KECERDASAN EMOSIONAL PADA SISWA DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA (Emotional Intelligence in Student Review from Peer Social Support) HERDI KURNIAWAN Fakultas Psikologi Universitas Semarang Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan kecerdasan emosional pada siswa. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan kecerdasan emosional siswa. Subjek yang digunakan dalam penelitian berjumlah 60 siswa SMA Sultan Agung Semarang. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel cluster random sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan dua skala, yaitu Skala Kecerdasan Emosional dan Skala Dukungan Sosial Teman Sebaya. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Teknik Analisis Korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara dukungan sosial teman sebaya dengan kecerdasan emosional siswa. yang ditunjukkan dengan nilai rxy = 0,333 p = 0,009 (p < 0,01), sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Kata kunci: kecerdasan emosional, dukungan sosial teman sebaya Abstract The purpose of the study was to know a corelation between peer social support and the emotional intelligence in student. The hypothesis of the study, there is a positive corelation between peer social support with the emotional intelligence in student. The subject of this study were consisted of 60 student of SMA Sultan Agung Semarang. The study used cluster random sampling technique. The data of this study was collected by using two scales, emotional intelligence and peer social support scale. Data analysis was conducted by using Product Moment Correlation techniques. The result shows that there is a positive corelation between peer social support and emotional intelligence in student, indicated by rxy = 0,333 p = 0,009 (p < 0,01) so the hypothesis in this study was received. Key words: emotional intelligence, peer social support
319
Pendahuluan Pendidikan nasional berakar pada kebudayaan
dapat dicapai oleh siswa adalah perkembangan
nasional serta berdasarkan Pancasila dan Undang-
emosi. Siswa dituntut untuk dapat menunjukkan
undang Dasar 1945. Undang-undang Dasar 1945
kecerdasan emosional yang baik, sehingga dapat
mengamanatkan
menunjukkan
kehidupan
upaya
bangsa
untuk
serta
mencerdaskan
agar
pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
mengatasi
penyesuaian
permasalahan
yang
baik
dalam
yang datang dalam
kehidupannya.
pengajaran nasional yang diatur dengan undang-
Konsep kecerdasan emosional pertama kali
undang. Undang-undang nomor 2 tahun 1989
dicetuskan oleh Daniel Goleman pada tahun 1995.
tentang sistem Pendidikan nasional Bab I Pasal 1
Hernstein dan Murray (dalam Goleman, 2002: 45)
yang menyebutkan bahwa pendidikan merupakan
mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional
usaha sadar untuk mempersiapkan siswa, melalui
adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri
kegiatan bimbingan pengajaran, atau latihan demi
dan bertahan menghadapi frustrasi, mengendalikan
kepentingan siswa di masa mendatang.
dorongan
Tujuan
Pendidikan
dan
tidak
melebih-lebihkan
adalah
kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga
mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan
manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa
berpikir, berempati dan berdoa. Individu yang
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
cakap
luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan,
menangani perasaan sendiri dengan baik, dan
sehat jasmani dan rohani serta mempunyai
mampu membaca dan menghadapi perasaan orang
tanggung jawab kepada masyarakat dan negaranya
lain dengan efektif, memiliki keuntungan dalam
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
setiap bidang kehidupan (Goleman, 2002: 48).
Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Unsur dalam kecerdasan emosional yang menarik
Bab II Pasal 4). Berdasarkan pengertian dan tujuan
adalah adanya kemampuan menghadapi kegagalan
pendidikan
dan meraih kesejahteraan. Kecerdasan emosional
nasional
Nasional
hati
tersebut,
maka
tujuan
secara
emosional
mengetahui
dan
pendidikan di sekolah adalah membantu siswa di
menjadikan
dalam mencapai perkembangan yang optimal.
perasaan gelisah, mengendalikan emosi optimis
Untuk mewujudkan perkembangan yang optimal,
dan mampu konsentrasi dan perhatian (Mubayidh,
peranan bimbingan dan konseling di sekolah sangat
2007: 23).
