IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAUS TOMAT BAKSO TUSUK DI SEKOLAH DASAR KOTA MANADO Ivone Cecilia Rompas* *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAK Makanan jajanan (street food) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Konsumsi makanan jajanan diperkirakan akan terus meningkat, mengingat makin terbatasnya waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan sendiri. Keunggulan makanan jajanan adalah murah dan mudah didapat, serta cita rasanya enak dan cocok dengan selera kebanyakan orang. Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi makanan jajanan juga berisiko terhadap kesehatan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi zat rhodamin b pada saus tomat bakso tusuk di Sekolah Dasar Manado. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif observasional dengan desain studi crosssectional. Sampel diambil secara purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak tujuh saus tomat. Identifikasi rhodamin b pada saus tomat bakso tusuk diuji di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri (BARISTAN) Kota Manado dengan menggunakan metode kromatografi kertas. Waktu dan tempat penelitian dilakukan selama bulan April-November 2014 di tujuh Sekolah Dasar Manado. Semua sampel yang diuji menunjukkan bahwa tidak terdapat zat pewarna rhodamin b dalam saus tomat bakso tusuk. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat simpulkan bahwa ketujuh sampel saos tomat bakso tusuk yang dijual oleh pedagang bakso tusuk di sekolah dasar tidak terdapat zat pewarna rhodamin b melalui uji kualitatif di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri (BARISTAN) Kota Manado dengan menggunakan Metode Kromatografi Kertas. Anak sekolah sebaiknya harus tahu memilih jajanan yang tidak mengandung rhodamin b, dan para pedagang juga sebaiknya selalu menjual makanan jajanan yang baik untuk dikonsumsi. Kata Kunci : Saus Tomat, Rhodamin B, Kromatografi Kertas ABSTRACT Street food has became an unseparated part from the society life, both in urban or in rural. The consumtion of street food was estimated will continue to increase, considering the limited time for family members to cultivate their own food. The superiorities of street food are cheap and easy to get, also taste good and fit the tastes of most people. Although it has some superiorities but it also has risks to the health. The aim of this study is to determine the rhodamin b substance in the tomatoe sauce of meatball skewers at the Elementary School of Manado City. This study used observational descriptive research method with cross-sectional study design. The sample were taken by purposive sampling. The number of sample was seven tomatoe sauces. The identification of rhodamin b in the tomatoe sauces of meatball skewers was investigated in Laboratorium Balai Riset and Standarisasi Industri (BARISTAN) of Manado with the paper chromatography. The research time and place were conducted during April-November 2014 at seven Elementary Schools of Manado. All of the samples which were tested showed that there was not Rhodamin B due substance in the tomatoe sauces of meatball skewers. Based on the research which has conducted, can be concluded that all of the seven samples of tomatoe sauces which are sold by the meatballs trader at the Elementary School, there is not any rhodamin b dye substance through the qualitative test in the BARISTAN of Manado City with using the paper. The school children should know to choose snacks that do not contain rhodamin b, and the traders should always sell good food to be consumed. Keywords:Tomatoe Sauce, Rhodamin B, Paper Chromatography
PENDAHULUAN
methanyl yellow, dan amaranth. Pemakaian ini
Makanan jajanan (street food) telah menjadi
sangat
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
terjadinya kanker serta merusak ginjal dan hati
masyarakat, baik di perkotaan maupun di
yang disebabkan oleh bahan-bahan yang
pedesaan.
jajanan
ditambahkan pada jajanan untuk anak-anak
diperkirakan akan terus meningkat, mengingat
seperti es sirup atau cendol, minuman ringan
makin terbatasnya waktu anggota keluarga
seperti limun, kue, gorengan, kerupuk, dan
untuk mengolah makanan sendiri. Keunggulan
saus sambal (Eka, 2013).
makanan jajanan adalah murah dan mudah
Tabel.1 Daftar Beberapa Pewarna Sintetik Yang Mudah Larut dan Tidak Mudah Larut Dalam Air.
