KATA PENGANTAR Peraturan Gateball Indonesia ini disusun oleh PB PERGATSI mengacu pada peraturan Gateball dan Pedoman Wasit yang diterbitkan oleh World Gateball Union (WGU) pada bulan September 2011 dan diperluas sesuai dengan perkembangan olahraga gateball dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi masyarakat Indonesia. Peraturan ini diberlakukan untuk semua kegiatan pertandingan/kejuaraan gateball di Indonesia baik yang diselenggarakan dalam skala lokal, regional, nasional, maupun internasional. Kejuaraan gateball di Indonesia yang tidak menggunakan peraturan ini tidak diakui sebagai kejuaraan yang dilaksanakan di bawah bendera Persatuan Gateball Seluruh Indonesia (PERGATSI). Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan terus disempurnakan/diperbaiki jika terdapat perkembangan-perkembangan dalam peraturan pertandingan secara internasional. Demikian peraturan ini dapat dilaksanakan dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya Jakarta, 14 Maret 2015 PB PERGATSI
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Lapangan gateball berbentuk empat persegi panjang dengan permukaan yang rata, bebas dari segala macam penghalang,serta dibatasi oleh Garis Pembatas Lapangan; 2. Pemain adalah anggota tim yang nama-namanya sudah didaftarkan oleh kapten tim kepada Wasit; 3. Stroker (Pemukul bola) adalah pemain yang nomor urutnya telah dipanggil oleh wasit untuk melakukan pemukulan bola; 4. Pemukulan bola adalah kegiatan stroker untuk melakukan pemukulan terhadap bola sendiri dengan menggunakan permukaan kepala Stick; 5. Pemukulan bola start adalah kegiatan stroker mulai dari meletakkan bola sendiri yang belum masuk Gate Pertama di area start dengan tangan,sampai dengan melakukan pemukulan bola; 6. Masuk gate dengan poin yang dikenal dengan istilah ”gate-tsuka” adalah pergerakan bola di dalam lapangan dari arah depan ke arah belakang gate dan masuk melewati gate-line dengan sempurna pada kesempatan pertama; 7. Touch adalah kejadian hasil pemukulan bola oleh stroker yang mengenai bola lain 8. Sparking adalah pergerakan bola lain yang disebabkan oleh dampak pemukulan terhadap bola sendiri setelah dilakukannya setting bola; 9. Setting bola adalah kegiatan yang dilakukan setelah terjadinya touch yang sah, dimana bola sendiri dan bola lain hasil touch telah berhenti di arena dalam, kemudian stroker mengambil bola hasil touch, lalu menginjak bola sendiri dan meletakkan bola hasil touch menempel pada bola sendiri; 10. Bola di dalam (in-ball) adalah bola yang berada di Arena Dalam; 11. Bola di luar (out-ball) adalah bola yang berada di luar Arena Dalam; 12. Waktu wasit adalah waktu yang digunakan oleh wasit untuk mengatur pertandingan selama pertandingan tersebut berjalan; 13. Bola sendiri adalah bola yang sedang dimainkan oleh stroker; 14. Bola yang sedang tidak dimainkan oleh stroker disebut sebagai bola lain. BAB II LAPANGAN DAN PERLENGKAPAN Bagian Pertama Lapangan Pasal 2 (1) Lapangan gatebal terdiri dari Arena dan Area Bebas (lihat Gambar 1) (2) Arena gateball terdiri dari Arena Dalam dan Arena Luar. (3) Ketentuan dalam pembuatan Arena Dalam :
a. Arena Dalam berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 15 meter dan panjang 20 meter; b. Arena Dalam dikelilingi (dibatasi) oleh Garis Dalam yang lebarnya 5 cm dengan warna yang mudah dibedakan dari warna permukaan Arena; c. Tepi terluar Arena Dalam adalah sisi luar Garis Dalam; d. Garis Dalam terdiri atas Garis Pertama, Garis Kedua, Garis Ketiga, dan Garis Keempat e. Sudut antara Garis Keempat dan Garis Pertama disebut Sudut Pertama, sudut antara Garis Pertama dan Garis Kedua disebut Sudut Kedua, sudut antara Garis Kedua dan Garis Ketiga disebut Sudut Ketiga, dan sudut antara Garis Ketiga dan Garis Keempat disebut Sudut Keempat. (4) Ketentuan dalam pembuatan Arena Luar : a. Arena Luar terletak antara Garis Dalam dan Garis Luar; b. Jarak antara sisi terluar Garis Dalam dan sisi terluar Garis Luar antara 50 cm sampai dengan 100 cm c. Arena Luar dikelilingi (dibatasi) oleh Garis Luar yang cukup lebar dengan warna yang mudah dibedakan dari warna permukaan Arena. (5) Ketentuan dalam pembuatan Area Bebas a. Area Bebas terletak antara Garis Luar dan Garis Pembatas Lapangan gateball; b. Jarak antara sisi terluar Garis Luar dan sisi terluar Garis Pembatas Lapangan pada prinsipnya antara 100 cm sampai dengan 150 cm c. Area Bebas dikelilingi (dibatasi) oleh Pembatas Lapangan. (6) Area Bebas hanya dapat ditempati oleh para pemain, manajer, dan pelatih; (7) Pada Area Bebas dapat ditempatkan Area Tunggu dan Papan Nilai (score board): a. Area Tunggu dapat dilengkapi dengan tempat duduk, bangku dan fasilitas lainnya untuk manajer, pelatih dan para pemain b. Papan Nilai diletakkan di pinggir lapangan yang mudah dilihat oleh kedua Tim, maupun penonton serta penempatannya tidak berpotensi mengganggu jalannya pertandingan. Pasal 3 Komponen-komponen yang ada di dalam Arena terdiri atas Area Start, Gate, danGoal Pole. Pasal 4 Ketentuan dalam pembuatan Area Start: a. Area Start dibentuk oleh 4 titik sebagai berikut : i. titik pertama dan kedua terletak pada Garis Keempat dengan jarak masingmasing 1 m dan 3 m dari Sudut Pertama ii. titik ketiga dan keempat terletak pada perpotongan garis yang dibuat tegak lurus dari titik pertama dan kedua dengan sisi luar dari Garis Luar. b. Area Start berbentuk 4 persegi panjang dengan panjang 2 meter dan lebar menyesuaikan dengan arena luar. c. lebar dan warna garis tersebut pada huruf b, paling tidak sama dengan lebar dan warna Garis Luar.
Pasal 5 (1) Gate terdiri dari Gate Pertama, Gate Kedua, dan Gate Ketiga. (2) Ketentuan dalam Pembuatan Gate (lihat Gambar 2): a. gate dibuat dari batang silindris yang dibentuk menyerupai huruf U terbalik dengan diameter batang berkisar 1 cm (+/- 1 mm). b. warna gate harus mudah dibedakan dengan warna Arena dan mudah dilihat; c. kedua kaki gate berdiri tegak lurus di atas permukaan tanah, dengan ukuran lebar bagian dalam gate 22 cm dan tinggi bagian dalam gate 19 cm. d. pada bagian atas masing-masing gate diberi tanda nomor yang ukuran panjang dan lebarnya maksimum 10 cm. e. area di sekitar gate terdiri dari 2 (dua) wilayah yaitu bagian depan gate dan bagian belakang gate, yang dibatasi oleh gate-line. f. bagian depan Gate Pertama terletak diantara gate-line Pertama dengan Garis Keempat, sedangkan bagian belakang Gate Pertama terletak diantara gate-line Pertama dengan Garis Kedua. g. bagian depan Gate Kedua terletak diantara gate-line Kedua dengan Garis Pertama, sedangkan bagian belakang Gate Kedua terletak diantara gate-line Kedua dengan Garis Ketiga. h. bagian depan Gate Ketiga terletak diantara gate-line Ketiga dengan Garis Ketiga, sedangkan bagian belakang Gate Ketiga terletak diantara gate-line Ketiga dengan Garis Pertama. (3) Penempatan Gate adalah sebagai berikut : a. as Gate Pertama berjarak 4 m dari tengah Area Start yang berada pada Garis Keempat, dan 2 m dari Garis Pertama menghadap ke Garis Keempat. b. as Gate Kedua berjarak 12 m dari Sudut Kedua atau 8 m dari Sudut Ketiga, dan 2 m dari Garis Kedua menghadap ke Garis Pertama. c. asGate Ketiga berjarak 10 m dari Sudut Ketiga atau Sudut Keempat, dan 2 m dari Garis Keempat menghadap ke Garis Ketiga.
