KECEMASAN TERHADAP KETIADAAN HANDPHONE DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN SOSIAL PADA MAHASISWA S1 MANAJEMEN STIE AMA SALATIGA Wido Tripujiati Fakultas Psikologi Universitas Semarang
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara persepsi terhadap lingkungan sosial dengan kecemasan terhadap ketiadaan handphone pada mahasiswa program studi S1 Managemen STIE AMA Salatiga. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara persepsi terhadap lingkungan sosial dengan kecemasan terhadap ketiadaan handphone. Semakin positif persepsi terhadap lingkungan sosial, maka akan semakin rendah kecemasan terhadap ketiadaan handphone dan sebaliknya. Peneliti menggunakan 119 subjek mahasiswa program S1 Managemen semester 1,5,7 di STIE AMA Salatiga. Penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling. Data penelitian menggunakan dua skala yaitu Skala Kecemasan terhadap Ketiadaan Handphone dan Skala Persepsi terhadap Lingkungan Sosial. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Teknik Korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara persepsi terhadap lingkungan sosial dengan kecemasan terhadap ketiadaan handphone yang ditunjukkan dengan nilai rho= 0,148 maka p< 0,05 yang berarti hipotesis di tolak. Kata kunci : kecemasan , persepsi, handphone THE HANDPHONE ABSENCE ANXIETY BASED ON THE SOCIAL ENVIRONMENTAL PERCEPTION AT MANAJEMENT STUDENT STIE AMA SALATIGA ABSTRACT This research aimed to empirically examine the relationship between perceptions of the social environment with handphone absence anxiety of student at Managemen S1 STIE AMA Salatiga. The hypothesis of this studied was that there is a negative relationship between perceptions of the social environment with handphone absence anxiety. The higher the perception of the social environment, the lower of handphone absence anxiety and vice versa. Researchers used 119 subjects S1 Management student at semester 1,5,7 STIE AMA Salatiga. This study used cluster random sampling technique.
184
The research using two scales, namely the Hnadphone Absence Anxiety Scale and the Social Environment Perception Scale. Data analysis was performed using Product Moment Correlation Technique. The results of the research shown that there was no relationship between perceptions of the social environment with Handphone absence anxiety as indicated by the value of rho= 0.148 with p <0.05, which means that the hypothesis is rejected. Keywords: anxiety, perception, handphone aktifitas, karena handphone dapat
Pendahuluan Handphone merupakan dari
salah
perkembangan
satu
dikatakan
sebagai
teknologi.
seseorang.
Dampak
idenditas negatif
dari
Dengan kecanggihan teknologi saat
perkembangan teknologi handphone
ini, fungsi handphone tidak hanya
yang terjadi salah satunya adalah
sebagai alat komunikasi biasa, tetapi
mengurangi sifat sosial manusia
manusia
karena
juga
dapat
mengakses
cenderung
lebih
suka
internet, mengirim pesan singkat,
berhubungan lewat media handphone
menyimpan data dan juga saling
daripada bertemu secara langsung
mengirim
atau face to face (Blogdetik.com,
data.
ditimbulkan
Dampak
dari
yang
handphone
2013).
mungkin tidak disadari sama sekali. Selain
memudahkan
berkomunikasi positif
yang
sebagai manusia
dalam dampak dapatkan,
Permasalahan dalam
awal
yang
muncul
penelitian
melalui
wawancara
dan
disimpulkan
bahwa
observasi individu
terdapat pula dampak negatif yang
mengalami kecemasan ketika tidak
manusia dapatkan sebagai akibat
ada
menggunakan
handphone atau
handphone dianggap sebagai alat
telepon genggam ini. Salah satu
komunikasi untuk interaksi sosial
dampak
terutama ketika dalam situasi yang
positif
dari
pemakaian
akses
handphone adalah dengan semakin
darurat
maju
komunikasi
perkembangan
handphone
semakin
teknologi membantu
orang-orang dalam melakukan segala
keluarga, mengalami
handphone,
dan
karena
penting
dengan individu
untuk
teman akan
kecemasan
jika
atau lebih ada
185
urusan penting namun tidak ada
Sarwono
(1995:47)
akses handphone atau tertinggal
mengatakan
dirumah. Namun pada kenyataannya,
lingkungan
beberapa individu tetap mengalami
penilaian individu mengenai suatu
kecemasan
obyek yang berada di lingkungan
Cuma
meskipun
sebatas
handphone
ataupun
hanya
bahwa sosial
memengaruhi
keadaan santai atau tidak dalam
beradaptasi.
