KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU DI KAMPUS IPB DARMAGA
NURCAHYO ADHI SAPUTRO
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007
KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU DI KAMPUS IPB DARMAGA
NURCAHYO ADHI SAPUTRO
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
RINGKASAN NURCAHYO ADHI SAPUTRO E34101079. Keanekaragaman Jenis KupuKupu di Kampus IPB Darmaga. Dibimbing oleh LIN NURIAH GINOGA dan AGUS PRIYONO KARTONO. Kupu-kupu merupakan salah satu jenis serangga dari ordo Lepidoptera yang memiliki kombinasi corak warna yang variatif dan berperan sebagai salah satu satwa penyerbuk pada proses pembuahan bunga. Kampus IPB Darmaga merupakan salah satu habitat yang baik dari jenis kupu-kupu. Keberadaan kupukupu di kawasan Kampus IPB Darmaga masih banyak yang belum memperhatikan dan mengetahuinya, untuk itu dilakukan penelitian tentang keanekaragaman jenis kupu-kupu. Tujuan penelitian tentang keanekaragaman jenis kupu-kupu di kampus IPB Darmaga ini adalah untuk menentukan tingkat keanekaragaman, kemerataan dan kepadatan jenis kupu-kupu berdasarkan tipe habitat. Menentukan tingkat kesamaan penggunaan habitat jenis kupu-kupu yang ada di Kampus IPB Darmaga. Penelitian ini dilakukan di dalam kawasan Kampus IPB Darmaga pada bulan Maret-Oktober 2006. Pengambilan data populasi kupu-kupu dilakukan dengan metode transek dengan panjang 500 m dan lebar 20 m (The Wildlife Trusts 2001). Berdasarkan hasil analisis vegetasi pada semua tipe habitat, di dapatkan jenis-jenis yang mendominasi mulai dari tingkat semai/tumbuhan bawah sampai tingkat pohon, yaitu: jukut pait, rumput teki, kuciat, alang-alang, laban, kiputri, sengon, akasia, gmelina dan nangka. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 2.277 ekor kupu-kupu dari 77 spesies dari 4 famili, yaitu: Papilionidae (9 spesies), Pieridae (13 spesies), Nymphalidae (45 spesies) dan Lycaenidae (10 spesies). Diantara 77 spesies kupu-kupu tersebut didapatkan 3 spesies endemik Indonesia yang termasuk dalam famili Nymphalidae, yaitu: Ypthima horsfieldi horsfieldi, Doleschallia polibete maturitas dan Cynitia iapsis. Spesies tersebut hanya tersebar di wilayah Sumatra, Sulawesi, Jawa dan Bali (PIKA 2006). Habitat kebun percobaan Cikabayan memiliki nilai keanekaragaman (H’) kupu-kupu tertinggi (3,172). Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan bahwa jenis kupu-kupu di Kawasan Kampus IPB Darmaga tidak tersebar merata. Untuk tingkat kepadatan tertinggi yaitu pada lokasi pengamatan sekitar kawasan DAR (405 ekor/ha). Berdasarkan hasil perhitungan indeks similaritas yang memiliki nilai indeks tertinggi yaitu pada habitat hutan tanaman akasia dan hutan tanaman sengon yaitu sebesar 0,53. Keberadaan 3 spesies kupu-kupu endemik Indonesia di Kampus IPB Darmaga patut menjadi acuan oleh pihak institusi dalam pengelolaan dan pengembangan kawasan kampus. Di dalam kawasan kampus sebaiknya dibuat suatu areal yang terdapat jenis vegetasi yang merupakan sumber pakan, seperti: jenis Artocarpus heterophylus (nangka) dan berbagai jenis rerumputan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kelestarian dari ketiga spesies tersebut. Untuk menunjang program wisata pendidikan di kampus, maka perlu dibuatkan sebuah buku panduan lapang (field guide) kupu-kupu di Kampus IPB.
ABSTRAK Kupu-kupu merupakan salah satu jenis serangga dari ordo Lepidoptera yang memiliki kombinasi corak warna yang variatif dan berperan sebagai salah satu satwa penyerbuk pada proses pembuahan bunga. Kampus IPB Darmaga merupakan salah satu habitat yang baik dari jenis kupu-kupu. Dengan metode transek yang berukuran 500 m x 20 m, didapatkan 77 spesies dari 4 famili, yaitu: Papilionidae (9 spesies), Pieridae (13 spesies), Nymphalidae (45 spesies) dan Lycaenidae (10 spesies). Tiga spesies diantaranya adalah endemik Indonesia, yaitu: Ypthima horsfieldi horsfieldi, Doleschallia polibete maturitas dan Cynitia iapis. Nilai keragaman jenis kupu-kupu tertinggi dikebun percobaan Cikabayan (H’=3.172), tingkat kepadatan tertinggi yaitu pada lokasi pengamatan sekitar kawasan DAR (405 ekor/ha) dan indeks similaritas yang tertinggi yaitu pada habitat hutan tanaman akasia dan hutan tanaman sengon (0,53). Secara umum jenis kupu-kupu yang terdapat di Kampus IPB tidak menyebar merata. Mengingat ditemukannya tiga jenis endemik Indonesia dikawasan kampus IPB Darmaga, maka dalam melakukan pengelolaan kawasan kampus sebaiknya dibuat suatu areal yang ditujukan untuk pelestarian ketiga jenis tersebut. Areal tersebut terdapat jenis vegetasi yang merupakan sumber pakan, seperti: jenis Artocarpus heterophylus (nangka) dan berbagai jenis rerumputan. Selanjutnya, untuk lebih mengenalkan kupu-kupu kepada mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya, maka sebaiknya dibuatkan papan informasi yang berisi minimal gambar dan nama jenisnya di setiap habitat.
Kata kunci : Kupu-kupu, Kampus IPB Darmaga, keanekaragaman jenis
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: KEANEKARAGAMAN DARMAGA
JENIS
KUPU-KUPU
DI
KAMPUS
IPB
adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Bogor, Mei 2007
Nurcahyo Adhi Saputro E34101079
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB. Skripsi dengan judul Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu di Kampus IPB Darmaga ini dilakukan pada bulan Maret sampai Oktober 2006. Penelitian ini dibimbing oleh Ir. Hj. Lin Nuriah Ginoga, M.Si dan Dr. Ir. Agus Priyono Kartono, M.Si. Skripsi ini bertujuan untuk menentukan tingkat keanekaragaman, kemerataan dan kepadatan jenis kupu-kupu serta menentukan tingkat kesamaan penggunaan habitat jenis kupu-kupu yang ada di kampus IPB-Darmaga. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat bantu bagi IPB dalam menentukan jenis kupu-kupu yang ada, serta sebagai panduan bagi mahasiswa maupun dosen dalam menjalankan praktikum dan penelitian lebih lanjut tentang kupu-kupu sesuai dengan tipe habitatnya. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan program wisata kampus di Kampus IPB-Darmaga serta dapat digunakan untuk kegiatan pengembangan budidaya jenis kupu-kupu. Penulis memohon maaf apabila masih banyak terdapat kekurangan baik dalam analisis maupun dalam penulisan nama latin. Semoga hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Akhir kata, terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mengkritisi dalam penyusunan karya ini.
Bogor, Mei 2007
Penulis
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tegal, Jawa Tengah, pada tanggal 27 Mei 1983. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Suwarno,Bst dan Rochani. Penulis menyelesaikan sekolah menengah umum pada SMU Negeri 3 Tegal pada tahun 2001. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur UMPTN. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif pada berbagai kegiatan baik internal maupun eksternal kampus. Penulis aktif di organisasi AFSA tahun 20022003, UKM Pramuka sebagai Sekertaris Umum tahun 2003-2004 dan Ketua Dewan Adat Pramuka tahun 2004-2006, HIMAKOVA sebagai Ketua Kelompok Pemerhati Kupu-kupu tahun 2003-2004, UKM UKF tahun 2003-2005 sebagai anggota, dan Agricampus Bicycle Community (Komunitas Sepeda Kampus IPB) tahun 2006-sekarang sebagai Ketua divisi Promosi.
Untuk kegiatan ekstra
kampus penulis pernah ikut sebagai panitia Lomba Tingkat V Nasional Gerakan Pramuka tahun 2002, panitia Raimuna Cabang Gerakan Pramuka tahun 2005, pelatih Pramuka dan pengajar Bahasa Inggris di SDN Kalibata 02 Petang tahun 2004-sekarang, peserta kegiatan Pelatihan SAR Nasional Gerakan Pramuka di Surabaya (The National Youth Rescuer Training 2007), peserta kegiatan seminar nasional tentang Revitalisasi Gerakan Pramuka dalam Mendukung Sistem Pendidikan Nasional tahun 2007 dan peserta kegiatan Diskusi Advokasi Gerakan Pramuka Anti Tembakau tahun 2007.
UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan karya ini tentunya tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak baik secara moral maupun material kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Keluarga tercinta, bapak, ibu, Dwi dan Rizki serta keluarga besar Bani Sumarso. Terima kasih atas dukungan dan doa yang sangat berarti bagi penulis. 2. Ir. Hj. Lin Nuriah Ginoga, M.Si dan Dr.Ir. Agus Priyono Kartono, M.Si. yang telah membimbing dan memberikan masukan-masukan dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi. 3. Dr. Ir. Leti Sundawati, M.Sc.F wakil dari Departemen Manajemen Hutan dan Dr. Ir. Fauzi Febrianto, MS. wakil dari Departemen Hasil Hutan selaku dosen penguji. 4. Dr. Ir. Damayanti Buchori, MSc. dan Bandung Sahari, SP.,MSi yang telah membimbing dan membantu saya dalam identifikasi kupu-kupu di museum serangga Departemen Hama dan Proteksi Tanaman. 5. Ibu Puji Iswari Laboratorium serangga, LIPI Cibinong yang telah membantu dan memberikan ijin kepada penulis untuk identifikasi kupu-kupu. 6. Semua dosen dan staf di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fahutan IPB yang telah membimbing dan membantu dalam menyelesaikan administrasi selama masih aktif kuliah. 7. Teman-teman KSH 38, keluarga besar Gerakan Pramuka, adik kelas di DKSHE, teman-teman HIMAKOVA, teman-teman komunitas sepeda (Agricampus Bicycle Community) dan teman-teman kost Balio 27 yang telah memberikan dukungan semangat, doa dan bantuannya. 8. Semua pihak yang tidak dapat ditulis satu per-satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Judul Penelitian
: KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU DI KAMPUS IPB DARMAGA
Nama Mahasiswa : Nurcahyo Adhi Saputro NRP
: E34101079
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Ketua,
Anggota,
Ir. Hj.Lin Nuriah Ginoga, M.Si NIP. 131 999 964
Dr.Ir.Agus Priyono Kartono, M.Si NIP. 131 953 388
Mengetahui, Dekan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Hendrayanto, MAgr. NIP. 131 578 788
Tanggal:
KSHE Biodiversity of Butterflies in Bogor Agricultural University Darmaga Campus By Nurcahyo Adhi Saputro, Lin Nuriah Ginoga and Agus Priyono Kartono
INTRODUCTION Butterflies are insects from the order Lepidoptera with ecological roles for flower green pollinators. Bogor Agricultural University (BAU) Darmaga Campus suitable for butterflies habitats, such as forest, lake and open areas. However, very little is known about the butterfly species in the campus is very limited. This study aims to determine butterfly diversity, evenness and population density based on habitat types in BAU Darmaga Campus and to determine the similarity of habitat use by butterflies.
METHODS This research was conducted from March to October 2006 in BAU Darmaga Campus. Materials used included tape measure, rope, net, syringe, papilot, 70% alcohol, butterfly field guide, tweezers, styrofoam, pins, mothballs, tally sheet as well as butterfly species and their habitat in Darmaga Campus. Data collected were butterfly species and population at each habitat type, and habitat characteristics. Data was collected using 500 m long and 20 m wide transects which were surveyed in the morning (09:00-12:00) with three repetitions. Vegetation data was collected using vegetation analysis within plots. A total of eight areas were surveyed consisting of forested area, water bodies and ecotones. Data analysis is undertaken to calculate vegetation structure, species diversity (H’), density (D), evenness index (E) and similarity index (S). Species evenness in each habitat type was tested using Chi-square.
RESULTS AND DISCUSSION Based on survey in eight sites, a total of 77 butterfly species were recorded in BAU Darmaga Campus consisting of four families: Papilionidae (9 species), Pieridae (13 species), Nymphalidae (45 species) and Lycaenidae (10 species). Species recorded included three species endemic to Indonesia (Ypthima horsfieldi horsfieldi, Doleschallia polibete maturitas and Cynitia iapsis). Based on calculations for H’, Cikabayan had the greatest butterfly diversity (3.172) because of the richness of variety in available food source and cover. E values indicated that butterfly species found in each habitat type were relatively similar with E value greatest at DAR (0.880) due to the relatively less diverse composition of the stand. DAR also had the highest butterfly density (405 individuals/Ha) due to the greater food availability. Based on species occurrence, highest index of similarity was found between Acacia mangium and Paraserianthes falcataria plantation forests (IS=0.53). The two forests are similar and located close to water bodies and main road. This two location are also close to each other therefore affecting butterfly mobility.
CONCLUSIONS A total of 77 butterfly species were recorded in BAU Darmaga Campus including three endemic species. The highest butterfly diversity was recorded in Cikabayan (H’=3.172), highest evenness value was recorded in DAR (E=0.880), as well as the highest density (405 individuals/Ha). The most similar habitats were Acacia mangium and Paraserianthes falcataria plantation forests (IS=0.53). This research shaws the importance of BAU Darmaga Campus area to be pressered and promoted for future butterfliy cultivation and tourism
Advisor,
Ir. Lin Nuriah Ginoga, MSi
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ............................................................................................... DAFTAR TABEL ....................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
i iii iv v
I. PENDAHULUAN ................................................................................
1
A. Latar Belakang ................................................................................. B. Tujuan Penelitian ............................................................................. C. Manfaat Penelitian ...........................................................................
1 1 2
II. TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
3
A. B. C. D. E.
Bioekologi Kupu-Kupu .................................................................... Klasifikasi Kupu-Kupu ..................................................................... Ekologi Kupu-Kupu ......................................................................... Manfaat Kupu-Kupu ........................................................................ Keanekaragaman Jenis ......................................................................
3 3 6 8 9
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN............................................
10
A. Letak dan Luas ................................................................................. B. Keadaan Fisik .................................................................................. C. Keadan Biotik ...................................................................................
10 10 11
IV. METODE PENELITIAN .......................................................................
13
A. B. C. D. E.
Waktu dan Tempat ............................................................................ Alat dan Bahan ................................................................................. Jenis Data yang Dikumpulkan .......................................................... Metode Pengambilan Data ................................................................ Analisis Data ....................................................................................
13 13 13 13 17
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................
21
A. Kondisi Habitat ................................................................................ B. Kekayaan Jenis Kupu-Kupu di Kampus IPB Darmaga ..................... C. Nilai Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu Berdasarkan Tipe Habitat yang Ada di Kampus IPB Darmaga................................................... D. Sebaran Nilai Kemerataan Jenis Kupu-Kupu Berdasarkan Tipe Habitat yang Ada di Kampus IPB Darmaga................................................... E. Tingkat Kepadatan Jenis Kupu-Kupu Berdasarkan Tipe Habitat yang Ada di Kampus IPB Darmaga ................................................. F. Tingkat Kesamaan Penggunaan Habitat Jenis Kupu-Kupu yang Ada di Kampus IPB Darmaga...................................................
i
21 22 29 32 34 37
VI. KESIMPULAN ......................................................................................
39
A. Kesimpulan ........................................................................................ B. Saran ..................................................................................................
39 39
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
40
LAMPIRAN ................................................................................................
43
ii
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. Fase perkembangan kupu-Kupu ..............................................................
8
2. Contoh rekapitulasi data hasil penangkapan kupu-kupu...........................
17
3. Jumlah jenis vegetasi hasil analisis vegetasi pada masing-masing habitat
21
4. Jenis vegetasi yang mendominasi pada masing-masing habitat................
22
5. Jumlah jenis masing-masing famili pada semua tipe habitat ....................
23
6. Jumlah individu pada setiap jenis dari Genus Euploea, Melanitis dan Elymnias.................................................................................................
24
7. Jumlah individu pada setiap jenis dari Genus Junonia dan Ypthima ........
26
8. Jumlah individu pada setiap jenis dari Genus Mycalesis, Ideopsis dan Doleschallia ............................................................................................
27
9. Jumlah individu pada setiap jenis dari berbagai genus .............................
29
10. Nilai kepadatan jenis setiap famili untuk setiap tipe habitat.....................
35
11. Hasil perhitungan indeks kesamaan jenis kupu-kupu terhadap tipe habitat
37
iii
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1. Skema siklus hidup kupu-kupu................................................................
8
2. Bentuk jalur inventarisasi tumbuhan dengan metode garis berpetak .......
14
3. Lokasi penelitian di Kampus IPB Darmaga .............................................
15
4. Peta lokasi penelitian di Kampus IPB Darmaga ......................................
15
5. Bentuk jalur inventarisasi kupu-kupu dengan metode transek..................
16
6. Jenis kupu-kupu Famili Nymphalidae dari Genus: Euploea, Melanitis dan Elymnias ..........................................................................................
23
7. Jenis kupu-kupu Famili Nymphalidae dari Genus: Junonia dan Ypthima.
25
8. Jenis kupu-kupu Famili Nymphalidae dari Genus: Mycalesis, Ideopsis dan Doleschallia......................................................................................