Area Bebas Prinispnya 100 – 150 cm
Sudut Ketiga
Arah Bola MasukGawang Mendapatkanpoin Sudut Kedua
GarisKedua
Garis Pembatas Lapangan
8
12 m
2
0.50 m – 1 m Gate Kedua
Garis Luar
0.50 m – 1 m 15
11 m Goal
Garis Ketiga
Garis Pertama Gate Pertama
Garis Dalam
2
Gate Ketiga 2
4m Area 2 1 4
Sudut Keempat
10 Gate Ketiga Bagian Depan
3 Sudut Pertama
GarisKeempat 3 m
Bagian Belakang
1m
Gate-‐line
Gambar 1. Lapangan (court)
3 Bagian Depan
1 Cm
19 Cm Bagian Belakang Gate-‐line Gambar 2. Gate
22 Cm
Pasal 6 Ketentuan dalam pembuatan dan pemasangan Goal-pole: a. Goal-pole terbuat dari batang silindris dengan diameter 2 cm ( +/- 1mm) dan diberi warna yang mudah dibedakan dari warna Arena agar mudah dilihat (lihat Gambar 3). b. Goal-pole ditancapkan tegak lurus di atas tanah dengan tinggi 20 cm dari permukaan Arena. c. Goal-pole diletakkan ditengah-tengah Arena. d. Pada bagian atas Goal-pole dapat diberi tanda yang ukuran lebar dan tingginya tidak lebih dari 10 cm.
2 Cm
GP 20 Cm
Gambar 3 Goal-Pole
Bagian Kedua Perlengkapan Pasal 7 Perlengkapan gateball terdiri atas Stick, Bola, Pengatur Waktu, Alat Pencatat, Papan Nilai, Pengukur Jarak dan Alat Penanda dan Kartu Peringatan. Pasal 8 (1) Stick terdiri dari Kepala Stick dan Tangkai Stick (lihat Gambar 4). (2) Kepala Stick pada prinsipnya berbentuk silindris yang mempunyai 2 permukaan yang sejajar dengan Tangkai Stick, sehingga garis tengah Kepala Stick tegak lurus dengan Tangkai Stick. (3) Permukaan Kepala Stick berdiameter minimum 3,5 cm dan maksimum 5 cm.
(4) Panjang Kepala Stick berkisar antara 18 – 24 cm. (5) Tangkai Stick terpasang dengan kokoh ditengah-tengah Kepala Stick sehingga membentuk seperti huruf T. (6) Tangkai Stick termasuk pegangannya (grip) mempunyai panjang 50 cm atau lebih. Pasal 9 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Bola gateball berbentuk bulat berdiameter 7,5 cm ( +/- 0,7 mm ) (lihat Gambar 4). Berat bola gateball 230 gr ( +/- 10 gr ). Bola gateball terbuat dari bahan Sintetik Resin. Jumlah bola gateball 10 buah yang terdiri atas 5 bola berwarna merah dan 5 bola berwarna putih. Bola berwarna merah diberi nomor ganjil berwarna putih yaitu 1, 3, 5, 7,dan 9. Bola berwarna putih diberi nomor genap berwarna merah yaitu 2, 4, 6, 8, dan 10. Ukuran tinggi nomor pada bola 5 cm. Setiap bola harus diberi tanda nomor paling tidak 2 buah pada tempat yang mudah terlihat.
3
5 3,5 –
18 – 24
> 50
7,5
Gambar 4. Stick dan bola Pasal 10 (1) Perlengkapan pengatur waktu dalam permainan gateball terdiri atas dua jenis yaitu untuk perhitungan waktu mundur 30 menit. (2) Pengatur waktu mundur 30 menit digunakan untuk mengukur waktu lamanya permainan. Pasal 11 (1) Peralatan pencatat terdiri atas perlengkapan pencatat untuk rekaman data pertandingan yang diperlukan oleh penyelenggara dan papan pencatat nilai untuk mencatatkan nilai selama berlangsungnya pertandingan yang dapat dilihat oleh para pemain, wasit maupun penonton. (2) Pada papan pencatat harus dapat terlihat perolehan nilai untuk masing-masing bola.
Pasal 12 Untuk keperluan pemantauan jalannya pertandingan, perlu disediakan alat bantu yang dapat digunakan: a. untuk mengetahui jarak antar bola yang berdekatan yang diperkirakan kurang dari 10 cm. b. sebagai tanda posisi bola yang akan dipindahkan sementara agar bola dapat dikembalikan pada posisi semula. BAB III TIM Bagian Pertama Kategori Pertandingan Pasal 13 Permainan gateball dapat dilakukan untuk kategori Beregu, Triple, Ganda, maupun Perorangan. Untuk masing-masing kategori ketentuannya adalah sebagai berikut: a. untuk kategori Beregu, tim terdiri atas 5 orang pemain utama dan maksimum 3 orang pemain cadangan, untuk katagori beregu campuran dengan komposisi 3 : 2. b. untuk kategori Triple, tim terdiri atas 3 orang pemain utama dan maksimum 2 orang pemain cadangan, untuk katagori triple campuran dengan komposisi 2 : 1, c. untuk kategori Ganda, tim hanya terdiri atas 2 orang pemain tanpa pemain cadangan, untuk katagori ganda campuran dengan komposisi 1 : 1. d. untuk kategori Perorangan, pemain hanya 1 orang tanpa pemain cadangan; e. salah satu pemain untuk kategori Beregu, Triple, maupun Ganda ditunjuk sebagai kapten (ketua) tim. f. setiap tim boleh memiliki seorang manajer dan seorang pelatih yang tidak bermain. Bagian Kedua Tugas danKetentuan bagi Manajer, Pelatih, Kapten, dan Pemain Pasal 14 Manajer mempunyai tugas: a. memimpin dan menjaga tindakan/perilaku maupun ucapan anggota tim; b. memberitahukan adanya penggantian pemain kepada Wasit; c. menetapkan penggantian kapten yang tidak dapat menjalankan fungsinya dan melaporkannya kepada Wasit. d. melaporkan pemain yang absen kepada Wasit.