keadaan
hubungan
darurat,
karena
merupakan
sosial. Persepsi inilah yang akan
kehilangan signal meskipun dalam
yang
persepsi
individu
dalam
Sehingga
tercipta
yang harmonis antara
menurut individu ketika tidak ada
lingkungan dan individu itu sendiri.
akses handphone maka akan susah
Mahasiswa
dalam
tersendiri
berkomunikasi
jika
ada
mempunyai untuk
cara
menciptakan
sesuatu yang penting, maka sebisa
hubungan yang harmonis terhadap
mungkin handphone harus selalu
lingkungan sosial, salah satunya
ada.
dengan menjaga komunikasi melalui
Koesworo (1991:32) menyatakan
handphone serta tetap berinteraksi
bahwa kecemasan pada dasarnya
langsung
memiliki arti penting bagi individu,
keluarga.
dengan
teman
dan
dapat dikatakan bahwa kecemasan
Menurut Leavitt (1987: 30)
dapat berfungsi sebagai peringatan
mengatakan bahwa beberapa kaidah
bagi
tentang persepsi yang selektif adalah
individu
untuk
mengetahui
adanya bahaya yang mengancam,
melihat
sehingga
bisa
memberi harapan yang membantu
langkah-langkah
memuaskan kebutuhan, mengabaikan
individu
mempersiapkan
tersebut
kepada
hal-hal
yang perlu diambil untuk mengatasi
hal
bahaya yang mengancam. Sehingga
perhatian kepada hal-hal yang betul-
tidak ada hubungan negatif antara
betul
persepsi terhadap lingkungan sosial
keseluruhan mulai nampak seperti
dengan
orang melihat kepada hal-hal yang
kecemasan
ketiadaan handphone.
terhadap
yang samar-samar,
yang
mereka
berbahaya.
anggap
memuaskan
akan
menaruh
Gambaran
membantu
kebutuhan-kebutuhan,
186
mengabaikan
hal-hal
yang
lebih apabila stimulus tersebut tidak
mengganggu, dan kemudian melihat
bisa diatasi atau sulit dikendalikan.
kepada
yang
Apabila
yang
membahayakan itu terus menerus
gangguan-gangguan
berlangsung
lama
dan
meningkat.
menghantui
Hasil penelitian ini berarti tidak sesuai dengan pendapat Freud (Koeswara,
1991:
mengatakan
bahwa
muncul
stimulus
karena
lingkungan
yang
mengancam
44)
mengancam
individu, maka individu ini akan mengalami kecemasan.
yang
kecemasan :
atau
yang
pengaruh
kadang-kadang
beberapa
(2007:
individu
185)
mempunyai
handphone lebih dari satu, alasan
muncul
pengaruh sosial lebih mendominasi
kecemasan, persepsi yaitu tentang
adanya kebutuhan untuk memiliki
perasaan yang tidak menyenangkan
handphone yang canggih. Kebutuhan
sehingga muncul kecemasan, situasi
yang didasari oleh pengaruh sosial
yang dianggap berbahaya sehingga
tersebut antara
muncul reaksi fisiologis sebagai
gaptek, sebagai anak muda perlu
respon terhadap situasi tersebut.
perkembangan terbaru, banyak teman
Peranan atau pengaruh lingkungan
yang
terhadap
canggih, harus up to date, lebih
ditunjukan
sehingga
Dahesihsari
kepribadian oleh
individu
fakta
bahwa,
lain, agar tidak
mempunyai
handphone
modis, agar tampak modern.