26
9. Jenis kupu-kupu Famili Nymphalidae dari berbagai genus ......................
28
10. Indeks Shannon-Wiener (H’) pada masing-masing habitat ......................
30
11. Jenis kupu-kupu dari Famili Papilionidae ...............................................
31
12. Jenis kupu-kupu dari Famili Lycaenidae .................................................
32
13. Nilai kemerataan jenis (E) pada masing-masing habitat...........................
33
14. Nilai kemerataan jenis (E) pada masing-masing famili ............................
33
15. Nilai kepadatan jenis (ekor/Ha) pada masing-masing habitat...................
34
16. Jenis kupu-kupu dari Famili Pieridae ......................................................
36
iv
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Arboretum Lansekap ......................
42
2. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Hutan Alam Al Hurriyah ................
43
3. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Hutan Tanaman Akasia...................
44
4. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Hutan Tanaman Sengon .................
45
5. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Kawasan GYMNASIUM ...............
46
6. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Kawasan DAR...............................
47
7. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Kawasan Perumahan Dosen............
48
8. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Kebun Percobaan Cikabayan .........
49
9. Tabel jumlah kupu-kupu pada setiap tipe habitat .....................................
50
10. Tabel hasil analisis vegetasi tingkat semai...............................................
52
11. Tabel hasil analisis vegetasi tingkat pancang...........................................
54
12. Tabel hasil analisis vegetasi tingkat tiang ................................................
55
13. Tabel hasil analisis vegetasi tingkat pohon ..............................................
56
14. Tabel uji statistik terhadap kemerataan jenis kupu-kupu..........................
58
15. Foto-foto tahapan dalam inventarisasi kupu-kupu ...................................
59
v
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kupu-kupu merupakan salah satu jenis serangga dari ordo Lepidoptera yang memiliki kombinasi corak warna yang variatif sehingga banyak diminati oleh masyarakat. Kupu-kupu merupakan bagian dari kehidupan di alam, yaitu sebagai salah satu satwa penyerbuk pada proses pembuahan bunga. Hal ini secara ekologis turut memberi andil dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem dan memperkaya
keanekaragaman hayati. Oleh karena
itu,
perubahan
keanekaragaman dan kepadatan populasinya bisa dijadikan sebagai salah satu indikator kualitas lingkungan. Kampus IPB Darmaga merupakan salah satu habitat yang baik untuk jenis kupu-kupu. Hal ini didukung oleh adanya ekosistem yang merupakan tempat hidup kupu-kupu seperti: hutan, danau dan tanah terbuka.
Namun demikian
keberadaan kupu-kupu di kawasan Kampus IPB Darmaga masih banyak yang belum memperhatikan dan mengetahuinya. Untuk menyikapi permasalahan tersebut, maka diperlukan adanya penelitian tentang keanekaragaman jenis kupu-kupu di kawasan Kampus IPB Darmaga.
Penelitian ini merupakan tahap lanjutan untuk melengkapi data
Simanjuntak tahun 2000 tentang keanekaragaman jenis kupu-kupu berdasarkan tipe habitat.
Data yang telah diperoleh dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengelolaan kawasan Kampus IPB Darmaga serta program pengembangan wisata pendidikan di Kampus IPB Darmaga nantinya. B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian tentang keanekaragaman jenis kupu-kupu di kampus IPB Darmaga ini adalah untuk: 1. Menentukan tingkat keanekaragaman, kemerataan dan kepadatan jenis kupukupu berdasarkan tipe habitat yang ada di Kampus IPB Darmaga. 2. Menentukan tingkat kesamaan penggunaan habitat jenis kupu-kupu yang ada di Kampus IPB Darmaga.
2 C. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang keanekaragaman, kemerataan dan kepadatan jenis kupu-kupu yang berada di kawasan Kampus IPB Darmaga serta dapat dijadikan panduan dalam menjalankan penelitian dan pengamatan tentang kupu-kupu lebih lanjut sesuai dengan tipe habitatnya. Selain itu juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan program wisata pendidikan di Kampus IPB Darmaga serta dapat digunakan untuk kegiatan pengembangan budidaya jenis kupu-kupu.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bioekologi Kupu-Kupu Kupu-kupu merupakan salah satu jenis serangga yang termasuk ke dalam ordo Lepidoptera, yang berasal dari kata lepido yang berarti sisik dan ptera yang berarti sayap. Ordo ini mempunyai daerah penyebaran yang luas dari dataran rendah hingga hutan pegunungan tinggi dari 0-2.000 mdpl (Sihombing 1999). Hidup di daerah tropis, kutub, pegunungan sampai gurun pasir. Lepidoptera mempunyai sisik-sisik pada sayapnya, sisik-sisik ini akan lepas seperti debu bila dipegang (Borror et al. 1992). Lembaran sisik tersebut memberikan corak dan warna pada sayap kupu-kupu. Warna-warna terang dan keanekaragaman jenis yang tinggi terdapat diantara Lepidoptera tropikal (Novak 1999 dalam Lestari 2002). Vietmeyer (1983) dalam Amir dan Noerdjito (1990), menyatakan bahwa hingga saat ini perkiraan jumlah kupu-kupu yang telah teridentifikasi di dunia sebesar 100.000-150.000 jenis dan 2.500 jenis diantaranya merupakan endemik Indonesia. Kupu-kupu
merupakan
salah
satu
mendapatkan panas dari luar tubuhnya.
fauna
berdarah
dingin
yang
Warna pokok pada sayap berperan
terhadap penyerapan panas. Kupu-kupu mendinginkan tubuh dengan diam dalam naungan atau jika tidak ada tempat perlindungan, maka mereka akan menutup sayapnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi terserapnya sinar matahari pada tubuhnya (Smart 1975).
B. Klasifikasi Kupu-Kupu Menurut Smart (1975), klasifikasi ilmiah dari kupu-kupu termasuk Kingdom Animalia, Phylum Arthopoda, Class Insecta, Ordo Lepidoptera, Sub Ordo Heteroneura dan Super Familly Rhopalocera. Indonesia memiliki 5 famili kupu-kupu (Noerdjito dan Aswari 2003) dari 15 famili yang ada di dunia (Smart 1975). Kelima famili kupu-kupu tersebut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Papilionidae Famili Papilionidae disebut juga sebagai kupu-kupu ekor burung walet atau swallow tail (Borror et al. 1992).
Hal ini dikarenakan bentuk sayap
4 depannya panjang dan runcing menyerupai ekor burung walet. Namun tidak seluruh jenis Papilionidae memiliki ciri seperti itu. Menurut Aidid (1991), ukuran badan dari famili ini besar, warna menarik dan biasanya warna tersebut menutupi seluruh tubuh, antena pendek, kuat dan kadang-kadang bersisik. Beberapa spesies sayap belakang mempunyai tornus yang menjulur ke dalam ekornya. Genus yang termasuk dalam famili ini adalah Papilio, Graphium, Eurytides, Parides, Euryades, Atrophaneura, Troides, Ornithoptera, Cressida, Pacliopta dan Battus. Salah satu jenis langka yang dapat ditemukan di Indonesia yang termasuk kedalam famili ini adalah Troides helena.
Vegetasi yang
merupakan pakan ulatnya, antara lain berasal dari famili: Aristolochiaceae, Annonaceae dan Lauraceae (Vane et al. 1984). 2. Pieridae Famili Pieridae disebut juga sebagai kupu-kupu ujung oranye, kupu-kupu putih, dan kupu belerang (Borror et al. 1992). Rentangan sayap antara 25-100 mm, warna dasar putih atau kuning dengan beberapa spesies diantaranya berpola dan penuh warna. Sebagian besar spesies dari famili ini adalah hama terutama yang berwarna putih. Telurnya berbentuk seperti kumparan, larva mulus tanpa tonjolan dan pupanya berkembang dengan kepala di bawah (Aidid 1991). Genus yang termasuk dalam famili ini antara lain: Belenois, Pieris, Mylotris, Dixela, Delias, Prioneris, Hebomoia, Ixias, Kolotis dan Appias (Aidid 1991). Jenis yang dapat di temukan di Indonesia yang termasuk kedalam famili ini antara lain: Appias nero, Eurema hecabe (Linnaeus 1758) dan Leptosia nina malayana (Psyche). Vegetasi yang merupakan pakan ulatnya, antara lain berasal dari famili: Fabaceae, Santalaceae dan Lauraceae (Vane et al. 1984). 3. Nymphalidae Menurut Aidid (1991), ciri-ciri dari famili ini mempunyai rentangan sayap antara 25-130 mm dengan warna yang sangat bervariasi.
Telur terdiri dari
beberapa bentuk tetapi pada umumnya sumbu horizontal melebihi sumbu vertikal. Larva umumnya memiliki bulu (duri). Genus yang termasuk dalam famili ini antara lain: Cirrochroa, Cupha, Cynithia, Danaus, Discophora, Doleschallia, Elymnias, Euploea, Euthalia, Faunis, Hypolimnas, Ideopsis, Junonia, Melanitis, Mycalesis, Nemetis, Neptis, Orsotriaena, Phalanta, Tanaecia dan Ypthima (Miller
5 and Miller 2004). Jenis yang dapat di temukan di Indonesia yang termasuk kedalam famili ini antara lain: Tanaeci pelea pelea, Cynitia iapis, Doleschallia polibete maturitas, dan Melanitis constantia. Vegetasi yang merupakan pakan ulatnya, antara lain berasal dari famili: Arecaceae, Gramineae, Verbenaceae dan Moraceae (Vane et al. 1984). 4. Lycaenidae Menurut Aidid (1991), rentangan sayap antara 15–80 mm, biasanya berwarna-warni metalik, biru atau ungu.
Pada ekor sayap belakang terdapat
bintik-bintik. Telur berbintik pipih, menonjol atau berbintik-bintik. Larva agak pipih berwarna hijau atau coklat. Pupa berukuran pendek dan kuat. Famili ini memiliki hampir 2.000 spesies yang termasuk dalam genus Eumaeus, Evenus, Thestius, Theritas, Cyenus, Javonica, Arawaeus, Facoona dan Rapala. Jenis yang dapat di temukan di Indonesia yang termasuk kedalam famili ini antara lain: Loxura atymnus fuconius, Tajuria cippus pseudolonginus dan Catochrysops strabo naerina. Vegetasi yang merupakan pakan ulatnya, antara lain berasal dari famili: Fagaceae dan Myrtaceae (Vane et al. 1984). 5. Hespiridae Menurut Aidid (1991), jenis kupu-kupu yang termasuk ke dalam famili ini pada umumnya memiliki ciri-ciri seperti ukuran tubuhnya sedang, bentang sayap 4-5 cm, berwarna coklat muda sampai coklat tua dengan bercak-bercak putih pada sayap.
Jenis kupu-kupu yang termasuk ke dalam famili ini biasanya aktif
menjelang malam atau pada waktu cahaya matahari masih remang-remang di pagi hari yang disebut krepuskuler. Kupu-kupu dewasa memakan nektar bunga atau embun madu pada tumbuhan hutan, betinanya bertelur pada daun tumbuhan inang (misalnya: pisang) yang masih muda dan segar. Telur yang menetas memakan daun mulai dari bagian tepi. Larva biasanya menggulung daun dan memakan daun dari dalam. Ulat yang berpupasi di dalam gulungan daun inang sebelum menetas menjadi kupu dewasa (Amir dkk. 2003). Salah satu jenis yang dapat ditemukan di Indonesia yang termasuk kedalam famili ini adalah Tancistroides armantus.
Vegetasi yang merupakan pakan ulatnya, antara lain berasal dari
famili: Myristiceae, Lauraceae dan Combretaceae (Vane et al. 1984).
6 C. Ekologi Kupu-Kupu Dalam suatu habitat memungkinkan hidup beberapa jenis kupu-kupu, ada yang memiliki anggota yang sangat besar dan ada pula yang terdiri dari beberapa individu saja.
Semua individu-individu jenis di dalam habitat tersebut
membentuk suatu populasi untuk mempertahankan hidupnya. Setiap jenis kupukupu betina dewasa dapat menghasilkan telur dalam jumlah besar selama hidupnya tetapi sebagian kecil saja yang berhasil mencapai dewasa. Kematian (mortalitas) dan kelahiran (natalitas) terjadi dalam setiap tahap dalam siklus hidupnya.
Hal ini menjaga keseimbangan populasi tersebut.
Faktor yang
berpengaruh terhadap variasi populasi adalah perubahan rata-rata laju kelahiran, laju kematian, adanya emigrasi atau imigrasi dalam suatu habitat (Smart 1975). Smart (1975), menyatakan bahwa keteraturan ukuran populasi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dependen (saling tergantung) dan faktor independen (tidak saling tergantung).
Faktor dependen adalah faktor yang memiliki
ketergantungan terhadap individu yang ada dalam habitat, misalnya ketersediaan sumberdaya (pakan dan ruang).
Faktor independen ialah faktor yang
mempengaruh yang sama kuat dalam suatu populasi, tanpa memperhatikan jumlah dari satwa yang ada itu, misalnya iklim. Selanjutnya Smart (1975), menjelaskan bahwa pada kebanyakan kupu-kupu faktor dependen lebih banyak berperan. 1. Habitat Kupu-Kupu Smiet (1986) dalam Priatna (1990), menyatakan bahwa suatu habitat merupakan hasil interaksi sejumlah komponen. Komponen-komponen tersebut meliputi komponen fisik yang terdiri dari air, tanah, topografi dan iklim (baik makro maupun mikro) serta komponen biologis yang terdiri dari manusia, vegetasi, dan margasatwa.
Habitat merupakan suatu tempat yang digunakan
untuk makan, minum, berlindung, bermain dan berkembangbiak (Alikodra 1979). Kupu-kupu menyukai tempat-tempat yang bersih dan sejuk serta tidak terpolusi oleh pestisida, asap dan bau yang tidak sedap. Oleh karena itu, maka kupu-kupu merupakan salah satu spesies dari kelompok serangga yang dipergunakan sebagai indiktor terhadap perubahan ekologis. Semakin beragam jenis kupu-kupu di suatu tempat menandakan kondisi lingkungan di wilayah tersebut masih baik (Odum 1993). Mattimu et al. (1977) dalam Aidid (2001),
7 mengatakan bahwa komponen habitat yang penting bagi kehidupan kupu-kupu adalah faktor cahaya yang cukup, udara yang bersih atau tidak terpolusi dan air sebagai materi yang dibutuhkan untuk kelembaban lingkungan dimana kupu-kupu tersebut hidup. Menurut Clark et al. (1966), komponen habitat yang penting bagi kehidupan kupu-kupu adalah tersedianya vegetasi sebagai sumber pakan dan pelindung. Apabila tidak ada vegetasi sebagai sumber makanan ataupun kurang dari jumlah yang dibutuhkan, maka akan terjadi pergerakan kupu-kupu untuk mencari daerah baru yang banyak terdapat vegetasi sebagai sumber makanannya. Apabila tidak ada vegetasi sebagai sumber makanan, maka dapat menyebabkan kematian. Demikian pula halnya dengan vegetasi yang digunakan sebagai tempat untuk berlindung dari serangan-serangan predator dan sebagai tempat berkembangbiak.
2. Siklus Hidup Kupu-Kupu Umur hidup dari kupu-kupu hanya sekitar tiga sampai empat minggu. Siklus hidup kupu-kupu dijalani dalam empat fase, yaitu fase telur, fase larva, fase kepompong (pupa) dan imago (dewasa) (Gambar 1). Telur dapat ditemukan di bawah permukaan daun inangnnya. Larva atau ulat merupakan fase makan, yang bisanya memakan daun tanaman inangnya. Pada fase larva mengalami beberapa kali tahapan moulthing sepanjang hidupnya, yaitu proses pengelupasan dan pergantian kulit yang disebut fase instar.
Proses untuk menjadi pupa
didahului oleh adanya moulthing pada instar terakhir. Kulit pupa yang baru berganti ini masih basah dan lunak. Lebih kurang satu minggu kulit pupa akan mengeras yang disebut dengan fase pupa dan dalam waktu tertentu lahirlah imago.
Sehari setelah menetas, imago sudah dapat melakukan kopulasi.
Keterangan mengenai fase perkembangan kupu-kupu lebih jelasnya tersaji dalam Tabel 1. Seekor betina hanya dapat dikawini oleh seekor imago jantan. Imago betina yang akan bertelur mencari daun untuk meletakkan telurnya (Karangan 1996 dalam Hamidun 2003).
8
Imago jantan
Imago betina
Perkawinan
Imago jantan/betina
Pupa (Kepompong)
Telur
Larva (Ulat)
Gambar 1. Skema siklus hidup kupu-kupu Sumber : Sihombing (1999)
Tabel 1. Fase perkembangan kupu-kupu Fase Perkembangan Perkawinan Masa persiapan telur Telur Larva Kepompong Kupu-kupu Sumber : Sihombing (1999)
Waktu 6 – 8 jam 3 – 5 hari 10 – 16 hari 14 – 21 hari 21 – 28 hari 21 – 28 hari
D. Manfaat Kupu-Kupu Kupu-kupu merupakan salah satu jenis serangga yang memiliki manfaat, baik ekologis maupun ekonomis. Menurut Sihombing (1999), manfaat dari kupukupu antara lain: 1. Membantu penyerbukan tanaman, misalnya Papilio iswara, Euploea callithoe dan Ornitopthera spp. 2. Bahan penelitian biologis dan genetik 3. Rekreasi (dipelihara dalam kandang untuk ditonton) 4. Manfaat keindahan (hiasan dinding, meja, tatakan gelas, dompet, tirai, dan penindih kertas) 5. Bahan industri, misalnya ngengat sutera (Bombyx mori) 6. Sumber protein, misalnya kupu-kupu pisang (Eryonata thrax), larva kupukupu dewasa yang dianggap sebagai hidangan enak di Mexico 7. Koleksi
9 E. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman hayati atau biological diversity (biodiversity) merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan keanekaragaman jenis tanaman, binatang dan mikroorganisme yang ada dan berinteraksi dalam suatu ekosistem.