Pasal 15 (1) Manajer bertanggungjawab atas seluruh perilaku dan kata-kata yang diucapkan pemain; (2) Manajer dapat mengajukan pertanyaan langsung kepada wasit, pada saat suatu masalah terjadi, dengan catatan waktu yang dipakai untuk bertanya tidak termasuk bagian dari waktu wasit; (3) Manajer dilarang mengulang pertanyaan yang sama, apabila pertanyaan pertama telah ditanggapi/dijawab oleh wasit. Pasal 16 Pelatih mempunyai tugas: a. memberikan arahan kepada pemain cadangan . b. menyiapkan pemain agar selalu berada di dekat bola sendiri Pasal 17 (1) Kapten mempunyai tugas: a. menyerahkan lembar daftar urut pemain pertama dan pemain cadangan (playing order sheet); b. memilih bola merah atau putih,atau memilih area tunggu; c. menandatangani hasil pertandingan (recorded sheet); d. mengambil alih peran dan tanggung jawab manajer, apabila manajer tidak ada, termasuk menunjuk pengganti kapten dari salah satu pemain dan memberitahukan nya kepada wasit; e. Kapten yang bertindak sebagai manajer mengambil alih tanggung jawab dan mengarahkan pemain; dan f. mewakili pemain dan bertanggungjawab terhadap tindakan/perilaku, dan ucapan anggota tim. (2) Dalam keadaan tidak ada manajer dan kapten tidak dapat menunjuk penggantinya, maka para pemain dapat menunjuk seorang diantaranya untuk menjadi kapten pengganti. Pasal 18 (1) Manajer, Pelatih,dan Pemain harus mengetahui dan memperhatikan peraturan pertandingan. (2) Semua pihak yang terlibat dalam pertandingan harus mematuhi keputusan wasit dalam rangka menegakkan sportivitas. (3) Manajer, Pelatih, dan Pemain harus menghormati anggota tim lain, anggota satu tim dan para penonton dalam rangka meningkatkan semangat fair play dan harus ramah dalam berkomunikasi. (4) Manajer, pelatih, dan Pemain tidak boleh mempengaruhi keputusan wasit atau menyembunyikan pelanggaran yang dilakukan oleh tim.
(5) Pemain tidak boleh melakukan tindakan yang berindikasi untuk mengulur-ulur waktu. Pasal 19 (1) Semua pemain dalam satu tim harus mengenakan seragam yang sama dalam turnamen resmi. (2) Manajer, pelatih,dan pemain harus mengenakan sepatu olah raga. (3) Pemain tidak boleh mengenakan asesories yang dapat menganggu jalannya permainan/pertandingan. (4) Manajer harus mengenakan tanda “Manajer” pada lengan kiri bagian atas (5) Pelatih harus mengenaka tanda “Pelatih” pada lengan kiri bagian atas (6) Kapten harus mengenakan tanda “Kapten” pada lengan kiri bagian atas (7) Seluruh pemain utama maupun pemain cadangan yang menggantikan pemain utama harus mengenakan nomor yang sesuai dengan nomor urut bolanya, dengan ketentuan: a. Ukuran nomor minimal 10 cm; b. Warna dan bentuk nomor harus mudah dilihat dan dimengerti; dan c. Nomor dapat dikenakan hanya di bagian depan saja (di bagian dada), atau dikenakan pada bagian depan (dada) dan belakang (punggung). BAB IV PERSIAPAN PERTANDINGAN Pasal 20 (1) Kapten harus menyerahkan daftar urut nama pemain kepada wasit sebelum pertandingan dimulai. (2) Daftar urut pemain yang sudah diserahkan kepada Wasit tidak dapat diubah lagi. Pasal 21 (1) Daftar nama pemain diserahkan oleh kapten kepada Wasit setelah dilakukan pengundian oleh wasit. (2) Kapten tim pemenang undian dapat memilih terlebih dahulu apakah akan memainkan bola merahatau bola putih. (3) Kapten tim yang kalah undian, mendapatkan kesempatan pertama untuk memilih area tunggu. Pasal 22 Sebelum pertandingan dimulai,Wasit harus memberikan petunjuk-petunjuk yang diperlukan serta memeriksa pemain termasuk manajerdan pelatih untuk: a. mengkonfirmasikan nama pemain dengan daftar nama pemain yang diterimanya; b. memeriksa peralatan dan pakaian pemain.
BAB V PELAKSANAAN PERTANDINGAN Bagian Pertama Dasar-Dasar Pertandingan Pasal 23 (1) Pertandingan gateball mempertemukan 2 (dua) tim yang saling berhadapan. (2) Pemain setiap tim terdiri atas: a. 5 pemain untuk kategori Beregu; b. 3 pemain untuk kategori Triple; c. 2 pemain untuk kategori Ganda; dan d. 1 pemain untuk kategori Perorangan (3) Sebelum pertandingan untuk kategori beregu dimulai, para pemain yang telah ditetapkan harus berdiri berderet sesuai nomor urut bolanya, di areal bebas di luar garis, dimulai dari nomor 1 sampai dengan nomor 10(lihat Gambar 5) (4) Untuk kategori Triple, urutan pemainnya adalah sebagai berikut : a. Tim bola merah: i. Pemain pertama memainkan bola 1 dan 7; ii. Pemain kedua memainkan bola 3 dan 9; dan iii. Pemain ketiga memainkan bola 5; b. Tim bola putih i. Pemain pertama memainkanbola2 dan 8; ii. Pemain kedua memainkanbola 4 dan 10; dan iii. Pemain ketiga memainkanbola 6; (5) Untuk kategori Ganda, urutan pemainnya adalah sebagai berikut: a. Tim bola merah i. Pemain pertama memainkanbola 1, 5, dan 9; dan ii. Pemain kedua memainkanbola 3 dan 7; b. Tim bola putih i. Pemain pertama memainkanbola 2, 6 dan 10; dan ii. Pemain kedua memainkanbola 4 dan 8 (6) Untuk kategori Perorangan, adalah sebagai berikut: a. Tim bola merah memainkanbola 1, 3, 5, 7, dan 9; dan b. Tim bola putih memainkanbola 2, 4, 6, 8 dan 10; (7) Setiap pemain memainkan dan bertanggung jawab terhadap bola sesuai nomor urut yang sudah ditetapkan (8) Pertandingan dimulai setelah Wasit menyatakan “Play ball” (9) Stroker pertama yang melakukan pemukulan bola adalah pemegang bola merah nomor 1, selanjutnya diikuti oleh pemain pemegang bola putih sesuai nomor urutnya, demikian dilakukan seterusnya secara bergantian sampai pertandingan dinyatakan selesai. (10) Pertandingan dilakukan dalam waktu 30 (tiga puluh) menit
Gambar 5. Posisi Start
!"#
$#
(#
%#
)#
*#
'#
+#
!#
Pasal 24 (1) Pertandingan berakhir setelah Wasit Kepala menyatakan “Game Set”. (2) Setelah waktu berjalan 30 menit, pertandingan dinyatakan berakhir dengan ketentuan sebagai berikut : a. apabilasebelum waktu 30 menit berakhir, stroker bola merah telah dipanggil untuk melakukan pemukulan bola, setelah stroker bola merah menyelesaikan hak nya, maka stroker bola putih nomor berikutnya mempunyai hak untuk melakukan pemukulan bola, dan setelah stroker bola putih tersebut menyelesaikan haknya untuk melakukan pemukulan bola, pertandingan dinyatakan selesai; b. apabilastroker bola putih yang seharusnya mendapatkan kesempatanterakhir tersebut,bolanya dalam kondisi out-ball, atau telah agari, atau strokernya tidak berada di tempat karena absen/terkena hukuman, maka pertandingan dinyatakan selesai setelah stroker bola merah menyelesaikan haknya untuk melakukan pemukulan bola; c. apabilasebelum waktu 30 menit berakhir, stroker bola putih telah dipanggil untuk melakukan pemukulan bola, maka pertandingan berakhir setelah stroker bola putih tersebut menyelesaikan haknya untuk melakukan pemukulan bola nya.
