahaen dan sektor jasa-jasa,
15
Haryadi (2004) meneliti sektor ckonomi tcrpilih, ICOR dan pertumbuhan ekonorni di Provins! Hanlen. Analisis dengan mcnggunakan Sh~'t Share. LQ dan
trend linear menyimpulkan bahwa selt.1or ekonomi terpilih di Provinsi Banten adalah industri pcngolahan dengan nilai ICOR rata-rata 3,10. di mans pertumbuhan ekooomi 5,26 ~
dengan
rnembtJUihkan investasi sebesar Rpl 1.464 M.
Ilaswandy (2003) mcneliti kcbumbari iovestasi dan pertumbuhan ckonomi
di Prov insi S ula wesi Teaggara dengan mcoggunakan pendekatan proyek si PD RB, perhltungan
ICOR
dan pcrhiumgan
lebutuhan investasi, Hasil
aaalisis
menunjukkan angka ICOR rata-rata di Sulawesi Tenggara adalah sebesar 8,60 yang menunjukkan bahwa untuk imringk.!i!:kan tambahan output scbcsar I (satu) unit diperlukan tambahan investasi sebesar 8,60 unit. Yusuf (2002) mencliti IC'OR. dan Kebutuhan Investasi di Provinsi Jawa Barat dengan mcnggunakan sltif share, LQ dan trend linear. Berdasarkan hasil analisis rernyata pertumbnban ekneomi rala-rata sebesar 2, 76 persen dengan ICOR
r•ata-rata 2,86, dimana kebutuhan investasi baik secara total maupun sektoral menunjukkan hal yang sama, dimana untuk sctiap tahun.nya memiliki jumlah dan proporsi yang bcrbeda.
2.21..andn!!!
Teori
2.2.1 Teori pertumb11h11n ekonomi Simon Kuznet mcnyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalamjangka panjaag dari negara yang bcrsanglrutan untuk menyediakan
bcrbagai barang ekonorni kepada pcnduduknya. Kcnaikan kapasitas itu sendiri ditcntukan
atau
dimungkinkan
oleh
edanya
kcmajuan atau
penyesuaian-
l6
pcnycsuaian teknologi, kclcmhagaan (institusional) dan idoologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada (Todaro dan Smith. 2003 :99). Suatu perckonomian dikarakan mengalami pertsmbuban atau perkcmbangan jika tingkat kegiatan ekonominya meningka; atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan
tahun sebclumnya, Pcrkcmbangan bani terjadl jika jurnlah barang dan [asa secara fisik yang dihasilkan perekonomian tcrscbut bertambah besar pada tahun-tahun berikutnya. Untuk melihat peningkatan jwnlah berang yang dihasilkan rnaka pengaruh perubahan harga-barga terhadap nilai pendapatan daerah pada bcrbagai tahun harus dihilangkltll, dengan melakukan perhitungan pendspatan daerah didasarkan atas harga konstan.
Todaro dan Smith (2003:92) menyatakan bahwa ada 3 faktor atau komponen utama dalam pcrtwnbuhan ckonomi yaitu. I. Akumulasi modal yang mcliputi scmua bentuk atau jcnis mvestasi baru yang ditanamkan pada tanah, pcralatan fisik dan modal atas sumber daya manusia. ?.. Pertumbuhan pcnduduk yang piw:la skhimya akan memperbanyak jumlah angkatan keeja. 3. Kemajuan teknologi.
2.2.2 Tcori pcrtumbuhan Harrod-Domar Model
pcnumbuhan
Ilarrod-Domar
menyatakan
bahwa
setiap
perckonomian pada dasarnya harus scnamiese mcncadangkan atau menabung sebagian tcrlcnlu duci pcndapal.an nasioWlluy11. unluk m~nbllh
alau menggannkan
barang-barang modal (gcdung, alat-alat dan bahan baku) yang telah susut atau rusak. Namun, lllltult mcmacu penumbuhan ckonomi, diburuhkan investasi baru
17
yang merupakan tambahan netto tcrhadap cadangan atau stok modal (capital stock) [Todarn dan Smith, 2003:129). Model pcrtumbuban Harrod-Demar dapat dijelaskan dengan pcrsamaan sebagai berikut (Todaro dan Smith. 2003:130-132).
l . Tabungan (S) adalah bagian dalam jumlah Iertentu, atau "s" dari pcnda.patan naional (Y). Oleh karena itu hubungan tersebut dapat dtuliskan dalam bentuk pcrsamaaa sederhana sebagai berikut:
S=sY
(2.1)
2. lnvcstasi netto ( !) dideflniskan sebagai pcrubahan dari stok modal (K) yang dapat diwakili oleh
6.K. sehingga dapat dituliskan
f - liK
sebagai berikut:
(2.2)
Karena jumlah stok modal (K.) mempunyai hubungan langsung dengan jumlah pendapatan nasional atan outpu: (Y}, seperti yang ditunjukkan olch rasio modal
a utptu (k ), maka: K /Y = k .1K/ AY = k M
~ k !l Y
(2.3)
3. Mengingat tabungon nasional netto (S) harus sama dcngan investasi netto (I), maka persamaan bcrikutnya dapat dituiis:
S =I
(2.4)
Dengan dccnikiao dapar dituliskan "identita!!" tabungan sema dengan investasi dalam persamaan t2.4) adalah seoagai berikut : S = sY = k Ii Y = ~K ~ I
(2.S)
18
sY ~ kl!.Y
(2.6)
(i\Y fY) = (!=./k)
(2.7)
Persamaan (2.7) menystekan bahwa tingkat pettumhnhan Gl)P (A Y f Y) ditentukan sccara bersama-sama oleh rasio tabungan nasiooal (s) serta essio modal output nasional (k )- Tanpa adanya intervensi perncrintah, tingkat pettumbuhan pcndapetan nasional akan berbanding lurus dengan rasio tabungan dan berbanding terballk terbadap rasio modal outpu: dari suaru perekonomian. dengan
pesat,
ruaka
sctiap
perekooomien
haruslah
Agar bisa tuntbuh mcnatnmg
dan
mcnginvesrasikan scbanyak mungkin bagian dari CTDP-nya. Semakin banyak yang dapat
ditabung
dan kemudian
perekonomian itu akan semakin
diinvcstasikan,
maka
laju
pcrtumbuhan
ccpal.
2.2.3 Teiiri inmWi Menurut Samuelson dan Nordhaus (1996:136) investasi adalah pembclian barang-barang modal yang meliputi peoambahan stok modal atau barang modal di suatu negera'daerah sepcrti bangunan, peraiatan produksi, sarana prasarana, dan barang-harang invcntaris dalam waktu satu tahun. Invcstasi merupakan tambshaa stok barong modal tahan lama yang ak:m memperbesar peluang produksi di masa
datang, Samuelson dan Noedhaus mcngcmakakan bahwa investesi merupalr.an hal
yang penting dalam pembangunan ekOOOII'i karena investesi dibutuhkan sebagai foklur pcnunjang
Ji dalam JX".oingl
lnvestasi merupakan
langkah mengorbankan kollSUIJ\Si saat ini untul< memperbesar konsumsi dimasa datang. Selain itu investasi mendorong terjaJinya akurnulasi modal, penambahan stok bangunan gedung dan perlatan peating Jainnya yang al.an meniogkatkan
19
outpu: potensial suatu bangsa dan merangsang pertumbuhan ekonomi untuk jangka panJang. Suparmoko dan Irawan (2002: 262-264) mcnyatakan bahwa sda heherapa cara untuk meningkatkan investasi, antara lain dengan cara, I . Mc n in gkatkan
tabungan deogan matgurangi kens umsi,
dilakukan dcngan cara paksa {involuntary)
cara
ini dapat
yaitu dongan mcnaikkan tingkat
pajak (lax-rate). tetepi ini dapat menyebohkan tabungan sukarela (wluntary
saving) rnenurun jika masyarakat tetap mernpertahanken kousumsinya. 2.
Pemcrintah
mcnjual obligasi dengan !Junt\a menarik sehingga 111&y1m1kat
tertarik untuk mcmbelinya. J. Pinjaman luer ncgcri 4.
Mlllllperluas sektor perdagangan luar negeri dengan menaikkan
"terms of
trade", misal bila barang-barang ekspor naik, maka diinvcstasikan kernbali di dalaen negeri, Pcrkiraan bcsarnya investasi menamt sumbemya secara garis besar dapat dibagi
atas
investasi pemerietah clan investasi non pemerintah. lnvestasi
pemerintah berasal dari alokasi anggaran pcndapalan dan belanja negara dalam bcntuk proyck scktoral dan program bantuan inpres, anggaran pendapatan dan bclanja daerah sedangkan investasi non pemerintah berasal dari laba perusahaan swasta yang ditanam kembali, P.MDN, PMA, krodit investasi serta dana-dana dari
masyarakat s.:ntlin. 2 .2 .4 Konseu C1111ital 0111p111 R.sio Konsep ini pada l\walnya dikembangkan oleh Sir Roy Harrod dan Evsey Domar. Pada intinya teori ini mcmmjuilan adanya hubungan antara peningkatan
21)
stok kapital dan kcmampuan masyarakat untuk menghasilkan output. Scmakin tinggi peningkatan Apabila
stok kapital semakin tinggi pula output yang dihasilkan.
pcrckonomian ingin tumbuh, pcrekonomian harus mcnabung
menglnvestasikan
dao
suatu proporsi tertentu dari output tocalnya. Semakin banyak
tabungan dan kernudian diinvcstasikan,
maka semakin cepat pcrekonomian
itu
akan tumbuh (Arsyad, 2005:241).
Aogka JCOR yang dianggap memiliki produtivitas investasi yang baik antara 3-4. Semakin tinggi lCOR memberikan indiku.i kcmunglinan terjadinyit
inefesicnsi dalam pcngunaan investasi (Widodo, 1990:27-28). Angka JCOR yang semakin tinggi menunjukkan
adanya inefisiens! arau
pemanfaatan dana investasi yang scmakin tidak efisien. ICOR tinggi berarti untuk mencapai laju pertumbuhan ekonomi yang direncanakan
diperlukan dana lebih
besar. Atau bila dana tidllk tersedi11, lCOR tinggi herarti pertwnbuhan ekonomi yang dicapai a1an berada di hawah sasaran yang direncanakan, Semakin rendah angka ICOR menunjukkan semakin efisien (Arsyad, 2005:247).
2.2.S Analisis pembagiao lokasi llofgliql! auotielrl OIUllpisJ
Location quotient analysis (LQA) dimaksudkan untuk mcngetahui gWllWIID umum mongenai lu:mampuan
sektor-sektor
pembanguruin
di suatu
wilayah dalam menduk ung proses pembaugunan di daerahnya, Sebagai giimbaran wnum, hasil analisis ini belum blsa digunakan sehagai k~impuhm karena akan
memiliki risilco pada masalah validita.<mya Oleh karena iru dalam pcnggunaannya harus ditunjang dengan hasil-hasil analists lain, sehmgga akan diperolch basil yang lcbih valid dan akurat.
21
LQA merupakan rnetode yang mcmbandingkan kcrnampuan scktor-sektor pcmbangunan dalam suatu daerah dcogan koodisi scktor-sekrorpembangunan yang
ada di dacrah yang lebih luas, Misulnya scktor-sektor pembangumn
yang ada di
provinsi dibandingkan dengan sektor-sektor pembangunan yang ada di tingkat nasional, Satuan yaog bisa digunakan antara lain adalah jumlah atau niLai tambah produksi. Dslam proses percreanaan pembangunan wilayah, LQA ini biasanya digunakan sehagai bagian dari teknik spa1ia/ pianning.
2.3 Al.at Analiais 2.3.l Mallsb proyeksi PDRB Untuk mcnghitung
kebutuhlll1 invCSIDSi, tcrlebib dnhulu hiJJUq dihitung
proyeksi PDR A Provinsi N1111cerQC Aceh T>aru!l'llllam. Untuk menghiLung prnyeksi
PDR.11 digunskan formula sebagai berikut \Widodo, 1990:38). l'f.lR80 = Pf>Rf~ ( I -t g )""'
(2.ll)
di mana: PTlRB.
= PORB
atas dasar harga konstun pada tahun akhir pcriode ke-n
!'DR.Ho - PDR atas ilii.'M!l" harga kon:stan pooa tahun awal periode g
%
laju pertumbuhan ckooomi rata-rsta
n
=
jumlah Lahun
Sebelum menghitung proyeksi PDRB. maka terlebih dahulu dilakukan pcnghitungan
tingkut pcrtumbuhan
tahunon. Pcrtumbuhon
ckonomi tahunan
dihitong dengan formulasi {Sukirno, 2004:50, Widodo, 1990:36):
g,= l'/Jiu:.~~~DRB,_, r100%
,_,
----··-····-·····-
.. ·····-····-·--···-···-
(2.9)
22
dimana: g,
= laju penumbuhan ckonomi (rale 11{wowth). = tahun tertcntu dan t-I = tahun sebclumnya.
PDRB
= Produlr. Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan,
Selanjutnya dilakukan perhitungan laju pertumbuhan ekonomi rata-rata. Untu'k men~itung laju pertumbuhan ckonomi rata-.,.atadigunakan fonnul11.
g,.= g1 ~g2+
... +Ru
(2.10)
n di mana: g,
- laju pcrmmbuhan ekonomi rota-rota setinp tahun.
