Katalog BPS : 4102002.1204
Badan Pusat Statistik Kab. Tapanuli Tengah Jl. N. Daulay, Pandan Telp. (0631) 371082
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Tapanuli Tengah 2011 No. Katalog
: 4102002.1204
No. Publikasi
: 12045.11.30
Ukuran Buku
: (15 x 21) cm
Jumlah halaman
: 59 halaman
Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Tim Penyusun Naskah : Penanggungjawab Umum Editor dan Penanggungjawab Teknis Koordinator Anggota
: : : :
Sunanto, SE Ir. Sudarni Syaiful Amry, SE Sahwin Tanjung
Gambar Kulit : Seksi Integrasi, Pengolahan dan Diseminasi Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Diterbitkan oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Jalan N Daulay No. – Pandan Telp. 371082
Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya
KATA PENGANTAR Puji syukur kita sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran sehingga publikasi yang berjudul “INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2011” dapat diterbitkan. Indeks Pembangunan Manusia merupakan salah satu pendekatan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan manusia suatu wilayah, yang diukur melalui angka harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran konsumsi per kapita. Publikasi ini diharapkan dapat dijadikan pedoman terutama untuk perencanaan pembangunan di Kabupaten Tapanuli Tengah. Kami menyadari dalam publikasi ini masih banyak kekurangan, untuk itu dimohon kesediaan para pemakai data untuk memberikan saran demi penyempurnaan pembuatan publikasi dimasa yang akan datang. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya publikasi ini. Semoga buku ini bermanfaat. Pandan , Oktober 2012 Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Kepala,
S u n a n t o, SE NIP. 19591022 198302 1 001
i
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
iii
I. 1.1. 1.2. 1.3.
PENDAHULUAN............................................................................... Latar Belakang .................................................................................... Tujuan Analisis ................................................................................... Sumber Data .......................................................................................
2 2 4 4
II. 2.1. 2.2. 2.3.
TEKNIK PENGHITUNGAN IPM .................................................... Cara Penghitungan IPM ................................................................... Konsep dan Definisi .......................................................................... Ukuran Perkembangan IPM .............................................................
7 8 10 12
III. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6.
GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI TENGAH ......... Geografis dan Kependudukan ........................................................... Pendidikan ........................................................................................ Ketenagakerjaan ................................................................................. Kesehatan .......................................................................................... Konsumsi/Pengeluaran ...................................................................... Perumahan .......................................................................................
18 18 19 22 26 28 30
IV. 4.1. 4.2. 4.3.
ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA ........................ IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010 dan 2011................. Pemanfaatan IPM dalam Perencanaan Pembangunan Daerah........ Perbandingan IPM antar Kabupaten/Kota di Sumatera Utara .........
32 32 38 41
V.
PENUTUP ..........................................................................................
44
LAMPIRAN
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
48-56
ii
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
Lampiran
Judul Tabel
Hal
1.
Jumlah Sarana Kesehatan Masyarakat Per Kecamatan
48
di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2011 2.
Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Per Kecamatan
49
di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2011 3.
Persentase Rumahtangga Menurut Sumber
50
Penerangan di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2009-2011 4.
Persentase Rumahtangga Menurut Fasilitas Air
51
Minum di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 20092011 5.
Persentase Rumahtangga Menurut Sumber Air
52
Minum di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 20092011 6.
Persentase Rumahtangga Menurut Fasilitas Tempat
53
Buang Air Besar di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2009-2011 7.
Jumlah Sarana Pendidikan Per Kecamatan di
54
Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2011 8.
Jumlah Tenaga Pendidik Per Kecamatan di Kabupaten
55
Tapanuli Tengah tahun 2011 9.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kab.
56
Tapanuli Tengah Tahun 2007-2011 BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
iii
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
1 1.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Manusia merupakan subyek dan sekaligus obyek dari
pembangunan. Sebagai subyek dari pembangunan artinya manusia sebagai pelaku dari jalannya roda pembangunan disuatu daerah. Sedangkan manusia sebagai obyek dari pembangunan artinya manusia menjadi faktor yang dituju dari beberapa pembangunan yang ada untuk peningkatan kualitas pembangunan manusia. Pembangunan manusia merupakan upaya
untuk meningkatkan
kehidupan yang lebih layak bagi penduduk di suatu daerah, yaitu melalui perencanaan program-program pembangunan daerah. Konsep pembangunan manusia seutuhnya merupakan konsep yang menghendaki peningkatan kualitas hidup penduduk, baik secara fisik, mental maupun spiritual. Pembangunan yang dilakukan menitikberatkan pada pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) seiring dengan pembangunan di bidang lainnya. Dengan
adanya
pemberdayaan
penduduk
disegala
bidang
diharapkan setiap daerah memiliki SDM yang berkualitas, produktif dan efisien, sehingga dapat diandalkan diberbagai bidang kehidupan.
Pemberdayaan penduduk ini meliputi aspek moral
(iman dan taqwa), aspek fisik (kesehatan), aspek ilmu pengetahuan
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
2
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
(pendidikan) dan aspek kesejahteraan ekonomi (daya beli penduduk). Salah satu pendekatan untuk mengetahui keberhasilan pengembangan sumber daya manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index. IPM digunakan untuk mengukur keberhasilan kinerja suatu negara dalam bidang pembangunan manusia. Konsep IPM mulai digunakan UNDP sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pembangunan manusia di suatu negara.
IPM merupakan indikator komposit tunggal yang
digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukan di suatu wilayah.
Walaupun tidak dapat
mengukur semua dimensi dari pembangunan, namun mampu mengukur
dimensi
pokok
pembangunan
mencerminkan status kemampuan
manusia
yang
dasar (basic capabilities)
penduduk. Ketiga kemampuan dasar itu adalah umur panjang dan sehat yang diukur melalui Angka Harapan Hidup (AHH) waktu lahir, berpengetahuan dan berketrampilan yang diukur dengan Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS), serta akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai kehidupan yang lebih layak diukur dengan pengeluaran konsumsi. IPM harus dilihat sebagai penyederhanaan dari luasnya dimensi dari pembangunan manusia, karena hanya mencakup tiga komponen. Oleh karena itu, IPM perlu dilengkapi dengan kajiankajian yang lengkap dan analisis yang akurat untuk menjelaskan tentang program pembangunan manusia. BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
Beberapa program 3
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
pembangunan yang dilaksanakan pemerintah pada akhirnya bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat.
Untuk
pencapaian tujuan tersebut, diperlukan suatu indikator yang dapat digunakan
sebagai
pedoman
pelaksanaan
program-program
pembangunan. Indikator ini terdiri dari indikator ekonomi dan indikator sosial yang dijabarkan dalam berbagai komponen yang membentuk indikator Indeks Pembangunan Manusia. 1.2.
Tujuan Analisis Analisis ini bertujuan :
1.
Mengetahui komponen IPM, yaitu Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, Rata-rata Lama Sekolah dan standar hidup layak konsumsi perkapita Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2011
2.
