KEARIFAN LOKAL
Foto : Pasar terapung-Kalsel
Foto : Rempah dan ramuan obat-obatan
Foto : Masyarakat Suku Dayak
STATUS LINGKUNGAN HIDUP EKOREGION KALIMANTAN LAPORAN TAHUN 2011
BAB VI KEARIFAN LOKAL
Masyarakat asli Kalimantan merupakan masyarakat suku dayak, sekurangnya terdapat 8 (delapan) kelompok besar suku dayak yang tinggal dengan ragam bahasa dan budaya yang beraneka yaitu Ngaju, Apaukayan, Iban/Heban, Klemantan, Murut, Punan dan Ot Danum Foto : Rempah dan ramuan obat-obatan
STATUS LINGKUNGAN HIDUP EKOREGION KALIMANTAN LAPORAN TAHUN 2011
BAB VI K EARIFA N LOKAL
Kearifan lok al adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata k ehidupan masy arak at untuk antara lain melindungi dan meng elo la lingkungan hidup secara lestari termasuk di d alamny a praktek-praktek dan pola p eng elolaan dan p eman faatan sumber day a alam. Pengertian tersebu t diny atakan dalam Ketentu an U mum Undang-Undang No. 32 T ahun 2009, dalam ay at selan jutnya yang berk aitan dengan kearifan tersebut UU ini menyatak an bahw a,”masy arak at hukum ad at adalah k elompok masy arak at yang secara turun temurun b ermuk im d i wilay ah geografis tertentu k aren a ad any a ik atan pada asal u sul leluhur, adany a hubungan y ang k uat dengan lingkungan hidup, serta adany a sistem nilai y ang menen tuk an pranata ekono mi, politik , sosial dan hukum”. Rangkaian konsep terkait ek oreg ion, k earifan lok al dan masy arak at hukum ad at ini menjadi b agian penting dalam pembangun an lingkungan h idup di Indonesia, khususny a di ekoregion Kalimantan y ang masih terk enal d engan keberadaan masy arak at hukum adat atau oleh k elo mpok pegiat pemberd ay aan masy arak at disebu t “Masy arak at Ad at”. Kaliman tan sebag ai salah satu pulau terbesar di Indonesia memiliki puluhan hingga ratu san k omunitas/kelompok masy arakat ad at y ang terseb ar di dalam atau di sek itar kaw asan su mber day a alam hu tan dan masih tinggal men etap hingga saat in i. Komunitas ini terkenal dengan sebutan Day ak. Suk u Day ak di Kaliman tan terd iri dari 6 ru mpun besar y aitu K eny ah-K ay an-Mod ang-BusangBahau; Lun Day eh O t Danum; Ngaju Iban; Murut; Kleman tan dan Punan, kemudian terbagi lagi menjadi 405 sub suku 1 . Sebagian besar suku Day ak hidupny a masih tergantung pada sumb er d aya alam serta masih mengelola lingkungan hidupnya d engan k earifan lok al y ang dimilik i secara turun temurun. Mesk i dalam p erkembanganny a meng alami degradasi nilai-n ilai kearifan y ang muncul ak ib at p erub ah an sosial/perilak u dari perkemb angan pembangunan d aerah d an pemanfaatan lahan/tanah /hutan untuk inv estasi bersk ala besar. Dalam b agian in i ak an dibah as jenis-j enis k earifan lok al y ang masih b erlak u dan diprak tekk an o leh masy arak at adat d i K alimantan. Praktek-praktek kearifan ini digamb ark an dalam bentuk pemanfaatan sumber day a alam,
1
Sekapur Sirih “Rainbow of Life Borneo”, Res ki Udayant i dan Moonstar Sim anj untak-WWF Indonesia, 2010 ST ATUS LINGKUNGAN HI DUP E K OREGION KALI MANT AN TAHUN 2011
Page 170
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
peng elo laan dan perlindungan lingkungan h idup berd asark an nilai-nilai y ang masih berlak u disertai deng an tekan an-tek anan y ang dialami, k ondisi dan perk emb angan terk ini serta respons y ang ada untuk melindunginya. Kondisi Nilai-nil ai Kea rifan Lok al “T anah, adat d an manu sia saling memiliki keterik atan yang tinggi d an sangat
prinsip; tak ada tanah y ang tak mempunyai ad at, tak ad a manusia yang tak memilik i adat. Ad at tan ah memb atasi p enggunaan tanah y ang berlebihan dan/merusak , untuk menghargai h ak orang lain, melindungi dari p erbuatan yang tidak menghormati. Adat manusia untuk membatasi p erilak u yang tidak bertanggung jawab dalam meng elola tanah ” (T royanus S tani, Petinggi Benung-Kaltim). Deng an adany a manusia ad a pula adat sebagai up aya untuk kedamaian k ehidupan guna penghormatan d an penghargaan terhad ap hak azasi dan bobot moral serta nilai k emanu siaannya b aik perorang an maupun kelo mpok . Keterk aitan antara tanah d an adat y aitu: ad at ak an b erlaku jika tan ah dimanfaatk an, digunak an atau dik elola o leh manu sia. Secara umum yang diidentifikasi tentang peman faatan tanah adalah; mendirik an rumah dan lok asi kampung, berlad ang /berk ebun, memungut h asil hutan untuk kesejahteraan. Wilayah , d aerah, lingk ungan d alam k aw asan terten tu itu kepemilik anny a y ang berada di atas tan ah tidak boleh diganggu gug at oleh siapa pun, kalau belum ada kesepak atan dengan yang b erhak lebih d ahulu, dilakuk an di temp at y ang luas atau disak sik an orang bany ak. (Lambing To lan, 19 Juni 1999, Kep ala Adat Besar Law a, IDJAU-Kaltim). Tanah dan atau hutan bagi masy arak at Day ak memiliki berb agai fungsi yak ni fungsi sosial, ek onomi, ek ologis d an religius magis. F ung si-fungsi ini terintegrasi dalam pola pengelolaannya. Sebag ai con toh untuk melihat keterpaduan k eemp at fungsi itu, mak a dalam suatu musim tanam bagi masy arak at Day ak, fungsi sosial d apat dilihat pada k ebersamaan ketika membuk a ladang, ada y ang perseorangan, bersama k elu arga dan d engan gotong royong bersama k elompok lain. Fung si ek olo gis d apat dilihat dalam peng elo laan lad angnya y ang memberi k esemp atan k epada tan ah untuk kembali subur d an men jadi hutan. P engelolaan ini dapat dilihat p ada pola berik ut ini: setelah melakuk an p anen, 1 tahun pertama bek as ladang d itingg al dan menyisak an rumpu t dan beluk ar, kemudian setelah tahun k e 2 rumput dan beluk arnya semak in leb at, memasuk i tahun ke 3 dan 4 telah tumbuh hutan sekunder yang terdiri dari tumbuhny a pohon setinggi 2 – 6 cm, dan rumputny a mulai berk urang. Sek itar 5 – 7 tahun tinggi pohonnya menjadi 10 m, k emudian 7 – 10 tahun dari hutan sek under k emudian menjad i hutan yang
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 171
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
memilik i vegetasi besar dan memiliki pohon setinggi 30 m. Fung si ek onomi ad alah manfaat y ang dihasilkan oleh peng elo laan ladang tersebu t. Mereka memilik i simp anan gab ah dan b eras selama 1 tahun untuk musim tanam berik utny a dan sesek ali dapat menjual hasilny a. Sed angk an fungsi re ligiusma gis pada pengelolaan tanah d an hutan adalah: tanah merup akan asal manusia d an hutan merupak an temp at bersemay am roh-roh nen ek moy ang, seh ingga k etik a membuk a ladang dan selama mu sim tanam hingga panen 2 dilakuk an upacara ad at untuk menghormati tan ah dan hutan . Berik ut ini uraian tentang masy arak at adat dan kearifan lok alnya y ang dij elask an per propinsi di K alimantan. Kali ma nta n Selatan 3
Masy arak at Dayak Meratus yang b erdiam di k aw asan Meratus y ang terbentang di 10 Kabupaten memiliki kearifan lok al dalam melakuk an pembagian lahan atau tata gun a lahan seb agaimana tercantum dalam Tab el 6.1. Tabel 6.1 B entuk dan istilah k earif an lok al masy arak at Day ak Meratus. NO 1
Bentuk Kearifan Lok al Isti lah/Penamaan Lok asi untuk bertan am p adi gunung, seb agai temp at Ladang/hu ma lok asi yang pembuk aan lah an hingga p anen tib a dilak uk an dengan up acara adat, pemelih araan hingga p anen tiba. Dapat diikuti ‘ tumpang sari’ dengan tumbuhan-tumbuhan jangka pendek. “Lok asi ladang yang sud ah diten tuk an untuk satu
keluarg a tidak boleh meramb ah ke luar dari batas yang ditentuk an ”. 2
3
4
2
Lah an bek as lad ang y ang sud ah ditinggal, menjadi Jurungan beluk ar, d apat dibuka ditanami dengan karet dan tumbuhan lainnya. Hu tan y ang dapat dimanf aatk an pohonny a untuk Katuan kebutuhan sehari-h ari, seperti rumah d an k ayu bak ar, k ebutuh an obat-obatan y ang berasal dari tanaman, d an b erburu, umu mny a terletak di d aerah baw ahan atau bukan di lereng y ang curam atau di sekitar sungai. Hu tan y ang masih memilik i pohon-pohon besar, Rimb a/Larangan
Kom pilasi Berbagai Sum ber (1996 - 1999) dokum en Yay asan SH K Kal tim, Tahun 2005
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 172
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
5
tempat arw ah nen ek moy ang bermukim, menjadi w ilay ah untuk berdoa d an k eramat, tidak boleh ad a keg iatan pemanfaatan k ayu. B agi pihak lu ar kampung yang memasuk iny a w ajib mendapatk an izin dari kep ala balai/adat. Wilay ah p emuk iman yang didiami, terdiri dari rumah - Kampung rumah dan lumbung padi d i setiap ru mah.