St. g,
-
g0
= laju pcrtumbuhm ekonomi tllhun terakhlr
n
= jumlah tahun
laju pertumbuhan ekonemi tahun pertama dan tahun kc dua
2.3.2 Perhitungan ICOR Untuk menentukan bcrapa bcsar jwnlah invcstasi yang dibutuhkan oleh
suatu daerah dengan tingkat pertumbuhan ckonomi yang ditargetkan digunakan konsep ICOR Uncrementa! Capital Outpw Ratio). Konsep lt..:OR iai tJCnling karena
ICOR dapat dipakRi untuk menentukan l~ju pertumhuhan suatu
pcrekonomian dan menguii kensistensi anrara target pertumbuhan ckonomi deagan tambahan modal yang mungkin akan terkumpul dari tabungan investa.si asing yang sedang beejalan (Arsyad, 2005:238). ICOR (Incremental Capital Output Ratio) rneropakan suatu angka yang mcmmjukkan perbandingan antara investesi y1111g dilakukan (tambahan akumulasl
modal) dcngan tambahan pcndapatan atau mapu: yang dihasil'kan scbagai akibat
23
dari adanya investasi tersebut.
Semakin tinggi nilai TCOR berarti diperlukan
investasi yang semakin besar untuk meningkatkan output per unit. Nilai diperlukan
ICOR untuk
diperoleh
dari pembagian
menghasilkan
1
tambahan
unit output.
Untuk
unit modal menghitung
yang ICOR
dipergunakan formula sebagai berikut (Arsyad, 2005:240-252).
ICOR
=
~K
~y
I
=
~y
............................................
(2.11)
di mana:
~K=
I
investasi
~ Y = Perubahan output Dalam prakteknya, penerapan formula tersebut mengalami kesulitan terutama adalam menaksir tingkat output.
Kemudian nilai output diganti dengan
PDB atau PDRB sehingga persamaan (2.4) menjadi:
~K
ICOR1 = --
~y
=
........................
=
PDRB
Y1-Yr-1
t -
PDRB
(2.12)
1-1
di mana: 11 = Investasi pada tahun t
output pada tahun t
Y1 =
PDRB
1 :
Y1-1 =
PDRB
1•1 :
output pada tahun t-I
Selanjutnya dilakukan penghitungan ICOR rata-rata. Untuk menghitung ICOR rata-rata digunakan formula sebagai berikut:
ICOR
=
LICOR = ~ n
L 7!
r=!
di mana:
PDRBr -·~DRBr-1
(2.13)
24
Z:ICOR
=
jumlah ICOR selama periode t
= jumlah tahun periode pengamatan
n
Nilai ICOR tidak terlepas dari time lag yaitu suatu jarak waktu dimana investasi yang ditanamkan barn akan menghasilkan output yang dinginkan pada tahun tertentu (t). Bila investasi yang ditanamkan diharapkan dapat menghasilkan
output pada tahun yang sama, maka digunakan formula (2.13) tersebut di atas. Pada kenyataannya investasi
yang ditanamkan
waktu atau time lag untuk dapat menghasilkan
biasanya membutuhkan
output.
Untuk menghitung
kebutuhan investasi dengan time lag, formula (2.13) di atas berubah menjadi:
ICOR1ags
=
'i ICOR 11
.............................
=
(2.14)
di mana:
s = time lag yang dibutuhkan investasi untuk menghasilkan output. Formula (2.7) menggambarkan
bahwa investasi yang ditanamkan
pada
tahun t barn akan menghasilkan output pada tahun ke (t+s) atau dengan kata lain bertambahnya output pada tahun (t+s) merupakan basil dari investasi pada tahun t. Pemilihan time lag disesuaikan dengan sektor ekonomi yang dorninan pada daerah tersebut.
2.3.3 PerhitunganKebutubanInvestasi Setelah nilai ICOR dan proyeksi PDRB diketahui, maka
investasi yang
dibutuhkan dapat dihitung. Kebutuhan investasi dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut (Arsyad, 2005:240-252):
I di mana:
= k x !:lY
(2.15)
25
(A Y: Y) = g atau !!..Y = g x Y
(2.16)
sehingga formula (2.16) tersebut dapat ditulis dalam bcn~:
I = I.: x g x Y
(2.17)
di maria: I = invcstasi riil yang dibutuhlcan (rupiah). k > lCOR g - tingkat pertumbuhan ekonomi (%)
Y
=
PORA riil aiau PDRB atas dasar harga konsian tahun tcrtcnru
Kebutuhan invcstasi
yang dihasilkan oleh formula (2.17) di atas
rnerupakan kebmuban invesiasi rill berdasarkan hafl!ll konstan tahun tenentu. Jika ingln mendapatkan keburuhan invcstasi nominal berdasarkan liarga yang berlaku, rnaka digunakan indeks harga implisit (JHn. Mcnurut Saleh ( 1999:22Y). anyka indeks dapat digunakan untulc nu:ngctahui sampai scherapa besar leju inllasi yang terjadi dari wakm kc wllktli.
Fonnula yang digllnBlcan untuk menghnuns
kebuluhan investasi nominal llllalah stbagai berikut: In "' k x g x PDR.ll riil x IHI
(2.1 l!)
scdangkan:
PDRB nominal
IHI "'
PIJRD riil9
x
JOOo/o
di mana: l0
= invcstasi nominal.
lH! = lndeks harga implisil. PDR.l:l nominal= PDRB bcrdasarkan harga berlaku. PDRD riil = PDRB bcrdasarkan barge konstan.
(2.19)
26
2.3.4 Analisis sllifNhanArsyad (2005: 139-140) menyatakan bahwa analisis shift share merupakan salah satu teknik yang digunakan urrtuk menganalisis perubahan stmktur ekonomi
dacrah dibandingkan dengan pcrckonomian decrah atasannya (daerah acuan ). Pendapat
lain mcnycbutkan
bahwu analisis shifi share adalah analisis
untuk
rneuggambarkau perbandingen laju pcrtumbuhan bcrbaga] sektor di daerah dengan
laju pernunbuhan scktor yang sama di daerah acuan, Analisis ini dupat
mcnguraikan penyebab pcruhahan alas beberapa sektor di
suatu
wilayah tctapi
dalam kaitannya dengan ckonomi wilayah dari sam kuTI111 waktu ke k.urun waktu lainnya (Tarigan, 2006:S5).
Widooo (2006: 112-113) menyatakan bahwa amdisis shift share t.ergolung dalam reknik kuantitatif dengan menggUrulkan tiga informasi dasar yang hcrhubungan satu sama Jain yaitn: pertama. penumbuhan ekonomi refcrensi (daerah acuan), dalarn hal ini bisa proviJisi/nasional (nalimwl .
growth e.f/ect), yang menunjukkan bagaimana pengaruh pertwnbuhan ekonomi propinsi/nasional (dacrah acuan)
terhadap perekonomian
daerah. Kedua.
pcrgeseran proporsionel (proportional shift) yang menunjukkan perubahan rclatif kincrja suatu sektor di daerah tcrtentu terhadap sektor ·yang sama di daerah r~forensi (daerah ecuan) provimi/nasional
atau dacnlh acuen. Pcrgesernn
proporsional (pmportiunul shift) discbur juga pcngamh bauran sektor (.fektor-mix)
atau composition .fhift. Pcngukuran ini memunj!ldnkan kita uutul. mengetahui apakah pcrekonomiau daerah terkonsentrasi pada scktor-sektor yang tumhuh lcbih
cepat dibandingkan pcrclronomian daerah scuan, K£1ifra, pergeseran diferensial
27
(differenJial sh!ft) yang mcmherikan i11formasi dalam rneecrsukan seberapa .iaub daya saing sektor daerah (lokal) dengan perekonnmian yang dijadikan rcfcrensi
(daerah acuen). Jika pergescran diferensi.al dari suetu sektor adalah positif, maka sektor tcrscbut rclarif lebih tinggi daya saingnya dibandingkan scktor yang sarna pada pcrekonomian yang dijadikan refE:rerl:1i (daerah acuan). Pergesersn difcrensial ini disebutjuga pengaruh keunggulan kompetitif, 2.3.4.1 Allldisi;i s/Ji(f-SfttUe ~
Shift-share 1;.lasik. dipcrgunakan
untuk
melibat sckror yang mcmiliki dilihal dari kompcncn kcunggulen kompctitifnya (Cij]. Menurut Widodo (2006: 113
J behwa fomrula
yang diguuakan untuk analisis
shifi share ini adalah sebagai bcrikut, I. IJampak riil pertumbuhan ekonomi dacrahj;
D,i - N,1 + M,, + r., atau D~ ~ ~" - E.
{2.20)
2. Darnpak riil pcetumbohsn PORR daerah aGUa11 n;
3. Pengaruh pertumbuhan PDRB refercasi (dacrah acuan);
N~ ~ E,J x '•
(2.21)
4. Pergeseran proporsional (proportionol shift) atau pengaruh bauran sektor;
My ~ E,1 (r.. - r, )
(2.22)
5. Pengaruh k.euuggulan kompctitif; C11 = E.9 (r;, - r,0)
di rnana: Dij ~ perubahan nyata PDRB scktor i di Provinsi NAD
Nii = komponen pertumbuhlln sektor i di Pruvi.nsi NAO
Mij = komponen b'<wrdll industri sektor i di Provinsi NAD
(
2.23)
28
Cij = komponen keuaggulan kompctitif sclctor i di Provinsi NAD E,J = PDRB di sektor i daerah j pada iahun awal; E"' •i= ?DRB di sektor i dacrah j pada tahun akhir: F...-. = PDRR di sektor i daerah acuan n pada tahun awal: i:-.*,. = PDR l:l di scktor i doorab acuan n pada tahun akhir; En = total POB aJLqional tahun awal; r,,
- r .aju pertumbuhan sektor i di daersh
i:
r,. = r .sju pcrturnbuhan sektor i di daeran acuan n; rn
= Laju pertumbuhan
2.3.4.2
PDRB dacrah acuan n.
A!!allsis sl!ill~l!qre Modi[dc@i Esf.qk1111-Maraullla• Alat
analisis ini digunal:an untuk melihat sclctor yang memillki kcmampuan spesitllisaAi. Kemampuan spcsiahsas! (Eij-E•ij) di hitung dengan 11K,~unak.ao foanula (SOCl)Ono.. 1993:47): 011
N,J + Mv + Cy+ c•ij + Afj
(2.24)
c•u "'t::• v (r,J • r.)
(2.25)
Aij = (Eij - E*ij) (rii • rin)
(2.26)
fl*ij "'Ej Ein
(2.27)
En di mane:
C*ij = ukuran kcunggulan atau kctidakunggulan k.ompetitifsektor i.
E*~i
- homotht:tic PDRB yang dihllr"))kan, merupakan pendapatan atau
nilai tambeh yang di capai sektor i. Aij
=
sebagai bagian dari pengaruh (keunggulen) tingkat spcsialisasi di
scktor i.
29
1.J.S AMli£is h>c'1tio11 guotitnt {l.OJ
Bendavid (1991} mengemukakan bahwa untuk mcncntukllfl basis ekonomi suatu pcrckonomian wilayah dapat digurakan analisis location quotient (LQ) (lihat Arsyad, 2005:141).
Tarigan (2006:82) mendefinisikan
location quotient (LQ)
sebagai suatu perbandingan tentang bcsernya peranan suatu scktor di suatu daerah
terhadap bcsarnya pcranan sektor tersebut sccara nasionalzdacreh acuan di otasnya. Analisis location Quotie'11 (LQ) adalah merupakan
alat analisis yang
berusaha untuk mcngukur konsentrasi dari suatu kcgiatan (i.udustri) dalam suatu
daerah dcngan cara membandingkan peranannya dalam perekonemian dacreh itu dengan pcranan kegiatan atau industri stjenis dalam µcn:konomian regional atau nasional. Untuk mengliitung location quotient (I..(}), menurut T!lrigao (2006:82)
digunakan formula sebagai berikut. LQ = Xij(PDRBj
,.
( 2.2H)
Xin/PDBn dimana: LQ
= scktor basis (keungguhm kompetitit) di Provinsi NAD
Xij
· nilai tambeh sektor i di Provinsi NAO
PORDj = PIJRll Provinsi NAD
Xin
- nilai tsmbah sckior i tingkat nasional
PD.IIBn = PDB scktor i tingkat nasional
Asumsi utama dalam anahsis LQ adalah bahwa semua penduduk. di setiap
daerah mempunyai pola pennintaan yang sama dengM pola pennintaan pada ungkar daerah reterensi (pol.a pcngeluaran secara geogl':lfis ada1ah sama),
30
produktivitas tenaga kerja adalah sama dan setiap industri rnenghasilkan barang yang sarna (homogcn)
pada setiap sektor
(Arsyad, 2005: 142). Berdasarkan
formulasi yang ditunjukkan peda persamaan (2.28). menurut Bendavid- Val (1991 }. maka ada tiga kemungkinan nilai LQ yang dapat ditcmukan, yaitu (Iihat Widodo. 2006:117).
l. Nilai LQ suatu sektor >I, berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor tcrtcntu di tingkat daerah !cbih besar dari sektor yang sama di tingka; nasional. 2. Nilai LQ sualu scktor
sama di tiogkat nasional,
3. Nilai LQ suatu sektor =1, bcracti bahwa tingkat spesialisasi sektor tertentu pada
tingkat daerah sama dengan sektor yang sama pada tingkat nasional, Dalain kaitannya dcogan pembahasan yang dilakukan, bila nilai LQ> 1 maka sela:or/subsektor terscbut mcrupakm sektonsubsektor unggulan di daerah
dan porcnsial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian daersh. Apabi!a Tri lai
1.Q< l ,
berarti
seldorlsubsektor tersebut bukan mcrupakan
sektor/subsektor unggulan dan lrurang potensial untuk dikembangkan
penggerak perekonomiaa daerah.
sebagai
BABUI ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
3.1 Cara PenelitillD
3.1.1 Data dan sumber data Datu yang dipergunakan dalam penehuan im adalah data sekunder dalam bcntuk runtut waktu (time series) mulai tahun 2000 sampai dcngan tahun 2007.