Konsumsi
makanan
didapat, serta cita rasanya enak dan cocok dengan selera kebanyakan orang. Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi makanan jajanan juga berisiko terhadap kesehatan (Hidayati & Saparinto, 2006). Keberadaan bahan tambahan makanan adalah untuk membuat makanan tampak lebih berkualitas, lebih menarik serta rasa dan teksturnya
lebih
sempurna.
Zat-zat
itu
ditambahkan dalam jumlah sedikit, namun hasilnya memuaskan bagi konsumen dan produsen (Afrianti, 2013). Sering tidak kita sadari bahwa dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari ternyata mengandung zatzat kimia yang bersifat racun, baik itu sebagai
berbahaya
Zat Pewarna Sintetis
karena
memicu
Merah Kuning
Mudah Larut atau Tidak Mudah Larut Tidak Tidak
Hijau
Tidak
Kuning Kuning Biru Merah Merah Merah Merah Biru
Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya
Merah
Ya
Warna
Rhodamin B Methanol Yellow Malachite Green Sunset Yellow Tatrazine Brilliant Blue Carmoisine Erythrosine Fast Red E Amaranth Indigo Carmine Ponceau 4R
bisa
Sumber: (Buku ajar Rahasia Mengetahui Makanan Berbahaya Eka Reysa, 2013). Rhodamin
B
merupakan
bahan
pewarna, penyedap rasa dan bahan campuran
pewarna sintetis dalam industri tekstil dan
lain. Zat-zat kimia ini berpengaruh terhadap
kertas, yang secara ilegal digunakan untuk
tubuh kita, sehingga kebanyakan kita akan
pewarna
mengetahui dampaknya dalam waktu yang
menggunakan bahan ini bisa dikenali dari
lama (Eka, 2013).
warna merah mencolok yang tidak wajar,
Beberapa jenis bahan makanan yang diuji Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan (BPOM) mengandung bahan berbahaya seperti pewarna tekstil, kertas, dan cat (rhodamin b),
makanan.
Makanan
yang
banyak terdapat titik-titik warna karena tidak homogen. Kasus-kasus
keracunan
pangan
seharusnya tidak perlu terjadi apabila produk
pangan diolah dengan prosedur pengolahan
Lokasi
yang benar. Mutu dan keamanan pangan juga
Sekolah Dasar di Kota Manado dalam rentang
sangat penting dalam perdagangan. Keamanan
waktu bulan April hingga November tahun
pangan merupakan tanggung jawab bersama
2014.
antara pemerintah, konsumen dan industri pangan (Kristiana, 2010). Berdasarkan
penelitian
dilakukan
pada
tujuh
Sampel penelitian ini adalah saus tomat bakso tusuk yang dijual oleh pedagang
oleh
di SD Frater Don Bosco, SD Katolik
Rohmah (2013) mengenai Kajian Keamanan
St.Theresia 02,10,dan 11, SD Negeri 126, SD
Pangan Pentol Cilok di Desa Blawirejo
Negeri 04 dan 05, SD Katolik St. Theresia, SD
Kecamatan
Lamongan,
Tridharma, dan SD Muhammadiyah 1. Sampel
menunjukkan bahwa semua sampel saus tomat
diambil dengan cara purposive sampling dan
pentol
jumlah seluruh sampel sebanyak tujuh saus
cilok
hasil
penelitian
Kedungpring
(bakso
tusuk)
mengandung
rhodamin b.
tomat bakso tusuk.
Setelah dilakukan survei awal di
Data yang dikumpulkan merupakan
beberapa Sekolah Dasar Kota Manado, maka
data primer, yaitu data yang didapat dari hasil
yang dipilih ada tujuh Sekolah Dasar untuk
pengujian di Laboratorium Balai Riset dan
dijadikan pengambilan sampel saus tomat
Standardisasi Industri (BARISTAN) Kota
bakso tusuk. Alasan dipilihnya Sekolah Dasar
Manado. Pengolahan data dilakukan secara
tersebut
manual dan disajikan dalam bentuk tabel dan
karena
rata-rata
pedagang
yang
berjualan saus tomat bakso tusuk lebih dari
narasi.
satu. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu untuk meneliti zat rhodamin b pada saus tomat
HASIL DAN PEMBAHASAN
bakso tusuk yang dijual oleh para pedagang
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
yang berada di Sekolah Dasar Manado.