Keanekaragaman
hayati
seringkali
dibedakan
menjadi
keanekaragaman genetik, jenis dan ekosistem (Primack et al. 1998 dalam Yaherwandi 2005). Menurut Odum (1993), keanekaragaman merupakan hal yang paling penting dalam mempelajari suatu komunitas, baik tumbuhan maupun hewan. Keanekaragaman jenis (species diversity) merupakan sesuatu hal yang paling mendasar dan menarik dalam ekologi, baik itu teori maupun terapan. Pengukuran keanekaragaman jenis tidak terlepas dari dua komponen, yaitu: (1) jumlah jenis (species richness) yang disebut kepadatan jenis (species density) berdasarkan pada jumlah total jenis yang ada dan (2) kesamaan atau kemerataan (equatability/evenness) berdasarkan pada kelimpahan relatif suatu jenis dan tingkat dominansi. Di Indonesia suatu keanekaragaman hayati dapat dikatakan tinggi apabila memiliki nilai indeks keanekaragamannya lebih dari 3,5 (Soerianegara 1996). Krebs (1978), menyebutkan bahwa terdapat enam faktor yang saling berkaitan dalam menentukan naik turunnya keanekaragaman jenis pada suatu komunitas, yaitu: waktu, haterogenitas ruang, persaingan, pemangsaan, kestabilan lingkungan dan produktivitas jenis. Selain ke enam faktor tersebut, Soerianegara (1996) menambahkan bahwa keanekaragaman jenis tidak hanya ditentukan oleh banyaknya jenis, tetapi ditentukan juga oleh banyaknya individu dari setiap jenis.
10
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Kampus IPB Darmaga terletak pada 9 km arah Barat dari pusat Kota Bogor. Secara administrasi, kampus ini termasuk kedalam wilayah Desa Babakan Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Batas-batas kawasan Kampus IPB Darmaga adalah: a. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Babakan b. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Ciapus dan Sungai Cisadane c. Sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Cihideung, dan d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Raya Bogor – Jasinga Luas Kampus IPB secara keseluruhan adalah 256,97ha. Secara geografis kampus ini terletak antara 6o 32’ 45” sampai 6o 33’ 45” LS dan 106o 42’ 43” sampai 106o 44’ 15” BT (Jaya, 2003). Kampus ini berada pada ketinggian antara 145–195 mdpl (van Balen et al. 1986 dalam Kurnia 2003). B. Keadaan Fisik Menurut klasifikasi Schmidt-Ferguson, kawasan Kampus IPB Darmaga termasuk kedalam tipe curah hujan A. Menurut data dari Stasiun Pengamatan Klimatologi Kelas I Darmaga tahun 2003, curah hujan rata-rata bulanan di kawasan kampus IPB Darmaga dan sekitarnya sebesar 326,82 mm. Untuk curah hujan maksimum terjadi pada bulan April sebesar 417 mm dan curah hujan minimum terjadi pada bulan Agustus sebesar 120,40 mm.
Sedangkan untuk
periode bulan basah yaitu bulan Oktober–Mei dan periode bulan kering Juni– September. Menurut data dari Stasiun Pengamatan Klimatologi Kelas I Darmaga tahun 2003, suhu udara rata-rata tahunan di kawasan Kampus IPB Darmaga dan sekitarnya adalah 25,7oC. Untuk suhu udara maksimum terjadi pada bulan Mei adalah 26,2oC dan suhu udara minimum terjadi pada bulan Februari adalah 25oC. Untuk kelembaban relatif rata-rata tahunan pada tapak ±84,2% dengan kelembaban relatif minimum pada bulan Agustus sebesar 78% dan kelembaban relatif maksimum pada bulan Februari sebesar 89%. Sedangkan untuk intensits
11 penyinaran matahari sebesar 27%-85,77% dengan rata-rata tahunannya sebesar 62%. Topografi Kampus IPB Darmaga sangat beragam mulai dari datar sampai bergelombang.
Untuk kondisi perairannya meliputi sebuah danau kecil yang
bernama Situ Leutik yang berada di dekat gedung utama (Danau Rektorat), Sungai Cihideung, Sungai Ciapus, Sungai Cisadane, rawa berumput/lahan basah dekat Asrama Sylvasari, kolam perikanan, arboretum dan beberapa mata air (Kurnia 2003). Pola penggunaan lahan di Kampus IPB Dramaga terbagi kedalam 11 kelompok yaitu: komplek akademik, pusat administrasi, plaza rektorat, arboretum, komplek Graha Widya Wisuda, kandang ternak, komplek olah raga, komplek Masjid Al Hurriyah, asrama mahasiswa, kebun percobaan, dan ruang terbuka hijau. Sedangkan untuk bangunan serta sarana fisik yang ada adalah gedung kuliah, gedung administrasi, gedung penelitian, gedung pusat kegiatan mahasiswa, gedung dan lapangan olah raga, perumahan dosen, asrama mahasiswa, masjid, sekolah dan jalan raya (Kurnia 2003). C. Keadaan Biotik 1. Flora Secara umum vegetasi di lingkungan Kampus IPB Darmaga berupa vegetasi semak berumput, tegakan karet, hutan pinus, hutan campuran, hutan percobaan, arboretum dan tanaman pekarangan perumahan dosen dan taman (Hernowo et al. 1991). Menurut Kosmaryandi (1991), vegetasi yang ada berupa tegakan karet, tegakan campuran, tegakan pinus, rawa-rawa berumput, kebunkebun percobaan dan alang-alang. Hutan campuran di sebelah utara Masjid Al Hurriyyah terbentuk menjadi sebuah miniatur dari hutan tropika karena memiliki struktur tajuk yang lengkap. Jenis-jenis vegetasi yang terdapat di lingkungan Kampus IPB Darmaga sebanyak 45 jenis (Kurnia 2003). Adapun jenis-jenis vegetasi yang mendominasi antara lain: mahoni (Swietenia macrophylla), jati (Tectona grandis), karet (Hevea brasiliensis), akasia (Acacia sp.), gmelina (Gmelina arborea), eboni (Diospyros celebica), cemara aru (Casuarina sumatrana), ketapang (Terminalia catappa),
12 sengon (Paraserianthes falcataria), pinus merkusi (Pinus merkusii), bambu (Bambusa sp.), shorea (Shorea sp.) dan berbagai jenis rerumputan. 2. Fauna Menurut Hernowo et al. (1991), kawasan Kampus IPB Darmaga memiliki kelimpahan satwaliar berupa 12 jenis mamalia, 68 jenis burung, 37 jenis reptilia dan 4 jenis ikan. Jenis mamalia yang dapat ditemui di kawasan Kampus IPB Darmaga antara lain: bajing kelapa (Calloscirus notatus), kelelawar (Chinopterus brachyotis), cucurut (Suncus murinus), tikus rumah (Rattus rattus), trengeling (Manis javanica), landak (Hystrix javanica), berang-berang (Lutra sp.), bajingterbang ekor-panah (Petinomys sagitta), kucing hutan (Felis bengalensis) dan garangan (Herpestes javanica).
Jenis-jenis burung yang sering dijumpai dan
memiliki penyebaran yang luas di Kampus IPB Darmaga antara lain: bondol jawa (Lonchura leucogastroides), wallet linchi (Collocalia linchi), cabai jawa (Dicaeum trochileum) dan cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster). Jenis reptilia yang paling mudah dijumpai antara lain: kadal (Mabouya sp.), cicak terbang (Draco volans), bunglon (Calotes jubatus), tokek (Gecko gecko), ular pucuk (Dryophis prasinus), ular cobra dan ular tali (Ahaetulla ahaetulla). Sedangkan jenis ikan yang dapat dijumpai di Situ Leutik yaitu: mujair (Sarotherodon massambicus), nila (S. neloticus), sepat (Trichogaster sp.) dan gabus (Ophiocephalus striatus). Hasil penelitian Simanjuntak (2000), menyebutkan bahwa di kawasan kampus IPB Darmaga terdapat 5 famili, yaitu: Papilionidae (9 spesies), Pieridae (10 spesies), Nymphalidae (11 spesies), Danaidae (6 spesies) dan Satyridae (1 spesies). Kawasan kampus IPB Darmaga tersebut meliputi: taman rektorat, kebun karet, arboretum, cikabayan dan gedung olahraga.
13
IV. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Oktober 2006.
Lokasi
penelitian berada di dalam kawasan Kampus IPB Darmaga. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan yaitu: meteran, tali tambang, jaring, jarum suntik, kertas papilot, alkohol 70%, field guide kupu-kupu, pinset, kotak spesimen, sterofoam, jarum pentul, kamper dan tally sheet.
Bahan atau obyek yang
digunakan adalah jenis kupu-kupu dan habitat yang ada di Kampus IPB Darmaga. C. Jenis Data yang Dikumpulkan 1. Data Primer Data primer diperoleh dari pengamatan secara langsung di lapangan. Data primer yang dikumpulkan terdiri atas: karakteristik habitat, meliputi struktur dan komposisi vegetasi serta tipe vegetasi. Jenis dan populasi kupu-kupu pada setiap tipe habitat. 2. Data Sekunder Data sekunder yang dikumpulkan adalah kondisi fisik dan kondisi biologi kawasan Kampus IPB Darmaga. Kondisi fisik kampus meliputi letak dan luas lokasi penelitian. Untuk kondisi biologis meliputi kondisi flora dan fauna. D. Metode Pengambilan Data 1. Data Primer Data primer yang diambil yaitu karakteristik habitat dan populasi jenis kupu-kupu. Data karakteristik habitat yang diambil meliputi komposisi vegetasi dan jenis vegetasi. Pengambilan data vegetasi menggunakan analisis vegetasi. Analisis vegetasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi vegetasi pada habitat kupu-kupu. Kegiatan ini bermanfaat untuk mengetahui angka nilai penting.
Angka ini dapat digunakan sebagai parameter tumbuhan untuk
mengetahui tingkat dominasi suatu jenis tumbuhan pada suatu daerah. Dari data
14 lapangan yang terdiri dari jenis dan jumlah masing-masing individu tumbuhan, luas penutupan tajuk masing-masing jenis tumbuhan dapat dihitung frekuensi relatif, kerapatan relatif dan dominasi relatif (Kartono 2000). Kegiatan inventarisasi tumbuhan dilakukan pada masing-masing tipe habitat.
Metode yang digunakan adalah metode garis berpetak.
Data yang
dikumpulkan untuk tingkat semai dan pancang hanya jenis dan jumlah individu. Untuk tingkat tiang dan pohon adalah jenis pohon, jumlah individu tiap jenis dan diameter setinggi dada. Bentuk jalur berpetak untuk inventarisasi tumbuhan disajikan pada Gambar 2. C
D A
B
A
Arah jalur
B C
D
Gambar 2. Bentuk jalur inventarisasi tumbuhan dengan metode garis berpetak keterangan: A (2 x 2m) B (5 x 5m) C (10 x 10m) D (20 x 20m)
= tingkat pertumbuhan semai = tingkat pertumbuhan pancang = tingkat pertumbuhan tiang = tingkat pertumbuhan pohon
Untuk pengambilan data populasi kupu-kupu dilakukan dengan metode transek. Metode transek ini merupakan metode standar dalam melakukan monitoring populasi kupu-kupu (The Wildlife Trusts 2001). Pengambilan data untuk populasi kupu-kupu ini kawasan Kampus IPB Darmaga dibagi ke dalam delapan tipe habitat, yaitu: 1) arboretum lansekap, 2) hutan alam Al Hurriyah, 3) hutan tanaman Akasia (belakang kampus FKH), 4) hutan tanaman sengon (belakang gedung rektorat), 5) Gymnasium, 6) kawasan DAR Fakultas Kehutanan, 7) perumahan dosen (Jalan Jati) dan 8) kebun percobaan Cikabayan. Penentuan tipe habitat ini mewakili daerah hutan (areal nomor: 1, 2 dan 6), perairan (areal nomor: 3 dan 4) dan ekoton (areal nomor: 5, 7 dan 8). Gambaran umum lokasi penelitian tersaji dalam Gambar 3, sedangkan peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 4.
15
2 1
5
6
3
4
7
8
1) arboretum lansekap; 2) hutan alam Al Hurriyah; 3) hutan tanaman Akasia (belakang kampus FKH); 4) hutan tanaman sengon (belakang gedung rektorat); 5) Gymnasium, 6) kawasan DAR Fakultas Kehutanan; 7) perumahan dosen (Jalan Jati) dan 8) kebun percobaan Cikabayan
Gambar 3. Lokasi penelitian di Kampus IPB Darmaga
Gambar 4. Peta lokasi penelitian di Kampus IPB Darmaga Pengambilan data kupu-kupu dengan menggunakan metode transek, masing-masing tipe habitat dibuat jalur transek dengan panjang 500 m dan lebar transek 20 m. Jumlah jalur transek pada setiap tipe habitat sebanyak satu buah. Bentuk jalur inventarisasi kupu-kupu dengan metode transek tersaji pada Gambar 5.
16
20 m
plot
plot
10 m
1
2
arah jalur
jeda
20 m panjang total 500 m Gambar 5. Bentuk jalur inventarisasi kupu-kupu dengan metode transek Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan dan penanganan sampel inventarisasi kupu-kupu yaitu: membuat transek, melakukan penangkapan kupu-kupu,
identifikasi
dan
perhitungan
jumlah
individu
kupu-kupu.
Penangkapan kupu-kupu ini dilakukan dengan mengikuti arah dan panjang transek.
Berdasarkan aktivitas kupu-kupu, maka penangkapan kupu-kupu
dilakukan pada pukul 09.00–12.00 WIB dengan kondisi cuaca yang cerah. Setelah
tertangkap,
kupu-kupu
tersebut
diidentifikasi
dan
ditabulasikan
berdasarkan jenis, jumlah yang ditemukan dan lokasi ditemukan. Seluruh kupu-kupu yang ditangkap bagian thorax disuntik dengan Alkohol 70% sebanyak ±3 tetes. Kupu-kupu yang telah disuntik kemudian dibungkus ke dalam kertas papilot untuk menghindari kerusakan ketika di lapangan. Sampel tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kotak plastik yang kedap air (tupperware) dan diberi kamper agar tidak berbau busuk. Untuk identifikasi kupu-kupu dikeluarkan dari kertas papilot kemudian sayapnya direntangkan pada sterofoam dan selanjutnya dicocokkan dengan gambar yang ada di fieldguide (LIPI Cibinong) yang dipakai sebagai acuan dalam identifikasi. Acuan yang digunakan untuk tata urutan taksonomi kupu-kupu mengacu pada buku yang berjudul The Butterfly Handbook karangan L.D Miller dan J.Y. Miller tahun 2004. Setelah sampel diidentifikasi, sampel tersebut didokumentasikan (foto) dan di figura untuk dijadikan koleksi. Data tentang jenis kupu-kupu yang telah diidentifikasi dan dihitung jumlah populasinya, kemudian akan disajikan seperti pada Tabel 2.
17 Tabel 2. Contoh rekapitulasi data hasil penangkapan kupu-kupu Jenis Kupukupu 1
1 O
x1.1
Jumlah Jenis berdasarkan tipe habitat 2 3 i E O E O E O E x2.1 x3.1 xi.1 E1.1 E2.1 E3.1 Ei.1
x1.2 x1.3
E1.2 E1.4
K
x1.4 x1.k
∑x
x1.0
2 3 4
E1.3 E1.k
x2.2 x2.3
E2.2
x2.4 x2.k
E2.4
E2.3 E2.k
x2.0
x3.2 x3.3
E3.2
x3.4 x3.k
E3.4
E3.3 E3.k
x3.0
xi.2 xi.3
Ei.2
xi.4 xi.k
Ei.4
Jumlah
x0.1 x0.2 x0.3
Ei.3
x0.4 x0.k
Ei.k
xi.0
x0.0
keterangan: O = Observed value atau nilai pengamatan E = Expected value atau nilai harapan 2. Data Sekunder Data sekunder yang dikumpulkan adalah kondisi fisik dan biologis kampus IPB Darmaga. Kondisi fisik meliputi letak dan luas lokasi penelitian. Sedangkan kondisi biologis meliputi kondisi flora dan fauna. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka. E. Analisis Data 1. Analisis Vegetasi Analisis vegetasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi vegetasi pada habitat kupu-kupu. Kegiatan ini bermanfaat untuk menentukan komposisi dan dominasi suatu jenis tumbuhan pada suatu habitat.
Dominasi
tersebut ditunjukkan ke dalam besaran Indeks Nilai Penting (INP).
