Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, 158-167 Agustus 2016
KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA KELAS UNTUK SISWA YANG BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SDN 16 BANDA ACEH Ummi Kalsum, Bukhari, Muhammad Idham.
[email protected]
ABSTRAK Dalam konteks persoalan persepsi guru, yang dapat dilakukan oleh guru adalah menerapkan penilaian autentik.Penelitian ini berupaya mengungkapkan persepsi guru terhadap kemampuan membaca siswa yang berkunjung dan tidak berkunjung ke perpustakaan di SD Negeri Lampeuneurut. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan(1) persepsi guru terhadap kemampuan membaca siswa yang berkunjung ke perpustakaan di SD Negeri Lampeuneurut (2) persepsi guru terhadap kemampuan membaca siswa yang tidak berkunjung ke perpustakaan di SD Negeri Lampeuneurut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan jenis penelitian deskriptif.Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.Teknik observasi (pengamatan) yang diteapakan adalah teknik berpartisipasi (non-participant observation).Dalam melakukan observasi (pengamatan), peneliti bertindak sebagai pengamat penuh tanpa terlibat dalam menerapkan penilaian autentik.Selain itu didukung dengan teknik wawancara, teknik wawancara adalah dengan mewawancarai 6 orang guru kelas. Agar data hasil wawancara dapat terpercaya, peneliti menggunakan alat bantu perekam berupa alat tulis dan media elektronik seperti HP. Peneliti juga mengambil dokumen tentang data siswa yang berkunjung dan tidak berkunjung ke perpustakaan dan hasil kemampuan membaca siswa. Selanjutnya seluruh datadiolah dengan tahapan anlisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis data, temuan peneliti ini dapat dikemukakan sebagai berikut. Pertama, persepsi guru tentang siswa yang berkunjung ke perpustakaan lebih aktif dan cepat tanggap dalam tanya jawab, siswa yang sering berkunjung ke perpustakaan kemampuan membacanya sudah lancar. Kedua, Siswa yang jarang berkunjung ke perpustakaan terlihat dalam proses pembelajaran kurang aktif dalam menangkap pembelajaran yang di berikan oleh guru nya, ada sebagian siswa membacanya belum lancar. Simpulan penelitian ini adalah persepsi guru tentang kemampuan membaca siswa yang berkunjung ke perpustakaan dan siswa yang jarang berkunjung ke perpustakaan berbeda.Dapat di lihat pada setiap kelas hasil kemampuan membaca ada yang tergolong sangat baik, baik, cukup dan kurang.Persepsi guru terhadap kemampuan membaca siswa yang berkunjung ke perpustakaan siswanya lebih aktif dan cepat tanggap dalam tanya jawab, membacanya sudah lancar. Siswa yang jarang berkunjung ke perpustakaan terlihat dalam proses pembelajaran kurang aktif dalam menangkap pembelajaran yang di berikan oleh guru nya. Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Perpustakaan, Persepsi Guru
158
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, 158-167 Agustus 2016
ABSTRACT In the context of the issue of teachers' perceptions, which can be done by the teacher is to implement an authentic assessment. This study seeks to reveal the teacher's perception of the reading ability of students who visit and do not visit the library in SD Negeri Lampeuneurut. In particular, this study aims to describe (1) the perception of teachers 'reading ability of students who visit the library in SD Negeri Lampeuneurut (2) the perception of teachers' reading ability of students who do not visit the library in SD Negeri Lampeuneurut. The approach used in this study is qualitative and descriptive research. The data collection is done by observation, interviews, and documentation. Observation techniques (observation) is a technique that diteapakan participating (non-participant observation). In observation (observation), researchers act as observers full without getting involved in implementing authentic assessment. Also supported with interview techniques, interview techniques is to interview 6 class teachers. To be able reliable data from interviews, researchers using the tools in the form of stationery recorders and electronic media such as HP. They also took the