HUBUNGAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BOLA BASKET DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP MINAT MAHASISWA MENJADI WASIT CABANG OLAHRAGA BOLA BASKET DI FKIP UNISMA BEKASI
Taryono.*)
ABSTRAKSI
Bidang perwasitan saat ini merupakan sektor yang berpeluang besar untuk ditekuni secara optimal oleh mahasiswa Penjaskesrek FKIP UNISMA Bekasi. Bidang perwasitan ini termasuk layanan atau lahan yang cukup prospektif untuk dijadikan profesi kerja. Salah satunya yaitu wasit cabang olahraga bola basket. Secara keilmuan atau pengetahuan, keterampilan dan minat, pada umunya mahasiswa Penjaskesrek FKIP UNISMA Bekasi sudah cukup menunjang. Oleh karena itu masalah penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara keterampilan teknik dasar bola basket dan motivasi berprestasi terhadap minat mahasiswa Penjaskesrek FKIP UNISMA Bekasi menjadi wasit cabang olahraga bola basket?” Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa putera Jurusan Penjaskesrek FKIP UNISMA Bekasi angkatan 2007 – 2008 sebanyak 120 orang. Sampel penelitian ini sebanyak 60 orang yang diperoleh dengan cara acak. Instrumen penelitian ini menggunakan angket tentang motivasi berprestasi dan minat menjadi wasit cabang olahraga bola basket serta tes keterampilan bola basket. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penguasaan keterampilan teknik dasar bola basket dan minat menjadi wasit bola basket dengan koefisien korelasi sebesar = 0.55. Determinasi variabel X1 terhadap Y sebesar 30.3%. 2) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dan minat menjadi wasit bola basket dengan koefisien korelasi sebesar = 0.67. Determinasi variabel X2 terhadap Y sebesar 45.2%. 3) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penguasaan keterampilan teknik dasar bola basket dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap minat menjadi wasit bola basket dengan koefisien korelasi sebesar = 0.81. Determinasi variabel X1X2 terhadap Y sebesar 65.7%. key word/Kata Kunci : Keterampilan, Motivasi dan minat
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kemampuan dalam teknik dasar suatu cabang olahraga menggambarkan tingkat keterampilan dalam cabang olahraga tersebut. Indikator yang dapat diamati adalah penguasan teknik dasar cabang olahraganya. Seseorang dinyatakan terampil dalam suatu cabang olahraga, apabila ia dapat menguasai teknik-teknik dasar cabang olahraga tersebut dengan sempurna. Keterampilan diterjemahkan dari istilah skill yang dalam dunia olahraga ditandai dengan adanya aktivitas fisik yang bukan saja melibatkan otot-otot besar, melainkan juga melibatkan otot-otot halus dalam melakukan gerakan. Aktivitas keterampilan dalam olahraga berbeda-beda antara satu cabang olahraga dengan cabang olahraga lain. Beberapa pendapat tentang keterampilan dikemukakan oleh para ahli, diantaranya, Syah (1995:199) menjelaskan bahwa: “Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olahraga dan sebagainya.” Selanjutnya Davis (1995:231) mendefinisikan keterampilan sebagai, “Suatu kemampuan yang dipelajari untuk meningkatkan hasil sebelumnya dengan usaha maksimal.” Istilah keterampilan ini memiliki beberapa pengertian, tetapi yang lazim digunakan menurut Lutan (1988:94) adalah sebagai berikut: “Keterampilan dipandang sebagai satu perbuatan yang merupakan sebuah indikator dari tingkat kemahiran, juga dapat dinyatakan untuk menggambarkan tingkat kemahiran seseorang melaksanakan suatu tugas.” Lebih lanjut Lutan (1988:96) menjelaskan, “Seseorang dapat dikatakan terampil atau mahir ditandai oleh kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu dalam kualitas yang tinggi (cepat atau cermat) dengan tingkat keajegan yang cukup mantap.” Berdasarkan kajian teori dari para ahli dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan suatu gerakan dengan mahir, menggunakan energi yang minimal (efisien) dan dengan hasil yang maksimal (efektif). Berdasarkan pendapat tersebut, maka minat individu terhadap suatu bidang pekerjaan dalam hal ini sebagai profesi wasit bola basket dapat tumbuh dan berkembang jika pekerjaan itu menarik, memuaskan dan dapat memenuhi kebutuhannya sebagai tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, bidang perwasitan saat ini merupakan sektor yang berpeluang besar untuk ditekuni secara optimal oleh mahasiswa Penjaskesrek
FKIP UNISMA Bekasi. Bidang perwasitan ini termasuk layanan atau lahan yang cukup prospektif untuk dijadikan profesi kerja. Salah satunya yaitu wasit cabang olahraga bola basket. Namun penelitian di bidang ini relatif kurang, oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk menelitinya. Pertanyaan umum yang ingin diungkap adalah “Apakah terdapat hubungan antara keterampilan teknik dasar bola basket dan motivasi berprestasi dengan minat mahasiswa Penjaskesrek FKIP UNISMA Bekasi menjadi wasit cabang olahraga bola basket?” B.