Untuk
vegetasi pada tingkat pertumbuhan tiang dan pohon, nilai INP merupakan hasil penjumlahan dari nilai kerapatan relatif (KR), frekuensi relatif (FR) dan dominasi relatif (DR). Untuk tingkat pertumbuhan semai dan pancang, INP merupakan hasil penjumlahan dari kerapatan relatif (KR) dan frekuensi relatif (FR). Persamaan yang digunakan dalam analisis vegetasi ini adalah: a) Kerapatan jenis ke-i (Ki) jumlah individu jenis ke − i Ki = luas total petak contoh b) Kerapatan relatif (KR) Ki KR = x 100% ∑ Ki
18 c) Frekuensi jenis ke-i (Fi) Jumlah petak contoh ditemukan jenis ke − i Fi = Jumlah petak contoh d) Frekuensi relatif (FR) F FR = i x 100% ∑ Fi e) Dominasi suatu jenis (Di) Luas bidang dasar jenis ke − i Di = Luas total petak contoh f) Dominasi relatif (DR) Di DR = x 100% ∑ Di g) Luas bidang dasar jenis ke-i (Lbds) Lbds = ¼ π di2 h) Indeks Nilai Penting (INP) Tingkat semai dan pancang: INP = KR + FR Tingkat tiang dan pohon: INP = KR + FR + DR
2. Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu Untuk menganalisis keanekaragaman jenis kupu-kupu menggunakan Indeks Shannon – Wiener, dengan mempertimbangkan jumlah jenis dan jumlah masing-masing individu per jenis yang ditemukan. Persamaan yang digunakan adalah: Indeks keanekaragaman Shannon (H’) = - Σ pi ln pi ; keterangan: pi = Proporsi jenis ke-i ni = Jumlah individu ke-i Ni = Jumlah individu seluruh jenis
pi =
ni Ni
3. Kepadatan Jenis Kupu-Kupu Untuk menentukan kepadatan jenis menggunakan persamaan sebagai q
∑X
berikut: Dˆ =
i.k
i =1
a keterangan: Dˆ = kepadatan populasi dugaan (individu/ha) xi.k = jumlah individu yang dijumpai pada habitat ke-i (individu) a = luas transek pengamatan setiap habitat (ha) (a = p x l) i = plot pengamatan ke 1,2,3, ...
19 Untuk menentukan kisaran hasil pendugaan ukuran populasi, maka menggunakan persamaan sebagai berikut: k
∑D Dj =
j =i
j
S D2 =
∑ D 2j −
(∑ D j ) 2 k
SD =
S D2 k
k k −1 keterangan: D j = rata-rata kepadatan populasi dugaan pada seluruh transek pengamatan (individu/ha) D j = kepadatan populasi pada plot pengamatan ke-j (individu/ha) k = jumlah transek pengamatan Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka kisaran ukuran populasi pada seluruh areal yang diteliti adalah sebagai berikut :
P = [D ± (tα / 2;db . SD )]. A
keterangan: D = rata-rata kepadatan populasi dugaan pada seluruh plot pengamatan (individu/ha) S − = simpangan baku rata-rata (individu/ha) D
A = luas total transek pengamatan
4. Kemerataan Jenis Kupu-Kupu Indeks kemerataan jenis (Evenness) digunakan untuk mengetahui gejala dominansi diantara spesies dalam suatu komunitas. Persamaan yang digunakan adalah: E = H ' ln S keterangan: E = Indeks kemerataan jenis (0 – 1) H’ = Indeks Shannon S = Jumlah jenis Dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa apabila setiap jenis memiliki jumlah individu yang sama, maka komunitas tersebut mempunyai nilai evenness
maximal. Sebaliknya apabila nilai evenness tersebut kecil maka dalam komunitas tersebut terdapat jenis dominan, sub dominan dan jenis tidak dominan. Untuk mengetahui kemerataan kupu-kupu pada semua tipe habitat, maka disusun hipotesis sebagai berikut: H0 = Jenis kupu-kupu merata pada semua tipe habitat H1 = Jenis kupu-kupu tidak merata pada semua tipe habitat
20 Hipotesis ini kemudian diuji dengan dengan pendekatan statistik yaitu uji Khai-Kuadarat (Chi-Square). Persamaan yang digunakan adalah: k
χ2 =
∑ i =1
(Oi
− Ei ) Ei
2
keterangan: Oi = frekuensi teramati pada plot ke-i Ei = frekuensi harapan plot ke-i Untuk menghitung nilai E pada setiap kolom, persamaan yang digunakan adalah: Ei.k =
X o . k . X i .o X o.o
keterangan: X0.k = Total jumlah individu jenis-k yang ditemukan pada semua tipe habitat Xi.0 = Total jumlah individu dari seluruh jenis yang ditemukan pada tipe habitat ke-i X0.0 = Total jumlah individu dari seluruh jenis yang ditemukan pada semua tipe habitat Nilai Chi-Square ini akan diuji dengan membandingkan antara
2 χ Tabel
2 dengan χ Hitung dengan menggunakan derajat bebas:
db = (k-1) . (i-1) keterangan: k = jumlah jenis yang ditemukan i = jumlah tipe habitat 2 2 2 2 Apabila χ Hitung ≥ χ Tabel maka H0 ditolak, sedangkan bila χ Hitung < χ Tabel maka H0
diterima.
5. Kesamaan Jenis Kupu-Kupu Indeks kesamaan jenis (Similarity Index) digunakan untuk mengetahui nilai kesamaan jenis antar habitat. Persamaan yang digunakan adalah indeks kesamaan jenis Jaccard (1901) dalam Krebs (1978): Indeks Similaritas ( IS ) =
a a+b+c
keterangan: a = Jumlah jenis yang umum ditemukan pada tipe habitat A dan B b = Jumlah jenis yang hanya ditemukan pada tipe habitat A c = Jumlah jenis yang hanya ditemukan pada tipe habitat B
21
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Habitat Habitat merupakan suatu tempat yang digunakan oleh satwa untuk makan, minum, berlindung, bermain dan berkembangbiak (Alikodra 1979). Bagi kupukupu komponen dari habitat yang paling penting adalah tersedianya vegetasi sebagai sumber pakan dan pelindung. Adapun jumlah jenis vegetasi yang terdapat pada masing-masing habitat berdasarkan hasil analisis vegetasi dapat disajikan pada Tabel 3. Untuk lebih lengkapnya tersaji dalam Lampiran 10-13. Tabel 3. Jumlah jenis vegetasi hasil analisis vegetasi pada masing-masing habitat Tingkat Habitat A arboretum lansekap hutan alam Al Hurriyyah hutan tanaman akasia hutan tanaman sengon kawasan Gymnasium kawasan DAR Fahutan kawasan perumahan dosen kebun percobaan Cikabayan
Semai dan tumbuhan bawah 5 11 9 9 10 9
Pancang
Tiang
Pohon
3 1 1 4
2 1 3
18 10 1 1 3 3
9
-
-
8
7
3
2
2
Jenis vegetasi yang terdapat di dalam kawasan Kampus IPB penyebaranya tidak merata (Tabel 3).
Kondisi tersebut dapat mempengaruhi tingkat
keanekaragaman, kemerataan dan kepadatan jenis kupu-kupu yang ada. Namun demikan kondisi disekitar habitat tersebut juga akan mempengaruhinya. Hal ini dikarenakan tidak semua jenis vegetasi dapat menjadi sumber pakan dari kupukupu.
Selain itu secara umum jenis vegetasi yang terdapat di Kampus IPB
Darmaga tidak ada yang sangat mendominasi, kecuali pada habitat hutan tanaman (Tabel 4). Kondisi habitat yang mempengaruhi keberadaan kupu-kupu selain keberadaan jenis vegetasi pakan adalah kondisi lingkungan dari habitat tersebut, seperti: udara yang tidak terpolusi, keberadaan sumber air bersih, jauh dari keramaian atau aktivitas manusia dan intensitas matahari yang cukup. Kondisi
22 lingkungan seperti itu sangat disukai oleh kupu-kupu untuk menempati pada suatu habitat. Tabel 4. Jenis vegetasi yang mendominasi pada masing-masing habitat Habitat
Tingkat dan INP Tumbuhan bawah
A
Jukut pait
B
Kuciat
C D
Jukut pait Jukut pait Alangalang Rumput teki Rumput teki
E F G H
Jukut pait
INP
Pancang
INP
Tiang
INP
84,04
-
-
-
-
46,38
Karet
57,14
59,03 50,60 41,56
Akasia Johar
200 200
Laban Kiputri Sengon -
150 150 300 -
74,23
Mahoni
97,06
Gmelina
72,89
-
-
55,59
Kopi Jeruk
70,88 70,88
keterangan:A = arboretum lansekap B = hutan alam Al Hurriyyah C = hutan tanaman akasia D = hutan tanaman sengon
Pohon
INP
Pterocarpus indicus Laban
32,35
Akasia Sengon Akasia
300 300 198,25
126,61
Karet
21,38
-
-
Karet
52,99
Karet
168,92
Karet
70,83
67,08
E = kawasan Gymnasium F = kawasan DAR Fahutan G = kawasan perumahan dosen H = kebun percobaan Cikabayan
B. Kekayaan Jenis Kupu-Kupu di Kampus IPB Darmaga Jumlah total populasi kupu-kupu yang didapatkan selama penelitian di kawasan Kampus IPB Darmaga sebanyak 2.277 ekor kupu-kupu dari 77 spesies dari 4 famili, yaitu: Papilionidae (9 spesies), Pieridae (13 spesies), Nymphalidae (45 spesies) dan Lycaenidae (10 spesies). Hasil penelitian Simanjuntak (2000), menyebutkan bahwa di kawasan kampus IPB Darmaga terdapat 5 famili, yaitu: Papilionidae (9 spesies), Pieridae (10 spesies), Nymphalidae (11 spesies), Danaidae (6 spesies) dan Satyridae (1 spesies). Perbedaan jumlah tersebut karena dipengaruhi oleh musim, cuaca, waktu penangkapan dan jumlah kolektor pada saat mengkoleksi (Simanjuntak 2000). Dari ke empat famili tersebut, jenis kupu-kupu dari famili Nymphalidae yang paling banyak ditemui.
Hal ini dikarenakan jenis vegetasi yang mendukung
kehidupannya, baik sebagai sumber pakan maupun untuk cover banyak ditemui di kawasan Kampus IPB Darmaga. Jenis vegetasi tersebut diantaranya berasal dari famili Annonaceae, Leguminoceae dan Compositae (Corbet & Pendlebury 1934).
23 Tabel 5. Jumlah jenis masing-masing famili pada semua tipe habitat Famili
A
Papilionidae Pieridae Nymphalidae Lycaenidae Jumlah Jenis
5 7 23 0 35
B
Habitat D E 4 6 6 6 15 9 0 0 25 21
C
4 4 17 5 30
3 4 12 2 21
keterangan:A = arboretum lansekap B = hutan alam Al Hurriyyah C = hutan tanaman akasia D = hutan tanaman sengon
F 5 5 22 2 34
G 6 4 21 3 34
H 8 5 22 4 39
E = kawasan Gymnasium F = kawasan DAR Fahutan G = kawasan perumahan dosen H = kebun percobaan Cikabayan
Berdasarkan tabel 5, jumlah kekayaan jenis kupu-kupu tertinggi berada di habitat kebun percobaan Cikabayan. Meskipun tingkat kekayaan jenis kupu-kupu tertinggi, jumlah jenis vegetasi yang berada di tipe habitat tersebut berdasarkan hasil analisis vegetasi sedikit.
Tinggi atau rendahnya tingkat kekayaan jenis
kupu-kupu pada suatu habitat juga di pengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar habitat terutama jenis vegetasi pakan kupu-kupu dan aktivitas kupu-kupu. Jenis kupu-kupu dari famili Nymphalidae yang terdapat di Kampus IPB Darmaga tersaji pada Gambar 6, 7, 8 dan 9. Beberapa gambar jenis kupu-kupu diambil dari sumber internet. Hal ini dikarenakan beberapa dari spesimen kupu-kupu tersebut sudah rusak pada saat melakukan identifikasi. 1
5
2
3
6
4
7
8
Gambar 6. Jenis kupu-kupu Famili Nymphalidae dari Genus Euploea, Melanitis dan Elymnias. 1) Euploea mulciber basilissa; 2) E.m. mulciber; 3) E. delone wallengreni; 4) E. tulliolus koxinga; 5) Melanitis constantia; 6) M. leda bouruana (Foto:Khew 1999);7) Elymnias nesaea nesaea; dan 8) E. hypermnestra agina.
24 Kupu-kupu akan selalu terbang untuk mencari makanan baik untuk pakan larva maupun pakan kupu-kupu berupa nektar. Kondisi sekitar habitat kebun percobaan Cikabayan terdapat jenis vegetasi pakan untuk kupu-kupu, seperti: durian, kelapa sawit, sengon, pisang, mahoni, johar, Lantana camara, kaliandra dan semak belukar lainnya. Jenis kupu-kupu dari genus Euploea, Melanitis dan Elymnias tiga jenis diantaranya didapatan pada salah satu tipe habitat saja, yaitu: Euploea delone wallengreni, E. tulliolus koxinga dan Melanitis constantia.
Adapun jumlah
individu pada setiap jenis kupu-kupu yang ditemukan untuk semua tipe habitat yang termasuk kedalam ketiga genus tersebut tersaji pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah individu pada setiap jenis dari Genus Euploea, Melanitis dan Elymnias Famili Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Jumlah (ekor)
Nama Spesies Euploea delone wallengreni E. mulciber mulciber E. m. basilissa E. tulliolus koxinga Elymnias hypermnestra agina E. nesaea nesaea Melanitis constantia M. leda bouruana
keterangan:A = arboretum lansekap B = hutan alam Al Hurriyyah C = hutan tanaman akasia D = hutan tanaman sengon
A 0 6 7 0 3 3 0 1 20
B 0 3 0 0 0 0 0 1 4
C 0 0 0 0 1 0 1 0 2
D 0 3 0 0 0 1 0 6 10
E 0 1 0 0 1 0 0 0 2
F 3 23 3 0 9 4 0 0 42
G 0 0 6 0 4 3 0 0 13
H 0 3 0 1 3 4 0 0 11
Jumlah/sp 3 39 16 1 21 15 1 8 104
E = kawasan Gymnasium F = kawasan DAR Fahutan G = kawasan perumahan dosen H = kebun percobaan Cikabayan
Genus Euploea memiliki jumlah kekayaan jenis kupu-kupu tertinggi daripada genus Melanitis dan Elymnias (Tabel 6). Hal ini dikarenakan jenis vegetasi pakan dan inang kupu-kupu dari genus Euploea di Kampus IPB Darmaga tersedia cukup banyak.
Jenis vegetasi pakan dari genus Euploea termasuk
kedalam famili Apocynaceae dan Moraceae. Adapun jenis-jenis vegetasi yang terdapat di dalam Kampus IPB antara lain: Alstonia scholaris, Ficus elastica dan Artocarpus heterophyllus.
25
5
9
6
10
4
3
2
1
7
8
11
12
Gambar 7. Jenis kupu-kupu Famili Nymphalidae dari Genus Junonia dan Ypthima 1) Junonia almana javana (Foto:Khew 1999); 2) J. erigone gardinen; 3) J.e. persiccata; 4) J. iphita iphita; 5) J.i. horsfieldi; 6) J. orithya madagascarensis; 7) J.o. leucasia; 8) J. atlites atlites (Foto:Khew 1999); 9) J. hedonia ida (Foto:Khew 1999); 10) Ypthima philomela philomela; 11) Y. horsfieldi horsfieldi; dan 12) Y. baldus newboldi.
Berdasarkan hasil penelitian, Kampus IPB Darmaga memiliki 3 jenis kupu-kupu endemik Indonesia. Salah satu jenis kupu-kupu tersebut dari famili Nymphalidae dari genus Ypthima, yaitu jenis Ypthima horsfieldi horsfieldi. Jenis kupu-kupu tersebut juga memiliki jumlah individu yang paling banyak ditemui di Kampus IPB Darmaga. Hal ini dikarenakan jenis vegetasi pakan yang berasal dari famili Gramineae sangat banyak tumbuh di kawasan Kampus IPB Darmaga. Adapun jumlah individu pada setiap jenis kupu-kupu yang ditemukan untuk semua tipe habitat yang termasuk kedalam ketiga genus tersebut tersaji pada Tabel 7. Genus Ypthima memiliki jumlah individu jenis kupu-kupu tertinggi daripada genus Junonia (Tabel 7). Hal ini dikarenakan jenis vegetasi pakan dan inangnya di Kampus IPB Darmaga tersedia cukup banyak. Jenis kupu-kupu dari genus Junonia dan Ypthima lima jenis diantara hanya ditemukan pada salah satu tipe habitat saja, yaitu: Junonia erigone gardinen, J. e. persiccata, J. iphita iphita, J. orithya madagascarensis dan J. orithya leucasia.
