IDENTIFIKASI RESIDU PESTISIDA GOLONGAN ORGANOFOSFAT DENGAN BAHAN AKTIF KLORPIRIFOS PADA SAYURAN KOL (BRASSICA OLERACEA) DAN SAWI HIJAU (BRASSICA JUNCEA L) DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO TAHUN 2016 Brian Fellany Kapoh*, Odi Pinontoan*, Rahayu H. Akili* *
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAK Pestisida adalah zat kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan hama. Untuk melindungi lingkungan dan menjaga kesehatan masyarakat dari kemungkinan terjadinya bahaya pestisida maka dari itu ditetapkan Batas Maksimum Residu (BMR) pada hasil pertanian. Berdasarkan SNI No.7313 tahun 2008 yaitu < 1 mg/kg terhadap kol (Brassica oleracea) dan sawi hijau (Brassica juncea L). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kadar residu pestisida golongan organofosfat dengan bahan aktif klorpirifos pada sayuran kol (Brassica oleracea) dan sawi hijau (Brassica juncea L) yang dijual di Pasar Bersehati Kota Manado. Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif. Pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado dengan menggunakan metode Kromatografi Gas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa residu pestisida parameter uji Klorpirifos di Pasar Bersehati untuk kol (Brassica oleracea) sebesar 1,165 mg/kg dan sawi hijau (Brassica juncea L) sebesar 1,125 mg/kg. Gejala-gejala dan tanda-tanda keracunan pestisida terhadap kesehatan bervariasi dari yang paling ringan hingga yang terberat seperti mual, pandangan kabur, keringat berlebihan, air liur berlebihan, pingsan, kejang-kejang, iritasi kulit, gangguan saraf, hati, ginjal, dan pernapasan. Disarankan kepada Pemerintah Sulawesi Utara khususnya dinas pertanian untuk meningkatkan pengawasan dan memperketat aturan terhadap penggunaan pestisida pada pertanian dan memberikan penyuluhan untuk penggunaan bio pestisida. Kata Kunci : Pestisida, Klorpirifos, Kol, Sawi Hijau, Kromatografi gas ABSTRACT Pesticides are chemicals which used to kill or controlling the pests. To protect the environment and safeguard public health from the possibility of harmful effects of pesticides and therefore set the Maximum Residue Limit (MRL) on agricultural produce. Based on SNI No.7313 of 2008 was <1 mg / kg on cabbage (Brassica oleracea) and mustard greens (Brassica juncea L). The purpose of this study was to determine the levels of residues of pesticide in the group of organophosphate with the active ingredient chlorpyrifos on cabbage (Brassica oleracea) and cabbage greens (Brassica juncea L) were sold at market of Bersehati, Manado City. This study was an observational study with descriptive approach. Sampling inspection conducted at the Laboratory of Research and Standardization Industry Manado using Gas Chromatography. The results showed that the test parameters chlorpyrifos pesticide residues in market of Bersehati for cabbage (Brassica oleracea) of 1.165 mg / kg and mustard greens (Brassica juncea L) of 1.125 mg / kg. The symptoms and signs of pesticide poisoning on health varies from the lightest to the heaviest such as nausea, blurred vision, excessive sweating, excessive salivation, unconsciousness, convulsions, skin irritation, nervous disorders, liver, kidney, and respiratory. Suggested to the government of North Sulawesi in particular the department of agriculture to increase supervision and tighten the rules on the use of pesticides in agriculture and to provide education on the use of bio-pesticides. Keywords: Pesticides, Chlorpyrifos, Cauliflower, Mustard Green, Gas Chromatography
PENDAHULUAN Kebutuhan pangan nasional dari tahun
penduduk
ke tahun semakin meningkat seiring
mendapatkan hasil pertanian yang dapat
dengan semakin meningkatnya jumlah
mencukupi kebutuhan pangan nasional,
1
Indonesia.
