6+4804+8 &$%&
KATA SAMBUTAN
Banyak masyarakat miskin di pedesaan yang belum mendapatkan air bersih yang layak. Selain itu adalah masyarakat di wilayah pinggiran kota (peri-urban) yang mana masyarakatnya berpenghasilan rendah, pemukiman dan lingkungannya rawan serta tidak/belum tersedianya sarana sanitasi yang layak. Air bersih yang layak tersebut adalah layak secara kualitas maupun layak secara kuantitas. Kebutuhan air itu sudah sepantasnya dapat terpenuhi. Dan upaya penyediaan air minum di masyarakat harus sejalan dengan penanganan kesehatan dan sanitasinya. Melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi berbasis Masyarakat (Pamsimas), pemerintah berupaya untuk (i) meningkatkan jumlah masyarakat pedesaan dan peri-urban untuk mendapatkan akses air minum, kesehatan dan sanitasi, (ii) mengurangi jumlah penduduk terserang penyakit diare dan penyakit lainnya yang ditularkan melalui air dan lingkungan, serta (iii) meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia pemerintah daerah dan masyarakat dalam pelaksanaan maupun penanganan pasca proyek. Sehingga, pada akhirnya pencapaian target MDGs bidang air minum, dan penyehatan lingkungan (AMPL) dapat terwujud. Program Pamsimas dilaksanakan di 15 provinsi. Dan merupakan program lintas kementerian: Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Keuangan. Koordinasi lintas kementerian di tingkat pusat maupun daerah sangat penting. Oleh karena itu, amat perlu adanya Buku Pedoman maupun Petunjuk Pelaksanaan Program Pamsimas, yang dapat menjadi acuan dalam menjalankan seluruh kegiatan. Semoga dengan Buku Pedoman dan Buku Petunjuk Teknis yang cukup lengkap ini dapat memberikan arahan pada seluruh siklus kegiatan Pamsimas; baik dalam hal peran masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, mampu melaksanakan pengoperasian, sampai dengan pemeliharaan sarana air minum dan sanitasi yang sehat.
Jakarta, Pebruari 2012 Direktur Jenderal Cipta Karya,
Budi Yuwono P. NIP.110020173
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
i
6+4804+8 &$%&
KATA PENGANTAR
Air sebagai kebutuhan utama kehidupan, seharusnya dapat terpenuhi secara kualitas maupun kuantitas. Namun masih banyak masyarakat miskin di Indonesia yang belum mendapatkan air bersih yang layak. Program Pamsimas adalah program andalan Pemerintah di dalam penyediaan air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat bagi masyarakat miskin di pedesaan. Sejak 2008 Pamsimas dilaksanakan, dampaknya positif bagi masyarakat desa yang tersebar di 15 provinsi. Sebagai program stimulan dengan pendekatan berbasis masyarakat, program Pamsimas menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dan sekaligus sebagai penanggungjawab pelaksanaan kegiatan. Agar lancar dan dapat dipertanggungjawabkan, maka diperlukan Buku Pedoman dan Petunjuk Teknis. Buku-buku ini merupakan penyempurnaan buku-buku tahun lalu, dan banyak manfaat dapat dipetik, antara lain: · · · · · ·
Mengendalikan program termasuk penilaian kinerja pendampingan masyarakat dalam pembuatan semua bentuk dokumen program Pamsimas Panduan kerja pengendalian mutu pelaksanaan pendampingan masyarakat dalam hal pembuatan segala bentuk dokumen terkait program Pamsimas Memantau dan evaluasi proses pendampingan masyarakat untuk membuat semua pelaporan dan pertanggungjawaban Panduan untuk memfasilitasi masyarakat dalam membuat segala jenis dokumen dalam kegiatan program Pamsimas Memahami secara menyeluruh segala bentuk pelaporan dan pertanggungjawaban di tingkat masyarakat Memastikan semua pelaporan dan pertanggungjawaban dapat dibuat oleh masyarakat dan memuat informasi yang benar
Dengan demikian diharapkan seluruh aspek kegiatan di tingkat masyarakat dapat berjalan dengan baik. Masyarakat dapat menikmati air bersih dan sanitasi yang layak sepanjang massa dalam pengelolaan yang berkelanjutan. dan sanitasi yang layak sepanjang massa dalam pengelolaan yang berkelanjutan.
Jakarta, Pebruari 2012 Direktur Pengembangan Air Minum - DJCK,
Ir. Danny Sutjiono
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
ii
6+4804+8 &$%&
DAFTAR ISI Hal KATA SAMBUTAN.................................................................................................................. . i KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii DAFTAR TABEL..................................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR................................................................................................................. v DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................................... . vi
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1 1.1 Tujuan............................................................................................................. 2 1.2 Pengertian dan Ruang Lingkup Petunjuk Teknis............................................. 3 BAB 2. RAD AMPL .............................................................................................................. 6 2.1 Ketentuan Umum ............................................................................................ 6 2.2 Fungsi dan Kedudukan rad ampl .................................................................... 7 2.3 Program Kunci Dalam Rad Ampl .................................................................... 9 2.4 Siklus Penyusunan dan Integrasi Rencana Aksi Daerah.................................. 9 2.5 Pelaku Utama Dalam Penyusunan dan Integrasi RAD AMPL ....................... 10 2.6 Pelaku Utama Dalam Penyusunan dan Integrasi RAD AMPL ....................... 11 2.7 Prosedur Penyusunan Rencana Aksi Daerah Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan ............................................................................... 12 2.8 Integrasi RAD AMPL Ke Dalam Perencanaan dan Penganggaran Tahunan Daerah .......................................................................................................... 22 2.8.1 Peningkatan Realisasi Anggaran Kabupaten/Kota untuk AMPL, terutama yang Berbasis Masyarakat, sebagai Pelaksanaan RAD AMPL ......................................................................................... 22 2.8.2 Sinkronisasi Kebijakan, Program dan Kegiatan AMPL dengan RPJMD, Renstra SKPD dan Dokumen Strategis/Teknis Daerah AMPL Lainnya .................................................................................... 27 2.8.3 Dukungan Kelembagaan untuk Pelaksanaan AMPL Berbasis Masyarakat secara Berkelanjutan....................................................... 27 2.9 Pemantauan dan Evaluasi RAD AMPL ......................................................... 28 2.10 Mekanisme Pelaporan RAD AMPL ............................................................... 29
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
iii
6+4804+8 &$%&
BAB 3. REPLIKASI PROGRAM PAMSIMAS .................................................................... 32 3.1 Ketentuan Umum .......................................................................................... 32 3.1.1 Sasaran dan Target ............................................................................ 32 3.1.2 Waktu dan Siklus Pelaksanaan .......................................................... 33 3.1.3 Sumber Pendanaan dan Komponen Pembiayaan .............................. 33 3.2 Institusi Pelaksana dan Tanggungjawab ....................................................... 33 3.3 Komponen Pembiayaan untuk Replikasi ....................................................... 34 3.4 Keberhasilan Replikasi dan Insentif Kabupaten/Kota .................................... 35 3.5 Tata Cara Pelaksanaan Program Replikasi................................................... 36 3.6 Pengadaan dan Pelatihan Fasilitator............................................................. 43 3.6.1 Seleksi Fasilitator ............................................................................... 43 3.6.2 Kerangka Acuan (TOR) ...................................................................... 43 3.6.3 Kontrak Kerja ..................................................................................... 43 3.6.4 Pelatihan ............................................................................................ 44 3.7 Pencairan Dana Bantuan Langsung Masyarakat .......................................... 44
LAMPIRAN · LAMPIRAN 1 Contoh Program Kunci RAD AMPL Yang Tercantum Dalam Lampiran VII Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13/2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ........................................... 47 · LAMPIRAN 2 Daftar Isi RAD AMPL, Substansi Yang Harus Ada, dan Minimal Data/Informasi Yang Perlu Dianalisis ................................................... 50 · LAMPIRAN 3 Tabel Tujuan dan Sasaran Pembangunan AMPL Jangka Menengah Kabupaten/Kota Tahun 2011 – 2015.................................................... 56 · LAMPIRAN 4 Contoh Naskah Peraturan Bupati/Peraturan Walikota tentang Pengesahan RAD AMPL 2011-2015 .................................................... 57 · LAMPIRAN 5 Matriks RAD AMPL (sesuai Matriks RAD-MDGs)................................. 64 · LAMPIRAN 6 Formulir Pemantauan dan Evaluasi RAD AMPL .................................. 66
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
iv
6+4804+8 &$%&
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Langkah/Kegiatan Penyusunan RAD AMPL Bagi Kabupaten/Kota Yang Belum Memiliki Tabel Dokumen Perencanaan Strategis Terkait Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan ......................................................................................... 14 Tabel 2. Langkah/Kegiatan Penyusunan RAD AMPL Bagi Kabupaten/Kota Yang Telah Memiliki Dokumen Perencanaan Strategis Terkait Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan ......................................................................................... 19 Tabel 3. Langkah/Kegiatan Integrasi RAD AMPL Ke Dalam RKPD dan APBD .................... 24 Tabel 4. Mekanisme Pelaporan Penyusunan dan Pelaksanaan RAD AMPL ........................ 30
DAFTAR ISI
Gambar 1. Keterkaitan RAD AMPL dengan Berbagai Dokumen Sektor AMPL dan Kedudukannya dalam Sistem Perencanaan dan Penganggaran ......................... 8 Gambar 2. Siklus Penyusunan dan Integrasi RAD AMPL dalam rangka Pengarusutamaan AMPL-BM di Tingkat Kabupaten/Kota................................................................ 10 Gambar 3. Prosedur Penyusunan dan Pengesahan RAD AMPL ........................................ 13 Gambar 4. Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Replikasi (disesuaikan dengan Siklus Perencanaan di Tingkat Masyarakat di Juknis 3) ............................................... 37
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
v
6+4804+8 &$%&
DAFTAR SINGKATAN AMPL
: Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
APBD
: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN
: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Bangda
: Pembangunan Daerah
BABS
: Buang Air Besar Sembarangan
BM
: Berbasis Masyarakat
BLM
: Bantuan Langsung Masyarakat
BOP
: Biaya Operasional Proyek
BPD
: Badan Perwakilan Desa
BPKP
: Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
CMAC
: Central Management Advisory Consultant
CPIU
: Central Project Implementation Unit
CPMU
: Central Project Management Unit
TKK
: Tim Koordinasi Kabupaten/Kota
TFM
: Tim Fasilitator Masyarakat
FGD
: Focused Group Discussion/Diskusi Kelompok Terarah
IMAS
: Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi
KPPN
: Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
LKM
: Lembaga Keswadayaan Masyarakat
Pamsimas
: Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat
TKP
: Tim Koordinasi Provinsi
PHLN
: Pinjaman/Hibah Luar Negeri
PMAC
: Provincial Management Advisory Consultant
PP
: Peraturan Pemerintah
PPM
: Penanganan Pengaduan Masyarakat
RAB
: Rencana Anggaran Biaya
RAD
: Rencana Aksi Daerah
RKM
: Rencana Kerja Masyarakat
RKPD
: Rencana Kerja Pembangunan Daerah 6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
vi
6+4804+8 &$%& RPJM
: Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Renstra SKPD
: Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
RPIJM
: Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Satker
: Satuan Kerja
SIM
: Sistem Informasi Manajemen
POB
: Prosedur Operasional Baku
SPAM
: Sistem Penyediaan Air Minum
SPPB
: Surat Perjanjian Penyelesaian Bantuan
TKKc
: Tim Koordinasi Kecamatan
UU
: Undang-undang
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
vii
6+4804+8 &$%&
BAB 1. PENDAHULUAN Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mencapai target Water Supply and Sanitation Millennium Development Goals (MDGs) dengan menurunkan separuh dari proporsi penduduk yang belum mendapatkan akses air minum dan sanitasi dasar pada tahun 2015. Sejalan dengan itu, UU No.32/2004 tentang Pemerintahan Daerah yang diturunkan dalam PP No. 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, menetapkan bahwa penyediaan layanan dasar, termasuk air minum dan sanitasi, merupakan urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah. Air minum dan sanitasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang menentukan tingkat kesejahteraan manusia sebagai individu dan masyarakat sebagai suatu kelompok. Oleh sebab itu, pencapaian kinerja pelayanan air minum dan sanitasi menjadi salah satu indikator dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI). PP No 6 Tahun 2008 tentang Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) memuat indikator persentase penduduk berakses air minum dan persentase rumah tinggal bersanitasi sebagai bagian dari indikator kinerja kunci pelayanan dasar. Pelayanan air minum dan sanitasi dilakukan melalui dua pendekatan,yaitu: (1) Berbasis lembaga melalui dinas, badan, perusahaan daerah, swasta, dan lain-lain; serta (2) Berbasis masyarakat, yang menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dan penentu dalam penyelenggaraan layanan, melalui proses pemberdayaan dan partisipasi aktif masyarakat. Pengalaman dari program sejenis terdahulu menunjukkan bahwa pelibatan masyarakat dalam penyediaan air minum dan sanitasi, memiliki efektifitas dan keberlanjutan pelayanan yang lebih baik. Untuk pendekatan pertama, Pemerintah Pusat mempunyai kebijakan mengenai Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) melalui PP No. 16 Tahun 2005. Walaupun judul PP ini adalah pengembangan sistem air minum, namun di dalamnya mengatur kebijakan mengenai penyehatan lingkungan (sanitasi) serta persampahan. Secara khusus, pasal 23 dalam PP ini menyebutkan bahwa pengembangan SPAM harus diselenggarakan secara terpadu dengan pengembangan prasarana dan sarana penyehatan lingkungan (sanitasi) untuk menjamin keberlanjutan penyediaan air minum dan mencegah pencemaran akibat sampah dan air limbah. Penjabaran dari PP No 16 Tahun 2005 ini adalah berupa Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum/KSNP SPAM (Permen PU No. 20/PRT/M/2006) dan dijabarkan ke dalam Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Air 6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
1
6+4804+8 &$%& Minum (Permen PU No. 18/PRT/M/2007) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. KSNP SPAM dimaksudkan sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah dalam penyusunan KSDP (Kebijakan dan Strategi Daerah Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum). Untuk pendekatan kedua, Pemerintah Pusat mempunyai Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat yang dikeluarkan atas persetujuan bersama antara Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Keuangan pada tanggal 26 Juni 2009. Dalam upaya mempercepat pencapaian akses air minum dan sanitasi yang layak, Pemerintah telah menerbitkan sejumlah kebijakan yang mendukung upaya percepatan pembangunan air minum dan sanitasi, melalui Instruksi Presiden No 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan (mencakup program Pro Rakyat, Keadilan untuk Semua, Pencapaian Tujuan Pembangunan Millennium). Selain itu, telah ditetapkan pula Standar Pelayanan Minimal bidang air minum dan sanitasi melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, serta Pedoman Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Target Millennium Development Goals (RAD-MDGs) melalui Surat Edaran Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional No 0445/M.PPN/11/2010 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Tujuan Millennium Development Goals (RAD-MDGs). Menyadari bahwa penyelenggaraan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang berada di wilayah kabupaten/kota merupakan wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota, maka Pemerintah Kabupaten/Kota perlu memiliki kebijakan, strategi, program, kegiatan, dan investasi agar penyelenggaraan SPAM memenuhi target Standar Pelayanan Minimal (SPM) 2014 dan target MDGs 2015. Demikian pula dengan penyelenggaraan upaya kesehatan, bahwa penyehatan lingkungan merupakan tanggung jawab pemerintahan daerah kabupaten/kota. Sehingga untuk memberikan kinerja pelayanan penyehatan lingkungan yang selalu meningkat dan memenuhi target MDGs 2015, maka Pemerintah Kabupaten/Kota perlu memiliki kebijakan, strategi, program, kegiatan, dan investasi yang sesuai. Dalam rangka membantu kabupaten/kota memiliki kebijakan dan program kerja bidang air minum dan sanitasi dengan mengadopsi, memperluas, dan melanjutkan pendekatan dan program Pamsimas, Pamsimas menyediakan petunjuk teknis penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Rencana Aksi Daerah bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD AMPL), dan Replikasi, yang selanjutnya disebut dengan Petunjuk Teknis Rencana Aksi Daerah (RAD) dan Replikasi.
1.1 TUJUAN Melalui Program Nasional Pamsimas, Pemerintah Pusat bermaksud membantu Pemerintah Kabupaten/Kota untuk dapat meningkatkan kapasitasnya dalam peningkatan akses masyarakat miskin terhadap air minum dan sanitasi. Pada akhir program ini, Pemerintah Kabupaten/Kota diharapkan dapat memiliki Kebijakan dan 6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
2
6+4804+8 &$%& Strategi Daerah mengenai Pengembangan Sistem Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL), baik yang berbasis lembaga maupun yang berbasis masyarakat dengan model Pamsimas. Dalam rangka membantu Pemerintah Kabupaten/Kota dalam pengarusutamaan kebijakan air minum dan penyehatan lingkungan, termasuk yang berbasis masyarakat maka Pamsimas mendorong Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengakomodasikan kebijakan pengembangan AMPL, terutama yang berbasis masyarakat seperti model Pamsimas, ke dalam dua cara: (1) Penyusunan kebijakan dan program prioritas Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) daerah jangka menengah dalam bentuk Rencana Aksi Daerah (RAD) Bidang AMPL sebagai dokumen pendukung RPJMD (dan menjadi substansi RPJMD bagi kabupaten/kota yang sedang menyusun RPJMD) dalam pencapaian target MDGs 2015 bidang air minum dan penyehatan lingkungan, yang implementasinya dilakukan melalui integrasi RAD AMPL ke dalam RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah), Renstra SKPD terkait, dan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) kabupaten/kota. (2) Pelaksanaan kegiatan Replikasi, yaitu menerapkan model Pamsimas untuk penyelenggaraan penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan yang berbasis masyarakat dengan menggunakan dana APBD. Keberhasilan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penerapan RAD AMPL dan pelaksanaan replikasi menjadi indikator program Pamsimas untuk menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota tersebut berkinerja baik dalam perluasan dan keberlanjutan program Pamsimas di tingkat kabupaten/kota.