document on the data of students who visit and do not visit the library and the results of students' reading ability. Furthermore, all data is processed with qualitative data anlisis stages of data reduction, data presentation, and draw conclusions. Based on the analysis, the findings of this research can be stated as follows. First, teachers' perceptions of students who visit the library more active and responsive in a question and answer session, students often visit the library reading ability is smooth. Second, students who rarely visit the library looks in the learning process less active in capturing the lessons given by his teacher, some students have not read fluently. The conclusions of this study is the perception of teachers on reading ability of students visited the library and the students who rarely visit a different library. Can be seen in every class there is the ability to read the results as very good, good, fair and less. Perception of teachers on students' reading skill of students who visit the library more active and responsive to questions and answers, read it already fluent. Students who rarely visit the library looks in the learning process less active in capturing the lessons given by his teacher. Keywords: Literacy, Libraries, Perception Teachers
159
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, 158-167 Agustus 2016
PENDAHULUAN Perpustakaan sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam komponen pendidikan, keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sekolah. Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan mempunyai fungsi sebagai penunjang kegiatan belajar siswa maupun guru demi tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Selain itu perpustakaan sekolah juga sangat berperan dalam menunjang tercapainya target kurikulum pendidikan. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem pendidikan. Hal ini berkaitan dengan tersedianya koleksi perpustakaan yang merupakan sarana fundamental bagi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Sinaga, 2005: 18). Keberadaan perpustakaan sekolah sangatlah penting untuk menunjang kemampuan dan keterampilan siswa.Perpustakaan sekolah dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran diluar kelas. Proses pembelajaran didalam kelas bersifat terbatas, begitupun dengan buku-buku pelajaran yang digunakan didalam kelas, sehingga siswa harus mencari informasi lain agar kemampuan berpikirnya menjadi berkembang. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru di SD Negeri Lampeuneurut, persepsi guru tentang kunjungan siswa ke perpustakaan tidak menunjukkan jumlah yang cukup besar.Persepsi guru tentang kemampuan membaca siswa yang berkunjung ke perpustakaan lebih daripada yang tidak berkunjung ke perpustakaan. Rata-rata kunjungan perpustakaan siswa tiap harinya kurang dari 20% dari jumlah total siswa dalam satu kelas. Perpustakaan sekolah yang merupakan tempat koleksi berbagai macam buku dan bacaan jarang dikunjungi oleh siswa.Dari hasil wawancara dengan siswa-siswi, kebanyakan dari mereka menghabiskan waktu istirahat dengan bermain di luar kelas.Mereka lebih senang berada di kantin sekolah dan bermain di halaman daripada membaca buku di perpustakaan. Bahkan membaca buku pelajaran pun hanya dilakukan jika ada ulangan atau test saja. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa minat baca siswa di SD Negeri Lampeuneurut tergolong rendah. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
160
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, 158-167 Agustus 2016
1) Bagaimanakah persepsi guru terhadap kemampuan membaca siswa yang berkunjung ke perpustakaan di SD Negeri Lampeuneurut? 2) Bagaimanakah persepsi guru terhadap kemampuan membaca siswa yang tidak berkunjung ke perpustakaan di SD Negeri Lampeuneurut? Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: 1) Mendeskripsikan persepsi guru terhadap kemampuan membaca siswa yang berkunjung ke perpustakaan di SD Negeri Lampeuneurut. 2) Mendeskripsikan persepsi guru terhadap kemampuan membaca siswa yang tidak berkunjung ke perpustakaan di SD Negeri Lampeuneurut.
