eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (1): 137-148 ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org © Copyright 2014
KEBIJAKAN IRLANDIA DALAM MENGATASI KRISIS FINANSIAL TAHUN 2010-2012 MUKTI NOVIANI1 NIM. 0802045178
Abstract The financial crisis that occurred in Ireland externally originated in 2008 when the global economy faced severe pressure from Europe's financial crisis after financial crisis posed by the United States. Europe's financial crisis originated from the larger government budget deficits in the regional countries, especially European countries, namely the first layer of Greece, Ireland, and Portugal. Internal factors in the financial crisis of Ireland, starting from the state government budget deficit is getting bigger and broader than GDP. With substantial losses on sovereign debt continued in business loans that are not controlled for national property sector growth is not guaranteed, and should be petrified government debt from the banks involved in the management of a bank failure. Irish government policy in minimizing the financial crisis successfully and were able to reduce the budget deficit to 10.1 % of GDP, and in 2011 Ireland's economic growth increased from -0.4 % in 2010 and increased in 2011 to 0.4 %. Keywords, Ireland, policy, Financial Crisis Pendahuluan Irlandia adalah sebuah negara kecil di Eropa yang mulai menggunakan euro bersama dengan 12 negara Uni Eropa lainnya pada 1 Januari 2002. Perekonomian Irlandia tumbuh dengan pesat sekitar tahun 1995-2007 dengan rata-rata pertumbuhan PDB sebanyak 6 %. (http://www.stabilitas.co.id) Pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi, irlandia cukup tinggi untuk skala Eropa sekitar, 5,0%. Sampai 2008, sekitar 6,5 Namun aktivitas ekonomi dalam negeri menurun sejak terjadinya krisis keuangan global pada tahun 2008 dimana hal ini juga berdampak pada perekonomian Irlandia. %.(http://rimanews.com) Irlandia merupakan negara kedua di Eropa setelah Yunani yang mengalami krisis ekonomi. Krisis yang terjadi di Irlandia memiliki persamaan dengan yang terjadi di Yunani dimana disebabkan karena defisit anggaran pemerintah yang semakin 1
Mahasiswa Program S1 Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 1, :137-148
besar dan diikuti dengan rasio hutang per PDB, hal ini menyebabkan kemampuan untuk memperoleh defisit menjadi terbatas. Tidak berfungsinya kebijakan moneter, terbatasnya ruang gerak fiksal, dan kondisi perekonomianya lemah dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi pada beberapa negara di Eropa termasuk Irlandia. Krisis yang terjadi otomatis mempengaruhi sektor keuangan pemerintah, hal ini berupa defisit anggaran yang relatif luas dan beban hutang yang meningkat. Tekanan fiksal, juga berdampak pada melemahnya ketahanan ekonomi. Pada tahun 2008 defisit anggaran pemerintah Irlandia mencapai -7,3%, pada tahun 2009 semakin tinggi yaitu -14,3% dan tahun 2010 mencapai 32,4%. (www.bappenas.go.id) Krisis di Irlandia juga disebabkan oleh peminjaman tidak terkendali untuk sektor properti nasional dan pasar kontruksi yang tak terjamin pertumbuhannya. Adanya dampak yang ditimbulkan dari krisis dalam negeri berupa naiknya defisit anggaran, menurunnya tingkat perekonomian. Pada tahun 2009 pemerintah Irlandia berupaya memberlakukan pengetatan anggaran (austerity) lewat jalur pengurangan upah untuk semua pegawai negeri. Pada tahun 2009, dalam upaya berkelanjutan untuk menstabilkan sektor perbankan, Pemerintah Irlandia membentuk Badan Pengelola Aset Nasional (National Asset Management AgencyNAMA). Namun, langkah ini tidak cukup, pada tahun 2010, defisit anggaran Irlandia mencapai 32,4% dari PDB, dimana defisit ini naik level dari defisit terbesar di kawasan Eropa. Menyadari defisit yang begitu besar, pemerintah Irlandia kemudian beralih meminta bantuan ke Uni Eropa dan lembaga moneter internasional (IMF). (www.bappenas.go.id) Diantara beberapa negara Eropa yang terkena krisis ekonomi Irlandia sebagai salah satu negara yang terkena krisis merupakan negara yang cukup cepat dalam mengatasi dan menangani perbaikan ekonomi yang terjadi di negaranya, bahwa tidak semua negara dapat dengan mudah keluar dalam krisis ekonomi dimana krisis Irlandia mulai terjadi pada tahun 2008 dan pemerintah Irlandia mampu menstabilkan kondisi perekonomian negaranya pada tahun 2011. Pada tahun 2010 Irlandia sudah menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang cukup positif namun pada tahun 2011 perekonomian Irlandia berada dalam keadaan stabil, tentu hal ini tidak terlepas dari bagaimana upaya pemerintah Irlandia dalam mengatasi krisis yang teradi di negaranya. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui upaya dan kebijakan seperti apa yang akan dilakukan pemerintah Irlandia dalam pemulihan krisis finansial yang terjadi di negara ini. Uni Eropa sebagai organisasi regional yang memberikan bantuan sebesar €22.500.000.000 tentunya diharapkan oleh banyak pihak khususnya negaranegara yang terkena krisis termasuk Irlandia agar bisa membantu dan segera mencari jalan keluar untuk membawa keluar negaranya dari krisis tersebut sehingga perekonomian regionalnya bisa kembali stabil seperti semula. (http://ec.europa.eu/economy_finance/assistance_eu_ms/ireland/index_en.htm,)
138
Kebijakan Irlandia dalam Mengatasi Krisis Finansial Tahun 2010-2012 (Mukti Noviani)
Landasan Teori dan Konseptual 1. Kebijakan Ekonomi Politik Kebijakan Ekonomi politik adalah sebagai alat analisis yang menitikberatkan kepada kekuasaan politik sebagai variabel dominan. Hal ini tertuju pada segi – segi politik yang mengubah aspek ekonomi. (Yanuar Ikbar, 2007:02) Sedangkan menurut Robert Gilpin Kebijakan Ekonomi Politik adalah bagaimana negara dan proses proses politik yang terkait didalamnya mempengaruhi produksi dan distribusi kekayaan, bagaimana keputusan – keputusan politik dan kepentingan yang ada mempengaruhi lokasi aktivitas ekonomi tersebut dan dengan cara apa sebaliknya serta bagaimana kekuatan – kekuatan ekonomi mempengaruhi penyebaran kekuasaann dan kemakmuran di antara aktor – aktor politik dan diantara negara – negara. Akhirnya, bagaimana kekuatan – kekuatan ekonomi tersebut mengubah distribusi politik dan ekonomi pada peringkat internasional. (Yanuar Ikbar 2007:03) Thomas Oatley dalam bukunya yang berjudul International Political Economy “Interest and Institution in The Global Economy” menjelaskan bahwa untuk memahami pilihan kebijakan ekonomi luar negeri pemerintah perlu memahami dua aspek politik. Pertama, pemerintah perlu memahami mana kepentingan (interest), atau preferensi kebijakan ekonomi berasal dari kelompok masyarakat, kedua, pemerintah perlu mengkaji bagaimana lembaga-lembaga (institution) politik, meluruskan, dan meningkatkan kemampuan daya saing akhirnya berubah ke dalam kebijakan ekonomi asing dan sistem ekonomi internasional tertentu. (Thomas Oatley, 2003:13) 2. Teori Krisis Finansial Istilah krisis finansial digunakan untuk berbagai situasi dengan berbagai institusi atau aset keuangan kehilangan sebagian besar nilainya. Pada abad ke-19 dan ke 20, banyak krisis finansial berhubungan dengan kepanikan perbankan dan resesi. Situasi lain yang sering disebut sebagai krisis finansial adalah runtuhnya bursa efek dan krisis mata uang. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20393/4/Chapter%20II.pdf,) Krisis finansial umumya ditandai dengan terjadinya depresiasi nilai tukar yang tajam. Berbagai kriteria dan metode digunakan untuk menilai, kapan sebuah depresiasi, sehingga memunculkan krisis. Frankel dan Rose (1996) mengatakan krisis nilai tukar didefinisikan sebagai perubahan besar pada beberapa indikator pada nilai aktual dan potensial dari sebuah mata uang. Maka dari itu, harus diteliti episode depresiasi besar-besaran tersebut, kapan otoritas mampu menahan dan kapan tidak. Dalam situasi seperti apa mereka muncul, dan faktor apa yang menyebabkan situasi menjadi sulit dikendalikan. (Prasetyantoko, 2008:12) Krisis finansial dan krisis moneter memiliki arti pengertian yang hampir sama. Yaitu ketidakseimbangan ekonomi suatu negara yang mengakibatkan menurunnya
139
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 1, :137-148