Mengetahui pencapaian pembangunan manusia
3.
Mengetahui kontribusi IPM Kabupaten Tapanuli Tengah terhadap IPM Propinsi Sumatera Utara
1.3. Sumber Data Sumber data yang digunakan untuk penghitungan IPM adalah data Susenas dan beberapa data sekunder lainnya yang dapat dijadikan referensi untuk memperkaya analisis ini. Susenas adalah survei yang dilaksanakan setiap tahun untuk mendapatkan data sosial kependudukan yang cakupannya BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
4
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
relatif
sangat
luas.
Data
yang
dikumpulkan
antara
lain
menyangkut bidang pendidikan, kesehatan/gizi, perumahan, sosial ekonomi lainnya, kegiatan sosial budaya, konsumsi/pengeluaran dan
pendapatan
rumah
tangga,
perjalanan
dan
pendapat
masyarakat mengenai kesejahteraan rumah tangganya. Sejak tahun 1992, BPS melalui Susenas mengumpulkan data Kor (keterangan pokok) dan data Modul (keterangan khusus) setiap tahun. Data Modul dikumpulkan bersamaan dengan data Kor, mencakup modul konsumsi dan pengeluaran rumah tangga, modul pendidikan dan sosial budaya, serta modul perumahan dan kesehatan. Sejak tahun 2011 pelaksanaan Susenas dilaksanakan triwulanan.
Pelaksanaan
susenas
tahun
ini
disamping
mengumpulkan data Kor juga mengumpulkan data modul konsumsi dan pengeluaran rumah tangga. Di Kabupaten Tapanuli Tengah ada 140 sampel rumahtangga untuk setiap triwulannya.
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
5
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
2
TEKNIK PENGHITUNGAN IPM
Pembangunan manusia merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas penduduk, hal ini dapat ditempuh dengan cara meningkatkan kapasitas dasar dan daya beli. Peningkatan kapasitas dasar adalah upaya untuk meningkatkan produktivitas penduduk melalui pengembangan pengetahuan dan pendidikan serta perbaikan derajat kesehatan penduduk. Upaya ini merupakan bagian dari fungsi dan tanggung jawab pemerintah dalam menyediakan fasilitas sosial ekonomi dasar.
Sedangkan
peningkatan daya beli dapat ditempuh melalui perbaikan ekonomi, sehingga tercipta perluasan kesempatan kerja. Dalam upaya peningkatan efektivitas pembangunan manusia, tidak terlepas dari penggunaan data statistik baik untuk perencanaan,
pemantauan
maupun
evaluasi.
Perencanaan
pembangunan dengan didukung oleh data statistik yang baik akan dapat
mencapai
tujuan
yang
telah
ditetapkan.
Dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, BPS mengadakan sensus dan survei yang berkaitan dengan berbagai kegiatan pengumpulan data,
seperti
masalah
kependudukan
dan
kesejahteraan.
Sensus/survei yang dilakukan antara lain : Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) dan Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI). Hasil yang BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
7
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
didapat dari pengumpulan data tersebut khususnya Susenas Kor, dapat
dibentuk
berbagai
indikator
kependudukan
dan
kesejahteraan masyarakat. Indikator ini dapat digunakan untuk melihat kemajuan pembangunan. 2.1. Cara Penghitungan IPM Indeks komposit pembangunan manusia adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk melihat pencapaian pembangunan manusia antar wilayah dan antar waktu. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indeks komposit yang disusun dari tiga indikator, yaitu lama hidup yang diukur melalui angka harapan hidup, pendidikan diukur melalui rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf serta standar hidup yang diukur dengan pengeluaran per kapita. Secara umum, IPM merupakan rata-rata sederhana dari ketiga komponen tersebut, dapat dituliskan sebagai berikut : IPM =
1 ( Indeks X1 + Indeks X2 + Indeks X3 ) 3
Dimana : X1 = Indeks Lamanya Hidup X2 = Indeks Tingkat Pendidikan X3 = Indeks Tingkat Kehidupan yang layak
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
8
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Indeks Tingkat Pendidikan : X2 =
2 1 X21 + X22 3 3
dimana : X21 = Indeks Rata-rata Lamanya Sekolah X22 = Indeks Melek Huruf penduduk usia 10 tahun keatas Masing-masing indeks tersebut diperoleh dari indikator-indikator yang dihitung berdasarkan kondisi terburuk dan kondisi ideal dari setiap faktor. Indeks komponen IPM merupakan perbandingan antara selisih nilai suatu indikator dan nilai minimumnya dengan selisih
maksimum
dan
nilai
minimum
indikator
yang
bersangkutan. Rumusnya dapat disajikan sebagai berikut : Indeks
X(i) = (X(i) - X(i) min) / (X(i) maks - X(i) min)
Dimana : X(i)
= Indikator ke-i (i = 1,2,3,4)
X(i) min = Nilai minimum
X(i)
X(i) maks = Nilai maksimum X(i)
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
9
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Tabel 2.1.1 Kondisi Ideal (sasaran) dan Kondisi Terburuk Komponen IPM Faktor
Komponen
Kelangsungan Hidup
Angka Harapan
(Lamanya Hidup)
Hidup (Tahun) Angka Melek
Pengetahuan (Tingkat Pendidikan)
Huruf (Persen) Rata-rata Lama Sekolah (Tahun)
Daya Beli (Tingkat Kehidupan yang Layak)
Konsumsi Riil Perkapita (Rp)
Kondisi Ideal
Terburuk
85,0
25,0
100
0
15
0
732.720
300.000
2.2. Konsep dan Definisi 1.
Indikator adalah petunjuk yang memberikan indikasi tentang suatu keadaan dan merupakan gambaran dari keadaan tersebut.
2.
Angka Harapan Hidup (AHH) adalah perkiraan rata-rata lamanya hidup yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk dari sejak lahir.
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
10
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
3.
Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk usia 10 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis (huruf latin maupun huruf lainnya).
4.
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah lama sekolah (tahun) penduduk usia 10 tahun ke atas
5.
Konsumsi Riil Perkapita adalah pengeluaran perkapita untuk makanan dan bukan makanan
6.
Indeks lamanya hidup adalah perbandingan antara selisih angka harapan hidup dengan nilai minimumnya dan selisih nilai maksimum dengan minimum angka harapan hidup tersebut.
7.
Indeks tingkat pendidikan adalah rata-rata dari penjumlahan antara indeks melek huruf dengan indeks rata-rata lama sekolah
8.
Indeks tingkat kehidupan yang layak adalah perbandingan antara selisih nilai konsumsi riil per kapita dengan nilai minimumnya dan selisih nilai maksimum dengan minimum konsumsi riil per kapita tersebut.
9.
Indeks Pembangunan Manusia adalah indikator yang dapat mengukur tingkat kinerja dan merupakan urutan skala perbandingan kualitas pembangunan manusia dan penilaian beberapa komponen.