26 Tabel 7. Jumlah individu pada setiap jenis dari Genus Junonia dan Ypthima Famili Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Jumlah
Nama Spesies Junonia atlites atlites J. almana javana J. erigone gardinen J. e. persiccata J. hedonia ida J. iphita horsfieldi J. i. iphita J. orithya madagascarensis J. o. leucasia Ypthima philomela philomela Y. horsfieldi horsfieldi Y. baldus newboldi
keterangan:A = arboretum lansekap B = hutan alam Al Hurriyyah C = hutan tanaman akasia D = hutan tanaman sengon
A 0 0 0 0 3 0 0 0 0
B 10 5 0 0 9 5 0 0 0
C 1 0 0 0 0 2 0 0 0
D 0 0 1 0 6 1 0 0 0
E 0 1 0 0 1 1 0 7 0
F 0 0 0 0 3 9 2 0 0
G 1 1 0 1 5 6 0 0 0
H 7 6 0 0 16 5 0 0 1
Jumlah/sp 19 13 1 1 43 29 2 7 1
9
0
0
0
0
33
18
2
62
0 4 16
27 7 63
28 25 56
59 60 127
0 0 10
30 9 86
4 0 36
14 7 58
162 112 452
E = kawasan Gymnasium F = kawasan DAR Fahutan G = kawasan perumahan dosen H = kebun percobaan Cikabayan
Kampus IPB Darmaga memiliki 3 jenis kupu-kupu endemik Indonesia salah satunya adalah jenis Doleschallia polibete maturitas (Gambar 8). Jenis vegetasi pakan larvanya adalah Artocarpus heterophyllus (nangka). Jenis vegetasi tersebut sangat sedikit dijumpai di Kampus IPB Darmaga, sehingga jenis kupukupu tersebut tidak banyak dijumpai di kawasan Kampus IPB Darmaga. 1
3
2
6
5
9
10
4
7
8
11
12
Gambar 8. Jenis kupu-kupu Famili Nymphalidae dari Genus Mycalesis, Ideopsis dan Doleschallia. 1) Mycalesis janardana janardana; 2) M. malsarida; 3) M. nicotia; 4) M. perseus cepheus; 5) M. aethiops; 6) M. horsfieldi niasama; 7) M.h. horsfieldi; 8) M.h. tessimus; 9) Ideopsis vulgars macrina; 10) I. juventa kolleri; 11) Doleschallia polibete maturitas dan 12) Doleschallia bisaltide niasica.
27 Tabel 8. Jumlah individu pada setiap jenis dari Genus Mycalesis, Ideopsis dan Doleschallia Famili Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Jumlah (ekor)
Nama Spesies Mycalesis aethiops M. horsfieldi horsfieldi M. h. niasama M. h. tessimus M. janardana janardana M. malsarida M. nicotia M. perseus cepheus Ideopsis juventa kolleri I. vulgaris macrina Doleschallia polibete maturitas D. bisaltide niasica
keterangan: A = arboretum lansekap B = hutan alam Al Hurriyyah C = hutan tanaman akasia D = hutan tanaman sengon
A 3 0 0 0 4 3 2 2 10 0
B 0 0 0 0 1 0 0 2 3 0
C 0 4 0 0 7 0 0 0 7 0
D 0 26 0 0 2 0 0 0 3 0
E 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
F 4 14 0 0 9 0 4 0 16 3
G 0 0 1 3 9 3 1 0 4 0
H 0 0 0 0 2 2 0 3 38 4
Jumlah/sp 7 44 1 3 34 8 7 7 82 7
0
2
0
0
0
0
0
0
2
1 25
0 8
0 18
0 31
0 1
0 50
0 21
0 49
1 203
E = kawasan Gymnasium F = kawasan DAR Fahutan G = kawasan perumahan dosen H = kebun percobaan Cikabayan
Genus Mycalesis memiliki jumlah kekayaan jenis kupu-kupu tertinggi daripada genus Ideopsis dan Doleschallia (Tabel 8). Hal ini dikarenakan jenis vegetasi pakan dan inang kupu-kupu dari genus Mycalesis di Kampus IPB Darmaga tersedia cukup banyak.
Jenis kupu-kupu dari famili ini lebih suka
terbang dilantai hutan, karena ukuran tubuh dan sayapnya kecil serta dekat dengan jenis vegetasi sumber pakannya dari famili Gramineae. Berdasarkan hasil penelitian, Kampus IPB Darmaga memiliki 3 jenis kupu-kupu endemik Indonesia. Salah satu jenis kupu-kupu tersebut termasuk ke dalam famili Nymphalidae dari genus Cynitia, yaitu jenis Cynitia iapis (Gambar 9). Jenis tersebut ditemukan pada empat tipe habitat di Kampus IPB Darmaga, yaitu: hutan tanaman sengon, kawasan DAR Fahutan, kawasan perumahan dosen dan kebun percobaan Cikabayan.
28
1
2
5
6
9
10
4
3
7
11
8
12
13
Gambar 9. Jenis kupu-kupu Famili Nymphalidae dari berbagai genus 1) Cirrochroa tyche tyche; 2) Danaus genutia genutia; 3) Discophora necho; 4) Faunis canens agina (Foto:Khew 1999); 5) Phalanta phalanta phalanta (Foto:Khew 1999); 6) Tanaeci pelea pelea; 7) Euthalia aconthea; 8) Orsotriaena medus medus; 9) Hypolimnas bolina nerina; 10) Cupha erymanthis lotis; 11) Neptis mahendra; 12) Nemetis minerva dan 13) Cynitia iapis.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa jenis Neptis mahendra memiliki jumlah kekayaan jenis kupu-kupu tertinggi daripada genus lainnya (Tabel 9). Hal ini dikarenakan jenis vegetasi pakan dan inang kupu-kupu dari jenis Neptis mahendra di Kampus IPB Darmaga tersedia cukup banyak. Jenis kupu-kupu tersebut lebih menyukai terbang dilantai hutan, karena ukuran tubuh dan sayapnya kecil serta dekat dengan jenis vegetasi sumber pakannya dari famili Gramineae. Selain itu jenis kupu-kupu tersebut lebih menyukai daerah hutan yang tidak rapat.
29 Tabel 9. Jumlah individu pada setiap jenis kupu-kupu dari berbagai genus Famili Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Jumlah (ekor)
Nama Spesies Cirrochroa tyche tyche Danaus genutia genutia Discophora necho Faunis canens canens Phalanta phalanta phalanta Tanaecia pelea pelea Euthalia aconthea Orsotriaena medus medus Hypolimnas bolina nerina Cupha erymanthis lotis Neptis mahendra Nemetis minerva Cynitia iapis
keterangan: A = arboretum lansekap B = hutan alam Al Hurriyyah C = hutan tanaman akasia D = hutan tanaman sengon
A 22 1 1 1 10 0 29 0 0 1 8 0 0 73
B 0 0 0 7 0 0 0 0 7 2 8 1 0 25
C 0 0 0 0 0 0 0 11 6 0 7 0 0 24
D 0 0 0 0 0 0 0 4 2 0 30 0 1 37
E 0 0 0 0 0 0 0 0 8 0 1 0 0 9
F 0 0 0 0 0 0 10 1 8 0 27 0 1 47
G 0 0 0 0 0 2 1 0 8 0 5 0 1 17
H 6 2 0 0 0 0 0 0 5 0 11 0 2 26
Jumlah/sp 28 3 1 8 10 2 40 16 44 3 97 1 5 258
E = kawasan Gymnasium F = kawasan DAR Fahutan G = kawasan perumahan dosen H = kebun percobaan Cikabayan
C. Nilai Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu Berdasarkan Tipe Habitat yang Ada di Kampus IPB Darmaga Berdasarkan hasil perhitungan keanekaragaman kupu-kupu pada masingmasing lokasi penelitian dengan menggunakan Indeks Shannon-Wiener (H’), lokasi penelitian kebun percobaan Cikabayan memiliki nilai keanekaragaman yang tertinggi (3,172) dan yang terendah terdapat di lokasi penelitian Gymnasium (2,194) (Gambar 10). Perbedaan keanekaragaman tersebut disebabkan oleh jenis vegetasi disekitar lokasi yang digunakan sebagai sumber pakan dan cover lebih bervariasi. Selain itu didukung dengan kondisi lingkungan habitatnya yang cukup baik untuk hidup kupu-kupu. Kondisi tersebut menyangkut ketersediaan vegetasi sebagai sumber pakan seperti: jeruk, kopi, durian, kelapa sawit, sengon, pisang, mahoni, johar, Lantana camara, harendong, kaliandra, babandotan, jukut pait dan semak belukar lainnya.
Selain itu antara jenis kupu-kupu yang satu dengan kupu-kupu yang lain berbeda dalam memilih jenis tumbuhan inang yang menjadi makan larvanya (Patton 1963 dalam Amir dkk. 2003). Kondisi lingkungan pada lokasi ini jauh dari jalan utama
sehingga udaranya sejuk, belum terpolusi, matahari yang cukup dan dekat dengan
30 sumber air seperti sungai dan kolam-kolam kecil. Kondisi lingkungan seperti itulah yang lebih disukai oleh kupu-kupu untuk dapat menempati suatu habitat. 3.500 3.000
2.7990 2.3835
2.500
H'
2.6533 2.5284
3.1035 3.0011 3.1721 2.1943
2.000 1.500 1.000 0.500 0.000 A
B
C
D
E
F
G
H
Lokasi Penelitian
Gambar 10. Nilai Indeks Shannon-Wiener (H’) pada pada masing-masing habitat keterangan:A = arboretum lansekap B = hutan alam Al Hurriyyah C = hutan tanaman akasia D = hutan tanaman sengon
E = kawasan Gymnasium F = kawasan DAR Fahutan G = kawasan perumahan dosen H = kebun percobaan Cikabayan
Dari ke empat famili yang didapatkan, jenis kupu-kupu dari famili Nymphalidae yang paling banyak ditemui dan memiliki tingkat keanekaragaman tertinggi. Hal ini dikarenakan jenis kupu-kupu yang termasuk dalam famili ini mudah beradaptasi dan memiliki jumlah jenis paling banyak diantara famili lainnya. Selain itu jenis vegetasi yang menjadi sumber pakannya lebih bervariasi, antara lain: Ficus benjamina, Calophyllum inophyllum, Khaya anthoteca, Baringtonia asiatica, Swietenia macrophylla, Hevea brasiliensis, Pterocarpus indicus, Arthocarpus heterophyllus, kaliandra, sonokeling dan jenis semak
belukar lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, jenis kupu-kupu dari famili Papilionidae merupakan jenis yang memiliki nilai keanekaragaman lebih rendah dari famili lainnya. Hal ini disebabkan karena jumlah jenis vegetasi yang menjadi sumber pakan kupu-kupu dan larvanya sangat sedikit dan kurang beragam. Untuk jenis vegetasi hasil analisis vegetasi yang menjadi pakan dari famili Papilionidae adalah jeruk dan sirsak. Adapun jenis kupu-kupu dari Famili Papilionidae yang terdapat di Kampus IPB Darmaga tersaji pada Gambar 11.
31
1
2
3
6 5
6
4
7
8
9
Gambar 11. Jenis kupu-kupu Famili Papilionidae 1) Papilio memnon agenor; 2) P. demolion demolion; 3) P. coon; 4) P. paranthus paranthus; 5) P. polytes romulus (Foto:Khew 1999); 6) P. demoleus novoguineensis; 7) Graphium agamemnon agamemnon;8) G. sarpedon sarpedon dan 9) G. euryphylus lycaenoides.
Berdasarkan hasil penelitian, jenis kupu-kupu dari famili Lycaenidae memiliki nilai keanekaragaman jenis yang rendah. Hal ini disebabkan karena jumlah jenis vegetasi yang menjadi sumber pakan kupu-kupu dan larvanya sangat sedikit dan kurang beragam. Jenis vegetasi untuk pakan dari famili Lycaenidae, yaitu: pasang, jambu, Chrysopogon aciculatus (rumput jarum) dan tembelekan. Jenis kupu-kupu tersebut lebih menyukai terbang dilantai hutan, karena ukuran tubuh dan sayapnya kecil serta dekat dengan jenis vegetasi sumber pakannya. Adapun jenis kupu-kupu dari Famili Lycaenidae yang terdapat di Kampus IPB Darmaga tersaji pada Gambar 12.
32 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar 12. Jenis kupu-kupu Famili Lycaenidae 1) Tajuria cippus pseudolonginus; 2) Catochrysops strabo naerina (Foto:Khew 1999); 3) Jamides abdul; 4) Jamides pura tenus; 5) Allotinus posidion; 6) Zizina otis lampa (Foto:Khew 1999); 7) Milatus boisduvali boisduvali; 8) Miletus scellarius; 9) Miletus symethus petronius dan 10) Loxura atymnus fuconius.
D. Sebaran Nilai Kemerataan Jenis Kupu-Kupu Berdasarkan Tipe Habitat yang Ada di Kampus IPB Darmaga Berdasarkan hasil perhitungan indeks kemerataan jenis (E) menunjukkan bahwa jenis kupu-kupu yang berada pada masing-masing tipe habitat yang berada di kawasan Kampus IPB Darmaga cukup tersebar merata (Gambar 13). Perhitungan tersebut berdasarkan jumlah jenis yang ditemukan pada masingmasing lokasi. Lokasi penelitian di kawasan DAR Fakultas Kehutanan memiliki nilai kemerataan yang tertinggi (0,880) dan yang terendah terdapat pada lokasi penelitian hutan alam Al Hurriyah (0,701). Nilai kemerataan jenis kupu-kupu pada lokasi pengamatan DAR lebih tinggi dari lokasi lain, karena jenis vegetasi yang terdapat di lokasi ini tersebar merata diseluruh kawasan DAR.
Jenis
vegetasi pada lokasi DAR yaitu: tanaman karet, gmelina, sengon, akasia, bambu dan rerumputan.
33 1.000 0.900 0.800
0.880
0.871 0.787
0.785 0.701
0.700
0.851
0.866
G
H
0.721
0.600
E 0.500 0.400 0.300 0.200 0.100 0.000 A
B
C
D
E
F
Lokasi Penelitian
Gambar 13. Nilai Kemerataan Jenis (E) pada masing-masing Habitat keterangan:A = arboretum lansekap B = hutan alam Al Hurriyyah C = hutan tanaman akasia D = hutan tanaman sengon
E = kawasan Gymnasium F = kawasan DAR Fahutan G = kawasan perumahan dosen H = kebun percobaan Cikabayan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan empat famili kupu-kupu yang berbeda-beda. Dari keempat famili tersebut, famili Nymphalidae yang paling banyak ditemui dan mempunyai nilai kemerataan tertinggi (Gambar 14). 0.3000
0.2476
0.2500 0.2000
0.1512
E 0.1500 0.1000
0.0925 0.0377
0.0500 0.0000 Papilionidae
Pieridae
Nymphalidae
Lycaenidae
Famili
Gambar 14. Nilai Kemerataan Jenis (E) pada masing-masing Famili Penyebab terjadinya nilai kemerataan kupu-kupu pada famili Nymphalidae lebih tinggi, karena jenis kupu-kupu yang termasuk dalam famili ini beragam. Dalam susunan taksonomi ordo Lepidoptera, famili Nymphalidae mempunyai genus yang terbanyak dengan jumlah 13 genus (Vane, dkk. 1984). Kondisi seperti ini mempengaruhi jenis vegetasi yang digunakan sebagai sumber pakan larvanya pun beragam dan merata, mulai dari tumbuhan bawah sampai tumbuhan tingkat tinggi. Hal ini dikarenakan antara jenis yang satu dengan jenis yang lain berbeda dalam memilih jenis tumbuhan inang yang menjadi makan larvanya (Patton 1963 dalam Amir, dkk. 2003).
34 Berdasarkan hasil uji statistik terhadap kemerataan jenis kupu-kupu di Kampus IPB Darmaga, maka dapat dikatakan bahwa jenis kupu-kupu yang didapat tidak menyebar merata pada semua tipe habitat. Hal ini ditunjukkan 2
2 dengan hasil uji χ Hitung (340,381) lebih besar daripada χ Tabel (14,067). Hal ini
dikarenakan kondisi lingkungan baik fisik maupun biologi pada setiap tipe habitat berbeda-beda. Perbedaan yang terdapat pada setiap tipe habitat tersebut terutama pada jenis vegetasi yang merupakan sebagai sumber pakan bagi ulat maupun kupu-kupu. Selain jenis vegetasi yang ada, ketersediaan air, kondisi udara yang bersih dan cahaya matahari yang cukup juga sangat diperlukan oleh kupu-kupu. Cahaya sangat diperlukan oleh serangga termasuk kupu-kupu karena mereka berdarah dingin. Cahaya akan memberikan panas energi tubuh sehingga suhu tubuh meningkat dan metabolisme tubuh lebih cepat.
Pada larva kupu-kupu
peningkatan suhu tubuh akan mempercepat pertumbuhannya.
E. Nilai Kepadatan Jenis Kupu-Kupu Berdasarkan Tipe Habitat yang Ada di Kampus IPB Darmaga Untuk tingkat kepadatan tertinggi yaitu pada lokasi pengamatan sekitar kawasan DAR (405 ekor/ha) dan terendah pada lokasi pengamatan hutan tanaman akasia (177 ekor/ha) (Gambar 15). Hal ini dikarenakan jumlah vegetasi untuk sumber pakan kupu-kupu yang terdapat di kawasan DAR lebih banyak dan bervariasi terutama tumbuhan bawahnya.
Selain itu juga kondisi lingkungan
sekitar DAR sangat baik dengan adanya taman yang berada di depan gedung Gymnasium yang terdapat jenis tanaman berbunga. 450
405
K ep ad atan(eko r/H a)
400 350
354 308
300
304
302
250
224
203
177
200 150 100 50 0 A
B
C
D
E
F
G
Lokasi Penelitian
Gambar 15. Nilai Kepadatan Jenis (ekor/Ha) pada masing-masing habitat keterangan:A = arboretum lansekap B = hutan alam Al Hurriyyah C = hutan tanaman akasia D = hutan tanaman sengon
E = kawasanGymnasium F = kawasan DAR Fahutan G = kawasan perumahan dosen H = kebun percobaan Cikabayan
H
35 Mattimu et al. (1977) dalam Aidid (2001), mengatakan bahwa komponen habitat yang penting bagi kehidupan kupu-kupu adalah faktor jenis vegetasi untuk pakan, cahaya yang cukup, udara yang bersih atau tidak terpolusi dan air sebagai materi yang dibutuhkan untuk kelembaban lingkungan dimana kupu-kupu tersebut hidup. Jenis vegetasi yang terdapat di lokasi DAR antara lain: tanaman karet, gmelina, sengon, akasia, bambu dan rerumputan. Jenis kupu-kupu yang hanya ditemukan di kawasan DAR adalah Junonia iphita iphita dan Euploea delone wallengreni dari famili Nymphalidae.