nilai mata uang. Namun diantara keduanya memiliki perbedaan. Krisis moneter adalah turunya perekonomian suatu Negara yang disebabkan oleh hancurnya system pemerintahan yang berdampak besar bagi Negara. (Prasetyantoko, 2008:12) 3. Teori Regionalisme Regionalisme menurut pendapat K.J. Holsti dan Hans J. Morgenthau merujuk bahwa suatu kawasan didefinisikan sebagai sekumpulan negara yang memiliki kedekatan geografis dan struktur masyarakat karena berada pada satu wilayah tertentu. Dengan adanya kebutuhan dalam memenuhi kepentingan nasional dalam hal sumber daya maka interdependensi menjadi sebuah kecenderungan yang tidak dapat dipisahkan antar negara satu kawasan. Dari sinilah muncul sebuah keinginan bersama yang terdapat dalam satu region untuk dapat menyelesaikan isu-isu yang bisa mengganggu stabilitas di kawasan. Begitu juga yang terjadi dalam isu ekonomi di Uni Eropa. ( Craig A. Snyder, 2008:228) Kerjasama regional merupakan kerjasama antar negara yang secara geografis letaknya berdekatan. Kerjasama tersebut biasa berada dalam bidang pertahanan, hukum, kebudayaan dan sebagainya. Organisasi kerjasama regional dewasa ini merupakan masalah yang amat luas dan rumit. Adapun yang menentukan dalam kerjasama regional selain kedekatan geografis, kesamaan, pandangan bidang politik dan kebudayaan maupun perbedaan struktur produktifitas ekonomi juga ikut menentukan pula apakah kerjasama tersebut dapat di wujudkan. Kerjasama regional merupakan salah satu alternative yang dapat di pergunakan untuk mengatasi masalah kemiskinan dan kebodohan. (K.J. Holsti dan Wawan Juanda, 1992;50) Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian eksplanatif, yaitu berupaya untuk menggambarkan Kebijakan Irlandian dalam mengatasi krisis finansial tahun 2010-2012. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dan teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah melalui library research yaitu berdasarkan dari buku dan media internet. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah kualitatif dengan metode content analysis. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan data kualitatif dengan metode analisis dan kajian sejarah yaitu menjelaskan dan menggambarkan data bedasarkan sumber-sumber tertulis yang ada. Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini yaitu krisis finansial Irlandia dan kebijakan Irlandia dalam mengatasi krisis finansial di negaranya. Pembahasan Krisis ekonomi Uni Eropa mulai terasa pada tahun 2008 dan semakin ramai diperbincangkan pada pertengahan tahun 2009. Negara-negara Uni Eropa yang terkena krisis ekonomi memiliki utang yang lebih besar dari PDB-nya (di atas 60%), pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah bahkan sampai pada posisi minus dan juga negara-negara mengalami defisit anggaran yaitu pengeluaran
140
Kebijakan Irlandia dalam Mengatasi Krisis Finansial Tahun 2010-2012 (Mukti Noviani)
negara lebih besar dari PDB. Sementara dalam Otoritas Moneter Uni Eropa telah diatur bahwa rasio utang negara zona euro tidak boleh di atas 60% dari PDB-nya dan defisit tiap negara tidak boleh di atas 3% dari PDB. Irlandia merupakan negara kedua yang dilanda krisis ekonomi dengan rasio utang terhadap PDB mencapai 96,2% untuk tahun 2011. Utangnya juga besar, mencapai 148 miliar euro dengan defisit anggaran 32,4% terhadap PDB. Sampai 2008, Irlandia menikmati pertumbuhan ekonomi cukup tinggi untuk skala Eropa, yakni sekitar 6,5%. Proyeksi setelah itu adalah 0,5%. Salah satu penyebab krisis ekonomi di negara ini adalah peminjaman yang tak terkendali untuk sektor properti yang tak terjamin pertumbuhannya. Dengan belanja besar, pemerintah terpuruk karena harus membantu perbankan yang terlilit utang.