KECEMASAN MENYUSUN TUGAS AKHIR DITINJAU DARI BERPIKIR POSITIF PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG LATIFAH MUKHAYYAROH Fakultas Psikologi Universitas Semarang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecemasan menyusun tugas akhir ditinjau dari berpikir positif pada mahasiswa. Faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan diantaranya faktor kognitif yang berupa pengharapan, keyakinan dalam berpikir, sikap, persepsi, informasi, konsepkonsep dan sebagainya yang mengarah pada disonansi kognitif. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir di Program Studi DIII Kebidanan UNIMUS. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 50 mahasiswa yang sedang menyusun tugas akhir. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan alat ukur berupa skala yaitu Skala Kecemasan Menyusun Tugas AKhir dan Skala Berpikir Positif. Hasil perhitungan korelasi product moment dengan menggunakan teknik penghitungan SPSS (Statistical Packages for Social Science) for Windows versi 21.0. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh diketahui bahwa rxy = 0,820 dan p= 0,000 (p < 0,01) yang berarti tidak ada hubungan yang negatif antara berpikir positif dengan kecemasan mahasiswa dalam menyusun tugas akhir. Kata kunci: Kecemasan, Berpikir Positif THE FINAL PROJECT ANXIETY REVIEWED FROM POSITIVE THINKING ON STUDENT OFMIDWIFERY DIII UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH SEMARANG Abstract Research was aim to determine the final project anxiety reviewed from positive thinking in students . Factors that influence anxiety include cognitive factors such as hope , confidence in thinking , attitude , perception , information , concepts , etc. that lead to cognitive dissonance . The subjects were 50 students who were preparing the final project in DIII Midwifery UNIMUS Prodi . The data were obtained by Final Project Anxiety Scale and Positive Thinking Scale. The results of calculations using the product moment correlation technique SPSS (Statistical Packages for Social Science ) for Windows version 21.0 . Based on the analysis of data obtained rxy = 0.820 and p = 0.000 ( p < 0.01 ) which means that there was no negative relationship between positive thinking and the anxiety of students in preparing the final project . Keywords: Anxiety, Positive Thinking 199
Anggapan
Pendahuluan
yang
yang
demikian
menyebabkan
Di Indonesia sumber daya manusia
beberapa mahasiswa menjadi cemas ketika
tangguh
harus
dan
berkualitas
sangat
menghadapi
tugas
akhir.
Bagi
dibutuhkan untuk bisa menyongsong masa
mahasiswa tingkat akhir di Program Studi
depan
dan
DIII Kebidanan UNIMUS ini khususnya,
kepercayaan diri yang baik bagi para pendidik
diwajibkan untuk mengerjakan tugas akhir
maupun pelajarnya. Dalam perkembangan
atau disebut dengan Karya Tulis Ilmiah
zaman era globalisasi saat ini semua hal
sebagai
membutuhkan kecepatan, sehingga menuntut
pendidikan.
bangsa
adanya
lulusan
dengan
perguruan
semangat
tinggi
untuk
syarat
kelulusan
menempuh
Berdasarkan data yang diperoleh dari
membantu banyak bidang pekerjaan baik
Admisi
negeri maupun swasta. Mahasiswa dalam
Semarang, program studi dengan jurusan
tahap perkembangannya digolongkan sebagai
kebidanan di UNIMUS saat ini mengalami
masa pradewasa atau emerging adulthood
penurunan jumlah mahasiswa dari tahun 2008
yaitu usia antara 18 dan 25 tahun yang sedang
sampai
menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi
pekerjaan untuk bidan dibandingkan dengan
atau paling tidak masih tergantung secara
banyaknya
finansial pada orangtua (Wade & Travis,
mempengaruhi minat dan ketertarikan calon
2007:272).
mahasiswa untuk memilih jurusan ini, juga
Tugas akhir merupakan salah satu
karena
Universitas
sekarang.