1.2 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP PETUNJUK TEKNIS Pamsimas menyediakan Petunjuk Teknis Rencana Aksi Daerah (RAD) dan Replikasi dalam rangka pengarusutamaan pendekatan Pamsimas ke dalam kebijakan daerah bagi peningkatan kinerja pelayanan bidang air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) sebagai bagian dari upaya mencapai target Milennium Development Goals (MDGs). Petunjuk Teknis ini merupakan panduan bagi pelaku program Pamsimas di tingkat kabupaten/kota untuk melakukan: A. Penyusunan Rencana Aksi Daerah Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Rencana Aksi Daerah bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD AMPL) adalah rencana daerah dalam penyediaan pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan untuk periode 5 (lima) tahun. RAD AMPL berperan sebagai rencana pengembangan kapasitas daerah untuk perluasan program pelayanan AMPL serta pengadopsian pendekatan AMPL berbasis masyarakat (Pamsimas). RAD AMPL akan menjadi acuan bagi program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh 6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
3
6+4804+8 &$%& Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab untuk bidang AMPL dan menjadi acuan bagi Pemda dalam pengembangan program AMPL dalam periode 5 (lima) tahun. Pamsimas akan membantu Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengembangkan program-program dalam RAD AMPL khususnya program yang berbasis masyarakat. B. Integrasi Program dan Kegiatan AMPL dalam RAD ke dalam Perencanaan dan Penganggaran Daerah Integrasi tingkat pertama yaitu penerapan kebijakan daerah dalam dokumen perencanaan. RAD AMPL dilaksanakan melalui integrasi kebijakan RAD AMPL sebagai kebijakan dalam RPJMD, Renstra SKPD, dan RISPAM. Bagi kabupaten/kota yang sedang menyusun RPJMD dan Renstra SKPD dan/atau RISPAM, maka RAD AMPL menjadi salah satu dokumen acuan yang digunakan dalam penyusunan RPJMD, Renstra SKPD, dan RISPAM. Integrasi tingkat kedua yaitu pelaksanaan kebijakan daerah dalam dokumen penganggaran. Pamsimas mendorong Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan RAD AMPL, terutama untuk program dan kegiatan AMPL yang berbasiskan masyarakat melalui integrasi RAD AMPL ke dalam RKPD dan APBD. Pelaksanaan RAD AMPL oleh pemerintah kabupaten/kota adalah pembiayaan dengan APBD atas program dan kegiatan dalam RAD AMPL pada tahun berjalan dan tahun berikutnya. Pamsimas mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk dapat mengalokasikan dana APBD secara signifikan untuk pelaksanaan AMPL sesuai dengan mandat Pamsimas yang salah satunya mendorong inisiatif kabupaten/kota dalam perluasan cakupan pelayanan AMPL dalam rangka pencapaian MDGs. Integrasi tingkat ketiga yaitu penyusunan regulasi daerah (Peraturan Daerah maupun Peraturan Kepala Daerah) yang memastikan bahwa program dan kegiatan AMPL yang berbasis masyarakat sebagaimana yang tertuang dalam RAD AMPL dapat dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota, misalnya peraturan kepala daerah atau keputusan kepala daerah mengenai pagu indikatif untuk AMPL atau penerapan mekanisme bantuan hibah kepada desa/kelurahan untuk pelaksanaan AMPL berbasis masyarakat. Seluruh proses integrasi dilakukan melalui berbagai instrumen dan media yang tersedia di kabupaten/kota serta melibatkan pelaku di tingkat kabupaten/kota yang merupakan mitra kerja pemerintah daerah secara konsultatif, misalnya forum masyarakat tingkat kabupaten/kota bagi penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan, kesehatan dan pendidikan, atau asosiasi BPSPAM tingkat kabupaten/kota. C. Pemantauan dan Evaluasi RAD AMPL Pemantauan dan evaluasi RAD AMPL ditujukan untuk memberikan informasi bagi seluruh pemangku kepentingan kabupaten/kota tentang tingkat pencapaian target 6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
4
6+4804+8 &$%& kinerja program dan kegiatan RAD AMPL berdasarkan hasil pelaksanaan tahun per tahun sampai dengan 2015. Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi, diharapkan diperoleh masukan untuk pelaksanaan program dan kegiatan AMPL tahun berikutnya untuk membantu menjamin kesinambungan pencapaian target 2015. Selain pemantauan dan evaluasi yang dilakukan secara mandiri oleh pemerintah daerah kabupaten/kota dalam rangka penilaian kinerja daerah, Pamsimas akan melakukan pemantauan terhadap kemajuan pemerintah kabupaten/kota dalam pelaksanaan RAD AMPL melalui pengkajian dokumen perencanaan dan anggaran serta hasil audit Inspektorat/BAWASDA dan BPKP setiap tahunnya. RKPD, APBD, dan hasil audit akan menjadi rujukan untuk pemantauan, yang mana hasil pemantauan tsb akan selalu dimuktahirkan dalam website dan SIM Pamsimas. D. Replikasi Program Pamsimas Replikasi adalah upaya pemerintah daerah untuk memperluas cakupan program yang dilaksanakan sepenuhnya atas biaya Pemerintah kabupaten/kota. Program replikasi dilaksanakan di lokasi lain di luar lokasi program reguler, dengan menggunakan prinsip, pendekatan, dan mekanisme yang mengacu pada Pedoman, Petunjuk Teknis, dan ketentuan Pamsimas. Replikasi adalah salah satu komitmen/tanggung jawab pemerintah daerah pada saat menyatakan minat dan kesediaan untuk melaksanakan program Pamsimas. Pemenuhan komitmen pemerintah daerah untuk melaksanakan replikasi dimulai ketika kabupaten/kota telah melaksanakan program di minimal 10 desa/kelurahan sasaran. Melalui replikasi, Pamsimas mendorong Pemerintah kabupaten/kota untuk: (1) Memperluas cakupan program dan meningkatkan jumlah penduduk miskin yang dapat mengakses fasilitas air minum dan sanitasi yang layak. (2) Memberikan model pendekatan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat sehingga Pemerintah Kabupaten/Kota mampu menghasilkan efektifitas dan keberlanjutan pelayanan yang lebih baik. (3) Meningkatkan kapasitasnya agar mampu meneruskan pengembangan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat secara mandiri dengan sumber daya sepenuhnya dari Pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat, pasca program Pamsimas.
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
5
6+4804+8 &$%&
BAB 2. RAD AMPL 2.1 KETENTUAN UMUM 1) Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (RAD AMPL) adalah rencana daerah dalam penyediaan pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan untuk periode 5 (lima) tahun. 2) RAD AMPL berperan sebagai rencana pengembangan kapasitas daerah untuk perluasan program pelayanan AMPL serta pengadopsian pendekatan AMPL berbasis masyarakat (Pamsimas). 3) RAD AMPL menjadi acuan bagi program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bertanggung jawab untuk bidang AMPL dan menjadi acuan bagi Pemda dalam pengembangan program AMPL dalam periode 5 (lima) tahun. 4) RAD AMPL memuat permasalahan dan isu strategis, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan prioritas, serta indikasi kebutuhan investasi dalam penyediaan layanan air minum dan penyehatan lingkungan, baik yang berbasis lembaga maupun yang berbasis masyarakat, dalam rangka mendukung percepatan pencapaian target MDGs. 5) RAD AMPL harus sesuai dengan kebijakan dan strategi pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan sanitasi daerah sebagaimana tercantum dalam RPJMD atau dalam dokumen kebijakan dan strategi pengembangan SPAM dan dokumen kebijakan sanitasi kabupaten/kota. 6) Sasaran (target) pembangunan air minum dalam RAD AMPL harus mendukung pencapaian SPM, target MDGs bidang air minum dan sanitasi di kabupaten/kota, dan mendukung tahapan pengembangan (5 tahunan terkait) dalam Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) kabupaten/kota. 7) Sistematika RAD AMPL mengikuti sistematika Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Target MDGs yang dikeluarkan oleh Pemerintah, dalam hal ini Bappenas melalui Surat Edaran Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) No 0445/M.PPN/11/2010. 8) RAD AMPL memuat program dan kegiatan prioritas AMPL yang mana pembiayaan sebagian program dan kegiatannya dilakukan melalui APBD kabupaten/kota. Pamsimas menilai kinerja Pemda berdasarkan kemajuan pelaksanaan program dan kegiatan RAD AMPL melalui RKPD dan APBD kabupaten/kota. 6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
6
6+4804+8 &$%& 9) RAD AMPL disusun melalui proses yang melibatkan multi pihak (multi pemangku kepentingan).Proses penyusunan RAD AMPL dilakukan melalui pendekatan partisipatif dan menyeimbangkan antara usulan dari bawah ke atas (bottom up) dan kebijakan nasional dan daerah (top down). 10) RAD AMPL karena memuat sinergi kebijakan pusat dan daerah maka RAD AMPL menjadi dokumen yang harus diperhatikan daerah dalam penyusunan Renja SKPD, RKPD, Renstra SKPD, dan RPJMD. 11) Jadwal integrasi program dan kegiatan prioritas RAD AMPL ke dalam RKPD, APBD, dan RPJMD (khusus bagi kabupaten/kota yang sedang menyusun RPJMD) adalah mengikuti jadwal proses perencanaan dan penganggaran di kabupaten/kota. 12) Pemantauan pelaksanaan RAD AMPL dilakukan minimal dua kali dalam setahun. 13) Evaluasi pelaksanaan RAD AMPL dilakukan minimal sekali dalam setahun yaitu pada setiap akhir tahun pelaksanaan.
2.2 FUNGSI DAN KEDUDUKAN RAD AMPL RAD AMPL berfungsi sebagai: 1) Rencana pengembangan kapasitas pelayanan air minum dan sanitasi yang menerapkan pendekatan berbasiskan masyarakat (Pamsimas) dan pendekatan kelembagaan; 2) Instrumen kebijakan pengembangan pelayanan air minum dan sanitasi jangka menengah daerah (5 tahun, 2011-2015); 3) “Channel” internalisasi program/kegiatan dengan pendekatan Pamsimas ke dalam program/kegiatan SKPD yang menangani bidang AMPL; 4) Instrumen untuk membantu memastikan meningkatnya anggaran APBD pada bidang AMPL melalui integrasi RAD AMPL ke dalam RKPD dan APBD; 5) Acuan replikasi program Pamsimas (minimal) untuk 2012 dan 2013 RAD AMPL sebagai dokumen pendukung kinerja pemerintahan daerah dalam bidang air minum dan sanitasi diharapkan mampu berfungsi sebagai instrument operasional daerah dalam mencapai target kinerja air minum dan sanitasi sesuai SPM 2014 dan target MDGs 2015 di kabupaten/kota. Keterkaitan RAD AMPL dengan berbagai dokumen sektor air minum dan penyehatan lingkungan dan kedudukannya dalam Sistem Perencanaan dan Penganggaran digambarkan pada Gambar 1 berikut ini. Jika suatu dokumen perencanaan AMPL yang dimiliki daerah telah memuat seluruh substansi yang harus ada dalam suatu RAD AMPL, maka dokumen tersebut diperlakukan sebagai RAD AMPL. Jika dokumen perencanaan AMPL yang telah ada belum memuat atau baru sebagian memuat substansi yang harus ada dalam suatu RAD AMPL, maka RAD AMPL harus disusun dengan mengakomodasi substansi yang masih relevan/valid dari dokumen 6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
7
6+4804+8 &$%& sebelumnya untuk kemudian dilengkapi dengan substansi yang harus dimuat dalam suatu RAD AMPL. Ciri utama dari RAD AMPL adalah memuat matriks program dan kegiatan dengan komitmen anggaran/investasi baik dari APBD, swasta, lembaga donor, dengan indicator dan target kinerja tahunan yang terukur dalam periode perencanaan lima tahun. Gambar 1. Keterkaitan RAD AMPL dengan Berbagai Dokumen Sektor AMPL dan Kedudukannya dalam Sistem Perencanaan dan Penganggaran
Renstra
RPJMD
Pedoman
Pedoma n
Dijabarka
Pedoman Supplemen Berita acara MUSRENBANG
RKPD
Renja
RAD AMPL
masukan
Diperhatikan
RAPBD
RAD MDGs 2011-2015
Relevan&Validà Masukan bagi Substansi RAD
Jakstra Air Minum
SSK Renstra AMPL Roadmap STBM
dokumen lain Daerah dengan dokumen perencanaan strategis terkait bidang air minum & sanitasi
Melengkapi dok. air minum&sanita si yang telah disusun
masukan
Pedoma n
Diacu
Direview Berdasarkan Substansi RADAMPL
Tidak Relevan&Valid
Status Kinerja AMPL Isu strategis (Permasalahan & Tantangan) Arah Kebijakan dan Strategi (Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program, Kegiatan, Anggaran Pemantauan & Evaluasi
Acuan
RENCANA INDUK SPAM ü Renc. Pengembangan SPAM ü Renc.Pendanaan/Inves tasi ü Renc.Pengembangan Kelembagaan
Proses Penyusunan RAD
Daerah yang belum/tidak memiliki dokumen perencanaan strategis terkait bidang air minum dan sanitasi
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
Acuan
8
6+4804+8 &$%& Jika kabupaten/kota telah memiliki dokumen pembangunan AMPL yang memuat matriks program dan kegiatan dengan komitmen anggaran/investasi baik dari APBD, swasta, lembaga donor, dengan indikator dan target kinerja tahunan yang terukur dalam periode perencanaan lima tahun mendatang, maka daerah tersebut dinilai telah memiliki RAD AMPL. Ruang lingkup RAD AMPL mencakup: 1) Penyediaan akses air minum layak dan berkelanjutan 2) Pemicuan perubahan perilaku (PHBS)—melalui CTPS dan SBS—dan penyediaan akses sanitasi layak dan berkelanjutan 3) Pengelolaan air limbah 4) Pengelolaan limbah rumah tangga 5) Penanganan pengelolaan kebersihan makanan
2.3 PROGRAM KUNCI DALAM RAD AMPL Mengingat salah satu fungsi RAD AMPL ini adalah sebagai “channel” internalisasi program/kegiatan dengan pendekatan Pamsimas ke dalam program/kegiatan SKPD yang menangani bidang AMPL, maka program kunci RAD AMPL adalah programprogram yang berhubungan dengan: 1) Program peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air minum berbasis masyarakat 2) Program peningkatan akses penggunaan sanitasi yang layak 3) Program pemicuan perubahan perilaku (PHBS) 4) Program pengelolaan lingkungan 5) Program penguatan kelembagaan pengelolaan pelayanan air minum dan sanitasi di tingkat masyarakat dan kabupaten/kota Lampiran 1 memuat beberapa contoh program kunci RAD AMPL yang tercantum dalam Lampiran VII Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
2.4 SIKLUS PENYUSUNAN DAN INTEGRASI RENCANA AKSI DAERAH Pamsimas mendorong penguatan kapasitas pemerintah daerah dalam pengarusutamaan kebijakan penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan berbasis masyarakat melalui tiga tahap, yaitu: 1) Penyusunan acuan kebijakan AMPL-BM tingkat Kabupaten/Kota. Penyusunan RAD AMPL 2011-2015 merupakan awal siklus pengarusutamaan pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan sampai dengan target daerah dalam bidang air minum dan penyehatan lingkungan tercapai pada 2015 sesuai Stándar 6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
9
6+4804+8 &$%& Pelayanan Minimal dan target MDGs. Pada siklus awal ini, RAD AMPL diharapkan dapat menjadi rujukan maupun sebagai salah satu instrumen pelaksanaan kebijakan dalam RPJMD dan Renstra SKPD. 2) Integrasi program dan kegiatan AMPL BM ke dalam siklus anggaran tahunan. Penerapan kebijakan AMPL dalam RAD dituangkan dalam kebijakan dan pelaksanaan anggaran tahunan, yaitu dalam upaya integrasi program dan kegiatan AMPL BM dalam RAD ke dalam RKPD maupun Renja SKPD terkait, dan APBD. Pemerintah daerah melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program/kegiatan AMPL untuk mengetahui tingkat pencapaian target kinerja AMPL pada tahun pelaksanaan dan mengidentifikasi perlu/tidaknya penyesuaian/perbaikan program/kegiatan AMPL untuk RKPD dan APBD tahun berikutnya. 3) Dukungan kelembagaan. Untuk menjamin keberlanjutan pengarusutamaan AMPL BM dalam kebijakan, program, dan kegiatan AMPL di tingkat kabupaten/kota, maka Pamsimas mendorong pemerintah daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan penguatan kelembagaan terutama dalam bentuk: (a) fórum mitra konsultatif, seperti Asosiasi BP SPAMS atau Forum Masyarakat Pemerhati Penyediaan Air Minum, Penyehatan Lingkungan, Kesehatan dan Pendidikan, dan (b) dukungan regulasi daerah (perda maupun perkada) untuk memastikan pemerintah daerah dapat menjalankan program dan kegiatan sesuai dengan RAD AMPL, misalnya dengan penyusunan perda atau perkada mengenai pengalokasian dana hibah untuk kegiatan AMPL-BM. Keseluruhan siklus tersebut secara ringkas dapat dilihat dalam Gambar berikut. Gambar 2. Siklus Penyusunan dan Integrasi RAD AMPL dalam rangka Pengarusutamaan AMPL-BM di Tingkat Kabupaten/Kota
• Perkada Penguatan Kebijakan AMPL-BM
RAD AMPL • Rujukan bagi RPJMD dan Renstra SKPD
Integrasi RAD AMPLBM ke dalam Anggaran
•AMPL-BM dalam RKPD & Renja SKPD terkait •AMPL-BM dalam APBD
Dukungan Kelembagaan untuk Pelaksanaan AMPL-BM
•Forum/Mitra AMPL •Perkada Alokasi APBD untuk AMPLBM
2.5 PELAKU UTAMA DALAM PENYUSUNAN DAN INTEGRASI RAD AMPL Pelaku utama dalam penyusunan dan pelaksanaan (pengintegrasian) RAD AMPL adalah TKK Kabupaten/Kota dan Pokja RAD AMPL (Tim Penyusun RAD AMPL). Tabel berikut ini menjelaskan peran pelaku utama dan mitranya dalam penyusunan dan pelaksanaan RAD AMPL.
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
10
6+4804+8 &$%&
2.6 PELAKU UTAMA DALAM PENYUSUNAN DAN INTEGRASI RAD AMPL No
Tahapan
Jadwal
Penanggung Jawab dan Uraian Tugas
Pelaksana dan Uraian Tugas
Unsur Pelaksana
1
Penyusunan RAD AMPL
FebJuli
TKK; 1. Mengkoordinasikan perencanaan AMPL dalam rangka pencapaian SPM dan MDGs 2. Mengkoordinasikan pelaksanaan forum konsultatif penyusunan RAD AMPL 3. Memverifikasi Rancangan Akhir RAD AMPL sebelum disahkan
Tim Penyusun RAD AMPL (Pokja RAD AMPL); 1. Melaksanakan proses penyusunan RAD AMPL 2. Menyiapkan materi forum konsultatif penyusunan RAD AMPL 3. Mengkomunikasikan program dan kegiatan RAD-AMPL kepada SKPD pelaksana 4. Menyiapkan rancangan peraturan pengesahan RAD AMPL
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Bappeda Dinas PU Dinas Kesehatan BPMD DPPKAD PDAM Dinas Pendidikan Dinas terkait lainnya
2
Integrasi RAD AMPL-BM ke dalam Anggaran
JanNov
TKK; 1. Memimpin sinkronisasi dan integrasi RAD AMPL ke dalam RKPD dan APBD 2. Mengkoordinasikan kebijakan AMPL dengan Tim Koordinasi Provinsi 3. Mengkoordinasikan pemutakhiran basis data AMPL 4. Memimpin pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RAD AMPL 5. Melaporkan kinerja AMPL daerah kepada Kepala Daerah (cq Sekda) & DPRD pada setiap semester
Tim Penyusun RAD AMPL (Pokja RAD AMPL); 1. Melaksanakan sosialisasi RAD-AMPL kepada seluruh pemangku kepentingan di daerah 2. Melaksanakan pembahasan RAD AMPL dengan Tim Penyusun RKPD dan APBD 3. Mengikuti proses pengambilan keputusan perencanaan dan penganggaran daerah (sesuai kalender perencanaan dan penganggaran tahunan daerah) 4. Melaksanakan pemutakhiran data AMPL 5. Menghimpun hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RAD AMPL oleh instansi pelaksana 6. Melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RAD AMPL kepada Kepala Bappeda selaku Ketua TKK
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Bappeda Dinas PU Dinas Kesehatan BPMD DPPKAD PDAM Dinas Pendidikan Dinas terkait lainnya
3
Penguatan Dukungan Kelembagaan untuk Pelaksanaan AMPL-BM
JanNov
TKK; 1. Menyusun kebijakan bagi penguatan keberlanjutan pelayanan SPAMS terbangun 2. Mengkoordinasikan pemantauan dan evaluasi terpadu atas kinerja BP SPAMS 3. Menyusun rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan AMPL-BM
Tim Penyusun RAD AMPL (Pokja RAD AMPL); 1. Mengidentifikasi berbagai opsi kebijakan yang dapat menjamin keberlanjutan pelayanan SPAMS terbangun 2. Menyiapkan data/informasi pendukung pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terpadu atas kinerja BP SPAMS 3. Menfasilitasi pembentukan asosiasi BP SPAMS (jika diperlukan)
1. 2. 3. 4. 5.