Kali ma nta n Timur Berdasarkan id entifikasi dan berb agai penelitian menunjukk an, bahw a di Kaliman tan Timur masih terdapat puluh an bahk an ratusan komunitas masy arak at adat y ang saat in i masih memiliki p engetahuan dan melak sanakan k earifan lokalnya dalam b entuk pembagian lahan d engan istilah y ang berasal dari b ahasa masing-masing. Hasil iden tif ik asi y ang telah disusun dan diklasifik asik an dalam dok umen ini merupak an p erw ak ilan d ari berbag ai ko munitas y ang ada d i Kalimantan T imur y ang dipertimb angk an masih memilik i k etaatan dalam pelak san aan k earifan, mengalami tek anan pembangunan dan masih memiliki usah a-u saha untuk perbaik an. Dalam hal p engelolaan lahan, merek a utamak an deng an melakuk an pembagian p enggunaan lahan sesu ai d engan fungsi yang mereka lak sanak an seh ari-hari, dengan p embagian w ilayah seb agaimana disajik an dalam Tab el 6.2. 4
Tabel 6.2 B entuk dan istilah k earif an lok al komunitas masy arak at Paser : No Be ntuk Keari fan lokal Istilah 1 Jik a didasark an pad a penggun aan lahan atau tanah, mak a Alas alas berarti lahan yang b elum pern ah d igarap untuk dijadik an ladang atau umo . Ben tuknya bisa berupa hutan tua y ang masih peraw an, hutan raw a, semak beluk ar, padang ilalang termasuk lahan y ang berisi semak beluk ar sisa k ebak aran. Sep anjang lah an tersebut belu m pernah digarap, mak a lah an tersebut disebut alas. Pengertian k edu a did asark an pada kondisi tegak an kay uny a. Dalam p eng ertian ini alas d ib agi menjad i 2, y aitu alas tuo atau hutan tu a d an alas burok atau hutan mud a. Alas tuo adalah hutan y ang kay uny a tidak pernah ditebang d an biasany a beruk uran besar 2 Alas y ang sud ah pern ah dibuk a (ditebas, ditebang dan Rimba dibak ar) untuk dijadik an ladang atau k ebun namun tidak
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 173
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
3
4
5
3
semp at ditanami tan aman apapun lalu d itinggalk an begitu saj a o leh penggarapny a karen a su atu alasan. Lahan tersebut masih dik ategorik an rimb a samp ai kondisi tegak an kay uny a sud ah cukup besar. Indikatornya adalah jik a kay u tegak an masih bisa ditebang dengan p arang , mak a lah an tersebu t masih disebu t rimba. Jen is lah an y ang sud ah p ernah digarap (dijadik an ladang Lati dan k ebun) dan telah ditinggalk an oleh penggarapny a. Lati berasal dari hasil pembuk aan atau penggarapan alas. Lati dibagi men jadi 2 k ategori y aitu: • Lati burok adalah lahan bek as ladang dan k ebun y ang telah ditinggal penggarapnya selama 1 – 3 tahun . Selain semak b elukar masih bisa dijumpai tanaman seperti cab e, pep ay a dan pisang. • Lati tuo ad alah lahan bek as ladang dan k ebun y ang ditinggalkan oleh pengg arapnya lebih dari 3 tahun. Yang berben tuk beluk ar, hutan muda, kebun k opi, k ebun rotan, k ebun k aret d an k ebun campuran . Lah an yang ditanami padi, sayuran dan p alaw ija. Umo Umo berasal dari pembuk aan lahan alas d an lati y ang tidak berisi tan aman lain selain kay u hutan . Setelah dua kali musim tanam lok asi umo atau bo mbak tersebu t ditinggalk an dan dibiarkan menjad i lati k embali untuk digarap di kemud ian hari. Jik a saat mengelola umo penggarapnya menan ami lahan tersebut d eng an rotan , kopi d an k aret, mak a setelah lah an tersebut ditinggalkan , 3 lahan tersebut ak an menjadi lati berujud jaba wei (kebun rotan), jaba kopi (k ebun kopi) dan jab a getta (kebun karet). Umo tid ak p ernah ditanami p adi lebih dari dua kali musim tanam (2 tahun). Tahun pertama (musim tanam pertama) lahan tersebut masih disebut umo . S edangk an tahun kedua (jik a masih digarap) lah an tersebut disebu t bombak . Lah an yang di-“enclav e’ dari lah an yang ada di sekitar Sipung/Pulau atau y ang mengelilinginy a. Memiliki k arakteristik , tujuan dan cara p engelolaan serta pemanfaatan yang berb eda dengan lah an yang ada d i sekitarny a atau lahan y ang mengelilinginy a yak ni untuk k elestarian. Sipung dap at berada d i d alam alas atau lati, b iasany a terdapat tanaman yang dilindungi atau disay angi y ang berisi tanaman
Jaba berar ti padang atau ham paran
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 174
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
6
7
sej en is atau lahan y ang berisi tan aman atau tu mbuhan campuran (tanaman buah-bu ahan atau k ayu-kay uan atau campuran an tara k ayu-kayuan d an bu ah-buah an). Juga sek aligu s seb agai tempat k eramat y ang haru s dijaga dan dihormati. Lah an berujud raw a-raw a, ada y ang digen angi air Payo sep anjang tahun ada pula y ang kering saat k emarau . Dimanf aatk an untuk mencari ikan dan sayuran, baik sendiri-sendiri atau berk elompok. Selain itu jug a dijadikan tempat b erburu saat mu sim k emarau. Daerah pemukiman penduduk beserta pek aranganny a Ja yang ditempati secara menetap, terdiri dari bangunan atau ru mah penduduk dan men jadi pusat desa. Mesk i dalam w ilay ah d esa, terdapat beberap a k elompok pemuk iman yang saling terpisah mak a hanya kelompok pemuk iman yang paling tu a d an p aling p ad at penduduk ny a yang bisa d isebu t ja. S elain bangunan rumah juga terd apat kebun y ang berada di pek arangan berupa k ebun say uran, p alawij a dan bu ah-buah an.
Tabel 6.3. Pemb agian tata gun a lahan tersebut menjad i k arakteristik mod el Peng elo lan Hutan oleh Masy arak at. Karakteristi k Cont oh Pra ktek
Kepenti ngan Lokal
1. Dayak Kenyah
Produksi
Li da/Pula
Orie ntasi Kepem ili kan Produk/ Pengusa haan Kebun Tradisional
Individu
Cadangan,
Kayu,
Komunal, keluarga
produksi, air/sungai
Kayu
Tana’ Jakah
Konservasi
Kayu, Kayu
Pulung Kayu
Produksi
Tana’ Ulen
Kayu
Non
Struktur tega ka n
Sosial Buday a/Proses
Agriforest, Monokultur
Histori
Hutan alam
Tradisi
Comment [CE1]: Uma? Pr oduksi pad i?