Sedikitnya
lulusan
mindset
Muhammadiyah
bidan
mahasiswa
lapangan
sangat
tentang
syarat utama bagi seorang mahasiswa untuk
penyusunan tugas akhir yang sulit dan penuh
memperoleh gelar kelulusan, dimana tidak
rintangan sehingga beberapa dari mereka
semua
takut dan merasa khawatir tidak dapat lulus
mahasiswa
punya
kesiapan
saat
menghadapi tugas akhir tersebut. Fase ini biasanya
menjadi
stresor
tersendiri
tepat waktu.
di
Permasalahan mahasiswa kebidanan
kalangan mahasiswa. Ini terjadi bukan hanya
dalam menyusun tugas akhir ini terletak pada
karena banyak anggapan bahwa penyusunan
tata cara penulisan dan metodologi penelitian,
tugas akhir itu sulit tetapi juga karena proses
karena pada masa kuliah lebih menekankan
dalam penyusunan tugas akhir yang panjang.
pada ilmu kebidanan itu sendiri dan praktik di 200
lapangan, sehingga proses pengolahan data
subjektif, sejumlah perilaku (tampak khawatir
dalam
mengalami
dan gelisah resah), atau respons fisiologis
kesulitan. Permasalahan yang hampir sama
yang bersumber di otak dan tercermin dalam
telah
penelitian
bentuk denyut jantung yang meningkat dan
sebelumnya, bahwa masalah-masalah yang
otot yang menegang. Beberapa gejala tersebut
umum
dalam
juga dialami oleh mahasiswa yang cemas
menyusun tugas akhir adalah, kurangnya
dalam menghadapi tugas akhir. Kecemasan
kemampuan menulis, kurangnya kemampuan
juga diartikan sebagai perasaan campuran
akademis yang memadai, serta kurang adanya
berisikan
ketertarikan
mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab
penelitian
mahasiswa
diungkapkan
dihadapi
dalam
oleh
mahasiswa
mahasiswa
dalam
penelitian
(Gunawati , dkk, 2006: 94). Herdiani penelitiannya
ketakutan
(2012:2),
dalam
2004:32). Menurut Freud (dalam Davidoff,
memaparkan
bahwa
1991:63), ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan
menimbulkan
adalah
membuat
perasaan Kecemasan
mereka
keprihatinan
khusus untuk ketakutan tersebut (Chaplin
terhambatnya pengerjaan tugas akhir dapat
mahasiswa.
dan
merasa
cemas yang
pada dialami
tertekan
faktor
pengharapan,
kecemasan,
salah
satunya
kognitif
yang
berupa
keyakinan
dalam
berpikir,
dan
sikap, persepsi, informasi, konsep-konsep dan
kesulitan menghadapi masalah-masalah dalam
sebagainya yang mengarah pada disonansi
proses pengerjaan tugas akhir. Ciri-ciri yang
kognitif.
nampak dari kecemasan mahasiswa adalah timbulnya
Intervensi kognitif melibatkan proses
perasaan tidak menyenangkan
berpikir, berpikir adalah tindakan, pikiran
kemudian secara sadar mahasiswa merasakan
seseorang untuk memproduksi pemikiran
ketegangan dan ketakutan serta meningkatnya
yang bersifat positif atau negatif. Orang yang
saraf otonom ketika memikirkan tugas akhir
berpikir negatif disebut pesimis dan orang
sehingga mahasiswa memilih untuk enggan
yang
mengerjakan tugas akhir.
pemikiran negatif menemukan ekspresi dalam
berpikir
positif
disebut
optimis,
Menurut Durand & Barlow (2006 :
bentuk alasan-alasan atas kegagalan atau
158) gejala kecemasan dapat bersifat fisik
usaha untuk menghindari perilaku pemecahan
maupun psikis, pada manusia kecemasan bisa
masalah (Rosma, 2013:9). Mahasiswa dalam
jadi berupa perasaan gelisah yang bersifat
proses penyusunan tugas akhir, dengan 201
menerapkan pola pikir positif kemungkinan
meningkatkan kesehatan mental, dan pada
akan dapat mengurangi tingkat kecemasan,
saatnya akan dapat menahan atau menghadapi
sehingga mahasiswa lebih optimis untuk bisa
kecemasan yang muncul dalam kehidupan
menyelesaikan tugas akhir dengan hasil yang
sehari-hari.
sesuai dengan harapan.