Adapun data yang dikumpulkan adalah sebagai berilrut. l. PORR Provinsi Nanggroc Acch Darussalam {NAD) tahun 2000-2007. 2. Realisasi lnvestasi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2002-2007. Sumber
data dalam penclitian ini diperoleh dari beberapa
instansi
pemerintah antara lain adalah. 1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 2. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 3. Bank Indonesia Prnvinsi Nanggroe Acdi Darussalam, 4. Baden Investasi dan Promosi Provins! Nanggroe Aceh Darussalam. 3.1.2 Tekn.i.k pengi1mp11lan data Data dan mformasi yang berhubungan dcngan penelitian ini, diperoleh deugan cara.
I. Penehtian kepustakaan (library research) dcngan cara mernpelajari berbagai literatur serta tulisan-tulisan yang berhebungan dengan masalah yang diteliti.
31
]2
2. Studi dokumenter untuk memperolch dam sekunder yang diperlukan dengan menggalinya pada bidang-brdang mstansi tcrkait yang berhubungan dengan rnasalah pcnelinan. 3.1.3 Definisi operasional
Dalam peneliuan 111i, vanabel-variabcl yang digunakan adalah. I. Produk Domestik Regional Rmto (PORB} atau (Y) yaitu nilai seluruh produk
harang don jasa. 2. Permmbuhan ekonorni adalah suatu proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, 3. Investasi adalah permintaan barang dan jasa unruk meneiptakan atau menambah kapasitas produksi atau pcndapatan di masa mendatang, Investasi pemerintah
daerah
adaluh besarnya realisasi
pcngcluaran
pembangunan,
Invcstasi swasta adalah investasi yang dilakukan oleh para pelaku ckonomi
dalam negeri maupun asmg, baik PMA, PMDN maupun masyerakat. 4. ICOll adaleh angka yang menunjukkan pcrbandingan antara bcsarnya perubahan kupital (invcstasi} dengan nilai perubahan 0111p11t (.0. PDRB).
5. Sektor ekonorni adalah sektor menurut lapangan usaha yang ada dalam PDRR. yaitu: (I) sextor pcrtaman, peternakan, kehutanan dan perikanan, (2) sektor
pertambangan dau pcnggalian, (3) sektor industri pengolahan, (4) sektor listrik,
gai; dan
air bersih,
(5) sektor
kostruksi/bangunan,
(6)
sektor
perdagangan, hotel dan restoran, (7) ~ektor pengangkutan dan komunikasi, (8) scktor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan (9} sektor jasa-jasa.
6. Sektor unggulan adalah sektor yang rnemiliki peranan lehih besar dalam perekonomian Provinsi Nanggroc Aceh Darussalam dibandingkan
dengan
33
peranan sektor yang sama pada tingkat nasional selama kurun wakru tahun
2000-200 7.
:.t 1.4 Permasalaban
dan ktndala penelitilln
Pcnnasalahun dan kendala yang dihadapi selama melakukan penehtian ini adalah kesulitun mcmperoleh data investasi yang bersumber dari pcmerintah,
terutarna invcstasi yang bersumber dari daaa Al'BNIBLN dan d:ma dekonsentrasi. Kendala Jain adalah tidak leogkapnya data kredit perbankan dari Bank Indonesia Pmvinsi Nanggroe Acch Darussalam,
3.2 1'eskrll>si Obyek Penclttlan 3.2.l Qambaran umum wiJayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam merupakan bagian paling Bara! keputauan Nusantara dengan tnas area 51365,57 km2 dan peadutluk berjumlah 4.031.600 jiwa, dcngan kepadatan penduduk mencapai 68,90 jiwa/km". Di bagian tengah
Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam
terbent.ang pegunungan Bukit
Bnrisan. Secara edrmnisrranf scjak tabun 2002 Provins] NAO kabupaten, 5 kota, 257 kecamatan, 693 mukim,
terdiri dari 18
112 kelurahan dan 6.219 desa,
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam cukup strategis karena lctaknyn berada pada jalur perdagangan dunia, Salah satn kota di NAD yllug memiliki kcistimewean
adalah Kola Sabang yang berada di l'ulau Weh, yang merupakan daerah Indonesia paling Baral. Pulau ini terletak di ujung pulau Sumatcra dan merupakan zona ekonomi bebas,
34
3.2.2 Sumbcr dava ala111 Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam mencakup areal seluas 57.365,57 km2, termasuk 119 pulau besar dan kecil yang tersebar di sekitar perairan Sclat Mataka dan Samudra Indonesia. Dataran tmgginya menu liki 35 gunung berapi
yang iuasih aktif dan bcrmulanya 73 hulu sungai yang berrnuarn ke Selat Malaka dan Samudra Indonesia. Kawasan provinsi Nanggroe Aceh Darussalam terdiri
dari hutan: 4.447.900 Ha, lahan pertanian: oKi.630 Ha, perkebunan besar: 197.560 Ha, perkebunan rakyat: 141.4l!O Ha, perikanan darat: 16.410 Ha, padang
rumput: 32.660 Ila. danau, sungar 79.870 Ha, kota dan kampung: 87.050 Ha. K.ond~si alam daerah Acch yang domirum adalah huu111 tropis basah, lereng-lereng
dan gunung merapi. Uunung merapi yang semi aktif dan ditumbuhi dengan hutan leoat banyak terdapat sumber air pana.• dan danau, serta hutan itu sendiri mcrupakan habitat ynng bmk bagi scjumlah binatang dan rumbuhan langka yang masih bersisa,
Kekhasan lain yang rcrdapat di daerah ini antara lain di mana banyak terdapat aneka ragam huah-buahan
seperti mangga, durian, rambutan, langsat,
manggis, dan lain-lain. Di sarnping itu, Aceh JUga terkenal dengan masakan
khasnya yang terdiri dari kart kambing, kcpiting besnr, udang besar, cumi-cumi, kerang, telur penyu dan ancka ragam hasil laut dan pertanian Jainnya. Berdasarkan data terdahulu, potensi sumber daya alam yang ada dan dapar dilihat
berbasis kepada kemampuan sumber daya alam menggerakkan
pcrckonomian,
Walaupun sampai salll ini belum seluruh potensi terscbut dapat
rergarap karena adanya konflik yllllg berkepanjaugan dan juga beberapa kawasan
35
yang mengalami kerusakan akibat gcmpa dan tsunami, narnun poiensi tersebut tetap mernpakan
sset yang dapat dioptimalkan.
Berikut data kawasan yang
memihki potenRi ckonorm berdasarkan peta potensi kawasan yang tlimiliki: Pcrkebunan. Potcnsi sub-scktor perkebunan scperti terlihat oalam gambar 3.1 yang tcrdiri berbagai komoditi unggulan. Komodili tersebut terdiri dari. a. Pcrkcbunan kclapa, kakao di Sabang
: S,7j)O ha,
b, Perkcbunan kclepa dan kcmiri di Aceh Besur
: 18,140 ha.
c, Pi;rkebunan kakao di Pidie
: 17,170ha.
d.
: 12.160 ha.
Perkcbunan kepi di Pidic
e. Perkehunan kclapa sawit di Aceh Utara
: 1,920 JiR.
f Perkebunen kelapa di Aceh Vtara
: 35,180 ha.
g. Perkcbunan pinang dt Aceh Utara
: 13,SSO ha.
h. Perkcbunan kepi di Aceh Utara
: 68,680ha.
1,
Perkebunan tebu di Aceh Tengah
: 2,640 ha.
J.
Perkebunan sawit di Aceh Timur
: 68,04-0 h.a.
k. Perkebunan karet di Acch Timur
: 55,450ba.
I. Perkehunan sawn, karet di Aceh Selatan
: 50,250ba.
m. Perkebunan kernin, kopi di Aceh Tcnggara
: 22,420ha.
Oembar potensi ekonorni wilayah kabupaten/kota di Provinsi Nanggroc Aceh Darussalam dapat dilihat pada garn bar 3. I berikut ini.
36
.
--
iii ·-·
I
..
, ",.-
··. ~ .
;::ea
--~Gnmbnr3.1
Potensi sub-sektor Perkcbunan di Provinsr Nang.groc Acch Darussalam. 2. K.awasan pariwisa1a. Potenst sub-sektor pariwisera juga beragam yang terdiri berbagai daerah wisata pantai dan pengunungan. Daerah wisata terscbut
terdiri dari. a.
Wisata alam: Danan Laut Tawar (5470 Ha) di Aceh Tcngah d1111 Danau /\ neuk Laot (75 Ha} di Sabang,
b. Wisata pantai, Lhok ~ga. Kt. Raya, Ulbeo 1.heu.
c. \Visata budaya dan sejarah; sekitar Banda Aceh dan Aceh Baral. d. Wisata Alam dan penelitian: Kawasan Teman Nasional. e.
Gunung Leuser : +825.000 Ha.
f. Wisata Berburu: taman buru Isaq Linge : +80.000 Ha beradu di kawasan hutsn lrndung Acch Tcugah,
g, Wisata bahari di Pulau Rubia, l'.Sirneulu dan Pulau banyak. h.
Hutan Wisata Seulawah dun Iboh, Gunung Gcurute. 3. K.awasan l'ertambangan.
Potensi pertambangan
juga beragam yang
tcrdiri dan. a. Tambang omas di Sigli (562,560 Ha). b. Tambang emas di Meulaboh (316,900 Ha). c, Tambang emas di Tutur (264,820 Hu). d. Tambang emas di Aceh Tengoh (587.060 Ha). c.
Tambang emas di Aeeh Besar ( 25,000 Ha}.
f
Tambang batubara di :vieulaboh ( 92,220 Ha).
11· Tambang batubara di 'l'apak Tuan ( 4,030 Ha). h. Tambang batuhara di Aceh Selatan ( 50.250 Ha). 3.3 brkembangap dan HubungllD Ap!arvar!abd yan& Plamali 3.3.t Pert111nbuban ek1momi
Pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran kinena perckonornian suaru daerah. Pendekaran pengukuran perturnbuhan ekonomi dilakukan berdasarkan Produk Domcstik Regional Brute (PDRB) dengan harga konstan tahun dasar 2000, dalam menghitung pertumbuhan ekonomi. Pada peneht.an ini dilakukan metode sederhana, yaitu dengan roengukur lnju pcrrumbuhan ekonomi per tahun selama periode tahun 2000 sampei deng;in tahun 2007. Pertumbuhan ekonomi daa distribusi mssing-masing scktor di Provinsi Nanggroe Aoeh Darussnlom selama
kurun waktu lahun tersebut disajikan pada Tabet 3. l berikut ini.
38
Tabcl 3.1 Pertumbuhan dan Distnbusi Masing-masing Sektor PDRB
Provinsi NAO Alas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Tahun 2000-2007 (dalam milyar rupiah) Sekior
No
Rsta-rata Pcrsentese
Tahun 2000
20~7
Vi>:ru1-nhuhn11
1)1stribus1
1
Pertams», nctcmaksn, kchotanan dsn oenkanan
7.454.82
8 263 54
1.54
20.37
2
Pcnambanean dan oenezahan
It !2~.)
Indusu] v--ul(.vlulnu1
6.496.87
-0.08 _, 75
2H 00
J
9 243 66 4 49().35
4
1.i~tnk.
Koo•truk•i.-'han•unan Perdagangan, hocel dan restoran
1.748 26
10 16 5 21)
0 16
5
8289 2 147 87
4.288 18
s 665.19
4.15
13.53
""'"'llll•lwWIWm kom•J!UkASt
1.331.67
2.137.06
7 11
452
8 KtJua.tlgan., pcrscwean da.nJt.Sa nerusahnnn ..
2)206
522.55
12.9K
1.21
206211.
~.485.00
IS.9R
11 61
)5,883.11
,l~,038 11
147
100,00
6 7
9
!(ttV
43.64
d~ tor b1.~1h
J0.<11•1....