Untuk
diperlukan berbagai sarana yang bisa
alergis, keracunan, dan karsinogenik
meningkatkan hasil pertanian. Salah satu
(Hasibuan, 2015).
sarana
yang
peningkatan
dapat
hasil
mendukung
bahaya
pestisida
adalah
terhadap manusia khususnya konsumen
pupuk, baik pupuk alami ataupun pupuk
membuat penggunaan pestisida harus
yang terbuat dari bahan-bahan kimia
dilakukan dengan bijak dan hati-hati.
termasuk
Setiap aplikasi pestisida dalam proses
di
pertanian
Ancaman
dalamnya
pestisida
(Hendriani, 2013).
produksi pertanian selalu berpotensi
Penggunaan
pestisida
untuk
meninggalkan residu pestisida pada
membasmi hama tanaman adalah salah
produk
satu cara andalan para petani untuk
menimbulkan bahaya bagi kesehatan
meningkatkan hasil panen dan kualitas
masyarakat terutama konsumen. Oleh
tanaman yang tidak mudah rusak tanpa
karena
mempertimbangkan dampak kesehatan
melindungi kesehatan masyarakat dari
bagi konsumen, lingkungan serta petani
kemungkinan
itu sendiri. Pestisida adalah bahan racun
pestisida, maka perlu ditetapkan Batas
namun dapat bermanfaat apabila cara
Maksimum
penggunaannya dilakukan secara tepat
MaximumResidue
dan benar. Secara ideal, semua pihak
2015).
menghendaki
itu,
untuk
Residu
mencegah
terjadinya
Residu
dapat
bahaya
(BMR)
Limits)
dan
(MRL=
(Hasibuan,
teknologi
Data dari Organisasi Kesehatan
menggunakan
Dunia (WHO, 2003) dan Program
pestisida. Namun kenyataannya (lepas
Lingkungan Persatuan Bangsa-Bangsa
dari
yang
(UNEP), 1-5 juta kasus keracunan
ditimbulkannya), sampai saat ini belum
pestisida terjadi pada pekerja yang
ada teknologi pengendalian hama yang
bekerja di sektor pertanian. Sebagian
dapat
organisme
besar kasus keracunan pestisida tersebut
secepat
terjadi di negara berkembang yang
pengendalian
semua
bahwa
pertanian.
tidak
dampak
negatif
mengendalikan
penganggu
seefektif
dan
pestisida. Bahan pangan dapat menjadi
20.000
tidak aman untuk dikonsumsi apabila
Jumlah keracunan yang akan terjadi
tercemar oleh pestisida terutama dengan
diperkirakan lebih tinggi lagi, mengingat
adanya residu pestisida pada komuditas
angka tersebut diperoleh dari kasus yang
pangan. Bahaya residu pestisida yang
dilaporkan
dapat
maupun dari angka statistik.
membahayakan
kesehatan
konsumen meliputi: timbulnya reaksi
diantaranya
oleh
Pasar
berakibat
korban
Bersehati
fatal.
keracunan,
merupakan
salah satu pasar tradisional terbesar yang
2
ada di kota Manado. Pasar Bersehati
(Brassica oleracea) dan sawi hijau
merupakan tempat berkumpulnya segala
(Brassica
jenis sayuran yang berasal dari berbagai
klorpirifos
menggunakan
metode
pemasok di wilayah Sulawesi Utara.
kromatologi
gas.
sampel
Sehingga mayoritas masyarakat Manado
dilakukan di Laboratorium Balai Riset
membeli kebutuhan akan sayur di Pasar
dan Standardisasi Industri Manado.
juncea
L).
Identifikasi
Analisis
Bersehati. Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi residu pestisida golongan
HASIL DAN PEMBAHASAN
organofosfat dengan bahan aktif
Berdasarkan
klorpirifos
Laboratorium
pada
sayuran
kol
penelitian
Balai
Riset
di dan
Standardisasi Industri Manado dengan
(Brassica oleracea) dan sawi hijau
menggunakan metode kromatografi gas
(Brassica juncea L) yang dijual di
untuk mengetahui kadar residu pestisida
Pasar Bersehati Kota Manado.