Menurut Rakhmat (2000: 49) Persepsi ialah proses pemberian makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi, sedangkan sensasi merupakan proses menangkap stimuli yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli itu. Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari suatu serapan danproses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya (Moelionodkk, 2001: 675). Menurut
Walgito
(2002:
88)
Persepsi
adalah
pengorganisasian,
penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas integrated dalam diri individu. Persepsi adalah pengamatan dan penilaian seseorang terhadap objek, peristiwa dan realitas kehidupan, baik itu melalui proses kognisi maupun afeksi untuk membentuk konsep tentang objek tersebut. Persepsi yang sehat mempunyai pengaruh yang besar terhadap pengembangan kemampuan mengelola pengalaman dan belajar dalam kehidupan secara terus menerus meningkatkan keaktifan, kedinamisan, dan kesadaran terhadap lingkungan (Suparwoto, 2006: 193). Selain itu persepsi merupakan pengalaman terdahulu yang sering muncul dan menjadi suatu kebiasaan.Pada dasarnya persepsi seseorang merupakan pengalaman tentang
objek,
peristiwa
atau
hubungan-hubungan
yang
diperoleh
dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi setiap individu dapat sangat berbeda walaupun yang diamati benar-benar sama. Persepsi juga dapat berupa
161
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, 158-167 Agustus 2016
penafsiran terhadap suatau obyek, peristiwa atau informasi yangdilandasi oleh pengalaman Membaca merupakan aktivitas kunci kita mendapatkan informasi.Semakin banyak informasi kita baca, semakin banyak informasi kita kuasai. Dengan banyak membaca yang berarti kita akan mengetahui informasi, maka akan memudahkan kita atau siapa pun untuk mudah berbicara atau menulis (Nurjamal,dkk. 2011: 2).Menurut Wassid (2008: 246) membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks. Menurut Soedarso (2004: 4), membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi: orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat. Menurut Wassid (2008: 246), kemampun membaca merupakan salah satu dari keempat
aspek
keterampilan
berbahasa
yang diajarka
dan
karenanya
juga
berkonsekuensi diteskan kepada pembelajar bahasa. Siswa yang memiliki kemampuan membaca yang memadai akan mampu menyerap berbagai informasi yang dibutuhkan (Syamsi, 2006: 219-220). Ia juga menyimpulkan bahwa berdasarkan temuan lapangan, ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa. faktor penyebab tersebut dapat digolongkan dalam faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dari dalam diri siswa, sedangkan faktor eksternal adalah dari luar diri siswa.faktor internal dapat berupa motivasi, semangat, kemampuan dan lainnya, sedangkan faktor eksternal dapat berupa guru, model belajar, pendekatan dan teknik belajar, media, sarana, dan sebagainya. Perpustakaan adalah kumpulan bahan pustaka baik berupa buku-buku maupun bukan buku (non books material), yang diorganisasi secara sistematis dalam suatu ruangan sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar disekolah (Sutarno, 2006: 47). Menurut Rosalin (2008: 19), Perpustakaan adalah salah satu bentuk organisasi belajar yang menghimpun berbagai informasi dalam bentuk buku dan bukan buku yang dapat dimanfaatka oleh pemakainnya dalam upaya mengembangkam kemampuan dan kecakapannya. Sependapat dengan hal itu Bafadal (2011: 3), menyatakan bahwa perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelolah bahan-bahan pustaka, baik berupa buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainnya.