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
11
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
2.3. Ukuran Perkembangan IPM Pencapaian pembangunan manusia dapat dilihat dari dua segi, yaitu : 1. Meningkatnya status pembangunan manusia dapat dilihat berdasarkan nilai IPM suatu daerah. mencerminkan
Nilai IPM ini
kualitas penduduk yang tinggal di daerah
tersebut. Kenaikan/penurunan nilai IPM secara tidak langsung merupakan gambaran kondisi kesejahteraan penduduk disuatu daerah. Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), UNDP membagi tingkatan status pembangunan manusia suatu wilayah kedalam tiga golongan yaitu rendah (kurang dari 50), sedang atau menengah (antara 50 sampai 80), dan tinggi (80 keatas). Untuk keperluan daerah tingkat II (level kabupaten), tingkatan
status
menengah
dibagi
menjadi
dua,
yaitu
menengah bawah dan menengah atas, dengan kriteria sebagai berikut :
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
12
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Tabel 2.3.1 Tingkatan Status Pembangunan Manusia Tingkatan Status
Kriteria
Rendah
IPM 50
Menengah Bawah
50 IPM 66
Menengah Atas
66 IPM 80
Tinggi
IPM 80
Klasifikasi status pembangunan manusia dapat digunakan untuk menunjukkan apakah upaya pembangunan yang telah dilakukan dapat meningkatkan “kelas” suatu wilayah.
Jika
“kelas” wilayahnya meningkat berarti terjadi peningkatan kesejahteraan penduduk. 2. Membuat peringkat berdasarkan besaran IPM yang dapat menunjukkan secara relatif kinerja pembangunan suatu wilayah terhadap wilayah lain.
Dengan diketahuinya
peringkat IPM, maka tingkat kesejahteraan disuatu daerah dapat dibandingkan dengan daerah lain.
Besaran IPM
merupakan besaran kumulatif selama beberapa tahun dan periode terakhir, maka peringkat yang dihasilkan juga merupakan hasil kerja kumulatif beberapa masa pemerintahan. BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
13
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Tabel 2.3.2 Diagram Analisis Situasi Pencapaian Pembangunan Manusia Determinan (Indikator)
Kelangsungan
Pengetahuan
Daya Beli
Hidup (Angka
(Lama
(Konsumsi
Kematian Bayi)
Sekolah)
perkapita)
Persentase Sebab langsung
penolong kelahiran oleh tenaga medis rendah
Sebab tidak langsung
Pemeriksaan status gizi ibu hamil
Persentase partisipasi sekolah 13-18 tahun rendah
Tingkat upah/ pendapatan rendah
Fasilitas
Kesempatan
pendidikan
kerja
Sebab
Kemiskinan,
Kemiskinan,
Pertumbuhan
mendasar
pendidikan
pendidikan
ekonomi
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
14
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Komponen IPM dapat digambarkan sebagai berikut :
Diagram Komponen Indeks Pembangunan Manusia
Kesehatan
Pendidikan
Angka
Angka
Rata-rata
Harapan
Melek
Lama
Hidup
Huruf
Sekolah
Indeks
Indeks Rata-
Melek
rata Lama
Huruf
Sekolah
Hidup
Konsumsi Riil Perkapita
Indeks
Indeks Lamanya
Pendapatan
Indeks Tingkat Pendidikan
Tingkat Kehidupan Layak
IPM
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
15
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Tabel 2.2.1 Daftar Komoditi Terpilih Untuk Menghitung Paritas Daya Beli (PPP) No.
Komoditi
Unit
Sumbangan terhadap total konsumsi (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
Kg Kg Kg Kg Ons Kg Kg Butir 397 gram Kg Kg Kg Kg Kg Kg Butir Ons Ons Ons Ons 80 gram 10 batang Kwh M3 Liter Liter Unit
7,25 0,10 0,22 0,50 0,32 0,78 0,65 1,48 0,48 0,30 0,32 0,22 0,79 0,39 0,18 0,56 1,61 0,60 0,15 0,13 0,79 2,86 2,06 0,46 1,02 1,74 11,56
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27
Beras lokal Tepung terigu Ketela pohon Ikan tongkol Ikan teri Daging sapi Daging ayam kampung Telur ayam Susu kental manis Bayam Kacang panjang Kacang tanah Tempe Jeruk Pepaya Kelapa Gula Pasir Kopi bubuk Garam Merica/lada Mie instant Rokok kretek/filter Listrik Air minum Bensin Minyak tanah Sewa rumah
Total
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
37,52
16
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
3
GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI TENGAH
3.1. Geografis dan Kependudukan Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera Utara yang wilayahnya berbatasan dengan lautan. Kabupaten ini mempunyai wilayah seluas 2.194,98 Km2 dan secara Geografis terletak pada 1011’00” - 2022’00” Lintang Utara dan 98007’ – 98012’ Bujur Timur. Batas wilayah Kabupaten Tapanuli
Tengah
yaitu
sebelah
Timur
berbatasan
dengan
Kabupaten Tapanuli Utara, sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia, sebelah Utara berbatasan dengan Nangroe Aceh
Darussalam
dan
sebelah
Selatan
berbatasan
dengan
Kabupaten Tapanuli Selatan. Pada tahun 2011 Kabupaten Tapanuli Tengah mempunyai 20 kecamatan dengan 147 desa dan 30 kelurahan. Tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah sebanyak 314.142 jiwa dengan rincian 157.881 penduduk laki-laki dan156.261 penduduk perempuan. Sehingga Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) sebesar 101,04 yang artinya pada setiap 10.000 orang penduduk perempuan terdapat 10.104 penduduk laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan tidak terlalu signifikan.
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
18
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Jika dibedakan menurut kelompok umur menunjukkan bahwa terdapat 38,38 persen penduduk yang berumur kurang dari 15 tahun.
Pada kelompok umur 15 – 64 tahun terdapat 57,76
persen dari total penduduk dan terdapat 3,39 persen penduduk yang berumur di atas 64 tahun.
Sehingga Angka Beban
Ketergantungan (Dependency Ratio) 73,58 persen artinya pada setiap 100 penduduk usia produktif harus menanggung 74 orang penduduk usia tidak produktif. 3.2. Pendidikan Salah satu komponen yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan, karena pendidikan sebagai komponen terpenting bagi modal dasar pembangunan. Kemajuan pembangunan di segala bidang akan tercapai jika didukung oleh sumber daya alam yang cukup dan sumber daya manusia yang berkualitas. Adanya kebijakan Bupati sebagai kepala pemerintahan kabupaten terhadap bidang pendidikan akan memberi warna dan corak pendidikan di Kabupaten Tapanuli Tengah, sehingga dengan melihat perkembangan pendidikan yang ada akan dapat menjadi tolok ukur utama untuk mengetahui keberhasilan di kabupaten ini. Pemerintah harus terus berupaya meningkatkan taraf pendidikan masyarakat melalui program-program pembangunan pendidikan serta pembangunan sarana dan prasarana penunjang pendidikan. BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
19
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Sehingga dengan adanya peningkatan pendidikan diharapkan taraf hidup dan kesejahteraan juga meningkat. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan merupakan salah satu indikator pokok untuk mengetahui kualitas pendidikan manusia.