Batasan Masalah Untuk menghindari luasnya lingkup permasalahan yang memungkinkan akan
memperoleh hasil yang tidak memuaskan, maka penelitian akan dibatasi agar dapat diperoleh hasil yang penulis inginkan dan sesuai dengan tujuan. Batasan penelitiannya adalah sebagai berikut: a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penguasaan keterampilan teknik dasar bola basket dan motivasi berprestasi. b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat menjadi wasit bola basket. c. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa putra Penjaskesrek FKIP UNISMA Bekasi angkatan 2007–2008 d. Jumlah sampel penelitian ini sebesar 20% dari jumlah populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling. e. Metode penelitian ini adalah deskriptif korelasional. C. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut: a. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penguasaan keterampilan teknik dasar bola basket dengan minat menjadi wasit bola basket? b. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan minat menjadi wasit bola basket? c. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penguasaan keterampilan teknik dasar bola basket dan motivasi berprestasi dengan minat menjadi wasit bola basket? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hubungan antara penguasaan keterampilan teknik dasar bola basket dengan minat menjadi wasit bola basket. 2. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dengan minat menjadi wasit bola basket. 3. Untuk mengetahui hubungan antara penguasaan keterampilan teknik dasar bola basket dan motivasi berprestasi dengan minat menjadi wasit bola basket.
TINJAUAN TEORETIS
A.
Minat Minat merupakan perasaan seseorang terhadap sesuatu objek yang dinyatakan dengan
senang atau tidak senang. Minat sebagai salah satu aspek kepribadian sangat bervariasi, sehingga perlu mendapatkan perhatian karena minat berhubungan dengan kesiapan mental individu yang berperan penting dalam menentukan kebutuhannya. Kata minat dalam bahasa Inggris disebut “Interest”. Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu perasaan suka atau tidak suka terhadap suatu benda, jabatan, orang, pekerjaan, kegiatan atau situasi yang berkenaan dengan dirinya. Berikut ini beberapa pengertian tentang minat yang dikemukakan oleh para ahli: Nurkancana dan Sumartana (1986:229) mengutip pengertian minat dari Jersild dan Tasch serta Fryer sebagai berikut:
1) Minat atau interest menyangkut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu. Keberhasilan dalam suatu aktivitas akan menimbulkan perasaan senang. 2) Minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu.
B.
Wasit Seorang wasit perlu memahami dan menguasai teori dasar-dasar umum perwasitan.
Pemahaman dan penguasaan teori dasar-dasar umum perwasitan itu berarti memberi bekal kemantapan batin seorang wasit atau memperbesar kepercayaan diri wasit dalam mewasiti, yang berarti membantu kelancaran dan kesuksesan kegiatan perwasitannya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sukintaka (1983:3) bahwa “Dalam suatu petandingan, wasit merupakan pembentuk situasi yang sangat penting, selain pemain dan penonton.”
