ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRICE EARNING RATIO PERUSAHAAN (Studi Kasus Perusahaan Lembaga Keuangan dan Real Estate Pada Bursa Efek Indonesia) Oleh : Mufti Mubarok Dosen STIE Perbanas Surabaya Jln. Semolowaru - Surabaya E-mail :
[email protected] [email protected]
ABSTRAK Untuk menghitung nilai buku saham, beberapa nilai yang terkait dengan itu harus diketahui. Nilai-nilai ini adalah nilai nominal, modal, modal disetor dan laba ditahan (laba retiained). Perbedaan dalam nilai intrinsik dengan harga pasar dikenal sebagai Aset kesalahan harga. Ketika nilai intrinsik lebih besar dari pada harga pasar (saham)nya maka investor akan membeli saham, dan sebaliknya. Sementara itu investor masih akan memegang saham ketika harga pasar sahamnya relatif sama dengan nilai intrinsik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio pembayaran dividen (divident payout ratio) dan pertumbuhan pendapatan (earning growth) terhadap rasio harga pendapatan (price earning ratio). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel rasio pembayaran dividen dan pertumbuhan laba memiliki pengaruh signifikan terhadap rasio harga pendapatan. Sedangkan secara parsial variabel rasio pembayaran dividen memiliki pengaruh dominan. Kontribusi rasio pembayaran dividen dan pertumbuhan pendapatan terhadap perubahan rasio harga pendapatan adalah sebesar 87,24%. Kata kunci : Modal, laba ditahan, dividen payout ratio, earning growth, price earning ratio
ABSTRACT To calculate the book value of stocks, some of the values associated with it must be known. These values are nominal values, capital, paid-in capital and retained earnings. The difference in intrinsic value at market prices is known as asset pricing error. When the intrinsic value is greater than the market price (stock), the investor will buy its shares, and vice versa. Meanwhile, investors will still hold the stock when the price of its stock market is relatively equal to the intrinsic value. The purpose of this study was to determine the effect of dividend payout ratio and earnings growth of the price earnings ratio. The Results showed that simultaneous variable dividend payout ratio and earnings growth has a 1
significant influence on the price earnings ratio. While the partial dividend payout ratio variable has a dominant influence. Contributions dividend payout ratio and earnings growth to changes in the price earnings ratiois equal to 87.24%. Key words: capital, retained earnings, dividend payout ratio, earnings growth, price earnings ratio
PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan bursa efek Indonesia maka sarana untuk berinvestasi akan semakin berkembang karena pasar modal dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi dan mempercepat pembangunan ekonomi suatu negara. Perkembangan ekonomi yang semakin meningkat dewasa ini, terutama di sektor industri dituntut untuk ikut berperan aktif didalam pembangunan khususnya dengan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Perkembangan tersebut tentunya menimbulkan konsekuensi dimana tingkat persaingan antara perusahaan-perusahaan sejenis semakin tajam yang pada akhirnya membuat mereka membuat terobosan dan inovasi baru. Terlepas dari tingkat persaingan di atas perusahaan tentunya membutuhkan dana segar untuk mendukung ekspansi dan proses produksi. Salah satu cara untuk mendapatkan dana tersebut adalah dengan menjual saham ke pasar bursa dengan syarat tertentu yang harus dipenuhi. Dalam konteks pengaturan pasar modal di Indonesia, kegiatan bursa efek berada dalam pengawasan Depertemen Keuangan, dalam hal ini Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Bapepam mempunyai fungsi untuk membina, mengatur dan mengawasi kegiatan emiten, profesi atau lembaga penunjang, dan pemodal. Semua ini dilakukan demi terciptanya pasar yang efektif dan efisien. Bapepam adalah instansi yang berada di bawah departemen keuangan, merupakan instansi yang setingkat dengan Direktorat Jenderal. Dalam kegiatan pasar modal, Bapepam bertindak sebagai wasit yang adil bagi pelaku pasar modal, yakni perusahaan yang go public (emiten), penjamin emisi (underwriter), investor dan broker/dealer. Sebagai wasit atau lebih tepatnya sebagai pengatur, dalam melaksanakan aktivitasnya Bapepam disertai dengan beberapa perangkat aturan yang dapat merangsang pelaku-pelaku pasar modal untuk bertambah giat dipasar modal. Oleh karena itu perangkat aturan yang ditetapkan harus dapat menjamin kepentingan masing-masing pelaku pasar modal, baik kepentingan setelah menjual sahamnya melalui pasar modal maupun kepentingan investor agar tidak dirugikan oleh emiten dan broker/dealer. Begitu pula kepentingan broker/dealer juga tidak dirugikan oleh emiten maupun investor. Banyak model dan teknik analisis yang dapat digunakan dalam penilaian saham. Model penilaian merupakan suatu mekanisme untuk merubah rangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan (yang diamati) menjadi perkiraan tentang harga saham. Pada dasarnya faktor-faktor yang