Lokasi Penelitian yang digunakan adalah Sekolah Dasar Kota Manado. Sampel saus
METODOLOGI PENELITIAN
tomat bakso tusuk diambil dari tujuh pedagang
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
bakso tusuk yang berjualan di tujuh Sekolah
observasional dengan desain studi cross-
Dasar yang terletak di tiga kecamatan, yaitu:
sectional untuk mengetahui ada tidaknya zat
1. Kecamatan Malalayang : SD Negeri 126
rhodamin b pada saus tomat bakso tusuk yang di jual oleh pedagang di Sekolah Dasar yang ada di Kota Manado melalui uji laboratorium.
dan SD Katolik St. Theresia. 2. Kecamatan Wenang : SD Frater Don Bosco, SD Negeri 04 dan 05, SD Tridharma dan SD Muhammadiyah 1.
3. Kecamatan Wanea : SD Katolik St.Theresia 02, 10, dan 10.
menjual berbagai macam jajanan dengan tampilan warna yang terang untuk menarik perhatian anak-anak disekolah. Ada pedagang
Tabel.2 Hasil Pemeriksaan Rhodamin B Dengan Uji Kualitatif Menggunakan Metode Kromatografi Kertas.
yang berjualan es, sirup, bakso tusuk dan saus/sambal, kerupuk dan berbagai macam
Kode Sampel
Hasil
Keterangan
makanan jajanan lainnya. Para pedagang di
A1
Negatif (-)
sekolah bukan saja laki-laki, tetapi ada juga
A2
Negatif (-)
A3
Negatif (-)
A4
Negatif (-)
A5
Negatif (-)
A6
Negatif (-)
A7
Negatif (-)
Tidak menyerupai warna rhodamin b Tidak menyerupai warna rhodamin b Tidak menyerupai warna rhodamin b Tidak menyerupai warna rhodamin b Tidak menyerupai warna rhodamin b Tidak menyerupai warna rhodamin b Tidak menyerupai warna rhodamin b
Berdasarkan
Tabel.2
menunjukkan
bahwa bahwa ketujuh sampel saus tomat bakso tusuk yang dijual oleh pedagang bakso tusuk di masing-masing Sekolah Dasar hasilnya negatif semua, yang artinya tidak terdapat zat pewarna rhodamin b dalam saus tomat bakso tusuk.
pedagang perempuan. Waktu berjualan pun berbeda-beda, ada yang mulai dari pagi hari tetapi ada juga pedagang yang berjualan ketika waktu istirahat anak sekolah. Pada tahun 2006, BPOM melakukan pemeriksaan di beberapa daerah di Indonesia yaitu Bandar Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Makassar, dan Mataram, menunjukkan juga bahwa masih banyak makanan jajanan yang mengandung zat berbahaya
(Hidayati
dkk,
2006).
Dari
penelitian tersebut, ternyata masih banyak makanan jajanan yang dijual oleh pedagang yang mengandung zat-zat berbahaya. Hal tersebut menunjukkan bahwa selain murah dan
Jajanan Anak Sekolah Makanan
jajanan
adalah
mudah makanan
dan
minuman yang diolah oleh pengrajin makanan
didapat,
makanan
jajanan
juga
mengandung zat-zat berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit bagi manusia.
ditempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel (Kemenkes RI, 2003).
Zat Pewarna Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI tahun 2012, pewarna adalah bahan tambahan pangan (BTP) berupa pewarna alami, dan
Pedagang di SD Frater Don Bosco, SD Katolik St.Theresia 02,10,11, SD Negeri 126, SD Negeri 04 dan 05, SD Katolik St.Theresia, SD Tridharma, dan SD Muhammadiyah 01,
pewarna sintetis, yang ketika ditambahkan atau diaplikasikan pada pangan, mampu memberi atau memperbaiki warna.