Situasi pertandingan secara keseluruhan sebenarnya disusun dari situasi-situasi yang sangat banyak jumlahnya. Wasit, pemain dan penonton akan selalu bereaksi terhadap suatu situasi. Dari reaksi yang ditimbulkan oleh wasit, pemain dan penonton terbentuklah situasi baru. Demikian seterusnya, sehingga keseluruhan situasi pertandingan dapat dinilai baik atau buruk. Dengan perubahan situasi satu ke situasi lainnya, wasit harus mampu mempengaruhi pemain dan penonton agar tetap melimpahkan kepercayaan kepada dirinya. C. Hakikat Motivasi Berprestasi Motif manusia tidak terlihat karena merupakan salah satu aspek kejiwaan. Salah satu tanda bahwa seseorang mempunyai motif adalah perilakunya. Contohnya, seseorang yang melakukan suatu kegiatan dengan sungguh-sungguh, maka orang itu memiliki motif yang relatif kuat. Lain halnya seseorang yang melakukan suatu kegiatan dengan malas, orang itu berarti memiliki motif yang cenderung lemah. Untuk mengetahui tujuan perilaku manusia harus mengetahui terlebih dahulu motifmotif yang menyebabkan timbulnya suatu kegiatan pada waktu tertentu, sehingga tidak mengherankan jika para ahli di bidang psikologi mengupas tentang motif. Sebelum membahas mengenai motif, seyogianya diketahui lebih dahulu tentang pengertian motif dari beberapa ahli psikologi di bawah ini. Koontz (1982) seperti dikutip oleh Moekijat (1984:9) mengartikan motif sebagai berikut: “A motive is an inner state that energizes, activates, or move (hence „motivation‟), and that direct or channels behavior toward goals.” Maksudnya adalah suatu keadaan dari dalam yang memberi kekuatan yang menggiatkan atau menggerakkan, karenanya disebut penggerakan atau motivasi, dan yang mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke arah tujuan-tujuan. D. Hakikat Keterampilan Teknik Dasar Bola Basket Bola basket merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang dimainkan oleh dua tim yang berlawanan, setiap tim terdiri dari 12 pemain, masing-masing tim menurunkan 5 orang pemain yang pertama bermain di lapangan. Setiap tim berusaha membuat skor dengan cara memasukkan bola ke keranjang lawan sebanyak-banyaknya dan berusaha mencegah lawan untuk memasukkan bola. Permainan bola basket mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Dimainkan secara beregu b. Menggunakan bola basket sebagai alat atau objek permainannya c. Menggunakan ring atau keranjang sebagai sasaran tembak untuk menghasilkan angka
d. Bola dimainkan dengan cara dipantulkan ke lantai, dilempar atau dioper, dan digelindingkan. e. Mempunyai peraturan permainan yang berbeda dengan permainan lainnya.
Gambar 1.2 Teknik Dribbling (Sumber: Krause, Basketball; Skills and Drills, 1999:45)
Gambar 2.2 Teknik Shooting (Set Shot) Sumber : Hal Wissel (1997), Bola Basket Program Pemahiran Teknik dan Taktik, Jakarta: Rajagrafindo (hal 48-49).
Gambar 2.3a Sikap tangan dan cara menerima bola
gambar 2.3b Lemparan bola dengan dua tangan
Gambar 2.3c Mengoper Bola dengan Pantulan (Sumber: Krause, Basketball; Skills and Drills, 1999:43)
E. Metode Penelitian Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Hal ini berarti metode penelitian mempunyai kedudukan yang penting dalam pelaksanaan pengumpulan dan analisis data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa putera Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Penjaskesrek FKIP UNISMA Bekasi angkatan 2007–2008 sebanyak 120 orang. Jumlah sampel penelitian ini sebesar 50% dari jumlah anggota populasi atau sebanyak 60 orang yang diperoleh dengan cara acak (random sampling). F. Hasil dan Pembahasan
Data penelitian ini meliputi data hasil penyebaran angket mengenai motivasi berprestasi dan minat menjadi wasit olahraga bola basket, serta data hasil tes keterampilan bola basket. Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa skor rata-rata motivasi berprestasi mahasiswa Penjaskesrek FKIP UNISMA Bekasi angkatan 2007–2008 sebesar 69.30 yang termasuk dalam kriteria cukup. Hal ini berarti pada umumnya mahasiswa Penjaskesrek FKIP UNISMA Bekasi angkatan 2007–2008 mempunyai motivasi berprestasi yang cukup baik dalam aktivitas belajarnya sehari-hari. TABEL 4.5 PENILAIAN TERHADAP VARIABEL KETERAMPILAN BOLA BASKET Skor
182.63
Rentang Skor
Kriteria
198 ke atas
Sangat Baik
188 – 197
Baik
177 – 187
Cukup
172 – 176
Kurang
0 – 171
Sangat Kurang
Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa skor rata-rata keterampilan bola basket mahasiswa Penjaskesrek FKIP UNISMA Bekasi angkatan 2007–2008 sebesar 182.63 yang termasuk dalam kriteria cukup. Hal ini berarti pada umumnya mahasiswa Penjaskesrek FKIP UNISMA Bekasi angkatan 2007–2008 mempunyai keterampilan bermain bola basket yang cukup baik. TABEL 4.6 PENILAIAN TERHADAP VARIABEL MINAT MENJADI WASIT BOLA BASKET
Skor
Rentang
Kriteria
Skor
146.43
163 ke atas
Sangat Baik
152 – 162
Baik
141 – 151
Cukup
135 – 140
Kurang
0 – 134
Sangat Kurang
Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa skor rata-rata minat menjadi wasit bola basket mahasiswa Penjaskesrek FKIP UNISMA Bekasi angkatan 2007–2008 sebesar 146.43 yang termasuk dalam kriteria cukup. Hal ini berarti pada umumnya mahasiswa Penjaskesrek FKIP UNISMA Bekasi angkatan 2007–2008 mempunyai minat menjadi wasit bola basket yang cukup baik. Setelah nilai rata-rata dan simpangan baku ketiga variable diketahui, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji normalitas dari data hasil tes tersebut dengan menggunakan uji kenormalan chi-kuadrat. Tujuannya untuk menetapkan teknik pengujian hipotesis yaitu jika data berdistribusi normal, maka menggunakan pengujian parametrik dan sebaliknya jika data berdistribusi tidak normal, maka menggunakan pengujian non parametrik. Hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.