strategis,
sebab
bimbingan
dan
konseling
individu
mampu
memperkecil
Winarsih, dkk (2008: 2) menyatakan bahwa
merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa
kecerdasan
dalam rangka mencapai perkembangan yang
bagaimana cara individu berhubungan dengan
optimal. Salah satu perkembangan yang harus
lingkungan
emosional
sosialnya.
berpengaruh
terhadap
Ketidakmampuan
320
mengendalikan emosi merupakan pertanda bahwa
siswa, kurangnya rasa peka yang dimiliki siswa
kecerdasan emosional individu buruk. Individu
terhadap kesulitan yang dialami oleh orang lain.
yang
memiliki
kecerdasan
baik
Amin (2003: 18-19) menyatakan bahwa
kemungkinan besar bisa melakukan adaptasi
kecerdasan emosional erat kaitannya dengan faktor
dengan
pengaruh keluarga. Peran dan pengaruh keluarga
lingkungan
sebaliknya, emosionalnya
emosional
sosialnya.
individu buruk
yang
Begitu
juga
kecerdasan
kemungkinan
besar
sangat
besar,
mengembangkan,
baik dan
positif
(mendorong,
menguatkan)
maupun
mengalami kesulitan dalam melakukan adaptasi
melemahkan potensi kecerdasan individu. Berawal
dengan lingkungan sosialnya.
dari
keluargalah
lahirnya
suatu
kecerdasan
Hasil penelitian yang dilakukan Alfiah, dkk
emosional. Menurut Gottlieb (dalam Smet 1994:
(2013: 67) tentang gambaran kecerdasan emosional
135) dukungan sosial terdiri dari informasi atau
dan prestasi belajar pada siswa menunjukkan
nasehat verbal dan non verbal, bantuan nyata atau
bahwa kecerdasan emosional pada siswa berada
tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau
pada kategori sedang dan berdampak pada prestasi
didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai
belajar yang juga berada pada kategori sedang.
manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak
Meskipun rata-rata kecerdasan emosional berada
penerima. Ada beberapa jenis dari dukungan sosial
pada kategori sedang, namun masih terdapat siswa
yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan,
yang memiliki kecerdasan emosi rendah. Hasil
dukungan instrumental, dan dukungan informatif.
penelitian tersebut memberi gambaran pentingnya
Sarafino (dalam Smet 1994: 136-137) menyatakan
kecerdasan emosional bagi kesuksesan siswa
bahwa dukungan sosial mengacu pada kesenangan
dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa
yang dirasakan, penghargaan akan kepedulian, atau
diharapkan
membantu orang menerima dari orang-orang atau
dapat
menunjukkan
kecerdasan
emosional dalam kehidupannya.
kelompok-kelompok lain. Selain itu, dukungan
Fakta yang diungkap peneliti berdasarkan
sosial juga berkaitan dengan adanya informasi
analisis terhadap hasil pengambilan data awal
langsung yang diberikan kepada individu terkait
dengan wawancara yang dilakukan pada tanggal 8
dengan permasalahan yang sedang dihadapi.
Oktober 2013 terhadap tiga orang siswa SMA
Dukungan sosial yang diterima siswa, baik dari
Sultan Agung 1 Semarang, diketahui bahwa siswa
orangtua ataupun dari teman akan dapat menunjang
masih kesulitan dalam menunjukkan kecerdasan
pembentukan kecerdasan emosioanal yang dimiliki
emosional. Kondisi tersebut ditandai dengan
siswa.
kesulitan yang ditunjukkan siswa dalam membina
Hasil penelitian yang dilakukan Kumalasari
hubungan dengan lingkungan, mudah merasa
dan Ahyani (2012: 28) menunjukkan bahwa
tertekan ketika suatu masalah dalam kehidupan
terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan
321
penyesuaian diri. Semakin tinggi dukungan sosial
mampu mengerjakan setiap tugas yang diberikan
maka semakin tinggi penyesuaian diri pada remaja,
oleh guru.
dan sebaliknya. Untuk mencapai penyesuaian diri yang
maksimal,
memerlukan
dkk (2010: 11) tentang hubungan antara dukungan
dukungan sosial dari orang-orang terdekat di
sosial teman sebaya dengan kecemasan menjelang
lingkungannya
teman-temannya.
