LamLaj
Volume 1 Issue 2, September 2016: pp. 1-20. Copyright @ LamLaj. Faculty of Law, Lambung Mangkurat University, Banjarmasin, South Kalimantan, Indonesia. ISSN: 2502-3136 |e-ISSN: 2502-3128. Open Access at: http://lamlaj.unlam.ac.id
Keabsahan Perjanjian Pengikatan Jaminan dengan Polis Asuransi Jiwa Sebagai Objek Jaminan Riky Rustam Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia. Jl. Tamansiswa No. 158, Yogyakarta 55151. Telp/Fax : 0274-379178 ,E-mail:
[email protected]
Diterima: 01/08/2016; Revisi: 29/09/2016; Disetujui: 30/09/2016 Abstract:This research aims to analyze validity of the guarantee agreement with the life insurance policy as collateral object. The formulated research problems are whether the determination of the engagement as a body under Article 511 paragraph (3) KUHPerd and validity of the guarantee agreement that uses life insurance as its object. The used method in this research is a normative research by gathering secondary data from literature (library research). The research concludes that the object in an engagement is not engagement itself, but the duties (prestasi) or debt contained in the engagement, thus, the presence or absence of duties greatly affect whether or not an engagement is classified as objects. Life insurance policy is not one of the objects as constituted in Article 511 paragraph (3) KUHPerd, therefore, guaranty agreement using life insurance policies as the object of the guarantee is not valid because it does not qualify the validity of the agreement particularly in the term of "Suatu Hal Tertentu" under Article 1320 KUHPerd. Keywords: Guarantees, Life Insurance Policy, Objects. Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan mengenai keabsahan perjanjian pengikatan jaminan dengan polis asuransi jiwa konvensional sebagai objek jaminan. Masalah yang diteliti adalah mengenai penentuan perikatan sebagai suatu benda berdasarkan Pasal 511 ayat (3) KUHPerd dan keabsahan perjanjian pengikatan jaminan yang menggunakan polis asuransi jiwa sebagai objeknya. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian normatif dengan mengumpulan data secara studi pustaka (library research). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa benda dalam suatu perikatan bukanlah perikatan itu sendiri, melainkan prestasi atau utang yang terkandung dalam perikatan tersebut, dengan demikian, ada atau tidaknya prestasi sangat mempengaruhi bisa atau tidaknya suatu perikatan diklasifikasikan sebagai benda. Polis asuransi jiwa bukanlah salah satu benda sebagaimana yang ditentukan Pasal 511 ayat (3) KUHPerd, dengan demikian perjanjian pengikatan jaminan yang menggunakan polis asuransi jiwa konvensional sebagai objek jaminan adalah tidak sah karena tidak memenuhi syarat sahnya perjanjian “suatu hal tertentu” berdasarkan Pasal 1320 KUHPerd. Kata Kunci : Benda, Jaminan, Polis Asuransi Jiwa
Kendala yang sering dialami pen-
PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah.
gusaha untuk mengembangkan usahaya
265
Lambung Mangkurat Law Journal
Volume 1 Issue 2, September 2016
adalah tidak tercukupinya modal yang
hkan karena meninggalnya nasabah se-
dibutuhkan. Semakin meningkat suatu
belum utang tersebut dilunasi. Masal-
usaha, modal yang dibutuhkan juga ak-
ah-masalah itu yang kemudian mem-
an semakin besar. Pada umumnya, ma-
buat bank meminta jaminan yang lebih
salah ini akan diselesaikan dengan me-
banyak kepada nasabah bahkan dengan
ngajukan pinjaman kepada lembaga ke-
meminta nasabah untuk menjaminkan
uangan baik bank maupun non-bank.
polis asuransi jiwa atas nama nasabah
Untuk memenuhi prinsip kehati-
kepada bank.
hatian bank, bank akan mensyaratkan
Pasal 1131 KUHPerd menyebut-
adanya jaminan atas perjanjian pinjam
kan bahwa jaminan adalah segala kebe-
meminjam uang yang dilakukan oleh k-
ndaan milik si berutang, baik yang ber-
edua belah pihak. Jaminan yang diper-
gerak maupun yang tidak bergerak, ba-
syaratkan tersebut dapat berupa gadai,
ik yang sudah ada maupun yang baru a-
fidusia, hak tanggungan atau bahkan d-
kan ada dikemudian hari, menjadi tang-
engan menggunakan hipotik atas benda
ungan untuk segala perikatan perseora-
berupa kapal laut dengan bobot 20 m3.
ngan.1
Dalam perkembangannya, jminan
Pengertian jaminan yang diberkan
berupa gadai, fidusia, hak tanggungan
Pasal 1131 KUHPerd tersebut di atas
atau bahkan hak hipotik itu ternyata ti-
menunjukan bahwa jaminan merupak-
dak mampu memenuhi kebutuhan bank
an kebendaan yang diberikan debitor
atas jaminan yang diberikan. Masih sa-
kepada kreditor untuk menjamin pelun-
ja ada masalah yang timbul dan meng-
asan utang yang dimilikinya, dengan d-
hambat bank untuk dapat memperoleh
emikian objek jaminan adalah benda.
pelunasan utang. Masalah-masalah itu
Benda dalam hal ini adalah benda yang
misalnya mengenai eksekusi jaminan
memiliki nilai ekonomis (dapat dinilai
yang sudah dialihkan oleh nasabah, ad-
dengan uang) dan benda tersebut harus
anya pemblokiran akses dan/atau ad-
dapat dialihkan kepada pihak lain un-
anya upaya menghalang-halangi eksek-
tuk dilakukan penjualan atau pelelan-
usi oleh nasabah atau ahli warisnnya,
gan ketika debitor wanprestasi dan ua-
hasil lelang objek jaminan yang tidak mencukupi untuk pelunasan utang, ba-
1
R.Subekti dan R. Tjitrosudibio, (2008), Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Jakarta:Pradnya Pratama, hlm. 291.