Secara umum, dari tahun 2010 tingkat pendidikan
penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah mengalami peningkatan, kondisi ini dicerminkan oleh makin menurunnya persentase penduduk yang tidak/belum sekolah. Tabel 3.2.1. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun 2010 dan 2011 2010
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan (1) Tidak/Belum Sekolah
2011
L
P
L+P
L
P
L+P
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
2,09
4,81
3,49
2,10
6,40
4,26
Tidak/Belum Tamat SD
29,88
29,81
29,84
26,75
26,71
26,73
SD sederajat
25,17
24,37
24,76
27,43
25,61
26,52
SLTP sederajat
20,02
18,99
19,49
21,37
18,16
19,76
SLTA ke atas
22,83
24,74
22,42
22,35
23,12
22,73
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Total
Sumber : BPS, susenas 2010 – 2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
20
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Pada tahun 2010 dan 2011, persentase terbesar penduduk menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan berada pada penduduk yang tidak/belum tamat SD yaitu sebesar 29,84 persen tahun 2010 dan 26,73 persen pada tahun 2011. Berdasarkan hasil pendataan SUSENAS, semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin berkurang jumlah penduduk yang menamatkannya. Pada tahun 2011 persentase penduduk yang menamatkan pendidikan SLTP sederajat 19,79 persen. Sedangkan Penduduk yang menamatkan pendidikan SLTA sederajat, D1&2, D3, dan D-4/S1 ke atas semuanya berjumlah sebesar 22,73 persen. Kualitas sumber daya manusia terutama pendidikan menjadi unsur penting untuk mencapai keberhasilan pembangunan di segala bidang. Salah satu indikator untuk melihat keberhasilan tersebut adalah Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Keberhasilan program wajib belajar 9 tahun
yang
telah
lama
dicanangkan
oleh
pemerintah
memperlihatkan hasil yang sangat memuaskan. Keberhasilan program wajib belajar 9 tahun ini terlihat dari semakin meningkatnya partisipasi sekolah penduduk pada kelompok usia sekolah dasar (7-12 tahun) dan pada penduduk kelompok usia sekolah SLTP (13-15 tahun). Pada tahun 2011 di Kabupaten Tapanuli Tengah, APM untuk sekolah SD sebesar 90,11 persen, APM untuk sekolah SMTP sebesar 64,40 persen dan APM untuk
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
21
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
sekolah SMTA sebesar 56,87 persen sedangkan APM untuk Diploma dan sarjana sebesar 13,78 persen. Tabel 3.2.2. Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Diploma/ Sarjana
Kriteria
Jenis Kelamin
SD
SMTP
SMTA
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Laki-laki Perempuan Jumlah
106,53 99,20 102,87
86,25 86,80 86,52
75,72 80,16 77,94
19,70 19,04 19,37
Laki-laki Perempuan Jumlah
91,29 88,93 90,11
63,34 65,47 64,40
54,34 59,39 56,87
11,21 16,34 13,78
APK
APM
Sumber : BPS, Susenas 2011
3.3. Ketenagakerjaan Konsep usia kerja yang dipakai adalah 15 tahun ke atas. Penduduk usia kerja terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja dan sedang mencari pekerjaan.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) merupakan perbandingan antara angkatan kerja dengan penduduk usia kerja (penduduk usia 15 tahun ke atas). Sedangkan BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
22
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah perbandingan antara penduduk yang mencari kerja dengan angkatan kerja. Pada tahun 2011 TPAK di Kabupaten Tapanuli Tengah sebesar 74,03 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan nilai TPAK
Gambar 1. Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010-2011
2011
tahun sebelumnya
5.22
sebesar
73,55
persen.
TPAK
penduduk
5.22
laki 5.15 2010
mencapai
74,03 persen pada 7.05
tahun 8.46
2009
laki-
sedangkan TPAK penduduk
6.52 Perempuan
2011,
Laki-laki
perempuan hanya sebesar
74,03
persen.
Pada tahun 2011 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kabupaten Tapanuli Tengah lebih rendah dibandingkan dengan TPT tahun sebelumnya. Tahun 2011, TPT sebesar 5,22 persen, sementara itu tahun sebelumnya telah mencapai 6,24 persen.
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
23
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Tabel 3.3.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Tingkat Pengangguran Terbuka di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009-2011
TPAK/TPT
2009
2010
2011
(2)
(3)
(4)
75,26
73,55
74,03
Laki-laki
84,33
85,04
74,03
Perempuan
65,64
62,24
74,03
7,34
6,24
5,22
Laki-laki
6,52
7,05
5,22
Perempuan
8,46
5,15
5,22
(1)
TPAK
TPT
Sumber : BPS, Inkesra 2009-2011
Mayoritas penduduk di Kabupaten Tapanuli Tengah bekerja di sekor pertanian.
Sektor pertanian ini mencakup pertanian
tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan.
Faktor pendukung penduduk bekerja di sektor
pertanian antara lain, sektor ini memerlukan banyak tenaga kerja, dan tenaga kerja yang dibutuhkan). Pada tahun 2011 penduduk yang bekerja di sektor pertanian sebesar 94.700 orang. Jika dibedakan menurut jenis kelamin, persentase penduduk laki-laki BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
24
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
usia 15 Tahun keatas yang bekerja di sektor pertanian pada tahun 2011 sebesar 47.594 orang, sedangkan penduduk perempuan yang bekerja di sektor ini sebesar 47.106 orang. Tabel 3.3.2 Jumlah Penduduk 15 Tahun Keatas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan Usaha Utama dan Jenis Kelamin Tahun 2011 Lapangan Usaha Utama
L
P
L+P
(2)
(3)
(4)
Pertanian Industri Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Jasa Kemasyarakatan Lainnya
47.594 1.926 8.750
47.106 1.906 8.660
94.700 3.832 17.410
6.443 4.491
6.377 4.445
12.820 8.936
Jumlah
69.204
68.494
137.698
(1)
Sumber : BPS, Inkesra 2011
Selain sektor pertanian, sektor perdagangan merupakan sektor kedua terbesar yang banyak menyerap tenaga kerja. Penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah yang bekerja di sektor perdagangan sebesar 17.410 pada tahun 2011. Sektor ketiga yang banyak
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
25
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
menyerap tenaga kerja adalah sektor jasa-jasa. Sektor jasa-jasa hanya menyerap tenaga kerja sebesar 12.820.
3.4
Kesehatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat jasmani dan
rohani merupakan modal dasar pembangunan, karena bila SDM sehat maka akan menghasilkan masyarakat yang sehat, dimana masyarakat ini akan menjadi pelaku dan sasaran pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah mempunyai peran yang sangat penting dalam mewujudkan derajat kesehatan penduduk.