ujian nasional (UN) pada siswa SMA menunjukkan
terdekat
berupa
bahwa terdapat korelasi antara dukungan sosial
kesediaan untuk mendengarkan keluhan remaja
teman sebaya dengan kecemasan menjelang ujian
akan
sebagai
nasional. Semakin tinggi dukungan sosial teman
tersebut
sebaya,
Dukungan
remaja
yaitu,
dari
dari
orang-orang
membawa
pelepasan
juga
Hasil penelitian yang dilakukan Puspitasari,
efek
emosi.
positif,
Hasil
yaitu
penelitian
maka
semakin
rendah
kecemasan
memberikan gambaran pentingnya dukungan sosial
menjelang ujian nasional. Siswa yang mendapatkan
yang diberikan teman sebaya bagi kehidupan emosi
dukungan sosial yang tinggi dari teman sebayanya
individu. Siswa yang mendapatkan dukungan
akan merasa bahwa dirinya dicintai, diperhatikan
sosial dari teman sebaya akan dapat semakin
sehingga meningkatkan rasa harga diri siswa.
memahami emosi yang dirasakan, sehingga dapat
Siswa akan memiliki rasa kepercayaan diri,
menunjukkan kecerdasan emosi.
keyakinan diri bahwa siswa mampu menguasai
Fakta lain yang diungkap peneliti berdasarkan
situasi dan memberikan hasil yang positif dalam
analisis terhadap hasil pengambilan data awal
hal ini adalah kecerdasan emosi. Dukungan sosial
dengan wawancara yang dilakukan pada tanggal 8
yang diterima siswa akan menjadikan siswa
Oktober 2013 terhadap tiga orang siswa SMA
mampu mengelola emosi diri ataupun membaca
Sultan Agung 1 Semarang, diketahui bahwa pada
situasi dalam lingkungan sosial, sehingga siswa
dasarnya siswa telah mendapatkan dukungan sosial
dapat
dari teman sebaya ketika siswa mengalami
emosional.
kesulitan. Hal
dari adanya
mendapatkan dukungan sosial dari teman sebaya
memberikan
namun masih saja kesulitan dalam menunjukkan
penjelasan ketika siswa mengalami kesulitan dalam
kecerdasan emosional, seperti halnya adanya
mengerjakan suatu tugas. Teman sebaya juga
perasaan
bersedia menjadi tempat berkeluh kesah dan
menghadapi masalah. Berdasarkan latar belakang
bersedia memberikan saran kepada siswa mengenai
masalah tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui
permasalahan yang sedang dihadapinya. Selain itu,
apakah ada hubungan antara dukungan sosial
teman
teman sebaya dengan kecerdasan emosional pada
kesediaan
tersebut terlihat
teman
sebaya
sebaya
juga
untuk
senantiasa
memberikan
semangat agar siswa tetap rajin untuk belajar dan
semakin
menunjukkan
Kenyataannya,
mudah
terpuruk
kecerdasan
siswa
ketika
yang
sedang
siswa?
322
Kecerdasan Emosional Segal
(1999:
6)
Aspek-aspek kecerdasan emosional menyatakan
bahwa
Salovey (dalam
Goleman,
2002: 58-59)
kecerdasan emosi yang tinggi membuat individu
menggambarkan kecerdasan emosional dalam lima
dapat mengalami berbagai perasaan secara penuh
aspek, antara lain:
ketika perasaan itu muncul dan benar-benar
a. Mengenali emosi diri
membuat individu mengenali diri sendiri. Goleman
Merupakan kesadaran diri, yang merupakan
(2002: 45) menyatakan bahwa kecerdasan emosi
dasar kecerdasan emosional. Kemampuan untuk
adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang
memantau perasaan dari waktu ke waktu
dalam
merupakan hal penting bagi wawasan psikologi
memotivasi
diri,
ketahanan
dalam
menghadapi frustrasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan,
dan pemahaman diri. b. Mengelola emosi
mengatur suasana hati dan menjaga agar beban
Menangani
stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir,
terungkap dengan pas adalah kecakapan yang
berempati dan berdoa. Kecerdasan emosional
bergantung pada kesadaran diri. Individu yang
merupakan
menyikapi
buruk kemampuannya dalam keterampilan ini
pengetahuan-pengetahuan emosional dalam bentuk
akan terus menerus bertarung melawan perasaan
menerima,
murung, sementara yang pintar dapat bangkit
kemampuan
memahami,
untuk
dan
mengelolanya
perasaan
jauh
perasaan
lebih
dapat
(Mubayidh, 2007: 7). Kecerdasan emosional
kembali
adalah kemampuan pribadi untuk membedakan
kemerosotan dan kejatuhan dalam kehidupan.