Zat pewarna sintetis yang paling sering
makanan dan minuman jajanan yang beredar di
ditambahkan dalam makanan jajanan ialah
Kota Bandung tidak terdapat methanyl yellow.
methanyl yellow dan rhodamin b. Methanyl
Makanan yang diberi zat pewarna ini, biasanya
yellow berbentuk serbuk berwarna kuning
berwarna lebih terang dan memiliki rasa agak
kecoklatan, sedangkan rhodamin b berbentuk
pahit (Yuliarti, 2007).
serbuk kristal, tidak berbau dan berwarna merah keunguan (Yuliarti, 2007). Kedua zat
Rhodamin B
pewarna tersebut merupakan zat pewarna yang
Rhodamin b merupakan salah satu pewarna
dilarang oleh pemerintah untuk ditambahkan
sintetis yang dilarang oleh pemerintah untuk
kedalam suatu makanan.
ditambahkan kedalam suatu makanan. Pewarna
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan
ini sebenarnya adalah pewarna untuk kertas
bahwa saus tomat bakso tusuk yang dijual oleh
dan tekstil. Zat pewarna ini memiliki warna
pedagang di SD Frater Don Bosco, SD Katolik
merah dan kebanyakan di tambahkan kedalam
02,10,11, SD Negeri 126, SD Negeri 04 dan
makanan dan minuman seperti es campur, es
05, SD Katolik St.Theresia, SD Tridharma, dan
cincau, saus tomat bakso tusuk, terasi,
SD Muhammadiyah 01, tidak mengandung zat
kerupuk, kue dan makanan jajanan lainnya.
pewarna yang dilarang oleh pemerintah.
Penelitian yang dilakukan oleh Astuti
Berdasarkan wawancara langsung dengan para
dkk, tahun 2010 menunjukkan bahwa sebagian
pedagang, pedagang membeli saus tomat di
besar
toko lalu ditambahkan dengan garam, vetsin,
rhodamin b. Penggunaan rhodamin b dalam
bawang merah, dan bawang putih kemudian
terasi
dicampur dengan air masak, tetapi ada juga
produsen
pedagang yang membuat/meracik sendiri saus
tersebut. Penelitian serupa juga dilakukan oleh
tomat bakso tusuk.
Gresshma dan Paul (2012), menghasilkan
sampel
terasi
disebabkan terhadap
(70%)
oleh bahaya
mengandung
ketidakpahaman zat
pewarna
Penelitian yang dilakukan oleh Utami
bahwa dari 75 sampel jajanan yang diuji, 30
dan Suhendi (2009), menghasilkan 15 dari 41
positif mengandung rhodamin b. Namun,
jajanan pasar yang dijual di Kecamatan
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Laweyan
positif
Pertiwi dkk tahun 2013 menunjukkan bahwa
mengandung rhodamin b. Hal ini disebabkan
dari sampel jajanan yang diuji tidak terdapat
rendahnya
karena
zat pewarna rhodamin b dalam jajanan anak
sebagian pedagang tidak sekolah. Berbeda
sekolah. Penelitian tersebut sejalan dengan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Soleh
hasil penelitian ini, dimana ketujuh sampel
(2003), menunjukkan bahwa dari 25 sampel
saus tomat yang dijual oleh pedagang sekolah
Kotamadya
pendidikan
Surakarta
pedagang,
dasar yang dicurigai mengandung rhodamin b,
3 jenis, yaitu metode kromatografi kertas,
setelah dilakukan uji menunjukkan hasil
kromatografi lapis tipis, kromatografi cair
negatif atau tidak terdapat zat pewarna
kinerja tinggi, dan kromatografi gas (Gandjar
rhodamin b dalam saus tomat bakso tusuk.
dan Rohman, 2008).