162
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, 158-167 Agustus 2016
Berdasarkan kutipan yang telah di uraikan, perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga yang mengolah bahan pustaka baik berupa buku maupun bukan buku sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar. Perpustakaan sekolah adalah bagian penting dari komponen pendidikan yang tidak dapat dipisahkan keberadaanya dari lingkungan sekolah, karena sebagai salah satu sarana pendidikan, perpustakaan sekolah berfungsi sebagai penunjang belajar bagi para siswa juga membantu siswa dan guru dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah (Rosalin, 2008: 50).Perpustakaan sekolah, merupakan sub sistem program pendidikan yang akan berpengaruh terhadap program pendidikan secara menyeluruh. Setiap perpustakaan sekolah didirikan di lingkungan sekolah yang memiliki tujuan relatif sama hal ini dilakukan karena perpustakaan sekolah merupakan bagian terpenting dalam perkembangan sekolah dalam menunjang proses belajar-mengajar dan keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari sekolah Perpustakaan sekolah sering dikaitkan sebagai jantungnya sebuah lembaga pendidikan.Perpustakaan sebagai salah satu perangkat penyelenggaraan pendidikan yang berdaya upaya ikut serta mengemban misi induk, maka keberadaan perpustakaan harus mempunyai tujuan dan sejalan dengan badan induknya. Tujuan perpustakaan sekolah adalah untuk memungkinkan para guru dan siswa memperoleh kesempatan untuk memperluas dan menambah pengetahuan dengan membaca dan memanfaatkan bahan pustaka lainnya yang diperlukan dalam proses belajar mengajar. Melalui perpustakaan diharapkan siswa dapat mendidik dirinya secara berkesinambungan (Rosalin, 2008: 50). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Lampeuneruet.Subjek penelitian ini adalah 6 orang guru SD Negeri LampeuneruetTeknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan observasi danwawancara.Data dianalisis dengan menggunakan anlisis data kualitatif yaitu mereduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan observasi langsung yang dilakukan peneliti di perpustakaan SD Negeri Lampeuneuruet. Kemampuan membaca siswa yang berkunjung ke perpustakaan dan siswa yang jarang berkunjung ke perpustakaan berbeda. Dapat kita lihat pada setiap 163
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, 158-167 Agustus 2016
kelas hasil kemampuan membaca ada yang tergolong sangat baik, baik dan cukup. Dapat disimpulkan bahwa intensitas kunjungan siswa ke perpustakaan tergolong baik. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran siswa untuk berkunjung ke perpustakaan sekolah sudah baik dapat kita lihat dari segi kemampuan membaca siswa, maka dapat dinterpretasikan dari hasil penelitian ini bahwa masing-masing siswa memiliki tujuan yang jelas untuk berkunjung ke perpustakaan sekolah, sedangkan yang jarang berkunjung ke perpustakaan didsebabkan kurangnya minat dan kemauan siswa untuk membaca. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penelitian dengan guru SD Negeri Lampeuneuruet, dapat di simpulkan bahwa persepsi guru terhadap kemampuan membaca siswa yang berkunjung ke perpustakaan sangat lah berbeda. Di lihat dalam proses belajar berlangsung, siswa yang berkunjung ke perpustakaan lebih aktif dan cepat tanggap dalam tanya jawab. Sedangkan yang jarang berkunjung ke perpustakaan terlihat dalam proses pembelajaran kurang aktif dalam menangkap pembelajaran yang di berikan oleh gurunya. Faktor siswa yang jarang berkunjung ke perpustakaan dikarekan kurangnya minat dan motivasi siswa dalam membaca, baik dalam membaca buku pelajaran ataupun buku cerita. Siswa yang jarang ke perpustakaan lebih domian bermain daripada membaca. Ada pula siswa yang berkunjung ke perpustakaan hanya duduk-duduk saja, tetapi tidak ada kemauan untuk mendalami kemampuan membaca. Kemampuan membaca siswa yang sering ke perpustakaan kemampuan membacanya lancar, sedangkan siswa yang jarang berkunjung ke perpustakaan kemampuan membacanya kurang lancar dalam memahami teks bacaan. Perpustakaan mempunyai peran yang besar dalam mendukung proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaraan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Perpustakaan mempunyai pengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar siswa, kemampuan membaca, dan kemampuan belajar mandiri. Oleh karena itu sudah selayaknya guru lebih memanfaatkan perpustakaan dalam proses belajar mengajar. Keberadaan perpustakaan sekolah merupakan sarana yang diperuntukan agar proses belajar-mengajar lebih bersifat aktif dan dinamis. Dengan demikian, perpustakaan sekolah tidak hanya berguna bagi guru saja dalam kaitannya untuk mempersiapkan bahan yang akan diajarkan, melainkan juga berguna bagi para siswa dalam rangka melengkapi bahan-bahan yang diterima dikelas dan sebagai tempat 164