( Mudrajad Kuncoro dkk, 2008 : 4 ) Krisis finansial yang terjadi di Irlandia secara eksternal berawal dari tahun 2008 dimana Kondisi perekonomian global menghadapi tekanan yang berat dari krisis keuangan Eropa setelah krisis keuangan yang ditimbulkan oleh Amerika Serikat. Krisis keuangan Eropa berawal dari defisit anggaran pemerintah yang semakin besar di negara-negara kawasan Eropa terutama negara-negara lapisan pertama yaitu Yunani, Irlandia, dan Portugal. Kondisi global menghadapi tekanan yang berat dari krisis keuangan Eropa setelah krisis keuangan Amerika Serikat pada tahun 2008. Krisis keuangan Eropa berawal dari defisit anggaran pemerintah yang semakin besar di negara-negara kawasan Eropa terutama negara-negara lapisan pertama yaitu Yunani, Irlandia, dan Portugal. Sementara itu melebarnya defisit anggaran pemerintah dibarengi dengan rasio hutang per PDB yang menyebabkan kemampuan memperoleh pembiayaan defisit terbatas. Tidak berfungsinya kebijakan moneter dalam kawasan Euro, terbatasnya ruang gerak fiskal, serta tidak terlihatnya upaya pemulihan, mendorong perlambatan bahkan penurunan perekonomian pada beberapa negara kawasan Eropa. Krisis keuangan Eropa dikhawatirkan dapat meluas tidak hanya di kawasan Eropa bahkan global. Proses perambatan krisis keuangan Eropa diperkirakan bersumber dari sistem perbankan yang saling terkait dan kompleks didalam kawasan Eropa maupun dengan luar kawasan Eropa seperti Amerika dan Jepang. Dengan demikian, pada saat satu negara pada lapisan pertama (Yunani, Irlandia, Portugal) mengalami default, maka akan mempengaruhi perbankan negara lain terutama Perancis.( www.bappenas.go.id) Faktor internal terjadinya krisis finansial di Irlandia, Negara ini mengalami defisit anggaran pemerintah yang semakin besar, defisit anggaran tersebut lebih besar
141
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 1, :137-148
dari GDP, kemudian defisit anggaran pemerintah menjadi meluas yanng diikuti dengan rasio utang yang menyebabkan kemampuan memperoleh pembiayaan defisit menjadi terbatas. Kemudian dengan utang yang cukup besar kerugian negara ini berlanjut pada pinjaman dalam usaha yang tidak terkendali untuk sektor properti nasional yang tak terjamin pertumbuhannya, oleh sebab itu pemerintah harus membatu perbankkan yang terlibat dari utang akibat pemerintah mengalami kegagalan dalam pengelolaan bank.Krisis yang timbul di Irlandia juga berasal dari jatuhnya harga properti. Ketika harga properti jatuh kredit yang disalurkan oleh bank-bank mengalami masalah. Oleh sebab itu, untuk mengatasi krisis pemerintah Irlandia mengambil langkah untuk menstabilkan sistem perbankan negara ini. Irlandia sebelum bergabung dengan Euro merupakan salah satu negara termiskin di Eropa Barat. Hal ini terlihat dari populasi yang menurun, standar hidup yang buruk, dan stagnansi ekonomi. Tetapi, hanya dalam waktu satu generasi, Irlandia berkembang menjadi salah satu negara yang sukses dengan mencapai GDP kedua tertinggi setelah Luksemburg, sepertiga lebih tinggi dari rata-rata Uni Eropa, dan mencapai pertumbuhan yang luar biasa pada tahun 2004. Pertumbuhan ekonomi Irlandia yang luar biasa pada tahun 1994-2007 disebut sebagai Celtic Tiger. (http://ec.Europa.eu/ireland/key-eu-policy-areas/economy/irelandseconomic crisis/index_en.htm) Krisis global diperkirakan akan memberi dampak yang besar pada sektor riil terutama perdagangan terkait perlambatan perekonomian dunia terutama pada negara-negara maju. Dibutuhkan kebijakan pemerintah dalam menghadapi dampak krisis global. Beberapa kebijakan pemerintah yang dapat dilakukan antara lain untuk menjaga market confidence, mendorong sektor eksternal, memperkuat investasi dan meningkatkan penajaman APBN. Market confidence dilakukan antara lain dengan menjaga stabilitas moneter, nilai tukar, dan keberlanjutan fiskal sehingga menjadi daya tarik bagi investor. Sektor eksternal dapat didorong dengan meningkatkan diversifikasi pasar ekspor, meningkatkan daya saing produk di pasar global dan domestik, menguatkan pasar dalam negeri, meningkatkan nilai tambah produk ekspor, serta meningkatkan pengawasan barang impor illegal dan konsumsi. Krisis finasial di Irlandia yang terjadi mulai tahun 2008 ini akhirnya mengakibatkan Negara ini megalami krisis ekonomi yang cukup serius setelah Yunani di kawasan Eropa. Hal ini mendorong pemerintah untuk melakukan beberapa kebijakan dan upaya-upaya untuk menstabilkan dan mengembalikan pertumbuhan ekonomi Irlandia. Ada beberapa kebijakan pemerintah Irlandia dalam mengatasi krisis ekonomi yag terjadi di negaranya diantaranya yaitu kebijakan yang berhubungan dalam bidang ekonomi dan politik dan pemerintah Irlandia melakukan kerjasama dengan negara sekawasan UE.