Pemerintah
melalui berbagai program dibidang kesehatan berupaya terus untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama ibu, bayi dan balita. Hal ini berhubungan erat dengan kehamilan ibu, proses kelahiran dan kelangsungan hidup anak sebagai generasi penerus bangsa. Di pihak lain, setiap orang bertanggung jawab terhadap kesehatan dirinya, keluarga dan lingkungannya.
Selain adanya
program-program penyuluhan tentang pentingnya sehat, kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan juga diperlukan guna peningkatan derajat kesehatan suatu bangsa. Salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan
penduduk di suatu daerah adalah persentase penolong kelahiran balita. Keberhasilan penolong kelahiran dan kemampuan seorang BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
26
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
ibu untuk melahirkan anaknya sangat penting guna kelangsungan kehidupan anak tersebut selanjutnya.
Oleh sebab itu, suatu
keluarga perlu membuat keputusan yang paling tepat untuk memilih penolong kelahiran anaknya. Telah banyak fasilitas yang diberikan pemerintah untuk memudahkan penduduk miskin agar mampu berobat ke rumah sakit ataupun puskesmas melalui program askeskin dan jamkesmas. Tabel 3.4.1 Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009-2011 Penolong Waktu Lahir
2009
2010
2011
(2)
(3)
(4)
Dokter
3,37
13,26
7,18
Bidan
80,48
69,31
73,43
1,23
0,00
0,87
12,20
12,28
10,45
2,73
5,14
8,07
100,00
100,00
100,00
(1)
Tenaga Medis Dukun Famili/lainnya Jumlah
Sumber : BPS, Susenas 2009-2011
Pada tahun 2011, sebagian besar ibu hamil di Kabupaten Tapanuli Tengah memilih bidan sebagai penolong kelahiran BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
27
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
bayinya yaitu sebesar 73,43 persen, angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 69,31 persen. Sedangkan ibu hamil yang meminta pertolongan kelahirannya kepada dokter mengalami penurunan, dari 13,26 persen pada tahun 2010 dan tahun 2011 mencapai 7,18 persen. Selain meminta pertolongan kepada bidan dan tenaga medis, ternyata masih terdapat 10,45 persen proses kelahiran bayi dibantu dukun dan ada juga yang hanya dibantu oleh famili atau lainnya sebesar 8,07 persen pada tahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada penduduk yang percaya pada penolong kelahiran dengan menggunakan peralatan tradisional. 3.5
Konsumsi/Pengeluaran Pendapatan
rumahtangga
merupakan
bagian
dari
Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang diterima oleh rumahtangga.
Pendapatan
perkapita
atas
dasar
pendekatan
pengeluaran dari hasil Susenas digunakan untuk mengetahui perkembangan pendapatan rumahtangga. Dengan diketahuinya perubahan pengeluaran per kapita sebulan untuk setiap tahunnya, maka dapat diketahui pula apakah ada kenaikan/penurunan pendapatan penduduk. Pendapatan yang diterima rumahtangga setiap bulannya berpengaruh pada kemampuan daya beli terhadap berbagai kebutuhan rumahtangga tersebut.
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
28
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Pada tahun 2011, modus pengeluaran penduduk perkapita sebulan berada pada golongan pengeluaran lebih dari Rp 500.000 sebanyak 51,59 persen, kemudian golongan pengeluaran kedua antara Rp 300.000 – Rp 399.999 yaitu sebesar 16,62 persen, kemudian golongan pengeluaran ketiga golongan pengeluaran kedua antara Rp 200.000 – Rp 299.999 sebesar 16,39 persen. Tabel 3.5.1 Persentase Penduduk Menurut Golongan Pengeluaran Per Kapita Sebulan Di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Golongan Pengeluaran 2011
(Rp) (1)
(2)
Kurang dari 80.000
0,00
80.000 – 99.999
0,08
100.000 – 149.999
0,68
150.000 – 199.999
3,54
200.000 – 299.999
16,39
300.000 – 399.999
16,62
400.000 – 499.999
11,10
500.000 dan lebih
51,59
Jumlah
100,00
Sumber : BPS, Inkesra 2010 - 2011 BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
29
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
3.6
Perumahan Kondisi
perumahan
di
suatu
daerah
dapat
menggambarkan kesejahteraan penduduknya, karena dari keadaan ini dapat dilihat kemampuan daya beli penduduk terhadap barangbarang pembentuknya. Pada tahun 2011, sebagian besar (98,51 persen) rumahtangga-rumahtangga di Kabupaten Tapanuli Tengah lantai rumahnya bukan tanah. Gambar 2. Persentase Rumahtangga Menurut Kondisi Fisik Perumahan di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2008-2011 2008 2009 Persentase
2010 2011
96,73 96.73 94.11
36.19 98.51
LANTAI Bukan Tanah
33.16 28.42 DINDING Tembok
30.48
Rumahtangga yang menggunakan dinding tembok pada tahun 2011 sebesar 30,48 persen, angka ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2010 yang sebesar 36,19 persen. BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
30
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
4
ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
4.1 IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010 dan 2011 Perubahan tingkat kesejahteraan manusia disuatu daerah dapat dilihat dari perubahan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dalam kurun waktu beberapa tahun. Menurut Human Development Report (HDR) tahun 1990, pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang dimiliki manusia. Dalam konsep tersebut penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir, sedangkan upaya pembangunan merupakan sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Diantara pilihan tersebut yang terpenting adalah untuk berumur panjang dan sehat, berilmu pengetahuan dan mempunyai akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan agar dapat hidup secara layak. Menurut UNDP, untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia perlu diperhatikan beberapa elemen yaitu, produktivitas, pemerataan, berkelanjutan dan pemberdayaan. Penduduk disuatu daerah harus ditingkatkan kemampuan, kreativitas dan produktivitasnya, sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam perluasan lapangan pekerjaan. Hal ini akan sangat berpengaruh pada peningkatan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi harus dikombinasikan dengan pemerataan hasil-hasil pembangunan yang akan dinikmati oleh penduduk. Penduduk harus memiliki kesempatan yang sama untuk BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
32
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
mendapatkan akses terhadap semua sumber daya yang ada. Sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari kesempatan yang ada dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang produktif. Pemerataan kesempatan ini harus tersedia baik untuk generasi sekarang maupun generasi yang akan datang, oleh karena itu sumber daya yang tersedia harus selalu diperbaharui. Semua elemen penduduk baik laki-laki maupun perempuan harus diberdayakan untuk berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan keputusan-keputusan penting yang mempengaruhi kehidupan. Tabel 4.1.1 Indeks dan Kualitas Pembangunan Manusia Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007-2011