golongan organofosfat dengan bahan aktif
METODE PENELITIAN
klorpirifos
pada
sayuran
kol
(Brassica oleracea) dan sawi hijau
Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional
hasil
dengan
(Brassica juncea l) di Pasar Bersehati
pendekatan
Kota Manado. Hasil pemeriksaan yang
deskriptif. Cara pengambilan sampel
telah
pada penelitian ini dengan random
diperoleh
seperti
pada
tabel
berikut:
sampling. Sampel penelitian yaitu kol
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Residu Pestisida Golongan Organofosfat dengan Bahan Aktif Klorpirifos Pada Sayuran Kol (Brassica oleracea) di Pasar Bersehati Kota Manado Tahun 2016
No
Parameter
1
Klorpirifos
Jenis Sampel
Kosentrasi Residu (Mg/Kg)
BMR (Mg/Kg)
Ket
1,165
1
TMS
Kol (Brassica oleracea)
Sumber : Data Primer 2016 Berdasarkan
tabel
1
menunjukkan
mengandung residu pestisida golongan
bahwa pada sampel kol (Brassica
organofosfat berbahan aktif klorpirifos.
oleracea)
yang
berasal
Hasil ini berada diatas standar BMR
Bersehati
Kota
Manado
dari
Pasar
terdeteksi
3
yang telah ditetapkan berdasarkan SNI
No. 7313 tahun 2008 yaitu > 1 Mg/Kg.
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Residu Pestisida Golongan Organofosfat dengan Bahan Aktif Klorpirifos Pada Sayuran Sawi Hijau (Brassica juncea L) di Pasar Bersehati Kota Manado Tahun 2016
No
1
Parameter
Jenis Sampel
Kosentrasi Residu (Mg/Kg)
BMR (Mg/Kg)
Ket
Klorpirifos
Sawi Hijau (Brassica juncea L)
1,125
1
TMS
Sumber : Data Primer 2016 Berdasarkan
tabel
menunjukkan
juncea L) yang dijual di Pasar Bersehati
bahwa pada sampel sawi hijau (Brassica
Kota Manado menggunakan pestisida
juncea L) yang berasal dari Pasar
dengan kandungan Klorpirifos secara
Bersehati
berlebihan.
Kota
2
Manado
terdeteksi
mengandung residu pestisida golongan
Sayuran kol (Brassica oleracea)
organofosfat berbahan aktif klorpirifos.
dan sawi hijau (Brassica juncea L)
Hasil ini berada diatas standar BMR
berasal dari Kota Tomohon tempatnya
yang telah ditetapkan berdasarkan SNI
di daerah Rurukan dan Wailan. Rurukan
No. 7313 tahun 2008 yaitu > 1 Mg/Kg.
dan Wailan merupakan daerah penghasil
Hasil analisis konsentrasi residu
komoditi tersebut yang cukup besar.
pestisida parameter uji Klorpirifos pada
Berdasarkan hasil wawancara dengan
kol
(Brassica
di
Pasar
petani sayuran kol (Brassica oleracea)
hasil
1,165
dan sawi hijau (Brassica juncea L),
mg/kg dan sawi hijau (Brassica juncea
masa panen untuk sayuran kol (Brassica
L) di Pasar Bersehati menunjukkan hasil
oleracea) setiap 2 bulan sampai 3 bulan
1,125
residu
sekali dalam kurun waktu 1 tahun
pestisida berada diatas standar BMR
sayuran kol (Brassica oleracea) bisa 4
yang telah ditetapkan berdasarkan SNI
sampai 5 kali panen, kemudian untuk
No. 7313 tahun 2008 yaitu > 1 mg/kg
sayuran sawi hijau (Brassica juncea L)
untuk kol (Brassica oleracea) dan sawi
masa panennya adalah 1 bulan sampai 2
hijau (Brassica juncea L). Hasil ini
bulan sekali dalam kurun waktu 1 tahun
menunjukkan
yang
sayuran sawi hijau (Brassica juncea L)
menjadi pemasok sayuran kol (Brassica
bisa 4 kali panen. Pola pemberian pupuk
oleracea) dan sawi hijau (Brassica
untuk sayuran kol (Brassica oleracea)
Bersehati
oleracea)
menunjukkan
mg/kg.
