Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
Kebiasaan Sarapan, kemampuan Menghapal
KEBIASAAN SARAPAN DAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AL QURAN DI PONDOK PESANTREN MODEREN ULUL ALBAB KELURAHAN SUDIANG RAYA KECAMATAN BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR 1
2
2
Nursyaftri , Sirajuddin , Abdullah Tamrin Alumni Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar 2 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar
1
Abstarct Background: Student need a nutritional intake for two crucial reasons are qrowth and education . Optimal growing give maximum opportunity to mental development of intelligence in a good educational environment. Objectives: This study aimed to determine the relationship habits breakfast with the ability to memorize at School Modern Ulul Albab Sudiang Raya Makassar. Methods: Design is cross sectional study, samples were students of MTs, a sample size of 30 people. Ability to memorize of the Qur'an were measured using self-reporting (questionnaire), Habit breakfast is measured by interviews using questionnaires, the total calorie intake the 24 food recal. Consuming energi using Nutrisurvey Applications. The statistical analysis by Chi-Square test ". Results: The results showed that the majority of students do breakfast, mean students memorize 28 verses per week. From the test results indicate that no significan relationship with the breakfast habit and memorizing ability students. Conclusions: It is recommended that other researchers can be recommended to examine the motivation variable, nutritional status, environmental support to potential variable. Keywords: breakfast habits and the ability to memorize
PENDAHULUAN Kebiasaan makan dapat meningkatkan konsentrasi, memberikan energi pada awal memulai aktifitas, pada semua kalangan baik anak, remaja, dewasa, maupun lansia, memberikan kemampuan mengingat lebih baik, memberikan asupan glukosa normal pada otak sebelum tiba waktu makan berikutnya. Meskipun memberikan pengaruh positif secara fisiologis belum banyak bukti ilmiah yang mendukung efek signifikan pada peningkatan kecerdasan pada anak sekolah (Benton & Parker, 1988, J Murphy 2011, Depkes, 2002, Guyton, 2005, Meilina , 2008) Fokus riset ini adalah menguji hipotesis bahwa sarapan pagi signifikan meningkatkan kemampuan menghapal. Hal ini didukung oleh dua riset sebelumnya yaitu, oleh Yuliarta dan Arijanto, 2008. Dilaporkan bahwa anak yang terbiasa sarapan pagi memiliki konsentrasi
belajar dan tingkat penghafalan 70%. Sedangkan oleh Arijanto Andri,dkk 2008, dilaporkan ada hubungan antara sarapan dengan daya ingat menunjukkan bahwa siswa kelas VI SDN Piranti Sedati Sidoarjo. Kajian diatas menetapkan objek hafalan pada ilmu pengetahuan umum sedangkan pada riset ini adalah pada kemampuan menghafal ayat Al Qur’an. Meskipun memiliki perbedaan kajian namun masih dalam ranah kognitif sehingga peneliti tertarik untuk melakukan kajian tentang hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan kemampuan menghafal ayat Al Al Qur’an di Pondok Pesantren Moderen Ulul Albab Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan kemampuan menghafal
1
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
santri di Pondok Pesantren Moderen Ulul Albab Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar sedangkan tujuan khususnya adalah mengetahui kebiasaan sarapan pagi, kemampuan menghafal dan menganalisis hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan kemampuan menghafal ayat Al Qur’an. METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional studi. Penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Modern Ulul Albab Kelurahan Sudiang Raya kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Waktu Penelitian Maret 2013 Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri di Pondok Pesantren Modern Ulul Albab Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar. Sampel adalah santri di Pondok Pesantren Moderen Ulul Albab Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar sejumlah 30 orang. Kriteria sampel sebagai berikut (1) Terdaftar secara Aministrasi di Pondok Pesantren Modern Ulul Albab Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar (2) Tinggal di Pondok Pesantren Moderen Ulul Albab Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar dan (3) Peserta penghafat Al Qur’an dan bersedia menjadi sampel pada penelitian ini. Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data Kebiasaan sarapan pagi dikumpulkan dengan wawancarra, Asupan Kalori dengan metode Food Recall 24 jam, kemampuan