2
mempengaruhi harga saham itu mudah dikenali yang menjadi masalah adalah bagaimana menerapkan faktor-faktor tersebut ke dalam suatu sistem penilaian yang bisa dipergunakan untuk memilih saham mana yang seharusnya dimasukkan dalam portofolio, untuk tujuan inilah perlu adanya model penilaian (valuatiron model). Model penilaian bertujuan untuk melihat secara kuantitatif dalam evaluasi harga saham pada saat ini serta harga yang diharapkan di masa yang akan datang berdasarkan expectation dan asumsi faktor-faktor perekonomian yang fundamental seperti dividen, laba dan risiko juga untuk memberikan suatu kerangka pemikiran guna memahami hubungan antara faktor-faktor yang fundamental dan dampak perubahannya terhadap penilaian harga saham. Model penilaian untuk keperluan analisis sekuritas yang terdapat pada berbagai literatur investasi, secara garis besarnya dikelompokkan menjadi dua analisis yaitu : Teknikal analisis dan fundamental analisis. Suad Husnan (1996) menjelaskan bahwa analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga diwaktu lalu. Analisis teknikal tidak memperhatikan faktor-faktor fundamental yang mungkin mempengaruhi harga saham dengan mengamati perubahan harga diwaktu lalu. Analisis teknikal tidak memperhatikan faktor-faktor fundamental yang mungkin mempengaruhi harga saham. Analisis teknikal mengamsumsikan bahwa harga saham mencerminkan informasi yang ditujukan oleh perubahan harga diwaktu lalu sehingga perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang. Dengan demikian alat analisis utamanya adalah grafik atau chart. Menurut Hasan Zein Mahmud (1989), teknikal analisis bertolak dari anggapan bahwa investor adalah makhluk yang irrasional. Bursa pada dasarnya adalah cerminan mass behavior. Seorang individu yang bergabung ke dalam suatu masa, bukan hanya sekedar kehilangan rasionalitasnya tapi juga sering kali melebur identitas pribadi ke dalam identitas kolektif. Harga saham sebagai komoditas perdagangan tentu dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. Pada gilirannya permintaan dan penawaran merupkan manifestasi dari kondisi psikologis pemodal. Pada titik yang ekstrim seorang teknikal tidak memerlukan informasi mengenai perusahaan, bahkan tidak nama perusahaan sekalipun : sepanjang membeli pada saat harga rendah dan menjual saat harga tinggi maka akan diperoleh keuntungan, tidak peduli apakah yang dibeli saham perusahaan yang memperoleh keuntungan atau saham perusahaan yang sedang menderita rugi. Dengan demikian teknikal analisis pada dasarnya adalah penelitian yang terus menerus dan meramalkan pola harga saham serta mengidentifikasi trend pergerakan harga saham. Seorang teknikalis percaya dengan informasi tersebut walaupun strategi yang dilakukan belum tentu berhasil. Kunci keberhasilan seorang teknikalis terletak pada keberhasilannya untuk mengidentifikasi respon, harga saham yang dipengaruhi oleh faktor-faktor penawaran dan permintaan. Para teknikalis sering juga disebut chartist, karena mempelarai catatan dan grafik (chart) harga saham periode yang lalu dan berharap dapat menemukan pola pasti yang dapat mendatangkan keuntungan. Fundamental analisis sebagai kelompok kedua, menyatakan bahwa investor adalah makhluk rasional. Karena itu seorang fundamentalis mencoba mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi perusahaan. argumentasi dasarnya
3
jelas bahwa nilai suatu saham mewakili perusahaan, tidak hanya nilai dikemudian hari (Hasan Zein Mahmud, 1996). Fundamental analisis menggunakan prospek laba dividen perusahaan, harapan tingkat bunga mendatang dan resiko penilaian perusahaan, harapan tingkat bunga mendatang dan resiko penilaian perusahaan untuk menentukan harga yang cocok yang pada akhirnya dapat mentukan nilai sekarang semua pembayaran yang akan diterima masing-masing saham. Apabila nilai saham melebihi harga pasar, maka seorang fundamentalis akan merekomendasi membeli saham tersebut. Penelitian ini dibatasi hanya pada analisis fundamental, sedangkan analisis teknikal tidak akan dibahas.Untuk menghitung nilai buku suatu saham, beberapa nilai yang berhubungan dengannya perlu diketahui. Nilai-nilai ini adalah nilai nominal (par value), agio saham (additional paid-in capital atau in excess of par value), nilai