disamping bisa memuaskan atau
Gunarsa
dan
menyenangkan individu, lingkungan
(2007:28)
juga
sekarang banyak sekali kecemasan
bisa
memfrustasikan,
tidak
menyenangkan,
dan
mengancam
membahayakan
atau
bahkan
timbul modernisasi
mengatakan
Gunarsa
sehubungan dan yang
bahwa
dengan
perkembangan
individu. Terhadap stimulus-stimulus
teknologi
mempersempit
tertentu yang dihadapinya, dalam hal
lapangan kerja. Hampir setiap orang
ini stimulus yang mengancam atau
mengalami keraguan, ketidak pastian
membahayakan, individu biasanya
dalam menghadapi masa kini yang
menunjukkan reaksi ketakutan, lebih-
kompleks.
Walaupun
kecemasan
187
dapat
bersifat
destruktif
konstruktif
namun
dan
demikian
atau
menjalin
hubungan
sesuai
dengan kebutuhan para mahasiswa
kecemasan ini harus dipakai sebagai
tersebut
alat untuk mencapai perbaikan dan
hubungan khusus yang dianggap
kemajuan.Aliran
baik, namun para mahasiswa masih
behaviorisme
dan
juga
beralasan bahwa kecemasan yang
menunjukkan
tidak realistis dan yang realistis
kecemasann
merupakan
memfrustasikan,
akibat
dari
laziman
mempunyai
gejala-gejala juga
bisa tidak
responden. Jika seseorang dilanda
menyenangkan,
dan
suatu
mengancam
membahayakan
kecemasan
panjang
tanpa
atau
bahkan
akhir, secara psikologis individu
individu. Terhadap stimulus-stimulus
tersebut sebenarnya sudah berada
tertentu yang dihadapinya, dalam hal
dalam
diri.
ini stimulus yang mengancam atau
Individu mulai sakit dan menderita
membahayakan, individu biasanya
secara psikologis ( Sobur, 2009:
menunjukkan reaksi ketakutan, lebih-
346).
lebih apabila stimulus tersebut tidak
bahaya
Peranan lingkungan individu
kehancuran
atau
terhadap
ditunjukkan
pengaruh
bisa diatasi atau sulit dikendalikan.
kepribadian
Apabila
oleh
membahayakan itu terus menerus
fakta
stimulus
bahwa, disamping bisa memuaskan
menghantui
atau
individu,
individu, maka individu ini akan
lingkunga Menjalin hubungan dan
mengalami kecemasan (Koeswara,
komunikasi secara langsung maupun
1991: 44).
menyenangkan
tidak langsung yang baik terhadap lingkungan
sosial
dipersepsikan
atau
yang
mengancam
Freud (Trismiati dalam jurnal psyche,
2004:
4)
kecemasan
sebagai sesuatu yang penting dan
melibatkan persepsi tentang perasaan
menjadikan para mahasiswa cemas
yang tidak menyenangkan dan reaksi
apabila hubungan dengan individu
fisiologis,
yang lain dianggap kurang baik.
kecemasan adalah reaksi atas situasi
Faktanya,
yang dianggap bebahaya. Individu
melakukan
para
mahasiswa
interaksi,
telah
komunikasi,
dapat
dengan
kata
memperlihatkan
lain
kadar
188
kecemasan, tetapi repson terhadap
antara persepsi terhadap lingkungan
suatu
sosail
peristiwa
tertentu
sangat
bergantung pada pikiran dan persepsi dari
yang
bersangkutan
kecemasan
terhadap
ketiadaan handphone.
sendiri
(Daffidof, 1991:63). Menjalin
dan
Metode Penelitian hubungan
dan
Penelitian ini menggunakan
komunikasi secara langsung maupun
metode
tidak langsung yang baik terhadap
memperoleh data awal dilakukan
lingkungan
dipersepsikan
wawancara dan observasi terhadap
sebagai sesuatu yang penting dan
responden. Responden terdiri dari
menjadikan para mahasiswa cemas
mahasiswa
apabila hubungan dengan individu
Manajemen STIE AMA Salatiga
yang lain dianggap kurang baik.
