KATALOG TEKNOLOGI KONSTRUKSI PROYEK JALAN & PERUMAHAN
Copyright © 2015 Hak Cipta dilindungi oleh UndangUndang All rights reserved Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit Cetakan kedua : Agustus 2016 ISBN 978-602-73892-7-4 KONTRIBUTOR Ir. KIMRON MANIK, MSc AHMAD AGUS FITRAH AKBAR , ST, MT Ir. AKHMAD SURAJI, MT, PhD, IPM BENNY HIDAYAT, ST, MT, PhD Ir. DARMA TYANTO SAPTODEWO, MT, MBA Ir. SOERYANTO MANGUNDIWIRJO ENDANG, ST, MSi SABILISSALAM ADITYAKUSUMA, SE NINA ARDHITA PUTRI, ST KARTIKA INDRYHAPSARI PUTRI, ST GATY SUHARNANY, S.IP EDITOR BENNY HIDAYAT ILLUSTRATOR BENNY HIDAYAT AGI SOLVIANDI DIREKTORAT BINA KELEMBANGAAN DAN SUMBER DAYA JASA KONSTRUKSI DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 2015
DAFTAR ISI Tim Penyusun
i
Daftar Isi
ii
Kata Sambutan
iii
Kata Pengantar
iv
Balok Kantilever Untuk Pelebaran Jalan
3
Tiang Cerucuk Kayu Untuk Jalan di Atas Tanah Lunak
15
Metoda Konstruksi Sarang Laba-laba (KSLL) pada konstruksi jalan
24
Sistem Perkerasan Cakar Ayam Modifikasi (CAM)
41
Penambalan Perkerasan Jalan Dengan Bahan Tambalan Siap Pakai
49
Asbuton Campuran Panas Hampar Dingin (Cold Paving Hot Mix Asbuton-CPHMA)
55
RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat)
63
Teknologi Pracetak Sistem C-Plus
73
Rumah Maisonet
78
Rumah Tahan Gempa
83
Referensi
88
KATA SAMBUTAN Atas berkat rahmat Allah SWT dan kerja keras tim penyusun, buku katalog teknologi konstruksi ini bisa diterbitkan. Katalog kontruksi edisi awal ini memberikan informasi terkait teknologi konstruksi bidang jalan dan perumahan. Pembangunan infrastruktur di Indonesia akan mencapai nilai lebih dari Rp 5000 trilyun selama tahun 2015-2019. Untuk melaksanakan tantangan pembangunan tersebut, teknologi konstruksi berupa soft dan hard technology untuk proyek kecil dan besar diperlukan untuk modernisasi penyelenggaraan konstruksi; berupa teknologi untuk pengkajian, perencanaan, perencanaan, pembiayaan, perancangan, pengadaan, pelaksanaan, operasi dan pemeliharan. Saya berharap buku katalog ini bisa menjadi acuan sumber informasi bagi penyedia jasa dan pengguna jasa, mahasiswa dan akademisi, dan masyarakat umum. Saya mengucapkan terimakasih kepada subdirektorat Teknologi Konstruksi dan Produksi Dalam Negeri yang telah memprakarsai dan menerbitkan buku katalog teknologi konstruksi ini. Jakarta, Desember 2015 Direktur Bina Kelembagaan dan Sumber Jasa Konstruksi Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat
KATA PENGANTAR Menurut Merriam-Webster pengertian teknologi adalah penggunaan ilmu pengetahuan (science) untuk menemukan sesuatu yang berguna atau memecahkan suatu permasalahan, peralatan, mesin, metoda adalah diciptakan dengan teknologi. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi menggunakan metoda konstruksi yang menggabungkan penggunaan teknologi konstruksi dan rekayasa konstruksi untuk membangun sebuah bangunan. Industri konstruksi terdiri dari pelaku konstruksi yang melakukan kegiatan (proses) konstruksi untuk menghasilkan produk konstruksi. Diperlukan input dana, sumber daya manusia, peralatan, material untuk proses pelaksanaan konstruksi; dan teknologi konstruksi dibutuhkan untuk mengolah semua input tersebut menjadi bangunan dan infrastruktur. Buku Katalog Teknologi Konstruksi Buku katalog ini merupakan kumpulan informasi mengenai teknologi konstruksi di Indonesia. Di dalam buku ini terdapat sepuluh (10) teknologi andalan Indonesia. Buku katalog ini ditujukan kepada penyedia jasa dan pengguna jasa, mahasiswa dan akademisi, dan masyarakat umum. Buku ini disusun berdasarkan penelusuran literatur dan diskusi dengan stakeholder terkait. Teknologi konstruksi di Indonesia bisa diidentifikasi dari pencarian internet di situs
berita online, publikasi ilmiah (google scholar), lomba karya konstruksi Indonesia, website pusat penelitian dan sumber-sumber lain. Dalam penyusunannya katalog ini dipertajam dengan mengadakan diskusi dalam bentuk FGD (focussed group discussion) dengan stakeholder terkait. Dari penelusuran teknologi tersebut bisa diidentifikasi banyak teknologi konstruksi yang telah digunakan di Indonesia, yang bisa dikelompokkan dalam berbagai jenis atau bidang proyek konstruksi. Namun untuk katalog edisi awal ini, dalam buku katalog ini hanya difokuskan pada proyek jalan dan perumahan. Cukup banyak teknologi konstruksi yang bisa diidentifikasi untuk proyek jalan dan perumahan. Berdasarkan diskusi dalam FGD dipilihlah sepuluh teknologi andalan karya anak bangsa, seperti yang tersaji dalam buku kat- alog ini. Dasar pemilihan adalah tingkat kematangan, level of readiness, dari teknologi konstruksi tersebut. Dalam proses penyusunan katalog ini juga bisa terlihat bahwa Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sendiri sudah melakukan penelitian dan pengembangan, dimana litbang tersebut sudah mempunyai berbagai ragam teknologi konstruksi. Detail teknologi konstruksi yang mereka kembangkan bisa dilihat dari website litbang-litbang tersebut:
Puslitbang
Website
Puslitbang Jalan dan Jembatan
http://pusjatan.pu.go.id
Puslitbang Perumahan dan Permukiman Puslitbang Sumber Daya Air
http://puskim.pu.go.id http://www.pusair-pu.go.id
Dalam buku katalog ini terdapat sepuluh teknologi andalan untuk pekerjaan jalan dan perumahan. Sepuluh teknologi tersebut menggambarkan solusi persoalan dalam pelaksanaan proyek. Sepuluh teknologi tersebut disajikan dalam katalog ini tanpa ada pengurutan khusus. Jakarta, Desember 2015 Tim Penyusun
1
1
2
BALOK KANTILEVER UNTUK PELEBARAN JALAN DESKRIPSI Lokasi ruas jalan nasional dan propinsi bisa berada di daerah perbukitan yang terjal, sehingga tidak ada alternatif untuk relokasi jalan baru. Kondisi lingkungan seperti di pinggir sungai dan pinggir tebing bukit membuat sulit untuk melakukan pemotongan tebing dan penimbunan jurang. Sehingga diperlukan alternatif konstruksi yang tepat untuk memperlebar jalan, yaitu menggunakan balok kantilever pracetak.
Tebing batu
Situasi lapangan yang tidak memungkinkan pelebaran jalan
METODE PELAKSANAAN
3
Struktur atas proyek jalan ini terdiri dari balok (beam), pelat (slab) dan pembatas (kerb) yang dibuat dengan metoda beton pracetak (precast). Komponen beton tersebut dibuat di tempat lain, setelah beton pracetak tersebut jadi, lalu beton tersebut dibawa ke lokasi proyek jalan untuk dipasang.
Kurb pracetak
Balok kantilever pracetak
Pelat pracetak
Sistem balok kantilever
1.