Bagian Kedua Penggantian dan Pengunduran Diri Pemain Pasal 25 (1) Pergantian pemain hanya dapat dilakukan oleh Pemain cadangan yang telah tercatat pada lembar Pencatat. (2) Pemain pengganti harus mengenakan nomor pemain yang diganti. (3) Pemain yang diganti tidak diperbolehkan bermain kembali dalam game yang sama. (4) Apabila diketahui ada pergantian pemain yang belum dilaporkan kepada wasit, maka semua pergerakan bola hasil pemukulannyadinyatakan sebagai “hasil permainan tidak efektif”
Pasal 26 (1) Cara pergantian pemain: a. Manajer harus memberitahu tentang pergantian pemain kepada Pencatat; b. Pencatatmengkonfirmasikan adanya pergantian pemain kepada Wasit; c. Wasit Kepala memberikan persetujuan dan mengumumkan adanya pergantian pemain. (2) Pergantian pemain dianggap tidak sah bila: a. pemainyang diganti masih sedang bermain (hak melakukan pemukulan bolabelum selesai); b. pemainpengganti tidak/belum mengenakan nomor dada/punggungdengan sempurna, setelah nomornya dipanggil. Pasal 27 Apabila ada pemain mengundurkan diri atau absen pada saat pertandingan sedang berjalan, maka : a. manajer harus segera memberi tahu ketidak hadiran pemain kepada wasit; b. nomor urut pemain yang tidak hadir menjadi nomor yang tidak aktif, namun permainan dapat terus dilanjutkan walaupun ada pemain yang absen; c. bola pemain yang absen apabila masih berada di dalam arena masih dapat diintervensi (dilakukan touch dan spark) oleh stoker lainnya; d. bola pemain yang absen apabila berada di luar arena sudah tidak dapat dimainkan lagi; e. setiap poin yang diperoleh dari bola pemain yang absen akibat intervensi oleh stroker, tetap diperhitungkan.
BAB. VI PENENTUAN KEMENANGAN Pasal 28 Perolehan Poin ditentukan sebagai berikut : a. bola yang masuk ke Gate Pertama dengan sempurna (telah melewati gate-line Pertama dan bola sendiri berhenti di dalam Arena) untuk pertama kalinya mendapatkan poin 1; b. bola yang telah mendapatkan poin 1,apabila masuk Gate Kedua dengan sempurna (telah melewati gate-line Kedua) untuk pertama kalinya, mendapatkan 1 poin tambahan sehingga secara akumulatif jumlah poinnya menjadi 2; c. bola yang sudah mendapatkan poin 2 apabila masuk ke GateKetigadengan sempurna (telah melewati gate-lineKetiga) untuk pertama kalinya, mendapatkan 1 poin tambahaan sehingga secara akumulatif jumlah poinnya menjadi 3; d. bola yang sudah mendapatkan poin 3 apabila mengenai goal-poleakibat pemukulan dari Arena Dalam atau hasil spark sempurna mendapatkan 2 poin
e. f.
tambahan,dan dinyatakan Agari sehingga secara akumulatif jumlah poinnya menjadi 5; perolehan poin maksimum setiap pemain adalah 5; pada akhir pertandingan setiap poin akhir dari masing-masing pemain dalam satu tim dijumlahkan dan tim yang jumlah poinnya lebih besar dinyatakan sebagai pemenang. Pasal 29
(1) Apabila pada akhir pertandingan, jumlah poin kedua tim sama, maka penentuan pemenang pertandingan adalah sebagai berikut: a. tim yang pemainnya mempunyai lebih banyak poin 5 (agari), dinyatakan sebagai pemenang; b. apabila jumlah pemain yang mempunyai poin 5 pada kedua tim sama, maka tim yang pemainnya mempunyai lebih banyak poin 3 (masukke Gate Ketiga), dinyatakan sebagai pemenang c. apabila jumlah pemain yang mempunyai poin 5 maupun poin 3 pada kedua tim sama, maka tim yang pemainnya mempunyai lebih banyak poin 2 (masuk ke Gate Kedua), dinyatakan sebagai pemenang; d. apabila jumlah pemain yang mempunyai poin 5, poin 3, maupun poin 2 pada kedua tim sama, maka dilakukan adu penalti (2) Pelaksanaan adu penalti adalah sebagai berikut : a. seluruh pemain berbaris sesuai nomor urutan bola nya masing-masing; b. seluruh pemain secara bergantian memasukan bola ke Gate Pertama dari area start; c. bola yang dinyatakan poin adalah bola yang masuk Gate Pertama dengan sempurna dan berhenti di Arena Dalam d. tim yang pemainnya lebih banyak memasukkan bola dinyatakan sebagai pemenang; i. apabila secara matematik nilai salah satu tim sudah tidak mungkin terkejar oleh tim lainnya, maka pertandingan dihentikan; ii. pemain yang absen pada saat pertandingan berakhir tidak dapat mengikuti adu penalti dan tidak boleh diganti oleh pemain lain; d. apabila dengan adu penalti, poin kedua tim tetap sama, maka dilakukan penalti satu lawan satu (”suddent death”), yaitu: i. stroker nomor 1 dannomor 2 melakukan pemukulan untuk memasukkan bola ke Gate Pertama; ii. apabila poin kedua stroker tersebut sama, maka dilanjutkanoleh stroker nomor 3 dannomor 4 iii. demikian seterusnya sampai mendapatkan pemenang; iv. karena pemain yang absen pada saat pertandingan berakhir tidak dapat diganti, maka pemain yang bersangkutan tidak memperoleh nilai. (3) Apabila dengan cara sebagaimana diuraikan pada ayat (1) dan(2) di atas masih belum dapat ditetapkan pemenangnya, maka pertandingan dapat dinyatakan draw/seri.
Pasal 30 Jika ada tim yang memperoleh poin 25, maka dinyatakan sebagai permainan sempurna (perfect game), dan penentuan pemenangnya adalah sebagai berikut : a. apabila tim bola merah mendapatkan poin sempurna sebagai hasil pemukulan tim bola merah, maka pertandingan berakhir setelah stroker tim bola putih nomor urut berikutnya diberikan kesempatan untuk melakukan pemukulan bola; b. apabila tim bola putih mendapatkan poin sempurna sebagai hasil pemukulan atauhasil spark tim bola merah, pertandingan dinyatakan selesai setelah hak untuk melakukan pemukulan bola oleh tim bola merah selesai ; c. apabila tim bola merah mendapatkan poin sempurna atas hasil pemukulan bola atau hasil spark tim bola putih, pertandingan dinyatakan selesai setelah hak untuk melakukan pemukulan bola oleh tim bola putih selesai; d. apabila tim bola putih mendapatkan poin sempurna sebagai hasil pemukulan tim bola putih, maka pertandingan langsung dinyatakan selesai; e. apabila kedua tim mendapatkan poin sempurna, penentuan pemenangnya mengikuti tatacara pada pasal 29 Pasal 31 (1) Tim dianggap mengundurkan diri, apabila: a. menyatakan tidak ikut bertanding; b. pada saat pertandingan kategori Beregu dimulai, jumlah pemain dalam tim kurang dari 5 orang; c. pada saat pertandingan kategori Triple dimulai, jumlah pemain dalam tim kurang dari 3 orang; d. pada saat pertandingan kategori Ganda dimulai, jumlah pemain dalam tim kurang dari 2 orang; e. pada saat pertandingan kategori Perorangan dimulai, Pemain tidak ada di tempat. (2) Apabila ada Tim mengundurkan diri, Tim lawan dinyatakan sebagai pemenang. (3) Tim yang mengundurkan diri dinyatakan kalah dengan nilai 0 - 12 Pasal 32 Perhitungan dalam suatu pertandingan yang mempergunakan system setengah kompetisi adalah sebagai berikut: a. Tim Pemenang diberi Nilai 3 b. Tim yang seri/draw diberi Nilai 1 c. Tim yang kalah diberi Nilai 0 Pasal 33 (1) Sebuah Tim dinyatakan memasukkan pemain yang tidak sah apabila: a. Tim memasukkan pemain yang tidak terdaftar pada Pencatat
b.