dan menanggapi secara tepat suasana hati,
dengan
agar
cepat
dari
c. Memotivasi diri sendiri
kelakuan dan keinginan orang lain (Setiabudhi dan
Kemampuan memotivasi diri yang dimiliki
Hardywinoto, 2002: 52). Lebih lanjut Robbins dan
individu akan menjadikannya lebih produktif
Judge (2012 : 335) menyatakan bahwa kecerdasan
dan efektif dalam hal apapun yang dikerjakan.
emosional adalah kemampuan seseorang untuk
d. Mengenali emosi orang lain
mendeteksi serta mengelola petunjuk-petunjuk dan
Empati, kemampuan yang juga bergantung pada
informasi emosional.
kesadaran
Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa kecerdasan
emosional
adalah
kemampuan
diri
emosional,
merupakan
keterampilan bergaul dasar. e. Membina hubungan
mengendalikan perasaan dan emosi baik pada diri
Individu yang hebat dalam membina hubungan
sendiri maupun pada orang lain, memilah-milah
akan sukses dalam bidang apa pun yang
semuanya dan menggunakan informasi ini untuk
mengandalkan pergaulan yang mulus dengan
membimbing pikiran dan tindakan.
orang lain, adalah bintang dalam pergaulan.
323
Robbins dan Judge (2012 : 335) menyatakan
konsep
kepedulian
dan
pengertian
yang
bahwa terdapat lima aspek dari kecerdasan
ditunjukkan kelompok kepada individu. Lebih
emosional, yaitu:
lanjut Robert dan Greene (2009: 104) menyatakan
a. Kesadaran diri
bahwa dukungan sosial adalah suatu pemikiran
Kesadaran diri yaitu sadar atas apa yang
terbaik sebagai suatu konstruk multidimensional
dirasakan.
yang terdiri dari komponen fungsional dan
b. Manajemen diri
struktural. Dukungan sosial merujuk kepada
Manajemen diri adalah kemampuan mengelola
tindakan yang orang lain lakukan ketika ingin
emosi dan dorongan-dorongan sendiri.
menyampaikan bantuan.
c. Motivasi diri Motivasi
diri
Chaplin (2011: 495) menyatakan bahwa adalah
kemampuan
dalam
menghadapi kemunduran dan kegagalan.
dukungan adalah mengadakan atau menyediakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan orang lain.
d. Empati
Dukungan juga berarti memberikan dorongan atau
Empati adalah kemampuan merasakan apa yang
pengobatan semangat dan nasihat kepada orang
dirasakan orang lain.
lain dalam satu situasi pembuatan keputusan.
e. Keterampilan sosial Keterampilan
Cohen dan Syme (1985: 5) menyatakan bahwa
sosial
adalah
kemampuan
menangani emosi-emosi orang lain.
dukungan sosial penting bagi peningkatan motivasi individu. Santrock (2003: 548) menyatakan bahwa
Berdasarkan pendapat para tokoh, dapat
terdapat beberapa sumber dukungan sosial yang
disimpulkan bahwa aspek- aspek kecerdasan
diterima individu, yaitu keluarga dan teman
emosional meliputi mengenali kemampuan emosi
sebaya. Individu yang memiliki kawan-kawan
diri, mengelola emosi diri sendiri, memotivasi diri
yang baik dan membantu meringankan beban dari
sendiri, mengenali emosi orang lain, serta membina
stres. Semiun (2006: 419) menyatakan bahwa
hubungan dengan orang lain.
ketiadaan dukungan sosial dapat menyebabkan
Dukungan Sosial
depresi dan juga memperpanjang depresi.