267
Lambung Mangkurat Law Journal
Volume 1 Issue 2, September 2016
ng hasil penjualan benda tersebut akan
tentuan Pasal 511 ayat (3) KUHPerd,
digunakan untuk pelunasan utang deb-
oleh karena itu harus dilakukan analisis
itor.
terhadap Pasal 511 ayat (3) untuk dapat Menggunakan polisi asuransi jiwa
menentukan perikatan seperti apakah y-
sebagai objek jaminan berarti menemp-
ang dimaksud dalam ketentuan terse-
atkan polisi asuransi jiwa yang bentuk
but.
dasarnya adalah perikatan (perjanjian)
Masalah lainnya yang juga perlu
sebagai suatu benda. Hal ini dapat terj-
untuk dicermati adalah mengenai kesei-
adi karena adanya pendapat yang men-
mbangan para pihak dalam membuat
yatakan bahwa polis asuransi jiwa me-
perjanjian. Hal ini terkait dengan pem-
rupakan salah satu contoh benda yang
buatan perjanjian asuransi jiwa yang h-
ditentukan Pasal 511 ayat (3) KUHPerd
anya bertujuan untuk memberikan jam-
sehingga polis asuransi jiwa dapat di-
inan pelunasan utang kepada bank ket-
bebankan menjadi objek jaminan.
ika nasabah yang meminjam uang ter-
Dalam praktik, penempatan polis
sebut meninggal dunia sebelum perj-
asuransi jiwa sebagai benda ternyata
anjian utang piutang dilunasi. Ketika
menimbulkan beberapa masalah yang
nasabah meninggal dunia, bank akan
harus dikaji secara mendalam agar pe-
menuntut klaim atas meninggalnya nas-
njaminan ini tidak menimbulkan ke-
abah itu kepada asuransi untuk mend-
rugian bagi salah satu pihak. Permasa-
apatkan uang klaim yang akan digun-
lahan tersebut diantaranya adalah tidak
akan sebagai uang pelunasan utang ke-
semua pihak sepakat bahwa polis asur-
pada bank. Pembuatan perjanjian asur-
ansi jiwa merupakan benda sehingga
ansi jiwa ini tentu saja akan membe-
dapat dibebankan sebagai objek jami-
bani nasabah karena nasabah harus me-
nan. Bagaimana mungkin polis asura-
lakukan pembayaran yang lebih besar
nsi jiwa sebagai suatu perikatan yang j-
untuk membayar presmi asuransi jiwa
elas-jelas bukan merupakan objek mel-
yang ditentukan oleh bank (dan nasa-
ainkan suatu perbuatan hukum dapat d-
bah tidak dapat menolak ketentuan itu).
ikategorikan sebagai benda, kondisi ini
Nasabah yang seharusnya mendapatkan
menunjukan bahwa kemungkinan telah
pinjaman uang untuk memenuhi kebu-
terjadi multitafsir dalam memahami ke-
tuhannya justru dirugikan dengan pen-
268
Lambung Mangkurat Law Journal
Volume 1 Issue 2, September 2016
geluaran yang lebih besar dalam mem-
pokok (perjanjian utang piutang utama)
bayar utang kepada bank.
berakhir, maka yang ikut berakhir ad-
Selain itu, masalah lainnya juga
alah perjanjian gadai atau fidusia (pe-
akan muncul jika ternyata nasabah m-
rjanjian accessoir) yang melekat kep-
asih hidup hingga perjanjian utang pi-
ada perjanjian pokok tersebut, sedan-
utang dilunasi, dengan memposisikan
gkan piutang yang dijadikan sebagai ja-
polis asuransi jiwa sebagai jaminan ut-
minan tidak berakhir mengikuti berakh-
ang kepada bank, seringkali diperjan-
irnya perjanjian pokok. Piutang terseb-
jikan bahwa asuransi jiwa juga akan
ut akan tetap dapat ditagih hingga de-
berakhir bersamaan dengan berakhirn-
bitor (dari piutang yang dijaminkan) m-
ya perjanjian utang piutang. Hal ini di-
elunasinya. Dengan demikian, hal yang
karenakan jaminan polis asuransi jiwa
sama seharusnya juga berlaku bagi po-
dipersamakan dengan perjanjian tamb-
lis asuransi jiwa, jika perjanjian pokok
ahan (accessoir) yang akan berakhir
telah dilunasi atau berakhir, maka yang
bersamaan dengan berakhirnya perjan-
ikut berakhir adalah perjanjian gadai a-
jian pokoknya yaitu perjanjian utang
tau fidusia dari perjanjian pokok ter-
piutang.
sebut, sedangkan polis asuransi jiwa se-
Berakhirnya perjanjian asuransi jiwa karena dipersamakan sebagai per-
harusnya tetap berlaku hingga para pihak memenuhi semua prestasinya.
janjian tambahan (accessoir) tersebut
Berakhirnya asuransi jiwa tanpa
bukanlah hal yang tepat jika ditinjau d-
dikehendaki oleh nasabah seperti ini te-
alam hukum perjanjian Indonesia. Pe-
ntu saja akan menyebabkan nasabah k-
rjanjian accessoir adalah perjanjian ja-
ehilangan haknya atas klaim asuransi
minan yang dilekatkan kepada perja-
dan juga atas uang premi yang telah di-
njian pokok yang bentuknya berupa pe-
bayarkan, hal ini tentu saja sangat me-
rjanjian gadai, fidusia, hak tanggungan,
rugikan nasabah dan menguntungkan
hipotik atau penanggungan pihak ke-
pihak bank yang kedudukannya lebih
tiga. Sedangkan untuk perjanjian asur-
unggul dibandingkan nasabah.
ansi jiwa, seperti halnya penggunaan piutang (dari perikatan yang lain) se-
RUMUSAN MASALAH.
bagai objek jaminan, ketika perjanjian
269
Lambung Mangkurat Law Journal
Volume 1 Issue 2, September 2016
Berdasarkan latar belakang ma-
mikian akan ditemukan order of logic
salah tersebut, rumusan masalah yang
dari permasalahan tersebut sebagai kes-
akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
impulan dalam penelitian ini.
1.
2.
Apakah polis asuransi jiwa dapat dikategorikan sebagai benda ber-
ANALISIS DAN PEMBAHASAN.
dasarkan Pasal 511 ayat (3)
Klasifikasi Benda Tidak Berwujud
KUHPerd?
dalam Kitab Undang-Undang Hu-
Bagaimanakah keabsahan perjan-
kum Perdata (KUHPerd).
jian pengikatan jaminan yang ob-
Sesuai dengan ketentuan Pasal
jeknya adalah polisi asuransi jiwa
511 ayat (3) KUHPerd, suatu perikatan
konvensional?
dapat diklasifikasikan sebagai benda dalam kategori benda tidak berwujud,
METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah pe-
dengan demikian untuk dapat mem-
nelitian hukum normatif atau pene-
asukkan polis asuransi jiwa sebagai be-
litian hukum kepustakaan yang mengu-
nda harus dipahami terlebih dahulu apa
mpulkan data secara studi kepustakaan
yang dimaksud benda tidak berwujud.
(library research), karena itu data yang
Secara umum, hukum perdata In-
digunakan adalah data sekunder yang
donesia mengenal beberapa klasifikasi
terdiri dari bahan hukum primer dan
benda, yaitu:
bahan hukum sekunder. Semua bahan
1.
hukum yang telah dikumpulkan tersebut akan dianalisis secara deskriptif ku-
berwujud (Pasal 503). 2.
alitatif dengan menekankan pada penalaran, yang akan mengkaji mengenai
Benda bergerak dan benda tidak bergerak (Pasal 504).