(Paren) pri badi (namun pengelol aan sudah diali hkan kepada l embaga adat) Non Komunal, Individual (Paren)
Komunal
Hutan alam , Agriforest
Histori. r eli gi
Hutan alam
Tradisi
Comment [CE2]: Bu kan Keny ah n amun Ka yan
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 175
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
Lepu’un
Produksi, Konservasi
Kebun tradisi onal
Campuran (Komunal dan indi vi dual)
Agriforest
Histori
Kebun
Campuran (Komunal
Agriforest
Histori
tradisi onal
dan indi vi dual)
Hutan alam
Histori, Religi
Comment [CE3]: Be kas kampun g
Kayu, Non Kayu 2. Dayak Bahau
Tana
Produksi
Lepuun Lum aq Tana Bi o
Konservasi
-
Komunal, I ndivi du ( hipuy )
3. Dayak Benuaq
4. Paser
Tana kas o
Produksi
Non kayu
Komunal
Hutan alam
Tradi si
Tana Berahan
Produksi
Non kayu
Komunal
Hutan alam
Tradisi
Tana Pukung
Produksi
Kayu
Komunal
Hutan alam
Tradisi
Tana Pera’/ Mawaa
Cadangan, konservas i
Kayu, kayu
Komunal
Hutan alam
Tradisi
Kebotn Dukuh
Produksi
Kebun Individu tradisi onal (karet, kopi, buah-buahan)
Agriforest, Monokultur
Histori
Kebotn we
Produksi
Kebun tradisi onal (rotan)
Individu
Agriforest
Histori, tradisi
Sim pukng Munaan
Produksi
Kebun tradisonal (buahbuahan)
Individu, komunal
Agriforest
Histori, tradisi
Sim pukng Berahatn
Produksi
Hutan al am, kebun tradisi onal
Komunal, i ndivi du
Hutan alam
Histori
Bengkar Adet
Cadangan, Konservasi
Kayu, kayu
Komunal
Hutan alam
Tradisi
Eway Tuwelaatn
Produksi
Non Kayu
Komunal
Hutan alam
Tradisi
Kebotn
Produksi
Kebun tradisi onal (karet, kopi,
Individu
Agriforest, Monokultur
Sejarah
kayu,
non
non
buah-buahan)
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 176
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
Sipukng
Produksi
Kebun tradisonal
Individu, komunal
Agriforest
Histori
(buahbuahan) Alas
Cadangan
Kayu
Komunal
Hutan alam
Tradisi
Alas Mori
Konservasi
Kayu
Komunal
Hutan alam
Reli gi
Alas Tuo
Cadangan
Kayu
Komunal
Hutan alam
Tradisi
Nareng
5. Kutai
Rondong/ Produksi perondonga n
Individu Kebun tradisi onal (karet, kopi, buah-buahan)
Agriforest, Monokultur
Histori
6. Dayak Mer ap
Li ntea bua
Produksi
Kebun tradisi onal (buahbuahan)
Individu
Agriforest, Monokultur
Histori
Tuueng Tengen
Cadangan, Konservasi
Hutan al am
Komunal
Hutan alam
Tradisi
Lepoung
Produksi, konservas i
Non kayu
Komunal, i ndii du
Agriforest
Histori, r eli gi
7. Dayak Gaay
Stan Gu/Hetan Gu’
Produksi
Individu Kebun tradisi onal (karet, kopi, buah-buahan)
Agriforest, Monokultur
Histori
8. Dayak Agabaq
bua atuo, bua yaki
Produksi
Kebun tradisi onal (buahbuahan)
Individu
Agriforest,
Histori
tana pinial a
Produksi
Kayu, kayu
Komunal, i ndivi du
Hutan alam
Tradisi
non
Kali ma nta n Tenga h Seperti halny a Kalimantan Timur, di Kalimantan Tengah pun terdap at puluhan ko munitas Day ak y ang tinggal di sek itar su mber d aya alam hutan dan masih terik at d eng an pengelolaan lingkunganny a. Salah satuny a adalah komunitas
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 177
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
masy arak at di S epanj ang Sung ai Barito (Sungai Mangk atip , Sungai Kapuas 4 dan Sungai K ahay an ) . Tabel 6.4. Ben tuk d an istilah k earifan lokal masy arak at di sepanjang Sung ai Barito. No 1
2
Be ntuk kearifan lokal Istila h Tempat untuk berladang dan menan am pad i, Malan dan Manggetem istilah malan digunak an sebagai suatu pro ses pembuk aan lahan serta peng erjaan lahan tersebut untuk menanam padi h ingga p anen padi ( menggetem) Urat nad i k eh idupan, salah satu tempat untuk Sungei/ Sungai pemenuhan k ebutuhan hidup sehari-hari, j alur transportasi, k egiatan ek onomi. Untuk k egiatan penangk apan ik an; masih menggunak an alat alat tradisional sep erti rengge, rawai, lunta,
satawan, buwu, luk ah, tamp irai, untang-untang dan pancing banjur , sedangk an untuk
3
4
5
pemeliharaan ikan, sebagian besar menggunak an k aramba Sebuah w ilay ah atau tempat b erkumpul komunitas masy arak at untuk dap at lebih memudahkan interak si (hubungan) antar keluarg a atau k erab at, ad a sistem pemerintah berjalan (seperti RT atau kepala ad at). Lewu terbagi 2: Petak lewu (p ek arang an); Petak tanah (tanah tempat b ersaw ah ). Hu tan, yang d ip ah ami sebag ai sebuah k aw asan yang merek a gunak an untuk berbag ai aktifitas di an tarany a ad alah untuk berburu, memungut hasil hutan (beb erap a jenis rotan dan g etah), tumbuhan ob at-ob atan d an menggunak an beberap a jenis k ayu untuk k eperlu an rumah tangga Bek as p emuk iman y ang sudah lama ditinggalk an dan masih dik elola secara baik. Biasany a k alehk ak digunak an masy arak at untuk mengambil b erbagai jenis rotan, tengkaw ang, karet dan bu ah-buah an lainny a seperti durian,
Lewu atau dusun atau k ampong
P adang himb a
K alehk ak
lewu
atau
b ekas k ampung
4
Laporan Final “Ident ifi kasi Dan Kajian Perizinan Ser ta Status Kawasan Hutan U ntuk Mendukung Pengem bangan CBFM di Kapuas Hul u” ol eh Mi tra LH-KBCF, Hal 24 – 30, Tahun 2009- 2010
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 178
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
cemp edak. Kalehkak bagi masy arak at. K alehkak terbag i 2: K alehk ak lewu dan k alehk ak dukuh. 6 Kaw asan hutan dimana kaw asan ini merupak an tempat roh-roh gaib tinggal. Menurut masy arak at setempat k aw asan in i merupak an daerah y ang tid ak boleh dig anggu atau d irusak keb erad aanny a. Biasa terdap at p atung dan rumah-rumahan temp at untuk memberik an sajian k epada roh-roh y ang tinggal d i Toj ahan/ Tajahan tersebut. Kaw asan ini dimiliki secara komunal. 7 Lad ang, sebuah lok asi temp at masy arakat menanam berb agai jenis padi. Jenis padi yang ditanam biasanya satu k ali musim tan am atau padi gunung. 8 Dibuat berlaw an an d engan jalur matahari, yang duluny a terbu at d ari bek as k ub angan k ayu di hutan yang reb ah diterpa angin. Karena daerah rawa p asang surut, mak a pad a w ak tu p asang ik an-ikan berk eliaran di hutan hutan raw a, kemudian pada mu sing suru t masy arakat mengambil ik an dari kolam raw a tersebu t, hingga sek arang d ibuatlah k olam beje untuk pemeliharaan ikan 9 Semak b elukar y ang diperk irak an sudah beru mur di atas dari 10 – 15 tah un, atau semak beluk ar yang ak an menjad i hutan kembali, semak beluk ar ini bisa jug a b erladang masy arak at y ang sudah ditu mbuhi oleh pohonpohon perdu seperti k aramunting, alang-alang dan rumput-rumput liar. Lah an ini masih bisa dijadik an ladang, w alaupun tidak sesubur pad a ladang yang baru d engan membuk a hutan (gilir balik ). Hal ini karen a tingk at k esuburanny a rend ah d ari unsur hara y ang terserap oleh tanaman p adi selama p roses p eladangan sebelu mny a. Istilah lain juga diken al bahu (bek as pek arangan) dan bahu sand am (bahu himba) atau semak beluk ar. Bok s.2. Tatas Apui
Pukung p ahewan
T ana petak huma
P erik anan kolam b eje
B ahu tay a atau semak b eluk ar hutan muda
Kearifan l okal dalam menjaga lahan dari bahay a kebakaran disebut dengan istilah “T atas apui’ (tatas=batas, apui=api) y aitu dengan membuat batas/jarak kurang lebih 3 meter di sekeli li ng kebun mereka, batas i ni harus bersih dari semak dan kayu yang mudah terbakar, sehi ngga apabi la api mulai mendekati tata apui i ni, maka api
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 179
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
tersebut t idak sampai merembet ke lahan kebun karena di sepanjang t atas apui ini tidak ada semak ataupun kay u kering y ang bisa dilalap api sehingga api ti dak mampu untuk menyeberang sampai ke kebun mereka, cara ini di turunkan dari generasi 5 mereka sebel umnya
Kali ma nta n Barat Kaliman tan B arat juga memiliki ragam d an k eunikan serta k earifan dalam tata guna lah an di w ilayah ad at. Contoh tata guna lahan y ang dilak san akan oleh masy arak at Dayak y ang tinggal K ampung Sindur, Kabup aten Landak y akni: hutan atau udah, ladang/b awas atau rame, k ebun karet atau kabon gatah , raw a atau tawak ng. Masy arak at y ang mendiami kaw asan Taman Nasional Danau Sentarum, terdiri dari 2 etnis y aitu Suku Melayu dan Suku Day ak Iban. Suku Melay u seb agian besar berprof esi seb agai nelay an di daerah d an au-d anau dan sungai-sungai di dalam k aw asan Taman Nasional, sedangk an Day ak Iban tinggal di daerah dataran tinggi d engan mata pencaharian may oritas bertani dengan sistem pertanian tradisional ladang gulir balik . Masing-masing etnis suk u ini mempuny ai adat istiadat dan huk um adat y ang berbeda, n amun mempuny ai 6 beberapa k esamaan prinsip d alam aturan adat ten tang k onservasi . Pada k aw asan T aman Nasional ini, terk enal dengan sistem budi d aya leb ah madu d engan menggunak an tikung, y aitu sejenis k ayu yang dip asang pada dahan-dahan pohon sebagai tempat b ersarangny a leb ah. C ara p anen madu yang dipraktekk an jug a unik y aitu dengan hany a mengambil sepertiga b agian sarangny a, khusu s pada bagian madunya saja. Sed angkan sarang pada anak lebah atau larv a dib iark an untuk kemudian bisa berk embang biak. Teknik panen madu seperti in i puny a beberapa k elebihan y aitu kualitas madu ak an lebih baik k aren a madu tidak bercampur dengan an ak leb ah dan produk si ak an terus bertambah serta yang paling penting adalah p elestarian leb ah madu hu tan d alam k aw asan ini.
5
I dem-Laporan Final “Identi fikas i Dan Kaj ian Perizinan Serta Stat us Kawasan Hutan Unt uk Mendukung Pengembangan CBFM di Kapuas Hul u” oleh Mitra LH-K BCF, Hal 24 – 30, Tahun 20092010. 6 Valenti nus Heri , Sem angat Pant ang Menyerah di Danau Sentarum, Kum pulan Tuli san dal am buku: Tunas Bersemi di tepi Hutan, Info Kalim ant an – MfP, DFID, Hal. 193, 2006.
