PENINGKATAN KEGIATAN PEMELIHARAAN MESIN AIR CONDITIONING MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) STUDI KASUS PADA MESIN PENDINGIN RUANGAN GEDUNG GRAND STUDIO METRO TV Dhimas Novrisal, R Bagus Yosan, dan Ismadi Teknik Industri Universitas Mercubuana - Jakarta e-mail:
[email protected]@
[email protected] ABSTRAK
Tujuan pemeliharaan adalah untuk memelihara kemampuan sistem dan pengendalian biaya.Peme/iharaan meliputi segala aktifitas yang terlibat dalam penjagaan peralatan sistem dalam aturan kerja, Mesin atau equipment sangatlah penting di dalam proses manufacturing sehingga bUa terjadi kerusakan atau cacat pada mesin atau equipmen akan dapat mengakibatkan defect pada produkloutput yang dihasilkan. Salah satu tools manajemen yang dapat digunakan untuk mereduksi hal tersebut adalah program TPM (Total Productive Maintenance ). Adapun maksud dari Total Productive Maintenance tersebut adalah; Total yang berarti kesediaan atau keterlibatan seluruh aspek dan seluruh karyawan, Produkiive yang berarti suatu tingkat kesalahan atau masalah yang sedikit atau hampir tidak ada se/ama berlangsungnya proses produksi, dan Maintenence adalah proses menjaga kondisi part atau mesin dalam keadaan yang baik dalam hal lni juga melingkupi tindakan perbaikan, pembersihan, pemberian pelumasan. Pada awal sebelum di lakukan perhitungan nUai Overall Equipment Effectiveness (OEE) dari mesin terse but sangatlah rendah yakni hanya berkisar di bawah 50%.Tugas akhir ini difocuskan untuk mengkaji dengan studi kasus pada mesin pendingin gedung grand studio metro tv dengan melakukan perbaikan pada system return ceiling menjadi return duct dengan tujuan untuk meningkatkan nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE).Langkah pertama yang dilakukan adalah menampilkan data 6 kerugian utama ( Six Big Losses).Selain itu penulis mengidentifikasi kerugian mana yang bisa dikurangi dari data Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk mesin pendingin yang semula menggunakan sistem instalasi ducting return ceiling di rubah menjadi system return duct.Dengan menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) sebagai acuan peningkat pemeliharaan dan dapat ditingkatkan menjadi 65% bahkan sampai diatas nilai 90% jika dilakukan perbaikan sistem instalasi ducting return untuk semua lantai.
Kata kunci : Overall Equipment Effectiveness,total produktive maintenance
16
Jurnailimiah PA5TI Volume V Edisi 3 - 155N 2085-5869
ABSTRACT The purpose of maintenance is to maintain and control system capabilities cost.Maintenance includes all activities involved in the maintenance of equipment in the system of work rules. Machinery or equipment is essential in the manufacturing process so that in the event of damage or defects in the machines or equipmen will be able to lead to defects in product / output. One of the management tools that can be used to reduce this is the program TPM (Total Productive Maintenance). The purpose of Total Productive Maintenance were: Total, which means the willingness or the involvement of all aspects and all employees, Produktive which means a level of error or a problem with lilt/e or almost nothing during the production process, and Maintenence is the process of maintaining the condition of parts or machines in good condition in this case also covers corrective action, cleanup, providing lubrication. In early before doing the calculation in the Overall Equipment Effectiveness (OEE) of the machine is very low at just under 50% range. Difocuskan final task is to examine a case study on the cooling machine studio metro tv grand buildings by improving the system return ceiling a return duct in order to increase the value of Overall Equipment Effectiveness (OEE). The first step is to present a major loss of data 6 (Six Big Losses). Moreover, the authors identify where losses can be deducted from the data Overall Equipment Effectiveness (OEE) for cooling the engine using the original installation of ducting systems return ceiling in the fox into the return duct system. By using the Overall Equipment Effectiveness (OEE) as a reference torthe maintenance and enhancement can be increased to 65% even up to values above 90% if done to improve the installation of ducting systems return to all tlocrs. Key words: Overall Equipment Effectiveness, total maintenance produktive
1.