Pemasangan kawat pengikat (Ground Anchor) Untuk penahan dan pemegang balok kantilever digunakan angkur (ground anchor) dari kabel pratekan. Ground anchor ini memakai teknologi prestress dengan cara memborkannya ke dalam tanah sampai dengan kedalaman 9 meter. Ground anchor tersebut dimasukan kedalam balok pracetak yang telah disediakan lubangnya. Kemudian dilakukan penarikan (stressing) kawat ground anchor untuk penahan bagi balok pracetak.
4
Penggalian untuk dudukan balok kantilever
Pemasangan balok kantilever
5
2.
Pemasangan Balok Pracetak Setelah angkur terpasang ke dinding batu, kemudian balok kantilever dipasang. Balok yang dipasang ini menggunakan teknologi beton pre-stress dengan 2 buah tendon. Mutu beton yang dipakai adalah K350. Setelah umur beton 7 hari, dilakukan penarikan (stressing) pada balok pracetak tersebut dengan kekuatan tarik sebesar 50-70 % dari tegangan ijin, sisanya diberikan saat pemasangan dilapangan (metoda post tensioning).
3.
Pemasangan Pre-cast Slab Setelah balok-balok kantilever terpasang, diantara balok- balok tersebut dipasang pelat pracetak (precast slab) yang berbentuk panel-panel dalam ukuran tertentu. Proses pelaksanaan pelat pracetak ini sama dengan balok pracetak, tetapi penarikan (stressing) dilakukan sebelum pengecoran (metoda pretensioning), dengan kekuatan tarik sebesar 50% tegangan ijin.
Pelat pracetak
Pemasangan pelat pracetak
6
4.
Penarikan kabel angkur (Ground Anchor) pada balok pracetak dan pelat pracetak Setelah kabel pratekan angkur (ground anchor) dimasukkan kedalam pipa pada balok, dilakukanlah penarikan penarikan pada kabel tersebut dan juga penarikan dengan alat stressing jack. Pemasangan pelat pracetak sekaligus bersamaan dengan memasukkan kabel pratekan (strand) kedalamnya. Setelah pelat pracetak tersebut tersusun sepanjang balok prace- tak, atau yang disebut dengan span, dilakukan penarikan pada pelat pracetak dengan menggunakan alat stressing jack.
5.
Penyambungan Pelat Pracetak
Stressing jack
7
Sambungan antar pelat
Pemasangan sambungan antar pelat pracetak
Pemasangan pelat-pelat pracetak diantara balokbalok kantilever akan menyisakan ruang kosong diantara pelat tersebut. Untuk itu perlu dilakukan penyambungan. Penyambungan antar panel pelat beton tersebut dilakukan dengan memasang campuran beton dengan mutu beton K-500 dan juga lapisan anti susut untuk sambungan beton pracetak tersebut. 6.
8
Pemasangan Pembatas Pracetak (Pre-cast Curb) Setelah badan jalan selesai dilanjutkan dengan pemasangan pembatas jalan (curb) yang juga terbuat dari beton pracetak.
KEUNGGULAN
Kurb pracetak
Metoda balok kantilever pracetak ini sangat cocok pada daerah batuan massive dimana tidak memungkinkan untuk melakukan pemotongan tebing atau penimbunan tanah untuk pelebaran jalan. Dengan menggunakan metoda balok kantilever ini bisa diperoleh jalan yang lebih lebar.
INNOVATOR TEKNOLOGI & VENDOR Metoda ini pernah diaplikasikan oleh Dinas Prasarana Jalan Provinsi Sumatera Barat
9
Kondisi jalan lebih lebar setelah pemasangan balok kantilever
CONTOH PROYEK YANG MENERAPKAN TEKNOLOGI Metoda kantilever ini sudah diterapkan di ruas jalan nasional Lubuk Bangku-Ulu Air, di Kecamatan Harau, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat. Catatan: Metoda balok kantilever oleh Dinas Prasarana Jalan Sumatera Barat ini meraih penghargaan terbaik kategori Teknik Konstruksi pada Karya Konstruksi Indonesia tahun 2006.
10
13
14
TIANG CERUCUK KAYU UNTUK JALAN DI ATAS TANAH LUNAK DESKRIPSI Tanah lunak, seperti tanah gambut, mempunyai daya dukung rendah dan mempunyai penurunan permukaan yang besar sehingga tidak mungkin dapat meletakkan perkerasan jalan langsung di atas tanah tersebut tanpa melakukan perbaikan tanah terlebih dahulu. Untuk meningkatkan daya dukung tanah dan mengurangi penurunan tanah bisa dilakukan dengan menggunakan tiang pondasi atau juga bisa menggunakan cerucuk kayu. Penggunaan tiang dengan material lain seperti tiang beton mini bisa lebih bertahan lama, cepat dan mudah dibandingkan menggunakan tiang kayu. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah mengeluarkan pedoman teknis tata cara pelaksanaan pondasi cerucut kayu di atas tanah lembek dan tanah gambut, pedoman teknis no. 029/T/BM/1999, lampiran no.6 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No. 76/KPTS/Db/1999 tanggal 20 Desember 1999.
TATA CARA PELAKSANAAN Metoda tiang cerucuk ini mempunyai tahapan pekerjaan sebagai berikut: persiapan tanah dasar, pemasangan cerucuk atau tiang beton, pemasangan matras, pembuatan
15
timbunan jalan dan pekerjaan perkerasan jalan. 1.
Penyiapan Tanah Dasar Lahan diratakan dengan penyiapan lahan, bersihkan tanah dasar yang dapat mengganggu pelaksanaan. Bila muka air mencapai permukaan tanah, maka timbun tanah dasar sehingga tanah timbunan di atas muka air.
Perataan lahan, pembersihan lahan.
Tanah lunak
2.
16
Pemasangan Cerucuk Kayu Pemancangan cerucuk kayu bisa menggunakan tenaga manusia, alat pancang cerucuk, atau juga dengan bantuan alat back-hoe. Cerucuk kayu ujungnya diruncingkan agar mudah menembus tanah. Tiang cerucuk tersebut ditem- patkan di titik kedudukan rencana dan lalu dipasang dengan dipukul dengan tenaga manusia atau ditekan dengan mangkok (bucket) back hoe. Tekan tiang tersebut sampai dengan kedalaman rencana.
3.
Pemasangan kepala tiang dan matras Tiang-tiang cerucuk kemudian disatukan dengan berbagai cara, bisa menggunakan papan yang dipaku di atas tiang tersebut, menggunakan balok yang mengapit tiang ceruc- uk, menggunakan kawat yang mengikat antar tiang, atau menggunakan matras. Matras ini bisa terdiri dari timbunan lokal dan isinya berupa stabilisasi tanah, dengan ranting kayu yang disusun-susun, atau matras dari semen ataubeton kurus. Diatas matras dipasang lapisan pemisah selebar per- mukaan tiang yang tepasang, ditambah satu meter dibagi- an kiri kanannya. Lapisan pemisah ini mencegah lolosnya bahan timbunan melewati celah-celah tiang, bahan pem- isah ini bisa menggunakan geotextile, dari bilik bambu atau ranting.
Cerucuk kayu
Pemasangan cerucuk kayu
17
4.
Penimbunan material
Penyatuan cerucukcerucuk kayu dengan papan, atau kawat
Matras berupa timbunan yang berfungsi menyatukan cerucuk kayu
Tebal timbunan jalan adalah minimum satu meter. Bila lapis pemisah merupakan bahan hasil fabrikasi maka timbunan lapisan pertama setebal ½ meter padat harus beru- pa tanah berbutir. Bila digunakan lapis pemisah anyaman bambu (bilik) maka timbunan lapis pertama ½ m padat tidak perlu digunakan tanah berbutir, tetapi tidak dis- arankan menggunakan bahan dari tanah organik atau tanah gambut. Lapisan berikutnya menggunakan bahan timbunan sesuai dengan persyaratan spesifikasi.
18
Timbunan material
Penimbunan material
5.
Perkerasan jalan Setelah timbunan terbentuk pekerjaan perkerasan jalan.
dilanjutkan
dengan
Perkerasan jalan
Pembuatan perkerasan jalan
19
KEUNGGULAN Penggunaan tiang cerucuk kayu atau pun tiang beton berguna untuk menambah daya dukung tanah dan mengu- rangi terjadinya penurunan tanah yang bisa merusak jalan.