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 180
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
Gambar 6.1. Tik ung, salah satu tek nik budi d aya lebah madu
Bercocok T anam, Bertani/Berladang , Berkebun Ak tiv itas bercocok tanam, bertani, berk ebun/berlad ang merupak an rutin itas yang umu m ditemukan dalam masy arak at Kaliman tan. Keg iatan ini sangat mudah ditemukan k aren a dilak uk an setiap p eriode mu sim tan am sesu ai deng an p erputaran musim tan am y ang sudah d ip ahami secara turun menurun. Penen tuan k apan musim tan am dilak uk an, di man a d ilak sanak an dan siapa saja y ang memb antu d ilak ukan secara musy aw arah w arg a balai. Ak tiv itas sehari-hari seb agian b esar masy arak at Meratus8 di K alimantan Selatan, di hutan y ang merek a sebut seb agai ‘bahuma’ (berlad ang), berkebun karet, kacang, pisang, cabe, k emiri d an say ur-sayuran. Sed angkan untuk menop ang k ebutuhan-kebutuh an belanja seh ari-hari merek a meng andalk an hasil karet alam y ang mereka tanam di jurung an. Bagi D ay ak Meratus berladang buk anlah semata-mata untuk mendapatk an pangan tetapi merupak an b ag ian ritu al adat y ang diw arisk an secara turun-temurun. Setiap tahun, p aling sedikit ada lima upacara ad at yang b erkaitan langsung d engan sistem pertanian masy arak at Meratus. Dimulai dari up acara b atumb an kay u saat merek a membersihk an lahan, diterusk an dengan manyaluk ut k etik a membakar lah an, manugal atau bertanam padi, aruh mahany ari y aitu ucapan sy ukur atas p anen padi y ang didapat dan ditu tup dengan aruh ganal atau upacara besar sebag ai ucap an terima k asih kep ada Sang Mah akuasa atas penyertaan selama setahun mulai
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 181
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
dari wak tu bertan am hingga pan en tiba. Pola tanam pad i masy arak at dimulai dari bulan Mei untuk memb ersihkan lahan, k emudian b ertanam p adi p ada sek itar Agustus – S eptember, hingga w aktu panen tib a sek itar akhir Maret hingga perteng ahan Mei. S elain menggunakan perhitungan bulan, mereka memak ai rasi bintang sebagai petunjuk . K emunculan bintang ‘k arantik a’ dan rasi bintang y ang berben tuk rahang babi di seb elah timur tepat pada puk ul delapan malam merup akan pertanda untuk mulai manugal . Sebagian b esar k aw asan hutan y ang merek a pak ai untuk berladang (mereka menyebutny a pahumaan- k aw asan perlad angan) adalah k aw asan gunung yang berlereng-lereng. Untuk satu lokasi ladang ( sad amulan –k urang lebih berukuran 30 m x 30 m, atau sama d eng an luasan satu bu ah buk it), mereka gunak an un tuk b ertanam padi mak simal 2 tahun berturu t-turut, setelah itu merek a haru s pindah mencari k aw asan b aru untuk dijadikan ladang. In ilah yang disebu t orang k ota sebag ai k egiatan lad ang berpindah. Merek a punya alasan tersendiri mengapa harus berpindah temp at setiap p eriodeny a. Ini semata-mata adalah untuk tetap menjaga agar k aw asan p erladangan y ang berlereng-lereng itu tetap kuat struktur tanahny a. Karena jik a d ip aksak an oleh merek a bertan am p adi sepan jang masa dalam satu lok asi saja, mak a dipastik an k aw asan tersebut ak an meng alami longsor, selain itu tanah y ang dipak sak an setiap tahunny a dipak ai untuk berladang ak an mengurangi tingk at kesuburan tanah tersebut, sehingga perlu p erlak uan tamb ahan y aitu d engan penggun aan pupuk agar tanah menjad i subur. Merek a biasany a menghindari berladang untuk gunung dengan k etinggian 700 m k e atas. Dalam legendalegend a tentang pegunungan menunjukk an, b ahwa gunung-gunung y ang tingginy a d i atas 700 m memeg ang p eranan p enting untuk menjaga wilay ah merek a tetap selamat 7. Nenek moyang merek a telah memberik an p elajaran bag aimana seharusnya memperlakuk an tan ah perlad angan d eng an bijak sana. Tan ah y ang sudah dipak ai berlad ang selama mak simal 2 p eriode itu dib iark an dan diberi w aktu untuk memulihkan k ondisinya secara alamiah . B erbagai macam pohon-pohon dan tumbuhan tumbuh kemb ali p ada k awasan itu, sehingga akar-ak ar pohon menjadi besar d an memb antu memp erkokoh struk tur tanah y ang seb agian besar ad alah lereng pegunungan. Merek a memb eri k esemp atan k epada d aundaun, bunga-bungaan dari berb agai macam tu mbuhan rontok dan menjadi 7
Datar- datar Merat us, Pengalam an Pegiat LPMA Borneo Selatan dalam proses kegiatan People Forest and Reefs (Pefor), hal 24, Desem ber 1999.
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 182
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
pupuk alami sebagai penyubur tanah-tanah ladang itu. Merek a b iark an berbag ai j enis satw a, burung-burung, k ijang, trenggiling untuk mak an dan membuang k otoran merek a d alam kaw asan itu y ang merupakan bagian d ari sik lus k ehidupan hutan merek a. Satu k awasan perladangan , ada y ang dibiark an diam seperti itu mu lai d ari enam tahun hin gga mencap ai puluhan tahun. Rotasi in i cuk up rasional melihat luasnya kaw asan hutan y ang menjadi 8 temp at tinggal merek a . Untuk berk ebun secara tradisional, masy arak at sek itar cukup paham dalam hal berk ebun k aret. Mereka mendap atkan ilmu b erk ebun ini secara turun temurun d ari orang tu a dan k ak ek merek a. B ibit diambil dari anak an di sek itar kebun k aret, lalu ditanam di lah an yang sud ah dibersihk an. C ara men an amny a sep erti menan am b enih p adi, ditugal (ditancapk an) anak gatah tersebut k e lub ang y ang sud ah disediak an sebelu mny a. Ini cara b ertanam karet y ang b ibitny a disebu t g atah k ampungan (k aret alam), buk an bibit unggul. S ecara u mum, k ebun k aret hanya sedikit orang y ang menggelutiny a. Karena di wilay ah ini sumber day a alam lainny a lebih menarik untuk dik elola deng an h asil y ang cukup menggiurkan yaitu mendulang emas secara tradision al d an memanen madu lebah hutan . Masy arak at umumnya memah ami bahw a lokasi/wilay ah y ang ditan ami kebun karet alam juga b erarti k laim satu k eluarga terhad ap w ilay ah tersebut sebag ai kebun y ang dimilik i secara person al/k elo mpok keluarg a tersebut. Karen a k aret ad alah tanaman k eras dan termasuk tanaman menghasilk an jangk a panjang bahk an sampai b erpuluh tahun lamany a. S ehingga bag i k elo mpok k elu arga lainny a, diharapk an p engertianny a untuk tidak mengganggu w ilayah kebun tersebut, d an jika meng ingink an membuk a k ebun disilahk an mencari lok asi lain y ang belum ada tan aman k aretny a9 . Bagi Masy arak at Muluy di Kabupaten Paser, Kalimantan T imur memiliki sistem berladang seb agai berikut: ladang y ang baru dibuk a ( lati b ayu ) merup akan lahan yang b aru dibuka dan digarap sebagai ladang. P ada tahap ini hutan yang dibuk a diharapk an telah mampu mengembalik an kesuburan tan ah. Kad ang-k adang diperoleh k ayu
8
Kom pulasi berbagai dokumen dan laporan program LPMA Bor neo Selatan tahun 2000 – 2004 di Kabupaten Hul u Sungai Tengah, Kalimantan Selatan. 9 Laporan Hasil Pengum pul an Data “Aturan Pengel olaan Wi layah A dat” Kawasan Meratus-Kab. Kotabar u, AMAN Kal sel – Yay ayasan Kehat i, Kalimantan Selatan, Hal 5, 2011
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 183
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
besar (dew asa) bergaris teng ah 10 – 15 cm dan kay u ini dap at dimanfaatk an untuk membuat p ag ar atau seb ag ai k ayu bak ar; Ladang (umo ) adalah lahan yang telah dig arap untuk menanam p adi. Masy arak at melakuk an proses berlad ang ini secara alami, tanpa menggunakan pemupuk an, p engolahan tanah atau obat-obatan (racun). C ara ini dapat menghindari terjadiny a k eru sak an tanah, sehingga tidak mengg anggu pro ses rotasi tanaman secara alami. Ketik a bertanam p adi, biasany a masy arakat juga menanam tanaman k eras seperti k emiri (p erijak ), rotan dan buah-buahan; Bek as lad ang (lati) ad alah lad ang yang telah ditinggalk an d an masih berupa lahan yang terbuka dan ditumbuhi bany ak alang-alang dan ru mput liar lainny a;