3.
konsep benda dalam KUHPerd, penentuan perikatan yang dapat diklasifik-
Benda berwujud dan benda tidak
Benda habis pakai dan benda tidak habis pakai (Pasal 505).
4.
Benda dalam perdagangan dan b-
asikan sebagai benda berdasarkan Pasal
enda di luar perdagangan (Pasal
511 KUHPerd dan keabsahan perjan-
1332).
jian pengikatan jaminan yang meng-
5.
Benda yang sudah ada dan benda
gunakan polis asuransi jiwa konvensi-
yang masih akan ada (Pasal 13-
onal sebagai objek jaminan, dengan de-
34).
270
Lambung Mangkurat Law Journal
6.
Volume 1 Issue 2, September 2016
Benda yang dapat dibagi-bagi
merupakan benda yang dapat dijadikan
dan benda yang tidak dapat dib-
sebagai objek jaminan, klasifikasi ben-
agi-bagi (Pasal 1163).
da yang dapat menjadi objek jaminan
Benda yang dapat diganti dan be-
serta berkaitan dengan hukum jaminan
nda yang tidak dapat diganti (P-
adalah klasifikasi benda point no. 1 dan
asal 1694).
2 yaitu benda berwujud dan benda
Semua klasifikasi benda tersebut
tidak berwujud serta benda bergerak
diatur secara menyeluruh oleh buku ke-
dan benda tidak bergerak, oleh karena
dua Kitab Undang-Undang Hukum Pe-
itu pembahasan selanjutnya hanya akan
rdata (KUHPerd)2 meskipun beberapa
difokuskan kepada kedua klasifikasi b-
ketentuannya telah dihapus dan diatur
enda ini.
7.
secara khusus oleh peraturan perundangan-undangan yang baru.
Pasal 499 KUHPerd memberikan pengertian tentang benda yang menent-
Buku kedua KUHPerd yang men-
ukan bahwa “Menurut paham undang-
gatur tentang kebendaan ini memiliki s-
undang yang dinamakan kebendaan ia-
istem pengaturan yang bersifat tert-
lah, tiap-tiap barang dan tiap-tiap hak,
utup, sehingga ketentuan ketentuannya
yang dapat dikuasi oleh hak milik”.
tidak dapat dikesampingkan oleh para
Ketentuan Pasal 499 KUHPerd ini se-
pihak dengan membuat ketentuan yang
cara tegas mengartikan bahwa yang di-
baru meskipun berdasarkan kesepaka-
maksud dengan benda adalah segala se-
tan. Setidaknya ada 3 (tiga) hal penting
suatu yang dapat dikuasi oleh subjek
yang diatur dalam hukum benda ini
hukum dengan hak milik, baik berupa
yaitu mengenai pengertian dari benda,
benda yang berwujud (barang) maupun
macam-macam benda, dan macam-ma-
benda tidak berwujud yaitu hak.4
cam hak kebendaan.3
Benda yang berwujud adalah be-
Berdasarkan klasifikasi benda ya-
nda yang secara nyata dapat dirasakan
ng telah disebutkan di atas, tidak semua
oleh seluruh panca indra manusia se-
benda yang tercantum dalam KUHPerd
perti misalnya perhiasan, kendaraan, rumah, dan sebagainya, sedangkan be-
2
Ibid., hlm.xii. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, (2000), Hukum Perdata, Hukum Benda, Yogyakarta: Liberty, hlm. 12. 3
4
Rahmadi Usman, (2016), Hukum Jaminan Keperdataan, Cet. Ketiga, Jakarta:Sinar Grafika, hlm. 38.
271
Lambung Mangkurat Law Journal
Volume 1 Issue 2, September 2016
nda tidak berwujud adalah hak yang
untutan mengenai jumlah uang t-
dilekatkan pada suatu benda tertentu y-
ertentu yang dapat ditagih, sah-
ang memiliki wujud seperti misalnya
am-saham, dan surat-surat berha-
hak atas suatu piutang tertentu.
rga.
Dalam tahap klasifikasi selanju-
Sedangkan untuk benda tidak be-
tnya, benda berwujud dan tidak berw-
rgerak (onroerend zaak) dapat dibeda-
ujud juga dapat diklasifikasikan ke da-
kan menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu:
lam jenis benda bergerak dan benda
1.
Menurut sifatnya (Pasal 506 KU-
tidak bergerak, benda bergerak (roere-
HPerd), Benda tidak bergerak
nd zaak) dapat dibedakan menjadi 2
menurut sifatnya adalah benda-
(dua) kelompok, yaitu: 5
benda yang karena sifat dari be-
1.
Berdasarkan sifatnya (Pasal 509
nda tersebut tidak dapat berpin-
KUHPerd), dan Benda bergerak
dah atau dipindahkan dari satu
berdasarkan sifatnya adalah ben-
tempat ke tempat lainnya, mis-
da yang karena sifat dari benda
alnya tanah (perkarangan) beserta
itu dapat berpindah atau dipinda-
semua yang didirikan di atasnya.
hkan dari satu tempat ke tempat
2.
lainnya.
Berdasarkan peruntukannya atau tujuannya (Pasal 507 KUHPerd), Benda tidak bergerak berdas-
2.
5
Berdasarkan ketentuan undang-
arkan peruntukannya atau tujua-
undang (Pasal 511 KUHPerd),
nnya adalah semua benda yang
Benda bergerak berdasarkan ke-
melekat dengan tanah atau bang-
tentuan undang-undang adalah
unan meskipun tidak bersifat per-
benda-benda baik berwujud ma-
manen, dengan tujuan untuk me-
upun yang tidak berwujud yang
ngikuti tanah atau bangunan itu
oleh ketentuan undang-undang
untuk waktu yang lama, misalnya
ditentukan sebagai benda. Misa-
mesin-mesin dalam suatu pabrik,
lnya hak pakai hasil, hak atas bu-
dan
nga-bunga yang diperjanjian, pe-
3. Berdasarkan ketentuan undang-
rikatan-perikatan atau tuntutan-t-
undang (Pasal 508 KUHPerd), Benda tidak bergerak berdasar-
Ibid.
272
Lambung Mangkurat Law Journal
Volume 1 Issue 2, September 2016
kan ketentuan undang-undang ad-
sebagaimana diatur Pasal 1320 KHUP-
alah benda-benda baik berwujud
erd, yang meliputi:6
maupun yang tidak berwujud ya-
1.
ng oleh ketentuan undang-undang ditentukan sebagai benda tidak
Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.
2.
bergerak, umumnya berbentuk h-
Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian.
ak-hak atas benda yang tidak ber-
3.
Suatu hal tertentu.
gerak, misalnya hak memungut
4.
Suatu sebab yang halal.
hasil atas benda tidak bergerak.