yang diambil secara acak terhadap
Faktanya,
telah
suatu kelas atau kelompok (Cluster
komunikasi,
Random sampling) diperoleh 37
sosial
para
melakukan atau
mahasiswa
interaksi,
menjalin
untuk
mahasiswi
S1
sesuai
mahasiswa semester 3 untuk uji
dengan kebutuhan para mahasiswa
coba, dan 119 mahasiswa semester
tersebut
mempunyai
1,5 dan 7 untuk menjadi responden
hubungan khusus yang dianggap
penelitian. Metode pengambilan data
baik, namun para mahasiswa masih
menggunakan 2 Skala, yaitu Skala
menunjukkan
Kecemasan
dan
hubungan
kuantitatif.
juga
gejala-gejala
kecemasan.
Handphone
Hipotesis dalam penelitian ini
terhadap dan
ketiadaan
Skala
Persepsi
terhadap Lingkungan Sosial, yang
adalah ada hubungan negatif antara
telah
persepsi terhadap lingkungan sosial
menunjukkan reliabilitas sebesar 0,
dan kecemasan terhadap ketiadaan
891
handphone.
diperolehkemudian diolah dengan
Berdasarkan Latar belakang masalah
tersebut,
maka
diuji
dan
validitas
0,884.
Data
serta
yang
teknik korelasi Product Moment.
dapat
Sebelum melakukan analisis di atas,
dirumuskan tujuan penelitian ini
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi.
yakni untuk mengetahui hubungan
189
indikatif , sehingga memerlukan
Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan negatif
dukungan dari penelitian-penelitian lain yang relevan.
antara persepsi terhadap lingkungan
Individu sangat memerlukan
sosial dengan kecemasan terhadap
alat
ketiadaan
bersosialisasi,
handphone,
dengan
komunikasi
yang
untuk
menjalin
rho=0,148 (p < 0,05). Dari hasil
pertemanan
tersebut dapat disimpulkan bahwa
secara intens dan aktif. Individu
hipotesis
merasa
yang
berbunyi
ada
dan
untuk
hubungan
komunikasi
baik
sangat
hubungan negatif antara persepsi
diperlukan untuk menjaga hubungan
terhadap lingkungan sosial dengan
baik
kecemasan
teman-teman, dan dosen, sehingga
terhadap
ketiadaan
handphone ditolak.
dengan
keluarga,
sahabat,
apabila individu kehilangan akses
Koefisien validitas item dalam
untuk berkomunikasi, maka akan
penelitian ini berkisar antara 0,273
mengalami
sampai dengan 0,698 dengan taraf
merasa khawatir akan dianggap tidak
signifikan
baik. Jadi bisa dikatakan bahwa
0,05
Kecemasan
untuk
terhadap
skala
ketiadaan
ketika
kecemasan
individu
karena
mempunyai
handphone dan 0,278 sampai dengan
hubungan yang baik terhadap orang
0,607 dengan taraf signifikan 0,05
disekitarnya, maka individu tersebut
untuk
akan
skala
persepsi
terhadap
selalu
berusaha
menjalin
lingkungan sosial. Hasil Uji asumsi
komunikasi yang relatif
dalam penelitian ini menunjukkan
tanpa ada halangan dan gangguan
bahwa salah satu data berdistribusi
apapun untuk menjalin komunikasi,
tidak
sehingga
normal
dengan
nilai
bisa
dikatakan
hampir
p<
kecemasan
akses untuk berkomunikasi karena
handphone,
individu selalu mengupayakan agar
yaitu
data
terhadap
ketiadaan
distribusi
yang
menyebabkan
tidak
makna
normal hasil
uji
korelasi dalam penelitian ini bersifat
pernah
bahwa
Kolmogorov-Smirnov Z=0,094 maka 0,05
tidak
sering
kehilangan
tidak kehilangan akses komunikasi. Etika handphone
saat sebagai
Menggunakan perangkat
190
telekomunikasi banyak
pastilah
manfaat.
memiliki
Teknologi
ini
terhadap
kecemasan
terhadap
ketiadaan handphone sebesar 5,9%
memungkinkan kita berkomunikasi
yang
dengan
itu,
terhadap lingkungan sosial memang
seperti
benar memiliki hubungan dengan
mudah.
handphone
Selain
masa
kini,
berarti
variabel
smartphone telah memiliki berbagai
kecemasan
fitur
handphone. Masih ada sumbangan
yang
bermanfaat.