Lati ono: bek as ladang y ang telah ditinggal dan dibiark an y ang telah b erumur 2 – 3 tah un. Pada tahapan ini beberapa tanaman pion er telah mencap ai tingk at pancang, yang bergaris teng ah 5 – 8 cm. Bila saat berladang mereka men an am k emiri (perij ak ) mak a tanaman ini mulai belajar berbuah. Kondisi ladang y ang d itinggalkan ini tid ak lagi diraw at k ecu ali tanaman k emiriny a; Bek as lad ang y ang sudah hampir dilup akan. Ladang y ang sud ah d itinggalk an sek itar 5 – 6 tahun ini telah banyak dilupakan, atau bahk an merek a sudah hampir tidak tahu lag i di man a lagi b ekas lad ang tersebu t; Hutan beluk ar ( alas lati litiye). Kondisi tan ah pad a tahapan in i, telah bany ak ditumbuhi tanaman p emu la, beb erap a tan aman hutan dan semak beluk ar. Tanaman p emu la telah tumbuh b esar menj adi pohon b erdiameter d i atas 10 cm, semak beluk ar sudah mulai rapat. P ada k eadaan inilah proses pembentuk an hutan sudah mulai terlih at; Hutan Sekunder. P ada tahap ini tanaman hutan telah mulai tumbuh besar dalam ju mlah y ang cukup bany ak . Umumnya hutan sep erti ini jarang d itemui dalam pro ses b erladang, k arena rotasi b erladang jarang mencapai tahap an ini. Biasany a masy arak at membuk a lahan k embali p ada tahap hutan b eluk ar (alas lati ltiy e) dan hanya dib eberapa temp at y ang ag ak j auh dari pemukiman ini bisa mencapai tahap in i; Hutan Primer ( alas roy ong). Hu tan ini ad alah hutan y ang paling tu a. Biasany a tempat-tempat sep erti ini ditetapk an sebag ai lok asi p erburuan hew an, mencari burung, buah-buah an, men carai b ahan baku bangunan dan
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 184
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
obat-obatan. Lok asi ini tidak ak an dirusak atau dibuka k arena dipelihara seb agai tempat untuk mencari mak an dan kelangsungan h idup. W ilay ah ini yang d ianggap sebag ai areal hutan adat ( alas adat) 10. Penge lolaa n S ungai Dalam hal pengelolaan sungai, anak sungai maupun dan au, masy arak at dayak d i R egion Kaliman tan memiliki k esamaan aktivitas mesk i menggunak an istilah d an bahasa y ang berbed a, merek a sama-sama menggunakan alat-alat tradision al untuk men angkap ik an dalam b entuk j ebak, jaring, pancing, dan
luk ah. Secara u mum, sungai di Kalimantan selain berfungsi seb agai jalur transportasi utama (pada beb erapa w ilay ah) dalam hal peng angk utan sumb er daya alam dan jalur distribu si mak anan pokok , sungai jug a b erfungsi seb agai sumber pakan hew ani y aitu berbagai macam jenis ik an sungai. Poten si sung ai dik embangk an juga untuk u saha-usah a k omersial. Di Kalimantan T engah misalny a, dik en al perikan an k olam bej e. B eje tidak hany a milik masy arak at Day ak Ngaju tapi sudah menjadi milik masyarakat sebag ian besar Kabupaten Kapu as dan Kabupaten B arito Selatan . S ebagian b esar masy arak at memiliki 550 buah bej e, dengan ukuran tergan tung d ari k emampuan p embu atny a. Panj angny a bisa 10-20 m, lebarny a antara 4-5 m, dalamnya antara 1-2 m. Kolam b ej e dihubungkan d engan parit (h andil ) k e sung ai seb agai tempat kelu ar masukny a ik an, panjang h andil bisa men cap ai 1 - 4 k m. C ara membuat beje, tid ak dap at d ibuat searah matahari, tetapi berlawanan d engan jalur 11 matahari.
10
Hasil Peneli tian PKLH FH UNIBA dengan dukungan PUSHAM UII dan Norwegian Center for Human Ri ghts’ Orang Mul uy : Pengakuan Setengah Hat i’, hal 112-114, Juli 2008 Laporan Fi nal “I dentifikas i Dan Kaj ian Perizi nan Sert a Stat us Kawasan Hutan Untuk Mendukung Pengem bangan CBFM di Kapuas Hul u” ol eh Mi tra LH-KBCF, Hal 29, Tahun 2009-2010.
11
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 185
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
Gambar 6.2 A lat untuk menangk ap ik an masy arak at di Kalimantan Sejarah bej e dulu ad alah b ek as kubangan k ay u di hu tan y ang rebah diterpa angin. Karena d aerah raw a pasang surut, mak a pada wak tu p asang, ik an-ik an berk eliaran di hutan-hutan raw a. Ik an-ik an itu memilih kubangan di hutan raw a, kemudian pada musim kering kubangan-kubangan tersebut bany ak didatang i oleh penduduk untuk d iambil ikannya. Hasilnya bisa mencapai 1 ton lebih. D ari pengalaman tersebut, orang tua dahulu b erpikir untuk membuat kubangan sep erti bek as pohon-pohon y ang tumb ang, sehingga terben tuk lah kolam y ang k emudian dinamak an beje. H asil p anen setiap beje dalam 1 tahun men cap ai 2 ton lebih. Ik an y ang dihasilk an ad alah ikan air raw a campuran sep erti g abus (haruan), b etok (pepuy u), sep at, lais, arw ana, k apar, d an ikanik an raw a lainny a. Bila diuangk an, konon penghasilan satu bej e b isa men cap ai 1-2 ju ta rupiah , serta setiap k elu arga umumny a memiliki puluhan beje.
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 186
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
Gambar 6.3. Sungai sebagai sarana tran sportasi dan p erdagangan (foto : Pasar terapung – Prov . Kalsel) Di Kalimantan Barat misalnya, pada Kaw asan T aman N asion al Dan au Sentaru m, memilik i aturan ten tang perik an an di air sung ai y ang merek a sebut “ad at nelay an”. Sistem ini mengatur ukuran ik an yang boleh ditangkap, jen is alat tangkap yang d iperbolehkan dan dilarang, meng atur w ak tu kapan boleh men angkap dan w ak tu larangan men angk ap, lok asi atau dan au-d anau yang boleh diambil ikanny a dan lok asi y ang dilindungi. Masy arak at meny ebut danau y ang dilindungi ini sebagai “d anau tutupan”. Tuju anny a agar ik an diberi kesempatan untuk b erkembang biak sehingga merek a bisa terus 12 memanen ik an b aik untuk dik onsumsi maupun untuk dijual. Khusus p ada sungai-sungai uk uran sedang d an kecil yang memilik i poten si berbag ai macam jenis ik an d an biota sung ai lainny a, komunitas Day ak maupun Melayu di Kalimantan menerapk an k earifan pengelolaan sung ai yang cuk up efektif dalam pelestarian fungsi sungai sebagai pemasok sumber protein hew an i bagi mereka. Salah satu aturan p eng elolaan yang cuk up terk enal misalny a dengan penerap an aturan “dilarang menggunakan alat setru m” dan pelarangan p enggunaan “potas/tub a” atau racun ik an.
Tunas Bersemi di tepi Hutan, Info Kalim ant an – MfP, DFID, Hal. 195, 2006.
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 187
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
Kearifan lokal pengelolaan sungai y ang masih dipertahank an oleh masy arak at ad at ini y ang mempunyai ciri-ciri antara lain k eb erlanjutan, k esetaraan, dan kepen tingan bersama, terny ata b ernilai ekonomi. Sebag ai contoh n ilai ek onomi ini ditunjukkan oleh studi v aluasi ekonomi sumb er d ay a Taman Nasion al K ayan Mentarang y ang dilak uk an oleh WWF Indon esia Kay an Men tarang Project d eng an Greenomics (2002). Keberlanju tan fungsi ekologis dari k eberadaan hutan TN Kay an Mentarang memberik an nilai ekonomi bagi pemenuhan k ebutuhan k on sumsi masy arak at ak an ik an dengan n ilai konsumsi mencapai Rp16,63 mily ar per tahun atau selama 25 tahun bern ilai Rp137,72 mily ar dengan tingk at d iskonto 10 persen. Sementara itu, n ilai transportasi sungai mencapai Rp 2, 09 milyar per tahun atau selama 25 tahun bernilai Rp18,98 mily ar dengan tingk at d iskonto 10 persen. Nilai tersebut dapat dinikmati oleh masy arakat sek itar kaw asan TN K ayan Mentarang sep anjang ek osistem hu tannya tid ak mengalami keru sak an atau gangguan.