PENDAHULUAN
Sistem pendingin merupakan salah satu peralatan yang sangat penting dalam sebuah bangunan yang berskala besar,misalnya : Gedung perkantoran,mall, plaza dan gedung gedung yang lain. Sistem pendingin dalam liap - tiap gedung tidaklah sama. Ada yang menggunakan sistem pendingin AC Central seperti Chiller dan semi central dengan fan coil unit indoor dengan sistem Variable Refrigerant Volume (VRV) sebagai mesin pendinginnya, tetapi ada juga yang menggunakan sistem AC split dengan kapasitas besar maupun kecil. Dalam gedung perkantoran yang terletak dijantung ibu kota seperti gedung Metro tv, sistem pendingin sangatlah diperlukan guna memberikan kenyamanan bagi seluruh penghuninya dan keamanan bagi peralalan broadcast. Sistem pending in pada gedung Metro tv menggunakan beberapa type yaitu AC split wall monted ,split duct, ceiling casset sebagai pendingin ruangan. Bagi gedung metro tv penggunaan sistem pendingin sangatlah besar, sebab hampir sebagian besar daya listrik yang ada digunakan untuk pemakaian pendingin. Bagi gedung metro tv kenyamanan penghuni dan keamanan peralatan mesin
lurnailimiah PASTI Volume V Edlsl 3 -ISSN 2085·5869
sangatlah penting tanpa mengabaikan efisiensi daya listrik yang ada. Dengan melihat permasalahan diatas penulis tertarik untuk mempelajari kapasitas mesin pendingin yang ada, apakah efisiensi mesinya sebanding antra input maupun outputnya berdasarkan metode mengenai Overall Equipment Effectiveness (GEE) sebagai tool menghitung nilai efektivitas kinerja mesin AC. Dalam bidang pelayanan gedung, kegiatan pemeliharaan merupakan unjung tombak dari kesuksesan pelayanan. Kegiatan pemeliharaan ini dimaksudkan untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan operasional dan kinerja sistem agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan.Ketika suatu sistem menga/ami kerusakan maka sistem tersebut memerlukan perawatan dan perbaikan. Perawatan dan perbaikan ini meyebabkan downtime yang mahal dan resiko yang tinggi jika sistem tersebut adalah sistem yang besar dengan unit-unit yang mahal harganya.Jika rnelakukan pemeliharaan sebelum terjadi kerusakan atau perawatan pencegahan, maka biaya yang dikeluarkan akan lebih kecil daripada biaya perawatan perbaikan. Hal ini dikarenakan pemeliharaan pencegahan memerlukan waktu yang lebih kecil jika dibandingkan dengan pemeliharaan perbaikan sehingga
17
uptime yang diharapkan dari sistem juga dapat meningkal. Tujuan penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menempuh tugas akhir dalam jenjang strata I di Universitas Mercu Buana pada jurusan Teknik Industri.Penelitian ini ditujukan juga sebagai pemahaman mahasiswa akan teori yang telah didapat dibangku kuliah dengan aplikasi aktual dalarn lapangan kerja di perusahaan serta sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman penulis. Serta harapan penelitian ini dapat berguna bagi para pembaca dan rekan rekan mahasiswa, Tujuan itu antara lain: Mendapat nilai OEE pada mesin pendingin type Variable Refrigerant Volume (VRV) Mendapat akar penyebab dari permasalahan yang ada serta mengajukan saran-saran pemencahannya dan solusi. Tuiuan khusus dari penelian ini adalah untuk mengetahui dan memahami Overall' Equipment Perhitungan nilai Effectiveness (OEE) sebagai evaluasi kinerja mesin. Perawatan meliputi segala aktivitas yang terlibat dalarn penjagaan perawatan system dalam aturan kerja dan tujuan pemeliharaan adalah untuk memelihara kemampuan sistem dan pengendalian biaya. Aktivitas atau operasional perawatan mencakup rnasalah perawatan secara keseluruhan sistern dan tidak hanya terfokus pada satu subyek saja,seperti pada masalah mesin saja dalam aktivitas atau operasional perawatan yang di maksud adalah perawatan secara menyeluruh terhadap alat - alat ataupun perlengkapan yang menjadi pendukung dalam proses produksi,seperti mesin perkakas, alat ukur, genset, air conditioning (AC), panel Iistrik (LVMDP, SDP) PABX, BAS,elevator atau lift dan system pemadam seperti fire hydrant dan APAR ,sanitary ,STP,sipii dan system plambing, dimana semua system tersebut menjadi suatu kesatuan dalarn sistem building.
