ht tp :// la
m
pu ng
.b
ps
.g
o. id
Katalog BPS : 9201015.18
ps
.b
pu ng
m
ht tp :// la
o. id
.g
o. id .g ps .b pu ng m ht tp :// la Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan I-2016
3
PERKEMBANGAN INDIKATOR MAKRO SOSIAL EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 : 978-602-7848-67-2
Nomor Publikasi
: 18550.1605
Katalog BPS
: 9201015.18
Ukuran Buku
: 15 cm x 21 cm
Jumlah Halaman
: vi + 40 halaman
o. id
ISBN
.g
Naskah :
.b pu ng
Gambar Kulit :
ps
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis
ht tp :// la
Diterbitkan Oleh :
m
Bidang Neraca Wilayah dan Analisis
Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung Dilarang mengumumkan, mendistribusikan , mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung
KATA PENGANTAR
Publikasi Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II Tahun 2016 merupakan publikasi berkala yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung yang disajikan secara triwulanan.
Publikasi ini memuat hasil kajian beberapa indikator sosial ekonomi utama seperti pertumbuhan ekonomi, perkembangan PDRB, perubahan struktur ekonomi, perkembangan
inflasi,
nilai
tukar
petani,
ekspor-impor,
pertanian,
o. id
pengangguran dan kemiskinan.
produksi
.g
Penghargaan dan ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak
ps
yang telah membantu penyusunan publikasi ini. Kepada para pengguna publikasi ini
.b
diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan publikasi
pu ng
di masa mendatang.
ht tp :// la
m
Semoga publikasi ini bermanfaat.
Bandar Lampung, Agustus 2016 BPS Provinsi Lampung K E P A L A,
Yeane Irmaningrum S.
Kerjasama BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG Dengan BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAM
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
iii
o. id .g ps .b pu ng m ht tp :// la iv
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................
iv
Daftar Isi
v
Ekonomi dan Perdagangan.....................................................................
1
1.1. Produk Domestik Regional Bruto ........................................................
1
1.2. Inflasi........ ...........................................................................................
10
1.3. Nilai Tukar Petani ..............................................................................
13
1.4. Ekspor .................................................................................................
16
1.5. Impor ..................................................................................................
19
1.6. Neraca Perdagangan Luar Negeri ......................................................
21
1.7. Indeks Tendensi Konsumen ................................................................
22
Pertanian ..................................................................................................
25
2.1. Produksi Padi ......................................................................................
25
ps
.b
II.
.g
o. id
I.
……………….. ................................................................................
26
Sosial dan Kependudukan ......................................................................
28
3.1. Kependudukan.....................................................................................
28
3.2. Kemiskinan .........................................................................................
31
3.3. Ketenagakerjaan .................................................................................
34
ht tp :// la
m
III.
pu ng
2.2. Produksi Palawija ................................................................................
3.4. Indeks Pembangunan Manusia ...........................................................
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
38
v
o. id .g ps .b pu ng m ht tp :// la vi
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
I 1.1
EKONOMI DAN PERDAGANGAN
Produk Domestik Regional Bruto Perekonomian Lampung triwulan II-2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp 70,63 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 (ADHK) mencapai Rp 53,28 triliun. Ekonomi Lampung triwulan II-2016 terhadap triwulan II-2015 tumbuh 5,21 persen
o. id
(y-on-y), menguat dibanding periode yang sama tahun 2015 sebesar 5,06 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Pengadaan
.g
Listrik dan Gas sebesar 22,47 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi
ps
dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 7,29 persen.
.b
Dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q), ekonomi Lampung triwulan II-2016
pu ng
mengalami pertumbuhan 4,33 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh peningkatan kinerja Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Sipil Dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 8,71 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan
ht tp :// la
32,33 persen.
m
tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar
Gambar 1.1 Perkembangan PDRB Lampung Triwulan II-2016
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
1
Gambar 1.2 Laju Pertumbuhan Y on Y PDRB Lampung (persen) Triwulanan 2011-2016 8,16
7,31
4,92 4,83 5,19 5,13
III
IV
I
5,90
4,57
II
III
IV
I
II
2012
III
IV
I
5,06 5,22 5,33 5,06 5,21 4,71 5,03 4,69 4,91
II
2013
III
IV
I
II
2014
III
IV
2015
I
II
2016
.g
o. id
2011
6,38 6,63 5,48
10,10
pu ng
.b
ps
Gambar 1.3 Laju Pertumbuhan Q to Q PDRB Lampung (persen) Triwulanan 2011-2016
5,22 7,29
4,32
ht tp :// la
-0,86 III
2,86
4,04 3,17 6,56
6,79
4,19
3,32
6,52
4,33
m
2,00
IV
2011 -7,67
I
II
III
2012
IV
-8,40
I
II
III
2013
IV -8,17
I
II
III
2014
IV -8,47
I
II
III
2015
IV -8,38
I
II 2016
Pertumbuhan dan Struktur PDRB Triwulan II-2016 menurut Lapangan Usaha Perekonomian Lampung Triwulan II-2016 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,21 persen, bersumber dari pertumbuhan positif yang dicapai seluruh lapangan usaha. Pengadaan Listrik dan Gas merupakan lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi mencapai 22,47 persen. Lapangan usaha yang juga tumbuh tinggi adalah Jasa Keuangan, Jasa Pendidikan, Transportasi dan Pergudangan yang masing-masing meningkat di atas sepuluh persen.
2
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
Gambar 1.4 Lapangan Usaha dengan Pertumbuhan Y on Y Tertinggi (persen), Triwulan II-2016
22,47
Pengadaan Listrik, Gas
10,61
10,15
10,04
9,68
Jasa Keuangan
Jasa Pendidikan
Transportasi dan Pergudangan
Informasi dan Komunikasi
Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Lampung Triwulan II-
o. id
2016 (y-on-y), Pertanian memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,13 persen diikuti Perdagangan Besar dan Eceran dan Reparasi Mobil dan Motor
ps
.g
sebesar 1,00 persen serta Konstruksi sebesar 0,63 persen.