Terpenuhinya syarat-syarat sahn-
Ketentuan Pasal 506 hingga Pasal
ya perjanjian akan mengakibatkan pe-
511 KUHPerd tersebut di atas men-
rjanjian itu berlaku dan mengikat kep-
unjukan bahwa benda tidak berwujud
ada kedua belah pihak sebagai suatu
yang dikenal dalam KUHPerd adalah
undang-undang7 yang menimbulkan a-
hak yang dimiliki seseorang atas suatu
kibat hukum bagi kedua belah pihak,
benda tertentu, termasuk di dalamnya
yaitu adanya kewajiban atas suatu pres-
hak seorang kreditor yang lahir dari su-
tasi bagi salah satu pihak (debitor) dan
atu perikatan (perjanjian) yang meng-
adanya hak atas prestasi bagi pihak ya-
akibatkan pihak debitor (yang memiliki
ng lain (kreditor).
kewajiban dalam perikatan) memiliki
Prestasi adalah pemenuhan janji
utang yang harus dipenuhi kepada kr-
dari debitor kepada kreditor.8 Prestasi
editor, utang dalam hal ini adalah utang
juga dikenal dalam istilah lain yaitu ut-
yang sudah terjadi dan dapat ditagih
ang, utang dalam hal ini merupakan su-
pemenuhannya oleh kreditor.
atu kewajiban yang harus dipenuhi oleh
Penentuan Perikatan (Perjanjian) se-
seorang debitor. Prestasi adalah kew-
bagai Suatu Benda.
ajiban
kontraktual
debitor
kepada
Suatu perjanjian akan sah dan mengikat kedua belah pihak jika perjanjian tersebut dibuat dengan memenuhi syarat-syarat sahnya perjanjian
6 R.Subekti dan R. Tjitrosudibio, Op.,Cit., hlm.339. 7 Pasal 1338 ayat (3) KUHPerd. 8 Neng Yani Nuryani, (2015), Hukum Perdata, Bandung:Pustaka Setya, hlm. 235.
273
Lambung Mangkurat Law Journal
kreditor, kewajiban kontraktual tersebut dapat berasal dari: 1.
9
atau yang mengenai benda-benda bergerak”.
Kewajiban yang ditentukan perat-
2.
3.
Volume 1 Issue 2, September 2016
Jika Pasal 511 ayat (3) KUHPerd
uran perundang-undangan
tersebut diuraikan, dapat dipahami bah-
Kewajiban yang diperjanjikan pa-
wa ada 2 (dua) indikator suatu perika-
ra pihak dalam perjanjian atau k-
tan dapat dikatergorikan sebagai benda
ontrak
berdasarkan ketentuan tersebut, yaitu:
Kewajiban yang diharuskan oleh 1.Indikator yang tersirat dari ketentuan “Perikatan-perikatan atau
kepatutan dan kebiasaan.
tuntutan-tuntutan mengenai jumlahPasal 1234 KUHPerd menye-
jumlah uang…”. Penggunaan kata sambung “atau”
butkan bentuk-bentuk prestasi, yang 10
meliputi:
dalam ketentuan tersebut menunjukan
1.
Memberikan sesuatu.
bahwa “perikatan” dan “tuntutan seju-
2.
Berbuat atau melaksanakan sesu-
mlah uang” yang dimaksud pasal ini
atu.
adalah satu hal yang sama yaitu pre-
Tidak berbuat atau melaksanakan
stasi para pihak, dengan demikian yang
sesuatu.
dimaksud dengan benda bukanlah per-
Suatu perikatan (perjanjian) ha-
ikatan atau perjanjian yang dibuat oleh
nya dapat dikategorikan sebagai benda
para pihak, melainkan hak kreditor un-
jika memenuhi ketentuan Pasal 511
tuk mendapatkan sejumlah uang baik
ayat (3) KUHPerd yang menentukan
yang timbul karena perjanjian pinjam-
bahwa yang harus dianggap sebagai
meminjam (Pasal 1754 KUHPerd), pin-
benda bergerak karena ketentuan und-
jam habis pakai (Pasal 1765 KUHP-
ang-undang adalah “Perikatan-perika-
erd), maupun karena perbuatan melaw-
tan atau tuntutan-tuntutan mengenai
an hukum (Pasal 1365 KUHPerd).
3.
jumlah-jumlah uang yang dapat ditagih
Hak yang terkandung dalam suatu perikatan yang merupakan tuntutan sej-
9
Ridwan Khairandy, (2013), Hukum Kontrak Indonesia Dalam Perspektif Perbandingan (Bagian Pertama), Yogyakarta:FH UII Press, hlm 269-270. 10 C.S.T. Kansil, (1989), Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Ctk. Kedelapan, Jakarta: Balai Pustaka, hlm. 247.
umlah uang tertentu adalah merupakan prestasi (utang) yang harus dipenuhi oleh debitor kepada kreditor. Dengan ka-
274
Lambung Mangkurat Law Journal
2.
Volume 1 Issue 2, September 2016
ta lain, benda dalam suatu perikatan ad-
terjadi akan melahirkan adanya kewa-
alah piutang (hak) kreditor atas utang
jiban kontraktual yang harus dipenuhi
(prestasi) debitor yang lahir dari suatu
oleh masing-masing pihak secara tim-
perikatan.
bal balik. Dengan adanya prestasi dal-
Ketentuan Pasal 511 ayat (3) KU-
am suatu perikatan maka perikatan ya-
HPerd ini menunjukan bahwa hak-hak
ng dibuat para pihak tersebut sudah m-
yang terkandung dalam suatu perikatan
emiliki utang atau tuntuntan mengenai
atau piutang yang dapat ditagih seperti
sejumlah uang yang dapat ditagih.
misalnya hak memungut hasil atas
Terkait dengan ketentuan “…piu-
benda, hak memakai atas suatu benda,
tang yang dapat ditagih..” yang dis-
surat muatan (Pasal 90 Kitab Undang-
ebutkan Pasal 511 ayat (3) tersebut di
undang Hukum Dagang (KUHD)) dan
atas, jika dikaitkan dengan adanya pr-
konosemen (bill of lading) (Pasal 506
estasi sebagai hak atau piutang yang
KUHD) adalah termasuk hak yang
dapat di tagih dalam suatu perjanjian,
merupakan benda bergerak tidak ber-
ternyata tidak semua perjanjian mem-
wujud karena dalam perikatan-peri-
iliki prestasi yang sudah dapat ditagih.
katan dan kedua dokumen itu terkan-
Hal ini dikarenakan selain perjanjian ti-
dung hak bagi orang-orang yang dit-
mbal balik, klasifikasi perjanjian lain-
entukan dan/atau namanya tercantum
ya yang dikenal dalam hukum Indon-
dalam dokumen tersebut untuk menun-
esia adalah perjanjian bersyarat, perja-
tut pihak tertentu menyerahkan suatu
njian bersyarat ini terbagi dua jenis
benda bergerak tertentu.
yaitu perjanjian bersyarat yang menan-
Indikator yang terkandung dari ke-
gguhkan dan perjanjian dengan syarat
tentuan “…tuntutan sejumlah uang
batal atau menghapuskan.11 Perjanjian bersyarat yang me-
yang dapat ditagih…”. Dalam sistem hukum civil law
nangguhkan adalah klasifikasi perjan-
yang dianut Indonesia, pada umumnya
jian yang berbeda dibandingkan per-
prestasi yang merupakan hak kreditor
janjian pada umumnya, dalam jenis pe-
lahir sejak adanya kesepakatan diantara
rjanjian ini, perjanjian sudah lahir sejak
para pihak. Seperti misalnya dalam pe-
adanya kata sepakat, akan tetapi pr-
rjanjian timbal balik, kesepakatan yang
275
11
Ridwan Khairandy,Op.Cit,hlm 48-51.