142
Kebijakan Irlandia dalam Mengatasi Krisis Finansial Tahun 2010-2012 (Mukti Noviani)
1. Kebijakan Internal Irlandia a. Kebijakan Ekonomi Politik Pada tahun 2008 pemerintah Irlandia ke sektor perbankkan dengan menjamin semua deposito bank, rekapitalisasi perbankkan, dan membentuk dana ventura sebagai modal publik dalam menanggapi krisis finansial negara ini, dengan belanja besar, pemerintah mengalami kesulitan karena harus membantu perbannkan yang terlilit utang. sistem perbankan Irlandia membutuhkan modal untuk dapat terus berputar. Sejak pasar properti terus menurun, semuanya menjadi jelas bahwa sistem perbankan membutuhkan modal untuk dapat terus berputar. Langkah awal untuk merekapitalisasi bank pada Desember 2008 menandakan permulaan serangkaian bantuan dana untuk tahun-tahun yang akan datang. Informasi managemen yang tidak cukup dan ketidakjelasan tentang dasar kemampuan peminjam dalam membayar pinjamannya pada ekuitas negatif. Langkah pengamatan bank-bank secara mandiri telah dilakukan pada tahun 2008. Berdasarkan hasilnya, pemerintah Irlandia memutuskan untuk merekapitalisasi sistem perbankan dan menasionalisasi bank Anglo-Irish pada awal tahun 2009. Bulan Juni tahun 2009, pemerintah Irlandia telah memberikan bantuan dana sebesar 10 miliar Euro kepada tiga bank besar. Meskipun telah menerima bantuan dana sebesar 4 miliar Euro, pada akhir tahun 2009, bank Anglo-Irish mengalami kekurangan modal. (http://www.bis.org) Pada tahun 2009 pemerintah Irlandia memberlakukan pengetatan anggaran lewat jalur pengurangan upah untuk semua pegawai negeri, dan pengurangan anggaran melalui biaya layanan sosial, tunjangan pensiun dan jaminan-jaminan sosial lainnya. Pada tahun 2009, pemerintah Irlandia juga mendirikan National Asset Management Agency (NAMA) yang bertujuan menghilangkan properti komersial dan pinjaman pembangunan dari neraca bank. Secara keseluruhan, pinjaman yang diberi NAMA dengan nilai nominal 73 miliar Euro pada rata-rata pengurangan 57%. Transfer kredit kepada NAMA mengalami kerugian dan membutuhkan bantuan modal ke bank. (http://www.bis.org ) Pemerintah Republik Irlandia meminimalisir defisit negara menjadi dibawah 3% dari PDB dimana pada tahun 2010 defisit negara ini mencapai 32% dari PDB.(http://www.ortax.org). Pemerintah irlandia memberlakukan paket kebijakan anggaran yang cukup besar di negara ini, tujuannya memangkas defisit anggaran sebagai syarat mendapatkan dana talangan dari Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF). Kebijakan 4 tahun ini diperkirakan pemerintah akan memunculkan pengangguran baru, mengurangi fasilitas kesejahteraan warga negara, dana pensiun, dan kenaikkan beban pajak, pemerintah juga memperkenalkan pajak baru untuk properti dan air. ( http://www.ortax.org)
143
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 1, :137-148
Pemerintah menjalankan program penghematan dengan cara seperti menaikkan pajak dalam waktu empat tahun dan mengurangi subsidi dalam mengurangi beban utang yang terjadi di Negara ini. Pajak pendapatan juga diperluas sehingga pekerja yang berpenghasilan rendah dan pekerja yang berpenghasilan tinggi juga wajib membayar pajak.(http://www.ortax.org) Organisasi-organisasi internasional yang turut membantu yaitu terdiri atas perwakilan IMF, ECB, dan Uni Eropa meminta pemerintah Irlandia menaikkan pajak korporasi dari 12,5% menjadi 15%. Organisasi yang turut membantu juga mengusulkan agar Irlandia menerapkan pajak properti sebesar € 500 per rumah. Orang-orang kaya di Irlandia juga akan menghadapi tambahan pajak yang disebut sebagai pajak kekayaaan. Pemerintah Irlandia masih bernegosiasi dengan Organisasi yang turut membantu mengenai opsi kenaikan pajak ini. Menururt Menteri Keuangan Irlandia Brian Lenihan, selama ini pajak korporasi menjadi salah satu keunggulan kompetitif Irlandia. "Pajak korporasi 