perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH TENTANG PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA BIDANG OLAHRAGA PRESTASI (Studi Deskriptif Tentang Pembinaan Atlet, Pelatih, dan Pengurus Organisasi Olahraga di Kabupaten Sukoharjo) Waskito Budi Nugroho1, Agus Kristiyanto2, Sapta Kunta Purnama3 1
Mahasiswa Magister Ilmu Keolahragaan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia 2 Dosen Magister Ilmu Keolahragaan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia 3 Dosen Magister Ilmu Keolahragaan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia
Abstrak
Latar belakang kebijakan pemerintah daerah tentang pembinaan sumber daya manusia bidang olahraga prestasi merupakan dasar dari setiap pelaku olahraga untuk senantiasa meningkatkan prestasinya. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkan kebijakan dan implementasi kebijakan mengenai pembinaan atlet, pelatih dan pengurus organisasi olahraga. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan subyek penelitian kebijakan pemerintah daerah kabupaten Sukoharjo tentang pembinaan sumber daya manusia bidang olahraga prestasi. Sumber data dalam penelitian ini berupa dokumen tentang kebijakan olahraga, observasi, dan hasil wawancara dengan Bupati Sukoharjo, Kasi Olahraga Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (POPK) Kabupaten Sukoharjo, Ketua Umum KONI Kabupaten Sukoharjo, Ketua dan Pengurus Pengkab Cabang Olahraga, Pelatih Olahraga Unggulan Sukoharjo dan Atlet Olahraga Unggulan Sukoharjo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hal pembinaan atlet berprestasi, pemassalan olahraga di Kabupaten Sukoharjo telah berjalan dengan baik melalui jalur pendidikan, olahraga rekreasi dan klub-klub olahraga. Pembibitan atlet dilakukan melalui penyelenggaraan kompetisi di tingkat kabupaten maupun partisipasi tingkat provinsi, nasional, bahkan internasional. sedangkan pembinaan atlet berprestasi dilakukan dengan pemberian penghargaan, penyediaan sarana prasarana olahraga, dan pelatihan peningkatan SDM olahraga disertai pemenuhan anggaran untuk Pengkab. Pembinaan pelatih dilakukan dengan pemenuhan fasilitas kepelatihan olahraga dan apresiasi terhadap pelatih berprestasi dan pelatih berserifikat provinsi, nasional, serta internasional. Manajemen pengurus organisasi olahraga sudah berjalan dengan baik dibuktikan dengan terselenggaranya Musorcab KONI tahun 2015. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, kebijakan pemerintah mengenai pembinaan atlet, pelatih, dan pengurus olahraga di Kabupaten Sukoharjo telah terlaksana dengan baik.
Kata Kunci kebijakan pemerintah, sumber daya manusia, olahraga prestasi yang lebih besar dalam membuat, menerapkan, PENDAHULUAN mengembangkan segala kebijakan, tak Latar Belakang commit to user terkecuali kebijakan pada bidang keolahragaan. Di era otonomi daerah seperti sekarang Kebijakan dibidang keolahragaan dapat ini pemerintah daerah memiliki kewenangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pihak-pihak terkait dalam pembinaan atlet, meliputi, pemekaran fasilitas olahraga, program penataran/ pelatihan, dan sistem pembinaan atlet berpotensi pada tiap-tiap manajemen kepengurusan organisasi olahraga cabang olahraga, peningkatan dan pembinaan menimbulkan berbagai macam permasalah, sistem kepelatihan yang sesuai kemajuan sehingga tak jarang banyak atlet muda perkembangan ilmu teknologi terbaru dibidang berprestasi pindah kedaerah lain agar prestasi olahraga, pengelolaan manajemen organisasi atlet tersebut lebih baerkembang. Dalam olahraga secara terstruktur. Hal tersebut mengimplementasi kebijakan dalam bidang dimaksudkan, agar olahraga ditiap-tiap daerah olahraga tentunya bukanlah hal yang mudah, mampu bersaing dalam mencapai prestasi dan harus melalui berbagai macam prosedur terbaik, dan memunculkan potensi atlet melalui sebuah perencanaan yang matang, unggulan yang mampu mengharumkan nama terstruktur, serta mekanisme kinerja yang Indonesia dibidang olahraga pada kancah optimal dari berbagai pihak terkait. Internasional. Hal tersebut merupakan perhatian dan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 langkah kebijakan pemerintah yang baik guna Tahun 2007, dijelaskan bahwa, Standarisasi pembangunan olahraga di Kabupaten Nasional Keolahragaan bertujuan untuk Sukoharjo, dengan harapan ke depan dapat menjamin mutu penyelenggaraan Sistem terpenuhi sumber daya manusia keolahragaan Keolahragaan Nasional melalui pencapaian yang mumpuni di Kabupaten Sukoharjo dalam Standar Nasional Keolahragaan. Lingkup mempersiapkan even olahraga seperti PON Standar Nasional Keolahragaan meliputi: (1). 