Lambung Mangkurat Law Journal
Volume 1 Issue 2, September 2016
estasi atau kewajiban kontraktual para
logis bahwa prestasi yang diperjanjikan
pihak baru lahir setelah peristiwa yang
tergolong sebagai prestasi yang dapat
diperjanjikan terjadi, peristiwa yang di-
dibatalkan sewaktu-waktu jika peristi-
perjanjikan ini adalah persitiwa yang b-
wa yang dipersyaratkan terjadi.
elum tentu terjadi,12 sehingga jika ke-
Sesuai dengan pembahasan di at-
mudian peristiwa yang diperjanjian te-
as bahwa suatu perikatan dapat dikate-
rsebut tidak terjadi, maka perjanjian te-
gorikan sebagai benda adalah perikatan
rsebut akan berakhir dengan sendirin-
yang mengandung prestasi atau utang
ya.
di dalamnya, karena yang dapat digoloJenis perjanjian bersyarat ini me-
ngkan sebagai benda adalah hak atas
ngakibatkan kreditor belum memiliki
prestasi tersebut dan bukan perikatan-
hak untuk menuntut dipenuhinya pres-
nya, adanya persyaratan yang menang-
tasi yang diperjanjikan, sedangkan deb-
guhkan dalam perjanjian akan mengak-
itor juga tidak memiliki kewajiban
ibatkan perjanjian ini belum memiliki
untuk melakukan prestasi. Dengan de-
prestasi yang harus dilakukan oleh de-
mikian, dalam perjanjian jenis ini be-
bitor, dengan kata lain, perjanjian jenis
lum ada hak dan kewajiban yang lahir
ini adalah jenis perjanjian dimana hak
sampai dengan peristiwa tidak tentu ya-
atau piutang yang terkandung di da-
ng diperjanjikan itu terjadi.
lamnya adalah piutang yang belum da-
Berbeda dengan perjanjian bersy-
pat ditagih sebagaimana yang dipers-
arat menangguhkan, perjanjian bersy-
yaratkan Pasal 511 ayat (3) KUHPerd,
arat batal adalah perjanjian yang dika-
dengan demikian perjanjian-perjanjian
itkan dengan syarat tertentu yang dapat
yang dibuat dengan adanya syarat ta-
membatalkan perjanjian, perjanjian ya-
ngguh dan/atau syarat batal tidak dapat
ng sudah lahir dan berjalan dapat ber-
digolongkan sebagai benda berdasar-
akhir atau dibatalkan jika syarat atau
kan ketentuan Pasal 511 ayat (3) KU-
peristiwa yang menjadi syarat dalam p-
HPerd dikarenakan benda (yaitu hak)
erjanjian itu terjadi.13 Perjanjian ber-
itu sendiri belum lahir hingga peristiwa
syarat batal ini memiliki konsekuensi
tidak tentu yang diperjanjikan terjadi. Keabsahan Perjanjian Pengikatan
12 13
Ibid.,hlm. 49. Ibid.,hlm. 51.
Jaminan Yang Menggunakan Polis
276
Lambung Mangkurat Law Journal
Volume 1 Issue 2, September 2016
Asuransi Jiwa sebagai Objek Ja-
ukan oleh pihak-pihak yang cakap
minan.
untuk bertindak dan berdasarkan kesep-
Perjanjian pengikatan jaminan m-
akatan kedua belah pihak, sehingga sy-
erupakan perjanjian tambahan atau ace-
arat sah perjanjian yang pertama dan
ssoir yaitu perjanjian yang muncul aki-
kedua yaitu sepakat mereka yang men-
bat adanya perjanjian pokok. Perjanjian
gikatkan dirinya dan kecakapan untuk
kredit (atau utang piutang) merupakan
membuat suatu perjanjian terpenuhi.
perjanjian pokok, yang menimbulkan
Terpenuhinya kedua syarat itu dalam
adanya perjanjian tambahan berupa ja-
perjanjian pokoknya, berarti terpenuhi
minan,14 oleh karena itu perjanjian
juga kedua syarat tersebut dalam perj-
tambahan atau jaminan hanya dapat la-
anjian pengikatan jaminan yang meru-
hir jika telah ada perjanjian pokok dan
pakan perjanjian tambahan dari perja-
juga akan berakhir dengan berakhirnya
njian pokok.
perjanjian pokok.
Syarat yang ketiga yaitu suatu hal
Meskipun kedudukan perjanjian
tertentu dalam perjanjian pengikatan
pengikatan jaminan merupakan per-
jaminan adalah berupa prestasi atau ti-
janjian tambahan atau accessoir, la-
ndakan pemberian benda atau hak keb-
hirnya jaminan tersebut tetap dilakukan
endaan yang menjadi objek jaminan
dengan membuat suatu perjanjian, de-
kepada kreditor penerima jaminan, de-
ngan demikian keabsahan perjanjian
ngan demikian, jika objek yang dija-
pengikatan jaminan tetap harus mem-
minkan adalah polis asuransi jiwa ma-
enuhi syarat sahnya perjanjian yang
ka harus dikaji terlebih dahulu apakah
diatur Pasal 1320 KUHPerd tersebut di
polis asuransi jiwa dapat dikategorikan
atas.
sebagai benda sehingga dapat dibebaJika dikaji berdasarkan syarat sa-
nkan menjadi objek jaminan.
hnya perjanjian Pasal 1320 KUHPerd,
Sri Soedewi M. memberikan pen-
pada umumnya perjanjian pokok yang
gertian jaminan kebendaan sebagai ja-
berupa perjanjian kredit maupun perj-
minan yang berupa hak mutlak atas
anjian pinjam meminjam uang, dilak-
suatu benda, dengan ciri-ciri mempu-
14
nyai hubungan langsung atas benda te-
Thomas Suyatno, (1995), Dasar-Dasar Perkreditan, Edisi Keempat, Jakata: Gramedia Pustaka Utama, hlm. 69.
rtentu, dapat dipertahankan terhadap si-
277
Lambung Mangkurat Law Journal
apapun, selalu mengikuti bendanya dan dapat dialihkan.