12,5% itu harga yang tidak bisa ditawar oleh IMF. Tingkat pajak yang rendah ini menarik 1.000 perusahaan multinasional untuk menanamkan modalnya di Irlandia dalam sepuluh tahun terakhir. ( http://internasional.kontan.co.id) Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh pemerintah Irlandia adalah memperkuat keuangan publik. Program penghematan yang dilakukan pemerintah Irlandia dilihat sebagai kebijakan paling awal yang dapat dilakukan untuk memperkuat keuangan publik karena tidak adanya alternatif lain yang dapat diambil. Tetapi, program penghematan yang dilakukan dinilai tidak cukup dalam mengatasi krisis yang terjadi di Irlandia. Jatuhnya pasar hutang pada tahun 2010 membuat tidak adanya dana yang dapat dipakai untuk mendanai pemerintah Irlandia. Pada akhirnya, pemerintah Irlandia dihadapkan antara dua pilihan yaitu menutup secara besar-besaran defisit anggaran dalam semalam atau mengoreksi kesalahan yang terjadi secara bertahap dengan menggunakan program bantuan finansial dari EU, ECB dan IMF. Pengadopsian bantuan finansial yang dilakukan membuat pemerintah Irlandia harus merestrukturisasi kebijakan fiskalnya. Restrukturisasi kebijakan fiskal ini diperlukan untuk meningkatkan kemungkinan perbaikan struktural dan pada akhirnya membuka jalan bagi pemerintah Irlandia untuk dapat mengakses pasar hutang. Perbaikan struktural yang terjadi pada kebijakan fiskal mempunyai pengertian bahwa penyesuaian pendapatan dan pengeluaran berada pada tingkat yang sama. Konsolidasi program kebijakan fiskal yang diadopsi oleh pemerintah Irlandia telah menjadi langkah utama dalam menyelesaikan krisis. Adapun syarat dari konsolidasi program ini antara tahun 2008 hingga 2013 mencapai sekitar 18% dari GDP. Ukuran dari penyesuaian ini merupakan yang kedua setelah yang dilakukan oleh Yunani. Target dari keseluruhan penyesuaian ini pada tahun 2015 mencapai 34 miliar Euro atau 21% dari GDP. Hal ini berarti pemerintah Irlandia telah menyelesaikan 85% dari penyesuaian tersebut. Secara luas, sepertiga dari program
144
Kebijakan Irlandia dalam Mengatasi Krisis Finansial Tahun 2010-2012 (Mukti Noviani)
penyesuaian ini berasal dari sisi pendapatan, sedangkan dua pertiganya berasal dari sisi pengeluaran. Peningkatan pendapatan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain menaikkan pajak pendapatan, perubahan pada asuransi sosial, pengenalan pada pajak kesehatan, perubahan pada pajak kredit, peningkatan pada cukai. Sedangkan pada sisi pengeluaran, pencapaian tabungan meliputi reduksi pembayaran tagihan, pembayaran upah, sektor pensiun retribusi publik, dan reduksi pada tingkat kesejahteraan sosial.(http://ec.Europa.eu/ireland/key-eupolicy-areas/economy/irelandseconomic-crisis/index_en.htm) Namun langkah dan kebijakan diatas belum cukup untuk menstabilkan perekonomian di Irlandia, pada tahun 2010 defisit Irlandia mencapai 32, 4% dari PDB, defisit ini naik level dari defisit terbesar di kawasan Eropa. Menyadari defisit yg meningkat pemerintah irlandia kemudian beralih meminta bantuan ke Uni Eropa dan Lembaga Moneter Internasional (IMF), yang sebelumnya pemerintah Irlandia tidak ingin mendapatkan bantuan dari UE dan IMF. b. Institutions Irlandia Dalam krisis finansial yang terjadi di Irlandia terdapat peran institusi-institusi yang membantu upaya pemulihan krisis Irlandia dalam hai ini seperti keterlibatan IMF dan ECB. Lembaga internasional seperti IMF dapat membantu pemerintah Irlandia dalam meminimalisir krisis dengan bantuan dari kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah dalam penanganan krisis Irlandia. IMF telah bergabung dengan Uni Eropa dan Bank Sentral Eropa (ECB) dalam rencana membantu dan meminimalisir keuangan negara kawasan Eropa termasuk Irlandia. Pada tanggal 21 November 2010 , pemerintah Irlandia menegaskan bahwa Irlandia telah secara resmi meminta dukungan