2.
TINJAUAN PUSTAKASejarah
Perkembangan Pemeliharaan Landasan teori yang diambil oleh peneliti adalah metode TPM (Total Produktive Maintenance), karena metode OEE (Overall
18
Equipment Effectiveness) yang akan dibahas dan diterapkan termasuk dalam sub metodeTPM. Pada awal generasi pertama (berakhir hingga perang dunia 11), pada masa itu industri tidak bersifat mekanis tinggi, sehingga down time tidak terlalu banyak terjadi, artinya upaya untuk mencegah kerusakan bukan merupakan suatu prioritas utama, sehingga pemeliharaan lebih bersifat breakdown maintenance. Lagi pula alat produksi umumnya berteknologi sederhana TPM dan Keunggulannya Breakdown maintenance dirasakan memiliki banyak kelemahan karena tidak mampu memperkirakan kerusakan alat sabelumnya, lalu ditambah preventive maintenance dimana kegiatan pemeliharaan berupa inspeksi secara periodic, selanjutnya orang berfikir bagaimana seluruh kegiatan disusun dalam suatu program yang terencana dengan baik untuk inspeksi maupun perbaikan. lima Pilar TPM 1. Membangun peraturan / kebijaksanaan perusahaan untuk memaksimalkan efektifitas system produksi atau alat, 2. Memanfaatkan pendekatan lapangan, untuk menangkal setiap jenis kerugian/kegagalan dalam bentuk kegiatan pemeliharaan produktif secara menyeluruh 3. Kerjasama antar bagian atau sektor. 4. Melibatkan setiap personil dari seluruh level 5. Kegiatan kelompok kecil untuk meningkatkan motivasi dan sikap kerja Dalam pelaksanaannya TPM dilandasi oleh semangat 5S/5R15P yaitu: 5S SEIRI SEITON SEISO SEIKETSU SHITSUKE
SR RINGKAS RAPIH RESIK Rl\WAT RAJIN
51' FEMILAHI\N PENATAAN PEMBERSIHAN PEMANTAPAN PEMBIASAAN
Yaitu budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan tempat kerja secara benar, sehingga dapat menciptakan kemudahan dalam bekerja. Tujuan dari 55, 5R, 5P adalah: • • •
Effisiensi kerja Produktifitas kerja Kualitas kerja
Jurnaillmiah PASTI Volume V Edisi 3 -ISSN 2085-5869
• • •
Keselamatan kerja Meningkatkan modal dan disiplin kerja Kenyamanan kerja
ARTIDARI5S,5R,5P • SEIRI ( PEMILAHAN ) • SEITON (PENATAAN) Pengaturan barang sehingga dalam pengambilan dan pengembalian dapat dilakukan dengan cepat (barang yang berada ditempat kerja harus mempunyai yempat yang pasti) • SEISO (PEMBERSIHAN) Menghilangkan sampah dan kotoran serta barang yang tidak diperlukan untuk rnernbuat tempat kerja yang bersih dan nyaman. • SEIKETSU (PEMANTAPAN) Menetapkan pemilihan dan penataan serta mempertahankan agar selalu ringkas, rapi dan bersih. • SHITSUKE (PEMBIASAAN) Pembentukan diri untuk membiasakan mematuhi dengan baik segala sesuatu yang telah menjadi peraturan. Pengungkapan akar masalah dan faktor penyebabnya diperlukan sebelum perusahaan melakukan usaha perbaikan. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi kerugian peralatan (Equipment Losses) yang terjadi. 9www.scibd.comidocl13801152f[PMSeiichi-Nakajima Pengukuran Nila; Overall Equpment Effectiveness. Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah metode pengukuran effektivitas penggunaan suatu peralatan. OEE dikenal sebagai salah satu aplikasi program Total Productive Maintenance (TPM). Kemampuan mengidentifikasikan secara jelas akar permasalahan dan factor penyebabnya sehingga membuat usaha perbaikan menjadi terfokus merupakan factor utama metode ini diaplikasikan secara menye/uruh oleh banyak perusahaan Kemudian mengukur pencapaian nilai OEE satu lini produksi dalam satu periode dan melaiui analisis pareto terhadap hasll pengukuran terse but diperoleh akar permasalahan dan factor penyebabnya yang secara jelas ditampilkan pada sebuah diagram sebab akibat. OEE merupakan metode yang digunakan sebagai alat ukur (metric) dalam