Bappeda BPMD Dinas PU Dinas Kesehatan PDAM
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
11
6+4804+8 &$%&
2.7 PROSEDUR PENYUSUNAN RENCANA AKSI DAERAH BIDANG AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN Tahapan dan tata cara penyusunan RAD AMPL adalah mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, khususnya pada penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD. Secara umum, penyusunan RAD AMPL terdiri dari lima tahap, yaitu: 1) Tahap persiapan penyusunan 2) Tahap perumusan substansi Rancangan 3) Tahap penyajian Rancangan 4) Tahap penyusunan Rancangan Akhir 5) Tahap pengesahan Berdasarkan ketersediaan dokumen perencanaan strategis terkait bidang air minum dan penyehatan lingkungan, Kabupaten/Kota peserta Pamsimas dapat terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu: 1) Kelompok 1: Kabupaten/kota yang belum memiliki dokumen perencanaan strategis terkait bidang air minum dan penyehatan lingkungan 2) Kelompok 2: Kabupaten/kota yang sudah memiliki dokumen perencanaan strategis terkait bidang air minum dan penyehatan lingkungan, seperti Renstra AMPL, Dokumen SSK, Buku Putih AMPL, dan lain sebagainya. Untuk kabupaten/kota yang termasuk ke dalam kelompok 1, maka tahap penyusunan RAD AMPL adalah dimulai secara keseluruhan dari tahap persiapan penyusunan sampai dengan tahap pengesahan. Gambar 3 menunjukkan Prosedur Penyusunan RAD AMPL, mulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap pengesahan, termasuk di dalamnya adalah jadwal perkiraan dan pelaku serta peserta utama. Diharapkan pengesahan RAD AMPL dapat dilakukan paling terlambat pada Bulan Juli tahun penyusunan RAD, dengan demikian kabupaten/kota dapat melakukan sinkronisasi program dan kegiatan AMPL dalam RAD dengan perencanaan dan penganggaran daerah tahunan. Untuk kabupaten/kota yang termasuk ke dalam kelompok 2, maka keseluruhan tahapan tersebut tidak perlu dilalui dari awal, melainkan dimulai dengan tahap pengkajian keseluruhan dokumen untuk mensinkronkan keseluruhan program dan kegiatan AMPL ke dalam RAD AMPL. Namun tidak tertutup kesempatan bagi kabupaten/kota untuk melakukan seluruh tahapan jika memang hal tersebut disepakati oleh keseluruhan pelaku dan pemangku kepentingan. Dalam hal keseluruhan kebijakan, program dan kegiatan serta program kunci sudah termuat dalam dokumen serupa, maka kabupaten/kota dalam kelompok 2 ini dapat melakukan diskusi dan konsultasi untuk penyusunan matriks program dan kegiatan dengan SKPD terkait dan pelaku AMPL lainnya. 6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
12
6+4804+8 &$%& Gambar 3. Prosedur Penyusunan dan Pengesahan RAD AMPL Lokakarya Sosialisasi Penyusunan RAD AMPL
1. 2. 3. 4.
TKK/BAPPEDA SKPD dan MITRA KONSULTASI POKJA RAD AMPL
Penetapan Pokja Penyusun RAD AMPL Penentuan Mitra Konsultasi Pokja AMPL Penetapan Jadwal Penyusunan RAD AMPL Koordinasi penyiapan data dan informasi
TAHAP PERSIAPAN BULAN FEBRUARI - MARET
Rapat Kerja dan Konsultasi untuk Penyusunan Substansi Rancangan RAD AMPL
POKJA RAD AMPL SKPD TERKAIT TKK/BAPPEDA
1. Kompilasi dan analisis data dan informasi 2. Penyusunan substansi rancangan RAD AMPL 3. Pembahasan substansi rancangan RAD AMPL
Penyusunan Naskah Rancangan RAD AMPL POKJA RAD AMPL
TAHAP PERUMUSAN SUBSTANSI BULAN MARET DAN APRIL
TAHAP PENYAJIAN RANCANGAN BULAN MARET - MEI
Rapat Kerja dan Konsultasi untuk Penyempurnaan Naskah Rancangan AkhirRAD AMPL
POKJA RAD AMPL SKPD dan MITRA KONSULTASI TKK/BAPPEDA
1. 2. 3. 4.
Masukan hasil musrenbang kabupaten/kota Masukan hasil Forum SKPD Masukan hasil diskusi RKPD tahun rencana Masukan hasil konsultasi dengan mitra
TAHAP PENYUSUNAN RANCANGAN AKHIR BULAN MEI
Lokakarya dan Ekspose Naskah Rancangan Akhir RAD AMPL
1. Penyepakatan komitmen Kepala Daerah dan TKK/BAPPEDA SKPD dan MITRA KONSULTASI POKJA RAD AMPL PELAKU AMPL LAINNYA
DPRD mengenai RAD AMPL
2. Pengesahan RAD AMPL dalam bentuk PeraturanBupati/ Walikota
TAHAP PENGESAHAN BULAN JUNI - JULI
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
13
6+4804+8 &$%& Tabel 1 dan Tabel 2 menjelaskan langkah/kegiatan dalam setiap tahap penyusunan pada masing-masing kelompok kabupaten/kota. Adapun daftar isi RAD AMPL, substansi yang dimuat, minimal data/informasi yang diolah/dianalisis, serta sumber data/informasi dapat dilihat pada bagian lampiran. Tabel 1. Langkah/Kegiatan Penyusunan RAD AMPL Bagi Kabupaten/Kota Yang Belum Memiliki Tabel Dokumen Perencanaan Strategis Terkait Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan LANGKAH/ KEGIATAN 1. LokakaryaSosialisasi Penyusunan RAD AMPL
JADWAL Februari-Maret
TUJUAN
URAIAN
(1) Menyiapkan Pokja AMPL (jika sudah ada) atau Tim Teknis Kabupaten/Kota sebagai Tim Penyusun RAD AMPL (Pokja RAD AMPL)
Merupakan wadah untuk mendiskusikan dan mengkonsultasikan berbagai isu utama terkait AMPL yang menjadi salah satu prioritas pembangunan daerah
(2) Menyusun agenda kerja
Instrumen untuk membentuk mitra atau forum masyarakat yang menjadi mitra konsultasi bagi Pokja RAD AMPL dalam mendiskusikan pengembangan kebijakan dan penyusunan RAD AMPL
(3) Mengkoordinasikan penyiapan data dan informasi penyusunan RAD AMPL (4) Mengidentifikasi mitra konsultasi diluar pelaku pemerintah daerah, misalnya DPRD, Forum Masyarakat Kabupaten/Kota bidang terkait, akademisi dan lain sebagainya
HASIL Semua kabupaten/kota pelaksana Pamsimas telah memiliki tim yang akan menyusun RAD AMPL dan Forum Kabupaten/Kota untuk mitra konsultasi/diskusi dalam pengembangan kebijakan untuk penyusunan RAD AMPL
PELAKU TKK Kabupaten/Kota, Tim Teknis Kabupaten/Kota/Pokja AMPL Kabupaten/Kota
Merupakan wadah pengembangan kesepahaman dan kesepakatan daerah tentang penyusunan RAD AMPL dan rencana tindak lanjut dalam: a) penyusunan RAD AMPL, b) pengintegrasiannya ke dalam RPJMD bagi daerah yang akan/sedang menyusun RPJMD, dan ke dalam RKPD dan APBD c) pemantauan dan evaluasi hasil pelaksanaan RAD AMPL
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
14
6+4804+8 &$%&
LANGKAH/ KEGIATAN 2. PelatihanTingkat Regional/ Provinsi Penyusunan RAD AMPL
JADWAL Maret
TUJUAN Memberikan peningkatan kapasitas pemerintah kabupaten/kota, khususnya Pokja RAD AMPL dalam hal: (1) Pemahaman dan kesadaran akan peran strategis RAD AMPL dalam membantu percepatan pencapaian target AMPL-MDGs (2) Kemampuan merumuskan substansi RAD AMPL (3) Menyepakati Rencana Tindak Lanjut dalam Integrasi RAD AMPL ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah Merupakan wadah untuk meningkatkan peran pemerintah provinsi dalam pendampingan kepada pemerintah kabupaten/kota terkait kebijakan dan penyusunan RAD AMPL
3.
Penyusunan substansi rancangan RAD AMPL **)
Maret-April
Menyusun substansi rancangan RAD AMPL berdasarkan substansi/materi yang minimal harus tersedia dalam suatu RAD AMPL
URAIAN
HASIL
Cakupan materi pelatihan meliputi: (1) Overview RAD AMPL: fungsi dokumen, substansi, dan tahapan penyusunan (2) Langkah-langkah dalam Tahap persiapan penyusunan (3) Langkah-langkah dalam Tahap perumusan draft RAD AMPL (4) Langkah-langkah dalam tahap penyajian draft RAD AMPL (5) Langkah-langkah dalam tahap pengesahan RAD AMPL
(1) Pokok-pokok substansi RAD AMPL hasil perumusan
Koordinator: Tim Koordinasi Provinsi dan Tim Koordinasi Kab/Kota
(2) Rancangan awal matriks program prioritas AMPL 20112015
Narasumber: Bappeda Provinsi dan SKPD terkait, Bangda dan Bappenas
(3) RKTL penyelesaian penyusunan RAD AMPL (4) Target pencapaian AMPL untuk setiap kabupaten/kota
(6) Langkah-langkah integrasi RAD AMPL ke dalam RKPD dan APBD
PELAKU
Peserta: Perwakilan Pemerintah Provinsi dan Tim Penyusun RAD AMPL kabupaten/kota pelaksana Pamsimas
(5) Penjabaran peran provinsi dalam pendampingan pemerintah kabupaten/kota ke dalam kegiatan dan jadwal provinsi
(7) Format pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RAD AMPL (8) Peran pemerintah provinsi dalam pendampingan kabupaten/kota untuk penyusunan, monitoring penyusunan dan konsultasi kebijakan AMPL kabupaten/kota (9) Kebijakan dan target pencapaian AMPL provinsi Penyusunan substansi rancangan RAD AMPL terdiri dari tiga kegiatan utama, yaitu 1) kompilasi dan analisis data/informasi 2) penyusunan substansi rancangan RAD AMPL
Substansi rancangan RAD AMPL yang siap dituangkan dalam naskah RAD AMPL sesuai outline/ sistematika
Pelaku utama: Tim Penyusun RAD AMPL Narasumber: Bappeda, Dinas PU, Dinas
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
15
6+4804+8 &$%&
LANGKAH/ KEGIATAN
JADWAL
TUJUAN
URAIAN
HASIL
3) pembahasan substansi rancangan RAD AMPL
Kesehatan, BPMD, PDAM, instansi terkait lainnya, berbagai pemangku kepentingan dalam bidang AMPL
Keseluruhan kegiatan tersebut dilakukan dalam berbagai rapat kerja dengan mengundang narasumber terkait serta mitra konsultasi atau Forum AMPL Kabupaten/Kota
DPRD Komisi terkait dan Forum Kab/Kota Mitra Konsultasi dapat berperan sebagai narasumber dalam pembahasan substansi rancangan untuk mengaitkan informasi yang dimiliki DPRD/mitra konsultasi dengan informasi/hasil analisis Tim Penyusun
Pokja RAD AMPL perlu memilih tim teknis penulisan naskah RAD AMPL
4.
Penyusunan naskah RAD AMPL **)
Maret-Mei
Menuangkan hasil pembahasan substansi Rancangan RAD AMPL ke dalam sistematika dokumen RAD AMPL
1) Sistematika penulisan berpedoman pada sistematika penulisan RAD-MDGs sebagaimana dalam Pedoman Penyusunan RAD-MDGs.
PELAKU
Rancangan akhir RAD AMPL
Pelaku utama: Tim Teknis Penulisan Naskah RAD AMPL dan Pokja RAD AMPL
2) Guna memudahkan integrasi program dan kegiatan dalam RAD AMPL ke dalam dokumen resmi perencanaan daerah, maka program dan kegiatan dalam RAD AMPL disusun dengan merujuk pada matriks RPJMD 3) Rancangan RAD AMPL selambatlambatnya selesai disusun pada Mei 2012
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
16
6+4804+8 &$%&
LANGKAH/ KEGIATAN 5.
6.
Penyempurnaan substansi Rancangan Akhir RAD AMPL
Lokakarya Ekspose RAD AMPL kepada Kepala Daerah dan DPRD
JADWAL Mei
Juni
TUJUAN
URAIAN
HASIL
PELAKU
Menyempurnakan substansi Rancangan Akhir RAD AMPL berdasarkan masukan/umpan balik dari hasil musrenbang kabupaten/kota dan/atau Rancangan Akhir RKPD tahun rencana
Penyempurnaan dilakukan dengan memperhatikan prioritas program dan kegiatan dalam Berita Acara Hasil Musrenbang Kab/Kota, dan atau RKPD agar program/kegiatan prioritas dalam RAD AMPL relevan/tidak bertentangan dengan Rancangan Akhir RKPD tahun rencana
Rancangan akhir RAD AMPL yang siap dikomunikasikan (expose) kepada Bupati/Walikota, DPRD, dan mitra konsultasi untuk disetujui sebagai kebijakan dan strategi AMPL kabkota 2011-2015
Pelaku utama: TKK dan Tim Penyusun RAD AMPL
Memperoleh kesepakatan dan komitmen terhadap: 1) Pencapaian target kinerja AMPL 2011-2015 2) Program & kegiatan prioritas AMPL pada 5 tahun mendatang 3) Kepastian kecukupan alokasi anggaran program dan kegiatan prioritas 4) Program & kegiatan AMPL prioritas yang akan diakomodasi dalam RKPD dan APBD 2013 dst 5) RAD AMPL sebagai dokumen yang harus diperhatikan dalam penyusunan RKPD/Renja SKPD, Renstra SKPD/ RPJMD periode berikutnya
Merupakan wadah pengembangan kesepahaman dan kesepakatan daerah tentang substansi Rancangan Akhir RAD AMPL yang selanjutnya akan disahkan sebagai dokumen RAD AMPL 2011-2015.
Berita acara yang memuat kesepakatan untuk: (1) mengesahkan RAD AMPL Kabupaten/Kota 20112015 melalui peraturan bupati/walikota. (2) menjadikan RAD AMPL sebagai dokumen yang harus diacu dalam penyusunan RKPD/Renja SKPD, Renstra SKPD/ RPJMD periode berikutnya (3) memantau dan mengevaluasi hasil pelaksanaan RAD AMPL setiap tahun sebagai masukan untuk pengambilan kebijakan tahun berikutnya
Pelaku Utama: TKK, Tim Penyusun RAD AMPL, Kepala Bappeda, Kepala SKPD terkait, Kepala Daerah, Sekretaris Daerah, dan Pimpinan DPRD
Disseminasi RAD AMPL diharapkan mampu mempengaruhi keberpihakan prioritisasi program dan anggaran daerah selama lima tahun mendatang berdasarkan target kinerja yang disepakati. Ekspose ini dilakukan selambat-lambatnya sebelum pengesahan RKPD atau sebelum penetapan KUA dan PPAS
Narasumber: Bappeda, Dinas PU, Dinas Kesehatan, BPMD, PDAM, instansi terkait lainnya
Peserta: Seluruh SKPD, dan DPRD Komisi Terkait, Tim Anggaran Pemerintah Daerah, berbagai pemangku kepentingan dan mitra konsultasi
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
17
6+4804+8 &$%&
LANGKAH/ KEGIATAN 7.
Pengesahan RAD AMPL dengan peraturan Bupati/Walikota
JADWAL Juli
TUJUAN
URAIAN
HASIL
Mengesahkan RAD AMPL dengan peraturan Bupati/Walikota
Merupakan tindak lanjut atas berita acara kesepakatan lokakarya ekspose RAD AMPL
Peraturan Bupati/Walikota tentang RAD AMPL 20112015
PELAKU TKK, Pokja RAD AMPL, dan Biro Hukum
*) Catatan: Jika belum ada Pokja AMPL, TKK dapat mengusulkan kepada Kepala Daerah atau Sekretaris Daerah bahwa Tim Teknis TKK yang berasal dari SKPD/Dinas terkait AMPL untuk ditunjuk sebagai Pokja AMPL dan bertugas dalam penyusunan RAD AMPL. **) Pembahasan subtansi dan penulisan naskah RAD AMPL dapat dilakukan secara bersamaan, tim penulis naskah dapat langsung melakukan penulisan berdasarkan substansi yang sedang didiskusikan dan dikonsultasikan
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
18
6+4804+8 &$%& Tabel 2. Langkah/Kegiatan Penyusunan RAD AMPL Bagi Kabupaten/Kota Yang Telah Memiliki Dokumen Perencanaan Strategis Terkait Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan LANGKAH/ KEGIATAN
JADWAL
1.
Workshop sosialisasi penyusunan RAD AMPL
Februari-Maret
2.
PelatihanTingkat Regional/ Provinsi Penyusunan RAD AMPL
Maret
3.
Review dokumen perencanaan strategis terkait bidang air minum dan sanitasi berdasarkan substansi RAD AMPL 2011-2015
Maret
TUJUAN
URAIAN
Penyusunan Naskah RAD AMPL**)
Maret-Mei
PELAKU
Sama dengan baris 1 dan 2 untuk kegiatan yang sama dengan KABUPATEN/KOTA DI KELOMPOK 1 sesuai dengan uraian pada TABEL 1
Mengidentifikasi kesesuaian dokumen perencanaan strategis yang telah ada dengan substansi yang harus tersedia dalam suatu RAD AMPL 2011-2015
1)
2)
4.
HASIL
Menuangkan hasil penyempurnaan substansi ke dalam sistematika dokumen yang telah dimiliki daerah (termasuk penyempurnaan
Jika dokumen yang dimiliki daerah telah memuat seluruh substansi yang harus ada dalam suatu RAD AMPL, maka dokumen tersebut diperlakukan sebagai RAD AMPL. Matriks program dan kegiatan sesuai dengan format RAD AMPL adalah menjadi lampiran wajib dalam dokumen tersebut.
1) Substansi yang perlu pemutakhiran/penyempur naan
2) Substansi yang perlu dirumuskan untuk melengkapi substansi yang belum tersedia
Jika dokumen yang dimiliki daerah baru memuat sebagian substansi yang harus ada dalam suatu RAD AMPL, maka dokumen yang telah ada tersebut dilengkapi dengan substansi yang belum dimuat dan atau dimutakhirkan dengan data/informasi terkini.
Penyempurnaan substansi terutama dilakukan pada matriks program/kegiatan prioritas AMPL berdasarkan masukan/umpan balik dari hasil musrenbang kabupaten/kota
Dokumen AMPL kab/kota yang telah memuat seluruh substansi RAD AMPL
Pelaku: Tim Penyusun RAD AMPL DPRD Komisi terkait dapat berperan sebagai narasumber dalam proses review untuk mengaitkan informasi yang dimiliki DPRD dengan informasi/hasil analisis Tim Penyusun
Pelaku: Tim Penyusun RAD AMPL Narasumber: Bappeda, Dinas PU, Dinas Kesehatan, BPMD, PDAM, instansi terkait
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
19
6+4804+8 &$%&
LANGKAH/ KEGIATAN
JADWAL
TUJUAN matriks program/kegiatan prioritas AMPL sampai dengan Tahun 2015).