3,15
pu ng
.b
Gambar 1.5 Sumber Pertumbuhan PDRB Lampung Y on Y menurut Lapangan Usaha (persen), Triwulan II-2015, Triwulan I-2016, dan Triwulan II-2016
1,98 Transportasi dan Pergudangan
m
2,19
Lainnya
Konstruksi
1,00
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
0,62 0,39
1,13
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Triwulan I-2016
Triwulan II-2016
ht tp :// la
0,46 0,63
0,33 2,64
0,43 1,44
-0,14
-0,92
Triwulan II-2015
Ekonomi Lampung triwulan II-2016 mengalami pertumbuhan sebesar 4,33 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya (q-to-q). Seluruh lapangan usaha selain Konstruksi mengalami pertumbuhan positif. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Sipil dan Jaminan Sosial sebesar 8,71 persen dan diikuti Industri Pengolahan yang tumbuh 7,68 persen, serta Perdagangan Besar dan Eceran dan Reparasi Mobil dan Motor yang tumbuh 5,92 persen. Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
3
Pada lapangan usaha Pertanian faktor musiman masih berdampak pada peningkatan produksi jika dibandingkan dengan capaian triwulan I-2016. Produksi tanaman pangan seperti padi, ubi kayu dan ubi jalar meningkat karena sebagian daerah memasuki masa panen raya. Gambar 1.6 Lapangan Usaha dengan Pertumbuhan Q to Q Tertinggi (persen), Triwulan II-2016 8,71
7,68
5,92
o. id
4,82
Pertambangan dan Penggalian
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
ps
.g
Administrasi Industri Pengolahan Perdagangan Besar Pemerintahan, dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Sepeda Motor
4,57
.b
Struktur perekonomian Lampung menurut lapangan usaha triwulan II-2016 masih
pu ng
didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (33,88 persen); Industri Pengolahan (18,39 persen); dan Perdagangan
m
Besar dan Eceran dan Reparasi Mobil dan Motor (10,90 persen)
ht tp :// la
Gambar 1.7 Struktur PDRB menurut Lapangan Usaha (Persen)
Triwulan II-2015, Triwulan I-2016, dan Triwulan II-2016
36,83
37,57
36,48
33,89 33,87
10,34 19,31 10,72 10,9
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
33,9
Industri Pengolahan
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
17,81 18,4
Lainnya
Keterangan: lingkaran terdalam triwulan II-2015 dan terluar triwulan II-2016 4
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
Tabel 1.1 PDRB Provinsi Lampung menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah) Triwulan II-2015, Triwulan I-2016, dan Triwulan II-2016 Harga Berlaku
Harga Konstan
Komponen (1)
Trw II 2015
Trw I 2016
Trw II 2016 Trw II 2015
Trw I 2016
Trw II 2016
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
19.486,91
22.593,61
23.930,17
16.017,19
17.083,90
17.865,09
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
B
Pertambangan dan Penggalian
3.625,24
3.541,14
3.768,31
2.838,97
3.001,93
3.146,67
C
Industri Pengolahan
10.437,00
11.873,82
12.985,23
8.433,03
8.613,37
9.275,10
D
37,47
66,46
67,97
48,73
60,26
61,17
E
Pengadaan Listrik, Gas Pengadaan Air
57,57
68,58
70,57
49,52
50,83
51,51
F
Konstruksi
5.342,81
5.455,90
5.494,45
4.448,23
4.367,68
4.325,82
G
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
6.422,42
7.147,86
7.700,46
5.776,41
5.867,85
6.215,05
H
Transportasi dan Pergudangan
2.605,39
3.400,17
3.547,20
2.167,97
2.490,73
2.559,39
I
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
829,57
1.017,89
1.072,01
603,96
671,33
697,26
J
1.967,27
2.553,15
2.614,42
1.895,19
2.294,42
2.305,96
K
Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan
1.286,12
1.481,31
1.517,11
1.005,53
1.084,93
1.101,13
L
Real Estate
1.639,76
1.936,13
2.019,46
1.454,17
1.549,45
1.589,43
84,67
101,35
104,22
65,58
72,40
73,35
1.928,58
2.304,09
2.539,87
1.405,62
1.536,36
1.670,19
1.509,96
1.888,99
1.919,43
1.158,43
1.399,42
1.400,19
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
509,64
654,17
676,81
441,00
491,88
501,00
Jasa lainnya
451,05
575,81
597,96
394,03
433,06
442,72
58.221,43
66.660,41
70.625,65
48.203,54
51.069,83
53.281,01
Jasa Perusahaan
O
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan
P Q
R,S,T,U
PDRB
.g ps
.b
pu ng
m
ht tp :// la
M, N
o. id
A
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
5
Pertumbuhan dan Struktur PDRB menurut Pengeluaran Triwulan II-2016 Dari sisi pengeluaran, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) merupakan komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi (y on y) sebesar 7,29 persen, diikuti oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 7,17 persen dan pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) sebesar 5,93 persen. Gambar 1.8 Pertumbuhan Y on Y PDRB Beberapa Komponen Pengeluaran (persen), Triwulan II-2016 7,29
7,17
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
ps
Pembentukan Modal Tetap Bruto
3,76
Pengeluaran Konsumsi LNPRT
pu ng
.b
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
.g
o. id
5,93
Konsumsi Pemerintah tumbuh tinggi dikarenakan adanya pembayaran gaji 13 dan 14 untuk pegawai negeri sipil yang pada sebagian instansi sudah mulai diterima
m
serta adanya dana hibah dari pemerintah pusat melalui Badan Nasional
ht tp :// la
Penanggulangan Bencana untuk penanggulangan bencana daerah. Untuk komponen PMTB tumbuh dikarenakan realisasi pengadaan semen di Lampung tumbuh sebesar 8,45 persen, impor barang modal yang tumbuh sebesar 45,84 persen serta adanya peningkatan pembangunan di Lampung. Sementara itu, konsumsi Rumah Tangga tumbuh dikarenakan meningkatnya konsumsi pada beberapa komponen minuman, kesehatan, perlengkapan dan peralatan rumah tangga serta barang pribadi dan jasa perorangan. Sebagaimana diketahui pada triwulan II 2016 terdapat momen bulan Ramadhan atau menjelang hari raya Idul Fitri dimana kecenderungan konsumsi akan meningkat Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Lampung triwulan II2016 (y-on-y), maka komponen PKRT merupakan komponen dengan sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 3,43 persen, diikuti komponen PMTB sebesar 2,12 persen.
6
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
Gambar 1.9 Sumber Pertumbuhan Y on Y PDRB Lampung menurut Pengeluaran (persen), Triwulan II-2015, Triwulan I-2016, dan Triwulan II-2016
0,00 0,07 0,66
0,04 0,54
1,00
1,67
0,04 0,57
Lainnya Pengeluaran Konsumsi LNPRT
2,12
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto
3,43
-0,35
-0,96
.g
3,16
ps
3,34
o. id
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
pu ng
.b
Triwulan II-2015 Triwulan I-2016 Triwulan II-2016
Pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan II-2016 terhadap triwulan I-2016 (qto-q) mencapai 4,33 persen. Pertumbuhan terjadi pada seluruh komponen PDRB
m
Pengeluaran. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen PKP sebesar 32,33
ht tp :// la
persen, diikuti pengeluaran konsumsi LNPRT dan Komponen PMTB masingmasing sebesar 5,87 persen dan 5,19 persen. Konsumsi Rumah Tangga menguat karena meningkatnya konsumsi pada komponen penginapan dan hotel serta komponen rekreasi dan budaya. Hal ini dikarenakan adanya runtutan libur panjang di bulan Mei sehingga Lampung dipadati wisatawan yang hendak berlibur. Secara umum, ekspor luar negeri mengalami penurunan hingga 29,22 persen disebabkan turunnya ekspor pada komoditas kopi, kelapa sawit, bahan bakar mineral, olahan buah-buahan dan sayur-sayuran. Berbeda dengan ekspor, impor mengalami peningkatan hingga 19,79 persen disebabkan meningkatnya impor pada komoditas binatang hidup, bahan bakar mineral, dan pupuk.
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
7
Struktur PDRB Lampung menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku triwulan II-2016 tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Aktivitas permintaan akhir masih didominasi oleh Komponen PKRT yang mencapai 57,96 persen dari PDRB Provinsi Lampung. Komponen lain yang berkontribusi besar adalah komponen PMTB dan perubahan inventori (29,75 persen) dan PKP (9,16 persen). Gambar 1.10 Struktur PDRB Lampung menurut Komponen Pengeluaran (persen), Triwulan II-2015, Triwulan I-2016, dan Triwulan II-2016 1,31
2,64
1,87
29,34
29,29
29,75
Net Ekspor
7,11
9,16
1,28
1,24
1,27
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pengeluaran Konsumsi LNPRT
ps
.g
8,72
o. id
PMTB dan Perubahan Inventori
59,35
59,72
Triwulan II-2015
Triwulan I-2016
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
ht tp :// la
m
pu ng
.b
57,96
Triwulan II-2016
Tabel 1.2 PDRB menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010 Triwulan II-2015, Triwulan I-2016, dan Triwulan II-2016, (miliar rupiah) Harga Berlaku
Harga Konstan 2010
Lapangan Usaha
Triwulan II-2015
Triwulan I-2016
Triwulan II-2016
Triwulan II-2015
Triwulan I-2016
Triwulan II-2016
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga
37 800,28
39 812,18
40 933,46
29 300,98
30 297,77
31 037,46
Pengeluaran Konsumsi LNPRT
815,18
828,54
895,59
601,31
589,31
623,89
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
5 551,06
4 737,29
6 466,50
3 949,30
3 202,21
4 237,33
18 687,73
19 525,90
21 009,32
15 115,58
15 345,78
16 204,51
836,22
1 756,52
1 320,78
1 677,19
1 634,77
1 177,82
PDRB
63 690,46
66 660,41
70 625,65
50 644,35
51 069,83
53 281,01
8
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
PMTB & Perubahan Inventori Net Ekspor
Perkembangan PDRB Provinsi se-Sumatera Triwulan II-2016 PDRB
Sumatera
triwulan
II-2016
mengalami
pertumbuhan
4,49
persen
dibandingkan triwulan II-2015 (y on y). Pertumbuhan terjadi pada seluruh provinsi di Sumatera. Pertumbuhan tertinggi dicapai Provinsi Sumatera Barat sebesar 5,78 persen dan terendah di Provinsi Riau dengan pertumbuhan sebesar 2,40 persen. Provinsi Lampung menempati posisi kelima dengan pertumbuhan sebesar 5,21 persen Dibanding triwulan sebelumnya (q to q) ekonomi Sumatera triwulan II-2016
Seluruh
provinsi
juga
mengalami
o. id
mengalami pertumbuhan sebesar 2,12 persen. pertumbuhan
dan
Lampung
mencapai
.g
pertumbuhan tertinggi yaitu 4,33 persen. Sementara itu Sumatera Utara
pu ng
.b
ps
mengalami pertumbuhan terendah yaitu 0,87 persen.