Tahun
IPM
Status
(1)
(2)
(3)
2007
70,01
Menengah Atas
2008
70,48
Menengah Atas
2009
70,91
Menengah Atas
2010
71,21
Menengah Atas
2011
71,54
Menengah Atas
Sumber : Indikator Ekonomi dan Kesra, 2010-2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
33
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Pembangunan manusia di Kabupaten Tapanuli Tengah harus terus ditingkatkan dalam menghadapi era persaingan bebas dan untuk pelaksanaan otonomi daerah. Secara umum, IPM Kabupaten Tapanuli Tengah pada periode 2007-2010 mengalami peningkatan secara terus menerus, walaupun masih dalam status IPM yang sama yaitu menengah atas. Pada tahun 2011 nilai IPM Kabupaten Tapanuli Tengah sebesar 71,54 sedikit meningkat dibandingkan tahun 2010 dengan nilai IPM 71,21. Peningkatan nilai IPM ini tentunya sangat ditentukan oleh ketiga komponen IPM itu sendiri, yaitu komponen peluang hidup, komponen pendidikan dan komponen daya beli. Terjadinya kenaikan pada setiap komponen berpengaruh pula pada kenaikan nilai IPM. Tabel 4.1.2 Komponen Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009-2011 2009
2010
2011
(2)
(3)
(4)
Angka Harapan Hidup (Tahun)
67,91
68,11
68,26
Angka Melek Huruf (%)
95,75
95,78
95,78
8,12
8,13
8,15
616,80
618,97
622,02
Komponen (1)
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) Pengeluaran Riil Per Kapita yang telah Disesuaikan (Rp.000) BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
34
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
IPM
70,91
71,21
71,54
Sumber : BPS
4.1.1
Aspek Kesehatan
Komponen IPM berupa Angka Harapan Hidup (AHH) masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah dari tahun 2009-2011 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 AHH sebesar 67,91 tahun kemudian meningkat menjadi 68,11 tahun pada tahun 2010, dan akhirnya pada tahun 2011 meningkat kembali menjadi 68,26 tahun. Peningkatan AHH ini tidak terlepas dari berbagai aspek pendukung kehidupan masyarakat, seperti sarana kesehatan yang tersedia, peningkatan pelayanan kesehatan yang diperoleh masyarakat, fasilitas lingkungan yang tersedia untuk kebutuhan sehari-hari serta kebiasaan hidup masyarakat itu sendiri. Di Kabupaten Tapanuli Tengah telah dibangun berbagai fasilitas kesehatan umum untuk pelayanan kesehatan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah, sarana kesehatan di Kabupaten Tapanuli Tengah sudah menjangkau hampir disetiap pelosok wilayah. Bahkan terdapat pula posyandu yang sudah tersebar di seluruh desa/kelurahan, fasilitas ini semakin mempermudah masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan (lampiran 1). BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
35
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Selain tersedianya fasilitas yang memadai, program yang digulirkan oleh pemerintah juga sangat membantu masyarakat untuk memperbaiki taraf kesehatannya. Program yang digulirkan oleh pemerintah dalam rangka memperbaiki kesehatan masyarakat antara lain, program jamkesmas dan Program Keluarga Harapan (PKH). Pada tahun 2011 Setiap kecamatan masing masing telah memiliki satu unit puskesmas, kecuali Kecamatan Sorkam, Pandan dan Manduamas telah memiliki 2 unit puskemas. Sehingga jumlah puskesmas yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah berjumlah 23 unit, sedangkan puskesmas pembantu ada 95 unit dan terdapat 383 unit posyandu. Semakin meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Pelayanan ini terutama dalam hal pemeriksaan kehamilan dan penolong kelahiran oleh tenaga medis. Rendahnya pertolongan persalinan oleh tenaga medis menjadi penyebab tingginya angka kematian bayi. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat diperlukan jumlah tenaga paramedis yang memadai. Kabupaten Tapanuli Tengah mempunyai 30 dokter, 5 diantaranya merupakan dokter gigi dan 25 orang dokter umum, dan belum terdapat dokter spesialis. Jumlah dokter ini dirasakan sangat kurang mengingat luasnya daerah dan jumlah penduduk yang besar. Bahkan di Kecamatan Kolang belum terdapat dokter. Kondisi lingkungan tempat tinggal juga berpengaruh terhadap tingkat kesehatan masyarakat, jika lingkungannya bersih dan sehat maka akan meningkatkan derajat kesehatan BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
36
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
masyarakatnya. Faktor lingkungan ini antara lain dapat dilihat dari fasilitas fisik perumahan dan sanitasi lingkungan perumahan. Kondisi fisik perumahan seperti jenis lantai rumah, atap dan dinding rumah, sedangkan sanitasi lingkungan perumahan seperti ketersediaan air bersih dan tempat pembuangan tinja. Kondisi lingkungan yang semakin baik akan berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. 4.1.2
Aspek Pendidikan
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi mutu sumber daya manusia adalah tingkat pendidikan. Indikator untuk melihat perkembangan tingkat pendidikan disuatu daerah adalah Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS). Dilihat dari AMH pada tahun 2011, penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah sebesar 95,78 persen menunjukkan bahwa masih ada sebagian kecil masyarakat (4,22 persen) yang tidak dapat membaca dan menulis. AMH Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun 2010 dengan AMH tahun 2011 tidak ada peningkatan yaitu sebesar 95,78 persen. Informasi mengenai AMH atau buta huruf tidak hanya penting terhadap hubungannya dengan kecerdasan penduduk, tetapi juga sangat menentukan sejauh mana tingkat daya adaptasi seseorang terhadap penguasaan teknologi, komunikasi dan kemampuan melakukan perhitungan-perhitungan secara sederhana (matematis). Buta huruf cenderung menjadi penyebab keterbelakangan dan kemiskinan penduduk sehingga sedapat mungkin buta huruf dapat diberantas secara tuntas. BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
37
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah sebesar 8,15 tahun pada tahun 2011. Angka rata-rata lama sekolah sebesar 8,15 tahun ini berarti rata-rata penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah hanya bersekolah sampai kelas dua pada Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMTP). Tentunya ini harus menjadi perhatian serius dari berbagai pihak terkait karena angka ini masih sangat rendah. Padahal pemerintah telah menggulirkan program wajib belajar 9 tahun, yang berarti rata-rata penduduk harus dapat menyelesaikan pendidikan minimal tamat SMTP. Faktor pendukung terlaksananya program wajib belajar sembilan tahun antara lain kemudahan dalam pembiayaan pendidikan dan kemudahan masyarakat untuk menjangkau fasilitas pendidikan. Untuk itu pemerintah juga telah melaksanakan Program Keluarga Harapan (PKH) dengan memberikan bantuan kepada rumah tangga miskin dan mempunyai anak usia sekolah dan masih sekolah. 4.1.3