Berdasarkan data pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa tingkat kepadatan tertinggi pada lima tipe habitat (C, D, F, G dan H) adalah famili Nymphalidae. Untuk tiga tipe habitat (A, B dan E) lainnya, famili Pieridae merupakan famili yang memiliki tingkat kepadatan tertinggi. Tingginya nilai kepadatan jenis dari famili Nymphalidae dikarenakan jenis vegetasi yang menjadi sumber pakannya tersedia sangat banyak, seperti: Ficus benjamina, Calophyllum inophyllum, Khaya anthoteca, Baringtonia asiatica, Swietenia macrophylla, Hevea brasiliensis, Pterocarpus indicus, Arthocarpus heterophyllus, kaliandra, sonokeling dan jenis
semak belukar lainnya. Tabel 10. Nilai kepadatan (ekor/ha) jenis setiap famili untuk setiap tipe habitat Famili Papilionidae Pieridae Nymphalidae Lycaenidae
A 40 134 23 0
B 35 161 100 8
C 34 38 100 5
D 16 133 205 0
keterangan:A = arboretum lansekap B = hutan alam Al Hurriyyah C = hutan tanaman akasia D = hutan tanaman sengon
E 21 160 22 0
F 51 119 225 10
G 65 43 87 29
H 85 55 144 18
Total 347 843 906 70
E = kawasanGymnasium F = kawasan DAR Fahutan G = kawasan perumahan dosen H = kebun percobaan Cikabayan
Sedangkan famili Pieridae memiliki nilai kepadatan tertinggi pada tiga tipe habitat, dikarenakan jenis vegetasi yang menjadi sumber pakannya sangat banyak. Jenis vegetasi yang menjadi sumber pakan itu adalah sengon dan johar. Selain itu, kondisi pada habitat tersebut sangat terbuka sehingga intensitas sinar mataharinya tinggi. Kondisi tersebut sangat disukai oleh jenis kupu-kupu dari famili Pieridae. Hal ini sesuai dengan pernyataan Miller and Miller (2004), yang menyatakan bahwa hampir semua spesies dari famili Pieridae menyukai habitat yang terbuka dan sinar matahari yang cukup. Adapun jenis kupu-kupu dari famili
36 Pieridae yang terdapat di habitat kawasan Gymnasium Kampus IPB Darmaga tersaji pada Gambar 16.
5
9
3
2
1
7
6
11
10
4
8
12
Gambar 16. Jenis kupu-kupu Famili Pieridae 1) Eurema blanda sahara; 2) E. b. Blanda (Foto:Khew 1999); 3) E. hecabe hecabe; 4) Catopsilia pyranthe pyranthe; 5) C. crocale; 6) C. scylla scylloides; 7) C. pamona pamona (Foto:Khew 1999); 8) Leptosia nina malayana; 9) Appias olferna olferna; 10) Delias besilama besilama; 11) D. hyparete hyparete dan 12) D. henningia henningia.
Dari 77 spesies kupu-kupu yang ditemukan selama penelitian di Kawasan Kampus IPB Darmaga, didapatkan 3 spesies endemik Indonesia yang termasuk dalam famili Nymphalidae, yaitu: Ypthima horsfieldi horsfieldi, Doleschallia polibete maturitas dan Cynitia iapis.
Spesies tersebut tersebar di wilayah
Sumatra, Sulawesi, Jawa dan Bali (PIKA 2006). Untuk jenis Ypthima horsfieldi horsfieldi banyak ditemukan diseluruh lokasi pengamatan, kecuali lokasi
arboretum lansekap dan kawasan Gymnasium.
Selama penelitian, jenis
Doleschallia polibete maturitas hanya ditemukan di lokasi pengamatan hutan
alam Al Hurriyyah. Sedangkan untuk jenis Cynitia iapis banyak dan dapat kita temui pada lokasi pengamatan hutan tanaman sengon, kawasan DAR, perumahan dosen dan kebun percobaan Cikabayan. Keberadaan spesies tersebut disebabkan oleh tersedianya jenis vegetasi pakan pada habitat yang ditemukan, seperti: jenis Artocarpus heterophylus
37 (nangka) dan berbagai jenis rerumputan. Oleh karena itu, keberadaan spesies kupu-kupu tersebut di kawasan Kampus IPB Darmaga patut menjadi acuan oleh pihak institusi dalam melakukan pengelolaan dan pengembangan kawasan kampus, sehingga dapat menjaga kelestarian spesies tersebut.
F. Tingkat Kesamaan Penggunaan Habitat Jenis Kupu-Kupu yang Ada di Kampus IPB Darmaga Untuk mengetahui tingkat kesamaan jenis dalam menggunakan habitat, yaitu dengan menggunakan perhitungan indeks kesamaan jenis (Indeks Similaritas). Berdasarkan hasil perhitungan indeks similaritas yang memiliki nilai indeks tertinggi yaitu pada habitat hutan tanaman akasia dan hutan tanaman sengon yaitu sebesar 0,53. Sedangkan yang memiliki nilai indeks terendah yaitu pada habitat arboretum lansekap dan hutan tanaman akasia sebesar 0,25 (Tabel 11). Tabel 11. Hasil perhitungan indeks kesamaan jenis kupu-kupu terhadap tipe habitat IS
B 0.26
C
D 0.31 0.38 0.53
A 0.25 0.42 B C D E F G keterangan: A = arboretum lansekap B = hutan alam Al Hurriyyah C = hutan tanaman akasia D = hutan tanaman sengon
E 0.31 0.38 0.31 0.31
F 0.48 0.31 0.49 0.51 0.38
G 0.36 0.26 0.31 0.31 0.34 0.51
H 0.40 0.38 0.36 0.39 0.40 0.49 0.46
E = kawasan Gymnasium F = kawasan DAR Fahutan G = kawasan perumahan dosen H = kebun percobaan Cikabayan
Ketidaksamaan dalam menggunakan habitat oleh jenis kupu-kupu itu dikarenakan kupu-kupu merupakan salah satu jenis serangga pemakan tumbuhan (daun) pada saat menjadi larva atau ulat dan memakan nektar atau madu yang terdapat di bunga pada saat sudah dewasa. Adapun jenis vegetasi yang digunakan sebagai pakan antara ulat jenis yang satu dengan jenis yang lainnya berbeda. Oleh karena itu, serangga jenis ini akan ada pada suatu habitat apabila terdapat tumbuhan pakannya.
38 Berdasarkan tabel 11, habitat hutan tanaman akasia dan hutan tanaman sengon memiliki nilai kesamaan penggunaan habitat yang lebih tinggi diantara habitat yang lainnya. Hal ini dikarenakan kedua habitat tersebut memiliki kondisi lingkungan yang mirip.
Kondisi lingkungan tersebut yaitu: keduanya dekat
dengan sumber air (danau dan sungai), berdampingan dengan jalan lingkar kampus dan jarak antara keduanya berdekatan sehingga dapat saling mempengaruhi mobilitas kupu-kupu. Pada habitat arboretum lansekap dan hutan tanaman akasia memiliki nilai yang lebih rendah diantara habitat yang lainnya, karena kedua habitat tersebut memiliki kondisi lingkungan yang cukup berbeda. Kondisi lingkungan tersebut yaitu: untuk habitat hutan tanaman akasia lebih dekat dengan sumber air dan untuk habitat arboretum lansekap diapit oleh jalan lingkar kampus, serta jarak diantara keduanya berjauhan.
Selain itu jenis vegetasi pakan pada habitat
arboretum lansekap lebih beragam daripada jenis vegetasi pakan pada habitat hutan tanaman akasia.
Adapun daftar jenis kupu-kupu yang menempati
habitatnya, disajikan pada Lampiran 9.
39
VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Jenis kupu-kupu yang ditemukan selama bulan Maret-Oktober 2006 di Kawasan Kampus IPB Darmaga sebanyak 77 spesies dari 4 famili, yaitu: Papilionidae (9 spesies), Pieridae (13 spesies), Nymphalidae (45 spesies) dan Lycaenidae (10 spesies). Dari semua jenis yang ditemukan 3 spesies diantaranya adalah endemik Indonesia. Jenis endemik Indonesia yang ditemukan pada lokasi pengamatan termasuk ke dalam famili Nymphalidae, yaitu: Ypthima horsfieldi horsfieldi, Doleschallia polibete maturitas dan Cynitia iapis.
Habitat yang memiliki keragaman jenis kupu-kupu tertinggi adalah kebun percobaan Cikabayan (H’=3.172), sedangkan yang memiliki keragaman terendah adalah kawasan Gymnasium (H’=2.194). Untuk tingkat kepadatan tertinggi yaitu pada habitat kawasan DAR (405 ekor/ha) dan terendah pada habitat hutan tanaman akasia (177 ekor/ha). Secara umum jenis kupu-kupu yang berada di Kampus IPB Darmaga tidak menyebar merata.
Untuk tingkat kesamaan
penggunaan habitat tertinggi yaitu pada habitat hutan tanaman akasia dan hutan tanaman sengon (0,53) dan terendah pada habitat arboretum lansekap dan hutan tanaman akasia (0,25).
B. Saran 1.
Mengingat ditemukannya tiga jenis endemik Indonesia dikawasan kampus IPB Darmaga, maka dalam melakukan pengelolaan kawasan kampus sebaiknya dibuat suatu areal yang ditujukan untuk pelestarian ketiga jenis tersebut. Areal tersebut terdapat jenis vegetasi yang merupakan sumber pakannya, seperti: jenis Artocarpus heterophylus (nangka) dan berbagai jenis rerumputan.
2.
Dibuatkan buku panduan lapang (field guide) kupu-kupu di Kampus IPB.
3.
Untuk lebih mengenalkan kupu-kupu ke mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya serta untuk menunjang program wisata kampus, maka sebaiknya dibuatkan papan informasi yang berisi minimal gambar dan nama jenisnya disetiap habitat.
40
DAFTAR PUSTAKA Aidid, L. 1991. Studi penangkaran kupu-kupu di Bantimurung Kabupaten Maros Propinsi Sulawesi Selatan [Skripsi Sarjana]. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Alikodra, H.S. 1979. Dasar-dasar Pembinaan Margasatwa. Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor. Amir, M. dan W.A. Noerdjito. 1990. Kupu yang Terancam Punah dan Pelestariannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi – LIPI. Bogor. Amir, M, W.A. Noerdjito dan S. Kahono. 2003. Serangga Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Bagian Barat: Kupu (Lepidoptera). BCP – JICA. Bogor. Borror, D.J., C.A.Triplehorn and N.F. Johnson. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Keenam. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Clark, L.R, P.W. Geigera, R.D. Hugles and Morris. 1966. The Ecology of Insect Population in Theory and Practice. The English Language Book Society and Campman and Hall. Cambera. Corbet, A.S. and H.M. Pandlebury. 1934. The Butterflies of Malaya Peninsula. Kyle, Palmer & Co., Ltd. Kuala Lumpur. Fleming, W.A. 1974. Butterfly of West Malaysia and Singapore. Longman Malaysia Sdn. Berhad. Hamidun, M.S. 2003. Penangkaran kupu-kupu oleh masyarakat di Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. [terhubung berkala]. http://rudyct.topcities.com/pps702_71034/marini_susanti.htm [08 Mei 2004]. Hernowo, J.B., R. Soekmadi dan Ekarelawan. 1991. Kajian Pelestarian Satwaliar di Kampus IPB Darmaga [catatan penelitian]. Buletin Media Konservasi3:45. Bogor. Jaya, N.S. 2003. Citra Ikonos Kampus IPB Darmaga, 31 Juli 2003. Kerjasama antara Laboratorium Inventarisasi Sumberdaya Hutan, Fahutan-IPB dan PT Waindo Specterra. Bogor. Kartono, A.P. 2000. Teknik Inventarisasi Satwaliar dan Habitatnya. Laboratorium Ekologi Satwaliar, Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan-Institut Pertanian Bogor. Bogor. Khew,
SK. 1999. Singapore Butterfly Checklist. [terhubung berkala]. http://www.geocities.com/RainForest/Vines/2382/sgchecklist.htm. [23 Agustus 2006].
41 Kosmaryandi, N. 1991. Studi tata letak pohon di ruang terbuka danau kampus IPB Darmaga ditinjau dari segi konservasi [Skripsi Sarjana]. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan-Institut Pertanian Bogor. Bogor. Krebs, C.J. 1978. Ecological Methodology. Harper and Row, Publisher, New York. Kurnia, I. 2003. Studi keanekaragaman jenis burung untuk pengembangan wisata birdwacthing di Kampus IPB Dramaga [Skripsi Sarjana]. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan-Institut Pertanian Bogor. Bogor. Lestari, V. 2002. Studi keanekaragaman jenis kupu-kupu di areal Unocal Geothermal of Indonesia Limited Gunung Salak Kabupaten Sukabumi [Skripsi Sarjana]. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan-Institut Pertanian Bogor. Bogor. Miller, L.D and J.Y. Miller. 2004. The Butterfly Handbook. Grange Books Plc. United Kingdom. Noerdjito, W.A dan P. Aswari. 2003. Metode Survei dan Pemantauan Populasi Satwa: Seri Keempat Kupu-kupu Papilionidae. Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-LIPI Cibinong. Bogor. Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Penerjemah: T. Samingan dan B. Srigandono. Gadjahmada University Press. Yogyakarta. [PIKA] Pusat Informasi Konservasi Alam. 2006. Data Kupu-kupu Endemik Indonesia. [terhubung berkala]. http://li.defined.net/cgibin/pika.exe/spd?SID=930731395&spd=2635&sub=6156&tx=LE [06 Desember 2006]. Priatna, H. 1990. Habitat dan pergerakan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis Raffles,1821) di Cagar Alam Muara Angke, Jakarta [Skripsi Sarjana]. Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas KehutananInstitut Pertanian Bogor. Bogor. Sihombing, D.T.H. 1999. Satwa Harapan I: Pengantar Ilmu dan Tehnologi Budidaya. Pustaka Wirausaha Muda. Bogor. Simanjuntak, O.F.M. 2000. Kajian produksi dan tingkah laku beberapa jenis kupu-kupu yang terdapat di beberapa daerah di Kabupaten Bogor [Tesis]. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Smart, P. 1975. The Illustrated Encyclopedia of The Butterfly World. Salamander Books Ltd. London. ________. 1976. The Illustrated Encyclopedia of The Butterfly World in Colour. Paul Smart Press.
42 Soerianegara, I. 1996. Ekologisme dalam Konsep Pengelolaan Sumberdaya Hutan secara Lestari dalam Ekologi, Ekologisme dan Pengelolaan Sumberdaya Hutan. E. Suhendang; C. Kusmana; Istomo dan L. Syaufina (Penyunting). Jurusan Manajemen Hutan Institut Pertanian Bogor. Bogor. [SPKKD] Stasiun Pengamatan Klimatologi Kelas I Darmaga. 2003. Data Iklim Tahun 2001-2003. SPKKD. Bogor. The
Wildlife Trusts. 2001. Butterfly Transects. [terhubung berkala]. http://www.wildlifetrusts.org.uk/northumberland/Butterflies.htm [18 Januari 2001].