Jalan dengan tiang cerucuk kayu selesai dan siap dipergunakan.
INNOVATOR TEKNOLOGI & VENDOR Pondasi tiang dengan istilah “cerucuk” sudah sejak lama dikenal di daerah rawa, seperti di daerah Kalimantan Selatan. Rumah-rumah yang merupakan rumah panggung bangunan bawahnya ada berbagai sistem, diantaranya adalah sistem cerucuk untuk pondasinya. CONTOH PROYEK YANG MENERAPKAN TEKNOLOGI Sistem pondasi cerucuk banyak dipergunakan pada konstruksi jalan raya. Mengkombinasikannya dengan matras beton pracetak seperti yang telah diterapkan pada
20
proyek jalan di Ancol atau Cirebon. Kombinasi ini juga dipergunakan untuk memperbaiki kondisi jalan tol Sudiatmo yang telah mengalami penurunan (settlement) dan proyek double-track Cikampek.
21
22
23
METODA KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA PADA KONSTRUKSI JALAN DESKRIPSI Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) adalah kombinasi konstruksi bangunan bawah konvensional, konstruksi yang merupakan perpaduan pondasi pelat beton pipih menerus yang diisi dengan perbaikan tanah sehingga menjadi satu kesatuan komposit konstruksi beton bertulang. Kombinasi ini menghasilkan kerja sama timbal balik yang saling menguntungkan sehingga membentuk sebuah pondasi yang memiliki kekakuan jauh lebih tinggi dibandingkan pondasi dangkal lainnya. Konstruksi KSLL terdiri dari pelat beton tipis bermutu K-225 berukuran 10-15 cm yang dibawahnya dikakukan oleh dinding-dinding beton bertulang (disebut sebagai rib). Ribrib tersebut tegak, tipis dan relatif tinggi, biasanya tingginya 50 sampai 150 cm. Penempatan rib-rib diatur sedemikian rupa sehingga dari atas kelihatan membentuk petak-petak segitiga, sedangkan rongga-rongga dibawah pelat dan diantara rib-rib tersebut diisi dengan tanah atau pasir yang dipadatkan lapis demi lapis.
TATA CARA PELAKSANAAN Konstruksi Sarang Laba-Laba terdiri dari dua bagian konstruksi, yaitu :
24
1.
Konstruksi beton Konstruksi beton pondasi KSLL berupa pelat pipih menerus yang dibawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak yang pipih tetapi tinggi. Dari segi fungsinya, ribrib tersebut ada 3 macam, yaitu rib konstruksi, rib settlement dan rib pengaku. Rib konstruksi yaitu rib yang berfungsi sebagai penyebar beban bangunan. Kemudian rib settlement yaitu rib yang berfungsi sebagai tumpuan utama beban bangunan. Sedangkan rib pengaku yaitu rib yang berfungsi sebagai pembagi dan pengikat atau pengaku terhadap rib-rib yang lain. Bentuknya bisa digambarkan sebagai kotak raksasa yang terbalik (menghadap kebawah). Penempatan atau susunan rib-rib tersebut sedemikian rupa, sehingga denah atas membentuk petak-petak segitiga dengan hubungan yang kaku (rigid).
25
2. Perbaikan tanah / pasir Ruang kosong yang ada diantara rib-rib atau yang ada di bawah pelat diisi dengan lapisan tanah atau pasir yang memungkinkan untuk dipadatkan dengan sempurna. Un- tuk memperoleh hasil yang optimal, maka pemadatan dil- aksanakan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapis tidak lebih dari 20 cm. Pada umumnya 2 atau 3 lapis teratas ha- rus melampaui batas 90% atau 95% kepadatan maksimum (Standart Proctor). Adanya perbaikan tanah yang dipadatkan dengan baik tersebut dapat membentuk lapisan tanah seperti lapisan batu karang sehingga bisa memperkecil dimensi pelat serta rib-ribnya. Sedangkan rib-rib serta pelat KSLL juga berfungsi sebagai pelindung bagi perbaikan tanah yang sudah dipadatkan tersebut.
Penggalian tanah untuk pondasi KSLL
26
METODE PELAKSANAAN Metode pelaksanaan KSLL adalah sebagai berikut: 1. Pekerjaan Galian Tanah Pekerjaan galian tanah untuk lubang pondasi dilakukan setelah selesainya pekerjaan pemasangan papan bowplank dengan penandaan sumbu dan ketinggian. Galian tanah tahap pertama berupa penggalian seluruh luasan untuk pondasi KSLL, dimana tanah digali sampai kedala- man dan lebar tertentu. Galian tanah tahap kedua dik- erjakan setelah galian tanah tahap pertama untuk pekerjaan rib settlement (rib anti penurunan), sepanjang jalur rib settlement digali dengan lebar tertentu dari tepi ke tepi dan dari kedalaman tertentu sehingga menjamin kelelua- saan pemasangan pembesian, acuan dan keamanan peker- jaan. Kemudian dilakukan juga penggalian tanah pada po- sisi kolom. Sudut kemiringan dari suatu lereng (kelandaian) merupakan bagian penting dari penggalian skala besar, terutama ditentukan oleh kelandaian alami dari jenis-jenis tanah kering. 2.
Pekerjaan Lantai Kerja untuk Rib dan Beton Dekking Dibawah rib konstruksi maupun rib settlement dibuatkanlantai kerja, dengan tujuan untuk mencapai efisiensi yang tinggi, yang memiliki fungsi ganda yaitu sebagai lantai ker- ja dan sebagai penahan bekisting rib. Lantai kerja dibuat dengan ketebalan tertentu dengan campuran beton. Bet- on dekking dibuat diatas lantai kerja sebagai pembatas antara rib dengan lantai kerja.
3.
Pekerjaan Bekisting Untuk Rib Bahan untuk bekisting yang digunakan berupa balok kayu 4/6, multipleks, serta bahan lain seperti paku, juga kayu bundar sebagai kayu penopang bekisting. Konstruksi bekisting dibuat setinggi ±190 cm untuk rib
27
settlement dan ±130 cm untuk rib konstruksi. Bekisting dipasang sesuai ketebalan rib, disangga, serta diikat kuat sehingga ukuran, bentuk maupun posisi rib-rib tidak berubah selama pen- gecoran berlangsung. Bekisting dibersihkan dari segala kotoran sebelum dilakukan pengecoran rib. Bekisting bisa dibuka 36 jam setelah pengecoran beton.
Pembuatan bekisting untuk rib KSLL
4.
28
Pekerjaan Pembesian Untuk Rib Pembesian rib berupa tulangan utama dan Sengkang. Besi penulangan dirakit terlebih dahulu kemudian dipasang dalam bekisting yang telah disiapkan, selanjutnya dipasang besi begel untuk rib. Besi tulangan tersebut diikat kuat dengan kawat bendrat, sehingga besi tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran. Besi penulangan untuk rib tersebut diberi jarak dari papan beskisting atau lantai kerja dengan pemasangan selimut beton ±3 cm. Dalam penulangan atau pembesian akan pertemuan antar pembesian yang memerlukan sistem hubungan pembesian pada pertemuan tersebut, berupa sambungan antara rib dengan rib (rib konstruksi, rib settle- ment maupun rib pembagi), rib dengan kolom, dan rib dengan plat penutup.
Pembesian rib
5.
Pekerjaan pengecoran untuk rib Adukan beton dibuat dengan bahan semen, pasir dan agregat, beserta air. Pencampuran dilakukan dengan menggunakan molen (mixer), selanjutnya adukan beton ditampung dalam gerobak. Setelah itu beton dituang kedalam bekisting rib-rib yang telah terpasang dengan pembesian sebelumnya. Pemadatan beton bisa dilakukan dengan menggunakan mesin vibrator.
6.