P 0 K 1:1 (NAO)
16 30 4
23
Palla Tabel 3.1, terlihat bahwa PDRB Prnvinsi NAO alas dasar harga
konstnn 2000 selama kurun waktu tahun 2000 sampai tabun 2007 menurut lapangan 11$nhn, pade tahun 2000 sebesar Rp35.883,ll
milyar dan pada tahun
2007 meuingkat rnenjadi Rp33.038,l J milyar, PDRB Provinsi NAO yang tercndah sebesar Rp32.565, 77 milyer pada tahon 2002 dan tertiuggi pada tahun 2003, yaitu sebesar Rp44.672,68 mi\yar, tetapi pada tahun 2004 rnengalami penurunan mcnjadi Rp40.382,J6
milyar akibat terjadinya gempa bumi dan
tsunami di akhir tahun 2004. dao pada tahun 20()5 makm mengalami pcnurunan menjadi Rp36.284,28 milyar akibat luluh lantaknya scbagian kawasan di Provinsi
NAD di mana proses rckonstruksi dan rehabilitas belum terealisasi, Hal ini disojiknn pada Gambar 3.2 berikut ini,
39
PDRB
4C.,OOO
oo
4-0,000 00 ~"'i,()00.00 30,000 00
.t:..,vul'J
oo
70,000 00 l':> 000 00 10,()00 00
s.ucu oo 2000
2001
2002
2003
.1004
lDDS
20C6
2007
Gambar32
Pl:Ckt:111b;m1;a11 PDRB Provinsi NAO ADHK 2000, 2000-2007 (dalam milyar rupiah)
Perturnbuhan PDRB
Provinsi NAD selama kurun 2000-2007 rnengalami
peningkatan rata-raca sebcsar 1,47 persea per tahun. Konfl ik- bersenjata clan tidak stahilnya kondisi politik yang begitu lama ternyata telah berpengaruh sigmfikan
terhadap laju pertumbuhan ekonorru daerab. Terhentinya beberapa mesin ekonomi Provinsi i\AD seperti PT. Pupuk lskandar Muda, 1'1'. Pupuk Asean Fertilizer, PT. Kcrtas Kraft Aceh dan PT. HumpussAroma.tile yang tidak lagi berproduksi selama kurun waktu 2003-2004. Kondisi ini dipcrburul: rerjadinya gernpa bumi dan
tsunami pada tahun 2004. Apabila ili lihal Inn (kecenderunganj pertumbuhan PDRB NAD
as.oo
/
2a.oo ~
.i .6 ~
... . .)
···- ... ··
lS.00 1000 500 0.00
~ -s.oo
LOO~
·
· · ~003
- ·
-10.00
-,
-15.00
Gambar3.3
Pertumbuhan PDRB Provinsi NAD
ADHK 2000, 2000-2007
2007
4()
Sektor yang mengalami permmbuhan paling tiawi adalah sektor jasa-jasa
sebesar 15,98 persen, diikuti sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 12,98 persen dan sektor hstnk, gas dan air bersih sebesar 10,16 pcrscn, Scmcntara itu, sektor yang mengalami kontraksi pertumbuhan industri pengolahan
adalah sektor
sebesar -3,75 dan sektor pertambangan dan penggslian
sebesar 0.08 persen disebahkan terhenrinya operasional pabrik-pabnk pengolahan minyak dan gas di Lhokseemawc. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.4 berikut.
1··2o·c;r, ·
------·---·
~ lS 0()
j .;;
1000
1
000
E
s oo
Gambar3.4
Perturnbuhan Rata-rata Sektor Ekooomi pada PDRB Provinsi NAD ADHK 20-00, 2000-2007 Sektur yang mendominasi perekonomian Provinsi NAO selama kurun waktu 2000 sampai 2007 adalah sektor pcrtambangan dan penggalian dengan kontribusi hampir sepertiga dari total penerimaan PDRB, yaitu sebesar 2R persen.
pada tahun 2000 sebesar KpJ2.225.,50 milyar yang kemudian turun menjadi Rp9.234,66 milyar pada tahun 2007. Hal iru diseoabkan karena terjadinya pcnurunan pads lifting dan produksi migns seoagai akibat dari berkurangnya cadangan dan produksi secara srgmfikan. Konflik berscnjata dan tidak stabilnya
kondisi keamanan pada gilirannya
juga
berpengaruh terhadap
sektor
pertambangan dan pcnggalian. Sektor pertarnan, peternakan, kehutanan clan perikanan merupakan penyumbang PDRll terbesar kcdua dcngan komribusi sebesar 20,37 persen dan diikuti deogan sektor mdvstn pengolahan dengan
41
kontrihusi sebesar l 6,30 persen, sedangkan scstor keuangan, persewaan clan jasa perusahaan merupakan sektoe dengaa kontnbusi terkecil hanya 1,21 persen. Untuk me!ihat lebih jeles kontribusi sclctor terhadap PORD Provmsi NAO sclama tahun 2000 sampai 2007, daput dilihat pada Gambar 3.5 di bawah ini.
-----------······· l ~l°'> Js.~re:. 4.S2'!6
4,18~~
Oambar3.S
Kontribusi Rara-rata Sektor Ekonomi terhadap PDRB Prnvinsi NAO ADHK2000, 2000-2007 3 .3.2 re rkembangan in ··estasi Invcstasi di Provinsi NAD bersumbcr
dari investasi pernerintah
dan
swasta, Investasi petuerintah tercermin pada bclanja pembangunan yang tcrtuang dalam
APBO Kabupaten'Kota,
APBN.'BLN, DAK dan penerimaan
lainnya
selama tahun 2002 sarnpai dcngan tahun 2007, sedangkan investasi swasta bcrasal dari PMA, PJl.IDN maupun kredit pcrt>ankan berupa krcdit unruk invesrasi. Pcrkembangan investasi di Provinsi NAD selama kurun waktu tujuh tahun (20022007) dapat dilihat pada Tabel 3.2 benkut ini. Tabel 3.2 Perkernbangan Realisasi lnvestasi Rill di Ptovinsi NAD, 2002-2007 {dalam Milyar Rupiah)
Investasi (Milyar Rupiah) Tahun Sumber 2002
Rata-rata Pcrtumbuhan
("!&) -6.28
Distribusi (%)
Pemerintah
'
l,216.93
2007 1,144.98
Swasta
I
3,539.86
18,398.09
80.76
90.28
4,'156.79
19,543.07
75.66
100.00
Total
9.72
42
Pada Tabcl 3.2 dapat dilihat perkembangan invcstasi di Provinsi NAD, di rnana pada tahun 2002 terlihat investasi rirl tercapai sebesar Rp4.756,79 milyar Jan meningkat rnenjadi Rp 19.54'.l,07 pada talmn 2007, atau rata-rata meniagkat 75,66 persen per tahuo. Investasi pengclueran pembangunan,
im
berasal dari investasi PMA/PMDN dan
Kornposisi antara investasi
swasta dan mvestasi
pemerintah sclama kunm waktu tahun 2()1J2 sarnpai tahun 2007 dnpat dilihat pada bcrikut
3.2
Gambar
..·--·
,...----··
·-·- ·---·-·····-·
-
ini.
-----
,,,_
ll,307."'6J
14,696 09
70...:.9
3.BSl 80 ",686.49 ~7.:..
,,
2002
2003
a
13.1'10
--·-··- -
H~
2004
-
17.7J.56S7~~
.......
200:;
..
.. .
114"·
. · --·· .....
." ;
l007
'.l .t'> Komposisi kontnbusi Investesi Pemerintah dan luvestasi Swasta
Pcrturnbuhan investasr di Proviasi NAO seperti terlihat pada Gambar 3.6 mengalami fluktua.si. Pada tohun 2003 mcngalami pertumbuhan yang relatif tinggi sebesar It, 71 persen, namun pada tshun 2004 terjadi penurunan yang tajam sebesar -33,75 persen dan makin drastis menurun seoesar -171.11 persen pada tahun 2005. Tcrjadinya penurunan tingkat investasi di Provinsi NAD dari tahun 2003 hingga tahun 2005 diseoabkan tidak stahilnya situasi politik, ekonomi, keamanan yang kurang kondusif dan diperparah dcngan tcrjadinya gempa bumi dan tsunami pada akhir 2004. l'ertumbuhan investasi per tahun di Provinsi NAD selama tahun 2002 sampai dengan tahun 2007. seperti terlihat pada Gambar 3.7
berikut ini.
43
(
Pertumbuhen{0·i) ·· ·- ··· -·-----···
i . _22 I?
2006
20C:3
i007
I
I
..
\
-.
--
·--·--'
Gaml>ar3.7 Grafik Pertumbuhan lnvestasi di Provinsi NAD. 2003-2007 (dalam perseu) Proporsi kontribusi antara investasi pemerintal; dan investasi swasta terhadap total investasi di Provinsi NAO selama kurun wakui tahun 2002-2007,
adalah investasi pemerintsh berkontribusi 11 persen dan mvestasi swasta 89 persen, Untuk lebih jelasnya disajikan dalam Gambar 3.l! bcriJcut ini.
Gambar3.8 Proporsi kontribusi investasi pemenntah dan swasta di Provinsi NAU 2002-2007 (dalam pcrsen)
Data yaug diperuleh dalarn peneliuan ini dienalisis dengaa menggunakan pcndekatan kuantitatif yang disesuaikan deogan alat analisis yang digunakan. Secara garis besar analisis yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari dua tahapan. Pertama, tahapan untuk menghitung kebutuhan investa~i baik secara
total
rnaupun scktoral
guna
meoeapai
pertumbuhan
ekonomi
yang
44
ditargetkan/diproyekstkan dengan mengggunakan alat analisis proyeksi PDRB, perhitungan ICOR dan perhuungan kebutuhan investasi, Kedua, tahapan untuk mengsdentifikasi sektor ekonomi unggulan dengan mcnggunakan alat analisis shift-share
Klasik, shijl-share
Modifikasi
Estaban
Marqu1/las
dun locauon
qoutient (LQ).
3.4. l T .aju pertmnbuhan ekonBmi dan. proyeksi PnRR Pro'YinsiNAD Untuk rnernperoleh angka proyeksi PDRB, maka terlebih dahulu dihitung tingkat pcrtumbuban ckonomi rsta-rata pa- tahun.
Berdasarkan data PDRB
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam lahun 2000-2007 maka pertumbuhan ckonomi rata-rata dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut. Gr > gl + Lt2 + ... + gn n
Apabila tingkat pertumbuhan rata-rata telah diketahui, maka proyeksi PDRB dapat dihitung. Proyeksi PDRB dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut (Widodo. 1990:38). PDRBn = PDRB.) ( I + g )"1 di mana; PDRB. = PDRB atas dasar harga konstan pada tahun akhir penode ke-n l'LJK l::!o = l:'UK atas dasar harga konstan pada tahun awal periode g
= laju pertumbuhan ckonomi rata-rata
n
= j umlah tahun
Dari perhitungan, diperoleh laju pertumbuhan ekonomi rata-rata Provinsi NAD dari tahun 2000 sarnpai dengan tahun 2007 adalah sebesar 1,47 person per tahun, Dari lajn pcrtumbuhan
1,47 persen tcrsebut, angka pruyeksi pertumbnhan
ckonomi pada tahun 2008 sampai tahun 2013 diasumsikan sama. Pertumbuhan
45
ckonomi rata-rata scbcssr 1,47 persen per tabun tersebut jauh leb.t.h rendah apabilu
dibandingkan dengan pertumbuhan ckononn rata-rata nasional selama kurun waktu yllJlg sama. yaitu sebesar 5,57 persen. Adapun hasil proyeksi PDRB atas dasar harga koustan tahun 2000 untuk periode tahun 2008 sampe tahun 2013 di Provinsi ~AD disajikan paJu Tabet 3.3. Tabel 3.3 Proyeksi PDRB Provinsi NAD, 2008-2013 No
Lapo.1'••
u.w
Pen11m '911l111n (t'.,)
2'lOS
2009
2010
2011
2012
2013
1 l4
8.390 41
8.~1924
8.6$003
t.7$2.84
ij,917 69
~.054 61
--0 0$
9,23S 98
~.21831
9,220.65
9.212 99
Y,20S.34
9.11>7<19
.315
,_4..}21 77
•.13951
··-- !1082
4,00) J$
~.s;3os
3,70S ;?
3,569 16
1344S
J4S.JS
Pt:rtll.N~, pef'CnWkWI,
I
2
kchuuun rnbonJ!lln ~Ott\.QJill\
~°"
i><"K"lohun -- > . lndu•ln I ,i,;c:ik, fQ.~ dan 4
s «
!tlT
l>•uih
Kon<11UkMl31l~unor.