Kandungan
bahwa
petani
4
setiap 1 minggu 2 kali pemberian pupuk
Pestisida berikatan dengan enzim dalam
dan untuk sayuran sawi hijau (Brassica
darah yang berfungsi mengatur kerja
juncea L) setiap 1 minggu 2 sampai 3
syaraf, yaitu cholinesterase. Apabila
kali pemberian pupuk. Sedangkan, untuk
cholinesterase terikat, enzim tidak dapat
penyemprotan pestisida pada sayuran
melaksanakan tugasnya dalam tubuh
kol (Brassica oleracea) dalam waktu 1
terutama
bulan dilakukan 4 kali penyemprotan
mengirimkan perintah kepada oto-otot
pestisida, jika masih terdapat hama pada
tertentu, sehingga senantiasa otot-otot
sayuran
bergerak
kol
(Brassica
oleracea)
penyemprotan pestisida akan dilakukan
meneruskan
tanpa
dapat
untuk
dikendalikan
(Sudarmo, 1991).
kembali 2 sampai 3 hari ke depan.
Hasil penelitian ini tidak sejalan
Untuk penyemprotan pestisida pada
dengan
penelitian
sayuran sawi hijau (Brassica juncea L)
Hendriani
dalam waktu 1 bulan dilakukan 6 kali
penelitian tersebut diketahui bahwa
penyemprotan pestisida.
sayuran kol mentah di Pasar Terong
(2013)
sebelumnya dimana
dari dalam
Pestisida adalah bahan kimia
Kota Makassar dan sayuran kol siap
yang mengandung zat racun. Oleh sebab
santap di Kantin Jasper Universitas
itu, maka penanganan pestisida sangat
Hasanuddin
perlu diperhatikan oleh para pemakai.
bahwa kadar residu pestisida Klorpirifos
Selain bahaya keracunan pestisida yang
dalam kedua sampel sayuran tersebut >
secara langsung dimakan atau diminum
0,1 mg/kg dimana residu pestisida masih
oleh manusia dan binatang, ada banyak
dibawah
bahaya-bahaya
di
menunjukkan adanya perlakuan yang
akibatkan oleh pestisida, antara lain
diberikan pedagang terhadap sayuran
dengan menghirup gas racun, kontak
kol mentah di Pasar Terong Kota
pada kulit atau terkontaminasi dengan
Makassar dan sayuran kol siap santap di
bahan makanan dan minuman dan lain
Kantin Jasper Universitas Hasanuddin
sebagainnya.
Makassar
lain yang dapat
Pestisida
yang
masuk
Makassar
BMR.
yang
menunjukkan
Hasil
dapat
tersebut
berkontribusi
dalam jumlah yang sangat sedikit akan
dalam penurunan kadar residu pestisida.
lama kelamaan terkumpul dalam suatu
Penelitian lainnya yang tidak sejalan
proses bioakumulasi yang nantinya akan
yaitu penelitian yang dilakukan oleh
mengakibatkan
kronik
Ndalewoa (2014) di Pasar Tradisional
(Sembel, 2015). Cara masuk pestisida ke
(Pasar Terong) dan Pasar Modern (Pasar
dalam tubuh melalui kulit, mulut,
Swalayan
saluran
residu pestisida Klorpirifos pada sayuran
keracunan
pencernaan,
pernafasan.
5
M’tos)
Makassar.
Kadar
sawi hijau (Brassica juncea L) yaitu 0
pestisida yang terdapat pada sayuran
mg/kg dimana residu pestisida masih
dipengaruhi oleh suhu, kelembaban,
dibawah
tersebut
jasad renik, sinar matahari dan jenis dari
menunjukkan adanya perlakuan khusus
pestisida tersebut. Kemungkinan lain
sebelum siap dipasarkan.
yang mempengaruhi tidak terdapatnya
BMR.