modal yang disetor (paid-in capital) dan laba yang ditahan (retiained earning). Nilai nominal (par value) dari suatu saham merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar saham. Kepentingan dari nilai nominal adalah untuk kaitannya dengan hukum. Nilai nominal ini merupakan modal perlembar yang secara hukum harus ditahan diperusahaan untuk proteksi kepada kreditor yang tidak dapat diambil diambil oleh pemegang saham.Kadangkala suatu saham tidak mempunyai nilai nominal (no-par value stock). Untuk saham yang tidak mempunyai nilai nominal, dewan direksi umumnya menetapkan nilai sendiri (stated value) perlembarnya. Jika tidak ada nilai yang ditetapkan, maka yang dianggap sebagai modal secara hukum adalah semua penerimaan bersih (proceed) yang diterima oleh emiten pada waktu mengeluarkan saham bersangkutan. Agio saham merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan dengan nilai nominal sahamnya. Nilai modal disetor (paid in capital) merupakan total yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan emiten untuk ditukarkan dengan saham preferen atau dengan saham biasa. Nilai modal disetor merupakan penjumlahan total nilai nominal ditambah dengan agio saham. Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Laba yang tidak dibagi ini diinvestikan kembali keperusahaan sebagai sumber dana internal. Laba ditahan dalam penyajiannya di neraca menambah total laba yang disetor. Karena laba ditahan ini milik pemegang saham yang berupa keuntungan tidak dibagikan, maka nilai ini juga akan menambah ekuitas pemilik saham di neraca. Nilai buku perlembar saham menunjukkan aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar. Karena aktiva bersih adalah sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka nilai buku perlembar saham adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan untuk membayar dividend atau menahan laba menurut Weston dan Copeland (1997 : 127) sebagai berikut : a. Undang-undang, yang menentukan bahwa dividend harus dibayar dari laba, baik laba tahun berjalan maupun laba tahun lalu yang ada pos laba ditahan dineraca.
4
b.
Posisi likuiditas, dari sisi ini dapat dilihat apakah perusahaan mampu untuk membagikan dividendnya ataukan sebaliknya karena kebutuhan dana yang sangat besar. c. Kebutuhan pelunasan utang, jika perusahaan mengambil utang untuk membiaya ekspansi atau untuk mengganti pembiayaai lain, maka perusahaan harus memenuhi kewajibannya dengan menggantikannya dengan jenis surat berharga, atau dapat melunaskan hutang tersebut. Jika keputusannya adalah melunasi hutang tersebut, maka perlu penahanan laba. d. Pembatasan dalam perjanjian hutang, khususnya apabila merupalan hutang jangka panjang seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividend tunai. e. Tingkat ekspansi aktiva, semakin cepat perusahaan berkembang maka semakin besar pula biaya ekspansinya. Bila kebutuhan dana dimasa depan semakin besar, perusahaan cenderung untuk menahan laba daripada membagikannya. f. Tingkat laba, hasil pengembalian yang diharapkan akan menentukan piluhan relatif untuk membayar laba tersebut dalam bentuk dividend kepada pemegang saham atau menggunakannya diperusahaan. g. Stabilitas laba, perusahaan yang mempunyai laba stabil seringkali dapat memprediksi laba dimasa mendatang. Perusahaan ini cenderung untuk membagikan labanya daripada perusahaan yang tidak stabil. h. Akses kepasar modal, perusahaan yang lebih mapan cenderung untuk membagikan dividend yang lebih tinggi agar catatan dipasar modal bagus, sehingga banyak investor yang tertarik pada saham perusahaan tersebut. i. Kendali perusahaan, beberapa perusahaan melakukan ekspansi sampai pada penggunaan internal saja. Pentingnya pembiayaan internal dalam usaha untuk mempertahankan kendali perusahaan, akan memperkecil pembayaran dividend. j. Posisi pemegang saham sebagai pembayar pajak, perusahaan yang hanya dipegang oleh beberapa pembayar pajak dalam golongan berpendapatan tinggi cenderung membayar dividend yang rendah. Harga saham pada hakekatnya merupakan nilai yang terkandung dalam saham yang bersangkutan karena harga yang terjadi merupakan ukuran keberhasilan suatu emiten dalam mengelola usahanya secara efektif dan efisien. Semakin baik pengelolaan berarti semakin baik kinerjanya yang dalam hal ini dapat diukur dengan nilai sahamnya di bursa.Sumber informasi yang dapat mempengaruhi harga saham seperti yang dikemukakan. Marzuki Usman dimuka, dapat berupa informasi fundamental, teknikal, dan sosial ekonomi dan politik. Di antara ketiganya, faktor fundamental kiranya yang banyak memberikan kekuatan yang relatif lebih stabil terhadap harga saham. a. Untuk memperoleh informasi dapat dilakukan melalui analisis fundamental. Analisis ini memang sangat tergantung pada variabelvariabel internal yang ada pada perusahaan atau industri, namun untuk penyesuaian akhir diperlukan adanya kombinasi dari analisis ekonomi