2
Kebiasaan Sarapan, kemampuan Menghapal
menghafal dengan metode angket dimana santri melaporkan jumlah ayat yang berhasil dihafal dan dikonfirmasi ke pengasuh di Pondok Pesantren Ulul Albab. Pengolahan data dilakukan melalui entri, cleaning dan analisis data statistika dengan aplikasi SPSS versi 16. Data Asupan dianalisis dengan nutrisurvey .Analisis data secara deskritif dan statustika yaitu uji Chi Square dengan nilai p < 0.05
HASIL PENELITIAN Gambaran umum lokasi penelitian Pondok pesantren modern ulul albab awalnya berdiri sebagai pesantren salafiyah pada tahun 1986, yang didirikan oleh K.H Sanusi Baco Lc,dkk kemudian pada tanggal 1 Agustus 1996 pesantren ini telah dilegalkan sebagai pesantren pendidikan. Tujuan didirikannya pesantren ini adalah untuk menciptakan ulama yang berpengetahuan luas, mandiri, dan menguasai teknologi sesuai dengan tuntutan zaman. Secara umum jumlah santri saat ini yang terdaftrar secara administrasi di ponpres ini 700 orang. Karakteristik responden Pada penelitian ini adalah santri di pondok pesantren modern ulul albab Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar, yang tingkat pendidikannya yaitu Madrasa Tsanawiyah (MTs) atau setara sekolah menengah pertama (SMP).Sampel pada penelitian terdiri dari 30 orang.Berdasarkan hasil pengumpulan data, diperoleh karakteristik responden sebagai berikut
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
Tabel 01 Distirbusi Jenis Kelamin Sampel di Pondok Pesantren Modern Ulul Albab Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan, Biringkanaya Kota Makassar Variabel (n=30) Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Pekerjaan Ayah Petani Karyawan Swasta PNS Pedagang/Pengusaha Buruh Pendidikan Ayah Tidak pernah sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Tidak Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat perguruan Tinggi Umur < 13 Tahun >= 13 Tahun Pekerjaan Ibu IRT PNS Pedagang Pendidikan Ibu Tidak pernah sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD Tidak Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat Perguruan Tinggi
n
%
18 12
60 40
9 9 6 5 1
30 30 20 16.7 3.3
3 1 7 1 1 9 8
10.0 3.3 23.3 3.3 3.3 30.3 26.7
15 15
50 50
26 1 3
86.7 3.3 10.0
4 2 4 2 7 5 6
13,3 6.7 13.3 6.7 23.3 16.7 20.0
Kebiasaan Sarapan Pagi Tabel 02 Distribusi Kebiasaan Sarapan Pagi Santri di Pondok Pesantren Modern Ulul Albab Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Kebiasaan sarapan pagi Tidak teratur
10
33.3
Teratur Total
20 30
66.7 100
n
%
Kebiasaan Sarapan, kemampuan Menghapal
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kebiasaan sarapan pagi santri adalah teratur dalam seminggu dengan total asupan energi 300-500 kkal (66.7 %). Santri yang tidak teratur sarapan memiliki asupan energi 300500 kkal (33.3 %.). Keteraturan sarapan memberi peluang lebih besar untuk mencapai total asupan standar sarapan pagi yaitu 300500 kkal/kali sarapan. Sebaran rerata total Asupan Santri berdasarka kebiasaan sarapan pagi dapat diketahui dari tabel 3 Tabel 3 Distribusi Total Energi Sarapan Pagi Selama Seminggu di Pondok Pesantren Modern Ulul Albab Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Kebiasaan Sarapan Tidak Teratur Teratur Total
Mean+ SD (kkal) 2.204 ±00 2.805 ± 21 2.605 ±289
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata asupan energy santri selama seminggu 2.605 kkal. Rerata total asupan energi pada santri tang teratur sarapan lebih tinggi dibanding dengan yang tidak teratur sarapan. Kemampuan Menghafal Kemampuan menghafal ayat Al Quran adalah banyaknya ayat yang dapat dihafal oleh santri selama sebulan. Hasil penelitian ini diketahui seperti pada tabel 4. Tabel 4 Distribusi Subjek Kemampuan Menghafal Santri di Pondok Pesantren Modern Ulul Albab Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Total ayat/ minggu 27 ayat 28 ayat 34 ayat Total