Sumatra Barat
5,67
ht tp :// la
5,78
m
Gambar 1.11 Pertumbuhan Ekonomi Y on Y menurut Provinsi se-Sumatera (persen), Triwulan II-2016
Sumatra Utara
5,41
5,40
5,21
Bengkulu Kepulauan Lampung Riau
Sumatera; 4,49
5,13 3,67
3,57
3,54 2,40
Sumatra Selatan
Kep. Bangka Belitung
Jambi
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
Aceh
Riau
9
1.2
Inflasi
Kota Bandar Lampung pada triwulan II-2016 mengalami inflasi 0,05 persen, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi yang terbentuk pada triwulan I-2016 (0,24 persen). Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2015, inflasi triwulan II-2016 jauh lebih rendah dimana pada triwulan II-2015 terjadi inflasi 2,14 persen. Rendahnya inflasi selama triwulan II-2016 diantaranya disebabkan oleh naiknya harga beberapa komoditi diimbangi dengan turunnya harga komoditi yang lain.
o. id
Komoditi yang mengalami inflasi cukup tinggi diantaranya seragam sekolah anak, emas perhiasan, dan bahan makanan seperti sayuran dan telur. Sedangkan
.g
komoditi yang mengalami penurunan diantaranya beras, premium, solar dan tarif
.b
ps
listrik.
pu ng
Gambar 1.12 Laju Inflasi Bandar Lampung (persen) Triwulan II-2015, Triwulan I-2016, dan Triwulan II-2016
ht tp :// la
m
2,14
II-2015
0,24 I-2016
0,05 II-2016
Dilihat menurut kelompok pengeluaran, inflasi terjadi di empat kelompok pengeluaran sedangkan tiga lainnya mengalami deflasi. Kelompok sandang mengalami inflasi tertinggi yaitu 1,32 persen disusul oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,90 persen. Sedangkan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi terbesar yaitu 1,00 persen.
10
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
Gambar 1.13 Inflasi Kota Bandar Lampung menurut Kelompok Pengeluaran
o. id
Triwulan II-2016
Selama lima tahun terakhir yaitu 2012-2016 pada triwulan II hampir selalu terjadi
.g
inflasi, hanya pada tahun 2013 saja terjadi deflasi yang terutama disebabkan oleh
.b
ps
turunnya harga emas dan bahan makanan pada saat itu.
m
ht tp :// la
1,36
pu ng
Gambar 1.14 Inflasi Kota Bandar Lampung (Persen), Triwulan II 2012-2016
2012
2013
2,14
0,77 -0,09
0,05 2014
2015
2016
Dibandingkan dengan kota-kota lain di Sumatera, pada triwulan II-2016 sebagian besar kota mengalami inflasi. Hanya tujuh kota yang mengalami deflasi pada triwulan ini. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan yaitu mencapai 2,11 persen, diikuti Bengkulu 1,39 persen dan Pangkal Pinang 1,06 persen. Sementara itu deflasi terbesar terjadi di Kota Sibolga yaitu 1,34 persen, diikuti oleh Bukittinggi 1,21 persen dan Padang 1,19 persen.
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
11
2,11
Gambar 1.15 Perbandingan Inflasi Kota-Kota di Pulau Sumatera (Persen), Triwulan II-2016 1,39 1,06
0,93
0,81 0,73
0,64 0,62 0,59
0,53
Nasional; 0,44 0,41 0,39 0,30 0,20 -1,34 -1,19 -0,63 -1,21 -0,71
0,05 0,02
SIBOLGA
BUKITTINGGI
PADANG
PEKANBARU
TANJUNG PINANG
METRO
PADANGSIDIMPUAN
MEDAN
ps
.g
o. id
BANDAR LAMPUNG
DUMAI
LUBUKLINGGAU
JAMBI
MEULABOH
BATAM
TEMBILAHAN
BUNGO
LHOKSEUMAWE
BANDA ACEH
PEMATANG SIANTAR
PALEMBANG
PANGKAL PINANG
BENGKULU
TANJUNG PANDAN
-0,16 -0,16
Dibandingkan dengan nasional, angka inflasi Bandar Lampung triwulan II-2016
pu ng
.b
lebih rendah dimana secara nasional terjadi inflasi 0,44 persen. Perkembangan inflasi triwulanan periode 2011-2016 Kota Bandar Lampung memiliki pola pergerakan yang serupa dengan nasional. Angka inflasi umumnya
m
mencapai puncaknya pada triwulan III, yang disebabkan oleh
adanya tahun
ht tp :// la
ajaran baru sekolah yang cukup signifikan memberikan sumbangan inflasi. Ditambah lagi selama lima tahun terakhir ini hari raya Idul Fitri berlangsung pada triwulan III dimana harga-harga bahan makanan cenderung meningkat.
6,00
Gambar 1.16 Perkembangan Inflasi Triwulanan Bandar Lampung dan Nasional 2011 - 2016
5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 -1,00
III IV 2011
I
II
III IV
2012
I
II
III IV
2013 BANDAR LAMPUNG
12
I
II
III IV
I
2014
II
III IV
2015
I
II
2016
NASIONAL
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
1.3
Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Rata-rata NTP Lampung sepanjang triwulan II-2016 mengalami peningkatan 0,73 persen dibanding triwulan sebelumnya dimana rata-rata NTP triwulan ini 104,09
o. id
sedangkan sebelumnya 103,34. Sementara jika dibandingkan dengan triwulan II-2015 rata-rata NTP Lampung
.g
mengalami peningkatan yang lebih berarti yaitu 2,04 persen.
pu ng
.b
ps
Gambar 1.17 Rata-Rata NTP Lampung (2012=100) Triwulan II-2015, Triwulan I-2016, dan Triwulan II-2016
ht tp :// la
102,00
m
Naik 2,04%
Triwulan II-2015
104,09
103,34 Triwulan I-2016
Triwulan II-2016
Naik 0,73%
Meningkatnya NTP Lampung ini dikarenakan pendapatan petani mengalami kenaikan sedangkan barang-barang konsumsi mengalami penurunan. Hal ini tercermin dari rata-rata indeks yang diterima petani pada triwulan II-2016 mengalami peningkatan 0,51 persen sementara pada saat yang sama indeks yang dibayar mengalami penurunan 0,22 persen. Naiknya NTP Lampung dipengaruhi oleh kenaikan NTP di empat subsektor. Hanya subsektor tanaman padi dan palawija serta perikanan budidaya yang mengalami penurunan NTP yaitu masing-masing sebesar 3,50 persen dan 0,25 persen.