Variabel
2
2
Kesimpulan
hitung tabel Keterampilan Bola Basket
2.88
9.49
Normal
8.12
9.49
Normal
4.20
9.49
Normal
(X1) Motivasi Berprestasi (X2) Minat Menjadi Wasit (Y)
Berdasarkan Tabel 4.7 menunjukkan bahwa chi-kuadrat hitung data variable motivasi berprestasi = 8.12, keterampilan bola basket = 2.88 dan minat menjadi wasit bola basket = 4.20 yang lebih kecil dari chi-kuadrat tabel = 9.49. kesimpulannya adalah distribusi data masing-masing variable penelitian adalah normal, sehingga dalam pengujian hipotesisnya menggunakan pendekatan parametrik.
Setelah data menunjukkan berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian dan analisis data terhadap ketiga variable data sampel (pengujian dan analisis ini untuk mengetahui ada-tidaknya hubungan secara signifikan). Hasil pengujian hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: t-
Signifikansi
tabel
Variabel
rxy
thitung
(dk = 58, α= 0.95
X1Y
0.55
5.015
1.67
Signifikan
Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan bahwa koefisien korelasi keterampilan bola basket dengan minat menjadi wasit bola basket sebesar = 0.55. Hubungan tersebut menggambarkan hubungan yang berarti, karena t hitung = 5.015 yang lebih besar dari t-tabel pada (dk = 58, α = 0.95) = 1.67. Hubungan antara Motivasi Berprestasi (X2) dengan Minat Menjadi Wasit Bola Basket (Y) t-
Signifikansi
tabel
Variabel
rxy
thitung
(dk = 58, α= 0.95
X1Y
0.672
6.91
1.67
Signifikan
Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa koefisien korelasi motivasi berprestasi dengan minat menjadi wasit bola basket sebesar = 0.672. Hubungan tersebut menggambarkan hubungan yang berarti, karena t hitung = 6.91 yang lebih besar dari t-tabel pada (dk = 58, α = 0.95) = 1.67.