Pekerjaan Urugan dan Pemadatan Setelah pengecoran, pengurugan kembali lubang galian pondasi dilakukan dengan menggunakan tanah bekas gali- an atau tanah yang didatangkan dari luar. Urugan tanah dipadatkan lapis demi lapis dengan alat pemadat (seperti Tamping Rammer) dengan ketebalan tertentu. Pemadatan bisa dilakukan setelah beton rib berumur 3 hari. Pemadatan dilaksanakan sampai tanah tidak tampak turun lagi pada saat pemadatan. Pemadatan juga dilakukan di sekeliling tepi luar pondasi selebar minimum 1,5m, juga dilaksanakan lapis demi lapis.
29
Pekerjaan pengurukan dan pemadatan
30
7.
Pekerjaan Urugan Pasir dan Pemadatan Setelah pekerjaan urugan tanah dan pemadatan selesai, selanjutnya dilakukan pengurugan pasir tepat diatas tanah yang telah dipadatkan. Pemadatan dilakukan dengan alat pemadat secara lapis demi lapis dengan ketebalan terten- tu. Untuk urugan lapis pertama, dituntut kepadatan mini- mal 90% dari kepadatan optimal. Untuk urugan lapis kedua, dituntut kepadatan minimal 95% dari kepadatan optimal (Standar Proctor). Pada saat melakukan penguru- gan tanah atau pasir, mengingat beton yang masih muda, maka dijaga agar tinggi urugan antara petak yang bersebe- lahan tidak lebih dari ketebalan tiap lapis tadi.
8.
Pekerjaan Lantai Kerja untuk Plat Penutup Setelah kepadatan pengurugan pasir dites dan melampaui batas persyaratan yang ditentukan, maka sebelum pekerjaan pembesian plat penutup dilaksanakan, seluruh luasan diberi lapisan lantai kerja dengan campuran beton 1PC : 5PS setebal ±3cm.
Pekerjaan lantai kerja untuk pelat penutup
9.
Pekerjaan Pembesian untuk pelat Penutup Besi tulangan yang digunakan berdiameter ±10 mm dengan mutu BJTP 30. Pemasangan besi langsung dilakukan diatas lantai kerja, tepat pada tempat akan ditulangi. Untuk penulangan pelat sekitar kolom, terlebih dahulu dipasang tulangan yang berbentuk jaring laba-laba. Sedangkan untuk penulangan pelat tepat sepanjang jalur rib, terlebih dahulu dipasang tulangan stek yang menghub- ungkan dan mengikat erat antara rib dengan pelat yang dipasang zig-zag.
Pekerjaan pembesian sarang laba- laba
31
10. Pekerjaan Pengecoran Beton Pelat Penutup Pengecoran beton pelat penutup lebih baik dilakukan dengan beton ready mix menggunakan truk mixer dan truk pompa. Ini bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses pengecoran. Pengecoran dilakukan secara bertahap, mengingat pekerjaan rib dan perbaikan tanah pada bagian lain belum selesai. Pengecoran dilakukan berdasarkan ketebalan pelat lantai yang disyaratkan, yaitu setebal 11 cm. Setelah itu dilakukan pekerjaan lapisan aspal jalan.
Pengecoran pelat penutup
Pekerjaan lapisan aspal jalan
32
KEUNGGULAN Kelebihan-kelebihan pondasi Konstruksi Sarang LabaLaba (KSLL) adalah sebagai berikut:
1. KSLL memiliki kekakuan yang lebih baik dengan penggunaan bahan bangunan yang hemat dibandingkan dengan pondasi rakit (raft foundation).
2. KSLL memiliki kemampuan memperkecil penurunan (settlement) dan mengurangi irregular settlement apabila dibandingkan dengan pondasi rakit.
3. KSLL mampu membuat tanah menjadi bagian dari struktur pondasi karena proses pemadatannya akan menghilangkan pengaruh lipat atau lateral buckling pada rib.
4. KSLL juga berpotensi untuk digunakan sebagai pondasi untuk bangunan bertingkat rendah (2 lantai) yang dibangun di atas tanah lunak dengan mempertimbangkan total settlement yang mungkin terjadi.
5. Pelaksanaannya tidak menggunakan alat-alat berat dan tidak mengganggu lingkungan sehingga cocok diterapkan baik di lokasi padat penduduk maupun di daerah terpencil.
6. KSLL mampu menghemat pengunaan baja tulangan maupun beton.
7. Waktu pelaksanaan yang diperlukan relatif lebih cepat.
8. KSLL
lebih ekonomis dibandingkan pondasi konvensional rakit atau tiang pancang, apalagi dengan pondasi dalam, sehingga cocok digunakan oleh negara-negara sedang berkembang karena murah, padat karya dan sederhana.
33
Keistimewaan pondasi KSLL dapat dilihat dari aspek teknis, ekonomis dan dari segi pelaksanaan. 1.
Aspek Teknis a.
Pelat pipih menerus yang di bawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak, pipih dan tinggi. Bentuk konstruksi seperti ini, dengan bahan yang relatif sedikit akan diperoleh pelat yang memiliki kekakuan / tebal ekivalen yang tinggi.
b.
Susunan rib – rib yang membentuk titik-titik pertemuan dan penempatan kolom / titik beban pada titik pertemuan rib-rib. Pada titik pertemuan rib-rib diperoleh ketebalan maksimum, sedangkan makin jauh dari titik pertemuan rib-rib ketebalan ekivalen makin berkurang. Dalam perencanaan pondasi KSLL jika sebagai pondasi bangunan gedung harus sedemikian rupa sehingga titik pertemuan rib-rib berimpit dengan titik kerja beban / kolom-kolom tersebut. Hal ini menghasilkan grafik penyebaran beban yang identik bentuknya dengan grafik ketebalan ekivalen, sehingga dimensi konstruksi yang dihasilkan (pelat dan rib) lebih ekonomis. Susunan rib yang membentuk petak-petak segitiga dengan hubungan yang kaku menjadikan hub- ungan antar rib menjadi hubungan yang stabil terhadap pengaruh gerakan atau gaya horisontal.
c.
Rib-rib settlement yang cukup dalam dan diatur sedemikian rupa sehingga membagi luasan konstruksi bangunan bawah dalam petak-petak segitiga yang masing- masing luasnya tidak lebih 2
dari 200 m . Adanya rib-rib settlement memberi
34
keuntungan yaitu mereduksi total penurunan, mempertinggi kestabilan bangunan terhadap kemungkinan terjadinya kemiringan, mampu melindungi perbaikan tanah terhadap kemungkinan bekerjanya pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan sekitar, misal- nya kembang susut tanah dan kemungkinan timbulnya degradasi akibat aliran tanah, dan ribrib tersebut menam- bah kekakuan pondasi. d.
Kolom mencengkeram pertemuan rib–rib sampai ke dasar rib, hal ini membuat hubungan konstruksi bagian atas (upper structure) dengan konstruksi bangunan bawah (sub structure) menjadi lebih kokoh. Sebagai gambaran, misal tinggi rib konstruksi 120 cm, maka hubungan antara kolom dengan pondasi KSLL juga akan setinggi 120 cm. Untuk perbandingan, pada pondasi tiang pancang, hub- ungan antara kolom dengan pondasi hanya setebal pondasinya (kisarannya antara 50-80 cm).
e.
Sistem perbaikan tanah setelah pengecoran ribrib pem- adatan tanah baru dilakukan setelah rib-rib selesai dicor dan berumur sedikitnya 3 hari. Pemadatan sendiri harus dilaksanakan lapis demi lapis dan harus dijaga agar perbe- daan tinggi antara petak yang sedang dipadatkan dengan petak petak yang bersebelahan tidak lebih dari 25 cm, sehingga mudah untuk mencapai kepadatan yang tinggi. Disamping hasil kepadatan yang tinggi pada lapisan tanah di dalam petak rib-rib, lapisan tanah asli di bawahnya akan ikut terpadatkan walaupun
35
tidak mencapai kepadatan setinggi tanah yang berada dalam petak rib-rib.
Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) untuk jalan
f.