5.
Penyempurnaan substansi Rancangan Akhir RAD AMPL **)
Mei
Menyiapkan dokumen AMPL yang telah dimutakhirkan sebagai bahan ekspose kepada Bupati/Walikota dan DPRD serta Mitra Konsultasi dan berbagai pemangku kepentingan
URAIAN
HASIL
lainnya, berbagai pemangku kepentingan dalam bidang AMPL
dan/atau RKPD tahun rencana Masukan mengenai penyempurnaan naskah ini dapat dilakukan dalam forum diskusi khusus dengan mengundang Mitra Konsultasi atau narasumber terkait serta DPRD
Dokumen yang telah dimutakhirkan dan dilengkapi dengan matriks program/kegiatan prioritas AMPL 20112015 menjadi rancangan akhir RAD AMPL 2011-2015 kabupaten/kota Penyempurnaan dilakukan dengan memperhatikan prioritas program dan kegiatan dalam Berita Acara Hasil Musrenbang Kab/Kota, dan atau RKPD agar program/kegiatan prioritas dalam RAD AMPL relevan/tidak bertentangan dengan Rancangan Akhir RKPD tahun rencana
PELAKU
DPRD Komisi terkait dan Forum Kab/Kota Mitra Konsultasi dapat berperan sebagai narasumber dalam pembahasan substansi rancangan untuk mengaitkan informasi yang dimiliki DPRD/mitra konsultasi dengan informasi/hasil analisis Tim Penyusun Rancangan akhir RAD AMPL yang siap dikomunikasikan (expose) kepada Bupati/Walikota dan DPRD userta Mitra Konsultasi ntuk disetujui sebagai kebijakan dan strategi AMPL kabkota 2011-2015
Pelaku: Tim Penyusun RAD AMPL Narasumber: Bappeda, Dinas PU, Dinas Kesehatan, BPMD, PDAM, instansi terkait lainnya serta Mitra Konsultasi
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
20
6+4804+8 &$%&
LANGKAH/ KEGIATAN 6.
7.
JADWAL
Lokakarya Ekspose RAD AMPL kepada Kepala Daerah dan DPRD
Juni
Pengesahan RAD AMPL dengan peraturan Bupati/Walikota
Juli
TUJUAN
URAIAN
HASIL
PELAKU
Sama dengan baris ke-6 untuk kegiatan yang sama dengan KABUPATEN/KOTA DI KELOMPOK 1 sesuai dengan uraian pada TABEL 1
Mengesahkan RAD AMPL (atau dokumen dengan sebutan lain yang telah memuat seluruh substansi RAD AMPL) dengan peraturan Bupati/Walikota
Merupakan tindak lanjut atas berita acara kesepakatan lokakarya ekspose RAD AMPL
Peraturan Bupati/Walikota tentang RAD AMPL 20112015
TKK, Pokja RAD AMPL, dan Biro Hukum
**) Pembahasan subtansi dan penulisan naskah RAD AMPL dapat dilakukan secara bersamaan, tim penulis naskah dapat langsung melakukan penulisan berdasarkan substansi yang sedang didiskusikan dan dikonsultasikan
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
21
6+4804+8 &$%& 2.8 INTEGRASI RAD AMPL KE DALAM PENGANGGARAN TAHUNAN DAERAH 2.8.1
PERENCANAAN
DAN
Peningkatan Realisasi Anggaran Kabupaten/Kota untuk AMPL, terutama yang Berbasis Masyarakat, sebagai Pelaksanaan RAD AMPL RAD AMPL akan dinilai bermanfaat jika hasil penyusunannya dapat digunakan dalam penyelenggaraan pengembangan air minum dan sanitasi daerah. Agar dapat bermanfaat, selain memiliki kualitas substansi yang baik, RAD AMPL ini juga harus dapat dikomunikasikan dengan para pengambil keputusan perencanaan dan penganggaran sehingga program/kegiatan dalam RAD AMPL mendapat dukungan dan kesepakatan sebagai program prioritas untuk dimuat dalam dokumen RKPD dan APBD dan atau RPJMD (bagi kabupaten/kota yang sedang menyusun RPJMD). Integrasi secara harfiah diartikan sebagai penggabungan atau penyatu-paduan. Integrasi RAD AMPL ke dalam RKPD dan APBD dipahami sebagai pemuatan program dan kegiatan RAD AMPL yang pendanaannya diindikasikan bersumber dari APBD ke dalam RKPD dan APBD. Tingkat keberhasilan integrasi ini ditunjukkan oleh seberapa besar jumlah kegiatan yang diindikasikan dengan dana APBD dalam RAD AMPL menjadi kegiatan dalam RKPD dan APBD pada tahun berkenaan. Pengesahan RAD AMPL 2011-2015 dengan Peraturan Bupati/Walikota pada prinsipnya merupakan landasan untuk pemuatan/pengintegrasian RAD AMPL ke dalam RKPD, Renja SKPD, dan APBD. Integrasi RAD AMPL ke dalam RKPD dan APBD bertujuan untuk: 1) Membantu memastikan program prioritas RAD AMPL yang diusulkan untuk didanai APBD dimuat dalam RKPD. 2) Membantu memastikan program prioritas RAD AMPL yang dimuat dalam RKPD mendapat anggaran yang memadai dalam APBD (sesuai target kinerja yang disepakati dalam KUA-PPAS Hasil integrasi RAD AMPL ke dalam APBD merupakan salah satu informasi kinerja kabupaten/kota dalam pelaksanaan program Pamsimas yang dimuat dalam SIM Pamsimas. Hasil integrasi ini diukur dengan ada/tidaknya peningkatan realisasi APBD yang memuat kegiatan AMPL di Kota/Kabupaten. Peningkatan realisasi APBD yang memuat kegiatan AMPL dilaporkan oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota kepada Tim Koordinasi Kabupaten/Kota melalui DPMU dan PPMU. Laporan peningkatan realisasi APBD yang memuat kegiatan AMPL dari kabupaten/kota yang merupakan dampingan LGF Specialist PMAC dikumpulkan oleh LGF Specialist PMAC, sedangkan dari kabupaten/kota yang bukan merupakan dampingan LGF Specialist PMAC akan dikumpulkan oleh Tenaga Ahli Community Development (CD)-DMAC dengan bimbingan dari LGF Specialist PMAC. Laporan yang dikumpulkan oleh LGF Specialist PMAC dan Tenaga Ahli CD-DMAC ini selanjutnya dimuat dalam SIM Pamsimas oleh Tenaga Ahli Asmandat PMAC. Jadwal
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
22
6+4804+8 &$%& pengumpulan laporan peningkatan realisasi APBD yang memuat kegiatan AMPL adalah pada setiap bulan Juli. Dalam hal pelaksanaan RAD AMPL 2011-2015 dengan dana di luar APBD Kabupaten/kota, maka pelaksanaan program/kegiatan tersebut dikoordinasikan oleh Bappeda dan SKPD teknis terkait.
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
23
6+4804+8 &$%& Tabel 3. Langkah/Kegiatan Integrasi RAD AMPL Ke Dalam RKPD dan APBD LANGKAH/ KEGIATAN 1.
2.
JADWAL
Menyampaikan daftar program/kegiatan prioritas RAD AMPL dengan pendanaan diusulkan dari APBD kepada Tim Penyusun RKPD
Januari-Februari
Mengikuti Musrenbang Kecamatan
Februari
TUJUAN 1. Mengkomunikasikan kepada Tim Penyusun RKPD daftar program RAD AMPL yang diprioritaskan untuk didanai APBD
URAIAN ·
Menggunakan matriks RAD AMPL
·
Menyusun daftar program/kegiatan yang pendanaannya diprioritaskan melalui APBD tahun rencana untuk dibahas dalam penyusunan Ranwal RKPD
·
Pemaparan program dan kegiatan AMPL yang termuat dalam RAD AMPL
2. Memastikan daftar program tsb dimuat dalam Rancangan Awal RKPD
Mengidentifikasi program AMPL-BM yang termasuk program prioritas pembangunan kecamatan
·
Sinkronisasi prioritas dalam RAD AMPL dengan prioritas AMPL tingkat kecamatan dan desa
HASIL
PELAKU
Daftar program/kegiatan prioritas RAD AMPL yang pendanaannya diusulkan dari APBD dimuat dalam Rancangan Awal RKPD
Pelaku Utama: TKK Kabupaten/Kota dibantu oleh Tim Penyusun RAD AMPL (lintas SKPD) dan Tim Penyusun RKPD
Berita Acara Kesepakatan Musrenbang Kecamatan diharapkan memuat program/kegiatan PJM Proaksi sebagai program prioritas pembangunan kecamatan
· Wakil Tim penyusun RAD AMPL · Wakil SKPD yang menangani AMPL · Mitra Konsultasi termasuk Asosiasi BP SPAMS · Camat
· DPRD 3.
Mereview Berita Acara Musrenbang Kecamatan
Februari-Maret
Mempertajam substansi program/kegiatan prioritas RAD AMPL sebagai salah satu bahan pembahasan dalam Forum SKPD dan Musrenbang Kab/Kota
DPRD komisi terkait dapat diundang sebagai narasumber dalam proses review ini agar kebutuhan prioritisasi program AMPL dalam RKPD dan APBD ini dipahami dan mendapat dukungan DPRD
Daftar program/kegiatan prioritas RAD AMPL yang pendanaannya diusulkan dari APBD untuk dibahas dalam Forum SKPD dan Musrenbang Kab/Kota
TKK , Tim Penyusun RAD AMPL (lintas SKPD) dan Tim Penyusun RKPD
4.
Mengikuti Forum SKPD pelaksana program/kegiatan prioritas RAD AMPL
Maret
Menyediakan informasi/melakukan advokasi bagi prioritisasi program RAD AMPL sebagai program prioritas dalam Rancangan Renja SKPD
Diskusi mengenai daftar prioritas program dan kegiatan AMPL, terutama AMPL berbasiskan masyarakat dalam RAD AMPL untuk dimuat dalam
Berita Acara Kesepakatan Forum SKPD diharapkan memuat program/kegiatan prioritas RAD AMPL sebagai program prioritas
· TKK · Tim Penyusun RAD AMPL (lintas SKPD) · Mitra Konsultasi termasuk Asosiasi
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
24
6+4804+8 &$%&
LANGKAH/ KEGIATAN
JADWAL
TUJUAN
URAIAN rancangan renja SKPD
HASIL Renja SKPD
PELAKU BP SPAMS · Narasumber utama: Kepala SKPD
5.
Mengikuti Musrenbang RKPD Kabupaten/Kota
Maret Minggu IV
Menyediakan informasi/melakukan advokasi bagi prioritisasi program RAD AMPL sebagai program prioritas dalam RKPD
Penyiapan substansi/informasi pendukung sangat diperlukan sebelum mengikuti musrenbang RKPD, mengingat pembahasan dalam forum ini diikuti oleh para pengambil kebijakan/stakeholder berpengaruh, seperti: Bupati/ wakil bupati, walikota/wakil walikota, pimpinan dan anggota DPRD, pejabat SKPD kabupaten/kota, para camat, para delegasi musrenbang kecamatan, akademisi, LSM/Ormas, tokoh masyarakat, dan unsur pengusaha/investor
Berita Acara Kesepakatan Musrenbang diharapkan memuat program/kegiatan prioritas RAD AMPL sebagai program prioritas RKPD
TKK dan Tim Penyusun RAD AMPL (lintas SKPD) Asosiasi BP SPAMS (jika ada)
6.
Mengikuti proses perumusan Rancangan Akhir RKPD kab/kota
April-Mei
Membantu memastikan program prioritas RAD AMPL dimuat dalam Rancangan Akhir RKPD
Dilakukan melalui komunikasi efektif dan intensif dengan Tim Penyusun RKPD
Rancangan akhir RKPD memuat program/kegiatan prioritas RAD AMPL sebagai program prioritas RKPD
TKK dan Tim Penyusun RAD AMPL (lintas SKPD) dan Tim Penyusun RKPD
7.
Mengikuti pembahasan KUA-PPAS
Juni Minggu IIIIV
Menyediakan informasi/melakukan advokasi bagi prioritisasi program RAD AMPL sebagai program prioritas dalam RKPD dan APBD
Dukungan DPRD komisi terkait sangat diperlukan dalam prioritisasi program RAD AMPL sehingga dimuat sebagai program prioritas dalam KUAPPAS.
Berita Acara pembahasan memuat program/kegiatan prioritas RAD AMPL sebagai program prioritas APBD dengan alokasi anggaran yang sesuai dengan kesepakatan target kinerja program.
TKK dan Tim Penyusun RAD AMPL (lintas SKPD), Bappeda, DPRD komisi terkait
8.
Mengakses salinan Nota Kesepakatan KUA-PPAS
Juli Minggu I
Membantu memastikan nota kesepakatan memuat memuat program/kegiatan prioritas RAD
Salinan Nota kesepakatan KUA-PPAS memuat program/kegiatan prioritas
TKK dan Tim Penyusun RAD AMPL (lintas
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
25
6+4804+8 &$%&
LANGKAH/ KEGIATAN
JADWAL
TUJUAN
URAIAN
AMPL sebagai program prioritas APBD dengan alokasi anggaran yang sesuai dengan kesepakatan target kinerja program.
9.
Penyusunan RKA-SKPD
10. Pembahasan RKA-SKPD dengan TAPD
HASIL
PELAKU
RAD AMPL sebagai program prioritas APBD dengan alokasi anggaran yang sesuai dengan kesepakatan target kinerja program.
SKPD)
Juli Minggu IIAgustus Minggu II
Menyusun RKA-SKPD kegiatan prioritas AMPL sesuai jenis dan besar komponen biaya yang diperlukan
Presentasi daftar program dan kegiatan dalam RAD AMPL yang relevan dengan tupoksi SKPD terkait
RKA-SKPD yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan program/kegiatan prioritas AMPL dalam KUA-PPAS
SKPD dan wakil Tim Penyusun RAD AMPL yang berasal dari SKPD terkait
Agustus Minggu II- September Minggu II
Mereview/melengkapi RKA-SKPD program AMPL agar sesuai KUAPPAS dan sinkron antar SKPD
Mengidentifikasi daftar program dan kegiatan dalam RAD AMPL yang sinkron dengan RKA SKPD dan KUA PPAS
·
RKA-SKPD kegiatan prioritas AMPL yang telah direview/dilengkapi dengan catatan untuk perbaikan
TAPD, SKPD dan Wakil Tim Penyusun RAD AMPL
·
RKA-SKPD kegiatan prioritas AMPL yang disetujui
Mengidentifikasi isu-isu yang menghambat sinkronisasi, misalnya kebijakan tidak sesuai antara rensta SKPD dengan RAD AMPL Menyepakati diskusi tindak lanjut untuk sinkronisasi kebijakan 11. Penyempurnaan RKASKPD
September Minggu II-III
Menyempurnakan RKA-SKPD program AMPL dalam KUA-PPAS
12. Mengikuti Pembahasan Raperda APBD
OktoberNovember
Mengikuti proses kesepakatan tentang Raperda APBD tahun yang direncanakan
Dukungan DPRD komisi terkait sangat diperlukan dalam prioritisasi program RAD AMPL sehingga dimuat sebagai program prioritas dalam APBD
RKA-SKPD kegiatan prioritas AMPL yang telah disempurnakan
Kepala SKPD dibantu Tim Penyusun Renja SKPD
Salinan APBD memuat program/kegiatan prioritas RAD AMPL dengan alokasi anggaran yang sesuai dengan kesepakatan target kinerja program (sesuai dengan hasil pembahasan RKA-SKPD)
Pelaku: Tim Penyusun RAD AMPL (lintas SKPD)
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
26
6+4804+8 &$%&
2.8.2
Sinkronisasi Kebijakan, Program dan Kegiatan AMPL dengan RPJMD, Renstra SKPD dan Dokumen Strategis/Teknis Daerah AMPL Lainnya Pemerintah kabupaten/kota diharapkan dapat melakukan kajian ulang terhadap RPJMD dan Renstra SKPD mengenai pemuatan kebijakan AMPL seperti yang tertuang dalam RAD AMPL, sehingga Pemerintah Kabupaten/Kota dapat melaksanakan kebijakan AMPL, terutama AMPL Berbasis Masyarakat, secara berkelanjutan. Pemerintah kabupaten/kota yang akan melakukan penyusunan dokumen perencanaan teknis AMPL, seperti Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), juga diharapkan dapat menggunakan RAD AMPL sebagai salah satu dokumen acuan. Selanjutnya, pemerintah kabupaten/kota juga dapat melaksanakan penyusunan Rencana Strategis AMPL Kecamatan sebagai penjabaran dari RAD AMPL dan dokumen AMPL lain yang sejenis. Pemerintah kabupaten/kota diharapkan untuk menciptakan wadah konsultasi yang dapat melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pihak swasta untuk memastikan kebijakan AMPL dalam RAD adalah sinkron dengan kebijakan AMPL dalam dokumen lainnya, seperti: (1) Sosialisasi dan forum konsultasi melalui media massa, seperti koran, televisi dan radio lokal serta sosialisasi dan diskusi dengan tingkat kecamatan dan pemerintah desa untuk sinkronisasi kegiatan AMPL (2) Lokakarya tingkat kabupaten/kota dengan mengundang pemangku kepentingan yang lebih luas, termasuk swasta, dalam rangka peningkatan kapasitas untuk penyediaan AMPL (3) Lokakarya terbatas dengan berbagai pengambil keputusan tingkat kabupaten/kota (Kepala Daerah, DPRD, Kepala SKPD, dan lain sebagainya) untuk memastikan bahwa kebijakan dalam RAD AMPL merupakan kebijakan yang akan diterapkan dalam pelaksanaan pembangunan AMPL kabupaten/kota.
2.8.3
Dukungan Kelembagaan untuk Pelaksanaan AMPL Berbasis Masyarakat secara Berkelanjutan Bagi kabupaten/kota dengan kapasitas rencana dan anggaran yang baik, maka pelaksanaan AMPL Berbasis Masyarakat dapat diperkuat melalui beberapa dukungan kelembagaan sebagai berikut: (1) Pembentukan pusat atau lembaga pengembangan kapasitas atau pelatihan tenaga pendamping pemberdayaan masyarakat tingkat desa. Selain itu, pemerintah kabupaten/kota dapat membentuk kader-kader tenaga pelatih pendamping masyarakat desa untuk AMPL berbasis masyarakat dengan memanfaatkan kader musrenbang tingkat desa dan kecamatan melalui pelatihan peningkatan kapasitas secara rutin/berkala.
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
27
6+4804+8 &$%& (2) Regulasi daerah (Perda atau Perkada) yang memastikan pemerintah kabupaten/kota dapat mengalokasikan dana APBD secara rutin untuk digunakan sebagai dana hibah masyarakat untuk penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan berbasis masyarakat, misalnya dengan peraturan mengenai tata cara alokasi dana hibah masyarakat. Selain itu, upaya peningkatan efisiensi alokasi APBD untuk AMPL dapat dilakukan melalui mekanisme pagu indikatif tingkat kabupaten. (3) Pemanfaatan Forum Kabupaten/Kota yang terkait dengan AMPL untuk mendapatkan dukungan dalam pelaksanaan AMPL berbasis masyarakat serta mitra konsultasi dan evaluasi pelaksanaan kebijakan AMPL. (4) Pelibatan masyarakat yang lebih luas untuk pelayanan AMPL, misalnya melalui kegiatan survei kepuasan pengguna atau masyarakat terhadap pelaksanaan kebijakan AMPL seperti yang tertuang dalam RAD AMPL, serta tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelaksanaan AMPL berbasis masyarakat.