Pemanfaa tan la ha n seca ra Tradisional A spek p enguasaan tan ah merupak an bagian yang sangat esen sial dalam keseluruhan sistem agrarian y ang berlaku, k arena ak an menen tukan tingk at distribusi k esejah teraan masy arak at di d alamny a. Dalam masy arak at adat Day ak, tanah tidak hanya berfungsi sebag ai benda ekonomis b elak a, tetapi merupak an basis politik, sosial, buday a dan spiritu al. Hak milik atas tan ah menuru t adat Dayak dikenal seb agai “hak milik adat turun temurun” y ang men cak up h ak mengelola dan mengusahak an seg ala sesu atu baik y ang berada di atasnya maupun di dalamny a. Masy arak at Day ak mengenal pola penguasaan y ang b erjenjang dan mengak ui kepemilik an tanah ad at y ang terdiri atas: -
Kep emilikan perorangan (sek o meny eko )
-
Tan ah w arisan k eluarg a (parene’ant)
-
Kep emilikan oleh suatu kampung (sarad angan )
-
Kep emilikan oleh beberapa k ampung ( binu a)
Konsep “tanah adat” p ada suku Dayak memaduk an tanah dengan fungsifungsiny a b agi k ehidupan manusia. Ada b atas-batas teritorial p eng elolaan su mber day a alam p ada suatu kampung. Berbagai fungsi y ang dik enal adalah
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 188
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
tan ah k eramat (p any ugu , pad agi, pantulak, dll), temp at berburu dan tempat berladang (balubutatu, bawas), tan ah bersaw ah ( tawak ng, bancah ), perk ebunan raky at (k abon gatah , k ampokng buah), dan cagar budaya (timawakng). S elain itu, juga ada tanah colap tomat pusak a (tanah yang dingin ), y aitu tanah p erjanj ian adat y ang turun temurun haru s tetap diab adikan (pusak a). Masy arak at Day ak selain mempunyai sistem pemilik an dan penguasaan lahan, jug a mempunyai sistem pengu asaan pohon secara khusu s. Jik a seseorang telah mengelola pohon-pohon y ang tumbuh liar, misalny a pohon durian, pohon p an tung atau tengk aw ang, d engan memo tong atau membersihk an tumbuh-tu mbuhan y ang merambat di sekitarny a, mak a terben tuk lah kepemilik an pohon-pohon tersebu t. Penguasaan pohon-pohon semacam itu diw ariskan kepad a an ak cucu dan k elu argany a. Ak ses perempuan terhadap tan ah, sep anjang menyangkut tanah individu dan/atau h ak y ang tidak beg itu kuat (hak untuk meman faatk an) atas tanah komun al, h ampir tidak berbeda deng an lak i-laki. Mesk ipun demikian, kontrol atas tan ah masih dipegang oleh lak i-lak i, terutama d alam pengambilan k epu tusan tertinggi ap abila terjadi sengk eta. Sistem penguasaan tan ah secara tradisional di desa-desa meminimalk an konf lik penguasaan lahan. Sistem itu ju stru men jamin terpeliharanya integrasi so sial tingkat lokal. Konflik lebih sering muncu l akibat pro ses perubahan buday a (cultural change) di masy arak at umu m, dan karen a faktor-f ak tor ek sternal desa. Pro ses perubahan itu k elihatannya tidak dapat dielak kan, menging at b erlang sungny a perubahan struk tur ekonomi akibat k ebijak an pembangunan. Sengk eta lazimny a diselesaik an secara adat atau melalui jalur hukum nasion al yang berlaku. Mesk ipun demik ian, nampakny a cara adat masih lebih diutamak an.
Prak tek tradi sional dalam pe manfaatan kea nekaragaman haya ti se bagai obat-oba tan Keanek aragaman yang dimilik i Indonesia menduduk i peringkat lima besar dunia yaitu memilik i lebih dari 38.000 jenis tumbuhan atau 55 persen endemik (Bappen as, 2003). Kalimantan merupak an pulau luas di Indonesia yang memiliki k ek ay aan berbag ai jenis tan aman obat seperti tab at barito,
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 189
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
ak ar kuning, pasak bumi, baw ang h an tu, d an b eberapa tanaman obat lainnya yang b erguna untuk k esehatan manusia. Tabel 6.5. Beberapa j enis tan aman obat tradision al d i Kaliman tan NO
Nama Lokal
1
Akar
2
Ampung
3
Akar ilal ang
4
Akar kuni ng dan akar kal abi bit
5
Akar lame
Nama Ilmiah
Habitus
Al stonia schol aris
Obat luka
Semak
Obat asma dengan cara dicincang dan diminum ai rnya.
Pohon
Akar mahung ( bel eketebe)
Pohon
7
Akar rigu r ipuk
Pohon
Akar-akar kayu
Pohon
Asam bel imbing
Pohon
9
10
Asam li mau
Obat sakit kuning dengan cara direbus dan obat luka dengan cara daun ditumbuk dan ditem pel pada luka.
Herba
6
8
Status Ditanam
Pohon
Imperata cyllindrika
Kegunaan
Pohon
Obat disentri , maag, dan sakit perut dengan cara akar direbus dan diminum, boleh diminum l angsung. Obat syaraf dengan cara di rebus.
Liar √
√
√
Bunga muda Akar
√ Akar √
√
Akar dan daun Akar
Penawar bisa ular dengan cara dit umbuk dan dioles-oleskan.
√
Obat patah tulang dengan cara dit umbuk dan dioles-oleskan.
√
Obat gatal- gat al akibat digigit nyamuk dengan cara digosok dan dimi num air asam. Obat ketombe dengan cara di pot ong-potong, digosok, dan dibiar kan 45 menit
Bagian yang digunakan Akar dan daun
Akar
Akar √
Akar √
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 190
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
11
12
13
14
15
16
17
18 19
20
21
Batang kulit asam am pel am
Semak
Caranggah
Pohon
D aun gel inggang
Pohon
D aun kabli
-
D aun kabukabu
G elagat ( jambu hutan) J ahe hutan
J awer kotok J elumpag
-
Pohon
Zingiber sp. Herba
Obat luka ringan dengan cara dit empel dan dii kat l alu digosok-gosok.
Herba Herba
Kayu √
Daun
√
Penawar bisa ul ar, dengan cara dit umbuk l al u ditem pel kan.
√
Obat sakit kepala, dengan cara dit umbuk dan dioleskan pada bagian kepala yang sakit . Obat batuk dengan cara di remas.
Pohon Obat saki t perut, masuk angin dengan cara dir ebus dan dimi num. Herba
Kayu √
Obat kurap dan panu. Digunakan dengan cara ditumbuk dan dicampur minyak tanah, di basahi kemudian digosok.
Obat sakit perut, obat l umpuh dan sebagai rasa dengan cara ditumbuk/ digosok/ l angsung dimakan. Obat muntah darah Obat sakit pinggang dengan cara diparut dan dibalurkan ke pinggang.
J erangan
J erangau
Obat sakit gigi dengan cara di rebus lal u dikumur-kumur.
Obat masuk angin, kolera dan munt aber dengan cara dim akan l angsung.
Daun
Daun √
Daun √ Rimpang √
√
Daun Daun
√ Kayu √
Daun √
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 191
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
22
23
Karamam uk ( sembung/m am bung)
Penur un demam , mal aria tropi ka dan untuk mengencangkan perut ibu-ibu set el ah mel ahi rkan. Caranya terl ebih dahulu direbus, setelah mendidih, orang yang sakit dibungkus menggunakan ti kar/seli mut, lal u obat diaduk sam pai menguap dan dihirup sehingga panas tubuh diserap selama 10 jam sampai mengeluarkan keri ngat.
Kayu i ru
Pohon
√
√
Kayu kemau ( Ki papatong)
Pohon
Untuk kebugaran pri a dengan cara dir ebus
25
Kayu masam
Pohon
Obat pil ek dengan cara di rebus dan diraj ang lal u dim inum.
Kayu sam bel um
27
Kel apa
28
Kemunting ( har endong gede)
Pohon
Cocos nucifera
√
Obat ji ka terkena bisa ular dengan car a ditawar dan di minum.
24
26
Daun
Obat sakit kepala dan mengeluarkan panas tubuh dengan cara ditumbuk dan dioleskan pada kepala yang sakit. Di gunakan j uga sebagai penawar bisa ditempelkan pada bekas gigi tan.
Pohon
Obat penyaki t ayan
Semak
Obat sakit perut
Akar dan Batang Akar Kayu
√ Kayu
√
√ √
Buah Ranti ng muda
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 192
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
29
30
Kesupang dan kl epo
Ketel ek
31
Ki as
32
Kumis kucing
33
Kunyit Herba
Daun
Obat unt uk ibu-i bu yang baru mel ahirkan supaya rahim kembali kuat dengan cara direbus dan diminum.
√
Obat luka dengan cara dici ncang dan ditem pel kan sampai keri ng
Ortosiphon aristatua Miq.
Herba
Obat memar dengan cara dicincang Obat kencing manis, obat demam pada anak-anak dan bayi. Obat masuk angin dengan cara diparut dan dibalurkan ke perut.
Daun √
√
Kayu Akar
√ Umbi √
(Sumber: Kajian etnofitomedika suku Dayak Kabur ai sebagai upaya konservasi di Taman Nasi onal Bukit Baka Bukit r aya Kalim ant an Barat dan Tenga h).
Tumbuhan y ang diambil oleh suku Dayak paling banyak digunak an sebag ai bahan obat-obatan. Banyak ny a tu mbuhan y ang digunak an seb ag ai tu mbuhan obat menggambarkan, b ahw a masy arak at setemp at sangat tergantung terhadap k eberadaan hutan. S ebagai contoh, pemanfaatan tanaman ob at, untuk peny akit asma, masy arak at adat menggunak an ak ar kuning dan ak ar kalabibit d engan cara dicincang kemudian direbus dan diminum airny a. Peng etahuan tradisional tersebu t biasanya diketahui oleh kepala d esa atau masy arak at setempat.
(a)
(b )
(c)
Gambar 6.4. (a) Teb adu/batang merah (b) Ak ar Kuning (c) Pasak Bumi
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 193
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
Pada masy arak at tradisional Day ak , bag ian tu mbuhan yang paling bany ak diman faatk an ad alah b agian daun. Ketergan tungan terhad ap tumbuhan secara tid ak langsung sudah menu mbuhkan rasa memiliki, Hal ini menyeb abk an suku Day ak sangat menjag a k eberadaan hutan. T idak jarang pula merek a berk eliling untuk memantau k ead aan hutan dan memastik an hutan merek a tid ak rusak . Untuk men jaga k elestarian tumbuhan obat y ang merek a man faatk an, merek a melakuk an upay a penan aman k emb ali. Selain itu merek a tidak pernah menebang atau mengambil tu mbuhan melebihi jumlah yang seharusny a. Di dalam k aw asan Taman N asion al Buk it B aka Buk it R aya terdapat k aw asan hutan y ang tidak boleh dibuk a k arena kep ercay aan setempat. Mito s bahw a b eberapa jen is tumbuhan tid ak boleh ditebang juga masih dipercay a di k awasan tersebut. Upay a konserv asi y ang dilak uk an oleh masy arak t sek itar meliputi keg iatan penan aman , p emelih araan, dan peman faatan secara lestari. Deng an b any aknya k euntungan yang d ip eroleh suk u Day ak mak a upaya konservasi b erjalan deng an alami dan terus men eru s.