dalam pemeriksaan/inspeksi terdapat pemain yang memakai peralatan dan atau seragam yang tidak sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan sebelum pertandingan dimulai; c. pemain yang diganti kembali bermain pada game yang sama. (2) Sebuah Tim yang dinyatakan telah memasukkan pemain yang tidak sah dinyatakan kalah dalam pertandingan dan tim lawan dinyatakan sebagai pemenang. BAB. VII ATURAN PERMAINAN Bagian Pertama Cara Bermain dan Hak-hak Pemain Pasal 34 (1) Apabila pertandingan sudah dinyatakan dimulai, hanya Stroker, Wasit Kepala dan Asisten Wasit yang boleh berada di Arena (2) Hak Stroker dimulai setelah nomor urut nya dipanggil untuk melakukan pemukulan bola. (3) Hak Stroker berakhir : a. setelah melakukan pemukulan, kecuali mendapatkan hak untuk melakukan pemukulan tambahan; b. setelah melakukan pemukulantambahan; c. setelah dinyatakan melakukan kesalahan atau foul. (4) Waktu untuk melakukan pemukulan bola maupun spark adalah 10 detik. (5) Waktu 10 detik mulai dihitung: a. ketika pemain dipanggil untuk melakukan pemukulan bola; atau b. ketika bola hasil pemukulan atau spark telah berhenti, dan stroker akan memanfaatkan hak untuk melakukan pemukulan bola berikutnya setelah melakukan spark. c. ketika stroker mendapat hak untuk melakukan spark. (6) Jika hak untuk melakukan pemukulan bola telah habis, stroker diharuskan segera keluar dari Arena. Bagian Kedua Pemukulan Bola, Sparking , Konfirmasi dan Permainan Efektif Pasal 35 (1) Stroker dinyatakan melakukan pelanggaran (foul) apabila tidak melakukan pemukulan bola atau spark dalam waktu 10 detik. (2) Penanganan kasus foul karena terlampauinya waktu hak untuk melakukan pemukulan bola adalah sebagai berikut: a. semua bola yang bergerak dikembalikan ke posisi semula; b. untuk foul pada waktu start, bola diletakkan diluar lapangan.
Pasal 36 (1) Stroker boleh bertanya/melakukan konfirmasi kepada Wasit Kepala maupun Asisten Wasit namun waktu untuk tanya-jawab tidak termasuk dalam waktu wasit. (2) Konfirmasi dengan Wasit dapat dilakukan berkenaan dengan; a. masuk/tidaknya bola ke dalamgate; i. apakah stroker mendapat poin atau tidak apabila tepi bola yang terletak di gate-line, kemudian bola terdorong masuk gate dari arah depan ke belakang dengan sempurna; ii. apakah bola yang sedang dalam proses settingpada waktu akan melakukan spark, telah melewati gate-line atau tidak; b. agari/tidaknya bila ada bola yang sudah melewati Gate Ketiga dalam keadaan menempel pada goal pole; c. terjadi/tidak nya touch i. apakah bola sendiri danbola lain dalam keadaan menempel/tidak; ii. bola mana yang berhasil di toucholeh bola sendiri; d. menempel/tidaknya bola sendiri dengan bola (bola-bola) hasil touch dan menempel/tidaknya bola (bola-bola) hasil touch dengan bola (bola-bola) lainnya lagi i. apakah bola sendiri menempel dengan bola (bola-bola) hasil touch ii. apakah bola (bola-bola) hasil touch menempel dengan bola (bola-bola) lainnya Pasal 37 (1) Permainan dinyatakan efektif bila : a. pelaksanaan pemukulan bola maupun sparkdilakukan dengan benar pada saat stroker mempunyai hak untuk melakukannya; b. pelaksanaan pemukulan bola maupun spark dilakukan tidak benar pada saat stroker mempunyai hak untuk melakukannya sehingga dinyatakan foul. (2) Permainan dinyatakan tidak efektif bila: a. permainan dilakukan stroker pada kurun waktu wasit; b. tindakan yang dilakukan bukan oleh stroker. Pasal 38 Semua pergerakan bola yang dihasilkan oleh permainan yang benar/sah dinyatakan sah Pasal 39 (1) Pergerakan bola dinyatakan sebagai pergerakan bola tidak sah, apabila terjadi: a. pergerakan bola akibat adanya foul; b. pergerakan bola akibat permainan tidak efektif; c. pergerakan bola (bola-bola)lain akibat terkena bola yang belum masuk Gate Pertama; d. pergerakan bola tidak langsung akibat getaran gate atau Goal Pole;
e.
pergerakan bola yang berasal dari luar (out-ball) yang tidak berhenti di Arena Dalam; f. pergerakan bola (bola-bola) akibat terkena pantulan bola Agari; g. pergerakan bola hasil spark yang mengenai bola (bola-bola)yang ditempatkan sementara (temporary ball); h. pergerakan bola sendiri atau bola lain pada saat proses spark, yaitu: i. setelah terjadi touch dengan bola lain, bola sendiri menempel dengan bola hasil touch dan pada saat pengambilan bola hasil touch tersebut, bola sendiri bergerak; ii. setelah terjadi touch dengan bola lain, bola hasil touch menempel dengan bola lainnya lagi dan pada saat pengambilan bola hasil touch tersebut, bola lainnya tadi bergerak; iii. setelah terjadi touch dengan beberapa bola lain, bola sendiri menempel dengan beberapa bola hasil touch, pada waktu akan melakukan penempatan sementara, bola sendiri atau salah satu dari bola hasil touch bergerak; i. Disampingpergerakan bola sebagaimana diuraikan pada huruf a. sampai dengan huruf hdi atas, pergerakan lainnya yang dapat dinyatakan tidak sah oleh wasit adalah i. pergerakan bola yang berada pada posisi out-ball yang terkena bola yang menuju keluar Arena; ii. pergerakan bola yang diakibatkan tersentuh oleh atribut/seragam; iii. pergerakan bola yang diakibatkan oleh kondisilapangan/cuaca; (2) Bola-bola yang bergerak akibat terkena pergerakan bola yang tidak sah harus dikembalikan ketempat semula. (3) Bola-bola yang bergerak akibat terkena pergerakan bola yang sah tidak boleh dikembalikan ketempat semula. (4) Apabila ada pergerakan bola tidak sah menyentuh bola yang pergerakannya sah, maka posisi bola dari pergerakan yang sah tadi sesuai dengan tempat berhentinya bola tersebut. Pasal 40 (1) Pemukulan bola hanya boleh dilakukan oleh stroker terhadap bolanya sendiri dengan menggunakan bagian muka dari stick. (2) Stroker tidak boleh menolak untuk melakukan pemukulan bola pada saat gilirannya. Pasal 41 (1) Pada waktu akan melakukan pemukulan bola start,stroker mempunyai hak untuk memindahkan bola sendiri sesuai keinginannya asal masih di dalam Area Start dan pemindahannya menggunakan tangan. (2) Pada waktu melakukan pemukulan bola start, strokermempunyai hak untuk meminta kepada Wasit agar memindahkan sementara bola lain yang berada di area antara Area Start dengan Gate Pertama maupun bola lain yang berjarak maksimum satu bola di belakang Gate Pertama (3) Pemain yang tidak berhasil memasukan bolanya pada Gate Pertama, diberi hak untuk melakukan pemukulan bola start kembali pada gilirannya sesuai nomor urut bolanya.