Volume 1 Issue 2, September 2016
4.
Yang lebih tua mempunyai ked-
15
udukan yang lebih tinggi.
Jaminan kebendaan dapat digolo-
5.
Dapat diperalihkan kepada orang
ngkan menjadi empat macam, yaitu:16
lain.
1.
Objek jaminan adalah benda yang
Gadai (pand), yang diatur di dal-
2.
3.
4.
am Bab 20 Buku II KUHPerd.
dapat dialihkan dan mempunyai nilai
Hak tanggungan, diatur dalam
jual (ekonomis), menjaminkan suatu b-
Undang-Undang Nomor 4 Tahun
enda berarti melepaskan sebagian kek-
1996.
uasaan pemilik benda atas benda te-
Jaminan Fidusia, diatur dalam
rsebut. Kekuasaan yang dilepaskan ter-
Undang-Undang Nomor 42 Tah-
sebut adalah kekuasaan untuk men-
un 1999.
galihkan hak milik dengan cara apapun
Jaminan Hipotik atas kapal laut
baik dengan cara menjual, menukar,
dan pesawat udara.
atau menghibahkan.18
Jaminan yang bersifat kebendaan
Jaminan merupakan kebutuhan k-
merupakan hak mutlak atas suatu ben-
reditor untuk memperkecil risiko apa-
da tertentu dari debitor yang dapat dip-
bila debitor tidak mampu menyelesa-
ertahankan pada setiap orang. Jaminan
ikan segala kewajiban yang timbul dari
ini mempunyai ciri-ciri: 1.
2.
3.
17
kredit yang telah dikeluarkannya. Den-
Mempunyai hubungan langsung
gan adanya jaminan, debitor yang tidak
atas bendanya.
mampu membayar akan dapat dipaksa
Dapat dipertahankan kepada siap-
untuk melakukan pembayaran atas kr-
apun.
edit yang telah diberikan kepadanya.19
Selalu mengikuti bendanya (droit de suite).
Menjadikan polis asuransi jiwa sebagai objek jaminan berarti menjadikan polis asuransi yang merupakan suatu perikatan sebagai suatu benda.
15
Sri Soedewi Masjhoen Sofwan, (2007), Hukum Jaminan di Indonesia, Pokok-Pokok Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan, Yogyakarta: Liberty, hlm. 46. 16 Ibid., hlm. 47. 17 J. Satrio, (2002), Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan Hak Tanggungan, Buku I, Bandung : Citra Aditya Bakti, hlm. 13.
18
Subekti, (1982), Jaminan-Jaminan untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia, Bandung : Alumni, hlm.25. 19 Badriyah Harun, (2010), Penyelesaian Sengketa Kredit Bermasalah, Yogyakarta : Pustaka Yustisia, hlm. 67.
278
Lambung Mangkurat Law Journal
Volume 1 Issue 2, September 2016
Pasal 511 ayat (3) KUHPerd menyebu-
tungan, atau tanggung jawab huk-
tkan bahwa yang dianggap sebagai be-
um kepada pihak ketiga yang mu-
nda bergerak karena undang-undang
ngkin diderita tertanggung atau
adalah perikatan-perikatan dan tuntu-
pemegang polis karena terjadinya
tan-tuntutan mengenai sejumlah uang
suatu peristiwa yang tidak pasti;
yang dapat ditagih atau mengenai be-
atau
nda bergerak.
2.
Memberikan pembayaran yang d-
Pasal 246 KUHD menyebutkan
idasarkan pada meninggalnya ter-
bahwa asuransi atau pertanggungan ad-
tanggung atau pembayaran yang
alah suatu perjanjian, dengan mana se-
didasarkan pada hidupnya terta-
orang penanggung mengikatkan diri
nggung dengan manfaat yang
kepada seorang tertanggung, dengan
besarnya telah ditetapkan dan/at-
menerima suatu premi, untuk membe-
au didasarkan pada hasil pengel-
rikan penggantian kepadanya karena
olaan dana.
suatu kerugian, kerusakan, atau kehi-
Pengertian tersebut di atas menu-
langan keuntungan yang diharapkan, y-
njukan bahwa dalam suatu asuransi ter-
ang mungkin akan dideritanya karena
tanggung memiliki kewajiban untuk m-
suatu peristiwa yang tak tertentu.
embayar sejumlah premi kepada pena-
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang
nggung, dan penanggung tersebut me-
Nomor 40 Tahun 2014 tentang Per-
miliki kewajiban untuk memberikan se-
asuransian (Undang-Undang Asuransi)
jumlah uang sebagai penggantian kep-
juga menentukan bahwa asuransi adal-
ada tertanggung pada saat resiko yang
ah perjanjian antara dua pihak, yaitu
diperjanjikan itu terjadi, seperti missal-
perusahaan asuransi dan pemegang
nya adalah resiko kesehatan atau kema-
polis, yang menjadi dasar bagi peneri-
tian tertanggung dalam asuransi jiwa.
maan premi oleh perusahaan asuransi
Definisi asuransi yang diberikan
sebagai imbalan untuk:
Pasal 246 KUHD jo. Pasal 1 ayat (1)
1.
Memberikan penggantian kepada
Undang-Undang Asuransi tersebut di
tertanggung atau pemegang polis
atas menunjukan bahwa perjanjian asu-
karena kerugian, kerusakan, bia-
ransi adalah perjanjian yang pemenuh-
ya yang timbul, kehilangan keun-
an prestasinya digantungkan kepada su-
279
Lambung Mangkurat Law Journal
Volume 1 Issue 2, September 2016
atu peristiwa tidak tentu, dengan demi-
pat ditagih. Ketentuan “dapat ditagih”
kian pada dasarnya perjanjian asuransi
dalam hal ini mensyaratkan bahwa pi-
dapat dikelompokkan ke dalam jenis
utang tersebut telah terjadi, pasti dapat
perjanjian bersyarat yang menangguh-
ditagih, dan tidak ada lagi persyaratan
kan.
yang dapat menghilangkan hak tagih Umumnya para sarjana hukum
atas piutang tersebut.
berpendapat bahwa perjanjian asuransi
Berbeda dengan piutang dari perj-
merupakan benda bergerak sesuai Pasal
anjian asuransi, dengan dikelompokka-
511 ayat (3) KUHPerd sehingga dapat
nnya asuransi sebagai jenis perjanjian
dibebankan menjadi jaminan atas suatu
bersyarat yang menangguhkan menunj-
perjanjian utang piutang. Pendapat ini
ukan bahwa hal yang harus diperhat-
muncul berdasarkan anggapan bahwa
ikan untuk dapat menggolongkan asur-
kewajiban yang dimiliki oleh penangg-
ansi sebagai benda bergerak adalah me-
ung ketika terjadinya resiko adalah
ngenai adanya persyaratan yang mena-
suatu prestasi atau utang yang harus
ngguhkan dilaksanakannya prestasi at-
dibayarkan penanggung kepada tertan-
au utang tersebut.