TEKA NA N
Dalam perkemb angannya ek sistensi masy arak at adat di Kalimantan terhadap alam dan lingk ung an hidup, secara perlah an-lahan telah mengalami pergeseran y ang tajam, sesu ai dengan perubah an jaman. Hal ini tidak dapat dipungk iri, k arena peradaban masy arak at adat y ang telah ada sej ak dulu deng an berb ag ai huk um atau atu ran yang telah mengikat merek a, telah mengalami p eny esuaian mengikuti peradab an saat in i, y akni berk emb angnya modernisasi d i berbagai bidang k ehidupan masy arak at, seperti bidang perekonomian , politik , so sial dan buday a yang memb aw a imp lik asi bagi pemik iran d an pengalamannya dalam mengatasi perso alan-p ersoalan y ang merek a hadapi. Mesk i teru s men erus tergeru s oleh perk embangan perubahan pembangunan dan mengalami p erub ahan, k earifan lok al masy arak at Day ak yang terk ait deng an p engelolaan lah an/tanah /hutan dan air hingga sek arang masih berlangsung. Masih ditemuk an pemb agian dan tata guna lahan seperti y ang telah dijelask an d i b agian sebelumnya. P ada pelak sanaan p eman fataan lah an ini masih d ilakukan upacara pembuk aan lah an, rangk aian k egiatan adat d an
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 194
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
pesta p anen tahunan, y ang selalu didatangi sanak k elu arga, kerab at d an tamu lainny a y ang tertarik dan menik mati peray aan pesta pan en tahunan. Kondisi lingkungan dan hutan y ang merek a kelola hingga saat in i masih ada, lahan yang merek a k elola masih subur, d an mudah ditanami. Perubah an y ang terj adi adalah rotasi atau masa tan am y ang semak in berkurang, k arena berk urangnya lu asan lahan/tanah/hutan akibat p erluasan pembuk aan lah an yang dimanf aatk an un tuk peng embang an w ilay ah, perlindungan k aw asan dan perizinan perk ebunan sk ala besar serta pembuk aan lahan untuk k egiatan pertambangan. Dengan berkurangny a lu asan lah an y ang digarap , k eberadaan b ibit padi lok al jug a berk urang, k arena tid ak ad a budi d aya p engembang an padi lok al merek a. Hingga saat ini sudah ad a pembuk aan lah an untuk membuat saw ah, men erima bibit p adi dari luar k omunitas untuk meng atasi b erkurangnya lahan, dan adany a penggunaan pupuk kimia untuk memb antu pertumbungan padi y ang ditanam di saw ah. Perilak u sosial y ang dianggap berubah adalah sifat konsumerisme, y ang umum ditemui di teng ah komunitas adat y ang berad a di dalam dan di sek itar kaw asan p erusahaan baik tambang, hu tan, maupun p erkebun an. Mereka memilik i peralatan b aru, sep erti mobil, mo tor, Hp terbaru d an b arang-barang rumah tangg a, y ang d ianggap pihak lu ar komunitas adat merupak an perubahan sosial dalam bentuk kon sumerisme, n amun di sisi lain ada kelo mpok pemerhati y ang meny atak an bahw a itu w aj ar k arena masy arak at perlu menjad i sejahtera, dan salah satu b entuk nya adalah pemenuhan kebutuhan material. Di sisi lain, juga ada ban tuan dalam b entuk ‘community development’, corporate social respon sibility , d an program pemerintah untuk memban tu p en ingkatan k esejahteraan masy arak at Day ak dan masy arak at lok al lainny a y ang tinggal di dalam dan sek itar sumberday a alam. Perubahan lainny a dalam b entuk kesadaran pada pendidikan, k eseh atan dan perjuangan ak an hak -hak merek a terhadap su mber d aya dan lingk ungan yang semak in b erkurang, kesadaran ini muncul dari in formasi y ang terus men eru s disamp aik an melalu i berbagai med ia terkait dengan perkemb angan kerusak an lingk ungan, b erkurangny a sumb er d aya alam sep erti k ayu, hilangny a beberapa sumb er air, y ang juga dirasak an oleh seb agian masy arak at. Hal ini dialami oleh suatu k omunitas masy arak at Dayak y ang tingg al dikelilingi perkebunan k elapa saw it, di man a danau, sungai mereka berubah men jadi w arna coklat d an tidak d apat dik onsumsi lag i.
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 195
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
Hal lain, telah lama terdengar d an ditemui oleh berbagai pihak terk ait konflik atau masalah peng elo laan sumb er d ay a alam, konflik masy arak at d engan masy arak at, masy arak at dengan pemerintah, masy arak at dengan peru sah aan terk ait d eng an pengelolaan lahan semak in meningk at. Masalah y ang umum ditemu i d an terjadi di masy arak at adat d i K alimantan adalah konf lik tenurial atau terhad ap penguasaan lahan, k etid akjelasan k onsep penguasaan y ang diak omodir oleh pemerin tah, mesk i telah banyak bany ak rangk aian peraturan dan kebijak an yang mengak omodasi k eb eradaan masy arak at adat dalam peng elo laan sumber day a alam, namun umumny a merek a ‘k alah’ d engan perk emb angan p erizin an investasi d an atas n ama p engemb ang an w ilay ah. Tid ak dap at dipungkiri telah ad a perubah an perilaku sosial, buday a dan ek onomi masy arakat Day ak di Kalimantan y ang memb aw a p ada perubahan kearifan y ang berpoten si menghilangk an konsep k earifan trad ision al jik a terus men eru s terjadi tanp a in terv en si p emerintah baik pemerintah pu sat, maupun daerah. Tek anan-tekanan terhadap k earif an trad isional di Region K alimantan yang b erdampak luas dalam k ontek s k eb erlangsungan masy arak at Day ak dan lingkungan hidup, y akni: 1. Pengembangan prioritas p embangunan tingk at propinsi, terk ait d engan pemb angunan perk ebunan secara luas, d alam arti sempit men jadi pen ambahan dan pembukaan lahan baru bag i p erkebunan kelap a sawit sk ala besar di Provinsi K aliman tan Timur, Kaliman tan Tengah dan Kalimantan Barat; 2. Pengembangan program dan industri k ehutanan terkait hutan tanaman industri, pulp & paper, dan di luar k aw asan hutan y ang dipergunak an oleh pemerintah daerah semak in memp ersempit ak ses masy arak at Day ak terh adap sumb er day a alam dan lingkungan hidupny a; 3. Pengembangan wilay ah p ermuk iman, pembangunan industri dan pemb angunan infrastruk tur un tuk p embangunan ek onomi wilay ah serta dik aitk an dengan PP No. 36 Tahun 2005 tentang Pengad aan Tan ah B agi P elak sanaan Pembangunan Untuk K epentingan Umu m, semak in membuat ruang gerak dan ak ses masy arakat terhad ap tan ah dipersempit secara sistematis dan struktur13
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 196
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
RESPONS Memp ertimbangkan keb eradaan masy arakat ad at y ang berk embang d an terus men eru s mend apatk an tekan an ak ib at kebijak an p erluasan pemuk iman, pembangunan serta di samp ing itu juga ada berb agai program untuk menduk ung keberad aan masy arak at adat dan peningk atan k esejah teraanny a, mak a d ilakuk an upay a untuk mengatasi dan tetap memberi ru ang atas hak ak ses merek a seb agai warg a neg ara. Hal-hal y ang dap at dilak ukan un tuk memp erbaik i atau mempertah ank an kearifan lok al tersebu t adalah: 1. Meningk atkan program k esej ah teraan masy arak at y ang tepat sasaran, sesuai dengan k ebutuhan masy arak at adat tersebut, yang dik etahui melalu i proses identif ik asi yang mendalam un tuk memahami k arak ter dan k ebutuhan masy arak at. Untuk itu p emerintah, b aik pemerintah pusat, propinsi maupun k abupaten/kota h ingga tingk at kecamatan dap at memb eri ru ang partisipasi masy arak at adat dalam proses peren can aan pembangunan termasuk meningkatk an k apasitasnya seperti d alam proses perencanaan pemb angunan yang d ilak sanak an setiap tahun. 2. Pemerintah pusat, propin si, k abupaten/kota d alam h al ini di b agian peren can aan hingga pelak sanaan tek nis menyiapk an suatu k ebijak an y ang memastik an b ahw a h ak-hak masy arakat atas lahanny a untuk tetap menjalank an k earifan lok al terh adap lahanny a tetap b erjalan. 3. Un tuk meminimalis k onflik serta peny elesaian konflik, pemerintah pusat d alam mengak omodasi kon sep F ree Prior Inform C onsent dalam setiap proses implementasi pembangunan y ang terkait atau berd ampak langsung pada masy arak at adat dan lingk ungan. Serta memastik an pelak sanaan K aj ian Lingkungan Hidup Strategis y ang buk an hanya sebag ai dokumen lamp iran namun men jadi bagian d ari proses p eng ambilan keputusan suatu izin peng elolaan sumb er d aya alam. 4, Dalam k aitan deng an h al tersebut, seb agai bentuk p engharg aan k ep ada masy arak at atas upay any a menjaga lingk ung an, pemerin tah p ada pering atan Hari Lingkungan Hidup Sedunia y ang diselenggarak an setiap tanggal 5 Juni, memberik an penghargaan Kalpataru k ep ada
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 197
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
merek a y ang telah memberik an k arya nyatanya di b id ang lingkungan. Sejak tahun 1980 – 2011, sebany ak 22 penghargaan Kalpataru telah diberik an k epada warga d an k elo mpok masy arakat di Kalimantan, beb erapa di antaranya b erk aitan d eng an k earifan lingkungan . Seb agai contoh, p ada tahun 2003, Masy arak at A dat Day ak Kenyah, Desa Setulang , Kecamatan Malinau Selatan, Kabupaten Malinau menerima pengharg aan K alpataru K ategori Penyelamat Lingkungan. Kelompok ini melak ukan p elestarian hu tan ulay at seluas 5.300 ha. Seluruh w arg a k elompok w ajib tersebut.