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
13
Tabel 1.3 Rata-rata NTP Lampung menurut Subsektor (2012=100) Triwulan I-2016 dan Trwiulan II-2016 Subsektor
Triwulan I-2016
Triwulan II-2016
104,59 100,16
100,93 101,64
↓ ↑
-3,50 1,47
98,05 112,89 104,73 95,86
102,89 113,15 106,65 95,61
↑ ↑ ↑ ↓
4,94 0,22 1,83 -0,25
1. Tanaman Padi & Palawija 2. Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 4. Peternakan 5. Perikanan Tangkap 6. Perikanan Budidaya
perubahan
m
ht tp :// la
14
Perubahan TW II-16 thd TW I16(%)
.g
TW II2016
115,97 117,63 98,59
129,26 123,59 104,59
124,97 123,82 100,93
-3,32 0,18 -3,50
117,47 118,69 100,89
122,06 121,87 100,16
123,55 121,56 101,64
1,22 -0,25 1,47
116,67 117,40 99,20
121,01 123,42 98,05
126,49 122,94 102,89
4,53 -0,39 4,94
126,50 118,11 112,19
131,27 116,28 112,89
130,91 115,70 113,15
-0,28 -0,50 0,22
125,85 125,43 106,40
126,56 120,84 104,73
127,27 119,34 106,65
0,56 -1,25 1,83
112,48 117,48 97,29
115,51 120,50 95,86
115,31 120,50 95,61
-0,18 0,00 -0,25
118,68 116,35 102,00
125,67 121,61 103,34
126,31 121,35 104,09
0,51 -0,22 0,73
pu ng
1. Tanaman Padi & Palawija a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 5. Perikanan Tangkap a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 6. Perikanan Budidaya a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) Gabungan a. Indeks yang Diterima (It) b. Indeks yang Dibayar (Ib) c. Nilai Tukar Petani (NTPp)
.b
Subsektor
TW I2016
ps
TW II2015
o. id
Tabel 1.4 Nilai Tukar Petani Lampung menurut Subsektor (2012=100) Triwulan II-2015, I-2016, dan II-2016
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
Jika dibandingkan dengan NTP secara nasional, rata-rata NTP Lampung masih lebih tinggi dimana NTP Nasional triwulan II-2016 sebesar 101,41 persen. Berbeda dengan Lampung, rata-rata NTP secara nasional mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Gambar 1.18 Nilai Tukar Petani Lampung dan Nasional (2012=100) Triwulanan 2014 – 2016
102,90
101,95 101,89 102,18 102,19 101,86
I-14
II-14
III-14
IV-14
I-15
102,00
100,23 II-15
101,11
102,71 102,03 101,41
III-15
IV-15
I-16
II-16
Nasional
.b
ps
Lampung
103,77 103,99 103,34 104,09
o. id
103,62
.g
102,30
105,77 105,08
pu ng
Dibandingkan antar provinsi se-Sumatera, hanya Lampung dan Bangka Belitung yang memiliki NTP diatas 100 sedangkan provinsi lainnya berada dibawah 100. NTP kurang dari 100 ini berarti petani mengalami defisit, tingkat kesejahteraan
ht tp :// la
tahun dasar (2012).
m
petani mengalami penurunan dibanding tingkat kesejahteraan petani pada periode
Pada triwulan II-2016 ini, rata-rata NTP Lampung kembali menempati peringkat tertinggi se-Sumatera, diikuti Bangka Belitung di posisi kedua. Gambar 1.19 Perbandingan Nilai Tukar Petani (2012=100) menurut Provinsi se-Sumatera, Triwulan II-2016
104,09
103,53 100,52
100
99,12
99,10
98,81
98,23 96,30
Lampung
Bangka Belitung
Sumatera Utara
Jambi
Riau
Kep. Riau
Sumatera Barat
94,43
Nangro Sumatera Aceh Selatan Darussalam
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
93,94 Bengkulu
15
1.4
Ekspor Nilai ekspor Provinsi Lampung Triwulan II-2016 mengalami penurunan 19,04 persen dibandingkan Triwulan I-2016. Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2015, nilai ekspor Bumi Ruwai Jurai bahkan mengalami penurunan lebih besar yaitu 33,83 persen.
m
*angka sementara
pu ng
.b
ps
.g
o. id
Gambar 1.20 Perkembangan Nilai Ekspor Lampung (Juta US$) Triwulan II-2015, Triwulan I-2016 dan Triwulan II-2016
ht tp :// la
Golongan barang utama yang mendominasi ekspor triwulan II-2016 adalah Lemak dan Minyak Hewan dengan proporsi sebesar 40,24 persen dari total ekspor. Turunnya ekspor triwulan II ini diantaranya dipicu oleh turunnya ekspor golongan barang Lemak dan Minyak Hewan serta golongan barang Kopi, Teh, Rempahrempah masing-masing sebesar 29,30 persen dan 19,11 persen. Penurunan ini melanjutkan tren negatif yang sebelumnya sudah terjadi di triwulan I-2016. Gambar 1.21 Komoditi Utama Penyumbang Ekspor Lampung (Juta US$) Triwulan II-2016
240,16
78,06
39,07
Lemak & Minyak Kopi, Teh, Rempah- Olahan dari BuahHewan rempah buahan
16
38,84
38,41
Bahan Bakar Mineral
Ikan dan Udang
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
Negara tujuan utama ekspor Lampung sepanjang triwulan II-2016 sedikit mengalami pergeseran dari triwulan sebelumnya yaitu menjadi Tiongkok, Amerika dan Italia. Nilai ekspor ketiga negara tersebut mencapai 38,85 persen terhadap total ekspor pada triwulan II-2016. Gambar 1.22 Negara Tujuan Utama Ekspor Lampung (Juta US$) Triwulan II-2015 101
Triwulan II-2016
Triwulan I-2016
101
86
94 84
76
Italia
Taiwan
Amerika Taiwan
.b
India
Tiongkok Amerika
57
Italia
pu ng
Tiongkok
ps
.g
60
o. id
81
Amerika selalu termasuk negara tujuan utama ekspor Lampung, untuk triwulan ini
m
golongan barang ikan dan udang sebagai komoditi ekspor yang utama.
ht tp :// la
Sementara jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2015 negara tujuan ekspor utama juga bergeser dimana pada triwulan II tahun lalu Tiongkok, India dan Taiwan menjadi tujuan ekspor utama.
Perbandingan Ekspor Provinsi se-Sumatera Triwulan II-2016 Dibandingkan antar provinsi se-Sumatera, nilai ekspor Provinsi Riau menempati urutan tertinggi yaitu sebesar 3,1 miliar US$ diikuti oleh Kepulauan Riau sebesar 2,3 miliar US$ dan Sumatera Utara sebesar 1,8 miliar US$. Nilai ekspor Lampung sendiri menempati urutan keempat. Sementara itu nilai ekspor Provinsi Aceh menempati posisi terendah yang hanya mencapai tiga juta US$.
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
17
Gambar 1.23 Nilai Ekspor Provinsi se-Sumatera (Juta US$) Triwulan II-2016 3.123 2.340
1.842 597
Kepulauan Sumatera Lampung Sumatera Riau Utara Selatan
347
321
240
Kep. Bangka Belitung
Sumatera Barat
Jambi
12
3
Bengkulu
Aceh
ht tp :// la
m
pu ng
.b
ps
.g
o. id
Riau
433
18
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
1.5
Impor Nilai impor Provinsi Lampung Triwulan II-2016 naik 24,29 persen dibanding triwulan sebelumnya. Naiknya nilai impor ini menghentikan tren menurun sebelumnya dimana pada triwulan I-2015 nilai impor mengalami pertumbuhan negatif yaitu 18,41 persen. Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2015, nilai impor Lampung sedikit mengalami penurunan yaitu 6,51 persen. Gambar 1.24 Perkembangan Nilai Impor Lampung (Juta US$) Triwulan II-2015, Triwulan I-2016 dan Triwulan II-2016
ps
.g
o. id
Turun 6,51%
.b
Naik 24,29%
ht tp :// la
*angka sementara
m
pu ng
643,61
601,69
484,11
Triwulan II-15 Triwulan I-16 Triwulan II-16*
Golongan barang utama impor triwulan II-2016 adalah Bahan Bakar Mineral. Naiknya impor triwulan II ini diantaranya dipicu oleh naiknya impor golongan barang Bahan Bakar Mineral sebesar 9,52 persen. Gambar 1.25 Komoditi Utama Penyumbang Ekspor Lampung (Juta US$) Triwulan II-2016
247,12
Bahan Bakar Mineral
78,89
76,23
Minuman
Mesin-mesin /Pesawat Mekanik
45,76
38,43
Binatang Hidup
Ampas /Sisa Industri Makanan
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
19
Negara pemasok utama impor Lampung sepanjang triwulan II-2016 sedikit mengalami perubahan dari triwulan sebelumnya yaitu menjadi Uni Emirat Arab, Qatar, dan Thailand. Impor dari ketiga negara tersebut mencapai 46,64 persen dari total impor Lampung. Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2015, Qatar dan Uni Emirat Arab tetap menjadi negara pemasok terbesar impor Lampung. Gambar 1.26 Nilai Impor Lampung dari Negara Utama (juta US$) Triwulan I -2016
Triwulan II 2015 153
Triwulan II -2016
o. id
83
88 72
67
66
.g
99
Uni Emirat Arab
Qatar
Thailand
Tiongkok
Thailand
Singapura
ht tp :// la
m
Uni Emirat Singapura Australia Arab
pu ng
.b
ps
105
82
20
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
1.6
Neraca Perdagangan Luar Negeri Nilai ekspor Lampung triwulan II-2016 lebih rendah dibanding nilai impor pada triwulan yang sama sehingga neraca perdagangan luar negeri Lampung mengalami defisit yaitu sebesar US$ 4,93 juta. Defisit ini diantaranya disebabkan oleh terus menurunnya kinerja ekspor Lampung yang tergambar dari trend nilai ekspor yang menurun sejak triwulan III-2015. Neraca perdagangan luar negeri triwulanan Provinsi Lampung selama kurun waktu 2011-2016 masih menunjukkan kinerja yang baik dimana secara umum selalu
o. id
mengalami surplus.