Tsukada, E. 1982. Butterfly of The South East Asian Islands, part 3: Satyridae and Lybytheidae. Plapac Co.,Ltd. __________. 1985. Butterfly of The South East Asian Islands, part 4: Nymphalidae (I). Plapac Co.,Ltd. Japan. __________. 1991. Butterflies of The South East Asian Islands, part 5: Nymphalidae (II). Azumino Butterflies Research Institute. Japan. Vane, R.I., Wright and P.R. Ackery. 1984. The Biology of Butterflies, Symposium of the Royal Entomological Society of London Number 11. Academic Press. London. Yaherwandi. 2005. Keanekaragaman Hymenoptera Parasitoid pada beberapa tipe lansekap pertanian di daerah aliran sungai (DAS) Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat [Disertasi]. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Arboretum Lansekap No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Famili Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Pieridae Pieridae Pieridae Pieridae Pieridae Pieridae Pieridae
Jenis Cirrochroa tyche tyche Cupha erymanthis lotis Danaus genutia genutia Discophora necho Doleschallia bisaltide niasica Elymnias hypermnestra agina Elymnias nesaea nesae Euploea mulciber basilissa Euploea mulciber mulciber Euthalia aconthea Faunis canens canens Ideopsis juventa kolleri Junonia hedonia ida Melanitis leda bouruana Mycalesis aethiops Mycalesis janardana janardana Mycalesis malsarida Mycalesis nicotia Mycalesis perseus cepheus Neptis mahendra Phalanta phalanta phalanta Ypthima baldus newboldi Ypthima philomela philomela Graphium agamemnon agamemnon Graphium sarpedon sarpedon Papilio demoleus novoguineensis Papilio demolion demolion Papilio memnon agenor Appias olferna olferna Catopsilia crocale Catopsilia pamona pamona Delias hyparete despoliata Eurema blanda blanda Eurema hecabe hecabe Leptosia nina malayana Jumlah Individu (N) Jumlah Spesies (S) H' Kemerataan (E) Luas (Ha)
n 22 1 1 1 1 3 3 7 6 29 1 10 3 1 3 4 3 2 2 8 10 4 9 15 6 4 3 12 1 1 1 1 22 30 78 308 35 2,7990 0,7873 1
pi ln pi -0,1885 -0,0186 -0,0186 -0,0186 -0,0186 -0,0451 -0,0451 -0,0860 -0,0767 -0,2225 -0,0186 -0,1113 -0,0451 -0,0186 -0,0451 -0,0564 -0,0451 -0,0327 -0,0327 -0,0948 -0,1113 -0,0564 -0,1032 -0,1472 -0,0767 -0,0564 -0,0451 -0,1264 -0,0186 -0,0186 -0,0186 -0,0186 -0,1885 -0,2268 -0,3478 -2,7992
D 22 1 1 1 1 3 3 7 6 29 1 10 3 1 3 4 3 2 2 8 10 4 9 15 6 4 3 12 1 1 1 1 22 30 78 308
44 Lampiran 2. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Hutan Alam Al Hurriyah No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Famili Lycaenidae Lycaenidae Lycaenidae Lycaenidae Lycaenidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Pieridae Pieridae Pieridae Pieridae
Jenis Allotinus posidion Jamides abdul Loxura atymnus fuconius Miletus scellarius Miletus symethus petronius Cupha erymanthis lotis Doleschallia polibete maturitas Euploea mulciber mulciber Faunis canens canens Hypolimnas bolina nerina Ideopsis juventa kolleri Junonia almana javana Junonia atlites atlites Junonia hedonia ida Junonia iphita horsfieldi Melanitis leda bouruana Mycalesis janardana janardana Mycalesis perseus cepheus Nemetis minerva Neptis mahendra Ypthima baldus newboldi Ypthima horsfieldi horsfieldi Graphium agamemnon agamemnon Papilio coon Papilio demolion demolion Papilio memnon agenor Catopsilia scylla scylloides Eurema blanda sahara Eurema hecabe hecabe Leptosia nina malayana Jumlah Individu (N) Jumlah Spesies (S) H' Kemerataan (E) Luas (Ha)
n 1 1 4 1 1 2 2 3 7 7 3 5 10 9 5 1 1 2 1 8 7 27 9 4 11 11 2 5 127 27 304 30 2,3835 0,7008 1
pi ln pi -0,0188 -0,0188 -0,0570 -0,0188 -0,0188 -0,0331 -0,0331 -0,0456 -0,0868 -0,0868 -0,0456 -0,0676 -0,1123 -0,1042 -0,0676 -0,0188 -0,0188 -0,0331 -0,0188 -0,0957 -0,0868 -0,2150 -0,1042 -0,0570 -0,1201 -0,1201 -0,0331 -0,0676 -0,3646 -0,2150 -2,3835
D 1 1 4 1 1 2 2 3 7 7 3 5 10 9 5 1 1 2 1 8 7 27 9 4 11 11 2 5 127 27 304
45 Lampiran 3. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Hutan Tanaman Akasia No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Famili Lycaenidae Lycaenidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Pieridae Pieridae Pieridae Pieridae
Jenis Jamides abdul Loxura atymnus fuconius Elymnias hypermnestra agina Hypolimnas bolina nerina Ideopsis juventa kolleri Junonia atlites atlites Junonia iphita horsfieldi Melanitis constantia Mycalesis horsfieldi horsfieldi Mycalesis janardana janardana Neptis mahendra Orsotriaena medus medus Ypthima baldus newboldi Ypthima horsfieldi horsfieldi Graphium agamemnon agamemnon Papilio demolion demolion Papilio memnon agenor Delias hyparete despoliata Eurema blanda blanda Eurema hecabe hecabe Leptosia nina malayana Jumlah Individu (N) Jumlah Spesies (S) H' Kemerataan (E) Luas (Ha)
n 3 2 1 6 7 1 2 1 4 7 7 11 25 28 18 8 8 2 6 23 7 177 21 2,6533 0,8715 1
pi ln pi -0,0691 -0,0507 -0,0292 -0,1147 -0,1277 -0,0292 -0,0507 -0,0292 -0,0856 -0,1277 -0,1277 -0,1727 -0,2765 -0,2917 -0,2325 -0,1400 -0,1400 -0,0507 -0,1147 -0,2652 -0,1277 -2,6533
D 3 2 1 6 7 1 2 1 4 7 7 11 25 28 18 8 8 2 6 23 7 177
46 Lampiran 4. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Hutan Tanaman Sengon No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Famili Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Pieridae Pieridae Pieridae Pieridae Pieridae Pieridae
Jenis Cynitia iapsis Elymnias nesaea nesaea L Euploea mulciber mulciber Hypolimnas bolina nerina Fabr. Ideopsis juventa kolleri Junonia erigone gardinen Junonia hedonia ida Junonia iphita horsfieldi Melanitis leda bouruana L. Mycalesis horsfieldi horsfieldi Mycalesis janardana janardana Neptis mahendra Orsotriaena medus medus Ypthima baldus newboldi Ypthima horsfieldi horsfieldi Graphium agamemnon agamemnon Papilio coon Papilio demolion demolion Papilio memnon agenor Delias belisama belisama Delias hyparete despoliata Eurema blanda blanda Eurema hecabe hecabe Leptosia nina malayana Terias hecabe Jumlah Individu (N) Jumlah Spesies (S) H' Kemerataan (E) Luas (Ha)
n 1 1 3 2 3 1 6 1 6 26 2 30 4 60 59 7 1 7 1 20 3 15 47 10 38 354 25 2,5284 0,7854 1
pi ln pi -0,0166 -0,0166 -0,0404 -0,0292 -0,0404 -0,0166 -0,0691 -0,0166 -0,0691 -0,1918 -0,0292 -0,2092 -0,0507 -0,3008 -0,2986 -0,0776 -0,0166 -0,0776 -0,0166 -0,1623 -0,0404 -0,1340 -0,2681 -0,1008 -0,2396 -2,5284
D 1 1 3 2 3 1 6 1 6 26 2 30 4 60 59 7 1 7 1 20 3 15 47 10 38 354
47 Lampiran 5. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Kawasan GYMNASIUM No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Famili Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Pieridae Pieridae Pieridae Pieridae Pieridae Pieridae
Jenis Elymnias hypermnestra agina Euploea mulciber mulciber Hypolimnas bolina nerina Ideopsis juventa kolleri Junonia almana javana Junonia hedonia ida Junonia iphita horsfieldi Junonia orithya madagascarensis Neptis mahendra Graphium agamemnon agamemnon Graphium euryphylus lycaenoides Graphium sarpedon sarpedon Papilio demoleus novoguineensis Papilio demolion demolion Papilio memnon agenor Appias olferna olferna Catopsilia pamona pamona Catopsilia pyranthe pyranthe Catopsilia scylla scylloides Eurema hecabe hecabe Leptosia nina malayana Jumlah Individu (N) Jumlah Spesies (S) H' Kemerataan (E) Luas (Ha) Jumlah Spesies (S) H' Kemerataan (E) Luas (Ha)
n 1 1 8 1 1 1 1 7 1 6 1 2 1 5 6 30 2 22 67 27 12 203 21 2,1943 0,7207 1 25 2,5284 0,7854 1
pi ln pi -0,0262 -0,0262 -0,1274 -0,0262 -0,0262 -0,0262 -0,0262 -0,1161 -0,0262 -0,1041 -0,0262 -0,0455 -0,0262 -0,0912 -0,1041 -0,2826 -0,0455 -0,2408 -0,3659 -0,2683 -0,1672 -2,1943
D 1 1 8 1 1 1 1 7 1 6 1 2 1 5 6 30 2 22 67 27 12 203
48 Lampiran 6. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Kawasan DAR No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Famili Lycaenidae Lycaenidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Pieridae Pieridae Pieridae Pieridae Pieridae
Jenis Catochrysops strabo naerina Jamides abdul Cynitia iapsis Elymnias hypermnestra agina Elymnias nesaea nesaea Euploea delone wallengreni Euploea mulciber basilissa Euploea mulciber mulciber Euthalia aconthea Hypolimnas bolina nerina Ideopsis juventa kolleri Ideopsis vulgaris macrina Junonia hedonia ida Junonia iphita horsfieldi Junonia iphita iphita Mycalesis aethiops Mycalesis horsfieldi horsfieldi Mycalesis janardana janardana Mycalesis nicotia Neptis mahendra Orsotriaena medus medus Ypthima baldus newboldi Ypthima horsfieldi horsfieldi Ypthima philomela philomela Graphium agamemnon agamemnon Graphium sarpedon sarpedon Papilio demoleus novoguineensis Papilio demolion demolion Papilio memnon agenor Appias olferna olferna Delias hyparete despoliata Eurema blanda blanda Eurema hecabe hecabe Leptosia nina malayana Jumlah Individu (N) Jumlah Spesies (S) H' Kemerataan (E) Luas (Ha)
n 8 2 1 9 4 3 3 23 10 8 16 3 3 9 2 4 14 9 4 27 1 9 30 33 15 7 3 22 4 6 18 8 62 25 405 34 3,1035 0,8801 1
pi ln pi -0,0775 -0,0262 -0,0148 -0,0846 -0,0456 -0,0363 -0,0363 -0,1629 -0,0914 -0,0775 -0,1277 -0,0363 -0,0363 -0,0846 -0,0262 -0,0456 -0,1163 -0,0846 -0,0456 -0,1805 -0,0148 -0,0846 -0,1928 -0,2043 -0,1221 -0,0701 -0,0363 -0,1582 -0,0456 -0,0624 -0,1384 -0,0775 -0,2873 -0,1719 -3,1035
D 8 2 1 9 4 3 3 23 10 8 16 3 3 9 2 4 14 9 4 27 1 9 30 33 15 7 3 22 4 6 18 8 62 25 405
49 Lampiran 7. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Kawasan Perumahan Dosen No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Famili Lycaenidae Lycaenidae Lycaenidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Pieridae Pieridae Pieridae Pieridae
Jenis Catochrysops strabo naerina Milatus boisduvali boisduvali Zizina otis lampa Cynitia iapsis Elymnias hypermnestra agina Elymnias nesaea nesaea Euploea mulciber basilissa Euthalia aconthea Hypolimnas bolina nerina Ideopsis juventa kolleri Junonia almana javana Junonia atlites atlites Junonia erigone persiccata Junonia hedonia ida Junonia iphita horsfieldi Mycalesis horsfieldi niasama Mycalesis horsfieldi tessimus Mycalesis janardana janardana Mycalesis malsarida Mycalesis nicotia Neptis mahendra Tanaecia pelea pelea Ypthima horsfieldi horsfieldi Ypthima philomela philomela Graphium agamemnon agamemnon Graphium sarpedon sarpedon Papilio demoleus novoguineensis Papilio demolion demolion Papilio memnon agenor Papilio polytes romulus Appias olferna olferna Delias henningia Delias hyparete despoliata Leptosia nina malayana Jumlah Individu (N) Jumlah Spesies (S) H' Kemerataan (E) Luas (Ha)
n 23 1 5 1 4 3 6 1 8 4 1 1 1 5 6 1 3 9 3 1 5 2 4 18 25 3 9 14 13 1 6 1 2 34 224 34 3,0011 0,8510 1
pi ln pi -0,2337 -0,0242 -0,0849 -0,0242 -0,0719 -0,0578 -0,0970 -0,0242 -0,1190 -0,0719 -0,0242 -0,0242 -0,0242 -0,0849 -0,0970 -0,0242 -0,0578 -0,1292 -0,0578 -0,0242 -0,0849 -0,0421 -0,0719 -0,2026 -0,2447 -0,0578 -0,1292 -0,1733 -0,1652 -0,0242 -0,0970 -0,0242 -0,0421 -0,2862 -3,0011
D 23 1 5 1 4 3 6 1 8 4 1 1 1 5 6 1 3 9 3 1 5 2 4 18 25 3 9 14 13 1 6 1 2 34 224
50 Lampiran 8. Daftar jenis kupu-kupu pada habitat Kebun Percobaan Cikabayan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Famili Lycaenidae Lycaenidae Lycaenidae Lycaenidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Nymphalidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Papilionidae Pieridae Pieridae Pieridae Pieridae Pieridae
Jenis Catochrysops strabo naerina Jamides abdul Jamides pura tenus Tajuria cippus pseudolonginus Cirrochroa tyche tyche Cynitia iapsis Danaus genutia genutia Elymnias hypermnestra agina Elymnias nesaea nesaea Euploea mulciber mulciber Euploea tulliolus koxinga Hypolimnas bolina nerina Ideopsis juventa kolleri Ideopsis vulgaris macrina Junonia almana javana Junonia atlites atlites Junonia hedonia ida Junonia iphita horsfieldi Junonia orithya leucasia Mycalesis janardana janardana Mycalesis malsarida Mycalesis perseus cepheus Neptis mahendra Ypthima baldus newboldi Ypthima horsfieldi horsfieldi Ypthima philomela philomela Graphium agamemnon agamemnon Graphium sarpedon sarpedon Papilio coon Papilio demoleus novoguineensis Papilio demolion demolion Papilio memnon agenor Papilio paranthus paranthus Papilio polytes romulus Catopsilia pamona pamona Catopsilia pyranthe pyranthe Delias hyparete despoliata Eurema hecabe hecabe Leptosia nina malayana Jumlah Individu (N) Jumlah Spesies (S) H' Kemerataan (E) Luas (Ha)
n 1 2 9 6 6 2 2 3 4 3 1 5 38 4 6 7 16 5 1 2 2 3 11 7 14 2 26 15 6 19 5 10 2 2 1 1 7 39 7 302 39 3,1721 0,8659 1
pi ln pi -0,0189 -0,0332 -0,1047 -0,0779 -0,0779 -0,0332 -0,0332 -0,0458 -0,0573 -0,0458 -0,0189 -0,0679 -0,2608 -0,0573 -0,0779 -0,0873 -0,1556 -0,0679 -0,0189 -0,0332 -0,0332 -0,0458 -0,1207 -0,0873 -0,1424 -0,0332 -0,2111 -0,1491 -0,0779 -0,1740 -0,0679 -0,1128 -0,0332 -0,0332 -0,0189 -0,0189 -0,0873 -0,2643 -0,0873 -3,1721
D 1 2 9 6 6 2 2 3 4 3 1 5 38 4 6 7 16 5 1 2 2 3 11 7 14 2 26 15 6 19 5 10 2 2 1 1 7 39 7 302
51 Lampiran 9. Tabel jumlah kupu-kupu pada setiap tipe habitat No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