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, 158-167 Agustus 2016
menambah wawasan siswa dalam melatih kemampuan membacanya lebih lancar lagi. Guru harus mampu mengarahkan dan memberikan motivasi agar para siswa lebih memanfaatkan perpustakaan sekolah, yang merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi keberhasilan pendidikan dan perpustakaan harus dilakukan dalam rangka menjadikan perpustakaan sebagai salah satu pusat sumber belajar. Melalui penyediaan perpustakaan, siswa dapat berinteraksi dan terlibat langsung baik secara fisik maupun mental dalam proses belajar. Persepsi guru terhadap kemampuan membaca siswa yang sering berkunjung dan yang jarang berkunjung ke perpustakaan memang berbeda, siswa yang berkunjung ke perpustakaan kemampuannya lebih lancar daripada siswa yang tidak berkunjung ke perpustakaan. Semakin sering siswa memanfaatkan perpustakaan sekolah semakin tinggi prestasi yang diraih. Hal ini dapat dibuktikan bahwa siswa yang sering mempergunakan perpustakaan sekolah lebih pintar dan selalu mendapat nilai yang lebih tinggi. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan hasil dari penelitian adalahpersepsi guru tentang kemampuan membaca siswa yang berkunjung ke perpustakaan dan siswa yang jarang berkunjung ke perpustakaan berbeda. Dapat di lihat pada setiap kelas hasil kemampuan membaca ada yang tergolong sangat baik, baik, cukup dan kurang.Persepsi guru terhadap kemampuan membaca siswa yang berkunjung ke perpustakaan siswanya lebih aktif dan cepat tanggap dalam tanya jawab, membacanya sudah lancar. Siswa yang jarang berkunjung ke perpustakaan terlihat dalam proses pembelajaran kurang aktif dalam menangkap pembelajaran yang di berikan oleh guru nya.
165
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, 158-167 Agustus 2016
DAFTAR PUSTAKA Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta. Bafadal, Ibrahim. 2005. Pengelolahan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Banjarmasin: PT. Asdi Mahasatya. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.2012 .Pedoman Penulisan Skripsi,Banda Aceh : FKIP Unsyiah. Hamzah B. Uno. 2008. Teori Motivasi dan Pemgukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Hasanah, Muakibatul, Nurchasanah & Hamidah, S. C. 2011.Membaca Ekstensif:Teori, Praktik, dn Pembelajaran. Malang: Pustaka Kaiswaran. Hernowo. 2002. Mengikat Makna. Bandung:Kaifa. Moeliono, dkk. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif : Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nasution. 2003. Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Nurjamal,dkk. 2011. Terampil Berbahasa. Bandung: Alfabeta CV. Pandawa, Nurhayati, Hairudin & Sakdiyah M. 2009.Pembelajaran Membaca. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, (Online), (http://www.scribd.com), diakses 26 Agustus 2015. Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar (Edisi Kedua).Jakarta: Bumi Aksara. Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Metode penelitian komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sanjaya, Wina. 2005. Strategi Pembelajaran. Jakarta: PT Kencana, Sinaga,dian. 2005. Perpustakaan Sekolah Peranannya Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Kreasi Media Utama. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta 166
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, 158-167 Agustus 2016
Soedarso. 2004. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Jakarta: PT. Bina Rupa. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. Suparwoto. 2006. Psikologi Perkembangan. Semarang: UNNES Press Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sutarno. 2006. Perpustakaan dan Masyarakat Edisi Revisis Jakarta: CV. Cagung Seto. Syamsi.2006. Peningkatan Kemampuan Membaca Siswa dengan Pendekatan Proses.Jakarta: Litera. Walgito, Bimo. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset. Wassid,Iskandar. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Yusuf, Pawit. 2001. Pengantar Aplikasi Teori Ilmu Sosial Komunikasi untuk Perpustakaan dan Informasi. Bandung: Dafind
167