36
Adanya kerja sama timbal balik saling menguntungkan antara konstruksi beton dan sistem perbaikan tanah rib-rib beton. Di samping sebagai pengaku pelat dan sloof, juga sebagai dinding penyekat dari sistem perbaikan tanah, sehingga perbaikan tanah dapat dipadatkan dengan ting- kat kepadatan yang tinggi (mencapai 100% kepadatan maksimum Standar Proctor), dan setelahnya rib-rib akan berfungsi sebagai pelindung bagi perbaikan tanah terhadap pengaruh dari banjir, penguapan dan degradasi. Perbaikan tanah akan memberi dampak lapisan tanah menjadi seperti lapisan batu karang sehingga dapat memperkecil dimensi ribnya.
2.
Aspek Ekonomis Aspek-aspek teknis pondasi KSLL juga memberi keuntungan dilihat dari aspek ekonomis, seperti dimensi rib yang relatif kecil, penggunaan tanah sebagai bagian dari konstruksi yang sehingga menghemat pemakaian beton. Aspek ekonomis pondasi KSLL juga berupa pengerjaan pondasi yang memerlukan waktu yang singkat karena pelaksanaannya mudah dan padat karya serta sederhana dan tidak menuntut keahlian yang tinggi. Pembesian pada rib dan plat cukup dengan pembesian minimum, sehingga pada umumnya hanya diperlukan volume beton 0,2-0,35 m
3
beton/m
2
luas pondasi, dengan
3
pembesian 90-120 kg/m beton. Pondasi KSLL memanfaatkan tanah hingga mampu berfungsi sebagai struktur bangunan bawah dengan komposisi sekitar 85 persen tanah dan 15 persen beton.
INNOVATOR TEKNOLOGI & VENDOR Pondasi KSLL yang ditemukan pada tahun 1975 oleh Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto telah memiliki hak paten dari tahun 2004 yang kemudian dipegang oleh PT Katama Suryabumi sebagai pemegang paten dan pelaksana khusus pondasi KSLL. Organisasi/Perusahaan
Website
PT. KATAMA SURYABUMI Gedung Sentra Pemuda Jl. Pemuda Kav. 61 No. 38 Jakarta 13220
http://www.katama.co.id/
37
CONTOH PROYEK YANG MENERAPKAN TEKNOLOGI Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah melakukan uji coba penerapan teknologi pondasi KSLL untuk dia-plikasikan di jalan Pantura Jawa. Lokasi uji coba tepatnya dilakukan di ruas Ngawi - Bojonegoro, Jawa Timur.
38
39
40
SISTEM PERKERASAN CAKAR AYAM MODIFIKASI (CAM) DESKRIPSI Sistem Perkerasan Cakar Ayam Modifikasi (CAM) merupakan sistem terdiri dari pelat tipis beton bertulang dengan pelat beton bertulang dengan pelat beton penutup tepi vertical (koperan) yang diperkaku dengan pipa-pipa cakar ayam yang terbuat dari material selain beton (baja atau material lain), tertanam pada lapisan tanah dasar, lalu permukaannya dilapisi dengan AC-WC.
Sistem Cakar Ayam Modifikasi (CAM) untuk perkerasan jalan
41
Sistem Cakar Ayam Modifikasi (CAM) untuk perkerasan jalan
TATA CARA PELAKSANAAN Pengupasan tanah atas yang tidak stabil dilakukan sebelum pipa-pipa baja galvanis dipasang.
Pengupasan lapisan tanah atas
Kemudian dilakukan pemasangan pipa baja galvanis yang merupakan pipa baja tahan karat, yang menurut
42
inventor pondasi CAM ini bisa bertahan paling tidak 30 tahun. Pipa baja ini juga lebih ringan, berat 30kg, jauh lebih ringan dibandingkan dengan pipa beton dengan berat 1 ton pada jenis pondasi cakar ayam sebelumnya. Pipa baja ini dipasang dengan menggunakan topi pancang khusus untuk mencegah rusaknya pipa baja yang relatif tipis.
Pemasangan pipa galvanis
Dengan pipa baja yang ringan ini tidak diperlukan alat berat pada saat pelaksanaan, sehingga tidak memerlukan perkerasan sementara untuk alat-alat berat yang bekerja selama masa konstruksi pipa, juga pelaksanaanya relatif lebih cepat. Kemudian dilakukan penimbunan dan pembesian untuk tulangan pelat beton. Diperlukan detailing khusus sambungan antara pipa-pipa galvanis yang relatif tipis dengan pelat beton agar mekanisme transfer beban dan fungsi utama pipa pengaku pelat bisa berlangsung sempurna.
43
Penimbunan
Pembesian tulangan pelat beton
Kemudian dilakukan pembetonan pelat (slab) beton. Tebal pelat beton tersebut adalah 10-15cm, tergantung keadaan tanah di bawahnya. Di sistem cakar ayam modifikasi ini ditambahkan komperan disisi-sisi pelat agar pelat menjadi lebih kuat, mengurangi pengaruh beban roda kendaraan yang sering keluar masuk perkerasan.
44
Pembeton pelat beton
KEUNGGULAN Teknologi ini merupakan salah satu teknologi alternatif teknologi konstruksi perkerasan jalan yang dibangun di atas tanah lunak dan dengan lalu lintas yang dilayaninya cukup berat. Sistem perkerasan cakar ayam modifikasi (CAM) memiliki beberapa keunggulan dibanding sistem cakar ayam sebelumnya. Berat sendiri struktur pondasi CAM jauh lebih ringan (dengan menggunakan pipa baja galvanis tahan karat dan tahan gores dengan diameter 80 cm panjang 120 cm dan tebal 1,4 mm dengan jarak 250 cm) dari pondasi Cakar Ayam (CA); yang semula berat awal untuk tiap pondasi CA sekitar 1 ton sekarang dengan CAM menjadi lebih ringan dengan bobot 35 kg.
Perkerasan cakar ayam modifikasi selesai
45
INNOVATOR TEKNOLOGI & VENDOR Pondasi Cakar Ayam (CA) itu sendiri sebenarnya merupakan sistem pondasi apung (floating foundation) yang ber- bentuk buis beton (pipa beton diameter 1,2m1,5m tebal 8 cm) dengan variasi panjang pipa 1,5m-3,5m serta jarak antar pipa beton 2m-2,5m yang ditemukan pada tahun 1961 oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo. Pondasi Cakar Ayam ini telah dipatenkan dan diakui oleh beberapa Negara (Indonesia, Belgia, Belanda, Kanada, Perancis, Jerman, Inggris, Italia dan Amerika Serikat). Pondasi cakar ayam tersebut kemudian telah dimodifikasi (kemudian disebut pondasi Cakar Ayam Modifikasi/CAM) oleh beberapa akademisi maupun praktisi dari Fakultas Teknik Sipil UGM, Yogyakarta antara lain Prof. DR. Ir Bambang Soehendro, M.Sc, DR. Ir Harry Christady Hardiyatmo, M.Eng, dan Ir. Maryadi Darmokusumo. CONTOH PROYEK YANG MENERAPKAN TEKNOLOGI Sistem pondasi Cakar Ayam Modifikasi (CAM) juga telah diaplikasikan pada beberapa proyek antara lain di jalan tol Sedijatmo-Jakarta (2005), ruas jalan pantura (Pamanukan-Indramayu), jalan propinsi Samarinda (yang menghubungkan jalur jalan propinsi dengan gudang semen PT Bossowa). Catatan: Pondasi Cakar Ayam Modifikasi (CAM) ini mendapat perhargaan sebagai juara I kategori Teknologi Konstruksi pada Karya Konstruksi Indonesia tahun 2014. Prof.Dr.Ir. Bam- bang Suhendro, MSc.Phd; Dr.Ir.Hary Christady Hardiatmo, M.Eng, DEA; Ir. Maryadi Darmokusumo/PT. Cakarbumi, mendapakan penghargaan dengan judul karya ‘Sistem Perkerasan Cakar Ayam Modifikasi (CAM) Sebagai Alter- natif Solusi Konstruksi Jalan di Atas Tanah Lunak, Gambut, Ekspansif dan Timbunan’.