Maka
terhadap
persepsi
ketiadaan
penggunaan ponsel secara tepat akan
sebesar 94,1%
memiliki banyak manfaat positif.
berasal dari variabel lainnya, seperti
Sehingga prinsipnya teknologi hadir
pengaruh lingkungan sekitar yang
dan berkembang untuk memenuhi
mengancam, situasi yang dianggap
kebutuhan dan keinginan manusia
berbahaya,
agar dalam kehidupannya dapat lebih
emosionalitas, serta gangguan dan
mudah
hambatan.
berkomunikasi
ataupun
melakukan sesuatu dengan mudah dan praktis.
yang diperkirakan
kekhawatiran,
Kelemahan dalam penelitian ini adalah jumlah subyek yang
Mengingat
banyak
juga
digunakan relatif kecil
sehingga
dampak negatif yang bias disebabkan
kurang dapat mewakili populasi.
penggunaan ponsel, maka individu
Kelemahan lain dalam penelitian ini
sebaiknya selalu menempatkan diri
adalah jumlah item yang dirasa
pada
kurang,
waktu
yang
tepat
saat
dan
menggunakan handphone, sebagai
digunakan
contoh
dikhawatirkan
Jika
berbicara
dengan
alat
ukur
bias kurang
yang
sehingga dapat
menggunakan ponsel handphone bias
mengungkap kondisi sesungguhnya
mengganggu lawan bicara pada saat
dari persepsi terhadap lingkungan
bertatap muka atau sedang berbicara
sosial
dengan orang lain.
ketiadaan handphone.
dan
kecemasan
terhadap
Berdasarkan hasil penelitian Simpulan
ini dapat ditarik kesimpulan sebagai
Sumbangan afektif variabel
berikut : tidak ada hubungan negatif
persepsi terhadap lingkungan sosial
antara persepsi terhadap lingkungan
191
sosial dengan kecemasan terhadap ketiadaan handphone, maka hipotesis
Managemen (Alih Muslichah Zarkasi). Erlangga
bahasa: Jakarta:
dalam penelitian ini ditolak. Sarwono, W. S. 1995. Psikologi Lingkungan. PT Gramedia. Jakarta. Daftar Pustaka Dahesihsari, R. 2007. Perilaku Konsumsi Telepon Seluler Dikalangan Mahasiswa Sebuah Studi Pada Mahasiswa Unika Atmajaya Jakarta.Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya. Jurnal Manasa. Hal. 185. Davidoff, L.L, 1991. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta :Erlangga
Sobur, A. 2009. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: CV Pustaka____Setia. Trismiati. 2004. The Anxiety Level Differences Among Male and FemaleStarillization Acceptors at RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Fakultas psikologi Universitas Bina Darma Palembang. Journal Psyche. Vol.1. No. 1 Juli 2004
Gunarsa, S.D, Singgih, D.G.2003. PsikologiPerawatan. Jakarta: Gunung Mulia Hapsari,DA.2010. Pengaruh Tari Kontemporer terhadap Kecemasan Berbicara Di Depan Umum. Jurnal Psikologi Undip. http://www.eprints.undip.ac.id diakses pada tanggal 10 Februari 2014 http://kelompoke.blogdetik.com/200 8/10/23/perkembanganteknologit elepon-selulerhandphone/ diakses padatanggal 23 Mei 2013 Koeswara, E. 1991. Teori-teori kepribadian. Bandung: Eresco
PT
Leavitt,J.H. 1997. Psikologi
192