Jurnai ilmiah PA5TI volume v Edisi 3 -155N 2085-5869
penerapan program TPM guna menjaga peralatan pada kondisi ideal dengan menghapuskan six big losses peralatan. Pengukuran OEE ini didasarkan pada tiga rasio utama yailu (1) Availabilily Ratio, (2) Performance Ratio, dan (3) Quality Ratio. Untuk mendapatkan nHai OEE, maka ketiga nHai dan ketiga rasio utama tersebut diketahui terlebih dahulu. Availability Ratio merupakan suatu rasio yang menggambarkan pemanfaatan waktu yang tersedia untuk kegiatan operasi mesin atau peralatan. Dengan demikian formula yang digunakan untuk mengukur avaitability ratio adalah: operation time availability = I . . oadinq rrme
=-,IO-"o.:;.d',-,·n,!-9.:.;ti"mc:.e-_d:,::oc;wn="::;·m~e loading time
Performance Ratio merupakan suatu ratio yang menggambarkan kemampuan dari peralatan dalam menghasHkan barang. Rasio ini merupakan hasil dari operating speed rate dan net operating rate. Operating speed rate peralatn mengacu kepada perbedaan antara kecepatan ideal (berdasarkan desain peralatan dan kecepatan aktual). Net operating rate mengukur pemeliharaan dari suatu kecepatan selarna periode tertentu. Dengan kata lain, dia mengukur apakah suatu operasi tetap stabil dalam periode selama peralatan beroperasi pada kecepatan rendah. Formula pengukuran rasio in; adalah: Performance rate = Precessed amount x theoretical cycle time operation rim c
Menghitung Nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) Sebelum melakukan perbaikan terhadap effektivitas peralatan, penulis menghitung nHai effektivitas peralatan sebelum adanya imp/ementasi dan hasll perhitungan nHai OEE. Sebagai salah satu contoh, berikut dibawah ini adalah perhitungan avaitability rate, performance rate, total yield dan OEE pada bulan Januari 2011. Availability Rate Load Time = waktu operasional VRV setiap harinya = 660 menit Load Time = waktu untuk melaDown Time kukan setup pada VRV = 30 menit Down Time
19
Tabel1 Down Time Mesin type VRV Januari 2011 VRV1
VRV2
VRV3
Down Time (mnt)
30
20
40
Operasional Time (mnt)
660
660
660 .
Performance rate untuk mesin. Nilai dari Coeficient of Performance adalah range satu sarnpai delapan. Sementara nilai COP yang terbaik dalam range empat sampai delapan. Tabel 2. Power Input mesin type VRV Januari 2011
VRV 1
VRV 2
VRV3
Power Input (KVv')
290
275
280
Kapasitas VRV (TR)
370
370
370
Total Yield Total Yield didapatkan dari total lantai (8 ruangan) yang disuplai oleh VRV dikalikan jumlah hari operasional selama sebulan. Dengan total reject adalah jumlah komplain yang diterima dari penghuni ruangan yang mengeluhkan kurang dinginnya suplai dari AC. TOTAL KOMPLAIN Total input adalah 420 Total reject adalah 112 Total yield =
(input - reject)
.