2.9 PEMANTAUAN DAN EVALUASI RAD AMPL Tujuan pemantauan dan evaluasi hasil pelaksanaan RAD AMPL adalah untuk memberikan informasi tentang: ü
Tingkat pencapaian target kinerja program dan kegiatan RAD AMPL berdasarkan hasil pelaksanaan tahun per tahun sampai dengan 2015
ü
Rekomendasi langkah tindak lanjut pada RKPD tahun berikutnya
ü
Perbaikan/penyesuaian yang diperlukan terhadap program/kegiatan RAD AMPL untuk tahun pelaksanaan berikutnya
Mekanisme pemantauan dan evaluasi RAD AMPL mengacu pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010. Mekanisme pemantauan dan evaluasi terhadap RAD AMPL dilaksanakan sebagai berikut :
A. Materi Pemantauan dan Evaluasi 1. Tingkat pencapaian target kinerja program pada tahun pelaksanaan dan kumulatif sampai dengan tahun pelaksanaan 2. Tingkat penggunaan anggaran program pada tahun pelaksanaan dan kumulatif sampai dengan tahun pelaksanaan B. Jadwal Pemantauan dan Evaluasi 1. Pemantauan pelaksanakan RAD AMPL dilakukan minimal 2 kali dalam setahun; 2. Evaluasi pelaksanaan RAD AMPL dilakukan pada setiap akhir tahun pelaksanaan;
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
28
6+4804+8 &$%& C. Pelaksana Pemantauan dan Evaluasi 1. Kepala SKPD kabupaten/kota melakukan pemantauan dan evaluasi program/kegiatan RAD AMPL yang menjadi tanggung jawab SKPD masingmasing; 2. Kepala SKPD melalui Tim Teknis Penyusun RAD AMPL (Pokja RAD AMPL) menyampaikan hasil pemantauan dan evaluasi kepada Kepala Bappeda selaku Ketua TKK; 3. Masyarakat dapat menyampaikan pendapat dan masukan kepada Pemerintah Daerah melalui Tim Teknis Penyusun RAD AMPL atas kinerja pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan daerah; 4. Tim Teknis Penyusun RAD AMPL menghimpun dan menganalisis laporan seluruh SKPD pelaksana RAD AMPL dan masyarakat dan melaporkannya kepada Kepala Bappeda; 5. Kepala Bappeda Kabupaten/Kota melakukan evaluasi terhadap laporan hasil pemantauan dan evaluasi yang telah diolah Tim Teknis Penyusun RAD AMPL; 6. Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan ditemukan adanya ketidaksesuaian/penyimpangan, Kepala Bappeda menyampaikan rekomendasi dan langkah- langkah penyempurnaan untuk ditindaklanjuti oleh Kepala SKPD; 7. Kepala SKPD menyampaikan hasil tindak lanjut perbaikan/penyempurnaan kepada Kepala Bappeda; 8. Kepala Bappeda melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi kepada Bupati/Walikota. D. Peran DPRD dalam Pemantauan dan Evaluasi RAD AMPL 1. Mengadakan pembahasan (misalnya melalui rapat kerja, rapat komisi) hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program AMPL 2. Mendorong dilaksanakannya pemantauan dan evaluasi RAD AMPL 3. Memastikan adanya alokasi program dan anggaran untuk pengembangan kapasitas dan kompetensi BP SPAMS dalam menyediakan pelayanan air minum dan sanitasi perdesaan
2.10 MEKANISME PELAPORAN RAD AMPL Pelaporan mengenai penyusunan dan pelaksanaan RAD AMPL dilakukan melalui mekanisme berikut.
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
29
6+4804+8 &$%& Tabel 4. Mekanisme Pelaporan Penyusunan dan Pelaksanaan RAD AMPL No.
1.
2.
3.
Jenis Laporan
Laporan Rencana Penyusunan RAD AMPL
Laporan Pelaksanaan Penyusunan RAD
Laporan Enam Bulanan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan RAD AMPL
Substansi Pelaporan · SK pembentukan Pokja RAD AMPL (termasuk didalamnya adalah tim teknis penulisan naskah RAD AMPL) · Jadwal kerja Pokja RAD AMPL dan penyelesaian penyusunan RAD AMPL, termasuk didalamnya adalah pembentukan mitra konsultasi · Nilai investasi APBD terkait dengan AMPL pada dua tahun sebelum tahun rencana RAD AMPL sebagai baseline
Pelaku
TKK dan Pokja RAD AMPL, dibantu oleh LGF (untuk kabupaten/kota yang didampingi oleh LGF) dan CD DMAC (untuk kabupaten/kota yang tidak didampingi LGF)
Penyampaian
Jadwal
Laporan disampaikan dari TKK dan Pokja RAD AMPL kepada DPMU untuk diteruskan kepada PPMU dan CPMU Salinan laporan diserahkan kepada DMAC /PMAC
15 Maret
Laporan diserahkan dalam bentuk softcopy
· Realisasi kegiatan terkait dengan penyusunan RAD (lokakarya dan rapat kerja) · Matriks Pogram dan Kegiatan RAD AMPL, termasuk nilai investasinya · Ringkasan yang memuat program kunci AMPL · Peraturan Kepala Daerah pengesahan RAD AMPL
Pokja RAD AMPL, dibantu oleh LGF (untuk kabupaten/kota yang didampingi oleh LGF) dan CD DMAC (untuk kabupaten/kota yang tidak didampingi LGF)
· Daftar program dan kegiatan dalam RKPD yang memuat program dan kegiatan RAD AMPL yang dibiayai oleh APBD pada tahun pelaksanaan rencana · Daftar program dan kegiatan RAD AMPL yang dimuat dalam APBD
TKK, dibantu oleh LGF (untuk kabupaten/kota yang didampingi oleh LGF) dan CD DMAC (untuk kabupaten/kota yang tidak didampingi LGF)
Laporan diserahkan oleh Pokja RAD kepada TKK, untuk disampaikan kepada DPMU dan PPMU/CPMU Salinan laporan diserahkan DMAC/PMAC Laporan diserahkan dalam bentuk softcopy Laporan disampaikan dari TKK kepada DPMU untuk diteruskan kepada PPMU dan CPMU Salinan laporan diserahkan kepada DMAC /PMAC
15 Agustus
· 15 Agustus (untuk periode pelaksanaan 1 Januari sampai dengan 30 Juni) · 15 Januari (untuk periode pelaksanaan 1 Juli sampai dengan
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
30
6+4804+8 &$%&
No.
Jenis Laporan
Substansi Pelaporan
Pelaku
dan Perubahan APBD · Realisasi program dan kegiatan AMPL sesuai RAD untuk tahun berjalan · Rencana tindak lanjut untuk sinkronisasi tahunan dan review RAD AMPL
Penyampaian Laporan diserahkan dalam bentuk softcopy
Jadwal 31 Desember)
Catatan: format laporan akan disampaikan kepada TKK dan Pokja RAD AMPL melalui LGF dan DMAC/PMAC
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
31
6+4804+8 &$%&
BAB 3. REPLIKASI PROGRAM PAMSIMAS 3.1 KETENTUAN UMUM Replikasi Program Pamsimas merupakan salah satu komitmen/tanggung jawab Pemerintah Daerah ketika menerima Program Pamsimas. Salah satu hal yang membedakan replikasi dengan reguler adalah seluruh pendanaan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kecuali kontribusi masyarakat (incash dan inkind). Pendekatan, siklus, proses, dan tahap pelaksanaan, serta pemantauan dan pembinaan dilaksanakan sesuai dengan Pamsimas reguler. 3.1.1
Sasaran dan Target Sasaran utama replikasi program Pamsimas adalah masyarakat miskin perdesaan dan pinggiran kota yang masih belum punya akses terhadap fasilitas air minum dan sanitasi yang layak dan memiliki prevalensi penyakit terkait air tinggi, di luar desa/kelurahan yang telah memperoleh Pamsimas. Penentuan target jumlah desa/kelurahan sasaran replikasi Pamsimas pada masingmasing kabupaten/kota ditentukan dengan mempertimbangkan Kapasitas Fiskal Pemerintah Daerah yang bersangkutan. Angka dan derajat Kapasitas Fiskal Pemerintah Daerah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan yang dikeluarkan setiap tahun. Secara umum, penentuan target jumlah desa/kelurahan replikasi yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dirumuskan sebagai berikut: l
Kabupaten/Kota berkapasitas fiskal rendah Minimal 1 desa replikasi untuk setiap 10 desa Pamsimas
l
Kabupaten/Kota berkapasitas fiskal sedang Minimal 2 desa replikasi untuk setiap 10 desa Pamsimas
l
Kabupaten/Kota berkapasitas fiskal tinggi Minimal 3 desa replikasi untuk setiap10 desa Pamsimas
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
32
6+4804+8 &$%& 3.1.2
Waktu dan Siklus Pelaksanaan Pemerintah kabupaten/kota berkewajiban untuk mulai melaksanakan replikasi di tahun ketiga program pada saat desa/kelurahan sasaran sudah melebihi 10 desa/kelurahan. Replikasi dilaksanakan mengikuti tahapan Pamsimas yang tertera dalam Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pamsimas di Tingkat Masyarakat. Kegiatan di tingkat masyarakat dari mulai persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan dan keberlanjutan dilakukan mengikuti rentang waktu program reguler. Untuk lebih jelasnya, siklus pelaksanaan Pamsimas tersebut dapat dilihat pada Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pamsimas di Tingkat Masyarakat dan Buku Petunjuk Teknis terkait yang menjelaskan proses persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan dan keberlanjutan di tingkat masyarakat.
3.1.3
Sumber Pendanaan dan Komponen Pembiayaan Sumber pendanaan replikasi Program Pamsimas terdiri dari: a) APBD kabupaten/kota, untuk komponen: l BLM, sebesar 80 % dari nilai RKM l
Biaya operasional Dinas/SKPD terkait untuk pembinaan dan pengawasan
l
Biaya honor dan operasional fasilitator untuk pendampingan masyarakat
b) Kontribusi masyarakat, untuk : l Incash, minimal 4 % dari nilai RKM l
Inkind, minimal 16% dari nilai RKM
3.2 INSTITUSI PELAKSANA DAN TANGGUNGJAWAB Institusi pelaksana replikasi adalah Pemerintah Kabupaten/Kota yang terdiri dari Dinas/SKPD terkait sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Pengaturan kelembagaan/organisasi pengelola program replikasi di tingkat Kabupaten/Kota mengikuti program reguler Pamsimas, yang dapat dilihat dalam Pedoman Pengelolaan Program Pamsimas. Oleh karena itu, instansi/SKPD terkait yang dilibatkan sebagai Tim Koordinasi (TKK) maupun Unit Pengelola (DPMU) pada program Pamsimas reguler juga berfungsi sebagai TKK dan DPMU pada program replikasi Pamsimas. Dengan kata lain, pemerintah daerah tidak membentuk TKK maupun DPMU tersendiri untuk melaksanakan program replikasi. Secara umum, tugas dan tanggung jawab pelaksanaan kegiatan komponen program replikasi berdasarkan tugas pokok dan fungsi dinas/SKPD terkait adalah sebagai berikut:
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
33
6+4804+8 &$%& l
Bappeda berperan dalam fungsi koordinasi, pemantauan, dan evaluasi kinerja dan capaian.
l
BPKD/DPPKD berperan dalam melakukan pembayaran dana BLM/hibah masyarakat berdasarkan rekomendasi dari PPKD/Satker. Dana BLM/hibah masyarakat akan melalui kategori belanja sosial.
l
Dinas Pekerjaan Umum berperan sebagai Dinas Pelaksana (Executing Agency), bertanggung jawab terhadap bimbingan teknis—penyediaan fasilitator pendamping dan dukungan teknis, kualitas pembangunan sarana, verifikasi dan rekomendasi pembayaran BLM.
l
Dinas Kesehatan berperan dalam pemeriksaan kualitas air, promosi kesehatan dan perubahan perilaku SBS dan hidup bersih dan sehat.
l
Badan PMD berperan dalam pemberdayaan kelembagaan di tingkat masyarakat.
l
Dinas/Instansi lain yang terkait lainnya dapat dimasukkan dalam Tim Koordinasi atau Tim Teknis sesuai dengan tupoksi masing-masing.
masyarakat dan penguatan
3.3 KOMPONEN PEMBIAYAAN UNTUK REPLIKASI Pemerintah daerah wajib menyiapkan pembiayaan untuk replikasi Pamsimas yang setidaknya memuat komponen sebagai berikut: (1) Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) l
Pengalokasian dana BLM disarankan untuk dimasukkan ke dalam klasifikasi MAK Belanja Bantuan Hibah Masyarakat atau Sosial agar dana BLM dapat disalurkan langsung ke masyarakat dan tidak dikenakan pajak.
l
Besar alokasi anggaran untuk setiap desa pada program reguler adalah sebesar Rp. 275 juta (termasuk dengan kontribusi masyarakat minimal 4% in cash dan 16% in kind). Oleh karena itu, dana APBD yang dialokasikan untuk BLM minimal Rp. 220 juta untuk setiap desa replikasi, dengan asumsi bahwa nilai paket Pamsimas untuk setiap desa replikasi adalah Rp. 275 juta seperti tersebut di atas.
l
Alokasi Belanja Bantuan Hibah/Sosial untuk desa replikasi dimasukkan ke dalam kategori kegiatan tertentu sesuai judul kegiatan desa replikasi Pamsimas pada APBD di masing-masing kota/kabupaten. PPKD/Satker untuk penggunaan dana BLM desa replikasi ini adalah berada pada Dinas Pekerjaaan Umum (sebagai penanggung jawab pelaksana Pamsimas di kabupaten/kota).
l
Pencairan dana BLM untuk desa replikasi dapat dilakukan setelah permintaan pencairan dana mendapatkan persetujuan atau rekomendasi dari PPKD di Dinas Pekerjaan Umum.
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
34
6+4804+8 &$%& (2) Biaya untuk Fasilitator l
Komponen pendampingan Pamsimas, dalam bentuk pembiayaan untuk fasilitator, menjadi bagian yang pendanaannya harus disediakan dalam APBD. Segala pembiayaan untuk fasilitator ini dimasukkan ke dalam klasifikasi Belanja Modal pada Dinas Pekerjaan Umum.
l
Komponen pendampingan di tingkat desa adalah termasuk honor tiga orang fasilitator tingkat desa (fasilitator pemberdayaan masyarakat, fasilitator teknik, dan fasilitator kesehatan) selama satu tahun penuh. Honor yang diberikan kepada fasilitator sudah memperhatikan komponen pajak sesuai dengan ketentuan pajak penghasilan yang berlaku di daerah yang bersangkutan. Besaran honor fasilitator agar menggunakan standar yang sama dengan fasilitator reguler Pamsimas. (ditambahkan dengan range gaji fasilitator regular) Apabila terdapat rasio antara tenaga fasilitator dan jumlah desa yang dinilai dapat mengakibatkan inefisiensi (contoh 3 orang fasilitator untuk mendampingi 1 desa replikasi), maka dimungkinkan untuk mengurangi jumlah tenaga fasilitator yang dikontrak (hanya mengontrak tenaga fasilitator dengan keahlian yang tidak dimiliki di daerah) dan menggunakan staf dari Dinas/SKPD terkait untuk berperan sebagai fasilitator.
l
Biaya operasional fasilitator adalah biaya yang dikeluarkan terkait dengan pelaksanaan tugas pendampingan fasilitator terhadap desa replikasi. Komponen biaya operasional fasilitator ini termasuk ke dalam kontrak kerja serta menjadi bagian yang harus dipertanggungjawabkan oleh fasilitator kepada pemberi kerja. Jumlah biaya operasional fasilitator dapat merujuk kepada biaya operasional fasilitator Pamsimas reguler dan atau disesuaikan dengan standar biaya umum di masing-masing kabupaten/kota.
l
Biaya pelatihan bagi fasilitator replikasi juga menjadi tanggung jawab Pemda, dan dapat digabungkan dalam pelaksanaan pelatihan fasilitator reguler. Jadwal pelaksanaan pelatihan bagi fasilitator replikasi akan mengikuti jadwal pelatihan Pamsimas reguler.
(3) Biaya Operasional Dinas/SKPD Terkait Pelaksana Replikasi l
Biaya operasional Dinas/SKPD memuat biaya untuk kegiatan pembinaan, pengawasan dan pemantauan, dan biaya rapat/pertemuan koordinasi antara dinas/SKPD terkait pelaksanaan Pamsimas (Bappeda, Dinas PU, Badan PMD dan Dinas Kesehatan).
l
Biaya operasional ini dapat dimasukkan ke dalam pos anggaran yang sama untuk Pamsimas reguler dan menjadi bagian dari kegiatan pengawasan, pemantauan dan koordinasi Pamsimas reguler.
3.4 KEBERHASILAN REPLIKASI DAN INSENTIF KABUPATEN/KOTA Program Pamsimas menyediakan insentif berupa dana hibah (block grant) bagi Pemda yang berhasil melaksanakan program dengan baik. Salah satu penilaian untuk
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
35
6+4804+8 &$%& memberikan Hibah Insentif Kabupaten adalah pemerintah daerah sudah memenuhi atau melebihi target replikasi dan kinerja program secara keseluruhan. Kabupaten/Kota yang berhak menerima dana hibah insentif dapat memanfaatkan dana hibah tersebut untuk perluasan program AMPL berbasis masyarakat dan penguatan kapasitas untuk menjamin keberlanjutan pelayanan dan pengelolaan, baik di tingkat masyarakat maupun pemerintah daerah.
3.5 TATA CARA PELAKSANAAN PROGRAM REPLIKASI Tata cara pelaksanaan Program Replikasi dibagi ke dalam tahapan umum sebagai berikut: (1) Persiapan Program Replikasi di tingkat Pemda (2) Pelaksanaan Program Replikasi yang memuat perencanaan dan pelaksanaan replikasi di tingkat masyarakat dan Pemda (3) Pemeliharaan dan keberlanjutan (4) Pemantauan dan pelaporan Perlu diperhatikan bahwa pelaksanaan replikasi adalah mengikuti pendekatan Pamsimas, sehingga Pedoman dan Petunjuk Teknis Pamsimas digunakan sebagai acuan bagi Pemda dalam melaksanakan replikasi. Seluruh tahapan tersebut di atas dapat dilihat pada Gambar berikut ini.