2016 dan Porprov Jawa Tengah Tahun 2018 Standar Kompetensi Tenaga Keolahragaan, (2). sesuai target yang diharapkan oleh KONI Standar isi Program Penataran/ Pelatihan Sukoharjo. Dimana peningkatan prestasi dapat Tenaga Keolahragaan, (3). Standar Sarana dan membangkitkan rasa kebanggaan nasional. Prasarana Olahraga, (4). Standar Pengelolaan Bedasarkan uraian di atas, maka calon Organisasi Keolahragaan, (5). Standar peneliti tertarik mengambil judul “Kebijakan Penyelenggaraan Keolahragaan, dan (6). Pemerintah Daerah Tentang Pembinaan Standar Pelayanan Minimal Keolahragaan. (PP Sumber Daya Manusia Bidang Olahraga No 16 Tahun 2007, Pasal 84 dan 85 dalam Prestasi (Studi Deskriptif Tentang Pembinaan Agus Kristiyanto, 2012: 22). Atlet, Pelatih, dan Pengurus Organisasi Berdasarkan observasi yang dilakukan Olahraga di Kabupaten Sukoharjo)”. calon peneliti di Kabupaten Sukoharjo, terdapat beberapa masalah yang dijumpai diantaranya: (1) lemahnya pembinaan dan minimnya Rumusan Masalah pemandu bakat atlet pada tiap cabang olahraga, Berdasarkan latar belakang masalah yang (2) pengoptimalisasian pembinaan hanya telah diuraikan, maka dapat dirumuskan terfokus pada cabang olahraga tertentu, permasalahan yakni: 1) Bagaimanakah sehingga hal tersebut mengakibatkan ketidak Penerapan Kebijakan Pemerintah Daerah merataan pencapaian suatu hasil prestasi yang Tentang Pembinaan Atlet di Kabupaten maksimal serta berdampak pada Sukoharjo? 2) Bagaimanakah Penerapan ketergantungan oleh cabang olahraga tersebut Kebijakan Pemerintah Daerah Tentang yang dianggap menjanjikan hasil prestasi yang Pembinaan Pelatih di Kabupaten Sukoharjo? 3) maksimal, (2) minimnya pendayagunaan Bagaimanakah Penerapan Kebijakan program penataran/pelatihan kepelatihan Pemerintah Daerah Tentang Pengurus cabang olahraga, sehingga sulit dijumpai Organisasi Olahraga di Kabupaten Sukoharjo? pelatih yang berkompeten dibidang yang berasal dari Kabupaten Sukoharjo, dan tak Tujuan Penelitian jarang harus mendatangkan pelatih dari luar Berdasarkan rumusan permasalahan di daerah saat pelaksanaan suatu kompetisi tingkat atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1) daerah, (3) kurang optimalnya manajemen Mengetahui Penerapan Kebijakan Pemerintah kepengurusan olahraga ditiap-tiap cabang Daerah Tentang Pembinaan Atlet; 2) commit toMengetahui user olahraga yang berdampak pada kurang Penerapan Kebijakan Pemerintah bersinerginya pelaksanaan suatu program Daerah Tentang Pembinaan Pelatih; 3) dibidang keolahragaan, (4) Kurangnya Mengetahui Penerapan Kebijakan Pemerintah dukungan dari pamerintah setempat, serta Daerah Tentang Pengurus Organisasi Olahraga.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id sebagai bagian dari proses pendidikan secara umum yang dilaksanakan oleh satuan TINJAUAN PUSTAKA pendidikan baik satuan pendidikan formal Hakikat Olahraga maupun non formal, biasanya dilakukan oleh Olahraga saat ini menjadi sebuah trend satuan pendidikan pada setiap jenjang atau gaya hidup bagi sebagian masyarakat pendidikan, guru pendidikan jasmani dengan umum, bahkan hingga menjadi sebuah dibantu oleh tenaga olahraga membimbing kebutuhan mendasar dalam hidup. Olahraga terselenggaranya kegiatan keolahragaan. menjadi kebutuhan yang sangat penting karena Olahraga prestasi adalah olahraga yang tidak terlepas dari kebutuhan mendasar dalam membina dan mengembangkan olahragawan melaksanakan aktivitas gerak sehari-hari. secara khusus, terprogram, berjenjang dan Olahraga itu sendiri pada dasarnya merupakan berkelanjutan melalui kompetisi yang serangkaian gerak raga yang teratur dan dilakukan selanjutnya para olahragawan yang terencana untuk memelihara dan meningkatkan memiliki potensi untuk dapat ditingkatakan kemampuan gerak, serta bertujuan untuk prestasinya akan dimasukan kedalam asrama mempertahankan, dan meningkatkan kualitas maupun tempat pelatihan khusus agar dapat hidup seseorang. Hal tersebut sejalan dengan dibina lebih lanjut guna mendapatkan prestasi yang diamanatkan dalam Undang-Undang yang lebih tinggi dan dengan didukung bantuan Sistem Keolahragaan Nasional Nomor 3 Tahun ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan 2005 bahwa, “olahraga adalah segala kegiatan yang lebih modern. Pembinaan ilmu yang sistematis untuk mendorong, membina, pengetahuan dan teknologi keolahragaan serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, adalah peningkatan kualitas maupun kuantitas dan sosial”. pengetahuan dan teknologi yang bertujuan Pemahaman tentang hakekat olahraga memanfaatkan kaedah dan teori ilmu sangat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya teknologi yang semakin berkembang. Menurut untuk peningkatan fungsi, manfaat dan aplikasi Ratal Wirjasantosa (1984: 21) menjelaskan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada bahwa, “olahraga berarti memperkembangkan, atau menghasilkan teknologi baru bagi kegiatan memasak, mematangkan, menyiapkan manusia keolahragaan. Hal tersebut sejalan dengan sedemikian rupa, sehingga dapat melaksanakan pendapat Kristiyanto (2012: 12) yang gerakan-gerakan dengan efektif dan efisien. menyatakan bahwa, “Dalam lingkup olahraga Pada hakekatnya juga olahraga memiliki prestasi, tujuannya adalah untuk menciptakan keterbatasan. Keterbatasan dalam olahraga prestasi yang setinggi-tingginya. Artinya bahwa diantaranya, adanya aturan-aturan yang harus berbagai pihak seharusnya berupaya untuk dipatuhi, baik dalam olahraga yang bersifat mensinergikan hal-hal dominan yang bermain (play), games, maupun sport. berpengaruh terhadap peningkatan prestasi di Peraturan olahraga yang bersifat play (bermain) bidang olahraga. ialah aturan-aturan yang tidak terlalu ketat, Untuk mendapatkan atlet olahraga yang karena play merupakan aktivitas olahraga berprestasi, disamping proses latihan yang sukarela dan dilakukan secara bebas. Untuk terprogram dan terencana dengan menerapkan olahraga yang bersifat games ialah aturanprinsip-prinsip latihan, juga harus aturan dalam olahraga yang hampir ketat memperhatikan asupan gizi para atlet, selain itu peraturannya, karena aturan dibuat oleh pemain harus pula di barengi dengan pengadaan yang akan melakukan permainan untuk ditaati kompetisi-kompetisi secara rutin agar atlet bersama. Sedangkan peraturan olahraga yang dapat menerapkan teknik dan taktik yang bersifat sport ialah aturan-aturan yang dibuat diperoleh selama pelatihan di arena dengan sangat kompleks, dibuat secara formal sesungguhnya dan itu dapat mengasah mental dan terorganisir untuk ditaati setiap pemain para atlet itu sendiri dalam menghadapi sebelum dan saat permainan berlangsung. kompetisi yang sesungguhnya. Semakin banyak Olahraga pendidikan adalah pendidikan jam terbang atlet dalam suatu kompetisi maka jasmani dan olahraga yang dilaksanakan commit to user semakin berpengalaman pula atlet itu akan sebagai proses pendidikan yang teratur dan dalam megnhadapi situasi yang berubah-ubah berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan dalam pertandingan. Pembinaan olahraga kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan prestasi bertujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani. Olahraga pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai yang prestasi yang tinggi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Keterbatasan dari pemerintah menuntut cabang-cabang olahraga lain yang belum menjadi prioritas pendanaan pemerintah, perlu menggalang dana kolektif dari masyarakat dan swasta. Para pemerhati olahraga di Indonesia perlu menyatukan suara guna membangun kejayaan olahraga. Salah satunya dengan menetapkan sebuah badan yang benar-benar independen dan hanya berfokus pada pembangunan olahraga di Indonesia serta bebas dari segala kepentingan politik di dalamnya. Pembinaan olahraga prestasi berbentuk segitiga atau sering disebut pola piramida adan berporos pada proses pembinaan yang berkelanjutan. Dikatakan berkelanjutan karena pola itu harus didasari cara pandang yang utuh dalam memaknai program pemassalan dan pembibitan dengan program pembinaan prestasinya. Program tersebut memandang arti penting pemassalan dan pembibitan yang bisa jadi berlangsung dalam program pendidikan jasmani yang baik, diperkuat dengan program pembinaannya dalam kegiatan klub olahraga sekolah, dimatangkan dalam berbagai aktivitas kompetisi intramural dan idealnya tergodok dalam program kompetisi intersklastik, serta dimantapkan melalui pemuncakan prestasi dalam bentuk training camp bagi para bibit atlet yang terbukti berbakat.
digilib.uns.ac.id Indonesia, khususnya dibidang keolahragaan dapat tercapai secara maksimal. Selain Undang-undang Republik Indonesia nomor 3 tahun 2005 sebagai paying hokum yang kuat dalam keolahragaan nasional, pemerintah juga memiliki beberapa kebijakan yang tertuang dalam undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, peraturan daerah, maupun AD ART KONI. Penjabaran bebarapa dasar hokum yang menjadi landasan bagi pemerintah maupun pelaku olahraga untuk pembinaan olahraga menurut KONI (2014: 19), sebagai berikut: 1) Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2) Undang-undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; 3) Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan; 4) Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga; 5) Peraturan Pemerintah nomor 18 tahun 2007 tentang Pendanaan Keolahragaan; 6) Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 22 tahun 2010 tentang Program Indonesia Emas; 7) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KONI tahun 2013.
Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia adalah semua manusia yang terlibat di dalam suatu organisasi dalam mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi tersebut (Hasibuan, 2000: 3). Selanjutnya Nawawi (2003: 37) menjelaskan bahwa, pengertian sumber daya manusia terbagi menjadi dua pengertian, yaitu makro Kebijakan Pemerintah dan mikro. Kajian ilmu kebijakan sangatlah penting Pembinaan sumber daya manusia untuk dipahami oleh berbagai pihak maupun dibidang keolahragaan adalah suatu proses masyarakat, karena kajian ilmu kebijakan salah mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja satunya diimplementasikan untuk kepentingan secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis publik. James E. Anderson dalam Bambang S yang dimilikinya berfungsi maksimal bagi (1994: 23) menjelaskan bahwa, “public policies tujuan pencapaian organisasi dibidang are those policies developed by governmental keolahragaan (lembaga). Oleh karena itu, bodies officials” yang artinya “kebijakan publik pendayagunaan dan pembinaan sumber daya adalah kebijakan-kebijakan yang manusia harus diberlakukan secara dikembangkan oleh badan dan pejabat-pejabat menyeluruh, karena sumber daya manusia pemerintahan”. merupakan ujung tombak pelayanan yang Dengan diterbitkannya Undang-Undang sangat diandalkan dalam memenuhi kebutuhan Republik Indonesia nomor 3 tahun 2005 standar mutu yang diinginkan didalam suatu tentang Sistem Keolahragaan Nasional, hal commit tokelembagaan. user tersebut merupakan dasar bagi setiap pemerintah baik pusat maupun daerah untuk selalu menaati, dan melaksanakan isinya, Pembinaan Atlet sehingga apa yang dicita-citakan oleh bangsa
perpustakaan.uns.ac.id Pembinaan atlet merupakan upaya untuk memunculkan individu-individu bibit atlet yang berpotensi sehingga mampu mencapai prestasi maksimal dikemudian hari. Pembinaan yang dilakukan secara sistematik, tekun, dan berkelanjutan, diharapkan dapat mencapai hasil prestasi yang maksimal. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Harre yang dikutip dalam Adisasmita dan Syarifuddin (1996: 70) bahwa, “pembinaan dimulai dari program latihan umum mengenai latihan dasar menorah pada pembinaan efisiensi olahraga secara komperhensif dan kemudian berlatih yang dispesialisasikan pada cabang olahraga yang ditekuninya”. Tanpa adanya pembinaan yang terstruktur dan berkelanjutan dengan baik, dan dilakukan sepanjang waktu, maka hasil akan menunjukan pada sesuatu hal yang mustahil seorang atlet dapat meraih puncak prestasi. Selanjutnya Ambarukmi (2007: 5) menjelaskan bahwa, “pembinaan atlet menuju puncak prestasi dilakukan berdasarkan piramida prestasi olahraga yang terdiri atas tiga tahapan: a) Pemassalan, b) pembibitan, c) Pembinaan prestasi”.
digilib.uns.ac.id organisasi; 2) observasi; 3) analisis; perbaikan kinerja; 5) komunikasi.
4)
Manajemen Pengurus Organisasi Menurut M. P. Fallet yang dikutip dalam T. Hani Handoko (1999) menyatakan bahwa, manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan menurut Kamaludin (1989: 3) mengemukakan bahwa, “manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengorganisasian pemakaian sumber daya manusia dan material”. Adapun fungsi yang dituju dari suatu manajemen adalah: 1) planning; 2) organizing; 3) leadering; 4) controlling; 5) staffing. Selanjutnya Harsuki (2003: 5) menjelaskan bahwa, manajemen kelembagaan olahraga dapat dikelompokkan dalam enam bagian besar, diantaranya: 1) Manajemen olahraga pendidikan. Misalnya, untuk pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah umum, dan perguruan tinggi; 2) Manajemen lembaga/institusi/organisasi olahraga dalam lingkup gerakan olimpik (olympic movement).
Pembinaan Pelatih Olahraga Pelatihan (training) menurut Harre (1982) METODE PENELITIAN adalah keseluruhan proses sistematis dari Untuk memperoleh berbagai keterangan persiapan atltit untuk mencapai tingkatan yang yang dibutuhkan, penelitian ini dilaksanakan di lebih tinggi dalam kinerja olahraga. Pate (1984) lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten mendefinisikan pelatihan sebagai suatau Sukoharjo, KONI Kabupaten Sukoharjo, dan keikutsertaan secara sistematis dalam kegiatan pengurus organisasi olahraga prestasi unggulan pelatihan dengan tujuan untuk menigkatkan di kabupaten Sukoharjo. Pengumpulan data kapasitas fungsional fisik dan toleransinya dilaksanakan dari bulan Maret s.d. Mei 2016. terhadap pelatihan. Sedang menurut Bompa Metode penelitian yang digunakan adalah (1994) pelatihan adalah aktivitas olahraga yang penelitian deskriptif kualitatif dengan dilakukan secara sistematis dalam jangka waktu pendekatan survei. Teknik pengumpulan data yang lama dan bebannya ditingkatkan secara dilakukan dengan mengkaji dokumen dan arsip prograsif sesuai masing-masing individu (content analysis), wawancara mendalam (indengan tujuan untuk membentuk dan depth interviwing), dan observasi mengembangkan fungis fisiologis dalam (observation). Validitas data dilakukan dengan menghadapi tuntutan tugasnya sebagai seorang menggunakan trianggulasi. Teknik analisis data atlet. dilakukan secara deskriptif kualitatif. Menurut Pyke dan Woodman (1991) ada 5 prinsip dasar dalam pelatihan olahraga, yaitu HASIL PENELITIAN DAN : 1) prinsip beban lebih; 2) prinsip pulih asal; 3) PEMBAHASAN prinsip reservibilitas; 4) prinsip kekhususan; dan 5) prinsip individu. Karakteristik pelatih Perkembangan olahraga prestasi di ditentukan berdasarkan gaya pelatih yang Kabupaten Sukoharjo mengalami kemajuan commit tojika userdilihat dari prestasi yang ditorehkan oleh diidentifikasikan sebagai berikut: 1) Authuritarian coach; 2) Business-like coach; 3) cabang-cabang olahraga unggulan Kabupaten Nice Guy Coach; 4) Easy going coach. Sukoharjo. Kabupaten Sukoharjo mempunyai Keteampilan pelatih yang diperlukan adalah: 1) 33 induk cabang olahraga di bawah naungan
perpustakaan.uns.ac.id KONI Kabupaten Sukoharjo, induk cabang olahraga itu dapat dijelaskan seperti di bawah ini. Kabupaten Sukoharjo menentukan lima cabang olahraga prestasi unggulan yang diharapkan pada Porprov tahun 2018 mendulang banyak medali. Salah satu strategi
digilib.uns.ac.id untuk mencapai target tersebut adalah adanya dukungan dari klub atau perkumpulan olahraga prestasi unggulan di kabupaten Sukoharjo, dengan rincian keterangan jumlah klub, legalitas, serta jumlah atlet junior dan senior sebagai berikut.