Zat pewarna sintetis yang paling sering
Identifikasi rhodamin b dalam saus
ditambahkan ialah rhodamin b. Zat pewarna
tomat bakso tusuk dilakukan melalui metode
rhodamin b sangat berbahaya bagi kesehatan.
kromatografi kertas karena di laboratorium
Penggunaan rhodamin b pada makanan dalam
tidak menyediakan metode kromatografi lain.
waktu
mengakibatkan
Tidak terdapatnya rhodamin b dalam saus
gangguan fungsi hati maupun kanker (Yuliarti,
tomat bakso tusuk, karena pedagang hanya
2007).
menggunakan
yang
lama
dapat
singkong
merah
yang
dihaluskan kemudian ditambahkan maizena sehingga menjadi kental.
Identifikasi Rhodamin B Ketujuh pedagang bakso tusuk yang berjualan
Penelitian Dalawir (2010) mengenai
di sekolah, peneliti melihat bahwa masing-
zat warna rhodamin b pada saus tomat,
masing pedagang yang berjualan menyajikan
menggunakan metode yang sama dengan
saus tomat berbeda-beda, ada yang berwarna
penelitian ini yaitu metode kromatografi
merah
kertas.
mencolok
dan
ada
juga
yang
Berbeda
penelitian
yang
Julyana
(2013),
untuk
menyajikan saus tomat bakso tusuk dengan
dilakukan
warna merah pudar. Sampel yang dicurigai
mengidentifikasi zat warna pada saus tomat
mengandung rhodamin b ialah pedagang yang
yang dijual di Pasar Tradisional di Kota
berjualan saus tomat bakso tusuk di SD Negeri
Balikpapan, peneliti menggunakan metode
04 dan 05. Akan tetapi, kecurigaan terhadap
kromatografi kertas lapis (KLT) dan hasil
sampel tersebut tidak terbukti mengandung
menunjukkan tidak mengandung zat pewarna
rhodamin
rhodamin b. Penelitian serupa juga dilakukan
b
setelah
dilakukan
uji
di
laboratorium.
oleh
dengan
oleh Sella (2013), peneliti menggunakan
Metode yang sering digunakan untuk
metode yang sama dilakukan oleh Julyana dan
mengidentifikasi zat warna rhodamin b ialah
hasil juga menunjukkan negatif atau tidak
metode kromatografi kertas dan kromatografi
mengandung bahan pewarna rhodamin b pada
lapis tipis. Pada penelitian ini, identifikasi zat
saus tomat yang dijual di Pasar Tradisional di
warna rhodamin b dilakukan uji kualitatif
Kota Blitar. Berdasarkan kedua penelitian yang
dengan menggunakan metode kromatografi
dilakukan oleh Julyana (2013) dan Shella
kertas. Metode kromatografi dibedakan dalam
(2013), maka dapat dilihat bahwa tidak semua
saus
tomat
yang
dijual
oleh
pedagang
mengandung zat warna rhodamin b.
tidak mengandung zat pewarna makanan yang dilarang untuk dikonsumsi seperti
Warna yang sangat merah mencolok pada saus tomat dan makanan jajanan lain
rhodamin b. 3. Untuk pedagang kiranya selalu menjual
yang dijual oleh pedagang, itu berarti tidak
makanan
semua mengandung zat pewarna berbahaya
dikonsumsi dan tidak ditambahkan zat-zat
yang dilarang oleh pemerintah yaitu rhodamin
pewarna
b. Akan tetapi, walaupun tidak semua makanan
pemerintah.
jajanan dan saus tomat yang warnanya merah
4. Disarankan
mencolok tidak mengandung rhodamin b,
jajanan
yang
makanan
untuk
baik
untuk
yang
dilarang
dijadikan
penelitian
lanjutan pada sekolah-sekolah lain.
masyarakat lebih khususnya anak-anak yang sering jajan sembarangan perlu adanya sikap
DAFTAR PUSTAKA
kehati-hatian dalam mengkonsumsi makanan
Afrianti, L., 2013. Teknologi Pengawetan
jajanan yang dibeli.