reject
x 100%
Overall Equipment Effectiveness untuk mesin AC VRV
(DEE)
X Performance Rate X Total Yield
OEE~Availability Rate OEE~ ~
96.0 % X 65.0 % X 73.0% 45.6 %
Kondisi yang Diinginkan Berdasarkan kondisi bulan Januari 2011 akan dilakukan perbaikan - perbaikan untuk memperbaiki kondisi yang ada. Kemudian akan dilakukan perbandingan nilai antara sebelurn dan sesudah adanya perbaikan pada kondisi tersebut.
20
3.
METODOLOGI
Langkah - langkah yang harus dilakukan supaya penelitian sesuai dengan tujuan dan berhasil diterapkan di gedung Metro TV adalah sebagai berikut: • Menganalisa kondisi umum, pemeliharaan, kerusakan dan operator • Melakukan pengamatan dan menganalisa kondisi umum mesin yang akan dihitung nilai OEEnya. Selain itu juga menganalisa sistem Mengumpulkan data 6 kerugian utama Data - data yang perlu dikumpulkan untuk implementasi dari hasil perhitungan nilai OEEadalah: 1. Waktu Breakdown 2. Waktu produksi 3. Waktu set up and adjustment 4. Kecepatan actual mesin 5. Jumlah Produksi 6. Jumlah Reject Data - data yang diperlukan diambil dari laporan operator yang telah dibuat oleh operator I bagian perawatan setiap harinya. Mengolah data overall equipment effectiveness (OEE) sebelum implementasi dari hasil nilai OEE Dari 6 data yang dikumpulkan akan diperoleh nilai availability rate, performance rate dan total yield. Nilai - nilai itu jika dikalikan akan diperoleh nilai OEE. Setelah itu availability rate, performance rate dan total yield akan ditinjau lagi untuk menentukan mesin mana yang akan digunakan sebagai contoh. Mengkaji implementasi OEE sesuai kondisi mesin. Kajian implementasi OEE disesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan yang ada dan untuk pelaksanaan selanjutnya diserahkan pada program perusahaan. Tahap implementasi dibagi menjadi: a. Tahap persiapan b. Tahap implementasi awal c. Tahap implementasi dari hasil nilai OEE d. Memilih objek mesin Mesin yang akan digunakan sebagai objek percontohan adalah mesin AC VRV satu sampai tiga.
Jurnailimiah PA5TI Volume V Edisi 3 - 155N 2085-5869
Mengolah dan Menganalisa Data Overall Equipl1lentEffecuveness (OEE) Sesudah Implementasi Dari Nilai OEE Dari 6 data yang dikumpulkan sesudah implementasi OEE akan diperoleh nilai OEE yang baru. Sesudah"" itu niJai availability rate, performance rate dan total yield akan dianalisa lagi untuk-jnenentukan factor mana yang menyebabkan nilai OEE rendah. Membandingkan kondisi sebelum dan sesudah implementasi dari hasil niJai OEE Jika sudah diperoleh hasiJ perhilungan niJai OEE dan selanjutnya akan dibandingkan dengan OEE yang awal. Supaya dapat mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah dihitung nHai OEE, untuk selanjutnya akan dilakukarrperbaikan Membuat kesimpulan dan saran untuk perusahaan Dari penelitian akan diperoleh suatu kesimpulan, apakah implementasi dari hasil perhitungan nilai OEE perlu diterapkan pada mesin dan sistem AC? Selain itu juga berisi saran - saran untuk pengembangan dan pemantapan implementasi dari hasil perhitungan nilai OEE supaya dapat berjalan dengan tepat dan efisien. Melaksanakan tahap awal dari hasil perhitungan nilal OEE Dapat dilakukan dengan langkah - fangkah sebagai berikut: • Menghitung effektifitas keseluruhan awal fasilitas yang terdiri dari komponen six big losses. Nilai yang dihasilkan merupakan gambaran awal sebelum adanya hasiJ perhitungan OEE. • Nilai dari effektivitas tersebut merupakan peluang untuk peningkatan yang diharapkan, dapat diraih melalui hasil perhitungan OEE. • Menentukan objek mesin untuk proyek percontohan. • Mesin yang akan dijadikan contoh adalah tiga unit mesin indoor AC type VRV yang digunakan di lantal 6 Grand Studio Metro TV.