Tabel 1. Jumlah Klub beserta Atlet Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo NO 1 2 3 4 5
CABOR Balap Sepeda Paralayang Atletik Tae Kwondo Pencak Silat
Jumlah 1 2 3 1 1 1 7 11
Legalitas 1 2 3 1 1 1 1 1
Kabupaten Sukoharjo belum memiliki PERDA yang mengatur tentang pembangunan olahraga terutama olahraga prestasi. Untuk menentukan kebijakan olahraga sampai dengan saat ini pemerintah kabupaten Sukoharjo berpedoman pada Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2015 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan Perda Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2015 Penyelenggaraan Keolahragaan Provinsi Jawa Tengah. Selama penelitian peneliti menemukan beberapa kebijakan yang selama ini menjadi pijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo dalam membangun olahraga prestasi di Kabupaten Sukoharjo. Kebijakan-kebijkan itu tertuang dalam beberapa dokumen seperti Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Pemuda, Olahraga,
Atlet Junior 1 2 3 3 1 3 25 7
20 10
Atlet Senior 1 2 3 3 1 1 2 3 2 4 30 23 26 8 5 2
Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo. Selain Perbup Nomor 28 tahun 2008 kabupaten Sukoharjo memiliki beberapa dokumen yang menjadi dasar pembangunan olahraga dokumen itu antara lain dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo tahun 2011-2016 dan Rencana Kerja KONI Kabupaten Sukoharjo Tahun 2015. Dalam hal pembinaan atlet, potensi atlet tersebut terus berkembang di kabupaten Sukoharjo, dengan konsistensi pembinaan atlet baik junior maupun senior. Berikut ini disajikan data partisipasi pada tiap-tiap cabang olahraga prestasi di Kabupaten Sukoharjo beserta capaian prestasinya di tingkat propinsi, nasional, maupun internasional. partisipasi olahraga prestasi unggulan kabupaten Sukoharjo dapat diamati dalam Gambar 1 berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Data Partisipasi Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo 5 Tahun Terakhir 6 6
5 5 5
5 5
5 5
5
5 5 4
5 5 4
4
4
Tingkat Propinsi
3
Tingkat Nasional
2
Tingkat Internasional
1 0 Balap Sepeda
Paralayang
Atletik
Tae Kwondo
Pencak Silat
Gambar 1. Data Partisipasi Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo
Pada gambar 1 dijelaskan bahwa cabang olahraga prestasi di Kabupaten Sukoharjo memiliki intensitas partisipasi yang cukup tinggi. Pada partisipasi tingkat provinsi dan nasional, seluruh cabang olahraga berpartisipasi pada 5 even. Pada partisipasi tingkat internasional, cabor atletik, taekwondo, dan pencak silat
berpartisipasi pada 4 even, cabor balap sepeda berpartisipasi pada 5 even, dan paralayang berpartisipasi dalam 6 even. Tingginya jumlah partisipasi olahraga prestasi diimbangi dengan jumlah atlet berprestasi yang potensial di masingmasing cabang olahraga prestasi yang dapat diamati dalam gambar 2 berikut.
Jumlah Atlet Senior Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo 30 30
26 23
25
Juara Tingkat Propinsi
20 15
Juara Tingkat Nasional 8
10 5
3
1
3 1 2
2
5
4
2
Mengikuti Tingkat Internasional
0 Balap Sepeda
Paralayang
Atletik
Tae Kwondo
Pencak Silat
Gambar 2. Jumlah Atlet Senior Olahraga Prestasi Unggulan
Berdasarkan gambar 2. dapat diamati tingkat nasional. Cabang olahraga bahwa untuk atlet senior masing-masing paralayang mendapat 1 capaian kejuaraan cabang olahraga prestasi unggulan di tingkat propinsi, 2 capaian kejuaraan Kabupaten Sukoharjo memiliki rekam tingkat nasional, dan 3 partisipasi jejak dari propinsi, nasional, bahkan sekaligus capaian kejuaraan di tingkat internasional. Cabang olahraga balap internasional. sepeda mendapat 3 capaian kejuaraan dicommit to userSelanjutnya, cabang olahraga atletik tingkat propinsi dan 1 capaian kejuaraan di memperoleh 2 capaian kejuaraan di tingkat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id Atlet dan pelatih berpretasi mendapatkan penghargaan dari pemerintah yang terealisasikan dalam bentuk insentif, jaminan kesehatan, beasiswa, dan pekerjaan. Berikut ini disajikan data mengenai penghargaan untuk atlet dan pelatih berprestasi di Kabupaten Sukoharjo khususnya untuk cabang olahraga unggulan.
propinsi dan 4 capaian kejuaraan di tingkat nasional untuk atlet senior. Sedangkan cabang olahraga taekwondo memperoleh 30 capaian kejuaraan di tingkat propinsi, 23 capaian kejuaraan di tingkat nasional, dan 26 partisipasi di tingkat internasional oleh para atlet senior. Cabang olahraga pencak silat memperoleh 8 kejuaraan di tingkat propinsi, 6 kejuaraan di tingkat nasional, dan 2 kejuaraan di tingkat internasional.