Pangan. Bandung: Alfabeta. Astuti, R., Meikawati, W., & Sumarginingsih, S. 2010. Penggunaan Zat Warna Rhodamin
KESIMPULAN Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
telah
B Pada Terasi Berdasarkan Pengetahuan
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
& Sikap Produsen Terasi Di Desa Bonang
ketujuh sampel saus tomat bakso tusuk yang
Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang,
dijual oleh pedagang bakso tusuk di Sekolah
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia,
Dasar hasilnya negatif atau tidak terdapat zat
(Online), 6 (2) :(http://jurnal.unimus.ac.id/
pewarna rhodamin b melalui uji kualitatif di
index.php/jkmi/article/view/153/135),
Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi
diakses pada 19 September 2014.
Industri (BARISTAN) Kota Manado dengan menggunakan Metode Kromatografi Kertas.
Eka
Reysa.
2013.
Rahasia
Mengetahui
Makanan Berbahaya. Jakarta: Titik Media Publisher. Eka
SARAN 1. Disarankan bagi pemerintah untuk selalu mengadakan
pengawasan
bagi
setiap
pedagang yang berjualan di sekolah-sekolah dasar.
Reysa.
2013.
Rahasia
Mengetahui
Makanan Berbahaya. Jakarta: Titik Media Publisher. Gandjar, I., Rohman, A. 2008. Kimia Farmasi Analisis. Bandung: Pustaka Belajar.
2. Kepada masyarakat terutama anak sekolah
Gresshma, L., Paul, R. 2012. Qualitative and
sebaiknya untuk tahu memilih jajanan yang
Quantitative Detection of Rhodamine B
Extracted from Different Food Items Using Visible
Spectrophotometry.
Journal
Rohmah, N. 2013. Kajian Kemanan Pangan
of
Pentol Cilok Di Desa Blawirejo Kecamatan
Forensic Sciences, (Online), 3(1): 36-40,
Kedungpring Lamongan. Jurnal Tata Boga,
(http://www.forensics.org.my/pdf/fssmVol.
(Online), 2 (1): 58-65, (http://ejournal.
3No.1/Article6.pdf),
unesa.ac.id/index.php/jurnal-tata
diakses
pada
6
Oktober 2014.
boga/article/view/1139), diakses pada 5
Hidayati, D., Saparinto, C. 2006. Bahan Tambahan
Pangan.
Yogyakarta:
Kanisius.
Oktober 2014. Sella.
2013.
Analisis Pengawet Natrium
Benzoat Dan Pewarna Rhodamin B Pada
Julyana, T. S. 2013. Analisis Pewarna Rhodamin B Dan Pengawet
Saos Tomat J Dari Pasar Tradisional L
Natrium
Kota Blitar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Benzoat Pada Saus Tomat X Dari Pasar
Universitas Surabaya, (Online), 2 (2): 1-10,
Tradisional R Di Kota Balikpapan. Jurnal
(https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya,
/article/viewFile/463/438), diakses pada 2
(Online),
Oktober 2014.
2
(2):
1-11
(http://journal.
ubaya.ac.id/index.php/calyptra/article/view
Utami, W. & Suhendi, A. 2009. Analisis
File/465/1378), diakses pada 7 Oktober
Rhodamin B Dalam Jajanan Pasar Dengan
2014.
Metode Kromatografi Lapis Tipis. Jurnal
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Penelitian Sains & Teknologi, (Online), 10
Indonesia
Nomor:
(2):
942/Menkes/SK/VII/2003.
Tentang
ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/442/
Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi
6.%20WAHYU%20UTAMI%20c.pdf?sequ
Makanan Jajanan.
ence=1), diakses pada 28 September 2014.
Kristiana, F. 2010. Post Market Vigilance. Buletin Keamanan Pangan, (Online), 17(9): 3-4, 12, (http://perpustakaan. pom.go.id/.../ Buletin%20Keamanan%20Pangan/0110.pdf ), diakses pada 23 April 2014.
148-155,
(http://publikasiilmiah.
Yuliarti, N. 2007.Awas! Bahaya di Balik Lezatnya Makanan. Yogyakarta: Andi.