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
36
6+4804+8 &$%& Gambar 4. Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Replikasi (disesuaikan dengan Siklus Perencanaan di Tingkat Masyarakat di Juknis 3) Sosialiasi kepada Desa Calon Replikasi Pamsimas
PERENCANAAN DI TINGKAT PEMDA
Penetapan Desa Replikasi Pamsimas SK Penetapan Daftar Desa Replikasi Pamsimas
Surat Pernyataan Minat Ikut Serta dalam Program Replikasi Pamsimas
Penyiapan Anggaran Program Replikasi Komponen anggaran memuat pembiayaan BLM, Fasilitator dan BOP SK mengenai Tata cara pencairan dana BLM untuk Desa Replikasi
§ §
Pengadaan dan Pelatihan Fasilitator Tingkat Masyarakat Iklan dan TOR untuk Seleksi Fasilitator Kontrak Kerja Fasilitator Rencana Pelatihan disesuaikan dengan Program Pelatihan Pamsimas Pelatihan Fasilitator
PEMANTAUAN DAN PELAPORAN SECARA BERKALA DAN MENERUS
§ § § §
Penugasan Fasilitator ke Desa Replikasi
Pembentukan LKM Penyusunan PJM PRO-AKSI
Pemilihan Opsi dan Penyusunan RKM
Pelaksanaan Kegiatan di Tingkat Masyarakat Pencairan Dana BLM Tahap 1, 2 dan 3 oleh PEMDA
Pembinaan oleh PEMDA
· ·
Konstruksi Promosi Hygiene dan Sanitasi
Operasional dan Pemeliharaan oleh LKM dan BPS
Monitoring secara Partisipatif oleh Pemda dan Masyarakat
Pemicuan dengan CLTS
Perencanaan di Tingkat Masyarakat
Identifikasi Masalah dan Analisa Situasi (IMAS)
PELAKSANAAN TINGKAT PEMDA: Monitoring dan Pencairan BLM
PEMELIHARAAN dan KEBERLANJUTAN TINGKAT PEMDA: Pembinaan LKM dan BPS
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
37
6+4804+8 &$%&
Tahapan Perencanaan dan Pelaksanaan Program Replikasi Tabel berikut ini menggambarkan tahapan perencanaan dan pelaksanaan Program Replikasi, termasuk di dalamnya adalah pemeliharaan dan keberlanjutan oleh Pemda. Tabel 5. Tata Cara Perencanaan dan Pelaksanaan Program Replikasi Langkah/Kegiatan
Tujuan
Uraian
Hasil
Pelaku
PERENCANAAN PROGRAM REPLIKASI DI TINGKAT PEMDA 1. Sosialisasi mengenai Bantuan Penyediaan AMPL berbasis masyarakat kepada desa-desa melalui Program Replikasi
Penyusunan daftar panjang desa calon penerima bantuan Program Replikasi Pamsimas
1. Pemilihan desa sesuai dengan kriteria layak menerima bantuan Program Replikasi (kriteria desa adalah sama dengan kriteria desa Pamsimas) 2. Sosialisasi kepada desa-desa calon penerima bantuan Program Replikasi yang memenuhi kriteria mengenai:
· Daftar panjang desa-desa yang layak menerima bantuan Program Replikasi · Surat Minat yang disampaikan oleh desa-desa untuk ikut serta dalam Program Replikasi
· Program Replikasi dan tujuan serta hasil yang diharapkan dari program penyediaan AMPL berbasis masyarakat
Pemilihan desa · Koordinator: TKK Kabupaten/Kota · Peserta: Dinas dan SKPD terkait, yaitu: Bappeda, Dinas PU, Dinas Kesehatan dan Dinas PMD · Metode: pertemuan/diskusi Sosialisasi · TKK dan Dinas terkait dengan Replikasi
· Kebutuhan adanya kontribusi uang tunai dan in-kind dari masyarakat
· Kecamatan
· Penyampaian surat minat · Penempatan fasilitator di tingkat masyarakat · Pendampingan dari Pemda 2. Penetapan Desa Penerima Bantuan Replikasi
Penyusunan daftar pendek seluruh desa yang mendapatkan bantuan AMPL berbasis masyarakat melalui Program Replikasi
1. Seleksi desa penerima dari daftar desa-desa yang mengajukan minat untuk mendapatkan bantuan Program Replikasi 2. Verifikasi kelayakan sesuai dengan kriteria Pamsimas
SK Kepala Daerah mengenai desa-desa penerima bantuan AMPL berbasis masyarakat melalui Program Replikasi
Kepala Daerah dan/atau Sekretaris Daerah, TKK, dan Dinas/SKPD terkait AMPL (Bappeda, Dinas PU, Dinas Kesehatan dan Dinas PMD)
3. Verifikasi kemampuan desa untuk memenuhi semua persyaratan dan prosedur Program 6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
38
6+4804+8 &$%&
Langkah/Kegiatan
Tujuan
Uraian
Hasil
Pelaku
· Alokasi anggaran dalam APBD dengan pos anggaran untuk masing-masing komponen kegiatan · SK Kepala Daerah mengenai tata cara pencairan dana BLM
Kepala Daerah, Bappeda dan DPRD TKK, dan Dinas/SKPD terkait AMPL (Bappeda, Dinas PU, Dinas Kesehatan dan Dinas PMD)
· TOR pendampingan masyarakat untuk fasilitator · Iklan rekrutmen fasilitator pada media massa lokal dan propinsi · Kontrak fasilitator · Rencana pelatihan · Surat perintah kerja untuk fasilitator
· Penyusunan TOR, Draft Iklan dan Draft Kontrak dilakukan oleh TKK bersama dengan Dinas/SKPD terkait AMPL (Bappeda, Dinas PU, Dinas Kesehatan dan Dinas PMD)
Replikasi (sesuai dengan prosedur Pamsimas) 3. Penyediaan Anggaran untuk pelaksanaan Program Replikasi
4. Pengadaan dan Pelatihan Fasilitator Tingkat Masyarakat
1. Penyediaan alokasi anggaran untuk pelaksanaan replikasi 2. Penyusunan tata cara pencairan dana BLM
1. Penyiapan alokasi anggaran yang memuat komponen pembiayaan untuk Program Replikasi, yaitu:
1. Pemilihan fasilitator sesuai dengan prosedur seleksi konsultan menurut Pemerintah 2. Memastikan bahwa fasilitator siap untuk melakukan pendampingan kepada masyarakat dengan persepsi dan kualitas setara dengan Pamsimas
1. Penyusunan TOR pendampingan masyarakat untuk fasilitator. TOR adalah sama dengan TOR fasilitator Pamsimas 2. Penayangan iklan mengenai rekrutmen fasilitator pada media-massa lokal dan propinsi 3. Proses pemilihan fasilitator melalui verifikasi pengalaman kerja dan wawancara 4. Penyusunan kontrak untuk fasilitator terpilih 5. Penyusunan rencana pelatihan yang disesuaikan dengan program pelatihan Pamsimas 6. Penempatan fasilitator di desa-desa penerima bantuan Program Replikasi
· BLM · Fasilitator · BOP Dinas/SKPD Terkait 2. Penetapan pos anggaran untuk masing-masing komponen kegiatan dalam APBD 3. Penyusunan panduan mengenai tata cara pencairan dana BLM bagi PEMDA. Tahapan pencairan dana BLM terbagi ke dalam tiga tahap. Prosedur pencairan mengikuti prosedur pencairan dana APBD
· Penayangan iklan, kontrak dan rencana pelatihan oleh PPKD Pamsimas (Dinas PU) · Proses pemilihan dan wawancara oleh TKK bersama dengan Dinas/SKPD terkait AMPL (Bappeda, Dinas PU, Dinas Kesehatan dan Dinas PMD) · Pelatihan: disediakan oleh Pamsimas melalui Trainer di Tingkat Propinsi
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
39
6+4804+8 &$%&
Langkah/Kegiatan
Tujuan
Uraian
Hasil
Pelaku
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM REPLIKASI DI TINGKAT MASYARAKAT DAN PEMDA 5. Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan Program Replikasi di tingkat masyarakat
Penyediaan sarana AMPL berbasis masyarakat di tingkat desa dengan menggunakan pendekatan Pamsimas
Tingkat Masyarakat
Tingkat Masyarakat
Tingkat Masyarakat
Tahapan perencanaan, pelaksanaan, operasional dan keberlanjutan sarana AMPL mengikuti model pendekatan Pamsimas:
·
RKM
·
Fasilitator Replikasi
·
PJM ProAksi
·
LKM
·
Pelatihan sesuai dengan RKM
·
DMAC
·
·
Trainer
Sarana AMPL
·
Dokumen pendirian LKM dan Satlak disertai dengan kelengkapannya
Tingkat PEMDA ·
Satker (PPKD)
Dokumen pembentukan BPS
·
DPMU
·
TKK
·
Dokumen-dokumen kelengkapan untuk keperluan pencairan dana
·
DMAC
·
Laporan kemajuan kegiatan, termasuk foto dan berita acara pertemuan
·
Data SIM Desa Replikasi
· ·
Identifikasi Masalah dan Analisa Situasi (IMAS) Pemicuan CLTS
· · ·
Pembentukan LKM Penyusunan PJM-ProAksi Pemilihan Opsi dan Penyusunan RKM
·
Pelaksanaan Kegiatan (Pengadaan Barang dan Jasa, Pembukuan LKM, dll)
·
Operasional dan Pemeliharaan
·
Monitoring secara partisipatif
Tata-cara pelaksanaan setiap kegiatan tersebut di atas adalah sesuai dengan Petunjuk Teknis Pamsimas
·
Tingkat PEMDA 1. Pencairan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) dalam tiga tahap sesuai dengan kemajuan pelaksanaan kegiatan. Tata cara pencairan dana sesuai dengan ketentuan pencairan dana APBD.
Tingkat PEMDA ·
Pencairan dana BLM tahap 1, 2 dan 3 disertai dengan segala kelengkapan dokumennya
2. Monitoring terhadap kemajuan dan pencapaian kegiatan di tingkat masyarakat secara partisipatif.
·
Laporan kemajuan desa replikasi, termasuk data SIM
·
Rencana kerja monitoring
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
40
6+4804+8 &$%&
Langkah/Kegiatan
Tujuan
Uraian 3. Sinkronisasi data desa replikasi ke dalam SIM Pamsimas pada website dengan koordinasi antar pelaku Pamsimas dan replikasi
Hasil
Pelaku
dan pembinaan kepada LKM
PEMELIHARAAN DAN KEBERLANJUTAN 6. Operasionalisasi dan Pemeliharaan Sarana AMPL tingkat Desa
1. Memastikan bahwa sarana terbangun dapat berfungsi dengan baik 2. Memastikan bahwa BP SPAMSS melakukan pengelolaan secara baik sehingga dapat menjamin keberlangsungan pelayanan sarana AMPL
Tingkat PEMDA
Tingkat PEMDA
· Kepala Daerah dan Bappeda
1. Pembentukan Badan Asosiasi Pengelola di Tingkat Kabupaten/Kota 2. Pembinaan kepada BP SPAMS dan LKM mengenai: · Komponen teknis sarana AMPL untuk menjamin operasional dan pemeliharaan yang baik, misalnya penyediaan konsultasi teknis, kunjungan ke desa-desa replikasi mengenai keberfungsian sarana, dan lainnya
· Komponen pembinaan terhadap BPS dan LKM teralokasikan dalam rencana kegiatan dan APBD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dinas-dinas terkait
· TKK dan Dinas/SKPD terkait AMPL (Bappeda, Dinas PU, Dinas Kesehatan dan Dinas PMD)
· Rencana kerja pembinaan masing-masing dinas terkait untuk desa replikasi
· DMAC
· Sinkronisasi PJM-ProAksi dengan RPJM Desa · Komponen pembiayaan untuk perluasan layanan sarana AMPL, jika diperlukan 3. Pengembangan Program AMPL berbasis masyarakat dengan menggunakan pendekatan Pamsimas Tingkat Masyarakat · Keberfungsian BP SPAMS dalam kegiatan operasional dan pemeliharaan sarana AMPL · BP SPAMS mengembangkan aturan pemanfaatan dan pengelolaan berdasarkan hasil musyawarah dengan masyarakat penerima manfaat.
· Kelurahan/Desa · BP SPAMS dan LKM · Fasilitator Replikasi
· Program penyediaan AMPL berbasis masyarakat masuk ke dalam daftar prioritas kabupaten/kota Tingkat Masyarakat · Peraturan desa/kelurahan mengenai pemanfaatan dan pengelolaan SAMS · RPJM Desa/Renstra Kelurahan yang sudah mengakomodasi berbagai prioritas dalam PJM ProAksi
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
41
6+4804+8 &$%&
Langkah/Kegiatan
Tujuan
Uraian
Hasil
Pelaku
· Pengaturan tarif/iuran yang memastikan hal-hal yang terkait dengan keberlanjutan layanan SAM seperti biaya operasi dan pemeliharaan, penyusutan, dan pengembangan. · Integrasi PJM ProAKSi dengan RPJM Desa untuk memastikan keberlanjutan pengembangan AMPL di tingkat Desa. PEMANTAUAN DAN PELAPORAN 7. Pemantauan dan Pelaporan secara berkala dan menerus
1. Memastikan bahwa pendekatan yang diterapkan untuk Desa Replikasi adalah sama dengan pendekatan Pamsimas 2. Memastikan pencatatan dan dokumentasi yang terencana dan terstruktur terhadap seluruh proses dan kegiatan pada Desa Replikasi
·
Prosedur pemantauan dan pelaporan untuk Program Replikasi adalah mengikuti tata cara pemantauan dan pelaporan dalam Pamsimas.
·
Tata cara pemantauan dan pelaporan dapat dilihat pada Petunjuk Teknis Pamsimas.
·
Koordinasi berkala dan menerus antar pelaku Pamsimas terhadap pelaksanaan Program Replikasi
·
Laporan Kemajuan
·
Data dan informasi mengenai Desa Replikasi termuat dalam SIM Pamsimas
·
Penanggungjawab: TKK dan DPMU
·
Dinas/SKPD terkait AMPL (Bappeda, Dinas PU, Dinas Kesehatan dan Dinas PMD)
·
Kelurahan/Desa
·
BP SPAMS dan LKM
·
DMAC
·
Fasilitator Replikasi
3. Sinkronisasi data dan informasi untuk Program Replikasi dan Pamsimas
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
42
6+4804+8 &$%&
3.6 PENGADAAN DAN PELATIHAN FASILITATOR 3.6.1
Seleksi Fasilitator Proses seleksi fasilitator dilakukan secara bersama oleh tim yang terdiri dari Bappeda, Dinas PU, Badan PMD dan Dinas Kesehatan. Tim Seleksi Fasilitator ini digagas dan dipimpin oleh Dinas PU sebagai penanggungjawab dan pelaksana Pamsimas di tingkat Kabupaten/Kota. Tim Seleksi akan melakukan wawancara dan serangkaian tes tertulis untuk memilih fasilitator yang akan ditugaskan untuk melakukan pendampingan terhadap desa replikasi.
3.6.2
Kerangka Acuan (TOR) Kerangka Acuan (TOR) untuk fasilitator disusun oleh Dinas PU bersama dengan Badan PMD dan Dinas Kesehatan untuk fasilitator yang relevan (Dinas Kesehatan untuk memberikan masukan bagi TOR fasilitator kesehatan, dan Badan PMD untuk memberikan masukan bagi TOR fasilitator pemberdayaan masyarakat). Lingkup penugasan pendampingan desa oleh fasilitator replikasi sama dengan pendampingan desa pada desa Pamsimas reguler sehingga TOR dapat mengacu pada TOR fasilitator Pamsimas reguler. Kualifikasi fasilitator untuk Program Replikasi adalah minimal: l Pendidikan Minimal D3 dengan pengalaman melakukan pendampingan masyarakat minimal 5 tahun atau Pendidikan S1 yang diutamakan dengan pengalaman melakukan pendampingan masyarakat minimal 1 tahun.
3.6.3
l
Mempunyai latar belakang pendidikan Teknik Lingkungan/Sipil (untuk fasilitator bidang teknik), Kesehatan Masyarakat diutamakan bidang Kesehatan Lingkungan (untuk fasilitator bidang kesehatan); dan Ilmu Sosial (untuk fasilitator bidang pemberdayaan masyarakat).
l
Memahami adat/kebiasaan masyarakat setempat/lokal. Penguasaan bahasa setempat secara aktif adalah sangat bermanfaat.
Kontrak Kerja l
Seluruh fasilitator akan melakukan perjanjian kontrak dengan Dinas PU. Setiap fasilitator harus berkoordinasi dengan dinas/SKPD yang terkait dengan bidang tugasnya. Dinas PU bersama dengan dinas/SKPD terkait bertanggungjawab terhadap akuntabilitas dan pelaksanaan tugas serta pencapaian output untuk masing-masing fasilitator.
l
Segala ketentuan mengenai pelaksanaan tugas fasilitator adalah mengikuti ketentuan pelaksanaan tugas fasilitator dalam Pamsimas.
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
43
6+4804+8 &$%& 3.6.4
Pelatihan l
Paket pelatihan fasilitator replikasi adalah sama dengan paket pelatihan yang diterima fasilitator Pamsimas regular untuk menjamin kualitas dan kuantitas pendampingan masyarakat pada desa replikasi sama dengan kualitas dan kuantitas pendampingan masyarakat yang diterima oleh desa Pamsimas.
l
Trainer PMAC dan DMAC akan memberikan pendampingan kepada fasilitator desa replikasi sama seperti kepada fasilitator desa Pamsimas. Hal ini untuk menjamin bahwa fasilitator desa replikasi dapat melakukan pendampingan dengan kualitas yang sama dengan Pamsimas.
3.7 PENCAIRAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT Prosedur Pencairan Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) dibagi ke dalam tiga tahap dengan persyaratan-persyaratan tertentu pada setiap tahapnya. Pencairan BLM Tahap 1 Pengajuan SPP oleh LKM
Persyaratan pencairan dana tahap pertama adalah tersedianya dana kontribusi masyarakat di desa replikasi sebesar 4% dalam rekening LKM desa replikasi, serta adanya Surat Perjanjian Pemberian Bantuan antara LKM Desa Replikasi dengan PPK/Satker Pamsimas reguler. Jumlah pencairan tahap I adalah 20%. · SK Kepala Daerah mengenai penetapan desa Pamsimas yang memuat desa replikasi · Copy pencatatan Notaris Pendirian LKM · Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) antara LKM dan PPKD/Satker APBD di tingkat Kabupaten/Kota · Berita Acara Permintaan Pencairan Dana (BAPPD) · Ringkasan RKM, termasuk realisasi kontribusi masyarakat · Copy rekening RKM yang menunjukkan adanya kontribusi masyarakat sebesar 4% dari seluruh
Pencairan BLM Tahap 2
Pencairan BLM Tahap 3
· Berita Acara Permintaan Pencairan Dana (BAPPD)
· Berita Acara Permintaan Pencairan Dana (BAPPD)
· Laporan pertanggungjawaban penggunaan Dana Tahap 1, yang diakui oleh PPKD/Satker Kabupaten/Kota. Laporan pernyataan penggunaan dana menyatakan status penggunan dana yaitu 90% dana tahap ke-1 sudah digunakan.
· Laporan pertanggungjawaban penggunaan Dana Tahap 1 dan 2, yang diakui oleh PPKD/Satker Kabupaten/Kota. Laporan pernyataan penggunaan dana menyatakan status penggunan dana yaitu 90% dana tahap ke-2 sudah digunakan.
· Berita Acara Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan sebesar 20 %
· Berita Acara Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan sebesar 50%
· Ringkasan RKM, termasuk realisasi kontribusi masyarakat · Kuitansi sesuai jumlah dana yang diajukan pembayarannya kepada Kas Daerah
· Ringkasan RKM, termasuk realisasi kontribusi masyarakat · Kuitansi sesuai jumlah dana yang diajukan pembayarannya kepada Kas Daerah
· Copy SP2D tahap 1
· Copy SP2D tahap 1 dan 2
· Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) antara LKM dan PPKD/Satker APBD di tingkat Kabupaten/Kota · Jumlah pencairan tahap II adalah 40%.
· Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) antara LKM dan PPKD/Satker APBD di tingkat Kabupaten/Kota · Jumlah pencairan tahap III adalah 40%.