Data Penghargaan Atlet Berprestasi di Kabupaten Sukoharjo 16 14 12 10 8 6 4 2 0
15
10
Insentif 7 3 1
2
3 1 1
2
3
2
3
3
Insentif, Jaminan Kesehatan, Beasiswa Insentif, Jaminan Kesehatan, Beasiswa, dan Pekerjaan
Gambar 3. Penghargaan Atlet Berprestasi di Kabupaten Sukoharjo
Berdasarkan gambar 3. dapat nasional, bahkan internasional tersebut disimak bahwa penghargaan dalam bentuk tentunya tidak lepas dari proses insentif diberikan kepada 3 orang atlet pemassalan, pembibitan, dan pembinaan balap sepeda, 1 orang atlet paralayang, 2 olahraga prestasi. orang atlet atletik, 15 orang atlet Pemassalan olahraga di Kabupaten taekwondo, dan 10 orang atlet pencak silat. Sukoharjo menggunakan tiga jalur Sedangkan penghargaan dalam bentuk pendekatan yaitu melalui olahraga insentif, jaminan kesehatan, dan beasiswa pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga diberikan kepada 1 orang atlet balap prestasi.Olahraga pendidikan yaitu melalui sepeda, 1 orang atlet paralayang, 3 orang mata pelajaran penjaskes yang diajarkan atlet atletik, 2 orang atlet taekwondo, dan 7 baik itu dari tingkat SD sampai tingkat orang atlet pencak silat. Penghargaan SMA yang dibawah pengawasan Dinas dalam bentuk insentif, jaminan kesehatan, Pendidikan Kabupaten Sukoharjo. beasiswa, sekaligus pekerjaan diberikan Pemassalan olahraga yang kedua yaitu kepada 2 orang atlet balap sepeda, 3 orang melalui olahraga rekreasi melalui kegiatan atlet paralayang, 3 orang atlet taekwondo, –kegiatan olahraga yang bersifat dan 3 orang atlet pencak silat. masyarakat yang diadakan baik itu oleh Berbagai capaian kabupaten Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo commit to user Sukoharjo dalam cabang olahraga prestasi dalam hal ini DINAS POPK. unggulan pada kompetisi tingkat provinsi,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pemassalan olahraga yang ketiga yaitu melalui olahraga prestasi disini KONI Kabupaten Sukoharjo yang merupakan sebuah organisasi yang menaungi berbagai induk cabang olahraga prestasi di Kabupaten Sukoharjo berperan serta dalam hal pemassalan olahraga prestasi dengan mendorong para induk cabang olahraga prestasi yang ada di Kabupaten Sukoharjo untuk melakukan pemassalan olahraga prestasi melalui klubklub setiap cabang olahraga yang ada. Sampai saat ini ada 33 induk cabang olahraga prestasi yang tergabung dalam KONI Kabupaten Sukoharjo. Sedangkan untuk proses pembibitan atlet di Kabupaten Sukoharjo secara internal berlangsung baik hal tersebut terlihat dari rutinnya Pemerintah Daerah baik itu melalui KONI maupun SKPD di bawahnya yang menggelar even seperti O2SN maupun POPDA. Selain kedua even tersebut pemerintah harus lebih mendorong para induk cabang olahraga di bawah KONI untuk lebih sering mengikuti maupun mengadakan kejuaraan yang bersifat multi even maupun single even sehingga penjaringan atlet akan lebih mudah, karena jam terbang atlet semakin banyak yang dapat berdampak pada perkembangan mental, taktik dan teknk yang dimiliki. Pembinaan prestasi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo berlangsung cukup baik, dokumen itu berasal dari KONI yang tertuang dalam dokumen rencana kerja KONI Kabupaten Sukoharjo tahun 2015, adapun isi dari upaya perencanaan peningkatan pembinaan prestasi dapat dijabarkan sebagai berikut : 1) Bantuan pembinaan bagi cabang olahraga yang akan mengikuti
kegiatan di tingkat provinsi dengan bentuk kegiatan kejuaraan daerah dan kejuaraan diluar kejuaraan daerah; 2) b. Bantuan pembinaan bagi atlet maupun pelatih yang berprestasi baik berupa insentif disetiap bulannya; 3) Bantuan peningkatan sumber daya manusia dengan mengikutsertakan pelatih maupun wasit dalam kegiatan; 4) Pelatihan pelatih tingkat provinsi maupun tingkat nasional; 5) Seminar mengenai kegiatan peningkatan prestasi; 6) Peningkatan kualifikasi wasit ditingkat provinsi maupun nasional; 7) Bantuan dana kepada masing-masing cabang olahraga; dan 8) Pengadaan dan perbaikan sarana prasarana olahraga. Dari berbagai upaya peningkatan prestasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sukoharjo melalui KONI telah mengalami perkembangan prestasi kearah yang lebih baik itu ditandai dengan semakin banyaknya cabang olahraga yang pola pembinaan dan organisasinya semakin baik sehingga cabang olahraga tersebut menjadi olahraga unggulan daerah. Kabupaten Sukoharjo dalam PORPROV 2013 mengirimkan atlet dari 20 cabang olahraga yaitu: Paralayang, Futsal, Ganthole, Wushu, Tenis Lapangan, Squash, Pencak Silat, Aeromodeling, Balap Sepeda, Senam, Tarung Drajat, Karate,Tae Kwon Do, Panahan, Tinju, Bulu Tangkis, Tenis Meja, Judo, Atletik, dan Renang,. Dengan semakin banyaknya cabang olahraga yang diikutkan dalam PORPROV hal itu juga mempengaruhi hasil perolehan medali yang diperoleh dengan bergesernya posisi perolehan medali dari urutan bawah menuju urutan tengah dalam setiap PORPROV yang diikuti.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sertifikasi Pelatih Cabang Olahraga Prestasi Unggulan Kabupaten Sukoharjo 30 30 25 20 Daerah 15