finansial dari Eropa Fasilitas Uni Eropa Stabilitas Keuangan ( EFSF ) dan Dana Moneter Internasional ( IMF ) , permintaan yang disambut oleh Bank Sentral Eropa dan menteri keuangan Uni Eropa permintaan itu disetujui oleh menteri keuangan dari negara-negara zona euro. c. Interest Irlandia 1. Bank Of Ireland Bank of Ireland adalah Jasa Keuangan dan salah satu bank yang didirikan di Eropa, Bank of Ireland memiliki strategi yang jelas untuk meyakinkan para pelanggannya. Perusahaan Bank of Ireland adalah perusahaan publik dan diatur oleh Bank Sentral Irlandia. Saham Bank Of Ireland dikelola di Dublin , London dan New York. Para investor swasta memegang 85 % saham dan sisanya 15 % dipegang oleh Negara Irlandia. Bank Of Ireland memiliki 250 Cabang , 300 ATM, online banking dan pasar terkemuka teknologi mobile dan terus menigkatkan pelanggan dengan berinvestasi di cabang. Bank of Ireland, berkomitmen untuk memastikan bahwa pelanggannya merasakan perbedaan ketika mereka berinteraksi dengan Bank ini dan memberikan pelanggan pengalaman yang berbeda melalui pengembangan serangkaian layanan. Bank ini memiliki ahli Relationship Manager di cabang di seluruh negeri , yang
145
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 1, :137-148
didedikasikan untuk mendukung bisnis di setiap komunitas sekitar Irlandia.(http://www.careersportal.ie/organisations/organisation.php?category_id =3&client_id=24,) 2. Anglo Irish Bank Anglo Irlandia Bank adalah bank yang berkantor pusat di Dublin Irlandia 19642011. Pada bulan Juli 2011, Anglo Irlandia bergabung dengan Irlandia Nationwide Building Society, membentuk perusahaan baru bernama Irish Bank Resolution Corporation. Michael Noonan, Menteri Keuangan menyatakan bahwa perubahan nama itu penting untuk menghilangkan " referensi internasional negatif yang terkait dengan kegagalan dari kedua lembaga dan manajemen mereka sebelumnya. Anglo Irlandia telah beroperasi di Austria, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat. Bank untuk pinjaman properti, dengan sebagian besar pinjaman buku yang untuk pembangunan dan pengembangan properti, dan sangat terpengaruh oleh krisis di pasar properti Irlandia pada tahun 2008. Pada bulan Desember 2008, pemerintah Irlandia mengumumkan rencana untuk menyuntikkan € 1500000000 modal untuk 75% saham di Anglo Irish Bank secara efektif.( http://www.thejournal.ie/angloirish-bank/news/) 2. Kebijakan Eksternal Irlandia Melalui Kerjasama Regional EURO Tanggal 21 November 2010 Irlandia resmi meminta bantuan keuangan dari Uni Eropa, negara-negara anggota kawasan euro dan Dana Moneter Internasional (IMF). Sebuah misi bersama dengan anggota dari Komisi Eropa, IMF dan Bank Sentral Eropa (ECB) pada tanggal 28 November mencapai kesepakatan di tingkat staf dengan otoritas Irlandia pada paket kebijakan yang komprehensif untuk periode 2010-2013. Perjanjian ini secara resmi diadopsi pada tanggal 7 Desember 2010 di pertemuan Eurogroup / ECOFIN di Brussels.(http://ec.europa.eu) Bantuan Ekonomi Program Penyesuaian untuk Irlandia mencakup paket pembiayaan bersama yang berjumlah €85.000.000.000 dengan kontribusi dari Uni Eropa (€22.500.000.000), Negara Anggota kawasan euro €17.700.000.000, kontribusi bilateral dari Inggris (€3,8 milyar), Swedia (€600.000.000) dan Denmark (€400.000.000) serta dana dari IMF (€22.500.000.000). Selain itu, ada kontribusi Irlandia melalui penyangga kas Treasury dan investasi dari Dana Cadangan Pensiun Nasional.(http://ec.europa.eu) Dengan bantuan yang telah didapatkan dan hasil dari beberapa kebijakan dan upaya-upaya yang telah dijalankan dan diterapkan oleh pemerintah Irlandia, Irlandia mampu mengatasi krisis di Negaranya bisa terlihat dengan perekonomian Irlandia yang mencapai pertumbuhan moderat pada tahun 2011 dan mengurangi defisit anggaran menjadi 10,1% dari PDB. Berikut ini tabel yang menunjukkan anggka pertumbuhan ekonomi Irlandia tahun 2008-2012 setelah melakukan beberapa kebijakan dalam mengatasi krisis finansial dalam negaranya dalam persen (%) :