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
44
6+4804+8 &$%&
Pencairan BLM Tahap 1
Pencairan BLM Tahap 2
Pencairan BLM Tahap 3
nilai RKM · Kuitansi sesuai jumlah dana yang diajukan pembayarannya kepada Kas Daerah Penerbitan SPM
· Penerbitan SPM dilakukan oleh Pejabat Penerbit SPM setelah dilakukan pengujian terhadap dokumen-dokumen tersebut di atas. · PPKD/Satker akan memberikan rekomendasi terhadap penerbitan SPM untuk dana BLM tahap 1
· Penerbitan SPM dilakukan oleh Pejabat Penerbit SPM setelah dilakukan pengujian terhadap dokumen-dokumen tersebut di atas. · PPKD/Satker akan memberikan rekomendasi terhadap penerbitan SPM untuk dana BLM tahap 2
· Penerbitan SPM dilakukan oleh Pejabat Penerbit SPM setelah dilakukan pengujian terhadap dokumen-dokumen tersebut di atas. · PPKD/Satker akan memberikan rekomendasi terhadap penerbitan SPM untuk dana BLM Tahap 3
Penerbitan SP2D
SP2D diterbitkan setelah diterimanya SPM, dana langsung ditransfer oleh Kas Daerah kepada rekening LKM desa replikasi terkait.
SP2D diterbitkan setelah diterimanya SPM, dana langsung ditransfer oleh Kas Daerah kepada rekening LKM desa replikasi terkait
SP2D diterbitkan setelah diterimanya SPM, dana langsung ditransfer oleh Kas Daerah kepada rekening LKM desa replikasi terkait.
Hal yang perlu diperhatikan oleh PEMDA mengenai Dana BLM: l
Mekanisme penggunaan, pencatatan pembukuan dan pertanggungjawaban pengelolaan dana BLM adalah mengikuti mekanisme penggunaan dana, pencatatan pembukuan dan pertanggungjawaban Pamsimas.
l
Dokumen yang menyertai pencairan dana harus dilengkapi oleh LKM Desa Replikasi. Jenis dokumen adalah sama dengan dokumen yang menjadi syarat pencairan dana Desa Pamsimas.
l
DMAC dan fasilitator replikasi akan memastikan bahwa kualitas penggunaan dana dan pelaporan pada desa replikasi adalah sama dengan desa Pamsimas.
l
Sesuai dengan amanat Permendagri No. 25 tahun 2009, maka prosedur pencairan dana BLM dan pertanggungjawabannya ditetapkan dalam suatu mekanisme yang baku. Tahapan dan prosedur pencairan dan pertanggungjawaban dana BLM untuk desa replikasi dibakukan menjadi “Tata Cara Pencairan dan Pertanggungjawaban Dana BLM untuk Desa Replikasi Pamsimas” yang disahkan dengan SK Kepala Daerah sebagai dasar bagi DPKKD/BPKD (Kas Daerah) untuk melakukan pencairan dan pelaporan pertanggungjawaban penggunaan dana. Kas Daerah dapat melakukan pencairan setelah ada rekomendasi tertulis dari PPKD/Satker Pamsimas.
l
CPMU dan Bank Dunia akan melakukan pemantauan terhadap penggunaan dana APBD pada desa replikasi secara periodik, pada misi supervisi Bank Dunia setiap enam bulan dan audit untuk Pamsimas yang dilakukan setiap tahun.
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
45
6+4804+8 &$%&
Lampiran 1. Contoh Program Kunci RAD AMPL yang tercantum dalam Lampiran VII Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13/2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah 2. Daftar Isi RAD Dianalisis/Diolah
AMPL,
Substansi,
dan
Minimal
3. Tabel Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten/Kota……….Tahun 2011 – 2015
Data/Informasi AMPL
Jangka
yang
Perlu
Menengah
4. Contoh Naskah Peraturan Bupati/Peraturan Walikota tentang Pengesahan RAD AMPL 2011-2015 5. Matriks RAD AMPL dan Petunjuk Pengisian 6. Format Evaluasi RAD AMPL dan Petunjuk Pengisian
6.9:51:2 9.2508 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
46
6+4804+8 &$%&
LAMPIRAN 1 Contoh Program Kunci RAD AMPL Yang Tercantum Dalam Lampiran VII Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13/2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
I.
Program yang berhubungan dengan program peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air minum berbasis masyarakat: 1) Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah a) Kegiatan penyediaan prasarana dan sarana air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah b) Kegiatan pengembangan distribusi air minum c) Kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air minum 2) Program pembangunan infrastruktur perdesaaan a) Kegiatan pembangunan sarana dan prasarana air bersih perdesaaan b) Kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih perdesaaan 3) Program lingkungan sehat perumahan ·
Kegiatan penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin
4) Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa a) Kegiatan pemberian stimulan pembangunan desa b) Kegiatan pembinaan kelompok masyarakat pembangunan desa (bidang air minum dan sanitasi) 5) Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi ·
Kegiatan fasilitasi dan koordinasi kerjasama di bidang investasi (air minum dan sanitasi)
II. Program yang berhubungan dengan program peningkatan akses penggunaan sanitasi yang layak: 1) Program pendidikan anak usia menengah/pendidikan luar biasa
dini/wajib
belajar
9
tahun/pendidikan
a) Kegiatan pembangunan sarana air bersih dan sanitary b) Kegiatan rehabilitasi sedang/berat sarana air bersih dan sanitary 2) Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah a) Kegiatan penyediaan prasarana dan sarana air limbah b) Kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air limbah
3+4607+5 %# 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
47
6+4804+8 &$%& 3) Program Upaya Kesehatan Masyarakat ·
Penyelenggaraan penyehatan lingkungan
4) Program lingkungan sehat perumahan ·
Kegiatan penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin
5) Program pemberdayaan komunitas perumahan ·
Fasilitasi pembangunan prasarana dan sarana dasar pemukiman berbasis masyarakat
6) Program peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi ·
Kegiatan fasilitasi dan koordinasi kerjasama di bidang investasi (air minum dan sanitasi)
III. Program yang berhubungan dengan program pemicuan perubahan perilaku (PHBS): 1) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat a) Kegiatan Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat b) Kegiatan Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat c) Kegiatan Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan 2) Program Pengembangan Lingkungan Sehat a) Pengkajian pengembangan lingkungan sehat b) Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat 3) Program Peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan ·
Kegiatan penyuluhan bagi ibu rumah tangga dalam membangun keluarga sejahtera
IV. Program yang berhubungan dengan program pengelolaan lingkungan Program pengembangan, pengelolaan dan konversi sungai, danau dan sumber daya air lainnya a) Kegiatan Rehabilitasi kawasan kritis daerah tangkapan sungai dan danau b) Kegiatan Rehabilitasi kawasan lindung daerah tangkapan sungai dan danau c) Kegiatan Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sungai, danau dan sumber daya air lainnya d) Kegiatan Peningkatan konversi air tanah V. Program yang berhubungan dengan program penguatan kelembagaan pengelolaan pelayanan air minum dan sanitasi di tingkat masyarakat 1) Program peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan a) Kegiatan Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Pedesaan
3+4607+5 %# 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
48
6+4804+8 &$%& b) Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat 2) Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan a) Kegiatan fasilitasi kemitraan swasta dan usaha mikro kecil dan menengah di pedesaan b) Kegiatan pembinaan, pemantauan, dan evaluasi kinerja BP SPAMS 3) Program peningkatan peran perempuan di perdesaan a) Kegiatan pelatihan perempuan di perdesaan dalam bidang usaha ekonomi produktif Contoh-contoh program dan kegiatan di atas dapat terus dikembangkan oleh kabupaten/kota sesuai dinamika kebutuhan pengembangan AMPL setempat.
3+4607+5 %# 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
49
6+4804+8 &$%&
LAMPIRAN 2 Daftar Isi RAD AMPL, Substansi Yang Harus Ada, dan Minimal Data/Informasi Yang Perlu Dianalisis
DAFTAR ISI
SUBSTANSI
DATA/INFORMASI
SUMBER DATA/INFORMASI
KETERANGAN
Kata Pengantar Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Latar belakang mengapa RAD AMPL disusun, fungsi RAD AMPL, hasil yang diharapkan dengan adanya RAD AMPL, ruang lingkup RAD AMPL, dan sistematika RAD AMPL.
1.2 Kondisi Umum Pembangunan Daerah Berkaitan dengan Tujuan Pembangunan
a) Status Capaian Kinerja Pelayanan Air Minum dan Sanitasi 1. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sumber air minum layak1, perkotaan dan perdesaan
1. 2. 3. 4.
Jumlah penduduk Jumlah penduduk perkotaan Jumlah penduduk perdesaan Jumlah jiwa yang telah mengakses air minum aman
RPJMD, dokumen pembangunan AMPL, Kab/Kota dalam Angka, Data BPS, Data PDAM, data Dinas PU, data Dinas Kesehatan, Data Bappeda, Data dinas terkait lainnya.
· Data-data dalam tiga tahun terakhir · Data/informasi yang digunakan harus disepakati kabupaten/kota dan dapat diverifikasi
1
Definisi operasional akses air minum layak adalah yang menggunakan sumber air minum layak/aman seperti sambungan air minum rumah tangga, standpipes, lubang bor, sumur gali yang terlindungi, mata air terlindung, tampungan air hujan. SPM air minum 2014 menyatakan bahwa indikator SPM bidang air minum adalah tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari. Definisi akses aman terhadap air minum, berdasarkan data BPS biasanya terdiri dari: Air ledeng meteran Sumur pompa/bor dengan jarak > 10 m dari sumber pencemar Sumur terlindungi dengan jarak > 10 m dari sumber pencemar Mata air terlindungi dengan jarak > 10 m dari sumber pencemar, dan Air Hujan 3+4607+5 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
50
6+4804+8 &$%&
DAFTAR ISI Milenium di Daerah
SUBSTANSI 2. Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak2, perkotaan dan perdesaan
b) Hasil Telaahan Terhadap Kebijakan Daerah yang Berimplikasi pada Kebutuhan Pelayanan AMPL: 1) “daya tawar” programprogram AMPL dalam prioritisasi program di daerah 2) implikasi kebijakan daerah bagi pelayanan AMPL daerah 3) masukan tentang tindakan yang perlu dilakukan untuk memaksimalkan manfaat dari berbagai kebijakan tersebut bagi peningkatan kinerja AMPL.
DATA/INFORMASI
SUMBER DATA/INFORMASI
KETERANGAN
5. Jumlah jiwa yang telah mengakses air minum aman perkotaan 6. Jumlah jiwa yang telah mengakses air minum aman perdesaan 7. Jumlah jiwa yang telah mengakses sanitasi layak 8. Jumlah jiwa yang telah mengakses sanitasi layak perkotaan 9. Jumlah jiwa yang telah mengakses sanitasi layak perdesaan 10. Jumlah jiwa yang telah SBS (perkotaan dan perdesaan) 1. Visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dalam RPJMD 2. Tujuan, sasaran, strategi, prioritas pengembangan, program pengembangan SPAM 3. Program pemanfaatan ruang 4. Kebijakan daerah yang sedang berlaku (perda, perbup/perwako, dll) 5. Kebijakan nasional yang diterapkan di kabupaten/kota
RPJMD, Jakstra SPAM, RTRW, dokumen kebijakan lainnya yang sedang berlaku di kabupaten/kota
2
Definisi operasional akses sanitasi layak adalah yang menggunakan sanitasi dasar seperti toilet guyur/toilet siram-guyur atau jamban, pipa saluran pembuangan, tangki septik atau jamban lubang, jamban cemplung dengan ventilasi yang baik, jamban cemplung dengan segel slab, atau toilet/jamban kompos. 3+4607+5 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
51
6+4804+8 &$%&
DAFTAR ISI
SUBSTANSI c) Perkiraan Kebutuhan Investasi Pelayanan AMPL Daerah (sd 2015)3
1.3 Permasalahan dan Tantangan (Isu Strategis dalam Pencapaian
Permasalahan dan tantangan utama (isu strategis) yang diprioritaskan penanganannya dalam lima tahun ke depan, karena menentukan tercapai/tidaknya target akses air minum dan sanitasi 2015.
DATA/INFORMASI
SUMBER DATA/INFORMASI
1. Target jumlah jiwa dengan akses berkelanjutan terhadap sumber air minum layak, perkotaan dan perdesaan 2. Target cakupan penduduk yang dilayani PDAM 2015 3. Target jumlah jiwa dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak, perkotaan dan perdesaan 4. Tambahan jiwa dengan akses air minum dan sanitasi layak, perkotaan dan perdesaan selama 2011-2015 5. Biaya menambah akses air minum aman per satuan jiwa yang digunakan di kab/kota a) dengan PDAM b) dengan BLU, BPAM, PAB c) dengan berbasis masyarakat (pendekatan Pamsimas) 1. Jumlah kejadian penyakit karena buruknya kondisi air minum dan sanitasi (penyakit kulit, diare, cacingan, ISPA, ASMA, TBC, Bronchitis, pneumoni, influensa, DHV, malaria)
1. Dokumen perencanaan strategis terkait bidang air minum dan sanitasi 2. Data PDAM, Dinas PU, Dinas Kesehatan, Bappeda, instansi lainnya
· Dinas Kesehatan/hasil studi · Dinas PU/hasil studi · Bappeda
KETERANGAN
· Data-data dalam tiga tahun terakhir · Data/informasi yang digunakan harus disepakati kabupaten/kota dan dapat diverifikasi · Isu strategis diidentifikasi berdasarkan lima aspek4
3
Adalah perkiraan investasi dalam rangka pencapaian target MDGs bidang air minum dan sanitasi. Dengan adanya perkiraan ini, diharapkan pemerintah daerah dapat mempersiapkan strategi pendanaan dan pilihan program/kegiatan yang lebih efektif dan efisien dalam mencapai kinerja yang ditargetkan. Angka hasil perkiraan investasi merupakan ancar-ancar biaya yang diperlukan daerah sebagai pertimbangkan dalam peningkatan alokasi anggaran APBD untuk AMPL dan pertimbangan dalam perumusan program dan kegiatan yang diusulkan untuk didanai APBD provinsi dan APBN, juga dunia usaha/perbankan, dan masyarakat. 4 1. Aspek teknis (berhubungan dengan teknis pembangunan dan pemeliharaan sarana/prasarana, contoh debit air, panjang jaringan sesuai standar teknis, dll) 2. Aspek sosial (berhubungan dengan kebiasaan masyarakat, persepsi/opini masyarakat, tingkat pendidikan/tingkat penghasilan rata-rata masyarakat, dll) 3. Aspek lingkungan (berhubungan dengan daya dukung lingkungan: jumlah dan kualitas sumber daya air, luas kawasan tangkapan air dll) 3+4607+5 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
52
6+4804+8 &$%&
DAFTAR ISI
SUBSTANSI
Target AMPL 2015)
DATA/INFORMASI
SUMBER DATA/INFORMASI
KETERANGAN
2. Potensi dan kapasitas sumber air baku 3. Kuantitas, kualitas, dan kontinuitas air baku 4. Alokasi anggaran APBD bagi program AMPL 5. Daftar LSM, swasta, lembaga donor yang menangani/dapat bersinergi dengan pengembangan AMPL di daerah (jika ada)
Bab 2 Arah Kebijakan dan Strategi Percepatan Pencapaian Target MDGs 7.1 Tujuan & Sasaran Pembangunan AMPL 2015
Pernyataan tujuan dan sasaran yang dilengkapi dengan tabel pentahapan pencapaian sasaran 2011-2015 (table 5)
· Pernyataan tujuan menunjukkan arah perubahan dari pembangunan AMPL sampai dengan 2015. · Sasaran menunjukkan besar perubahan dari pembangunan AMPL sampai dengan 2015 mendatang
7.2 Arah kebijakan & strategi pencapaian Target AMPL 2015
Pernyataan arah kebijakan dan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran 2015: · arah kebijakan pembangunan AMPL · strategi pembangunan AMPL (di perkotaan dan perdesaan)
· Arah kebijakan menunjukkan pedoman tindakan · Strategi menunjukkan langkahlangkah mendasar/jitu untuk mencapai tujuan dan sasaran · Perumusannya dapat menggunakan SWOT atau diskusi
4. Aspek kelembagaan (berhubungan dengan kapasitas organisasi/institusi penyedia layanan, koordinasi perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan pelayanan AMPL, peraturan/regulasi, mekanisme hubungan antar sector penanggung jawab pembangunan AMPL, dll) 5. Aspek pendanaan (berhubungan dengan kapasitas pendanaan, kapasitas pengelolaan investasi AMPL, dukungan prioritisasi anggaran, dll) 3+4607+5 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
53
6+4804+8 &$%&
DAFTAR ISI
SUBSTANSI
DATA/INFORMASI
SUMBER DATA/INFORMASI
· strategi investasi · strategi kelembagaan pelayanan
kelompok terfokus · Pada matriks RAD AMPL, setiap program dan kegiatan dilengkapi dengan indikator kinerja5, data dasar sesuai indikator kinerja, target kinerja per tahun, anggaran program dan kegiatan per tahun, sumber pendanaan, dan penanggung jawab kegiatan
Bab 3 Program dan Kegiatan Prioritas RAD AMPL 2011-2015 3.1 Program Pengembangan SPAM
a) b) c) d)
3.2 Program Pengembangan Kapasitas Sistem
a) Kapasitas pelayanan perkotaan b) Kapasitas pelayanan perdesaan
3.3 Program Penurunan Kebocoran Air Minum
Program penurunan kebocoran air minum
3.4 Program Peningkatan PHBS
Program-program pemicuan, program promosi kesehatan, pengembangan lingkungan sehat, dll
3.5 Program Penyediaan Kebutuhan Sanitasi
Program penyediaan sarana sanitasi, program pengembangan kewirausahaan sarana sanitasi, dll
3.6 Program Pengelolaan Lingkungan
Program-program perlindungan daerah tangkapan air
3.7 Program Pengembangan BP SPAMS
Program-program pembinaan, pemantauan, dan evaluasi kinerja BP SPAMS
5
KETERANGAN
Program unit air baku Program unit produksi Program unit distribusi Program unit pelayanan
Indikator output untuk kegiatan, indikator outcome untuk program. Penjelasan tentang indikator dapat dilihat pada Permendagri No 13/2006 3+4607+5 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
54
6+4804+8 &$%&
DAFTAR ISI
SUBSTANSI
Bab 4 Pemantauan dan Evaluasi 4.1 Mekanisme Pemantauan dan Evaluasi RAD AMPL
Tujuan pemantauan dan evaluasi, informasi yang harus disampaikan sebagai hasil pemantauan dan evaluasi, mekanisme pemantauan dan evaluasi yang digunakan
DATA/INFORMASI
SUMBER DATA/INFORMASI
KETERANGAN Pemantauan dan Evaluasi hasil RAD AMPL dapat mengacu pada Permendagri 54/2010 terutama tentang Evaluasi Hasil RPJMD
4.2 Formulir Pemantauan dan Evaluasi RAD AMPL Bab 5 Penutup Lampiran Matriks RAD AMPL
Matriks RAD sesuai matriks RADMDGs
3+4607+5 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
55
6+4804+8 &$%&
LAMPIRAN 3 Tabel Tujuan dan Sasaran Pembangunan AMPL Jangka Menengah Kabupaten/Kota…………….. Tahun 2011 – 2015
NO.
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
(1)
(2)
(3)
(4)
TARGET KINERJA PADA TAHUN KE1
2
3
4
5
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Petunjuk pengisian: Kolom (1)
: diisikan dengan nomor urutan pengisian pernyataan tujuan
Kolom (2)
: diisikan dengan pernyataan tujuan
Kolom (3)
: diisikan dengan pernyataan sasaran (bukan kelompok sasaran)
Kolom (4)
: diisikan dengan indikator kinerja yang mengukur pencapaian sasaran. Indikator kinerja suatu sasaran dapat lebih dari satu
Kolom (5) sd (9) : diisikan dengan target kinerja sesuai indikator kinerja yang digunakan. Target kinerja dapat dinyatakan dalam % maupun angka. Dianjurkan untuk menggunakan % dan angka (nilai absolute) sehingga dapat diketahui kualitas kinerja yang diharapkan (dalam %) dan kuantitas kinerja yang diharapkan (dalam angka).