•
•
•
overall equipment effectiveness (OEE) yang ada, dapat diJakukan dengan beberapa cara, seperti: Overall: menekan dan memberlakukan peraturan tegas tentang pemeliharaan Iingkungan dan mesin tiap operator sesuai dengan apa yang telah disampaikan, melakukan pemeliharaan preventif sehingga terjadinya breakdown dapat dicegah selain itu dapat dilakukan dengan mengadakan inspeksi pada sistem komponen mesin. Availability rate: memperbaiki kerusakan, mengganti kornponen yang rusak, menambah waktu perencanaan pemeliharaan tiap mesin dan mengurangi waktu start up mesin dan penggantian komponen Performance rate: meningkatkan utiJitas mesin sehingga mesin dapat bekerja lebih baik dan menghasiJkan pendinginan yang sempurna. Total Yield: mengadakan inspeksi pada sistern dan kornponen mesin, mempertahankan mesin dalam kondisi optimal sehingga hasil pend!nginan pun baik. Dan komplain dapat dikurangi. Bulan 2il11
AVERAGE
JANUARi
27
:;=-=<;J,.:I.;;.I
25
l.1,,:,.=,:.T
;::7
AFRll
27
M.l-,'i
:6
JlIH!
26
JUU
:-2
Io..GJ'E.TJS
::::
SE;:EME:':i
2:
0,<,;7C'2ER
2'2-
··iG:.::::t,';:'::'i
2;
:'ES=l,Et:;
-"
"
Tahap Perbaikan setelah mendapatkan nilai OEE a. Memperbaiki effektifitas peralatan. • Untuk memperbaiki effektivitas peralatan pada tiap komponen
Jurnailimiah PA5TI Volume V Edisi 3 - 155N 2085"5869
21
b.
Mendirikan program perawatan mandiri (Autonomous maintenance). Dapat dilakukan dengan langkah..:. o Menyampaikan materi perawalan mandiri langkah per langkah (total 7 langkah) yang diadaptasikan dengan kemampuan dan pengertian operator. o Melakukan evaluasi terhadap materi apakah tujuannya tercapai atau materi dapat diterima operator atau tidak. Dapat dilakukan dengan pengisisan angketlform, melalui percakapan langsung, dll. o Menyusun standarisasi untuk perawatn mandiri. c. Mengadakan program pelatihan. Dapat dilakukan dengan cara: o Melatih operator dengan skill - skill dasar yang harus dikuasai. o Memberikan kesempatan kepada beberapa operator untuk mengikuti kursus pengembangan skill. Dan akan mendapatkan penghargaan poin tertinggi. o Mempromosikan operator yang mempunyai poin tertinggi untuk menjadi ketua regu. o Mengadakan pelatihan bagi operator, seperti satu bulan sekali untuk mempelajari metode dan skill baru yang dipandu oleh departemen pemeliharaan atau operator yang telah dikursuskan. o Mengikutsertakan personil departemen pemeliharaan pada seminar atau pelatihan - pelatihan untuk mengembangkan kemampuan penanganan kerusakan mesin, mengenalkan metode baru, menganalisa kerusakan secara menyeluruh dan memodifikasi komponen/mesin. o Mengundang wakil dari perusahaan yang telah sukses dalam
22
implementasi OEE dan meraih penghargaan OEE award. d. Menciptakan early equipment management. Dapat dilakukan dengan cara: o Menyeragamkan pandangan dari semua departemen agar terjadi sinkronisasi dalam pelaksanaan tugas masing - masing. o Memasukkan usulan bagaimana melakukan pemeliharaan terencana dan menjadwal ulang operasional mesin agar menghasilkan output yang lebih balk lagi. Menghitung Nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) Sebelum melakukan perbaikan terhadap effektivitas peralatan, penulis menghitung nilai effektivitas peralatan sebelum adanya implementasi dari hasil perhitungan nilai OEE. Sebagai salah satu contoh, berikut dibawah ini adalah perhitungan availability rate, performance rate, total yield dan OEE pada bulan Januari 2011. 