46
47
48
PENAMBALAN PERKERASAN JALAN DENGAN BAHAN TAMBALAN SIAP PAKAI DESKRIPSI Penambalan adalah perbaikan kerusakan setempat dan untuk memperbaiki penurunan kondisi struktural perkerasan jalan. Penambalan juga dapat mengurangi tingkat kerusakan perkerasan disekitarnya dan memperbaiki area yang mengalami kerusakan sebelum lapis tambahan (overlay). Tujuan penambalan adalah memperbaiki retak kulit buaya, lubang, tambalan yang gagal atau pemotongan utilitas, keriting, sungkur, depresi, retak slip dan alur (rutting). Untuk menghindari tingkat kerusakan perkerasan menjadi lebih berkembang maka diperlukan pemeliharaan reaktif. Untuk itu, diperlukan bahan tambalan siap pakai dan bahan tersebut harus memiliki tingkat kemudahan kerja tinggi karena campuran dingin dan memiliki kualitas yang baik serta dapat digunakan kapan saja apabila diperlukan karena disimpan dalam kemasan selama belum batas kadaluarsa. TATA CARA PELAKSANAAN Penggunaan bahan tambalan siap pakai ini adalah sebagai berikut: Bahan tambalan dikeluarkan dari kemasan dan kemudian disiapkan. Lubang atau retak yang akan ditambal dilakukan pemotongan dan penggalian perkerasan. Pemotongan tersebut kemudian dibersihkan dari kotoran.
49
Jalan berlobang, retak, atau kerusakan lainnya
Pembersihan dari kotoran
Bahan tambalan siap pakai
Bahan tambalan dituangkan ke lubang tambalan kemudian dilakukan pemadatan. Untuk lubang yang kecil bisa langsung dilakukan penu- angan bahan tambalan dan dilakukan pemadatan. Namun ini adalah tambalan yang bersifat sementara.
Penghamparan dan pemadatan
50
Penambalan jalan selesai
KEUNGGULAN Keunggulan bahan tambalan ini: Bahan tambalan sangat berguna untuk pemeliharaan reaktif. Dengan tersedianya bahan tambal siap pakai, tertundanya penanganan kerusakan terutama lubang dapat segera diatasi karena bahan tambalan bisa distok. Pelaksanaan lebih mudah karena berupa campuran dingin dan memiliki kualitas baik sehingga langsung bisa dilewati kendaraan. INNOVATOR TEKNOLOGI & VENDOR Produk tambalan siap pakai ini dikembangkan oleh Puslitbang Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Organisasi/Perusahaan
Website
Puslitbang Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Jl. A.H. Nasution No.264 Kotak Pos 2 Ujung Berung, Bandung 40294.
http://pusjatan.pu.go.id Email:
[email protected]
Telp: (022)7802251 Fax: (022)7802726
51
CONTOH PROYEK YANG MENERAPKAN TEKNOLOGI Campuran ini telah diujicoba di tol Jagorawi.
52
53
54
ASBUTON CAMPURAN PANAS HAMPAR DINGIN (COLD PAVING HOT MIX ASBUTON-CPHMA) DESKRIPSI Dari tahun 2010 sudah tersedia produk asbuton siap pakai. Produk ini menjadi alternatif pilihan di daerahdaerah yang memiliki keterbatasan unit pencampur aspal seperti di daerah terpencil dan pulau terpencil. Asbuton Campuran Panas Hampar Dingin (Coldpaving Hot Mix Asbuton, CPHMA) dalam kemasan, yang terdiri dari agregat bergradasi tertentu, asbuton butir, bahan perema- ja dan bahan tambah lain bila diperlukan, yang sesuai dengan ketentuan spesifikasi khusus ini yang dihampar dan dipadatkan pada temperatur udara, di atas permukaan yang telah disiapkan dan memenuhi garis ketinggian dan potongan memanjang yang ditunjukkan dalam gambar rencana. CPHMA dipasok dalam kemasan kantong yang kedap air dengan berat 25-40kg serta mudah penanganannya saat dihampar di lokasi pekerjaan TATA CARA PELAKSANAAN Langkah-langkah pelaksanaan adalah sebagai berikut: 1.
Penyiapan Permukaan Yang Akan Dilapis Apabila permukaan yang akan dilapis termasuk perataan setempat dalam kondisi rusak, menunjukkan ketidakstabilan, atau permukaan aspal lama telah berubah bentuk secara
55
berlebihan atau tidak melekat dengan baik dengan lapisan dibawahnya, maka lapisan harus dibongkar atau dengan cara perataan kembali lainnya. Semua bahan yang lepas atau lunak harus dibuang dan permukaannya dibersihkan dan diperbaiki dengan campuran ber-aspal atau bahan lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Kantong CPHMA
Pembersihan atau pengupasan permukaan jalan yang akan dihampar.
Persiapan pekerjaan
Sesaat sebelum penghamparan CPHMA, permukaan yang akan dihampar harus dibersihkan dari bahan yang lepas dan yang tidak dikehendaki dengan sapu yang dibantu dengan cara manual bila diperlukan. Lapis perekat (tack coat) atau lapis resap pengikat (Prime coat) harus diterapkan sesuai dengan Spesifikasi Umum.
2.
Acuan Tepi Untuk menjamin sambungan memanjang vertikal maka harus digunakan besi profil siku atau kasokaso dengan ukuran tinggi sama atau lebih kecil 5
56
mm dari tebal rencana.
3.
Penghamparan Dan Pembentukan Penghamparan CPHMA dapat dilakukan atau secara manual dengan menggunakan besi profil siku atau kaso-kaso dengan ukuran tinggi sama atau lebih kecil 5 mm dari tebal rencana yang ditempatkan di kedua sisi penghamparan dan kemudian diratakan dengan kayu penyipat. Penghamparan harus dimulai dari lajur yang lebih rendah menuju lajur yang lebih tinggi bilamana pekerjaan yang dilaksanakan lebih dari satu lajur.
Kayu kaso acuan
Penghamparan CPHMA
57
Kayu penyipat
Perataan dengan kayu penyipat
Proses perbaikan lubang-lubang yang timbul karena terlalu kasar atau bahan yang tersegregasi karena penaburan material yang halus sedapat mungkin harus dihindari sebelum pemadatan. Butiran yang kasar tidak boleh ditebarkan di atas permukan yang telah padat. Bilamana jalan akan dihampar hanya setengah lebar jalan atau hanya satu lajur untuk setiap kali pengoperasian, maka urutan penghamparan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga perbedaan akhir antara panjang penghamparan lajur yang satu dengan yang bersebelahan pada setiap hari produksi dibuat seminimal mungkin.
4.
Pemadatan Pemadatan awal atau breakdown rolling dilakukan dengan pemadat roda baja tandem sebanyak 1 lintasan jika menggunakan alat pemadat dengan berat 6-8 ton atau 2 lintasan jika menggunakan alat pemadat dengan berat 4-6 ton.
58
Pemadatan antara atau utama harus dilakukan dengan menggunakan alat pemadatan roda karet Pneumatic Tire Roller (PTR) 8-10 ton. Jumlah lintasan harus sesuai dengan jumlah lintasan hasil percobaan pemadatan (trial compac- tion). Trial compaction harus dilaksanakan dengan panjang minimum 30 meter dengan lebar 1 lajur di luar lokasi proyek yang sedang dikerjakan. Pemadatan akhir atau penyelesaian harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda baja tanpa penggetar (vibrasi).
Pemadatan dengan roller
KEUNGGULAN Teknologi ini mempunyai manfaat: Campuran sebagai lapis permukaan atau lapis aus serta berguna untuk perkejaan perkerasan jalan dengan lalu lintas rendah. Merupakan lapisan kedap air sehingga bisa melindungi konstruksi dibawahnya. 59
Pemanfaatan bahan lokal.