Hasil
Berpikir secara umum adalah suatu cara
penyesuaian
Lestari
(1997:8)
tentang pola pikir individu, diketahui bahwa
terhadap
dengan adanya pola pikir positif individu
lingkungannya, oleh karena itu dapatlah
tidak akan mudah menyalahkan dirinya atas
dikemukakan bahwa orang itu berpikir bila
suatu kegagalan yang dialami dibandingkan
menghadapi permasalahan atau persoalan
dengan individu yang berpikir negatif. Hal ini
(Walgito, 2003:177). Wilcox (2007:190),
disebabkan
menyatakan
memandang setiap kesulitan dan kegagalan
bahwa
individu
penelitian
pola
berpikir
dapat
karena
sebagai
dan berpikir negatif. Peran pola pikir sangat
keberhasilan.
penting dalam menghadapi permasalahan atau
menerapkan pola pikir positif kemungkinan
peristiwa yang tidak mengenakkan, individu
dapat
bisa menjadi seorang yang optimis atau malah
penyusunan
menjadi
mahasiswa dengan pola pikir negatif.
Pikiran
negatif
dapat
menjadi stressful dan membahayakan.
awal
untuk
dalam
dibedakan menjadi dua yaitu berpikir positif
pesimis.
langkah
kemampuan
Mahasiswa
mengurangi tugas
mencapai
yang
kecemasan akhir
mampu
dalam
dibandingkan
Berdasarkan uraian diatas, maka
Elfiky (2008:3) menyatakan bahwa
dapat disimpulkan bahwa berpikir positif
dengan berfikir manusia bisa membedakan
dapat mengurangi kecemasan atau state
yang bermanfaat dan tidak bermanfaat, antara
anxiety yaitu reaksi emosi sementara yang
yang positif dan yang negatif. Dengan begitu,
timbul pada situasi tertentu, yang dirasakan
ia bisa memilih yang cocok bagi dirinya dan
sebagai
bertanggungjawab atas pilihannya. Dengan
ditentukan oleh perasaan ketegangan yang
mengubah cara berpikir yang negatif menjadi
subjektif pada mahasiswa tingkat akhir dalam
positif,
semula
menyusun dan menyelesaikan tugas akhir
mempunyai sikap pesimis akan menjadi
tepat waktu. Akan tetapi pada kenyataannya,
optimis. Lestari (1997: 2-3), Sikap dan pikiran
berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan
yang
kepada beberapa mahasiswa yang sedang
maka
positif
individu
terhadap
yang
kecemasan
akan
suatu
ancaman.
Keadaan
ini
202
menyusun tugas akhir di Prodi Kebidanan
menyenangkan, yang ditandai dengan istilah-
UNIMUS ini menyatakan bahwa mereka
istilah seperti “kekhawatiran”, “keprihatinan”,
mengaku sudah memiliki keyakinan akan
dan “rasa takut” yang kadang-kadang kita
kemampuan
sedang
alami dalam tingkat yang berbeda-beda
mengerjakan tugas akhir, berfikir bahwa
(Atkinson, dkk, 1999:212). Senada dengan
setiap kesulitan selama proses penyusunan
pengertian
tugas akhir adalah suatu ujian dari Tuhan,
mendefinisikan kecemasan sebagai emosi
keyakinan akan keberhasilan yang sesuai
yang ditandai oleh perasaan akan bahaya yang
harapan dan rasa percaya diri pada saat
diantisipasikan, termasuk juga ketegangan
berkonsultasi dengan dosen pembimbing,
dan stress yang menghadang dan oleh
namun mereka tetap merasakan kecemasan
bangkitnya sistem saraf simpatetik.
diri
sendiri
ketika
diatas,
Davidoff
(1991:61)
sehingga mempengaruhi kondisi fisik yang
Tugas akhir atau biasa disebut dengan
dapat menghambat dalam proses menyusun
skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan
tugas akhir.
sebagai bagian dari persyaratan pendidikan
Kecemasan Menyusun Tugas Akhir
akademis di Perguruan Tinggi (Gunawati, dkk
Kecemasan
menurut
Freud
2006:97).