Pasal 42 (1) Hak untuk melakukan pemukulan bola selanjutnya dapat diperoleh sebanyak satu kali apabila : a. Bola sendiri yang dipukul masuk gate sudah berhenti di Arena Dalam dan oleh Wasit dinyatakan masuk dan mendapat poin,dan bola-bola lain yang ada di Arena dalam keadaan berhenti; b. strokerberhasil melakukan sparkdengan benar sampai proses spark selesai. (2) Setiap kali berhasil memasukan bola ke gate pada kesempatan pertama, stroker mendapatkan hak untuk melakukan pemukulan bola selanjutnya satu kali. (3) Setelah berhasil melakukan spark terhadap satu atau beberapa bola, stroker hanya mendapatkan hak untuk melakukan pemukulan bola selanjutnya sebanyak satu kali Pasal 43 (1) Pemukulan bola dinyatakan foul apabila : a. pelaksanaan pemukulan boladilakukan dengan cara mendorong bola (kontak permukaan kepala stickdengan bola saat mendorongbola terjadi dalam waktu yang relatif lama); b. dalam sekali ayunan permukaan stickmengenai bola sendiri dua kali atau lebih; c. pelaksanaan pemukulan boladilakukanbukan dengan permukaan kepala stick; d. pelaksanaan pemukulan boladilakukan dengan cara menendang stick; e. pelaksanaan pemukulan boladilakukan dengan memukul stick dengan tangan; f. pelaksanaan pemukulan boladilakukan dengan tangan yang masih menyentuh kepala stick; g. pelaksanaan pemukulan bolamengenai Arena (rumput, atau tanah, atau pasir) yang mengakibatkan bola bergerak secara tidak langsung; h. setelah melakukan touch dan bola sendiri sudah berhenti, stick mengenai bola sendiri sebelum hak untuk melakukan spark diberikan; i. melakukan pemukulan bolatanpa melakukan spark terlebih dahulu, padahal sudah memperoleh hak untuk melakukan spark; j. setelah berhasil melakukan spark, langsung melakukan pemukulan bolasebelum waktunya; k. waktu melakukan pemukulan bolastart, bolanya tidak ditempatkan pada Area Start; l. stick stroker menyentuh bola lain yang dalam keadaan berhenti; m. stick strokermenyentuh bola lain yang dalam keadaan bergerak; n. stick strokermenyentuh bola sendiri dalam keadaan bola masih bergerak; (2) Penanganan bola hasil pemukulan bola yang dinyatakan fouladalah sebagai berikut : a. untuk situasi ayat (1) huruf a sampai dengan huruf l: i. bola yang bergerak akibat foul dalam melakukan pemukulan boladikembalikan ke tempat semula; ii. foul yang terjadi pada saat pemukulan bola start, bola sendiri diletakkan di luar arena atau dikembalikan kepada pemain; b. untuk situasi ayat (1) huruf m i. bola yang bergerak akibat foul dalam melakukan pemukulan bola dikembalikan ke tempat semula;
c.
ii. bola lain yang bergerak karena foul akibat stick mengenai bola yang bergerak tersebut, diletakkan pada tempat stick mengenai bola; iii. bola sendiri dikeluarkan dekat dengan tempat kejadian. untuk situasi ayat (1) huruf n i. bola-bola yang bergerak akibat pemukulan bola yang foul dikembalikan ke tempat semula; ii. bola sendiri dikeluarkan pada tempat terdekat dengan kejadian. Pasal 44
(1) Bola dinyatakan berhasil masuk gatePertamadan mendapatkan poin apabila dapat melewati gate-line dari hasil pemukulan bola start yang sah dan berhenti di Arena Dalam (2) Bola dinyatakan berhasil masuk gate Kedua dan mendapatkan poin dengan ketentuan: a. masuk pada kesempatan pertama; dan b. merupakan hasil pemukulan bola maupun spark yang sah yang datangnya dari arah depan Gate Kedua;dan c. telah melewati gate-line Kedua;dan d. sebelumnya telah mendapatkan poin dari Gate Pertama. (3) Bola dinyatakan berhasil masuk gate Ketiga dan mendapatkan poin dengan ketentuan: a. masuk pada kesempatan pertama; dan b. merupakan hasil pemukulan bola maupun spark yang sah yang datangnya dari arah depan Gate Ketiga; dan c. telah melewati gate-line Ketiga; dan d. sebelumnya telah mendapatkan poin dari Gate Kedua. (4) Bola dinyatakan berhasil ”agari”dan mendapatkan poin apabila: a. merupakan hasil pemukulan bola maupun spark yang sah; dan b. sebelumnya telah mendapatkan poin dari Gate Ketiga (5) Bola belum dinyatakan masuk gate Kedua dan Ketiga dengan sempurna apabila: a. bola yang datang dari arah belakang gate menuju bagian depan gatedan berhenti, dimana sisi terluar bola tersebut masih berada di atas gate-line b. bola hasil pemukulan dari luar Arena (out ball) baik berhenti di atas gate-line maupun masuk melewati gate c. Bola hasil penempatan bola touch akibat sparking foul sesudah setting namun sebelum spark berhasil d. bola hasil touch yang sedang dalam proses setting untuk melakukan spark namun pada saat setting, bagian terluar bola tersebut masih berada di atas gate-line Pasal 45 (1) Sebuah bola dikatakan Agari apabila bola tersebut sudah mendapat poin 3 kemudian mengenai Goal-Pole. (2) Keberhasilan agari bola lain dengan cara sparking hanya dapat dicapai bila pada waktu setting, bola hasil touch tidak menyentuh Goal-Pole.
(3) Bola yang sudah mendapat poin 3 dan menempel pada Goal-Pole, dapat dinyatakan agari apabila c. sudahdilakukan pemukulan oleh stroker; d. ada pergerakan bola lain yang sah mengenai bola tersebut sehingga menyentuh Goal-Pole. (4) Bola yang sudah agarisegera dikeluarkan dari arena. Pasal 46 (1) Apabila bola sendiri pada posisi sudah menempel dengan bola lain,Wasit menyatakan touch setelah stroker melakukan pemukulan bola. (2) Bola hasil pemukulan bola start yang mengenai bola lain tidak termasuk dalam kategori touch. Pasal 47 (1) Stroker mendapatkan hak untuk melakukan spark setelah bola sendiri berhasil mengenai bola lain (touch),dan bola sendiri maupun bola hasil touch berhenti di Arena Dalam, dan kedua bola sudah dinyatakan (in-ball). (2) Apabila stroker mendapatkan hak untuk melakukan spark terhadap beberapa bola (touch lebih dari 1 bola), maka urutan untuk melakukan spark dapat dilaksanakan sesuai keinginan stroker. (3) Pada situasi dimana stroker mempunyai hak untuk melakukan spark dan pemukulan bola secara bersamaan maka pelaksanaan spark harus didahulukan
Pasal 48 (1) Touch tidak boleh dilakukan lebih dari 1 kali pada bola yang sama pada satu kesempatan melakukan pemukulan bola(bola lain yang telah di spark tidak boleh tersentuh lagi). (2) Apabila terjadi touch dua kali pada bola yang sama, penanganannya adalah sebagai berikut : a. bola lain yang bergerak akibat terjadinya touch dua kali, dikembalikan ketempat semula; b. bola sendiri dikeluarkan (Chokkingai) ke tempat terdekat dengan kejadian touch yang kedua. Pasal 49 (1) Stroker tidak boleh menolak untuk melakukan spark. (2) Apabila pada waktu melakukan setting, walaupun bola hasil touch tidak menempel sempurna dengan bola sendiri (masih ada celah diantara kedua bola), namun masih memungkinkan untuk melaksanakan spark dengan sukses, maka kondisi setting telah dilakukan dengan sah.