n
% 2 27 1 30
6.7 % 90 % 3.3 % 100
Berdasarkan hasil penilitian diketahui bahwa terdapat 27 santri yang menghafal 28 ayat dalam seminggu dengan presentase sebesar 90 %, 2 orang yang mampu menghafal 27 ayat dalam seminggu atau sekitar 6.7, dan hanya 1 orang yang mampu
3
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
mengahafal 34 ayat dalam seminggu atau hanya 3.3 %. Hubungan Kebiasaan Sarapan Kemampuan Menghafal
Kebiasaan Sarapan, kemampuan Menghapal
Distribusi hubungan kebiasaan sarapan dengan kemampuan menghafal dapat dilihat pada tabel 5
dengan
Tabel 5 Hubungan Kebiasaan Sarapan dengan Kemampuan Menghafal Santri di Pondok Pesantren Modern Ulul Albab Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar
Kebiasaan Sarapan Teratur Tidak Teratur Total
n 19 9 28
Kemampuan Menghafal Baik Kurang % n % 95 1 5.0 90 1 10 93.3 2 6.7
Berdasarkan hasil analisis chi square diketahui bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan sarapan pagi dengan kemampuan menghafal santri di pondok pesantren modern ulul albab kelurahan sudiang raya kecamatan biringkanaya kota Makassar dengan nilai p > 0.05 ini menunjukkan bahwa Ha ditolak. PEMBAHASAN Secara garis besar energi merupakan asupan penting dalam tubuh agar organ dapat menjalankan fungsi secara optimal, otak merupakan organ yang membutuhkan energi, setiap aktivitas yang dilakukan oleh tubuh kita dikendalikan oleh otak, sehingga otak memerlukan energi yang besar agar dapat bekeja dengan optimal. Energi yang berasal dari makanan diantarkan keseluruh tubuh sesuai dengan proporsi yang dibutuhkan, demikian juga otak yang mendapat asupan energi dari oksigen dan glukosa. Sarapan pagi merupakan salah satu media untuk memenuhi asupan energi pada otak, hal ini dibuktikan bahwa orang yang melewatkan sarapan pagi akan mengalami kemunduran kinerja otak (Guyton & Hall, 2005) Kebiasaan sarapan pagi adalah kebiasaan secara teratur atau rutin makan makanan diwaktu pagi hari sebelum melakukan aktifitas dengan energy 1/3 dari kebutuhan atau sekitar 300-500 kkal.Sarapan Pagi sangat berpengaruh untuk memenuhi kebutuhan anak sekolah ( Yuliarta Dian, 2012) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di pesantren modern ulul albab bahwa kebiasaan sarapan pagi santri di lingkungan pesantren sudah bagus dikarenakan lebih dari ½ santri atau sekiatr 66.7 % yang telah melakukan kebiasaan sarapan pagi santri yang teratur. Kemampuan 4
Total n 20 10 30
% 100 100 100
P
0.61
menghafal adalah kemampuan daya ingat yang dimiliki oleh setiap individu atas setiap kejadian yang telah dialaminya (Raharjo. T, 2009). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pesantren Ulul Albab bahwa kemampuan menghafal khususnya menghafal Al-Qur’an santri selama seminggu rata-rata 28 ayat selama seminggu. Untuk kemampuan menghafal setiap pesantren memiiki standar yang berbeda-beda untuk standar menghafal di lingkungan pesantren ulul albab standar ayat yang digunakan adalah 1 ayat perhari namun rata-rata santri biasanya menghafal lebih dari satu ayat perhari, sehingga rata-rata penghafalan santri adalah 28 ayat /minggu. Hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengan kemampuan menghafal adalah bahwa sarapan dibutuhkan untuk memberikan energi sebesar 30 % atau 300-500 kkal, energi sebesar 30 % akan menghasilakn glukosa yang cukup untuk memberikan energi sekiar 23 jam selama di pagi hari. Salah satu manfaat sarapan adalah memperbaiki daya ingat. Jadi sarapan pagi sangat dibutuhkan untuk santri di pesantren yang memliki kegiatan menghafal Al-Qur,an. Jadi apabila santri tidak rutin melakukan kebiasaan sarapan pagi maka konsentrasi atau penghafalan santri akan terganggu bahkan dapat mengurangi penghafalan. Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan di Pesantren Ulul Albab mengenai hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan kemampuan menghafal santri dengan menggunakan uji statistic tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan sarapan pagi dengan kemampuan menghafal santri di pondok pesantren modern ulul albab dengan nilai p > 0.05.