Dalam
Kamus
Besar
Bahasa
(1993/1964) adalah suatu keadaan perasaan
Indonesia (2005 : 1080) mendefinisikan tugas
afektif
yang tidak
yang
akhir adalah karya ilmiah yang wajib ditulis
disertai
dengan
yang
oleh mahasiswa sebagai prasyarat akhir
memperingatkan orang terhadap bahaya yang
pendidikan akademisnya. Pengertian tersebut
akan datang (dalam Semiun, 2006:87). Dalam
mengandung arti bahwa semua individu yang
keadaan ini seseorang akan lebih waspada dan
menempuh pendidikan di perguruan tinggi
berusaha
dengan
yang disebut mahasiswa wajib menyusun
yang
tugas akhir dengan proses belajar secara
efektif. Sebaliknya bila kecemasan begitu
individual sehingga menuntut mahasiswa
kuat, maka ia tidak lagi berfungsi sebagai
untuk belajar mandiri dalam penyelesaian
peringatan adanya bahaya, dan seseorang
masalah
tidak lagi mampu mengadakan perencanaan
penyusunan tugas akhir.
yang
sensasi
mengatasi
mengadakan
terhadap
adalah
fisik
masalahnya
perencanaan
efektif
Kecemasan
menyenangkan
emosi
tindakan
tidak
dihadapi
Berdasarkan
tindakannya. yang
yang
dapat
disimpulkan
dalam
uraian bahwa
proses
diatas maka kecemasan 203
menyusun tugas akhir adalah perasaan takut
Berdasarkan penjelasan tentang gejala-gejala
akan masa yang akan datang dan perasaan
kecemasan dalam menyusun tugas akhir yang
tidak tenang yang dirasakan oleh mahasiswa
telah
tingkat akhir sebagai ketidaknyamanan yang
kesimpulan bahwa ada dua macam gejala
dapat
dan
kecemasan dalam menyusun tugas akhir yaitu
kekhawatiran dalam proses penyusunan tugas
gejala kecemasan yang bersifat fisiologis dan
akhir.
psikologis. Gejala kecemasan yang bersifat
meningkatkan
ketegangan
Sundari (2005:51) mengungkapkan
diuraikan,
fisiologis
maka
meliputi
dapat
diambil
berkeringat,
jantung
bahwa gejala-gejala kecemasan ada dua
berdebar-debar, sesak nafas, otot menegang,
macam yaitu yang bersifat fisik dan mental.
pusing, tidak nafsu makan dan tidak bisa
a. Gejala kecemasan yang bersifat fisik
tidur. Sedangkan gejala kecemasan yang
merupakan suatu emosi yang ditandai dengan
bersifat
meningkatnya aktivitas secara otonom, secara
khawatir, takut, gelisah dan merasa dekat
khusus
dengan musibah.
aktivasi
pada
sistem
syaraf
sympathetic, antara lain:
psikologis
Faktor-faktor
meliputi
perasaan
kecemasan
dalam
a. Jari-jari tangan dingin
menyusun tugas akhir dalam penelitian ini
b. Detak jantung makin cepat
menggunakan faktor-faktor kecemasan secara
c. Berkeringat dingin
umum, Davidoff (1991:62) mengemukakan
d. Kepala pusing
bahwa faktor-faktor yang dapat menimbulkan
e. Nafsu makan berkurang
kecemasan, yaitu :
f. Tidur tidak nyenyak
a. Faktor kognitif
g. Dada sesak nafas
Berupa
pengharapan,
keyakinan
dalam
b. Gejala kecemasan yang bersifat mental
berpikir, sikap, persepsi, informasi, konsep-
yaitu perasaan subyektif terhadap tekanan,
konsep dan sebagainya yang mengarah pada
dan kognisi yang meliputi :
disonansi kognitif.
a. Ketakutan
b. Konflik mental
b. Merasa akan ditimpa bahaya
Berkaitan
c. Tidak dapat memusatkan perhatian
memuaskan dan bermakna pada masing-
d. Tidak tentram
masing individu.
e. Ingin lari dari kenyataan
c. Pengkondisian
dengan
gaya
hidup
yang
204
Pengalaman,
segala
bentuk
pengalaman
masa
lalu
situasi
yang
atau
Berdasarkan penjelasan diatas maka
sifatnya
dapat disimpulkan bahwa berpikir positif
mengancam atau membahayakan.
adalah
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan
diatas,
maka
dapat
suatu
cara
berpikir
yang lebih
menekankan pada sudut pandang dan emosi
diambil
yang positif, baik terhadap diri sendiri, orang
kesimpulan bahwa faktor-faktor yang dapat
lain maupun situasi yang di hadapi, sehingga
menimbulkan
faktor
pikirannya berproses secara positif yang
kognitif, konflik internal individu, ancaman
kemudian mempengaruhi sikap dan perilaku
fisik dan harga diri. Faktor kecemasan yang
yang positif.