Gottlieb (dalam Smet, 1994: 135) mengatakan
Dalam penelitian ini, dukungan sosial adalah
bahwa dukungan sosial adalah informasi atau
suatu fungsi pertalian atau ikatan yang terdiri atas
nasehat verbal dan non verbal, bantuan nyata atau
informasi verbal atau non verbal yang mempunyai
tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau
manfaat emosional atau efek perilaku yang
didapat karena kehadiran mereka mempunyai
diberikan teman sebaya sehingga dapat membantu
manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak
mengurangi beban permasalahan yang sedang
penerima.
dialami.
Walen
dan
Lachman
(2000:
7)
menyatakan bahwa dukungan sosial terkait dengan
324
b. Dukungan informasional
Jenis-Jenis Dukungan Sosial Ada empat jenis dukungan sosial yang
Dukungan
informasional
berkaitan
dengan
dikemukan oleh House (dalam Smet, 1994: 136-
adanya seseorang yang mengajarkan sesuatu,
137). Jenis-jenis dukungan sosial tersebut antara
memberi informasi atau nasihat, atau membantu
lain:
membuat suatu keputusan utama.
a. Dukungan emosional
c. Dukungan konkret
Mencakup ungkapan empati, kepedulian, dan
Dukungan konkret mengacu pada adanya
perhatian terhadap individu yang bersangkutan
seseorang yang membantu dengan cara yang
serta memberikan rasa aman, rasa saling
kasat mata, meminjamkan sesuatu, memberikan
memiliki dan rasa dicintai.
informasi, membantu melakukan tugas atau
b. Dukungan penghargaan Terjadi
lewat
atau
Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut
individu,
dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis dukungan
dorongan untuk maju atau gagasan perasaan
sosial, yaitu dukungan emosional, dukungan
individu dan perbandingan individu tersebut
instrumental, dukungan informatif, dan dukungan
dengan individu yang lain yang kurang mampu
penghargaan.
atau lebih buruk keadaannya atau menambah
Metode Penelitian
penghargaan
ungkapan
mengambilkan pesanan.
yang
positif
hormat bagi
penghargaan diri.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-
c. Dukungan instrumental
siswi di SMA Sultan Agung Semarang. Adapun
Mencakup bantuan langsung sesuai dengan
kelas yang ada di SMA Sultan Agung Semarang,
yang dibutuhkan oleh seseorang, seperti kalau
antara lain kelas X, kelas XI IPA, kelas XI IPS, kelas
orang-orang memberi pinjaman uang kepada
XII Bahasa, Kelas XII IPA dan Kelas XII IPS dengan
orang itu atau menolong dengan pekerjaan pada
jumlah siswa secara keseluruhan sebanyak 774
waktu mengalami stres.
siswa.
d. Dukungan informatif
Teknik pengambilan sampel yang digunakan
Mencakup memberi nasehat, petunjuk-petunjuk
adalah dengan menggunakan cluster random
atau saran-saran, dan umpan balik.
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang
Roberts dan Greene (2009: 104) menyatakan
digunakan untuk menentukan sampel bila objek
beberapa jenis dukungan sosial, yaitu:
yang akan diteliti atau sumber data luas (Sugiyono,
a. Dukungan emosional
2010: 83).
Dukungan emosional berkaitan dengan adanya seseorang
yang
mendengarkan
perasaan,
menyenangkan hati atau memberikan dorongan.
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah Skala Kecerdasan Emosional dan Skala Dukungan Sosial Teman Sebaya.