Aspek Ekonomi
Indeks daya beli masyarakat merupakan salah satu komponen IPM. Indeks daya beli dicerminkan oleh pengeluaran riil per kapita yang telah disesuaikan. Pengeluaran riil perkapita selama periode 2009-2011 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 pengeluaran riil perkapita sebesar Rp. 618.970 sedikit demi sedikit terus mengalami kenaikan, sehingga pada tahun 2011 pengeluaran riil perkapita sebesar Rp. 622.020. Salah satu faktor BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
38
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
yang mempengaruhi daya beli penduduk adalah tingkat pendapatan penduduk. Jika pengeluaran perkapita penduduk naik, berarti dapat dikatakan bahwa tingkat pendapatan penduduk juga naik. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Tapanuli Tengah menunjukkan tanda-tanda ke arah perbaikan, hal ini terlihat dari makin meningkatnya pertumbuhan ekonomi kearah yang lebih baik. Atas Dasar Harga Konstan tahun 2000, LPE tahun 2011 sebesar 6,27 persen. 4.2
Pemanfaatan IPM dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sangat berperan penting dalam perencanaan pembangunan di daerah-daerah, karena dengan diketahuinya IPM maka dapat terlihat tingkat kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. Pemanfaatan IPM dalam perencanaan pembangunan daerah antara lain : 1. Pedoman untuk mengidentifikasi permasalahan pembangunan daerah 2. Sistem Informasi Pembangunan Manusia 3. Alat pemantau program-program pembangunan manusia 4.2.1
Pedoman untuk mengidentifikasi permasalahan pembangunan daerah
Perencanaan pembangunan sangat diperlukan agar arah dari pembangunan dapat tergambar dengan jelas dan tepat sasaran, sehingga tujuan yang diharapkan akan dapat tercapai, yaitu tujuan BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
39
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
yang telah ditetapkan dalam RENSTRADA. Proses perencanaan ini meliputi evaluasi terhadap berbagai program yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya. Dalam hal ini diperlukan adanya kajian mengenai permasalahan pokok yang dihadapi dalam pelaksanaan berbagai program pembangunan. Melalui proses yang bertahap, pencapaian tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang serta penentuan skala prioritas diharapkan permasalahan tersebut dapat dikurangi. Dengan adanya kajian tersebut para perencana dapat merancang berbagai program yang dirumuskan melalui suatu kebijakan umum. IPM dan komponen indikator pembangunan manusia merupakan salah satu ukuran utama yang diharapkan dapat menjadi kunci bagi terlaksananya pembangunan agar lebih terarah. Kedudukan dan peranan IPM dalam manajemen pembangunan daerah akan lebih terlihat jika dilengkapi dengan komponenkomponen pembentuknya, sehingga permasalahan yang ada dapat diketahui pemecahannya melalui upaya-upaya yang berkaitan dengan pembangunan manusia. Identifikasi permasalahan ini dibuat dalam bentuk analisis situasi pembangunan manusia yang bertujuan untuk mengetahui kendala-kendala yang ada dalam implementasi program pembangunan pada periode sebelumnya dan hasil-hasil yang ada sebagai masukan dalam program pembangunan yang akan datang. Dengan diketahuinya IPM, maka para pengambil keputusan diharapkan dapat merumuskan kebijakan tentang langkah-langkah yang perlu dilakukan pada masa yang akan datang. BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
40
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
4.2.2
Sistem Informasi Pembangunan Manusia
Analisis situasi pembangunan manusia merupakan suatu tahapan dalam proses perencanaan yang biasanya dilakukan setelah tujuan dan sasaran jangka panjang ditetapkan. Analisis yang tepat dan menyeluruh akan mempermudah tahapan perencanaan berikutnya, yaitu penetapan prioritas, sasaran jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang serta mengidentifikasi pilihan kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan. IPM sebagai alat yang mengukur status pembangunan manusia sangat sensitif terhadap perubahan yang sedang terjadi. Sehingga IPM merupakan sistem informasi pembangunan manusia yang memusatkan perhatian pada kemajuan dan pencapaian program sektoral serta kajiannya dalam program nasional.
4.2.3.
Alat pemantau program-program pembangunan manusia
Data yang terhimpun dalam sistem informasi pembangunan manusia adalah data yang dapat menggambarkan status pembangunan manusia dan hasil-hasil yang telah dicapai pada periode tahun tersebut. Pada tahun-tahun berikutnya akan diperbaharui data-datanya dengan data-data yang baru sehingga pemantauan tentang upaya pembangunan manusia dapat dilakukan secara berkesinambungan setiap tahun. 4.3 Perbandingan IPM antar Kabupaten/Kota di Sumatera Utara BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
41
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Perkembangan kemajuan dalam pelaksanaan pembangunan yang sudah dicapai suatu daerah/wilayah, dapat dilihat dengan cara membandingkan berbagai indeks yang dapat digunakan sebagai pembanding antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Kemajuan pembangunan manusia disuatu daerah dapat dilihat dari nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai tolok ukur keberhasilan pembangunan manusia di daerah tersebut. Propinsi Sumatera Utara terdiri dari 25 kabupaten dan 8 kota yang dapat dibandingkan tingkat kemajuan pembangunan manusianya. Diantara 33 kabupaten/kota yang terdapat di Propinsi Sumatera Utara, IPM Kota Pematang Siantar menduduki peringkat pertama (1), peringkat kedua yaitu kota Medan serta yang berada diperingkat ketiga adalah Kabupaten Toba Samosir. Kabupaten Nias Barat merupakan kabupaten yang mempunyai nilai IPM yang terendah yaitu 67,05. Diantara 33 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Sumatera Utara nilai IPM Kabupaten Tapanuli Tengah berada pada peringkat 27, dengan Nilai IPM sebesar 71,54. Tabel 4.3.1 Indeks Pembangunan Manusia Propinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2011 No
Kabupaten/Kota
(1)
(2)
Angka Harapan Hidup (Tahun) (3)
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
Angka Melek Huruf (%) (4)
Rata-rata Konsumsi Per Lama Kapita Sekolah Disesuaikan (Tahun) (Ribu Rp) (5) (6)
IPM
Ranking
(7)
(8)
42
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
Nias Mandailing Natal Tapanuli Selatan Tapanuli Tengah Tapanuli Utara Toba Samosir Labuhan Batu Asahan Simalungun Dairi Karo Deli Serdang Langkat Nias Selatan Humbang Hasundutan Pakpak Barat Samosir Serdang Bedagai Batu Bara Padang Lawas Utara Padang Lawas Labuhan Batu Selatan Labuhan Batu Utara Nias Utara Nias Barat Sibolga Tanjung Balai Pematang Siantar Tebing Tinggi Medan Binjai Padang Sidempuan Gunung Sitoli