.g
Untuk triwulan III-2015 tercatat sebagai angka surplus tertinggi selama lima tahun
ps
terakhir yaitu US$ 542,57. Sementara itu defisit terbesar terjadi pada triwulan II-
.b
2012 yaitu US$ 262,49 juta.
pu ng
Gambar 1.27 Perkembangan Neraca Perdagangan Luar Negeri Lampung (juta US$), Triwulanan 2011-2016 542,57
m
600,00
ht tp :// la
400,00 200,00 -
(200,00) (400,00)
-4,93
III IV I
II III IV I
II III IV I
II III IV I
II III IV I
2011
2012
2013
2014
2015
II
2016
-262,49
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
21
1.7
Indeks Tendensi Konsumen Nilai ITK Provinsi Lampung Triwulan II-2016 sebesar 106,42. Hal ini menunjukkan kondisi ekonomi
konsumen Lampung pada Triwulan
II-2016
mengalami
peningkatan dibanding triwulan sebelumnya Meningkatnya kondisi ekonomi Lampung disebabkan oleh naiknya pendapatan rumah tangga dan volume konsumsi barang/jasa serta kurangnya pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran rumah tangga. Kondisi ekonomi konsumen di tingkat nasional juga mengalami peningkatan
o. id
dengan ITK sebesar 107,93. Meningkatnya kondisi ekonomi nasional terutama disebabkan oleh meningkatnya
.g
volume konsumsi barang/jasa, naiknya pendapatan rumah tangga serta kurangnya
.b
ps
pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran rumah tangga.
Pendapatan Ruta Kini
111,87
110,37
m
104,97
107,80
ht tp :// la
108,22
pu ng
Gambar 1.28 Perbandingan ITK Lampung dan Nasional menurut Variabel Pembentuknya, Triwulan II-2016
Pengaruh Inflasi Terhadap Total Pengeluaran Rumah Tangga
106,42 107,93
100,39
Volume konsumsi barang/jasa
Indeks Tendensi Konsumen
Lampung
Nasional
Untuk wilayah sumatera, naiknya tingkat optimisme konsumen juga tergambar dari naiknya ITK di seluruh provinsi dengan nilai indeks di atas 100. Secara umum naiknya ITK ini terutama disebabkan oleh peningkatan volume konsumsi barang/jasa akibat adanya peningkatan konsumsi makanan dan bahan makanan pada bulan puasa dan pakaian menjelang hari raya Idul Fitri.
22
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
Provinsi yang memiliki nilai ITK tertinggi adalah Kepulauan Riau (nilai ITK sebesar 113,34) disusul Provinsi Aceh yaitu sebesar 113,04. Sebaliknya, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat memiliki nilai ITK terendah yaitu sebesar 104,74. Gambar 1.29 Indeks Tendensi Konsumen Se-Sumatera (Persen) Triwulan II-2016 113,34
113,04
109,81
109,04
108,05
106,97
106,42
106,01
105,65
104,74
Aceh
Riau
Sumatera Sumatera J a m b i Lampung Bengkulu Sumatera Bangka Barat Selatan Utara Belitung
ekonomi
konsumen
Provinsi
Lampung
pada
Triwulan
III-2016
.b
Kondisi
ps
.g
Kepulauan Riau
o. id
100
pu ng
diperkirakan tetap optimis dengan nilai ITK sebesar 106,17. Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen didorong oleh optimisme
m
akan peningkatan pendapatan rumah tangga mendatang dengan indeks 110,51.
ht tp :// la
Pada tingkat nasional kondisi ekonomi konsumen diperkirakan tetap meningkat dan lebih optimis dari triwulan sekarang yaitu mencapai 109,26 persen. Gambar 1.30 Perbandingan Perkiraan ITK Lampung dan Nasional menurut Variabel Pembentuknya, Triwulan III-2016
110,51
111,64
105,09
106,17
109,26
98,56
Pendapatan Rumah tangga Mendatang Lampung
Nasional
Rencana Pembelian Barang Tahan Lama, Rekreasi, dan Pesta/Hajatan
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
ITK Mendatang
23
Secara nasional, pendapatan rumah tangga mendatang diperkirakan meningkat dengan nilai indeks sebesar 111,64 serta rencana pembelian barang tahan lama meningkat pada triwulan yang akan datang (nilai indeks sebesar 105,09).
Perkiraan akan membaiknya kondisi ekonomi konsumen di Triwulan III-2016 di provinsi se-Sumatera terjadi pada seluruh provinsi karena tidak ada satupun yang memiliki indeks ITK dibawah 100. Secara umum membaiknya kondisi ekonomi di triwulan III-2016 terutama disebabkan oleh perkiraan naiknya pendapatan mendatang.
o. id
Provinsi Bengkulu memiliki perkiraan nilai ITK tertinggi yaitu sebesar 111,55. Sebaliknya, Provinsi Jambi memiliki perkiraan nilai ITK terendah yaitu 100,43.
ps
.g
Sedangkan provinsi Lampung berada di urutan ke-tiga se-Sumatera.
pu ng
.b
Gambar 1.31 Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen Se-Sumatera (persen), Triwulan III-2016 111,55 111,54
ht tp :// la
m
106,17 105,72 105,47 105,19 104,69 103,87 103,59
Kepulauan Kep Riau Bangka Belitung
24
Bengkulu
Riau
Lampung Sumatera Barat
Aceh
Sumatera Sumatera Utara Selatan
100,43
Jambi
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
II PERTANIAN 2.1 Produksi Padi Berdasarkan angka tetap (atap) 2015, produksi padi Lampung mencapai 3,64 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), mengalami peningkatan 321,83 ribu ton atau naik 9,69 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan produksi padi tahun 2015 disebabkan adanya peningkatan luas panen sebesar 58,54 ribu hektar atau 9,02 persen dan produktivitas sebesar 0,31 ku/ha
o. id
atau 0,61 persen.
149.873
145.406
.b
.g
Gambar 2.1 Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang Lampung (ton) 2011 – 2015
3.170.191
3.496.489
2013
2014
2015
192.855
164.583
2.752.869
2.908.600
3.042.419
2011
2012
pu ng
ps
187.926
Padi Ladang
ht tp :// la
m
Padi Sawah
Produksi padi Lampung menempati peringkat ketiga se-Sumatera, setelah Sumatera Selatan dan Sumatera Utara. Kontribusi produksi padi Lampung terhadap Sumatera sebesar 19,84 persen. Gambar 2.2 Perbandingan Produksi Padi menurut Provinsi se-Sumatera (ribu ton), 2015
4.248 4.045
3.642 2.551 2.331
Sumatera Sumatera Lampung Sumatera Selatan Utara Barat
Aceh
579
541
394
Bengkulu
Jambi
Riau
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
27
1
Bangka Kepulauan Belitung Riau
25
2.2 Produksi Palawija Produksi jagung Lampung tahun 2015 berdasarkan angka tetap (atap) sebesar 1,50 juta ton pipilan kering, turun 216,59 ribu ton (12,60 persen) dibanding produksi tahun 2014. Penurunan produksi jagung tahun 2015 terjadi karena adanya penurunan luas panen sekitar 45,36 ribu hektar (13,39 persen) meskipun produktivitasnya sedikit mengalami kenaikan sebesar 0,46 ku/ha (0,91 persen).
o. id
Gambar 2.3 Produksi Jagung Lampung (ton), 2011 – 2015
1.502.800
2012
2013
2014
pu ng
2011
.b
ps
.g
1.817.906 1.760.275 1.760.278 1.719.386
2015
m
Produksi jagung menempati peringkat kedua se-Sumatera setelah Sumatera
ht tp :// la
Utara. Kontribusi produksi jagung Lampung terhadap Sumatera sebesar 35,32 persen.