Nasional
10 5
1 2
2 1
Sepeda Balap
Paralayang
6
4
Internasional
0 Atletik
Tae Kwondo
Pencak Silat
Gambar 4. Sertifikasi Pelatih Cabang Olahraga Prestasi Unggulan
Berdasarkan gambar 4.7. dapat disimak bahwa kabupaten Sukoharjo memiliki beberapa pelatih yang telah tersertifikasi daerah yakni 1 pelatih Balap Sepeda, 2 pelatih Paralayang, dan 4 pelatih atletik. Sedangkan sertifikasi nasional diperoleh oleh pelatih balap sepeda sebanyak 2 orang, paralayang sebanyak 1 orang, dan pencak silat sebanyak 6 orang. Sertifikasi pelatih internasional dimiliki
oleh 30 orang pelatih dari cabang olahraga taekwondo. Sedangkan untuk pengalaman melatih atlet kabupaten/kota, beberapa pelatih tersertifikasi di kabupaten Sukoharjo juga memiliki rekam jejak yang cukup panjang sampai kurun waktu ±7 (tujuh) tahun. Pengamalam para pelatih tersebut dapat disimak dalam gambar berikut ini.
Pengalaman Melatih Atlet Kabupaten/Kota 15
16 14 12
10
10
1-3 tahun
8 4 2
4-6 tahun
5
6
>7 tahun 2
1
1 1 1
1 1
2
2 2 2
0 Balap Sepeda
Paralayang
Atletik
Tae Kwondo
Pencak Silat
Gambar 5. Pengalaman Melatih Atlet Kabupaten/Kota
Berdasarkan gambar 5. dapat ketahui selama 1-3 tahun dimiliki oleh 1 pelatih bahwa pengalaman melatih para pelatih paralayang, 1 pelatih atletik, 5 pelatih user kabupaten Sukoharjo beragam. Untukcommit to taekwondo, dan 2 pelatih pencak silat. pengalaman melatih atlet Kabupaten/Kota Sedangkan untuk pengalaman melatih atlet
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pembelajaran penjasorkes, mengadakan car free day, melalui klub-klub olahraga di bawah KONI, menyediakan sarana prasarana olahraga, menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten dalam bidang olahraga berupa guru olahraga dan pelatih, menyelenggarakan berbagai macam pertandingan olahraga, dan menyebarluaskan acara-acara olahraga baik itu melalui media cetak maupun media elektronik. Pembibitan atlet yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo dengan rutin menggelar POPDA, O2SN dan sejumlah kejuaraan tunggal lainnya seperti Bupati Cup serta Kapolres Cup. Pemerintah Kabupaten Sukoharjo melakukan pembinaan prestasi dengan jalan memberikan penghargaan kepada atlet berprestasi, penyediaan sarana prasarana olahraga, mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM keolahragaan, memberikan bantuan dana untuk klub-klub olahraga, dan mengadakan puslatkab selama 2 bulan sebelum ajang PORPROV digelar. Ketersediaan pelatih olahraga prestasi unggulan di Kabupaten Sukoharjo cukup memadai, dengan pengalaman para pelatih olahraga unggulan kabupaten Sukoharjo melatih di tingkat Provinsi maupun Nasional dapat menjadikan modal baik guna menerapkan program latihan bagi atlet di kabupaten Sukoharjo. Kaderisasi pelatih juga perlu diperhatikan, dengan mendorong atlet olahraga unggulan yang sudah berpengalaman dan sudah melewati puncak prestasi yang selanjutnya diarahkan untuk mencadi pelatih olahraga sesuai cabang olahraga masing-masing. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan Pengurus organisasi olahraga di kabupaten Sukoharjo sudah berjalan pembahasan yang telah diuraikan dengan baik, dapat dibuktikan dengan mengenai kebijakan Pemerintah terselenggaranya Musorcab KONI Kabupaten Sukoharjo tentang pembinaan Kabupaten Sukoharjo sesuai jadwal dan penyediaan sarana prasarana olahraga ditahun 2015. Dan masing-masing prestasi maka dapat diperoleh kesimpulancommit to user bahwa pemassalan olahraga dilakukan pengurus cabang olahraga juga melalui berbagai cara yaitu melalui menyelenggarakan musyawarah dengan Kabupaten/Kota selama 4-6 tahun dimiliki oleh 2 pelatih balap sepeda, 1 pelatih paralayang, 1 pelatih atletik, 10 pelatih taekwondo, dan 2 pelatih pencak silat. Pengalaman melatih atlet Kabupaten/Kota dimiliki 1 pelatih balap sepeda, 1 pelatih paralayang, 2 pelatih atletik, 15 pelatih taekwondo, dan 2 pelatih pencak silat. Kabupaten Sukoharjo memiliki potensi SDM pelatih yang mumpuni, meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan berupa fasilitas