5
dan industri, maksudnya untuk dapat memberikan kesimpulan, perlu memperhatikan analisis ekonomi dan industri yang mendukung terhadap analisis fundamental yang dibuat. Ada beberapa faktor fundamental menurut Marzuki Usman et. al (1994 : 167 – 171) adalah kemampuan manajemen perusahaan, prospek dan perkembangan perusahaan, kemampuan menghasilkan keuntungan, hak-hak investor. b. Investor teknis merupakan faktor yang memberikan gambaran kepada pemodal maupun calon pemodal untuk menentukan kapan melakukan pembelian saham, penjualan saham atau saham tersebut ditukarkan dengan saham lain agar diperoleh hasil keuntungan yang maksimal. c. Informasi sosial ekonomi dan politik memberikan gambaran tentang kondisi sosial ekonomi, maupun politik suatu negara dimana perusahaan berada. Keadaan yang ditimbulkan dapat mempengaruhi pasar modal, sehinngga indeks harga saham yang terjadi. Faktor ini dapat berupa tingkat inflasi, kebijakan moneter, tingkat bunga, tingkat pertumbuhan, kerusuahan sosial dan faktor lainnya. Apabila membandingkan nilai instrinsik dengan harga pasar maka akan diperoleh keadaan nilai saham mengalami under valued atau over valued. Perbedaan nilai instrinsik dengan harga pasar dikenal dengan istilah Mispriced Asset. Dalam hal ini bagi pemodal akan bertindak membeli saham yang bersangkutan bila nilai instrinsiknya lebih besar dari harga pasarnya karena selisihnya merupakan keuntungan baginya. Saham yang demikian disebut dalam keadaan under valued, sebaliknya pemodal akan menjual saham apabila nilai instrinsiknya lebih lebih kecil dari harga pasar, dan tetap akan memegang sahamnya bila harga pasar, dan tetap akan memegang sahamnya bila harga pasar sahamnya relatif sama dengan nilai instrinsiknya. Berdasarkan kajian secara teori dan empirik maka sangatlah penting untuk meneliti bagaimanakah pengaruh faktor-faktor dividend payout ratio dan earning growth terhadap price earning ratio serta berdasarkan kedua factor bebas tersebut faktor manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap price earning ratio.
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah saham perusahaan perbankan, lembaga keuangan bukan bank, sekuritas, asuransi, real estat dan property sebanyak 80 perusahaan yang dipublikasikan oleh. Indonesian Capital Market Directory. Periode pengamatan dilakukan pada tahun 2009. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sampling, yaitu sebesar 30% dari populasi sebanyak 80 perusahaan. Jadi banyaknya sampel yang diambil sebesar 24 perusahaan, yang terdiri dari lembaga keuangan bank dan bukan bank, Sekuritas, Asuransi, Real Estate,dan Property. Identifikasi Variabel
6
Dalam kajian ini ada 2 kelompok variabel yang digunakan yaitu variabel dependen dan variable independen. 1. Variabel dependen ( Y ) Yaitu PER (Price Earning Ratio) 2. Variabel independen Yaitu variabel yang terdiri dari a. DPR : Dividen Pay Out Ratio (X1) b. EG : Earning Growth (X2) Definisi Operasional Variabel Sesuai dengan rumusan masalah dan hipotesisnya, maka variabelvariabelnya dapat dijabarkan sebagai berikut : Price Earning Ratio adalah hasil perbandingan antara harga saham dan laba per lembar saham. Rumusnya adalah sebagai berikut : Harga penutupan PER = Laba perlembar saham Dividend Payout Ratio adalah perbandingan antara besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham biasa dan laba perlembar saham. Rumusnya adalah sebagai berikut : Dividend perlembar saham DPR = Laba perlembar saham Earning Growth adalah yang mencerminkan tingkat pertumbuhan laba perlembar saham (EPS) setiap periode. Rumusnya adalah sebagai berikut : EPS t EPS t -1 EG = EPS t -1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder tersebut diperoleh dari dokumentasi yang dimiliki berbagai sumber dan kemudian dipilih sesuai dengan kebutuhan penelitian. Sumber data yang diperlukan adalah laporan keuangan perusahaan dalam bentuk neraca dan laporan rugi laba yang dipublikasikan oleh Indonesian Capital Market Directory tahun 2009. Prosedur Pengumpulan Data Seluruh data yang diperlukan meliputi : Price Earning Ratio (PER), Dividen Payout Ratio (DPR) dan Earning Growth (EG) dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Model dan Teknis Analisis Perhitungan variabel-variabel yang akan dianalisis dengan regresi Menghitung variabel-variabel yang diregresikan yaitu dengan langkahlangkah sebagai berikut : a.