ggung, oleh karena itu polis asuransi
Dalam perjanjian asuransi, pres-
dapat dikategorikan sebagai piutang at-
tasi atau manfaat asuransi hanya dapat
as nama yang hanya dapat dibayarkan
dirasakan oleh tertanggung atau ahli
kepada pihak-pihak yang diperjanjikan
warisnya pada saat terjadinya resiko y-
dalam
dapat
ang diperjanjikan, dengan demikian te-
dijadikan sebagai jaminan atas utang a-
rhadap asuransi jiwa, piutang tersebut
tau kredit baik dengan gadai maupun
hanya dapat dicairkan ketika tertang-
dengan fidusia.
gung meninggal dunia yang waktu
polis
tersebut
dan
Pasal 511 ayat (3) KUHPerd se-
untuk terjadinya resiko tersebut tida-
cara tegas menentukan bahwa perikatan
klah tentu, hal ini menunjukkan bahwa
-perikatan atau tuntutan-tuntutan meng-
sifat piutang asuransi tersebut sebenar-
enai sejumlah uang yang dapat dinilai
nya adalah tidak tentu.
sebagai benda bergerak adalah perika-
Sifat piutang dari asuransi yang
tan-perikatan atau tuntutan-tuntutan m-
tidak tentu juga dapat disebabkan oleh
engenai sejumlah uang yang sudah da-
tidak adanya jaminan bahwa klaim ya-
280
Lambung Mangkurat Law Journal
Volume 1 Issue 2, September 2016
ng diajukan oleh tertanggung ketika
sehingga tidak memenuhi persyaratan
resiko yang diperjanjikan dalam asur-
resiko yang ditentukan dalam asuransi.
ansi tersebut terjadi, akan diterima
Penolakan klaim tersebut juga
seluruhnya oleh penanggung sehingga
diperkuat dengan adanya pembatasan
klaim tersebut dapat dipastikan cair.
tanggungjawab penanggung sebagaim-
Hal ini dikarenakan, dalam asuransi
ana ketentuan 276 KUHD yang menga-
dikenal adanya persyaratan-persyaratan
tur tentang kesalahan tertanggung se-
yang harus dipenuhi atas resiko yang
ndiri yaitu jika tertanggung seharusnya
dijaminkan tersebut agar klaim dapat
berbuat lain atau karena kurang berh-
dicairkan.
ati-hati. Kesalahan dalam hal ini bukan
Persyaratan-persyaratan itu meru-
berarti kesengajaan, melainkan perbu-
pakan kesepakatan antara tertanggung
atan yang kurang hati-hati atau karena
dan penanggung atau kebijakan dasar
sembrono dan ceroboh yang dapat me-
dari penanggung, sehingga konsekuen-
nimbulkan kerugian, kerugian ini tidak
sinya adalah tidak dipenuhinya persyar-
ditanggung oleh penanggung.20
atan itu maka klaim tidak akan dapat
Tidak terpenuhinya persyaratan
diberikan kepada tertanggung. Seperti
klaim akan mengakibatkan klaim atas
misalnya jika terjadi kematian dalam
resiko tersebut tidak dapat dicairkan,
asuransi jiwa yang disebabkan oleh ke-
klaim yang tidak dapat dicairkan akan
celakaan yang dialami oleh tertang-
menghilangkan kewajiban (prestasi)
gung, melihat pada penyebab kematian
penanggung untuk melakukan pem-
yang dikarenakan kecelakaan, seharu-
bayaran, dengan kata lain piutang yang
snya ahli waris dapat mencairkan klaim
dimiliki oleh penanggung kehilangan
tersebut, namun jika kemudian diketah-
hak tagihnya sehingga tidak dapat ditu-
ui penyebab kecelakaan tersebut tern-
ntut oleh ahli waris dan perjanjian asu-
yata adalah mabuknya tertanggung, m-
ransi tersebut berakhir. Hal ini menun-
aka penanggung dapat menolak untuk
jukan bahwa selain tergolong sebagai
mencairkan klaim dengan alasan bahwa
perjanjian bersyarat yang menangguh-
kecelakaan itu terjadi karena kesalahan
kan ternyata perjanjian asuransi juga
tertanggung yang melanggar hukum 20 Abdulkadir Muhammad, (1978), Pokok-Pokok Hukum Pertanggungan, Bandung:Alumni, hlm. 94.
281
Lambung Mangkurat Law Journal
Volume 1 Issue 2, September 2016
dapat digolongkan sebagai perjanjian
nan yang menggunakan polis asuransi
bersyarat batal sebagai akibat adanya
jiwa konvensional sebagai objek jamin-
persyaratan tertentu yang dapat memb-
annya adalah perjanjian pengikatan ja-
atalkan prestasi dalam perjanjian.
minan yang tidak sah.
Ketidakpastian tentang prestasi d-
Perjanjian asuransi jiwa tetaplah
alam perjanjian asuransi tersebut di
sebagai perjanjian yang berdiri sendiri
atas dan dapat digolongkannya per-
dan bukan sebagai perjanjian tambahan
janjian asuransi sebagai perjanjian ber-
(accessoir). Perjanjian asuransi akan
syarat tangguh maupun bersyarat batal
tetap berjalan meskipun perjanjian pe-
menunjukan bahwa piutang dari perj-
minjaman uangnya telah berakhir, she-
anjian asuransi jiwa adalah piutang
ingga penanggung tetap memiliki kew-
yang belum dapat ditagih karena piut-
ajiban untuk membayar klaim yang
ang itu sendiri belum terjadi sebelum
dituntut oleh ahli warisnya.
terjadinya resiko yang diperjanjikan. S-
PENUTUP.
esuai dengan pembahasan sebelumnya
Kesimpulan.
bahwa tanpa adanya prestasi atau pi-
Berdasarkan hal-hal tersebut di
utang yang dapat ditagih dalam per-
atas, dapat disimpulkan bahwa:
janjian asuransi maka perjanjian asur-
1.