dan anggaran, namun pembinaan pelatih di Sukoharjo dapat terus berjalan terutama dalam beberapa cabang olahraga unggulan. Besar harapan para pelatih ke depan, pemerintah kabupaten Sukoharjo dapat lebih memberikan apresiasi dan penghargaan kepada para pelatih berprestasi berupa jaminan kesejahteraan hidup agar para pelatih dapat fokus mengembangkan kepelatihan olahraga prestasi tanpa perlu merisaukan hal-hal yang berkaitan dengan dukungan materiil. Manajemen kepengurusan organisasi di Sukoharjo masih perlu banyak pembenahan dan pembinaan mengingat para pengurusnya, terutama pengurus KONI Kabupaten Sukoharjo baru dilantik bersamaan dengan dilantiknya jajaran pemerintah kabupaten. Dengan dikelolanya KONI Kabupaten Sukoharjo oleh pihak yang ahli dalam bidang olahraga, diharapkan manjemenen kepengurusan organisasi olahraga dapat segera dikelola dengan maksimal untuk mempersiapkan kaderisasi dan regenerasi atlet-atlet berprestasi ke depannya.
perpustakaan.uns.ac.id teratur. Itu semua dapat menjadikan arah koordinasi antara pengurus cabang olahraga dan KONI Kabupaten Sukoharjo berjalan dengan baik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Sukoharjo telah nampak dengan upaya nyata untuk senantiasa memajukan prestasi olahraga di Kabupaten Sukoharjo dengan jalan melakukan pembinaan atlet, pelatih dan pengurus organisasi olahraga dengan baik dan terarah.
digilib.uns.ac.id
H. B, Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian, Pusat Penelitian Universitas Sebelas Maret: Surakarta. Kemenegpora. 2005. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Jakarta: Biro Humas dan Hukum Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga. Kemenegpora. 2007. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia DAFTAR PUSTAKA Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Agus Kristiyanto. 2012. Pembangunan Penyelenggaraan Keolahraga. Olahraga Untuk Kesejahteraan Jakarta: Biro Humas dan Hukum Rakyat dan Kejayaan Bangsa. Yuma Kementerian Negara Pemuda dan Pustaka: Surakarta. Olahraga. Bambang Sunggono. 1994. Hukum Dan Kemenegpora. 2007. Peraturan Kebijaksanaan Publik. Sinar Pemerintah Republik Indonesia Grafika: Jakarta. Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Bompa, T. O. 1994. Power Training For Penyelenggaraan Pekan dan Sport. Mocaic Press: Canada. Kejuaraan Olahraga. Jakarta: BPS & Dirjen Olahraga. (2004). Indikator Biro Humas dan Hukum Olahraga Indonesia 2004. Proyek Kementerian Negara Pemuda dan Pembinaan dan Keserasian Olahraga. Kebijakan Olahraga. Kerjasama Kemenegpora. 2007. Peraturan Badan Pusat Statistik dan Direktorat Pemerintah Republik Indonesia Jenderal Olahraga Departemen Nomor 18 Tahun 2007 Tentan Pendidikan Nasional. Pendanaan Keolahraga. Jakarta: Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Biro Humas dan Hukum Tengah. 2014. Pedoman Pembinaan Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Unggulan Provinsi Jawa Olahraga. Tengah: Semarang. KONI Pusat. 2014. Grand Strategi Dinpora Jateng. 2015.Peraturan Daerah Pembangunan Olahraga Prestasi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2015 Nasional 2014-2024. Jakarta: PT Tentang Penyelenggaraan Gramedia. Keolahragaan, 2015: Semarang. Kusmaedi. 2002. Olahraga Rekreasi dan Hadari Nawawi, 2003, Manajemen Olahraga Tradisional. FPOK Strategik Organisasi Non Profit Universitas Pendidikan Indonesia: Bidang Pemerintahan. Gajah Mada Bandung. University Press: Yogyakarta. Malayu S.P Hasibuan. 2000. Manajemen Harre. (1982). Teknik Pemanduan Bakat Sumber Daya Manusia. PT. Gunung Olahraga. Direktorat Jenderal Agung: Jakarta. commit to user Olahraga: Jakarta. Pate, R.R. et al. 1984. Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan, Saunders College
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Publishing. Philadelphia: New York Chicago. Pyke F.S. dan Woodman L.R. 1991. Principle of Sport Training. Better Coaching. Beelconner; Australia Coaching Council Incorporated. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. ALFABETA: Bandung. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta. Sukadiyanto. 2011. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Lubung Agung: Bandung.
Solichin Abdul Wahab. 2012. Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara: Jakarta. T. Hani Handoko. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan ke delapan. BPFE UGM: Yogyakarta. Yusuf Adisasmita dan Aip Syarifudin. 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek Pendidikan Tenaga Akademik Jakarta.
commit to user