kecemasan
adalah
akan digunakan dalam penelitian ini adalah faktor
kognitif,
yang
berkaitan
dengan
Albrecht (Widyastuti & Kushartati) menyebutkan beberapa aspek berpikir positif
berpikir, yaitu berpikir positif.
yaitu :
Berpikir Positif
a. Harapan yang positif
Berpikir
positif
adalah
sumber
Melaksanakan sesuatu yang lebih dipusatkan
kekuatan dan sumber kebebasan. Disebut
pada
sumber kekuatan karena mampu membantu
masalah dan menjauhkan diri dari rasa takut
individu
akan
memikirkan
solusi
sampai
kesuksesan, optimisme, pemecahan
kegagalan
serta
memperbanyak
mendapatkannya. Dengan begitu individu
menggunakan kata-kata yang mengandung
bertambah mahir, percaya dan kuat. Disebut
harapan.
sumber kebebasan karena individu akan
b. Afirmasi diri
terbebas dari penderitaan dan kungkungan
Memusatkan perhatian pada kekuatan diri,
pikiran negatif serta pengaruhnya pada fisik
melihat diri secara lebih positif dengan dasar
(Elfiky,
pemikiran
2006:207).
kaitannya
dengan
Pendapat kecemasan
ini
erat
mahasiswa
bahwa
setiap
c. Pernyataan tidak menilai
maka
Pernyataan
mengatasi
dan
positif
dapat
menurunkan
membantu
sama
berartinya dengan orang lain
tingkat akhir dalam menyusun tugas akhir, berpikir
orang
yang
lebih
menggambarkan
tingkat
keadaan diri daripada menilai keadaan,
kecemasan yang akan berpengaruh pada
fleksibel dan tidak fanatic dalam berpendapat.
kesehatan fisik.
Pernyataan
ini
dimaksudkan
sebagai
pengganti pada saat seseorang cenderung 205
untuk memberikan pernyataan yang negatif
Teknik analisis data yang digunakan
terhadap suatu hal.
untuk
menguji
d. Penyesuaian diri terhadap suatu kenyataan
Analisis
Mengakui kenyataan dan segera berusaha
digunakan
menyesuaikan diri, menjauhkan diri dari
berpikir [ositif dengan kecemasan menyusun
penyesalan, frustasi dan menyalahkan diri
tugas akhir pada mahasiswa.
sendiri. Menerima masalah dan berusaha
Hasil dan Pembahasan
menghadapinya adalah salah satu ciri dari orang yang bepikir positif.
hipotesis
Product
adalah
moment.
untuk
teknik
Analisis
mengetahui
ini
hubungan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh diketahui bahwa rxy = 0,820 dan p=
Berdasarkan beberapa pendapat dan
0,000 (p < 0,01) yang berarti tidak ada
penjelasan yang telah diuraikan, maka dapat
hubungan yang negatif antara berpikir positif
ditarik kesimpulan bahwa aspek-aspek dalam
dengan
berpikir positif adalah menguatkan cara
menyusun tugas akhir. Dengan demikian
pandang
diri,
hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Secara
harapan yang positif dan penyesuaian diri
teori kecemasan yang dialami oleh mahasiswa
terhadap suatu kenyataan.
tergolong dalam kecemasan normal. Menurut
Metode Penelitian
De
tentang
sesuatu,
afirmasi
Populasi dalam penelitian ini adalah 50 mahasiswa
DIII
Kebidanan
Universitas
kecemasan
Clerq
mahasiswa
(1994:48-49),
dalam
kecemasan
menunjukkan pada keadaan emosi yang menentang atau tidak menyenangkan dan meliputi interpretasi subjektif dan “arousal”
Muhammadiyah Semarang. Keseluruhan subyek penelitian anggota
atau rangsang fisiologis. Kecemasan yang
populasi disebut dengan elemen populasi.
dialami mahasiswa dalam mengerjakan tugas
Apabila penelitian dilakukan pada semua
akhir dikategorikan dalam state anxiety. state
elemen yang ada dalam wilayah penelitian,
anxiety yaitu reaksi emosi sementara yang
maka
timbul pada situasi tertentu, yang dirasakan
penelitiannya
disebut
penelitian
populasi atau disebut studi populasi, atau juga
sebagai
studi sensus (Usman dan Akbar, 2006:181).
ditentukan oleh perasaan ketegangan yang
Metode
pengumpulan
suatu
ancaman.