4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sesudah melakukan tahap pengumpulan dan pengolahan data.rnaka tahap selanjutnya adalah analisa dan interprestasi. Pada tahap ini akan dilakukan analisa data dengan metode OEE untuk mendapatkan nilai dan mengevaluasi kinerja mesin AC type VRV yang mana nantinya akan dijadikan suatu pertimbangan untuk melakukan upaya Analisa OEE untuk Evaluasi kinerja mesin dan kerusakan komponen mesin Melalui perhitungan nilai OEE dapat dilakukan pencarian terhadap sumber surnber kontaminasi yang menyebabkan kerusakan untuk ditangani lebih lanjut. Analisa Pemeliharaan Paparan kondisi pemeliharaan secara umum yang ada di lapangan: a. Luasnya lingkup sistem pendingin mesin yang ada dan perlu diperbaiki menyebabkan departemen engineering belum bisa melakukan analisa dan pengembangan mesin. b. Analisa kerusakan komponen mesin belum dapat dilakukan dengan baik oleh operator. c. Pencatatan pemakaian komponen mesin dan riwayat mesin kurang
Jurnal Ilmiah PASTI Volume V Edisi 3 - ISSN 2085-5869
d.
optimal,karena belum mengikuti SOP yang berlaku. jumlah personil Kurangnya pemeliharaan I staff maintenance building.
Analisa Six Big Losses Berikut adalah analisa terhadap perhitungan enam kerugian utama yang terjadi pada objek mesin selama bulan Januari sampai Desember, kemudian dianalisa peluang perbaikan oleh TPM. Karena TPM berusaha mengurangi kerugian dan membuat kegiatan inovatif untuk menciptakan Zero Breakdown san Zero Defect. Indikator enam kerugian utama ini ditunjukkan oleh besaran angka OEE.
Availability Rate Berikut dipaparkan hasil perhitungan kerugian masing masing beserta penyebabnya, kemudian dianalisa peluang TPM dalam memperbaiki komponen. Availability Rate komponen - komponen itu adalah: Breakdown Losses Paparan hasil perhitungan kondisi lapangan pada semua objek mesin didapati beberapa hari tidak berproduksi sama sekali. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: •
Mesin:
•
Mesin mengalami kerusakan. Komponen atau spare part yang dibutuhkan tidak tersedia. Spare part untuk komponen mesin tertentu tidak sesuai dengan standar, sehingga kondisinya mudah berubah. Kondisi mesin menurun karena usia mesin sudah tua. Tenaga Kerja: Skill operator yang kurang memahami kondisi karakteristik mesin. Hal ini dapat menyebabkan operator tidak bisa melakukan perbaikan untuk kerusakan sederhana, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan perbaikan, dan melakukan kesalahan dalam pengoperasian dan penyetelan mesin. Perbaikan mesin untuk kerusakan sederhana, mengharuskan menunggu personil pemeliharaan. Moral karyawan yang kurang mempunyai rasa memiliki terhadap mesin yang dioperasikannya. Operator tidak masuk kerja.
Jurnailimiah PASTI Volume V Ed·,si 3 -ISSN 2085-5869
• •
Pengetahuan operator yang kurang menyadari manfaat dari perawatn mandiri. Preventive maintenance belum dilaksanakan secara optimal.
5. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Untuk menurunkan downtime dan meningkatkan kinerja mesin AC, maka Devisi building maintenance untuk sistem pemeliharaan digedung Grand Studio Metro TV memerlukan implementasi dari hasil perhitungan niai OEE yang sudah didapat untuk perbaikan pada sistem instalasi dueting dan menerapkan metode pemeliharaan seperti Preventive maintenance, Predective maintenance, Coreetive maintenance. Keliga rnetode tersebut diterapakan karena melihat kondisi dilapangan yang tidak memungkinkan untuk diterapakan satu metode karena kedinamisan pekerjaan dan peralatan.Seringnya komplain panas dari user banyak disebabkan karena kurangnya pendinginan yang disuplai oleh mesin AC ke dalam ruangan tidak tcreapai karena sistem dueting ya~g dipakai menggunakan sistem ceiling return, maka harus dilakukan perbaikan di sistem instalasi dueting return yaitu dari sistem return ceiling menjadi return duct, karen a pada sistem ceiling return sirkulasi udara return kurang rnaksirnal balik ke unit indoor AC, hal ini terjadi karen a udara dalam ruangan tidak terangkat atau tersedot oleh instalasi ductinq return menuju ke indoor unit, melainkan hanya penguapan yang menuju keatas ceiling baru dihisap oleh unit AC melalui instalasi ducting yang ada diatas eelling.Maka harus dilakukan perbaikan dengan merubah sistem return ceiling menjadi return duct. 3. Setelah dilakukan penelitian dan perhitungan, Nilai OEE sebelum dilakukan perbaikan instalasi dueting return adalah sebesar : 41 % 4. Nilai OEE setelah dilakukan perbaikan instalasi dueting return pada lantai enam (6) adalah 65% ,artinya jika dilakukan perbaikan instalasi dueling untuk semua lantai (8 lantai) dapat diharapkan peneapaian nilai OEE menjadi 90%.
23
Saran
jadwal preventive 1. Perancangan maintenance yang telah dibicarakan perlu dilaksanakan sebelumnya, secepatnya. 2. Sosialisai hasil perhitungan nilai DEE sebagai evaluasi kinerja mesin AC kepada divisi Engineering, (Bui/ding dan diajukan ke maintenence), Manajemen untuk ditindaklanjuti. 3. Perbaikan sistem instalasi ducting dari ceiling return menjadi duct return, Untuk semua lantai tanpa terkecuali. 4. Perawatan yang lebih baik dan teratur. dalarn hal perawatan, Yakni pemeliharaan, dan penggunaan, agar dapat meningkatkan kinerja dari mesin VRV tersebut dan menjaga nilai DEE dalam range sesuai standar yang ditentukan. DAFTAR PUSTAKA
Arif,
Susanto.. Anafisis pemefiharaan pencegahan da/am penggantian komponen mesin untuk meminumkan downtime pada PT Aspex Kumbong Bogor, 2008.
Barry Render & Jay Heizer;Prinsip - prinsip Manajemen Operasi.Jakarta: Salemba Empat, 2001.
Teknik manajemen Corder, A; pemeliharaan. Jakarta, Erlangga, 1996.
24
Google http://en.wikipedia.org/wikilDverall egu ipment effectiveness. Hotniar, S., Anafisis Pemefiharaan Produktif Total pada PT. Wahana Eka, 2004 http://www.leanjndonesia.com/2010/11/oeeoverall-equipment-effectiveness. Leanlndonesia.com. (2010, November 15). DEE overall equipment effectiveness. [Web log message]. Retrieved from DEE overall equipment effectiveness: Part 2. [Web log message]. Retrieved from http://www.leanindonesia.com/2011/05 /oee-overall-equipment-effectivenessprt2.
Paramitra GKD Group, Fakultas Teknik, Jurusan Teknologi Industri,Universitas Gunadarma. Satryo Legowo Tugas akhir. Jakarta : Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Mercu Buana, 2009. Stephens, Matthew, Autonomous MainteDilnance for Operators. (Andrew P, lion, Trans). Amerika : Productivity Press, 2004. Susumekata, J, Autonomous Maintenance Dillion, for Operators. (Andrew P, Trans). Amerika : Productivity Press, 1997.
Jurnailimiah PA5TI Volume V Edisi 3 -155N 2085-5869