Up aya
y ang
mengaw asi d an menjag a hutan
dilakuk an
adalah
men erapk an
sistem
perladang an b erotasi, larangan tindak an p en ebangan dan perambah an hutan . Un tuk mengendalikan tindak an masy arak at, diterapk an hukum adat p erlindungan hutan.
Hasilny a, hutan tersebu t tetap terjaga
k elestariannya. Kelompok lain yang mendapat pengh argaan K alpataru adalah Lemb aga Adat Day ak W ehea, Desa N ehas Liah Bing, K ecamatan Mu ara W ahau, Kabup aten Kutei Timur yang diterima pad a tahun 2009. Prestasi komunitas ad at ini adalah melestarik an hutan ad at. penerap an
huk um
adat
y ang
dikaw al
pemangku
melestarik an hutan lindung ad at selu as 38.000 ha.
adat
Melalui berhasil
Hutan seluas ini
menjadi h abitat y ang aman bagi berbag ai jen is satwa dan tumbuhan langk a. Sejatiny a, perhatian terhad ap masy arak at adat maupun k earifan lokal diak ui dalam p eraturan perundang-undangan. Amandemen UUD 1945 P asal 18b mengamanatk an, b ahw a “N egara mengakui d an menghormati k esatuankesatuan masy arak at hukum adat beserta hak -hak tradisionalny a sepan jang masih hidup d an sesuai dengan perk embangan masy arak at d an prin sip Negara Kesatuan Republik Indonesia y ang diatur dalam Und ang-Undang”.
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 198
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
Gambar 6.5. Kep ala Suk u A dat Day ak K eny ah dan D ayak W ehea sebag ai penerima p engharg aan K alpataru. Berbagai peraturan p erundang-undangan lain dan k onv ensi internasional juga telah mengak omodasi hal tersebu t, terbaru ad alah Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 ten tang Perlindungan d an Pengelolaan Lingk ung an Hidup. Pentingny a p eran masy arak at mew arnai hampir seluruh pasal-p asalny a. Masy arak at memilik i hak dan k esempatan yang sama dan selu as-luasnya untuk b erperan ak tif dalam perlindung an d an p engelolaan lingk ungan hidup. Peran masy arak at dapat b erupa: pengaw asan so sial, p emberian
saran,
pend apat, usul, keberatan, pengaduan, dan/atau peny ampaian in formasi dan/ atau laporan.
B erkaitan d engan h al tersebu t, saat ini sedang d isusun
Rancang an Peraturan Presid en tentang Kearifan Lokal Masy arak at Hukum Adat di Bidang Perlindungan d an Peng elo laan Lingkungan Hidup. Berkaitan dengan masy arak at ad at dan k earifan lok al, saat ini juga sedang disiapk an antara lain Pedoman mengenai Inven tarisasi Masy arak at Hukum Adat d an Kearifan
Lok al dan Pedo man meng enai Penguatan Inisiatif
Masy arak at Hukum Adat terkait dengan Perlindung an d an P eng elolaan Lingkungan Hidup serta kebijak an tentang masy arak at hukum adat terk ait deng an pelaksan aan Reducing Emissions from D eforestation and Forest
Degradation (REDD) Plus dalam p elak sanaan Kerangk a K erja PBB ten tang
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 199
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
Konv ensi Perubah an Ik lim (United Nations F ramework Conven tion on C limate
Change - UNFCCC ). Di samping itu, p emerintah saat ini sedang melakukan proses ratifik asi Protokol N agoya ten tang Ak ses Sumber Day a Genetik d an Pemb agian Keun tungan yang Adil dan Merata y ang T imbul d ari Penggunaannya atas Konv ensi K ean egaraman Hay ati. Pro tokol ini merupak an hasil kesepak atan an tara Neg ara-negara Anggota Konv ensi Keanekaragaman H ay ati p ada Konferensi Para P ih ak K e 10 di N agoya, Jepang bulan Ok tober 2010. Indonesia berk epentingan terhad ap protokol tersebut karena dih arapk an dapat menjadi p erangkat untuk melindungi kek ay aan sumb er day a g enetika Indonesia termasuk peng etahu an tradisional untuk meman faatk an su mber daya g enetik dari prak tek p encurian (biopiracy ) serta pemanfaatan yang tidak berk elanjutan. Dalam peny usunan
peraturan
perundang-undang an
tersebut
terutama
berk aitan d engan p emb erian p eng aku an masy arak at ad at dan kearif an tradision al tidak lah mudah dilaksan ak an k arena diperluk an seju mlah k riteria, metode dan k elembagaan p enduk ung serta komitmen p emerintah d aerah. Oleh k arena itu, melalui k eg iatan b ekerjasama d eng an berb agai dih arapk an dapat menjadi masuk an b agi peny empurnaan p eraturan perundang-undangan maupun k ebijakan y ang ad a.
Peran pemerin tah daerah, universitas d an
org anisasi p enggiat ad at, pen ting artinya dalam memberik an p endampingan dan fasilitasi penguatan k apasitas k elembag aan adat.
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 200
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
Daftar Pustaka :
Purba, Jonny , 2009. Modul P eng elolaan K earif an Lingkungan. Pusd ik lat K LH BKSDA Kalimantan Timur, WWF Kay an Mentarang Proj ect, Greeno mics Indonesia, 2002. Peranan Ekologis, Taman N asion al K ayan Men tarang Terh adap P erekonomian Masy arak at dan Fiskal K abupaten di Sekitar Kaw asan.
JICA & Bappenas, 2006 ____15 In tegrasi Hak Peman faatan T anah Day ak dalam Ren can a T ata Ruang W ilay ah Kabupaten, studi di Kabupaten Gunung Mas Propinsi Kalimantan Tengah, CIFOR, Hal 7-10 tahun.
Valentinus Heri, 2006 _____ 14S emangat Pantang Meny erah di Dan au Sen tarum, Ku mpulan Tulisan dalam buku: Tunas Bersemi di tepi Hu tan, Info Kaliman tan – MfP, DFID, Hal. 195.
Mitra LH-KBCF , 2010, ______13Laporan F in al “Iden tifik asi D an Kajian Perizinan Serta Statu s K aw asan Hutan Untuk Mendukung Pengembangan CBF M d i K apu as Hulu” oleh Mitra LH-KBC F, Hal 29.
Pusat Kajian Lingkung an Hidup F H UNIBA d engan dukungan PUSHAM UII dan Norwegian C enter for Hu man R ights’ , 2008 _____12O rang Muluy : Pengakuan Setengah Hati’ , hal 112-114.
LPMA Borneo Selatan, 2000 ______11Ko mpulasi berbag ai dok umen dan laporan program LPMA Borneo Selatan tahun 2000 – 2004 di Kabup aten Hulu Sungai T engah, Kaliman tan S elatan.
AMAN K alsel – Y ay asan Kehati, 2011,_____10 Laporan Hasil Pengumpulan Data “A turan P eng elolaan W ilay ah A dat” K aw asan Meratu s-Kab. Kotabaru, Kaliman tan S elatan, Hal 5.
LPMA Born eo Selatan , 1999, _____9Data-data Meratus, Pengalaman Peg iat LPMA Borneo Selatan d alam pro ses k egiatan People Forest and Reefs (Pefor), hal 24.
Mitra LH-KBC F,2010, _____8 Laporan Final “Identifikasi Dan Kajian Perizinan Serta S tatus K aw asan Hutan Untuk Menduk ung Pengembangan CBF M di K apuas Hulu” oleh Mitra LH-KBCF, Hal 24 – 30.
Valentinus Heri, 2006, _____7S emangat Pantang Meny erah di Dan au Sen tarum, Ku mpulan Tulisan dalam buku: Tunas Bersemi di tepi Hu tan, Info Kaliman tan – MfP, DFID, Hal. 193.
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 201
BAB 6 KEARI FAN LOKAL
Mitra LH-KBCF , 2010 _____6Lapo ran F inal “Identifikasi Dan K ajian Perizinan Serta Status Kaw asan Hutan Un tuk Menduk ung Pengembangan CBF M di K apuas Hulu” oleh Mitra LH-KBCF, Hal 24 – 30.
Resk i
Uday anti
dan
Moonstar
Simanjuntak-WWF
Indonesia,
2010
____ 1Sek apur Sirih “R ainbow of Life Borneo”,
STATUS L INGKUNGAN HIDUP EK OREGI ON KALIMANT AN TAHUN 2 011
Page 202