Menghitung besarnya nilai PER; 7
b. Menghitung besarnya nilai DPR; c. Menghitung besarnya EG. Melakukan Perhitungan Koefisien Regresi Ganda Analisis regresi linier berganda adalah analisis yang berhubungan dengan ketergantungan antara variabel dependen dan independen. Persamaan garis regresinya adalah sebagai berikut: Y = a + b1.x1 + b2.x2 + E Di mana : Y = Price Earning Ratio a = Bilangan konstanta atau intersep b1-b2 = Koefisien regresi atau slope X1 = Dividend Payout Ratio (DPR) X2 = Earning Growth (EG) Pengujian Hipotesis Dengan Uji F Pengujian hipotesis dengan uji F, tujuannya adalah untuk menguji signifikansi pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung secara bersamasama. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a. Merumuskan hipotesis : Ho diterima berarti tidak ada pengaruh terhadap variabel Y Ho ditolak berarti ada pengaruh terhadap variabel Y b. Menentukan tingkat signifikansi serta menentukan Ftabel dengan cara menentukan d.b atau derajat bebas dengan rumus df = n – K pada taraf signifikansi 5%. c. Menentukan besarnya Fhitung dengan rumus: R2 / k F0 1 - R 2 / N - k - 1 Dimana : Fo = Fhitung R2 = Koefisien determinan n = Jumlah sampel k = Jumlah variabel bebas 1-R2 = Regional sum-squares d. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada tingkat signifikansi 5%, dengan kriteria : Apabila Fo > Ft, maka Ho di tolak. Apabila Fo < Ft, maka Hodi terima.
Pengujian Hipotesis Dengan Uji t Tujuan pengujian hipotesis dengan uji t adalah untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel bebasnya secara parsial. a. Merumuskan hipotesis : Ho diterima berarti tidak ada pengaruh terhadap variabel Y 8
b.
c.
d.
Ho ditolak berarti terdapat pengaruh terhadap variabel Y Menentukan tingkat signifikansinya serta menentukan Ftabel dengan cara menentukan d.b atau derajat bebas d.f dengan rumus N – k – 1 atau df = n – 1 pada taraf signifikansi 5%. Menghitung besarnya Thitung dengan menggunakan rumus sebagai aK berikut : T0 SaK Dimana: T0 = T hitung yang dicari. ak = Koefisien regresi. SaK = Standar error koefisien regresi. Membandingkan Thitung dengan tabel yang dipergunakan adalah uji T dua arah atau dua sisi. Jika Thitung > Ttabel maka Ho di tolak, sedangkan apabila T hitung < Ttabel maka Ho diterima.
Menghitung Koefisien Determinan Digunakan untuk mengetahui persentase besarnya perubahan variabel tergantung yang disebabkan oleh variabel bebas. Besaran nilai koefisiennya diketahui dari hasil perhitungan komputer, kemudian setelah nilai determinasinya diketahui, maka dapat diketahui pula perubahan variabel tergantung yang disebabkan oleh variabel bebas. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : 1 – r2 Y . X1, X2 Dimana: R2 = Nilai R squared. X = Variabel bebas. Menghitung Ketepatan Prediksi. Syarat ketepatan prediksi adalah: Sy > SEest Dimana : Sy = Standar deviasi variabel Y (tergantung). SEest = Standar error estimasi yang terhitung dari analisa varian regresi ganda.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penyajian Data Nilai masing-masing variabel diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus rasio keuangan, tersaji sebagai berikut :
Tabel 1. Data Price Earning Ratio, Deviden Payout Ratio dan Earning Growth 9
Tahun 2009
N 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
PER (Y) 0.87 6.70 0.06 1.51 1.46 1.10 2.74 1.93 2.72 3.24 0.52 1.54 1.57 2.31 1.36 5.12 5.20 2.11 1.08 2.53 3.76 3.20 -1.11 6.04
DPR (X1) 31.51 108.81 17.37 24.21 22.60 22.78 45.16 33.92 44.81 56.56 -40.99 25.03 23.23 37.39 21.98 83.62 85.03 35.58 17.62 41.62 61.71 59.47 34.21 105.47
EG (X2) 1.04 0.09 0.06 0.30 1.15 -4.90 -0.56 -2.58 -0.55 -3.83 0.06 0.01 2.30 0.12 0.12 -0.37 -0.50 -1.33 -0.06 -0.43 -0.55 -7.43 -50.25 -7.20
Sumber : PT. Bursa Efek Indonesia Tahun 2009 (diolah)
Analisis dan Pengujian Hipotesis Pengaruh Variabel Bebas. Untuk mengetahui sejauh manakah pengaruh dividend payout ratio, dan earning growth terhadap price earning ratio dilakukan analisis regresi majemuk atau berganda. Nilai analisis statistik dari perhitungan SPSS tersaji sebagai berikut : Tabel 2 Analisis Regresi Variabel
X1 X2 Contant
Koefisien Regresi
Standar Error
t (DF = 21)
0.0524 0.0635 0.4169
0.0044 0.0136
11.896 4.659
10
Prob.