Gambar 2.4 Perbandingan Produksi Jagung menurut Provinsi se-Sumatera (ribu ton), 2015
1519
1503
603 289 Sumatera Lampung Sumatera Sumatera Utara Barat Selatan
26
205 Aceh
53
52
Bengkulu J a m b i
31
1
0
R i a u KepulauanKepulauan Bangka Riau Belitung
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
Produksi ubi kayu Lampung tahun 2015 berdasarkan angka tetap mencapai 7,39 juta ton, turun dibanding tahun 2014 (8,05 persen). Turunnya produksi ubi kayu tahun 2015 terjadi karena luas panen mengalami penurunan (turun 8,25 persen) meskipun produktivitas sedikit meningkat yaitu 0,22 persen. Gambar 2.5 Produksi Ubi Kayu Lampung (ton), 2011 – 2015
2012
2013
2014
.g
2011
o. id
9.193.676 8.387.351 8.329.201 8.034.016 7.387.084 2015
ps
Produksi ubi kayu Lampung menempati peringkat pertama se-Sumatera.
.b
Kontribusi produksi ubi kayu Lampung terhadap Sumatera mencapai 75,89
pu ng
persen, cukup jauh dibandingkan dengan provinsi lainnya.
m
Gambar 2.6 Perbandingan Produksi Ubi Kayu menurut Provinsi se-Sumatera (ribu ton), 2015
ht tp :// la
7 387
1 619 218
208
Lampung Sumatera Sumatera Sumatera Utara Selatan Barat
104 Riau
80
43
35
Bengkulu J a m b i Kepulauan Bangka Belitung
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
29 Aceh
9 Kepulauan Riau
27
III SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN 3.1 Kependudukan
Pada tahun 2016, jumlah penduduk Lampung sekitar 8,2 juta jiwa. Penduduk Lampung merupakan terbesar kedua di Sumatera, setelah Sumatera Utara dengan 2 kepadatan penduduk sebesar 237 jiwa per Km .
Laju pertumbuhan penduduk (LPP) Lampung 2000-2010 sebesar 1,24 persen, menurun dibandingkan dengan LPP periode 1971-1980 yang tercatat sekitar 5,77
o. id
persen. Tren negatif ini merupakan indikasi keberhasilan kebijakan kependudukan terkait aspek kuantitas.
8.026,19
8.205,14
8.117,27
m
7.932,13
ht tp :// la
7.835,31
pu ng
.b
ps
.g
Gambar 3.1 Jumlah Penduduk Lampung (Ribu Jiwa), 2012-2016*
2012
2013
2014
2015
2016
*) Proyeksi Penduduk 2010-2035 berdasarkan asumsi TFR =2,1 (2025), IMR=30 per 1000 (2010) dan migrasi SP2010
Tabel 3.1 Indikator Kependudukan Lampung, 2012-2016
Uraian
2012
2013
2014
2015
2016
Kepadatan penduduk 2 (jiwa/km )
226
229
232
234
237
Sex Ratio
106
105
105
105
105
Jika dilihat berasarkan kabupaten/kota, Kabupaten Lampung Tengah memiliki jumlah penduduk terbesar di Provinsi Lampung yaitu 1,25 juta jiwa diikuti Lampung Timur sebanyak 1,02 juta jiwa. Selanjutnya ada dua kabupaten/kota yang memiliki penduduk diatas 900 ribu jiwa yaitu Bandar Lampung (1,00 jiwa) dan Lampung Selatan (0,98 jiwa). 28
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
Sebaliknya, Kabupaten Pesisir Barat sebagai kabupaten termuda di Lampung memiliki jumlah penduduk terendah yaitu 151.288 jiwa. Selain Pesisir Barat, ada dua kabupaten/kota lain yang memiliki jumlah penduduk dibawah 200 ribu jiwa yaitu Kota Metro (160.729 jiwa) dan Kabupaten Mesuji (196.913 jiwa). Jika dilihat dari kepadatan penduduk, Kota Bandar Lampung sebagai ibu kota provinsi menjadi daerah terpadat di Lampung dengan tingkat kepadatan 3.371 2 2 jiwa/km . Kota Metro menjadi daerah terpadat kedua dengan angka 2.601 jiwa/km 2 disusul Kabupaten Lampung Selatan 1.403 jiwa/km . Sebaliknya Kabupaten Pesisir
Barat memiliki tingkat kepadatan terendah se-Lampung yaitu hanya 52 jiwa/km2.
Kota Metro; 160729
.g
80.300 80.429
Kota Bandar lampung; 997728
495.310
71.895 130.051 94.040
pu ng
Mesuji; 196913 102.873
.b
136.922
ps
502.418
Pesisir Barat; 151288 79.393 Tulang Bawang Barat; 266973
o. id
Gambar 3.2 Perbandingan Penduduk Lampung menurut Kabupaten/Kota (jiwa), 2016
Pringsewu; 390486 200.092 190.394 222.013
209.185
Tulang Bawang; 435125
225.227
209.898
Way Kanan; 437530
225.286
212.244
309.608
ht tp :// la
Lampung Utara; 609304
m
Pesawaran; 431198
Lampung Tengah; 1250486
Lampung Timur; 1018424 Lampung Selatan; 982885
Tanggamus; 580383
302.474
Lampung Barat; 295689
157.088
0
LAKI-LAKI
299.696 613.798
636.688 497.610
520.814
478.387
504.498 277.909 138.601 500.000
1.000.000
PEREMPUAN
Jika dibandingkan antar provinsi se-Sumatera, Provinsi Sumatera Utara memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu mencapai lebih dari 14 juta jiwa disusul Lampung dan Sumatera Selatan. Namun dari sisi kepadatan penduduk, Provinsi Kepulauan Riau memiliki kepadatan 2 penduduk tertinggi yaitu 247 jiwa/km . Provinsi Lampung menempati urutan kedua
terpadat penduduknya yaitu 237 jiwa/km2, disusul Sumatera utara dengan kepadatan 193 jiwa/km2. Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
29
Gambar 3.3 Perbandingan Jumah Penduduk se Sumatera (ribu jiwa), 2016 15.000 13.000
14.103
11.000 9.000
8.205 8.161 6.501
5.000 3.000
3.459 2.028 1.905 1.402
RIAU
SUMATERA BARAT
ACEH
.g
SUMATERA LAMPUNG SUMATERA UTARA SELATAN
JAMBI
KEP. RIAU BENGKULU
KEP. BANGKA BELITUNG
ht tp :// la
m
pu ng
.b
ps
1.000
5.260 5.096
o. id
7.000
30
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
3.2 Kemiskinan Perkembangan kemiskinan Lampung dua periode terakhir yaitu kondisi September 2015 dan Maret 2016 menunjukkan persentase penduduk miskin kondisi Maret mengalami kenaikan dari 13,53 persen menjadi 14,29 persen atau naik 0,76 poin. Demikian pula secara absolut jumlah penduduk miskin bertambah menjadi 1.169,60 ribu orang dibandingkan dengan September 2015 yang sebesar 1.100,68 ribu orang atau bertambah 68,9 ribu orang. Sementara dibandingkan dengan kondisi bulan yang sama tahun sebelumnya yaitu Maret 2015, persentase penduduk miskin sedikit mengalami penurunan yaitu 0,06
o. id
poin.
.g
Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan,
ps
karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan. Semakin tinggi Garis Kemiskinan,
pu ng
terjadi peningkatan pendapatan.