146
Kebijakan Irlandia dalam Mengatasi Krisis Finansial Tahun 2010-2012 (Mukti Noviani)
Tabel Pertumbuhan Ekonomi Irlandia (2008-2012) No
Tahun
Presentasi
1
2008
-3,0%
2
2009
-7,0%
3
2010
-0,4%
4
2011
0,4%*
5
2012
1,5%*
Sumber : Diolah berdasarkan keperluan dari KRISIS KEUANGAN EROPA: Dampak Terhadap Perekonomian Indonesia. http://www.bappenas.go.id/get-fileserver/node/11702/
Pada tahun 2011 terlihat pertumbuhan perekonomian Irlandia yang meningkat dari 2010 -0,4% pada tahun 2011 menjadi 0,4%. Ditahun yang sama 2011 tepatnya pada bulan Juli 2011, para pemimpin Uni Eropa sepakat untuk mengurangi suku bunga dan memperpanjang jatuh tempo pada pinjaman Uni Eropa yang diberikan kepada Irlandia. Keputusan ini membawa penghematan yang signifikan bagi pembayar pajak Irlandia dan telah membantu untuk meningkatkan kesinambungan utang Negara. Meskipun pemulihan diperkirakan akan melambat di 2012 sebagai akibat dari krisis utang-zona euro. (www.bappenas.go.id) Kesimpulan Berdasarkan dari faktor faktor penyebab pertama faktor ekternal krisis finansial yang terjdi di Irlandia berawal dari krisis global tahun 2008 yang mengakibatkan kondisi perekonomian Eropa mengalami defisit anggaran pemerintah yang semakin meluas ke negara kawasan setelah krisis keuangan yang ditimbulkan oleh Amerika Serikat. Dan faktor internal Irlandia mengalami defisit anggaran lebih besar dari GDP dan diikuti dengan rasio utang yang menyebabkan negara ini terbatas dalam memperoleh pembiayaan defisit. Kemudian pertumbuhan sektor properti nasional yang tidak terkendali akhirnya pemerintah kesulitan dalam membantu perbankan yang saat itu terlibat utang akibat kegagalan dalam pengelolaan bank. Dari faktor-faktor tersebut tentunnya ada kebijakan dan upaya pemerintah Irlandia dalam meminimalisir dan mengatasi krisis finansial yang terjadi di negaranya dan kebijakan pemerintah Irlandia dalam meminimalisir krisis berhasil dan mampu mencapai pertumbuhan perekonomian menjadi meningkat di tahun 2011 0,4% yang sebelumnya -0,4% di tahun 2010 dan mampu mengurangi defisit anggaran menjadi 10,1%.
Referensi Buku :
147
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 1, :137-148
Holsti K.J.dan Wawan juanda, 1992, Politik Internasional suatu Kerangka Analisis, Percetakan Binacipta, Bandung Ikbar Yanuar, Ekonomi Politik Internasional, Refika Aditama, Bandung Ikbar Yanuar, 2007, Ekonomi Politik Internasional 2, Refika Aditama, Bandung. Kuncoro Mudrajad dkk, 2008, Memahami Krisis Keuangan Global-Bagaimana Harus Bersikap, Jakarta, Oatley Thomas, 2003, International Politic Economi “ Interest and Institution in The Global Economi” Prasetyantoko A., 2008, Bencana Finansial, Stabilitas sebagai Barang Publik Snyder Craig A, 2008, Contemporary security and Strategy, Palgrave: Macmillan Internet : Deputy Governor of the Central Bank of Ireland, dalam http://www.bis.org/review/r130115a.pdf?frames=0. Economy finance Ireland dalam http://ec.europa.eu/economy_finance/assistance_eu_ms/ireland/index_en. htm Eropa dalam Zona Merah, dalam http://www.stabilitas.co.id/view_articles.php?article_id=208&article_type =0&article_category=10 Ireland’s Economic Crisis: How did it Happen and What is Being Done About it?,” dalam, http://ec.Europa.eu/ireland/key-eu-policyareas/economy/irelandseconomic-crisis/index_en.htm Jurnal, Teori Tentang Krisis Finansial, http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20393/4/Chapter%20II.pd f Krisis keuangan Eropa, dalam www.bappenas.go.id/node/77/3444/krisiskeuangan-eropa--dampak-terhadap-perekonomian-indonesia/ Rakyat Irlandia dibebani pajak tinggi, dalam http://www.ortax.org/ortax/?mod=berita&page=show&id=10583&q=10 %20Waji&hlm=180,
148