0.00000 0.00013
Partial r2
0.8708 0.5083
Adjusted
Adjusted R. Squared R. Squared Multiple R Sumber data : print out spss
: : :
0.8724 0.8835 0.9399
Keterangan : Variabel Y = price earning ratio Variabel X1 = dividend payout ratio Variabel X2 = earning growth Keterangan a. Besarnya nilai koefisien regresi sebesar 0.0524 artinya bahwa variabel dividend payout ratio berpengaruh kearah positif terhadap variabel price earning ratio sebesar 0.0524. Maksudnya bahwa setiap perubahan variabel dividend payout ratio sebesar 100%, maka akan menaikkan nilai variabel price earning ratio sebesar 5.24%. b. Besarnya nilai koefisien regresi 0.0635 artinya bahwa variabel earning growth berpengaruh kearah positif terhadap variabel price earning ratio sebesar 0.0635. Maksudnya bahwa setiap perubahan variabel earning growth sebesar 100%, maka akan menaikkan nilai variabel price earning ratio sebesar 6.35%. Pengujian Hipotesis Uji hipotesa digunakan untuk membuktikan kebenaran dan menganalisis pengaruh yang terjadi antara variabel dividend payout ratio dan earning growth terhadap variabel price earning ratio, dilakukan melalui model regresi berganda dan dihitung melalui program SPSS. Parameter yang digunakan untuk membuktikan hipotesa tersebut adalah sebagai berikut : Persamaan Regresi Berganda: Y = 0.4169 + 0.0524 X1 + 0.0635 X2 Interpretasi dari persamaan diatas adalah sebagai berikut : a = 0.4169; artinya bahwa jika nilai variabel dividend payout ratio dan earning growth sama dengan nol maka rata-rata nilai price earning ratio sebesar 0.4169 satuan. b1 = 0.0524; artinya bahwa jika nilai variabel earning growth dianggap tetap, maka diprediksikan kenaikan satu unit nilai dividend payout ratio akan menaikkan nilai price earning ratio sebesar 0.0524 satuan. b2 = 0.0635; artinya bahwa jika nilai variabel dividend payout ratio dianggap tetap, maka diprediksikan kenaikan satu unit nilai earning growth akan menaikkan nilai price earning ratio sebesar 0.0635 satuan Pengaruh Semua Variabel Bebas Terhadap Variabel Tergantung Adjusted R. Squared : 0.8724 11
R. Squared Multiple R
: 0.8835 : 0.9399
Dari nilai-nilai koefisien diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Koefisien determinasi yang disesuaikan (R2) sebesar 0.8724 Hal ini menunjukkan bahwa kuatnya pengaruh variabel dividend payout ratio dan earning growth terhadap price earning ratio sebesar 0.8724 atau 87.24%. 2.
Koefisien determinasi berganda (R2) sebesar 0.8835 Hal ini menunjukkan bahwa kuatnya pengaruh variabel dividend payout ratio dan earning growth secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel price earning ratio sebesar 0.8835 atau 88.35% sedangkan sisanya sebesar 0.1165 atau 11.65% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti misalnya return on equity.
3.
Koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0.9399 Hal ini menunjukkan bahwa kuatnya pengaruh variabel dividend payout ratio dan earning growth terhadap variabel price earning ratio sebesar 0.9399 atau 93.99% yang berarti bahwa hubungan atau pengaruh ini sangat signifikant.
Uji Statistik F Menurut uji statistik dengan uji F diketahui bahwa : Degree of freedom : Numerator : 3 Denominator : 22 F ratio : 79.604 Probabilitas : 0.0000000001576 Nilai-nilai tersebut diperoleh dari analisis of variance table Untuk menguji dan membuktikan hipotesis yang diajukan, maka dilakukan analisis dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1.
2. 3.
Besarnya Ftabel Degree of freedom sebesar Numerator = K–1=3–1=2 Denominator = n – K = 24 – 2 = 22 Tingkat segnifikansi yang digunakan 0.05 atau 5% maka F (2; 22; 0.05) = 3.44. Besarnya Fhitung Besarnya Fhitung atau Fratio dari perhitungan SPSS sebesar 79.604. Kriteria Ho ditolak apabila Fhitung > Ftabel Ho diterima apabila Fhitung < Ftabel
12
4.