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
Berbeda dengan hasil yang ditemukan oleh Andri dkk (2008) mengemukan bahwa daya ingat atau kemampuan menghafal siswa kelas VI di SDN Piranti yang rutin sarapan lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak rutin sarapan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Septiadi Hari, (2009) yang dilakukan di pondok pesantren “Roudlotul Qur’an Semarang” mengemukakan bahwa selain sarapan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan menghafal adalah emosi, kebiasaan (habit), keyakinan (belief), motivasi dan lingkungan belajar. Dari pembahasan di atas bahwa berdasarkan hasil uji Chi Square diketahui bahwa tidak ada hubungan kebiasaan sarapan dengan kemampuan menghafal, hal ini memiliki alasan sesuai dengan teori bahwa selain sarapan pagi kemampuan menghafal dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti motivasi, selain itu faktor dari institusi sendiri yaitu Ponpres Ulul Albab memiliki standar penghafalan yang sangat kecil yakni satu ayat dimana kadang setiap satu ayat memiliki panjang pendek yang berbeda,serta beberapa faktor lainnya. Hal ini dapat dilihat pada kelemahan penelitian Kelemahan Penelitian antara adalah bahwa Standar menghafal santri di pondok pesantren modern ulul albab adalah 1 ayat per hari namun kenyataan dilapangan ditemukan seluruh sampel menghafal lebih satu ayat per hari, standar yang di tetapkan tidak bisa menggambarkan efektifitas kemampuan menghafal karena terkadang ada satu ayat yang pendek bacaanya terkadang ada juga 1 ayat yang panjang bacaannya. Adanya faktor lain yang mempengaruhi kemampuan menghafal selain sarapan pagi yang tidak diteliti seperti salah satunya adalah motivasi santri, setiap santri memiliki motivasi yang berbeda walaupun kebiasaan sarapannya sama. Gambaran asupan dalam penelitian ini hanya berasal dari sarapan pagi sehingga tidak diketahui total asupan dalam sehari karena kebiasaan sarapan pagi merupakan pembatas antara makan siang dan makan malam Waktu menghafal di pondok pesantren tidak selamanya antara jam 8 pagi sampai jam 12 siang, kenyataan di pondok pesantren ulul albab waktu menghafalnya yaitu sehabis sholat magrib, sehabis sholat isya, dan sesudah sholat shubuh sehingga tenggang waktu antara kebiasaan sarapan
Kebiasaan Sarapan, kemampuan Menghapal
pagi dengan kemampuan menghafal terlalu lama. KESIMPULAN DAN SARAN Kebiasaan sarapan pagi santri sudah bagus karena sekitar 20 orang atau 66.7 % santri yang memenuhi kriteria sarapan dengan energi 300-500 kkal selama seminggu dan sisanya 10 orang atau sekitar 33.3 % persen yang tidak teratur memenuhi kriteria sarapan selama seminggu. Total energi para santri dari sarapan pagi selama seminggu rata-rata 2.605 kkal dimana minimal santri mendapatkan 2204 kkal dan maksimal 2283 kkal. Kemampuan menghafal santri sudah baik dan tidak terlalu banyak memiliki perbedaan karena ada 27 orang atau 90 % santri mampu menghafal 28 ayat dalam seminggu, ada 2 orang yang menghafal 27 ayat atau 6.7 %, bahkan hanya ada satu orang yang mampu menghafal 34 ayat dalam seminggu, ini menandakan bahwa rata-rata santri menghafal 28 ayat dalam seminggu. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengan kemampuan menghafal santri. Disarankan dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variabel yang sama namun lokasi penelitian berbeda REFERENSI Indonesia Departemen Kesehatan.2002, Pedoman Umum Gizi Seimbang (Panduan Untuk Petugas), Direktorat Gizi Masyarakat. Jakarta Murphy J.Michael,EdD.2007. Breakfast For learning. Massachusetts General Hospital and Harvard Medical Scholl Benton D and Parker P.Y .2012. Brekfast, blood glucose, and cognition. Am J Clin Nutr. Volume 67 Guyton & Hall.2005.Fisiologi.EGC.Jakarta Meilinah. 2008. Pengaruh kenaikan Kadar glukosa darah terhadap peningkatan daya ingat jangka pendek pada wanita dewasa.JKM.Volume 8 Yuliarta Dian. 2012. Hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengan kemampuan konsentrasi belajar anak usia sekolah dasar. Andri,dkk.2008.Hubungan antara kebiasaan sarapan dengan prestasi belajar yang dicapai dalam bidang IPA, IPS, Olahraga, Total Nilai dan Daya Ingat pada siswa kelas VI SDN Pranti Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo.
5
Media Gizi Pangan, Vol. XVIII, Edisi 2, 2014
Laporan Penelitian. Surabaya. Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma. Saptadi Heri 2009..Faktor-Faktor Pendukung Kemampuan Menghafal Al-Qur’an dan Implikasinya Dalam Bibingan dan Konseling.Studi Kasus Pada Beberapa
6
Kebiasaan Sarapan, kemampuan Menghapal
Santri di Pondok Pesantren Raudlotul Qur’an.Semarang.(diakses 2012). Arijanto, 2009. Cara Mempertahankan Daya Ingat. http //erwinarianto. multiply. Com /journal. html. (diakses 16 Februari 2013)