Keadaan
ini
data
subjektif. Proses umum terjadinya kecemasan
menggunakan Skala Kecemasan Menyusun
mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir
Tugas Akhir dan Skala Berpikir Positif.
yaitu adanya situasi yang menyebabkan 206
mahasiswa mengalami kecemasan, seperti tuntutan
orangtua,
mahasiswa
kurang
memiliki keyakinan diri, kurangnya dukungan sosial
dari
dosen
dan
teman-temannya.
Beberapa hal tersebut dapat memunculkan interpretasi subyektif yang menyebabkan mahasiswa merasa cemas sehingga terjadi rangsang
fisiologis
yang
mengganggu
keadaan fisik mahasiswa. Terdapat
beberapa
kemungkinan
kelemahan dalam penelitian ini yaitu; waktu pengisian skala yang kurang efektif karena bersamaan
dengan
pembekalan
kegiatan
komunitas sehingga mahasiswa kurang fokus dalam pengisian skala dengan pembahasan tugas
akhir,
hal
ini
dianggap
sebagai
kelemahan karena kecemasan disini bersifat situasional. Simpulan Tidak ada hubungan negatif antara berpikir positif dengan kecemasan menyusun tugas akhir, sehingga hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Daftar Pustaka Alwisol, 2009. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM Press Ancok, D. 1987. Teknik Penyusunan Skala Pengukur. Yogyakarta: UGM Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Hilgard, E.R., 1999. Pengantar Psikologi Umum. Alih bahasa : Taufiq N, Jakarta : Erlangga
Azwar,
S., 2001. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Chaplin, J.P., 2004. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : RajaGrafindo Persada Davidoff, L. L, 1991. Psikologi Suatu Pengantar. Alih bahasa : Juniati, M, Jakarta : Erlangga De Clerq, L, 1994. Tingkah Laku Abnormal Dari Sudut Pandang Perkembangan). Jakarta : PT Gramedia Durand, V.M., Barlow, D.H., 2006. Psikologi Abnormal. Alih bahasa : Soetjipto, H, P, USA : Pustaka Pelajar Elfiky, I, 2008. Terapi Berpikir Positif. Jakarta : Zaman Gunawati, R., Hartati, S,. Listiara, A., 2006. Hubungan Antara Efektivitas Komunikasi Mahasiswa-Dosen Pembimbing Utama Skripsi Dengan Stres Dalam Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. h. 93-115 Hadi, S, 2000. Statistik jiid 2. Yogyakarta : Andi Herdiani, W. S., 2012. Pengaruh Expressive Writing Pada Kecemasan Menyelesaikan Skripsi. Jurnal Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.1 No. 1. h. 6-17 Lestari, A, 1997. Pelatihan Berpikir Positif Untuk Menangani Sikap Pesimis Dan Gangguan Depresi. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada. h. 1-9 Qudsy, I, 2010. Keajaiban Berpikir Positif. Yogyakarta : Mediabaca
207
Peale, N, V, 1977. Cara Hidup dan Berpikir Positif. Jakarta : Gunung Jati Rosma, S, 2013. Pengaruh Pelatihan Berpikir Positif Untuk Menurunkan Kecemasan Pada Mahasiswa Yang Sedang Menempuh Skripsi. Jurnal Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. h. 11-21 Sari, R, N, 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu Semiun, Y, 2006. Teori Kepribadian dan Tetapi Psikoanalitik FREUD. Yogyakarta : Kasinius Sundari, S, 2005. Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Jakarta : Rineka Cipta Sunyoto, D, 2008. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta : MedPress Suryabrata, S, 2000. Psikologi Kepribadian. Jakarta : Raja Grafindo Persada Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2005.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV. Jakarta : Balai Pustaka Usman, H, & Akbar, P. S., 2006. Pengantar Statiska Edisi Dua. Jakarta : PT Bumi Aksara Wade, C. & Tavris, C., 2007. Psikologi Edisi kesembilan Jilid 2. Alih bahasa : Mursalin, P, Jakarta : Erlangga Walgito, B, 2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : ANDI Widyastuti, A. & Kushartati, S., Faktorfaktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berpikir Positif Ibu dan Dampak pada Anak. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Wilcox, l, 2007. PsichoSufi Terapi Psikologi Sufistik Pemberdayaan Diri. Jakarta : Pustaka Cendekiamuda
208