(3) Apabila strokermenginjak bola sendiri dan bola hasil touch secara bersamaan, maka dapat dinyatakan telah dilakukan setting. (4) Semua pergerakan bola hasil spark yang sempurna adalah sah. Pasal 50 (1) Urutan untuk melakukan spark adalah stroker: a. mengambil bola hasil touch dan menginjak bola sendiri; b. melakukan setting bola; c. melepaskan tangan dari bola; d. melakukan pemukulan terhadap bola sendiri, sehingga bola hasil touch bergerak/ bergulir; e. melepas injakan dari bola. (2) Hal-hal di bawah ini diperbolehkan pada saat melakukan spark adalah stroker: a. Melakukan pengambilan bola hasil touch setelah menginjak bola sendiri; b. melakukan penempatan kembali injakan/memutar arah yang dilakukan dalam posisi menginjak bola sendiri; c. menyentuh bola sendiri pada saat setting; d. melakukan setting ulang dengan mengambil bola lain yang sudah setting dalam keadaan masih menginjak bola sendiri; e. pemukulan mengenai sepatu bersamaan kena bola; f. bola sendiri bergerak namun masih dalam injakan stroker; g. apabila bola sendiri yang bergerak tersebut masih dalam injakan stroker, danpergerakannya akan berpengaruh terhadap pukulan selanjutnya (misalnya masuk gate, atau agari, atau touch) maka wasit harus mengembalikan bola ke tempat semula. (3) Bila terjadi touch terhadap lebih dari satu bola, maka bola yang akan di-spark selanjutnya (kedua, atau ketiga, atau berikutnya) dapat dipindahkan sementara apabila dipertimbangkan akan mengganggu kegiatan spark, dengan ketentuan: a. apabila touch terhadap dua bola, stroker boleh mengambil bola yang akan dispark berikutnya, untuk ditempatkan pada lokasi yang tidak akan mengganggu pelaksanaan spark yang pertama; b. apabila touch terhadap lebih dari dua bola, pengambilan bola hasil touch yang akan di-spark kemudian dapat dilaksanakan satu persatu atau beberapa sekaligus. Pasal 51 Pelaksanaan spark dinyatakan berhasil apabila : a. bola hasil spark bergerak dengan jarak lebih dari 10 cm dari bola sendiri; b. bola hasil spark mengenai goal-pole dan menyebabkan agari c. bola hasil spark keluar lapangan.
Pasal 52 Pelaksanaan spark dinyatakan foul apabila: a. setelah mengambil bola hasil touch dan sebelum dilakukan spark, bola sendiri atau bola lain bergerak karena terkena bola hasil touch; b. setelah pelaksanaan spark, bola sendiri lepas dari injakan kaki; c. waktu melakukan setting ulang, tangan pemain menyentuh bola hasil touch dalam keadaan tidak menginjak bola sendiri; d. pada saat spark tangan masih menyentuh bola; e. stroker hanya memukul kaki; f. bola yang di-spark bergulir kurang dari 10 cm dari bola sendiri dan kedua bolamasih di dalam Arena; g. bola yang di-spark memantul kembali karena mengenai goal-pole/gate/bola laindan menempel pada bola sendiri; h. Setelah touch 2 bola atau lebih, stroker mengambil bola hasil touch untuk dispark pertama, setelah melakukan setting dan belum melakukan spark, kemudian mengganti dengan bola hasil touch lainnya; i. Setelah touch beberapa bola, bola-bola berhenti di Arena Dalam namun tidak menempel pada bola sendiri, sebelum mengambil bola touch, kaki stroker menyentuh bola (bola-bola) touch lainnya, atau setelah mengambil bola touch dan menginjak bola sendiri, kaki stroker menyentuh bola touch yang lain; j. posisi bola sendiri menempel pada bola hasil touch yang satu, namun strokermenyentuh bola hasil touch yang lain; k. stroker melakukan setting bola hasil touch diluar garis Arena Dalam danlalu melakukan spark.
Pasal 53 (1) Untuk sparking foul yang terjadi setelah semua in-ball berhenti di Arena Dalam dan sebelum dilakukannya setting, maka: a. bola-bola yang bergerak akibat sparking foul dikembalikan ke posisi semula; b. bolahasil touch dikembalikan ke posisi semula dimana bola tersebut berhenti setelah terjadinya touch; c. bola sendiri dikembalikan ke posisi semula dimana bola tersebut berhenti setelah terjadinya touch; i. apabila jarak antara bola sendiri dan bola hasil touch kurang dari 10 cm, maka bola sendiri dikeluarkan. (chokkingai). (2) Untuk foul yang terjadi setelah setting tetapi sebelum dilakukan spark maka bolabola yang bergerak akibat sparking foul dikembalikan ke posisi semula danBola hasil touch dikembalikan ke posisi setting sedangkan bola sendiri dikeluarkan. (3) Untuk foul yang terjadi setelah spark berhasil tetapi sebelum kaki diangkat maka : a. Bola-bola yang bergerak akibat sparking foul dikembalikan ketempat semula; b. bola sendiri dikembalikan ke posisi semula dimana bola tersebut berhenti setelah touch; c. apabila ada beberapa bola yang masih harus di-spark kemudian, dan letaknya kurang dari 10 cm dari bola sendiri, maka bola sendiri dikeluarkan;
d.
setelah spark sukses apabila bola yang di-spark mengenai gate/goal-pole dan kembali menempel pada bola sendiri maka : i. Bola hasil touch tetap ditempat; ii. Bola sendiri dikeluarkan (4) Apabila setting dilakukan diluar Garis Dalam dan bola di spark maka : a. bola-bola yang bergerak akibat sparking foul dikembalikan ke posisi semula; b. bolahasil touch dikembalikan ke posisi semula dimana bola tersebut berhenti setelah terjadinya touch; c. bola sendiri dikembalikan ke posisi semula dimana bola tersebut berhenti setelah terjadinya touch; d. apabila jarak antara bola sendiri dan bola hasil touch kurang dari 10cm, maka bola sendiri dikeluarkan. Pasal 54 (1) Bola dinyatakan in-ball bila: a. bola sudah masuk Gate Pertama dan posisinya berada di Arena Dalam; b. bola out yang di pukul dari Arena Luar berhenti di Arena Dalam. (2) Bola dinyatakan out-ball bila sudah poin Gate Pertama, tetapi posisinya berada diluar Arena Dalam (3) Bola yang diletakkan di luar bukan diakibatkan terjadinya foul adalah: a. in-ball yang di pukul atau di-spark menggelinding melewati Garis Dalam Arena; b. out-ball yang dipukul melewati Garis Dalam Arena, namun menggelinding ke luar arena lagi; c. outball yang di pukul namun tidak sampai masuk ke Arena Dalam (4) Bola yang diletakkan diluar lapangan karena foul. a. Pada kasus ayat (3) a. dan b, bola diletakkan pada titik pertemuan antara garis imajiner jalannya bola dengan tepi luar Garis Dalam, dengan jarak 10 cm dari titik potong tersebut; b. Pada kasus ayat (3) c bola diletakkan ketempat semula. (5) Out-ball dikarenakan foul,bola diletakkan 10 cm dari titik luar garis dalam ditempat yang terdekat dengan terjadinya foul. (6) Strokerboleh meminta kepada wasit untuk memindahkan out-ball sementara apabila merasa terganggu sewaktu akan melakukan pemukulan bola (7) Pemukulan out-ball harus dilakukan dititik dimana bola tersebut diletakkan. Pasal 55 (1) Wasit menyatakan foul apabila out-ball dipukul mengenai bola lain di Arena Dalam, (out-ball stroking foul) (2) Penanganan kasus out-ball stroking foul: a. bolalain yang bergerak dikembalikan ke tempat semula; b. bola sendiri dikeluarkan di tempat terdekat dengan kejadian.