INNOVATOR TEKNOLOGI & VENDOR Produk ini dikembangkan oleh Puslitbang Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR. Organisasi/Perusahaan
Website
Puslitbang Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Jl. A.H. Nasution No.264 Kotak Pos 2 Ujung Berung, Bandung 40294. Telp: (022)7802251 Fax: (022)7802726
http://pusjatan.pu.go.id Email:
[email protected]
CONTOH PROYEK YANG MENERAPKAN TEKNOLOGI Sudah diaplikasikan di Kolaka, Sulawesi Tenggara, BauBau di Kotamara dan Wakatobi.
60
61
62
RISHA (RUMAH INSTAN SEDERHANA SEHAT) DESKRIPSI Kebutuhan perumahan terus meningkat sangat pesat, khususnya di perkotaan pertumbuhan tersebut per tahun rata-rata mencapai 3,5%. Keterlambatan penyediaan pe- rumahan sampai dengan tahun 2003 telah mencapai 6 juta unit, sedangkan kebutuhan rumah baru setiap tahun mencapai 800.000 unit. Program penyediaan perumahan yang diselenggarakan pemerintah melalui Skim RSS/RS atau RSH sejak tahun 2002 belum mampu menjawab dan memenuhi kebutuhan tersebut. Bahkan dari target pembangunan tahun 2002 sebanyak 130.000 unit, yang terealisasi hanya 39.797 unit saja, bahkan pada tahun 2003 dari target 92.500 unit, sampai dengan 30 September 2003 baru tercapai 15.126 unit. Tantangan lain adalah menghadapi satu tantangan baru dengan dicanangkannya Gerakan Nasional Pembangunan 1 Juta Rumah (GNPSR) setiap tahun, yang disampaikan oleh Presiden RI pada perayaan hari habitat tahun 2003 di Denpasar Bali. Rumah Risha merupakan teknologi yang bisa menjawab kebutuhan rumah tersebut. Risha merupakan singkatan dari „Rumah Instan Sederhana Sehat‟ yang merupakan rancangan teknologi konstruksi bangunan rumah tinggal dengan sistem bongkar pasang dengan komponen-komponen yang dibuat secara fabrikasi. Risha merupakan Rumah layak huni dan terjangkau dapat dibangun secara bertahap berdasarkan modul, dengan waktu yang diperlukan dalam proses pembangunan setiap modul 24 jam oleh tiga pekerja. Karena ukuran komponen mengacu pada ukuran
63
modular maka komponennya memiiki sifat fleksibel dan efisien dalam konsumsi bahan bangunan. TATA CARA PELAKSANAAN Risha mempunyai konsep bahwa seluruh komponen dapat di bongkar-pasang (knock down system). Sistem Risha terdiri dari tiga panel: Panel struktural Risha (P1) mempunyai ukuran tebal 2,5cm, lebar 30cm, tinggi 120cm yang dikelilingi frame ukuran 6cm x 10cm.
P2
P1
64
P3 P2
P3
Tiga komponen rumah RISHA
Panel kedua struktural Risha (P2) mempunyai ukuran tebal 2.5cm, lebar 20cm, tinggi 120cm yang dikelilingi frame ukuran 6cm x 10cm. Panel penyambung berbentuk L (P3) mempunyai ukuran tebal 2,5cm, lebar 30cm dan tinggi 30 cm, yang dikelilingi frame ukuran 6cm x 10cm. Urutan pelaksanaan pemasangan Proses pemasangan rumah Risha adalah sebagai berikut: Pembuatan pondasi untuk Risha dengan menggali tanah dan membuat dudukan untuk perletakan komponen Risha.
65
Pembuatan Pondasi untuk Rumah RISHA
Komponen Risha (P1, P2, dan P3) disusun dan diatur Penyambungan antar komponen dengan menggunakan baut Setelah terpasang semua komponen Risha, lanjutkan dengan pemasangan dinding, pintu, rangka atap dan penutup atap.
Penyambungan antar komponen Risha dengan menggunakan baut
66
Pemasangan komponen Risha setelah pondasi rumah selesai
Pemasangan komponen Risha sampai luas yang diinginkan.
Pemasangan lantai
Pemasangan dinding rumah RISHA
67
Pemasangan atap dan rumah RISHA selesai
KEUNGGULAN Keuntungan dari RISHA adalah sebagai berikut: Pembangunan bertahap. Dapat dikembangkan pada arah horizontal dan vertikal (2 lantai). Dapat dibongkar pasang. Komponen ringan (maksimum 50 kg). Pemasangan hanya 1 hari (bilamana kondisi sumber daya manusia dan lapangan seperti disyaratkan). Komponen dapat diproduksi secara industri rumahan dalam upaya pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM). Fleksibilitas desain tinggi, tergantung kreatifitas arsi- teknya.Dapat mengakomodasi potensi lokal (budaya maupun bahan bangunan INNOVATOR TEKNOLOGI & VENDOR Risha dikembangkan oleh Puslitbang Perumahan dan Pemukiman. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat.
68
Organisasi/Perusahaan
Website
Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Jl. Panyawungan Cileunyi Wetan, Kab. Bandung 40393 Telp. (022) 7798393 (4 saluran) Fax (022) 7798392
Website :www.puskim.pu.go.id E-mail :
[email protected]
CONTOH PROYEK YANG MENERAPKAN TEKNOLOGI Rumah Risha telah diterapkan sebanyak 10.000 unit di Nangroe Aceh Darusalam (NAD) pasca bencana tsunami serta penerapan model di Jawa Barat, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Riau, Jambi, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa Tengah, Bali, NTT dan NTB. Risha juga cocok untuk digunakan sebagai gedung mesjid, gedung puskemas (sudah diaplikasikan di Padang, Sumatera Barat), dan juga untuk bangunan gedung (seperti bangunan Sakorlak Banda Aceh). Teknologi rumah Risha dari Puslitbang Permukiman Kementerian PUPR ini telah memiliki 67 aplikator (rekanan pemasang) yang siap membangun rumah Risha tersebut.
69
Rumah RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat)
70
71
72
TEKNOLOGI PRACETAK SISTEM C-PLUS DESKRIPSI Sistem pracetak C-Plus adalah sebuah sistem struktur pracetak untuk bangunan bertingkat dengan kolom berbentuk plus (+) yang mana sambungan balok kolomnya menggunakan kombinasi sambungan mekanis berupa pelat baja dengan mur dan baut serta grouting dengan semen non-shrinkage (tidak menyusut). Sistem C-Plus ini bisa diterapkan pada bangunan rumah susun, kantor, rumah sakit dan bangunan umum lainnya. TATA CARA PELAKSANAAN Komponen utama struktur pracetak system C-plus terdiri dari: Komponen kolom berbentuk plus (+) dengan dimensi sesuai dengan perencanaan. Komponen balok berbentuk segi empat dengan dimensi sesuai dengan perencanaan. Komponen sambungan mekanis dari pelat baja berlubang yang spesifik, terdiri dari dua sambungan mekanis: sambungan antar kolom dan sambungan antar balok. KEUNGGULAN Keunggulan teknologi pracetak sistem C-Plus ini:
73
Sistem sambungan C-Plus untuk kolom dan balok
74
Efesiensi biaya hingga 20%. Mutu lebih terjamin, telah diuji coba di lab struktur dan mempunyai keandalan terhadap beban gempa. Waktu pekerjaan yang lebih singkat. Bentuk simteris sehingga kapasitas kolom sama pada kedua arah. Optimalisasi ruang.
Sistem sambungan C-Plus
INNOVATOR TEKNOLOGI & VENDOR Teknologi ini dikembangkan oleh Puslitbang Permukiman, Badan Litbang, Kementerian PUPR. Teknologi ini sudah didaftarkan ke Ditjen Haki dengan nomor pendafaran P00200500183 tertanggal 4 April 2005. Organisasi/Perusahaan
Website
Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Jl. Panyawungan Cileunyi Wetan, Kab. Bandung 40393 Telp. (022) 7798393 (4 saluran) Fax (022) 7798392
Website :www.puskim.pu.go.id E-mail :
[email protected]
CONTOH PROYEK YANG MENERAPKAN TEKNOLOGI Sistem Struktur Pracetak C-Plus telah diaplikasikan pada Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Cigugur Tengah, Kota Cimahi. 2 blok Rusunawa yang terdiri dari 5 lantai setiap bloknya ini merupakan kerjasama Puslitbang Per- mukiman Bandung dengan Pemerintah Kota Cimahi.