.b
semakin banyak penduduk yang tergolong sebagai penduduk miskin jika tidak
Selama September 2015–Maret 2016, garis kemiskinan naik Rp. 8.151,- atau 2,28
m
persen yaitu dari Rp 356.771,- per kapita per bulan pada September 2015 menjadi
ht tp :// la
Rp 364.922,- per kapita per bulan pada Maret 2016. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat pendapatan sebagian penduduk miskin khususnya mereka yang berada di sekitar garis kemiskinan tidak mampu mengimbangi kenaikan harga meskipun kenaikan Garis Kemiskinan tidak terlalu tinggi Gambar 3.4 Persentase Penduduk Miskin Lampung Maret 2015, September 2015, dan Maret 2016
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
31
Sepanjang periode September 2011-Maret 2016 meskipun garis kemiskinan terus meningkat, jumlah penduduk miskin Provinsi Lampung terus mengalami penurunan dari sekitar 1,29 juta jiwa (16,57 persen) pada September 2011 menjadi sekitar 1,17 juta jiwa pada Maret 2016 (14,29 persen) (Tabel 3.2). Hal ini mengindikasikan bahwa secara umum tingkat pendapatan sebagian penduduk miskin khususnya mereka yang berada di sekitar garis kemiskinan cukup mampu mengimbangi kenaikan harga. Bertambahnya
penduduk miskin
di
Provinsi
Lampung
berbanding
terbalik
perkembangan secara nasional. Pada tingkat nasional angka kemiskinan jsutru
dengan Lampung kembali melebar (Gambar 3.3).
o. id
mengalami penurunan sehingga menjadikan gap antara angka kemiskinan nasional
.g
Selama periode September 2011-Maret 2016 penduduk miskin Lampung berkurang
ps
9,23 persen. Jika dibandingkan dengan angka nasional, penurunan jumlah penduduk miskin Lampung lebih cepat dimana secara nasional pada periode yang
pu ng
.b
sama penduduk miskin mengalami penurunan hanya 6,68 persen. Tabel 3.2 Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Lampung, 2011 – 2016
Tahun
Garis Kemiskin an (Rp)
Perub ahan (%)
Jumlah Penduduk Miskin (000)
2011 *
245 502
4,88
1 288,58
2012
248 645
1,28
1 264,48
2012 *
263 088
5,81
2013
276 759
5,20
2013*
295 395
2014
306 600
2014* 2015 2015*
Peru bahan
-19,12
16,57
-0,36
-24,09
16,18
-0,39
1 230,16
-34,32
15,65
-0,53
1 175,35
-54,81
14,86
-0,79
6,73
1 144,76
-30,59
14,39
-0,47
3,79
1 142,92
-1,84
14,28
-0,11
318 822
3,99
1 143,93
1,02
14,21
-0,07
337 996
6,01
1 163,49
19,56
14,35
0,14
356 771
5,56
1 100,68
-62,81
13,53
-0,82
2016 364 922 *September
1,65
1 169,60
68,9
14,29
0,76
m
Persentase Penduduk Miskin
ht tp :// la
32
Peruba han (000)
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
Persentase penduduk miskin Lampung periode yang sama berkurang 2,28 poin sementara nasional berkurang 1,50 poin. Gambar 3.5 Persentase Penduduk Miskin Provinsi Lampung dan Indonesia, 2011-2016 16,57
11,96
15,65
11,66
14,86
14,39
14,28
14,21
14,35
11,36
11,46
11,25
10,96
11,22
13,53
11,13
14,29
10,86
o. id
12,36
16,18
Indonesia
.b
ps
Lampung
.g
Sept '11 Maret Sept '12 Maret Sept '13 Maret Sept '14 Maret Sept '15 Maret '12 '13 '14 '15 '16
pu ng
Jika dilihat perkembangan penduduk miskin se-Sumatera, persentase penduduk miskin terbesar Maret 2016 terdapat di Bengkulu yaitu 17,32 persen. Sementara
m
persentase terendah berada di Provinsi Bangka Belitung 5,22 persen.
ht tp :// la
Gambar 3.6 Persentase Penduduk Miskin menurut Provinsi di Sumatera Maret 2016 17,32
Bengkulu
16,73
Aceh
14,29
Sumatera Selatan
Nasional; 10,86
13,54 10,35
Lampung
Sumatera Utara
8,41
Jambi
7,98
Riau
7,09 Sumatera Barat
5,98 Kepulauan Riau
5,22 Bangka Belitung
Secara umum penduduk miskin di Sumatera bulan Maret 2016 mengalami perkembangan yang cukup ‘seimbang’ dimana sebanyak lima provinsi mengalami kenaikan sementara lima provinsi mengalami penurunan persentase penduduk miskin dibandingkan bulan September 2015. Provinsi yang mengalami penurunan persentase penduduk miskin yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi dan Sumatera Selatan sedangkan lainnya mengalami kenaikan. Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
33
3.3 Ketenagakerjaan Jumlah angkatan kerja yang merupakan penduduk siap kerja (bekerja dan pengangguran) pada Februari 2016 menunjukkan adanya peningkatan sebanyak 206,2 ribu orang dibanding Agustus 2015 dan berkurang sebanyak 22,4 ribu orang dibanding Februari 2015. Penduduk yang bekerja pada Februari 2016 sebanyak 3.854,8 ribu orang bertambah sebanyak 219,6 ribu orang dibanding keadaan Agustus 2015 dan berkurang sebanyak 66,4 ribu orang dibanding keadaan setahun yang lalu.
o. id
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Lampung menunjukkan penurunan dari 5,14 persen pada Agustus 2015 menjadi 4,54 persen pada bulan Februari 2016 atau
.g
turun 0,59 persen poin.
ps
Namun bila dibandingkan dengan Februari 2015 (3,44 persen), TPT Lampung naik
.b
1,11 persen poin. Kenaikan terlihat dari jumlah pencari kerja (pengangguran
pu ng
terbuka) sebanyak 44 ribu orang atau bertambah 31,53 persen selama setahun terakhir.
ht tp :// la
m
Gambar 3.7 Tingkat Pengangguran Terbuka Lampung (Persen) Februari 2015, Agustus-2015 dan Februari-2016
6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 -
3,44 % Februari 2015
Naik 1,11 % poin
5,14 % Agustus 2015
4,54 % Februari 2016
Turun 0,59 % poin
34
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
Tabel 3.3 Penduduk Lampung Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Utama Februari 2014 - Februari 2016 2014
2015
2016
Kegiatan Utama Februari (2)
Februari
Februari
(4)
(5)
(6)
Penduduk 15+ (000)
5 711,3
5 759,2
5 805,1
5 842,0
5 884,3
2
Angkatan Kerja (000)
4 029,1
3 857,9
4 060,7
3 832,1
4 038,3
Bekerja
3 824,2
3 673,2
3 921,2
3 635,3
3 854,8
Penganggur 3
Bukan Angkatan Kerja (000) Sekolah Mengurus rumahtangga
(3)
Agustus
1
204,8
184,8
139,5
196,9
183,5
1 682,3
1 901,2
1 744,4
2 009,9
1 846,0
459,4
495,8
459,2
469,3
432,6
1 033,3
1 187,3
1 088,4
1 318,6
1 221,0
196,9
222,0
192,3
69,95
65,60
68,63
Lainnya
189,5
218,2
4
TPAK (%)
70,55
66,99
5
TPT (%)
6
Setengah Penganggur (000)
4,79
3,44
5,14
4,54
1 371,8
1 411,2
1 379,6
1 424,4
273,3
321,3
297,4
370,9
1 089,9
1 082,1
1 053,6
ps
.b
342,1
.g
5,08 1 456,2
1 114,1
1 098,5
pu ng
SP Terpaksa SP Sukarela/Pekerja Paruh Waktu
o. id
(1)
Agustus
Perkotaan masih menjadi kantong pengangguran, ditunjukkan dengan tingkat
ht tp :// la
persen.
m
pengangguran terbuka yang mencapai 7,17 persen dibanding perdesaan yang 3,51
Sedangkan absolutPengangguran jumlah pengangguran lebih banyak menurut di perdesaan Gambarsecara 3.8 Tingkat Terbuka Lampung Daerah Kota-Desa Agustus-2015 sebanyak 101,7 (persen), ribu orangFebruari dibanding2015, perkotaan sebanyakdan 81,8Februari-2016 ribu orang
5,70 Februari 2015
7,82 Agustus 2015 Perkotaan
7,17 Februari 2016
2,45 Februari 2015
4,12
3,51
Agustus 2015
Februari 2016
Perdesaan
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
35
Sektor pertanian masih mendominasi lapangan pekerjaan utama penduduk yaitu sekitar 48,23 persen dari seluruh penduduk yang bekerja. Selama periode setahun terakhir jumlah pekerja perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi mengalami kenaikan sebanyak 26,2 ribu pekerja. Diikuti sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan & perikanan yang bertambah 11,5 ribu pekerja. Sektor yang paling banyak mengalami pengurangan tenaga kerja adalah jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan sebanyak 70,1 ribu pekerja.
o. id
Gambar 3.9 Persentase Penduduk Lampung yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan (persen), Februari 2015, Agustus-2015 dan Februari-2016
.g
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan & Perikanan Perdagangan, Rumah Makan & Jasa Akomodasi Jasa Kemasyarakatan, Sosial & Perorangan
ps
9,74 9,12
18,86
Transportasi, Pergudangan & Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan & Jasa Perusahaan Pertambangan dan Penggalian Listrik, Gas dan Air Minum
ht tp :// la
19,47
Konstruksi
pu ng
18,47
47,12 48,78 48,23
m
11,72 11,25 13,30
.b
Industri 9,50
Keterangan: Lingkaran terdalam Februari 2015, terluar Februari 2016
Status pekerjaan sebagian besar penduduk bekerja di Provinsi Lampung adalah berusaha dibantu buruh tidak tetap dan buruh/karyawan/pegawai yaitu masingmasing sebanyak 783,3 ribu orang dan 1.080,9 ribu orang. Dari status pekerjaan ini diperkirakan pekerja formal di Lampung sebesar 30,84 persen sedangkan pekerja informal 69,16 persen. Perkiraan proporsi pekerja informal pada tahun sebelumnya (kondisi Februari 2015) adalah sebesar 70,16 persen.