Pasal 56 (1) Semua sentuhan yang dilakukan oleh strokerterhadap bola yang berada di Arena dinyatakan foul. (2) Penanganan kasus sentuhan bola yang dinyatakan fouladalah sebagai berikut: a. apabila strokermenyentuh bola yang berada di Arena Dalam, maka: i. Bola diletakkan kembali pada tempat semula; ii. Strokerkehilangan hak untuk melakukan pemukulan bola; b. apabila strokermenyentuh bola yang sedang dalam keadaan bergerak, maka : i. bola-bola yang bergerak akibat pergerakan bola tersentuh dikembalikan ke posisi semula; ii. bola tersentuh dikembalikan ke posisi terjadinya sentuhan; iii. Bola sendiri dikeluarkan; c. apabila strokermenyentuh bola sendiri yang dalam keadaan bergerak, maka : i. bola-bola yang bergerak akibat pergerakan bola tersetuh dikembalikan ke posisi semula; ii. bola sendiri dikeluarkan Pasal 57 (1) Gangguan dalam pertandingan dapat berupa: a. Tidak diindahkannya peringatan dari wasit atas pelanggaran aturan yang dilakukan baik oleh manajer, pelatih, maupun pemain ; b. pertimbangan dari wasit bahwa manajer, atau pelatih, atau pemain mengganggu jalannya pertandingan. (2) Wasit Kepala berhak melakukan tindakan agar tidak ada tim yang dirugikan/ diuntungkan akibat adanya gangguan dalam pertandingan, yaitu berupa: a. penghentian hak Stroker untuk melakukan pemukulan bola; b. penempatan bola pemain/stroker diluar lapangan; c. pembatalan bola yang masuk gatemaupun yang game; d. pengusiran manajer, pelatih maupun pemain dari lapangan. i. Bola pemain yang diusir dikeluarkan dari lapangan; ii. Pemain dinyatakan absen; iii. Nilai yang didapat tetap diperhitungkan; e. Tim yang mengganggu didiskualifikasi. Pasal 58 (1). Untuk keperluan penegakan peraturan dan menghindari kesalahan komunikasi, wasit dapat menggunakan kartu peringatan bagi pemain, pelatih dan manajer yang melanggar peraturan atau mengganggu jalannya pertandingan. (2). Kartu peringatan berwarna kuning diberikan kepada pemain atau manajer yang sudah mendapat dua kali peringatan lisan dalam satu pertandingan (3). Kartu berwarna merah digunakan untuk mengusir pemain atau manajer keluar arena dikarenakan sudah mendapat dua kali peringatan kartu kuning dalam satu turnamen atau kejuaraan dan atau karena pelanggaran berat yang dilakukannya
(4)
dalam satu pertandingan. Pemain dan atau manajer yang mendapat kartu merah berarti kehilangan hak mengikuti satu pertandingan berikutnya dalam turnamen atau kejuaraan tersebut. Waktu wasit di luar time over (10 detik), tetapi termasuk waktu pertandingan (30 menit). Pasal 59
(1) Pemain dapat mengganti stick atas persetujuan wasit. (2) Stroker hanya boleh membawa satu stick keArena Dalam (3) Stick pengganti harus sudah di check oleh wasit sebelum digunakan. Pasal 60 Apabila terjadi kerusakan pada bola, maka wasit harus segera menggantinya.
Pasal 61 (1) Pertandingan dapat dihentikan sementara apabila terjadi gangguan cuaca atau alasan lain yang ditetapkan oleh Wasit. (2) Dalam hal pertandingan dihentikan sementara, posisi bola tetap di tempat. (3) Pertandingan dapat dilanjutkan kembali dari penghentian sementaradengan melanjutkan sisa waktu dan posisi bola terakhir pada saat pertandingan dihentikan sementara. (4) Jika penghentian sementara dilakukan pada waktu pertandingan berjalan kurang dari 20 menit dan Wasit mempertimbangkan bahwa pertandingan tidak mungkin dilanjutkan, maka pertandingan dinyatakan batal. (5) Jika penghentian dilakukan pada waktu pertandingan sudah berjalan 20 menit atau lebih dan Wasit mempertimbangkan bahwa pertandingan tidak mungkin dilanjutkan, maka pertandingan dinyatakan sah dan selesai. BAB VIII WASIT Pasal 62 (1) Wasit terdiri dari Satu orang Wasit Ketua dan Satu orang Asisten Wasit (2) Wasit dibantu oleh Satu orang Pencatat, paling tidak Satu orang Penjaga Garis, dan Satu orang Pencatat Papan Nilai
Pasal 63 (1) Wasit Ketua mempunyai wewenang penuh dalam mengatur pertandingan sesuai peraturan yang berlaku. (2)Wasit Ketua mempunyai hak untuk mengambil keputusan apabila terjadi hal-hal yang tidak terduga diluar peraturan. (3)Wasit Ketua bertugas : a. mengundi untuk penentuan tim pemegang bola merah atau bola putih; b. mengumumkan play-ball dan game-set; c. memanggil Stroker untuk melaksanakan pemukulan bola sesuai nomor urut; d. menerima dan mengumumkan pergantian pemain; e. mengumumkan waktu penangguhan (time out) dan waktu pertandingan dimulai kembali; f. menetapkan sanksi bagi pemain atau tim yang mengganggu pertandingan; g. menetapkan dan mengumumkan diskualifikasi; h. mengkonfirmasikan nilai hasil pertandingan; i. menetapkan dan mengumumkan tim pemenang; j. meminta kepada kedua kapten tim yang bertanding untuk menandatangani hasil pertandingan setelah penetapan dan pengumuman pemenang. (4) Wasit Ketua dibantu Asisten Wasit bertugas : a. memeriksa lapangan sebelum pertandingan dimulai; b. melakukan konfirmasi kepada pemain masing-masing tim berdasarkan daftar pemain yang diserahkan oleh kapten tim; c. memeriksa peralatan yang dipakai dan pakaian seragam pemain; d. menetapkandan mengumumkan stroker yang mendapat poin dan agari; e. menetapkan dan mengumumkan terjadinya touch; f. menetapkan dan mengumumkan adanya bola keluar (out ball) dan menentukan posisi bola keluar; g. menetapkan dan mengumumkan terjadinya pelanggaran (foul); h. memberikan peringatan kepada manajer atau pemain yang tidak mematuhi peraturan; i. menanggapi pertanyaan yang terjadi dalam pertandingan; j. mengambil bola yang dirasa mengganggu permainan atas permintaan pemain; k. mengembalikan bola ketempat semula akibat pergerakan yang tidak sah. (5) Asisten Wasit mempunyai tugas membantu Wasit Ketua (6) Apabila Wasit Ketua tidak dapat melanjutkan tugasnya, Asisten Wasit akan mengambil alih tugas dan tanggungjawab sebagai Wasit Ketua Pasal 64 Pencatat bertugas : a. membantu Wasit memeriksa lapangan pertandingan; b. mencatatinformasi-informasi penting ke dalam lembar nilai (score sheet); c. memberikan konfirmasi dan ikut mengumumkan stroker yang berhasil memasukan bola ke dalam gate dan Agari; d. menyiapkan jawaban tentang hal-hal yang mungkin ditanyakan oleh Wasit Ketua maupun Asisten Wasit; e. membantu Wasit Ketua dan Asisten Wasit dalam mengambil keputusan;
f. memberikan konfirmasi pergantian pemain dan menyampaikan kepada Wasit Ketua; g. ikut memantau dan memperhitungkan waktu selama pertadingan berjalan; h. mengumumkan segment waktu selama pertandingan berlangsung (sisa waktu 15 menit, 10 menit, 5 menit, dan waktu habis ); i. membantu Wasit Ketua dan Asisten Wasit apabila ada bola keluar, mengumumkan dan meletakkan bola pada tempatnya; j. memberikan peringatan terhadap manajer, pelatih maupun pemain yang tidak mematuhi peraturan. Pasal 65 Penjaga garis bertugas: a. memeriksa lapangan pertandingan; b. membantu Wasit Ketua dan Asisten Wasit dalam pengambilan keputusan, pengumuman dan lain-lain yang diperlukan; c. menentukan dan mengumumkan out-ball ; d. memberikan peringatan terhadap manajer, pelatih dan pemain yang tidak mengikuti peraturan. Ditetapkan di Pada Tanggal
Jakarta 15 Maret 2015
PB PERGATSI