Pl:lTU.~uson, h('lccl m.n
Tattin
Ill OK
10 (6
91 31
100.59
HO
2,2.SY.5.S
"l.Jn.os
2,)(Ml 6S
MJ0.68
2,7b7 46
Z.Yll.n
HS
s.•)()O.s 1
6,14S 60
6.400 ~7
c..6G6.74
6,'M3 66
7,232.08
? II
2,289.0C
2,4s1
ss
l,626.19
2,81295
3,(113.00
3,2:27.27
7H'7
->01 ga
1,086 72
7
™tun:in l'cn.z~uU'lr' d11n kon1t.1nlkL1.l
&
Keuangsn, pc.ncwaan dim 11.,a nen.ni.ih.aan
12 9'5
5911 H
667.00
'I
Ja.s•,Jl$1
1H3
6.361 28
l,.)77.56
S,SS6 19
9,92.1 ll
ll,SOS,44
13,)47 02
147
33,597.G2
'.l9,IS4.IS
:)9,739 61
40,l2J $2
<0,916 OJ
4l,S172J
.
r D ~ II
(NAO)
Hasil perhitungan pada Tebcl 3.3,
8SI 3S
menunjukkan bahwa dcngan
pertumbunan elconomi rata-rata sebesar 1,47 persen, diperoleh pmyeksi PORR scbesar Rp38.597,07 milyar pada tahun 2008, kemudian pada tahun 2009 sebesar Rp39. l64,l5 milyar, proyeksi PDRB tahun 2010 sebesar Rp39.739,61 milyar, .ahun 2011
sebcsar Rp40.323,S2 milyar, tahun 2012 sebcsar Rp40,9 J 6,01 milyar
dan pada tahuu 2013 sebesar Rp41.S I i,21 milyar. Dalani RPJM Provinsi NAO 2007-2012, direacanakan laju perturnbuhan
ekonomi untuk tahun 2010 sebesar 5,0 persen, tahun 2011 sebesar 5,7 persen dan
46
tahun 2012 sebcsar 6,0 pascn. Dengan angka pcrtumbuhan proycksi
tcrscbut. maka
PDRB Provinsi NAD (ates desar harga konstan tahun 2000)
sebagaunana disajikan pada T11\ic::I 3.4 berikut ini. Tabel 3.4 Proyeksi PDRB Provinsi NAD
dengan Pertumbuhan Ekonomi versi RPJM Pmvinsi NAD, 2010-2012 T.Uuu
L.s,:ans.:i.o~
i;.
2011 '5,''!%)
!011 (6.~%)
8,987.79
9,500.10
10,070.lO
9,735.87 4,388.28
10,290.Sl
10,908.26
21110 (S,S'%) I
z
:
?at'"clCJHtn.
oerikwt.an
petemakan, kc:hutan:an. dan
Pt:rtil'Tlb1U1~11u Llwt pt:t1ggaliM
·--·
)
Jndu.iit:ripcn~"Olsh.un
~
L1stnk, aas d.,, air ben.ib
5
KC1nstrub1fbElngut1aJ\
6
f>tnlag:mgan, hotel da1 rcs:oran ..
1
Peng:in~kut.w l.lar.i kv«nuniJ:3gi
!
~
_
·--
M'tlang:an,pcrscwaan daa jasa
..-.. •sahaan J~sll-jas.1
P ORI) (NAO)
·-
4.916.72
106.13
4,638.42 112.18
2,507.'/8
2,650.73
2,8U9.I1
6,483.61 -2,586.68
. 6,853. l 7 2.734.12
7,264 36 -2,898.16
703.68
743.79
7&8.42
7,783.32
8,226.9?
8,720.59
41,318.18
43.673.31
46,293.71
118.91
Hasil perhitungan pada Tabet 3.4 Ji atas, menunjukkan bahwa proyeksi PDRB Provmsi NAD pada tahun 2010 dengen peruanbuhan ekonorni rata-rsra sebesar 5,50 persen per tahun adalah Rp41.318,71 milyar. Kemudian pada tahun 2011. jika pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 5,70 persen diperoleh proyeksi PDRB sebcsar Rp43.673,31 milyar, sedangkan jika pcrtumbuhan ekonomi ratarata scbesar 6,00 persen, diperoleh proyeksi PDRB sebesar Rp46.293,7 l milyar, 3.4.2 Analisis oerhlt1men
JOOR
Untuk rnenghitung keburuhan investasi, hares tcrlebih dahulu diketahui nilai ICOR. Perhitungan lCOR mengunakan formula sebagai berikut.
K lCOR, = --
y
= Y, - Y,_,
PDRB, - PDRB ,_,
47
di mena; I, ~ lnvestasi pada tahun
t
Y, = PURI:! s : output pada tahun t Y,.1 = PDHO
1•1:
0111put
Selanjutnya dilacukan
pada tahun t-1
pcrhnungan ICOR rata-rata. Dalam perhitungan
ICOR sclama n tahun, mlai JCOR rata-rata dapat dihitung dengan menggunukan formula sebagai benkut. klCOR
TCOR -
di mana: ICOR - jumlah ICOR selama periode t
n
.. jumluh lllhun penode pcngamutan
Perhiuingan ICOR im dilakukan baik secars secare sektoral dengan asumsi bahwa ICOR untuk tabun 2009 ssmpai 2013 kondisinya tidsk jauh berbeda dengan ICOR kurun waktu antera tahun 2002 sampai 2007. Hasil selengkapnya dopot dilihat pada Tabcl 3.5 borikut ini.
Tahcl 3.5 HILllil Perhitungan ICOR Provinsi NAO, 2000-2007 No l
>
Larangan U~ba fcrtaniwi, pdrnu1ltan. kciiura.nur.tl11n pmkanau
2
Pert:amhangan den pcoggl'hM
3
Jnc.h•~in~~ol:lhan
4
l•strik, ~"'don air l:
j
K<Wrs
6
PCJdagMg\:IJ\.hotel
7
Pengongltutol\ dBh kClmundco::it
8
Keuangan, persc:v:ui.1nJun j~~Q reru~ah&on
9
Jass-jasa
ICOR (Total)
T1m11 lnr.
0 Tatiull
5.54
I
-Y.5.62 -1.15
-0.08
i
)
5.58 10734.28 i 0.56 1.88 2.6:'-
S.81
IW1uta
t Talau11
l Tahun
4.45
7.67
5.89
-284.16
-192.01 -4.?R
-240.60 -J.011
1.36
0.64 6.39
-3.30 0.66 6.53 4.37 0.56 1.43 1.24
3.45
7.07
2.93 0 41
1.21 1.20 7.01
3580.52 0.51 1.53
1.69
S.43
48
Hasil perhitungan lCOR pada Tabet 3.5 memperlihatkan adanya perbedaan nilai lCOR unruk masmg-masing nilai time fag. Nilm rata-rata lCOR per sektor dcngan time lag 0 tahun adalah 5,Sl, time !al{ I iahun sebesar 3,45 dan untuk time lag 2 tahun scbesar 7,0 l. Sclama periode tahun 2002 sampai 2007 diperoleh hahwa ICOR 1otal Provinsi NAO,
mcnunjukkan angka yang
berfluktuasi, sehmgga dapat diamhil angka sccara rata-rata unruk membuar asnmsi kecenderungan ICOR tahun yang akan datang, Hal terscbut dimungkinkan karena IC:OR cenderung udak berpola, kadang-kadsng naik malahan jugs bisa turun (Socramo, 2000:45). Nilai ICOR rera-rata Provinsi !\AD sebcsar 5,43 kurang pnxluktif karena menurur Widodo (1990:28) nilai ICOK antara 3-4 dianggap memiliki produkiivnas investasi yang bark, Hal in! menunjukkan bahwa semakin tinggi mlal ICOR, maka [umlah invcstast yang diburuhkan akan scmakJn besar pula. demikian pula sehaliknya.
~ilai JCOR rata-rata dengan time lag I tahun scbesar 3,45 dianggap memrliki produktivuas investasi yang paling haik, karena memiliki arti bahwa untuk menaikkan output sebesar RpJ.000 tiap tahun, dibutuhkan penambahan investssi baru seoesar Rp3.450 arau dengan kata lain setiap pcnambahan output sebesar I unit memhutuhkan tambahan dana scbcsar 3 ,45 unit. Dalam ha! ini untuk sclanjutnya, ICOR yang digunakan adalah ICOR time lag I tahun, yaitu 3,45. 3.4.3 A11alisis kebutuhan investasi
Setelah ICOR diketahui, maka kebutuhun investasi dapat dthitung. Untuk menghitung kchumhan investasi dipergunakan formula sebagai berikut. !,
=
k x g x
Y1.1
49
di mana: ~ investasi yang dihutuhbln pada rahun t.
I, k
=
lCOR.
Y c-1 "'" PDRB pada tahun seoelumnya. Perhitungan
kebutuhan investasi dalam penelitian ini menggunakan
lCOR rata-rata per scktcr per tahun dengan tune lag I tahun, yairu sebesar 3.45. Di srunping •tu perlu dijelaskan bahwa JCOR pada kurun waktu tahun 2008-2013 tcrscbur diasumsikan tctap, walaupun scsungguhnya dari tahun ke tahun dapat mengslami perturnbuhan. Adapun hasil pcrhitungan proyeksi kebutuhan investasi
pada tahun 2008-2013 ilisajik.a.u pada Tabel 3.6 beri~ul nu. Tabel 3.6
Proycksi Kebutuhan lnvestasi Provinsi NAO KUK. lime lag I tahun, 2008-2013 (dal3!ll milyar rupiah) Nu
t .al)flf11•111V1ati•
Tr..huo lOOI
2009
2\llO
2011
2A)l2
2013
V)l•H.O
30)0080
30,766 ~J
31.2)8 .0
31,7S02
- --31,7$842 ~1.73~·)3
I
Paun1•"· paeniibn, keb,l('IW)n du t.aun
'2'8~'>4' ,,,
2?,3')1 .lS
1
?~"'ho".Pft d:an
Jl.W 13
31,13167
·-· .,1,XI 12_.
l
Jndu.stn J)CGt()J:i~n
14.910 11
1•;sc 31
13.111 S6
U.29)02
12,793 9S
ti.3136-0
4
U:o.ant. ,1:11.-.J,n 11rhcm;1h
JISOO
Wt-I
.lS2 JJ
421 18
~)%
Sl 1 12
s
Komtruk:s1·~a.DgJJ1iLll
~.200&2
i.,()1724
6
1.ns•, ..
P•ldatl:llGgNI, hql.el """ U'AH'Jlll
2<>.}56,,,
2l.:o2 l2
22.CUQO
1
PCl\glro~u("nd,.\n tomundam
U9?J~
HSUI
9.06036
a
K'1.uu•p.u. pm~w.,ilJ'ltlC'luJl1::sot
--·:salw~1
21)36 71
2..101 I~
9
J3S."\·J1'$€.
ll.9>16
~,.n
IV'ft
'*""")II
·-
Kebutuhan lnvestasi Tota!
-21.000 as 9P1HS
10.1)4"23
.lJ,9;s 61
lA.~SQ.68
JO.l~H;
11.IJ4 08
2.59982
9.704 ·~ 1.9}7 26
3.~18•?
3,74918
2S.•S2 SI
29.!18 86
34,2.~480
:i?,104 12
46.04?!2
IAJ16'.12
1J1,l01.'5
139.116.14
141,(611.ll
l43.,2}4.Jj
Hasil perhitungan pada Tubel 3.6 deegan nilai JCOR rata-rata scbesar 3,45 menunjukkan buhwa pro)'eksi kebutuhan
iavestasi untuk tahun 2008 adalah
sebesar Rpl33. 159,72 milyar, talnJn 20(;.9 sebesar Rpl35.116,32 2010 sebesar Rpl37.IOl,65
-
?,S47 '"'
..
rrnlyar, tahun
milyar, tahun 2011 sebesar Rpl39.lt6,14 milyar,
so
tahun 2012 sebesar Rp 141. 160,23 milyar dau tahun 2013 sebesar Rpl43.234,37 milyar,
Dari jumlah tersebut, proporsi antara jutnlsh kebutuhan investasi yang bersumber dan pemcrintah dan swasta dapat ditentukan berdasarkan proporsi k.ontribusinya sebesar I 0,52 persen bersumbcr dari pernerintah dan 89,48 persen. Jadi misalnya untuk tahun 201 O dengan jumlah kebutuhan invcstasi
sebesar
Rp 137.101.65 milyar, maka jumlah mvestasi pcmcrintah yang dibutuhkan adalah
Rpl 4.423,09 milyar sedangkan jumlah kcbutuhan
invcstasi
swasta adalah
Rp122.678.56 milyar. Untuk mengetahui kebutuhan
investasi nominal
adalah dengan cara
mengalikan kebutuhan investasi riil diatas dengan indeks harga implisit (!HI). Hasil perhiiungan proycksi kebutuhan mvestasi nominal Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam tahun 2008-2013 disajikan pada Tube! 3. 7 berikut ini. Tabet 3.7
Proyeksi Kebutuhan Investasi Nominal Provinsi NAD 200!!-2013 (Milyar Rupiah)
No l
lapangan Usa~a
Tahwl
k
20oY
20\()
2011
2011
WU
26
5.782,6-16 so
7.S41,'l2087
S,lP.S,760 6'
9,324,2EOSS
10,367,7'12 47
9.(i25,024 l 9
LO.SJ 1.624.60
3,877,~)6
•.0•6,'l'n 2C:
2008
Pc~•nt;:ift. ~ili:11n, ,,09'1,9S8
-nUl'l1t1
z
PH11omb;,JIP11.d:n
r,;il4,101 61.1
I .34'1,116 98
8;03',228 91
$,'1%,463 9'l
3
l:'llSll.\U'I(ICllgol&)BO
'.i,l-11,99j 00
3,311.620 08
~.4';0,410 70
.l.67l\,M'
(i(.,33},90
8•),(:«h40
96,"21 14
ni::••"-111111
• ~'" ~
L1~1nk,~' dal\
6 7 8
9
aa
ss
11~,S!:il76
140,612 3;
16?,636 ~
Kt1n~fn.\1aolionguroo"
1.612.nH9
1,S92$268
2,1 R0.246 89
2,51l,HS71
2,S9J,63l SI
3,3ll,MIS IR
llcrdag11n,pn.hotel dao
42tY.7t.3 09
4.b'll2,SS797
S.S80.741 02
6.365.3.IO OJ
1,260,2.12 •6
R.?R0.94500
1.M4.l61C 2.~
l,952,03902
2.289.'l03.S2
2,6SS.174 7'
J, 150,367 :4
J.695,318 29
429.203.•S
s;1,o.1623
657.017.?l
!1?.RRR09
J .005,734 75
1,244,324 94
4.624,7.IO 112
S,873,6<;jj 19
HS9.~6.4Q
9,474,497 04
12,033.127 44
15,282.?29 62
28,('60,636 98
31,180,7!4 IS
34.647.164 9S
38,.!00.45722
•2,781,430 ·~
47,5.18,421 40
ft:Sl<.1~111 Pu1po~kut:1n cS;1n kr111ro1t111ka~c
Ke""~n, pnirw:.t:a" Ui11 llllall Ln:lWll.lU1llll
Jas.a·JS~a Toql K~b11tu\at1 1....-ucMI Jllon.JDGI
51
Hasil perhitungan pada Tabel 3.i
bahwa proyeksi kebutuhan total
investast nominal untuk tahun 2008 a1falfil1 sebesar Rp28.0G0,64 trilyun, tahun 2009 sebcsarRp31.180.78
trilyun, tahun 2010 sebesar Rp34.647,86 trilyun, tahun
2011 sebcsar Rp38.500,46 tnlyun, tahun 2012 sebcsar Rp42.781,43 tnlyun dan
tahun 2013 sebesar Rp47.5:iX.42 trilyun. Pemerintah Provinsi NAD dalam RPJM 2007-2012 mentargetkan laju
pertumbuhan ekonomi 5,50 persen pada tahun 2010. pada tahun 2011 sebesar 5,70 persen dan psda tahun 2012 sebesar 6,00 persen. Dengan angka pertumbuhan tersebut, maka diperkirakan PDRB dan jurnlah investasi yang dibutubkan ak1111 lebih besar. Adapun proyeksi kebutuhan investasi 1111tuJ:: mencapai
target
perturnbuhan ekonomi terscbut sebagaimana disajilcan pada Tabel 3.8 berikut ini.