36
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
Gambar 3.10 Persentase Penduduk Lampung yang Bekerja menurut Kegiatan Ekonomi Formal/Informal (persen) Februari 2015, Agustus-2015 dan Februari-2016
71,28
70,67
70,16
70,83
69,16
28,72
29,33
29,84
29,17
30,84
Feb 2014
Agt 2014
Feb 2015
Agt 2015
Feb 2016 Informal
o. id
Formal
Tingkat pengangguran terbuka menurut provinsi di Sumatera relatif bervariasi.
.g
Enam provinsi memiliki tingkat pengangguran di atas angka nasional, sementara
ps
empat provinsi lainnya termasuk Lampung memiliki tingkat pengangguran di bawah
.b
angka nasional (5,5 persen).
pu ng
TPT tertinggi dialami Kepulauan Riau yakni sekitar 9,03 persen. Sedangkan TPT yang paling rendah sekitar 3,84 persen terjadi di Bengkulu. TPT Lampung
m
merupakan TPT terendah ketiga di Pulau Sumatera.
ht tp :// la
Gambar 3.11 Tingkat Pengangguran Terbuka menurut Provinsi di Sumatera (Persen), Februari 2016
9,03
8,13
6,49
Kepulauan Riau
Nasional; 5,50
Aceh
6,17
Sumatera Bangka Utara Belitung
5,94
Riau
5,81
Sumatera Barat
4,66 Jambi
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
4,54
3,94
3,84
Lampung Sumatera Bengkulu Selatan
37
3.4 Indeks Pembangunan Manusia Pembangunan manusia di Lampung pada tahun 2015 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lampung. Tahun 2015 IPM Lampung telah mencapai 66,95 atau meningkat sebesar 0,53 poin dibandingkan pada tahun 2014 yang sebesar 66,42. Pada tahun 2015, pembangunan manusia di Lampung masih berstatus “sedang” (60≤IPM<70), masih sama dengan statusnya pada tahun 2014. IPM Lampung
o. id
pada tahun 2015 tumbuh sebesar 0,79 persen dibandingkan tahun 2014. Selama periode 2014 hingga 2015, komponen pembentuk IPM juga mengalami
.g
peningkatan. Angka Harapan Hidup 2015 menjadi 69,90 tahun, meningkat 0,24
ps
tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Harapan lama sekolah menjadi 12,25
.b
tahun, meningkat 0,01 tahun dibandingkan pada 2014. Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 7,56
pu ng
tahun, meningkat 0,08 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Pengeluaran per kapita disesuaikan masyarakat (harga konstan 2012) telah mencapai 8,729 juta
ht tp :// la
sebelumnya
m
rupiah pada tahun 2015, meningkat 253 ribu rupiah dibandingkan tahun
Secara umum, pembangunan manusia Lampung terus mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2015. IPM Lampung meningkat dari 63,71 pada tahun 2010 menjadi 66,95 pada tahun 2015. Selama periode tersebut, IPM Lampung rata-rata tumbuh sebesar 1,01 persen per tahun. Gambar 3.12 Perkembangan IPM Lampung, 2010-2015
66,42
66,95
65,73 64,87 63,71 2010
38
64,20
2011
2012
2013
2014
2015
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
Tabel 3.4 IPM Lampung menurut Komponen, 2010-2015 Komponen
Satuan
2010
2011
2012
2013
2014
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Angka harapan hidup saat lahir
Tahun
68,91
69,12
69,33
69,55
69,66
69,90
Harapan lama sekolah
Tahun
10,88
11,04
11,37
11,90
12,24
12,25
Rata-rata lama sekolah Pengeluaran per kapita disesuaikan
Tahun
7,26
7,28
7,30
7,32
7,48
7,56
Rp 000
7.964
8.118
8.273
8.415
8.476
8.729
63,71
64,20
64,87
65,73
66,42
66,95
0,76
1,04
1,33
1,05
0,79
IPM Pertumbuhan IPM
%
2015 (8)
Pada tahun 2015, pencapaian pembangunan manusia se Sumatera cukup
o. id
bervariasi. IPM berkisar antara 66,95 (Lampung) hingga 73,75 (Kepualaun Riau). Pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, Angka Harapan Hidup (AHH) saat
.g
lahir berkisar antara 68,29 tahun (Sumatera Utara) hingga 70,93 tahun (Riau).
ps
Sementara pada dimensi pengetahuan, Harapan Lama Sekolah (HLS) berkisar
.b
antara 11,60 tahun (Kepulauan Bangka Belitung) hingga 13,73 tahun (Aceh),
pu ng
serta Rata-rata Lama Sekolah (RLS) berkisar antara 7,46 tahun (Kepulauan Bangka Belitung) hingga 9,65 tahun (Kepulauan Riau). Sedangkan, pengeluaran per kapita disesuaikan berkisar antara 8,533 juta rupiah per tahun (Aceh) hingga
m
11,781 juta rupiah per tahun (Kepulauan Bangka Belitung).
ht tp :// la
Pada periode ini, tercatat dua provinsi dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat, yaitu Kepulauan Bangka Belitung (1,13%) dan Sumatera Selatan (1,07%).
Pencapaian IPM tahun 2015 ini, hampir seluruh provinsi pencapaian IPM berada pada status “sedang” (60≤IPM<70). Hanya Kepulauan Riau yang sudah berstatus “tinggi” (70≤IPM<80) dengan pencapaian IPM 73,75. Gambar 3.13 Indeks Pembangunan Manusia se-Sumatera, 2015 73,75 69,45
ACEH
69,51
SUMATERA UTARA
69,98
SUMATERA BARAT
70,84 68,89
RIAU
JAMBI
67,46
SUMATERA SELATAN
68,59
BENGKULU
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
69,05 66,95 LAMPUNG
KEP. BANGKA KEPULAUAN BELITUNG RIAU
39
Tabel 3.5 Indeks Pembangunan Manusia menurut Provinsi se-Sumatera 2014-2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
2014
2015
Pertum buhan IPM 2015 terhada p 2014
ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU
69,35
69,50
13,53
13,73
8,71
8,77
8.297
8.533
68,81
69,45
0,93
68,04
68,29
12,61
12,82
8,93
9,03
9.391
9.563
68,87
69,51
0,93
68,32
68,66
13,48
13,60
8,29
8,42
9.621
9.804
69,36
69,98
0,90
70,76
70,93
12,45
12,74
8,47
8,49
10.262
10.364
70,33
70,84
0,72
JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU
70,43
70,56
12,38
12,57
7,92
7,96
9.141
9.446
68,24
68,89
0,95
68,93
69,14
11,75
12,02
7,66
7,77
9.302
9.474
66,75
67,46
1,07
68,37
68,50
13,01
13,18
8,28
8,29
LAMPUNG KEP. BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU
69,66
69,90
12,24
12,25
7,48
7,56
69,72
69,88
11,18
11,60
7,35
7,46
69,15
69,41
12,51
12,60
9,64
AHH
HLS
RLS
Pengeluaran
IPM
8.864
9.123
68,06
68,59
0,78
8.476
8.729
66,42
66,95
0,79
.g
o. id
Provinsi
11.781
68,27
69,05
1,13
13.177
73,40
73,75
0,47
ps
11.691 13.019
ht tp :// la
m
pu ng
.b
9,65
40
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
o. id .g ps
pu ng
.b
DATA
ht tp :// la
m
MENCERDASKAN BANGSA
Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung Jl. Basuki Rahmat No 54 Teluk Betung Bandar Lampung, 35215 Email:
[email protected] Homepage: http://lampung.bps.go.id
Perkembangan Indikator Makro Sosial Ekonomi Lampung Triwulan II-2016
1