Suatu
perikatan sebagai
dapat
ansi tidak dapat dikategorikan sebagai
dikategorikan
suatu
benda bergerak berdasarkan ketentuan
benda adalah dengan melihat
Pasal 511 ayat (3) KUHPerd.
kepada prestasi yang terkandung
Tidak dapat dikategorikannya po-
dalam perikatan tersebut, hal ini
lis asuransi jiwa konvensional sebagai
dikarenakan benda tidak berw-
benda bergerak, mengakibatkan perjan-
ujud yang dikenal dalam hukum
jian asuransi jiwa konvensional itu ti-
perdata Indonesia adalah berupa
dak dapat diserahkan kepada kreditor
hak, yang dalam suatu perikatan
sebagai objek jaminan, sehingga peme-
hak tersebut adalah prestasi atau
nuhan syarat sah perjanjian “suatu hal
utang yang dimiliki oleh seorang
tertentu” tidak terpenuhi karena tidak
debitor, sebagaimana yang ditent-
adanya benda yang diserahkan. Dengan
ukan Pasal 511 ayat (3) KUHP-
demikian, perjanjian pengikatan jami-
erd bahwa yang dimaksud benda
282
Lambung Mangkurat Law Journal
2.
Volume 1 Issue 2, September 2016
bergerak adalah utang atau pres-
upakan piutang yang tidak me-
tasi yang terkandung di dalam su-
miliki kejelasan kapan dapat dic-
atu perikatan dan utang tersebut
airkan dan apakah piutang itu be-
adalah utang yang dapat ditagih.
nar-benar dapat dicairkan (tidak
Dengan demikian, polis asuransi
jelas mengenai prestasinya), piut-
jiwa konvensional sebagai suatu
ang dari polis asuransi jiwa tidak
perikatan dengan prestasi yang
dapat dikategorikan sebagai be-
belum dapat ditagih atau perika-
nda bergerak sesuai Pasal 511
tan yang belum memiliki prestasi
ayat (3) KUHPerd. Tidak terpe-
di dalamnya karena prestasi ters-
nuhinya polis asuransi jiwa kon-
ebut masih digantungkan kepada
vensional sebagai benda, maka
suatu peristiwa tertentu bahkan
perjanjian pengikatan jaminan y-
memiliki resiko dapat dibatalkan
ang menggunakan polis asuransi
dengan adanya suatu syarat batal
jiwa sebagai objek jaminannya
di dalamnya, tidak dapat dikateg-
tidak memenuhi syarat sah per-
orikan sebagai benda berdasarkan
janjian yang ketiga yaitu suatu
Pasal 511 ayat (3) KUHPerd.
hal tertentu (tidak memiliki objek
Keabsahan perjanjian pengikatan
yang dijaminkan), dengan demi-
jaminan yang objeknya adalah p-
kian perjanjian pengikatan jami-
olis asuransi jiwa konvensional
nan yang menggunakan polis as-
harus didasarkan kepada ketentu-
uransi jiwa konvensional sebagai
an Pasal 1320 KUHPerd, pada
objek jaminannya adalah perjanj-
umumnya polis asuransi jiwa
ian yang tidak sah.
konvensional memenuhi syarat
Saran.
sah perjanjian yang pertama dan
Beberapa saran yang dapat
kedua yaitu kesepakatan para
disampaikan antara lain:
pihak dan kecakapan untuk me-
1.
Penelitian ini masih memerlukan
mbuat perjanjian, akan tetapi dik-
penelitian lanjutan untuk dilaku-
arenakan polis asuransi jiwa buk-
kan, oleh karena itu penulis me-
anlah jenis piutang yang sudah
nyarankan untuk dilakukannya p-
dapat ditagih, dan bahkan mer-
enelitian yang lebih mendalam
283
Lambung Mangkurat Law Journal
2.
Volume 1 Issue 2, September 2016
mengenai hal ini, salah satu
DAFTAR PUSTAKA.
contoh permasalahan yang menu-
Harun, Badriyah. (2010). Penyelesai-
rut penulis perlu dilakukan pene-
an Sengketa Kredit Bermasalah.
litian adalah mengenai adanya in-
Yogyakarta : Pustaka Yustisia.
dikasi bundling (tying)21 dalam
Kansil, C.S.T.. (1989). Pengantar Ilmu
mempersyaratkan polis asuransi
Hukum dan Tata Hukum Indon-
jiwa untuk mendapatkan penca-
esia. Ctk. Kedelapan. Jakarta: Ba-
iran pinjaman atau kredit, baga-
lai Pustaka.
imakah keabsahan perjanjian kre-
Khairandy, Ridwan. (2013). Hukum K-
dit yang mensyaratkan hal terse-
ontrak Indonesia Dalam Persp-
but.
ektif Perbandingan (Bagian Per-
Polis Asuransi jiwa bukanlah be-
tama). Yogyakarta:FH UII Press.
nda, sehingga perbankan atau le-
Muhammad, Abdulkadir. (1978). Pok-
mbaga keuangan lain yang meng-
ok-Pokok Hukum Pertanggung-
eluarkan fasilitas kredit atau per-
an. Bandung:Alumni.
janjian utang piutang seharusnya
Nuryani, Neng Yani. (2015). Hukum
tidak lagi menggunakan polis
Perdata. Bandung:Pustaka Sety-a.
asuransi jiwa sebagai jaminan,
Satrio, J.. (2002). Hukum Jaminan Hak
karena hal itu tidak sesuai dengan
Jaminan Kebendaan Hak Tangg-
peraturan perundang-undangan y-
ungan. Buku I, Bandung : Citra
ang berlaku dan sangat merugi-
Aditya Bakti.
kan nasabah. Oleh karena itu, be-
Sofwan, Sri Soedewi Masjchoen. (200-
ntuk-bentuk jaminan dengan po-
0). Hukum Perdata, Hukum Be-
lis asuransi jiwa ini sebaiknya de-
nda. Yogyakarta: Liberty.
ngan tegas dilarang untuk meng- _____________.
(2007).
Hukum
hindari terjadinya sengketa dan
Jaminan di Indonesia, Pokok-Pokok
kerugian bagi debitor.
Hukum Jaminan dan Jaminan Perorangan. Yogyakarta: Liberty. Subekti. (1982). Jaminan-Jaminan unt-
21
Penjualan dua atau lebih produk dan/atau jasa yang berbeda dalam satu paket dengan mewajibkan nasabah untuk memilih barang atau jasa yang telah ditentukan salah satu pihak.
284
uk Pemberian Kredit Menurut H-
Lambung Mangkurat Law Journal
Volume 1 Issue 2, September 2016
ukum Indonesia. Bandung : Alumni. Suyatno, Thomas. (1995). Dasar-Dasar Perkreditan. Edisi Keempat. Jakata: Gramedia Pustaka Utama. Usman, Rahmadi. (2016). Hukum Jaminan Keperdataan. Cet. Ketiga. Jakarta:Sinar Grafika. Peraturan Perundang-Undangan: Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). Subekti, R. dan R. Tjitrosudibio. (2008). Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Jakarta:Pradnya Pratama. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 337).
285
Lambung Mangkurat Law Journal
286
Volume 1 Issue 2, September 2016