Tabel 3.8 Proyeksi Kebutuhan lnvestasi Provinsi NAU dcngan Pcrtumbuhan Ekonomi versi RPJM NAO, 2010-2012 No
I
Lapangan Usaha
Pertanien, peternakan, kchulanan dan
II
2
l'ertambangan dan pcnggalian
3
lndusln l"'Jl&OJ.11.,1
4
Listrik,
5
Tahun
101& (S,S'1.) 39,9115.67
2D11 (!i,7%) 42.275.45
2•12 (6,&o/o) 44,811.95
-2,766,544 82
-2,924,236 57
-14,481.32
-15,306.79
-16,22S. 18
70.05
74.04
78.48
Konstruksi;banGUJWl
16,375.80
17,309.27
18,347.80
6
PerdA&1ngAn,h(\ft;I dan rei;:mmn
28,333.38
29,948.35
11,745.25
~
Pengang}.utan dan komunikas; Keuangan, persewaan dim jasa
1,448.54
1.531.11
1,622.97
1,006.26
1,063.62
1.127.44
9,651.32
10,201.44
10,813.53
142,S47.i2
150,672.92
8 9
gl>S
dao air bersih
""""ahaan Jasa-Jasa I'olal l<~l>utultanlnveotasl
-J,099,691 16
1S9,71J.30
Dori ha>;il perhitungan pada Tabcl 3.8 dapat diasumsikan bahwa untuk memacu pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 sebesar 5,5 persen (atas dasar harga konstan tahun 2000) dibutuhkan mvestasi scbesar Rp\42.457,72
milyar.
52
Kemudian untuk memacu pcrmmbuban ekonorm pada lahun 2011 sebesar 5,7 persen dibutuhkan inves.asi scb=
Rpl 50.672,92 milyar dan untuk memacu
perturnbuhan ckonomi pada tahun 2012 sebesar 6,0 perseo dibutuhkan invcstasi sebesar Rp 159.713,30 milyar. Berdasarkan pcuclitian Suramo ('.!000:45) tentang !COR di rrovinsi DI Yogyakarte bahwa dan TCOR yang hcrfluktuasi dapat diamhil angka secara ratarata unrux mcmbuat asumsi kcccndenmgan ICOR tahun ynng Wean datang, Hal karcne ICOR ceaderung tidak berpola, kadang-kadang
tcrscbut dimungkinkan
naik malahan JUga hisa turun. IC'OR Provinsi NAD antara tahun 2002-21)07 menunjukkan angka yang berf!ukruasi. Dalarn ha! ini dapat dibuat skenario sebagai bcrikut: apabila ICOR nark 1,0 dari 3,45 mcnjadi 4,45, sedangkan pertwnbuhan ekonomi rata-rata adalah 1,47, maka hasilnya dapal dilihat pada Tabel 3.9 berikut mi. Tahel 3.9
Proyeksi Kcbutuban Investasi Provinsi NAD dengan ICOR 4,45; 2008-2013
NO l
Toh"'
L3P'tf..g.1D U~ba
Pe:rt\nia•'· ~cnn'an,
1diu1.amindan --t.
...
! •
l008
an
!Oto
2009
2011
. ..2012
20!3
4.;.121.73
46,42986
47.142.66
47,866 48
48,601.41
4-~,347 62
~
l'ti!1t.AmMnf;ind.1n ..._ ...... 11:••,.
~.336.09
5-0,294.29
50.252.54
50210 so
50,169.10
sa.12141
J
lndUSUl pcng.olsllan
~3.553 65
22,669.33
21,318 26
20,999.12
2(•,210.73
19.451.92
's
Lrstnk, S:31S d.n air bcn1h
~~22
603.91
665.34
732 92
807.42
12.95492
13.528.54
14.33721
15.0&2 66
15,866.97
32,1~7.78
33-493 52
34,884.74
36.333 73
37.842 95
39,414.84
12,4/5 27
J3rl(i1. 47
14.112 74
l 5,330 58
16,420 8~
17,588.62
3.'.!17..S2
3,63S JS
4,106.96
4,643 02
5,242.2$
5.922 62
l4,66&.98
4(;.207.70
46,631 ?;1
54,GS! 06
62.721.00
72.741 26
lll).353.76
lU,444.62
z 1 li,5341.87
ZI9,763.J8 221,'92.lS 2.26,163.79
• 1
3
•
..
Kon!'.trubt.b.mgun•n Pmlagang;m, ltUld J.oul rCSMan Pcn~k.u!21n c:tln
komv!'llkas1
KC113flJ3n. ~CWcW1tlWl
13~ l'let11Sahaan J
.,.01•1 Kcbutuh•• ln...~tA&I
.w'J.61 12,314
-
55
-
.
Dari Tabel 3. 9 di atas dapal dilihat proyeks] kebutuhan investasi Provinsi NAU dcngan ICOR rata-rata sehesar 4,45 dan perumbuhan ekonomi l ,47 persen untuk tahun 2009 adalah sebesar Rp213.444,62 milyar, untuk tahun 2010 adalah
sehesar Rp216.5~0.87 milyur, untuk tahun 2011 adalah sebesar Rp219.763,18 m.lyar, uutuk tahun 2012 adalah sebesar Rp222.992,25 milyar dan untuk tahun
2013 adalah scbcsar Rp Rp226.268, 79 milyar. Kemudian, jika dibuat skenario barn, di mana ICOR turun 1,0 dari 3,45 menjadi 2,45, sedangkan pertcmbuhan ckonomi rata-rata tetap 1,47 person, maka hasilnya dapat dilihat pada Tabcl 3.10 bcrikut ini.
Tabel 3.10 Proyeksi Kebutuhan Investasr Provmsi NAO dengan fCOR 2,45; 2008-2013
~(I
l.arongao Us:ibl PCIW)l
I
t•1raooc\ dao
T"""'1 2610
2012
2013
J(),76<> 03
31,23840
Jl.MJ767
w.~426a }0.,00AA ' 31,811 .24 I 31,784 82
31,758.42
31,73?. OJ
2008
2009
2R,946 91
29,391 ~3
.l 1,864 LJ
2011
2
-ittanan Pe.atambm,pndan ..- ....... all!n
3
100..."1 pcng
14,•)llJ 11
14,35CU1
ll,~l l S6
13.293.02
12,793.95
12.313.60
L:s:ul... ~ I.la all' bmJh
31502
347-'.l4
~82.33
421.18
463.%
51 l.12
KoosuuJus1obont....an
7,79545
&.200.~2
8,627.24
11,075 85
'1,54114
J0,044.23
t«»iang.lO. OO«i:r d:.m re.;(OfU Pe:r.g.tngkuta.ndaA
20,356.76
il.lll.l..>i
U,IJS~.00
2:1,00025
:H.95563
24,950.68
7.~117.l\l
S.4~K 81
9,06036
9,70468
I0,>94.1$5
·.1,13408
2.036 78
2,301.15
2,5iJ9 KZ
2,937.26
3,ll&.49
3,74'1 IR
21,'146.42
25,452.SS
29518 86
34,234.80
39.704 12
411,04722
13S,tl
137,101.(6
139,116.14
141.160.l)
14J,2J.. 37
• j
6
7
lonn1aib.~1
g
1'.t11.!U'.g•n.;:11Ct&cw&31\
•
Jasa·J~•
dan•lls.\ l)(IU.~~n
Total K«>un.lt•" Jn\-ts(a$L
ll3,lS'!l.7l
. ·- ..
!
Dari Tabel 3.10 di atas dapat dilihat proyeksi kebutuhan investasi Provinsi NA.D dengan ICOR rata-rata sebesar 2,45 dan pertumbuhan ekonomi 1,47 perscn untuk tuhun 2009 adalah sebcsar Rpl35.159,72 milyar, untuk tahun 2010 adalah
54
sebesar Rp137.IOl,65 milyar, unruk tahun 2011 adalah sebesar Rpl39.116,14 milyar, untuk tahun 2012 adalah sebesar Rpl41.160 . .23 rmlyar dan untuk tahun
2013 adalah sebesar Rp Rpl43.234,37 milyar. 3.4.4 lrlentiftbsi sektor unggulao di Provinsi Nanggroe Aceh Oaruu11l11m Dalam pencliuan ini, untuk mengidentifikasi scktor ekonomi onggulan di Provinsi NAO digunakan alat analisis ekonomi regional. Adapun alat analisis ekoeomi regional yang digunakan adalah shtft-share Klasik dan shift-share modifikasi fotahan Marquillas, dan location quotient anallsis, dengan hasil
sehagai berikut, 3.4.4.1 AnaUsis shift-share K!as!k. Alai analisis ini digunakan untuk mcngidcntitikasi sektor-sektor ckonomi yang mernpunyai tingkat daya saing ting&ii di Provmsi NAO dibandingksn dengan sektor yang sama puda tingkat uasional, Adapun hasil dan analisis shift-share Klastk dapat dilihat pada Tabel 3. l l berikut ini. Tabel 3.11 Shift-share Klasik Provinsi NAO 2000-2007 Sel(lor
Dlj
Pett..11\lll. pctm.Ww:I. ~c:liulman dan pmkmu-i
l'on•Dlbons;ln tl.n PewtE.altan
bldu.su1 pc1tgOlaha11 l.JWJi... g1ts t.loo u1r 'x:niili l(,m:Jlry~""•"l(..ui•n
...