Hubungan antara Keterampilan Bola Basket (X1) dan Motivasi Berprestasi (X2) secara Bersama-sama dengan Minta Menjadi Wasit Bola Basket (Y)
F-
Signifikansi
tabel
Variabel Ry12
Fhitung
(dk= 2,57 dan α= 0.95)
X12Y
0.81
53.63
3.15
Signifikan
Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan bahwa koefisien korelasi ganda antara motivasi berprestasi dan keterampilan bola basket dengan minat menjadi wasit bola basket sebesar = 0.81. Hubungan tersebut menggambarkan hubungan yang berarti, karena F hitung = 54.37 yang lebih besar dari F-tabel pada (dk = 2,57 dan α = 0.95) = 3.15. G. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penguasaan keterampilan teknik dasar bola basket dan minat menjadi wasit bola basket. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dan minat menjadi wasit bola basket
Terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara penguasaan keterampilan teknik dasar bola basket dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap minat menjadi wasit bola basket
Saran-saran Saran-saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagi para pembina, organisasi dan lembaga olahraga bola basket, bahwa untuk merekrut wasit yang profesional perlu mempertimbangkan kemampuan dalam penguasaan teknik dasar bola basket dan motivasi berprestasi, karena berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan serta memberikan kontribusi yang relatif besar terhadap pelaksanaan tugas wasit di lapangan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan wasit untuk menginterpretasi suatu kejadian dan memberikan keputusan yang benar dalam pertandingan bola basket serta motivasi untuk memimpin pertandingan dengan sebaikbaiknya.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Aroef. (1985). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud. Barnes. (1980). Bola Basket untuk Pemula. Jakarta. Gramedia. Buchori. (1991). Motivasi dan Kepribadian. Jakarta: Anem Kosong Anem. Crow, Lester D. (1958). Educational Psychology. New York: American Book Company. Davis. (1995). Pengembangan Keterampilan Gerak. Terjemahan. Jakarta: Bumi Aksara. Dinata, Marta. (2003). Permainan Bola Basket. Jakarta: Cerdas Jaya. Effendi dan Praja. (1985). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Anugerah Jaya. FIBA. (2006). Official Basketball Rules 2006. Hongkong. Alih bahasa: R. Harja Jaladri. Fuoss dan Troppmann. (1981). Effective Coaching. New York: John Wiley & Sons. Giriwijoyo, Santoso. (1992). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK IKIP Bandung. Hadi, Sutrisno. (1987). Metode Research. Yogyakarta: UGM.
Hamalik, Oemar. (1995). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma. Hurlock, E. B. (1981). Child Development. New York: McGraw-Hill. Kartono, Kartini. (1989). Psikologi Perkembangan. Bandung: Alumni. ………………... (1994). Teori Kepribadian. Bandung: Alumni. ………………... (2000). Kamus Psikologi. Jakarta. Depdiknas. Krause (1999). Basketball; Skills and Drills. United States of America. Human Kinetics Lukman, Lubay. (2001). Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Keterampilan Bola Basket. Skripsi. FPOK UPI. Lutan, Rusli. (1988). Pengantar Belajar Keterampilan Motorik. Jakarta: Depdikbud. McClelland. (1962). Toward a Theory of Motive Acquisition. New York: Princeton. Moekijat. (1984). Motivasi dalam Pembelajaran. Jakarta: Mulia. Nasution. (1984). Motivasi dan Dasar-dasar Pembelajaran. Bandung: Jemmars. Nurhasan. (1991). Handout Statistik. Bandung: FPOK IKIP Bandung. ................ (2000). Tes dan Pengukuran Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Nurkancana dan Sumartana. (1986). Evaluasi Penididikan. Surabaya: Usaha Nasional. PB. Perbasi. (2006). Peraturan Permainan Bola Basket. Jakarta: Perbasi. Perbasi. (1995). Peraturan Permainan Bola Basket. Jakarta: Perbasi. Poerwadarminta. (1984). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sajoto, M. (1988). Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize. Sardiman. (1986). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Karya. Sartiwi. (1993). Motivasi dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Setyobroto, Sudibyo. (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta: Anem Kosong Anem. Sodikun. (1991). Olahraga Bola Basket. Jakarta: Depdikbud. Sudjana dan Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sugandha. (1995). Sukardi. (1988). Minat dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Semarang: Dahara Prize. Sukintaka. (1983). Permainan. Jakarta: Depdikbud. ................. (1991). Olahraga Permainan. Yogyakarta: IKIP. Sumartana. (1986). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sutresna, Nina. (2002). Pembelajaran Tenis Meja. Disertasi. Jakarta: UNJ. Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito. Surya, Moh. (1979). Psikologi Pendidikan. Bandung: FIP IKIP Bandung. Syah. (1995). Keterampilan Gerak Cabang Olahraga. Jakarta: Depdikbud. Tjandrasa. (1988). Motif dan Minat. Bandung: Rosda Karya. Usman dan Juhaya. (1984). Motivasi dan Kepribadian. Jakarta: Usaha Nasional. Wahjosumidjo. (1992). Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Witherington. (1983). Psikologi Pendidikan. Terjemahan: Buchori. Jakarta: Aksara Baru.
Ya’qub, M. (1984). Manajemen Kepemimpinan. Jakarta: Gramedia. Kurikulum Pembelajaran. Jakarta. Depdikbud. *) Taryono. Dosen Penjaskesrek FKIP UNISMA Bekasi