Nama Spesies Papilio memnon agenor P. demolion demolion P. coon P. demoleus novoguineensis P. polytes romulus P. paranthus paranthus *) Graphium agamemnon Agamemnon G. sarpedon sarpedon G. euryphylus lycaenoides *) Appias olferna olferna Eurema blanda blanda E. b. sahara *) E. hecabe hecabe Terias hecabe *) Leptosia nina malayana Delias belisama belisama *) D. henningia *) D. hyparete despoliata Catopsilia scylla scylloides C. crocale *) C. pamona pamona C. pyranthe pyranthe Danaus genutia genutia Euploea delone wallengreni *) E. mulciber mulciber E. m. basilissa E. tulliolus koxinga *) Ideopsis juventa kolleri I. vulgaris macrina Elymnias hypermnestra agina E. nesaea nesaea Melanitis Constantia *) M. leda bouruana Mycalesis aethiops M. horsfieldi horsfieldi M. h. niasama *) M. h. tessimus *) M. janardana janardana M. malsarida M. nicotia M. perseus cepheus Orsotriaena medus medus Ypthima philomela philomela Y. horsfieldi horsfieldi **) Y. baldus newboldi Faunis canens canens
A 12 3 0 4 0 0
B 11 11 4 0 0 0
15 6 0 1 22 0 30 0 78 0 0 1 0 1 1 0 1 0 6 7 0 10 0 3 3 0 1 3 0 0 0 4 3 2 2 0 9 0 4 1
C 8 8 0 0 0 0
D 1 7 1 0 0 0
E 6 5 0 1 0 0
F 4 22 0 3 0 0
G 13 14 0 9 1 0
H 10 5 6 19 2 2
9
18
7
6
15
25
26
0 0 0 0 5 127 0 27 0 0 0 2 0 0 0 0 0 3 0 0 3 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 27 7 7
0 0 0 6 0 23 0 7 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 1 0 1 0 0 4 0 0 7 0 0 0 11 0 28 25 0
0 0 0 15 0 47 38 10 20 0 3 0 0 0 0 0 0 3 0 0 3 0 0 1 0 6 0 26 0 0 2 0 0 0 4 0 59 60 0
2 1 30 0 0 27 0 12 0 0 0 67 0 2 22 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 0 6 8 0 62 0 25 0 0 18 0 0 0 0 0 3 23 3 0 16 3 9 4 0 0 4 14 0 0 9 0 4 0 1 33 30 9 0
3 0 6 0 0 0 0 34 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 6 0 4 0 4 3 0 0 0 0 1 3 9 3 1 0 0 18 4 0 0
15 0 0 0 0 39 0 7 0 0 7 0 0 1 1 2 0 3 0 1 38 4 3 4 0 0 0 0 0 0 2 2 0 3 0 2 14 7 0
52 Lampiran 9. (Lanjutan) No. 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
Nama Spesies Discophora necho *) Phalanta phalanta phalanta Cirrochroa tyche tyche Doleschallia polibete maturitas *) **) D. bisaltide niasica *) Junonia atlites atlites J. almana javana J. erigone gardinen *) J. e. persiccata *) J. hedonia ida J. iphita horsfieldi J. i. iphita *) J. orithya madagascarensis *) J. o. leucasia *) Neptis mahendra Cynitia iapsis **) Cupha erymanthis lotis Tanaecia pelea pelea *) Euthalia aconthea Hypolimnas bolina nerina Nemetis Minerva *) Allotinus posidion *) Catochrysops strabo naerina Zizina otis lampa *) Tajuria cippus pseudolonginus *) Jamides abdul J. pura tenus *) Loxura atymnus fuconius Milatus boisduvali boisduvali*) Miletus scellarius *) M. symethus petronius *) Jumlah Tot (ekor) Persen (%)
A
B
C
D
E
F
G
H
1 10 22
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 0
0 0 6
0
2
0
0
0
0
0
0
1 0 0 0 0 3 0 0 0 0 8 0 1 0 29 0 0 0 0 0
0 10 5 0 0 9 5 0 0 0 8 0 2 0 0 7 1 1 0 0
0 1 0 0 0 0 2 0 0 0 7 0 0 0 0 6 0 0 0 0
0 0 0 1 0 6 1 0 0 0 30 1 0 0 0 2 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 1 0 7 0 1 0 0 0 0 8 0 0 0 0
0 0 0 0 0 3 9 2 0 0 27 1 0 0 10 8 0 0 8 0
0 1 1 0 1 5 6 0 0 0 5 1 0 2 1 8 0 0 23 5
0 7 6 0 0 16 5 0 0 1 11 2 0 0 0 5 0 0 1 0
0
0
0
0
0
0
0
6
0 0 0 0 0 0 308 13,5
1 0 4 0 1 1 304 13,4
3 0 2 0 0 0 177 7,8
0 0 0 0 0 0 354 15,6
0 0 0 0 0 0 203 8,9
2 0 0 0 0 0 405 17,8
0 0 0 1 0 0 224 9,8
2 9 0 0 0 0 302 13,3
keterangan : *) hanya ditemukan pada salah satu tipe habitat **) endemik Indonesia A = arboretum lansekap E = kawasan Gymnasium B = hutan alam Al Hurriyyah F = kawasan DAR Fahutan C = hutan tanaman akasia G = kawasan perumahan dosen D = hutan tanaman sengon H = kebun percobaan Cikabayan
53 Lampiran 10. Tabel hasil analisis vegetasi tingkat semai dan tumbuhan bawah (I) Hutan Alam Al Hurriyyah Jenis Jmlh Pakis 9 Nephrolepis biserrata 4 Sapu tangan 5 salak 6 senthe/keladi tikus 4 kuciat 36 tomat-tomatan 1 karet 17 brojolintang 22 keladi 3 Polygonum chinense 1 Jumlah (II) Arboretum Lansekap Jenis Jmlh Jukut pait 144 Paku-pakuan 8 Sonokeling 3 Rumput teki 131 Babandotan 12 Jumlah (III) Kawasan DAR Jenis Rumput teki Setaria palmifolia Harendong Ageratum conyzoides Karet Babandotan Paku-pakuan Fuirena umbellata Jukut pait Jumlah
Jmlh 120 4 30 20 17 20 8 9 5
(IV) Kawasan Gymnasium Jenis Jmlh Alang-alang 52 Putri malu 40 Babandotan 57 Micania micrantha 3 Cleome rutidosperma 10 Ipomea triloba 5 Croton hirtus 12 Mimosa pudica 5 Jukut pait 3 Rumput teki 54 Jumlah
K
f
900 400 500 600 400 3600 100 1700 2200 300 100 10800
KR 8,333 3,704 4,630 5,556 3,704 33,333 0,926 15,741 20,370 2,778 0,926 100
K 14400 800 300 13100 1200 29800
KR 48,322 2,685 1,007 43,960 4,027 100
f
K 12000 400 3000 2000 1700 2000 800 900 500 23300
K 5200 4000 5700 300 1000 500 1200 500 300 5400 24100
KR 51,502 1,717 12,876 8,584 7,296 8,584 3,433 3,863 2,146 100
KR 21,577 16,598 23,651 1,245 4,149 2,075 4,979 2,075 1,245 22,407 100
0,6 0,4 0,6 0,8 0,2 0,6 0,2 0,6 0,2 0,2 0,2 4,6
FR 13,043 8,696 13,043 17,391 4,348 13,043 4,348 13,043 4,348 4,348 4,348 100
1 0,4 0,2 0,8 0,4 2,8
FR 35,714 14,286 7,143 28,571 14,286 100
1 0,2 0,8 0,2 0,8 0,6 0,4 0,2 0,2 4,4
FR 22,727 4,545 18,182 4,545 18,182 13,636 9,091 4,545 4,545 100
f
f
FR 0,8 0,4 0,6 0,2 0,4 0,4 0,4 0,2 0,2 0,4 4
20 10 15 5 10 10 10 5 5 10 100
INP 21,377 12,399 17,673 22,947 8,052 46,377 5,274 28,784 24,718 7,126 5,274 200
INP 84,036 16,970 8,150 72,531 18,313 200
INP 74,229 6,262 31,057 13,129 25,478 22,220 12,524 8,408 6,691 200
INP 41,577 26,598 38,651 6,245 14,149 12,075 14,979 7,075 6,245 32,407 200
54 (V) Kawasan Hutan Tanaman Sengon Jenis Jmlh K Alang-alang 18 1800 Jukut pait 30 3000 Tembelekan 12 1200 ceker ayam 8 800 Paku-pakuan 14 1400 Pacira 5 500 sengon 6 600 Rumput teki 11 1100 putri malu 8 800 Jumlah 11200
KR 16,071 26,786 10,714 7,143 12,500 4,464 5,357 9,821 7,143 100
f
(VI) Kawasan Hutan Tanaman Akasia Jenis Jmlh K Alang-alang 16 1600 Jukut pait 49 4900 Pakis 5 500 Paku-pakuan 19 1900 tembelekan 18 1800 rumput teki 17 1700 ceker ayam 14 1400 bambu 3 300 pacira 3 300 14400
KR 11,111 34,028 3,472 13,194 12,500 11,806 9,722 2,083 2,083 100
f
(VII) Kawasan Perumahan Dosen Jenis Jmlh Jukut pait 22 bunga terompet 5 Tembelekan 5 rumput teki 70 kacang-kacangan 47 tomat-tomatan 2 Alang-alang 5 singkong 3 pacira 2 Jumlah
KR 13,665 3,106 3,106 43,478 29,193 1,242 3,106 1,863 1,242 100
f
KR 32,061 19,084 17,557 4,580 8,397 14,504 3,817 100
f
K 2200 500 500 7000 4700 200 500 300 200 16100
(VIII) Kawasan Kebun Percobaan Cikabayan Jenis Jmlh K Jukut pait 42 4200 Paku-pakuan 25 2500 Alang-alang 23 2300 Karet 6 600 Tembelekan 11 1100 ceker ayam 19 1900 Putri malu 5 500 Jumlah 13100
0,6 1 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,2 0,4 4,2
FR 14,286 23,810 9,524 9,524 9,524 9,524 9,524 4,762 9,524 100
INP 30,357 50,595 20,238 16,667 22,024 13,988 14,881 14,583 16,667 200
FR 0,6 1 0,2 0,6 0,4 0,4 0,4 0,2 0,2 4
15 25 5 15 10 10 10 5 5 100
INP 26,111 59,028 8,472 28,194 22,500 21,806 19,722 7,083 7,083 200
0,4 0,2 0,2 1 0,8 0,2 0,2 0,2 0,2 3,4
FR 11,765 5,882 5,882 29,412 23,529 5,882 5,882 5,882 5,882 100
INP 25,429 8,988 8,988 72,890 52,722 7,125 8,988 7,746 7,125 200
0,8 0,6 0,6 0,2 0,4 0,6 0,2 3,4
FR 23,529 17,647 17,647 5,882 11,765 17,647 5,882 100
INP 55,590 36,731 35,204 10,463 20,162 32,151 9,699 200
55 Lampiran 11. Tabel hasil analisis vegetasi tingkat pancang (I) Hutan Alam Al Hurriyyah Jenis Jmlh karet 4 Kiputri 1 Balsa 2
(II) Kawasan DAR Jenis Mahoni Akasia Meranti Gmelina
Jmlh 8 3 3 3
(III) Kawasan Gymnasium Jenis Jmlh Johar 5
K 400 100 200 700
K 800 300 300 300 1700
K 500
(IV) Kawasan Hutan Tanaman Akasia Jenis Jmlh K Akasia 2 200 (IV) Kawasan Kebun Percobaan Cikabayan Jenis Jmlh K Kopi 3 300 Karet 2 200 Jeruk 3 300 Jumlah 800
KR 57,143 14,286 28,571 100
f
KR 47,059 17,647 17,647 17,647 100
f 0,6 0,2 0,2 0,2 1,2
KR 100
KR 100
KR 37,500 25,000 37,500 100
FR 0,4 0,2 0,4 1
f
40 20 40 100
INP 97,143 34,286 68,571 200
FR 50,000 16,667 16,667 16,667 100
INP 97,059 34,314 34,314 34,314 200
0,4
FR 100
INP 200
0,2
FR 100
INP 200
FR 33,333 33,333 33,333 100
INP 70,833 58,333 70,833 200
f
f 0,2 0,2 0,2 0,6
56 Lampiran 12. Tabel hasil analisis vegetasi tingkat tiang (I) Hutan Alam Al Hurriyyah Jenis Jmlh K KR Kiputri 1 100 50 Laban 1 100 50 Jumlah 200 100
f 0,2 0,2 0,4
FR 50 50 100
LBDS(m2) 0,016 0,016 0,032245
D 1,612 1,612 3,224522
DR 50 50 100
INP 150 150 300
(II) Kawasan DAR Jenis Sengon Meranti Gmelina arborea Jumlah
Jmlh 3 2 5
(III) Kawasan Gymnasium Jenis Jmlh K Johar 2 200
K
KR
f
300 200 500 1000
30 20 50 100
0,4 0,4 0,4 1,2
KR 100
(IV) Kebun Percobaan Cikabayan Jenis Jmlh K KR Kopi 4 400 66,667 Karet 2 200 33,333 Jumlah 600 100 (V) Hutan Tanaman Sengon Jenis Jmlh K KR Sengon 5 500 100
f 0,4
FR 33,333 33,333 33,333 100
FR 100
0,077 0,02 0,074 0,171
LBDS(m2) 0,0275
D
DR
INP
7,7 2 7,4 17,1
45,029 11,696 43,275 100
108,363 65,029 126,608 300
DR 100
INP 300
D 2,75
50 50 100
LBDS(m2) 0,064 0,38 0,444
D 6,4 38 44,4
DR 14,414 85,586 100
INP 131,081 168,919 300
FR 100
LBDS(m2) 0,088
D 8,779
DR 100
INP 300
f 0,4 0,4 0,8
FR
f 0,6
LBDS(m2)
57 Lampiran 13. Tabel hasil analisis vegetasi tingkat pohon (I) Hutan Alam Al Hurriyyah Jenis Jmlh K KR Pala 6 600 17,143 Meranti 1 100 2,857 Jambu 2 200 5,714 Durian 5 500 14,286 Macaranga 2 200 5,714 Kaliandra 3 300 8,571 Aren 1 100 2,857 Rambutan 1 100 2,857 Laban 9 900 25,714 Karet 5 500 14,286 Jumlah 3500 100
f 0,4 0,2 0,2 0,4 0,4 0,2 0,2 0,2 0,6 0,4 3,2
FR 12,5 6,25 6,25 12,5 12,5 6,25 6,25 6,25 18,75 12,5 100
LBDS(m2) 0,5 0,08 0,22 0,26 0,13 0,71 0,03 0,05 0,9 1,1 3,98
D
DR 12,563 2,010 5,528 6,533 3,266 17,839 0,754 1,256 22,613 27,638 100
50 8 22 26 13 71 3 5 90 110 398
INP 42,206 11,117 17,492 33,318 21,481 32,661 9,861 10,363 67,077 54,424 300
(II) Arboretum Lansekap Jenis Ficus benjamina Sonokeling Eucalyptus sp. Calophyllum inophyllum Syzigium polyanthum Tamarindus indicus (asam) Aleurites moluccana (kemiri) Khaya anthoteca Agathis damara Baringtonia asiatica Swietenia macrophylla Serbera manghas (Bintaro) Hevea brasiliensis Kiara (Ficus sp.) Pterocarpus indicus Altingia excelsa Petai cina Arthocarpus heterophyllus Jumlah
(III) Kawasan DAR Jenis Jmlh Karet 22 Gmelina arborea 3 Sengon 3 Jumlah
Jmlh 1 1 1
K 100 100 100
KR 3,448 3,448 3,448
f 0,2 0,2 0,2
FR 5 5 5
LBDS(m2) 0,12 0,15 0,16
D 12 15 16
DR 5,333 6,667 7,111
INP 13,782 15,115 15,559
4 1
400 100
13,793 3,448
0,4 0,2
10 5
0,18 0,09
18 9
8,000 4,000
31,793 12,448
1
100
3,448
0,2
5
0,04
4
1,778
10,226
1 2 1 2
100 200 100 200
3,448 6,897 3,448 6,897
0,2 0,2 0,2 0,2
5 5 5 5
0,06 0,17 0,09 0,08
6 17 9 8
2,667 7,556 4,000 3,556
11,115 19,452 12,448 15,452
1
100
3,448
0,2
5
0,03
3
1,333
9,782
1 2 2 3 2 2
100 200 200 300 200 200
3,448 6,897 6,897 10,345 6,897 6,897
0,2 0,2 0,2 0,4 0,2 0,2
5 5 5 10 5 5
0,04 0,13 0,25 0,27 0,1 0,25
4 13 25 27 10 25
1,778 5,778 11,111 12,000 4,444 11,111
10,226 17,674 23,008 32,345 16,341 23,008
1
100 2900
3,448 100
0,2 4
5 100
0,04 2,25
4 225
1,778 100
10,226 300
K 2200
KR 78,571
f 0,8
FR 50
300 300 2800
10,714 10,714 100
0,4 0,4 1,6
25 25 100
LBDS(m2) 1,82
D 182,04
DR 72,805
INP 201,376
0,12 0,56 2,50
12,00 56,00 250,043
4,799 22,396 100
40,513 58,110 300
58 (IV) Kawasan Gymnasium Jenis Jmlh K Kaliandra 1 100 Bintaro 3 300 Acacia mangium 8 800 Jumlah 1200
KR 8,333 25,000 66,667 100
f 0,2 0,2 0,4 0,8
(V) Hutan Tanaman Sengon Jenis Jmlh K Sengon 20 2000
KR 100
f
(VI) Hutan Tanaman Akasia Jenis Jmlh K Akasia 22 2200
KR 100
f
(VII) Kebun Percobaan Cikabayan Jenis Jmlh K KR Karet 9 900 90 Kopi 1 100 10 Jumlah 1000 100
(VIII) Kawasan Perumahan Dosen Jenis Jmlh K KR Pinus 2 200 15,385 Bauhemia 1 100 7,692 purpurea Mangga 2 200 15,385 Nangka 2 200 15,385 Karet 2 200 15,385 Kere payung 1 100 7,692 Jambu 2 200 15,385 kersem 1 100 7,692 Jumlah 1300 100
1
1
FR 25 25 50 100
LBDS(m2) 0,03 0,18 0,93 1,14
LBDS(m2) 0,924
FR 100
FR 100
LBDS(m2) 1,2
LBDS(m2) 0,59 0,07 0,66
D 3 18 93 114
DR 2,632 15,789 81,579 100
INP 35,965 65,789 198,246 300
D 92,434
DR 100
INP 300
D 120
DR 100
INP 300
DR 89,394 10,606 100
INP 254,394 45,606 300
f 0,6 0,2 0,8
FR 75 25 100
f 0,4
FR 15,385
LBDS(m2) 0,09
D 9
DR 14,286
INP 45,055
0,2
7,692
0,04
4
6,349
21,734
0,4 0,4 0,4 0,2 0,4 0,2 2,6
15,385 15,385 15,385 7,692 15,385 7,692 100
0,1 0,09 0,14 0,04 0,09 0,04 0,63
10 9 14 4 9 4 63
15,873 14,286 22,222 6,349 14,286 6,349 100
46,642 45,055 52,991 21,734 45,055 21,734 300
D 59 7 66
59 Lampiran 14. Tabel uji statistik terhadap kemerataan jenis kupu-kupu A Jumlah Individu (N) Jumlah Spesies (S) Frekuensi jumlah sp (O) Frekuensi harapan (E) (O-E)^2 ((O-E)^2/E) Chi-square tabel
B
C
D
E
F
G
H
Jumlah
308
304
177
354
203
405
224
302
2277
35
30
21
25
21
34
34
39
239
35
30
21
25
21
34
34
39
239
108,64
93,12
65,18
77,60
65,18
105,53
105,53
121,05
5422,31 49,91
3983,741 42,78
1952,03 29,95
2766,49 35,65
1952,03 29,95
5116,89 48,49
5116,89 48,49
6732,52 55,62
14,06714
keterangan: A = arboretum lansekap B = hutan alam Al Hurriyyah C = hutan tanaman akasia D = hutan tanaman sengon
E = kawasan Gymnasium F = kawasan DAR Fahutan G = kawasan perumahan dosen H = kebun percobaan Cikabayan
340,83
60 Lampiran 15. Foto-foto tahapan dalam inventarisasi kupu-kupu
B
A D
keterangan:
C E
A. Penangkapan Kupu-kupu B. Penyuntikan Kupu-kupu dengan alkohol C. Penyimpanan spesimen Kupu-kupu di dalam kertas papilot D. Pencatatan spesimen Kupu-kupu di lapangan E. Pengesetan Kupu-kupu pada sterofoam