P~1n~11. lwlr.l
.-
d:i.,
rc~ngl...'Vlan dot'IO. k(i11wn1ka5
Kcuang.an, pc11ewun
~a.n
Ja~a~;._,.. Jumbh
Mj
MlJ
t;ij
A'lj
t;"ij
~5 364,37
7.46~.R2
59.637,26
8 263,29
236R,22
5.895,07
I :Y.Z79.6Z
12 234,50
97 Rfl2,12
9 243.00
6 486,47
2.756,5.l
62%9,83
6 505,87
~l ~73,67
-44'>11,N
.2 400,87
6891.16
52,64
349,11
82.89
-369,1)4
451.93
~X4,M
: 7.8CJ0,8S
1.757,26
1 J 985,7& . ·2.147,83
-422.21
2.570,CM
44266.~
4 297,18
Ji ;04,(>4
-5.665,10
·2 194,9(i
7 860.06
14 l'.lO.KI
l.3.W.67
1') 653.11
-2 137,(13
-1.285.65
3 422.68
J 620,04
241,06
I tl56.~~
.522.s;
-6 7;5,74
7 2~8.29
.?A.051.,56
2 071.11
16 496.52
.5 4H4,93
.3 302,31
8.787,24
361.059,64
3;96",ll
287.05~,63
-8 036.90
-7.876,09
45 913,00
55
Dari basil analisis pada Tabel 3.11 komponen
tcunggulan kompentifnya
mernpunyai keunggulan,
(Cij).
dapat disimpulkan bahwa pada terdapat 3 (tiga) sektor yang
karena mcm!liti tingkat daya saing yang lebih tinggi
dibandingkan sekror yang sama pada tingkat nasional, yang ditunjukkan oleh mlai Cij yang positif, yaitu scktor pcrtambangan dan penggalinn, sektor pertanian,
pctcrnakan, kchutanan dan perikanan dan sektor listrik, gas dan air bersih, 3.4.4.2 Analisis shift-sitar~ Modifikasi Estahan-ilfarqui/111s.Anolisis ini bcrtujuan unruk mengurai pertumbuhan suatu variahel ekonomi l'DRB (D,,),
menjadi iaju pengaruh pertumbuhan regional (Nij), pengaruh
b11ur1111
iudustri
mix(M11), ptngaruh alokasi (Aq) dan pengaruh keunggulen kompetitif{C~) yang berbeda-beda, Hasit dari analisis shift-sharemodifikasi Estaban.-Marqull/as_dapnt dilihat pada Tabel 3.12 berikut ini. Tabet 3.12 Hasil unalisis slufl-sharemodifikasi Estaban-MarqutllasProvins] NAD, 2000-2007 C'ij
Sekwr
2.368.22
Per11u1Jor,.pctnn111Mn. kchut1u111ndl..n p.,~ .f'tr1'4111blll•ga.R d.JO. pqg.!hJJI
lw:Su.s'n pt:llgOWl:an l.h;tnJi, ~~ J.;vi
l,llT l,~1}i
Ko1~'ttW::.s1:00J1gunau Pottd.\µl~ll.b'*I dat:i rt6t<1m1
·-
r~11.s):u.Li.n dt.11 b1mu1".1.l...r..-.i
Ke1.1augu, ~a.an 4'ulJm pcruS\~
Jasa·J~sa
-
6486,47 -2 400.87 369.~ -422.2! -2 !94,96 -l.285,65 -0 755,74 -3 302)1
fd- Jl•ij 2.13652 8.,19.SI
.3 473 75 19~.29 -343,67 -1 Ml,46 -801,14 -3 000,17 -l.241,53
rij - nn 1.11 ().76
069 1.9C 1,23 1,32
r.ec
2,25
2,6<>
Hasil analisis pada Tabel 3.12, bila dihhat dari komponen keunggulan kompetitifnya (rij-rin) menunjukkan hasil yang sama dengan analisis shift-share Klasik,
yaitu: sektor-scktor yang mcmiliki kcmampuan untuk spcsialisesr tcrdiri
dari 3 (nga) sektor, yaitu sektor pcrtembangan dan penggalian, sektor pertanian,
56
pcternakan, kehutanan clan perikanan dan sektor hstrik, gas dan air bersih. Hal ini
ditunjukkan oleh komponen spesialisasi (f.ij-t:*iJ) yang positif 3.4.4.3 Analisis locarion-guolient !LO>. Hasil analisis location-quotient
(LQ) berdasarkan data PDRB per sektor Provinsi NAD dan PDB per scktor Indonesia antara tahun 200 I sampai 2007 d1sajtkan pada rabel 3.13. Tabel 3.13 Analisis Location Quotient (LQ) Provinsi Nanggroc Aceh Darussalam
2001-2007
loeaso» Quot•en! UtpllJll!'ll
-
I
Pertanien,
L'•ub•
peu:rnabn)
d.:w per1kanQh ~··lceltutcVl~ ...
2001
200l
1,47
1,14
(LQJ,
~
2004
2005
2006
2007
l,ll
1.'4
1;1;
1,SO
1,57
3,40
3.14
2,77
2.76
2,79
2,98
--
Rrr~lu
.- -
1.38
2
Pcrtom.,.,,i;a• d•n .._,.,,~.,.31hm
2,IO
3,15
J
h1d11s1n pen~4)1ahan
0,09
0.6S
0,72
0,65
().5(.
0.49
~,43
0.61
4
LlYtnk.. ~tlS den ;,ur ber-eh
0,21
0,17
0,17
0,23
0.24
0.21
03'.
0.?.2
5
Konstruk:si.'b;:.ngur.Jlll'.l
0,15
0,67
D,59
0,64
O,S9
0,84
0)9)
0.72
0,91
0,74
U,l>'J
0,74
0.85
o.~9
u.~
0;)9
!;JO
0,7S
0,'50
0,64
0.11
0,77
0,77
0,72
O,J9
0.0')
0,10
0,13
O,J3
0,15
0.15
0.11
0,73
Q,62
l)JIS
1,12
U8
1,41
1,Sn
1,04
6
;
Pcrdagur.gun. hotel dan
nstoron Pc:n~~g·<.\ltaaJi1n
~
komuntka.s:J K.euangan~pascwaanCao
9
Jasa-1~~a
i<'!~
~1'11.<..\h:"l~ll
Hasil pcrhitungan pada Tabel 3.13, hila diamati dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2007 terdapat 3 (tiga) sektor ymig memiliki nilai LQ lebih dan satu
(LQ>l). yang bcrarti sektor-sektor tcrscbut merupakan sektor unggulan sekaligus basis ekonomi untlJk dikembangkan lebih laajut di Provinsi NAD. Sektor yang termasuk dalam
sektor unggulan di Provinsi NAU
edatah sektor pertanian,
petcmakan, kchutanan dan perikanan, sektor pcrtambangan dan penggalian dan
sektor jasa-jasa.
BABIY KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapar dirumuskan kesimpulan sehagai berikut: I . Dengan pcrtumbuhan
rata-rata tahunan sehesar 1,47 person, maka proycksi
PDRB Provmsi Nanggme Aceh Darussalam pada rahun 2009 sebesar Rp39.I64,JS milyar, pada tahun 2010 sebesar Rp39.i30,61 milyar, tabun 2011 sebcsar Rp-10.323,52 milyar, tahun 2012 sebesar Rp40.916,0I milyar dan tahun
2013 sebesar Rp41.517,12 milyar. 2. Nilai ICOR rata-rata Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dcngan Lime lag I tahun adalah 3,45.
3. Dengan pcrtumbuhan ekonomi rata-rata tahunan sebesar J,47 persen dan ICOR 3,45, maka pada tahun 2009
investasi yang dibutuhkan sdalah sebesar
Rpl3S.l l6,32 milyar, pada tahun 2010 sebesar Rpl3?.10!,6S milyar, pada tahun 2011
scbesar Rp139. 116, 14 milyar, pada tahun 2012
sebcsar
Rpl 41.160,23 milyar dan pada tahun 2013 investasi yang dibutuhkan Provinsi
"!AD sebesar Rp 143 .234,37 milyar. 4. Sektor
unggulan
yang memenuhi
krireria
spesialisasi
dan
rnempunyai
keunggulan kompetitif di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah sektor
pertambangan dan penggalian, sektor pertanian, peterr.akan, kehutanan dan perikanan dan sektor jasa-jasa,
57
SR
4.2 Saran-saran Dari hasil penclitian ini dapat dikernukakan beberapa saran. I. Perlu dilakukan berbagai upay21 untuk pcningkatan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto, diantaranya dengan cara meningkatkan mvestasi. 2. llntuk meningkatkan investasi swasta di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam perlu dilakukan berbagai upaya, diantaranya adalah. 11.
Adanya jaminan keternban dan keamauan bagi investor dalam menjalankan
kcgiatan ekonomi, b, Penyediaan dukungan sarans dan prasarana, misalnya ketersediaan akses
jalan, akses but, akscs udara, ketersediaan air, listrik, dan telekomunikasi.
c. .Me.u.ingkatkan iklim investasi yang lebih kondusif melalui penyusunan dan penyempuma.an perangkat hukum, seperti qanun kernudahan investasi Aceh,
d. Peningkatan
pelayanan
penJman
investasi,
dcngan
pcnyederhanaan
prosedur perizinan investasi PMA dan PMDN melalui pelayanan sam a tap.
e. Meningkatkan kualitas pelayanan data dan informasi, dengan membangun serta mengembangkan profit dan daya tarik mvestasi di suatu wilayah. f. Meningkatkan kualitus sumber daya eparatur pcnanaman modal, melalui kegiatan pcndidikan dan pelatihan di bidang penanaman modal. g. Meningkatkan kegiatan promosi dan kerjasama di bidang investasi baik dengan pemerintah dacrah, maupun dalam forum bilateral, regional dan multilateral.
59
h. Menciptakan
sistem msenti f barn bagt kcgiatan investasi agar mampu
l>ersaing dengan negara lain untuk menarik mvestasi pada sektorlbidang
usaha dan lokasi tertentu, termasuk insentif perpajakan dan kepabeanan sena .nsentif msentif bagt pcmbangunan intrasuuktur, 1.
Meningkatkan perlindungan investasi antara lain mclalui pendayagunaan Tim Daerah bagi peningkatan ekspor dan peningkatan investor untuk mengatasi berbagai bembatan yang dihadapi olch para investor.
j. Meningkatkan perhndungan dan pembinaan perusahaan serta pcndataan reahsasi investasi PMA clan PMT>N. 3. Untuk meuingkatkan pertumbuhan PDRB di provmsi NAO, investasi harus
dipnonteskan pada scktor pertambaogau d11.11 penggalian, sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan pcrikanan dan sektor jasa-jasa.
63
LAMP IRAN
60
DAFI'AR PUSTAKA Arsyad, Lincolin, 2005, Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi
Daerah, BPFE, Yogyakarta. Arsyad, Lincolin, 2004, Ekonomi Pembangunan. Cetakan kedua, STIE YKPN. Yogyakarta, Astuti, Kurnia, 2006, "Analisis Pertumbuhnn Ekonomi, Kebutuhan Investasi dan
Penyerapan Tenaga Ketja cit Kabupaten Sleman", Tesis S-2, Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta (ridak dipublikasikan). Badan Investasi dan Promosi Provinsi NAD, 2008, Investasi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Badan lnvestasi dan Promosi Provmsi NAO, Banda Aceh,
Badan Pusat Statistik Provinsi ~. 2008, Produk Domestik Brute Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Badan Pusat Statistik Provinsi NAD, Banda Aceh. Blakely, Edward J ., 1994. Planning Local Economic Development,Second Edition. Sage Publications, California.
Habibullah, Muzafar Shah and Alies Radam, 2009, "Industry Concentration in Rich and Pour States in Malaysia: Locauon Quotient and Shift Share Analyses", Journal of lnduurial Economics, Vol. VJ No. I, 2009, pp. 56-65 Haryadi, Moh, 2004, .. Kebutuhan lnvestasi uotuk Mencapai Pertumbuhan Sektor Ekonomi Tcrpilih di Pmvmsi Banten Tabun 2004-2008 ", Tesis S-:?, Program Pascasarjans UGM, Yogyakarta, (tidak dipublikasikan).
Haswandy, La Ode Muhammad Ali, 2003, "Kebutuhan Investssi dan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sulawesi Tenggara", Tesis S-2, Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta, (tidak dipublikasikan). Hunt, Shelby D., 2007, "Economic Growth: Should Policy Focus on Investment or Dynamic Competition?", European Business Review, Vol. 19 No. 4, pp. 274-291.
61
Kelompok
Kompas Gramedia,
2009,
"Minim, Reahsasi tnvcstasi di Aceh", Harian
Kompas. 30 Maret 2009, Jakarta. Khasanah, Mufidh>ltul 2007, "Ana\isis Nilai lncremenlal Ou1pu1 Ratio (ICOR) pada Investasi di Kabupaten Sleman, tahun 200()-2004'' . Jumal Ekouomi dan Bisnis, Jloi I. No. I, Hal 25-31. Kuncoro. Mudraied, 2001, MetodeKw1111iw1i(' Teori dan Apiika.~i untuk lliwis dan Ekonomi. AMP YKPN, Yogyakarta. Murty, .K. N. and Sou111y11. A., 2006, "Macro Economic Effects of Puolic Investment in lnfrastructure in India". Working Paper, Series No. WP2006-003, Indira Gandhi Institute of Development Research, Mwnbai. Saleh, Samsubar, 199\1, SraJ.istik Terapan untuk Bisnis dan tlconomi. Edisi Kedua,
BPPE, Yogyakarta. Samuelson, PA and Nordhaus, William 0, 2001, Graw Ihll, Toronto.
Macroeconomics. 17th
Sukirno, Sadono, 2004, Pengantar Teori Makro Ekonomt. F.di~i K.el.imabclas, PT. Raja Gralindo Persada, Jakarta.
Ket1g11,
ed, Mac
Cetak~n
Sukimo, Saduno, 2005. .'ltfa>.ro EAxmomtModern, Perkembangan dan Pemlltiran dari Kasik hirigga Keynesia, Edisi Pertama Cetakan kenga, PT Raja Grafindo Persada, Jukarra. Soepono, Prasetyo, 1993, "Analisis Shift-Share Perkembangan dan Penerapan", .fw-11<1/ Ekonomi dun Bisnis Indonesia, No. I, Tahun VIII, hal. 43-54, UGM, Yogyakarta.
Socratno, 2000. Pany11s11na11 {COR Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kerjasarna Bappeda Prupinsi Daerah lstimewa Yogyakarta dengan PPE
Fakultas Ekonorni UGM, Ycgyakarta. Suparmoko, M. dan Irawan, 2002, Ekonomika remoangunan. edisi keenam, BPFE, Yogyakarta.
Suparmoko, M., l 994. Ekonom: Makro, edisi kcempat, BPFE, Yogyakarta
62
Sutamo, 2002, "Pertumbuhan P.konomi dan Ketimpangan antar Kecamatan di Kabupaten Banyumas periode 1993 - 2000", Tests S-2. Sek:olah Pescasarjana. UGM, Yogyakarta (tidak dipublikasikan). Tarigan, Robinson, 2006, Ekonomi Regional.Teori dan Aplrkusi, Bumi Aksara, Jakarta.