Daerah Kritis :
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
-3.44
0
Daerah penolakan Ho
3.44
79.604
Pada gambar diatas, ternyata Fhitung terletak didaerah penolakan H o yaitu daerah yang diarsir. Hal ini ditunjukkan bahwa Fh> Ft atau 79.604 > 3.44 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesa yang diajukan tentang adanya pengaruh antara dividend payout ratio dan earning growth terhadap price earning ratio telah terbukti. Hal ini dipertegas lagi dengan tingkat probabilitas atau tingkat kesalahan sebesar 0.0001576 atau 0.01576% yang jauh lebih kecil dibanding dengan tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0.05 atau 5%.
Uji Statistik t Berdasarkan hasil perhitungan komputer Nilai t nampak sebagai berikut :
nilai-nilai probabilitas dan
Tabel 3 Nilai t dan Probabilitas Variabel Bebas Dividend Payout Ratio Earning Growth
t (df = 21)
Probabilitas
11.896 4.659
0.00000 0.00013
Untuk menguji dan membuktikan pengaruh dari variabel dividend payout ratio dan earning growth terhadap price earning ratio dapat diuraikan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Ttabel dipengaruhi oleh : Degree of freedom = n - K = 24 – 3 = 21 Tingkat signifikansi yang digunakan 0.05 atau 5% maka T (0.05; 21 = 2.08). 2. Kriteria: Ho ditolak apabila Thitung > Ttabel Ha diterima apabila Thitung < T tabel Dari perhitungan tersebut diatas, maka dapat dilakukan pengujian masingmasing variabel bebas sebagai berikut : a) Variabel dividend payout ratio (X1) Besarnya Thitung adalah 11.896
13
Daerah kritis nampak sebagai berikut :
Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
-2.08
0
11.896
2.08
Pada gambar diatas, ternyata Thitung terletak didaerah penolakan H o yaitu daerah yang diarsir. Hal ini ditunjukkan t h > tt atau 11.896 > 2.08, sehingga H o ditolak dan Ha diterima, dengan demikian variabel dividend payout ratio berpengaruh terhadap variabel price earning ratio. Hal ini dipertegas lagi dengan probabilitas atau kesalahan yang terjadi sebesar 0.00000 atau 0% yang jauh lebih kecil dari tingkat signifikan yang digunakan yaitu 0.05 atau 5%. b) Variabel earning growth (X2) Besarnya Thitung adalah sebesar 4.659 Daerah kritis nampak sebagai berikut : Daerah penerimaan Ho Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
-2.08
0
2.08
4.659
Pada gambar diatas, ternyata Thitung terletak didaerah penolakan H o yaitu daerah yang diarsir. Hal ini ditunjukkan t h > tt atau 4.659 > 2.08, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, dengan demikian variabel earning growth berpengaruh terhadap price earning ratio. Hal ini dipertegas lagi dengan probabilitas atau kesalahan yang terjadi sebesar 0.00013 atau 0.013% yang jauh lebih kecil dari tingkat signifikan yang digunakan yaitu 0.05 atau 5%. Pengaruh Secara Partial Dari Masing-Masing Variabel Bebas Terhadap Variabel Tergantung Nilai partial dari masing-masing variabel bebas adalah sebagai berikut : Dividend Payout Ratio (X1) : 0.8708 Earning Growth (X2) : 0.5083 Berdasarkan nilai probabilitas dan nilai partial diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : - Nilai partial dari variabel dividend payout ratio sebesar 0.8708 Maksudnya adalah kuatnya pengaruh dari variabel dividend payout ratio terhadap price earning ratio sebesar 0.8708 atau 87.08%. - Nilai partial dari variabel earning growth sebesar 0.5083
14
Maksudnya adalah kuatnya pengaruh dari variabel earning growth terhadap variabel price earning ratio sebesar 0.5083 atau 50.83%. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa ternyata variabel dividend payout ratio mempunyai pengaruh yang dominan terhadap variabel price earning ratio dibandingkan dengan variabel earning growth. Ketepatan Prediksi Syarat dari ketepatan prediksi adalah Sy > SEest. Dari perhitungan komputer dengan menggunakan program SPSS didapat nilai : Sy : 1.8883 SEest : 0.6746 Jadi Sy > SEest atau 1.8883 > 0.6746, hal ini berarti bahwa hipotesa dalam penelitian ini terbukti dengan terpenuhinya ketepatan prediksi. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa variabel dividend payout ratio dan earning growth berpengaruh terhadap variabel price earning ratio. Uji Durbin-Watson Untuk menguji apakah model regresi terdapat autokorelasi atau tidak maka dilakukan uji Durbin-Watson dengan kriteria D w < Dt berarti ada autokorelasi dan Dw > Dt berarti tidak ada autokorelasi. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS didapatkan nilai 2.2677 sedang dilihat dari D wtabel dengan N 24, df 5% peubah 3 di dapat nilai sebesar 1.10. Jadi D w > Dt atau 2.2677 > 1.10 yang berarti bahwa model analisis regresi ini bebas dari pengaruh autokorelasi. Berdasarkan data yang tersaji pada tabel 1 terlihat bahwa price earning ratio tertinggi adalah PT. Lippo Land Development, Tbk. sebesar 6.04, sedangkan price earning ratio terendah adalah PT. Panin Life, Tbk. sebesar –1.11.PT. Bank Rama, Tbk. mempunyai dividend payout ratio tertinggi sebesar 108.81, sedangkan PT. Duta Pertiwi, Tbk. mempunyai dividend payout ratio terendah yakni sebesar –40.99. Earning growth tertinggi adalah PT. Mulia Land, Tbk. sebesar 2.30 sedangkan earning growth terendah adalah PT. Panin Life, Tbk. sebesar – 50.25. Berdasarkan data yang tersaji pada tabel 1 kemudian dianalisis secara statistik dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil bahwa secara simultan variabel dividend payout ratio dan earning growth mempunyai pengaruh terhadap price earning ratio dan secara parsial variabel dividend payout ratio mempunyai pengaruh paling dominan. a. Dilihat dari uji F Hasil dari uji ini menunjukkan bahwa secara simultan atau bersamasama variabel dividend payout ratio dan earning growth berpengaruh secara signifikan terhadap price earning ratio dengan nilai Fhitung sebesar 79.604 yang lebih besar dari Ftabel sebesar 3.44 yang diperkuat dengan nilai probabilitas atau tingkat kesalahan sebesar 0.01576%. b. Dilihat dari uji Parsial Hasil dari uji ini menunjukkan pengaruh variabel dividend payout ratio, dan earning growth berpengaruh secara signifikan terhadap price
15
earning ratio dimana variabel dividend payout ratio berpengaruh paling dominan. Nilai masing-masing variabel sebesar 87.08% dan 50.83%.
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan uji F menunjukkan bahwa secara simultan atau bersama-sama variabel dividend payout ratio dan earning growth berpengaruh secara signifikan terhadap price earning ratio dengan nilai Fhitung sebesar 79.604 yang lebih besar dari Ftabel sebesar 3.44 yang diperkuat dengan nilai probabilitas atau tingkat kesalahan sebesar 0.01576%. Sedangkan berdasarkan dari uji Parsial menunjukkan pengaruh variabel dividend payout ratio, dan earning growth berpengaruh secara signifikan terhadap price earning ratio dimana variabel dividend payout ratio berpengaruh paling dominan. Nilai masing-masing variabel sebesar 87.08% dan 50.83%. Berhubung variabel dividend payout ratio mempunyai pengaruh yang dominan terhadap price earning ratio, maka pihak manajemen harus bisa untuk lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan perusahaan misalnya berkaitan dengan kualitas produk, promosi dan sebagainya agar pendapatan yang diperoleh dapat semakin meningkat. Selain itu karena Variabel earning growth mempunyai pengaruh yang paling rendah terhadap price earning ratio maka jika perusahaan mempunyai kinerja keuangan yang baik maka tingkat pertumbuhan laba atau laba yang diperoleh akan sesuai dengan harapan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA Agus Sartono, Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi), Edisi Ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 1996. Asril Sitompul, Pasar Modal, LPPI dan ISEI, Jakarta, 1996. Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Ketiga, Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta, 1994. Hasan Zein, Pasar Modal Indonesia, Penerbit P3E, Semarang, 1990. James C. Varr. Horne, John M. Wachauwys Jr., Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Edisi Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Yogyakarta, 1997. Kamaruddin Akhmad, Dasar-dasar Manajemen Investasi, Edisi Pertama, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1996. Napa J Awat, Manajemen Keuangan Pendekatan Matematis, Cetakan Pertama, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999. Sawidji Widoatmojo, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal, PT. Jurnalindo Aksara Grafika, Jakarta, 1996. Sri Handaru Julianti, Handoyo Prasetyo, Fandi Tjiptono, Manajemen Portofolio dan Analisis Investasi, Andi, Yogyakarta, 1996. Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, UPP-AMP YKPN, Yogyakarta, 1993. Sunariyah, Pengantar Pasar Modal, Edisi Kedua, Penerbit Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta, 2000.
16
Syahrir, Analisis Pasar Modal, PT. Gramedia Pustaka, Utama, Jakarta, 1995.
17