75
76
77
RUMAH MAISONET DESKRIPSI Rumah maisonet adalah hunian standar dengan kapasitas atau daya tampung lebih tinggi namun bertingkat rendah yang biasanya digunakan secara luas oleh masyarakat dunia. Dikatakan berkapasitas tinggi karena hunian ini ada- lah penumpukan vertikal maksimum 2 lantai dengan 2 tangga untuk akses ke lantai berikutnya atau sebaliknya.
Rumah maisonet
TATA CARA PELAKSANAAN Rumah maisonet dirancang untuk satu keluarga, terdiri dari dua lantai, dengan organisasi ruang harus mengan- dung fungsi-fungsi untuk kegiatan keluarga, yaitu ruang tamu, ruang makan, dapur, kamar mandi dan kakus, serta ruang tidur, diatur ke arah vertikal, dihubungkan dengan tangga. 78
Setiap pembangunan rumah maisonet harus memungkinkan penghuni untuk dapat hidup sehat dan menjalankan kegiatan sehari-hari secara layak. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah memiliki pedoman Perencanaan Rumah Maisonet Pd-T-01-2005-C.
Maisonet 1 lantai
Maisonet 2 lantai
Persyaratan umum: Untuk menjamin struktur yang sesuai dan dapat bekerja secara baik, harus dipenuhi syarat-syarat umum sebagai berikut : Dapat menahan semua beban dan gaya-gaya termasuk gempa bumi yang bekerja padanya sesuai dengan fungsinya. Cukup terlindung dari korosi, kelapukan, seranggaserangga dan kekuatan-kekuatan perusak lainnya, Dapat bekerja/berfungsi secara baik minimum 20 tahun,
79
Memenuhi Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM) yang berlaku, Beban hidup lantai unit hunian 200 kg/m2, Ketahanan struktur terhadap kebakaran minimum 1 (satu) jam. KEUNGGULAN Rumah maisonet merupakan solusi teknologi desain rumah sederhana di perkotaan dengan ketersediaan lahan yang sangat terbatas. Penataan kawasan kumuh dapat menggunakan tipe rumah maisonet ini. INNOVATOR TEKNOLOGI & VENDOR Teknologi ini dikembangkan oleh Puslitbang Permukiman, Badan Litbang, Kementerian PUPR. Organisasi/Perusahaan
Website
Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Jl. Panyawungan Cileunyi Wetan, Kab. Bandung 40393 Telp. (022) 7798393 (4 saluran) Fax (022) 7798392
Website :www.puskim.pu.go.id E-mail :
[email protected]
CONTOH PROYEK YANG MENERAPKAN TEKNOLOGI Teknologi rumah Maisonet ini telah diaplikasikan di proyek Rumah Deret di Jakarta.
80
81
82
RUMAH TAHAN GEMPA DESKRIPSI Rumah Tahan Gempa bermaksud meminimalkan resiko kerugian penghuni dan sekitarnya akibat bencana gempa. Tujuan utama persyaratan konstruksinya adalah: bahwa bangunan tidak rusak dalam bencana gempa ringan, bangunan rusak sebagian namun tidak roboh pada waktu bencana gempa sedang, dan bila roboh pada gempa dasyat, bangunan dapat diperbaiki lagi.
TATA CARA PELAKSANAAN Bangunan tahan gempa memiliki komponen-komponen bangunan yang terikat satu dengan komponen yang lain, baik komponen struktural atau pun komponen nonstruktural. Pondasi, sloof dan kolom praktis saling terikat satu dengan yang lainnya. Pondasi diletakkan pada tanah keras. Bila kondisi tanah kurang baik maka harus dilakukan perbaikan mutu tanah terlebih dahulu. Secara umum pelaksanaan pembangunan rumah tahan gempa mengikuti persyaratan berikut:
1. Bangunan harus terletak di atas tanah yang stabil. 2. Denah bangunan sebaiknya sederhana, simetris atau seragam.
3. Pondasi harus diikat kaku dengan balok pondasi (sloof)
2
4. Pada setiap luasan 12m harus dipasangi kolom
83
yang bisa berupa bahan kayu, beton bertulang, baja, pilaster, atau pun bambu.
5. Harus dipasang balok keliling yang diikat kaku dengan kolom.
6. Keseluruhan kerangka bangunan harus terikat secara kokoh dan kaku.
7. Gunakan kayu kering sebagai konstruksi kudakuda, pilih bahan atap yang seringan mungkin dan ikat kaku dengan kuda-kuda.
8. Bahan dinding pilih yang seringan mungkin, papan, pa- pan berserat, papan lapis, bilik, ikatkan bahan dinding dengan kolom.
9. Bila bahan dinding menggunakan pasangan bata atau batako, perhatikan mutu batako. Batako bermutu baik tidak patah dan berbunyi nyaring apabila dibenturkan. Pada setiap jarak ketinggian dinding 30cm pasang angker yang dijangkar ke kolom, dengan panjang angker 50 cm dan menggunakan diameter 6mm.
10. Perhatikan bahan spesi/adukan. Setiap jenis tras, pasir atau semen mempunyai sifat khusus, sebaiknya pen- campuran menggunakan standar yang ada.
84
Beberapa gambar detail rumah tahan gempa sebagai berikut:
85
86
KEUNGGULAN Dengan sistem dan pelaksanaan yang sesuai dengan persyaratan, diharapkan rumah yang dibangun bisa mencegah rusak parah atau robohnya rumah.
INNOVATOR TEKNOLOGI & VENDOR Rumah tahan gempa ini sudah diteliti dan dikembangkan oleh banyak pihak. Teddy Boen dari WSSI adalah salah satu peneliti yang aktif dalam bangunan tahan gempa. Penelitian rumah tahan gempa untuk lingkungan Kementerian PUPR di-lakukan oleh antara lain Direktorat Jenderal Cipta Karya, dan juga dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman. CONTOH PROYEK YANG MENERAPKAN TEKNOLOGI Teknologi ini sudah digunakan dalam pembangunan rumah semasa rekonstruksi setelah gempa Aceh, Yogyakarta dan Sumatera Barat.
87
88
REFERENSI Departemen Pekerjaan Umum (2005), Perencanaan Rumah Maisonet‟, panduan no Pd-T-01-2005-C. PUPR (2015), “Surat edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat”, Nomor 28/SE/M/2015, Tanggal 23 April 2015, tentang Pe- doman Pelaksanaan Asbutton Campuran Panas Hampar Dingin. PU, “Teknologi Pracetak C-Plus”, http://www.pu.go.id/uploads/ services/infopublik20131125125525.pdf Puslitbang Pemukiman (2014), “Dukungan teknologi dalam mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan. 0% luas kawa- san kumuh perkotaan 2019. Puslitbang Jalan dan Jembatan (2003), “Katalog Produk Litbang Jalan dan Jembatan” Sutrisno, Eko (2015), “Pondasi Cakar Ayam”, tersedia di http:// eeshape.com/2015/01/22/konstruksi-cakarayam/ Suhendro, B., Hardiyatmo, H. C., “Sistem Peerkerasan Cakar Ayam Mod- ifikasi (CAM) Sebagai Alternatif Solusi Konstruksi Jalan di Atas Tanah Lunak, Ekspansif, dan Timbunan”, tersedia di http://slametwidodountan.yolasite.com/resources/Cakar%20Ayam%20Mo difikasi.pdf Yusuf, M & Aryanto (2011), “Kajian pengaruh konfigurasi kelompok tiang terhadap daya dukung tanah untuk perkuatan fondasi jalan di tanah gambut”, Jurnal Teknik Sipil Untan 11(1), P.53-64
89