Todaro, Michael P. dan Stephen C. Srruth, 2003, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketig« (terjemahau). Erlangga, Jakarta.
Todaro, Michael P ., 1994. EconomicDevelopment, Fifth Ed., Longman, NewYork. Widodo, Hg Triyanto Suseno, 1990, Indikator Ekonomi, Dasar Perl1itungan
PerekonomianIndonesia. Kanisius, Yogyakarta. Widodo, Tri, 2006, Perencanaan Pembangunan.Apltkas! Komputer (Era Otonomt Daerah). L: PP ST0\1 YKPN, Yogyal:.arla.. Yusuf,
Denny, 2002,
"Kebutuhan Investasi Pemerintah maupun Swasta (PMA/PMDN) dan Pertwnbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Baral", Tesis S-2, Sekolah P11scasarjana, UOM, Yogyakana (tidak dipublikasikan).
R 0 :J ~ g ~ ~ ~ ~ ~
s~~:s=~:!:S:t'A~~ N
!!!;t.=g;i;;t;;~~~t:; ! )!:: ':2 - :q !::° ~ ;g !!2 ~
~ZS~
~Ii
*~
·~~~ !i
i1'I :::~ ::i .. !3 :;;i .. ::! -' ~· !!:~;:: !: ;:f ;( £:Slt::t:82:::
8~~~ N,...(..14
-
-
... ~~:;;\:1~~ _..,._ riVl
~
!!?
M
:::;t::;~;: g~~:t,;:: i-;s-o~.~o~~tf\~ "
~~~~~I~ '9'1'...:.•~-:.;Jj
~ &: $ ~ ~, .. ..c;.,c
~ ~ ~ te;I\~ ~ ~ ~ :-;; •"" .... ..,.~
.. ..a~.,-.·o""'
;:: l'l s ~ :r; s ;e I'! ~ :J; ("ot.._,"'1f'°'>,....«J~'l>V1,,.~
i:: :;t ~;; ~ ~ 0 8 ~1r-· ..... •'OeOcr-<e.,.,
-
~
·~.,
-c. --
! c:"'" -....,...'° r.:
_g ,.... -e 'if. ~ "'
0
0\
0 0 I'
c.
"'
~
I'
\0
0
~
s
"' .D N
~
~
ee ~ ~
Si ~ 0 '° 0 • $ .... "" ..; .,.; "" e-.
""
1
\0 0 0 N
!;;>
...'°,...: -"' .... ~
"'
~
~
0
"'
0 0 N
0
r--
....
'OJ;
QO
0
0
-
6
.....
0 "' "' -¢
0
N
N
"' 0 0
~
0
e-
0 0
r-i
"'! Q(I .,; ~ ee
ID
~
~· .,..
~ "l
... .... .,.. "l. t-:
\l)
-
00
t'-i C'l
e-e e-, ~ c~... ,...:
-
°' .... °' co \l)
:» 0
,,.. ! "' ....; "' ' " " ·~ " s .... ... - - - "' "' --.... ... I'
-
°' ....-..; .... • ' "' ~
.... .... 0'° 0 0 °' ...;N "' .a
-.,.. 0(1
..... ....; 0
§ ~
vi 0 0 N
....
.... 0 g
--
"' t:'l ~..... "
' '
-- -"'"
;; 0 ~ N
o,
v .,.. ..... ..,;
~
..... ' '
·- --
~
~
(<\
0
0
N
~ ~ ~ IC 0\ ID r-
'°
....,
...
.
1
::i
<JJ
~,.,.
...,,
1·5 t! ~
""
l ~
E-"
j
. s"'
c: ·;:
E
~ ~ p..
"'
~ ii
- .~ ..... t-:- °'..... r- °'"' .... "'-.,. "" "" -....: . "' °' - .,., ..., ...... ... '" -,,.. •-:...,......,., "' ,.., - °'"" - .,.,.... 8 '° ...,- .... "' - ...... - - ,,.; 0
>-<
~
0 e-
I"-;
0 N
"
......
00
·.C r--
e-
oO 0
~ "'! \C
N
L>
0 ,...: oO .,,; 00
<~
0
~
OI r- 0
N
'oC
"'!
N
-0
0 <"! ...; <'i ee .,; 0 0
...,: .... °' "' ""..., ....- - .,..-- "' -s "' -- -.,., °' "' '° .... .... - -.., "".,.. .... .,, .... "' °' ..,.... .... """" '° '° - .,, ...°' °'... "' "' -·- -·- '° °' °' :;;°' s .,.,'° :z °' - ·'¢
<"l
......
N
.,,.
v ...... ": ,...: a\ .f 'O N
0 0
N
r-i
N
N ~ N 0
(,-<
0 0
M
0 0 N
N 0 0 N
o:I
~
;::)
s;;
f:'li c ~.
...:
~ C'!
0
N
00
-:.
.,..
N
$
....
r-- ...... ...... ~ r-
00
=, qN
0
-o 000 0 ,...: cO N ,.._ .,; 'O
"':
......
N
co
.... 00.... cci ....
0
,...: l:'i 00 00
8
r--
r-
¢0
"? 0 N
......
OI
0
0
"'! "! r.,.; 0: ~ N ~ e-, N ~
....
,...: ¢0
~ >::> .... ,.__
~ r-
0
<">
(''l
~
"'
N
r~ ~
iii
B ·c
ij
!!. ii ""iii 3.~ ] ~
t
l
...
isc
iii ;;\ ~ ~ :;;
e
u
fi ~ jii
--
(,-<
~ ~ E
.a
" s ~ "' 3~~ " "'. ...M :Iii ~ " :;f a !
l .. . • i t~ 'i! 'i... ... ~ ~
·~
,!:
Ii
0
il -~ _,. !!u ~ "' §
z
r-
'6 .,f .,;
~
.s ""e ..!l! 6 "!t :a =
0
N
N
0 IN
.... ,...: r-; 00 oO e- 0 ¢0...... o. "l a:.. 'O
M
-o
....
~
N
~
:Cl ""= N ,.;
IN
M
0
00 OI 00 OI -.l)
N
....
~
\0
"": "l ~ N
0 0
'b
-
"" ,5
N
.....
;:l .... .,.,
i
'°
......
~
QO
:a
°'
q-
M
0
N
.....
,.,
ed
- "' .....
.....
""!. M
-"' "'...° ,,.. N 0
M
~ ~. d
-
°'
se ee
- ...."'..., --... 00
0
e-
<:? ....
0 M
--
er
°' '1
V\ "' "' e-'6
-- °'""!. ~..... ..... "' -- :;; "' 00
0
" ~ I
-e-
"'0
r- N •n "l ":
0
.....
~ f;l N o-
-.... :a
i"l 8"'· "'· M
-"'
i::
....''"!.,, ~
~
N
0 ~
~
~ ~ l!! ~
fl .,
""']
1E"
:i ~
g ,... "' 00
-
e-,
I;
00
~
-"' 0
-- ....N
r-.
.&:
~ ~
8@ o
"'§ t::·:;;~ 1
..-
~ ~
-
..c "§ :l E
~j :r::
~
:r::~ ::i:~ ~
z0
- '"" "'
-•
co .,.. "' ~ ~ ~ .,; .,., ...; fJ .... 0'
..
('I
~
r0 0 N
'
00
-
\0 .,.. OC! ..t ci ""
co N
~ 0
N
~ N
-
CIO
oli
--
.., °''=!ee 0'° '=!.,, ""! ,,,N N..... "!°'..., "' ........ N.... N ....'° ' '° -• 0
'O
\0
\0
-- ....- "" ....... °' ...."' "" - - °' ....- .... .... "' .... °' .... - - .., .... - - - - -"' -'° .,., . ·~ -'O
0
\0
'=! ~ 'C!
0 0 N
N
,,.,
~
0 0
0
'
N
' '
<'] N
.... ~
(1
0
9
0 0
'
'
N
"' 0 0
N
00
~
"' ~
'
r--
.,
-s .,
-"'
... .....,
OI}
"'
es
r::i.
j
"
"' ""'=
,.._
M \0 0
.,f
'
!O ~ ...; 0'C! 0 ci 0
'
r- .,., v; "! .....
00 0
00
0
"?
'
.....
r-
0\
' oO ..... ..,,
~
"''¬ !!
i! -~
fi
-
1
:a j
j
!!.
"'" ...! !ii § ..,s j" ~ ~ j "'~ ~g 0 ·~
2
5i
• .. .~ i •J ! 1 t -~a. ~
~
-
-~
ts .!_,.a! i ~
~ ~ ~
... N .....i .... .,.. z ~
~ Q
a
...
~
-
::b
~ ~ -e
j
M
~ ~ 0
Ii
-~
0
\0 0
'
...-: "!
ee N
e-
N
\0
ee co <-: gi :; "' ...; 9 9 0 M
~ N -.Q
M
00
~ I-<
N
ee
c-. ,., .... \0 0 0 0• 0 0
"' ..... \0N "' 0 cf 0 '
~
e;
\0
~
]
£
! 1-!:'.
r-
:..:
~
"" °' u......
!!
..... If\
..,,
-
.,fl "" -i ll<; "'' 00
..... 0 0 ..... \0
"' ~
f-
V)
"'
\0
\l)
"'\ 'O
..... ,., .....
"'
...,- °'
..... N 00 a. \C! .,,. .....
Q> \0
N
\0
a. N
If\
•
N \0
...,;
If\
......
If\
•
~
oe
~ ~ e~
...,...
0
l"i
...... 0
\0
N
0
0
<')
......
N
N
Q> 0
N
I(\
0
0
0
"! <'l
• 9
.,.,
0
M
..... If\•
0
~
.... ..... :,g § - ...,- "' 0\ "' ~
'9
0
"
0
~
0
N
·;;;
"l
0
·c
- "'""'
"1 ~ ~ "':
N <:? q
.s
N
•
.... ....°'
-
\0
"' °' .,... - ;g °' .,.. ,. . • '"" "" ..,: .,;
e-.
u
II)
"": ~ ~
....
r- ~ ~
.....
... .... ...
M
6 '6 ..,: 0
•
0
~ 0
•(\
M
~ "': ~ \C! ~ "': ~ • 'T "? .....• ~ ..... ~
£
..,,
-.... "' r-: "' "' .... ·- -- 9 "' 0 0
:::
\0 O'>
0
....,
00
0 0
C? .....
\0
...... \0
N
00
Ch
I
0
"'! 0
-
""0 \0<'! 00
•
~ ~ ~ ci 0
•
-
Ci
a
j ~ ~"'
r
~ ~
...- -9 ~
F.
iil
B
!.«I ....:::" ~ [
-
~
e
.,,§
~ 0 :;;
~
e, 8.
-~
z
-
-._s" ~
~ fl .I> ii ·ii l\i"' u a ~ -eiii ~ -i
II
I- j !j I - ~l
0
~
~u
.."'
ii.I ·~ Ii ~ .,, e
N
i
....
.a $-~
a
~
v
[
r.l
e
"'
\0
r-
gi
!~ ~ ::.: "i
00
Q>
~
u
-
....
.,
...... ~
;: .... e~
- -
;i
°''
.... ,., ... ....
... ...
N
00
-
e0
N
§ ~
N
"' 0 eN
~
""~
.e!:-u
....
;'.!
\0
0
0
~
'6
~
...- "' "' "' '
,.
r-
'O N <'! f'i 0 0 0
-- '° "'°' ....°'
...... r-- ,.._ :1> ee 00 "! "'I: ,..: "' d°' 0 ,..; 0,..: 0 0 0
"'
0 0
'
- - "° ..."' °' "'"' 6 -...,
.,, ~ "'? "! "t: .... ..., ,..: °! "1; 0 0 0 0 "'
N 00
'
0
N 0 0 N
......
' '
~
....
"' g
00
... "' .., ... .... - <'I -
N 00 ~ ...... .,., .... "' 0 g; ~ "'' "' 0 8 ..., • 0
'o:t
§
"' "'' ' 'O
....a:. "'.....; 0.... N
-<::
-
N .... 'O .... .... .... "' ..i: r-: *Cf °' 'O "' o:i N 00
\.:) ~ <~ ..f "'1" ~ ~ vi oO 0
0 N
-
0 ...... 'O "! q ~ ~ ('! f'! ~ ("I ...... ...... 0 'i
00
f'i
- -vi
......
00
N
~ ~ "'! ~ f':
9
Ci
0
0
N
0
e-
....
'
0
00
00
"'1"
•
r-:
"": 0
I
~
=...
""'Q z<
·;;;
,
·>=0
...
e,
§"' s
""§
.~ il.,
1:::>
Iiito
::I
c
si!
.!
t t .. j ~
&;
0
:z
-
c
M
s
s .-l< c
~
s ~
'
1x
..
::! ~
...
~
N
·~
~
]"
\0
i..
~
ii
N
~
ii. .i .s~
]..... ::2::r:" Jd: ~~ ~ "' .... .... .,.. e- " .;i
c.
" ~
...·a~ - ~ " l~ ~i 1 ~
~
-.c= "
c
! 1 "·
..l
i..,a
= a§ j
~
e
s
00
°' ~
E= ~
0
o .....