325
Teknik analisis data yang digunakan untuk
Robert dan Greene (2009: 104) menyatakan
menguji hipotesis adalah teknik korelasi Product
bahwa dukungan sosial adalah suatu pemikiran
Moment dari Pearson. Korelasi ini digunakan untuk
terbaik sebagai suatu konstruk multidimensional
mengetahui hubungan antara hubungan dukungan
yang terdiri dari komponen fungsional dan
sosial teman sebaya sebagai variabel bebas dengan
struktural. Dukungan sosial merujuk kepada
kecerdasan emosional.
tindakan yang orang lain lakukan ketika ingin
Hasil dan Pembahasan
menyampaikan bantuan. siswa yang mendapatkan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh
dukungan sosial akan mengerti setiap tanggung
diketahui bahwa rxy = 0,333 p = 0,009 (p < 0,01)
jawabnya serta mampu menunjukkan kecerdasan
sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima.
emosional dalam mengatasi setiap tantangan yang
ada hubungan postif antara dukungan sosial
muncul dalam kehidupan. Siswa SMA yang
teman sebaya dengan kecerdasan emosional
tergolong pada kategori remaja lebih memiliki
siswa. Semakin tinggi dukungan sosial teman
hubungan yang dekat dengan teman sebaya
sebaya
kecerdasan
dibandingkan dengan orangtua. Teman yang dapat
emosional siswa, dan sebaliknya. Hasil penelitian
memberikan dukungan kepada siswa di saat
ini mendukung pendapat yang diutarakan oleh
menghadapi kesulitan akan semakin meningkatkan
Gottlieb (dalam Smet, 1994: 135) menyatakan
kecerdasan emosional yang dimiliki siswa.
maka
semakin
tinggi
bahwa dukungan sosial mempunyai manfaat dalam
Walen dan Lachman (2000: 7) menyatakan
hal emosional atau efek perilaku bagi pihak
bahwa dukungan sosial terkait dengan konsep
penerima. Lebih lanjut Chernis dan Goleman
kepedulian dan pengertian yang ditunjukkan
(2001: 255) menyatakan bahwa hubungan dengan
kelompok kepada individu. Kecerdasan emosional
individu lain berpengaruh terhadap perkembangan
penting bagi siswa, siswa yang mendapatkan
kemampuan emosional. Dukungan sosial yang
dukungan sosial akan mengerti setiap tanggung
diterima siswa dari teman sebaya akan menjadikan
jawabnya serta mampu menunjukkan kecerdasan
siswa mampu mengekspresikan setiap bentuk
emosional dalam mengatasi setiap tantangan yang
kesulitan dan kebingungan, baik kepada orangtua
muncul dalam kehidupan.
ataupun
teman
sehingga
siswa
tetap
dapat
Berdasarkan
hasil
data
penelitian
yang
menjalani aktivitas sehari-hari dengan tujuan untuk
diperoleh, variabel kecerdasan emosional diperoleh
utama untuk mencapai keberhasilan. Siswa yang
Mean Empirik sebesar 71,58, Mean Hipotetiknya
mendapatkan dukungan sosial dari teman sebaya
sebesar 65 dan Standar Deviasi Hipotetiknya
akan semakin dapat menunjukkan kecerdasan
sebesar 13. Mean Empirik variabel Kecerdasan
emosional yang baik dalam menghadapi setiap
Emosional pada area (-) 1SD hingga (+) 1SD. Hal
tantangan yang muncul dalam kehidupannya.
ini mengindikasikan bahwa kecerdasan emosional
326
pada kategori sedang, bahwa siswa SMA Sultan
Simpulan
Agung Semarang cukup dapat memahami emosi
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil
dalam diri dan menggunakan emosi secara tepat
simpulan ada hubungan positif antara dukungan
dalam menghadapi situasi di lingkungan.
sosial
teman
sebaya
dengan
kecerdasan
Pada variabel dukungan sosial teman sebaya
emosional siswa. Semakin tinggi dukungan sosial
diperoleh Mean Empirik sebesar 66,87, Mean
teman sebaya maka semakin tinggi kecerdasan
Hipotetiknya sebesar 52,5 dan Standar Deviasi
emosional
Hipotetiknya sebesar 10,5. Mean Empirik variabel
hipotesis dalam penelitian ini diterima.