Hasil
Penelitian
lainnya
yang
residu pestisida atau yang menyebabkan
dilakukan oleh Yusnani (2013) di
sedikitnya
residu
pestisida
adalah
Swalayan Lotte Mart dan Pasar Terong
pemakaian dosis pestisida yang sesuai
Kota Makassar. Kadar residu pestisida
aturan (Assad, 2012) dan melakukan
Klorpirfos pada sayuran kentang yaitu <
pencucian secara berulang-ulang kali
0,1 mg/kg dimana residu pestisida ini
dengan air yang mengalir.
berada jauh dari ambang batas yang telah
di
tentukan.
menunjukkan
residu
Hasil
tersebut
pestisida
pada
sampel kentang yang diperiksa telah
mengurangi
berbahan aktif klorpitifos pada sayur
untuk
sawi hijau (Brassica juncea L) yaitu
menghilangkan
1,125 mg/kg, hasil ini berada diatas
residu pestisida dalam sayuran perlu di
standar BMR yang telah ditetapkan
terapkan. Banyak faktor yang bisa menghilangkan
pestisida
berdasarkan SNI No. 7313 tahun 2008
yang
yaitu > 1 mg/kg.
menempel di sayuran. Jumlah residu SARAN 1. Dinas instansi
pestisida
residu pestisida golongan organofosfat
pencegahan bahkan
residu
kadar
oleracea) yaitu 1,165 mg/kg dan kadar
organofosfat
berbahan aktif klorpirifos. Upaya
dilakukan
yang
klorpitifos pada sayur kol (Brassica
tersebut memang tidak menggunakan golongan
penelitian
golongan organofosfat berbahan aktif
hilang atau petani pemasok kentang
pestisida
KESIMPULAN Berdasarkan hasil
lingkungan dan gangguan kesehatan Kesehatan terkait
dan
Instansi-
lainnya
terhadap penggunanya.
perlu
2. Untuk Dinas Pertanian perlu
mengadakan penyuluhan mengenai
mengadakan penyuluhan untuk
penggunaan pestisida kepada para
meningkatkan
petani agar kiranya meningkatkan pengetahuan
mengenai
pengetahuan
petani dan memfasilitasi petani
dampak
penggunaan pestisida serta bahaya
untuk menggunakan bio pestisida
yang ditimbulkan pestisida yang
atau
mengakibatkan
mengurangi dampak penggunaan
kerusakan
6
pestisida
alami
untuk
3. pestisida
serta
bahaya
5. Masih
yang
penelitian
selanjutnya agar dapat melakukan
ditimbulkan.
penelitian yang lebih mendalam
4. Masyarakat juga perlu mengetahui cara
diperlukan
penanganan
dengan
dan
variabel-variabel
lain
menanggulangan untuk mengurangi
sehingga
dampak-dampak
residu pestisida dan kiranya tetap
penggunaan pestisida bagi kesehatan
berhati-hati mengingat beragamnya
masyarakat dapat dan dirumuskan
residu pestisida.
solusinya.
DAFTAR PUSTAKA Assad, M. 2012. Kajian Pestisida
Ndalewoa, B, L. 2014. Identifikasi
Nabati Yang Efektif Terhadap
Residu
Penggerek Buah Kakao (PBK) di
Organofosfat
Sulawesi
Suara
Klorpirofos Dalam Sayur Jenis
(jurnal
Sawi Hijau (Brassica juncea L) di
Balai
Pasar Tradisional (Pasar Terong)
Selatan.
Perlindungan pertanian)
Tanaman
vol
2
(2).
Pestisida
Pasar
Golongan
Berbahan
Pengkajian Teknologi Pertanian
dan
Sulawesi Selatan.
Swalayan M’Tos) Makassar 2013. Skripsi:
Hasibuan, R. 2015. Insektisida Organik Sintetik
dan
Modern
Aktif
Fakultas
Masyarakat,
Biorasional.
(Pasar
Kesehatan Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Yogyakarta: Plantaxia. Sembel, Dantje, T. 2015. Toksikologi Hendriani, E. 2013. Identifikasi Residu Pestisida
Klorpirifos
Lingkungan. Yogyakarta: ANDI.
Dalam
Sayuran Kol Mentah Di Pasar
Sudarmo,
Terong
Yogyakarta: PT. Kanisius.
Kota
Makassar
Dan
S.
1991.
Pestisida.
Sayuran Kol Siap Santap Di Kantin
Jasper
Hasanuddin Skripsi:
Universitas
Makassar
Fakultas
Masyarakat,
WHO. 2003. WHO Specifications and
2013.
Evaluations for Public Health
Kesehatan
Pesticides (Malathion). Geneva :
Universitas
Word Health Organization
Hasanudin, Makassar.
7