69,77 63,70 67,34 68,26 70,02 70,75 70,02 69,13 69,08 68,59 72,29 70,88 69,12 70,36 67,96 67,81 69,84 69,08 68,71 66,62 67,09 70,23 69,97 69,24 69,23 70,29 70,76 72,29 71,47 72,06 71,89 69,72 70,29
90,44 99,33 99,83 95,78 98,60 98,35 97,96 97,01 97,50 98,09 98,72 98,53 96,96 85,20 98,21 96,52 97,47 97,80 95,27 99,53 99,66 98,93 98,53 89,19 84,30 99,29 98,99 99,47 98,73 99,36 99,19 99,70 94,75
6,45 7,92 8,95 8,15 8,97 9,89 8,53 7,90 8,70 8,91 9,22 9,50 8,78 6,33 9,31 8,20 9,54 8,65 7,61 8.89 8,40 8,21 8,01 6,10 5,88 9,72 8,89 10,89 9,90 10,84 9,99 10,19 8,72
610,30 639,92 646,21 622,02 635,19 649,31 638,21 633,82 635,71 630,60 628,55 635,17 631,93 604,98 616,75 617,58 625,88 631,93 632,09 636,33 628,99 631,66 633,10 608,33 611,71 632,51 627,56 637,56 642,57 638,19 636,38 632,41 615,15
69,03 71,00 74,39 71,54 74,77 76,88 74,53 73,02 73,84 73,48 75,73 75,62 73,51 67,70 72,36 71,15 74,12 73,58 72,05 73,11 72,47 74,12 73,85 68,05 67,05 75,42 74,61 77,82 76,86 77,68 76,78 75,53 72,33
30 29 13 27 10 3 12 22 17 20 6 7 19 32 24 28 15 18 26 21 23 14 16 31 33 9 11 1 4 2 5 8 25
Sumatera Utara
69,65
97,32
8,86
639,53
74,53
8
Sumber : BPS
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
43
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Lampiran 1. Jumlah Sarana Kesehatan Masyarakat Per Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
No
Kecamatan
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Posyandu
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1 1 1 1 1 2 1
5 5 5 4 1 5 5 3 6 2 6
25 34 28 0 8 25 16
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Pinangsori Badiri Sibabangun Lumut Sukabangun Pandan Tukka Sarudik Tapian Nauli Sitahuis Kolang Sorkam Sorkam Barat Pasaribu Tobing Barus Sosor Gadong Andam Dewi Barus Utara Manduamas Sirandorung
Jumlah
1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1
6 6 3 4 6 5 3 8 7
15 16 10 27 28 27 17 18 27 21 0 24 17
23
95
383
Sumber : Tapanuli Tengah Dalam Angka 2012
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
45
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Lampiran 2. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Per Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011 No
Kecamatan
Dokter Umum
Dokter Gigi
Dokter spesialis
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Pinangsori Badiri Sibabangun
1 1 1
0 1
0
Lumut Sukabangun Pandan Tukka
1 1 1 1
0 0 0 1
Sarudik Tapian Nauli Sitahuis Kolang Sorkam Sorkam Barat
2 2 1 0 3 1
1 0 0 0 1
Pasaribu Tobing Barus Sosor Gadong Andam Dewi
1 3 1 1
Barus Utara Manduamas Sirandorung
1 2 0
0 0 1 0 0 0 0 0
25
5
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah
Sumber : Tapanuli Tengah Dalam Angka 2012
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
46
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Lampiran 3. Persentase Rumahtangga Menurut Sumber Penerangan di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009-2011
Sumber Penerangan
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
88,39
81,62
77,70
Listrik Non-PLN
4,34
6,89
9,97
Aladin/Petromak
1,84
3,32
2,08
Pelita/Sentir/Obor
5,43
8,17
10,14
Lainnya
0,00
0,00
0,00
100,00
100,00
Listrik PLN
Jumlah
100,00
Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat 2010-2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
47
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Lampiran 4. Persentase Rumahtangga Menurut Fasilitas Air Minum di Kabupaten Tapanuli TengahTahun 2009-2011
Fasilitas Air Minum
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
Sendiri
39,36
51,65
50,86
Bersama
21,08
17,95
13,11
Umum
39,55
29,20
30,59
0
1,21
5,44
100,00
100,00
100,00
Lainnya
Jumlah
Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat 2010-2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
48
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Lampiran 5. Persentase Rumahtangga Menurut Sumber Air Minum di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009-2011
Fasilitas Air Minum
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
Air Isi Ulang *)
…*
1,66
Ledeng
16,10
12,84
16,8
Pompa
2,62
3,07
3,93
Sumur Terlindung/Bor/Pompa
13,12
21,06
8,95
Sumur Tidak Terlindung
15,94
15,44
23,12
Mata Air Terlindung
32,68
35,29
27,24
Mata Air Tidak Terlindung
14,76
5,49
11,,95
Air Sungai
3,1
4,21
2,84
Air Hujan
0,67
0,13
0,61
Lainnya
1,00
0,83
0,30
100,00
100,00
100,00
Jumlah
2,29
Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat 2010-2011 Ket*) Data Tahun 2009 tidak tersedia
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
49
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Lampiran 6. Persentase Rumahtangga Menurut Fasilitas Tempat Buang Air Besar di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009-2011 Fasilitas Tempat Buang Air Besar
2009
2010
2011
(1)
(2)
(3)
(4)
Sendiri
34,34
36,77
47,41
Bersama
1,48
2,23
2,01
Umum
1,15
1,85
3,02
Lainnya
63,03
59,15
47,57
Jumlah
100,00
100,00
100,00
Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat 2010-2011
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
50
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Lampiran 7. Jumlah Sarana Pendidikan Per Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
No.
Kecamatan
SD
SMTP
SMTA
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
25 17 17 11 4 18 12 4 12 9 24 24 22 14 20 23 22 9 23
17
3 2 5 1 0 9 2 3 4 2 6 1 7 2 6 5 7 2 7 3
3 1 2 1 0 10 1 2 2 1 2 5 4 1 3 2 3 1 5 3
327
77
52
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Pinangsori Badiri Sibabangun Lumut Sukabangun Pandan Tukka Sarudik Tapian Nauli Sitahuis Kolang Sorkam Sorkam Barat Pasaribu Tobing Barus Sosor Gadong Andam Dewi Batara Manduamas Sirandorung
Jumlah
Sumber : Tapanuli Tengah Dalam Angka 2012
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
51
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Lampiran 8. Jumlah Tenaga Pendidik Per Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
No.
Kecamatan
SD
SMTP
SMTA
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Pinangsori Badiri Sibabangun Lumut Sukabangun Pandan Tukka Sarudik Tapian Nauli Sitahuis Kolang Sorkam Sorkam Barat Pasaribu Tobing Barus Sosor Gadong Andam Dewi Batara Manduamas Sirandorung
285 200 160 102 30 361 159 75 159 76 200 200 209 113 218 216 203 67 187 162
101 57 88 33 0 185 44 57 75 22 69 23 122 32 128 71 78 27 106 49
86 20 67 21 0 270 42 46 38 21 50 88 101 8 94 33 52 23 75 62
3.385
1.367
1.197
Jumlah
Sumber : Tapanuli Tengah Dalam Angka 2012
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
52
IPM Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2011
Lampiran 9. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2007-2011 PDRB (Jutaan Rupiah)
Tahun
Atas Dasar Harga Berlaku
Atas Dasar Harga Konstan
(2)
(3)
(1) 2007
1.623.836,6
1.004.858,1
2008
1.805.624,6
1.067.858,1
2009*
2.000.273,0
1.128.825,6
2010
2.286.819,87
1.198.513,08
2011
2.550.737,26
1,273.671,43
Sumber : PDRB Kab.Tapanuli Tengah 2007-2011
Catatan : *) Angka Sementara
BPS Kabupaten Tapanuli Tengah
53