siswa,
dan
sebaliknya,
sehingga
dukungan sosial teman sebaya pada area (+) 1SD hingga (+)2SD dari Mean Hipotetiknya. Hal ini mengindikasikan bahwa dukungan sosial teman sebaya tergolong pada kategori tinggi. Hal ini berarti siswa bahwa SMA Sultan Agung Semarang mendapatkan dukungan, baik berupa informasi ataupun bantuan langsung dari teman sebaya ketika sedang menghadapi suatu permasalahan. Sumbangan efektif variabel dukungan sosial teman sebaya terhadap kecerdasan emosional sebesar 11,1%. Sisanya sebesar 88,9% dari variabel lain seperti faktor internal, meliputi pengetahuan yang luas tentang kecerdasan, dan
Daftar Pustaka Alfiah, G., Opod, H., dan Sinolungan, J.S.V. 2013. Gambaran Kecerdasan Emosional dan Prestasi Belajar pada Siswa Negeri XI Manado. Jurnal e-Biomedik. Vol. 1. No. 1. Hal. 64-70. Manado: Fakultas Kedokteran Sam Ratulangi Manado. Amin, R. M. 2003. Menjadi Remaja Cerdas: Panduan Melejitkan Potensi Diri. Jakarta: PT. Al-Mawardi Prima. Chaplin, J. P. 2011. Kamus Lengkap Psikologi. Alih bahasa: Kartono. Jakarta: Bima Aksara. Cohen, S., dan Syme, S. L. 1985. Social Support and Health. USA: Academic Press, Inc.
tingkat perkembangan otak, serta faktor eksternal, meliputi faktor keluarga, serta ketersediaan sarana yang menopang. Kelemahan dalam penelitian ini adalah pada saat
penelitian dimana
siswa
kurang dapat
menunjukkan ketenangan, sehingga dikhawatirkan konsentrasi subjek dalam pengisian skala kurang terjaga. Hal tersebut hendaknya dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya agar tetap dapat mengendalikan
suasana
penelitian,
sehingga
ketenangan ketika siswa sedang mengerjakan skala
Goleman, D. 2002. Emotional Intelligence: Kecerdasan Emosional Mengapa EI Lebih Penting dari pada IQ. Alih Bahasa: T. Hermayu. Jakarta: Gramedia. Kumalasari, F., dan Ahyani, L. N. 2012. Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Penyesuaian Diri Remaja di Panti Asuhan. Jurnal Psikologi Pitutur. Vol. 1. No. 1. Hal. 21-31. Kudus: Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus. Mubayidh, M. 2007. Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak: Referensi Penting bagi Para Pendidik dan Orang Tua. Jakarta: Pustaka AlKautsar.
tetap terjaga.
327
Puspitasari, Y. P., Abidin, Z., dan Sawitri, D. R. 2010. Hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Kecemasan Menjelang Ujian Nasional (UN) pada Siswa Kelas XII Reguler SMA Negeri 1 Surakarta. Jurnal Psikologi Undip. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Robbins, S. O., dan Judge, T. A. 2012. Perilaku Organisasi. Alih Bahasa: Diana Angelica, Ria Cahyani, dan Abdul Rosyid. Jakarta: Salemba Empat. Roberts, A. R., dan Greene, G. J. 2009. Buku Pintar Pekerja Sosial. Alih Bahasa: Juda Damanik dan Cynthia Pattiasina. Jakarta: Gunung Mulia. Santrock, J. W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Alih Bahasa: Dra. Shinto B. Adelar. Jakarta: Erlangga. Segal, Jeanne. 1999. Meningkatkan Kecerdasan Emosional: Panduan Praktis. Alih Bahasa: Dian Paramesti Bahar. Bandung: Kaifa. Semiun, Y. 2006. Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kanisius.
Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Grasindo. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: ALFABETA. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan nasional. Walen dan Lachman. 2000. Social Support and Strain from Partner, Family, and Friends: Costs and Benefit for Men and Women in Adulthood. Journal of Social and Personal Relationship. Vol. 17. No. 1. Hal. 5-30. London: SAGE Publication. http://www.aging.wisc.edu/midus/findings/pdf s/260.pdf. Diakses pada tanggal 25 November 2013. Winarsih, S., Dewi, K. N., Efris, K. S. 2008. Hubungan Tingkat Kecerdasan Emosional dengan Perilaku Agresif pada Anak Jalanan di Alun-Alun Kota Malang. Laboratorium Mikrobiologi FKUB
Setiabudhi, T., dan Hardywinoto. 2002. Anak Unggul Berotak Prima. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
328