3+4607+5 ’# 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
56
6+4804+8 &$%&
LAMPIRAN 4 Contoh Naskah Peraturan Bupati/Peraturan Walikota tentang Pengesahan RAD AMPL 2011-2015
BUPATI (sebutkan nama kabupaten-nya) PERATURAN BUPATI (sebutkan nama kabupaten-nya) NOMOR :…………………………. TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PENYEDIAAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN (RAD AMPL) KABUPATEN (sebutkan nama kabupaten-nya) TAHUN 2011-2015
BUPATI (sebutkan nama kabupaten-nya) Menimbang
:
Bahwa untuk melaksanakan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan dan Peraturan Gubernur Nomor........Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millennium (RAD-MDGs) Provinsi (sebutkan nama provinsinya) perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Kabupaten.................... 2011-2015 untuk mendukung percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Millennium, khususnya target 7C sektor air minum dan sanitasi;
Mengingat
:
1. 2.
Undang-Undang Nomor ....... Tahun ....... tentang Pembentukan Kabupaten .......; Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
3.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;
4.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
5.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
3+4607+5 (# 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
57
6+4804+8 &$%& 6.
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
7.
PP No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
8.
PP No 6 Tahun 2008 tentang Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 18/PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
9.
2005
tentang
10.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
11.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 14/PRT/M/2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
12.
Surat Edaran Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional No 0445/M.PPN/11/2010 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pencapaian Target Millennium Development Goals (RAD-MDGs)
13.
Peraturan Daerah Kabupaten ....... Nomor ....... tahun ....... tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten .......;
14.
Peraturan Daerah Kabupaten ....... Nomor ....... tahun ....... tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten .......;
MEMUTUSKAN : Menetapkan
:
RENCANA AKSI DAERAH PENYEDIAAN AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN KABUPATEN ....... 2011-2015 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1.
Daerah adalah Kabupaten ....... ;
2.
Rencana Aksi Daerah Penyediaan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan selanjutnya disingkat dengan RAD AMPL adalah dokumen operasionalisasi kebijakan daerah jangka menengah dalam pengembangan pelayanan air minum dan sanitasi yang menerapkan pendekatan berbasis masyarakat dan pendekatan kelembagaan dalam rangka 3+4607+5 (# 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
58
6+4804+8 &$%& mendukung percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Millennium, khususnya pada target 7C perihal proporsi penduduk dengan akses terhadap air minum dan sanitasi layak dan berkelanjutan pada 2015; 3.
Sumber air minum yang layak meliputi air minum perpipaan dan air minum nonperpipaan terlindung yang berasal dari sumber air berkualitas dan berjarak sama dengan atau lebih dari 10 meter dari tempat pembuangan kotoran dan/atau terlindung dari kontaminasi lainnya. Sumber air minum layak meliputi air leding, keran umum, sumur bor atau pompa, sumur terlindung dan mata air terlindung, serta air hujan;
4.
Sumber air minum tak layak didefinisikan sebagai sumber air di mana jarak antara sumber air dan tempat pembuangan kotoran kurang dari 10 meter dan/atau tidak terlindung dari kontaminasi lainnya. Sumber tersebut antara lain mencakup sumur galian yang tak terlindung, mata air tak terlindung, air yang diangkut dengan tangki/drum kecil, dan air permukaan dari sungai, danau, kolam, dan saluran irigasi/drainase;
5.
Fasilitas sanitasi yang layak didefinisikan sebagai sarana yang aman, higienis, dan nyaman, yang dapat menjauhkan pengguna dan lingkungan di sekitarnya dari kontak dengan kotoran manusia.
6.
Fasilitas sanitasi yang layak mencakup kloset dengan leher angsa, toilet guyur (flush toilet) yang terhubung dengan sistem pipa saluran pembuangan atau tangki septik, termasuk jamban cemplung (pit latrine) terlindung dengan segel slab dan ventilasi; serta toilet kompos;
7.
Fasilitas sanitasi yang tidak layak antara lain meliputi toilet yang mengalir ke selokan, saluran terbuka, sungai, atau lapangan terbuka, jamban cemplung tanpa segel slab, wadah ember, dan toilet gantung;
8.
Pendekatan berbasis masyarakat adalah pendekatan yang menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dan penentu dalam penyelenggaraan pelayanan, melalui proses pemberdayaan dan partisipasi aktif masyarakat;
9.
Pendekatan berbasis lembaga adalah pendekatan penyelenggaraan pelayanan melalui dinas, badan, perusahaan daerah, dan lembaga swasta;
10. Indikator Tujuan Pembangunan Milenium untuk peningkatan akses air minum adalah proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sumber air minum layak, perkotaan dan perdesaan; 11. Indikator Tujuan Pembangunan Milenium untuk peningkatan akses sanitasi adalah proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak, perkotaan dan perdesaan; 12. Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat dengan SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal; 13. Indikator SPM bidang air minum adalah tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari; 14. Indikator SPM bidang sanitasi adalah tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai dengan target SPM 60%, dan tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota dengan target SPM 5%; 15. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur;
3+4607+5 (# 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
59
6+4804+8 &$%& 16. Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan; 17. Isu strategis adalah permasalahan utama dan tantangan utama yang dinilai paling prioritas untuk ditangani selama periode perencanaan karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka menengah dan/atau panjang, dan menentukan tujuan pembangunan; 18. Arah kebijakan adalah pedoman tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan; 19. Strategi adalah langkah-langkah mendasar/jitu berisikan program-program indikatif untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan; 20. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat, yang dikoordinasikan oleh pemerintah daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah; 21. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program, dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut, sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa; 22. Koordinasi adalah kegiatan yang meliputi pengaturan hubungan kerjasama dari beberapa instansi/pejabat yang mempunyai tugas dan wewenang yang saling berhubungan dengan tujuan untuk menghindarkan kesimpangsiuran dan duplikasi; 23. Pemantauan adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin; 24. Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar; 25. AMPL adalah singkatan dari air minum dan penyehatan lingkungan; 26. APBD adalah singkatan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 27. Pamsimas adalah singkatan dari Penyediaan Air Minum dan Sanitasi berbasis Masyarakat; 28. SKPD adalah singkatan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah.
BAB II PERAN, FUNGSI, DAN KEDUDUKAN RAD AMPL KABUPATEN ....... 2011-2015 Pasal 2 RAD AMPL Kabupaten ....... 2011-2015 berperan sebagai rencana pengembangan kapasitas daerah untuk perluasan program pelayanan air minum dan penyehatan lingkungan serta pengadopsian pendekatan AMPL berbasis masyarakat selama 2011 sampai dengan 2015 dalam rangka mendukung percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Millennium.
3+4607+5 (# 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
60
6+4804+8 &$%&
Pasal 3 RAD AMPL Kabupaten ....... 2011-2015 berfungsi sebagai: 1. Instrumen kebijakan pengembangan pelayanan air minum dan sanitasi daerah jangka menengah; 2. Rencana peningkatan kinerja pelayanan air minum dan sanitasi yang menerapkan pendekatan Pamsimas dan pendekatan kelembagaan; 3. Media internalisasi program/kegiatan dengan pendekatan Pamsimas ke dalam program/kegiatan SKPD yang menangani bidang AMPL; 4. Acuan pengalokasian anggaran APBD bagi program-program peningkatan kinerja pelayanan AMPL; 5. Acuan jumlah desa replikasi program Pamsimas minimal untuk 2012 dan 2013.
Pasal 4 RAD AMPL Kabupaten ....... 2011-2015 yang disusun berdasarkan RPJMD Kabupaten ....... untuk mendukung percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium 2015 dan target SPM bidang air minum dan sanitasi 2014 menjadi dokumen yang harus digunakan dalam penyusunan RKPD, Renja SKPD, dan APBD Kabupaten ....... sampai dengan 2015.
BAB III PELAKSANAAN RAD AMPL KABUPATEN ....... 2011-2015 Pasal 5 Pelaksanaan RAD AMPL Kabupaten ....... 2011-2015 adalah melalui RKPD, Renja SKPD, APBD Kabupaten ......., serta dapat melalui integrasi RAD AMPL Kabupaten ....... ke dalam program/kegiatan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat, dunia usaha, dan masyarakat.
Pasal 6 Dalam hal pelaksanaan RAD AMPL Kabupaten ....... 2011-2015 dengan dana di luar APBD Kabupaten ....... maka pelaksanaan program/kegiatan tersebut dikoordinasikan oleh Bappeda dan SKPD teknis terkait.
Pasal 7 Pendanaan pelaksanaan RAD AMPL Kabupaten ....... 2011-2015 terbuka bagi sumbersumber pendanaan diluar APBD dan APBN, dengan tetap berpedoman pada mekanisme yang disepakati antara Pemerintah Daerah Kabupaten ....... dengan pihak penyandang dana.
Pasal 8 1. Pelaksanaan RAD AMPL Kabupaten ....... 2011-2015 tetap harus memperhatikan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tahun sebelumnya.
3+4607+5 (# 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
61
6+4804+8 &$%& 2. Dalam hal pelaksanaan RAD AMPL terjadi perubahan capaian sasaran tahunan tetapi tidak mengubah target pencapaian sasaran akhir 2015, maka perubahan sasaran dimuat dalam RKPD dan Renja SKPD berdasarkan laporan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RAD AMPL.
BAB IV PEMANTAUAN DAN EVALUASI RAD AMPL KABUPATEN ....... 2011-2015 Pasal 9 1. Pemantauan pelaksanakan RAD AMPL dilakukan minimal 2 kali dalam setahun; 2. Evaluasi pelaksanaan RAD AMPL dilakukan pada setiap akhir tahun pelaksanaan; 3. Hasil pemantauan dan evaluasi RAD AMPL menjadi bahan penyusunan kebijakan AMPL tahun berikutnya dan merupakan informasi publik; 4. Kepala SKPD kabupaten/kota melakukan pemantauan dan evaluasi program/kegiatan RAD AMPL yang menjadi tanggung jawab SKPD masing-masing; 5. Dalam hal hasil pemantauan dan evaluasi menunjukkan adanya ketidaksesuaian/ penyimpangan hasil, kepala SKPD melakukan tindakan perbaikan/penyempurnaan; 6. Kepala SKPD melalui Tim Teknis Penyusun RAD AMPL menyampaikan hasil pemantauan dan evaluasi kepada Kepala Bappeda; 7. Masyarakat berhak menyampaikan pendapat dan masukan kepada Pemerintah Daerah melalui Tim Teknis Penyusun RAD AMPL atas kinerja pembangunan air minum dan penyehatan lingkungan daerah; 8. Masyarakat berhak memperoleh informasi tentang hasil tindak lanjut pendapat dan masukannya tersebut; 9. Kepala Bappeda Kabupaten melakukan evaluasi terhadap laporan hasil pemantauan dan evaluasi yang telah diolah Tim Teknis Penyusun RAD AMPL; 10. Dalam hal evaluasi dari hasil pemantauan ditemukan adanya ketidaksesuaian/penyimpangan, Kepala Bappeda menyampaikan rekomendasi dan langkah- langkah penyempurnaan untuk ditindaklanjuti oleh Kepala SKPD; 11. Kepala SKPD menyampaikan hasil tindak lanjut perbaikan/penyempurnaan kepada Kepala Bappeda; 12. Kepala Bappeda melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi kepada Bupati.
BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 Dokumen RAD AMPL Kabupaten ……… 2011-2015 sebagaimana lampiran I merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ……… ini.
3+4607+5 (# 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
62
6+4804+8 &$%& Pasal 11 Peraturan Bupati ……… ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di ……… pada tanggal ……… 2011 BUPATI ………, ttd ………
3+4607+5 (# 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
63
6+4804+8 &$%&
LAMPIRAN 5 Matriks RAD AMPL (sesuai Matriks RAD-MDGs)
Matriks RAD AMPL (sesuai matriks untuk RAD-MDGs) Tujuan 7: Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup Target Pencapaian
Sumber Pendanaan
Pelaksana
2015
2014
2013
2012
2011
2015
2014
2013
2012
Indikator 2011
Program/Kegiatan
Alokasi Anggaran
Target 7C: Menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum layak dan sanitasi dasar pada 2015 Indikator MDGs:(bagian ini diisikan dgn indikator: 1) Proporsi rumah tangga dgn akses berkelanjutan terhadap air minum layak (perkotaan dan perdesaan) 2) Proporsi rumah tangga dgn akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar (perkotaan dan perdesaan) Program n: (diisi dgn judul program) Kegiatan 1: (diisi dgn judul kegiatan
Diisi dengan indikator output
Diisi dg target output th 2011 sesuai indikator output
Diisi dg target output tahun 2012 sesuai indikator output
Diisi dg target output tahun 2013 sesuai indikator output
Diisi dg target output tahun 2014 sesuai indikator output
Diisi dg target output tahun 2015 sesuai indikator output
Diisi dg perkiraan anggaran untuk mencapai output tahun
Diisi dg perkiraan anggaran untuk mencapai output tahun
Diisi dg perkiraan anggaran untuk mencapai output tahun
Diisi dg perkiraan anggaran untuk mencapai output tahun
Diisi dg perkiraan anggaran untuk mencapai output tahun
Diisi dg APBD atau APBD Provinsi Atau APBN atau CSR, dll
Diisi dg pelaksana/penanggung kegiatan
3+4607+5 )# 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
SKPD jawab
64
6+4804+8 &$%& Tujuan 7: Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup Target Pencapaian
Sumber Pendanaan
Pelaksana
2015
2014
2013
2012
2011
2015
2014
2013
2012
Indikator 2011
Program/Kegiatan
Alokasi Anggaran
Target 7C: Menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk tanpa akses terhadap air minum layak dan sanitasi dasar pada 2015 Indikator MDGs:(bagian ini diisikan dgn indikator: 1) Proporsi rumah tangga dgn akses berkelanjutan terhadap air minum layak (perkotaan dan perdesaan) 2) Proporsi rumah tangga dgn akses berkelanjutan terhadap sanitasi dasar (perkotaan dan perdesaan) Program n: (diisi dgn judul program) kegiatan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
kegiatan
2011
2012
2013
2014
2015
Kegiatan n (diisi dgn judul kegiatan)
3+4607+5 )# 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
65
6+4804+8 &$%&
LAMPIRAN 6 Formulir Pemantauan dan Evaluasi RAD AMPL
No
(1)
Sasaran IndikaProgram/ AMPL tor Kegiatan 2015 Kinerja (2)
(3)
(4)
Data Capaian pd Awal Perenca naan
Target Capaian Akhir Tahun Perencanaan
(5)
(6) K
Rp
Target RAD Tahun ke-
Realisasi Capaian Tahun ke-
Rasio Capaian pada Tahun ke-
SKPD
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
K
Rp
K
Rp
K
Rp
K
Rp
K
Rp
K
Rp
K
Rp
K
Rp
K
Rp
K
Rp
K
Rp
K
Rp
K
Rp
K
Rp
K
Rp
Rata-rata capaian kinerja (%) Predikat kinerja Faktor pendorong pencapaian kinerja: Faktor penghambat: Usulan tindak lanjut pada RKPD berikutnya:
Catatan: K = kinerja; Rp = Anggaran Format disusun sesuai format evaluasi Hasil RPJMD dalam Permendagri N0 54/2010
3+4607+5 *# 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
66
(22)
6+4804+8 &$%& Petunjuk Pengisian: 1. Kolom (1) diisi dengan nomor urutan pengisian 2. Kolom (2) diisi dengan sasaran AMPL 2015 sebagaimana tercantum dalam Tabel Tujuan dan Sasaran Pembangunan AMPL Kab/Kota sd 2015 3. Kolom (3) diisi dengan program yang dilaksanakan untuk setiap sasaran. Setiap program diikuti dengan kegiatannya 4. Kolom (4) diisi dengan indikator outcome program untuk baris program dan indikator output kegiatan untuk baris kegiatan 5. Kolom (5) diisi dengan data outcome program untuk baris program dan data output kegiatan untuk baris kegiatan sesuai data tahun terakhir yang digunakan pada penyusunan RAD AMPL 6. Kolom (6) K diisi dengan target outcome program untuk baris program dan target output kegiatan untuk baris kegiatan sampai dengan 2015 Kolom (6) Rp diisi dengan perkiraan anggaran program untuk baris program dan perkiraan anggaran kegiatan untuk baris kegiatan sampai dengan 2015 7. Kolom (7) K diisi dengan target outcome program untuk baris program dan target output kegiatan untuk baris kegiatan pada tahun 2011 Kolom (7) Rp diisi dengan perkiraan anggaran program untuk baris program dan perkiraan anggaran kegiatan untuk baris kegiatan pada tahun 2011 8. Kolom (8) sampai dengan kolom (11) diisi dengan cara yang sama dengan kolom (7) Total target kinerja pada Kolom (7) sd Kolom (11) harus sama dengan target kinerja pada Kolom (6), demikian juga dengan target anggaran. Penulisan target kinerja pada Kolom (7) sd Kolom (11) dapat berupa target kumulatif dimana target pada tahun terakhir harus sama dengan target pada kolom (6), demikian juga dengan target anggaran. Jika penulisan target kinerja pada Kolom (7) sd (11) dilakukan secara kumulatif, maka penghitungan realisasi capaian pada Kolom (12) sd (16) juga harus secara kumulatif. 9. Kolom (12) K diisi dengan realisasi outcome program untuk baris program dan realisasi output kegiatan untuk baris kegiatan pada tahun 2011 Kolom (12) Rp diisi dengan realisasi anggaran program untuk baris program dan realisasi anggaran kegiatan untuk baris kegiatan pada tahun 2011 10. Kolom (13) sampai dengan kolom (16) diisi dengan cara yang sama dengan kolom (12) 11. Kolom (17) K diisi dengan rasio (perbandingan) antara Kolom (12) K dengan Kolom (7) K, dinyatakan dalam persentase Kolom (17) Rp diisi dengan rasio (perbandingan) antara Kolom (12) Rp dengan Kolom (7) Rp, dinyatakan dalam persentase 12. Kolom (18) sampai dengan kolom (21) diisi dengan cara yang sama dengan kolom (17) 13. Kolom (22) diisi dengan SKPD pelaksana/penanggung jawab kegiatan
3+4607+5 *# 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
67
6+4804+8 &$%& 14. Baris “Rata-rata capaian kinerja” diisikan dengan rata-rata rasio capaian seluruh kegiatan yang dilaksanakan pada tahun yang dievaluasi 15. Baris “Predikat kinerja” diisikan dengan predikat yang disepakati oleh daerah, misalnya sangat rendah jika rata-rata rasio kurang dari 30%, rendah jika rata-rata rasio antara 30%-60%, cukup jika rata-rata rasio antara 60%-80%, dan tinggi jika rata-rata rasio lebih dari 80%. 16. Baris “Faktor pendorong pencapaian kinerja” diisikan dengan faktor-faktor yang dinilai perlu dipertahankan agar kinerja dapat dipertahankan/ditingkatkan 17. Baris “Faktor penghambat” diisikan dengan faktor-faktor yang dinilai harus diatasi/diminimalisir pada tahun pelaksanaan berikutnya 18. Baris “Usulan tindak lanjut pada RKPD berikutnya” diisikan dengan rekomendasi tindak lanjut dalam bentuk kebijakan, prosedur pelaksanaan, program, kegiatan, atau penambahan/pengurangan anggaran program/kegiatan pada RKPD berikutnya
3+4607+5 *# 7.5,+5+ +280 -+.7+/ !7+-" -+5 7.6302+80
68